BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan...

22
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan kemajuan taraf hidup masyarakat, kebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk membantu memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat, kemudian dibangun pula untuk tujuan yang lebih luas seperti : pengendalian banjir, pembangkit tenaga listrik, dan yang terakhir untuk penampungan limbah industri dan limbah tambang. Telah terbukti bahwa bendungan memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia, sebaliknya bendungan juga menyimpan potensi bahaya yang besar bila pembangunan dan pengelolaannya tidak dilaksanakn dengan benar sesuai kaidah-kaidah keamanan bendungan yang tertuang pada berbagai peraturan, standar, pedoman dan manual yang terkait. Dari pengalaman banyak kegagalan bendungan yang disebabkan oleh pelaksanaan konstruksi yang kurang baik. Salah satu penyebabnya pengawas maupun pelaksana konstruksi kurang memahami dengan baik kaidah-kaidah keamanan bendungan termasuk prinsip-prinsip pelaksanaan konstruksi bendungan. Pelaksanaan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum adalah untuk memenuhi keinginan terhindarnya dari kerugian materi akibat kecelakaan kerja, dengan catatan tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku. Penerapan K3 dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum harus dapat menunjukkan peningkatan berkelanjutan dalam Unit Kerja/Unit Pelaksana di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dengan mengutamakan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam setiap proses kegiatan, Bahan ajar ini mejelaskan mengenai : latar belakang timbulnya K3, pengertian K3, dasar hukum dan sanksi K3, kerugian dalam kecelakaan, K3 pada pekerjaan pembangunan bendungan, sasaran K3 dan Jamsostek serta tindakan pencegahan. 1.2 Deskripsi Singkat Mata pendidikan dan pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pelaksanaan konstruksi bendungan urugan yang disajikan dengan cara ceramah dan tanya jawab. 1.3 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu memahami keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pelaksanaan konstruksi bendungan urugan.

Transcript of BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan...

Page 1: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 1

BBAABB II

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan kemajuan taraf hidup masyarakat,

kebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin

berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk membantu memenuhi

kebutuhan air bagi masyarakat, kemudian dibangun pula untuk tujuan yang lebih luas

seperti : pengendalian banjir, pembangkit tenaga listrik, dan yang terakhir untuk

penampungan limbah industri dan limbah tambang.

Telah terbukti bahwa bendungan memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia,

sebaliknya bendungan juga menyimpan potensi bahaya yang besar bila pembangunan

dan pengelolaannya tidak dilaksanakn dengan benar sesuai kaidah-kaidah keamanan

bendungan yang tertuang pada berbagai peraturan, standar, pedoman dan manual yang

terkait. Dari pengalaman banyak kegagalan bendungan yang disebabkan oleh

pelaksanaan konstruksi yang kurang baik. Salah satu penyebabnya pengawas maupun

pelaksana konstruksi kurang memahami dengan baik kaidah-kaidah keamanan

bendungan termasuk prinsip-prinsip pelaksanaan konstruksi bendungan.

Pelaksanaan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum adalah untuk memenuhi keinginan terhindarnya dari

kerugian materi akibat kecelakaan kerja, dengan catatan tanpa melanggar aturan-aturan

yang berlaku.

Penerapan K3 dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum harus dapat menunjukkan

peningkatan berkelanjutan dalam Unit Kerja/Unit Pelaksana di lingkungan Kementerian

Pekerjaan Umum dengan mengutamakan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan

kerja dalam setiap proses kegiatan,

Bahan ajar ini mejelaskan mengenai : latar belakang timbulnya K3, pengertian K3, dasar

hukum dan sanksi K3, kerugian dalam kecelakaan, K3 pada pekerjaan pembangunan

bendungan, sasaran K3 dan Jamsostek serta tindakan pencegahan.

1.2 Deskripsi Singkat

Mata pendidikan dan pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pelaksanaan konstruksi bendungan urugan

yang disajikan dengan cara ceramah dan tanya jawab.

1.3 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu memahami

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pelaksanaan konstruksi bendungan urugan.

