Konsepsi Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya … · 2019-12-16 · 2. Lahan untuk Pembudidayaan...
Transcript of Konsepsi Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya … · 2019-12-16 · 2. Lahan untuk Pembudidayaan...
Oleh :
Ikhsan KamilDirektorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Ditjen. Perikanan Budidaya, - KKP
Dalam Acara Workshop Perikanan Budidaya Berkelanjutan dalam Kerangka RPJMN 2020-2024 dan SDGs
Konsepsi Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya Terintegrasi ;
Tantangan dan Peluang
Pengembangan komoditas unggulan perikananbudidaya dalam RPJMN lima tahun kedepan salahsatunya adalah Udang dan Rumput Laut
Udang dan Rumput Laut berkontribusi siginifikandalam peningkatan eksport produk perikanan, kebutuhan industri dan konsumsi dalam negeri.
Akselerasi pengembangan kawasan budidayaperikanan yang berkelanjutan
Sinergitas stakeholders dalam pembangunansektor perikanan budidaya di Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan Pacu
Peningkatan Produksi Perikanan Budi Daya berbasis
KAWASAN dengan Komoditas Andalan!!!
MENGAPA MELALUI
PENDEKATAN KAWASAN ?
KAWASAN PERIKANAN BUDI DAYA ADALAH wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk budidaya ikan atas dasar potensisumber daya alam, sumber daya manusia, dankondisi lingkungan serta kondisi prasarana dan
sarana umum yang ada.
PP NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMBUDIDAYAAN IKAN
1 Mengurangi biaya produksi sehingga meningkatkan daya saing, serta
menciptakan efisiensi waktu dan biaya.
2 Adanya spesialisasi kegiatan-kegiatan peningkatan nilai tambah dalam industri
perikanan budidaya lebih efisien dan mampu menghasilkan output dengankualitas yang baik.
3 Hubungan sosial antara pelaku-pelaku usaha terkait serta mudahnya akses
informasi dan teknologi akan memotivasi tumbuhnya ide-ide baru.
4Tumbuhnya usaha-usaha baru seperti di bidang finansial, transportasi
dan usaha lainnya yang mampu membantu untuk memperoleh modal dan memperlancar operasional sektor tersebut sehingga mendorong pengembangan perekonomian wilayah
LANDASAN HUKUM KAWASAN BUDIDAYA PERIKANAN
Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun
2017 Tentang Pembudidaya Ikan
AMANAT TERKAIT DENGAN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA:
1. Perlindungan lahan untuk Pembudidayaan Ikan dilakukan dengan menetapkan sebagai Kawasan Budi Daya Perikanan.
2. Lahan untuk Pembudidayaan Ikan dapat ditetapkan sebagai Kawasan Budi Daya Perikanan memenuhi kriteria paling sedikit:
a. memiliki hamparan lahan dengan luasan tertentu; dan
b. menghasilkan komoditi perikanan budidaya yang dapat memenuhi kebutuhan Ikan sebagian besar masyarakat lokal, nasional, atau untuk keperluan ekspor.
