Konstruksi

78
Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam proses perancangan sebuah desain bangunan, seorang arsitek mempertimbangkan berbagai faktor baik teknis maupun non teknis yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam mewujudkannya dilapangan. Pembelajaran dalam pendidikan di arsitektur cenderung lebih fokus pada menciptakan sebuah desain, sehingga kurangnya wawasan yang dimiliki mahasiswa arsitektur mengenai bagaimana pengaplikasianya dilapangan. Berangkat dari permasalahan tersebut, perlu adanya sebuah pembelajaran tambahan bagi mahasiswa arsitektur mengenai penerapan ilmu-ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan pada proses kerja di dunia nyata. Salah satu cara yang ditempuh oleh lembaga pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana untuk menyikapi hal tersebut adalah dengan cara mengadakan mata kuliah Kerja Praktek yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa. Permasalahan utama yang akan dihadapi oleh mahasiswa bukanlah pada saat masih di bangku perkuliahaan, namun pada saat mereka terjun langsung di dunia kerja, baik pada tahap perancangan, pelaksanaan, maupun pengawasan. Dalam proses kerja praktek, mahasiswa akan memperoleh berbagai pengalaman yang nantinya akan sangat berguna bagi mereka. Banyak permasalahan yang akan dijumpai pada saat proses Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 1

description

kerja praktek

Transcript of Konstruksi

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam proses

perancangan sebuah desain bangunan, seorang arsitek mempertimbangkan berbagai

faktor baik teknis maupun non teknis yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam

mewujudkannya dilapangan. Pembelajaran dalam pendidikan di arsitektur cenderung

lebih fokus pada menciptakan sebuah desain, sehingga kurangnya wawasan yang dimiliki

mahasiswa arsitektur mengenai bagaimana pengaplikasianya dilapangan. Berangkat dari

permasalahan tersebut, perlu adanya sebuah pembelajaran tambahan bagi mahasiswa

arsitektur mengenai penerapan ilmu-ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan pada

proses kerja di dunia nyata. Salah satu cara yang ditempuh oleh lembaga pendidikan

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana untuk menyikapi hal tersebut

adalah dengan cara mengadakan mata kuliah Kerja Praktek yang wajib diikuti oleh semua

mahasiswa.

Permasalahan utama yang akan dihadapi oleh mahasiswa bukanlah pada saat masih di

bangku perkuliahaan, namun pada saat mereka terjun langsung di dunia kerja, baik pada

tahap perancangan, pelaksanaan, maupun pengawasan. Dalam proses kerja praktek,

mahasiswa akan memperoleh berbagai pengalaman yang nantinya akan sangat berguna

bagi mereka. Banyak permasalahan yang akan dijumpai pada saat proses perancangan,

baik teknis maupun non teknis. Serta usaha-usaha yang akan dilakukan pelaksana dan

pengawas untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan terdiri dari dua buah ruang lingkup

utama, yaitu Pelaksanaan (terdiri dari persiapan pelaksanaan konstruksi, pengelolaan

tenaga kerja, pengelolaan tapak, pengelolaan bahan, pengelolaan alat, koordinasi

pelaksanaan dan pelaporan, pengendalian waktu, mutu dan biaya, serta pelaksanaan

teknik konstruksi) dan Pengawasan (terdiri dari persiapan pengawasan konstruksi,

pengelolaan tenaga kerja, pengawasan teknik pelaksanaan konstruksi, pengendalian

pengawasan waktu, mutu dan biaya, serta koordinasi pengawasan waktu, mutu dan

biaya), dalam suatu proyek pembangunan atau proyek konstruksi di lapangan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 1

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Dengan adanya kerja praktek ini diharapkan agar mahasiswa dapat belajar dan lebih

mengerti bagaimana merealisasikan ide yang tertuang dalam gambar rancangan, serta

mendapat pemahaman dan pengetahuan lapangan. Selain mendapat informasi teknis

secara langsung, juga tentunya dapat mengetahui permasalahan yang timbul dilapangan

dan cara penyelesaiannya. Sehingga menghasilkan lulusan yang sanggup bersaing di

dunia kerja, karena sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan di lapangan.

Dalam laporan ini akan membahas mengenai kerja praktek Rehabilitasi dan Perluasan

Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali, dengan konsultan pengawas CV. Bina Bwana

Wisesa.

1.2 Tujuan, Sasaran, Manfaat

1.2.1 Tujuan

Tujuan dari kegiatan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan ini adalah :

1. Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai proses pelaksanaan dan

pengawasan pada proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat

Bank BPD Bali

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam proses pembangunan

3. Dapat membandingan antara teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan

dengan kenyataan yang dilaksanakan pada lapangan.

4. Dapat mengetahui cara mengkoordinasikan tenaga kerja, sistem pelaksanaan

dan juga metode-metode yang digunakan pada pekerjaan konstruksi.

5. Dapat menemukan solusi yang terbaik bagi permasalahan yang terjadi

dilapangan baik itu dari segi teknis maupun non teknis.

1.2.2 Sasaran

Sasaran dari kegiatan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan ini adalah :

1. Mendapatkan pengetahuan mengenai proses pelaksanaan dan pengawasan

pada proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD

Bali.

2. Memiliki wawasan yang baik ketika sudah terjun dalam dunia kerja di bidang

pelaksanaan dan pengawasan proyek.

3. Membandingkan antara teori – teori yang telah di dapat pada proses

perkuliahan dengan kenyataan proses yang ada di lapangan.

4. Memahami bagaimana sistem pengawasan dan koordinasi kerja pada proyek.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 2

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

5. Agar nantinya memiliki kemampuan yang bisa digunakan dalam

memecahkan sebuah permasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaan

dan pengawasan proyek.

1.2.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

berupa :

1. Bagi Mahasiswa

Agar mahasiswa dapat memperoleh wawasan mengenai proses

pelaksanaan dan sistem pengawasan dalam sebuah proyek, sehingga ilmu ini

dapat digunakan kedepannya sebagai sebuah pengalaman dini dalam dunia

kerja nantinya yang akan memberikan sebuah keunggulan tambahan ketika

sudah masuk dalam lingkup kerja proyek pembangunan, dapat dengan mudah

beradaptasi dengan lingkungan dan dapat melaksanakan kerjanya dengan

baik dan benar.

2. Bagi Institusi

Dengan adanya laporan dari kerja praktek ini maka institusi dapat

menambah referensi sebagai ilmu tambahan yang dapat diterapkan dalam

proses pembelajaran di mata kuliah sehingga teori-teori yang diberikan

selanjutnya memiliki informasi yang terkini mengenai proses pelaksanaan

dan pengawasan yang terjadi dalam kenyataan, dan akan memberikan teori

yang lebih mendekati kebenaran karena telah dipraktekkan langsung di

lapangan.

3. Bagi Pelaksana dan Pengawas

Para pelaksana dan pengawas dapat memperoleh manfaat untuk

kinerjanya karena dengan adanya laporan ini maka proses yang terjadi dalam

proyek dapat dinilai pula dari pihak luar bagaimana kelebihan dan

kekurangan yang terjadi dalam proyek, sehingga apabila terjadi kekurangan,

pihak pelaksana dan pengawas dapat memperbaiki kinerjanya.

1.3 Ruang Lingkup Bahasan

Pada bagian ini akan menguraikan mengenai lingkup dan batasan penyusunan Laporan

Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

1.3.1 Ruang Lingkup Objek Kerja Praktek

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 3

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Lingkup kegiatan pengamatan kerja praktek ini berdasarkan pada pengamatan

di lapangan yang meliputi aspek non-teknis dan aspek teknis dalam pelaksanaan

dan pengawasan proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank

BPD Bali.

1.3.2 Ruang Lingkup Materi Kerja Praktek

Lingkup materi pembahasan akan membahas mengenai kegiatan pelaksanaan

dan pengawasan dalam aspek non-teknis dan aspek teknis. Aspek non-teknis

meliputi biaya, mutu, waktu dan sumber daya. Aspek teknis berupa mekanisme

pekerjaan pada proyek.

1.3.3 Ruang Lingkup Waktu Pengamatan Kerja Praktek

Sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Dosen Koordinator Mata Kuliah

Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan, penulisan Laporan Kerja Praktek

Pelaksanaan dan Pengawasan dilakukan dari tanggal 6 Februari 2015 sampai

dengan 6 Mei 2015, dengan lokasi di Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung

Kantor Pusat Bank BPD Bali.

1.4 Metode

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, data yang diperoleh bersumber dari :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan,

teknik pengumpulannya sebagai berikut :

1) Teknik observasi, yaitu teknik pengamatan langsung di lapangan dan

mencari permasalahan yang timbul dari kegiatan pelaksanaan dan

pengawasan proyek konstruksi.

2) Teknik wawancara, yaitu teknik tanya jawab dengan pihak terkait pada

proyek mengenai proses pelaksanaan dan pengawasan serta permasalahan

yang timbul di proyek.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dengan kajian pustaka dan

mengambil data dari dokumen proyek, teknik pengumpulannya sebagai berikut :

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 4

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

1) Teknik dokumen, yaitu teknik mencari informasi pada laporan proyek,

arsip proyek, gambar kerja proyek dan dokumen-dokumen lainnya yang

berkaitan dengan kegiatan teknis dan non-teknis pada proyek.

2) Teknik kajian pustaka, yaitu teknik memilih dan mengambil informasi

dari literatur yang memiliki kaitan dengan materi dan permasalahan yang

dibahas serta digunakan sebagai acuan dalam pembahsan.