Page 2: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 2

1.4 Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:

1) Menjelaskan latar belakang timbulnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada

pelaksanaan konstruksi bendungan urugan.

2) Menjelaskan pengertian K3.

3) Menjelaskan dasar hukum dan sanksi K3.

4) Menjelaskan kerugian dalam kecelakaan. .

5) Menjelaskan K3 pada pembangunan bendungan urugan.

6) Menjelaskan Sasaran K3 dan Jamsostek.

7) Menjelaskan mengenai tindakan pencegahan.

1.5 Pokok Bahasan

Pokok materi yang dibahas dalam modul ini adalah :

1) Latar belakang timbulnya K3.

2) Pengertian K3.

3) Dasar hukum dan sanksi K3.

4) Kerugian dalam kecelakaan.

5) K3 pada pembangunan bendungan urugan.

6) Sasaran K3 dan Jamsostek.

7) Tindakan pencegahan.

1.6 Petunjuk Belajar

Agar peserta diklat dapat memahami mengenai Keselamatan dan Keshatan Kerja (K3)

pada pelaksanaan konstruksi bendungan urugan secara lebih mendalam dan

komprehensif, sebaiknya peserta juga mempelajari Standar Nasional Indonesia (SNI) dan

pedoman-pedoman yang terkait yang dikeluarkan oleh Kementerian PU atau Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air serta referensi yang digunakan dalam penyusunan modul ini.

Page 3: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 3

BAB II

LATAR BELAKANG TIMBULNYA K3

2.1 Umum

Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, terjadi interaksi kerja antara

tenaga kerja, peralatan, penerapan teknologi, bahan bangunan, dan

lingkungan yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja. Pihak

pengelola kerja mulai berpikir bagaimana dapat memenuhi keinginan untuk

selamat dan terhindar dari bahaya(accident free), bagaimana memenuhi

keinginan untuk terh indar dari kerugian materi akibat kecelakaan kerja,

dengan catatan tanpa melanggar aturan -aturan yang berlaku. Selain kedua

hal tersebut diatas, ada factor desakan pihak luar maupun tuntutan

masyarakat.

2.2 Tempat Kecelakaan

Terjadinya kecelakaan ditempat kerja disebabkan oleh factor manusia dan

factor teknis, oleh karena itu untuk mengurangi bahkan menghindari

terjadinya kecelakaan dan menjamin keselamatan kerja diperlukan adanya

manajemen K3.

Kecelakaan dapat terjadi dimana saja, ditempat hiburan, ditempat ibadah,

apalagi ditempat kerja, lokasi kerja yang berbeda, lokasi terbuka, dipengaruhi

cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis, ketahanan f isik yang

prima, tenaga kerja yang kurang professional, penggunaan teknologi yang

berbeda pula, kadang-kadang tidak diperhitungkan akan dapat menimbulkan

kecelakaan kerja.

Khususnya dipelaksanaan pekerjaan Bendungan, apalagi diikuti dengan

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sangat lemah, akibatnya

para pekerja bekerja dengan metode pelaksanaan konstruksi yang beresiko

tinggi.

2.3 Terjadinya kasus kecelakaan kerja

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja(K3), secara umum di Indonesia

masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya kasus -

kasus kecelakaan kerja.

Penyelenggaraan K3 melalui Undang-Undang Ketenagakerjaan belum

terpenuhi sepenuhnya, masih banyak anggapan bahwa program K3 hanya

akan menambah beban biaya perusahaan. Rendahnya tingkat kepentingan

masyarakat untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja kepada pihak yang

berwenang menjadi kendala tersendiri khususnya PT.JAMSOSTEK,

tersendatnya pelaporan ini mengakibatkan rendahnya nilai klaim asuransi

Page 4: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 4

tenaga kerja yang kurang memadai, sanksi yang diberikan kepada peru sahaan

yang tidak melaporkan kasus-kasus kecelakaan kerja sangatlah ringan.

