KOTA D E POK-prio

15
KOTA D E POK 3.1. Daerah Perencanaan Kota Depok adalah sebuah kota di propinsi Jawa Barat, Letak Kota Depok sangat strategis, karna diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor. Hal ini menyebabka n Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya perkembanga n  jaringan transporta si yang tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 20.029 ha. Peta administrasi kota Depok dapat dil ihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.1: Peta administrasi kota Depok Penyusunan Rencana Induk Pe rsampahan 3.2. Aspek Fisik Kota 3.2.1 Geografi Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 60 19’00” –  60 28’00” Lintang Selatan dan 106043’00” – 106055’30” Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke  Utara merupakan daerah dataran rendah  perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50  140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 20.029 ha. Peta administrasi kota Depok dapat dilihat pada gambar 3.1. Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Podok Gede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan

description

Tugas Tugas

Transcript of KOTA D E POK-prio

KOTA D E POK3.1. Daerah PerencanaanKota Depok adalah sebuah kota di propinsi Jawa Barat, Letak Kota Depok sangatstrategis, karna diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor. Hal ini menyebabkan KotaDepok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya perkembanganjaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya. KotaDepok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayahsekitar 20.029 ha. Peta administrasi kota Depok dapat dilihat pada gambar dibawah ini.Gambar 3.1: Peta administrasi kota DepokPenyusunan Rencana Induk Persampahan3.2. Aspek Fisik Kota3.2.1 GeografiSecara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 60 1900 60 2800 LintangSelatan dan 10604300 10605530 Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan keUtara merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, denganelevasi antara 50 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurangdari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat,mempunyai luas wilayah sekitar 20.029 ha. Peta administrasi kota Depok dapat dilihatpada gambar 3.1.Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi. Secaralengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang danWilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Podok Gede Kota Bekasi danKecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan KecamatanBojonggede Kabupaten Bogor.4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung sindurKabupaten Bogor.Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor. Hal inimenyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnyaperkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kotakotalainnya.3.2.2 GeologiBerdasarkan peta geologi regional oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan GeologiBandung tahun 1992, Lembar Jakarta dan Kepualuan Seribu 1 : 100.00, stratigrafiwilayah Depok sekitarnya dari tua ke muda disusun oleh batuan perselingan, batupasirdan batu lempung sebagai berikut :1. Formasi Bojongmanik (Tmb) : Perselingan konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung2. Formasi Serpong (Tpss) : Breksi, lahar, tuf breksi, tuf batu apung3. Satuan Batuan Gungung api Muda (Qv) : tuf halus berlapis, tuf pasiran berselingandengan konglomeratan4. Satuan Batuan Kipas Alluvium : Endapan lempung pasir, krikil, kerakal dan5. Satuan Endapan Alluvia (Qa)Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan dengankemiringan lapisan yag hampir datar, sesar mendatar yang diperkirakan berarah utara selatan.Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Depok, kondisi geologiKota Depok termasuk dalam system geologi cekungan Botabek yang dibentuk olehendapan kuarter yang berupa rombakan gunung api muda dan endapan sungai.Singkapan batuan tersier yang membatasi cekungan Bogor Tangerang Bekasi terdapatpada bagian barat barat daya dimana di jumpai pada Formasi Serpong, Genteng danBojongmanik.Secara umum keadaan jenis tanah di Kota Depok adalah sebagai berikut :1. Tanah Alluvial, tanah endapan yang masuh muda, terbentuk dari endapan lempung,debu dan pasir, umumnya tersikap di jalur-jalur sungai, tingkat kesuburan sedang tinggi.2. Tanah Latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjutperkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitis basalitis, tingkatkesuburannya rendah cukup, mudah meresapkan air, tanah terhadap erosi, teksturhalus.Asosiasi Latosol merah dan laterit air tanah, tanah latosol yang perkembangannyadipengaruhi air tanah, tingkat kesuburan sedang, kandungan air tanah cukup banyak,sifat fisik tanah sedang kurang baik.3.2.3 TopografiKondisi wilayah bagian utara umumnya berupa dataran rendah, sedangkan di wilayahbagian Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 40-140 meterdi atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 2-15 %.Penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan lereng :1. Wilayah dengan kemiringan lereng antara 8-15 % tersebar dari Barat ke Timur.2. Wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 15 % terdapat di sepanjang sungaiCikeas, Ciliwung dan bagian Selatan sungai Angke.Kemiringan lereng antara 8-15 % potensial untuk pengembangan perkotaan danpertanian, sedangkan kemiringan lereng yang lebih besar dari 15 % potensial untukdijadikan sebagai benteng alam yang berguna untuk memperkuat pondasi. Di sampingitu, perbedaan kemiringan lereng juga bermanfaat untuk sistem drainase Permasalahanyang muncul akibat topografi Kota Depok adalah karena adanya perbedaan kemiringanlereng menyebabkan terjadinya genangan atau banjir, bila penangannya tidak dilakukansecara terpadu.3.2.4 KlimatogiIklim Depok yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan pertanian ditambah lagidengan kadar curah hujan yang kontinu di sepanjang tahun. Permasalahan mendasarwalaupun di satu sisi di dukung oleh iklim tropis yang baik yaitu alokasi tata guna lahanyang harus mempertimbangkan sektor lain terutama lahan hijau dan permukiman.Kondisi curah hujan di seluruh wilayah di daerah Depok relatif sama, dengan rata-ratacurah hujan sebesar 327 mm/tahun. Kondisi curah hujan seperti diatas, mendukungkegiatan di bidang pertanian terutama pertanian lahan basah di areal irigasi teknis.Sedangkan untuk daerah tinggi dan tidak ada saluran irigasi teknis akan lebih sesuaiuntuk tanaman palawija kombinasi dengan padi/lahan basah pada musim hujan sebagaipertanian tadah hujan. Selain penting sebagai sumber irigasi, curah hujan juga pentinguntuk pemberian gambaran penentuan lahan, terutama lokasi, pola cocok tanam, danjenis tanaman yang sesuai.3.2.5 HidrogologiAir Permukaan adalah semua air yang terdapat dan berasal dari sumber sumber airyang berada di permukaan tanah. Air permukaan yang dimaksud dalam paparan berikutini adalah air sungai dan air danau.A. Air SungaiSistem air sungai besar yang mengalir di kota Depok dan sekitarnya yaitu:Sungi Angke, Sungi Pesanggrahan, Sungai Grogol, Sungai Krukut, SungaiCiliwung, Sungai Buaran, dan Sungai Cideng.1. SungaiSungai sungai tersebut berhulu di bagian selatan, merupakan dataran tinggiatau pegunungan yang terletak di Kabupaten Bogor seperti Gunung Salak,Gunung Halimun, Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Selain itu, kota Depokjuga mempunyai beberapa saluran irigasi yaitu saluran irigasi CisadaneEmpang dan saluran irigasi Kali Baru.Beberapa sungai yang mengalir melalui kota Depok adalah sebagai berikut:Sungai AngkeSungai ini merupakan batas wilayah antara kota Depok dan KabupatenTangerang, mengalir kearah utara, Sungi Angke ini mempunyai perbedaandebit yang bear antara musim hujan dan musim kemarau.Sungai