KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m),...

52
South Sumatera Forest Fire Management Project LAPORAN KAJIAN KARAKTERISTIK GAMBUT DI WILAYAH HUTAN KAYU AGUNG (PEDAMARAN DAN PAMPANGAN) KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR (OKI) Pusat Penelitian Manajemen Air Dan Lahan Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya PALEMBANG MARET 2005

Transcript of KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m),...

Page 1: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

SSoouutthh SSuummaatteerraa FFoorreesstt FFiirree MMaannaaggeemmeenntt PPrroojjeecctt

LAPORAN

KAJIAN KARAKTERISTIK GAMBUT DI WILAYAH HUTAN

KAYU AGUNG (PEDAMARAN DAN PAMPANGAN)

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR (OKI)

Pusat Penelitian Manajemen Air Dan LahanLembaga Penelitian Universitas Sriwijaya

PALEMBANGMARET 2005

Page 2: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) i

RINGKASAN

Gambut merupakan timbunan serasah atau bagian-bagian tanaman

seperti daun, ranting, atau batang di daerah cekungan dengan proses

pelapukan yang lambat karena kondisi tergenang air. Bahan gambut

mempunyai ketebalan bahan organik lebih dari 50 cm, sedangkan tanah

bergambut yaitu tanah dengan kedalaman lapisan gambut kurang dari 50 cm.

Pengembangan lahan gambut untuk aktivitas pertanian saat ini menjadi

alternatif dengan terbatasnya lahan kering. Namun pemanfaatan lahan yang

tidak mempertimbangkan aspek lingkungan fisik seperti kematangan gambut,

kadalaman dan sebarannya seringkali menjadikan degradasi lahan secara

cepat seperti kekeringan dan kebakaran. Untuk mengetahui potensi lahan

diperlukan data kedalaman dan karakteristik gambut. Penelitian bertujuan

untuk mengetahui ketebalan gambut, kematangan dan aspek yang

mendukung terjadinya degradasi lahan.

Penelitian ini dilakukan di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kota Kayu

Agung, Kecamatan Pedamaran, dan Kecamatan Pampangan, Kabupaten

Ogan Komering Ilir (OKI). Penelitian menggunakan metode survey dengan

bantuan Teknologi Penginderaan Jauh. Titik pengamatan ditentukan melalui

citra Landsat ETM-7 Tahun 2001. Jalur pengamatan dibuat sistem silang yaitu

Desa Pedamaran sampai Desa Jungkal, dan Desa Tanjung Serang sampai ke

Talang Serindang Tujuh. Titik-titik pengamatan dibuat setiap 500 m yang

dinyatakan dengan nomor point GPS. Kegiatan di lapangan dilakukan

perintisan untuk menuju titik tersebut dan dilakukan pengamatan karakteristik

gambut, vegetasi dominan, dan kondisi hidrologinya.

Kondisi lahan gambut di wilayah studi terbakar periodic ditandai dengan

ditemukan arang pada kedalaman tertentu. Hal ini dicerminkan oleh kondisi

vegetasi sekunder perpat (Sonneratia sp), pakis (Stenochama polushis), dan

gelam (Melaleuca sp. Kondisi hidrologi pada jalur Tanjung Serang-Talang

Serindang Tujuh kondisi tergenang dengan kedalaman 5-30 cm di atas

permukaan tanah pada titik 5-13, sedangkan pada titik 14 sampai 42 relatif

Page 3: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) ii

kering. Jalur Pedamaran sampai Jungkal kondisi lahan tergenang dengan

ketinggian air 5-40 cm di atas permukaan tanah pada titik 71 sampai 100,

sedangkan titik 43 sampai 66 kondisi lahan relatif kering. Pembentukan areal

rawa gambut Tanjung Serang sampai Talang Serindang Tujuh sangat

dipengaruhi oleh luapan air sungai yaitu Sungai Komering dibagian barat dan

Sungai Sibumbung di bagian timur. Kondisi hidrologi di jalur Pedamaran-

Jungkal dipengaruhi oleh anak-anak Sungai Komering yaitu Sungai Aur,

Sungai Lebak Pancur, Sungai Merang, dan Rawa Bumbung.

Gambut jalur Desa Tanjung Serang – Talang Serindang Tujuh

membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m),

dan titik 40 (6 m). Akumulasi kubah gambut sebenarnya berada pada titik 25

sampai 33. Titik pengamatan 4, 5, 7 sampai 16 dan 18 tergolong gambut

sedang, titik 19, 20 tergolong gambut dangkal sedangkan titik 3, 6, 23, 24, 42,

35, 36, dan 39 tergolong gambut dalam. Titik 17, 25 sampai 33, dan 38, 40

tergolong sangat dalam. Sedangkan jalur Desa Pedamaran sampai Jungkal,

membentuk kubah gambut pada titik 56 sampai 66 puncak kubah gambut

tersebut ada pada titik 57 dengan kedalaman gambut 7 m. Dari kedalaman

gambut titik pengamatan 99 dan 100 tergolong dangkal, titik 43 dan 45

tergolong sedang. Titik pengamatan 72, 75, 80, 81, 97, dan 98 tergolong

gambut dalam, sedangkan titik pengamatan 47 sampai 71, titik 73 sampai 79

dan titik 82 sampai 96 tergolong gambut sangat dalam.

Dari tingkat kematangan pada kedalamannya kurang dari 1 m, rata-rata

kedalaman tingkat kematangan gambut safrik, titik 8, 24, 25, 26, dan 35

tergolong mentah (fibrik) terdapat pada jalur Talang Serindang Tujuh – Desa

Tanjung serang. Pada jalur Desa Pedamaran – Desa Jungkal rata-rata tingkat

kematangan pada kedalaman 1 m (fibrik) mentah, sedangkan pada kedalaman

lebih dari 1 m tingkat kematangan fibrik sampai hemik. Kondisi kesuburan

lahan gambut masih tergolong subur, hal ini ditunjukkan dengan kandungan

C-organik, N-total, bahan organik yang sangat tinggi.

Page 4: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) iii

SUMMARY

Peat is hoard of parts of plant like leaves, twigs or stems in depression

area through slowly decaying process because of water resistant condition.

Peat material has more than 50 centimeters organic material whereas peat soil

has less than 50 centimeters deep of peat layer.

At present, peat land for farming activity is becoming an alternative

because dryland is limited. Unfortunately, land utilization does not consider

physical environment aspects such as peat maturity, deepness and its spread.

Therefore, it can make the land will defrade fast, for example, dryness and fire.

For this reason, it is important to know land potency through peat depth and its

characteristic data. The objectivies of this research are to know peat depth, its

maturity and the aspects which support land degradation.

The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung,

Pedamaran and Pampangan sub districts. These sub district are located in

Ogan Komering Ilir (OKI) district. Survey method with remote sensing

technology was used in this survey. Observation points were determined

through Landsat image ETM-7, 2001. Observation tracks used cross system,

from Pedamaran village to Jungkal village and from Tanjung Serang village to

Talang Serindang Tujuh village. Every 500 m was made observation points

that were expressed by GPS point number. Clearing the area was done to

reach those points and then did observation of peat characteristic, dominant

vegetation and hidrology condition.

Charcoal in certain depth was found in periodically-burned study area.

The second vegetation is perpat (Sonneratia sp), pakis (Stenochama

polushis), and gelam (Melaleuca sp). There was stagnant water (5-30 cm

deep) from point 5 to 13, whereas from point 14 to 42 were relatively dry. From

Pedamaran to Jungkal track, stagnant water (5-40 cm deep) was found from

point 71 to 100. Relatively dry land condition was from point 43 to 66. Peat

swamp area formation from Tanjung Serang to Talang Serindang Tujuh is

highly influenced by overflow of Komering River in the west and Sibumbung

Page 5: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) iv

River in the east. Komering River watercources those are Aur River, Lebak

Pancur River, Merang River and Sibumbung River influence hidrology

condition in Pedamaran – Jungkal track.

Peat in Tanjung Serang – Talang Serindang Tujuh track formed 3 peat

depressions. Those are at point 17 (4.05 m), point 28 (5.62 m), and point 40

(6 m). Peat dome accumulation was from point 25 to 33. Observation point 4,

5, 7 to 16 and 18 conidered moderate peat, point 19, 20 considered shallow

peat, point 3, 6, 23, 24, 42, 35, 36, and 39 considered deep peat and point 17,

25 to 33, 40 considered very deep peat.

From Pedamaran village to Jungkal village track formed peat dome

from point 56 to 66. Peat dome peak was at point 57 with 7 m deep. At

observation point 99 and 100 considered shallow, at point 43 and 45

considered moderate, at point 72, 75, 80, 81, 97, and 98 considered deep

peat, from observation point 47 to 71. From point 73 to 79 and from point 82 to

96 considered very deep peat.

The peat degree in depth of less than 1 meter approximately has peat

maturity level safric. At point 8, 24, 25, 26, and 35 in track of Talang Serindang

– Tanjung Serang considered raw (fibric). Approximately, maturity level 1 m

deep in Pedamaran village – Jungkal village track is raw (fibric) whereas in

more than 1 m deep, the maturity level is from fibric to hemic. Peat land

condition is still considering fertile. It is showed by high C-organic, N-total, and

organic material content.

Page 6: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) v

KATA PENGANTAR

Data dasar kedalaman gambut pada bentang lahan di Kecamatan

Pedamaran dan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sampai saat

ini belum tersedia. Kegiatan survai gambut bertujuan untuk mencari informasi

kondisi ketebalan gambut, kematangan, dan informasi lainnya secara umum

kondisi areal tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan melalui kerjasama antara Pusat Penelitian

Manajemen Air dan Lahan Universitas Sriwijaya dengan South Sumatera

Forest Fire Management Project.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengguna,

perencana dan para peneliti, terutama di Propinsi Sumatera Selatan.

Palembang, Februari 2005

Tim Penulis

Page 7: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) vi

DAFTAR ISI

Halaman

Ringkasan .................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................... iv

Daftar Tabel .................................................................................... v

Daftar Gambar .................................................................................... vi

Daftar Lampiran .................................................................................... vii

I. Pendahuluan .............................................................................. 1

II. Metodologi ............................................................................... 8

III. Hasil dan Pembahasan .................................................................. 17

1. Jalur Pengamatan Tj. Serang – Tl. Serindang Tujuh

1.1. Hidrologi ............................................................................... 18

1.2. Vegetasi ............................................................................... 18

1.3. Karakteristik Gambut............................................................. 21

2. Jalur Pedamaran Jungkal

2.1. Hidrologi .......................................................................... 24

2.2. Vegetasi ......................................................................... 26

2.3. Karakteristik Gambut .......................................................... 27

IV. Kesimpulan dan Saran.................................................................. ...... 30

DaftarPustaka ...................................................................................... 32

Lampiran

Page 8: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Reklamasi Histosol untuk Tanaman Pangan di Indonesia……………….. 2

2. Kelas Kemampuan Lahan Gambut untuk Pertanian Tanaman Pangan .. 3

3. Susunan Tim Studi ……………………………………………………........ 9

4. Jadwal Kerja Survai Gambut Daerah Hutan Kayu Agung(Pedamaran – Pampangan) ………………………………………………… 10

5. Karakteristik Kimia Gambut yang dianalisis ............................................. 15

Page 9: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta Survai Gambut Teloko, Rute Desa Pedamaran I