Sebagian besar kasus-kasus kecelakaan kerja yang terjadi diukur nilainya

secara non materiil, juga kerugian materiil yang sangat besar. Dampak

ekonomi ternyata cukup signif ikan, selain korban jiwa, juga pengobatan,

kompensasi yang diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan

fasilitas kerja.

Gambar 2.1 Pengelakan sungai saat banjir

Gambar 2.2 Tabung gas untuk pengelasanpintu hidromekanikal

Page 5: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 5

Gambar 2.3 Saat pengecoran besi di lapangan

Page 6: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 6

BAB III

PENGERTIAN K3

3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)

K3 adalah Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya

mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit akibat

kerja, lain-lain.

Memberikan perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja,

yang berhubungan dengan pemindahan bahan bahan baku, penggunaan

peralatan kerja konstruksi, proses produksi, dan lingkungan sekitar tempat

kerja.

Ahli K3 Konstruksi adalah ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus

dibidang K3 konstruksi Pekerjaan umum dalam merencanakan, melaksanakan

dan mengevaluasi manajemen K3 konstruksi ditempat penugasannya, yang

dibuktikan dengan sertif ikat dari yang berwenang dan sudah berpengalaman

sekurang-kurangnya 2(dua) tahun dalam melaksanakan K3 konstruksi

penyelia bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukan anak buahnya,

semua karyawan berkewajiban mematuhi system pengelolaan K3, semua

karyawan wajib mendapatkan pelatihan K3L secukupnya guna mencapai

tingkat kesadaran K3L yang memadai untuk melaksanakan tu gasnya.

3.2 Kecelakaan kerja

Adalah suatu kejadian tidak diduga ( incident) yang mengakibatkan

terganggunya proses pekerjaan/produksi yang direncanakan sebelumnya.

Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus

dilaporkan kepada Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi dan

Kementerian Pekerjaan Umum yang menunjukkan cacatan kecelakaan dari

setiap kegiatan kerja dari masing-masing pekerja serta menunjukkan

gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.

Page 7: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 7

Gambar 3.1 Kecelakaan saat mengoperasikan alat berat.

Gambar 3.2 Resiko kecelakaan di dalam terowongan

Page 8: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 8

Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali harus diperiksa

kesehatan fisik dan kesehatan individunya. Demikian pula secara berkala dilakukan

pengecekan kesehatannya pula sesuai dengan resiko-resiko yang ada pada pekerjaan

tersebut.

Pekerja dibawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan khusus, meliputi

pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur, organisasi untuk keadaan

darurat dan pertolongan pertama harus dibuat sebelumnya untuk setiap daerah tempat

bekerja meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan

peralatan, alat komunikasi, alat jalur transportasi.

Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba,

harus dilakukan oleh dokter, juru rawat atau seseorang yang sudah terdidik

dalam pertolongan pertama pada kecelakaan(PPPK).

Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai harus disediakan ditempat kerja

dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain, minimal berisi

obat kompres, perban, gauze yang steril, antiseptic, plester, forniquet, gunting, splint dan

perlengkapan gigitan ular.

Kereta untuk mengangkut orang sakit(carrying basket) harus selalu tersedia, jika tenaga

kerja dipekerjakan dibawah tanah atau pada keadaan lain, maka alat penyelamat harus

selalu tersedia didekat tempat kerjanya. Alat PPPK ini harus diperiksa secara teratur dan

dijaga supaya tetap berisi kelengkapan minimalnya., Persiapan-persiapan harus

dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat.

Petunjuk-petunjuk informasi harus ditempatkan pada tempat-tempat yang

mudah untuk dilihat.

Pada gambar ini menunjukkan bahwa

dilokasi ini banyak kendaraan berat

berberlalulalang

Page 9: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 9

3.3 Safe/Aman

Suatu kondisi sumber bahaya telah ter-identifikasi dan telah dikendalikan ke

tingkat yang memadai/aman.

