KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang...

22
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 178/KEP-DJPB/2020 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN LOBSTER (Panulirus spp.) DAN KEPITING SOKA (Scylla spp.) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga keberadaan dan ketersediaan populasi sumber daya Lobster (Panulirus spp.), dan Kepiting (Scylla spp.), serta sebagai tindak lanjut Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (1), dan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 /PERMEN-KP/2020 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia perlu melakukan penetapan Pengelolaan Usaha Pembudidayaan Lobster (Panulirus spp.), dan Kepiting (Scylla spp.); b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Pengelolaan Usaha Pembudidayaan Lobster (Panulirus spp.), dan Kepiting (Scylla spp.); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

Transcript of KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang...

Page 1: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 178/KEP-DJPB/2020

TENTANG

PENGELOLAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN

LOBSTER (Panulirus spp.) DAN KEPITING SOKA (Scylla spp.)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga keberadaan dan ketersediaan

populasi sumber daya Lobster (Panulirus spp.), dan Kepiting

(Scylla spp.), serta sebagai tindak lanjut Pasal 3, Pasal 4,

Pasal 5 ayat (1), dan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor 12 /PERMEN-KP/2020

tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting

(Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.) di Wilayah

Negara Republik Indonesia perlu melakukan penetapan

Pengelolaan Usaha Pembudidayaan Lobster (Panulirus

spp.), dan Kepiting (Scylla spp.);

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur

Jenderal Perikanan Budidaya tentang Pengelolaan Usaha

Pembudidayaan Lobster (Panulirus spp.), dan Kepiting

(Scylla spp.);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

Page 2: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4916);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina

Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 200, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6411);

4. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun

2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63

Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

5);

5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 7/PERMEN-KP/2018 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 317);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

12/PERMEN-KP/2020 tentang Pengelolaan Lobster

(Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan

(Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

TENTANG PENGELOLAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN

LOBSTER (Panulirus spp.) DAN KEPITING SOKA (Scylla spp.),

Page 3: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

KESATU : Menetapkan Pengelolaan Usaha Pembudidayaan Lobster

(Panulirus spp.), dan Kepiting (Scylla spp.) sebagaimana

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini meliputi tata

cara:

a. Penerbitan Surat Penetapan Pembudidaya Lobster

(Panulirus spp.) dan Kepiting Soka (Scylla spp.),

b. Penerbitan Surat Persetujuan Budidaya Lobster (Panulirus

spp.) Diluar Sumber Benih,

c. Penerbitan Berita Acara Pelepasliaran Lobster (Panulirus

spp.) dan

d. Penerbitan Surat Keterangan Telah Melakukan Budidaya

Lobster (Panulirus spp.).

KEDUA : Daftar formulir sebagaimana dimaksud diktum KESATU,

tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 12 Mei 2020

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Page 4: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

BAB I

KETENTUAN UMUM

Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:

1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan

yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk

memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah

dan/atau mengawetkannya.

2. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.

3. Pembudi Daya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

Pembudidayaan Ikan.

4. Pembudi Daya Ikan Kecil adalah pembudi daya ikan yang melakukan

Pembudidayaan Ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

5. Surat Izin Usaha Perikanan, yang selanjutnya disingkat SIUP, adalah izin

tertulis yang harus dimiliki Setiap Orang untuk melakukan usaha

perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam

izin tersebut.

6. Tanda Daftar Pembudi Daya Ikan Kecil, yang selanjutnya disingkat TDPIK,

adalah tanda pencatatan yang harus dimiliki oleh Pembudi Daya Ikan Kecil

7. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Korporasi.

8. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah identitas

pelaku usaha yang diperoleh dari sistem online single submission dalam

rangka pelaksanaan kegiatan perizinan berusahaanya dengan usaha

9. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi

baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.

10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang perikanan.

11. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas teknis

di bidang perikanan budidaya.

12. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan

perikanan di provinsi, kabupaten atau kota.

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

BUDIDAYA

NOMOR 178/KEP-DJPB/2020

TENTANG PENGELOLAAN USAHA

PEMBUDIDAYAAN LOBSTER (Panulirus spp.) DAN

KEPITING SOKA (Scylla spp.)