CiliwungSungai Ciliwung digunakan sebagai sumber mata air baku bagi kota Depokdan Jakarta. Pada perbatasan dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat padamusim kemarau mempunyai debit sebesar 9,06-13,40 m3/detik.Sungai PesanggrahanSungai ini merupakan sumberdaya air terpenting untuk Sawangan, dankondisi air berwarna coklat bercampur Lumpur dan Kotoran. Sungai inimempunyai fluktuasi yang tinggi antara musim hujan dan musim kemarau.Bahkan pada musim hujan sering menimbulkan banjir setempat.Berdasarkan data debit dari Balitbang PU, Pusat Penelitian danPengembangan Pengairan Bandung antara 1992 1996 statistikpengukuran Sawangan debit minimum adalah Qmin =350 lt/detik (sumberRTRW Kota Depok tahun 2000).2. Saluran Irigasi Kali BaruSaluran ini juga merupakan saluran irigasi untuk pertanian, sehingga padaperiode tertentu dikeringkan untuk pemeliharaan saluran, berdasarkanpengukuran debit aliran yang diukur dengan currentmeter, debit sesaatQS=603,36 1/detik. (Sumber RTRW Kota Depok tahun 2000).3. Saluran Irigasi Cisadane EmpangSaluran ini juga mempunyai fungsi utama untuk pengairan pertanian, sehinggapada periode tertentu dilakukan pengeringan, untuk pemeliharaan saluran.Data debit dari cabang Dinas PU Pengairan Kabupaten Bogor antara tahun1992 sampai 197, stasiun pengukuran KP Pecahan Air, debit minimal QS=2001/detik. (Sumber RTRW Kota Depok tahun 2000).4. Danau/SituSalah satu sumber air permukaan yang ada di kota Depok adalah danau atausitu. Situ-situ ini berfungsi sebagai irigasi local, perikanan, sanitasi,pengendali air, air minum, industri dan rekreasi.Berdasarkan studi literatur saat in terdapat 21 situ di kota Depok, sedangkanmenurut Bagian Lingkungan Hidup sekitar 25 situ. Sementara itu hasil surveylapangan yang dilaksanakan oleh Innerindo Dinamika terdapat sekitar 30 situ.B. Air Tanah1. Air Tanah DangkalDi kota Depok banyak ditemukan sumur gali untuk kebutuhan masyarakat.Pada umumnya kondisi sumur gali baik, tetapi air tawar di sebagian tempatkondisinya keruh dan berbau, kedalaman rata-rata 10 m.2. Air Tanah DalamDi kota Depok banyak ditemukan sumber air tanah dalam. Saat ini air tanahmerupakan sumber penyediaan air yang utama untuk kota Depok. Formasigenteng dan endapan vulkanik mempunyai potensi 3-4 lt/det/km2, alluviumpotensi 5-7 lt/det/km2.Sejalan dengan pengembangan kota Jakarta dan kota-kota sekitarnyatermasuk kota Depok, pengambilan air tanah meningkat, sehingga beberapatempat kelebihan.3. Informasi Berdasarkan Sumur BorDari survei air tanah Botabek didapatkan tiga system akuifer yang sangatumum, yaitu : Akuifer dangkal : 0-20 m, preatik semi terikat pada tempat lebihdalam, Akuifer menengah: 20-70 m, semi terikat hingga semi tak tertekan, Akuifer dalam : > 70 m, semi terikat atau tertekan, artesis di lokasidekat pantai.Informasi tersebut meliputi informasi tentang kedalaman, lokasi sumur, danmutu air. Muka air tanah statis di daerah pantai rata-rata 2 meter, di bagianselatan air tanah dangkal 8-10 m dan air tanah dalam 10-30 m. Zona rechargeyang baik terdapat pada batuan kipas vulkanik, batuan vulkanik yaitu dibagian selatan. Di Taman Hutan Rakyat Pancoran Mas Kota Depok masihterdapat satwa yang dilindungi seperti: ular sanca, ular kobra, biawak dan 47jenis flora yang dapat dikembangkan menjadi obyek dan daya tarik wisataalam, selain itu di kawasan kota Depok perlu adanya ruang terbuka hijauuntuk rekreasi, wisata alam serta perbaikan iklim mikro.

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 61900 - 6 2800Lintang Selatan dan 1064300 - 1065530 Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50140 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29 Km2.Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi.Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang dan wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor.4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor.