3. Kawasan Budi Daya Perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan:
a. kawasan peruntukan perikanan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang penataan ruang; dan
b. zona perikanan budidaya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
KONDISI PRODUKSI DAN PASAR UDANG DI INDONESIA
Satuan : Ton
Country 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
TOTAL 5.218.616 5.548.410 5.736.309 5.931.392 6.407.313 6.759.886 7.295.455 8.040.180
China 2.870.904 2.899.079 3.097.661 3.243.492 3.432.747 3.554.410 3.858.147 4.263.694
Indonesia 380.972 400.385 373.430 627.643 600.286 596.064 709.759 753.800
Viet Nam 334.002 358.169 334.719 438.113 608.522 618.505 643.155 724.971
India 134.128 278.033 299.926 297.300 385.739 509.487 531.431 652.217
Ecuador 223.313 260.000 281.100 304.000 340.000 403.000 422.000 435.000
Thailand 592.402 632.274 628.254 343.563 296.813 310.975 355.317 365.797
Mexico 104.631 109.898 100.677 60.299 86.991 130.382 127.834 150.043
Bangladesh 87.984 127.339 137.174 140.261 130.192 132.794 132.513 139.152
USA 54.491 55.247 45.340 50.089 63.134 65.562 69.292 65.326
Philippines 56.008 54.418 56.462 59.717 58.466 60.890 61.694 62.435
Others 379.781 373.568 381.566 366.915 404.422 377.817 384.313 427.746
Sumber : FishstatJ FAO, March 2019
224.213 254.625 254.975 240.290 268.761 261.331 283.943 390.694
380.972 400.385 373.430
627.643 600.286 596.064
709.759
753.800
2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7
Tangkap Budidaya
867.933 869.047 875.395
933.702
1.144.494
Sumber: Tangkap - FAO, didownload pada 10 April 2019
* Data sementara
Satuan : Ton
Country 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
TOTAL 5.218.616 5.548.410 5.736.309 5.931.392 6.407.313 6.759.886 7.295.455 8.040.180
China 2.870.904 2.899.079 3.097.661 3.243.492 3.432.747 3.554.410 3.858.147 4.263.694
Indonesia 380.972 400.385 373.430 627.643 600.286 596.064 709.759 753.800
Viet Nam 334.002 358.169 334.719 438.113 608.522 618.505 643.155 724.971
India 134.128 278.033 299.926 297.300 385.739 509.487 531.431 652.217
Ecuador 223.313 260.000 281.100 304.000 340.000 403.000 422.000 435.000
Thailand 592.402 632.274 628.254 343.563 296.813 310.975 355.317 365.797
Mexico 104.631 109.898 100.677 60.299 86.991 130.382 127.834 150.043
Bangladesh 87.984 127.339 137.174 140.261 130.192 132.794 132.513 139.152
USA 54.491 55.247 45.340 50.089 63.134 65.562 69.292 65.326
Philippines 56.008 54.418 56.462 59.717 58.466 60.890 61.694 62.435
Others 379.781 373.568 381.566 366.915 404.422 377.817 384.313 427.746
Sumber : FishstatJ FAO, March 2019
PRODUKSI UDANG GLOBAL, 2010-2017 (Aquaculture)
6
224.213 254.625 254.975 240.290 268.761 261.331 283.943 390.694
380.972 400.385 373.430
627.643 600.286 596.064
709.759
753.800
2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7
Tangkap Budidaya
867.933 869.047 875.395
933.702
1.144.494
605.185655.010 628.405
Sumber: Tangkap - FAO, didownload pada 10 April 2019
* Data sementara
Satuan: Ton
No Importers 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018*Tren'10-18
(%)
1 USA 561.482 577.140 534.878 506.109 569.118 587.057 602.278 666.283 698.662 2,97
2 China 57.559 53.027 54.697 71.293 78.095 102.838 107.005 118.974 258.053 24,87
3 Japan 278.399 284.615 280.542 261.662 223.123 213.736 223.558 234.555 221.599 -2,61
4 Spain 170.721 179.279 152.544 149.864 157.073 164.088 164.794 169.738 165.877 -0,15
5 France 114.575 110.683 109.225 105.673 104.150 106.608 111.365 109.666 111.394 -0,32
6Korea,
Republic of66.934 77.450 72.472 60.832 62.878 77.727 83.002 89.912 98.745 5,64
7 Netherlands 64.902 74.610 68.878 64.861 72.683 73.059 84.763 69.061 92.531 5,69
8 Denmark 106.026 98.950 93.167 93.594 94.989 87.038 85.018 87.677 86.291 -2,46
9United
Kingdom89.189 95.028 85.054 85.089 82.331 77.304 81.794 81.007 78.989 -1,36