Sampai desa Jungkal , Kabupaten Ogan Komering Ilir ..................... 16

2. Grafik Ketebalan Gambut, Tj. Serang – Tl. Seridang Tujuh ............... 17

3. Lahan yang tergenang air (5-30 cm) ............................................. 18

4. Lahan relatif kering .................................................................... 18

5. Vegetasi perpat dan pakis ............................................................... 19

6. Vegetasi belidang .............................................................................. 19

7. Vegetasi gelam ................................................................................. 19

8. Titik 22-24 didominasi vegetasi perpat dan pakis ............................. 19

9. Titik 33, 34 dan 37 didominasi vegetasi Sepongol dan Gelam ......... 20

10. Parit-parit yang dipakai untuk mengeluarkan kayu ............................ 20

11. Gambut dititik 7 yang tergolong dangkal ........................................... 21

12. Gambut tingkat kematangan sedang (Hemik) ............................... 21

13. Gambut pada tingkat kematangan Fibrik .......................................... 22

14. Grafik Ketebalan Gambut, Pedamaran I – Jungkal ……………… 24

15. Kondisi lahan gambut tergenang air (50-100 cm) ............................. 25

16. Titik 58, di jalan baru Kota Kayu Agung-Tl. Gelumbang .................. 25

17. Lahan gambut yang relatif kering .................................................... 25

18. Vegetasi dominan belidang (titik 43-45) .................................................... 26

19. Vegetasi dominan purun (titik 47-98) ........................................................... 26

Page 10: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Karakteristik Fisik Gambut Jalur Tj.Serang–Tl.Seridang Tujuh ……...….. 34

2. Karakteristik Fisik Gambut Jalur Padamaran I dan Desa Jungkal …...… 37

3. Karakteristik Kimia Gambut jalur Tj.Serang – Tl.Seridang Tujuh ………. 39

4. Karakteristik Kimia Gambut di Daerah Pedamaran – Jungkal ………….. 40

5. Foto-Foto Kegiatan …………………………………………………...…….. 42

Page 11: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Gambut dan Sebaran untuk Tanaman Pangan

Lahan rawa di Sumatera saat ini telah dikembangkan seluas 1.791.400

ha. Sebagian besar merupakan lahan rawa pasang surut 1.098.337 ha, dan

sisanya lahan rawa non pasang surut seluas 693.063 ha. Di Sumatera Selatan

areal pasang surut yang belum dibudidayakan 283.778 ha, dan yang telah

dibudidayakan 189.741 ha dari total luasan 473.519 ha. Sedangkan rawa

lebak yang telah dibuka 20.749 ha, belum dibuka 43.194 ha, dari total luasan

71.942 ha. Total lahan rawa lebak dan pasang surut di Sumatera Selatan

541.461 ha tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan

Banyuasin. Kawasan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir mempunyai

luasan 500.000 ha (Wetland International ; Direktorat Jenderal

Sumberdaya Air, 2004).

Tanah gambut merupakan timbunan serasah atau bagian-bagian

tanaman seperti daun, ranting atau batang di daerah cekungan dengan proses

pelapukan yang lambat karena kondisi yang selalu tergenang air. Menurut

Hardjowigeno (1992), tanah gambut adalah tanah dengan lapisan bahan

organik lebih dari 50 cm, dan tanah bergambut adalah tanah dengan

kedalaman lapisan organik kurang dari 50 cm. Dalam padanan tatanama

klasifikasi tanah dinyatakan tanah gambut sama dengan Organosol (sistem

Dudal-Soepraptoharjo) ; Organosol (Pusat Penelitian anah dan Agroklimat) ;

Histosol (FAO/UNESCO) ; Histosol (USDA Soil Taxonomi).

Menurut Isa Darmawijaya (1990), pembentukan tanah gambut dapat

dibedakan atas : a). Gambut Ombrogen yaitu gambut yang telah terbentuk di

daerah rawa akibat curah hujan yang tinggi dan airnya tergenang/air tanah

jenuh, b). Gambut Topogen yaitu gambut yang terbentuk terutama pengaruh

topografi, gambut ini terbentuk dalam depresi topografi baik di daratan rendah

maupun pegunungan. C) Gambut Pegunungan yaitu gambut yang terbentuk di

daerah yang tinggi, gambut pegunungan adalah sebagai akibat depresi atau

plato dipuncak pegunungan api yang telah mati yang tidak menjadi telaga.

Page 12: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 2

Tabel 1. Reklamasi Histosol untuk Tanaman Pangan di Indonesia

No. Propinsi Luas (ha)1. Riau 60.2072. Jambi 29.2023. Sumatera Selatan 76.4924. Kalimantan Barat 33.6375. Kalimantan Tengah 40.0006. Kalimantan Selatan 110.0007. Kalimantan Timur -8. Irian Jaya -

Sumber : Mul Mulyani dan Kartasapoetra (1998).

Menurut Goeswono dan Wicaksono (1983), dan Sarwono (1985) bahwa

tanah-tanah organik diklasifikasikan atas dua cara yaitu ; 1) menggunakan

istilah lapangan tradisional, dan 2) menurut istilah didalam sistem klasifikasi

tanah secara komprehensif. Di Indonesia tanah organik secara umum

dinamakan tanah gambut atau peat (veen, muck). Sebagai pegangan praktikal

tanah organik biasanya dibedakan atas dasar tingkat pelapukannya yaitu :

a. Bahan Fibrik : Kandungan bahan organik kasar (fibrik) lebih dari

2/3 bagian

b. Bahan Hemik : Kandungan bahan organik dengan tingkat pelapukan

kasar 1/3 – 2/3 bagian

c. Bahan Safriks : Kandungan bahan organik kasar kurang dari 1/3 bagian.

Soil Survey Staff (1990) dan Sitorus (1985) menyatakan bahwa banyak

faktor pembatas yang terdapat pada tanah gambut yang sukar dimanipulasi.

Penggunaan lahan gambut untuk pertanian tanaman pangan diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Sesuai : Pembatas ringan (mudah diatasi dengan biaya kecil dan

teknologi sederhana)

b. Sesuai bersyarat : Pembatas sedang (membutuhkan biaya yang tinggi dan

teknologi tinggi tetapi masih bisa dikelola)

c. Tidak sesuai : Pembatas berat (sulit dikelola dan dampak lingkungan

cukup tinggi)

d. Tanpa pembatas : Dapat diusahakan tanpa atau dengan sedikit masukan

Page 13: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 3

Tabel 2. Kelas Kemampuan Lahan Gambut untuk Pertanian Tanaman Pangan

No. Faktor p d f pH b.o1. Sesuai <130 Baik-buruk - 5.5 >352. Sesuai bersyarat 130-

200Buruk - 4.5 35-65

3. Tidak sesuai >200 Sangatburuk

- 3.5 65-98

4. Tanpa pembatas - Agak buruk >2.03 - -5. Pembatas ringan 40-60 Baik 1.3-2.03 - -6. Pembatas

sedang60-90 Sedang 0.52-1.3 - -

7. Pembatas berat 90-200 Buruk <0.53 - -Keterangan : p = Ketebalan gambut (cm) d = drainase

f = defisiensi kesuburan (me/100g)b.o = bahan organik (%)

Hasil Penelitian yang telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia

(Sumatera dan Kalimantan), ternyata histosol mempunyai prospek yang baik

untuk usaha pengembangan pertanian. Pada luasan 43,50 juta hektar lahan

pasang surut yang didominasi oleh histosol sekitar 26,244 juta hektar, yang

tadinya merupakan hutan tanah rawa dikembangkan untuk usaha agribisnis

(Mul Mulyani dan Kartasapoetra, 1998).

1.2. Pengelolaan Lahan Gambut

Upaya pemanfaatan lahan gambut harus didasarkan pada tataruang

dan kondisi daya dukung tanah gambut tersebut sesuai dengan kelas

kemampuannya.

Menurut Kalsim, dkk., (2003) dalam Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor. 32 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

dalam kaitannya dengan Lahan Gambut, berdasarkan Bab Ketentuan Umum,

dapat diuraikan berbagai definisi sebagai berikut :

a. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi umum

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam,

sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna

kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Page 14: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 4

b. Pengelolaan Kawasan Lindung adalah upaya penetapan, pelestarian dan

pengendalian pemanfaatan kawasan lindung.

c. Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas

yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun

bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta

memelihara kesuburan tanah.

d. Kawasan Bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya

sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam

waktu yang lama.

e. Kawasan Resapan Air adalah daerah yang mempunyai kemampuan

tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian

air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air.

f. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai,

termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai

manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

g. Kawasan Sekitar Danau/Waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling

danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan

kelestarian fungsi danau/waduk.

h. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di

darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan

pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistimnya.

Menurut Hardjowigeno (1992), berdasarkan ketebalan atau kedalaman

lapisan gambut dibedakan atas 4 (empat) kelas yaitu gambut dangkal

ketebalan (50 – 100 cm), gambut sedang (101 – 200 cm), gambut dalam

(201 – 300 cm), dan gambut sangat dalam (lebih dari 300 cm). Untuk tanah

dengan kedalaman gambut kurang dari 50 cm dikenal dengan tanah

bergambut.

Berdasarkan petunjuk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai

realisasi UU No. 24 Tahun 1992 tentang penataan ruang tanah gambut sangat

dalam (lebih dari 300 cm), ditetapkan sebagai kawasan lindung dan berfungsi

dalam pengendalian hidrologi, areal tangkapan air, dan melindungi ekosistem

di kawasan tersebut. Pelestarian kawasan gambut untuk menjaga kelestarian

Page 15: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 5

ekosistem juga dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah No. 150 tahun 2000,

yaitu tentang pengendalian kerusakan tanah untuk biomassa.

Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya

terdiri dari : (a) Kawasan Hutan Lindung, (b) Kawasan Bergambut, (c)

Kawasan Resapan Air. Sedangkan Kawasan Perlindungan Setempat terdiri

dari : (a) Sempadan pantai, (b) Sempadan sungai, (c) Kawasan sekitar

danau/waduk, (d) Kawasan sekitar mata air.

Faktor-faktor yang umumnya menimbulkan masalah dalam pengelolaan

histosol adalah sebagai berikut (Tejoyuwono, 1986., Driessen and Rochimah,

1976., dan Driessen and Soehardjo, 1976) :

1. Bentuk timbunan dan kedudukan fisiografis, menyebabkan muka air tanah

dangkal, drainase dan peresapan menjadi buruk.

2. Kemudahan dan kejenuhan air bahan penyusun gambut, menyebabkan

keadaan tanah sangat lembek. Karena bahan endapan kebanyakan

berbutir halus, maka strukturnya berupa lumpur, sehingga mempunyai

daya sangga yang sangat rendah. Bila dalam keadaan sangat sulit

memegang air kembali (irreversible).

3. Kejenuhan air sepanjang tahun, menimbulkan suasana anaerob yang

mengakibatkan berlangsungnya suasana reduksi yang merugikan harkat

keharaan tanah.

4. Bahan organik mentah di atas tanah mineral, mengakibatkan perakaran

tanaman sukar menembus ke bagian bawah karena kekurangan oksigen

sehingga banyak akar-akar tanaman muncul ke permukaan tanah.

5. Histosol di daerah pantai (marin), sering terdapat pirit (FeS2) dalam jumlah

banyak yang dalam suasana oksidatif akan teroksidasi menjadi besi sulfat

basah. Terbentuknya asam sulfat menjadikan tanah sangat masam

(cat clay).

6. Tempat bersarangnya hama dan penyakit tanaman.

Menurut Soepraptohardjo dan Driessen (1976), bahwa masalah utama

yang dihadapi banyak tanah gambut adalah :

1. Ketebalan gambut diikuti dengan kandungan bahan organik yang tinggi, pH

yang rendah dan tingkat kematangan minimal.

Page 16: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 6

2. Komposisi sangat bervariasi pada tempat-tempat yang berdekatan,

tergantung dari bahan pembentuk gambut tersebut yang menyebabkan

dan menentukan tingkat kualitas gambut.