Luas keseluruhan Kota Depok 20.504,54 ha atau 200,29 km2 yang mencakup 11 kecamatan yaitu: 1. Kecamatan Beji,2. Kecamatan Pancoran Mas,3. Kecamatan Cipayung,4. Kecamatan Sukmajaya,5. Kecamatan Cilodong,6. Kecamatan Limo,7. Kecamatan Cinere8. Kecamatan Cimanggis,9. Kecamatan Tapos,10. Kecamatan Sawangan, dan11. Kecamatan Bojongsari. Kota Depok sebagai pusat Pemerintahan berada di Kecamatan Pancoran Mas.Berdasarkan peta geologi regional oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung tahun 1992, Lembar Jakarta dan Kepualuan Seribu 1 : 100.00, stratigrafi wilayah Depok sekitarnya dari tua ke muda disusun oleh batuan perselingan, batu pasir dan batu lempung sebagai berikut :1. Formasi Bojongmanik (Tmb) : Perselingan konglomerat, batupasir, batulanau, batu lempung2. Formasi Serpong (Tpss) : Breksi, lahar, tuf breksi, tuf batu apung3. Satuan Batuan Gungung api Muda (Qv) : tuf halus berlapis, tuf pasiran berselingan dengan konglomeratan4. Satuan Batuan Kipas Alluvium : Endapan lempung pasir, krikil, kerakal dan5. Satuan Endapan Alluvia (Qa)Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan dengan kemiringan lapisan yag hampir datar, sesar mendatar yang diperkirakan berarah utara selatan.Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Depok, kondisi geologi Kota Depok termasuk dalam sistem geologi cekungan Botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa rombakan gunung api muda dan endapan sungai. Singkapan batuan tersier yang membatasi cekungan Bogor Tangerang Bekasi terdapat pada bagian barat barat daya dimana dijumpai pada Formasi Serpong, Genteng dan Bojongmanik.Secara umum keadaan jenis tanah di Kota Depok adalah sebagai berikut :1. Tanah Alluvial, tanah endapan yang masuh muda, terbentuk dari endapan lempung, debu dan pasir, umumnya tersikap di jalur-jalur sungai, tingkat kesuburan sedang tinggi.2. Tanah Latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitisbasalitis, tingkat kesuburannya rendah cukup, mudah meresapkan air, tanah terhadap erosi, tekstur halus.Asosiasi Latosol merah dan laterit air tanah, tanah latosol yang perkembangannya dipengaruhi air tanah, tingkat kesuburan sedang, kandungan air tanah cukup banyak, sifat fisik tanah sedang kurang baik.Kondisi wilayah bagian utara umumnya berupa dataran rendah, sedangkan di wilayah bagian Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 40-140 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 2-15 %.Penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan lereng :1. Wilayah dengan kemiringan lereng antara 8-15 % tersebar dari Barat ke Timur.2. Wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 15 % terdapat di sepanjang sungai Cikeas, Ciliwung dan bagian Selatan sungai Angke.Kemiringan lereng antara 8-15 % potensial untuk pengembangan perkotaan dan pertanian, sedangkan kemiringan lereng yang lebih besar dari 15 % potensial untuk dijadikan sebagai benteng alam yang berguna untuk memperkuat pondasi. Di samping itu, perbedaan kemiringan lereng juga bermanfaat untuk sistem drainase Permasalahan yang muncul akibat topografi Kota Depok adalah karena adanya perbedaan kemiringan lereng menyebabkan terjadinya genangan atau banjir, bila penangannya tidak dilakukan secara terpadu.Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim, secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara Oktober-Maret.1. Temperatur : 24,3-33 derajat Celsius2. Kelembaban rata-rata : 82 %3. Penguapan rata-rata : 3,9 mm/th4. Kecepatan angin rata-rata : 3,3 knot5. Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 %6. Jumlah curah hujan : 2684 m/th7. Jumlah hari hujan : 222 hari/tahun

Iklim Depok yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan pertanian ditambah lagi dengan kadar curah hujan yang kontinu di sepanjang tahun. Permasalahan mendasar walaupun di satu sisi di dukung oleh iklim tropis yang baik yaitu alokasi tata guna lahan yang harus mempertimbangkan sektor lain terutama lahan hijau dan permukiman.Kondisi curah hujan di seluruh wilayah di daerah Depok relatif sama, dengan rata-rata curah hujan sebesar 327 mm/tahun. Kondisi curah hujan seperti diatas, mendukung kegiatan di bidang pertanian terutama pertanian lahan basah di areal irigasi teknis.Sedangkan untuk daerah tinggi dan tidak ada saluran irigasi teknis akan lebih sesuai untuk tanaman palawija kombinasi dengan padi/lahan basah pada musim hujan sebagai pertanian tadah hujan. Selain penting sebagai sumber irigasi, curah hujan juga penting untuk pemberian gambaran penentuan lahan, terutama lokasi, pola cocok tanam, dan jenis