KOPI (Coffee)

6
KOPI Oleh Erland Arfandi Rukka Gambaran Umum Kopi lebih banyak dimanfaatkan sebagai minuman penyegar baik di negara – negara pengekspor maupun pengimor diseluruh dunia. Kopi diminum setiap saat, tempat dan pada acara – acara tertentu (seperti coffe break, kendurian dan lain sebaginya) oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaan, dengan kata lain minuman kopi merupakan minuman masyarakat umum. Lebih dari 4 triliun cangkir kopi dikonsumsi setiap tahunnya. Bahkan kopi telah menjadi komoditas perdagangan terbesar kedua setelah minyak. Konsumsi kopi di negara – negara eksportir dari tahun ke tahun memiliki rata - rata 24.630 ribu bag (1 bag setara dengan 60 kg), sedangkan di Indonesia sendiri mengkonsumsi rata – rata tiap tahunnya 2.045 ribu bag dan didominasi oleh kopi robusta. Tingginya tingkat permintaan terhadap produk kopi yang menjadi dasar untuk memilih kopi sebagai produk agroindustri dan merupakan peluang bisnis yang baik di masa mendatang di Indonesia yang memiliki potensi alam yang memadai untuk memproduksi kopi. Tanaman kopi merupakan salah satu genus dari Famili Rubiaceae. Genus kopi ini memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya 2 jenis yang memiliki nilai ekonomis, yaitu Robusta dan Arabika. 1. Kopi Arabika (Coffea arabica)

Transcript of KOPI (Coffee)

Page 1: KOPI (Coffee)

KOPI

Oleh Erland Arfandi Rukka

Gambaran Umum

Kopi lebih banyak dimanfaatkan sebagai minuman penyegar baik di negara – negara

pengekspor maupun pengimor diseluruh dunia. Kopi diminum setiap saat, tempat dan pada

acara – acara tertentu (seperti coffe break, kendurian dan lain sebaginya) oleh masyarakat

perkotaan maupun pedesaan, dengan kata lain minuman kopi merupakan minuman

masyarakat umum. Lebih dari 4 triliun cangkir kopi dikonsumsi setiap tahunnya. Bahkan

kopi telah menjadi komoditas perdagangan terbesar kedua setelah minyak. Konsumsi kopi di

negara – negara eksportir dari tahun ke tahun memiliki rata - rata 24.630 ribu bag (1 bag

setara dengan 60 kg), sedangkan di Indonesia sendiri mengkonsumsi rata – rata tiap

tahunnya 2.045 ribu bag dan didominasi oleh kopi robusta. Tingginya tingkat permintaan

terhadap produk kopi yang menjadi dasar untuk memilih kopi sebagai produk agroindustri

dan merupakan peluang bisnis yang baik di masa mendatang di Indonesia yang memiliki

potensi alam yang memadai untuk memproduksi kopi.

Tanaman kopi merupakan salah satu genus dari Famili Rubiaceae. Genus kopi ini

memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya 2 jenis yang memiliki nilai

ekonomis, yaitu Robusta dan Arabika.

1. Kopi Arabika (Coffea arabica)

Daerah dengan ketinggian 700-1700 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan suhu

16-20 °C, beriklim kering 3 bulan per tahun secara berturut-turut. Kopi arabika peka

terhadap penyakit HIV, terutama bila ditanam di daerah kurang dari 500 dpl.

2. Kopi Robusta

Merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama coffea canephora. Tumbuh

baik di ketinggian 400-700 m dpl, temperatur 21-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan

secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Kualitas buah lebih rendah dari Arabika

dan Liberika.

Page 2: KOPI (Coffee)

Budidaya Kopi

1. Pembibitan tanaman

Lubang untuk tanaman kopi dapat dibuat dengan ukuran 60x60x60 cm dengan jarak

tanam 2,5x2,5 m tergantuk letak dan keadaan kebun. Kebutuhan bibit yaitu berkisar

antara 1600-2.00 ton/ha dengan pembukaan atau persiapan lahan minimal 8 bulan.

Pohon-pohon peneduh seperti dadap, lamtoro, perlu disiapkan sebelum penanaman kopi

dan sangat dianjurkan ditanam sekurangnya setahu sebelum penanaman kopi.

Penanaman bibit sebaiknya dilakukan setelah 6-8 bulan umur bibit tanaman dan

dianjurkan pada awal musim hujan, agar terjamin tanaman tidak akan dihadapkan pada

kekeringan.

