Konsumen Cerdasppsdk.kemendag.go.id/v2/wp-content/uploads/Majalah-Insan...Air adalah molekul polar,...

50
Konsumen Cerdas

Transcript of Konsumen Cerdasppsdk.kemendag.go.id/v2/wp-content/uploads/Majalah-Insan...Air adalah molekul polar,...

Konsumen Cerdas

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 1

Permadi, S.Sos.,MAP

Salam Redaksi

Insan metrologi sendiri merupakan bentuk apresiasi dari kami dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang kemetrologian, serta potret perjalanan peran serta PPSDK dalam pengembangan Sumber Daya Manusia Kemetrologian di Kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Selain itu, melalui pembuatan insan metrologi, kami berharap dapat mengambil peranan dalam upaya meningkatkan minat baca ke semua kalangan.

Terima kasih sekali lagi kami ucapkan untuk semua pihak terkait dan kami mengucapkan selamat membaca, dan teruslah menjadi pembaca karena membaca adalah kunci utama ilmu pengetahuan. Secara khusus kami mengucapkan mohon maaf jika setiap edisi Insan Metrologi memiliki kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami dapat terus memperbaiki diri dan menjadikan Insan metrologi lebih baik.

Selamat membaca dan salam Metrologi...!

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan majalah insan metrologi ini dan bisa kembali menyapa pembaca. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua anggota redaksi yang telah bekerja keras dalam pembuatan Insan metrologi dan seluruh pihak yang telah membantu serta mendampingi kami. Pada edisi pertama di tahun 2019 ini, majalah Insan metrologi menyuguhkan profil kita, metrologia, artikel ilmiah, artikel populer serta info seputar Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian (PPSDK).

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 2

Redaksi menerima artikel pembaca baik artikel ilmiah maupun populer. Setiap tulisan hendaknya diketik dengan spasi rangkap disertai dengan identitas penulis. Untuk gambar di tulisan dalam format .jpg dengan ukuran minimal 50 KB maksimal 100 KB, untuk tabel, dalam format asli microsoft word atau jika dikirim dalam bentuk .jpg dengan ukuran minimal 50 KB.

http://ppsdk.kemendag.go.id/jurnal_insan_metrologi

dengan terlebih dahulu melakukan registrasi bagi yang belum mempunyai username sebagai author/penulis.

Untuk artikel ilmiah, dikirim ke:

Telp: 022-661153 Fax: 022-661154

http://ppsdk.kemendag.go.id

pusat pengembangan sumber daya kemetrologian

ppsdk_kemendag

IBU SRI ASTUTI, S.Si.,M.SE

Profil Kita

Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian (PPSDK)

Lahir: Bandung, 26 Nopember 1970

Pendidikan:- S1 Fisika Universitas Padjadjaran tahun 1989

Riwayat Jabatan:

- Kepala Bagian Tata Usaha tahun 2013 s.d 2018

- S2 Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia tahun 2008

- Kasie Penyelenggara Diklat tahun 2009 s.d 2012

- Kepala PPSDK tahun 2019 s.d sekarang

- Penera di Direktorat Metrologi tahun 2000 s.d 2008

“Hidup untuk belajar,Belajar untuk hidup”

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 3

INSAN: APA HARAPAN IBU UNTUK KEMAJUAN PPSDK KEDEPAN?

SRI ASTUTI (SA): PPSDK m e r u p a k a n u n i t d i Kementerian Perdagangan yang mempunya i fungs i menangani pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kemetrologian diharapkan b i s a m e n j a d i c e n t r e o f excellence di bidang metrologi ba ik d i l ingkup nasional maupun ASEAN.

INSAN: APAKAH CITA-CITA IBU UNTUK AKMET?

SA: Untuk mencapai PPSDK sebagai centre of excellence di bidang metrologi, maka yang p e r l u d i l a k u k a n a d a l a h meningkatkan kompetensi SDM, infrastuktur belajar mengajar, serta meningkatkan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri di bidang k e m e t r o l o g i a n m e n u j u revolusi industri 4.0.

INSAN: APA QUOTES DARI IBU UNTUK PPSDK DAN AKMET?

SA: Berharap Akmet menjadi perguruan tinggi yang mampu m e n c i p t a k a n S D M kemetrologian yang handal, terampil untuk mendukung revolusi industri 4.0 yang d i a k u i s e c a r a n a s i o n a l maupun ASEAN.

SA: Saya ingin hasil lulusan

I N S A N : L A N G K A H -L A N G K A H A P A Y A N G HARUS DILAKUKAN DEMI P E N C A P A I A N P P S D K KEDEPAN?

SA: PPSDK dan AKMET sebagai pelayan publik di b i d a n g p e l a t i h a n d a n pend id ikan harus dapat mencerminkan ekosistem (noted speech Pres iden Jokowi) beker ja Cerdas, C e p a t , b e r E t i k a , d a n Profesional (CeCEP)

INSAN: APA HARAPAN IBU S E T E L A H M E N J A B AT KEPALA PPSDK?

Profil Kita

INSAN: PERKEMBANGAN S U M B E R D A Y A M E T R O L O G I S E N D I R I UNTUK SAAT INI MENURUT IBU SEPERTI APA?

kegiatan pelatihan di PPSDK dapat menghasilkan lulusan y a n g b e r k o m p e t e n mempunyai keterampilan, pengetahuan serta etika yang baik.

I N S A N : A P A Y A N G DIBUTUHKAN METROLOGI K H U S U S N YA D A L A M P E N G E M B A N G A N SUMBER DAYA MANUSIA?

SA: Untuk pengembangan non formal , d ibutuhkan ku r i ku lum yang sesua i d e n g a n k e b u t u h a n d i kabupaten/kota dengan alat ukur yang t idak ter la lu beragam. Pendidikannya pun bukan lagi dengan cara konvensional tetapi bisa melalui pendidikan berbasis on l i ne un tuk menge ja r kebutuhan yang sesuai dengan revolusi industri 4.0. U n t u k p e n g e m b a n g a n formalnya, kurikulum yang diajarkan harus memenuhi teknolog i indust r i yang meluluskan generasi siap terap menuju industri 4.0.

SA: Saat ini jumlah SDM kabupaten/kota sangat sulit untuk mendapatkan SDM yang memenuhi persyaratan kualifikasi sebagai calon t enaga keme t ro l og i an , karena kesulitan ini maka d ibu tuhkan pend id i kan formal maupun non formal di bidang metrologi sebanyak-banyaknya.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 4

Perempuan berjilbab

yang punya pr insip “hidup untuk belajar, dan belajar untuk hidup” ini memang ditakdirkan tidak jauh-jauh di bidang p e n d i d i k a n . S e j a k masuk menjadi pegawai d i K e m e n t e r i a n Perdagangan, ia meniti k a r i e r d i b i d a n g m e t r o l o g i s e b a g a i P e n e r a . I b u y a n g sederhana ini menerima Tim Insan metrologi u n t u k m e n j e l a s k a n bagaimana pandangan ke depannya mengenai metrologi dan PPSDK, berikut penjelasannya.

Metrologia

Oleh: Decky Ari Irwanto

Para peneliti di National Institute of

Standards and Technology (NIST), bekerja sama dengan U.S. Government Publishing Office (GPO), telah mengembangkan metode baru dengan tidak merusak untuk mengukur komponen kayu dan non-kayu pada kertas secara cepat.

Identifikasi dan pengukuran rasio serat tanaman yang digunakan untuk memproduksi kertas memiliki aplikasi luas dalam bidang forensik, pelestarian benda-benda seni, penentuan keaslian dokumen sejarah, penilaian kualitas kertas daur ulang dan memastikan bahwa paspor dan dokumen pemerintah lainnya telah dicetak pada kertas yang sesuai.

Dokumen pemerintah dengan kualitas yang tinggi sering dibuat dengan serat non-kayu misalnya menggunakan kapas. Serat yang berasal dari kayu membuat kertas lebih rapuh dari waktu ke waktu dan dapat membantu identifikasi usia dari bahan tersebut.

Meskipun sangat dibutuhkan, metode analisis kertas yang ada saat ini telah berubah sedikit sejak Mary Rollins dari NIST (kemudian d ikenal sebagai Nat iona l Bureau of Standards) membantu memelopori metode ini

pada 1920-an dan 30-an. Namun, dengan standar modern, teknik ini sangat melelahkan, menyita waktu, dan sangat subjektif. Proses tersebut juga harus mengorbankan sebagian sampel kertas yang mungkin terbatas dan diperlukan sebagai barang bukti.

Untuk memisahkan material serat dari sampel, kertas harus direbus dalam air, dilunakkan dengan batang pengaduk kaca dan diolah dengan beberapa bahan kimia. Kemudian pipet yang telah dipenuhi larutan serat ditempatkan pada slide mikroskop untuk pengeringan. Selanjutnya, penambahan yodium membuat serat lebih terlihat. Analisis te rsebu t menganda lkan memor i dan ketajaman visual untuk mencocokkan bentuk serat dengan gambar-gambar dari sekitar 100 serat tanaman.

Ilmuwan NIST, Yaw Obeng, Jan Obrzut dan Dianne Poster, bersama dengan peneliti tamu NIST Michael Postek dan rekan mereka Mary Kombol ias dari GPO, kini telah memperkenalkan metode analisis serat kertas abad ke-21. Metode tersebut telah digunakan untuk memeriksa penuaan bahan. dalam perangkat mikroelektronika pada chip semikonduktor. Pengukurannya dapat dilakukan dalam hitungan menit dan tanpa merusak kertas atau tetap utuh.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 5

Setelah 90 Tahun, Akhirnya Peneliti Berhasil Menemukan Cara Terbaik untuk Mengukur Komposisi Kertas

Tekn ik te rsebut d ikena l sebaga i spektroskopi dielektrik yaitu identifikasi komposis i bahan dengan memeriksa bagaimana molekul -molekul ter tentu merespons medan listrik yang berubah dengan cepat. Para peneliti fokus pada perilaku molekul air, yang ditambahkan selama proses pembuatan dan juga merupakan komponen kunci dari serat tanaman yang digunakan untuk membuat kertas. Molekul air adalah unsur kecil tetapi merupakan bagian yang penting dari kertas kering.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 6

Gelombang mikro yang bersinar pada selembar kertas mendorong molekul untuk berputar yang ditunjukkan oleh Gambar 2 dan Gambar 3. Tingkat saat molekul air berputar di kertas berbeda dari tingkat molekul saat berputar di ruang bebas. Hal tersebut disebabkan molekul air dalam serat terikat dengan polimer yang terjadi secara alami dan bahan lain di kertas, yang mempengaruhi laju rotasi. Frekuensi spesifik saat molekul air berotasi memberikan petunjuk tentang kondisi molekul air yang merupakan komponen penyusun kertas.

Gambar 1. Ilustrasi Pengukuran Komposisi Kertas

Gambar 2. Contoh Kondisi Mula-mula saat Molekul Air Belum Mengalami Gerak Berputar

Air adalah molekul polar, artinya muatan positif dan negatifnya sedikit terpisah satu sama lain. Sebagai hasil dari pemisahan ini, satu ujung molekul air memiliki muatan positif sedangkan ujung lainnya memiliki muatan negatif. Ketika medan listrik bolak-balik diterapkan pada kertas, polaritas molekul air sejajar dengan arah medan listrik. Ketika medan membalikkan arah misalnya dalam

Respon molekul air tergantung pada komposisi kertas khususnya sifat polimer tempat molekul air terikat Misalnya, lignin, polimer di dinding sel tanaman yang membuat tanaman menjadi kaku dan berkayu, akan secara signifikan memperlambat kecepatan molekul air. Oleh karena itu, perekaman tingkat respon molekul air dapat memberikan ukuran yang sangat sensitif mengenai jenis serat tanaman dan konsentrasinya dalam sampel kertas.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 7

Gambar 3. Kondisi Berikutnya setelah Molekul Air Belum Mengalami Gerak Berputar

miliaran kali per detik, molekul air mencoba mengikutinya, membalikkan polaritasnya sesuai dengan medan. Tetapi, pembalikan polaritas dan arah tidak secara tepat dapat mengikuti perubahan medan listrik atau mengalami keterlambatan atau lag dengan rentang waktu tertentu. Berdasarkan nilai lag tersebut, komposisi penyusun kertas dapat diketahui.

Gambar 4. Keterlambatan Respon (lag) pada Putaran Molekul Air terhadap Medan Listrik Bolak-Balik

Sumber Referensi: h t t p s : / / w w w . n i s t . g o v / n e w s -events/news/2019/02/after-90-years-better-way- measure-composition-paper

Abstrak: Kehadiran ponsel pintar sistem Android dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk memecahkan berbagai masalah terkait dengan pembelajaran, terutama terkait dengan keterbatasan waktu, sumber daya dan media pembelajaran. Ponsel pintar yang dikenal sebagai mobile learning merupakan salah satu alternatif pengembangan media pembelajaran, sehingga proses belajar lebih fleksibel dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian (PPSDK) sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan dalam bidang Kemetrologian, mata diklat yang diajarkan di PPSDK mayoritas mata diklat teknis dan dalam proses pembelajarannya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional belum memanfaatkan secara maksimal media pembelajaran. Maka ponsel pintar android dimungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai alternatif media pembelajaran yang interaktif, sehingga materi diklat menjadi lebih interaktif. Media pembelajaran berbasis android yang dikembangkan adalah materi diklat Peneraan Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak (PUBBM), mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 134/SPK/KEP/10/2015 Tentang Syarat

Teknis Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur Elpiji. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa media pembelajaran Peneraan PUBBM berbasis android yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran (penilaian ahli materi dan ahli media). Sedangkan berdasarkan respon siswa diklat mengenai media

pembelajaran Peneraan PUBBM berbasis android diperoleh persentase ≥ 70% (respon positif).

Kata Kunci: Media pembelajaran, berbasis android, mobile learning, peneraan pompa ukur bahan bakar minyak (PUBBM).

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android pada Materi Peneraan

Pompa Ukur BBM

Oleh: Irwan Setiawan

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 8

Artikel Ilmiah

Perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi dari tahun ke tahun telah meningkat dan membuat perubahan terhadap gaya hidup manusia dari berbagai aspek, baik aspek politik, bisnis, kesehatan dan pendidikan. Selain itu juga, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk informasi dan komunikasi teknologi (TIK) telah membawa dampak pada bidang apapun termasuk di bidang pendidikan dan pembelajaran, di mana informasi pembelajaran bisa cepat diakses melalui internet yang bisa diakses dimanapun dan kapansaja.

1. PENDAHULUAN

Salah satu perangkat teknologi yang terus b e r k e m b a n g s e t i a p s a a t a d a l a h t e l e p o n genggam/ponsel pintar. Ponsel pintar adalah perangkat nirkabel yang bisa dibawa kemana-mana oleh pengguna. Adapun jumlah pengguna ponsel di Indonesia mengalami peningkatan sangat signifikan dari tahun ke tahun. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif ponsel pintar di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif ponsel pintar terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.

Kehadiran ponsel pintar, terutama ponsel pintar sistem Android dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk memecahkan berbagai masalah terkait dengan pembelajaran, yang terutama terkait dengan keterbatasan waktu, sumber daya dan media pembelajaran. Ponsel pintar yang dikenal sebagai mobile learning ini akan membuat proses belajar lebih fleksibel, dengan demikian proses belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja (Martono dan Nurhayati, 2014). Mobile learning merupakan salah satu alternatif pengembangan media pembelajaran. Kehadiran mobile learning ditujukan sebagai pelengkap pembelajaran ser ta memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi yang kurang dikuasai di manapun dan kapanpun (Oktiana, 2015).