tanaman yang sesuai.Air Permukaan adalah semua air yang terdapat dan berasal dari sumber sumber air yang berada di permukaan tanah. Air permukaan yang dimaksud dalam uraian berikut ini adalah air sungai dan air danau.Sistem air sungai besar yang mengalir di kota Depok dan sekitarnya yaitu:Sungi Angke, Sungi Pesanggrahan, Sungai Grogol, Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Buaran, dan Sungai Cideng.1. SungaiSungai sungai tersebut berhulu di bagian selatan, merupakan dataran tinggi atau pegunungan yang terletak di Kabupaten Bogor seperti Gunung Salak, Gunung Halimun, Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Selain itu, Kota Depok juga mempunyai beberapa saluran irigasi yaitu saluran irigasi Cisadane Empang dan saluran irigasi Kali Baru.Beberapa sungai yang mengalir melalui kota Depok adalah sebagai berikut:1. Sungai Angke : Sungai ini merupakan batas wilayah antara kota Depok dan Kabupaten Tangerang, mengalir kearah utara, Sungi Angke ini mempunyai perbedaan debit yang besar antara musim hujan dan musim kemarau.2. Sungai Ciliwung : Sungai Ciliwung digunakan sebagai sumber mata air baku bagi kota Depok dan Jakarta. Pada perbatasan dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat pada musim kemarau mempunyai debit sebesar 9,06-13,40 m3/detik.3. Sungai Pesanggrahan: Sungai ini merupakan sumberdaya air terpenting untuk Sawangan, dan kondisi air berwarna coklat bercampur Lumpur dan Kotoran. Sungai ini mempunyai fluktuasi yang tinggi antara musim hujan dan musim kemarau. Bahkan pada musim hujan sering menimbulkan banjir setempat. Berdasarkan data debit dari Balitbang PU, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan Bandung antara 1992 1996 statistik pengukuran Sawangan debit minimum adalah Qmin =350 lt/detik (sumber RTRW Kota Depok tahun 2000).4. Saluran Irigasi Kali Baru Saluran ini juga merupakan saluran irigasi untuk pertanian, sehingga pada periode tertentu dikeringkan untuk pemeliharaan saluran, berdasarkan pengukuran debit aliran yang diukur dengan currentmeter, debit sesaat QS=603,36 lt/detik. (Sumber RTRW Kota Depok tahun 2000).5. Saluran Irigasi Cisadane Empang Saluran ini juga mempunyai fungsi utama untuk pengairan pertanian, sehingga pada periode tertentu dilakukan pengeringan, untuk pemeliharaan saluran. Data debit dari cabang Dinas PU Pengairan Kabupaten Bogor antara tahun 1992 sampai 197, stasiun pengukuran KP Pecahan Air, debit minimal QS=200 l/detik. (Sumber RTRW Kota Depok tahun 2000).6. Danau/Situ Salah satu sumber air permukaan yang ada di kota Depok adalah danau atau situ. Situ-situ ini berfungsi sebagai irigasi lokal, perikanan, sanitasi, pengendali air, air minum, industri dan rekreasi. Berdasarkan studi literatur saat in terdapat 21 situ di kota Depok, sedangkan menurut Bagian Lingkungan Hidup sekitar 25 situ. Sementara itu hasil survey lapangan yang dilaksanakan oleh tim konsultan Innerindo Dinamika terdapat sekitar 30 situ.Air Tanah1. Air Tanah DangkalDi Kota Depok banyak ditemukan sumur gali untuk kebutuhan masyarakat. Pada umumnya kondisi sumur gali baik, tetapi air tawar di sebagian tempat kondisinya keruh dan berbau, kedalaman rata-rata 10 m.2. Air Tanah DalamDi Kota Depok banyak ditemukan sumber air tanah dalam. Saat ini air tanah merupakan sumber penyediaan air yang utama untuk Kota Depok. Formasi genteng dan endapan vulkanik mempunyai potensi 3-4 lt/det/km2, alluvium potensi 5-7 lt/det/km2. Sejalan dengan pengembangan Jakarta dan kota-kota sekitarnya termasuk Kota Depok, pengambilan air tanah meningkat, sehingga beberapa tempat kelebihan.3. Informasi Berdasarkan Sumur BorDari survei air tanah Botabek didapatkan tiga sistem akuifer yang sangat umum, yaitu : Akuifer dangkal : 0-20 m, preatik semi terikat pada tempat lebih dalam, Akuifer menengah: 20-70 m, semi terikat hingga semi tak tertekan, Akuifer dalam : > 70 m, semi terikat atau tertekan, artesis di lokasi dekat pantai.Informasi tersebut meliputi informasi tentang kedalaman, lokasi sumur, dan mutu air. Muka air tanah statis di daerah pantai rata-rata 2 meter, di bagian selatan air tanah dangkal 8-10 m dan air tanah dalam 10-30 m. Zona recharge yang baik terdapat pada batuan kipas vulkanik, batuan vulkanik yaitu di bagian selatan. Di Taman Hutan Rakyat Pancoran Mas Kota Depok masih terdapat satwa yang dilindungi seperti: ular sanca, ular kobra, biawak dan 47 jenis flora yang dapat dikembangkan menjadi obyek dan daya tarik wisata alam, selain itu di kawasan kota Depok perlu adanya ruang terbuka hijau untuk rekreasi, wisata alam serta perbaikan iklim mikro.

