kontribusi sumber daya minyak dalam pembangunan ekonomi dari ...
Click here to load reader
-
Upload
truongtruc -
Category
Documents
-
view
214 -
download
1
Transcript of kontribusi sumber daya minyak dalam pembangunan ekonomi dari ...
KONTRIBUSI SUMBER DAYA MINYAK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
DARI SUDUT PANDANG GEOGRAFI EKONOMI
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi EkonomiYang dibina oleh I Inyoman Ruja
OLEH:Chalia Chistella 130721616047
Moch Hafi Wardana 130721607465Sandy Harfianto 130721607480Kornelia Hilda 130721607473
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFIOktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Sumberdaya alam
(baik renewable dan non renewable) merupakan sumberdaya yang esensial bagi
kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumberdaya
tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di mukabumi
(Fauzi, 2004). Kekayaan sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara kita
dijajah selama berabad-abad oleh negara Belanda dan juga selama tiga setengah tahun oleh
negara Jepang.
Salahsatu sumberdaya alam yang kita miliki adalah tambang minyak dan gas
(MIGAS), yang termasuk dalam golongan sumberdaya non renewable. Sektor migas
merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan
pembangunan negara. Pencapaian penerimaan negara dari minyak dan gas bumi. Pada tahun
2010 sebesar 102%. Realisasi penerimaan migas mencapai Rp 219,2 triliun, sedangkan target
pada APBN-P 2010 sebesar Rp 215 triliun. Penerimaan migas itu terdiri dari PPh migas Rp
58,9 triliun (106% dari target APBN-P 55,38 triliun), PNBP SDA migas Rp 152,05 triliun
(100,2% dari target APBN-P Rp 151,78 triliun) dan PNBP lainnya Rp 8 triliun (101% dari
target APBN-P Rp 7,9 triliun).
Makalah ini akan membahas bagaimana pengaruh minyak bumi dalam kontribusi
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengkaji pertumbuhan, persebaran, dan
cadangan minyak bumi maka akan terlihat seberapa besar kontribusi minyak bumi dalam
perekonomian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. bagaimana persebaran minyak bumi di Indonesia?
2. Bagaimana pertumbuhan minyak bumi di Indonesia?
3. Faktor apa yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan pertumbuhan minyak bumi
di Indonesia?
4. Bagaimana kontribusi minyak bumi di Indonesia?
5. Strategi dan kebijakan apa yang harus diterapkan dalam meningkatkan perekonomian
Indonesia sehubungan dengan sumber daya minyak bumi?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, disimpulkan tujuan makalah sebagai berikut.
1. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengkaji seberapa besar kontribusi
sumberdaya minyak bumi dalam pembengunan ekonomi.
2. Mengetahui sejauh mana persebaran minyak bumi di Indonesia.
3. Mengetahui perkembangan sumber daya minyak bumi di Indonesia.
4. Mengetahui sejauh mana persebaran minyak bumi di Indonesia.
5. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan
perkembangan sumber daya minyak bumi di Indonesia.
6. Mengetahui bagaimana kontribusi minyak bumi di Indonesia bagi kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
7. Mengetahui strategi dan kebijakan apa yang harus diterapkan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia sehubungan dengan sumber daya minyak bumi.
8. penurunan perkembangan sumber daya minyak bumi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam makalah ini menguraikan tentang kontribusi sumber daya alam
dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Hal-hal yang dibahas terutama tentang pengertian
sumber daya alam, Persebaran Minyak Bumi di Dunia dan Indonesia, Faktor yang
mempengaruhi, Peran dan kontribusi minyak bumi, dan solusi penanganan sumber daya alam
di Indonesia. Uraian lebih lanjut dipaparkan sebagai berikut.
Menurut Rees (1990) diacu Fauzi (2004) dalam kajianya yaitu sesuatu untuk dapat
dikatakan sebagai sumberdaya harus : 1) ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk
memanfaatkannya dan 2) harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut.