Pene l i t i an t en tang pengembangan media pembelajaran khususnya pemanfaatan mobile learning berbasis android sudah dikembangkan dan diimplementasikan di pendidikan formal, seperti perguruan tinggi dan sekolah. Penelitian yang dilakukan di perguruan tinggi diantaranya (Lu'mu, 2017), (Martono dan Nurhayati, 2014). Kemudian di sekolah antara lain (Deary, Waryanto dan Kuswari, 2017) , (Muqarrobin dan Kuswanto, 2016) , (Musahrain, 2016), (Purnama, Feriansyah dan Chandra, 2017), (Kusumadewi, 2016), (Siskawati dkk., 2013). Sedangkan pengembangan media pembelajaran mobile learning berbasis android di lembaga diklat belum banyak dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dikembangkan media pembelajaran materi diklat Peneraan Peneraan Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak (PUBBM) berbasis Android (aplikasi android), sebagai alternatif media pembelajaran yang lebih interaktif. Aplikasi android tersebut untuk memudahkan siswa diklat dalam mempelajari mata diklat Peneraan PUBBM. Materi Peneraan PUBBM yang dibuat mengacu berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 134/SPK/KEP/10/2015 Tentang Syarat Teknis Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur Elpiji yang menjelaskan tera dan tera ulang PUBBM.

4) Implementation (Implementasi) dan 3) Development (Pengembangan),

JENIS PENELITIAN

P u s a t P e n g e m b a n g a n S u m b e r D a y a Kemetrologian (PPSDK) sebagai lembaga p e n d i d i k a n d a n p e l a t i h a n d a l a m b i d a n g Kemetrologian, mata diklat yang diajarkan di PPSDK mayoritas mata diklat teknis dan dalam proses pembelajarannya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional belum m e m a n f a a t k a n s e c a r a m a k s i m a l m e d i a pembe la j a ran . Maka pemanfaa t an med ia pembelajaran membuat materi diklat menjadi lebih interaktif. Berdasarkan hasil dari observasi widyaiswara bahwa sebagian besar siswa diklat mempunyai dan membawa perangkat android. Sehingga ponsel pintar android dimungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai alternatif media pembelajaran yang interaktif (Dwi, 2015), atau sering disebut sebagai mobile learning. Adapun kelebihan penggunaan ponsel pintar android adalah dapat digunakan secara mandiri, sifatnya yang portable (bisa digunakan dimanapun dan kapanpun), dan proses penyebarannya mudah bisa offline ataupun online (Dwi, 2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis android dengan menggunakan software Construct 2 pada materi d i k l a t P e n e r a a n P U B B M d e n g a n m o d e l pengembangan ADDIE. Tahapannya ada 5 tahap yaitu: 1) Analysis (Analisis), 2) Design (Perancangan),

5) Evaluation (Evaluasi).

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat deskriptif dengan cara mengumpulkan data deskriptif, kemudian dilakukan analisis. Dalam

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 9

pengembangan aplikasi media pembelajaran ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development), dan menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tahap analisis (analys is ) , desain (des ign) , pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation).

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian Kementerian Perdagangan. Penelitian ini dilaksanakan meliputi tahap persiapan dan analisis pada bulan Februari - Maret 2018. Tahap desain, pengembangan, dan implementasi pada bulan Maret - Juni 2018, sedangkan tahap evaluasi pada bulan Juli 2018.

DESAIN PENELITIAN

a. Membuat produk media pembelajaran berupa aplikasi android menggunakan software Construct 2.

3. Tahap Pengembangan (Development)

b. Menetapkan materi

a. Analisis kebutuhan siswa diklat yang meliputi kebutuhan dan karakteristik siswa yang akan menjadi sasaran pengguna media pembelajaran berbasis android.

1. Tahap Analisis (Analysis)

2. Tahap Desain (Design)

b. Validasi ahli materi dan media

d.Pengumpulan background, font, gambar,dan tombol.

c. Mengkaji mata diklat sesuai dengan kurikulum Materi disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Keberhasilan (IK) yang digunakan di diklat kemetrologian PPSDK saat ini.

Penelitian ini menggunakan pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) sebagai berikut:

a. Pembuatan desain media (storyboard)

Berdasarkan hasil analisis, tahap selanjutnya dilakukan tahap desain atau perancangan media pembelajaran berbasis android dengan tahapan sebagai berikut:

b. Analisis kurikulum diklat yang meliputi analisis terhadap tujuan pembelajaran yaitu Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Keberhasilan (IK) yang akan dimuat dalam media pembelajaran ini.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

5. Tahap evaluasi merupakan proses untuk menguji kelayakan media pembelajaran berupa evaluasi pengembangan dan kelayakan produk media pembela jaran untuk d iu j i cobakan. Bi la d ipe r lukan maka akan d i l akukan rev i s i berdasarkan masukkan dan saran dari siswa diklat.

Merupakan penerapan media dalam pembelajaran di kelas. Media pembelajaran ini diuji cobakan kepada 20 orang siswa diklat kemetrologian (Penera Ahli) di PPSDK. Pada tahap ini juga d i b a g i k a n a n g k e t u n t u k m e n g u k u r d a n mengetahui pendapat atau respon siswa diklat. Bila diperlukan maka akan dilakukan revisi berdasarkan masukan dan saran dari siswa diklat.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Instrumen penelitian yang digunakan antara lain:

1. Lembar observasi.

2. Angket media pembelajaran untuk widyaiswara (ahli materi dan media).Angket ahli materi dan media (widyaiswara) untuk melakukan evaluasi pengembangan dan kelayakan produk media pembelajaran berupa aplikasi android untuk pembelajaran peneraan PUBBM.

Instrumen penelitian yang digunakan antaralain:

3. Angket respon siswa diklat terhadap media pembelajaran.Angket s iswa diklat untuk mengukur dan mengetahui pendapat atau respon siswa diklat mengenai media pembelajaran berupa aplikasi android untuk pembelajaran peneraan PUBBM.

INSTRUMEN PENELITIAN

1. Observasi dengan melakukan pengamatan terhadap siswa diklat untuk mengumpulkan informasi mengenai materi, media pembelajaran, dan kebutuhan serta karakteristik siswa.

Lembar observasi untuk mencari informasi mengenai kebutuhan dan karakteristik siswa diklat, serta kurikulum diklat.

2. Instrumen angket pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data dari ahli materi dan media (widyaiswara) dan siswa diklat sebagai bahan melakukan evaluasi media pembelajaran yang dikembangkan. Angket yang digunakan dalam

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 10

penelitian ini adalah angket yang diadaptasi dari penelitian pengembangan mobile education untuk Android oleh Rinta (2013) dengan pengembangan lebih lanjut oleh peneliti.

Instrumen kelayakan media pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan 4 alternatif jawaban. Angket atau respon kelayakan media untuk ahli materi dan media dan media (widyaiswara) menggunakan google form.

TEKNIK ANALISIS DATA

Adapun teknik analisis data yang dilakukan sebagai berikut:

2. Data penilaian kelayakan media pembelajaran diperoleh dari hasil isian angket oleh ahli media dan ahli materi peneraan PUBBM (menggunakan skala Likert). Data selanjutnya dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengubah penilaian kualitatif menjadi kuantitatif dengan ketentuan yang dapat dilihat pada tabel 1.

1. Data proses pengembangan media pembelajaran diperoleh dari ahli materi dan media serta dari siswa diklat berupa koreksi dan masukan. Koreksi dan masukan tersebut digunakan sebagai acuan revisi media pembelajaran berbasis android.

Tabel 1. Ketentuan pemberian skor

b. Menghitung rata-rata skor tiap indikator dengan rumus:

c. Menginterpretasikan secara kualitatif jumlah rerata skor tiap aspek dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.

Rerata skor ideal (Mi) = ½ (skor ideal minimum+skor minimal ideal)Simpangan baku ideal (SDi) = 1/6 (skor ideal minimum-skor minimal ideal)

Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam distribusi skor dan persentase terhadap kategori dengan skala penilaian yang telah ditentukan. Persentase penilaian kelayakan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Penilaian kelayakan:

Untuk mengetahui kualitas dari media pembelajaran yang dikembangkan layak atau tidak, maka peneliti menggunakan kriteria minimal penilaian yang termasuk kategori “Baik”. Jika penilaian media pembelajaran minimal mendapatkan nilai “Baik”, maka media yang dikembangkan “Layak” digunakan sebagai media pembelajaran.

Tabel 2. Rumus konversi jumlah rerata skor:

3. Data pendapat siswa Data berupa pendapat siswa yang diperoleh dari angket. Alternatif jawaban yang diberikan pada angket tersebut adalah “Ya” dan “Tidak”

Keterangan:

Skor aktual (x) = skor yang diperoleh

Selain kriteria di atas, kriteria kelayakan produk secara keseluruhan dapat ditentukan dengan mengalikan skor penilaian dengan jumlah indikator yang diukur di setiap aspek yang dinilai. Untuk k e p e r l u a n a n a l i s i s l e b i h l a n j u t s e p e r t i membandingkan hasil penilaian tiap aspek dengan tingkat kelayakan yang diharapkan, digunakan teknik persentase dalam menganalisis data dengan rumus:

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 11

Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa, berawal dari observasi terhadap siswa diklat kelas Penera Ahli pada diklat fungsional kemetrologian di PPSDK. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sebagian besar siswa diklat mengalami kesulitan dalam belajar materi diklat yang bersifat teknis seperti materi peneraan BBM, karena proses pembelajaran PUmasih menggunakan metode mengajar konvensional dan kurangnya memanfaatkan media pembelajaran. Hal-hal tersebut mengakibatkan siswa diklat mengalami kesulitan memahami materi, karena kurang interaktifnya media pembelajaran yang diberikan.

Penggunaan media pembelajaran yang memanfaatkan ini sangat mudah smartphonedan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa diklat. Media pembelajaran dapat digunakan kapan saja dan dimana saja karena sifatnya portable. Proses penyebarannya cukup mudah

(menggunakan skala Ghuttman). Presentase tiap nomor dihitung menggunakan rumus:

Respon siswa dianggap positif bila mendapat presentase ≥ 70%.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN Pengembangan media pembelajaran berupa media pembelajaran materi peneraan PUBBM berbasis android mengikuti model pengembangan ADDIE dengan tahapan Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluating (Evaluasi) . Pelaksanaan keseluruhan prosedur pengembangan penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Tahap Analisisa. Analisis kebutuhan

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, hampir semua siswa diklat memiliki smartphoneandroid (sistem operasi android dipilih karena sistem ini adalah sistem yang paling banyak digunakan daripada sistem operasi yang lain), sehingga keberadaan perangkat tersebut bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang lebih interaktif.

Analisis kurikulum berkaitan dengan tujuan pembelajaran yaitu Kompetensi Dasar dan Indikator Keberhasilan yang akan dimuat dalam media pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum diklat fungsional kemetrologian.

Pada tahap ini dikemukakan dasar pemilihan materi mengenai peneraan PUBBM. Materi ini dipilih karena materi ini masuk ke dalam UTTP yang wajib tera dan tera ulang yang masuk ke d a l a m k u r i k u l u m d i k l a t f u n g s i o n a l kemetrologian, selain itu juga materi ini merupakan materi teknis sehingga diperlukan pembelajaran dengan menggunakan media yang lebih interaktif.

2. Tahap Desain

a. Pembuatan desain media ( ) storyboardS t o r y b o a rd m e n g g a m b a r k a n s e c a r a keseluruhan gambaran aplikasi yang akan dimuat.

Pengumpulan background, font, gambar, dan tombol sebagian diperoleh dari internet dan dari bahan ajar/bahan tayang materi diklat peneraan PUBBM. Kemudian Gambar dikombinasikan dengan gambar hasil unduhan dari berbagai sumber.

Tahap desain merupakan tahap perancangan media pembelajaran yang meliputi pembuatan desain media secara keseluruhan ( ) , storyboardpenyusunan materi, pembuatan background, gambar, dan tombol yang akan disertakan dalam aplikasi.

b. Menetapkan materi

c. background, fontPengumpulan , gambar, dan tombol

c. Analisis kurikulum

karena ukurannya tidak lebih dari 15 MegaByte. Proses penyebarannya dapat menggunakan kabel data, , email, diunduh langsung bluetoothdari maupun link-link lainnya untuk Play Storekemudian di secara .install offline

b. Perangkat lunak ( ) dan perangkat keras software( )hardwareP e m b u a t a n m e d i a b e r b a s i s A n d r o i d memerlukan dan yang hardware softwaresesuai. yang digunakan untuk Softwarep e m b u a t a n m e d i a p e m b e l a j a r a n i n i menggunakan Construct 2. Construct 2 adalah software pembuat game atau aplikasi berbasis HTML5 yang dikhususkan untuk platform 2D. Software ini dikembangkan oleh Scirra.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 12

Menu pertama adalah menu Teori Dasar. Pada bagian ini jika dipilih, akan memuat halaman teori dasar yang terdiri dari 6 halaman yang berisikan tentang teori dasar dispenser atau PUBBM. Pada kanan atas terdapat icon home yang akan digunakan untuk kembali ke menu utama.

3. Tahap Pengembangana. Pembuatan media pembelajaran peneraan

PUBBM berbasis android

Gambar 1. Menu utama aplikasi peneraan PUBBM.

Media pembelajaran ini dinamakan aplikasi Peneraan PUBBM. Langkah pertama adalah membuat menu utama aplikasi. Pada menu utama aplikasi peneraan PUBBM terdapat enam menu, dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Enam menu tersebut adalah 1) Teori Dasar; 2) Prinsip Kerja; 3) Pengujian; 4) Cerapan; 5) Justir; dan 6) Cap Tanda Tera.

Gambar 2. Menu teori dasar aplikasi peneraan PUBBM.

Menu kedua adalah menu Prinsip Kerja. Pada bagian ini jika dipilih, akan memuat halaman prinsip kerja pompa ukur bahan bakar minyak yang terdiri dari 3 halaman. Pada halaman prinsip kerja terdapat halaman interaktif, yang menjelaskan bagaimana cara kerja dispenser/PUBBM. Pada kanan atas terdapat icon home yang akan digunakan untuk kembali ke menu utama.

Gambar 3. Menu prinsip kerja aplikasi peneraan PUBBM.

Menu ketiga adalah menu Pengujian. Pada bagian ini jika dipilih, akan memuat halaman cara melakukan pengujian pompa ukur bahan bakar minyak yang terdiri dari 7 halaman. Pada halaman pengujian terdapat dua halaman interaktif, yang menjelaskan bagaimana pengujian fungsi dan pengujian unjuk kerja dispenser/pompa ukur bahan bakar minyak. Pada kanan atas terdapat icon home yang akan digunakan untuk kembali ke menu utama.

Gambar 4. Menu pengujian aplikasi peneraan PUBBM.

Gambar 5. Menu cerapan aplikasi peneraan PUBBM

Menu keempat adalah menu Cerapan. Pada bagian ini jika dipilih, akan memuat halaman cara mengisi dan menghitung hasil pengujian pompa ukur bahan bakar minyak di cerapan yang terdiri dari 3 halaman. Pada kanan atas terdapat icon home yang akan digunakan untuk kembali ke menu utama.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 13

Menu keenam adalah menu Cap Tanda Tera (CTT). Pada bagian ini jika dipilih, akan memuat halaman bagaimana cara membubuhkan cap tanda tera, setelah dilakukan pengujian terhadap pompa ukur bahan bakar minyak yang terdiri dari 4 halaman, cara pembubuhan CTT dilakukan baik untuk Tera maupun Tera Ulang. Pada kanan atas terdapat icon home yang akan digunakan untuk kembali ke menu utama.