Penggunaan lahanJenis penggunan lahan di Kota Depok dapat dibedakan menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Jenis kawasan yang perlu dilindungi terdiri dari Cagar Alam Kampung Baru (Kelurahan Depok) area pinggir sungai dan situ. Berdasarkan jenis kawasan lindung yang ada menggambarkan bahwa kondisi morfologis Kota Depok relatif datar. Badan air yang terdiri dari sungai dan situ-situ lokasinya tersebar mencakup luasan 551,61 Ha (2,80%) dari total luas Kota Depok 20.502,33 Ha. Jenis penggunaan lahan yang dikategorikan untuk kawasan budidaya pada tahun 2001 didominasi oleh pemukiman 4702,43 ha (22,94%), lahan tidur 3543,39 ha(17,28%), sawah 3473,93 ha (16,94%), tegalan 1781,93 ha (8,69%), dan jenis penggunaan lahan vegetasi campuran hanya 27,80% dari total luas Kota Depok. Kondisi di atas menggambarkan Kota Depok masih mencerminkan kegiatan yang bercampur antara pertanian dan perkotaan yang dipengaruhi oleh Kota Metropolitan. Masalah yang dihadapi dalam penggunaan lahan ini adalah konversi lahan pertanian (lahan basah) menjadi kegiatan non pertanian, persoalannya adalah perkembangan nilai tanah (land rent) yang lebih tinggi dibandingkan dengan produktifitas pertanian sawah, dan diperkirakan akan semakin mempercepat perubahan menjadi lahan perkotaan. Jika dilihat dari sebarannya dapat dikenali kawasan perumahan terkonsentrasi dominan di bagian utara yang berdekatan dengan Jakarta yaitu Kecamatan Limo, Beji dan Sukmajaya. Kemudian di bagian tengah diapit oleh Jalan Margonda Raya, Sungai Ciliwung dan Jalan Tole Iskandar. Penggunaan pertanian tersebar di Kecamatan Sawangan, Pancoran Mas bagian selatan dan sebagian Kecamatan Cimanggis. Selain itu terdapat beberapa penggunaan lahan yang cenderung intensif seperti industri yang tersebar di Jalan Raya Bogor (Kecamatan Cimanggis), perdagangan dan jasa, pendidikan dan perkantoran yang tersebar di sepanjang Jalan Margonda Raya dan Jalan Akses UI. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Depok adalah 1.736.565 orang, yang terdiri atas 879.325 laki-laki dan 857.240 perempuan. Dari hasil SP 2010 tersebut, terlihat bahwa persentase penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Cimanggis yaitu sebesar 13,95 persen diikuti Kecamatan Sukmajaya sebesar 13,41 persen. Sedangkan kecamatan dengan persentase penduduk paling kecil adalah Kecamatan Limo yaitu sebesar 5,05 persen.Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Depok adalah 1.736.565 orang, yang terdiri atas 879.325 laki-laki dan 857.240 perempuan. Dari hasil SP 2010 tersebut, terlihat bahwa persentase penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Cimanggis yaitu sebesar 13,95 persen diikuti Kecamatan Sukmajaya sebesar 13,41 persen. Sedangkan kecamatan dengan persentase penduduk paling kecil adalah Kecamatan Limo yaitu sebesar 5,05 persen.Dengan luas wilayah Kota Depok sekitar 199,44 kilometer persegi dan jumlah penduduk 1.736.565 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Depok adalah sebanyak 8.707 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sukmajaya yaitu sebanyak 13.462 orang per kilometer persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebanyak 4.763 orang per kilometer persegi.Kota Depok jika ditiinjau dari letak geografisnya berada di dekat daerah Jakarta yang merupakan daerah dataran rendah. Kota Depok membentang dari Selatan ke Utara dengan bentuk