3. Penyusutan yang cepat sesudah diadakan pembuatan saluran drainase

dan pembersihan vegetasi pada waktu pembukaan areal pertanian.

4. Temperatur yang tinggi pada waktu panas yang menyebabkan atmosfer

tanah bertemperatur lebih panas. Tanah-tanah yang berwarna gelap lebih

banyak menyerap panas dari pada tanah-tanah yang berwarna terang.

Pembakaran pada hakikatnya adalah pengelolaan tanah gambut,

karena pencangkulan dan membajak tidak diperlukan. Tanah gambut bersifat

porous dan terbuka. Oleh sebab itu pengolahan tanah kadang-kadang tidak

diperlukan kecuali bila mengandung liat dan debu. Karena bersifat porous dan

terbuka, maka tanah gambut pada umumnya memerlukan pemadatan. Makin

lama gambut diusahakan maka pemadatan makin penting (Goeswono, 1983).

Bahaya pembakaran akan timbul dan dapat merugikan bagi kegiatan

pertanian yaitu :

1. Reaksi tanah gambut yang kaya akan abu menjadi alkalis dan gambut

yang tipis akan kehilangan bahan organik yang menyebabkan bahan

bawah naik di permukaan.

2. Lapisan bahan organik di bagian atas umumnya lebih subur dan bila

dibakar, lapisan yang kaya bahan organik itu akan habis dalam jangka

waktu singkat.

3. Permukaan gambut karena dibakar, akan merendah atau menipis dan lebih

padat, akibatnya akan sukar melepaskan air.

Menurut Lakitan dan P. Negara (2001), penyebab kebakaran di lahan

rawa adalah :

a. Terjadi konflik pemakaian lahan

b. Pembukaan lahan yang bersifat tradisonal

c. Budidaya sonor

d. Pembuatan kanal dengan drainase berlebihan

e. Kegiatan logging baik resmi maupun ilegal.

Page 17: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 7

Penyebab kebakaran hutan pada saat ini ditujukan pada masyarakat lokal

melalui aktivitas menangkap ikan, berburu dan mengambil kayu. Fluktuasi air

di lahan sangat dipengaruhi oleh curah hujan, pada musim kemarau aktivitas

masyarakat di daerah rawa mulai meningkat, kebakaran hutan dan asap

sering menjadi masalah. Pada sisi lain pemerintah daerah menetapkan

kawasan pengembangan melalui penetapan Rencana Umum Tata Ruang

Wilayah. Kawasan gambut dan rawa-rawa sering diplotkan sebagai areal

pengembangan pertanian.

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian karakteristik gambut di areal hutan Kayu Agung

(Pedamaran dan Pampangan) adalah untuk mengetahui ketebalan gambut,

kematangan, dan kondisi umum daerah tersebut. Data yang diperoleh akan

sangat bergunan bagi perencanaan penggunaan lahan, pemilihan alternatif

penggunaan, dan mamprediksi kondisi lingkungan yang akan berubah bila

dilakukan pembukaan lahan.

Page 18: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 8

II. METODOLOGI

Metode penelitian dalam studi gambut menggunakan metode survai

sistem grid. Jarak pengamatan dilakukan secara sitematik yaitu setiap 500 m

untuk kondisi areal dengan topografi dan vegetasi yang bervariasi, dan jarak

1 KM sampai 2 KM untuk areal yang homogen.

Urutan kerja dalam tahapan penelitian adalah :

2.1. Persiapan

2.2. Pengumpulan data sekunder, peta dan penentuan koordinat

2.3. Susunan tim studi

2.4. Penyusunan jadwal kerja

2.5. Survai pendahuluan

2.6. Survai utama

2.7. Analisis sampel

2.8. Pengolahan data

2.9. Pembuatan draft laporan

2.10. Seminar/diskusi dengan dinas instansi di Provinsi Sumatera Selatan dan

Kabupaten Ogan Komering Ilir

2.11. Laporan AKhir

2.1. Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap studi pustaka, yaitu meneliti

dan mengkaji pustaka yang telah ada tentang keadaan gambut di

daerah penelitian. Dengan demikian gambaran kesan tentang daerah

yang akan diteliti dapat diperoleh Pada tahap persiapan yang juga

dilakukan pengadaan peralatan bor gambut. yang mampu mengetahui

kedalaman hingga 15 m, GPS dan peralatan lain seperti parang,

kompas, daftar issian dan tenda

2.2. Pengumpulan data sekunder, peta dan penentuan koordinat

Salah satu sarana yang sangat penting untuk dipersiapan dalam

tahap ini adalah peta dasar. Peta dasar adalah suatu peta yang

Page 19: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 9

digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengamatan tanah gambut

di lapangan. Peta dasar yang baik adalah disamping dapat

menunjukkan lokasi geografis secara tepat juga dapat memberi

petunjuk kemungkinan penyebaran berbagai jenis tanah gambut

diwilayah tersebut.

Untuk tujuan ini maka peta yang bersumber dari Citra (Landsat

TM Juni 2001; Peta RBI 1 : 50.000) digunakan untuk interpretasi areal

gambut dan penentuan titik-titik pengamatan untuk jarak setiap 500 m.

Koordinat pengamatan dinyatakan dengan nomor point GPS sumbu x

dan sumbu y. Penetapan jalur pengamatan dengan sistem silang yaitu

dari Desa Pedamaran ke Desa Jungkal (no point GPS 43 sampai 100),

dan jalur ke dua dari Desa Tanjung Serang ke Talang Seridang Tujuh

(no point GPS 1 sampai 42).

2.3. Susunan tim studi

Kegiatan survai gambut diareal Pampangan – Pedamaran

dengan susunan Tim seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Susunan Tim Studi

No. Nama Jabatan dalam tim Keterangan1. Paul Kimman EU Deputi CO-Director SSFFMP2. Solichin Geografis Informasi System (GIS)3. Robiyanto H. Susanto Ketua Tim Survai4. Bakri Koordinator Tim Survai A Pedamaran-Jungkal5. Muh. Bambang Prayitno Koordinator Tim Survai B Tj.Serang-Tl.Serindang Tujuh6. Syahrial Yunior staff B7. Yohanes Bambang Yunior staff A8. Usman Tenaga lokal tim A9. Arfan Tenaga lokal tim A10. Suwandi Tenaga lokal tim A11. Ateng Tenaga lokal tim A12. Feri Parsi Tenaga lokal tim A13. Hasan Tenaga lokal tim A14. Zulnarib Tenaga lokal tim A15. Endang Tenaga lokal tim A16. Supendi Tenaga lokal tim A17. Madlan Tenaga lokal tim B18. Ali R Tenaga lokal tim B19. Unidang Tenaga lokal tim B20. Taufik Tenaga lokal tim B21. Syamsuddin Tenaga lokal tim B22. Zainal Abidin Tenaga lokal tim B23. Karya Tenaga lokal tim B24. Baharudin Tenaga lokal tim B25. Husin Tenaga lokal tim B

Page 20: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 10

2.4. Penyusunan Jadwal Kerja

Jadwal kerja yang disusun sesuai tahapan survai yaitu seperti

tertera pada Tabel berikut :

Tabel 4. Jadwal Kerja Survai Gambut Daerah Hutan Kayu Agung(Pedamaran – Pampangan)

BulanNo. Uraian Kegiatan

Oktober November Desember Januari Februari Maret

1. Persiapan

2.Pengumpulan data sekunder, petadan

penentuan koordinat

3. Penyusunan tim studi

4. Survai pendahuluan

5. Survai utama

6. Analisis sampel

7. Pengolahan data

8. Penbuatan draft laporan

9. Seminar diskusi ditingkat Kabupaten

dan Provinsi

10. Laporan akhir

Keterangan : = mewakili minggu

2.5. Survai Pendahuluan

Survai pendahuluan bertujuan mempersiapkan segala

kebutuhan untuk mempermudah pekerjaan survai utama. Persiapan

meliputi segi administrasi menyampaikan surat ke Kabupaten,

Kecamatan dan Desa. Melakukan orientasi di daerah survai untuk

memperoleh gambaran menyeluruh tentang kondisi lapangan dan

identifikasi problema-problema yang didapat. Dalam kesempatan survai

pendahuluan dilakukan negosiasi tenaga kerja, kemampuan lintasan

perjalanan sesuai kondisi lokal setempat.

2.6. Survai Utama

Survai utama merupakan kegiatan utama dilapangan. Pada

tahap ini akan diketahui kondisi kedalaman gambut, tingkat

kematangan dan vegetasi dominan di daerah tersebut.

Pada saat survai utama satu tim dipimpin oleh satu orang ketua

tim, satu orang asisten lapangan dan 9 orang tenaga lokal.

Page 21: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 11

Kemampuan daya jelajah tim untuk vegetasi rapat (perlu menebas

membuat jalur rintisan) adalah 2 km per hari, sedangkan bila kondisi

lahan agak terbuka (dominan pakis) daya tempuh dapat mencapai 3 km

per hari.

Untuk memperlancar pekerjaan di lapangan pembagian tugas

dan koordinasi internal tim sangat diperlukan, pembagian tugas sebagai

berikut :

I. Koordinator Tim Survey Sebagai Pimpinan rombongan bertugas

memberikan arahan kegiatan yang akan dilakukan dilapangan

kepada peserta tim. Melakukan koordinasi eksternal dengan

pemerintah setempat dan pihak pemberi pekerjaan, membegi tugas

kepada masing-masing porsenil tim.

II. Surveyor/Navigasi bertugas mengarahkan penebas, untuk mencari

titik pengamatan di lapangan, serta mengoperasikan GPS untuk

mencari titik pengamatan dan mencatat serta menyimpan titik

pengamatan lapangan. Selain itu juga bertugas mencatat kondisi

hidrologi dan vegetasi di lapangan.

III. Penebas bertugas membuat rintisan untuk mencari titik

pengamatan lapangan, serta membuat fasilitas jalan (misalnya

jembatan darurat) sehingga memudahkan peralatan survai dan

anggota tim untuk melintas.

IV. Pengebor bertugas melakukan pengeboran untuk melihat kondisi

karakteristik gambut dan pengambilan sample gambut.

V. Pengamat Gambut bertugas melakukan pengamatan dan mencatat

karakteristik gambut di lapangan, melakukan pemotretan kondisi

lapangan, dan melakukan pengamatan da merekam kondisi

vegetasi dan hidrologi.

VI. Floter bertugas membawa bahan makanan, peralatan yang

diperlukan selama survai di lapangan, serta menyiapkan Flying

Camp (tenda berpindah dan sementara).

VII. Juru Masak bertugas measak nasi dan lauk pauk untuk kebutuhan

tim, serta merencanakan penggunaan kebutuhan dapur lainnya.

Page 22: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 12

Selain itu pada sore hari biasanya dilakukan koordinasi intern

untuk pembagian tugas dan rencana kerja besok harinya. Juga

dilakukan cek ulang data dari pengamat gambut dan navigasi. Di

lapangan tugas-tugas untuk tenaga lokal (anggota tim) diberikan secara

bergiliran sehingga mencerminkan keadilan.

Bahan dan peralatan terdiri dari bahan konsumsi, dan peralatan

yaitu bor gambut (terdiri dari mata bor dan 15 sambungan bor dengan

panjang masing-masing 1 m), kunci inggris 2 buah untuk membuka

sambungan serta sikat besi untuk membersihkan bor. Peralatan lain

yaitu GPS lengkap dengan baterai, tustel digital, kompas, dan kertas

pengamatan. Peralatan tambahan adalah tenda dan alat-alat masak

serta obat-obatan untuk kebutuhan lapangan.

