Kota Medan

35
Kota Medan Kota Medan Sumatera Sumatera Utara Menara Tirtanadi, ikon Kota Medan

Transcript of Kota Medan

Page 2: Kota Medan

Motto: Bekerja sama dan sama- sama bekerja untuk

kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan[1]

Hari jadi 1 Juli 1590

Walikota Rahudman Harahap [2] [3] [4]

Wilayah 265,10 km²

Kecamatan 21

Penduduk -Kepadatan

2.109.339 (sensus 2010)[5]

[6][7]

2.121.053 (2009)[8]

2.102.105 (2008)[9]

2.036.018 (2005)

8.001/km²[8]

Suku bangsa Batak, Jawa, Tionghoa, Mandailing,

Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh

Bahasa Indonesia, Batak, Jawa, Hokkien, Minangkabau

Agama Islam (67,83%), Katolik (2,89%), Protestan (18,13%), Buddha

(10,4%), Hindu (0,68%), lainnya

(0,07%)[9]

Zona waktu WIB

Kode telepon 061

Page 3: Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota

terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian

barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata

Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau

Toba.

Sejarah

Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson,

orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung

yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama

Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak

dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara

resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta

Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa,

terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.

Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan

seorang Tionghoa.[10]

Pemandangan udara kota Medan di tahun 1920-an

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan.

Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak

perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang

Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan

kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli

Page 4: Kota Medan

Medan Helvetia

Medan Petisah

Medan Barat

Medan Timur

Medan Perjuangan

Medan Tembung

Medan Deli

Medan Labuhan

Medan Marelan

Medan Belawan

Medan Sunggal

perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk

mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang

Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai

buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Istana Maimun

Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha

menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah

penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.

Pemerintahan

Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Saat ini, jabatan walikota Medan dijabat oleh

Rahudman Harahap dengan jabatan wakil walikota dijabat oleh Dzulmi Eldin. Wilayah Kota

Medan dibagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan.

Medan Tuntungan

Medan Johor

Medan Amplas

Medan Denai

Medan Area

Medan Kota

Medan Maimun

Medan Polonia

Medan Baru

Medan Selayang

Wali kota

Page 5: Kota Medan

No. Nama Masa jabatan

Daniël Mackay 1918 – 1931

J.M. Wesselink 1931 – 1935

G. Pitlo 1935 – 1938

C.E.E. Kuntze 1938 – 1942

Shinichi Hayasaki (早崎真一?) 1942 – 1945

1 Luat Siregar 3 Oktober - 10 November 1945

2 M. Yusuf 10 November 1945 - Agustus 1947

3 Djaidin Purba 1 November 1947 - 12 Juli 1952

4 A.M. Jalaluddin 12 Juli 1952 - 1 Desember 1954

5 Hadji Muda Siregar 6 Desember 1954 - 14 Juni 1958

6 Madja Purba 3 Juli 1958 - 28 Februari 1961

7 Basyrah Lubis 28 Februari 1961 - 30 Oktober 1964

8 P.R. Telaumbanua 10 Oktober 1964 - 28 Februari 1965

9 Aminurrasyid 28 Agustus 1965 - 26 September 1966

10 Sjoerkani 26 September 1966 - 3 Juli 1974

Page 6: Kota Medan

11 M. Saleh Arifin 3 Juli 1974 - 31 Maret 1980

12 Agus Salim Rangkuti 1 April 1980 - 31 Maret 1990

13 Bachtiar Djafar 1 April 1990 - 31 Maret 2000

14 Abdillah 1 April 2000 - 20 Agustus 2008

15 Afifuddin Lubis (penjabat) 20 Agustus 2008 - 22 Juli 2009

16 Rahudman Harahap (penjabat) 23 Juli 2009- 16 Februari 2010

17 Syamsul Arifin (penjabat) 16 Februari 2010 - 25 Juli 2010

18 Rahudman Harahap 26 Juli 2010 - sekarang

Pemilihan umum kepala daerah Kota Medan 2010

Pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin memperoleh jumlah suara terbanyak pada

Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan yang dilaksanakan dalam 2 putaran. Putaran

pertama diikuti oleh 10 pasangan calon walikota dan calon wakil walikota. Dalam putaran

kedua, pasangan Rahudman-Dzulmi bertemu dengan pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti.

Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin dilantik pada tanggal 26 Juli 2010 di gedung DPRD

Kota Medan. Mereka dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin, atas nama

Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Geografi

Page 7: Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah

Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan

memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara

geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur

Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada

ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

Utara Selat Malaka

Selatan Kabupaten Deli Serdang

Barat Kabupaten Deli Serdang

Timur Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam

(SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan

didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan

Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan

lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan

berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat

dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki

posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik

perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah

mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah

Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Sungai

Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini:

Page 8: Kota Medan

Sungai Belawan

Sungai Badera

Sungai Sikambing

Sungai Putih

Sungai Babura

Sungai Deli

Sungai Sulang-Saling

Sungai Kera

Sungai Tuntungan

Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah

telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal

Timur.

Demografi

Tahun Penduduk

2001 1.926.052

2002 1.963.086

2003 1.993.060

2004 2.006.014

2005 2.036.018

2007 2.083.156

2008 2.102.105

2009 2.121.053

2010 2.109.339

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai

2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa).

Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak

Page 9: Kota Medan

tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.

Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa

Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan

Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya

jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-

19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).

Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia

produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah

penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja

yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan,

maupun industri manufaktur.

Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami

peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi

0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari

7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan

Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling

sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat

kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan

Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi

wanita adalah 71 tahun.

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli

(Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa.

Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak.

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa

yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai

Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Page 10: Kota Medan

Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah

tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan

Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.

Perbandingan Etnis di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000

Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000

Jawa 24,89% 29,41% 33,03%

Batak 2,93% 14,11% -- (lihat Catatan)

Tionghoa 35,63% 12,8% 10,65%

Mandailing 6,12% 11,91% 9,36%

Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6%

Melayu 7,06% 8,57% 6,59%

Karo 0,19% 3,99% 4,10%

Aceh -- 2,19% 2,78%

Sunda 1,58% 1,90% --

Lain-lain 14,31% 4,13% 3,95%

Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut[9]

Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai salah satu suku bangsa, namun total

Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak, (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%

Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan

jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.[9]

Kehidupan sosial

Page 11: Kota Medan

Pekerjaan

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang

berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi

pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten

didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai

oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan

tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang

Minangkabau.[14]

Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional[15]

Etnis Pengacara Dokter Notaris Wartawan

Minangkabau 36,8% 20,6% 29,7% 37,7%

Mandailing 23,6% 14,1% 14,8% 18,3%

Batak 13,2% 15,9% 18,5% 8,5%

Jawa 5,3% 15,9% 11,1% 10,4%

Karo 5,3% 10% 7,4% 0,6%

Melayu 5,3% 5,9% 3,7% 17,7%

Tionghoa -- 14,7% 7,4% 1,2%

Aceh 2,6% 3,9% -- 3,7%

Sunda -- -- 3,7% 10,4%

Pola pemukiman

Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok

etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran

Page 12: Kota Medan

kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan,

75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan

Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan.

Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu

terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah

mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.[14]

Pendidikan

Medan memiliki jumlah universitas dan sekolah yang lumayan banyak. 827 sekolah dasar,

337 sekolah menengah pertama, 288 sekolah menengah atas, dan 72 perguruan tinggi telah

terdaftar ke pemerintah kota Medan. [16]

Situs pariwisata

Mesjid Raya Medan

Istana Maimun

Page 13: Kota Medan

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas

Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air (yang

merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, dan juga

Gedung London Sumatera.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Mesjid Raya

Medan, dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT. London

Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura.

Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada

malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat

Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus

kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Di daerah Kesawan ini, terdapat Kantor Notaris/PPAT Hj. Chairani Bustami, S.H. yang

merupakan salah satu Notaris tertua di Medan, setelah Alm. A.P. Parlindungan, S.H. Saat ini

Hj. Chairani telah pensiun dan aktif mengajar di Universitas Sumatera Utara. Aktivitas kantor

ini kemudian digantikan oleh putra-putrinya yang juga meneruskan profesi orang tuanya

sebagai Notaris.

Transportasi

Darat

Page 14: Kota Medan

Tampak dua becak motor sedang melintas di

jalanan Medan.

Terminal yang melayani warga Medan:

Terminal Sambu

Terminal Pinang Baris

Terminal Amplas

Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya ("becak motor") yang dapat ditemukan

hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa ("becak dayung"), becak motor dapat

membawa penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia

angkutan umum berbentuk minibus (angkot/"oplet") dan taksi. Becak di Medan berbeda

dengan becak di Jakarta ataupun di kota-kota Jawa lainnya. Pengemudi becak berada di

samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa. Ini memudahkan becak

Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku. Selain itu, ini juga memungkinkan becak

Medan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit

modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak

becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di perang

dunia ke-2.

Akan tetapi bagi penduduk Medan, sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah

Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak

kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian

belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling

berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.

Ongkosnya pun relatif murah, yaitu Rp 2.000 untuk para pelajar, dan Rp 3.000 untuk

penumpang umum.

Page 15: Kota Medan

Trayek pertama kali Sudako adalah Lin 01, (Lin sama dengan trayek) yang menghubungkan

antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan

terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini Daihatsu S38

500 cc sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru

seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Espass yang sering disebut Jumbo,

karena memuat penumpang lebih banyak. Istilahnya 68 (maksudnya 6 penumpang duduk di

bagian kiri, 8 penumpang duduk di bagian kanan).

Selain itu, masih ada lagi angkutan lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda tiga

dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh

Bajaj yang juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama Toyoko. Sekarang

Toyoko pun kabarnya akan digantikan dengan kendaraan baru yaitu Kancil.

Kereta api menghubungkan Medan dengan Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di

sebelah utara, dan Binjai-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-Kisaran-

Rantau Prapat di tenggara. Jalan Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan

Tanjung Morawa. Jalan tol Medan-Lubuk Pakam dan Medan-Binjai juga sedang

direncanakan pembangunannya.

Laut

Pelabuhan Belawan terletak sekitar 20 km di utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan

terbesar dan teramai kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pelabuhan

ini merupakan yang terpenting di Wilayah Selat Malaka karena aktivitas pelabuhan tersebut

yang sangat sibuk dan padat.

Udara

Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, menghubungkan

Medan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Banda Aceh, Padang, Pekanbaru,

Batam, Palembang, Jakarta, Gunung Sitoli serta Kuala Lumpur, Penang, Ipoh, Alor Setar di

Malaysia, dan Singapura. Sebuah bandara internasional baru di Kuala Namu di kabupaten

Deli Serdang sedang dalam pembangunan.

Media massa

Page 16: Kota Medan

Televisi

Stasiun televisi yang ada di Kota Medan antara lain adalah TVRI Medan, Deli TV, Space

Toon dan DAAI TV. Karena memiliki nilai berita yang sangat tinggi, seluruh stasiun TV

swasta nasional memiliki koresponden dan biro di Medan. Stasiun TV yang mendirikan biro

di kota ini adalah Metro TV dan akan menyusul stasiun TV lainnya. Metro TV bahkan secara

khusus menempatkan mobil satellite news gathering (SNG) agar dapat bergerak cepat dan

real-time dalam menyiarkan berita dari Medan.

Surat kabar

Orang Mandailing, Minangkabau, Jawa, dan Aceh biasa berlangganan harian Harian

Waspada. Orang Batak, Karo, dan Simalungun lebih suka membaca Harian Sinar Indonesia

Baru, sedangkan etnis Tionghoa menjadi pembaca Harian Analisa]

Beberapa surat kabar kota Medan yang lain: Harian Medan Bisnis, Posmetro Medan, Harian

Global, dan Harian Berita Sore.