Dengan kata lain sumberdaya alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk
menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Secara umum sumberdaya alam dapat
diklasifikasi kedalam dua kelompok, yaitu :
• Kelompok Stok (Non Renewable)
Sumberdaya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas, sehingga eksploitasinya
terhadap sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan sumberdaya, sumber stok
dikatakan tidak dapat diperbaharui (non renewable) atau terhabiskan (exhuastible)
• Kelompok flow
Jenis sumberdaya ini dimana jumlah dan kualitas fisik dari sumberdaya berubah
sepanjang waktu. Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi atau
bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan sumberdaya dimasa mendatang. Sumberdaya ini
dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada yang tergantung pada
proses biologi dan ada yang tidak.Sumberdaya alam tidak dapat terbarukan atau sering juga
disebut sebagai sumberdaya terhabiskan adalah sumberdaya alam yang tidak memiliki
kemampuan regenerasi secara biologis. Sumberdaya alam ini terbentuk melalui proses
geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam
yang siap diolah atau siap pakai. Jika diambil (eksploitasi) sebagian, maka jumlah yang
tinggal tidak akan pulih kembali seperti semula.
Salah satu yang termasuk dalam golongan sumberdaya tidak dapat terbarukan adalah
tambang minyak.Tambang minyak memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk
terbentuk karena ketidak mampuan sumberdaya tersebut untuk melakukan
regenerasi.Sumberdaya ini sering kita sebut juga sebagai sumberdaya yang mempunyai stok
yang tetap.Sifat-sifat tersebut menyebabkan masalah eksploitasi sumberdaya alam
tidakterbarukan (non renewable) berbeda dengan ekstrasi sumberdaya terbarukan(renewable).
Pengusaha pertambangan atau perminyakan, harus memutuskan kombinasi yang tepat
dari berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, dan juga seberapa
cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas. Berbasis Ekonomi
Pengelolaan Sumberdaya.
A. Parameter Model Ekonomi Kompetitif Model Sumberdaya NonRenewable
Maksimasi Keuntungan (maksimasiprofit, π) penerimaan marjinal (p) sama dengan
biaya marjinal (BM) atau p = BMStok yang tidak diekstraksi, mempunyai nilai
oppurtunitasnya atau P= BM + λ Ektrasi Sumberdaya Investasi karena nilai rente
sumberdaya terkaait waktu. Penentuan rente / keuntungan tidak dihitung masa kini juga masa
sekarangTerkendala Stok, pada waktutertentu (terminal period), stokakan habis. Peran
waktusangat krusial, intertemporal.
Masalah utama dalam usaha pertambangan (termasuk penambangan minyak) adalah
menemukan atau menaksir jumlah kandungan sumberdaya alam yang kita miliki dan
menurunkan tingkat kesulitan (pemanfaatan) yang akan dihadapi. Menurut Sahat 1997,
informasi mengenai letak dan jumlah kandungan sumberdaya alam merupakan suatu hal yang
sangat berharga dan vital, baik bagi pemilik sumberdaya (pemerintah) maupun kontraktor
(penambang). Jika pemilik tidak mengetahui berapa jumlah dan nilai sumberdaya yang
dimiliki, maka perusahaan pertambangan akan menekan harga sewa atau bagi hasil tambang
tersebut. Bisa juga dengan menaikan nilai tambang melebihi nilai sebenarnya, sehingga
pemilik atau orang lain mau menanamkan modalnya pada usaha patungan yang akan dibuat.
Kasus pendugaan stok tambang tembaga (yang sebenarnya lebih banyak kandungan
emasnya) di Tembagapura Timika merupakan salah satu contoh ketidakmampuan kita untuk
Mengetahui Jumlah Dan Jenis Kandungan Tambang Yang Ada Secara Tepat.