1.4.2 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam laporan ini akan mengolah dari data yang telah

dikumpulkan untuk kemudian dikelompokkan, diperiksa, dan mencari

permasalahannya, teknik pengolahannya sebagai berikut :

a. Editing, yaitu teknik pengecekan terhadap hasil pengumpulan data yang

dilakukan di proyek agar terhindar dari ketidakjelasan maupun kekurangan

pada data yang diperoleh.

b. Coding, yaitu teknik pengelompokkan data yang telah diperoleh untuk

menentukan hasil-hasil yang dapat dijadikan satu dalam proses pembahasan

sehingga laporan menjadi sistematika dan teratur.

c. Kausa komperatif, yaitu teknik mencari sebab dan akibat terhadap

permasalahan dan membandingkan kejadian yang berlangsung dalam proses

pelaksanaan dan pengawasan di proyek dengan berpedoman pada teori dan

syarat pekerjaan.

1.4.3 Metode Penyimpulan Data

Pembahasan dalam laporan ini akan dibahas berdasarkan data yang diperoleh

dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Analisis, yaitu menguraikan proses dan permasalahan yang terjadi di proyek

menjadi pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas.

b. Sintesa, yaitu menarik kesimpulan berdasarkan pokok-pokok permasalahan

yang telah diuraikan sebelumnya.

c. Deskriptif, yaitu memberi penjelasan dari hasil pengumpulan data pada

proyek dengan cara yang sistematis berbentuk uraian dan gambar.

1.5 Sistematika Penulisan

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 5

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Penyusunan laporan disusun secara sistematis terdiri dari beberapa bagian yang yaitu

sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini disampaikan tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan manfaat,

batasan lingkup pembahasan, metode pengamatan lapangan dan sistematika penulisan

laporan kerja praktek di Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank

BPD Bali.

Bab II Tinjauan Teori

Bab ini membahas mengenai teori –teori didalam proyek, manajemen proyek dan

konstruksi, serta tentang teori-teori pengelolaan mutu, waktu pada sebuah proyek dan

pihak-pihak yang biasanya terlibat dalam sebuah proyek.

Bab III Tinjauan Proyek

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali

Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai proyek meliputi identitas proyek

dan pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor

Pusat Bank BPD Bali. Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai spesifikasi proyek,

fasilitas proyek, pihak yang terlibat dan pelaksanaan pekerjaan.

Bab IV Pelaksanaan dan Pengawasan Proyek

Bab ini menguraikan pembahasan pekerjaan dan permasalahan yang terjadi di

lapangan baik dari pelaksanaan dan pengawasan. Pada pekerjaan dan masalah

pelaksanaan akan dilihat dari tiga hal pokok yaitu biaya, mutu dan waktu baik dari segi

non-teknis maupun teknis. Sedangkan pada pekerjaan dan masalah pengawasan akan

dilihat dari dua hal pokok yaitu mutu dan waktu. Semua masalah dianalisa berdasarkan

kenyataan di lapangan disesuaikan dengan teori dan syarat-syarat sehingga pada akhirnya

menemukan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Bab V Penutup

Memuat kesimpulan pelaksanaan dan pengawasan yang terjadi di lapangan baik yang

bersifat teknis dan juga non teknis yang terkait dengan waktu, mutu pelaksanaan dan

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 6

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

pengawasan. Selain itu pada bab ini terdapat saran kepada pihak pelaksana dan juga

pengawas terkait dengan permasalahan yang terjadi di lapangan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pada bagian ini berisi tentang bahasan tentang landasan teori yang diambil dari beberarapa

studi literatur menyangkut teori objek proyek, sistem manajemen, serta pihak - pihak yang

terlibat dalam sebuah proyek pelaksanaan dan pengawasan.

2.1 Proyek

Definisi proyek adalah :

Adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan

dan modal atau biaya yang dihimpun dalam waktu wadah organisasi sementara

untuk mencapai sasaran dan tujuan.

(Sumber : Abrar Husen, Manajemen Proyek, 2009. hal 4)

Proyek adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang memerlukan

sejumlah pembiayaan serta menggunakan masukan lain yang ditujukan untuk

mencapai tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam waktu tertentu pula.

(Soetrisno, Dasar – Dasar Evaluasi Manajemen Proyek, 1985, hal 1)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proyek merupakan

usaha yang direncanakan yang berisi sumber manusia, material, peralatan dan

modal atau biaya yang dibuat dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai hasil

yang pasti.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 7

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

2.2 Tinjauan Manajemen Proyek Konstruksi

2.2.1 Definisi Manajemen

Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi

yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai

tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Manajemen konstruksi adalah

bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat diaplikasikan secara

tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan dalam 5M

(manpower, material, mechines, money and method).

2.2.2 Fungsi Manajemen

Dari pengertian manajemen tersebut dapat dilakukan tindakan atau kegiatan serta

sebagai fungsi dari manajemen itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data/informasi,

asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada

masa mendatang

Bentuk tindakan tersebut antara lain :

Menetapkan tujuan dan sasaran usaha

Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek

Menyumbang strategi dan prosedur operasi

Menyiapkan pendanaan serta standard kualitas yang diharapkan

Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun

pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana untuk

memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

2. Fungsi Organisasi (Organizing)

Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia,

yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama

lain dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam

rangka mendukung tercapainya tujuan.

Bentuk tindakan tersebut antara lain :

Menerapkan daftar penugasan

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 8

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Menyusun lingkup kegiatan

Menyusun struktur kegiatan

Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya

Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupak pedoman pelaksanaan fungsi,

dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi

kewenangan terlihat jelas.

3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)

Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan, dan penganalisaan serta

pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang

harus diambil terhadap penyimpanan yang terjadi (diluar batas toleransi).

Tindakan-tindakan tersebut meliputi antara lain :

Mengukur kualitas hasil

Membandingkan hasil terhadap standard kualitas

Mengevaluasi penyimpanan yang terjadi

Memberikan saran-saran perbaikan

Menyusun laporan kegiatan

Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan

kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya, maupun waktu.

4. Fungsi Pengendalian (Controlling)

Kegiatan yang dilakukan di tahap ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa

program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan

penyimpangan paling minimal dan hasil paling memuaskan dapat dilakukan

dengan beberapa bentuk, yaitu : Supervisi, Inspeksi, Tindakan Koreksi.

2.2.3 Unsur – Unsur Manajemen

Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu

dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem Fungsi dan

efektifitas sistem dalam usaha maencapai tujuannya tergantung dari ketepatan

susunan rangkaian atau struktur tehadap tujuan yang telah ditentukan.

Bersifat Dinamis

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 9

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem

umumnyadapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input)

menjadi hasil (output).

Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya

Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka

akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.

Mempunyai Arti yang Berbeda

Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung

siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.

Mempunyai Sasaran yang Jelas

Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang

jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk

mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya.

Mempunyai Keterbatasan

Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari

lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.

Siklus dan Proses sistem

Aspek penting dari pendekatan sistem terletek pada siklus sistem dan

prosesnya, yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan

terjadi selama sistem masih aktif.

2.2.4 Manfaat Manajemen Proyek Konstruksi

Manfaat manajemen konstruksi jika dibandingkan dengan sistem tradisional dapat

dilihat dari beberapa segi.

1. Segi Biaya Proyek

a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi

pada tahap perencanaan.

b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat dibandingkan

dengan sistem tradisionil karena tidak ada pembebeanan ganda dari

keuntungan Kontraktor, dan Sub kontraktornya.

2. Segi Waktu

a. Dengan sistem Fast Track.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 10

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

b. Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan dan rancangan bangunan

dapat lebih panjang sebingga kualitas desain semakin sempurna.

c. Pengadaan material/peralatan import dapat diukur secara dini sebingga

kemungkinan terlambat karena proses import dapat dihindarkan.

3. Segi Kualitas

a. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontraktor dalam hal

metode pelaksanaan , implementsi, dan Quality Control.

b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik

proyek dibantu dengan tim MK.

c. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak karena

paket yang dilelang dilakukan secara bertahap dan paket per paket.

4. Segi Program Pemerintah

a. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada

pengusaha kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.

b. Pemilik proyek tidak perlu menyediakan banyak staf karena praktis

semua keinginannya dapat ditangani dengan baik melalui pendekatan

metode MK.

2.2.5 Tahapan Operasional Sistem Manajemen Proyek

1. Pengembangan Konsep

Tahap pengembangan konsep ini berupa :

a. Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu.

b. Mengidentifikasikan batasan utama.

c. Membuat TOR dan organizing.

d. Saran-saran prinsip konsep desain kepada konsultan perencana.

e. Tahapan pekerjaan.

f. Master, coordinating schedule.

g. Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan

perencana.

h. Cash flow (Proyeksi Arus Dana).

2. Tahap Perencanaan

a. Koordinasi dan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah.

b. Menyusun jadwal review dan lelang (Master Coordinating Schedule).

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 11

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

c. Melakukan Review (peninjauan kembali)

d. Membuat RKS.

e. Membuat RAB tiap paket pekerjaan.

f. Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material.

g. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan.

Sebelum memasuki tahapan pelelangan beberapa tahapan yang dilalui antara

lain :

a. Sketsa Rencana :

Inti dari sketsa rencana ialah menuangkan konsep-konsep arsitektur,

evaluasi terhadap beberapa alternative proses teknologi, penetapan

dimensi serta kapasitas ruangan-ruangan, dan mengetengahkan studi

banding ekonomi bangunan.

Didalam proyek terdapat etimasi biaya proyek, etimasi biaya proyek

terdiri dari :

Etimasi biaya kasar untuk pemilik sebagai dasar untuk studi

kelayakan proyek.

Estimasi pendahuluan oleh konsultan perencana (dasar untuk RAB

Konsultan Perencanaan).

Estimasi detail oleh kontraktor (dasar untuk RAB Penawaran

Kontraktor).

Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai (Real Cost).

b. Rencana Detail

Tahap rencana detail atau rancangan final mencakup kegiatan

menjabarkan seluruh perncanaan termasuk rancanan elemen bangunan

terkecil secara sistematis dan berurutan. Perancangan dan analisis yang

disajikan meliputi seluruh segi struktur bangunan.

3. Tahap Pelelangan

a. Mengadakan pra kwalifikasi kontraktor.

b. Free tender meeting.

c. Menyusun daftar calon rekanan.

d. Bill of quality (jenis pekerjaan + volume).

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 12

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

e. Aanqijzing (penjelasan)

f. Menyiapkan dokumen lelang.

g. Menyusun RAB pasti untuk evaluasi penawaran.

h. Mengevaluasi setiap paket penawaran untuk direkomendasikan kepada

Pimro.

i. Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpro dengan Kontraktor.

4. Tahap Pelaksanaan

a. Membuat rencana induk pelaksanaan.

b. Menyusun prosedur di lapangan.

c. Free construction meeting.

d. Mengkoordinasi membuat prasarana kerja.

e. Mengarahkan rencana kerja masing-masing kontraktor.

f. Mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan pekerjaan kontraktor

dilihat dari aspek waktu, mutu dan kesempatan kerja.

g. Memproses ijin yang diperlukan.

h. Mengkoordinir asuransi masing-masing pekerjaan.

i. Memeriksa gambar detail dan contoh material.

j. Memimpin rapat koordinasi proyek.

k. Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan .

l. Change order : biaya, mutu, waktu.

m. Menghitung pekerjaan tambah kurang.

n. Mengevaluasi RAB secara periodic.

o. Memeriksa dan menyiapkan dokumen pembayaran.

p. Evaluasi terhadap klaim kontrak.

q. Dokumen pembangunan proyek berupa gambar dan foto-foto.

r. Pemeriksaan akhir sebelum serah terima pertama.

s. Memeriksa berita acara serah terima pertama.

5. Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian

a. Mengkoordinir, mengarahkan, mengontrol.

b. Mengkoordinir pelaksanaan operasional.

c. Mengarahkan dan memeriksa as build drawing.

d. Mengarahkan dan memeriksa secara manual.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 13

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

e. Memproses : garansi, jaminan, sertifikat, peralatan, dan training

operator.

2.3 Pengendalian Sumber Daya

2.3.1 Aspek Penjadwalan dan Rencana Kerja

Rencana Kerja dan Jadwal Waktu proyek merupakan tulang punggung

keseluruhan proses konstruksi, sehingga harus di buat berdasarkan pada sasaran

dan pencapaian target yang jelas. Dengan memakai jadwal rencana kerja tepat,

sumber daya memadai dapat tersedia pada saat yang tepat, setiap tahap proses

mendapatkan alokasi waktu cukup dengan berbagai kegiatan dapat dimulai pada

saat yang tepat pula.

(Istiawan Dipohusodo, op.cit., hal. 404-405)

2.3.2 Pengendalian Waktu dan Biaya

Waktu penyelesaian yang dibutuhkan untuk proses konstruksi selalu diterakan

dalam dokumen kontrak, karena akan berpengaruh penting terhadap nilai

pelelangan dan pembiayaan pekerjaannya sendiri. Penetapan jangka waktu

pelaksanaan proyek terikat erat dengan pembiayaannya, bahkan saling tergantung.

Sehingga pengendalian waktu pelaksanaan konstruksi umumnya dilakukan

bersama dan tidak terlepas dari pengendalian biaya.

( Ibid., hal. 407)

2.3.3 Kurva Pengendalian

Pada pelaksanaan penjadwalan dan pengendalian konstruksi, untuk

menggambarkan dan mengungkapkan nilai-nilai kuantitas dalam hubungannya

dengan waktu, digunakan dalam beberapa macam kurva. Biasanya memakai kurva

bentuk “S” dan kurva histogram.

Kurva berbentuk huruf “S” dipakai untuk menggambarkan nilai-nilai

kumulatif, sedangkan histogram menggambarkan nilai-nilai periodik untuk interval

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 14

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

waktu tertentu. Berbagai kurva tersebut merupakan teknik penjadwalan dan

pengendalian kuantitatif sederhana.

Kurva dapat dibuat dengan cepat dan mudah dalam penggunaannya untuk

berbagai tujuan, termasuk pembandingan visual antara suatu target dan kemajuan

aktual. Kurva dipakai juga untuk pengujian ekonomi dan mengatur pembebanan

sumber daya dan alokasinya, menguji perpaduan kegiatan terhadap rencana kerja,

pembandingan kinerja aktual terhadap target rencana atau anggaran biaya untuk

keperluan evaluasi dan analisis penyimpangan. ( Ibid., hal. 410)

2.3.4 Arus Kas dan Pembiayaan

Kurva “S” dapat juga dimanfaatkan untuk mengungkapkan secara grafis

tentang arus kas pembiayaan suatu proyek konstruksi. Hal tersebut di mungkinkan

karena lazimnya pembayaran untuk kontraktor di dasarkan pada prestasi kemajuan

pekerjaannya, baik secara berkala bulanan atau persentase prestasi. Dengan

berlandaskan kurva arus kas pembiayaan, maka semua pihak yang terlibat dalam

konstruksi dapat menyesuaikan, sehingga dapat mempersiapkan tanggung

jawabnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

(Ibid., hal. 414)

2.3.5 Pengendalian Mutu

Pada prinsipnya, maksud pengendalian mutu adalah :

Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan

dokumen kontrak.

Mencakup pertimbangan ekonomi dalam penetapan jenis material dan metode

konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa perencanaannya telah

memenuhi syarat peraturan bangunan.

Unsur utama sebagai pengendali mutu selama tahap konstruksi fisik adalah

pengawas lapangan, yang bertanggung jawab agar kegiatan harian kontraktor

memberi hasil akhir sesuai dengan spesifikasi teknis kontrak.

Diperlukan juga bagi perencana dan para ahli yang terlibat untuk melakukan

inspeksi dan pemeriksaan pekerjaan langsung di lapangan, sehingga bermanfaat

untuk menyusun program pengendalian berupa bagan matriks tanggung jawab

yang menunjukkan kapan, di mana, dan oleh siapa pemeriksaan dilakukan.

2.3.6 Pengendalian Material

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 15

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Pengadaan menurut arti luas mencakup pembelian peralatan, perlengkapan,

material, tenaga kerja dan segala bentuk jasa yang diperlukan untuk proses

konstruksi.

Termasuk juga kegiatan-kegiatan penunjang yang terkait dengannya, seperti

pengiriman dan transportasi, pemaketan, penanganan selama diangkut, perawatan,

pergudangan, asuransi dan jaminan, kelengkapan dokumen, penagihan, dan

pembayarannya.

Penjadwalan pengendalian material harus dikendalikan melalui :

a. Pengendalian permintaan kebutuhan.

b. Jadwal penerbitan pesanan pembelian atau lazim disebut order pembelian.

c. Laporan status periodik tentang proses produksi dan pengiriman material.

d. Laporan gudang mengenai pengeluaran dan penerimaan material di lapangan.

e. Laporan dan rekaman mengenai komitmen biaya dan pembelanjaan.

Keseluruhan program pengendalian dapat dilaksanakan dengan mudah berupa

kurva, bagan, tabel, atau laporan tulisan, untuk dipakai sebagai bahan bandingan

antara rencana dan hasil pencapaian aktualnya.

2.4 Pengelolaan Proyek

Dalam jasa konstruksi, pihak-pihak yang berperan dalam proses pengerjaan konstruksi

dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

(Op.cit 6. Manajemen Proyek Konstruksi, hal. 38)

a. Pemberi tugas (owner)

b. Kontraktor

c. Direksi/pengawas

2.4.1 Pemberi Tugas (Owner)

Pemberi tugas adalah individu atau instansi pemilik pekerjaan atau ditunjukan

oleh pemilik pekerjaan yang memberi pekerjaan (borongan) kepada pihak kedua

(kontraktor).

(Departemen Pekerjaan Umum (dalam Ade Irwan Sutisna), manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi seri

A hal 68)

a. Hak dan Kewajiban Pemberi Tugas (Owner)

Menunjuk penyedia jasa.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 16

Proyek

Kontraktor Konsultan

Tim Pengelola

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang

telah dilakukan oleh penyedia jasa.

Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerja.

Menyediakan dana yang diperlukan kepada pihak penyedia jasa.

Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan

dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk

bertindak atas nama pemilik.

b. Wewenang Pemberi Tugas (owner)

Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing

kontraktor.

Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan memberitahukan

secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak

yan gtelah ditentukan.

Diagram 2.1 Hubungan Kerja Pengelola Proyek

(Sumber : Dipohusodo. 1996)

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 17

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

2.4.2 Kontraktor atau Pelaksana

Kontraktor atau pelaksana atau jasa pemborong merupakan salah satu bentuk

badan UKM pengadaan barang/jasa menurut keputusan Presiden Republik

Indonesia pada Keppres No. 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan

barang/jasa instansi pemerintah. Pengertian mengenai kontraktor secara

menyeluruh dan berbagai tugas, wewenang, tanggung jawab dari kontraktor adalah

sebagai berikut :

a. Definisi Kontraktor

Kontraktor adalah badan atau orang yang mengerjakan pekerjaan menurut

syarat-syarat yang telah ditentukan dengan dasar imbalan pembayaran

menurut jumlah tertentu (tetap) dengan suatu resiko untung-rugi yang

akan diterima.(Soekarsono Malangjoedo, AV 41 / SU 41, Jakarta, 1978, Hal. 61)

Kontraktor adalah perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk

melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan

keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap

pembangunan fisik proyek. (Abrar Husen, Manajemen Proyek, 2009, hal. 17)

Secara umum dapat disimpulakan bahwa Kontraktor adalah suatu badan

usaha berbadan hukum yang telah memenui persyaratan dan telah

ditunjuk oleh pemberi tugas melalui pelelangan, untuk pelaksanaan

pekerjaan proyek sesuai dengan rencana syarat-syarat kerja dan

bertanggung jawab penuh atas pembangunan fisik proyek dengan imbalan

pembayaran dengan jumlah tertentu.

b. Persyaratan Kontraktor

Berdasarkan Keppres No. 80 tahun 2003 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, suatu kontraktor dianggap sah apabila memenuhi

persyaratan berikut :

1. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada

Kontrak.