Pada gambar disamping ini memberi peringatan

sebagai kawasan bebas rokok

Tempat penanganan kesehatan darurat

Pada gambar ini menunjukkan setiap orang harus

menggunakan sepatu kerja, karena licin

Pada gambar ini menunjukkan bahwa setiap orang

harus menggunakan masker & kaca mata karena

rentan gas beracun, debu, dll.

Kawasan listrik tegangan tinggi

Page 10: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 10

Bahaya merupakan kondisi yang telah teridentifikasi melalui pemeriksaan/kajian

dan disimpulkan telah menunjukkan melampaui batas aman.

Beberapa kondisi berbahaya yang berpotensi timbulnya kecelakaan:

1. Pengamanan saat repair yang tidak sempurna(gb.5)

2. Peralatan/bahan/perlengkapan yang tidak aman

3. Kecacatan, ketidak sempurnaan

4. Prosedur dan iklim kerja yang tidak aman

5. Penerangan tidak sempurna

7. Tekanan udara yang tidak aman

8. Getaran yang berbahaya

10. Posisi alat berat saat operasi tidak tepat(gb.7)

Demikian pula beberapa tindakan berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan :

1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,

2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.

3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi

4 Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.

5. Melakukan Proses dengan tidak aman

6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman

7. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya

8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono / berkelakar,

mengagetkan dan lain-lain.

9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan.

10. Lain-lain.

3.4 Faktor yang mempengaruhi Bahaya

Kepadatan Penduduk.

Kebutuhan produk meningkat.

Intensitas dan kapasitas produksi meningkat.

Inovasi teknologi.

Potensi bahaya bertambah banyak.

Kesenjangan dengan upaya penanggulangan.

K3 belum menjadi bagian terintegrasi dalam kegiatan.

Page 11: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 11

BAB IV

DASAR HUKUM DAN SANKSI

4.1 Bidang Ketenagakerjaan

Sebagai dasar hukum dibidang ketenagakerjaan antara lain :

1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat(2)

2. Undang-Undang no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

3. Undang-Undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum

no.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

pada tempat kegiatan Konstruksi

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara

Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

4.2 Bidang Konstruksi

Sedangkan dibidang Konstruksi, sebagai dasar hukumnya antara lain :

1. Undang-Undang no. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

2. Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta

Masyarakat Jasa Konstruksi

3. Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

4. Peraturan Pemerintah no. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan

Jasa Konstruksi

5. Peraturan Presiden RI no. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

4.3 Sanksi K3

Sanksi dapat diberikan kepada pihak yang terkait, baik penyedia jasa, pengguna jasa

maupun pihak terkait lainnya tergantung hasil investigasi tim penyidik dilapangan maupun

hasil telaahan pasal-pasal dalam kontrak kerja serta peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Sedangkan bentuk sanksi dapat berupa sanksi profesi, sanksi administrative maupun

sanksi pidana.

Page 12: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 12

BAB V

KERUGIAN DALAM KECELAKAAN

5.1 Sumber Kecelakaan pada Pelaksanaan Bendungan

Sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, adalah :

1) Operasi alat berat, antara lain excavator, loader, grader, vibrator,compactor,scraper,

bulldozer, Crane, pompa, Generator Set, hand stamper, dan lain sebagainya.

2) Alat transportasi, Dumptruck, Forklift, Hammer .

3) Alat transmisi mekanik((rantai, pulley, conveyor ,dll).

4) Perkakas kerja tangan.

5) Pesawat uap dan bejana tekan.

6) Peralatan listrik.

7) Bahan kimia.

8) Debu berbahaya.

9) Faktor lingkungan.

10) Bahan mudah terbakar dan benda panas, detonator.

11) Binatang.

12) Permukaan lantai kerja.

13) Lain-lain.

5.2 Jenis Kecelakaan

Jenis/tipe kecelakan yang sering terjadi, adalah :

1) Terbentur, kejatuhan benda.

2) Terpukul, terpotong, tertimpa.

3) Tertangkap pada, dalam atau diantara benda.

4) Jatuh dari ketinggian yang sama.

5) Jatuh dari ketinggian yang berbeda.

6) Tergelincir, terpapar.

