Koran BM.pdf

download Koran BM.pdf

of 3

Transcript of Koran BM.pdf

  • MENDORONG SINERGI PENYELENGGARAAN JALAN

    MELALUI FORUM JALAN DAERAH

    Ruslan Moh Yunus, MT Akademisi, Pemerhati masalah Jalan

    Tidak dapat dipungkiri, jalan sebagai bagian sistem transportasi mempunyai peranan

    penting dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan. Sebagai prasarana penghubung antara 2 titik pada suatu ruang, secara fisik, jalan akan membentuk jaringan yang akan mempengaruhi wilayah lintasannya. Pengembangan dan Pembangunan jalan dalam konteks mewujudkan pembangunan nasional, dilakukan melalui pendekatan pengembangan wilayah yang menjamin keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkokoh kesatuan nasional, memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta mampu membentuk struktur ruang yang memberikan akses kepada masyarakat secara aman dan nyaman dalam memenuhi kebutuhan hidupnya . Sebagai salah satu prasarana yang tidak membedakan pengguna, jalan menjadi prasarana yang menjadi kepentingan bagi seluruh rakyat, baik perorangan maupun kelompok.Untuk menjamin jalan, pemerintah berkewajiban (tersirat hak) untuk menyelenggarakan jalan melalui penyiapaan sumberdaya yang mampu menjamin peningkatan pelayanan maupun kesinambungan pelayanan.

    Usaha untuk mengatasi kendala maupun masalah teknis maupun non teknis dalam penyelenggaraan jalan umum tidak terdeteksi manakala akses masyarakat tidak terganggu dan tingkat kecelakaan berada pada tingkat keberterimaan masyarakat. Sebaliknya ketika akses terhambat, atau kecelakaan cenderung meningkat, maka perhatian publik akan langsung tertuju mengkritisi kinerja pelayanan institusi yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan jalan.

    Masyarakat yang pada umumnya belum memahami wewenang dalam penyelenggaran yang jalan yang mencakup pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 secara tegas telah memberikan otoritas yang jelas kepada Pemerintah (Pusat) untuk jalan nasional, Pemerintah Provinsi untuk jalan Provinsi dan Pemerintah kabupaten/kota untuk jalan kabupaten/kota. Hal ini telah menyebabkan ketika terjadi ketergangguan akses, masyarakat belum memahami kemana arah klaim harus ditujukan. Mungkin Institusi Bina Marga dari pusat hingga daerah masih perlu melakukan sosialisasi dengan cara menempatkan identitas jalan agar lebih muda mengetahui pihak yang berwewenang sekaligus bertanggungjawab pada setiap ruas jalan.

    Kendala dalam Penyelenggaraan Jalan di Sulawesi Tengah

    Sulawesi Tengah sadalah salah satu Provinsi di Indonesia yang cukup unik, ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan jalan. Keunikan yang dimaksud tidak terlepas dari sejarah terbentuknya Pulau Sulawesi yang terdiri dari beberapa lempeng sehingga aspek geologi,

  • geoteknik serta topografi sangat mempengaruhi variabilitas koridor jalan yang ada di Sulawesi Tengah. Kondisi geologi, geoteknik maupun topografi medan yang umumnya sangat bervariasi.

    Ditinjau dari karakteristik jaringan, umumnya ruas jalan di Sulawesi Tengah memanjang disepanjang pesisir Timur - Barat, Utara-Selatan dan dihubungkan oleh pelintasan-pelintasan yang pendek dan pada umumnya sangat strategis untuk menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan di Sulawesi Tengah berdasarkan kriteria waktu tempuh dalam jaringan. Contoh ruas jalan yang dimaksud adalah Tawaeli Toboli, Napu Sanginora, Tomata-Pape, Tambu - Kasimbar , Mepanga-Basi, Tayawa-Tandoyondo, Beteleme Batas Sulsel, Rata-Baturube. Konsekuensi dari terhambatnya akses pada ruas-ruas ini akan meningkatkan secara signifikan biaya perjalanan ke pusat-pusat kegiatan di Sulawesi Tengah. Ditinjau dari sejarah pembangunan jalan, pada umumnya jalan di Sulawesi Tengah mengikuti trase ex jalan loging yang tidak dirancang untuk memenuhi kriteria jalan raya. Hal ini telah menimbulkan konsekuensi pembiayaan dalam peningkatan maupun pemeliharaan. Pola permukiman penduduk di Sulawesi Tengah yang tumbuh secara alami (tanpa rencana yang memadai) dan umumnya linier dengan dukungan jalan setapak yang kurang lebar memberi tantangan pula bagi penyelenggara jalan dalam pembebasan lahan sepanjang koridor jalan.

    Ditinjau dari sisi panjang jaringan jalan, pada tahun 2012 penulis telah mengidentifikasi panjang jalan di Provinsi Sulawesi Tengah, dimana Pemerintah Kabupaten dan Kota di Sulawesi Tengah secara keseluruhan menyelenggarakan jalan hampir sepanjang 12.356 Km, Pemerintah Provinsi sebesar 1619,26 Km dan Pemerintah (Pusat) sepanjang 2181,92 Km. Panjang jalan daerah, baik kabupaten dan provinsi sebagaimana disebutkan diatas, belum diikuti oleh kebijakan pendanaan yang memadai, sangat berbeda dengan jalan nasional.