Gambar 6. Menu justir aplikasi peneraan PUBBM.

Menu kelima adalah menu Justir. Pada bagian ini jika dipilih, akan memuat halaman cara melakukan justir pompa ukur bahan bakar minyak yang terdiri dari 5 halaman, baik justir dispenser elektronik maupun mekanik. Pada kanan atas terdapat icon home yang akan digunakan untuk kembali ke menu utama

Gambar 7. Menu cap tanda tera aplikasi peneraan

PUBBM.

Tahap pengujian (testing) bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi dalam aplikasi dapat berjalan dengan benar dan untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan yang harus diperbaiki. Pengujian aplikasi dilakukan dengan mentransfer file Android Package (.apk) melalui koneksi kabel USB ke perangkat smartphone Samsung tipe J5 dengan spesifikasi quad-core 1.2 GHz Cortex-A53, Sistem Operasi versi Android 5.1 (Lollipop), RAM 1.5 GB untuk pemasangan secara offline. Aplikasi Peneraan PUBBM tersebut juga telah diunggah dan dapat

diunduh langsung di http://s.id/pubbm_apk untuk selanjutnya di install secara offline.

b. Validasi ahli materi dan ahli mediaMedia awal selanjutnya melalui tahap validasi.

Pada tahap ini media divalidasi oleh 1 orang ahli materi yaitu Widyaiswara di PPSDK bidang pompa ukur BBM dan 2 orang ahli media yaitu Widyaiswara di PPSDK. Masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media akan dijadikan dasar untuk revisi media agar media yang dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Validasi materi digunakan untuk menilai materi yang terdapat di aplikasi. Validasi yang dilakukan oleh ahli materi yaitu dengan mengumpulkan saran atau pendapat untuk melakukan revisi. Angket yang peneliti gunakan alternatif jawaban angket hanyalah 4, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Angket untuk ahli materi memiliki 27 indikator penilaian.

1. Revisi ahli materia. Perbaikan pada materi pengujian PUBBM,

yaitu pengujian fungsi dan pengujian unjuk kerja. Pada pengujian fungsi agar visualisasi lebih interaktif lagi dan berurutan. Sedangkan pada pengujian unjuk kerja agar dijelaskan lebih rinci pada setiap pengujian dan dibuat lebih interaktif.

b. Perbaikan pada materi cerapan agar diperjelas proses perhitungannya dan pengisian cerapannya.

c. Perbaikan pada materi cap tanda tera agar dibuat bentuk segel bisa dibuat bolak-balik (tanda sah dan pegawai berhak).

2. Revisi ahli mediaa. Ukuran huruf diperbesar agar terbaca jelas.b. Di beberapa materi, terutama materi pengujian

dibuat lebih interaktif lagi.c. Ditambahkan audio agar semakin menarikd. Gambar supaya bisa diperbesar (zoom).e. Diabuat file .apk yang bisa support ke sistem

operasi android versi rendah/lama (Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream Sandwich, Jelly Bean) dan sistem operasi android versi terbaru (Nougat, Oreo, Pie).

Sedangkan validasi media digunakan untuk memvalidasi media yang telah dikembangkan. Validasi yang dilakukan oleh ahli media yaitu dengan mengumpulkan saran atau pendapat untuk digunakan melakukan revisi. Angket yang digunakan untuk menilai media adalah dengan menggunakan skala likert 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 14

4. Tahap Implementasi

Tahap implementas i d i lakukan dengan menyebarkan media pembelajaran kepada 20 orang siswa diklat Penera Ahli Diklat Fungsional Kemetrologian di PPSDK. Sebelum media digunakan, siswa diklat diminta untuk menginstall media tersebut pada perangkat smartphone . Penyebaran media dilakukan dengan cara siswa diklat m e n g u n d u h l a n g s u n g fi l e . a p k d i http://s.id/pubbm_apk. Setelah diakhir pelajaran siswa dimintai respon atau pendapatnya dengan mengisi angket yang telah diberikan.

KELAYAKAN MEDIA PEMBELAJARAN

Validasi yang dilakukan oleh ahli materi adalah dengan mengumpulkan saran dan pendapat dari ahli materi untuk melakukan revisi/evaluasi. Penilaian media pembelajaran oleh ahli materi dapat

dilihat di tabel berikut.6

5. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan setelah mendapat saran dan masukkan dari ahli materi, ahli media dan siswa diklat. Dari saran dan masukkan yang diperoleh selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap media pembelajaran peneraan PUBBM berbasis android ini. Namun, dalam revisi ini akan dipertimbangkan masukan dan saran dari validator (expert) sebelumnya agar tidak bertentangan dengan perbaikan-perbaikan sebelumnya.

Tabel 6. Hasil Penilaian oleh Ahli Materi.

Berdasarkan penilaian oleh ahli materi secara keseluruhan, media pembelajaran mendapatkan nilai

1. Ahli Materi

Tabel 7. Hasil Penilaian oleh Ahli Media.

2. Ahli MediaValidasi yang dilakukan oleh ahli media adalah dengan mengumpulkan saran dan pendapat dari ahli media untuk melakukan revisi/evaluasi untuk memperbaiki media pembelajaran menjadi lebih baik lagi. Penilaian oleh ahli media dapat dilihat di tabel 7 berikut.

total 54,00 pada 14 indikator sehingga termasuk kategori sangat baik. Apabila dihitung dengan persentase, media pembelajaran mendapatkan nilai 96,25% sehingga termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan penilaian oleh ahli media secara keseluruhan, media mendapatkan nilai total 59,00 pada 16 indikator sehingga termasuk kategori sangat baik. Apabila dihitung dengan persentase, media mendapatkan nilai 92,18%, sehingga termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

3. SiswaPenilaian media pembelajaran juga dilakukan oleh 20 orang siswa diklat Penera Ahli Diklat Fungsional Kemetrologian di PPSDK dengan menggunakan angket (google form). Angket untuk siswa diklat menggunakan skala Ghuttman. Tabel 8 berikut adalah rekapitulasi jawaban dari 20 siswa d i k l a t P e n e r a A h l i D i k l a t F u n g s i o n a l Kemetrologian di PPSDK.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 15

Tabel 8. Rekapitulasi pendapat siswa diklat mengenai

media pembelajaran

[3] H. Kiswanto. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran

Interaktif Berbantuan Komputer pada Materi Dimensi Tiga. Jurnal

MATHedunesa. (Vol. 1. No. 1. Hlm 3-5). FMIPA, Universitas

Negeri Surabaya.

5. DAFTAR PUSTAKA

[4] Lu'mu. (2017). Learning Media Of Applications Design Based

Android Mobile Smartphone. International Journal of Applied

Engineering Research ISSN 0973-4562 Volume 12, Number 17

(2017).

[1] Dasmo, I. Agustina D. Astuti, & Nurullaeli. (2017). [

Pengembangan Pocket Mobile Learning Berbasis Android.

JRKPF UAD Vol.4 No.2.

Dari tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan mendapatkan “Respon Positif” dengan persentase ≥ 70%.

[2] D. Putriani, N.H. Waryanto, dan K. Hernawati. (2017).

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Dengan

Program Construct 2 Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk

Siswa SMP Kelas 8. Jurnal Pendidikan Matematika UNY Vol 6 No

3.

3. P e n d a p a t s i s w a d i k l a t m e n g e n a i m e d i a pembelajaran Peneraan PUBBM berbasis android diperoleh persentase ≥ 70%, sehingga media pembelajaran yang dikembangkan mendapat respon positif dari siswa diklat.

4. KESIMPULAN1. Hasil penilaian ahli materi terhadap media

pembelajaran Peneraan PUBBM berbasis android diperoleh nilai total 54,00 dengan kategori sangat baik dan nilai dalam persentase sebesar 96,25%, sehingga termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

2. Hasil penilaian ahli media terhadap media pembelajaran Peneraan PUBBM berbasis android diperoleh nilai total 59,00 dengan kategori sangat baik dan nilai dalam persentase sebesar 92,18%, sehingga termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 16

[11]P. Kusumadewi, W. Adi. (2016). Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata Pelajaran

Pemrograman Dasar Kelas X di SMK Negeri 3 Surabaya.

Jurnal IT-Edu Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016, 103-110.

[10]Purnama, R. Bagus, F. Sesunan, & C. Ertikanto. (2017).

Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning

Berbasis Android sebagai Suplemen Pembelajaran Fisika pada

Materi Usaha dan Energi. Jurnal FKIP Universitas Lampung,

Indonesia. Vol 5, No 4.

[12]Republik Indonesia. 2015. SK Dirjen Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen Nomor 134/SPK/KEP/10/2015,

tentang Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur Elpiji,

Kementerian Perdagangan RI.

lu lus Sar jana F i s ika b idang instrumentasi dari Universitas Padjadjaran tahun 2003. Kemudian lulus dari Magister Instrumentasi dan Kontrol bidang Instrumentasi Medik dari Institut Teknologi Bandung tahun 2006. Saat ini bekerja sebagai Widyaiswara Muda

d i P u s a t P e n g e m b a n g a n S u m b e r D a y a Kemetrologian Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Interes penelitian di bidang pengukuran, kalibrasi alat ukur suhu, peneraan volume dinamis.

[7] Muqarrobin, T. Firdaus, & H. Kuswanto. (2016). Development

of an android-based physics e-book to ease students' physics

learning And its influence on their learning achievement.

American Journal of Engineering Research (AJER) e-ISSN:

2320-0847 p-ISSN : 2320-0936 Volume-5, Issue-10, pp-223-

229.

Irwan Setiawan

[6] Martono, K. Teguh, & O.D. Nurhayati. (2014). Implementaton

of Android Based Mobile Learning Application As A Flexible

Learning. IJCSI International Journal of Computer Science

Issues, Vol. 11, Issue 3, No 1, May 2014 ISSN (Print): 1694-

0814 | ISSN (Online): 1694-0784.

[5] Lukman & Ishartiwi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar

dengan Model Mind Map untuk Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial SMP. Jurnal Inovasi Teknologi

Pendidikan. (Vol. 1. No. 2. Hlm 112).

[8] Musahrain. (2016). Developing Android-Based Mobile

Learning as a Media in Teaching English. Proceeding The 2nd

International Conference On Teacher Training and Education

Sebelas Maret University Volume 2 Number 1 2016 ISSN :

25002 – 4124.

[9]Oktiana, G. Dwi. (2015). Pengembangan media pembelajaran

berbasis android dalam bentuk buku saku digital untuk mata

pelajaran akuntansi kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus

akuntansi perusahaan jasa di kelas XI MAN 1 Yogyakarta

tahun ajaran 2014/2015. (Skripsi) Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.

Perbandingan Metode Sampling pada OIML R-87 Tahun 2009 dan OIML R-87 Tahun 2016 pada

Pengujian BDKT

Rekomendasi OIML merupakan suatu panduan internasional yang dikeluarkan oleh OIML sebagai induk organisasi metrologi legal internasional. Rekomendasi OIML sebagai panduan teknis untuk melakukan kegiatan metrologi legal telah memberikan infromasi untuk pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) internasional dalam Rekomendasi OIML R87 mengenai pengujian BDKT. Sebelum BDKT diuji yang harus dilakukan adalah pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel dari Rekomendasi OIML telah mengalami perubahan yaitu dari OIML R 87 tahun 2004 ke OIML R87 Tahun 2016. Hal yang cukup cukup signifikan adalah perubahan banyak sampel minimal yang dapat menggunakan metode sampling, perubahan perhitungan faktor keamanan sampling, dan prosedur pengambilan sampling. Hal ini menyebabkan perlu diberlakukannya perubahan peraturan petunjuk pelaksanaan pengambilan sampel BDKT menjadi berdasarkan OIML R 87 Tahun 2016.

Kata Kunci: Pengawasan, BDKT, Sampling

Oleh: Lita Annita Fajarani

Abstrak:

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 17

1. PENDAHULUAN

Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) adalah barang atau komoditi tertutup yang dimasukkan ke dalam kemasan tertutup, dan untuk mempergunakannya harus merusak kemasan atau segel kemasan yang kuantitasnya telah ditentukan dan dinyatakan pada label sebelum diedarkan, dijual, ditawarkan, atau dipamerkan. Lingkup BDKT adalah komoditas yang dinyatakan dalam satuan massa (g, kg), volume (mL, L, dm3 dan m3), panjang (cm, dm, m), luas (cm2 dan m2) serta persatuan barang dalam kemasan (buah, pieces, dll). Barang atau komoditas yang dikemas tapi dinyatakan dengan satuan yang berbeda bukan termasuk ke dalam ranah BDKT.

Dikarenakan barang BDKT berada dalam kemasan tertutup, beragamnya variasi dan jenis BDKT serta banyaknya jumlah BDKT yang harus diuji, sulit bagi para pengawas kemetrologian untuk mengetahui kuantitas sebenarnya suatu BDKT. Untuk itu diperlukan suatu metode untuk membatasi jumlah BDKT yang akan diuji dari suatu populasi BDKT dalam satu jam produksi atau satu (1) lot. Metode ini dikenal sebagai metode sampling. Metode Sampling terdiri dari beberapa macam. Untuk Pengujian BDKT ini metode sampling yang digunakan adalah metode sampling acak sederhana.

Panduan internasional yang meliputi kegiatan pengawasan BDKT baik itu pelabelan maupun pengujian BDKT tersebut terdapat dalam Rekomendasi OIML, yaitu Rekomendasi OIML N o . 7 9 men g en a i P e l ab e l an B D K T d an Rekomendasi OIML No. 87 mengenai Pengujian BDKT. Rekomendasi OIML ini telah menjadi dasar bagi pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan pengawasan BDKT yang dituangkan dalam UU Metrologi Legal dan Permendag No. 31 Tahun 2013 dan petunjuk teknis pelaksanaan di peraturan Kementerian Perdagangan.

Rekomendasi OIML No. 87 ini telah direvisi pada tahun 2016 dan memiliki perubahan yang cukup signifikan dalam proses pengambilan sampel BDKT yang akan diuji. Perubahan inilah yang akan dibahas pada tulisan kali ini.

Salah satu kegiatan metrologi legal selain keg ia tan t e ra u lang , ve r ifikas i in te rna l , mengeluarkan ijin tipe atau ijin tanda pabrik dan lainnya adalah pengawasan. Petugas yang melakukan pengawasan adalah Pengawas Kemetrologian dan a tau Pengamat Tera . Pengawasan kemet ro log ian in i me l ipu t i pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) , Ala t Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) dan Satuan Ukuran.

2. METODE SAMPLING BDKT

Manufaktur atau produsen memproduksi BDKT dalam jumlah yang banyak dalam 1 jam produksi (1 lot). Pengawas Kemetrologian memerlukan contoh BDKT (sampel) yang mewakili jumlah total BDKT yang diproduksi (populasi sampel) untuk mengetahui kuantitas sebenar nyadari tiap BDKT. Metode pengambilan sampel ( ) ini menggunakan metode Sampling Methodsampling acak sederhana yang memenuhi persyaratan statistika dalam pengujiannnya. Hal ini secara eksplisit dinyatakan dalam Rekomendasi OIML R87.

2.1. Metode Pengambilan Sampel berdasarkan O I M L R - 8 7 T a h u n 2 0 0 4Pada peraturan yang telah beredar luas ini, pengambilan sample masih mengacu pada rekomendasi OIML R-87 Tahun 2004. Besaran sampel pada rekomendasi ini sesuai tabel berikut ini. Populasi yang digunakan untuk pengambilan sampel berupa bilangan kontinu berupa jangkauan atau range.