permukaan dataran rendah hingga perbukitan bergelombang lemah. Dataran di Depok rata-rata memiliki elevasi 50-140 m diatas permukaan lautJika ditinjau secara keseluruhan, sangat jarang bentang alam yang dapat ditemukan di daerah Depok yang sudah padat penduduk dan penggunaan lahannya didominasi untuk penggunaan industri atau perdagangan. Tetapi Depok bukan tidak memiliki kenampakan bentang alam.Bentang alam yang banyak ditemui di daerah Depok adalah bentang alam berbentuk perairan, atau yang tergolong bentang alam fluvial. Bentang alam fluvial memiliki pengertian bentang alam yang di dalamnya berhubungan dengan proses adanya air yang membentuk suatu morfologi di suatu daerah tertentu.Secara jelasnya, morfologi yang ada tersebar di wilayah Depok yang termasuk bentang alam fluvial diantaranya sungai, yaitu sungai Ciliwung, Cisadane, dan kali Angke, kali Pesanggrahan dan kali Cikeas. Hal ini dapat disebabkan karena kota Depok berada di dataran rendah yang landai yang tepat untuk dijadikan zona aliran air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Daerah Depok yang tergolong dataran rendah itulah yang seringkali juga menimbulkan permasalahan ketika musim hujan tiba, yaitu timbulnya banjir di beberapa daerah, hal tersebut juga didukung oleh pengelolaan drainase yang buruk, sehingga perairan yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya karena telah tercemar limbah/sampah-sampah dari kegiatan masyarakat.Morfologi yang lain yang terdapat di daerah Depok yang tergolong sebagai bentang alam fluvial lainnya adalah danau/situ yang banyak tersebar di daerah Depok. Depok memiliki Situ sebanyak 25 buah dengan tingkat keburukan kualitas air terdapat pada Situ Rawa Besar.Berikut ini akan diuraikan analisis sederhana mengenai bentang alam yang terdapat di daerah Depok. Morfologi yang akan dijelaskann adalah sungai Ciliwung yang melintasi Depok dan Situ Rawa Besar.1.2 Danau/Situ Rawa BesarSitu Rawa Besar atau lebih populer di masyarakat dengan sebutan Lio, bertempat di Jalan Anyelir Raya, Depok, Jawa Barat. Situ ini berada di belakang sekolah-sekolah seperti SMAN 1 Depok, SMA Sejahtera 1, SDN Anyelir 1 yang berada di Jalan Nusantara Raya, Depok.Gambar 1.1 Situ Rawa Besar dalam Google MapsSitu Rawa Besar terbentang memanjang dari utara ke selatan. Situ Rawa Besar di bagian tengahnya memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan luasnya sekitar 25 hektar. Namun karena pengusahaan penggunaan lahan oleh warga, luas Situ Rawa besar tereduksi hingga kini hanya 13,5 hektar (pemkot Depok).Gambar 1.2 Situ Rawa BesarTanah yang ada di sekeliling Situ Rawa Besar masih sangat gembur sehingga patut diwaspadai potensi longsong yang mungkin terjadi pada penduduk sekitar, jenis tanah yang dapat dijumpai berukuran lempung dan jenis batuan yang dapat ditemukan di sekeliling danau didominasi oleh batuan sedimen. Vegetasi yang tumbuh di sekeliling Situ Rawa Besar adalah pohon pisang, pohon Jambu, dan rerumputan. Menurut referensi, terdapat sebuah alur sungai purba yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu yang melintasi kota Depok, alur sungai tersebut mengalir hingga ke Jakarta dan melintasi UI beserta daerah Depok. Dan diprediksikan bahwa Situ Rawa Besar juga merupakan bagian perairan yang menyusun alur sungai purba tersebut karena pola Situ Rawa Besar mirip dengan pola danau-danau di UI. Situ-situ dan danau-danau