KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

39
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA By : Kelompok 6

description

 

Transcript of KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Page 1: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

By : Kelompok 6

Page 2: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Pengertian Hukum Dasar/Konstitusi

2. Susunan Konstitusi

PENGANTAR

Page 3: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pengertian Hukum Dasar/Konstitusi

Pengertian Hukum Dasar/KonstitusiIstilah Konstitusi berasal dari bahasa latin Constitutio atau Constituere, kemudian berkembang di Prancis dengan istilah constituer, dalam bahasa jerman “vertassung”  dalam bahasa Inggrisnya dengan istilah constitution.

Pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur tata kehidupan kenegaraan.

Konstitusi dalam arti sempit

Konstitusi dalam arti luas

Page 4: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Susunan Konstitusi

Konstitusi mengandung aturan-aturan yang bersifat mendasar. Dan aturan-aturan tersebut belum memiliki akibat dan sanksi pemaksa bagi yang melanggarnya. Sehingga semua aturan yang terdapat dalam konstitusi tersebut masih harus dijabarkan lagi ke dalam peraturan perundang-undangan di bawahnya.

Norma yang kedudukannya lebih rendah harus berdasarkan pada aturan yang terdapat dalam norma yang kedudukannya lebih tinggi.

Page 5: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Susunan Konstitusi

Memahami UUD 1945

Hukum dasar negara Republik Indonesia

Pengertian UUD 1945 sebelum dan

sesudah amandemen

Page 6: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 Berlaku UUD 1945

2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 Berlaku Konstitusi RIS

3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 Berlaku UUDS 1950

4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang Berlaku UUD 1945

dibedakan menjadi 2: 1. sebelum amandemen 2. setelah amandemen

Page 7: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Tujuan perubahan (amandemen)Perubahan UUD 1945 bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar meliputi:

1. Tatanan negara untuk mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945

2. Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia

3. Jaminan dan pelaksnaan kedaulatan rakyat

4. Pengaturan kekuasaaan penyelenggara negara melalui penerapan pola saling kontrol dan saling mengimbangi (check and balance)

5. Jaminan kewajiban negara dalam kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menegakkan etika dan moral

6. penyelenggaraan negara yang sangat penting bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi,

7. kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi kebutuhan dan kepentingan bangsa dan negara Indonesia ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang.

Page 8: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

2. Pelaksanaan PerubahanPerubahan UUD 1945 telah dilakukan sebanyak 3 kali. Perubahan tersebut melalui sidang MPR.  UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 1945

Page 9: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

NO   Bab Pasal Ayat Aturan peralihan

Aturan tambahan

1 Sebelum amandemen

16 37 49 4 pasal 2 ayat

2 Sesudah amandemen

21 73 170 3 pasal 2 pasal

Tabel UUD 1945Sebelum dan sesudah perubahan

Page 10: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Sebagai (norma) hukum2. Sebagai hukum dasar

Kedudukan UUD Negara Republik Indonesia 1945

Page 11: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Sebagai (norma) hukum : UUD bersifat mengikat terhadap: Pemerintah, setiap

Lembaga Negara/Masyarakat, setiap WNRI dan penduduk di RI.

Berisi norma-norma: sebagai dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara harus dilaksanakan dan ditaati.

Page 12: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

2. Sebagai hukum dasar: UUD merupakan sumber hukum tertulis (tertinggi)

Setiap produk hukum (seperti UU, PP, Perpres, Perda) dan setiap kebijaksanaan Pemerintah berlandaskan UUD 1945.

Sebagai Alat Kontrol

Yaitu mengecek apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai dengan ketentuan UUD 1945.

Page 13: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Singkat

2. Supel atau Fleksibel

3. Jelas dan mengikat

4. Memuat norma-norma

5. Hukum positif tertinggi

Sifat UUD Negara RI 1945

Page 14: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1.Pengertian & Ciri-ciri2.Contoh

KONVENSI

Page 15: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pengertian & Ciri-ciri

PENGERTIAN

Konvensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis yang merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.

