KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

47
BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait

Transcript of KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Page 1: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.

Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara

ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari

bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun

secara keseluruhan dari struktur bangunan.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu

bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi

dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan

kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain,

atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan

lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan,

tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif

sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan)

infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL,

metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal

perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan,

logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan

persiapan tender dan penawaran, dll.

Yang dimaksud dengan ilmu bangunan gedung dan juga ilmu bangunan teknik

sipil ialah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan

pembuatan bangunan dan juga perbaikan bangunan. Bangunan teknik sipil juga disebut

bangunan "HIKMAT"; disamping bangunan ini diusahakan murah, syarat-syarat untuk

pendirianya juga harus diikut sertakan, baik syarat bahan yang digunakan, syarat

konstruksi maupun syarat pelaksanaan pembuatan bangunannya. Ilmu bangunan gedung

Page 2: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

termasuk ilmu bangunan teknik sipil, yang khusus mempelajari gedung-gedung.

Bangunan sebagai yang dimaksud di atas meliputi :

a) Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang dengan tujuan untuk

kepentingan tertentu dari seseorang atau sekumpulan orang. Karena bentuknya

besar, benda tersebut tidak dapat dipindahkan atau digerakan, kecuali dengan

cara dibongkar.

b) Bangunan yang bersifat penambahan atau perubahan dari sesuatu yang telah ada,

dengan sesuatu tujuan tertentu atau untuk kepentingan seseorang atau

sekumpulan orang.

Rumah dibuat oleh orang untuk kepentingan tempat tinggal, kantor dibuat untuk

kepentingan pelayanan masyarakat, pabrik untuk kepentingan industri. oleh karenanya

benda-benda itu disebut bangunan. Jembatan, bendungan dibuat oleh orang dengan

tujuan prasarana kemakmuran masyarakat, karenanya benda-benda itu disebut juga

bangunan. Lemari dibuat oleh orang untuk menyimpan barang-barang, bangku untuk

tempat duduk, tetapi benda-benda itu dapat dipindahkan ke lain tempat, oleh karenanya

benda-benda itu tidak boleh dinamakan bangunan. Untuk membuat bangunan tersebut di

atas biasanya dikerjakan tidak hanya satu orang, tetapi kadang-kadang puluhan, ratusan,

bahkan ribuan orang, tergantung besar-kecilnya suatu bangunan yang akan dibuat.   

Page 3: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

BAB II

KONSTRUKSI BANGUNAN

1. PONDASI BANGUNAN

Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah bangunan,

meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi

struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang,

karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah

pondasi.

Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan

jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh

secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai

perantara untuk meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya

lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya

perlu perhitungan matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering

ditemui, banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat. 

Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal

konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan

konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk

membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil,

sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah

tersebut.

Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

dalam. Seperti sebagai berikut:

Pondasi dangkal

Jenis pondasi dangkal kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya

beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah

pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,

meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Berikut yang

termasuk pondasi dangkal diantaranya:

Page 4: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah

kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.

Pondasi Batu Bata / rollag bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar

batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat

menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.

Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan

untuk menopang berat beban pada bangunan. Namun, pada saat ini pondasi

rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun

membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa

diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan beban

ringan, misalnya pada teras.

Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali. Pondasi batu

kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini

masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk

murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar

pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain

yang murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah

memanfaatkan bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau

beton bongkaran jalan. Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk

pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-

300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan semen

dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran

bekas beton jauh lebih kuat. Ukurannya rata – rata 30 x 30 cm.

Pondasi bor mini (Strauss Pile). Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan

pada kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan

tanah kerasnya berada jauh dari permukaan tanah.Pondasi ini bisa digunakan

untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan dua lantai. Kedalamannya 2 – 5

meter. Ukuran diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya

dengan mesin bor atau secara manual.Di atas pondasi bor mini ada blok beton

( pile cap ).Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan sloof.

Pondasi Telapak/ Footplat

Dll

2. PONDASI TIANG PANCANG

Page 5: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Jenis pondasi dalam digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati

lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya

antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat

berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya. Sebagai bagian dari pondasi

dalam diantaranya:

Pondasi tiang pancang (driven pile). Tiang pancang pada dasarnya sama dengan

bore pile, hanya sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang

menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan

menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai

paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2

meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang

bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor.

Hingga menemukan daya dukung tanah yang  sangat kuat untuk menopang

pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah

dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan

biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement

tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan

penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi /

lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan,

yang diperhitungkan biasanya penurunan total (keseluruhan bagian pondasi turun

bersama-sama) dan penurunan diferensial (sebagian pondasi saja yang turun / miring).

Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah

terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya,

kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada

bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di

dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban

yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.

Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:

Page 6: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer

beban akibat gaya angin pada dinding.

Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:

Beban mati, contoh berat sendiri bangunan

Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju

Gaya gempa

Gaya angkat air

Momen

Torsi

3. SLOOF

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof

berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang

tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai

pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Sebagai

tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka disempurnakan pada

ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan  angker dengan beri

diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini dapat berubah untuk bangunan

yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.

Secara singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal di

atas pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata

pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi

dengan kolom.

Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu ,

lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10

mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak

15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.

Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang yang diletakkan

secara horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton bertulang.

Namun berdasarkan konstruksinya ada beberapa macam sloof, antara lain :

Page 7: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

1. Konstruksi Sloof dari Kayu. Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi

tiang kayu (misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai

balok pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas pondasi lajur dari batu atau

beton, maka dipilih balok tunggal.

2. Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang

dipasang secara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan ((1 bagian

portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag tidak memenuhi syarat untuk

membagi beban.

3. Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini dapat digunakan di

atas pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan

tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang

lebih 3 m. Ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20 cm.

Konstruksi sloof dari beton bertulang juga dapat dimanfaatkan sebagai balok

pengikat pada pondasi tiang.

Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pengikat kolom.

2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.

3. Menahan gaya beban dinding.

4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.

Page 8: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

4. KOLOM

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban

dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi

kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga

runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,

1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur

bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian

tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila

diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah

bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan

dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan

angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban

sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang

diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan

tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila

besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus

benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan

meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk

konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah

ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan

gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang

tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua

material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain

seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Jenis-Jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada

tiga:

1.Kolom ikat (tie column)

2.Kolom spiral (spiral column)

Page 9: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

3.Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom

beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom

beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada

jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan

ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh

pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama

hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral

yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.

Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk

menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah

terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan

tegangan terwujud.

3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat

pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa

diberi batang tulangan pokok memanjang.

Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang

berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar

dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara

kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan

dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran

20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah

besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak

10 cm).

Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga

sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau

pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan

tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas,

artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan

menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan

denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke

Page 10: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas

juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada

suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.

Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-

kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan

meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit,

yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya

horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan

kolom, boleh ditambah tebalnya.

Page 11: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

5. KONSTRUKSI DINDING BANGUNAN

Pengertian Dinding

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi

suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur

lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi

atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah

dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-

langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas

mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini

kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang

gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu

bangunan.

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/

membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding

partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).

Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu)

dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam

material sesuai kebutuhannya, antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako

b. Dinding batu alam/ batu kali

c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap

d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

Page 12: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Jenis jenis dinding dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, sebagai

berikut:

a) Dinding Batu Bata

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat

digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar

peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari

pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu

(struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis,

sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/

menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.

Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada,

baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya.

b) Dinding Batako

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang

tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena

dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat

plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan

diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk

finishing.

Page 13: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:

a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.

b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh

direndam dengan air.

c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/

batu yang lancip.

d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah

– tengah.

e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan

balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang

pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

c) Dinding kayu

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa

timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak

memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.

Page 14: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

d) Dinding kayu

Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan

digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan

vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan

jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20,

3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan

(tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang

bisa mengalami pemuaian dan susut.

Page 15: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

e) DINDING SIRAP

Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam

penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik

terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat

dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung

kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

Page 16: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

f) Dinding batu alam

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip

pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-

seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding

dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan

tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup

kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

Page 17: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

6. LANTAI

Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting

untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara

umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika

orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin

dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-

barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas

seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.

Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar,

misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya.

Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari

barang-barang dan aktivitas di atasnya.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk

karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa

pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti

etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.

Syarat material lantai

Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain

lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab,

mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat

adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer,

keramik, granit .

Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar,

seperti: kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering

terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula

dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar

untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi

menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan

sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan

serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat

mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat

memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.

Page 18: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Ukuran material lantai

Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel),

akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur,

kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada

ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan

berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.

Jenis material lantai

Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya

sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.

· Plester (concrete)

Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena

diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan

dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga

halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan

cenderung lebih gelap.

Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas

ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan

harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun

penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak

sedapnya pandangan estetika.

· Keramik

Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai

tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai

rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam

perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik

yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya:

keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

· Marmer

Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah.

Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan

Page 19: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer

adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar

membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan

layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.

Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan

cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai

yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang

sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.

· Granit

Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang

lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan

kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan

perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang

lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

· Kayu

Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata

parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu

solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya

yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

· Batu

Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali

lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman

atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini

cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam

tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru

menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.

Page 20: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

7. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)

Pengertian Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan

lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai

didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan

plat lantai ditentukan oleh :

         Besar lendutan yang diinginkan

         Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung

         Bahan konstruksi dan plat lantai

Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai

ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak

kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar

lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung,

bahan konstruksi dari plat lantai.

Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,

perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu

lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.

Fungsi Plat Lantai

Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut

1.      Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas

2.      Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas

3.      Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah

4.      Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah

5.      Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya

Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu

semen).

1.    Plat Lantai Kayu

Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan

menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.

Ukuran umum

Page 21: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

a.         Lebar papan : 20-30cm

b.        Tebal papan : 2-3cm

c.         Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm

d.        Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14

e.         Bentangan : 3-3,5 m

Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang

Keuntungan plat lantai kayu:

Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah

Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai

Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:

Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan

Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni

atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya

Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas

Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya

Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas

Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi

hanya cocok untuk bangunan yang terlindung

Plat Lantai Beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok

penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang

kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai

beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen

tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus

dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.

Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti

persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.

Beberapa persyaratan tersebut antara lain :

Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat

atap sekurang-kurangnya 7cm;

Page 22: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Harus diberi tulangan silang dengan diameter  minimum 8mm dari baja lunak

atau baja sedang;

Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap

atas bawah;

Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari

20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;

Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm,

untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;

Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr  + air, bila untuk

lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :

   Mampu mendukung beban besar

   Merupakan isolasi suara yang baik

   Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat

dapur dan km/wc

   Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai

   Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat

berumum panjang. Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat

lantai jangan dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai

tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan plat. Bentangan plat yang

besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan

yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan

menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :

Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2

Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2

Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2

Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2

Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2

Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas

Berat jenis beton = 2,4    t/m3

Konstruksi plat lantai baja

Page 23: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar

komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan

pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan

gudang, dan lain-lain.

Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)

Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil

yang kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini

masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan

dari pabrik semen gresik.

Cara pemasangan yumen :

Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu

bangkirai 5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang

berjejer itu ditumpangi ringbalk dan dicor.

Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu

dibaut.

8. RANGKA ATAP BANGUNAN

Page 24: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh

ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk

keperluan perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan

dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang

dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka

atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk

mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk

pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang

membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap,

maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang

haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul

beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

Pada bagian konstruksi atap terdapat berbagai bagian penting sebagai pendukung

utama berdirinya konstruksi atap tersebut, seperti berikut :

a. Gording

Gording   membagi   bentangan   atap   dalam   jarak-jarak   yang   lebih kecil

pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk,

orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.

Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.

Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan

panjang  usuk   yang   tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda,

sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.

Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada

gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk 

memperkuat dan   mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan

sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.

Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm

dan lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5   m. Gording  

dari   baja   profil   canal   (Iight   lip   channel)   umumnya   akan mempunyi dimensi;

panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar

2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d.

12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.

Page 25: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

b. Jurai

Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau  framework  

yang   disebut   jurai.   Jurai   dibedakan   menjadi   jurai   dalam   dan jurai luar.

c. Sagrod

Sagrod adalah batang besi bulat  terbuat  dari tulangan polos dengan kedua

ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser

(diperpanjang/diperpendek).

d. Usuk / kaso

Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya

ke gording.   Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m.

Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak

lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. 

Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah

pada ujung-ujung usuk.

e. Reng

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3

m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso.

Pada atap   dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan

digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah   tegak

lurus   usuk   dengan   jarak   menyesuaikan   dengan   panjang   dari   penutup atapnya

(genteng).

f. Penutup Atap

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur   atap.

Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air

selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan

rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan

beban-beban   kerja   (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, 

tahan   terhadap    perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; 

genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

Kuda-kuda dari type bahan yang dipakai ada sebagian jenis diantaranya :

1. Kuda-kuda berbahan kayu

2. Kuda-kuda berbahan beton

Page 26: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata

4. Kuda-kuda baja

A. Baja konvensional iwf, canal, siku

B. Baja ringan

Untuk mengetahui secara detail bentuk ataupun gambaran dari rencana tersebut

yaitu berikut detailnya:

 

1. Kuda-kuda berbahan kayu

Untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan tetapi di mensi kayu 8/12

di ganti dengan 8/15, sedangkan 5/10 diganti dengan 6/12.

Gambar di bawah adalah kuda-kuda dari kayu dengan bentang 15 m

SAAT EREXTION KUDA-KUDA DG MENGGUNAKAN 1 BOX

SELESAI EREXTION

Page 27: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

SAMBUNGAN KUDA-KUDA DAN GORDING

REGEL,RANGKA DINDING,PERTEMUAN KUDA-KUDA DAN KOLOM

2. Kuda-kuda berbahan beton

yaitu kuda-kuda yang terbuat dari beton bertulang, pada catatan ini yang kami tampilkan

yaitu kuda-kuda yang biasa dipakai untuk tempat tinggal, dengan jarak tumpuan bebas 4

mtr., namun jika jarak tumpuan kian lebih 4 mtr., maka dibutuhkan perhitungan susunan.