dahulunya diperkirakan saling berhubungan hingga membentuk pola aliran air yang sangat panjang, dari daerah Depok hingga daerah Jakarta, dan Situ Rawa Besar sebagai bagian dari aliran sungai purba tersebut. Situ Rawa Besar tergolong dalam perairan stadia tua.Namun dikarenakan pengendapan yang terjadi terus menerus akibat aliran sungai yang terjadi pada waktu yang relatif lama, lama-kelamaan terbentuklah dataran dari endapan material yang dibawa sungai tersebut dan terjadilah dataran-dataran yang kini dijadikan lahan pemukiman warga. Daratan yang ada di sekeliling danau tergolong stadia muda.Danau-danau yang tersisa hingga saat ini, yang salah satunya adalah situ rawa besar kemungkinan dari pada mulanya merupakan daerah cekungan yang sangat dalam lebih dalam dari daerah-daerah di sekitarnya, sehingga walaupun telah terjadi penimbunan material pada alur sungai purba di masa lampau, daerah Situ Rawa Besar tetap tidak dapat tertimbun material berupa pasir, batuan dan sebagainya hingga menjadi daratan, karena berupa cekungan yang kedalamannya lebih dari daerah di sekitarnya. Kini, Situ Rawa Besar dalam hal kualitas air digolongkan telah tercemar berat sehingga sedang menjalani revitalisasi, revitalisasi tersebut cukup membuahkan hasil sehingga saat ini air Situ Rawa Besar dapat digunakan sebagai tambak sebagai pemanfaatan tata guna lahan Situ Rawa Besar.Gambar 1.3 Pemanfaatan Situ Rawa Besar sebagai tambak1.3 Sungai CiliwungSungai Ciliwung mengalir dari hulu yang berada di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak dan mengalir ke Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, dan memasuki wilayah Jakarta, kemudian bermuara di Teluk Jakarta. Sungai ini memiliki panjang 120 km dan luasnya 387 km2.Sungai Ciliwung telah terbentuk dari jutaan tahun lalu, sehingga tergolong stadia tua. Jutaan tahun lalu, akibat aktivitas sungai Ciliwung yang mengendapkan material, maka terbentuklah kipas aluvial yang kini menjadi daratan Jakarta.Pola pengaliran sungai yang melewati kota Jakarta, menurut referensi, dikarakteristikkan dengan bentuk daerah pengaliran berbentuk bulu burung. Pola ini berbentuk daerah aliran sungai yang ramping dan memanjang, anak-anak sungai pada pola ini mengalir ke sungai utama dari sisi kiri-kanan sungai. Secara hidrologis DAS seperti ini umumnya memiliki debit banjir yang relatif kecil, karena waktu tiba banjir dari anak-anak sungai berbeda-beda. Namun, waktu banjirnya berlangsung relatif lama.Gambar 1.4 Alur aliran Sungai CiliwungBentukan yang dibuat oleh sungai Ciliwung di daerah bawah jembatan Panus, Depok hanya berupa endapan pasir bawah sungai yang tampak apabila air permukaan sungai sedang surut. Namun debit air sungai rata-rata harian sungai Ciliwung yang melalui Depok yang teramati adalah relatif tinggi, sehingga belum dapat terbentuk endapan di aliran sungai tersebut.Gambar 1.5 Debit sungai Ciliwung yang relatif tinggiBatuan yang terdapat di sekitar sungai Ciliwung berupa batuan jenis sedimen, karena berada di lingkungan sungai yang memungkinkan terjadinya transportasi material sebelum akhirnya mengalami kompaksi setelah energi transportasi material habis, sehingga terbentuklah batuan sedimen.Kenampakan alam yang berada di sisi sungai Ciliwung berupa tebing-tebing tinggi yang tersusun dari pasir coklat dengan potensi longsor yang tinggi, namun digunakan sebagai lahan perumahan bagi warga.