10 Italy 73.859 74.229 64.956 64.109 71.004 66.984 73.016 70.262 78.194 1,04
11 Others 819.185 828.871 758.898 792.784 852.194 763.634 778.038 759.682 679.726 -2,09
Total 2.402.831 2.453.882 2.275.311 2.255.870 2.367.638 2.320.073 2.394.631 2.456.817 2.570.061 0,92
Sumber: Trademap, UN Comtrade, didownload pada 10 April 2019
* Data sementara
NEGARA PENGIMPOR UDANG, 2010-2018*
Potensi pasar internasional7
PRODUKSI UDANG DI INDONESIA TAHUN 2013 – 2017*
PROVINSI Total Udang (Ton) Total 5 Tahun
PROVINCE 2013 2014 2015 2016 2017
JUMLAH / TOTAL 638 955 639 369 614 729 698 138 920 051 3 511 243
SUMATERA 159,716 149,901 136,230 160,168 188,992 795 007
J A W A 239,933 235,001 229,214 243,370 311,110 1 258 628
BALI-NUSATENGGARA 64,821 83,847 94,391 121,057 97,765 461 881
KALIMANTAN 75,529 64,658 34,895 50,687 67,189 292 958
SULAWESI 95,597 100,894 109,800 117,797 244,063 668 150
MALUKU - PAPUA 3,360 5,068 10,200 5,059 10,932 34 618
*Angka Sementara
Sumber : Ditjen PB, 2018
8
Provinsi Jawa sebagai penghasil komoditas udang terbesar di Indonesia
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA UDANG
10
2Budidaya udang di Indonesia belum tertata dengan baik, baik teknis
maupun manajemennya
3 Penyebaran penyakit, biosecurity
1 Pengelolaan tambak udang belum secara berkelanjutan
4 Tracebility
TANTANGAN BUDIDAYAKAWASAN TAMBAK UDANG
5 Luas lahan budidaya belum optimal dimanfaatkan
6 Peluang pasar udang dunia masih terbuka lebar
7 Peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja
10
11
Pendangkalan dan kerusakansaluran irigasi tambak, Sarana Prasarana terbatas, Listrik, BBM, Jalan Produksi, Rantaidingin, dll
Benih bermutu bebaspenyakit terbatas
Penurunan kualitas air, penyakit
Teknologi udang berkelanjutan yang belum dikuasai olehmasyarakat, pendampinganteknologi yang minim
Kesulitan permodalandan cara mengaksesnya
Hulu hilir yang belumtertata dengan baik
Manajeman usaha yang belum dikuasai
PERLU SINERGITASLINTAS SEKTORAL
(pemerintah pusat dan daerah, swasta,asosiasi petambak, asosiasi penyediasarana, investor,
mitra dan kelompok pembudidaya)
PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA UDANG BERKELANJUTAN
PERMASALAHAN DALAM BERBUDIDAYA UDANG
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN UDANG TERINTEGRASI
SPASIALMANAJEMEN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN
PRODUKSI DAN USAHA KELEMBAGAANSARPRAS
INFRASTRUKTUR
• Penyusunan zonasi
rencana tata ruang
lokasi usaha
budidaya udang
dalam RTRW dan
RZWP3K
• Pengembangan
klaster kawasan
industri udang
berkelanjutan
• Penerapan teknologi
ramah lingkungan
• Zero penggunaan
bahan kimia
berbahaya
• Pembangunan IPAL
• Monitoring dan
pengujian residu
• Pengendalian
penyakit
• Carbon trading,
yaitu dengan
menanam 14
mangrove untuk
setiap penggunaan
1 kincir air di
tambak
• Ketersediaan dan
peningkatan
laboratorium uji
• Industrialisasi
udang hulu-hilir
• Inovasi 4.0 (Grow
pal, e-fishery)
• Menyiapkan dan
memantau jadwal
tebar dan panen
udang di lokasi
budidaya
• Manajemen usaha
(pola kemitraan)
• Penerapan CBIB
dan CPIB
• Pendampingan
SDM dan teknis
budidaya
• Menyediakan
sarpras budidaya
• Corporate social
responsibility dari
pembudidaya
dengan sistem
intensif untuk
memberikan
pelatihan, bantuan
benih bermutu
atau kegiatan
lainnya untuk
membantu
pembudidaya
dengan sistem
tradisional
• Peningkatan peran
anggota/
pembudidaya
dalam mitigasi
penyakit di suatu
kawasan
• Peningkatan
manajemen
kelompok dan
usaha
• Penyediaan lahan
sentra budidaya
udang
• Ketersediaan alat
berat dan sarana
lainnya, seperti
kincir, HDPE, dl
• Peningkatan
kualitas akses
jalan produksi
• Peningkatan
jaringan saluran
irigasi
• Ketersediaan
sambungan listrik
• Ketersediaan BBM
• Ketersediaan air
bersih
12
STRATEGI SPASIAL: PENGEMBANGAN KLASTER KAWASAN BUDIDAYA UDANG BERKELANJUTAN
