KONSTIPASI
Transcript of KONSTIPASI
-
dr. Sisca Silvana, M.Ked (Ped), SpA
-
PENDAHULUANBAB normal Anak Sehat
Penyimpangan pola BAB Ortu khawatir tinja menumpuk di usus racun msk ke darah
Ortu minta advis pada teman, beli obat di kedai atau bawa ke dokter
-
Data ttg penderita sembelit belum jelas
3 % penderita sembelit ke dokter anak
10 % - 15 % kasus sembelit ke ahli saluran cerna anak sembelit menahun
-
Sembelit (awam) frekuensi BAB jarang, tinja keras sulit / sakit dikeluarkan
Konstipasi / Sembelit (NASPHGAN) kesulitan atau keterlambatan melakukan defekasi selama 2 minggu atau lebih dan menyebabkan stress pd pasien
Konstipasi fungsional bayi & anak (Kriteria Roma II) minimal 2 minggu alami feses keras, spt kerikil pada sbgn besar defekasi atau defekasi dgn feses yg normal < 3 x seminggu tanpa ada kelainan struktural, endokrin atau metabolik
-
Frekuensi BAB normal bervariasi
Bayi bulan pertama BAB sampai 15 x / hari dengan konsistensi tinja baik
Frekuensi BAB menurun antara usia 1 bulan 3 bulan 1 x / 3 4 hari tapi konsistensi tinja baik BUKAN Sembelit
Sembelit lebih dipermasalahkan pada perubahan konsistensi, bukan frekuensi BAB
-
90-95% sembelit anak kelainan fungsional tanpa kelainan organik
40% sembelit diawali sjk usia 1 4 tahun
Red flags Demam, muntah, diare berdarah, gagal tumbuh, stnosis ani
Sembelit pada bayi-bayi yang bersifat sementara :ASI Susu FormulaPemberian makanan padatPenggunaan susu kacang kedelai
-
Penyebab SembelitProses BAB Voluntary & Involuntary bukan hanya refleks / alamiah tapi ada juga proses pembelajaran terbentuk kebiasaan baik
Sembelit Gangguan pengisian tinja ke dubur (rectum) & Gangguan pengeluaran tinja dr dubur
-
ETIOLOGITabel 1. Penyebab Konstipasi Pada Anak
Sumber : Loening - Baucke
PenyebabIdiopatik atau fungsional
Sekunder karena lesi anal
Neurologis
Endokrin/metabolik
Obat-obatan95%
Fisura ani, stenosis anal, anus letak anterior
Lesi medula spinalis, palsi serebral, penyakit Hirschsprung (tersering pada neonatus)
Hipotiroid, asidosis tubulus renal, diabetes insipidus, hiperkalsemia
Antikonvulsan, antipsikotik, mengandung kodein, antidiare, antasida
-
Neonatus/BayiMeconium PlugPenyakit HirschsprungFibrosis KistikMalformasi anorektal bawaan, termasuk anus imperforata, stenosis ani, anal bandChronic idiopathic intestinal pseudo-obstructionEndokrin: hipotiroidAlergi susu sapiMetabolik: diabetes insipidus, renal tubular asidosisRetensi fesesPerubahan dietToddler dan umur 2-4 tahunFisura ani, retensi fesesToilet refusalAlergi susu sapiPenyakit Hirschsprung segmen pendekPenyakit saraf: sentral atau muskular dengan hipotoniMedula spinalis: meningomielokel,tumor, tethered cordSumber: Loening-BauckeUsia SekolahRetensi fesesKetersediaan toilet terbatasKeterbatasan kemampuan mengenali rangsang fisiologisPreokupasi dengan kegiatan lainTethered cordAdolesensIrritable bowel syndromeJejas medulla spinalis (kecelakaan, trauma)DietAnoreksiaKehamilanLaxative abuseSemua UsiaEfek samping obat, perubahan diet, paska operasiRiwayat operasi anal-rektumRetensi feses dan enkopresis akibat distensi tinja kronisPerubahan aktivitas fisik, dehidrasiHipotiroid
-
Vicious Cycle
-
TATALAKSANA SEMBELITTentukan akumulasi feses ( fecal impaction )Evakuasi feses ( disimpaction )Terapi rumatan oral Edukasi orang tua Evaluasi
-
Penjelasan kpd Ortu lamanya tatalaksana konstipasi fungsional dan tdk ada solusi yg cepat
Evakuasi feses terapi oral / per rektal
NASPGHAN Oral drpd rektal lbh invasif dan traumatik pada pasien
-
Terapi rumatan jangka waktu lama, bbrp bulan s/d tahun utk cegah berulang
Aspek penting terapi rumatan bentuk kebiasaan defekasi yg teratur
Metode Modifikasi perilaku, pemberian diet serat, laksatif dan pendekatan psikologis
-
Terapi rumatan laksatif jangka panjang hrs yang aman dan nyaman bagi pasien PEG (polietilen glikol)
Alternatif lain laktulosa dan sorbitol
Konsumsi air dan makanan berserat
Diet tinggi serat meningkatkan retensi air pada feses, sbg substrat pertumbuhan bakteri komensal shg bersifat prebiotik
-
Toilet training mengembangkan refleks gastrokolik bangkitkan refleks defekasi
Toilet training usia 18 bulan- 3 tahun
Membentuk kebiasaan BAB teratur, dengan cara 15-30 menit setelah makan pagi dan malam, anak dianjurkan duduk di toilet selama 5-10 menit
Latihan dan aktifitas fisik secara teratur membantu untuk melatih otot-otot yang mengatur defekasi
-
Terapi Lain