Tabel 1. Sampling Plan R-87 Tahun 2004

Dalam peraturan di Indonesia, jika populasi BDKT kurang dari 100 buah per lot maka berlaku kebijakan semua populasi BDKT dinyatakan sebagai sampel. Pengambilan sampel jenis ini disebut juga Sampling Total. Persyaratan statistik untuk sampel jenis ini berbeda dengan persyaratan Tabel 1 yang telah dijabarkan sebelumnya.

Dari tabel ini terlihat bahwa populasi BDKT paling sedikit berjumlah 100 buah. Bagaimana dengan jumlah populasi yang kurang dari 100 buah dalam 1 jam produksi? Pada OIML R 87 Edisi 2014 ini tidak membahas sampling dengan populasi kurang dari 100 BDKT.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 18

n = ukuran sampel.

Pengambilan sampel dilakukan satu kali di awal pengujian, sehingga jumlah sampel yang diperlukan cukup banyak.

Pengujian BDKT tidak hanya dilakukan di pabrikan atau manufaktur dan gudang saja, tapi juga dilakukan di tempat penjualan. Hal ini yang menyebabkan banyaknya pertanyaan bagaimana mengambil sampel yang jumlahnya kurang dari seratus tapi masih memenuhi secara statistik. Rekomendasi sebelumnya belum memberikan informasi mengenai bagaimana melakukan sampling dengan jumlah populasi yang kurang dari 100 buah BDKT.

t = nilai dari table distribusi t student

Terdapat dua macam cara pengambilan sampel pada rekomendasi ini, yaitu pengambilan sampel sekaligus dan pengambilan sampel secara bertahap (Stepwise Sampling Plan). Sampel yang diambil memiliki nilai diskrit.

Faktor keamanan pada pengambilan sampling berdasarkan OIML R 87 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Rekomendasi R-87 2016 memberikan lebih banyak informasi untuk prosedur dan metode pengambilan sampel dari suatu populasi BDKT dimulai dari statistik yang digunakan untuk pengambilan sampel, prosedur pengambilan sampel, pengolahan data dan mengambil kesimpulan.

Untuk pengambilan sampling secara bertahap dapat dilakukan pada sampel dengan jumlah populasi cukup banyak yaitu minimal 100 hingga maksimal 100.000. Sampel diambil secara bertahap sesuai dengan Tabel 3 berikut. Pengambilan sampel dapat dihentikan bila pada tahapan tertentu telah memenuhi persyaratan kemetrologiannnya.

a = Tingkat kepercayaan 99,5%

2.2. Metode pengambilan sampel pada OIML R-87 Tahun 2016

Pada sampling total ini statistik yang digunakan adalah populasi BDKT merupakan sampel BDKT bila ukuran lot kecil atau kecil dari 100 dan BDKT yang tidak memenuhi syarat tidak boleh melebihi 2,5% dari BDKT yang diproduksi atau dijual. Faktor k atau faktor keamanan sampel menggunakan rumusan

Bila kita membandingkan antara R 87 – 2004 dengan R 87 – 2016 terdapat beberapa hal yang berubah sesuai dengan Tabel 4 berikut ini:

3. PEMBAHASAN

dan R 87 – 2016Tabel 4. Perbedaan antara R 87 – 2004

N = Jumlah populasin = jumlah sampelDimana

-t0,005, n-1 = tabel t-student

Tabel 2. Sampling Plan untuk Populasi N berupa bilangan Diskret

Tabel 3. Sampling Size untuk pengambilan bertahap

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi |19

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 20

Penggantian bilangan continu dengan bilangan diskrit dimaksudkan agar sebaran sampel dapat benar-benar mewakili variansi dari populasi BDKT yang diuji. Bilangan diskrit yang digunakan untuk menentukan jumlah populasi dan sampel sangat memudahkan bagi para pengawas dan pengamat untuk melakukan pengujian BDKT apalagi bila pengujian dilakukan di distributor ataupun pengecer. Lampiran pada R 87 – 2016 memberikan informasi menyeluruh untuk semua bilangan diskrit populasi dan sampel yang dibutuhkan.

Pada Rekomendasi OIML R87 Tahun 2004, pengambilan sampel total dilakukan pada BDKT yang jumlah populasinya kurang dari 100. Hal ini cukup memberatkan para pedagang atau retailler yang harus merelakan semua barang displaynya diuji, kecuali bila pengujian dilakukan dengan cara membeli barang yang akan diuji. Bila pengujian d i l akukan dengan ca r a membe l i BDKT bersangkutan maka proses ini juga akan membebani anggaran dari UPTD atau UML tempat pengawasan BDKT dilakukan.

Pada Rekomendasi OIML R87 Tahun 2016, sampel paling kecil yang masih dapat diterima persyaratan statistika adalah 20 untuk populasi sebesar 21 BDKT dan yang harus menggunakan sampling total adalah BDKT dengan jumlah populasi kurang dari 20 buah. Hal ini dapat mempermudah kinerja Pengawasan Kemetrologian dikarenakan sampel yang diambil lebih sedikit dan secara statistika masih memenuhi persyaratan keilmuannya sehingga dapat melindungi Pengawas secara legal.

SCF atau Faktor keamanan pada R87 – 2016 memperhitungkan dua hal jumlah populasi dan sampel. Hal ini berguna untuk mengamankan hasil pengujian BDKT agar tetap berada pada rentang aman statistik.

Sampling bertahap diberikan pada populasi yang cukup besar dimulai dari 100 hingga 100.000 BDKT untuk tiap lot produksi. Sampling bertahap ini dapat d igunakan di perusahaan yang memil iki kecenderungan memberikan lebih pada tiap kemasannya. Sampling ini memberikan kemudahan pengujian kepada Pengawas Kemetrologian dalam melaksanakan pengambilan sampel dikarenakan pengerjaan yang lebih sedikit. Sampling tipe ini juga cukup diminati oleh manufaktur dikarenakan sampel yang dibutuhkan akan lebih sedikit. Pengujian dapat berlangsung lebih cepat dikarenakan kemungkinan besar lot BDKT lolos tahap pertama pengujian BDKT.

4. KESIMPULAN

[2] Peraturan Menteri Perdagangan No. 31 Tahun 2011 Tentang Barang Dalam Keadaaan Terbungkus

Rekomendasi OIML R87 Tahun 2016 dibuat untuk memperbaiki persyaratan statistika yang terdapat di R87 Tahun 2004 dan mempermudah kinerja Pengawas Kemetrologian. Perubahan yang cukup signifkan terdapat pada prosedur pengambilan sampel.

[1] www.oiml.org

Lita Annita Fajarani,

[4] SK Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga No. 22 Tahun 2016 Tentang Petunjuk teknis pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan panjang, luas dan jumlah hitungan

DAFTAR PUSTAKA

Lulus Sarjana Sains Jurusan Kimia Universi tas Padjadjaran dan melanjutkan pendidikan magister di Program Studi Instrumentasi dan K o n t r o l I n s t i t u t Te k n o l o g i Bandung. Bidang minat Barang Dalam Keadaan Terbungkus, blended learning, dan pengawasan

kemetrologian

[3] SK Dirjen Standardisasi dan perlindungan konsumen No. 26/SPK/KEP/3/2015 Tentang Petunjuk teknis pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam berat dan volume.

Kata kunci: Pengujian pompa ukur BBM, alat bantu uji pompa ukur BBM, ergonomis

Pompa ukur Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan alat ukur yang digunakan untuk transaksi yang wajib ditera dan ditera ulang, tujuannya adalah untuk menjamin kebenaran pengukuran dalam rangka melindungi kepentingan produsen dan konsumen. Pompa ukur BBM merupakan salah satu alat ukur yang banyak terdapat di hampir setiap daerah, dimana jangka waktu tera ulang Pompa ukur BBM adalah 1 tahun.

Abstrak:

Dalam pelaksanaan pengujian pompa ukur BBM (baik praktikum di PPSDK ataupun pelaksanaan di lapangan), terkadang peserta diklat atau penera menghadapi suatu kondisi dimana posisi badan yang tidak nyaman ketika melihat meniskus cairan pada tabung gelas penglihat Bejana Ukur Standar (BUS) dan ketika membaca skala nonius sehingga dapat mempengaruhi akurasi pengujian. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dirancang prototipe alat bantu uji pompa ukur BBM yang ergonomis untuk memberi kenyamanan peserta diklat dalam melaksanakan praktikum dan penera dalam melaksanakan tera dan tera ulang pompa ukur BBM, sehingga diharapkan dapat lebih menjamin kepresisian dan keakurasian hasil pengujian pompa ukur BBM. Berdasarkan hasil pengujian prototipe alat bantu uji pompa ukur BBM, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan alat bantu penuang BUS, beberapa manfaat dapat dirasakan peserta diklat dan penera ketika melakukan praktikum dan pengujian pompa ukur BBM, diantaranya: rasa nyaman, efektivitas kerja, terhindar dari resiko cidera, dapat dilakukan oleh pria dan wanita, serta dapat meningkatkan ke-akurasi-an dan ke-presisi-an hasil pengukuran. Selain itu, setelah dilakukan perbandingan performansi uji ketika tanpa menggunakan alat bantu dan dengan menggunakan alat bantu diperoleh hasil yang efisien, sehat, aman, nyaman, dan efektif.

PERANCANGAN ALAT BANTU PENUANG BEJANA UKUR STANDAR YANG

ERGONOMIS PADA PENGUJIAN POMPA UKUR BBM

Oleh: Herfin Yienda Prihensa & Irwan Setiawan

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 21

1. PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, bahwa setiap alat ukur yang digunakan untuk transaksi wajib ditera dan ditera ulang, salah satunya adalah pompa ukur Bahan Bakar Minyak (BBM), dimana tera ulang dilakukan untuk menjamin kebenaran pengukuran, dalam rangka melindungi kepentingan produsen dan konsumen. Pompa ukur BBM merupakan salah satu alat ukur yang banyak terdapat di hampir setiap daerah dengan jumlah yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan akan BBM di masing-masing daerah. Jangka waktu tera ulang Pompa ukur BBM adalah 1 tahun.

Dalam pelaksanaan praktikum pengujian pompa ukur BBM di laboratorium, terkadang peserta menghadapi suatu kondisi dimana posisi badan yang tidak nyaman ketika melihat meniskus cairan pada tabung gelas penglihat Bejana Ukur Standar (BUS) dan ketika membaca skala nonius sehingga dapat mempengaruhi akurasi pengujian sebagaimana ditunjuk pada Gambar 1.a. Selain itu standar yang digunakan dalam pengujian pompa ukur BBM biasanya adalah BUS kapasitas 20 L yang ketika sudah terisi cairan bobotnya dapat mencapai 28 kg, dimana setelah skala nonius pada BUS tersebut dibaca untuk diketahui volumenya, BUS tersebut harus dikosongkan dengan cara diangkat dan dimiringkan untuk mengeluarkan cairan BBM ke dalam penampung sebagaimana ditunjuk pada Gambar 1.b. Hal tersebut dilakukan sebanyak 3 kali untuk 3 kecepatan aliran cairan yang berbeda (9 kali penuangan) dalam setiap praktikum pengujian, sehingga dirasa cukup sulit dan melelahkan, selain itu jika teknik penuangan tidak benar akan mempengaruhi kepresisian pengujian karena sisa cairan pada BUS di setiap penuangan bisa berbeda.

Gambar 1. Proses pembacaan skala nonius dan penuangan BUS.

Pada tahap ini blue-print atau rancangan yang sudah dibuat kemudian diwujudkan dalam bentuk yang nyata untuk kemudian dilakukan uji coba dan dievaluasi.

P e n e l i t i a n d i l a k u k a n d i P u s a t Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian Kementerian Perdagangan. Penelitian ini dilaksanakan meliputi tahap persiapan dan analisis pada bulan Februari - Maret 2018. Tahap desain, pengembangan, dan implementasi pada bulan Maret - Juni 2018, sedangkan tahap evaluasi pada bulan Juli 2018.

2. PERANCANGAN

Berdasarkan analisa terhadap kondisi dan permasalahan pada proses pengujian pompa ukur BBM, selanjutnya dibuat rancangan (blue print) alat bantu uji pompa ukur BBM yang ergonomis untuk memudahkan operator (peserta diklat atau petugas di lapangan) dalam melaksanakan praktikum dan pelaksanaan pengujian pompa ukur B B M d e n g a n n y a m a n s e h i n g g a d a p a t meningkatkan keakurasian dan kepresisian hasil pengujian.

Gambar 2. Rancangan alat bantu uji pompa ukur BBM.

Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dirancang suatu alat bantu pengujian pompa ukur BBM yang ergonomis yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan di atas.

3. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 22

Gambar 3. Alat bantu uji pompa ukur BBM

Gambar 4. Proses pembacaan skala nonius BUS setelah menggunakan alat bantu penuang.

4. EFEKTIVITAS

Pada tahap, dilakukan uji coba terhadap produk yang sudah jadi. Uji coba dilaksanakan sebanyak dua tahap yaitu: tahap pertama uji validitas oleh ahli baik pengajar ataupun penera. Tahap kedua uji kepraktisan oleh peserta diklat. Hasil dari uji coba ini dijadikan landasan untuk melaksanakan tahap evaluasi.

Gambar 5. Proses penuangan BUS setelah menggunakan alat bantu penuang.

5. PEMBAHASAN

Analisis data kuantitatif diperoleh dari perbandingan hasil pengujian tanpa alat bantu uji dan dengan menggunakan alat bantu uji. Uji coba alat dilakukan terhadap dua merk pompa ukur BBM yang ada di laboratorium PPSDK, yaitu merk Gilbarco dan merk Tominaga, dengan hasil sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik perbandingan ketidaktetapan hasil pengujian pompa ukur BBM merk Gilbarco tanpa dan dengan menggunakan

alat bantu uji.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 23

Gambar 7. Grafik perbandingan ketidaktetapan hasil pengujian pompa ukur BBM merk Tominaga tanpa dan dengan menggunakan alat bantu uji.

Secara Keseluruhan dari grafik perbandingan ketidaktetapan hasil pengujian pompa ukur BBM masing-masing merk, dapat dinyatakan bahwa setelah menggunakan alat bantu uji nilai ketidaktetapan semakin rendah, hal ini menunjukan alat bantu dapat berfungsi sesuai yang diharapkan.

Analisis data kualitatif dipergunakan untuk mengolah data berupa penilaian terhadap kinerja alat, masukan, kritik dan saran dari ahli dan uji lapangan untuk selanjutkan dilakukan revisi bertahap untuk pengembangan produk menjadi lebih baik. Oleh karena itu dilakukan survey dengan menggunakan google form terhadap penggunaan alat bantu uji pompa ukur BBM oleh peserta diklat dan penera di lapangan sebagai berikut:

Gambar 8. Tampilan halaman depan kuesioner penggunaan alat bantu uji.

Gambar 9. Garfik Hasil survey terhadap kondisi sebelum penggunaan alat bantu uji.

Gambar 10. Grafik Hasil survey terhadap kondisi setelah penggunaan alat bantu uji.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 24

Dari grafik hasil survey dapat dinyatakan bahwa sebelum menggunakan alat bantu uji, sebanyak 50,8% operator mengalami ketidaknyamanan dalam proses pembacaan meniskus cairan pada BUS dan 90,9% operator mengalami ketidaknyamanan ketika menuangkan BUS ke dalam tangki penampungan, sementara setelah menggunakan alat bantu uji, sebanyak 69,7 % menyatakan nyaman ketika membaca meniskus cairan di BUS, dan sebanyak 95,5% menyatakan nyaman ketika menuangkan cairan dengan menggunakan alat bantu uji.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan alat bantu penuang BUS, beberapa manfaat dapat dirasakan peserta diklat ketika melakukan praktikum pengujian pompa ukur BBM, sebagai berikut : rasa nyaman, efektivitas kerja, terhindar dari resiko cidera, dapat dilakukan oleh pria dan wanita, serta dapat meningkatkan ke-akurasi-an dan ke-presisi-an hasil pengukuran.