Prinsip Manajemen Klaster Tambak Udang
•Penyusunan zonasibudidaya udang dalamRTWR dan RZWP3K
•Pemeliharaan kawasanmangrove
•Meminimalkan serangandan penyebaran penyakit
ManajemenLingkungan
•Sistem polikulturudang/bandeng/ rumputlaut
•Close System, RAS (air, energi, dan input produksiseperti pakan dll)
Efisien
• Dukungan lintas sektor untukpengembangan usaha danpenyediaan infrastruktur
• Kebijakan Pemerintah Pusat danDaerah
• Unit Produksi Hulu-Hilir (hatchery, cold torage, pabrik es, kawasantambak udang, bandara, pelabuhanekspor, dll)
Integrasi
Layout Kawasan Budidaya Udang
Berkelanjutan
21
14
50%Polikultur30%
Bandeng20%
MANAJEMEN PEMANFAATAN TATA KAWASANBUDIDAYA TAMBAK UDANG BERKELANJUTAN
UTAMAPENYANGGA
UdangVanname
15
Rehabilitasi jaringan irigasi tambak
Pembuatan akses jalan produksi
Pembuatan jaringan listrik
Rehabilitasi konstruksi dasar tambakdan pematang tambak
Penyediaan sarana input produksi (benihdan pakan, excavator, kincir, pompapenyediaan BBM dan air bersih)
Pendampingan Teknis dan Usaha
Kemitraan berkelanjutan
STRATEGI SARPRAS INFRASTRUKTUR: DUKUNGAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR LINTAS SEKTOR
KONDISI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI INDONESIA
POTENSI BUDI DAYA RUMPUT LAUT
❑ Potensi indikatif kawasanbudidaya laut 12,12 Juta Ha
❑ Potensi indikatif kawasanbudidaya rumputlaut 2,64 juta HA
❑ Potensi efektif untukbudidaya rumput laut 1,58 juta Ha
Indonesia mendudukiperingkat ke -2 penghasil
rumput laut di dunia setelahcina (FAO,2017)
Peningkatan produksi rumput lautIndonesia tahun 2013-2017
sebesar 4, 11%. Produksi 2017 mencapai 10.815.952 Ton
Nilai ekspor rumput laut Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhanselama periode 2013-2017 sebesar
3,09 % per tahun.
PROVINSI
PROVINCE 2013 2014 2015 2016 2017
SUMATERA 16.782 16.589 17.785 69.784 13.577 134.517
J A W A 752.157 841.892 821.320 841.757 717.545 3.974.672
BALI-NUSATENGGARA 2.612.046 2.820.966 3.328.003 2.982.008 2.765.071 14.508.095
KALIMANTAN 252.130 332.701 334.293 535.435 486.914 1.941.473
SULAWESI 4.938.788 5.434.160 5.999.305 5.757.394 5.665.842 27.795.489
MALUKU - PAPUA 738.970 630.685 768.635 863.923 897.970 3.900.184
JUMLAH / TOTAL 9 310 874 10 076 992 11 269 342 11 050 301 10 546 920
Rumput laut (Ton) JUMLAH / TOTAL
PRODUKSI RUMPUT LAUT DI INDONESIA TAHUN 2013 – 2017*
Sumber : Ditjen PB, 2018
*Angka Sementara
Provinsi Sulawesi sebagai penghasil komoditas Rumput Laut (Cottonii dan Gracillaria) terbesar di Indonesia
▪ Sarana dan PrasaranaProduksi ,Pengolahan
▪ Permodalan▪ SDM▪ IPTEK▪ Kelembagaan▪ Infrastruktur
Pemerintah pusat
dan daerah, swasta,investor, asosiasi
rumput laut, mitra dan kelompok pembudidaya
SINERGITAS STAKEHOLDERS
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
2 Peningkatan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan
3 Peningkatan kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi
1 Pengelolaan rumput laut secara berkelanjutan
4
5 Memperluas pasar domestik dan international rumput laut meningkat
6 Peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja
Potensi lahan budidaya rumput laut sangat luas
Resiko alam (aberasi pantai, intrusi air laut, rusaknya lingkungan perairan)
Resiko teknis (serangan hama dan penyakit)
Resiko pasar (harga pada saat panen rendah)
Permasalahan dan Ancaman Budidaya Rumput Laut
Lemahnya dukunganpermodalan bagi pembudidayabudidaya skala kecil
Kualitas sumberdaya manusia masih rendah
Lemahnya kelembagaankelompok budidaya
Informasi pasar belum lancar
Pengolahan hasil budidayamasih sangat terbatas
Mekanisme penyuluhan belumberjalan secara baik sertakurangnya tenaga penyuluhperikanan
PERMASALAHAN ANCAMAN
SOLUSI
Pengembangan
KawasanBudidayaRumput LautBerkelanjutan
Pengelolaan Usaha BudidayaRumput Lautdalam bentuk Klasterisasi.
PENGEMBANGAN KAWASAN
BUDIDAYA RUMPUT LAUT DALAM KLUSTER
Pantai
A
B
A A AA A
B B
D
C CC
F
GG
GG
Keterangan :A = Sarana budidaya rumput lat (longline, rakit bambu atau patok dasar)
B = Tempat ikat
C = Tempat penjemuran
D = Gudang
F = Koperasi
G = Kawasan pemukiman (perumahan, puskesmas, sekolah dll)
H = Jalan
Tata Letak Klaster Pembesaran Gracilaria verrucosa pada Kawasan Budidaya
Luas ideal kluster 5 Ha
SPASIAL
• Penyusunan zonasirencana tata ruanglokasi usaha budidayarumput laut dalamRTRw dan RZWP3Kataupun aturan adatyang di suatu daerah;
• Pengembangan klasterkawasan industrirumput laut berkelanjutan
MANAJEMEN HAMA, PENYAKIT DAN LINGKUNGAN
• Monitoring rumput lautsecara rutin (lepas dariikatannya, seranganpredator, penyakit danpenempelen lumut);
• Pemilihan bibit rumput laut yang berkualitas;
• Perendaman bibit RL dengan pupuk yang mengandung sumber unsur N, P dan K
• Pembersihan rutin
• Pengaturan posisi tanam terhadap permukaan air;
• Kenali musim dan kondisi yang berlangsung (Tanama pada musim yang aman)
• Potong bagian thallus yang terinfeksi
• Melindungi areal budidaya dengan memasang pagar dari jaring
PRODUKSI DAN USAHA
• Jumlah produksi sesuai jaminan pasar
• Penerapan CBIB dan SNI
• Terintegrasi sektor hulu – hilir
• Kontinuitas produksi untuk keberlanjutan usaha seperti jumlah serap hsil panen, harga dasar produk panen, jumlah serap hasil olahan home industry (kesepakatan antara pengusaha dan petambak)
• Penentuan luas lahan budidaya
• Tingkat teknologi budidaya sesuai dengan kelayakan lahan dan tidak melebih daya dukung lingkungan.
• Peningkatan mutu hasil panen
• Diversifikasi produk rumput laut
SDM & KELEMBAGAAN
• membentukkepengurusan klasteryang merupakan wakil dari kelompok(POKDAKAN);
• menyusun rencana kerjaklaster baik untuktingkat kelompokmaupun untuk klaster;
• Pembinaan, pelatihan dan penyuluhan dari Pemerintah Pusat dan Daerah untukmeningkatkankapasitas kelompok;
• Mitra mengakomodasianggota/pembudidayauntuk melakukansimpan pinjam, pengadaan peralatanbudidaya, fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya untuk sampai di tangan konsumen;
• Lembaga keuanganmemfasilitasi kreditperbankan dengan suku bunga rendah.
SARANA INFRASTRUKTUR
• Penyediaan kebun bibit
• Penyediaan saranapenjemuran baik berupapara-para, lantai jemur;
• Gudang penyimpananrumput laut;
• Perahu berfungsi sebagai sarana pengangkutan bibit, sarana pengangkutan hasil panen dan digunakan untuk pengontrolan;
• Ruang pencucian danlaboratorium
• Gudang pengolahanChips dan pembuanganlimbah.