    Kondisi-kondisi yang disebutkan diatas, menuntut pendekatan yang holistik dalam manajemen program, perencanaan, pembangunan maupun pemeliharaan jalan di Sulawesi Tengah. Pendekatan yang dimaksud dapat diwujudkan melalui peningkatan efektifitas, efisiensi maupun rasionalisasi jaringan untuk tujuan menurunkan biaya perjalanan dan biaya penyelenggaraan jalan yang akan berdampak pada biaya pergerakan yang minimum dan secara tidak langsung akan meningkatkan daya saing daerah. Upaya Mengatasi Kendala Sulawesi Tengah yang bertumpuh pada Pengembangan Agribisnis dan Kelautan membutuhkan rancangan konseptual dan operasional konektifitas jaringan yang memenuhi kriteria efektif, efisien dan rasional baik intra maupun antar wilayah. Upaya yang pertama dan utama adalah sinkronisasi kebijakan melalui penetapan koridor ekonomi yang dipengaruhi oleh tata ruang maupun perencanaan pembangunan nasional/daerah. Selanjutnya perlu didefinisikan koridor jalan dan prioritasnya. Definisi yang dimaksud membutuhkan kriteria teknis seperti rasio volume/kapasitas dan berdasarkan pertimbangan keseimbangan. Jalan kabupaten sebagai jalan yang berperan melayani secara langsung kantong produksi perlu memperoleh perhatian khusus dalam alokasi anggaran, namun perlu diikuti oleh penjelasan jenis produk utama dan kuantitas komoditi yang akan memperoleh pelayanan, agar rasio manfaat biaya setiap ruas dalam jaringan dapat terpantau setiap periode analisis. Pembangunan Jalan Baru vs Pemeliharaan. Karakteristik ruas-ruas jalan dalam jaringan jalan di Sulawesi Tengah yang membutuhkan kegiatan pemeliharaan rutin dan periodik secara intensif menurut waktu, dapat dirancang dalam program tanggap cepat penurunan kondisi jalan melalui kegiatan swakelola yang akuntabel dengan melibatkan masyarakat yang bermukim di sepanjang sisi jalan Untuk memperoleh efisiensi dan efektifitas kegiatan pemeliharaan jalan di Sulawesi Tengah dalam

  • kondisi minimnya pendanaan jalan, maka swakelola dapat di rancang terintegrasi dengan program bina konstruksi melalui on job training bagi SDM konstruksi khususnya tenaga terampil dan lulusan-lulusan baru (fresh graduated) di universitas lokal yang baru memasuki dunia kerja sebagai tahapan untuk memperoleh pengalaman sebelum mereka mengajukan usulan untuk memperoleh sertifikat kompetensi kerja. Dari segi pemenuhan peralatan, studi dan pengalaman dalam penyelenggaraan jalan di Sulawesi Tengah telah memberi pelajaran bahwa menyiapkan peralatan untuk kebutuhan-kebutuhan pemeliharaan dan respons terhadap terputusnya akses dalam suatu jaringan jalan akan lebih berdaya guna dan berhasil guna. Penyediaan peralatan merupakan prioritas program penyelenggaraan jalan yang mendesak untuk menjamin akses dan konektifitas jaringan jalan berkinerja tinggi. Pembangunan jalan baru, perlu ditunda hingga benar-benar diperlukan. Studi yang mendalam atas konsekuensi peningkatan biaya pemeliharaan dimasa depan perlu dilakukan hingga dipastikan bahwa kewajiban menyediakan biaya pemeliharaan benar-benar dapat dipenuhi. Pembangunan jalan baru tanpa perubahan kebijakan meningkatkan alokasi pendanaan jalan hanya akan mempercepat penurunan kondisi jalan yang telah ada. Investasi jalan baru khususnya koridor baru jalan kabupaten akan lebih tepat jika sumber dananya diperoleh dari pemerintah pusat sepanjang jenis produk utama dan kuantitas komoditi yang akan memperoleh pelayanan terkuantifikasi dengan jelas dan proses produksi dapat dijamin akan berkesinambungan. Pemerintah daerah sebagai penerima manfaat jalan berkomitmen menjamin untuk mempertahankan kondisi jalan melalui alokasi dana pemeliharaan yang memadai. Upaya Sinkronisasi antar Penyelenggara Jalan melalui Forum Jalan Daerah

    Salah satu upaya yang dilakukan untuk mensinergikan penyelenggaraan jalan di Sulawesi Tengah, Dinas Bina Marga Daerah telah mulai menggagas Forum Jalan Daerah melalui Konsultasi Penyelenggaraan Jalan Daerah. Forum ini terdiri dari wakil-wakil SKPD kebinamargaan dan lintas sektor Kabupaten/Kota yang terkait dengan penyelenggaraan jalan. Konsultasi ini bertujuan untuk mensinkronisasi usaha-usaha untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan jalan. Disamping itu, forum konsultasi yang dimaksud, ditujukan melakukan koordinasi dan berbagi pengalaman untuk meyakinkan bahwa rencana kegiatan-kegiatan dibidang jalan telah melalui mekanisme yang terprogram, memiliki alat ukur untuk mengetahui keberhasilannya. Forum ini diharapkan pula mampu mendorong obyektifitas dalam penetapan prioritas kegiatan, sehingga pilihan-pilihan yang diusulkan dalam kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan benar-benar merupakan pilihan yang mampu meyakinkan pengambil keputusan terutama publik, bahwa keputusan yang diusulkan adalah investasi yang tepat dan berguna bagi masyarakat. Semoga Penyelenggaran Forum Jalan Daerah dapat dilaksanakan secara intensif dan dan mampu menghasilkan paradigma baru dalam penyelenggaraan jalan daerah dalam rangka memenuhi meningkatkan akses, konektifitas dan daya saing jaringan jalan di Sulawesi Tengah.