2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi

kewajiban perpajakan tahun terakhir (PPTK Tahunan) serta memiliki

laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal. 23 (bila ada transaksi), PPh

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 18

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang

3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan.

3. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa

pengiriman.

4. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya

tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas

nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang

dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia

Barang/JasaMemiliki refrensi bank

5. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang

diperlukan.

6. Memiliki keahlian, pengalaman dan kemampuan teknis.

7. Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia

Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di

lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak.

Kecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3

(tiga) tahun.

8. Tidak masuk dalam Daftar Hitam.

9. Menandatangani Fakta Integritas.

c. Klasifikasi Kontraktor

Berdasarkan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003, tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah hal. 40 mengenai jasa konstruksi,

kontraktor dapat diklasifikasikan menurut bidang pekerjaan yang dilakukan,

yaitu :

a. Bidang Pekerjaan Sipil

Pembangunan pelabuhan

Bandar udara

Jalan kereta api

Pengamanan pantai

Saluran irigasi/kanal

Bendungan

Terowongan, gedung, jolan dan jembatan

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 19

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Relclamasi rawa,

Pekerjaan pemasangan perpipoan

Pekerjaan pemboran, dan pembukaan lahan.

b. Bidang Pekerjaan Mekanikal

Pemasangan turbin

Pendirian dan pemasangan instalasi pabrik

Kelengkapan instalasi bangunan

Pekerjaan pemasangan perpipaan air, minyak, dan gas.

c. Bidang Pekerjaan Elektrikal

Pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan

Pemasangan instalasi kelistrikan, telekomunikasi beserta

kelengkapannya.

d. Bidang Pekerjaan Lain

Karoseri, perbaikan dan perawatan

Salvage kapal

d. Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Kontraktor

1. Hak-hak Kontraktor (Diktat Mata Kuliah Manajemen Proyek)

Berhak mendapatkan pembayaran sesuai dengan presentase pekerjaan

yang telah diselesaikan dalam pelaksanaan atas suatu pekerjaan sesuai

dengan terminnya.

Berhak mendapatkan tambahan biaya atas pekerjaan sesuai dengan

harga satuan bahan yang diajukan oleh kontraktor, apabila ada

pekerjaan tambahan yang harus dikerjakan atas perintah pemberi

tugas.

Berhak atas seluruh keuntungan yang diperoleh dari proyek yang

ditangani.

Berhak tidak melanjutkan pekerjaan apabila terjadi keadaan yang

tidak terduga atas waktu dan biaya sesuai dengan peraturan yang ada.

Berhak atas segala denda, bila keterlambatan pekerjaan disebabkan

oleh face majeure (suatu keadaan di luar kemampuan pelaksanaan),

seperti : bencana alam, kerusuhan politik, dan lain-lain.

2. Kewajiban Kontraktor :

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 20

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Wajib memperbaiki ataupun mengganti kerusakan atau kerugian yang

disebabkan oleh kebakaran yang terjadi pada pekerjaan-pekerjaan

(objek - objek) yang di asuransikan.

Wajib menyampaikan suatu rencana kerja yang berisikan data

selengkap mungkin tentang cara pelaksanaan yang akan diikutinya

dan rencana penggunaan alat-alat pembantu, ataupun juga urutan -

urutan dan perkiraan - perkiraan waktu pelaksanaan dan macam-

macam bagian pekerjaan dengan maksud untuk mendapatkan

persetujuan dari direksi.

Wajib melaporkan kepada direksi setiap akan melaksanakan

pekerjaan baru.

Wajib membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan yang

berisikan tentang tenaga kerja, bahan, peralatan, keadaan cuaca, dan

sebagainya.

3. Tanggung Jawab Kontraktor

Tanggung jawab adminstrasi, yaitu pemborong bertanggung jawab

terhadap hal-hal seperti peraturan - peraturan, baik yang terdapat di

dalam bestek maupun ketentuan - ketentuan yang dikeluarkan oleh

pemerintah yang terkait dengan maslah pelaksanaan pembangunan.

Tanggung jawab teknis, yaitu pemborong harus mampu

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan bestek

yang telah di sepakati.

Bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan yang telah

ditentukan dalam bestek ataupun di sepakati dalam kontrak.

Bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan para pekerjanya.

e. Hubungan Kerja

Hubungan kerja kontraktor dengan pihak pengolala proyek lainya

(ekstern) maupun dengan pihaknya sendiri (intern) perlu diperhatikan untuk

kelancaran dari proyek tersebut.

1. Ekstern

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 21

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Hubungan kerja ekstern menyangkut hubungan kerja diluar perusahaan

yang dalam proses gerak dan usahanya terdapat hubungan-hubungan

tertentu. Hubungan tersebut antara lain :

Hubungan Pemborong dengan Pemimpin Proyek

Hubungan ini terjadi akibat adanya kontrak kerja dengan dilandasi

surat perjanjian mulai kerja. Atas dasar inilah kemudian pemimpin

proyek memberikan tugas kepada pelaksanaan untuk melaksanakan

proyek yang dipimpinnya.

Hubungan Pemborong dengan Direksi

Hubungan ini bersifat teknis dan langsung terjadi di lapangan, segala

pelaksanaan pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari direksi.

Hubungan Pemborong dengan Konsultan Perencana

Hubungan ini terjadi akibat pelaksanaan proyek harus sesuai dengan

gambar rencana yang dikerjakan oleh pihak perencana. Hubungan ini

bersifat teknis dan terjadi tidak langsung melainkan melalui direksi.

Hubungan Pemborong dengan Instansi Pemerintah

Hubungan ini bersifat administratif dan teknis. Yang bersifat continue

adalah hubungan dengan :

o Pajak

o Pemerintah Daerah Tingkat I

o Instansi Pekerjaan Umum

Hubungan Pemborong dengan KPKN

Hubungan ini terkait dengan pembayaran termin suatu proyek yang

dilaksanakan oleh pemborong.

Hubungan Kontraktor dengan Instansi yang Bersifat Rekanan,

Berhubungan dengan Terjadinya Kontrak Kerja.

Hubungan Kerja Ekstern

Adalah hubungan kerja antar badan usaha terkait dengan pihak luar

dari badan usaha tersebut, dan kontraktor dalam hal ini selalu

berhubungan dengan pihak lain dalam usahanya, seperti PDAM,

PLN, Dinas PU, pajak, direksi, bank pemerintah, kas Negara, dan

pemberi tugas (owner).

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 22

Pemimpin Proyek (Owner)Pemberi Tugas

Konsultan Perencana Dinas Pekerjaan Umum

KontraktorDireksi/PengawasKet. :Hubungan Teknis

Hubungan Administrasi

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Diagram 2.2 Struktur Organisasi Hubungan Ekstern

( Sumber : Diktat Mata Kuliah Manajemen Proyek)

2. Intern

Hubungan kerja intern adalah hubungan kerja yang terjadi dalam suatu

organisasi dan mengarah kepada pengelola dan manajemen tersebut.

Struktur organisasi suatu kontraktor tergantung pada hukum badan usaha

yang dimiliki, dan badan hukum tersebut telah mencerminkan sifat dan

ciri dari perusahaan tersebut.

Dalam pengolahan suatu perusahaan, ada beberapa macam sistem

manajemen kontrak yang digunakan, yaitu :

Project Management Contracts

Dimana pemilik atau owner memilih dan menetapkan sebuah tim

yang dipimpin oleh project manager untuk mengelola proyek dari

tahapan konsepsual hingga selesai.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 23

Pemilik

Project Manager

Perencana Pelaksana

Koordinator Umum

Sub KontraktorSub Kontraktor Sub Kontraktor

Pemilik

Perencana Manajemen Konstruksi

Sub Kontraktor Sub Kontraktor Sub Kontraktor

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Diagram 2.3 Struktur Organisasi Project Management Contracts

(Sumber : Diktat Mata Kuliah Manajemen Proyek)

Contruction Management Contracts

Untuk memenuhi hal ini, maka tim organisasi construction

management harus matang dan memiliki tenaga - tenaga ahli dari

berbagai disiplin ilmu yang mampu, tangkas dalam berfikir dan aktif

serta lincah bergaul dengan para kontraktor dan dapat menjembatani

antara pemilik, perencana, dan kontraktor.

Diagram 2.4 Struktur Organisasi Construction Management

( Sumber : Diktat Mata Kuliah Manajemen Proyek)

f. Cara Mendapatkan Pekerjaan

Pengadaan barang/jasa pemborongan dan jasa lainnya dilakukan secara

terbuka untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak

dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta jika

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 24

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

memungkinkan melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/dunia

usaha yang berminat dan memenuhi syarat dapat mengikutinya. Pengadaan

barang/jasa pemborongan dan jasa lainnya dilaksanakan melalui :

(Keppres No. 18 Tahun 2000, Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah,

Buku Pertama, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta, Mei 2000, hal. 14.)

1. Pelelangan

Merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan

barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara

penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan

metode dan tatacara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-

pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia jasa terbaik.