CIRI-CIRI

1. Tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945

2. Sebagai pelengkap atau mengisi kekosongan karena tidak diatur dalam UUD 1945

3. Dilaksanakan berulang-ulang

Page 16: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Contoh Konvensi

1. Pidato presiden setiap tanggal 16 Agustus

2. Upacara bendera peringatan kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus

3. Peletakan posisi foto presiden dan wakil presiden

4. Pemberian grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi pada hari kemerdekaan atau hari besar keagamaan secara serentak

5. Program 100 hari kerja kabinet baru.

6. Pada masa reformasi, pengambilan keputusan dalam DPR/MPR menggunakan suara terbanyak/voting.

Page 17: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1.Makna Pembukaan UUD 1945

2.Makna Alinea-Alinea Pembukaan UUD 1945

3.Pokok Pikiran Dalam Pembukaan

Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Page 18: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Penjelasan Tentang Pembukaan Undang Undang Dasar

Pancasila, UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai hubungan dalam dua aspek, yaitu : Aspek kesejarahan

Perumusan dan kesepakatan Pancasila bersamaan dengan naskah Proklamsi dan UUD 1945

Aspek kemakmuran

Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan pokok kaidah negara fundamental

Page 19: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib Hukum Tertinggi

Syarat- syarat tertib hukum :

a. Adanya kesatuan subjek

b. Adanya kesatuan asas kerokhanian

c. Adanya kesatuan daerah

d. Adanya kesatuan waktu Makna kedudukan pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum

Indonesia:

a. Menjadi dasarnya, karena pembukaan UUD 1945 memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya suatu tertib hukum Indonesia

b. pembukaan UUD 1945 memasukan diri di dalamnya sebagai ketentuan hukum yang tertinggi

Page 20: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental

Kedudukan yang tetap dan melekat dan tidak dapat dirubah, disebabkan oleh : Sumber dari motivasi dan apresiasi Sumber dari cita hukum dan cita moral Mengandung nilai universal (dijunjung tinggi o;eh

bangsa-bangsa beradab) dan lestari (dapat menampung dinamika masyarakat )

Page 21: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pokok- pokok kaidah Negara yang fundamental

Dasar- dasar pembentukan Negara Tujuan Negara Asas politik Negara Asas kerohanian Negara

Ketentuan diadakannya undang undang dasar Negara dapat terlihat dalam kalimat “… maka disusunlah

Negara kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang undang dasar Negara Indonesia …”

Page 22: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Makna Alinea-Alinea Pembukaan UUD 1945

Alinea I Alinea II Alinea III Alinea IV

Page 23: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Empat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

1. Pokok pikiran pertama (Negara persatuan) Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas

kepentingan golongan ataupun perorangan Negara menghendaki adanya persatuan penjabaran Sila Ketiga Pancasila

2. Pokok pikiran kedua (Negara keadilan social)

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia penjabaran Sila Kelima Pancasila.

Page 24: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Empat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

3. Pokok pikiran ketiga (Negara kedaulatan rakyat)

kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya menurut UUD

Pokok pikiran ini merupakan Dasar Politik Negara penjabaran Sila Keempat Pancasila

4. Pokok pikiran keempat (Negara Ketuhanan Yang Maha Esa)

mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita- cita moral rakyat yang luhur

penjabaran dari Sila Pertama dan Sila Kedua Pancasila

Page 25: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Hubungan antara Proklamasi dan Pembukaan

2. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945

Hubungan antara Proklamasi;Pembukaan dan UUD 1945

Page 26: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Hubungan antara Proklamasi dan Pembukaan

Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai dua makna yang esensial

Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia Mengganti sitem kolonial menjadi sistem nasional.

Pembukaan UUD 1945 menjelaskan makna kemerdekaan yang dinyatakan dalam proklamasi. Pembukaan merupakan pelaksanaan proklamasi, pernyataan kemerdekaan, tujuan, tugas negara, bentuk, dan dasar negara

Page 27: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945

Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 meliputi suasana kebatinan dari dan diwujudkan dalam pasal-pasal UUD tersebut. UUD menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan dalam pasal-pasalnya (Batang Tubuh). Pokok-pokok pikiran tersebut adalah Pancasila itu sendiri.