Pusat perbelanjaan

Plaza dan Mal

Deli Plaza , Sinar Plaza, Menara Plaza, digabung menjadi satu dengan nama Deli

Grand City.

Grand Palladium

Plaza Medan Fair

Medan Mall , terletak di Pusat Pasar.

Medan Plaza , salah satu plaza tertua di Medan. Plaza ini berhasil bertahan karena

tetap mempertahankan penyewa kios yang menyediakan beragam barang dan jasa

yang ekonomis.

Millenium Plaza , pusat penjualan telepon genggam, dulu bernama Tata Plaza namun

akhirnya tutup karena sepi pengunjung. Tahun 1999 Tata Plaza berganti nama

menjadi Millenium Plaza.

Sun Plaza , terletak di dekat Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Cambridge City Square , di atasnya terdapat 4 bangunan yang berupa apartemen.

Page 17: Kota Medan

Thamrin Plaza , terletak di Medan Area, Medan.

Perisai Plaza , sejak tahun 2006 Perisai Plaza mulai tutup secara perlahan.

Olympia Plaza, salah satu plaza tertua di Medan (yang masih dibuka), bersebelahan

dengan Medan Mall. Namun kini sudah tidak beroperasi sebagai pusat perbelanjaan

modern. Olympia Plaza saat ini lebih sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan

barang pecah belah)

Brastagi Mall, awalnya bernama Price Mart. Selanjutnya berganti nama menjadi The

Club Store. Setelah direnovasi, plaza ini berganti nama menjadi Mall The Club Store.

Dan akhirnya berganti nama menjadi Brastagi Mall.

Hong Kong Plaza - Novotel Soechi

Macan Group (Macan Yaohan, Macan Syariah, Macan Mart, Macan Mart Syariah)

Makro

Yuki Pasar Raya

Yuki Simpang Raya

Yanglim Plaza

Pasar

Pusat Pasar , salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah ada sejak zaman

kolonial. Menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur mayur.

Pasar Petisah . pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern.

Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti pasar tradisional

umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas.

Pasar Beruang, terletak di Jalan Beruang.

Pasar Simpang Limun, salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi merek

dagang kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti

Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas

akibat kesibukan pasar ini.

Pasar Ramai, pasar ini terletak di Jalan Thamrin yang bersebelahan dengan Thamrin

Plaza.

Pasar Simpang Melati, pasar ini terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas

dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar

Simalingkar dan Jl. Pancing. Pasar Simpang Melati ramai dikunjungi pada akhir

pekan.

Page 18: Kota Medan

Pasar Ikan Lama, meskipun memiliki nama pasar ikan tetapi nyatanya tidak ada satu

ekor ikan pun yang dijual di pasar ini. Pasar ini menjadi pemasaran tekstil yang cukup

terkenal, bahkan tak jarang dijadikan sebagai obyek kunjungan wisata bagi para turis

asing.

Wisata Kuliner

Kesawan Square , sejak 16 November 2007 tempat ini ditutup.

Merdeka Walk , pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan dan

tepat berada di seberang Balai Kota Medan.

Ramadhan Fair , khusus dibuka pada saat bulan puasa (Ramadhan) terletak

bersebelahan dengan Mesjid Raya Medan.

Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari.

Jalan Pagaruyung, masakan India & Indonesia di daerah "Kampung Keling"

("Kampung Madras").

Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai kafe yang menawarkan beragam

hidangan.

Olahraga

Beberapa klub olah raga yang terdapat di Medan antara lain PSMS Medan (sepak bola),

Medan Jaya (sepak bola) dan Angsapura Sania (basket). Gelanggang olah raga yang terdapat

di Medan antara lain Stadion Teladan, Stadion Kebun Bunga dan GOR Angsapura.

Sedangkan Lapangan untuk berolah raga (Jogging, dll) bisa menggunakan Lapangan

Merdeka dan Lapangan Persit Chandra Kirana yg terletak di Jalan Gaperta.