Page 28: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata

kuda-kuda yang terbuat dari pasangan bata umumnya disebut gunungan, serta kerap

dipakai pada atap jenis pelana, atau pada atap jenis lain namun posisi kuda-kuda

diletakan di bagian sedang.

4. Kuda-kuda baja dibagi mejadi 2 , yakni :  

A. Baja konvensional iwf, canal, siku

Kuda-kuda baja kerap dipakai untuk bangunan pabrik atau gudang, karna

bentang pada tumpuan bias lebi dari 15 mtr., bahan yang dipakai iwf, c ( canal ), l

( siku ). Dimensi iwf untuk kuda kuda umumnya ( baiknya susunan dihitung )

bentang 15 mtr. menggunakan iwf 200, bentang 20 mtr. menggunakan uwf 250,

bentang 25 mtr. menggunakan iwf 275, bentang 30 mtr. iwf 350, dari

pengalaman kami bentang yang sangat besar yaitu 30 mtr..

kuda-kuda iwf 350 bentang 30 meter

Page 29: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

kuda-kuda menggunakan siku

kuda-kuda menggunakan canal

B. Baja ringan

kuda-kuda baja mudah, terbuat dari baja anti karat, pertarama kali dikembangkan olen

pryda australia, dahulu kerap dimaksud dengan atap pryda, perhitungan cost yakni m2

Page 30: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

luas atap. untuk menentukan atap baja mudah baiknya pakai perusahaan yang telah

populer dibidang atap baja mudah. janganlah asal tentukan, karna atap baja mudah

sistemnya yaitu cremona hingga jika kesalahan saat menyambung componen dapat

menyebabkan fatal.

Page 31: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang

didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah

dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau

kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam

bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi

tanah, dan alasan estetika.

Bangunan mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, terutama

sebagai tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat tinggal, privasi, tempat

menyimpan barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak bisa lepas dari kehidupan

manusia khususnya sebagai sarana pemberi rasa aman dan nyaman.

Contoh bangunan yang paling sering kita lihat yaitu jembatan beserta konstruksi

dan rancangannya, jalan, serta sarana telekomunikasi. Secara umum, peradaban suatu

bangsa dapat dilihat dari teknik-teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang

dibuat maupun ditinggalkan oleh warisan manusia dalam perjalanan sejarahnya.

Pada awalnya, manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai

sarana dan prasarana serta infrastruktur dalam kehidupannya. Sebagai contoh yaitu

pemanfaatan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian peradaban manusia berkembang

dengan memanfaatkan apa yang ada di alam, seperti batu, tanah dan kayu, sebagai bahan

baju untuk membuat suatu infrastruktur. Pada masa berikutnya, peradaban berkembang

lagi dengan ditemukannya bahan-bahan tambang yang bisa digunakan untuk membuat

alat maupun benda yang mampu menopang sebuah bangunan, seperti halnya barang

logam, serta mengolah bahan-bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan

tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan-bahan bangunan dari hasil

industri atau buatan manusia yang bahan-bahan bakunya diambil dari alam.

Page 32: KONSTRUKSI_BANGUNAN(1)

2. Saran

Bangunan rumah tinggal dibuat orang untuk kepentingan tempat tinggal dalam

arti yang luas. Untuk masa sekarang tidak hanya sekedar tempat berlindung atau

berteduh tetapi sebagai tempat pembinaan keluarga. Kantor dibuat untuk pelayanan

masyarakat, sedangkan jembatan dan bendungan dibuat orang untuk tujuan prasarana

kemakmuran rakyat. Kesemua hal di atas disebut dengan bangunan karena tidak dapat

dengan mudah dipindahkan mengingat berat kecuali bila dibongkar. Lemari dibuat orang

juga mempunyai tujuan anatara lain untuk menyimpan barang, bangku untuk tempat

duduk, tetapi benda- benda ini mudah dipindahkan ke tempat lain, untuk itu benda-benda

disini tidak dapat dikatakan bangunan. Dalam pembuatannya bagunan tidak cukup hanya

satu orang pekerja saja, tetapi kadang-kadang memerlukan ratusan sampai ribuan pekerja

tergantung besar kecilnya bangunan yang dibuat.

Dengan demikian setelah mengetahui bagitu banyaknya struktur yang terkandung

dalam konstruksi bangunan, maka kita sebaiknya dapat mempelajari dan memahami

pengetahuan tersebut serta dapat pula mengaplikasikannya kedunia lapangan ataupun

memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat luas.