Page 28: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

UUD 1945 (Batang Tubuh) Amandemen / perubahan

Page 29: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Memuat pasal-pasal yang berisi materi tentang

Bentuk dan kedaulatan negaraPengaturan sistem pemerintah negara (dari tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara pada penjelasan umum UUD 1945 dengan perubahan). Pengaturan tentang kedudukan, tugas, wewenang, dan tata hubungan, lembaga-lembaga negara dan pemerintah.

Wilayah negara

Hubungan antara negara, warga negara dan penduduk secara timbal balik (hak dan kewajiban asasi). Hak asasi manusia. Konsepsi negara dalam berbagai aspek kehidupan.

Lain-lainBendera, bahasa, lambang negara dan lagu kebangsaan, perubahan UUD.

Page 30: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Bentuk dan Kedaulatan Negara

Pasal 1Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik

Sesuai pasal 37 (5) tentang perubahan Undang-undang Dasar dinyatakan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.

Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar. Tidak lagi dipegang oleh MPR

Negara Indonesia adalah negara hukum (pengalihan pernyataan dari penjelasan tentang sistem pemerintahan negara.

Page 31: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Sistem Pemerintahan Negara setelah UUD 1945 Amandemen

Sistem Pemerintahan Negara setelah UUD 1945 Amandemen

Page 32: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat)

Negara Indonesia berdasarkan hukum (rechtsstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum, dalam hal ini hukum dasar dan undang-undang sebagai rinciannyadan harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Ciri-ciri negara berdasarkan hukum dalam arti material

Adanya pembagian kekuasaan dalam negara Diakuinya hak asasi manusia Adanya dasar hukum bagi kekuasaan pemerintah (asas legalitas) Segala warga negara bersamaan kedudukan dalam hukum Adanya kewajibn pemerintah untuk memajukan kesejahteraan

umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

Page 33: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

2. Sistem Konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Dalam penyelenggaraan pemerintah negara yang berdasarkan sistem konstitusional itu. Kekuasaan-kekuasaan aparatur negara dan aparatur pemerintahan harus bersumber pada Undang-undang Dasar Negara RI 1945 atau pada undang-undang sebagai aturan yang menyelenggarakan Undang-Undang Dasar Negara RI 1945.

Page 34: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

3. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat

Telah diadakan perubahan yang mendasar dari sistem MPR. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan

menurut Undang-undang Dasar (merubah fungsi MPR) MPR bukan lembaga tertinggi Pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat Wewenang menetapkan program pembangunan negara

(visi dan misi) berada pada Presiden. Keanggotaan MPR terdiri dari DPR dan DPD melalui

pemilihan umum.

Page 35: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

4. Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi

Telah diadakan perubahan yang mendasar dalam kelembagaan Negara.

Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Presiden tidak lagi mandataris MPR. Dalam

menjalankan pemerintahan Negara, kekuasaan dan tanggung jawab adalah di tangan presiden (concentration of power and responsibility upon the president). Presiden ialan yang memegang tanggung jawab atas jalannya pemerintahan Negara.

Page 36: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

5. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR.

Presiden bekerja sama dengan dewan. Dalam hal pembuatan Undang-Undang dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Presiden harus mendapatkan persetujuan DPR. Presiden tidak dapat membubarkan DPR, DPR pun tidak dapat menjatuhkan Presiden.

Page 37: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

6. Menteri ialah pembantu presiden, tidak bertanggungjawab kepada DPR.

Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri Negara. Menteri-menteri itu tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka adalah pembantu presiden.

Page 38: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

7. Kekuasaan kepala Negara tidak tak terbatas.

a. Meskipun Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan diktator, artinya kekuasaannya tidak tak terbatas.

b. Kedudukan DPR adalah kuat. DPR tidak dapat dibubarkan oleh Presiden Anggota DPR semuanya merangkap

menjadi anggpta MPR.

Page 39: KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA