Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan...

46
i Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Perpajakan FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Disusun oleh: Olyvia Valentin Henryadewanti 08.31.0001 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011

Transcript of Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan...

Page 1: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

i  

Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial

Pada CV. ABC

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada

Program Studi Diploma III Perpajakan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Disusun oleh:

Olyvia Valentin Henryadewanti

08.31.0001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2011

Page 2: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pajak memegang peran penting dalam penerimaan pendapatan negara. Seperti di kutip

www.equator-news.com, di tahun 2011 penerimaan pajak menopang 75% penerimaan

negara yang digunakan untuk gaji para pegawai negeri sipil, polisi, dan tentara serta

membangun infrastruktur jalan, sarana kesehatan, sekolah-sekolah, dan sebagainya.

Dengan demikian pajak sering menjadi topik utama dalam pembicaraan dan wacana-

wacana yang ramai diperbincangkan. Belum lagi sifat yang dinamis dari pajak itu

sendiri seperti peraturan–peraturan perpajakan yang sering kali mengalami perubahan.

Sehingga Wajib Pajak (WP) pun harus selalu up to date untuk mengetahui seputar

perubahan tentang peraturan pajak itu sendiri.

Salah satu jenis pajak adalah Pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang disebut

dengan Pajak Penghasilan (PPh). Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau yang diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah

kekayaan WP yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Sehingga

atas penghasilan tesebut akan dikenakan pajak. Pajak penghasilan dikenakan atas

penghasilan (laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan.

Subjek pajak penghasilan terdiri dari, subjek pajak Orang Pribadi (OP), warisan yang

belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak, subjek pajak badan,

dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Subjek pajak badan terdiri dari PT, CV, perseroan

lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,

Page 3: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

2  

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya.

Undang - undang Perpajakan di negara kita menganut prinsip Self assessment yang

mana WP diberikan kepercayaan untuk menghitung, dan menetapkan besarnya jumlah

PPh terutang dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), setelah tahun

pajak berakhir. Sehingga negara memberikan kepercayaan penuh terhadap WP dalam

proses perhitungan pajaknya.

Subjek pajak wajib melakukan pembukuan atau pencatatan. Yang mana wajib

melakukan pembukuan adalah wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto sebesar 4,8

Miliar atau lebih dalam satu tahun. Sedangkan kewajiban untuk melakukan pencatatan

adalah WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang

diperbolehkan menghitung penghasilan netto dengan menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan Netto (peredaran usaha kurang dari 4,8 Miliar). Begitu

juga WP orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan ganda untuk melakukan keuangan

perpajakannya, melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK). Kemudian pada waktu mengisi SPT Tahunan PPh

terlebih dahulu harus melakukan koreksi-koreksi fiskal. Penyesuaian-penyesuaian

yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak dapat disebabkan karena adanya perbedaan

pengakuan penghasilan dan atau biaya antara laporan keuangan komersial dan laporan

keuangan menurut pajak. Koreksi fiskal dapat berupa koraksi positif dan koreksi

negatif. Koreksi fiskal positif adalah koreksi atau penyesuaian yang akan

mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh

Page 4: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

3  

terutangnya juga akan meningkat. Sedangkan koreksi fiskal negatif adalah koreksi

atau penyesuaian yang akan mengakibatkan menurunnya laba kena pajak yang

membuat PPh badan terutangnya juga akan menurun.

Adanya perbedaan pengakuan atau perlakuan terhadap suatu transaksi menurut aturan

pajak dan menurut standar akuntansi, pada akhirnya akan berpengaruh terhadap

besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan dan besarnya pajak terutang yang

akan disetorkan oleh WP. Oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan penelitian

yang diberi judul “Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV.

ABC”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana melakukan koreksi fiskal di CV. ABC?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana melakukan koreksi

fiskal di CV. ABC.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi CV. ABC

Membantu melakuan koeksi fiskal dalam melakukan perhitungan pajak terutang

berdasarkan laporan keuangan yang telah disusun, serta memberikan informasi

kelemahan maupun kelebihan dalam pembukuan yang digunakan dalam

perhitungan koreksi fiskal.

Page 5: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

4  

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pengertian bagi

peneliti tentang bagaimana melakuan koresi fiskal. Sebagai pembelajaran dan

pembekalan saat peneliti mulai masuk dalam dunia kerja.

3. Bagi Pembaca

Sebagai referensi bagi penulisan selanjutnya yang berhubungan dengan topik

bahasan hasil dari penelitian ini.

3.5. Sistematika Penulisan

Supaya dapat memberikan ilustrasi mengenai pembahasan yang lebih jelas

dalam pemahaman hasil penelitian ini, maka dari itu penulis menulis sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan serta sistematika

pembahasan dalam penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tenang teori-teori yang berhubungan dengan

penelitian, dimana teori ini akan dipakai sebagai dasar dan pedoman

dalam pembahasan permasalahan yang akan dijabarkan.

BAB III : GAMBARAN UMUM dan METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas secara singkat mengenai gambaran umum

objek penelitian dan metode penelitian.

Page 6: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

5  

BAB IV : HASIL PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan masalah penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran, berdasarkan hasil penelitian.

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

6  

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

Seperti dikutip Resmi (2007), definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. DR.

Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian disempurnakan, sehingga

berbunyi “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk

membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang

merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Sedangkan S. I.

Djajadiningrat mengungkapkan definisi pajak adalah sebagai suatu sumber kewajiban

menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,

tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara

kesejahteraan secara umum. Defini lain diungkapkan oleh Mr. Dr N. J. Feldmann,

pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasaha

(menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya

kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menuup pengeluaran-pengeluaran

umum.

Page 8: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

7  

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa:

- Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya

- Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprstasi individual

oleh pemerintah

- Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah

- Pajak diperuntukkan bagi pengeluaan-pengeluaran pemerintah, yang bila dari

pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public

investment

2.1.2 Fungsi Pajak

Seperti dikutip Mardiasmo (2008), ada dua fungsi pajak, yaitu :

1. Fungsi Budgetair (Pendanaan)

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluarannya, yaitu pajak dimanfaatkan sebagai instrument pengumpulan dana

guna membiayai pengeluaran – pengeluaran pemerintah. Ditujukkan dengan

masuknya pajak ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

2. Fungsi Regulair (Mengatur)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah

dalam bidang sosial ekonomi, yaitu pajak dimanfaatkan sebagai instrumen

pengatur melalui kebijakan – kebijakan yang dapat mempengaruhi kehidupan

sosial dan ekonomi masyarakat, misalnya untuk mempercepat laju perumbuhan

ekonomi, redistribusi pendapatan, dan stabilisasi ekonomi.

Page 9: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

8  

2.1.3 Tarif Pajak

Seperti dikutip dari www.dudiwahyudi.com, salah satu perubahan mendasar yang

dilakukan oleh Undang-undang Pajak Penghasilan baru adalah berubahnya tarif

umum Pajak Penghasilan yang diatur dalam Pasal 17. Baik tarif untuk Wajib Pajak

Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan, kedua-duanya mengalami perubahan.

Namun demikian, sifat perubahannya berbeda. Apabila tarif PPh Orang Pribadi hanya

berubah dalam hal tarif dan lapisan kena pajaknya, tetapi perubahan tarif PPh badan

lebih ke jenis tarifnya yaitu dari tarif proporsional menjadi tarif tunggal (single tax).

1. Tarif PPh Orang Pribadi

Sampai dengan tahun pajak 2008, tarif PPh Orang Pribadi adalah sebagai berikut:

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak s.d. Rp 25 Juta kena tarif 5%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak Rp 25 Juta s.d. Rp 50 Juta kena tarif 10%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak Rp 50 Juta s.d. Rp 100 Juta kena tarif 15%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak Rp 100 Juta s.d. Rp 200 Juta kena tarif 25%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp 200 Juta kena tarif 35%

Mulai tahun 2009, struktur tarifnya adalah sebagai berikut :

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak s.d. Rp 50 Juta kena tarif 5%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak Rp 50 Juta s.d. Rp 250 Juta kena tarif 15%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak Rp 250 Juta s.d. Rp 500 Juta kena tarif 25%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp 500 Juta kena tarif 30%

Dari struktur tarif di atas terlihat bahwa perubahannya terletak pada pengurangan

lapisan kena pajak, penurunan tarif tertinggi, dan perubahan rentang lapisan kena

pajak. Sistem pentarifannya masih merupakan tarif proporsional. Namun demikian,

secara umum bisa dikatakan bahwa perubahan tarif pada Wajib Pajak Orang Pribadi

ini bersifat menurunkan tarif pajak. Hal ini berarti bisa kita baca sebagai keuntungan

Page 10: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

9  

bagi masyarakat Wajib Pajak dan adanya potensi penurunan penerimaan pajak bagi

negara.

2. Tarif PPh Badan

Sampai dengan tahun pajak 2008, tarif Pajak Penghasilan Badan menganut tarif

proporsional dengan struktur sebagai berikut :

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak s.d. Rp 50 Juta kena tarif 10%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak Rp 50 Juta s.d. Rp 100 Juta kena tarif 15%

- Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp 100 Juta kena tarif 30%

Mulai tahun pajak 2009, tarif PPh Badan menganut sistem tarif tunggal atau single tax

yaitu 28% dan akan menjadi 25% pada tahun 2010. Jadi berapapun penghasilan kena

pajaknya, tarif yang dikenakan adalah satu yaitu 28% atau 25%. Khusus untuk

perusahaan terbuka yang memenuhi syarat tertentu, tarif PPh Badan nya adalah 5%

lebih rendah dari tarif umum.

Secara umum, perubahan tarif PPh Badan ini menguntungkan bagi perusahaan-

perushaan besar yang biasanya kena tarif lapisan tertinggi 30%. Namun bagi

perusahaan-perusahaan kecil, yang biasanya kena tarif dengan lapisan kena pajak

rendah tentu saja akan merugikan karena akan mengalami kenaikan tarif. Namun

demikian, ada ketentuan baru dalam Pasal 31E yang memberikan fasilitas

pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif umum untuk Wajib Pajak badan yang

omzetnya tidak lebih dari Rp50 Milyar yang dikenakan terhadap penghasilan kena

pajak dari bagian omzet sampai dengan Rp4,8 Milyar.

Page 11: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

10  

2.2 Pajak Penghasilan

2.2.1 Subjek Pajak

Menurut Restu (2007), Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang

mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk

dikenakan pajak penghasilan. Undang-undang pajak di Indonesia mengatur

pengenaan pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan

yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Subjek pajak akan dikenakan pajak

penghasilan apabila menerima atau memperoleh penghasilan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

UU Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 2 ayat (1), mengelompokkan pajak sebagai berikut:

a. Subjek pajak orang pribadi

Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di

Indonesia ataupun di luar Indonesia.

b. Subjek pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan

yang berhak

Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak

pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukkan

warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar

pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat

dilaksanakan.

c. Subjek pajak badan

Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik

yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

Page 12: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

11  

terbatas, perseroan komanditair, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara

atau Daerah dalam nama dan dalam bentuk apapun, kongsi, koperasi, dana

pensiun, persekutuan perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial

politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk

badan lainnya termasuk reksadana.

d. Subjek pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang

pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak

lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yaitu

berupa:

- Tempat kedudukan manajemen

- Cabang perusahaan

- Kantor perwakilan

- Gedung kantor

- Pabrik

- Bengkel

- Pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran yang

digunakan untuk eksplorasi pertambangan

- Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan

- Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan

- Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain, sepanjang

lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan

- Orang atau badanyang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas

Page 13: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

12  

- Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak

bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau

menanggung resiko di Indonesia

2.2.2 Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri

UU Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 2 Ayat (2), membedakan subjek pajak menjadi

subjek dalam negeri dan subjek luar negeri

a. Yang dimaksud dengan subjek pajak dalam negeri adalah:

- Orang pribadi yang bertempat tunggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada

di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu

12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak mempunyai

niat untuk bertempat tinggal d Indonesia

- Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia

- Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak

b. Yang dimaksudkan subjek pajak luar negeri adalah:

- Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada

di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka

waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan atau tidak

berkedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia

- Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada

di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka

waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan atau tidak

berkedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan

Page 14: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

13  

dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui

bentuk usaha tetap di Indonesia

Perbedaan yang penting antara subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri

adalah:

a. Subjek pajak dalam negeri dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima dari

Indonesia dan dari luar Indonesia, sedangkan subjek pajak luar negeri dikenakan

pajak atas penghasilan yang berasal dari Indonesia saja

b. Subjek pajak dalam negeri dikenakan pajak berdasar penghasilan netto (yaitu

penghasilan bruto dikurangi dengan pengurang yang diperkenanakan); kecuali

untuk jenis penghasilan tertentu, sedangkan subjek pajak luar negeri dikenakan

pajak berdasar penghasilan bruto

c. Subjek pajak dalam negeri menghitung besarnya pajak penghasilan terutang

dengan menggunakan tarif umum (tarif Pasal 17 UU PPh) atau tarif khusus untuk

jenis penghasilan tertentu, sedangkan subjek pajak luar negeri menggunakan tarif

sepadan yaitu 20% (Pasal 26 UU PPh)

d. Subjek pajak dalam negeri wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

Tahunan sebagai dasar untuk menetapkan pajak terutang dalam suatu tahun pajak,

sedangkan subjek pajak luar negeri tidak wajib menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT) tahunan kerena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui

potongan pajak yang bersifat final

2.3 Akuntansi

2.3.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Agoes & Trisnawati (2009), Akuntansi adalah sistem informasi yang

menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingan mengenai

Page 15: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

14  

aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Informasi yang diharapakan berguna

dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang

bersangkutan. Untuk menghasilkan suatu informasi akuntansi, berupa laporan

keuangan yang akan berguna bagi pihak – pihak yang berkepentingan untuk

mengetahui aktifitas ekonomi dan kondisi perusahaan dalam tahun berjalan

terdapat proses pencatatan yang terus berulang setiap tahun buku.penjabaran

diatas merupakan siklus akuntansi.