Ketentuan pelelangan yaitu :

(A.A Gde Agung Yana,Management Proyek, Proses dan Prosedur Pelelangan,Hal 23-32)

Pengumuman dan pendaftaran peserta

Pasca kualifikasi dan Pra kualifikasi

Penyusunan daftar peserta lelang, penyampaian undangan dan

pengambilan dokumen pemilikan penyedia barang dan jasa

Penjelasan lelang (anwijziing)

Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran.

Evaluasi penawaran

Pembuktian kualifikasi

Pembuatan berita acara hasil pelelangan

Penetapan pemenang lelang

Pengumuman pemenang lelang

2. Pemilihan Langsung

Apabila cara pelelangan sulit dilaksanakan atau tidak menjamin

pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara membandingkan

penawaran dari beberapa penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat

melalui permintaan harga ulang (price quotation) atau permintaan teknis

dan harga serta dilakukan negosiasi secara bersaing, baik dilakukan untuk

teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara

teknis dapat dipertanggung jawabkan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 25

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

3. Penunjukan Langsung

Merupakan pengadaan barang/jasa yang penyedia barang/jasanya

ditentukan oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian

proyek/pejabat yang di samakan/ditunjuk dan diterapkan untuk :

Pengadaan barang/jasa yang berskala kecil.

Pengadaan barang/jasa yang setelah dilakukan Pelelangan Ulang

hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi syarat, atau

Pengadaan yang bersifat mendesak/khusus setelah mendapat

persetujuan dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non

Departemen/Gubernur/Bupati/Walikota/Direksi BUMN/BUMD.

Penyedia barang/jasa tunggal.

Berdasarkan klasifikasi kontraktor :

a. Pengadaan dengan nilai di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah) sampai dengan Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar

rupiah) di peruntukan bagi usaha menegah jasa pelaksana

konstruksi, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut

kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha

menengah.

b. Pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp. 200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil jasa

perencanaan dan pengawasan konstruksi, kecuali untuk paket

pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat

dipenuhi oleh usaha kecil.

(Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003,Tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah Hal. 40)

4. Swakelola

Merupakan pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan

diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 26

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

upah borongan tenaga. Swakelola dilihat dari pelaksana pekerjaan

dibedakan menjadi 2 adalah sebagai berikut :

Swakelola oleh pengguna barang/jasa adalah pekerjaan yang

direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pengguna

barang/jasa dengan menggunakan tenaga sendiri, dan tenaga dari luar

baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan.

Swakelola oleh instansi pemerintah lain non swadana (universitas

negeri, lembaga penelitian/ilmiah pemerintah, lembaga pelatih)

adalah pekerjaan yang perencanaan dan pengawasannya dilakukan

oleh pengguna barang/jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan

dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab

anggaran.

Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan swakelola yang perlu diikuti

sebagai berikut :

Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga

ahli yang diperlukan dilakukan oleh panitia yang ditetapkan oleh

pengguna barang/jasa dan menggunakan metoda pengadaan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam keputusan presiden ini,

yaitu lelang/seleksi umum, lelang/seleksi terbatas, pemilihan atau

penunjukan langsung.

Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan, dilakukan

berdasarkan kontrak konsultan perorangan.

Penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan dicatat setiap hari

dalam laporan harian.

Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan

dan kapasitas penyimpanan.

2.4.3 Direksi atau Pengawas

a. Pengertian Pengawas

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 27

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Pengawas merupakan badan hukum atau perseorangan yang

dinyatakan ahli yang professional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang

mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan

pekerjaan konstruksi hingga selesai dan diserah-terimakan kepada pemilik.

( Keputusan presiden Republik Indonesia No. 18 tahun 2000 tentang pedoman pelaksanaan barang/jasa

instansi pemerintah)

Pengawasan dilakukan dengan berita lisan, berita berbentuk laporan

tertulis ataupun melalui pandangan mata dari pengawas tersebut. Mengadakan

pengecekan, recheck, review, evaluasi kemajuan kerja dan tinajuan terhadap

tolak ukur yang sudah ada.

Tujuan pekerjaan pengawasan yang sistematis terhadap kemajuan di lapangan

adalah sebagai berikut :

Mengamankan biaya yang telah dianggarkan oleh manager proyek.

Memastikan pekerjaan pelaksanaan berjalan dengan benar dan sesuai

dengan acuan kerja (RKS, gambar kerja, dan time schedule) dan apabila

terjadi suatu kesalahan agar segera diperingati.

Meninjau secara periodik hasil pekerjaan dan kemajuan pekerjaan, apabila

terjadi kekurangan agar segera dilakukan pengembangan sasaran jangka

pendek.

Dalam pekerjaan pengawasan suatu proyek pembangunan terdapat beberapa

langkah awal yang harus dilakukan, yaitu :

1. Menetapkan tolak ukur yang akan digunakan

2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan tolak ukur yang ada

3. Mengukur prestasi kerja dalam proyek

4. Menanggulangi permasalahan pekerjaan yang tidak memenuhi

persyaratan.

b. Persyaratan Direksi atau Pengawas

Persyaratan direksi atau konsultan pengawas yang sah didalam menangani

suatu proyek ditentukan berdasarkan : (Paulus nugroho (dalam Ade Irwan Sutisna),

Manajemen Proyek Konstruksi 2, kartika yudha, 1986, hal. 213)

a. Pengalaman perusahaan

b. Memiliki peralatan dan perlengkapan yang lengkap

c. Kelengkapan personil baik kualitas maupun kuantitas

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 28

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

d. Memiliki kekayaan bersih

e. Memiliki nama perusahaan tetap

f. Memiliki akta dan surat pendirian yang sah

g. Status perusahaan jelas

h. Memiliki kantor dan alamat tetap

i. Memiliki surat ijin yang sah

c. Klasifikasi dan Kualifikasi Direksi

1. Klasifikasi

Kegiatan klasifikasi adalah kegiatan menggolongkan perusahaan jasa

konsultasi menurut bidang, sub bidang, dan lingkup pekerjaan.

(Keputusan Presiden Keppres No. 80 tahun 2003, tentang penyediaan barang/jasa.)

a. Klasifikasi menurut bidang :

Bidang pekerjaan umum, bidang transportasi, bidang pariwisata, pos

dan telekomunikasi, bidang pertanian, bidang perindustrian, bidang

pertambangan dan energi, dan lainnya.

b. Klasifikasi menurut sub bidang :

Bangunan gedung dan bangunan pabrik, teknik lingkungan, jalan dan

jembatan, bendungan dan waduk, sungai rawa dan pantai, perumahan

dan permukiman.

c. Klasifikasi menurut lingkup pekerjaan :

Perencanaan umum, jasa survey, studi kelayakan, perencanaan

teknik, pengawasan, manajemen, penelitian.

2. Kualifikasi

Kegiatan kualifikasi konsultan pengawas adalah penilaian serta

penggolongan konsultan pengawas menurut tingkat kemampuan dasarnya

pada setiap bidang dan lingkup pekerjaan. Penilaian kemampuan

dasar/profesionalisme di dasarkan atas :

Penilaian Tenaga Ahli dilakukan sebagai berikut :

Kualifikasi Pendidikan

Pengalama Kerja Profesional

Profesi atau Keahlian

Cara menyusun rangking kelulusan peserta prakualifikasi :

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 29

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Peserta prakualifikasi dinyatakan lulus bila nilai kemampuan dasar

memenuhi syarat yang ditentukan.

Bagi perusahaan yang lulus atau memenuhi nilai kemampuan dasar,

kemudian disusun rangking sesuai dengan nilai kemampuan dasar

perusahan yang bersangkutan.

Apabila terjadi kesamaan nilai total personil tenaga ahli, maka

perangkingan ditetapkan menggunakan nilai kemampuan dasar dari

perusahaan tersebut.

Berdasarkan perangkingan, akan dipilih 5 sampai 7 perusahaan yang

kemudian akan ditetapkan sebagai Daftar Rekanan Terseleksi

(DRT).

d. Hak dan Kewajiban Direksi atau Pengawas

a. Hak Direksi atau Pengawas

Ada beberapa hak-hak sebagai direksi atau pengawas, yaitu :

1. Berperan sebagai penghubung antara pelaksana, kontraktor, pemberi

tugas, dan pihak-pihak lain yang terkait.

2. Mempunyai kekuasaan penuh untuk menegur dan memperingati

apabila terjadi penyimpangan pekerjaan.

3. Dapat mengambil keputusan apabila terjadi keraguan dari pelaksana

mengenai gambar kerja yang dijadikan acuan.

4. Memiliki kekuasaan penuh untuk mengambil keputusan terhadap

kekeliruan gambar bestek yang dikerjakan oleh perencana.

b. Kewajiban Direksi atau Pengawas

Ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi sebagai direksi atau

pengawas, yaitu sebagai berikut :

1. Mengawasi kemajuan pekerjaan konstruksi baik secara kualitas dan

kuantitas pelaksanaan.

2. Mengawasi hasil kerja, ketepatan waktu, serta biaya pekerjaan

konstruksi.

3. Mengawasi dan meneliti perubahan serta penyesuaian yang terjadi

dalam pekerjaan konstruksi.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 30

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

4. Menyusun berita acara : persetujuan kemajuan kerja untuk

pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serta serah-terima I

dan II pekerjaan konstruksi.

5. Mengadakan gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan

(as built drawing).

6. Mengawasi pekerjaan yang masih kurang selama pemeliharaan.

7. Menyusun laporan pengawasan bersama kontraktor, yaitu :

Laporan harian

Laporan mingguan

Laporan bulanan

Berita acara rapat lapangan

Buku harian direksi

Foto-foto pelaksanaan

Time schedule pelaksanaan (realisasi)

Laporan cuaca

Shop drawing.

e. Hubungan Kerja

1. Hubungan Kerja Intern

Hubungan kerja intern merupakan hubungan kerja yang terjadi di

dalam lingkungan kerja suatu organisasi itu sendiri. Hubungan kerja ini

meliputi hubungan diantara : (Paulus Nugaraha, Ishak Natan, R. Sutjipto (dalam Billy

Cahyanto), Manajemen Proyek Konstruksi I, 1985, hal.89)

Pemimpin

Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan pekerjaan,

menghubungi, dan mencari relasi untuk memperoleh pekerjaan.