Sehingga jika dilakukan perbandingan performansi uji ketika tanpa menggunakan alat bantu dan dengan menggunakan alat bantu dapat disimpulkan sebagai berikut:

Herfin Yienda Prihensa lulus Sarjana Fis ika bidang instrumentasi dar i Universitas Padjadjaran tahun 2002. K e m u d i a n l u l u s d a r i M a g i s t e r Instrumentasi dan Kontrol dari Institut Teknologi Bandung tahun 2012. Saat ini bekerja sebagai Widyaiswara Muda di Pusat Pengembangan Sumber Daya K e m e t r o l o g i a n K e m e n t e r i a n Perdagangan Republik Indonesia.

Ketertarikan penelitian di bidang dimensi, volume statis, dan volume dinamis

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 25

Peraturan:

7. DAFTAR PUSTAKA

[1] Republik Indonesia. 2010. Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 23/PDN/KEP/3/2010 tentang Syarat Teknis Bejana Ukur.

[2] Republik Indonesia. 2015. Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi Dan Perlindungan Konsumen Nomor 134/SPK/KEP/10/2015 tentang Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur Elpiji.

Jurnal:[3] Agung, Kristanto, and Dianasa Adhi Saputra. 2011.

“Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang Ergonomis pada Statiun Kerja Pemotongan Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas.” Jurnal Ilmiah Teknik Industri.

[4] California, Department of Industrial Relations . 2005. Easy Ergonomics For Desktop Computer Users.

[6] Nader, Mahmoudi, and Majid Bazrafshan. 2015. “A Carpet-Weaver's Chair Based on Anthropometric Data.” International Journal of Occupational Safety and Ergonomics.

[7] Santoso, Agung, Benedikta Anna, and Annisa Purbasari. 2014. “Perancangan Ulang Kursi Antropometri untuk Memenuhi Standar Pengukuran.” Profesiensi.

[8] Setyono, Bambang, Jaka Purnama, and Hanif Amrullah. n.d. “Perancangan Mesin Bor Magnet Pendekatan Ergonomis Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi.” Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers.

[9] Terek, Edit, Zvonko Sajfert, Katarina Zoric, and Sladjana Isakov. 2014. “Poisitive Outcomes of Office Ergonomics In Terms Of Higher Productivity.” Journal of Engineering Management and Competitiveness (JEMC).

Internet:

[5] Eko, Prasetyo, and Agri Suwandi. 2011. “Rancangan Kursi Operator SPBU yang Ergonomis dengan Menggunakan Pendekatan Antropometri.” Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem.

[10] https://www.eurekapendidikan.com/2014/12/karakteristik-r-research-and-development.html, diakses tanggal 10 Januari 2018.

[11]http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1129-sonnym, diakses tanggal 10 Januari 2018.

Irwan Setiawan lulus Sarjana Fisika bidang instrumentasi dari Universitas Padjadjaran

tahun 2003. Kemudian l u l u s d a r i M a g i s t e r Instrumentasi dan Kontrol bidang Instrumentasi M e d i k d a r i I n s t i t u t Teknologi Bandung tahun 2006. Saat ini bekerja sebagai Widyaiswara M u d a d i P u s a t Pengembangan Sumber

D a y a K e m e t r o l o g i a n K e m e n t e r i a n P e r d a g a n g a n R e p u b l i k I n d o n e s i a . Ketertarikan penelitian di bidang pengukuran, kalibrasi alat ukur suhu, peneraan volume dinamis.

Sebelum melakukan pengujian pada timbangan elektronik multi interval ini, perlu dicari terlebih dahulu muatan uji yang dapat dipilih untuk menguji timbangan ini dan besarnya batas kesalahan yang diizinkan (BKD) untuk tiap muatan tersebut. Timbangan elektronik multi interval dengan kapasitas maksimum 6/15kg dengan e=d=2/5g termasuk kedalam timbangan kelas III dengan minimum menimbang sebesar 40g. Timbangan ini memiliki lima rentang muatan dan BKD untuk minimum menimbang sampai dengan kapasitas maksimumnya. Rentang muatan dan BKD tersebut yang dapat digunakan untuk menguji timbangan elektronik multi interval tersebut.

Kata kunci: timbangan elektronik multi interval, kelas timbangan, BKD, muatan

Timbangan elektronik merupakan salah satu jenis timbangan bukan otomatis yang penunjukannya otomatis. Timbangan elektronik terbagi menjadi tiga jenis, yaitu timbangan elektronik interval tunggal, timbangan elektronik multi interval dan timbangan elektronik multi rentang ukur. Saat ini timbangan elektronik banyak digunakan di masyarakat karena kemudahannya dalam penggunaannya. Di masyarakat banyak ditemui timbangan elektronik jenis interval tunggal dan multi interval. Di beberapa supermarket menggunakan timbangan elektronik multi interval.

Abstrak:

Penentuan Muatan Uji dan Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD) pada Timbangan

Elektronik Multi Interval

Oleh: Rismisari Harfiah

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 26

Timbangan elektronik merupakan salah satu j e n i s t i m b a n g a n b u k a n o t o m a t i s y a n g penunjukannya otomatis. Timbangan elektronik terbagi menjadi tiga jenis, yaitu timbangan elektronik interval tunggal, timbangan elektronik multi interval dan timbangan elektronik multi rentang ukur. Saat ini timbangan elektronik banyak digunakan di masyarakat karena kemudahannya dalam penggunaannya. Di masyarakat banyak ditemui timbangan elektronik jenis interval tunggal dan multi interval. Di beberapa supermarket menggunakan timbangan elektronik multi interval.

Menurut syarat teknis tentang timbangan bukan otomatis nomor 131/SPK/KEP/10/2015, timbangan elektronik multi interval adalah timbangan yang mempunyai satu rentang ukur penimbangannya dibagi menjadi beberapa bagian rentang ukur penimbangan yang masing-masing mempunyai interval skala verifikasi yang berbeda. Rentang ukur penimbangannya berubah secara otomatis sesuai dengan muatan yang digunakan. Salah satu cara untuk dapat mengetahui apakah timbangan elektronik tersebut termasuk timbangan elektronik multi interval dapat kita lihat pada identitas timbangan elektronik tersebut, yaitu dari cara penul isan kapas i tas dan daya baca timbangannya. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Tampilan Timbangan Elektronik Multi Interval

Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai cara menentukan muatan uji (titik pengujian) dan batas kesalahan yang diizinkannya (BKD).

Sebelum melakukan pengujian pada timbangan elektronik multi interval ini, perlu dicari terlebih dahulu muatan uji yang dapat dipilih untuk menguji timbangan ini dan besarnya batas kesalahan yang diizinkan (BKD) untuk tiap muatan tersebut.

1. PENDAHULUAN

2. TIMBANGAN ELEKTRONIK MULTI INTERVAL

e=d= 2/5g

Seperti pada gambar 1 di atas, timbangan elektronik tersebut mempunyai kapasitas timbangan Max=6/15kg dan e=d=2/5g. Maksud dari penulisan adalah bahwa timbangan tersebut mempunyai daya baca 2g untuk kapasitas 0-6kg dan daya baca 5g untuk kapasitas lebih dari 6kg-15kg.

Untuk menguji timbangan tersebut, kita harus menentukan besarnya muatan uji dan batas kesalahan yang diizinkan untuk timbangan elekteronik tersebut. Timbangan elektronik multi interval tersebut termasuk kedalam kelas III. Timbangan elektronik multi interval harus memiliki kelas yang sama untuk setiap intervalnya,

bisa kita buktikan dengan cara berikut ini.

Max = 6/15kg

2.1. Kelas Timbangan

Kelas III

Berdasarkan tabel 1 klasifikasi timbangan, maka timbangan elektronik multi interval tersebut termasuk dalam kelas III dengan minimum menimbang sebesar 20e=20*2g=40g.

Tabel 1. Klasifikasi Timbangan

Min1=40g, Max1=6kge1=2g

S e t e l a h k i t a m e n g e t a h u i i n t e r v a l penimbangan, maka selanjutnya kita dapat menentukan besarnya muatan dan BKD untuk setiap interval penimbangan.

Sumber: syarat teknis timbangan bukan otomatis no.131 tahun 2015.

2.2. Muatan dan BKD

A. Interval penimbangan I

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 27

Dari tabel BKD kelas III:

Tabel 2. Muatan dan BKD Interval I

B. Interval penimbangan II

e2=5gTabel 3. Muatan dan BKD Interval II

Min2=6kg, Max2=15kg

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi |28

[1] Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor: 131/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis

Berdasarkan tabel 2 dan 3 di atas, maka BKD untuk setiap muatan pada timbangan elektronik multi interval adalah sebagai berikut.

Timbangan elektronik multi interval dengan kapasitas maksimum 6/15kg dengan e=d=2/5g termasuk kedalam timbangan kelas III dengan minimum menimbang sebesar 40g. Timbangan ini memiliki lima rentang muatan dan BKD untuk minimum menimbang sampai dengan kapasitas maksimumnya. Rentang muatan dan BKD tersebut yang dapat digunakan untuk menguji timbangan elektronik multi interval tersebut.

3. PENUTUP

Tabel 4. Muatan dan BKD Timbangan Elektronik Multi Interval

DAFTAR PUSTAKA

Rismisari Harfiah widyaiswara di Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian. Lulus Sarjana teknik Elektro dari Institut Teknologi Nasional tahun 2007 dan pada tahun 2009, mendapatkan tawaran beasiswa magister dari Kementerian Komunikasi dan Informasi

Republik Indonesia dengan Jurusan Informatika bidang khusus Kepemimpinan Teknologi Informasi (Chief Information Officer/ CIO), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada bulan Juli 2011.

Abstrak:

Kata Kunci: Undang Nomor 2 tahun 1981, Undang Nomor 8 tahun 1999, Metrologi Legal, Perlindungan Konsumen, Kebenaran Pengukuran, Sanksi Hukum

Undang Undang No 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah rujukan hukum tertinggi dalam penyelenggaraan Metrologi Legal di Indonesia. Undang Undang ini menggantikan Ijk Ordonantie yang terbit tahun 1949. Tujuan dari diterbitkannya Undang-undang ini adalah untuk memfasilitasi pelaksanaan Metrologi Legal agar tercipta tertib ukur dalam perdagangan. Sedangkan Undang Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen merupakan rujukan hukum tertinggi dalam pelaksanaan pengawasan perdagangan agar konsumen dapat memperoleh sesuai haknya. Kedua produk hukum ini pada dasarnya sama-sama berusaha untuk melindungi konsumen hanya saja UU Metrologi Legal lebih terkonsentrasi pada sisi kebenaran alat ukur. Namun dalam hal sanksi hukum sangat jauh berbeda jika ada pelanggaran hukum dalam hal pengukuran. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengungkap poin pelanggaran hukum yang terdapat pada UU No 2/1981 yang ternyata ada kesamaan dengan UU 8/1999 dalam hal kebenaran pengukuran namun sangat jauh perbedaan sanksi hukumnya di antara keduanya.

Menilik kembali “Kesaktian” UU No 2 Tahun 1981

Oleh: Purwadi & Agus Prihandoko

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 29

Sekilas tentang UU No 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal

Dalam dunia Metrologi Legal di Indonesia, Undang-Undang No 2 Tahun 1981 merupakan dasar aturan tertinggi yang wajib dipahami di luar kepala oleh seluruh insan metrologi di Indonesia. Inilah dasar hukum legal yang sampai saat ini masih berlaku dan tetap digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tera/tera ulang. Sudah hampir 38 tahun sejak diterbitkannya dan belum ada amandemen atau revisi terhadap Undang-Undang ini.

§ Bab I: Ketentuan Umum

Komposisi dari UU 2/1981 terdiri dari 11 Bab dan 40 Pasal. Rincian dari komposisi UU 2/1981 dapat dijabarkan sebagai berikut :

§ Bab II: Satuan-satuan

§ Bab V: Tanda Tera § Bab VI: Barang Dalam Keadaan Terbungkus§ Bab VII: Perbuatan yang dilarang

§ Bab III: Standar-standar satuan (yang dituangkan dalam Peraturan pemerintah)

Undang Undang No 2 Tahun 1981 merupakan produk hukum Metrologi Legal pertama yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indoneia setelah sebelumnya dasar hukum pelaksanaan tera/tera ulang masih mengacu pada produk hukum dari Pemerintah Hindia Belanda yaitu Ijk Ordonantie Tahun 1949. Undang undang ini disahkan dan diundangkan tanggal 1 April 1981 dan masuk dalam Lembaran Negara RI Nomor 11 Tahun 1981.

§ Bab IV: Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya

§ Bab VIII: Ketentuan Pidana§ Bab IX: Pengawasan dan Penyidikan§ Bab X: Aturan Peralihan§ Bab XI: Ketentuan Penutup

Gambar 1. Halaman depan Buku Undang-Undang Djawatan Tera Tahun 1949

Komposisi dari UU 8/1999 terdiri dari 15 Bab dan 65 Pasal. Rincian dari komposisi UU 8/1999 dapat dijabarkan sebagai berikut :

§ Bab XI: Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

§ Bab VIII: Badan Perlindungan Kosumen Nasional

§ BAB IV: Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha

§ Bab IX: Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

§ Bab X: Penyelesaian sengketa

§ Bab XIV: Ketentuan peralihan

§ Bab II: Azas dan Tujuan

Sekilas tentang UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

§ Bab VI: Tanggung jawab pelaku usaha

Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen lahir guna membantu konsumen untuk memahami hak-haknya dalam melakukan transaksi perdagangan. Selain itu juga melindungi hak hukum konsumen jika dalam suatu transaksi perdagangan ada hak-hak konsumen yang dilanggar.

Waktu sejak dekade 1980-an, gerakan atau

perjuangan untuk mewujudkan sebuah Undang-Undang tentang perlindungan konsumen mulai gencar dilakukan. Sampai dengan masa Orde Baru, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak memiliki greget besar untuk mewujudkannya karena terbukti pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen (RUUPK) selalu ditunda. Baru pada era reformasi, keinginan terwujudnya UU tentang Perlindungan Konsumen bisa terpenuhi. Pada masa pemerintahan BJ Habibie, tepatnya tanggal 20 April 1999, RUU PK secara resmi disahkan sebagai UU tentang Perlindungan Konsumen, dan dengan adanya UU tentang Perlindungan Konsumen jaminan atas perlindungan hak-hak konsumen di Indonesia diharapkan bisa terpenuhi dengan baik. Masalah perlindungan konsumen kemudian ditempatkan kedalam koridor suatu sistem hukum perlindungan konsumen, yang merupakan bagian dari sistem hukum nasional.

§ Bab I: Ketentuan Umum

§ Bab III: Hak dan Kewajiban

§ Bab V: Ketentuan Pencantuman Klausula Baku

§ Bab VII: Pembinaan dan pengawasan

§ Bab XIII: Sanksi

§ Bab XV: Ketentuan penutup

Kedua produk hukum yang telah disebutkan di atas pada dasarnya berfungsi untuk melindungi

§ Bab XII: Penyidikan

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 30

konsumen. Namun UU No 2/1981 tentang Metrologi Legal lebih spesifik melindungi konsumen dalam hal kecurangan dalam takaran dan penimbangan saat serah terima barang akibat adanya kesalahan alat ukur atau kesengajaan dari pelaku usaha dengan tujuan untuk meraih keuntungan pribadi. Namun selain melindungi konsumen, UU Metrologi Legal juga berfungsi untuk melindungi pelaku usaha dalam hal kepastian jumlah barang yang telah dijualnya dan sisa barang yang masih ada.