7) Penghisapan, penyerapan.

8) Tersentuh aliran listrik.

9) Lain-lain.

Page 13: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 13

5.3 Macam kerugian

1. Kerugian terhadap Manusia:

o Luka-luka

o Cacat tubuh,

o meninggal.

2. Kerugian terhadap Bisnis:

Kerusakan sarana produksi

Gangguan terhadap proses kegiatan.

Inefisiensi biaya operasi.

Nama Perusahaan tercemar.

Tuntutan hukum.

3. Kerugian Sosial :

Gangguan terhadap fasilitas umum

Biaya sosial yang ditanggung masyarakat.

Page 14: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 14

BAB VI

PENERAPAN K3 PADA BENDUNGAN

6.1 Jenis Kecelakaan

Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada pelaksanaan konstruksi bendungan, adalah :

a. Berkaitan dengan air, tenggelam, terseret arus, pengalihan aliran sungai, terjadinya

peningkatan debit hulu secara mendadak, dan lain-lain.

b. Longsor, akibat kemiringan yang ekstrem, pekerja diatas tidak memperhitungkan

resiko bagi pekerja dibawahnya.

c. Runtuhnya bebatuan/tanah akibat pelat penyangga tidak cermat sewaktu

pemasangan, daya ledak disaat blasting yang berlebihan mengakibatkan reruntuhan

jatuh pada tempat yang tidak semestinya.

d. Kebocoran sambungan pipa/slang gas akibat prosedur sambungan tidak diikuti

dengan baik, pecahnya/retaknya pipa yang lolos dari pengecekan kualitas material,

sedangkan disisi sebelahnya terdapat percikan api siap menyambar.

e. Medan yang berbukit dengan kemiringan curam banyak menimbulkan kecelakaan

lalu lintas baik pada saat mobilisasi peralatan dan bahan maupun saat operasional.

f. Binatang yang berbisa berbahaya, berbagai jenis ular, lipan, buaya dll.

Gambar 6.1 Buaya yang tertangkap saat pengelakan sungai

Page 15: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 15

Gambar 6.2 Binatang berbisa lipan dan ular

Gambar 6.3 Batu yang kapan saja dapat terguling

6.2 Upaya penanganan

Pada prinsipnya, semua kecelakaan dapat dicegah untuk melindungi semua tenaga kerja

dari bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi, dengan cara sebagai berikut :

a. Pengendalian proses dengan menggunakan SOP

b. Operator yang kompeten diberikan training SOP

c. Kerapihan dan kebersihan area kerja dijaga

d. Penggunaan APD yang benar

Page 16: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 16

6.2.1 Semua Tamu yang Masuk wilayah kerja:

Harus mengikuti induksi untuk tamu.

Harus mendapat wewenang (ijin) masuk.

Mencatat rincian tujuan masuk dalam buku catatan harian.

Harus selalu ditemani.

Harus mengenakan APD yang tepat.

Harus mematuhi semua instruksi.

6.2.2 Mengenal Daerah Terbatas (Zona Berbahaya)

Bekerja pada lubang galian yang dalam.

Bekerja didekat air.

Dilarang bekerja dibawah daerah dengan kemiringan extrem (Zona dilarang

bekerja).

Bekerja diatas pekerja lain.

Area Peledakan (no go zone).

High Voltage Switch Yard.

Page 17: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 17

BAB VII

SASARAN K3 & JAMSOSTEK

7.1 Perlindungan Tenaga Kerja

Sasaran utama K3 adalah terhindarnya para pekerja dan orang sekitar tempat kerja dari

bahaya kecelakaan. Organisasi harus menetapkan dan memelihara Tujuan/sasaran K3

yang terdokumentasi di setiap fungsi yang relevan dalam organisasi

Sasaran K3 harus dapat diukur, konsisten dengan Kebijakan K3, termasuk komitmen

untuk mencegah kecelakaan dan penyakit, memenuhi peraturan perundangan dan

persyaratan lainnya, dan peningkatan secara berkelanjutan serta dilakukan tinjauan

ulang.