• Peningkatan kualitas akses jalan
• Ketersediaan jaringanlistrik;
• Ketersediaan air bersih;
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT BERKELANJUTAN
Dukungan Ditjen Perikanan Budidaya
24
PROGRAM DJPB DALAM PENGEMBANGAN KLUSTER BUDIDAYA UDANG
Dukungan Penyaluran Alat berat Excavator untuk
pembangunan/ perbaikan Prasarana tambak
Perencanaan Tata letak/rencana kluster melalui Penyusunan Detail Engineering
Design (DED)
Pemberdayaan kelompok dalam mengelola irigasi
melalui PITAP
Syarat Penerima EXCAVATOR
1. Syarat Administrasi
a. Melakukan kegiatan bidang kelautan dan
perikanan
b. Memiliki dokumen pengesahan badan hukum
koperasi
c.Kepengurusan koperasi bukan kepala daerah,
perangkat desa/kelurahan, ASN, TNI/POLRI
d.Memiliki AD/ART
e. Memiliki sarana komunikasi
2. Syarat Lokasi Pemanfaatan
a. Hanya digunakan di wilayah Kab/Kota penerima
b. Memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan
/dioptimalkan untuk kegiatan kelautan dan
perikanan
c. Lokasi pemanfaatan alat sesuai dengan
peruntukannya, kecuali dalam kondisi force
majeur
25
PENGELOLAAN IRIGASI PERIKANAN PARTISIPATIF (PITAP)
• Meningkatkan fungsi dari saluran irigasi tambak idle(mengalami kerusakan atau penurunan fungsi).
• Meningkatnya peran serta masyarakat dalampengelolaan irigasi tambak secara berkelanjutan.
Syarat Penerima PITAP
LOKASIa. berada di kawasan tambak pada satu wilayah
Kecamatan;
b. pemanfaatan lahan untuk pembudidayaan ikan;
c. bebas dari sengketa/masalah hukum dan disetujuioleh pemilik lahan (tidak ada biaya ganti rugi);
d. bukan lokasi penerima bantuan PITAP melalui DAKtahun 2019;
e. kondisi saluran irigasi perikanan membutuhkanpembangunan atau rehabilitasi dan belum pernahmendapatkan bantuan kegiatan rehabilitasi saluansejenis dalam 2 (dua) tahun terakhir yang dibuktikandengan surat pernyataan.
POKLINAa. disahkan oleh Camat;
b. memiliki atau mengelola tambak pada wilayahkegiatan PITAP;
c. diutamakan berbadan hukum;
d. kepengurusan minimal Ketua, Sekretaris, Bendahara;
e. pengurus bukan kepala daerah, anggota legislatif,perangkat desa/kelurahan, ASN, TNI/POLRI;
f. anggota minimal 20 orang;
g. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tanggayang disahkan oleh Camat;
h. bersedia menandatangani pakta integritas; dan
i. memiliki rekening yang masih aktif atas namaPOKLINA yang ditandatangani oleh ketua danbendahara.
Tujuan :
26
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
KKP bekerjasama dengan
Kementerian PUPR: melaksanakan
Rehabilitasi infrastruktur kawasan
perikanan budidaya
Diperlukan penyusunan DED: Tersusunnya dokumen perencanaan infrastruktur kawasan
perikanan budidaya
Syarat LOKASI DED
• Diusulkan oleh Dinas Kabupaten/Kota
• Merupakan wilayah pertambakan
• Memiliki luas kawasan minimal 500
Ha
• Kondisi saluran irigasi memerlukan
rehab/pembangunan
• Lahan tidak bermasalah
• Peruntukan untuk Kawasan budidaya
dan bukan Kawasan hutan lindung
27
Program dan Kegiatan Pengembangan Industri Rumput Laut
Pengembangan kebun bibit rumput laut
Bantuan sarana dan prasarana budidaya
Pengembangan Laboratorium Kultur Jaringan
Pengembangan produk baru : lawi-lawi atau anggur laut
Pengembangan budidaya rumput laut di dua Sentra KelautanPerikanan Terpadu (SKPT) : Rote Ndao dan Sumba Timur
Contoh Kawasan Perikanan BudidayaBerkelanjutan
29
30
DESA PALOH, KABUPATEN SAMBASPROVINSI KALIMANTAN BARAT
31
DESA SARJOKABUPATEN PASANGKAYUPROVINSI SULAWESI BARAT
32
DESA SEJOLI,KABUPATEN PARIGI MOUTONGPROVINSI SULAWESI TENGAH
DESA TANAMANANG, KEC. PAHUNGA LODU,KABUPATEN SUMBA TIMUR
PROVINSI NTT
TERIMA KASIH34