Salah satu point persamaan yang terdapat dalam kedua produk Undang-Undang ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Persamaan Undang-undang

Walaupun sama-sama berkonsentrasi pada perlindungan konsumen dari segi kecurangan ukuran,takaran, timbangan, namun dari tabel di atas dapat dilihat bahwa UU Metrologi Legal lebih spesifik dalam menjelaskan ketidaksesuaian ukuran, takaran, timbangan beserta dengan sisi legalitas yang harus melekat di dalamnya.

Dengan adanya kedua produk hukum ini secara

otomatis memberikan fasilitas kepada instansi yang mengemban amanah untuk memiliki tenaga P e n y i d i k P e g a w a i N e g e r i S i p i l g u n a memaksimalkan Pembinaan, Pengawasan dan Penyidikan demi tercapainya tujuan dari dibuatnya Undang-Undang ini.

Tabel 2. Perbedaan Undang-undang

Perbedaan sanksi hukum dari UU 2/1981 dan UU 8/1999

Walaupun kedua Undang-Undang in i melindungi konsumen dalam hal kesesuaian takaran dan timbangan, namun sanksi hukum bagi pelaku pelanggar sangat berbeda. UU 8/1999 memberikan sanksi yang cukup berat bagi pelaku pelanggar baik dari sisi sanksi materiil maupun hukuman penjara dibandingkan dengan UU No 2/1981. Perbedaan tesebut dapat dilihat dari tabel berikut.

Dengan adanya pelanggaran hukum metrologi legal karena penggunaan alat ukur yang t idak ber tanda tera , a tau penunjukannya menyimpang, atau belum dilakukan tera/tera ulang sudah cukup membuat pelaku dapat dikenakan pidana sesuai dengan yang tercantum dalam UU 2/1981. Namun kecilnya sanksi pidana yang dapat dikenakan membuat aparat penegak hukum hampir selalu akan menyandingkan kasus pelanggaran hukum metrologi legal dengan perlindungan konsumen dengan harapan akan menimbulkan efek jera bagi pelaku mengingat sanksi pidananya lebih besar.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 31

Langkah yang dapat diambil oleh para pemangku kebijakan adalah dengan merevisi UU Nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal yang sudah berusia lebih dari 35 tahun terutama pada :

Dengan digunakannya alat ukur yang tidak ditera/tera ulang atau menggunakan alat ukur yang rusak atau dengan sengaja merubah kondisi alat ukur agar penunjukannya tidak sesuai sebenarnya cukup dengan UU 2/1981 saja sudah bisa menjerat pelaku ke ranah pidana. Namun denda dan ancaman hukuman penjara yang terlalu rendah sehingga Penyidik Metrologi Legal akan menggandeng Penyidik Perlindungan Konsumen untuk menjerat pelaku mengingat ancaman hukuman pada UU 8/1999 lebih besar dan lebih berat dibandingkan dengan UU Metrologi Legal. Kondisi seperti ini akan membuat masyarakat akan cenderung meremehkan kondisi legalitas dari alat ukur yang dipakainya mengingat rendahnya sanksi pidana yang dikenakan jika terjadi pelanggaran.

Pelanggaran terhadap kasus ini akan dikenakan pelanggaran terhadap pasal 25 UU 2/1981 karena menggunakan alat ukur yang tidak ditera/tera ulang atau menggunakan alat ukur yang rusak atau dengan s e n g a j a m e r u b a h k o n d i s i a l a t u k u r a g a r penunjukannya tidak sesuai. Namun dampak dari penggunaan alat ukur yang tidak sesuai ini akan menghasilkan produk yang tidak sesuai pula ukuran, takaran, dan timbangannya sehingga termasuk juga pelanggaran terhadap Pasal 8 ayat 1 UU 8/1999 karena menjual barang/jasa yang tidak sesuai dengan ukuran, takaran dan timbangan.

Kesimpulan

Jika diruntut terjadinya tindak pidana dalam hal ketidaksesuaian produk barang/jasa terhadap ukuran, takaran, dan timbangan dapat disebabkan karena : 1. Alat ukur yang digunakan belum ditera/tera ulang2. Alat ukur yang digunakan rusak3. Adanya kesengajaan dari pelaku usaha demi

memperoleh keuntungan pribadi

1. Sanksi pidana berupa denda yang tertera pada UU tersebut nilainya sudah tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. Nilai denda maksimal 1 juta rupiah tidak akan memberikan efek jera kepada pelaku karena terlalu kecil. Selain itu sanksi pidana hendaknya diberikan kepada pemilik UTTP apabila diduga melakukan kecurangan dan atau apabila pemilik UTTP lalai meneraulangkan UTTPnya lebih dari 2 tahun mengingat perlunya penyitaan barang bukti dan pemberkasan untuk mendukung penyidikan tindak pidana Metrologi Legal yang cukup menyita waktu.

[2] Undang Undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

[3] Sri Guntoro,Gunawan “Pengawasan Metrologi Legal”. 18 Pebruari 2011. ht tp: / / Pengawasan-Metrologi-Legal–GUNAWAN-SRI-GUNTORO.html

2.Apabila pemil ik UTTP t idak melakukan kecurangan namun lalai melaksanakan kewajiban tera ulang dengan jangka waktu kurang dari 2 tahun hendaknya hanya diberikan sanksi administrasi. Hal ini akan lebih mudah dalam pelaksanaannya karena tidak diperlukan pemberkasan selayaknya tindak pidana. Besaran sanksi administrasi yang diterapkan dapat diatur melalui Perda yang d i t e r b i t k a n k e p a d a d a e r a h a g a r d a p a t memaksimalkan PAD selain juga mendukung pelaksanaan Metrologi Legal yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota sesuai amanat UU 23/2014.

[1] Undang Undang No 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal

DAFTAR PUSTAKA

Revisi UU diharapkan dapat menambah kepercayaan diri PPNS Metrologi Legal dalam melaksanakan tugasnya di lapangan karena memiliki bargaining power lebih baik dengan pelaku kecurangan akibat ancaman sanksi pidana yang lebih berat dan adanya sanksi administrasi.

[4] 03 Agustus 2006. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-649224/sanksi-kelewat-ringan-bpkn-minta-revisi-uu-metrologi

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 32

Purwadi, SH menghabiskan hampir seluruh karier PNS selama 36 tahun di Kemetrologian. Dimulai dari UPT Kemetrologian Madiun, UPT Kemetrologian Surabaya, Seksi Pengawasan Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, UPT Kemetrologian Malang dan

terakhir di UPTD Metrologi Legal Kota Surabaya sejak diberlakukannya UU 23/2014. Pada saat ini menjabat sebagai Fungsional Penera Ahli Madya di UPTD Metrologi Legal Kota Surabaya

Agus Prihandoko, ST lulus sebagai Sarjana Teknik Mesin ITS bidang Metallurgy tahun 2009. Sempat berkarier pada beberapa perusahaan swasta hinga akhirnya menjadi CPNS dengan Formasi Penera di Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 dan dinyatakan l u l u s D i k l a t F u n g s i o n a l

Kemetrologian Tahun 2012. Sejak berlakunya UU 23/2014 dimutasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, ke Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2017 dan saat ini menjabat sebagai Fungsional Penera Ahli Pertama di UPTD Kemetrologian Kota Surabaya.

Abstrak:Pasar adalah tempat dimana antara penjual dan pembeli bertemu dan melakukan transaksi jual beli barang dan atau jasa. Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli sendiri memiliki fungsi penting, mengingat jual beli merupakan salah satu aktivitas perekonomian yang “terakreditasi” dalam Islam. Attensi Islam terhadap jual beli sebagai salah satu sendi perekonomian dapat dilihat dalam surat Al Baqarah ayat 275 bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.Pasar merupakan tempat berniaga, tempat untuk mencari nafkah yang halal, bahkan Rasulullah Muhammad Saw pernah mengatakan bahwa sebagian besar rezeki manusia diperoleh dari aktivitas perdagangan. Meskipun demikian, tidak dipungkiri banyak terjadi transaksi haram di pasar seperti kecurangan, penipuan, riba, dll. Inilah sebabnya, Nabi Muhammad saw menyatakan bahwasannya pasar adalah tempat yang paling buruk. Kecurangan terhadap timbangan merupakan salah satu fenomena yang terjadi sejak zaman dahulu hingga sekarang. Saat ini beberapa langkah sudah ditempuh oleh pemerintah yakni dengan melaksanakan penyuluhan kepada para pedagang untuk menera ulang timbangan dan menggunakan timbangan dengan benar, melaksanakan pengawasan pasar, dan sosialiasi serta penganugerahan Pasar Tertib Ukur bagi pasar yang telah memenuhi persyaratan. Hal ini dilakukan sebagai bukti tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun daerah, sebagaimana yang diamanahkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, dalam rangka melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran, serta dalam rangka menjadikan keberkahan dan kebaikan dalam perdagangan, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Kalau keduanya (pedagang dan pembeli) bersifat jujur dan menjelaskan (keadaan barang dagangan atau uang pembayaran), maka Allah akan memberkahi keduanya dalam jual beli tersebut. …….. . (HSR al-Bukhari (no. 1973) dan Muslim (no. 1532).

Kata Kunci: Pasar, Timbangan, Keberkahan, Pengawasan

Pasar, Timbangan dan Keberkahan

Oleh: Herfin Yienda Prihensa

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 33

PENDAHULUAN

(Sumber: www.aroundtheworldin80jobs.com)

Berbicara tentang pasar, sangat erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi, khususnya perdagangan. Kegiatan ekonomi telah ada sejak dulu, jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang lain, seperti kedokteran, hukum, dsb, kegiatan ekonomilah yang pertama kali terlahir. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak akan terlepas dari kegiatan ekonomi, karena dipundak mereka ada beban nafkah yang harus ia berikan kepada istri, anak, dan kerabatnya. Sehingga untuk memenuhi hal itu manusia harus berinteraksi dengan orang lain.

Dalam mencapai tujuan, manusia yang satu dengan yang lain memiliki cara sendiri-sendiri. Sebagian dari mereka memilih untuk bercocok tanam (bertani), memproduksi barang, dan ada pula yang berdagang (berniaga). Nabi Muhammad saw pernah ditanya oleh salah seorang shahabat tentang pekerjaan apa yang paling utama dilakukan, kemudian Nabi menjawab; pekerjaan seseorang dengan tangannya (jerih payahnya) sendiri dan tiap-tiap jual beli yang mabrur. (HR. al-Bazzar dan dishahihkan oleh al-Hakim)

Gambar 1. Grand Bazaar, Istanbul

Tiga cara di atas menjadi prioritas dalam kegiatan ekonomi karena ketiga-tiganya kerap kali menjadi pilihan utama ulama-ulama terdahulu, bahkan Nabi dan sahabatnya tercatat sebagai pelaku utamanya. Nabi sukses dalam berdagang, Abu Bakar ra. menjalankan usaha perdagangan pakaian, Umar ra. memiliki bisnis perdagangan jagung dan Utsman ra. juga memiliki usaha perdagangan pakaian.

Mengingat keberadaannya yang telah berabad-abad, kegiatan ekonomi sarat dengan peristiwa-peristiwa yang bernuansa sejarah. Keberadaannya telah banyak diwarnai peradaban dari masa ke masa, sehingga tahun demi tahun format dari kegiatan ekonomi selalu mengalami perubahan, terlebih terkait perkembangan pasar, dari mulai pasar tradisional sampai pasar modern, dari mulai pasar daerah sampai pasar internasional. Pasar tradisional merupakan peninggalan sejarah yang sampai sekarang masih

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw menyatakan bahwasanya pasar adalah tempat yang paling buruk.

PASAR DALAM PANDANGAN ISLAM

Pasar adalah tempat dimana antara penjual dan pembeli bertemu dan melakukan transaksi jual beli barang dan atau jasa. Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli sendiri memiliki fungsi penting, mengingat jual beli merupakan salah satu aktivitas perekonomian yang “terakreditasi” dalam Islam. Attensi Islam terhadap jual beli sebagai salah satu sendi perekonomian dapat dilihat dalam surat Al Baqarah ayat 275 bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Pentingnya pasar sebagai wadah aktivitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar. Dengan fungsi di atas, pasar menjadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan juga perbuatan ketidakadilan yang menzhalimi pihak lain, karena peran pasar yang penting dan juga rentan dengan perbuatan yang dilarang, maka pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat.

Dalam hadits lain, beliau saw bersabda: “Tempat yang paling Allah cintai adalah masjid. Dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar” (HR. Muslim).

Sudah menjadi keumuman bahwasannya pasar merupakan tempat berniaga, tempat untuk mencari nafkah yang halal, bahkan Rasulullah Muhammad Saw pernah mengatakan bahwa sebagian besar rezeki manusia diperoleh dari aktivitas perdagangan. “Berdaganglah kamu, sebab lebih dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan diantaranya dihasilkan dari berdagang. Meskipun demikian, tidak dipungkiri banyak terjadi transaksi haram di pasar seperti kecurangan, penipuan, riba, dll.

Beliau bersabda: “Sebaik-baik tempat adalah masjid dan seburuk-buruk tempat adalah pasar” (HR. Ibnu Hibban dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' no. 3271).

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Sabda Nabi: “Dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar”. Hal tersebut karena

bertahan, salah satu contohnya yaitu Grand Bazaar, yang merupakan pasar tradisional tertua di dunia, yang dibangun pada tahun 1461 atas perintah Raja Turki kala itu, Sultan Mehmed II yang tersohor karena menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 34

pasar adalah tempat kecurangan, penipuan, riba, sumpah palsu, ingkar janji, dan berpaling dari mengingat Allah, dan lain-lain yang semakna dengan ini” (Syarh Shahih Muslim 5/171)

Transaksi-transaksi haram yang telah disebutkan tadi, terkadang terjadi karena hawa nafsu dan terkadang karena memang tidak memiliki ilmu akan keharamannya. Dan kedua-duanya itu adalah haram, Imam Bukhari mengatakan “Ilmu qoblal qouli wal amali”, yang artinya berilmu sebelum berbicara dan berbuat, maka dari itu setiap pedagang muslim harus berilmu sebelum berdagang, dan mereka yang berdagang dengan menggunakan hawa nafsu, itu telah dikabarkan oleh Rasulullah saw dan telah terjadi di zaman ini.

Transaksi haram yang terjadi di pasar karena kejahilan bukan karena hawa nafsu, telah diwanti-wanti oleh Umar bin Khattab radhiyallahu anhu. Beliau (selaku khalifah kaum muslimin) melarang keras orang-orang yang tidak memiliki ilmu perdagangan untuk berjualan di pasar kaum muslimin.

Beliau bersabda: “Akan datang sebuah zaman, yang mana seseorang tidak memikirkan lagi dengan apa dia mencari harta. Apakah dari yang haram atau dari yang halal?” (HR. Bukhari)

Selain karena sering terjadinya kecurangan dan ketidakjujuran dari pedagang sehingga pasar disebut sebagai tempat yang buruk, alasan lain adalah karena banyak orang ketika mereka masuk pasar sering lupa waktu shalat, banyak wanita yang tabarruj (seperti berhias secara berlebihan) dan membuka auratnya, susahnya untuk ghaddul bashar (menjaga pandangan mata), dll.

Para pedagang maupun pembeli sering tidak sadar bahwa waktu sudah siang padahal mereka masuk di waktu sebelum subuh. Hal ini memang tidak terjadi pada diri semua orang muslim, namun tidak dipungkiri bahwa banyak orang muslim yang lupa shalat ketika adzan telah berkumandang, para pembeli tetap sibuk mencari barang-barang yang mereka cari di pasar, sedangkan para penjual yang ada di toko pun tidak ingin menutup tokonya ketika adzan berkumandang dengan alasan takut kehilangan para pembeli atau pelanggan yang berdatangan.

Allah ta'ala telah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jika sudah dikumandangkan adzan untuk shalat jum'at maka bersegeralah untuk menuju Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

Beliau berkata: “Tidak boleh berjualan di pasar kaum muslimin kecuali orang-orang yang telah memahami ilmu agamanya” (HR. Tirmidzi dan sanadnya dihasankan oleh Al-Albani).

Timbangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda, dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi (gaya berat), dengan satuan kg.

mengetahui; Apabila shalat telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi. Carilah karunia Allah dan banyaklah mengingat Allah agar kamu beruntung” (TQS. Al-Jumu'ah: 9-10)

Begitu pula, Allah ta'ala juga berfirman: “Maka celakalah orang-orang yang shalat yang lupa akan waktu shalat mereka” (TQS. Al-Ma'un: 4-5)

Dimana ada pasar disitu ada timbangan, merupakan suatu ungkapan yang memang wajar, karena timbangan merupakan salah satu alat ukur (disamping takaran dan meter kayu) yang biasa digunakan dalam transaksi jual beli di pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern.

TIMBANGAN DAN PASAR

(Sumber: www.berbagaireviews.com/2017/11/Gambar 2. Timbangan Meja

Dalam kegiatan pasar timbangan digunakan u n t u k m e n e n t u k a n m a s s a ( k u a n t i t a s ) barang/produk, yang selanjutnya dijadikan sebagai dasar transaksi antara penjual dan pembeli. Namun terkadang pedagang menjadikan timbangan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan secara tidak halal, dengan cara melakukan sedikit modifikasi terhadap timbangan tersebut. Suatu ketika Nabi datang ke Madinah, beliau mendapati para pedagang berlaku curang dalam masalah takaran dan timbangan. Kemudian, Allah menurunkan ancaman yang keras pada orang-orang yang curang tersebut.

Ancaman ini dijelaskan Allah dalam al-Qur'an surat Al-Muthaffifin/83: 1-3 yang terjemahannya : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang- orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 35

products/original/)

Gambar 3. Timbangan Elektronik

KEBERKAHAN BERDAGANG

Mengurangi timbangan adalah salah satu fenomena yang terjadi sejak zaman dahulu hingga sekarang. Hal ini sudah sering dilakukan oleh para pedagang atau pebisnis dan bukan menjadi hal yang tabu di masyarakat. Imam Syafi'i menuturkan kisah, ada seseorang yang menghadiri orang yang akan meninggal, orang tersebut diajarkan agar membaca kalimat thayyibah, namun ia berkata “Saya tidak bisa membaca kalimat tersebut sebab jarum timbangan mengganjal lidah saya”, “Bukannya dulu Anda menepati timbangan?”, “Benar, tetapi saya tidak membersihkan kotoran yang terdapat pada takaran sehingga saya merugikan orang lain”. Dari kisah ini nampak jelas bahwa pedagang yang tidak merawat dan tidak menggunakan timbangan dengan benar diberi azab oleh Allah SWT, apalagi pedagang yang sengaja mencurangi timbangan.

Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiallahu 'anhu bahwa Rasuluillah saw bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).” (HR Ibnu Majah (no. 2139), al-Hakim (no. 2142) dan ad-Daraquthni (no. 17), HR at-Tirmidzi (no. 1209)). Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan seorang pedagang yang memiliki sifat-sifat ini, karena dia akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat. Maksud sifat jujur dan amanah dalam berdagang adalah dalam keterangan yang disampaikan sehubungan dengan jual beli tersebut dan penjelasan tentang cacat atau kekurangan pada barang dagangan yang dijual

(Sumber : https://murah.netpriceupdate.com/id/1050/

Inilah sebab yang menjadikan keberkahan dan kebaikan dalam perdagangan, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Kalau keduanya (pedagang dan pembeli) bersifat jujur dan menjelaskan (keadaan barang dagangan atau uang pembayaran), maka Allah akan memberkahi keduanya dalam jual beli tersebut.. Akan tetapi kalau keduanya berdusta dan menyembunyikan (hal tersebut), maka akan hilang keberkahan jual beli tersebut”. (HSR al-Bukhari (no. 1973) dan Muslim (no. 1532).

Al Qadhi 'Iyadh menjelaskan hadits ini dengan berkata: “Karena kebiasaan para pedagang adalah menipu dalam perniagaan, dan amat berambisi untuk menjual barang dagangannya dengan segala cara yang dapat mereka lakukan diantaranya dengan sumpah palsu dan yang serupa Nabi saw memvonis mereka sebagai orang-orang jahat (fajir), dan beliau mengecualikan dari vonis ini para pedagang yang senantiasa menghindari hal-hal yang diharamkan, senantiasa memenuhi sumpahnya dan senantiasa jujur dalam setiap ucapannya .” (Dinukilkan oleh Al Mubarakfuri dalam kitabnya Tuhfatul Ahwazy 4/336)

Oleh karena itu, untuk meraih keberkahan Islam memiliki konsep mekanisme pasar yang dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut: Pertama, ArRidha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara masing-masing pihak (freedom contract). Kedua, berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli dapat diartikan, setiap barang yang penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.

Ketiga, kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran

Sehingga tidak heran bila syari'at Islam menjadikan jujur dan amanah sebagai salah satu prinsip hidup umat manusia, tanpa terkecuali dalam perniagaan. Pada suatu hari, Rasulullah saw memperingatkan para sahabatnya yang sedang menjalankan perniagaan di pasar: “Wahai para pedagang!” Maka mereka memperhatikan seruan Rasulullah saw dan mereka menengadahkan leher dan pandangan mereka kepada beliau. Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan kelak pada hari qiyamat sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur.” (HR At Timizy, Ibnu Hibban, Al Hakim dan dishahihkan oleh Al Albany)

jika memang ada cacatnya.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 36

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 37

Salah satu karekteristik unik yang dimilki sistem ekonomi Islam adalah eksistensi dari institusi pengawasan pasar. Dalam sejarah pemikiran ekonomi Islam, institusi ini dinamakan dengan al-hisbah. Kajian tentang institusi hisbah di kalangan pemikir ekonomi Islam kontemporer boleh dibilang sangat langka, padahal institusi yang telah diletakkan pondasinya oleh Rasulullah saw ini peran dan fungsinya sangat penting dalam mewujudkan mekanisme pasar yang adil. Pada awal pertumbuhannya hisbah merupakan lembaga yang mempunyai wewenang untuk menegakkan amar ma'ruf nahy munkar. Dalam perkembangannya hisbah adalah institusi yang bertugas mengawasi pasar serta tingkah laku masyarakat, memastikan bahwa rakyat melakukan perintah dan menjauhi larangan syara' berkaitan dengan takaran dan timbangan yang benar dan mengawasi jalannya jual beli untuk menghilangkan penipuan dan sejenisnya, Rasulullah saw dalam kapasitasnya sebagai kepala Negara yang berperan sebagai decition maker dan supevisor dalam masalah ekonomi te lah meletakkan pondasi al-hisbah ini, malahan beliau sendirilah yang secara langsung melakukan inspeksi ke pasar-pasar untuk mencek harga dan mekanisme pasar.

Dalam perjalanan sejarah, institusi hisbah terus mengalami perubahan dan modifikasi sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Di Indonesia, institusi hisbah seperti ini, yakni Unit Metrologi Legal keberadaannya sekarang sudah mulai dikenal, salah satunya melalui program Pasar Tertib Ukur. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sampai dengan tahun 2018 telah terbentuk 1,231 Pasar Tertib Ukur di 34 Provinsi atau sekitar 13% dari jumlah pasar tradisional di Indonesia sebanyak 9.559 pasar. Hal ini dilakukan sebagai bukti tanggung jawab pemer in t ah ba ik pusa t maupun dae rah , sebagaimana yang diamanahkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, melalui optimalisasi peran institusi metrologi legal

itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas. Keempat, keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan yang sesungguhnya.

PENGAWASAN PASAR

http://www.alamiry.net/2015/10/kenapa-pasar-adalah-tempat-yang-paling-buruk-dan-dibenci-oleh-allah.html diakses tanggal 1 Maret 2019 pukul 16.05

di pasar, dalam melaksanakan tera dan tera ulang, serta penyuluhan dan pengawasan dalam rangka melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Martiningsih, Nurul Huda, Pasar dalam Islam, STAIN Salatiga, 2014

https://rozalinda.wordpress.com/2010/05/10/pengawasan-pasar-perspektif-ekonomi-islam/ diakses tanggal 5 Maret 2019 pukul 15.38

https://pengusahamuslim.com/1490-di-balik-kejujuran-seorang-pedagang.html diakses tanggal 4 Maret 2019 pukul 16.18

https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/hukum-mengurangi-timbangan-dalam-islam.html diakses tanggal 1 Maret 2019 pukul 5.25

Herfin Yienda Prihensa, Lulus dari Universitas Padjadjaran tahun 2002 pada Jurusan Fisika bidang keahlian Fisika Instrumentasi. Setelah lulus, pernah mengajar di SMP, SMK, dan Perguruan Tinggi di Bandung. Pada tahun 2005 diterima sebagai CPNS di Balai Diklat Metrologi, Kementerian Perdagangan R.I sebagai Widyaiswara. Pada Tahun 2006 mengikuti Diklat Penera, dan mulai tahun 2007 mulai mengajar pada Diklat Penera untuk Mata Diklat

Peneraan Ukuran Panjang. Pada Tahun 2009 melanjutkan sekolah ke Magister Teknik (S2) di Departemen Teknik Fisika ITB d e n g a n b i d a n g k e a h l i a n Instrumentasi dan Kontrol.

Pada tahun 2012 mulai aktif kembali mengajar pada Diklat Penera, untuk Mata Diklat Peneraan Ukuran Panjang,

Peneraan Ukuran Volume Statis, dan Peneraan Ukuran Volume Dinamis.

https://pengusahamuslim.com/2884-pedagang-jujur-dan-1533.html diakses tanggal 5 Maret 2019 pukul 7.36

Artikel Populer

Kang Ujang dan Ceu EtiOleh: Reni Sri Marliani

Program Kang U jang dan Ceu E t i merupakan salah satu inovasi yang digagas oleh Direktorat Metrologi dengan menggandeng Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian

Saat melihat judul diatas apa yang ada

dalam benak kita?....Romeo and Juliet…Hanum dan Rangga atau bahkan Dilan dan Milea??? Tahan dulu pemikiran-pemikiran sejenis itu sebelum lebih jauh lagi. Kedua nama diatas jauh lebih istimewa dari sekedar sepasang insan yang mengejar kisah pribadi mereka. Pemikiran Kang Ujang dan Ceu Eti jauh diatas kata kepentingan pribadi, melindungi kepentingan umum dan melayani masyarakat adalah ambisi terbesar mereka.

Kang Ujang dan Ceu Eti adalah simbol terbukanya pintu keterlibatan masyarakat selebar-lebarnya dengan metrologi. Kang Ujang dan Ceu Eti bukan hanya sekedar nama yang sangat umum di masyarakat Jawa Barat namun lebih sebagai fungsi yang diemban oleh orang-orang yang nantinya akan sangat terkait erat dengan terwujudnya tertib ukur di masyarakat. Kang Ujang merupakan singkatan dari Tukang Uji Timbangan sedangkan Ceu Eti merupakan kata singkat dari Pengecek Error Timbangan atau dengan kata lain juru timbang…..akhirnya sedikit terbuka kan? Hubungan Kang Ujang dan Ceu Eti dengan tertib ukur.

untuk pematangan konsepnya. Seiring dengan intensnya pembahasan mengenai skema pengembangan SDM kemetrologian, muncullah pemikiran bagaimana caranya fungsi metrologi melayani masyarakat dalam pemastian kebenaran alat ukur tetap terpenuhi disaat Sumber Daya Manusia Penera masih sangat terbatas. Sebagai percontohan dipilihlah Wilayah Bandung Raya sebagai pilot Project, itulah alasan figur Kang Ujang dan Ceu Eti yang dipilih….nama tersebut sangat umum dan dekat di hati masyarakat pasundan.

Sesuai dengan namanya maka Kang Ujang dan Ceu Eti nantinya akan bertugas untuk mengecek timbangan yang digunakan di masyarakat, baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Pengecekan yang di lakukan t idak menggantikan proses peneraan karena dilakukan dengan tidak membuka segel. Mereka diberi kewenangan dan tugas untuk menguj i kebenaran penunjukkan timbangan yang digunakan oleh pedagang. Prosedur pengujian dilakukan sesuai intruksi kerja yang disusun secara sederhana oleh Direktorat Metrologi. Instruksi kerja disusun secara sederhana, mudah dipahami namun tidak bertentangan dengan aturan peneraan baku yang biasa dilakukan secara resmi oleh penera. Dalam memahami instruksi kerja tersebut tidak diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai kemetrologian. Pelatihan selama dua hari se jauh in i d in i l a i memada i sebaga i kemampuan awal yang harus dimiliki oleh juru timbang. Selama dua hari para juru timbang dikenalkan dengan berbagai jenis timbangan yang umum dipakai di pasar-pasar, aspek legal yang terkait dengan penggunaannya, proses tera dan tera ulang, konstruksi serta cara pengujian kebenaran t imbangan tersebut. Di sesi terakhir yaitu hari kedua para juru timbang diajak untuk melakukan praktek langsung pengujian timbangan dengan dibimbing oleh widyaiswara.

Tidak puas dengan pelatihan, beberapa hari setelahnya dilakukan uji coba langsung

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 38

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 39

para juru timbang di d a e r a h k e w e n a n g a n n y a m a s i n g - m a s i n g . Sebagai tahap awal d iadakan u j i coba langsung di Pasar Cihapi t dan Pasar K o s a m b i K o t a Bandung. Hasilnya sangat memuaskan, walaupun juru timbang masih belum terlihat t e r b i a s a d e n g a n peker jaan mereka

namun prinsip pengujian timbangan dipahami dan mampu dipraktekkan dengan benar. Pendekatan yang humanis pada para pedagang sangat berpengaruh terhadap lancarnya proses pengecekan timbangan. Para pedagang sangat terbuka, karena pelaksana pengecekan adalah orang yang sehari-har i dekat dan ser ing be r i n te raks i dengan mereka . Seh ingga keengganan dan kecurigaan tidak terlihat di wajah-wajah para pedagang, bahkan mereka sangat aktif menanyakan hasil pengecekan timbangan mereka, apakah masih bagus hasilnya atau perlu perbaikan. Sesuai dengan namanya tugas para juru timbang sejauh ini adalah bertanggung jawab mengecek kebenaran dari timbangan yang digunakan oleh para pedagang secara periodik. Para juru timbang in i berasal dar i pengelo la pasar, teknis i penimbangan di retail modern maupun orang yang ditunjuk oleh kepala daerah masing-masing. Proses p e n e r a a n o l e h U n i t M e t r o l o g i L e g a l Kabupaten/Kota dilakukan sekali dalam setahun, dengan adanya para juru timbang diharapkan minimal per 3-4 bulan sekali dapat dilakukan pengecekan rutin. Dengan banyaknya frekuensi pemakaian timbangan, tidak mustahil terdapat perubahan penunjukkan dari timbangan yang dapat merugikan baik bagi pedagang maupun pembeli. Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Pusat

Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian mengenai potensi kerugian yang dapat d i t imbulkan ak ibat ket idak sesuaian penimbangan pada produk daging sapi patut menjadi pertimbangan penting.