Pada saat survai utama urutan kegiatan adalah :

a. Pencarian titik pengamatan di lapangan :

Untuk mencari titik pengamatan di lapangan setelah didapat titik

(koordinat) yang diinginkan disimpan kembali titik koordinat

tersebut di GPS

Lakukan pengeboran untuk pengamatan gambut

Lakukan pengamatan vegetasi dominan

b. Pengeboran dan pengamatan gambut :

Bor yang digunakan adalah bor gambut

Pengeboran awal pada kedalaman ± 50 cm, dengan cara ; bor

gambut ditancapkan ke dalam gambut sampai kedalaman ± 50

cm (sepanjang mata bor) lalu diputar, kemudian diangkat

Lakukan pengamatan, tingkat kematangan gambut, jejak

terbakar

Setelah itu lakukan pengeboran lagi, dengan terlebih dahulu

melakukan penyambungan bor dengan batang bor yang tersedia

(panjang batang bor ± 1 m)

Dalam pengeboran setiap ± 50 cm (sepanjang mata bor), lalu

diangkat dan dilakukan pengamatan

Page 23: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 13

Pengeboran dilakukan sampai pada lapisan tanah mineral

Lakukan juga pengamatan kedalaman muka air tanah

Kematangan tanah ditentukan dengan metode sidik cepat tanah,

yaitu segumpal tanah gambut diperas dengan tangan, kriteria

kematangan adalah :

1. Fibrik : kandungan bahan organik kasar lebih dari 2/3 bagian

(bahan gambut 1/3 bagian keluar dari sela-sela jari dan 2/3

tinggal didalam genggaman tangan), ciri lain bahan organik

masih dapat dikenali sumbernya dari daun atau bagian lain.

2. Hemik : Kandungan bahan organik kasar 1/3 sampai 2/3 bagian

(bahan gambut 1/3 – 2/3 bagian masih tertinggal pada saat

diremas dengan tangan)

3. Safrik : Kandungan bahan organik kasar kurang dari 1/3 bagian

(bahan organik yang tertinggal ditangan saat diremas tinggal 1/3

bagian dan 2/3 bagian keluar dari celah-celah jari)

c. Pengambilan sample gambut untuk analisis laboratorium :

c.1. Untuk sample pengeboran yang dianalisis di laboratorium

Sampel gambut pertama diambil pada kedalaman 1 meter di

bawah permukaan gambut

Sampel gambut ke dua diambil pada 1 meter di atas lapisan

gambut paling bawah/ di atas tanah mineral/alluvial

Gambut yang diambil ±500 gr

Sampel dimasukkan ke kantong sample yang telah disiapkan

Kantong sample gambut diberi label sesuai dengan titik

pengamatan dan kedalaman gambut

Kemudian kantong sample gambut diikat dengan karet, sample

gambut disimpan pada tempat yang sudah disiapkan

c.2. Untuk sample peat dome

Untuk peat dome (kubah gambut) contoh gambut diambil pada

kedalaman :

A = 0 – 10 cm

B = 10 – 20 cm

Page 24: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 14

D = 40 – 60 cm

E = 60 – 80 cm

F = 80 – 100 cm

G = 100 – 140 cm

H = 140 – 180 cm

I = 180 – 250 cm

J = 250 – 500 cm

K = Lapisan akhir

d. Pengeboran selanjutnya diteruskan dengan dipandu oleh GPS pada

titik berikutnya, untuk lahan yang homogen ditunjukkan oleh

vegetasi, kondisi air, dan topografi yang datar. Pengamatan setiap

1 km sampai 2 km, sedangkan untuk lahan yang tidak homogen

pengamatan setiap 0,5 km.

e. Sebelum sampel dianalisis di alboratorium, sampel tanah gambut

dimasukkan ke dalam kotak kedap udara supaya tidak mengalami

perubahan, sedangkan untuk waktu yang lama dilakukan

penyimpanan di alat pendingin dengan suhu 18ºC agar sampel

dalam kondisi konstan.

f. Sampel gambut dibawa ke Laboratorium Tanah Air dan Tanaman

Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

2.7. Analisis sampel gambut

Pengamatan karakteristik fisik gambut di lapangan meliputi

kedalaman, tingkat kematangan, jejak terbakar, kondisi vegetasi di

lahan dan kondisi hidrologi. Sedangkan analisis karakteristik kimia

gambut dilakukan di aboratorium Tanah Air dan Tanaman Universitas

Sriwijaya. Parameter kimia gambut yang dianalisis disajikan pada

Tabel 5.

Page 25: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 15

Tabel 5. Karakteristik Kimia Gambut yang dianalisis

No. Sifat Gambut Satuan

1. N – total %

2. C – organik %

3. Na Mg/100 gr

4. Bahan organik %

5. pH (H2O) -

6. C/N Tasio -

2.8. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari lapangan, dibuat tabulasi dan grafik

sehingga dapat diinterpretasi hasil yang diperoleh. Data yang telah

diolah berfungsi memandu pembahasan hasil penelitian.

2.9. Pembuatan draft laporan

Draft laporan hasil penelitian dibuat sebagai bahan dalam diskusi

internal, maupun lokakarya hasil penelitian.

2.10. Seminar dan diskusi hasil penelitian

Seminar dan lokakarya hasil penelitian dilakukan ditingkat

Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Berbagai pertanyaan dan saran berguna dalam perbaikan dan

penyempurnaan laporan.

2.11. Laporan akhir

Laporan akhir disusun berdasarkan hasil seminar dan diskusi

dengan dinas instansi baik Provinsi Sumatera Selatan maupun

Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Page 26: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 16

Gambar 1. Peta Survai Gambut Teloko Jalur Pedamaran - Jungkal

345

6789

1011

121314

1516

1718

1920

2122

232425

2627

2829

3031

323334

353637

383940

41

42

21

74

7372

70 716968

6766

6564

63

62

60

61

57 58

59

5655

5453

5251

5049

4847

4645

4443

7576

7778

798081

8283

89

8584

8687

88

91

9392

94

90

9596

979899 100

Page 27: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 17

-7,00

-6,00

-5,00

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

Titik Pengeboran (500 m)

Ket

ebal

anG

amb

ut

(m)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan lintasan survei dari daerah Desa Tanjung Serang Nomor

GIS (1 - 42) sampai Talang Seridang Tujuh, kondisi areal rata-rata terjadi

kebakaran pada musim kemarau secara periodik. Tumbuhan penutup tanah

yang dominan adalah perpat (Sonneratia sp) dan pakis (Stenochama

polushis), namun kondisi vegetasi hanya tumbuhan sekunder yang

mempunyai diameter batang kurang dari 20 cm. Berkurangnya pohon-pohon

disebabkan oleh penebangan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan

terbakarnya pepohonan dimusim kemarau. Kondisi saat ini pengambilan kayu

yang berdiameter kecil tetap berlangsung untuk kebutuhan pembuatan kotak

tempat buah-buahan seperti duku, dan jeruk. Hasil pengamatan lapangan

karakteristik gambut di Sekitar Danau Teloko jalur survai Desa Tanjung

Serang sampai ke Talang Seridang Tujuh.

Keterangan : Tanda minus (-) menunjukkan kedalaman gambut

Gambar 2. Grafik Ketebalan Gambut, Tj. Serang – Tl. Seridang Tujuh

Gambut terdalam yaitu 7 m, kematangan gambut dominan adalah safrik

dan hemik.

Page 28: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 18

1. Jalur Pengamatan Tj. Serang-Tl. Serindang Tujuh (titik 1 s.d 42)

1.1. Hidrologi

Lahan rawa disekitar Danau Teloko ini termasuk kedalam katagori lahan

rawa lebak, karena terbentuknya lahan rawa ini dipengaruhi oleh luapan air

sungai, yaitu Sungai Komering di bagian barat dan Sungai Sebumbung di

bagian timur. Daerah ini merupakan kawasan sub Das Komering dan sub-

sub DAS Sibumbung.

Kawasan ini sangat baik sebagai daerah tampung hujan karena gambut

memiliki daya menahan air yang tinggi, yaitu tiga kali sampai delapan kali

bobotnya, sehingga daya lepas airnya juga besar. Kawasan tampung hujan

dapat berfungsi sebagai “danau” untuk wilayah sekelilingnya.

Kondisi lahan tergenang air pada titik 5 sampai 13 (Gambar 3) , dengan

ketinggian bervariasi antara 5 – 30 cm, sedangkan pada titik 14 sampai 42

(Gambar 4), kondisi lahan pada saat survai relatif lebih kering dengan muka

air tanah bervariasi antar titk pengamatan yaitu 0 cm sampai 96 cm, terdalam

di titik 32 (96 cm) dan terrendah pada titik 34, 40 dan 41 (0 cm).

1.2. Vegetasi

Berdasarkan data pengamatan lapangan, vegetasi di titik 3 – 5 dominan

adalah Gelam (Melaleuca sp), Perpat (Sonneratia sp)dan Pakis (Stenochama

polushis). Pada daerah ini masih ditemukan gelam(Melaleuca sp), hal ini

mengidikasikan daerah ini lebih tinggi dibandingankan titik 6-19 yang

didominasi oleh vegetasi, perpat (Sonneratia sp), pakis (Stenochama polushis)

Gambar 3. Lahan yang tergenang -air (5-30 cm)

Gambar 4. Lahan relatif kering

Page 29: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 19

(Gambar 5) dan belidang yang cenderung kondisi daearah lebih rendah dan

gambutnya lebih dalam, dibandingkan titik 3-5 (Gambar 6).

Pada titik 21 vegetasi dominan gelam (Melaleuca sp), dan alang-alang

(Imperata cylindra) (Gambar 7), titik 21 ini merupakan daerah tanah mineral

(bukan gambut). Daerah ini lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya.

Sedangkan pada titik 22 – 42 (Gambar 8) masih didominasi oleh Perpat

(Sonneratia sp)dan Pakis (Stenochama polushis) pada titik 25 ditemukan

Belidang dan titik 33, 34, 37 (Gambar 9), ditemukan sepongol dan Gelam.

Dari karakteristik gambut jalur Tanjung Serang – Talang Serindang Tujuh, titik

22-42 mengindikasikan daerah ini lebih rendah dan gambutnya lebih dalam.

Gambar 5. Vegetasi perpat dan pakis Gambar 6. Vegetasi belidang

Gambar 7. Vegetasi gelam Gambar 8. Titik 22-24 didominasi -vegetasi perpat dan pakis

Page 30: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 20

Hasil pengamatan lapangan ditemukan beberapa jejak terbakar pada

beberapa titik pengamatan, jejak tersebut berupa arang yang ada di lapisan

gambut. Pada titik pengamatan 38 jejak terbakar ditemukan pada kedalaman

1m, titik pengamatan 33, 32 pada kedalaman 2 m, titik 28, (pada kedalaman 4

dan 6,2 m) titik 29 (0,5 m dan 4,5 m), titik 30 (0,6 m dan 0,9), titik 25 (2,9 m ),

titik 23 (1,67 m), titik 13-17 (1 m), titik 8 -10 (0,9 m) sedangkan titik 11 ( pada

kedalaman 5 m).

Dari data-data diatas mengindikasikan bahwa lahan gambut disini telah

lama mengalami terbakar, karena arang jejak terbakar telah tertimbun

beberapa meter di bawah permukaan tanah. Disisi lain kondisi vegetasi yang

ada didaerah survai semuanya hutan sekunder dan padang pakis, tidak

ditemukan lagi pohon yang berdiameter > 20 cm. Hal ini mengunjukan bahwa

lahan tersebut secara kontinyu mengalami kebakaran.