Perkembangan teknologi saat ini, telah mampu menekan biaya dan waktu untuk
pendugaan besar kandungan. Dengan bantuan teknologi pengeinderaan jauh (citrasatelit dan
foto udara) menjadikan kegiatan lebih mudah, namun survei lapangan atau eksplorasi
permukaan (ground survey) dan pengujian contoh masih tetap sangat diperlukan.Sementara
itu, tingkat ketidak pastian dari ekplorasi masih tinggi. Hasil penelitian di AS mengenai
minyak bumi dan gas menunjukkan bahwa nilai kiraneksplorasi berada diantara sepersepuluh
sampai sepuluh kali dari jumlah deposit sebenarnya yang diperoleh pada saat / sesudah
produksi berjalan. Artinya kiraan eksplorasi deposit bisa melesat sepuluh kali dari nilai
sebenarnya.
Salah satu sumberdaya alam yang melimpah di dunia yaitu minyak bumi. Inilah yang
akan menjadi kajian dalam makalah ini. Berikut merupakan proses terjadinya minyak bumi
Menurut teori ini :
• Macqiur (Prancis, 1758), MW Lamanosow (Rusia, 1763)
Mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan
• New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938), dan Hofer
Mengemukakan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati
berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
• Minyak bumi dan gas alam terbentuk dari ragam binatang dan tumbuhan yang mati dan
tertimbun di bawah endapan lumpur.
• Endapan lumpur kemudian dihanyutkan arus sungai menuju laut.
• Lalu mengendap di dasar lautan dan tertutup lumpur dalam waktu yang sangat lama.
• Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, tekanan lapisan batuan di atasnya, maka
binatang dan tumbuhan mati tersebut berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung
minyak atau gas.
B. Persebaran Minyak Bumi di Dunia dan Indonesia
Gambar di atas mendiskripsi persebaran dan kuantitas dari keberadaan minyak bumi.
Peta Sumberdaya minyak bumi tersubut terlihat jelas bahwa jumlah sumberdaya minyak
bumi yang paling banyak mencapai 66% yaitu di Iraq, iran, Saudi Arabia, atau yang biasa di
sebut middle east. Negara-negara inilah yang membantu kebutuhan energi dunia. Ini semua
merupakan sebab pergerakan lempeng dunia, yang menentukan banyak atau tidaknya
sumberdaya minyak bumi.
Sumberdaya minyak bumi yang paling sedikit berada di negara Austria, Belgium,
Denmark, finland, dan negara yang lainnya atau bisa di sebut western Europe. Sedangkan
sumberdaya minyak di Indonesia berada pada urutan ke-6.
C. Pertumbuhan Minyak Bumi Di Indonesia
Produksi minyak bumi semakin tahun semakin menurun. Hal tersebut membuktikan
bahwa adanya eksploitasi yang besar. menurunnya tingkat produksi ini akan mempengaruhi
beberapa sektor ekonomi, baik mikro dan makro. Jika kondisi ini terus menerus terjadi, maka
perekonomian semakin menurun karena kontribusi minyak bumi pada perekonomian
menurun.
1.1. Penurunan pertumbuhan minyak bumi
Argumen yang dilakukan pemerintah dan kalangan pendukung kenaikan BBM sebagai
berikut:
1. Perbedaan harga jual domestik dengan harga luar negeri yang sangat timpang akibat
peningkatan harga minyak bumi yang dewasa ini telah mencapai US$ 50 per barrel,
jauh di atas harga minyak bumi yang ditetapkan dalam asumsi harga minyak dalam
APBN 2005 sebesar US$ 24 per barrel. Perbedaan harga ini menimbulkan kemudian
pembengkakan subsidi.
2. Penyesuaian harga BBM telah dilakukan oleh hampir semua negara di dunia termasuk
negara-negara yang berpendapatan lebih rendah dari Indonesia seperti India,
Bangladesh atau negara-negara di Afrika. Bahkan di Timor Timur – yang merupakan
salah satu negara termiskin di dunia – harga domestik BBM jauh di atas harga BBM di
Indonesia
3. Harga domestik yang terlalu rendah telah mendorong pertumbuhan tingkat konsumsi
yang sangat tinggi. Sepanjang tahun 2004 lalu pertumbuhan BBM antara 5 % per
tahun.Sementara produksi minyak mentah Indonesia terus mengalami penurunan.