Kota kembar

Beberapa kota di Asia telah mendorong pembentukan Persatuan Kota Kembar, antara Medan

dengan:

Penang , Malaysia (1984)

Ichikawa , Jepang (1989)

Page 19: Kota Medan

Kwangju , Korea Selatan (1997)

Chengdu , Republik Rakyat Cina

Melbourne , Australia

Chicago , Amerika Serikat

Forum ini telah menjadi ajang saling tukar-menukar informasi dan perundingan untuk

membincangkan berbagai masalah ekonomi dan perkotaan.

Berbagai kerangka kerjasama antara kota bersaudara, kenyataannya terus berkembang dalam

bidang-bidang yang semakin luas, baik sosial maupun pendidikan. Di bidang sosial, misalnya

Ichikawa memanfaatkan forum ini untuk membantu pengadaan alat bantu pendengaran untuk

melengkapi kemudahan kesehatan kota Medan. Di bidang pengembangan sumber daya

manusia, Ichikawa juga memberikan bantuan latihan bagi Pemerintah Kota Medan dalam

bentuk magang, termasuk mengadakan program pertukaran pelajar diantara kedua kota.

Hal yang sama juga berlangsung antara Medan dengan kota kembar lainnya, baik Kwangju

maupun Pulau Pinang. Di bidang perdagangan, forum ini telah menguruskan Pameran

Perdagangan Kota Kembar (Sister City Trade Fair) yang bertaraf internasional, sehingga

mampu mendorong pertemuan pengusaha-pengusaha kota masing-masing. Dengan nyata, hal

ini mampu mendorong peningkatan perdagangan dan pelaburan di kota masing-masing di

samping memberikan kepastian dan perluasan pasaran produk yang dihasilkan. Keberkesanan

forum ini juga telah memunculkan minat kota-kota lainnya di Asia seperti Chennai, India

untuk memasuki persatuan ini.

Tokoh

Tokoh terkenal yang lahir di Medan:

Peter Alma , seniman Belanda

Chairil Anwar , penyair termasyur di Indonesia

Jan Gualtherus van Breda Kolff , pemain sepak bola Belanda

Page 20: Kota Medan

Tom Degenaars , insinyur dan rohaniwan Belanda

Let. Jend. Djamin Ginting , Mantan Panglima Kodam I/BB

Tengku Amir Hamzah , Pujangga

Burhanuddin Harahap , Perdana Menteri Indonesia ke-9

Kees Hoving , perenang Belanda

Cees Korvinus , politikus dan advokat Belanda

Bernardus Cornelis Johannes Lievegoed , dokter dan pengarang Belanda

Djaga Sembiring Depari , komponis

John Juanda , pemain poker Amerika Serikat

Guru Patimpus Sembiring Pelawi , pendiri Kota Medan

Amir Sjarifuddin , Perdana Menteri Indonesia ke-2

Soegiarto , Menteri Negara BUMN di Kabinet Indonesia Bersatu

Babs van Wely , ilustrator Belanda

Ruhut Sitompul , pengacara dan politikus terkenal di Indoneisa

Referensi

1. Pemko Medan - Lambang Kota Medan . Diakses pada 28 Mei 2010.

2. "Pelantikan Walikota Medan diwarnai Demonstrasi", Detikcom, 26 Juli 2010. Diakses pada

26 Juli 2010.

3. "Ribuan orang hadiri pelandikan Walikota Medan", Okezone, 26 Juli 2010. Diakses pada 26

Juli 2010.

4. "Drs Rahudman Harahap MM-Drs T Dzulmi Eldin Dilantik, Warga Kota Optimis, Medan

Semakin Tertata dan Maju", Harian Sinar Indonesia Baru, 26 Juli 2010. Diakses pada 26 Juli

2010.

5. "Penduduk Hasil SP 2010", BPS Kota Medan, 19 Agustus 2010. Diakses pada 25 Agustus

2010.

6. "Hasil Sensus Penduduk 2010   : Jumlah Penduduk Sumut 12.985.075 Jiwa ", Harian Sinar

Indonesia Baru, 18 Agustus 2010. Diakses pada 25 Agustus 2010.