Page 5: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

13. Tim Due Diligence KKP adalah Tim yang dibentuk oleh Menteri untuk

melakukan penilaian administratif dan teknis terhadap calon eksportir

pembudidaya benih bening lobster.

Page 6: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

BAB II

SURAT PENETAPAN PEMBUDIDAYA LOBSTER (Panulirus spp.) DAN

KEPITING SOKA (Scylla spp.)

A. Kriteria dan persyaratan

Pelaku Usaha untuk melakukan usaha Pembudidayaan lobster

dan/atau kepiting soka di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik

Indonesia wajib memperoleh surat penetapan sebagai Pembudi Daya lobster

dan/atau kepiting soka dari Direktur Jenderal.

Kewajiban memiliki surat penetapan pembudidaya lobster dan kepiting

soka dikecualikan bagi pemerintah, pemerintah daerah, dan perguruan

tinggi untuk pendidikan, penelitian, pengembangan, pengkajian dan atau

penerapannya di wilayah Negara Republik Indonesia

Adapun untuk memperoleh surat penetapan sebagai Pembudi Daya

lobster dan/atau kepiting soka, pelaku usaha harus mengajukan

permohonan kepada Direktur Jenderal melalui Call centre Whatsapp

Gateway (WA Gateway) 0822 99999 6660 dengan memenuhi persyaratan

dan melampirkan dokumen sebagai berikut:

1. data pelaku usaha dan informasi jenis usaha, paling sedikit memuat:

a. Foto diri Pembudi Daya

b. Nomor Induk Kependudukan

c. alamat lokasi usaha budidaya;

d. jenis Ikan yang dibudidayakan; dan

e. teknologi yang digunakan.

2. SIUP atau TDPIK;

3. surat pernyataan komitmen untuk menggunakan benih dari nelayan

terdaftar bagi pembudidayaan lobster;

4. surat pernyataan komitmen untuk melepasliarkan Lobster sebanyak

2% dari hasil panen Lobster pembesaran dengan berat minimal lobster

yang dilepasliarkan adalah 50 g/ekor bagi pembudidayaan lobster; dan

5. surat pernyataan komitmen untuk memiliki sarana dan prasarana

pembenihan setelah 3 (tiga) tahun melakukan pembesaran bagi

pembudidayaan kepiting soka.

Bagi eksportir calon Pembudi Daya Lobster selain melengkapi

persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencantumkan:

1. rencana bisnis meliputi rencana investasi dan waktu usaha, strategi

pemasaran, rencana keuangan, tujuan ekspor, alur proses produksi,

dan volume produksi;

Page 7: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

2. rencana usaha budidaya meliputi lokasi budidaya, luas lahan,

kapasitas dan jumlah sarana produksi yang digunakan, daftar

Pembudi Daya atau Kelompok Pembudi Daya yang akan berkerjasama,

kebutuhan benih, sistem manajemen pakan (penyimpanan, jenis dan

sumber pakan), segmentasi usaha budidaya, dan status kepemilikan

fasilitas;

3. surat pernyataan komitmen untuk melakukan kerjasama melibatkan

masyarakat atau pembudi daya setempat; dan

4. surat pernyataan komitmen akan membudidayakan benih bening

yang diperoleh dari kuota penangkapan yang diberikan oleh Direktorat

Jenderal yang membidangi perikanan tangkap.

B. Mekanisme Penerbitan Surat Penetapan Pembudi Daya Lobster dan/atau

Kepiting Soka

1. Berdasarkan permohonan yang diajukan pelaku usaha, Direktur

Jenderal menugaskan Tim Adminstrator Pusat untuk melakukan

penilaian terhadap kesesuaian dokumen persyaratan dalam jangka

waktu paling lama 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya permohonan

secara lengkap, yang hasilnya berupa diterima atau tidak diterima.

Apabila hasilnya berupa diterima, Direktur Jenderal menerbitkan

surat penetapan sebagai pembudidaya lobster dan/atau kepiting soka.

2. Bagi pelaku usaha eksportir permohonan yang diajukan akan

diverifikasi Tim Due Diligence KKP, verifikasi tersebut meliputi

verifikasi teknis dan penilaian lapangan oleh melakukan dalam jangka

waktu paling lama 5 (hari) kerja, yang hasilnya berupa persetujuan

atau penolakan. Apabila hasil verifikasi teknis disetujui, maka

Direktur Jenderal menerbitkan surat penetapan sebagai Pembudi

Daya (formulir 1 dan formulir 2).