Siklus akuntansi dilakukan mulai dari:

- Analisis dokumen transaksi

- Jurnal

- Posting ke buku besar

- Neraca saldo

- Jurnal penyesuaian

- Laporan keuangan

- Jurnal penutup

- Neraca saldo setela penutupan

2.3.2 Laporan Keuangan

Seperti dikutip dari Agoes & Trisnawati (2009), laporan keuangan terbagi menjadi

empat bagian, yaitu:

a. Laporan laba/rugi

Yaitu laporan yang menunjukkanpendapatan dan beban selam periode waktu

tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan ini didasarkan pada konsep

penandingan, yaitu suatu konsep yang menandingkan beban dengan

pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersrbut.

Page 16: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

15  

b. Laporan perubahan ekuitas

Yaitu laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas pemilik yang terjadi

selama periode waktu tertentu. Laporan ini dibuat setelah laporan laba/rugi,

tetapi sebelu neraca, karena jumlah ekuitas pemili pada akhir periode harus

dilaporan dalam neraca.

c. Neraca

Yaitu suatu daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu,

misalnya pada akhir bulan atau akhir tahun.

d. Laporan arus kas

Yaitu laporan yang menunjukkan penerimaan dan pembayaran kas selama

periode waktu terentu, misalnya sebulan atau seahun. Laporan arus kas ini

terdiri dari tiga bagian, yaitu:

- Arus kas dari aktifitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi laba bersih.

- Arus kas dari aktifitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi investasi dan bukan aset lancar.

- Arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi ekuitas dan kewajiban jangka panjang.

2.4 Pembukuan dan Pencatatan

2.4.1 Pengertian

Menurut UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat (29) dan pasal 4 ayat (4),

pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk

mengmpulkan data dan infomasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,

penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang/ jasa

Page 17: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

16  

yang diakhiri dengan menyusun laporan keuangan beupa neraca dan laporan laba/

rugi untuk periode tahun pajak tertentu. Laporan neraca dan laba/rugi tersebut wajib

dilampirkan dalam penyampaian Sura Pemberitahuan (SPT) tahunan setiap tahun.

Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan/atau

penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang,

termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenakan pajak yang

bersifat final.

2.4.2 Kewajiban Pembukuan

UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 28 mengatur bahwa yang melakukan kegiatan

usaha / pekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pembukuan. Hal ini dimaksudkan

agar dengan melakukan pembukuan, WP dapat menghitung besarnya pajak terutang.

Selain PPh besar pajak lain dapat diketahui.

Menurut Resmi (2007), WP yang wajib melakukan pembukuan adalah:

- WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di

Indonesia

- WP badan di Indonesia

Menurut Resmi (2007), ada beberapa yang harus diperhatikan dalm melakukan

pembukuan atau pencatatan, yaitu:

a. Pembukuan atau pencatatan harus dilakukan dengan itikad baik dan

mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

b. Pembukan atau pencatatn harus diselenggarakan di Indonesia dengan

menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun

dalam bahas asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

c. Pembukuan diselengarakan dengan taat asas dan dengan stelsel akkrual atau

stslsel kas

Page 18: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

17  

d. Perubahan terhadap metode dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari

Direktur Jenderal Pajak

e. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban,

modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat

dihitung besarnya pajak yang terutang

f. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selai Rupiah dapat

diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan

Buku-buku, dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan

dokumen lain wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat

kegiatan atau tempat tinggal WP orang pribadi, atau di tempat kedudukan bagi WP

badan.

Menurut UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 13 ayat (3), sanksi bagi WP yang

tidak menyelenggarakan pembukuan adalah perhitungan pajaknya akan dilakukan

dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto dan ditambah sanksi

kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang bayar. Ada juga sanksi pidana bagi WP

yang sengaja tidak menyelenggarakan pembukuan / menyelenggarakan pembukuan

dengan tidak benar, sehingga mengakibatkan kerugian bagi negara. Sanksi tersebut

berupa pidana paling sedikit enam bulan dan paling lama enam tahun. Dengan denda

paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak / atau kurang bayar dan

paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang tidak / atau kurang bayar (UU

KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 39).

2.4.3 Kewajiban Pencatatan

Menurut Resmi (2007), untuk WP yang dkecualikan dari kewajiban melaksanakan

pembukuan, maka WP wajibkan melakukan pencatatan. WP orang pribadi yang tidak

Page 19: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

18  

melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas dan WP orang pribadi yang melakukan

kegiatan usaha/pekejaan bebas menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 14 ayat

(2), diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan norma pengitungan

penghasilan neto, yaitu peredaran usahanya dalam satu tahun kurang dari Rp 4,8

miliar, dengan syarat WP orang pribadi tersebut memberitahkan kepada Dirjen pajak

dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Jika tidak

maka WP orang pribadi tersebut dianggap melakukan pembukuan.

2.5 Penghasilan dan Biaya

2.5.1 Penghasilan

2.5.1.1 Penghasilan menurut SAK

Menurut PSAK No. 23, Pendapatan ialah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi

yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Sedangkan menurut Mardiasmo (2008), Penghasilan adalah tambahan kemampuan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup ekonomisnya dalam suatu periode

tertentu, sepanjang tambahan kemampuan ini berupa uang atau dapat dinilai dengan

uang.

2.5.1.2 Penghasilan menurut Pajak

Para ahli menyarankan agar definisi penghasilan yang dipakai hendaknya

komprehensif tidak memandang sumbernya, artinya dari apa atau dari mana saja

sumber tambahan kemampuan untuk menguasai barang dan jasa dapat dipakai

memenuhi kebutuhan, legal atau illegal, halal atau haram, termasuk hadiah,

pembebasan hutang, menang undian dan lain-lain.

Page 20: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

19  

UU PPh No. 7 Tahun 1983 yang diubah dengan UU PPh No. 17 Tahun 2000 pasal 4

ayat (1) menyatakan bahwa yang menjadi objek pajak adalah peghasilan yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan

nama dan dalam bentuk apapun.

1. Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak

Seperti dikutip dari Rusdji (2007), penghasilan yang termasuk objek pajak sebagai

berikut:

- Penggantian atau imbalan berkenaaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,honorarium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan lain dalam Undang-undang

- Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan, dan penghargaan

- Laba usaha

- Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk:

a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal

b. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya

karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota

c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran

pemecahan, atau pengambilan usaha

d. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan,

Page 21: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

20  

atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan

oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan atau pengusahaan antara pihak-pihak yang

bersangkutan

- Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya

- Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian

hutang

- Deviden dengan nama dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha

koperasi

- Royalty

- Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

- Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

- Keuntungan karena pembebasan hutang, kecuali smpai dengan jumlah tertentu

yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

- Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing

- Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva

- Premi asuransi

- Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya terdiri dari

Wajib Pajak yang menjalankan usahanya atau pekerjaan bebas

- Tambahan kegiatan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan

pajak

2. Penghasilan yang Bukan Termasuk Objek Pajak

Seperti dikutip dari Rusjdi (2007), penghasilan yang bukan termasuk objek pajak

sebagai berikut:

Page 22: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

21  

a. Harta termasuk setoran tunai yang diterima Badan sebagai pengganti saham

atau penyertaan modal.

b. Harta termasuk setoran tunai yang diterima Badan sebagai pengganti saham

atau penyertaan modal.

c. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dan oleh badan atau

pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

d. Warisan

e. Dividen atau bagian laba yang diterima akibat penyertaan modal pada badan

usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

- Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan

- Pemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah modal disetor dari

Perusahaan yang memberi Dividen

f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan

dengan asuransi kecelakaan, kesehatan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa.

g. Iuran yang diterima dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri

Keuangan.

h. Bagian laba yang diterima anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak

terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi.

i. Penghasilan yang sudah dikenakan PPh final.

j. Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama

sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha

k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali jumlahnya tidak lebih dari 350

juta rupiah yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, termasuk:

- KUKESRA (Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera)

- KUT (Kredit Usaha Tani)

Page 23: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

22  

- KPRSS (Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana)

- KUK (Kredit Usaha Kecil)

- Kredit lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan BI dalam rangka

mengembangkan usaha kecil dan koperasi (yang merupakan jumlah kumulatif

dari satu atau beberapa bank kreditur)

3. Pajak yang Dikenakan Pajak Penghasilan ( PPh ) Final

Berdasarkan UU PPh Pasal 4 ayat (2) terdapat beberapa jenis penghasilan yang

pengenaan pajaknya bersifat final. PPh bersifat final artinya PPh yang dipotong

atau dibayar sendiri dari suatu penghasilan tertentu pada saat terjadinya dan tidak

lagi diperhitungkan dalam SPT Tahunan Badan walaupun tetap dilaporkan dalam

SPT.

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan

surat utang Negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi

kepada anggota koperasi orang pribadi.

b. Penghasilan berupa hadiah undian.

c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivative

yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan

penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh

perusahaan modal ventura.

d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,

usaha jasa kontruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau

bangunan.

e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Pemerintah.

Page 24: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

23  

2.5.2 Biaya

2.5.2.1 Biaya menurut SAK

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan

uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Baridwan (1997), biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau

timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari

penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan

lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Seperti tertulis dalam SAK dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan dalam SAK, pengertian beban adalah penurunan manfaat

ekonomis selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya

aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal.

2.5.2.2 Biaya Menurut Pajak

Menurut pajak, tidak semua biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat diakui sebagai

pengurang, meskipun biaya tersebut berkaitan dengan kegiatan usaha. Hal ini

disebabkan karena meurut ketentuan pajak, biaya fiskal digolongkan menjadi 2 (dua)

macam, yakni biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto dan biaya-

biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

1. Biaya yang Dapat Dikurangkan

a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

termasuk biaya pembelian bahan, biaya yang berkenaan dengan pekerjaan

atau jasa termasuk upah, dll atau biaya – biaya yang lazimnya disebut

dengan biaya sehari – hari yang dibebankan pada tahun pengeluaran yang

diperlukan.

Page 25: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

24  

b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berujud dan

amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak atas biaya lin yang

mempunyai masa menfaat lebih dari sau tahun.

c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri

Keuangan.

d. Kerugian karena penjualan/pengalihan harta.

e. Kerugian karena selisih kurs mata uang asing.

f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia.

g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.

h. Piutang tak tertagih

i. Pemupukan dna cadangan.

j. Sumbangan yang dapat dibiayakan.

2. Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan

a. Pembayaran dividen, pembagian laba atau pembagian sisa hasil usaha

(koperasi)

b. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan

c. Premi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi dwiguna, dan asuransi

beasiswa

d. Pemberian kenikmatan

e. Hibah, bantuan dan sumbangan

f. Pajak Penghasilan

g. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pihak- pihak

tertentu

h. Biaya atau pengeluaran untuk kepentingan pribadi

Page 26: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

25  

i. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan yang modalnya tidak

terbagi atas saham

j. Sanksi Pajak

2.6 Koreksi Fiskal

Seperti dikutip dari Resmi (2003), Koreksi fiskal dilakukan oleh WP karena terdapat

pebedaan pehitungan khususnya laba menurut akuntansi (komesial) dengan menurut

pajak (fiskal). Koreksi fiskal ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan

finansial dari sektor privat, sedangkan koreksi fiskal lebih ditujukan untuk menghitng

pajak. Untuk keperluan perpajakan wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan ganda,

melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

(SAK), dan pada waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu harus dilakukan

koreksi-koreksi fiskal. Ada beberapa pendekatan dalam menyusun laporan keuangan

fiskal, yaitu:

1. Laporan keuangan fiskal dsusun secara beriringan dengan laporan keuangan

komersial.

Artinya, meskipun laporan keuangan bisnis disusun berdasarkan prinsip akuntansi

bisnis, tetapi ketentuan perpajakan sangat dominan dalam mendasari proses

penyususnan laporan keuangan.

2. Laporan keuangan ekstra komtabel dengan keuangan bisnis.

Artinya, laporan keuangan fiskal merupakan produk tambahan, diluar laporan

keuangan bisnis. Perusahaan bebas menyelenggarakan pembukuan berdasarkan

prinsip akuntansi komersial. Laporan keuangan fiskal disusun secara terpisah di luar

pembukuan (ekstra komtabel) melalui penyesuaian atau proses rekonsiliasi

Page 27: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

26  

Seperti dikutip dari Resmi (2003), koreksi fiskal meliputi pengakuan pendapatan dan

biaya yang dapat berupa koreksi positif dan koreksi negatif.