7. "Penduduk Sumut paling padat di Medan", 17 Agustus 2010. Diakses pada 25 Agustus 2010.

8. BPS Kota Medan - Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk Kota Medan tahun 2009.

Diakses pada 5 Juli 2010.

9. Indikator Statistik Esensial Provinsi Sumatera Utara 2009 , Badan Pusat Statistik Sumatera

Utara, Januari 2009, diakses 9 Januari 2010

Page 21: Kota Medan

10. Perret, Daniel. Kolonialisme dan Etnisitas, Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut.

Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 278.

11. Website Pemko Medan . Diakses pada 27 Desember 2010.

12. Gubsu jadi Walikota Medan - Waspada Online . Diakses pada 11 Maret 2010.

13. "KPU: Rahudman-Eldin, Walikota dan Wakil Walikota Medan", Harian Analisa, 20 Juni

2010. Diakses pada 5 Juli 2010.

14. (id) Orang Melayu di Kota Medan.

15. DI, Peradin, Ikatan Notaris Cabang Medan, PWI, 1980 .

16. (en) Medan City, Education. Diakses pada 12 Maret 2010.

Daftar pustaka

(id) Suti, Bayo Medan Menuju Kota Metropolitan (Yayasan Potensi Pengembangan

Daerah, Medan, 1979)

Selat Malaka

Kabupaten Deli

Serdang

Kabupaten Deli

Serdang   Kota Medan    

Kabupaten Deli

Serdang

Kota-kota besar di Indonesia

KotaProvins

i

Populas

i    Kota

Provins

i

Populas

i

JakartaDKI

Jakarta

9.588.1

987 Depok

Jawa

Barat

1.751.69

6

Page 22: Kota Medan

Kota Medan

SurabayaJawa

Timur

2.765.9

088

Semaran

g

Jawa

Tengah

1.553.77

8

BandungJawa

Barat

2.417.5

849

Palemba

ng

Sumate

ra

Selatan

1.452.84

0

BekasiJawa

Barat

2.378.2

11

1

0

Makassa

r

Sulawe

si

Selatan

1.339.37

4

MedanSumate

ra Utara

2.109.3

39

1

1

Tangeran

g SelatanBanten

1.303.56

9

Tangera

ngBanten

1.797.7

15

1

2Bogor

Jawa

Barat952.406

Kota Medan, Sumatera Utara

Kecamata

n

Medan Amplas • Medan Area • Medan Barat • Medan Baru • Medan Belawan •

Medan Deli • Medan Denai • Medan Helvetia • Medan Johor • Medan Kota • Medan

Labuhan • Medan Maimun • Medan Marelan • Medan Perjuangan • Medan Petisah •

Medan Polonia • Medan Selayang • Medan Sunggal • Medan Tembung • Medan

Timur • Medan Tuntungan

Sumatera Utara

Pusat pemerintahan: Kota Medan

Kabupate

n

Asahan  · Batubara  · Dairi  · Deli Serdang  · Humbang Hasundutan  · Karo  ·

Labuhanbatu  · Labuhanbatu Selatan  · Labuhanbatu Utara  · Langkat  · Mandailing

Natal  · Nias  · Nias Barat  · Nias Selatan  · Nias Utara  · Padang Lawas  · Padang

Lawas Utara  · Pakpak Bharat  · Samosir  · Serdang Bedagai  · Simalungun  ·

Tapanuli Selatan  · Tapanuli Tengah  · Tapanuli Utara  · Toba Samosir

Kota Binjai  · Gunungsitoli  · Medan  · Padang Sidempuan  · Pematangsiantar  · Sibolga

· Tanjungbalai  · Tebing Tinggi

Lihat pula: Daftar kabupaten dan kota Indonesia

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan"

Foto Jembatan Rangka Baja di Medan

Page 23: Kota Medan

Jalan ..........................................................................................

Page 24: Kota Medan

Jalan

Page 25: Kota Medan

Jalan

Page 26: Kota Medan

Jalan