3. Surat Penetapan Pembudi Daya Lobster dan/atau kepiting berlaku

untuk 1 tahun

4. Pembudi Daya Lobster dan/atau kepiting wajib menandatangani Surat

Pernyataan/Pakta Integritas bermaterai (sesuai dengan format pada

formulir 3 dan dikirimkan kepada Direktorat Jenderal Perikanan

Budidaya cq. Direktorat Produksi dan Usaha, paling lambat 2 bulan

setelah tanggal penerbitan Surat Penetapan Pembudi Daya

Page 8: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

BAB III

SURAT PERSETUJUAN PEMBUDIDAYAAN LOBSTER

DI LUAR SUMBER BENIH

A. Kriteria dan persyaratan

Pembudidayaan Losbter di luar wilayah sumber benih harus

memenuhi persyaratan berupa surat persetujuan dari Direktur Jenderal

dan memiliki surat keterangan asal benih dari Dinas setempat.

Kriteria dan peryaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan

surat persetujuan pembudidayaan lobster di luar sumber benih dari

Direktur Jenderal harus melampirkan dokumen sebagai berikut:

1. Surat penetapan sebagai Pembudi Daya Lobster; dan

2. Surat Dukungan Budidaya Lobster Di Luar Wilayah Sumber Benih dari

Dinas setempat di lokasi budidaya akan dilakukan (formulir 4)

Dalam hal melakukan pengiriman benih losbter ke luar wilayah

sumber benih untuk tujuan budidaya wajib:

1. dilengkapi Surat Keterangan Asal Benih dari Dinas setempat

2. mematuhi aturan perundang-undangan yang berlaku dibidang

karantina ikan dalam hal pengiriman benih lobster antar area/antar

pulau.

B. Mekanisme Penerbitan Surat Persetujuan Pembudidayaan Lobster di luar

Sumber Benih

1. Berdasarkan permohonan dari Pelaku Usaha, Direktur Jenderal

menugaskan Tim Adminstrator Pusat untuk melakukan penilaian

terhadap kesesuaian dokumen persyaratan dalam jangka waktu paling

lama 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya permohonan secara lengkap,

yang hasilnya berupa diterima atau tidak diterima.

2. Apabila hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada angka 1 diterima,

Direktur Jenderal menerbitkan surat persetujuan pembudidayaan

lobster di luar wilayah sumber benih (formulir 5)

Page 9: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

BAB IV

BERITA ACARA PELEPAS LIARAN LOBSTER

A. Kriteria dan persyaratan

Sesuai dengan komitmen yang telah dibuat, Pembudi Daya lobster

wajib melepasliarkan Lobster sebanyak 2% dari hasil panen Lobster

pembesaran dengan berat minimal lobster yang dilepasliarkan adalah 50

g/ekor.

Adapun kriteria dan persyaratan pelepasliaran lobster sebagai berikut:

1. Disaksikan dan dihadiri oleh Dinas setempat serta dibuktikan dengan

Berita Acara Pelepasliaran (formulir 6)

2. sebelum melepasliarkan lobster harus mempertimbangkan antara

lain:

a. Kondisi lobster

Kondisi lobster yang akan dilepasliarkan yaitu lobster yang

sehat dan tidak stress yang ditandai dengan pergerakan aktif,

exoskeleton cerah, tubuh berwarna cerah, terdapat pergerakan

antena, anggota tubuh lengkap, tangkai mata sangat responsive.

b. Penanganan Losbter

Penanganan lobster sebelum dilepasliarkan meliputi

menjaga salinitas dan suhu pada bak penampungan, memberikan

sistem aerasi yang baik, melakukan penggantian air sebanyak

25% hingga 50% air setiap hari, menempatkan bak penampungan

pada pencahayaan yang redup dan memberikan pelindung

(shelter) sebagai tempat bersembunyi lobster.

c. Pengemasan

Metode pengemasan dilakukan dengan cara metode basah

yaitu pengemasan lobster beserta air medianya dengan

menggunakan fiberglass, styrofoam, atau wadah lainya yang

dilengkapi dengan instalasi aerasi atau metode kering yaitu

dengan cara memasukan lobster ke kotak styrofoam/bak

fiber/wadah lainnya yang berisi air laut dan dilengkapi dengan

aerasi dan dilakukan pembiusan terlebih dahulu dengan

menggunakan suhu dingin melalui penurunan suhu air secara

bertahap menggunakan es batu sampai lobster inactive.