2. Penanaman dan Pemeliharan tanaman

Dalam memilih penanaman bibit kopi ada tiga kriteria yang perlu diperhatikan antara

lain produktivitas, kualitas (aroma dan rasa amat berpengaruh terutama pada jenis

Arabika) dan ketahanan terhadap gangguan hama/penyakit

Pupuk yang digunakan pada umumnya harus mengandung unsur-unsur Nitrogen,

Phospat dan Kalium dalam jumlah yang cukup banyak dan unsur-unsur mikro lainnya

yang diberikan dalam jumlah kecil. Ketiga jenis tersebut di pasaran dijual sebagai pupuk

Urea atau Za (Sumber N), Triple Super Phospat (TSP) dan KCl. Selain penggunaan pupuk

tunggal, di pasaran juga tersedia penggunaan pupuk majemuk. Pupuk tersebut berbentuk

tablet atau briket di dalamnya, selain mengandung unsur NPK, juga unsur-unsur mikro.

Selain pupuk an organik tersebut, tanaman kopi sebaiknya juga dipupuk dengan pupuk

organik seperti pupuk kandang atau kompos.

Pemberian pupuk buatan dilakukan 2 kali per tahun yaitu pada awal dan akhir musim

hujan, dengan meletakkan pupuk tersebut di dalam tanah (sekitar 10 - 20 cm dari

permukaan tanah) dan disebarkan di sekeliling tanaman. Adapun pemberian pupuk

kandang hanya dilakukan Tahun 0 (penanaman pertama).

Page 3: KOPI (Coffee)

Pola Produksi Kopi

1. Periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Selama 3 tahun pertama, tanaman kopi biasanya belum menghasilkan atau dikenal

sebagai periode TBM. Tanaman baru menghasilkan biasanya pada tahun ke empat dan

diperkirakan dapat berumur sampai 30 tahun apabila dirawat dengan baik.

2. Periode Tanaman Menghasilkan (TM)

Tanaman kopi termasuk apa yang dinamakan "tanaman hari pendek" (short day

plant), yaitu tanaman yang membentuk bakal bunga dalam periode hari pendek (yang

dimaksud dengan hari pendek adalah siang hari yang panjangnya kurang dari 12 jam).

Pola panen tanaman ini di Indonesia dapat dilihat pada masa panen.

3. Pola Panen

Pola panen tanaman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cuaca, musim

dan terutama curah hujan. Masa panen di daerah basah dimana hujan turun sepanjang

tahun biasanya lebih lama, dibandingkan masa panen di daerah kering yang produksi

tertinggi pada masa puncak panen.

4. Fluktuasi Panen

Tanaman kopi termasuk tanaman yang mengalami satu kali masa panen selama dua

tahun. Penurunan produksi tanaman ini yang merupakan konsekuensi sifat alaminya dapat

mencapai 20 hingga 60 %, tergantung pada kondisi kesehatan tanaman tersebut. Dengan

fenomena seperti ini, jika kita ingin membandingkan produktifitasnya dari satu masa

panen ke masa panen yang lain, maka harus diambil tiap 2 tahun, sebagai contoh,

membandingkan produksi panen pada tahun ke-4 dengan tahun ke-6, dan bukan

membandingkannya dengan tahun ke-5. Dengan metode ini kita mendapatkan produksi

rata-rata per dua tahun, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesimpulan yang

menyesatkan.

Proses Produksi

Pada tanaman kopi Arabika dan Robusta dikenal dua macam proses, antara lain:

1. Proses kering

Page 4: KOPI (Coffee)

Proses kering amat sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus. Setelah

dipetik, kopi biasanya dikeringkan dengan cara dijemur selama 10 sampai 15 hari. Baru

setelah itu kopi tersebut dikupas. Hampir semua kopi Arabika dari Brazil melalui proses

kering, dan kualitasnya tetap bagus karena kopi yang dipetik biasanya yang telah betul-

betul matang (berwarna merah).

2. Proses basah

Pada proses basah diperlukan peralatan khusus dan hanya bisa memproses biji kopi

yang telah benar-benar matang. Proses jenis ini biasanya dilakukan oleh perkebunan besar

dengan peralatan yang memadai termasuk mekanik yang cakap sehingga mereka tidak

tergantung pada cahaya matahari untuk mengeringkan kopi tersebut.

Rendemen dan Faktor Kritis

1. Rendemen biji kopi.

Rendemen biji kopi menurut jenisnya adalah Arabika: 16-18 % dan Robusta: 20-30

%. Ini berarti bahwa setiap 100 kg biji kopi segar, untuk kopi Arabika akan menghasilkan

16-18 kilogram kopi (dengan kandungan air 12%), sedangkan untuk kopi Robusta, akan

menghasilkan sekitar 20-30 kilogram kopi.

2. Faktor Kritis.

Ukuran biji kopi merupakan salah satu elemen penting dari kualitasnya yang

berpengaruh pada harga jual kopi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran

biji tersebut antara lain varietas tanaman yang ditanam, cuaca, ketinggian daerah tanam,

kesuburan tanah, dan sistem pemotongan saat panen.