Kepala Bagian Administrasi

Bertanggung jawab kepada pemimpin tentang urusan surat-

menyurat, keuangan, perlengkapan serta pembayaran.

Kepala Bagian Perencanaan

Bertanggung jawab kepada pimpinan tentang pekerjaan yang

dibidangi, yaitu dalam bidang perencanaan sampai dengan gambar

detail, perhitungan RAB dari perencanaan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 31

Pemimpin

Kabag Administrasi Kabag Pengawasan Kabag Perencana

Pengawas Lapangan

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Kepala Bidang Pengawasan

Bertanggung jawab kepada pemimpin mengenai pengawasan di

lapangan terhadap pekerjaan yang sudah berlangsung dan mampu

memberikan usulan-usulan pemecahan permasalahan yang timbul

kepada atasan.

Pengawas Lapangan

Wakil dari pengawas yang bertugas di lapangan dan berkewajiban

untuk bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Diagram 2.5 Hubungan Kerja Intern Pengawas

( Sumber : Paulus Nugaraha, Ishak Natan, R. Sutjipto Manajemen Proyek Konstruksi I)

2. Hubungan Kerja Ekstern

Hubungan kerja ekstern adalah hubungan kerja yang terjadi antar

pihak dari dalam suatu organisasi dengan pihak luar yang berkaitan dan

dalam hubungan kerja dengan organisasi yang bersangkutan. Hubungan

tersebut terjadi diantara :

a. Pimpinan Proyek

Pimpinan proyek memberikan tugas kepada kepala direksi untuk

mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung, serta

ikut bertanggung jawab terhadap proyek yang sedang dipimpinnya.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 32

Pemimpin ProyekPerencana Tim BPU/PU

Kontraktor

Pengawas/Direksi

Ket. :Hubungan TeknisHubungan AdministrasiHubungan Konsultatif

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

b. Bimbingan Tenaga Pengawas (BTP)

Suatu tim yang terdiri dari :

Unsur pemegang anggaran

Unsur teknik pemerintah yang berkompeten, yaitu Dinas Cipta

Karya dan Direktorat Tata Bangunan dan tanggung jawab

BTP, yaitu dalam hal teknik administrasi.

c. Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana

Mengawasi pelaksanaan bangunan pada proyek menyangkut

kualitas dan kuantitas pekerja termasuk pengendali proyek.

Hubungan Kerja Ekstern Pengawas

Diagram 2.6 Hubungan Kerja Ekstern Pengawas

(Sumber : Paulus Nugaraha, Ishak Natan, R. Sutjipto Manajemen Proyek Konstruksi I)

d. Pelaksanaan Pengawasan

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengawasan pelaksanaan

pekerjaan kosntruksi adalah sebagai berikut :

1. Jadwal Pekerjaan

Merupakan pengawasan terhadap kesesuaian antara time schedule

sebagai acuan pekerjaan dengan waktu pelaksanaan di lapangan dalam

mengalokasikan waktu untuk setiap item pekerjaan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 33

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Ada beberapa sistem yang digunakan untuk membuat jadwal rencana

kerja dilapangan, yaitu :

Diagram garis

Adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan keadaan

yang serba terus atau berkesinambungan.

Diagram batang

Adalah gambaran mengenai suatu distribusi frekuensi, dimana untuk

setiap kelas dinyatakan dalam skala horizontal dan dalam skala

vertical.

Kurva ‘S’

Adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukan hubungan antara

nilai komulaitf biaya atau jam orang yang telah digunakan atau

persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu.

Diagram skala waktu

Diagram ini mirip dengan jadwal pekerjaan time schedule namun

disini menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa.

2. Tata Letak dan Ukuran Konstruksi

Merupakan pengawasan terhadap kesesuaian kordinat menempatan

dan dimensi perencanaan dengan realisasi di lapangan. Seorang pengawas

harus ketat dan tegas dalam proses ini agar tidak terjadi kecurangan dalam

ukuran - ukuran yang tidak sesuai dengan gambar, ini beresiko pekerjaan

akan dibongkar.

3. Kualitas Pekerjaan

Diterima atau tidaknya hasil pekerjaan tergantung pada bahan alam

yang digunakan dan sistem pengolahan yang dilakukan sesuai atau tidak

dengan spesifikasi yang telah ditentukan pada kontrak.

4. Administrasi Lapangan

Merupakan laporan periodik secara tertulis sebagai bahan pembahasan

di setiap pertemuan dan pada dasarnya ada beberapa bagian tata usaha

yang perlu ditangani, yaitu sebagai berikut :

Mendokumentasikan pekerjaan tambahan dan pengurangan

pekerjaan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 34

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Meninjau dan menginterprestasikan gambar - gambar kerja dan

membuat koresi seperlunya.

Membuat laporan kemajuan pekerjaan secara berkala.

Sebelum penyerahan berita acara harus melakukan inspeksi secara

menyeluruh.

Memeriksa dan menyetujui permintaan pembayaran angsuran.

Mengatur segala sesuatu menjelang penyerahan akhir dan tindak

lanjut pada massa pemeliharaan.

5. Manajemen Keselamatan Kerja (K3)

K3 merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran

tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu

tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat

berupa tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja

yang meninggal, cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak.

Selain kerugian materi yang besar. Manajemen Keselematan dan

Kesehatan (K3) adalah suatu struktur komposisi yang kompleks dengan

personel, sumber daya, program beserta kebijakan dan prosedurnya

terintegrasi dalam wadah organisasi perusahaan/badan atau lembaga.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 35

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

BAB III

TINJAUAN PROYEK

REHABILITASI DAN PERLUASAN GEDUNG KANTOR PUSAT BANK BPD BALI

3.1 Latar Belakang Proyek

Seiring umur masa bangunan yang memasuki masa peremajaan serta

perkembangan kebutuhan pelayanan jasa yang semakin meningkat, maka proyek

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali ini diadakan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali merupakan proyek

pemerintah kota Denpasar. Proyek ini diadakan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah

Bali yang bekerjasama dengan PT. Harumjaya Indah sebagai Kontraktor Pelaksana

dan CV. Bina Bwana Wisesa sebagai Konsultan Pengawas lapangan.

Pada proyek rehabilitasi dan perluasan gedung ini meliputi empat pelaksanaan

pekerjaan secara teknis diantaranya adalah pekerjaan Demolition Structure, Sub

Structure, Super Structure, dan Uper Structure. Proyek perluasan kantor ini terdiri

dari tiga lantai dengan luas bangunan ± 414 m². Pada proyek ini menggunakan beton

bertulang dengan mutu beton K 300 serta pondasi menggunakan bore pile Ø30 cm

dengan panjang 7 m. Dengan demikian diperlukan perencanaan metode pelaksanaan

serta perhitungan anggaran biaya yang akurat agar diperoleh hasil yang sesuai dengan

yang diharapkan. Dengan menggunakan bantuan peralatan konstruksi yang sesuai

serta memaksimalkan kinerja dari peralatan konstruksi tersebut agar dicapai hasil

yang optimal dari sumber daya yang ada.

Pada proyek rehabilitasi dan perluasan gedung ini, pelaksanaan pekerjaan

dilakukan dengan membagi dua segmen. Segmen pertama adalah pelaksanaan

pekerjaan rehabilitasi gedung utama dan segmen kedua adalah pelaksanaan pekerjaan

perluasan gedung utama sehingga dengan dibaginya pelaksanaan menjadi dua segmen

akan menjaga produktifitas, mengefisiensi waktu dan melancarkan aliran proses

produksi.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 36

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

3.2 Spesifikasi Proyek

3.2.1 Identitas Proyek

Nama Proyek : Rehabilitasi dan Perluasan Gedung

Kantor Pusat Bank BPD Bali

Lokasi Proyek : Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon

Denpasar

Pemilik : PT. Bank Pembangunan Daerah Bali

Nilai Proyek : Rp. 4.740.596.000,-

Konsultan Perencana : CV. Permata Konsultan

Pelaksana/Kontraktor : PT. Harumjaya Indah

Konsultan Pengawas : CV. Bina Bwana Wisesa

Waktu Penyelesaian : Selama 150 (seratus lima puluh) hari

kalender dan pekerjaan harus sudah

selesai pada tanggal 06 Juni 2015.

Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Sipil dan Arsitektur

: Pekerjaan Mekanikal-Elektrikal-Plumbing

3.2.2 Ruang Lingkup Pelaksanaan Proyek

Lingkup dari pekerjaan proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor

Pusat Bank BPD Bali oleh PT. Harumjaya Indah selaku kontraktor adalah

Pekerjaan Sipil, Arsitektur, dan Pekerjaan MEP dimana secara umum semua

bagian dari pekerjaan-pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan pembuatan papan nama proyek

Gudang dan direksi keet

Pekerjaan Uitset (pengukuran) dan pemasangan bouwplank

Pemasangan air kerja dan tenaga listrik proyek

b. Pekerjaan Perluasan Gedung

Pekerjaan Sipil

Lantai 1

Pekerjaan galian dan urugan

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 37

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Pekerjaan pondasi batu kali

Pekerjaan beton

Pekerjaan pasangan dinding bata

Lantai 2

Pekerjaan beton

Pekerjaan pasang dinding bata

Pekerjaan rangka lantai

Pekerjaan waterproofing

Lantai 3

Pekerjaan beton

Pekerjaan pasang dinding bata

Pekerjaan atap

Pekerjaan waterproofing

Pekerjaan Arsitektur

Lantai 1

Pekerjaan pasangan

Pekerjaan pintu, jendela, ventilasi

Pekerjaan plafond

Pekerjaan tegel/ubin dan paving

Pekerjaan plester dan acian dinding

Pekerjaan pengecatan

Lantai 2

Pekerjaan pasangan

Pekerjaan pintu, jendela, ventilasi

Pekerjaan plafond

Pekerjaan tegel/ubin

Pekerjaan plester dan acian dinding

Pekerjaan pengecatan

Pekerjaan sanitair dan accessories

Lantai 3

Pekerjaan pasangan

Pekerjaan pintu, jendela, ventilasi

Pekerjaan plafond

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 38

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Pekerjaan tegel/ubin

Pekerjaan plester dan acian dinding

Pekerjaan pengecatan dan politur

Pekerjaan sanitair dan accessories

Pekerjaan MEP

Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan Elektronik

Pekerjaan telepon

Pekerjaan fire alarm

Pekerjaan CCTV

Pekerjaan Plumbing

Pekerjaan instalasi air bersih

Pekerjaan instalasi air kotor dan bekas

Pekerjaan instalasi air hujan

Pekerjaan Fire Extinghuiser

Pekerjaan AC

c. Pekerjaan Perbaikan Atap

Pekerjaan Bongkaran dan Pasang Peralatan Kerja

Pekerjaan Perbaikan Atap

Pekerjaan Plafond

Pekerjaan MEP

Pekerjaan Finishing

Pekerjaan Exterior Gedung

3.2.3 Luas, Bentuk dan Karakteristik

Luas dari bangunan perluasan adalah 414 m². Untuk bentuk bangunan

adalah bentuk segi empat panjang dengan topografi yang relatif datar. Pada

bangunan ini dibangun dengan 3 lantai dengan fungsi ruang yang berbeda yaitu

lantai satu adalah berfungsi sebagai ruang tunggu sedangkan lantai 2 dan 3

sebagai ruang staf dan ruang kepala divisi.

3.2.4 Rencana Waktu Pelaksanaan Proyek

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 39

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Jangka waktu pelaksanaan proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung

Kantor Pusat Bank BPD Bali adalah 150 (seratus lima puluh) hari kalender

terhitung mulai pada tanggal 08 Januari 2015 sampai dengan berakhir tanggal

06 Juni 2015. Dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, diharapkan semua

item pekerjaan dapat terselesaikan tepat pada waktunya dengan hasil yang

maksimal.

Adanya pekerjaan tambahan tidak bisa dijadikan alasan oleh PT.

Harumjaya Indah sebagai penyebab keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi

Direksi dapat mempertimbangkan untuk pekerjaan tambahan tertentu (tambah-

kurang) sehingga waktu penyelesaian dapat diperpanjang.

Jangka waktu pelaksanaan hanya dapat di perpanjang bila terjadi

keadaan atau hal-hal di luar kekuasaan (Force Majeure) pihak PT. Harumjaya

Indah berdasarkan bukti-bukti yang sah dari instansi yang berwenang.

3.2.5 Nilai Kontrak Proyek

Nilai kontrak pekerjaan adalah sebesar Rp. 4.740.596.000,- (Empat milyar tujuh

ratus empat puluh juta lima ratus sembilan puluh enam ribu rupiah).

Berikut rincian Nilai Kontrak :

REKAPITULASI HARGA KONTRAK

NO URAIAN PEKERJAAN PENAWARAN HARGA

I Pekerjaan Persiapan 121,518,511

II Pekerjaan Perluasan Gedung

Pekerjaan Sipil 893,838,545

Pekerjaan Arsitektur 488,988,195

Pekerjaan MEP 268,527,945

Jumlah 1,651,354,686

III Pekerjaan Perbaikan Atap

Pekerjaan Pembongkaran dan Pasang Peralatan 480,211,525

Pekerjaan Perbaikan Atap 923,139,074

Pekerjaan Plafond 485,415,087

Pekerjaan MEP 192,923,734

Pekerjaan Finishing 160,226,734

Pekerjaan Exterior Gedung 294,844,382

Jumlah 2,536,760,305

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 40

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Jumlah Real Cost = ( I+II+III ) 4,309,633,502

PPN= (10%xIV ) 430,963,350

Jumlah Total= (IV+V) 4,740,596,853

Dibulatkan 4,740,596,000

Terbilang : Empat milyar tujuh ratus empat puluh juta lima ratus sembilan puluh enam ribu rupiah

Tabel 3.1 : Rekapitulasi Harga Kontrak

(Sumber : CV. Bina Bwana Wisesa)

3.2.6 Lokasi dan Batasan Fisik Proyek

Lokasi proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali

terletak di Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali

Gambar 3.1 : Peta Pulau Bali

( Sumber : http://loketpeta.pu.go.id)

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 41

Gambar 3.2 : Peta Kota Denpasar

(Sumber : http://loketpeta.pu.go.id)

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Gambar 3.3 : Peta Situasi

(Sumber : Gambar Perancangan Rehabilitasi Atap Gedung Utama)

Batasan fisik proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank

BPD Bali sebagai berikut :

Utara: Bank BRI Cabang Renon Sebelah Timur: Lapangan Niti Mandala

Gambar 3.4 : Batasan Fisik Proyek Bagian Utara dan Timur

(Sumber : Observasi Lapangan 14 Maret 2015)

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 42

Pemilik

PT. Bank Pembangunan Daerah Bali

Konsultan Perencana

CV. Permata Konsultan

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Selatan: Natasha Skin Clinic Center Barat: Kantor Cabang Samsat Denpasar

Gambar 3.5 : Batasan Fisik Proyek Bagian Selatan dan Barat

(Sumber : Observasi Lapangan 14 Maret 2015)

3.2.7 Pihak Yang Terlibat dalam Proyek

Hubungan kerja yang terjadi sesama pihak terkait yang terbentuk dalam struktur

organisasi yang memiliki tugas serta kewajiban tersendiri namun tetap

merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam mendukung terlaksananya

proyek.

Adapun pihak-pihak yang terkait dengan proyek ini adalah :

A. Pemilik : PT. Bank Pembangunan Daerah Bali

B. Konsultan Perencana : CV. Permata Konsultan

C. Kontraktor Pelaksana : PT. Harumjaya Indah

D. Konsultan Pengawas : CV. Bina Bwana Wisesa

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 43

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Diagram 3.1 : Struktur Organisasi Proyek

(Sumber : CV. Bina Bwana Wisesa)

a. Pemilik

Pemilik atau pemberi tugas untuk proyek Rehabilitasi dan Perluasan

Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali adalah PT. Bank Pembangunan Daerah

Bali yang bertindak selaku Pejabat Pemutus Pengadaan (PPP) adalah Bapak I

Made Suja.

Hak dan Kewajiban yang dimiliki oleh pemilik adalah :

1. Mempunyai hak paling tinggi dalam penentuan kebijaksanaan serta

pengambilan keputusan mengenai pembangunan.

2. Mengambil keputusan terakhir dalam penentuan segala sesuatu terkait

dengan pembangunan proyek.

3. Menerima atau menolak usul-usul/saran-saran pada tahap

perencanaannya anggaran biaya pelaksanaan dan lain-lain yang ada

hubungannya dalam proses pembangunan proyek.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 44

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

4. Menyediakan dana dan sarana yang diperlukan, sesuai dengan jumlah

dan jadwal yang telah disepakati.

5. Mengambil ketetapan, pengarahan dan keputusan secepatnya untuk

menjamin kelancaran pekerjaan.

b. Konsultan Perencana

Proses perencanaan proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor

Pusat Bank BPD Bali dikerjakan oleh CV. Permata Konsultan. Konsultan

Perencana bertugas sebagai perencana pembangunan yaitu dimulai dari proses

desain yang kemudian dilanjutkan dikerjakan oleh pelaksana.

c. Kontraktor Pelaksana

Proses pelaksanaan dari proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung

Kantor Pusat Bank BPD Bali dikerjakan oleh PT. Harumjaya Indah yang telah

memenangkan proses tender. PT. Harumjaya Indah bertanggung jawab atas

seluruh kegiatan pelaksanaan proyek.

d. Konsultan Pengawas

Proses pengawasan dari proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung

Kantor Pusat Bank BPD Bali dikerjakan oleh CV. Bina Bwana Wisesa.

Konsultan Pengawas bertugas sebagai pengawas pekerjaan dilapangan serta

pemberi pertimbangan atas masalah atau hal-hal yang kurang didalam proses

pelaksanaan pekerjaan.

3.3 Fasilitas Lapangan

Di dalam proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD

Bali ini terdapat beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan oleh tenaga kerja,

pengawas, dan pelaksana sebagai berikut :

A. Gudang Penyimpanan Bahan

Gudang, merupakan tempat untuk menyimpan berbagai macam peralatan dan

material yang akan digunakan dan diperlukan dalam pelaksaan pembangunan di

proyek, gudang ini merupakan item pekerjaan yang masuk didalam kelompok

pekerjaan persiapan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 45

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Gambar 3.6 : Gudang

(Sumber : Observasi Lapangan 07 Februari 2015)

B. Kantor Direksi

Kantor Direksi / Direksi Keet, merupakan tempat berkerja di lapangan bagi

kontraktor/ pelaksana. Kantor ini berfungsi sebagai ruang untuk melakukan

rapat direksi, rapat dengan pemilik/owner dan pengarahan/briefing, sebelum

memulai pekerjaan.

Gambar 3.7 : Ruang Direksi

(Sumber : Observasi Lapangan 07 Februari 2015)

C. Kamar Mandi atau WC

Untuk fasilitas ini menggunakan fasilitas yang sudah ada di BPD, jadi didalam

keperluan buang air kecil maupun buang air besar dapat dilakukan di Kamar

Mandi atau WC milik Bank BPD.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 46

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Gambar 3.8 : Kamar Mandi atau WC

(Sumber : Observasi Lapangan 07 Februari 2015)

D. Parkir

Fasilitas parkir ini berada didekat gudang penyimpanan bahan material dan

alat. Fasilitas ini diperuntukan untuk tamu, pekerja, dan staff pelaksana dan

pengawas.

Gambar 3.9 : Parkir Kendaraan

(Sumber : Observasi Lapangan 07 Februari 2015)

3.4 Pedoman Pelaksaan Pekerjaan

3.4.1 Kontrak

Kontrak adalah surat perjanjian yang ditandatangani oleh pemberi tugas

(Pihak Pertama) dan kontraktor (Pihak Kedua). Dalam suatu kontrak termuat

dokumen-dokumen tender serta surat-surat klarifikasi dan surat perjanjian kerja.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 47

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Surat-surat klarifikasi dibuat apabila :

Terdapat kesalahan kalkulasi hitungan.

Terdapat pernyataan yang tidak jelas dalam surat penawaran pemborong.

Terdapat unit-unit yang terlupakan, dan lain-lain.

Sedangkan surat perjanjian kerja adalah bukti tertulis yang legal, antara

pemberi tugas dengan pihak yang diberi pekerjaan mengenai proyek

yang akan dilaksanakan.

Dalam Kontrak proyek ini adalah berisi tentang keseluruhan hal yang

mengatur hubungan hukum antara penggunan jasa dan penyedia jasa dalam hal

ini pemilik yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Bali dan pelaksana PT.

Harumjaya Indah untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan.

Kelengkapan dokumen kontrak terdiri dari :

1. Surat Perjanjian

2. Surat Penunjukan

3. Surat Penawaran

4. Adendum Dokumen Kontrak

5. Syarat-syarat Khusus Kontrak

6. Syarat-syarat Umum Kontrak

7. Daftar Kuantitas dan Harga

8. Spesifikasi Teknis Sipil, Arsitektur, dan MEP

9. Gambar-gambar

10. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak

3.4.2 Gambar Kerja

Gambar Kerja merupakan penjelasan secara visual (potret) dari proyek yang

akan didirikan dimana diperlihatkan lingkup dan bentuk pekerjaan yang harus

dibuat. Gambar-gambar yang dibuat harus jelas, lengkap, relevan dengan proyek

dan mudah dibaca oleh pelaksana-pelaksana lapangan serta menghasilkan

interpretasi yang sama.

Jenis gambar yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi :

a. Gambar Pra-rencana (Preliminary Drawing)

Gambar ini dibuat oleh konsultan perencana yaitu CV. Permata

Konsultan yang memberikan konsep dasar dari ide atau gagasan yang

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 48

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

akan dilaksanakan. Gambar ini diperlukan saat pekerjaan dilelangkan

menggunakan sistem design and build contract dan negotiated contract.

b. Gambar Informasi (Information Drawings)

Gambar dibuat agar pada saat lelang dapat menghitung dan mengajukan

penawaran.

c. Gambar Kerja (Shop Drawing/Detail Working Drawing)

Merupakan gambar pelaksanaan yang memberikan penjelasan visual

sehingga gambar teliti, detail, jelas, akurat dan eksplisit karena dibaca

oleh pekerja-pekerja lapangan ditingkat pelaksana.

d. Gambar Jadi (As Building Drawings)

Merupakan gambar yang benar-benar sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya yang telah dibangun di lapangan dan sebagai gambar akhir

dari semua perubahan dan perbaikan pada gambar kerja.

3.4.3 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Merupakan uraian dari penjabaran tugas (jobs depcription) untuk pemborong,

sampai hal sekecil-kecilnya. Dalam hal itu memuat :

a. Kondisi Umum (General Condition).

Memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku umum untuk semua

macam proyek konstruksi, di Indonesia dikenal A.V. atau S.U. (Syarat-

syarat Umum).

b. Kondisi Khusus (Special Condition)

Memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku khusus untuk proyek

tersebut, seperti pemilik proyek, perencana, waktu pelelangan, dsb.

c. Spesifikasi Teknis (Tecnical Spesification)

Memuat merk produk yang digunakan, mutu yang dihasilkan dan cara

pengerjaannya.

Menurut Peraturan Perundang-Undangan yang terdapat pada Keppres Nomor 29

Tahun 1984, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) sekurang-kurangnya

memuat :

a. Syarat Umum

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 49

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Merupakan keterangan mengenai pemberi tugas, perencana, direksi,

syarat-syarat peserta pelelangan, serta bentuk surat penawaran dan cara

penyampaiannya.

b. Syarat Administratif

Merupakan jangka waktu pelaksanaannya, tanggal penyerahan

pekerjaan, syarat-syarat pembayaran, denda atas keterlambatan, besarnya

jaminan pelelangan, dan besarnya jaminan pelaksanaan.

c. Syarat Teknis

Merupakan jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan, jenis

dan mutu bahan, gambar detail, gambar konstruksi, dsb.

Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali

menggunakan Spesifikasi Teknis yang merupakan uraian dari persyaratan-

persyaratan item pekerjaan untuk pelaksana, sampai persyaratan detail dari item

pekerjaan seperti alat dan bahan yang baik digunakan. Dalam Spesifikasi Teknis

proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali dibagi

menjadi beberapa spesifikasi, yaitu :

a. Spesifikasi Teknis Sipil

Memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku umum untuk semua

macam teknis pekerjaan sipil.

b. Spesifikasi Teknis Arsitektur

Memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku khusus untuk teknis

arsitektur proyek, seperti pemasangan bata, pengecetan, pemasangan

ornamen, dan teknis arsitektur lainnya.

c. Spesifikasi Teknis Mekanikal-Elektrikal-Plumbing (MEP)

Memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku untuk teknis pekerjaan

MEP proyek, seperti pemasangan instalasi listrik, pemasangan instalasi

telepon, pemasangan instalasi pipa dan teknis MEP lainnya.

3.4.4 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana Anggaran Biaya pada dasarnya adalah merencanakan suatu

perkiraan/ perhitungan (anggaran) besarnya pengeluaran (biaya) dari setiap jenis

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 50

RKS

PerhitunganVolumeKegiatan

Harga Satuan Upah

Perhitungan/AnalisaSatuan Tiap

Jenis Pekerjaan

Perhitungan RAB

Harga Satuan Bahan

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan persyaratannya (spesifikasi teknis

dan administrasi) dari suatu bangunan yang akan dilaksanakan. Tujuan dari

RAB adalah sebagai estimasi rincian biaya yang dapat diajukan suatu

perusahaan dalam penawaran pada suatu pelaksanaan pelelangan.

Rencana anggaran biaya ini merupakan suatu acuan karena tiap-tiap jenis/

item pekerjaan sudah ditentukan nilainya berdasarkan kondisi dan

perkembangan nilai uang yang sedang berlaku. Nilai nominal selama

pelaksanaan tidak boleh menyimpang dari rencana yang telah disusun

sebelumnya.

Diagram 3.2 : Proses dan Tata Cara Pembuatan RAB

(Sumber : Paulus Nugraha dan Natan, 1985)

Deskripsi Diagram 3.2 tentang proses dan tata cara pembuatan RAB adalah

sebagai berikut :

a. RKS, dibuat oleh konsultan perencana (Designer) yang meliputi

dokumen-dokumen seperti gambar bestek, spesifikasi teknis, dll.

b. Perhitungan volume kegiatan, dibuat berdasarkan gambar bestek dan

spesifikasi teknis yang dibuat oleh konsultan perencana (Designer) serta

dilengkapi dengan penjelasan pada saat pertemuan penjelasan

(Anwising) dan peninjauan lapangan.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 51

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

c. Harga Satuan Upah, dibuat berdasarkan harga upah per hari dari jenis

tenaga kerja tertentu, yang berlaku pada daerah lokasi pelaksanaan

proyek.

d. Harga Satuan Bahan, dibuat berdasarkan harga pasar yang berlaku untuk

bahan tersebut di sekitar lokasi proyek.

e. Perhitungan/analisa satuan jenis pekerjaan, dibuat berdasarkan sistem

yang dipilih, dalam hal ini biasa berupa sistem tradisional berdasarkan

BOW (Bugerlijke Openbare Werken) dan sistem metode baru. Dalam

perhitungan/analisa satuan jenis pekerjaan telah dimasukan harga satuan

upah pekerja dan harga satuan bahan.

f. Perhitungan RAB, dibuat berdasarkan atas perhitungan volume kegiatan

dan perhitungan/analisa satuan jenis pekerjaan.

3.4.5 Time Schedule

Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-

masing item pekerjaan dilapangan yang secara keseluruhan adalah rentang

waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek.

Time schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk:

Kurva S

Bar chart

Network planning

Schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan atau waktu

tertentu.

Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti Ms Project.

Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek konstruksi

antara lain :

Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang

dibutuhkan.

Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item

pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja.

Time schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu

pelaksanaan proyek.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 52

Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan

Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan.

Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah

kontrak kerja proyek konstruksi.

Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu.

Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas

keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek.

Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi.

Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik

dibutuhkan:

Gambar kerja proyek

Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek

Bill of Quantity ( BQ ) atau daftar volume pekerjaan

Data lokasi proyek berada

Data sumberdaya meliputi material, peralatan, sub kontraktor yang

tersedia disekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.

Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus

didatangkan ke lokasi proyek.

Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang di

butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.

Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek.

Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing item

pekerjaan.

Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub

kontraktor, material.

Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Pusat Bank BPD Bali. 53