Selanjutnya lobster dibungkus dengan kertas koran dan

dimasukkan ke dalam styrofoam serta ditambahkan es batu/ gel

ice hingga suhu kotak pengemasan berkisar antara 25 - 26ºC.

d. Lokasi pelepasliaran

Page 10: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

1) tidak dipengaruhi oleh aliran air tawar dan aliran lain dari

daratan, terlindung dari angin kencang dan ombak besar,

dengan substrat dasar adalah pasir atau pasir berlumpur;

2) memiliki persyaratan fisik-kimiawi perairan paling sedikit

meliputi perairan jernih atau kecerahan air lebih dari 3 m,

kedalaman air minimal 5-10 m, salinitas 30-35 ppt, suhu

perairan 26-29ºC, pH 7,3-8,3, dan Oksigen terlarut antara 4-

7 mg/L;

3) ketersediaan pakan alami sesuai ukuran lobster;

4) memiliki shelter alami berupa rumput laut atau lamun atau

coral hidup;

5) bebas dari gangguan predator;

6) keterjangkauan letak habitat dari daratan untuk

memudahkan mobilisasi lobster yang akan dilepasliarkan;

dan

7) di wilayah perairan sesuai dengan penetapan kawasan yang

telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal yang membidangi

pengelolaan ruang laut.

e. Cara pelepasliaran

1) Tebar spot, yaitu pelepasliaran seluruh lobster di satu titik di

kawasan yang telah ditentukan, teknik ini dilakukan pada

wilayah perairan yang tidak terlalu luas.

2) Tebar scatter yaitu pelepasliaran lobster di lebih dari satu

titik di dalam satu kawasan perairan, teknik ini dilakukan

untuk kawasan perairan yang cukup luas.

3) tebar trickle yaitu pelepasliaran yang dilakukan beberapa kali

selama periode tertentu di salah satu kawasan perairan,

teknik ini dilakukan untuk wilayah perairan yang luas dan

sifat perairannya tidak banyak berubah dari waktu ke waktu.

4) Pelepasliaran dilakukan dengan menggunakan pipa dua tali

yang dimasukan dalam air. Pada saat pipa menyentuh dasar

laut maka satu tali pipa dilepas.

B. Mekanisme Penerbitan Berita Acara Pelepasliaran Lobster

1. Pembudi Daya memberitahukan kepada Dinas setempat sebelum

dilakukannya pelepasliaran.

2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud angka 1 dilengkapi dengan

rencana pelepasliaran yang meliputi lokasi pelepasliaran, ukuran dan

jumlah yang akan dilepasliarkan.

Page 11: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

3. Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud angka 2, Dinas

menerbitkan Surat Keterangan Asal, sebagai kelengkapan ijin

mengangkut Lobster dari lokasi budidaya menuju lokasi pelepasliaran

dan menetapkan waktu pelaksanaan pelepasliaran. Lokasi dan cara

pelepasliaran di tentukan oleh Direktur Jenderal yang membidangi

pengelolaan ruang laut.

4. Pelaksanaan pelepasliaran disertai penandatanganan Berita Acara

Pelepasliaran oleh Dinas setempat.

Page 12: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

BAB V

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN

PEMBUDIDAYAAN LOBSTER

A. Kriteria dan persyaratan

Eksportir yang akan melakukan pengeluaran benih lobster harus

melakukan usaha pembudidayaan lobster didalam negeri terlebih dahulu

dengan melibatkan masyarakat atau bekerja sama Pembudi Daya

setempat.

Adapun kriteria pelibatan masyarakat atau kerja sama dengan

Pembudi Daya setempat sebagai berikut:

1. masyarakat yang berdomisili di area pembudidayaan lobster yang

tidak terdaftar sebagai pembudidaya lobster;

2. keterlibatan masyarakat dapat berupa minimal 50 (lima puluh) persen

pekerja merupakan masyarakat setempat atau berupa usaha investasi

saham oleh masyarakat/kelompok masyarakat/Badan Usaha Milik

Desa (Bumdes) sebesar minimal 10% dari modal kegiatan

pembudidayaan oleh eksportir;

3. kegiatan kerjasama dengan pembudidaya dapat berupa penyediaan

benih, pakan, KJA, skema kerjasama intiplasma atau kerjasama lain

yang dapat mendukung pemberdayaan dan peningkatan

kesejahteraan pembudidaya lobster; dan

4. keterlibatan masyarakat atau kerjasama dengan Pembudi Daya

setempat dituangkan dalam dokumen kontrak atau dokumen

kerjasama yang disepakati oleh para pihak dan diketahui oleh Dinas.

Eksportir yang melakukan Usaha Pembudidayaan lobster didalam

negeri dibuktikan dengan surat keterangan telah melakukan

pembudidayaan lobster di dalam negeri

Adapun persyaratan untuk memperoleh Surat keterangan telah

melakukan usaha pembudidayaan lobster yaitu dengan mengajukan

permohonan kepada Direkur Jenderal dengan melampirkan dokumen

sebagai berikut:

1. surat penetapan sebagai Pembudi Daya Lobster;

2. surat penetapan sebagai Eksportir lobster dari Direktur Jenderal yang

membidangi perikanan tangkap;

3. kontrak kerja atau perjanjian kerjasama dengan masyarakat atau

Pembudi Daya setempat;

Page 13: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

4. berita acara pelepasliaran lobster yang disaksikan dan ditanda tangani

oleh Dinas setempat;

5. surat keterangan asal benih dari Dinas setempat; dan

6. laporan pembudidayaan losbter memuat informasi kapasitas produksi,

asal benih, waktu pemeliharaan, jumlah panen, waktu panen,

penerapan prinsip-prinsip Cara Pembesaran Ikan yang Baik; distribusi

hasil pembudidayaan dan dilengkapi dengan foto saat panen dan

pelepasliaran.

B. Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan telah melakukan usaha

pembudidayaan losbter

1. Berdasarkan permohonan eksportir, Direktur Jenderal menugaskan

Tim Adminstrator Pusat untuk melakukan penilaian terhadap

kesesuaian dokumen persyaratan dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) hari kerja sejak diterimanya permohonan secara lengkap, yang

hasilnya berupa diterima atau tidak diterima.

2. Apabila hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui,

Direktur Jenderal menerbitkan surat keterangan telah melakukan

pembudidayaan lobster di dalam negeri (formulir 7).

Page 14: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

BAB VI

PELAPORAN

A. Pelaporan

Pelaku usaha yang melakukan usaha pembudidayaan lobster

dan/atau kepiting soka wajib membuat laporan kegiatan setiap 3 (tiga)

bulan, yang memuat:

a. realisasi investasi yang meliputi jumlah produksi, waktu panen, dan

distribusi hasil ; dan

b. nilai produksi hasil Pembudidayaan.

Laporan tersebut disampaikan ke Direktur Jenderal

B. Sanksi

Bagi pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban pelaporan

akan dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis,

pembekuan surat penetapan sebagai Pembudi Daya lobster dan/atau

kepiting soka dan pencabutan surat penetapan sebagai Pembudi Daya

lobster dan/atau kepiting soka. Adapun mekanisme sanksi administratif

sebagai berikut:

1) Peringatan tertulis dikenakan 1 (satu) kali dalam jangka waktu paling

lama 1 (satu) bulan.

2) Pembekuan Surat Penetapan dikenakan dalam jangka waktu paling

lama 1 (satu) bulan apabila sampai dengan berakhirnya peringatan

tertulis tidak memenuhi kewajiban.

3) Pencabutan Surat Penetapan dikenakan apabila jangka waktu

pembekuan Surat Penetapan berakhir dan tidak memenuhi kewajiban.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Page 15: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

DAFTAR FORMULIR

No. Formulir ISI FORMULIR

1 Formulir 1 Surat Penetapan Pembudi Daya Lobster

2 Formulir 2 Surat Penetapan Pembudi Daya Kepiting Soka

3 Formulir 3 Surat Pernyataan/Pakta Integritas

4 Formulir 4 Surat Dukungan Dinas untuk Budidaya Losbter di

luar Sumber Benih

5 Formulir 5 Surat Persetujuan Pembudidayaan Lobster di Luar

Wilayah Sumber Benih

6 Formulir 6 Berita Acara Serah Pelepasliaran Lobster Hasil Budidaya

7 Formulir 7 Surat Keterangan telah melakukan Pembudidayaan Lobster Bagi Eksportir Benih Bening Lobster

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

BUDIDAYA

NOMOR 178/KEP-DJPB/2020

TENTANG PENGELOLAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN

LOBSTER (Panulirus spp.) DAN KEPITING SOKA

(Scylla spp.),

Page 16: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

FORMULIR 1

BENTUK DAN FORMAT

SURAT PENETAPAN

PEMBUDIDAYA LOBSTER

NOMOR...................................

Sehubungan dengan permohonan dari Pembudidaya Lobster Nomor ...... tanggal

.... hal ........, dengan ini memberikan Penetapan Pembudidaya Lobster (Panulirus

spp.) kepada:

Nama Pelaku Usaha :

SIUP/TDPIK :

Alamat Usaha :

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Berkomitmen untuk mematuhi aturan yang tertulis pada Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor 12/Permen-KP/2020 tentang Pengelolaan

Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.)

Di Wilayah Negara Republik Indonesia dan turunannya.

2. Berkomitmen untuk menggunakan Benih Lobster hanya dari Nelayan yang

sudah terdaftar.

3. Berkomitmen untuk melakukan pelepasliaran lobster sebanyak 2 (dua)

persen dari jumlah (ekor) hasil panen (dengan ukuran minimal 50 gr).

4. Berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dan menjaga kestabilan

harga Benih Lobster untuk pembudidaya.

5. Surat Penetapan ini berlaku selama 1 tahun;

Tembusan

1. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan

2. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

3. Kepala BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan

4. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Jakarta,

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,

…………………………..

QR Code Identitas pembudiaya

melalui WA

Gateway

Page 17: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

FORMULIR 2

BENTUK DAN FORMAT

SURAT PENETAPAN

PEMBUDIDAYA KEPITING SOKA

NOMOR...................................

Sehubungan dengan permohonan dari Pembudidaya Kepiting Nomor ......

tanggal .... hal ........, dengan ini memberikan Penetapan Pembudidaya Kepiting

(Scylla spp) kepada:

Nama Pelaku Usaha :

SIUP/TDPIK :

Alamat Usaha :

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Berkomitmen untuk memiliki Sarana dan Prasarana Pembenihan setelah 3

tahun melakukan usaha pembesaran;

Surat Penetapan ini berlaku selama 1 tahun.

Tembusan

1. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan

2. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

3. Kepala BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan

4. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Jakarta,

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,

…………………………..

QR Code Identitas pembudiaya melalui

WA Gateway

Page 18: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

FORMULIR 3

BENTUK DAN FORMAT

SURAT PERNYATAAN/PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Jabatan : Nama Perusahaan : Alamat Perusahaan :

Lokasi Usaha :

No Penetapan Pembudidaya : Bersama ini secara sadar dan bersungguh – sungguh menyatakan : 1. Berkomitmen untuk mematuhi aturan yang tertulis pada Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor 12/Permen-KP/2020 tentang Pengelolaan Lobster

(Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.) Di Wilayah Negara Republik Indonesia dan turunannya.

2. Berkomitmen untuk menggunakan Benih Lobster hanya dari Nelayan yang sudah terdaftar.

3. Berkomitmen untuk melakukan pelepasliaran lobster sebanyak 2 (dua) persen dari jumlah (ekor) hasil panen (dengan ukuran minimal 50 gr).

4. Berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dan menjaga kestabilan harga Benih Lobster untuk pembudidaya.

Demikian Surat pernyataan/pakta integritas ini, saya buat dengan sebenarnya,

tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

………………, ………….. Pembuat Penyataan,

(Nama Lengkap dan Jelas)

Materai QR CODE

Page 19: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

FORMULIR 4

BENTUK DAN FORMAT

KOP DINAS SURAT DUKUNGAN BUDIDAYA LOBSTER

DI LUAR WILAYAH SUMBER BENIH

Nomor : ………………, …………

Lampiran :

Hal : Dukungan Budidaya Lobster di Luar Wilayah Sumber Benih

Yth. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya Di Jakarta

Bersama ini kami menyampaikan dukungan untuk melaksanakan Budidaya Lobster di Luar Wilayah Sumber Benih pada:

Nama Pelaku Usaha : NIB :

Alamat Usaha : Lokasi Budidaya : Desa :

Kecamatan : Kabupaten/Kota : Titik Koordinat :

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Tembusan

1. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

2. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

3. Kepala BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kepala Dinas KP Provinsi

( )

Page 20: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

FORMULIR 5

BENTUK DAN FORMAT

SURAT PERSETUJUAN

PEMBUDIDAYAAN LOBSTER DILUAR WILAYAH SUMBER BENIH

NOMOR...................................

Sehubungan dengan permohonan dari ...... Nomor ...... tanggal .... hal ........ dan berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilaksanakan, dengan ini memberikan Persetujuan untuk melakukan budidaya lobster (Panulirus spp.) diluar wilayah

sumber benih, kepada:

Nama Pelaku Usaha :

NIB : Alamat Usaha : Lokasi Budidaya : Desa :

Kecamatan : Kabupaten/Kota : Titik Koordinat :

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Surat Persetujuan ini digunakan untuk melakukan budidaya lobster

(Panulirus spp) di luar sumber benih, sesuai dengan lokasi yang di usulkan;

2. Surat persetujuan ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

Tembusan

1. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,

2. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

3. Kepala BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan

4. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Jakarta,

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,

…………………………..

QR Code Identitas pembudiaya melalui

WA Gateway

Page 21: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

FORMULIR 6

= KOP SURAT =

BERITA ACARA PELEPASLIARAN LOBSTER HASIL BUDIDAYA

Nomor : ........................................................

Pada hari ini ………… tanggal ……………… bulan …………….. tahun

……………. yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : ………………………………..

2. NIK : ……………………………….. 3. Jabatan : ........................................ 4. Kelompok / Perusahaan : ………………………………..

5. Nomor Penetapan Pembudidaya Lobster: …………….. Dengan ini menyatakan bahwa telah dilakukan pelepasliaran berupa

lobster hasil budidaya dengan ukuran ……………. sebanyak …………… ekor, yang berlokasi di Perairan ………., Desa/Kelurahan ………, Kecamatan ………, Kota/Kabupaten ……….., Provinsi ……….

Dengan disaksikan oleh : 1. Nama : ……………………………….. 2. Jabatan : ………………………………..

3. Alamat : ........................................ dan

1. Nama : ……………………………….. 2. Jabatan : ……………………………….. 3. Alamat : ........................................

Demikian Berita Acara Pelepasliaran ini dibuat dengan sebenarnya dengan kondisi sadar serta disaksikan dan ditandangani oleh Para Pihak pada

hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebaik – baiknya dengan penuh tanggung jawab.

Pelaksana Kegiatan

(……………………..) NIK. ………………..

Mengetahui / Menyaksikan

(………………………) (……………………..) Jabatan …………… Jabatan …………

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

(atau yang mewakili/ditugaskan)

Kab / Kota …………..

(…………………) NIP. ……………

Tembusan Yth: 1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya` 2. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap 3. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut 4. Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 5. Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 6. Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Perikanan

Page 22: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT … · Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

FORMULIR 7

BENTUK DAN FORMAT

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PEMBUDIDAYAAN LOBSTER BAGI

EKSPORTIR BENIH BENING LOBSTER

NOMOR...................................

Sehubungan dengan permohonan dari ...... Nomor ...... tanggal .... hal ........ dan

berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilaksanakan, dengan ini memberikan

Surat Keterangan Telah Melakukan Pembudidayaan Lobster untuk Eksportir

Benih Bening Lobster kepada:

Nama Pelaku Usaha :

NIB :

Alamat Usaha :

Dengan ketentuan sebagai berikut :

Surat Keterangan ini digunakan sebagai bukti bahwa eksportir telah melakukan

pembudidayaan lobster.

Surat keterangan ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

Tembusan

1. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,

2. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

3. Kepala BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Jakarta,

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,

…………………………..

QR Code Identitas

pembudiaya melalui

WA Gateway