Penelitian terhadap 100 pedagang daging sapi di wilayah Bandung Raya menunjukkan adanya Selisih penimbangan plus yang terbesar adalah 63 g atau 6,3% dari 1 kg, sedangkan yang minus adalah 80g atau 8% dari 1 kg. Selisih tersebut nampak kecil secara harga jika dilihat secara parsial kuantitas 1 kg, namun jika kita kalikan dengan rata-rata penjualan sebanyak 150 kg/hari maka akan didapat nominal yang besar. Selisih plus terbesar adalah 63 g atau sama dengan Rp. 6 390/kg sama dengan Rp. 1 . 0 3 9 . 5 0 0 / h a r i s a m a d e n g a n R p . 31.185.000/bulan. Setelah dikonversi menjadi per bulan jumlah nominal dari selisih saja menunjukkan angka yang besar per pedagangnya, terlepas apakah kelebihan kuantitas tersebut merupakan salah satu cara seorang pedagang memberi pelayanan prima pada konsumennya. Sebaliknya pada selisih minus terbesar yaitu 80g atau sama dengan Rp. 8.800/kg sama dengan Rp. 1.320.000/hari sama dengan Rp.39.600.000/bulan, jumlah tersebut sangat besar apalagi bagi konsumen yang rutin berbelanja daging sapi dalam jumlah yang banyak tiap harinya. Bagi pemilik rumah makan dimana daging sapi ini akan diolah dan dijual kembali tentunya akan mengalami kerugian yang sangat besar. Hal ini diharapkan dapat dihindari dengan adanya pengecekan rutin yang dilakukan oleh para juru timbang. Kang Ujang dan Ceu Eti di kota-kota yang lain diharapkan dapat menyusul dibentuk dengan figur-figur yang dekat di hati masyarakat setempat, bisa saja figur Mas Bambang bagi masyarakat Jawa Tengah dan Timur atau Bang Ucok bagi masyarakat Sumatera. Tentunya dengan semangat yang sama dengan figur Kang Ujang dan Ceu Eti di Jawa Barat. Selain fungsi p e n g e c e k a n t i m b a n g a n , b i s a s a j a dikembangkan fungsi-fungsi lain yang dapat diemban oleh juru timbang mulai dari edukasi para pedagang, konsumen pasar serta sebagai corong mempermudah diseminasi informasi mengenai kemetrologian kepada masyarakat.

Semoga saja inovasi-inovasi lainnya tidak berhenti untuk diluncurkan….demi semangat tertib ukur yang diusung oleh insan-insan metrologi di Indonesia.

Koleksi Foto: Dokumentasi penulis

Info Akademi Metrologi

Kilas BalikAkademi Metrologi dan Instrumentasi

Oleh: Eko Karsono

Institusi Kemetrologian di Indonesia dimulai dengan berdirinya Lembaga Metrologi yang dinamakan Dienst van het Ijkwezen pada tahun 1923. Tujuan pemerintah Belanda mendirikan lembaga ini adalah dalam rangka menyeragamkan penggunaan satuan ukuran di Indonesia. Untuk melaksanakan kegiatan operasional kemetrologian yang berupa kegiatan tera dan tera ulang terhadap alat ukur diperlukan SDM kemetrologian (dahulu disebut Ijker). Pemenuhan Kebutuhan serta pengembangan kompetensi SDM di Bidang Metrologi Legal di Indonesia dimulai sejak Tahun 1924 dengan menyelenggarakan Ijkercursus yang dilaksanakan di Technisce Hoogeschool yang saat ini bernama Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pasang surut perkembangan pendidikan kemetrologian di Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan pemerintah waktu itu. Akademi Metrologi yang sempat didirikan untuk memenuhi kebutuhan SDM Metrologi terpaksa dibekukan pada Tahun 1970 karena pelarangan institusi pendidikan berada selain di bawah Lembaga yang membidangi urusan pendidikan.

Sejak dibukanya Program Adhoc D3 Metrologi dan Instrumentasi Tahun 2009, telah banyak prestasi yang diraih oleh mahasiswa baik tingkat nasional maupun internasional. Pada tahun 2014, telah tercatat beberapa prestasi internasional dan nasional yang patut dibanggakan seperti, Juara 1 pada Denmark Ganesha Enterpreneur Challenge (GEC) di Denmark Technise University (DTU), Copenhagen, Denmark pada Maret–April 2014; Juara 2 Nasional lomba Information Technology Category yang diselenggarakan oleh Mandiri Young Technopreneur (MYT 2014) Bank Mandiri di Senayan Jakarta tentang e-Segel Project; Best Design and Programmer on Robotic Contest Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan RI (DIKTI); dan masih banyak lagi prestasi–prestasi lainnya yang telah dicapai mahasiswa program pendidikan ad–hoc D3 Metrologi dan Instrumentasi.

Namun akhirnya pada tahun 2009 muncul semangat baru untuk merealisasikan dan menghidupkan kembali Pendidikan Metrologi yang modern. Bentuk pendidikan ini adalah program pendidikan ad–hoc D3 Metrologi dan Instrumentasi yang diselenggarakan berdasarkan Piagam Kerjasama Kementerian Perdagangan dan ITB. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah perintisan dalam mengaktifkan kembali Akademi Metrologi di Indonesia. Program pendidikan ad–hoc D3 Metrologi dan Instrumentasi ini telah meluluskan 4 (empat) Angkatan, yaitu Angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012, dengan mahasiswa masing-masing angkatan berjumlah 50 orang.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 40

Gambar 1. Perjalanan Perkembangan Institusi Pendidikan Kemetrologian di Indonesia

Segudang prestasi yang telah diukir mahasiswa tersebut ternyata tidak menghentikan tantangan dan dinamika dunia profesi selepas lulus dari program pendidikan ad–hoc D3 Metrologi dan Instrumentasi. Namun demikian, bekal kompetensi hard skill dan soft skill serta profesionalisme yang didapat selama kuliah, lulusan program pendidikan ad–hoc dengan cepat dapat terserap di dunia kerja dan dapat berkarir dengan baik di seluruh bidang baik di Sektor Pemerintah, baik di pusat dan daerah, maupun sektor lainnya baik di BUMN seperti PT. Biofarma, PT. PGN (Perusahaan Gas Negara), PT. GMF AeroAsia (Garuda Maintenance Facility), Program BPS (Bimbingan Profesi Sarjana) PT. Pertamina dan PT. Superintending Company of Indonesia (PT. SUCOFINDO) sebagai Technical & Electrical Testing Laboratory. Selain itu, lulusan Program Pendidikan ad–hoc juga telah berkarya di sektor industri, seperti PT. Medion Farma Jaya, PT. Global Quality Indonesia, PT. Cikarang Listrindo Power Company sebagai Control and Instrumentastion Tech, dan dunia usaha yang berkaitan dengan laboratorium pengujian dan kalibrasi.

Pendaftaran telah dibuka secara online di laman http://akmet.kemendag.go.id. Selain website tersebut, Akmet juga membuka kesempatan untuk berkomunikasi via email dengan alamat [email protected] serta melalui aplikasi Whatsapp dengan Nomor +62 813 5500 0872.

Gambar 2. Lapangan Pekerjaan Lulusan Akmet

Berbekal izin program studi tersebut, Akmet telah menerima serta mendidik mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia mulai dari Tahun 2016 sampai dengan saat ini. Pada Tahun 2019, Akmet juga telah membuka kesempatan bagi lulusan terbaik SMA/MA (Jurusan IPA) maupun SMK (Bidang Mesin, Otomotif, Listrik, Elektro dan Instrumentasi) yang berminat melanjutkan pendidikan di Akademi Metrologi dan Instrumentasi Kementerian Perdagangan dalam Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi. Program Studi ini menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan selama 6 semester sehingga tidak ada biaya kuliah alias GRATIS!!!

Terserapnya lulusan program pendidikan ad–hoc di dunia kerja, ternyata belum dapat memenuhi kebutuhan tenaga metrologi legal di Indonesia. Dengan semakin besarnya volume kebutuhan tenaga metrologi legal demi mendukung kegiatan transaksi perdagangan, diperlukan suatu institusi/ kelembagaan resmi yang dapat menindaklanjuti hal tersebut. Oleh karena itu, pada tahun 2014 berdirilah Pendidikan Tinggi Akademi Metrologi dan Instrumentasi (Akmet) berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1105 Tahun 2014 serta telah mendapatkan izin program studi dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 512 Tahun 2015.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 41

http://akmet.kemendag.go.id

Jl. Daeng Muhammad Ardiwinata km 3,4 Cihanjuang-Parongpong, Bandung Barat

akademi.metrologi akmetmetrologi

Akademi Metrologi dan Instrumentasi

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 42

PENERIMAAN MAHASISWA BARUAKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

KEMENTERIAN PERDAGANGANTAHUN 2019

Jl. Daeng Muhammad Ardiwinata Km 3,4 Cihanjuang, Parongpong-Bandung BaratHomepage: http://akmet.kemendag.go.id

akademi.metrologi akmetmetrologi

Usia tidak lebih dari 21 tahun per 31 Desember 2019

Nilai rapor Matematika, Fisika & Bahasa Inggris tidak kurang dari 70,0 dari semester 1 kelas X - semester 5 kelas XII

Surat keterangan konversi nilai skala 0-100 yang ditandatangani oleh KepalaSekolah. Format surat bisa diunduh di web http://akmet.kemendag.go.id

Surat Keterangan Sehat dan tidakbuta warna dari Dokter RS. Pemerintah

Surat keterangan bebas NAPZA dariDokter RS. Pemerintah atau BNN

Surat Keterangan belum pernah menikah dari Kepala desa/kelurahan

Surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani oleh Calon mahasiswadan mengetahui orangtua/wali:- Surat perjanjian bersedia mengundurkan diri jika IP per sem < 2.75- Surat perjanjian jika terbukti melakukan tindakan asusila, narkoba, kecura-ngan akademik & lainnya.- Surat perjanjian tidak akan menikahdari kepala desa/kelurahan setempat.

Surat Keterangan bersedia ganti rugiyang ditandatangani oleh orangtuamahasiswa.

Surat Keterangan Catatan Kepolisian(SKCK)

Pakaian yang dikenakan selama mengikuti seleksi yaitu kemeja lengan pan-jang warna putih & celana/rok warnahitam. Tes kebugaran, pakai olahraga.

Persyaratan Pendaftaran

Jika persyaratan sudah siap, silakan memulai pendaftaran online di web: http://akmet.kemendag.go.id

Kuliah

Gratis!

Akademi Metrologi dan Instrumentasi (Akmet) merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kementerian

Perdagangan yang dibina oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) saat ini membuka kesempatan bagi putra-putri Warga

Negara Indonesia untuk mengikuti pendidikan program Diploma III Metrologi dan Instrumentasi.

Ijazah D-III dariKementerian Perdagangan

Beasiswa kuliahselama 6 semester IPK Minimal 2.75

Pro"l Lulusan

Industri logam

5%18%

31% 20%

26%Jasa

Pendidikan

Jasapertambangan,

Migas

LainnyaJasa profesi,ilmiah &

teknis

Klasi!kasi Bidang Tempat Bekerja

3%5%

8%

37%

47%BUMN

Wiraswasta

Lainnya

Pemerintah

Swasta

Jenis InstitusiTempat Bekerja

Tahap Seleksi

PendaftaranOnline

SeleksiAdministrasi

Pengumuman peserta Tes

Kemampuan Akademik

Proses veri!kasidokumen

di Bandung

TesKemampuan

Akademik

Pengumuman hasil Tes

Kemampuan Akademik

Ujian Psikotest(peminatan),

Tes Kesehatan &Tes Kebugaran

Jasmani

PengumumanHasilAkhir

Seleksi

PendaftaranUlang

PengenalanStudi

Perwalian Awal Kuliah

Pendaftaran seleksi dilaksanakan padaBulan Februari sampai Juni 2019

Wajib lulus semuamata kuliah

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 43

Rubrik Pembaca

Oleh: Wellia Gustari

Bagaimana cara Unit Metrologi Legal menjamin kesesuaian hasil verifikasi dan Tera Tera Ulangnya?

Mengapa Unit Metrologi Legal perlu melakukan pengelolaan laboratorium?

Apa itu interkomparasi?

Sumber: Bahan ajar Diklat Teknis Pengelolaan UML

Unit Metrologi Legal (UML) perlu melakukan pengelolaan laboratorium karena pada pelaksanaan verifikasi dan Tera Tera Ulang dipersyaratkan tempat/lingkungan yang dikondisikan pada kondisi tertentu. Hal ini dimaksudkan agar UML mampu menyajikan hasil verifikasi dan Tera Tera Ulang yang secara teknis sah. Selain itu,Standar Ukuran dan peralatan lainnya juga di UML memerlukan tempat penyimpanan & pengelolaan dengan kon-disi dan cara tertentu.

Terdapat 3 cara untuk menjamin bahwa hasil verifikasi dan Tera Tera Ulang telah sesuai, yaitu dengan cara :1. Cek antara Standar Ukuran sebagai standar kerja minimal 6 (enam) bulan sekali;2. Replika pengujian terhadap artefak UTTP minimal 6 (enam) bulan sekali;3. Mengikuti program interkomparasi yang dilakukan oleh Balai SNSU atau BSML.

Interkomparasi merupakan salah satu cara penjami-nan mutu kesesuaian hasil verifikasi dan Tera Tera Ulang UML dengan melakukan pengujian terhadap objek yang sama atau serupa oleh dua atau lebih laboratorium UML sesuai dengan kondisi yang

telah ditetapkan. Interkomparasimembantu UML untuk mengeva-luasi kinerja laboratorium, mengidentifikasi permasalahanyang ada di laboratorium, mningkatkan kepercayaan pelanggan,

Mengidentifikasi perbedaan antar laboratorium, & melakukan validasi terhadapklaim kemampuan UML.

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 44

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 45

Info Umum & Kepegawaian

Oleh: Keri Ayu Kartika

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 46

Lensa Metrologi

Volume 3 No. 1 Tahun 2019

Oleh: Marita Angraini

Insan Metrologi | 47

Kunjungan Mahasiswa dan Mahasiswi UGMke PPSDK

Kegiatan Medical Check Up bagi pegawai PPSDKdi tahun 2019

Volume 3 No. 1 Tahun 2019 Insan Metrologi | 48

Pelatihan teknis juru timbang

Praktikum pelatihan teknis pengujian Tangki

Ukur Mobil

Kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita

ke PPSDK

Pusat Pengembangan Sumber Daya KemetrologianJl. Daeng Muhammad Ardiwinata km 3,4 Cihanjuang-Parongpong, Bandung Barat

http://ppsdk.kemendag.go.id

AKSI PEDULI UKURAN, TAKARAN, DAN TIMBANGAN

- Ayo kenali tanda tera di Timbangan- Ayo gunakan timbangan yang bertanda tera sah

- Ayo belanja di pasar tertib ukur- Ayo manfaatkan timbangan ukur ulang

- Ayo jadi konsumen yang cerdas dan cermat saat bertransaksi- Ayo bersama-sama mewujudkan tertib ukur

ppsdk_kemendagpusat pengembangan sumber daya kemetrologian