Selain itu perbedaan harga domestik dan international yang cukup tinggi mendorong
terjadinya penyelundupan
Penyesuaian harga BBM memungkinkan pemerintah akan mengalokasikan lebih
banyak program penanggulangan kemiskinan, pembangunan pedesaan baik yang bersifat
investasi jangka panjang (pendidikan dan kesehatan) maupun pengurangan biaya transaksi
(infrastruktur pedesaan) dan pengurangan beban keluarga miskin dalam jangka pendek
Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk, sehingga konsumsi minyak bumi semakin
besar.
1.2. Peningkatan minyak bumi
Banyaknya fosil yang terpendam, karena di Indonesia terdapat sumber daya alam yang
sangat besar misalnya:
Daerah daratan yaitu adanya hutan menghasilkan hewan dan tumbuhan-tumbuhan. Dari
hewan dan tumbuhan itu jika mati akan menumpuk atau terpendam sehingga
menyebabkan adanya sumber daya alam minyak bumi.
Dunia laut banyak sekali biota laut salah satunya yaitu ikan, jika ikan itu terseret ombak
maka dia kan muncul di daerah daratan dan mati mengendap. Seterusnya akan seperti
itu jika pengendapan itu berlansung lama dan menumpuk maka bisa menghasilkan
sumber daya minya bumi.
D. Peran dan kontribusi (Energi) minyak bumi dalam perekonomian di Indonesia
Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran
pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal yaitu
sebagai sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa
(ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan
dalam pembangunan.
2.1. Peranan Energi Sebagai Sumber Penerimaan Negara
1. Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan migas), memberikan
sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Walaupun peranan
minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif semakin menurun, namun dalam
jangka waktu lima tahun terakhir (1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan
gas bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu
sekitar 30%.
2. Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi oleh besarnya tingkat produksi minyak
mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya
produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak
dan gas adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber
penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan
devisa.
2.2. Peranan Energi Untuk Kebutuhan Konsumsi Dalam Negeri
Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat,
peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi energy.Di
Indonesia tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun
mengakibatkan pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut
disebut dengan ”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefenisikan sebagai
perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan pertumbuhan konsumsi
energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.
E. Strategi dan Kebijakan Nasional yang diterapkan dalam meningkatkan
perekonomian Indonesia sehubungan dengan sumber daya minyak bumi.
1. Kebijakan penentuan harga energi di Indonesia tidak dilakukan melalui mekanisme
pasar melainkan ditetapkan secara administrasi oleh pemerintah. Dalam penentuan
harga energi ada empat hal yang harus dipertimbangkan yaitu :
2. Tujuan efisiensi ekonomi : untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dengan
harga serendah rendahnya dan memelihara cadangan minyak untuk keperluan ekspor,
khususnya dengan mendorong pasar domestik untuk mensubstitusikan konsumsinya
dengan alternatif bahan bakar lain yang persediaannya lebih melimpah (gas dan
batubara) atau sumber energi yang nontradable seperti tenaga air (hydropower) dan
panas bumi (geothermal).
3. Tujuan mobilisasi dana : dengan memaksimumkan pendapatan ekspor dan pendapatan
anggaran pemerintah dari ekspor sumber energi yang tradable seperti migas dan batubar
yang memungkinkan produsen untuk menutupi biaya ekonominya dan memperoleh
sumber dana untuk membiayai pertumbuhan dan pembangunan.
4. Tujuan sosial (pemerataan) : mendorong pemerataan melalui perluasan akses bagi
kebutuhan pokok yang bergantung pada energi seperti penerangan, memasak, dan
transportasi umum.
5. Tujuan kelestarian lingkungan : mendorong agar pencemaran lingkungan seminum
mungkin sebagai dampak pembakaran sumber sumber energi.
6. Keempat tujuan di atas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
kebijakan, sehingga kemungkinan bentrokan dapat di atasi. Sebagai contoh studi yang
dilakukan Pitt (1985 dalam [4]) menunjukkan tujuan untuk mengurangi dampak
lingkungan praktis tidak tercapai.
F. Strategi Dalam Menjaga Sumberdaya Minyak Bumi Pengembangan Energi
Alternatif
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah
besar. Beberapa diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti: bioethanol sebagai
pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas bumi, mikrohidro, tenaga
surya, tenaga angin, bahkan sampah/limbah pun bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Hampir semua sumber energi tersebut sudah dicoba diterapkan dalam skala kecil di tanah air.
Momentum krisis BBM saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menata dan menerapkan
dengan serius berbagai potensi tersebut. Meski saat ini sangat sulit untuk melakukan
substitusi total terhadap bahan bakar fosil, namun implementasi sumber energi terbarukan
sangat penting untuk segera dimulai
Kebijakan penghapusan subsidi BBM pada tahun 2005 merupakan momentum yang
tepat bagi pemerintah untuk mengembangkan batubara sebagai energi alternatif yang
prospeknya cukup menjanjikan. baik dilihat dari cadangan yang melimpah maupun dari harga
yang relatif lebih murah dibanding BBM. Sebagai contoh bila digunakan di sektor listrik,
batubara lebih murah dibanding BBM. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang
menggunakan solar, harga listrik mencapai Rp 500 per KWh. Sementara menggunakan
batubara biayanya hanya sekitar Rp 50 per KWh. Jadi bisa menghemat biaya kurang lebih Rp
30 milyar per tahun.
Bila digunakan di sektor rumah tangga pun untuk keperluan memasak atau sektor
industri untuk bahan bakar, batubara sangatlah hemat. Setiap satu liter minyak tanah dapat
digantikan dengan 0.6 kg briket batubara (Soedjoko dalam Warta, 2003). Berdasarkan pada
hitungan konversi energi ini, kita dapat mengambil contoh penghematan yang akan diperoleh.
Pada tahun 2003. harga batubara sekitar Rp 222.27 per kg. sementara minyak tanah Rp 700
per liter. Pada tahun 2003 rata-rata pemakaian minyak tanah di sektor rumah tangga sekitar
179 liter pertahun. maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli minyak tanah adalah
Rp 125.300 per rumah tangga. Sedangkan, jika menggunakan batubara, maka besarnya biaya
yang harus dikeluarkan hanya Rp 23.872. Dengan demikian ada penghematan sebesar Rp
101.428 per rumah tangga. Dengan merujuk pada data BPS yang menyebutkan bahwa jumlah
rumah tangga tahun 2003 sebanyak 56.625.000. jadi sebenarnya ada potensi penghematan
yang bisa dilakukan untuk pengeluaran energi di sektor rumah tangga sebesar Rp 5.74
trilyun. Dengan harga minyak tanah yang mencapai Rp 2000 perliter pada tahun 2005. maka
tentu saja penghematan ini akan jauh lebih besar lagi.
Proses substitusi penggunaan energi ini tentu saja harus dibarengi dengan inovasi
peralatan dan mesin-mesin industri yang bisa mendukung digunakannya energi alternatif
tersebut dan bisa meminimalisir efek negatif dari penggunaan energi alternatif, seperti polusi
dari hasi pembakaran batubara. Begitupun halnya dengan substitusi energi di sektor rumah
tangga.Perlu ditunjang dengan ketersediaan alat yang kompatibel dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat.Di sisi lain. untuk memberikan kenyamanan pada pengguna
energi alternatif. maka pemerintah perlu memberikan jaminan kontinuitas distribusi energi
alternatif tersebut. Mengganti BBM dengan batubara atau gas bumi memang terkesan hanya
sebagai solusi jangka pendek karena memang sama-sama energi tidak terbarukan (non
renewable energy), namun hal ini akan menjadi jembatan penting untuk pengembangan
energi alternatif lain yang dapat diperbaharui (renewable energy).