Lingkungan vegetasi yang timbul di rawa–rawa menunjang

pembentukan tanah organik (gambut). Proses dekomposisi tanah organik

dihambat oleh suasana anaerobik, sedangkan proses penimbunan jauh lebih

cepat.

Disisi lain vegetasi berkurangnya pohon-pohon disebabkan oleh

penebangan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan terbakarnya

pepohonan dimusim kemarau. Kondisi saat ini pengambilan kayu yang

berdiameter kecil tetap berlangsung untuk kebutuhan pembuatan kotak tempat

buah-buahan seperti duku.

1.3. Karakteristik Gambut.Gambar 9. Titik 33, 34 dan 37 didominasivegetasi Sepongol dan Gelam

Gambar 10. Parit-parit yang dipakaiuntuk mengeluarkan kayu.

Page 31: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 21

Pengambilan kayu ini sudah berlangsung sejak lama, hal ini dibuktikan

dengan banyak ditemukan parit-parit buatan yang digunakan untuk

mengeluarkan kayu hasil penembangan tersebut ke desa atau ke pasaran.

Parit-parit tersebut ditemukan di titik 5, 15, 23, 24, dan 36 (Gambar 10).

1.3. Karakteristik Gambut

1. Fisik

Dari Gambar 2, pembentukan gambut pada jalur survai desa Tanjung

Serang – Talang Seridang Tujuh. Bila kita perhatikan dari titik pengamatan

3-20, gambut terdalam di titik 17 (4,05 m), ini menunjukan daerah ini

merupakan cekungan yang jauh dari anak-anak sungai. Selanjutnya bila kita

amati titik pengamatan 22 – 42, terdapat dua cekungan gambut atau kubah

gambut yaitu di titik 28 (5,62 m) dan titik 40 (6 m). Titik 28 merupakan areal

cekungan diperkirakan merupakan akumulasi luapan sungai Lebak Sekitap

dan Sungai Lebak Kecil serta sungai kecil disekitarnya. Sedangkan titik 40

merupakan kubah gambut hasil akumulasi luapan dari Danau Teloko dan

Sungai Komering.

Data kedalaman gambut (Lampiran 1), berdasarkan kriteria kedalaman

gambut dapat dirinci sebagai berikut: titik pengamatan 19,20 (dangkal), titik

pengamatan 4, 5, 7 sampai 16 dan 18 (sedang) (Gambar 11), titik pengamatan

3, 6, 23, 24, 34,35,36 dan 39 (dalam) dan titik 17, 25 sampai 33, dan 38,40

(sangat dalam).

Gambar 11. Gambut dititik 7 yangtergolong dangkal

Gambar 12. Gambut tingkat kematangansedang (Hemik)

Page 32: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 22

Gambar 2 menunjukan kondisi gambut di jalur survei desa Tanjung

Serang – Talang Seridang Tujuh, membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu

pada titik 17 (4,05 m), 28 (5.62 m) dan titik 40 (6 m). Dari hasil pengamatan

lapangan akumulasi kubah gambut sebenarnya berada pada titik 25 sampai

33 dengan katagori termasuk lahan gambut sangat dalam.

Kedalaman gambut yang terbentuk adalah bervariasi akibat permukaan

tanah yang tidak sama. Sebagai hasil proses erosi dan sedimetasi serta

proses pelipatan yang terjadi pada masa orogenesis akhir ( Plio-Pleistosen).

Berdasarkan tingkat kematangannya secara umum pada kedalaman

1 m, rata-rata kematangan gambut setengah matang (hemik), kecuali titik 6,

dan 40 matang (safrik) Gambar 12, dan titik 8, 24,25,26,28,35, mentah (fibrik)

Gambar 13, secara umum dapat dikatakan bahwa proses dekomposisi bahan

organik berjalan lambat hal ini diperkirakan karena lahan tersebut sering

tergenang air, sehingga kondisi aerob untuk dekomposisi tidak tercipta.

Sedangkan pada kedalaman lebih dari 1 meter tingkat kematangan gambut

sangat bervariasi dari Fibrik, Hemik sampai Safrik

2. Kimia

Selain data fisik hasil pengamatan lapangan juga dilakukan analisis

kimia gambut, untuk mengetahui kandungan kimia gambut tersebut

(Lampiran 3). Hasil analisis tanah memperlihatkan bahwa, reaksi tanah (pH)

termasuk kriteria sangat masam. Kondisi ini adalah wajar karena pada tanah

rawa dengan kondisi lingkungan sangat potensial sebagai penyumbang

ion H+.

Gambar 13. Gambut pada tingkat kematangan Fibrik

Page 33: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 23

Kandungan C-organik pada semua titik pengamatan termasuk kriteria

sangat tinggi, nilai terendah pada titik 7 (33,94 %) dan tertinggi pada titik 37

(46,56%). Besarnya kandungan C-organik tersebut merupakan sumbangan

unsur C dari hasil kebakaran vegetasi di lokasi survai, karena diperkirakan

lahan gambut ini secara kontinyu setiap tahunnya terbakar. Selain itu tingginya

kandungan C-Organik ini merupakan hasil dari dekomposisi bahan organik

yang ada di lahan tersebut, karena gambut berasal dari serat tumbuhan yang

proses dekomposisinya masih berlangsung.

Pada lahan rawa, bahan organik sangat penting untuk

mempertahankan kondisi suasana reduksi untuk menghidari terjadinya

oksidasi pirit yang ada di bawah lapisan gambut. Menurut Noor M, 2004

kandungan bahan organik di lahan rawa perlu dipertahankan pada taraf lebih

dari 5 % untuk mempertahankan kebasahan tanah dan potensial redoks,

sehingga oksidasi pirit pada lapisan tanah mineral dibawahnya dapat ditekan.

Hasil analisis N-total (%) memperlihatkan bahwa kandungan N-total

berkisar pada 0,96 % hingga 3,27 %, semua titik pengamatan termasuk

kriteria sangat tinggi. Kondisi N-total ini tentunya sangat dipengaruhi oleh

lingkungan setempat dan nitrogen merupakan unsur yang mudah hilang

terutama oleh pembakaran. Kandungan N-total ditanah sangat berhubungan

dengan vegetasi yang tumbuh dan terdapat hubungan erat dengan C-organik,

dari data Tabel 5 menunjukan terdapat hubungan lurus antara kandungan C-

organik dengan N-total, namun sifat nitrogen yang sangat mobil sehingga

menjadikan ketersediaannya ditanah mudah berubah.

Kandungan Natrium (Na) secara umum tergolong sedang, kecuali titik

25 (rendah), titik 7 dan 35 yang tergolong tinggi. Rendahnya kandungan Na ini

karena lahan gambut daerah Danau Teleko ini termasuk lahan rawa lebak,

pembentukannya hanya dipengaruhi oleh luapan air sungai dan air hujan.

dengan kata lain tidak ada pengaruh pasang surut air laut.

Pada lintasan survei Desa Pedamaran I – Desa Jungkal kondisi lahan

rawa lebak dominan ditumbuhi perpat (Sonneratia sp), pakis (Stenochama

polushis), dan beriang. Pada lintasan ini dibelah oleh jalan penghubung antara

Kota Kayu Agung dengan Talang Gelumbang pada titik 58 (Gambar 1).

Page 34: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 24

-8,00

-7,00

-6,00

-5,00

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101

Titik Pengeboran (500 m)

Ket

ebal

anG

amb

ut

(m)

Adanya jalan lebih mempermudah akses masyarakat untuk memasuki lahan,

apabila lahan tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kerusakan lahan

dan kebakaran. Penurunan air tanah pun tetap terjadi akibat pembuatan jalan

tersebut karena dikiri dan kanan jalan dibuat saluran drainase. Hasil

pengamatan lapangan karateristik lahan rawa gambut di jalur survai desa

Pedamaran I dan desa Jungkal di sajikan pada Tabel terlampir.

Keterangan : Tanda minus (-) menunjukkan kedalaman gambut

Gambar 14. Grafik Ketebalan Gambut, Pedamaran I – Jungkal

2. Jalur Pedamaran - Jungkal (titik pengamatan 43 s.d 100)

2.1. Hidrologi

Kondisi hidrologi kawasan survei Desa Pedamaran I dan Desa Jungkal,

sangat dipengaruhi oleh ekosistem dan lingkungan, lahan rawa jalur ini

termasuk rawa lebak karena terbentuknya lahan rawa ini dipengaruhi oleh

luapan air hujan dan air sungai, yaitu Sungai Komering di bagian barat dan

sungai Sebumbung di bagian timur, serta danau-danau kecil (lebak) disekitar

kawasan ini. Daerah ini merupakan kawasan sub DAS Komering dan sub-sub

DAS Sibumbung.

Selain itu di bagian selatan dekat desa Pedamaran kondisi hidrologi

sangat dipengaruhi oleh anak-anak sungai Komering yaitu (Sungai Aur,

Sungai Lebak Pancur, Sungai Merang, Sungai Rawa Bumbung), dan Danau

Air Itam serta Danau Tumpang. Anak sungai dan danau-danau kecil ini

memberikan sumbangsih yang cukup besar terhadap kondisi hidrologi dan

proses pembentukan gambut di daerah ini, melalui penggenangannya.

Page 35: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 25

Di daerah dekat dengan desa Jungkal kondisi hidrologinya dipengaruhi

oleh luapan sungai Sibumbung dan Danau/lebak yaitu (Lebak Batu, Lebak

Nanggok, Lebak Sibumbung, Lebak Tiris) serta anak-anak Sungai Sibumbung

lainnya.

Dari karakteristik gambut jalur Pedamaran – Jungkal (Tabel terlampir),

kondisi lahan tergenang air pada titik 71 sampai 88 (Gambar 15), dengan

ketinggian bervariasi antara 5 – 30 cm, dan titik 99 dan 100 dengan ketinggian

genangan masing-masing 10 cm, 40 cm.

Sedangkan pada titik 43 sampai 66, kondisi lahan pada saat survai relatif

lebih kering tidak ada genangan dipermukaan lahan, hal ini disebabkan karena

pada lintasan ini dibelah oleh jalan penghubung antara Kota Kayu Agung

dengan Talang Gelumbang pada titik 58 (Gambar 16). Pembangunan jalan ini

dilengkapi dengan saluran-saluran drainase, hal ini juga yang menyebabkan

daerah titik 43-66 lebih kering (Gambar 17).

Gambar 15. Kondisi lahan gambuttergenang air (50-100 cm)

Gambar 16. Titik 58, di jalan baru KotaKayu Agung-Tl. Gelumbang

Gambar 17. Lahan gambut yang relatif kering

Page 36: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 26

2.2. Vegetasi

Hingga tahun 1970-an hutan primer yang merupakan vegetasi klimaks

terdiri dari hutan rawa air tawar dan hutan gambut, masih dinyatakan

keberadaannya seperti dilaporkan oleh Soil Research Institute (1973) dalam

Rifani (1988). Namun belakangan ini menunjukan kecenderungan bahwa

hutan primer ini semakin menyusut.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan jalur survei Desa Pedamaran

I sampai Desa Jungkal, kondisi lahan secara kontinyu terbakar hampir setiap

tahun, hal ini dicerminkan oleh vegetasinya berupa hutan sekunder dan tidak

ditemukannya lagi pohon-pohon berdiameter lebih dari 20 cm. Menurut Rifani

(1998), pada areal rawa yang sering terbakar dimusim kemarau akan

mengubah vegetasi asli rawa dan digantikan oleh vegetasi sekunder yang

tumbuh pada lahan terbuka (rumput) hingga hutan gelam. Tahap awal proses

vegetasinya berupa rumput-rumputan (Cyperaceae), gelagah (Phragmites

karka) purun dan paku-pakuan

Berdasarkan data pengamatan lapangan (Lampiran 1) vegetasi di titik

43-45 dominan adalah belidang (Gambar 18), hal ini mengindikasikan gambut

didaerah ini relatif lebih dangkal, ini dibuktikan dengan kedalaman gambut

pada titik ini 2 m. Perpat (Sonneratia sp) dan Pakis (Stenochama polushis).

Gelam(Melaleuca sp), Beriang dan Purun mendominasi titik pengamatan 47

sampai 98 (Gambar 19), kecenderung kondisi daerah lebih rendah dan

gambutnya lebih dalam.

Gambar 18. Vegetasi dominan belidang,(titik 43-45)

Gambar 19. Vegetasi dominan purun(titik 47-98)

Page 37: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 27

Hasil pengamatan lapangan ditemukan jejak terbakar disemua lapisan

gambut dan semua titik pengamatan, jejak tersebut berupa arang yang ada di

lapisan gambut. Hal ini mengindikasikan bahwa lahan gambut disini telah lama

mengalami kebakaran, karena arang jejak terbakar telah tertimbun beberapa

meter di bawah permukaan tanah. Disisi lain kondisi vegetasi yang ada

didaerah survai semuanya hutan sekunder dan padang pakis, tidak ditemukan

lagi pohon yang berdiameter > 20 cm. Hal ini menunjukan bahwa lahan

tersebut secara kontinyu mengalami terbakar.

Disisi lain vegetasi berkurangnya pohon-pohon disebabkan oleh

penebangan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan terbakarnya

pepohonan dimusim kemarau. Kondisi saat ini pengambilan kayu yang

berdiameter kecil tetap berlangsung untuk kebutuhan pembuatan kotak tempat

buah-buahan seperti duku,

2.3. Karakteristik Gambut.

1. Fisik

Pembentukan gambut pada jalur survai desa Pedamaran I sampai

Desa Jungkal (Gambar 2), dapat kita lihat dari titik pengamatan 43 sampai

100, gambut terdalam di titik 57 (7 m), ini merupakan daerah kubah gambut,

cekungan ini diperkirakan merupakan akumulasi dari lupan air sungai Lebak

Pancur, Sungai Aur Kiri, Sungai Rawang Bumbun, Sungai Lebak Kecil dan

Danau Teloko.

Dari data kedalaman gambut Tabel 7, berdasarkan kriteria kedalaman

gambut dapat dirinci sebagai berikut: titik pengamatan 99 dan 100 (Gambut

Dangkal) 43 dan 45 (Gambut Sedang), titik pengamatan 72, 75, 80, 81, 97,98

(Gambut Dalam), sedangkan titik pengamatan 47 sampai 71, titik 73 sampai

79, dan titik 82 sampai 96 tergolong gambut sangat dalam.

Dilihat dari Gambar 2, menunjukan kondisi gambut di jalur survei desa

Pedamaran I – Jungkal, membentuk kubah gambut, pada titik 56 sampai 66

puncak kubah tersebut ada di titik 57 dengan kedalaman gambut 7 m. Adanya

variasi kedalaman gambut yang terbentuk sebagai akibat permukaan tanah

yang tidak sama.

Page 38: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 28

Berdasarkan tingkat kematangannya secara umum pada kedalaman 1

m, rata-rata kematangan gambut mentah (fibrik), sedangkan pada kedalaman

>1 m tingkat kematangan fibrik sampai hemik. secara umum dapat dikatakan

bahwa proses dekomposisi bahan organik berjalan lambat hal ini diperkirakan

karena lahan tersebut sering tergenang air, sehingga kondisi aerob untuk

dekomposisi tidak tercipta. Sedangkan pada kedalaman lebih dari 1 meter

tingkat kematangan gambut sangat bervariasi dari Hemik, sampai Safrik

2. Kimia

Hasil analisis laboratorium (Lampiran 4) memperlihatkan bahwa reaksi

tanah (pH) termasuk kriteria sangat masam. Kondisi ini karena pada tanah

rawa dengan kondisi lingkungan sangat pontensial sebagai penyumbang

ion H+.

Kondisi C-organik pada semua titik pengamatan dan semua lapisan

termasuk kriteria sangat tinggi, nilai terrendah pada titik 45 (23,38 %) dan

tertinggi pada titik 63 (46,50%). Besarnya kandungan C-organik tersebut

merupakan sumbangan unsur C dari hasil kebakaran vegetasi di lokasi survai,

karena diperkirakan lahan gambut ini secara kontinyu setiap tahunnya

terbakar. Selain itu tingginya kandungan C-Organik ini merupakan hasil dari

dekomposisi bahan organik yang ada di lahan tersebut, karena gambut

berasal dari serat tumbuhan yang proses dekomposisinya masih berlangsung.

Pada lahan rawa, bahan organik sangat penting untuk

mempertahankan kondisi suasana reduksi untuk menghidari terjadinya

oksidasi pirit yang ada di bawah lapisan gambut. Menurut Noor M, 2004

kandungan bahan organik di lahan rawa perlu dipertahankan pada taraf lebih

dari 5 % untuk mempertahankan kebasahan tanah dan potensial redoks,

sehingga oksidasi pirit pada lapisan tanah mineral dibawahnya dapat ditekan.

N-total (%) memperlihatkan bahwa kandungan N-total berkisar antara

0,73 % hingga 1,97 %, semua titik pengamatan termasuk kriteria sangat tinggi.

Kondisi N-total ini tentunya sangat dipengaruhi oleh lingkungan setempat dan

nitrogen merupakan unsur yang mudah hilang terutama oleh pembakaran.

Kandungan N-total ditanah sangat berhubungan dengan vegetasi yang

Page 39: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 29

tumbuh dan terdapat hubungan erat dengan C-organik, dari data pada

lampiran 4 menunjukkan terdapat hubungan linear antara kandungan C-

organik dengan N-total cukup tinggi, namun sifat nitrogen yang sangat mobil

sehingga menjadikan ketersediaannya ditanah mudah berubah.

Page 40: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 30

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Areal rawa Tanjung Serang sampai Talang Seridang Tujuh dan Jungkal,

mempunyai kondisi rawa yang setiap tahun secara periodik terjadi

kebakaran, hal ini ditunjukkan dengan kondisi vegetasi sekunder dan

ditemukannya arang di kedalaman tertentu.

2. Pembentukan areal rawa Tanjung Serang sampai Talang Seridang Tujuh

dipengaruhi oleh luapan air sungai, yaitu Sungai Komering di bagian

barat dan sungai Sebumbung di bagian timur. Daerah ini merupakan

kawasan sub Das Komering dan sub-sub DAS Sibumbung

3. Gambut di jalur survei desa Tanjung Serang – Talang Seridang Tujuh,

membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28

(5.62 m) dan titik 40 (6 m). Dari hasil pengamatan lapangan akumulasi

kubah gambut sebenarnya berada pada titik 25 sampai 33 dengan

katagori termasuk lahan gambut sangat dalam.

4. Berdasarkan kriteria kedalaman gambut dapat dirinci sebagai berikut: titik

pengamatan 19,20 (dangkal), titik pengamatan 4, 5, 7 sampai 16 dan 18

(sedang), titik pengamatan 3, 6, 23, 24, 34,35,36 dan 39 (dalam) dan titik

17, 25 sampai 33, dan 38,40 (sangat dalam).

5. Gambut di jalur survei desa Pedamaran I – Jungkal, membentuk kubah

gambut, pada titik 56 sampai 66 puncak kubah tersebut ada di titik 57

dengan kedalaman gambut 7 m.

6. Vegetasi dominan yaitu Perpat (Sonneratia sp) dan Pakis (Stenochama

polushis). gelam(Melaleuca sp), Beriang dan Purun.

7. Berdasarkan kriteria kedalaman gambut dapat dirinci sebagai berikut: titik

pengamatan 99 dan 100 (Gambut Dangkal) 43 dan 45 (Gambut Sedang),

titik pengamatan 72, 75, 80, 81 97,98 (Gambut Dalam), sedangkan titik

pengamatan 47 sampai 71, titik 73 sampai 79, dan titik 82 sampai 96

tergolong gambut sangat dalam.

8. Kondisi kesuburan lahan gambut ini masih tergolong subur hal ini

dibuktikan dengan kandungan C-oragnik, N-total yang tergolong sangat

tinggi.

Page 41: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 31

9. Untuk pemanfaatan lahan disarankan mempertimbangkan pengelolaan

lahan secara ramah lingkungan agar gambut yang ada tidak mengalami

degradasi dan menyebabkan lahan tidak produktif

Page 42: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 32

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Sumberdaya Air. 2004. Evaluasi Fungsi Daerah RawaSumberdaya Alam Wilayah Barat. Jakarta.

Soedarsono. 2004. Lahan Rawa Sifat dan Pengelolaan Tanah BermasalahSulfat Masam. Jakarta.

PPT. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan Kehutanan.Bogor.

Departemen Pertanian. 1997. Kriteria Kesesuaian Tanah dan Iklim TanamanPangan. Jakarta.

Driessen, P.M. and H. Soehardjo. 1976. On The Defeetive Grain Formation ofSawah on Peat. Soil Research Institute. Bogor. p 20-44.

Driessen and Soepraptoharjo. 1976. The Lowland Peats of Indonesia aChallenge for Future. Soil Research Institute. Bogor.

Driessen and L. Rochimah. 1976. The Physical Properties of Lowland Peatsfrom Kalimantan. Soil Research Institute. Bogor.

Goeswono, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lakitan, B. dan Z. P. Negara. 2001. Kebijakan Tata Guna Lahan di ArealRawa dan Dampaknya terhadap Kebakaran Lahan dan Hutan di PropinsiSumatera Selatan. Prosiding Seminar Akan Penyebab dan DampakKebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera. Bogor.

Mul Mulyani Sutedjo dan A. G. Kartasapoetra. 1988. Budidaya Tanaman Padidi Lahan Pasang Surut. Bina Aksara. Jakarta.

Kalsim K., H. Wiranegara, B. Mulyanto, B. Somawinata. 2003. KonsepPengembangan Lahan Gambut Berwawasan Lingkungan untuk HutanTanaman Industri : Studi Kasus PT. RAPD di Pelelawan Riau. ProsidingSeminar “Water for Future”. Hari Air Sedunia. Jakarta.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia : Karakteristik, Klasifikasi, danPemanfaatannya.

Notohadiprawiro. 1995. Selidik Cepat Ciri Tanah di Lapangan. Yogyakarta.

Notohadiprawiro, T. 1986. Tanah Estuarin, Watak, Sifat dan Kesuburannya.Penerbit Ghalia Indonesia.

Rifani, M. 1998. Karakteristik Ekosistem Pertanian Lahan Basah. Jakarta.

Page 43: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 33

Lampiran

Page 44: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 34

1. Karakteristik Fisik Gambut Jalur Tj.Serang–Tl.Seridang TujuhKoordinatNo

PointGPS

Jalur Jarak(m)

SampelLabor-atorium x y

Kedalamangambut (m)

Karakteristikkematangan

Genang-an(cm)

bekasterbakar(m)

Vegetasi

3TS-TST 0 3A 0503102 9618926 2,25 1 m Fibrik -10 0

-

2 m Fibrik

2,25 m Fibrik

4TS-TST 500 - 0502983 9619028 1,1 1,1 m Fibrik -10 0

Pakis, Perpat,

Gelam

5TS-TST 1000 5A 5027573 9619316 0,9 0,9 m Fibrik 5 0

Pakis, Seduduk,

Gelam

6TS-TST 1500 - 502186 9679632 2,25 1 m Hemik 10 0

Pakis, Perpat

2 m Hemik

2,5 m Hemik

7TS-TST 2000 7A 501774 9679922 1,8 1 m Fibrik 20 0

Pakis, Perpat,

1,8 m FibrikBelidang

8TS-TST 2500 - 0501373 9620210 1,4 1 m Safrik 30 1

Pakis, Perpat

1,4 m Safrik

9TS-TST 3000 9A 0500964 9620504 1,5 1 m Fibrik 30 0,9

Perpat, Pakis,

1,5 m FibrikBelidang

10TS-TST 3500 - 0500558 9620790 1,5 1 m Fibrik -5 0,9

Perpat, Pakis

1,5 m Fibrik

11TS-TST 4000 11A 0500152 9621088 1,25 1 m Fibrik 30 5

Perpat, Pakis,

1,25 m FibrikRumbai

12 TS-TST 4500 499747 9621380 - - - - -

13 TS-TST 5000 13A 499341 9621674 1,5 1 m Fibrik 14 1 Perpat, Belidang

1,5 m Fibrik Pakis, Beriang

14 TS-TST 5500 - 498933 9621966 1,5 1 m Fibrik -15 1 Perpat, Belidang

1,5 m Fibrik

15 TS-TST 6000 15A 498528 9622258 1,5 1 m Fibrik -20 1 Perpat, Pakis

1,5 m Fibrik

16 TS-TST 6500 - 498121 9622548 1 1 m Fibrik -5 1 Beriang

17 TS-TST 7000 17A 497717 9622840 4,05 1 m Safrik -20 1 Pakis, Perpat

17B 2 m Fibrik

4 m Fibrik

4,05 m Fibrik

18 TS-TST 7500 - 497312 9623134 1,5 1 m Fibrik -15 0 Perpat

1,5 m Fibrik

19 TS-TST 8000 19A 496904 9623422 0,75 0,75 m Fibrik -15 0 Pakis, Belidang

Perpat

20 TS-TST 8500 - 496497 9623716 0,50 0,50 m Hemik -15 0 Perpat, Belidang,

Pakis

21 TS-TST 9000 496090 9624002 - - - 0 Gelam, Lalang

22 TS-TST 9500 22A 495686 9624298 0,8 0,8 m Fibrik -20 0 Perpat, Pakis

23 TS-TST 10000 23A 495282 9624590 2,77 1 m Fibrik -20 1,67 Perpat, Pakis

2 m Fibrik

2,77 m Fibrik

Page 45: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 35

KoordinatNoPointGPS

Jalur Jarak(m)

SampelLabor-atorium x y

Kedalamangambut (m)

Karakteristikkematangan

Genang-an(cm)

bekasterbakar(m)

Vegetasi

24 TS-TST 10500 - 494874 9624882 2,8 1 m Safrik -5 0 Perpat, Pakis

2 m Safrik

2,8 m Safrik

25 TS-TST 11000 25A 494467 9625174 3,4 1 m Safrik -15 2,91 Perpat, Belidang,

25B 2 m Safrik Pakis

3,4 m Safrik

26 TS-TST 11500 - 494060 9625756 3,55 1 m Safrik -10 0 Pakis, Perpat

2 m Safrik

3,55 m Safrik

27 TS-TST 12000 27A 494060 9625756 4,1 1 m Fibrik -15 0 Pakis, Perpat

27B 2 m Safrik

3 m Safrik

4,1 m Safrik

28 TS-TST 12500 - 493250 9626050 5,62 1 m Safrik -20 4,62 Perpat, Pakis,

2 m Safrik Rumpai, Rumbai,

4 m Hemik Purun

5,62 m Hemik

29 TS-TST 13000 29A 492842 9626340 4,5 1 m Safrik -20 0,5 dan 4,5 Perpat, Pakis

29B 2 m Fibrik

4 m Fibrik

4,5 m Fibrik

30 TS-TST 13500 - 492433 9626632 4,8 1 m Fibrik -40 0,9 dan 0,6 Pakis

2 m Fibrik

4 m Fibrik

4,8 m Fibrik

31 TS-TST 14000 31A 492029 9626924 4,25 1 m Fibrik -65 - Pakis

31B 2 m Hemik

4 m Hemik

4,25 m Hemik

32 TS-TST 14500 - 491624 9627216 3,77 1 m Fibrik -96 2,16 Pakis

2 m Hemik

3 m Hemik

3,77 m Hemik

33 TS-TST 15000 33A 491217 96275006 3,99 1 m Fibrik -50 2,11 Petai belalang,

33B 2 m Fibrik Pakis, Spongol

3 m Fibrik

3,99 m Fibrik

34 TS-TST 15500 - 490813 9627802 2,67 1 m Fibrik 0 0 Pakis, Spongol

2 m Fibrik

2,67 m Fibrik

35 TS-TST 16000 35A 490407 9628092 2,65 1 m Safrik -10 0 Pakis

35B 2 m Fibrik

2,65 m Fibrik

Page 46: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 36

KoordinatNoPointGPS

Jalur Jarak(m)

SampelLabor-atorium

X y

Kedalamangambut (m)

Karakteristikkematangan

Genang-an(cm)

bekasterbakar(m)

Vegetasi

36 TS-TST 16500 36A 490001 9628384 2,3 1 m Fibrik -15 0 Pakis, Gelam

2 m Hemik

2,3 m Hemik

37 TS-TST 17000 37A 489593 9628674 3,65 1 m Fibrik -30 0 Seduduk, Pakis

37B 2 m Hemik

3,65 m Hemik

38 TS-TST 17500 - 489187 9628966 3,25 1 m Fibrik -15 1 Perpat, Pakis

2 m Hemik

3,25 m Hemik

39 TS-TST 18000 39A 488782 9629252 2,9 1 m Fibrik -16 0 Pakis, Perpat,

39B 2 m Hemik Pelawi, Api-api

2,9 m Hemik

40 TS-TST 18500 - 488377 9629551 6 1 m Hemik -10 0 -

2 m Hemik

4 m Hemik

6 m Hemik

41 TS-TST 19000 41A 487970 9629840 0 - 0 0 Padi sawah,

- Palem

42 TS-TST 19500 42A 487563 9630132 0 - 0 0 Padi sawah,

- Palem

Keterangan : TS = Tanjung SerangTST = Talang Serindang TujuhTanda – pada genangan berarti dibawah permukaan tanahTanda 0 m pada bekas terbakar, berarti kebakaran dipermuka-an tanah gambut

Page 47: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 37

2. Karakteristik Fisik Gambut Jalur Padamaran I dan Desa JungkalSampel KoordinatNo

PointGPS

JalurJarak(m)

Laboratorium x y

Kedalamangambut

(m)

Karakteristikkematangan

genangan(cm)

bekas terbakar Vegetasi

43 P - J 0 - 0482609 9615456 2 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Belidang

2 m Safrik

45 P - J 500 45A 0483398 9616056 2 1 m Safrik 50 ada tiap lapisan Belidang

45B 2 m Safrik

47 P - J 1000 47A 0484189 9616672 3,5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat

47B 2 m Hemik3.5 mHemik

48 P - J 1500 - 0484589 9616980 3,5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Krisan, Perpat,

2 m HemikPandan hutan,Pakis

3.5 m Safrik

49 P - J 2000 49A 0484980 9617284 3,5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Purun

49B 2 m Hemik

3.5 m Safrik

50 P - J 2500 - 0485373 9617590 3,5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat

2 m Hemik

3.5 m Safrik

51 P - J 3000 51A 0485771 9617898 3,8 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

51B 2 m Safrik

3.8 m Safrik

52 P - J 3500 - 0486164 9618204 3,8 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Purun

2 m Safrik

3.8 m Safrik

53 P - J 4000 53A 0486560 9618510 4,8 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Rumbia

53B 2 m Safrik

3 m Safrik

4,8 m Safrik

54 P - J 4500 - 0486952 9618818 4 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis,

2 m Hemik Belidang, Beriang

3 m Hemik

4 m Safrik

55 P - J 5000 55A 0487349 9619126 3,5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Beriang

55B 2 m Hemik

3.5 m Safrik

56 P - J 5500 - 0487741 9619432 5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m Safrik

3 m Hemik

4 m Safrik

5 m Safrik

57 P - J 6000 57A 0488138 9619738 7 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat

57B 2 m Hemik

3 m Hemik

4 m Safrik

5 m Safrik

6 m Safrik

7 m Safrik

59 P - J 6500 59A 0488933 96203352 5,5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Sonor padi ladang

59B 2 m Safrik

3 m Safrik

4 m Safrik

5.5 m Safrik

60 P - J 7000 - 0489325 9620658 6 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Beriang, Perpat,

2 m Safrik ada saluran bekas

3 m Safrik

4 m Safrik

5 m Safrik

6 m Safrik

61 P - J 7500 61A 0489715 9620966 4,5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis,

61B 2 m Safrik Pandan hutan

3 m Hemik

4.5 m Safrik

62 P - J 8000 - 0490112 9621272 5 1 m Safrik 0 ada tiapn lapisan Pakis, Gelam kecil,

2 m Safrik ada saluran bekas

3 m Safrik

4 m Safrik

5 m Safrik

63 P - J 8500 63A 0490504 9621578 4 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Pakis, Perpat

63B 2 m Safrik

3 m Safrik

4 m Safrik

64 P - J 9000 - 0490902 9621888 5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Beriang

2 m Hemik

4 m Hemik

5 m Safrik

Page 48: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 38

KoordinatNoPointGPS

JalurJarak(m)

SampelLaboratorium x y

Kedalamangambut

(m)

Karakteristikkematangan

genangan(cm)

bekas terbakar Vegetasi

65 P - J 9500 65A 0491298 9622194 5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m Safrik

3 m Safrik

4 m Safrik

5 m Safrik

66 P - J 10000 - 0491692 9622496 5 1 m Safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m Safrik

3 m Safrik

4 m Safrik

5 m Safrik

71 P - J 10500 71A 0493668 9624032 3,5 1 m Safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

71B 2 m Hemik

3,5 m Safrik

72 P - J 11000 - 04944052 9624348 3 1 m safrik 15 ada tiap lapisan Perpat, Purun

2 m safrik

3 m safrik

73 P - J 11500 73A 0494449 9624696 3,5 1 m safrik 30 ada tiap lapisan Perpat, Purun

73B 2 m safrik

3,5 m safrik

74 P - J 12000 - 0494841 9624952 3,5 1 m safrik 30 ada tiap lapisan Perpat, Purun

2 m safrik

3,5 m safrik

75 P - J 12500 75A 0445243 9625256 3 1 m safrik 30 ada tiap lapisan Perpat, Purun

75B 2 m safrik

3 m safrik

76 P - J 13000 - 0495631 9625566 4 1 m safrik 10 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m hemik

3 m safrik

4 m safrik

77 P - J 13500 77A 0496027 9625876 3,5 1 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

77B 2 m hemik

3,5 m safrik

78 P - J 14000 - 0496423 9626190 4 1 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m safrik

3 m safrik

4 m safrik

79 P - J 14500 79A 0496817 9626486 3,5 1 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

79B 2 m hemik

3,5 m safrik

80 P - J 15000 - 0497211 9626798 3 1 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m safrik

3 m safrik

81 P - J 15500 81A 0497610 9627098 3,5 1 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

81B 2 m safrik

3 m safrik

82 P - J 16000 - 0498000 9627412 3,5 1 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m safrik

3,5 m safrik

83 P - J 16500 83A, 83B 0498394 9627730 4 4 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

84 P - J 17000 - 0498793 9628020 4 4 m safrik 10 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

Beriang

85 P - J 17500 85A, 85B 0499185 9628326 3,5 1 m safrik 10 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

2 m hemik Beriang

3,5 m safrik

86 P - J 18000 - 0499582 9628632 5 5 m safrik 10 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

Beriang

87 P - J 18500 87A, 87B 0499983 9628962 5 5 m safrik 10 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

Belidang

88 P - J 19000 88B 0500369 9629254 4 4 m safrik 5 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

89 P - J 19500 89A, 89B 0500767 9629562 4 4 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

90 P - J 20000 90B 0501157 9629867 3,5 3,5 m safrik 0 ada tiap lapisanPerpat,Pakis,terentang

91 P - J 20500 91A 0501561 9630164 3,5 3,5 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

91B Geranggang

92 P - J 21000 - 0501946 9630480 4 4 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

93 P - J 21500 93A 0502343 9630780 5 1 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

93B 2 m hemik

5 m safrik

94 P - J 22000 - 0502736 9631092 4 4 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

95 P - J 22500 95A, 95B 0503141 9631404 3,5 3,5 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

96 P - J 23000 - 0503530 9631706 4 4 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

97 P - J 23500 97A, 95B 0503918 9632018 3 3 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

98 P - J 24000 - 0504317 9632322 3 3 m safrik 0 ada tiap lapisan Perpat, Pakis

99 P - J 24500 - 0504714 9632626 0,5 0,5 safrik 10 ada tiap lapisan Kumpai

100 P - J 25000 - 0505112 9632934 0,2 0,2 safrik 40 ada tiap lapisan Kumpai

Keterangan : P = Pedamaran, J = Jungkal

Page 49: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 39

3. Karakteristik Kimia Gambut jalur Tj.Serang – Tl.Seridang Tujuh (TST - TS)

pH H2O (%) C-Organik (%) NNa

(mg/100g)No.