1. Koreksi fiskal positif

Koreksi Fiskal Positif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan

meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh Badan

Terhutangnya juga akan meningkat. Koreksi fiskal positif diantaranya:

a. Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan

b. Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang PKP

c. Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan biaya yang

ditangguhkan menurut WP lebih tinggi

d. Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

e. Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final

2. Koreksi fiskal negatif

Koreksi fiskal negatif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan

menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh badan terhutangnya juga akan

menurun. Koreksi fiskal negatif diantaranya :

a. Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut WP lebih rendah,

selisih amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan pengakuannya

b. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

c. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final

2.7 Perbedaan Koreksi Fiskal

Menurut Rusdji (2007), terdapat perbedaan dalam perlakuan penetapan pendapatan dan

biaya menurut Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 dengan Standar

Akuntansi Keuangan sebagai akibat dari adanya beda tetap dan beda sementara;

Page 28: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

27  

perlakuan akuntansi terhadap perbedaan tersebut perlu dilakukan rekonsiliasi antara

laporan keuangan komersil dengan laporan keuangan fiskal; dan pengaruh perbedaan

tersebut terhadap laporan keuangan yaitu pada besarnya jumlah pajak terutang dan jumlah

laba usaha.

2.7.1 Beda Tetap (Permanent Difference)

Menurut Rusdji (2007), bagi perusahaan: semua pemasukan adalah pendapatan yang akan

menambah laba kena pajak , dan semua pengeluaran adalah beban yang akan mengurangi

laba kena pajak. Bagi Ditjend Pajak: tidak semua pemasukan adalah faktor penambah

laba kena pajak, ada beberapa jenis pendapatan yang bukan merupakan faktor penambah

laba kena pajak karena pendapatan tersebut sudah dikenakan pajak bersifat final, dan

tidak semua pengeluaran adalah faktor pengurang laba kena pajak karena ada beberapa

jenis pengeluaran yang sesungguhnya bukan merupakan bagian dari kegiatan perusahaan

(sumbangan, entertain tanpa daftar normatif). Di dalam Akuntansi Perpajakan perbedaan

ini disebut dengan BEDA TETAP (Permanent Difference).

2.7.2 Beda Waktu

Menurut Rusdji (2007), perbedaan lainnya adalah perbedaan yang diakibatkan karena

bedanya saat pengakuan (waktu pengakuan) baik itu terhadap pendapatan maupun beban

(pendapatan/beban tangguhan), juga akibat perbedaan beban penyusutan dimana pihak

Ditjend Pajak menggunakan metode penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

sementara perusahaan mungkin menggunakan metode penyusutan yang lain, yang oleh

karenanya mengakibatkan adanya perbedaan alokasi beban penyusutan. Prakiraan Umur

ekonomis atas aktiva tetap juga turut memberi kontribusi atas perbedaan tersebut. Dengan

kata lain perbedaan metode yang digunakan antara akuntansi komersial dengan ketentuan

fiskal. Dalam Akuntansi Perpajakan ini disebut dengan BEDA WAKTU (Time

Difference).

Page 29: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

28  

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah CV. ABC

Industri garment merupakan salah satu industri yang penting di Indonesia. Bersama-sama

dengan industri tekstil dan produk tekstil lainnya (TPT), industri tersebut merupakan

penyumbang devisa terbesar bagi negara setelah minyak dan gas bumi (Migas) hampir

27,3% telah disumbangkan dari industri garment kepada negara. Di pasar internasional

sendiri, produk garment Indonesia telah memiliki posisi yang cukup bagus, dengan

pangsa antara tiga persen sampai empat persen dari total nilai ekpsor dunia. Disamping

itu, industri garment bersifat padat karya sehingga menjadikan posisi industri tersebut

sangat penting bagi perekonomian Indonesia, sebagai penyedia lapangan kerja utama.

Itulah yang menjadi awal pemikiran terbentuknya CV. ABC.

CV. ABC adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang garment yang mulai dirintis

tahun 2001 berlokasi di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Awalnya tenaga

produksi hanya 5 orang, dengan berjalannya waktu dan mulai menemukan jalan dalam

hal penjualan CV. ABC berkembang dengan jumlah pekerja 20 orang namun dengan alat

yang masih sederhana. Tahun 2004 mulai aktif dalam pembukuan dan mendaftarkan diri

sebagai PKP. Karena keterbatasan dalam hal pembukuan dan perpajakan maka

mempekerjakan karyawan yang mampu dalam hal tersebut. Dan sampai saat ini jumlah

pekerja ada 75 orang dengan peralatan yang cukup modern. Barang hasil produksinya

antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaos (t-shirts, polo shirt,

sportswear) baik dewasa, anak-anak, pria, maupun wanita. Meskipun itu semua masih

dalam lingkup domestik namun barang-barang yang dihasilkan tidak kalah dengan

Page 30: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

29  

barang-barang kualitas ekspor. Dan saat ini bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan

yang cukup besar seperti PT Ungaran Sari Garment, PT Apac Centertex, PT Behaestex,

PT Tyfountex Indonesia, PT Cerah Garmindo, PT Pantja Tunggal, PT Ungaran Indah

Busana, PT Optima Tiga Biru. Pekerja tersebut terdiri dari direktur, staf produksi, staf

keuangan, design pembukuan dan karyawan produksi.

3.2 Struktur Organisasi

Berikut adalah Struktur Organisasi dan tugas dari pekerja CV. ABC:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. ABC

3.2

Sumber : CV. ABC tahun 2010

Tugas dari masing-masing adalah:

1. Direktur

adalah jabatan tertinggi di suatu perusahaan dan mempunyai tugas untuk

memimpin suatu perusahaan dan bertanggung jawab untuk kestabilan

perusahaan tersebut.

DIREKTUR

PRODUKSI / PERSONALIA  KEUANGAN DESIGN DELIVERY  PEMBUKUAN

KARYAWAN PRODUKSI 

Page 31: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

30  

2. Staf keuangan

Tugasnya mengatur uang operasional kantor, melakukan pembayaran kepada

penyetok barang-barang mentah, mengatur keuangan dan membuat laporan

keuangan.

3. Staf produksi

Mengawasi dan mengatur jalannya produksi dalam mengolah bahan mentah

menjadi barang jadi.

4. Design

Bertugas membuat design yang akan diproduksi

5. Delivery

Bertanggung jawab atas pengiriman barang jadi sampai ke tujuan atau

pemesan selain itu juga bertanggung jawab atas biaya transportasi setiap

pembelian barang mentah.

6. Staf pembukuan

Bertanggung jawab atas semua administrasi kantor, baik dari dari laporan

keuangan termasuk dalam hal perpajakan.

7. Karyawan produksi

Mengolah Bahan mentah menjadi barang jadi.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Jenis data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang disusun oleh pihak lain untuk pihak yang

berkepentingan melalui penelitian langsung dengan mencari, mempelajari dan

Page 32: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

31  

mengumpulkan data atau tulisan yang berhubungan dengan masalah ini seperti

laporan keuangan.

3.3.2 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang di gunakan penulis dalam menyusun kertas karya

ini antara lain sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan

tanya jawab langsung dengan orang-orang yang berhubungan langsung dengan

objek penelitian. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan Bapak

Untung staf pembukuan yang juga menangani perpajakan di CV. ABC.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan

pengumpulan data dan dokumen secara langsung di dalam penelitian.

c. Kepustakaan

Kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku,

undang-undang, surat edaran yang berhubungan dengan penelitian.

3.3.3 Teknis analisis data

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

Teknik Deskriptif Kuantitatif, yaitu teknik analisis yang menggambarkan serta

menganalisis data dengan menggunakan penghitungan angka-angka. Teknik ini

digunakan untuk menghitung besarnya laba bersih dan pajak yang terutang

dalam suatu periode.

Page 33: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

32  

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Rekonsiliasi fiskal pada CV. ABC

CV. ABC mengunakan pendekatan komersial yang penyusunan laporan keuangannya

digunakan untuk kepentingan perusahaan (manajemen). Laporan keuangan yang

dihasilkan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas, dan laporan perubahan modal.

Untuk kepentingan perpajakan, laporan laba rugi yang selanjunya disebut dengan laporan

laba rugi komersial digunakan sebagai dasar penentuan pajak terutang. Dalam rangka

menentukan besarnya pajak terutang maka harus dilakukan rekonsialiasi fiskal. Hal

tersebut harus dilakukan karena ada biaya-biaya yang menurut laba komersial dapat

dibebankan tetapi dalam laba fiskal tidak dapat dibebankan sebagai biaya. Berkut ini

adalah laporan laba rugi perusahaan yang disusun berdasarkan standar akuntansi

keuangan yang berlaku (akuntansi komersial).

Laporan Laba/Rugi

CV. ABC

Per 31 Desember 2010

Penjualan Bersih Rp 4.001.266.580

HPP:

Persediaan Awal Barang Jadi Rp 130.100.000

Harga Pokok Produksi:

Persediaan Awal Barang Dalam Proses Rp 100.720.000

Page 34: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

33  

Biaya Produksi:

Persediaan Awal Bahan Baku Rp 475.000.000

Pembelian Rp 900.000.000

Biaya Angkut Pembelian Rp 5.250.000

Rp 1.380.250.000

Persediaan Akhir Bahan Baku (Rp 53.265.000)

Harga Pokok Bahan Baku Rp 1.326.985.000

BTKL Rp 925.778.400

BOP

Biaya T.K Tak Langsung Rp 356.000.000

Biaya Listrik dan Air Rp 173.000.000

Biaya Reparasi Peralatan Rp 449.340.000

Biaya Pengepakan Rp 46.300.000

Biaya Penyusutan Rp 60.842.380

Total BOP Rp 1.085.482.380

Total Biaya Produksi Rp 3.338.245.780

Persediaan Akhir Barang Dalam Proses ( Rp 7.378.250)

Harga Pokok Produksi Rp 3.330.867.530

Persediaan Akhir Barang Jadi ( 0 )

Page 35: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

34  

HPP (Rp 3.460.967.530)

Laba Kotor Rp 540.299.050

Biaya-Biaya Operasional

Pembelian alat tulis Rp 1.200.000

Kesejahteraan karyawan Rp 154.545.995

Biaya keamanan Rp 4.000.000

Biaya telepon Rp 11.779.055

Biaya perbaikan kendaraan Rp 12.500.000

Biaya perbaikan mesin Rp 53.850.000

Biaya BBM Rp 12.500.000

Biaya leasing Rp 3.850.000

Total Biaya (Rp 251.125.050)

Pendapatan Lain-Lain Rp 210.390.000

Laba Bersih Rp 499.564.000

Dari laporan laba rugi tahun 2010 diatas, berikut rincian dari komponen-komponennya:

A. Pendapatan

Pendapatan yang di dapat dari CV. ABC sebagian besar di dapat dari penjualan barang-

barang produksi. Sedangkan pendapatan lain-lain terdapat juga pejualan kain aval dan

pendapatan jasa giro.

Page 36: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

35  

B. HPP

Perhitungan HPP yang digunakan CV. ABC untuk menghitung laba bersih adalah

metode FIFO. Dimana metode ini merupkan metode yang diakui secara pajak. Berikut

perhitungan HPP CV. ABC:

HPP:

Persediaan Awal Barang Jadi Rp 130.100.000

Harga Pokok Produksi:

Persediaan Awal Barang Dalam Proses Rp 100.720.000

Biaya Produksi Rp 1.380.250.000

Persediaan Akhir Bahan Baku (Rp 53.265.000)

Harga Pokok Bahan Baku Rp 1.326.985.000

Biaya Produksi Rp 3.338.245.780

Persediaan Akhir Barang Dalam Proses ( Rp 7.378.250)

Harga Pokok Produksi Rp 3.330.867.530

Persediaan Akhir Barang Jadi ( 0 )

HPP (Rp 3.460.967.530)

Page 37: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

36  

C. Biaya-biaya

1. Biaya tenaga kerja dibagi menjadi 2:

- Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), merupakan biaya yang

menyangkut tenaga kerja yang langsung menangani bagian produksi

(menjahit). Di dalam BTKL ini terdapat biaya gaji, bonus, dan THR, yang

pemberiannya sebagian berupa natura (sembako) sebesar Rp 11.250.000

- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung (BTKTL), merupakan biaya yang

menyangkut pngeluaran untuk staf yang menanyangkut pembukuan. Di

dalam BTKL ini terdapat biaya gaji, bonus, dan THR, yang pemberiannya

sebagian berupa natura (sembako) sebesar Rp 1.400.000

2. Rincian biaya kesejahteraan karyawan sebagai berikut:

- Biaya pengobatan yang langsung dibyarkan ke RS 12.750.000

- Piknik karyawan 7.500.000

- Beli obat-obatan untuk persediaan 1.000.000

3. Di dalam biaya telpon, terdapat pembayaran pulsa milik direktur sebesar

Rp.1.200.000

4. Di dalam biaya BBM terdapat biaya antar jemput sekolah untuk anak direktur

sebesar Rp. 2.400.000

5. CV. ABC memberikan iuran sebesar 1.000.000 sebagai sumbangan untuk

pembuatan pos kampling di daerah sekitar sebagai keamanan di pabrik.

Berdasarkan catatan-catatan di atas maka rekonsiliasi fiskal untuk pelaporan pajak 2010 yang

harus dilakukan untuk CV. ABC sebagai berikut:

Page 38: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

37  

LAPORAN LABA RUGI FISKAL

CV. ABC

2010

KETERANGAN LABA RUGI

KOMERSIAL

KOREKSI

POSITIF

KOREKSI

NEGATIF LABA RUGI FISKAL

Penjualan bersih Rp 4.001.266.580 Rp 4.001.266.580

HPP

Persediaan awal barang jadi Rp 130.100.000 Rp 130.100.000

Harga Pokok Produksi:

Pesediaan awal barang dalam

proses Rp 100.720.000 Rp 100.720.000

Biaya Produksi:

Persediaan awal barang baku Rp 475.000.000 Rp 475.000.000

Pembelian Rp 900.000.000 Rp 900.000.000

Biaya angkut pembelian Rp 5.250.000 Rp 5.250.000

Rp 1.380.250.000 Rp 1.380.250.000

Persediaan bahan baku Rp 53.265.000 Rp 53.265.000

Harga pokok bahan baku Rp 1.326.985.000 Rp 1.326.985.000

BTKL Rp 925.778.400

Rp 11.250.000

(a) Rp 914.528.400

BOP:

Biaya T.K Tak Langsung Rp 356.000.000

Rp 1.400.000

(a) Rp 354.600.000

Biaya listrik dan air Rp 173.000.000 Rp 173.000.000

Biaya reparasi peralaan Rp 449.340.000 Rp 449.340.000

Biaya pengepakkan Rp 46.300.000 Rp 46.300.000

Biaya penyusutan Rp 60.842.380

Rp 17.717.380

(b) Rp 43.125.000

Total BOP Rp 1.085.482.380 Rp 1.066.365.000

Page 39: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

38  

Total Biaya Produksi Rp 3.338.245.780 Rp 3.307.878.400

Persediaan akhir barang dalam

proses Rp 7.378.250 Rp 7.378.250

Harga Pokok Produksi Rp 3.330.867.530 Rp 3.300.500.150

Persediaan akhir barang jadi Rp -

HPP Rp 3.460.967.530 Rp 3.430.600.150

Laba Kotor Rp 540.299.050 Rp 570.666.430

Biaya Operasional:

Pembelian alat tulis Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

Kesejahteraan karyawan Rp 154.545.995

Rp 20.250.000

(c) Rp 134.295.995

Biaya keamanan Rp 4.000.000

Rp 1.000.000

(d) Rp 3.000.000

Biaya telpon Rp 11.779.055

Rp 1.200.000

(e) Rp 10.579.055

Biaya perbaikan kendaraan Rp 12.500.000 Rp 12.500.000

Biaya perbaikan mesin Rp 53.850.000 Rp 53.850.000

Biaya BBM Rp 750.000

Rp 2.400.000

(f) Rp (1.650.000)

Biaya leasing Rp 12.500.000 Rp 12.500.000

Total Biaya Rp 251.125.050 Rp 226.275.050

Pendapatan lain-lain:

Penjualan kain aval Rp 210.287.430 Rp 210.287.430

Pendapatan jasa giro Rp 102.570

Rp 102.570

(g) 0

Total pendapatan lan-lain Rp 210.390.000 Rp 210.287.430

Page 40: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

39  

Laba bersih Rp 499.564.000 Rp 554.678.810

PKP Rp 499.564.000 Rp 554.678.000

PPh terutang * Rp 62.445.500 Rp 69.334.750

Sumber : data diolah tahun 2010

*Tarif pajak yang digunakan adalah 50% X 25%

Berdasarkan koreksi di atas terdapat keterangan sebagai berikut:

a. Berdasarkan pasal 4 ayat 3 huruf d UU PPh No 36 tahun 2008 tentang yang

dikecualikan dari objek pajak, menyatakan bahwa pengganti atau imbalan dalam

bentuk natura atau kenikmatan berkenan dengan pekerjaan atau jasa merupakan

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima bukan dalam bentuk uang. Pengganti

atau imbalan dalam bentuk natura seperti beras, gula, dan sebagainya dan imbalan

dalam bentuk kenikmatan, seperti penggunaan mobil, rumah, dan fasilitas pengobatan

bukan merupakan objek pajak.

Sehingga pemberian sembako yang dilakukan CV. ABC pada poin a dan b terhadap

tenaga kerja langsung sebesar Rp 11.250.000 dan tenaga kerja tak langsung sebesar

Rp 1.400.000 bukan merupakan objek pajak, maka dari itu harus dikoreksi positif

yang artinya menambah penghasilan kena pajak CV. ABC.

b. Bedasarkan 9 ayat 2 UU PPh no.36 tahun 2008, tentang pengeluaran untuk

mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat

lebih dari satu tahun tidak boleh untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan

melalui penyusutan atau amortisasi dari tahun ke tahun dalam bagian-bagian yang

sama.

Dalam perhitungan biaya penyuutan CV. ABC menggunakan metode garis lurus,

berikut daftar aktiva menurut perhitungan fiskal yang disusutkan oleh CV. ABC yang

digambarkan dalam tabel 4.2.

Page 41: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

40  

DAFTAR PENYUSUTAN AKTIVA (FISKAL)

CV. ABC

TAHUN 2010

JENS AKTIVA

KELOMPOK

PRESENTASE

HARGA

PEROLEHAN PENYUSUTAN

Mesin jahit I 25% Rp 150.000.000 Rp 37.500.000

Kendaraan direktur II 12% x 50% Rp 50.000.000 Rp 3.125.000

Peralatan kantor II 25% Rp 10.000.000 Rp 2.500.000

TOTAL PENYUSUTAN Rp 43.125.000

Diketahui dari data penyusutan diatas adalah:

- Penyusutan mesin jahit, terdapat perbedaan akibat perlakuan akuntansi

dengan perpajakan yang bersifat temporer. Artinya secara keseluruhan

bahwa beban atau pendapatan menurut akuntansi maupun perpajakan

sebenarnya sama, namun berbeda alokasi penyusutan setiap tahunnya.

- Penyusutan kendaraan direktur, sesuai dengan surat edaran Dirjen Pajak no

154/PJ.42/2003, kendaraan yang masuk dalam inventaris perusahaan yang

digunakan oleh direksi, pengakuan penyusutannya dapat diakui sebagai

biaya dalam perhitungan penghasilan kena pajak hanya 50%, sehingga

yang diakui sebagai biaya dalam perhitungan penghasilan kena pajak

adalah Rp 3.125.000.