3.1. Bioethanol
Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Brazil, dengan 320 pabrik
bioethanol, adalah negara terkemuka dalam penggunaan serta ekspor bioethanol saat ini. Di
tahun 1990-an, bioethanol di Brazil telah menggantikan 50% kebutuhan bensin untuk
keperluan transportasi; ini jelas sebuah angka yang sangat signifikan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang
sangat menarik untuk substitusi bensin, namun dia mampu menurunkan emisi CO2 hingga
18% di Brazil. Dalam hal prestasi mesin, bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol dan
bensin) tidak kalah dengan bensin; bahkan dalam beberapa hal, bioethanol dan gasohol lebih
baik dari bensin. Pada dasarnya pembakaran bioethanol tidak menciptakan CO2 neto ke
lingkungan karena zat yang sama akan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sebagai bahan
baku bioethanol. Bioethanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung, singkong, ubi,
dan sagu; ini merupakan jenis tanaman yang umum dikenal para petani di tanah air. Efisiensi
produksi bioethanol bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan bagian tumbuhan yang tidak
digunakan sebagai bahan bakar yang bisa menghasilkan listrik.
3.2. Biodiesel
Serupa dengan bioethanol, biodiesel telah digunakan di beberapa negara, seperti
Brazil dan Amerika, sebagai pengganti solar. Biodiesel didapatkan dari minyak tumbuhan
seperti sawit, kelapa, jarak pagar, kapok, dsb. Beberapa lembaga riset di Indonesia telah
mampu menghasilkan dan menggunakan biodiesel sebagai pengganti solar, misalnya BPPT
serta Pusat Penelitian Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan ITB.
Kandungan sulfur yang relatif rendah serta angka cetane yang lebih tinggi menambah daya
tarik penggunaan biodiesel dibandingkan solar. Seperti telah diketahui, tingginya kandungan
sulfur merupakan salah satu kendala dalam penggunaan mesin diesel, misalnya di Amerika.
Serupa dengan produksi bioethanol, pemanfaatan bagian tanaman yang tidak digunakan
dalam produksi biodiesel perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan kerjasama yang erat
antara pemerintah, industri, dan masyarakat, bioethanol dan biodiesel merupakan dua
kandidat yang bisa segera diimplementasikan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil.
3.3. Tenaga Panas Bumi
Salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya sangat besar adalah panas bumi.
Berdasarkan data Indonesia Power, saat ini baru sekitar lima persen potensi panas bumi yang
dimanfaatkan di Indonesia. Dari 16.035 megawatt, baru 780 megawatt listrik yang dihasilkan
dari panas bumi.
Padahal potensi listrik yang dapat dibangkitkan dari panas bumi tersebar hampir di
seluruh wilayah Indonesia, khususnya di sepanjang jalur pegunungan bagian selatan. Yaitu
4.885 megawatt di Sumatera, 8.100 megawatt di Jawa-Bali, 1.500 megawatt di Sulawesi, dan
1.550 megawatt di pulau-pulau lainnya.
Bahkan berdasarkan data yang dipakai dalam blueprint pengelolaan energi nasional
(PEN), potensi panas bumi mencapai 27 ribu megawatt. Secara teori, sumber panas bumi
memang kemungkinan besar ditemukan di jalur pegunungan yang melalui kawasan
Indonesia.
Hanya saja sumber panas bumi kebanyakan berada di daerah terpencil di puncak
gunung. PLTP Kamojang saja berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan
laut (dpl) dan 25 kilometer dari Garut. Dengan alasan kesulitan menjangkau dan besarnya
investasi yang harus diperlukan untuk menyalurkan listrik yang dihasilkan ke sistem
interkoneksi, sumber listrik panas bumi tidak sepopuler Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Gas,
atau Diesel.
Namun sejak harga minyak membumbung tinggi sementara pasokan minyak semakin
tergantung impor, mulailah dilirik berbagai sumber energi alternatif termasuk panas bumi.
Seharusnya pemerintah bisa mendorong berbagai pihak agar target produksi panas bumi
melebihi 9.000 megawatt pada tahun 2025. Jika target tersebut tercapai sesuai blueprint PEN,
panas bumi akan memasok 3,8 persen kebutuhan listrik nasional.
Harga jual listrik ke masyarakat paling tingi hanya Rp 495 per kilowatt jam. Sehingga
harus ada negosiasi ulang dengan Pertamina dapat dilakukan. Kendala lain yang harus segera
diatasi adalah dukungan kebijakan dari pemerintah. Meskipun sudah ada Undang-undang No.
27 Tentang Panas Bumi, belum diikuti oleh berbagai peraturan perundang-undangan yang
mendukung pelaksanaannya. Padahal potensi pembangkitan energi yang ramah lingkungan
ini juga berpotensi untuk mendatangkan devisa dari penerbitan sertifikasi clean development
management (CDM). Sayang sekali jika potensi panas bumi yang sangat besar tidak segera
termanfaatkan.
3.4. Mikrohidro
Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil (bisa mencapai beberapa
ratus kW). Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro (dibandingkan dengan PLTA
skala besar) berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal tanah yang
diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu
keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mikrohidro cocok
diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau listrik dari PT PLN. Mikrohidro mendapatkan
energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut
dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro
bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air
2.5 m bisa dihasilkan listrik 400W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional
diperkirakan mencapai 7,500 MW, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600
MW. Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun mikrohidro patut dipertimbangkan
untuk memperluas jangkauan listrik di seluruh pelosok nusantara.
3.5. Tenaga Surya
Energi yang berasal dari radiasi matahari merupakan potensi energi terbesar dan
terjamin keberadaannya di muka bumi. Berbeda dengan sumber energi lainnya, energi
matahari bisa dijumpai di seluruh permukaan bumi. Pemanfaatan radiasi matahari sama sekali
tidak menimbulkan polusi ke atmosfer. Perlu diketahui bahwa berbagai sumber energi seperti
tenaga angin, bio-fuel, tenaga air, dsb, sesungguhnya juga berasal dari energi matahari.
Pemanfaatan radiasi matahari umumnya terbagi dalam dua jenis, yakni termal dan
photovoltaic. Pada sistem termal, radiasi matahari digunakan untuk memanaskan fluida atau
zat tertentu yang selanjutnya fluida atau zat tersebut dimanfaatkan untuk membangkitkan
listrik. Sedangkan pada sistem photovoltaic, radiasi matahari yang mengenai permukaan
semikonduktor akan menyebabkan loncatan elektron yang selanjutnya menimbulkan arus
listrik. Karena tidak memerlukan instalasi yang rumit, sistem photovoltaic lebih banyak
digunakan. Sebagai negara tropis, Indonesia diuntungkan dengan intensitas radiasi matahari
yang hampir sama sepanjang tahun, yakni dengan intensitas harian rata-rata sekitar 4.8
kWh/m2. Meski terbilang memiliki potensi yang sangat besar, namun pemanfaatan energi
matahari untuk menghasilkan listrik masih dihadang oleh dua kendala serius: rendahnya
efisiensi (berkisar hanya 10%) dan mahalnya biaya per-satuan daya listrik. Untuk pembangkit
listrik dari photovoltaic, diperlukan biaya US $ 0.25 - 0.5 / kWh, bandingkan dengan tenaga
angin yang US $ 0.05 - 0.07 / kWh, gas US $ 0.025 - 0.05 / kWh, dan batu bara US $ 0.01 -
0.025 / kWh . Pembangkit lisrik tenaga surya ini sudah diterapkan di berbagi negara maju
serta terus mendapatkan perhatian serius dari kalangan ilmuwan untuk meminimalkan
kendala yang ada.
3.6. Tenaga Angin
Pembangkit listrik tenaga angin disinyalir sebagai jenis pembangkitan energi dengan
laju pertumbuhan tercepat di dunia dewasa ini. Saat ini kapasitas total pembangkit listrik
yang berasal dari tenaga angin di seluruh dunia berkisar 17.5 GW [17]. Jerman merupakan
negara dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin terbesar, yakni 6 GW, kemudian
disusul oleh Denmark dengan kapasitas 2 GW [17]. Listrik tenaga angin menyumbang sekitar
12% kebutuhan energi nasional di Denmark; angka ini hendak ditingkatkan hingga 50% pada
beberapa tahun yang akan datang. Berdasar kapasitas pembangkitan listriknya, turbin angin
dibagi dua, yakni skala besar (orde beberapa ratus kW) dan skala kecil (dibawah 100 kW).
Perbedaan kapasitas tersebut mempengaruhi kebutuhan kecepatan minimal awal (cut-in win
speed) yang diperlukan: turbin skala besar beroperasi pada cut-in win speed 5 m/s sedangkan
turbin skala kecil bisa bekerja mulai 3 m/s. Untuk Indonesia dengan estimasi kecepatan angin
rata-rata sekitar 3 m/s, turbin skala kecil lebih cocok digunakan, meski tidak menutup
kemungkinan bahwa pada daerah yang berkecepatan angin lebih tinggi (Sumatra Selatan,
Jambi, Riau,dsb) bisa dibangun turbin skala besar. Perlu diketahui bahwa kecepatan angin
bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang memiliki kecepatan angin rata-rata 3 m/s, akan
terdapat saat-saat dimana kecepatan anginnya lebih besar dari 3 m/s - pada saat inilah turbin
angin dengan cut-in win speed 3 m/s akan bekerja. Selain untuk pembangkitan listrik, turbin
angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan perikanan, seperti untuk
keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dsb.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Cadangan minyak dan produksi minyak dunia terus mengalami penurunan sedangkan
komsumsi minyak semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan
perekonomian sehingga sejak tahun 2004, Indonesia merupakan net-importer.
Penentuan harga jual BBM di Indonesia sangat ditentukan oleh asumsi harga minyak
APBN dan asumsi apakah minyak dianggap sebagai penerimaan negara atau bukan.
Alasan kenaikan harga BBM di Indonesia antara lain: defisit APBN, kenaikan BBM
dilakukan banyak negara, harga BBM rendah mendorong peningkatan konsumsi, disparitas
harga mendorong penyelundupan, subsidi BBM banyak dinikmati golongan kaya, realokasi
subsidi BBM ke subsidi yang bersifat produktif, dan insentif berkembangnya energi
alternatif.
Dampak kenaikan BBM terhadap kemiskinan sangat tergantung dari dampak
kenaikan BBM terhadap inflasi khususnya inflasi bahan makanan.
Minyak bumi mempunyai peran penting dalam kontribusi pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi karena minyak bumi merupakan energi yang digunakan untuk
mengolah dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya itu, minyak bumi
menyumbang devisa negara terbesar
Pengembangan Energi Alternatif dilakuakn dengan berbagai cara, diantaranya:
Bioethanol, Biodiesel, Tenaga Panas Bumi, Mikrohidro, Tenaga Surya, dan Tenaga Angin
Saran
Makalah ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat membangun dalam
penyempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Imam.Vaillah. Rabu, 15 Mei 2013. Geografi Ekonomi, (online)
(http://www.migas.esdm.go.id/) diakses tanggal 25 Oktober 2014
Nofianti. saputri. Rabu, 15 Mei 2013. Penerapan ilmu geografi dalam aspek ekonomi,
(online) (http://www.ptjdutamaenergi.comwpwp-contentuploads201202Peta-cadangan-gas-
bumi-700.jpg) diakses tanggal 25 Oktober 2014
universitas muhammadiyah malang. Rabu, 15 Mei 2013. Problematika dan Kondisi
Ketahanan Pangan, (online) (http://www.bpmigas.go.id/blog/2012/09/09/faktor-eksternal-
dominasi-kendala-eksplorasi-migas/) diakses tanggal 25 Oktober 2014
harri.nuryanto. Rabu, 15 Mei 2013. Seputar mata pelajaran geografi, (online)
(http://pmeindonesia.com/berita-migas/638-kalla-ketersediaan-energi-nasional-
memprihatinkan) diakses tanggal 25 Oktober 2014.