No.PointGPS

JalurKedalaman

(m)Kode

sampelNilai

Sifattanah

NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

1 3 TS - TST 0 - 1 3A 3,81 Sm 36,00 St 1,23 St 0,76 S

2 5 TS - TST 0 - 0,9 5A 3,96 Sm 45,75 St 1,55 St 0,76 S

3 7 TS - TST 0 - 1 7A 3,70 Sm 33,94 St 1,39 St 0,87 T

4 9 TS - TST 0 - 1 9A 3,79 Sm 36,75 St 1,07 St 0,55 S

5 11 TS - TST 0 - 1 11A 3,77 Sm 37,31 St 0,96 St 0,65 S

6 13 TS - TST 0 - 1 13A 3,60 Sm 43,88 St 1,07 St 0,55 S

7 15 TS - TST 0 - 1 15A 3,63 Sm 36,38 St 1,15 St 0,65 S

8 17 TS - TST 0 - 1 17A 3,69 Sm 43,13 St 1,14 St 0,55 S

9 17 TS - TST 3,5 - 4,05 17B 3,58 Sm 35,97 St 0,90 St 0,76 S

10 19 TS - TST 0 - 0,75 19A 3,66 Sm 47,13 St 1,50 St 0,76 S

12 22 TS - TST 0 - 0,8 22A 3,71 Sm 43,13 St 1,50 St 0,76 S

14 23 TS - TST 0 - 1 23A 3,78 Sm 44,06 St 1,33 St 0,44 S

16 25 TS - TST 0 - 1 25A 3.45 Sm 35.21 St 1.50 St 0.76 S

17 25 TS - TST 2,6 - 3,4 25B 3,80 Sm 43,73 St 1,48 St 0,44 S

18 27 TS - TST 0 - 1 27A 3,75 Sm 37,50 St 1,34 St 0,65 S

19 27 TS - TST 3,1 - 4,1 27B - - 37,30 St 1,26 St 0,86 T

20 29 TS - TST 0 - 1 29A 3.69 Sm 43.35 St 1.04 St 0.65 S

21 29 TS - TST 3,5 - 4,5 29B 3,59 Sm 35,78 St 0,88 St 0,65 S

22 31 TS - TST 0 - 1 31A 3,76 Sm 36,75 St 1,07 St 0,76 S

23 31 TS - TST 3,75 - 4,25 31B 3,54 Sm 32,94 St 1,97 St 0,55 S

24 33 TS - TST 0 - 1 33A 3,69 Sm 41,62 St 3,27 St 0,44 S

25 33 TS - TST 2,01 - 3,99 33B 3,76 Sm 37,11 St 1,12 St 0,76 S

26 35 TS - TST 0 - 1 35A 3,67 Sm 45,56 St 1,18 St 0,98 T

27 35 TS - TST 2 - 2,65 35B 3,69 Sm 33,59 St 1,12 St 0,65 S

28 37 TS - TST 0 - 1 37A 3,79 Sm 46,56 St 1,28 St 0,55 S

29 37 TS - TST 2,35 - 3,65 37B 4,09 Sm 34,83 St 1,17 St 0,33 R

30 39 TS - TST 0 -1 39A 3,75 Sm 36,19 St 1,03 St 0,44 S

31 39 TS - TST 39B 4,37 Sm 19,31 St 1,39 St 0,55 S

Keterangan : Sm = Sangat masamSt = Sangat tinggiT = TinggiS = SedangR = RendahA = Kode sampel lapisan atasB = Kode sampel lapisan bawahTS = Tanjung SerangTST = Talang Serindang Tujuh

Page 50: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 40

4. Karakteristik Kimia Gambut di Daerah Pedamaran – JungkalpH H2O (%) C-Organik (%) N Na (mg/100g)

No.No.

PointGPS

JalurKedalaman

(m)Kode

sampel NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

32 45 P - J 0 - 1 45A 4,08 Sm 21,38 St 1,39 St 0,87 T

33 45 P - J 1 - 2 45B 4,28 Sm 21,58 St 1,23 St 0,44 S

34 47 P - J 0 - 1 47A 3,80 Sm 35,63 St 1,42 St 0,55 S

35 47 P - J 2,5 - 3,5 47B 3,69 Sm 37,11 St 1,29 St 0,76 S

36 49 P - J 0 - 1 49A 3,69 Sm 44,25 St 1,55 St 0,33 R

37 49 P - J 2,5 - 3,5 49B 3,97 Sm 37,11 St 0,80 St 0,55 S

38 51 P - J 0 - 1 51A 3,66 Sm 42,00 St 1,69 St 0,55 S

39 51 P - J 2,2 - 3,8 51B 3,77 Sm 37,49 St 0,96 St 0,65 S

40 53 P - J 0 - 1 53A 3,72 Sm 45,38 St 1,14 St 0,65 S

41 53 P - J 3,2 - 4,8 53B 3,82 Sm 36,73 St 1,01 St 0,76 S

42 55 P - J 0 - 1 55A 3,68 Sm 43,69 St 1,25 St 0,55 S

43 55 P - J 2,5 - 3,5 55B 3,76 Sm 34,46 St 1,20 St 0,76 S

44 57 P - J 0 - 1 57A 3,65 Sm 42,94 St 1,14 St 0,65 S

45 57 P - J 6 - 7 57B 3,91 Sm 44,68 St 1,34 St 0,87 T

46 59 P - J 0 - 1 59A 3,51 Sm 44,63 St 1,17 St 0,55 S

47 59 P - J 4,5 - 5,5 59B 3,81 Sm 36,92 St 0,92 St 1,62 St

48 61 P - J 0 - 1 61A 3,73 Sm 38,25 St 1,55 St 0,76 S

49 61 P - J 3,5 - 4,5 61B 3,44 Sm 37,11 St 0,98 St 1,08 St

50 63 P - J 0 - 1 63A 3,73 Sm 46,50 St 1,39 St 0,55 S

51 63 P - J 3 - 4 63B 3,67 Sm 33,89 St 0,98 St 2,70 St

52 65 P - J 0 - 1 65A 3,72 Sm 45,00 St 1,33 St 0,65 S

54 71 P - J 0 - 1 71A 3,70 Sm 42,75 St 1,55 St 0,55 S

55 71 P - J 2,5 - 3,5 71B 3,66 Sm 36,92 St 0,85 St 1,08 St

56 73 P - J 0 - 1 73A 2,58 Sm 35,63 St 1,97 St 0,76 S

57 73 P - J 2,5 - 3,5 73B 3,96 Sm 34,46 St 1,06 St 0,98 T

59 75 P - J 0 - 1 75A 3,85 Sm 47,53 St 0,88 St 1,63 St

60 77 P - J 0 - 1 77A 3,61 Sm 42,00 St 1,40 St 0,33 R

61 77 P - J 2,5 - 3,5 77B 3,82 Sm 37,52 St 0,95 St 0,76 S

62 79 P - J 0 - 1 79A 3,65 Sm 36,56 St 1,61 St 0,55 S

63 79 P - J 2,5 - 3,5 79B 3,80 Sm 36,00 St 1,37 St 0,98 T

64 81 P - J 0 - 1 81A 3,81 Sm 35,81 St 1,21 St 0,65 S

65 81 P - J 2,5 - 3,5 81B 3,62 Sm 37,31 St 0,90 St 0,16 R

66 83 P - J 0 - 1 83A 3,61 Sm 43,73 St 1,03 St 0,44 S

67 83 P - J 3 - 4 83B 3,78 Sm 35,81 St 0,98 St 2,16 St

68 85 P - J 0 - 1 85A 3,72 Sm 42,60 St 1,20 St 0,55 S

69 85 P - J 2,5 -3,5 85B 3,75 Sm 35,63 St 0,82 St 0,65 S

70 87 P - J 0 - 1 87A 3,73 Sm 37,30 St 1,18 St 0,44 S

71 87 P - J 4 - 5 87B 4,04 Sm 37,13 St 0,92 St 3,24

72 89 P - J 0 - 1 89A 3,69 Sm 37,86 St 0,87 St 0,33

Page 51: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 41

pH H2O (%) C-Organik (%) N Na (mg/100g)No.

No.PointGPS

JalurKedalaman

(m)Kode

sampel NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

NilaiSifattanah

73 89 P - J 3 - 4 89B 3,65 Sm 44,81 St 1,01 St 1,08 St

74 91 P - J 0 - 1 91A 3,71 Sm 44,68 St 0,95 St 0,55 S

75 91 P - J 2,5 - 3,5 91B 3,99 Sm 34,13 St 0,85 St 2,70 St

76 93 P - J 0 - 1 93A 3,72 Sm 36,73 St 1,03 St 0,44 S

77 93 P - J 4 - 5 93B 3,68 Sm 36,19 St 0,88 St 0,65 S

78 95 P - J 0 - 1 95A 3,70 Sm 37,49 St 0,77 St 0,65 S

79 95 P - J 2,5 - 3,5 95B 3,73 Sm 33,00 St 0,86 St 0,76 S

80 97 P - J 0 - 1 97A 3,70 Sm 42,60 St 0,73 St 0,44 S

81 97 P - J 2 - 3 97B 3,76 Sm 43,88 St 0,96 St 0,98 T

Keterangan : Sm = Sangat masamSt = Sangat tinggiT = TinggiS = SedangR = RendahA = Kode sampel lapisan atasB = Kode sampel lapisan bawahP = PedamaranJ = Jungkal

Page 52: KOP HALAMAN DEPAN · 2017-12-08 · membentuk 3 buah cekungan gambut yaitu pada titik 17 (4,05 m), 28 (5,62 m), ... The research was conducted in 3 sub districts, Kayu Agung, Pedamaran

Kajian Karakteristik Gambut di Areal Hutan Kayu Agung (Pedamaran dan Pampangan) 42

5. Foto-Foto Kegiatan

Penyusunan sampel tanah

Hasil pengeboransampai lapisan tanah mineral

Hasil pengeboran di titik 52

Penentuan titik koordinat denganmenggunakan GPS

Pengeboran dititik 47,vegetasi dominan kumpai&purun

Pengeboran di titik 90,vegetasi dominan perpat, pakis