Dalam menetapkan dan meninjau ulang sasaran, organisasi harus memasukan tanggung

jawab memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya dan menangani risiko

K3 yang ada.

Dalam menetapkan dan meninjau sasaran harus mempertimbangkan kondisi keuangan,

pilihan teknologi, pesyaratan operasi & bisnis, dan pandangan dari pihak yeng

berkepentingan.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program manajemen untuk

mencapai sasaran K3

Program harus mencakup (minimal) penugasan tanggung jawab & wewenang untuk

mencapai sasaran disetiap fungsi yang relevan dan tingkatan dalam organisasi,

penjelasan dan kerangka waktu untuk mencapai sasaran.

Program manajemen K3 ini harus ditinjau ulang secara berkala dan terencana, dan

diperbaiki sesuai kebutuhan untuk memastikan sasaran dapat dicapai.

7.2 Sasaran K3

a. Penentuan sasaran :

Spesific ---------- > tertentu

Measurable -----------> terukur

Achievable -----------> tercapai

Reasonable -----------> layak

Timetable -----------> tepat waktu

b. Sasaran harus :

Ditetapkan

Didokumentasikan

Dipublikasikan

Dijaga

Ditinjau secara periodic

Page 18: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 18

c. Sewaktu menetapkan dan meninjau sasaran K3 harus mempertimbangkan :

Persyaratan hukum dan lainnya:

Bahaya-bahaya & resiko K3

Keuangan

Persyaratan operasi

Pandangan pihak terkait

d. Contoh sasaran K3 :

1) Penyelenggaraan rapat mingguan

2) Penyusunan dokumen terkait, Prosedur, manual instruksi kerja

3) Tersedianya/membuat laporan mingguan tentang K3

4) Tingkat kecelakaan kerja , kecelakaan ringan maksimum 5, kecelakaan

sedang maksimum 2, kecelakaan mengakibatkan meninggal dunia 0,

kebakaran 0, kecelakaan roda 4 maksimum 3, dan lain-lain.

7.3 Jamsostek

Dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi nomor 18 tahun 1999 pasal 22 ayat (2) berbunyi

perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku wajib dilakukan para pihak.

Demikian pula dalam Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 2000 pasal 30 ayat(1),

kewajiban para pihak untuk melaksanakannya sesuai peraturan/perundangan yang

berlaku. Berkewajiban memberikan. Sedangkan pemerintah/pemerintah daerah

berkewajiban memberikan pembinaan diantaranya adalah perlindungan tenaga kerja.

Untuk itu, dalam kontrak kerja konstruksi harus memuat ketentuan/kewajiban pihak

penyedia jasa mengalokasikan/memperhitungkan dalam penawarannya, sedangkan

pengguna jasa harus mencantumkan dalam dokumen lelangnya tentang hal ini.

Page 19: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 19

BAB VIII

TINDAKAN PENCEGAHAN

8.1 Pendekatan teknis (Engineering Approach)

a. Pencegahan orang dan property tenggelam.

b. Pencegahan peralatan crane terjungkal.

c. Pencegahan rangka baja runtuh.

d. Pencegahan orang tersengat listrik.

e. Pencegahan orang jatuh dari ketinggian

f. Pencegahan benda jatuh.

g. Pencegahan lainnya

8.2 Pendekatan system (System Approach)

a. Inventarisasi Kegiatan kerja dan tahapannya.

b. Identifikasi bahaya dan hitung risk

c. Tetapkan countermeasure.

d. Tetapkan sasaran K3

e. Siapkan program kerja.

f. Implementasi.

g. Evaluasi dan ukur kinerjanya

h. Perbaiki dan tingkatkan secara berkelanjutan

8.3 Kebijakan Lingkungan

Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan kesadaran lingkungan pada tempat pekerjaan.

Semua personil pelaksana pekerjaan diharapkan mendukung penuh kebijakan lingkungan

ini, baik lingkungan internal tempat kerja, kondisi lingkungannya, dampak yang diterima

oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, alat pelindung diri,

asuransi pegawai dll. Lingkungan eksternal tempat kerja, diluar lokasi kerja termasuk

segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan sekitarnya, termasuk

masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pekerjaan.

Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha

penanganan limbah ke saluran umum, perhatian terhadap keseimbangan ekologis dan

ekosistem disekitar lokasi pekerjaan.

Page 20: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 20

RANGKUMAN

1. Faktor manusia dan teknis sangat menentukan dalam mengurangi resiko

terjadinya kecelakaan kerja, untuk itu diperlukan penerapan manajemen K3

secara disiplin dan konsisten, terutama dalam pelaksanaan pekerjaan yang cukup

besar dan kompleks khususnya pekerjaan bendungan.

2. Kejadian kecelakaan kerja yang tidak termonitor menjadi factor kendala dalam

mengendalikan nilai klaim asuransi tenaga kerja, sehingga masih dirasakan

sangat rendahnya tingkat kepentingan masyarakat.

3. Sanksi yang tidak tegas ataupun sangat ringan terhadap perusahaan-perusahaan

yang tidak melaporkan kecelakaan kerja menjadi factor lain tidak kalah

pentingnya, padahal kerugian yang ditimbulkan tidak saja materiil semata tetapi

sudah menyangkut cacat tubuh bahkan nyawa manusia.

4. Peningkatan pemahaman K3 oleh sumber daya manusia dibuktikan dengan

kompetensi tenaga ahli yang bersertifikat, dilakukan pelatihan K3L bagi seluruh

karyawan yang terlibat dalam kegiatan pekerjaan tersebut.

5. Kesehatan merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya, untuk itu harus

dilakukan pengecekan kesehatan diawal kerja dan dilakukan secara berkala

terutama bagi pekerja yang pada bagian tertentu mempunyai resiko tinggi.

6. Penempatan rambu-rambu sangatlah penting dalam mengurangi resiko

kecelakaan kerja , untuk itu harus ditempatkan pada tempat yang terlihat dan

mudah dibaca.

7. Upaya penanganan, pengendalian proses dengan menggunakan SOP, operator

yang kompeten diberikan training SOP, kerapihan dan kebersihan area kerja

dijaga dan penggunaan APD yang benar.

8. Sasaran K3 harus ditetapkan secara terukur, Kondisi tertentu, sasaran dapat

tercapai dan tepat waktu, dipublikasikan didokumentasikan serta dijaga.

Page 21: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 21

LATIHAN (TEST) :

1. Jelaskan dengan singkat, hal-hal yang menyebabkan mengapa nilai klaim

asuransi tenaga kerja sangat kecil realisasinya ?

2. Kecelakaan kerja biasanya didominasi oleh human error, coba jelaskan hal-hal

yang berkaitan dengan human error dimaksud !

3. Salah saatu cara untuk memperkecil terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan

memasang rambu-rambu/tanda-tanda, coba sebutkan beberapa persyaratan

pemasangan rambu-rambu tersebut !

4. Lakukan inventarisasi kemungkinan kecelakaan yang terjadi dipekerjaan

bendungan disertai indikatornya !

5. Dalam menentukan sasaran kecelakaan kerja terdapat istilah SMART, apa itu ?

Page 22: BAB I PEENNDDAAHHUULLUUAANN filekebutuhan masyarakat akan air irigasi dan air baku untuk kehidupan sehari-hari, semakin berkembang pula. Bendungan yang tadinya hanya dibangun untuk

Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan 22

DAFTAR PUSTAKA

1) UU no.7 th 2004 tentang Sumber Daya Air.

2) Undang-Undang Republik Indonesia no. 18 :1999, Jasa Konstruksi

3) PP no. 29 th 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

4) Peraturan Pemerintah no. 30 :2000, Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi

5) Pedoman umum pembangunan dan pengelolaan bendungan, Dit.Bintek, 2003

6) OHSAS 18001 :1999, Persyaratan Standard K3

7) INCO PT, Karebbe H.E.P.P :2008, Karebbe Proyek Site Specific Induction