Konverter DC

3
Konverter DC/DC mengubah tegangan DC menjadi tegangan DC lainnya dengan nilai yang berbeda. Ada dua metode konversi yang dapat dipergunakan untuk mengubah tegangan dari baterai: konversi linear atau linear conversion dan konversi peralihan atau switching conversion. Konversi linear menurunkan tegangan dari baterai dengan mengubah kelebihan daya menjadi panas. Metode ini sangat sederhana namun pada kenyataannya tidak efisien. Konversi peralihan pada umumnya menggunakan komponen magnetik untuk menyimpan daya secara sementara dan mengubahnya menjadi tegangan lainnya. Tegangan yang dihasilkan bisa lebih besar, lebih rendah, atau kebalikan (negatif) daripada tegangan input. Efisiensi pengatur linear berkurang dengan semakin banyaknya perbedaan antara tegangan input dan tegangan output. Misalnya, jika kita ingin mengubah dari 12 V ke 6 V, pengatur linear akan mempunyai efisiensi sebanyak hanya 50%. Pengatur peralihan standar mempunyai efisiensi sedikitnya 80%. Converter tegangan DC menjadi tegangan AC dapat dibuat dengan rangkaian sederhana yang terdiri dari pembangkit pulsa dan sistem switching transformer step-up tegangan. Rangkaian converter DC ke AC ini dapat mengubah tegangan DC +12 volt menjadi tegangan AC 220 volt. Converter tegangan pada bagian ini menggunakan pembangkit pulsa IC CD4047 yang diset sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi kerja 50 – 60 Hz. IC CD4047 merupakan IC CMOS yang didesain khusus untuk keperluan pembangkit pulsa yang dapat diset sebagai monostabil multivibrator dan astabil multivibrator. Rangkaian converter DC ke AC menggunakan IC CD4047 sangat sederhana dan gambar rangkaian serta komponen

description

Macam macam konverter

Transcript of Konverter DC

Page 1: Konverter DC

Konverter DC/DC mengubah tegangan DC menjadi tegangan DC lainnya dengan nilai yang berbeda. Ada

dua metode konversi yang dapat dipergunakan untuk mengubah tegangan dari baterai: konversi linear

atau linear conversion dan konversi peralihan atau switching conversion.

Konversi linear menurunkan tegangan dari baterai dengan mengubah kelebihan daya menjadi panas.

Metode ini sangat sederhana namun pada kenyataannya tidak efisien. Konversi peralihan pada umumnya

menggunakan komponen magnetik untuk menyimpan daya secara sementara dan mengubahnya

menjadi tegangan lainnya. Tegangan yang dihasilkan bisa lebih besar, lebih rendah, atau kebalikan

(negatif) daripada tegangan input.

Efisiensi pengatur linear berkurang dengan semakin banyaknya perbedaan antara tegangan input dan

tegangan output. Misalnya, jika kita ingin mengubah dari 12 V ke 6 V, pengatur linear akan mempunyai

efisiensi sebanyak hanya 50%. Pengatur peralihan standar mempunyai efisiensi sedikitnya 80%.

Converter tegangan DC menjadi tegangan AC dapat dibuat dengan rangkaian sederhana yang terdiri dari pembangkit pulsa dan sistem switching transformer step-up tegangan. Rangkaian converter DC ke AC ini dapat mengubah tegangan DC +12 volt menjadi tegangan AC 220 volt. Converter tegangan pada bagian ini menggunakan pembangkit pulsa IC CD4047 yang diset sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi kerja 50 – 60 Hz. IC CD4047 merupakan IC CMOS yang didesain khusus untuk keperluan pembangkit pulsa yang dapat diset sebagai monostabil multivibrator dan astabil multivibrator. Rangkaian converter DC ke AC menggunakan IC CD4047 sangat sederhana dan gambar rangkaian serta komponen untuk membuat converter DC ke AC secara lengkap dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut. Rangkaian Converter DC 12V Ke AC 220V Rangkaian Converter DC Ke AC IC 4047,teori converter,pengertian converter,converter tegangan,converter dc ke ac,converter dc to ac,converter dc 12V to AC220V,rangkaian converter tegangan,rangkaian converter DC to AC,rangkaian converter DC 12V to AC 220V,skema converter tegangan,skema converter DC ke AC,skema DC 12V to AC 220V converter,membuat converter DC ke AC,merakit converter tegangan DC ke AC,mengubah tegangan DC mejadi AC,menyalakan lampu AC dengan sumber

Page 2: Konverter DC

DC Rangkaian converter DC 12 volt ke AC 220 volt diatas terdiri dari beberapa bagian yang dapat dijabarkan sebgai berikut : Bagian pembangkit pulsa, bagian ini berfungsi untuk mebangkitkan pulsa dengan frekuensi 50 – 60 hz untuk menggerakan sistem switching transformator. Rangkaian pembangkit pulsa dibuat dengan IC CD4047 yang diset sebagai multivibrator astabil dengan output Q dan Q yang masing-masing berfungsi memberikan pulsa input untuk menggerakan sistem switching transformer. Bagian switching transformer, bagian ini berfungsi untuk membentuk sistem induksi secara bergantian pada transformer step-up agar memberikan output pada sisi kumparan yang lain. Rangkaian switching ini menggunakan 2 unit MOSFET IRFZ44 yang diberi input oleh pin Q dan Q dari pembangkit pulsa IC CD4047. Bagian step-up, bagian ini berfungsi untuk menaikan tegangan dari 12 volt DC menjadi 220 volt AC. komponen yang digunakan untuk melakukan tugas step-up ini adlah sebuah transformer dengan sisi sekunder CT 12 volt dan primer 220 volt. Output rangkaian converter tegangan DC 12 volt ke AC 220 volt ini berbentuk gelombang persegi sehingga rangkaian converter seperti ini disebut sebagai square wave converter. Converter DC 12 volt ke AC 220 volt ini dapat digunakan untuk menyalakan lampu penerangan AC 220 volt dari sebuat accumulator 12 volt.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/converter-dc-12v-ke-ac-220v/Copyright © Elektronika Dasar

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Labsheet%20Praktikum%20Mikrokontroller%201%20Proteus%20ok.pdf