- Penyusutan peralatan kantor berupa komputer, terdapat perbedaan akibat

perlakuan akuntansi dengan perpajakan yang bersifat temporer. Artinya

secara keseluruhan bahwa beban atau pendapatan menurut akuntansi

Page 42: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

41  

maupun perpajakan sebenarnya sama, namun berbeda alokasi penyusutan

setiap tahunnya.

c. Berdasarkan pasal 9 huruf e UU PPh No 36 tahun 2008 tentang penggantian atau

imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura

dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai

serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah

tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Di dalam kasus CV. ABC terdapat biaya kesejahteraan karyawan berupa biaya

pengobatan yang langsung dibayarkan ke Rumah Sakit sebesar Rp12.750.000 dan

biaya piknik sebesar Rp 7.500.000 untuk membiayai piknik karyawan. Dimana biaya

tersebut merupakan imbalan berbentuk kenikmatan, maka harus dikoreksi positif yang

artinya menambah penghasilan kena pajak CV. ABC.

d. Berdasarkan pasal 4 ayat 3 huruf a UU PPh No 36 2008, tentang bantuan atau

sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak sepanjang

diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan,

atau hubungan penguasaan di antara pihakpihak yang bersangkutan.

Dalam kasus ini CV. ABC menyumbangkan uang sebesar Rp 1.000.000 untuk

pembangunan pos siskampling guna keamanan di wilayah pabrik. Biaya ini

merupakan bantuan atau sumbangan yang bukan merupakan objek pajak, dan tidak

diterima dalam rangka hubungan kerja sehingga harus dikoreksi positif yang artinya

akan menambah penghasilan kena pajak CV. ABC

e. Berdasarkan pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh No 36 Tahun 2008, tentang penentuan

besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT yang idak

boleh dikurangkan. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

Page 43: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

42  

pribadi anggota pemegang saham, sekutu atau anggta tidak dapat dikurangkan dalam

penentuan besarnya pajak terutang.

Di dalam biaya telpon terdapat pembayaran pulsa milik direktur sebesar Rp 1.200.000

yang merupakan imbalan pemilik perusahaan, maka harus dikoreksi positif yang akan

menambah penghasilan kena pajak CV. ABC.

f. Berdasarkan pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh No 36 Tahun 2008, tentang biaya yang

dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu,

atau anggota.

Di dalam biaya BBM CV. ABC terdapat biaya antar jemput sekolah untuk anak

direktur sebesar Rp. 2.400.000, yang merupakan kepentingan pribadi direktur, maka

harus dikoreksi positif yang akan menambah penghasilan kena pajak CV. ABC.

g. Berdasarkan pasal 4 ayat (2) huruf a UU PPh No 36 Tahun 2008, tentang penghasilan

yang bersifat final yaitu berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi

dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada

anggota koperasi orang pribadi;

Pendapatan jasa giro yang di dapat oleh CV. ABC merupakan penghasilan yang

bersifat final, maka harus dikoreksi negatif yang artinya akan mengurangi penghasilan

kena pajak CV. ABC.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa perbandingan

dalam perhitungan pajak terutang CV. ABC menurut komersial sebesar Rp

62.445.500 dan menurut fiskal sebesar Rp 69.334.750 sehingga nampak selisih

sebesar Rp 6.889.250. Adanya selisih perhitungan pajak terutang karena penghasilan

kena pajak menurut komersial dan menurut fiskal adalah berbeda. Perbedaan ini

disebabkan adanya biaya-biaya dan pendapatan yang tidak boleh diakui menurut

Page 44: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

43  

pajak. Dalam kasus yang terjadi di CV. ABC terdapat koreksi positif yang menambah

jumlah penghasilan kena pajak, yaitu BTKL, BTKTL, penyusutan, biaya

kesejahteraan karyawan, biaya keamanan, biaya telpon, dan biaya BBM. Sedangkan

koreksi negatif yang terjadi di CV. ABC yang mengurangi jumlah penghasilan kena

pajak adalah jasa giro.

Page 45: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

44  

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan perbedaan antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan

fiskal pada laporan laba rugi CV. ABC tahun 2010, maka penulis mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dalam melakukan koreksi fiskal terdapat dua unsur yang penting, yaitu koreksi positif

dan koreksi negatif. Koreksi positif terjadi apabila pengakuan beban atau biaya pada

laporan komersial lebih besar dari beban atau biaya pada laporan keuangan fiskal.

Sehingga akan menambah penghasilan kena pajak . Koreksi positif yang terjadi pada

CV. ABC antara lain:

- BTKL yang di dalam terdapat biaya gaji, bonus, dan THR untuk tenaga kerja

bagian pruduksi

- BTKTL yang didalamnya terdapat biaya gaji, bonus, dan THR untuk tenaga kerja

bagian staf

- Biaya penyusutan

- Biaya kesejahteraan karyawan

- Biaya keamanan

- Biaya telpon

- Biaya BBM

2. Koreksi negatif terjadi karena adanya pendapatan yang tidak boleh ditambahkan

dengan penghasilan lainnya, dan adanya biaya menurut perhitungan komersial lebih

kecil dibandingkan menurut perhitungan fiskal. Sehingga akan mengurangi penghasilan

Page 46: Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada CV ... · PDF filePada CV. ABC Laporan Praktek Kerja Lapangan ... perseroan lainnya, Badan Usaha Milik negara atau Daerah dalam

45  

kena pajak. Koreksi negatif yang terjadi pada CV. ABC hanya terjadi pada pendapatan

jasa giro.

3. Konsep beda waktu dan beda tetap. Beda waktu adalah perbedaan perlakuan akuntansi

dan perpajakan yang bersifat temporer artinya secara keseluruhan beban atau

pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama tetapi alokasi setiap

tahunnya berbeda. Dalam kasus CV. ABC ini yang merupakan beda sementara antara

lain penyusutan aktiva yang dimiliki oleh CV. ABC yaitu berupa mesin jahit,

kendaraan, dan peralatan kantor. Sedangkan beda tetap adalah perbedaan menurut

akuntansi boleh dibiayakan namun tidak dapat diakui menurut fiskal, antara lain:

natura, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemegang saham atau direktur,

bunga deposito, penghasilan sewa.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas, maka penulis mencoba memberikan

saran yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan koreksi fiskal

khususnya CV. ABC yang menjadi tempat penelitian.

1. Perusahaan seharusnya bisa lebih rapi dalam membuat akun-akun sesuai kualifikasi

yang dibutuhkan. Seharusnya terdapat akun perjalanan dinas yang nantinya akun

BBM bisa dimasukkan di dalam akun perjalanan dinas tersebut.

2. Seharusnya akun prive juga harus dinampakkan dalam nama-nama akun dalam

pembukuan CV. ABC, sehingga tidak begitu rancu untuk membedakan antara

keperluan kantor dan keperluan pribadi.

3. Secara umum hendaknya CV. ABC harus tetap mengikuti dan memperhatikan

perkembangan aturan-aturan pajak yang notabene sering terjadi perubahan hampir

setiap tahunnya.