Konsep teori vitamin a pengertian sumber manfaat akibat dan penanggulangan

7
Konsep Teori Vitamin A (Pengertian, Sumber, Manfaat, Akibat dan Penanggulangan) Vitamin A merupakan zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan didalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus terpenuhi dari luar (essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/07/konsep-teori-vitamin-pengertian-sumber.html Pengertian vitamin A Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan terdapat dalam minyak ikan, kuning telur, keju, sayuran berwarna hijau dan kemerahan seperti wortel dan tomat.(Helen Kehler, 2014) Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya disebut Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal dan dipromosikan sebagai faktor pencegahan mata kering, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel/pelindung dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf retina mata, maka dari itu disebut Retinol atau Retinal. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol (mikrogram) untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada yang hewani sebagai retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai pecegahan penyakit mata, nanti dalam usus dengan bantuan tirosin sebagai penyusun protein atau dalam ha ini adalah vitamin A baru dikonversi menjadi retinol.(Zuliani, 2012) Pemerintah di tingkat kabupaten dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan cara memperkuat program vitamin A ibu nifas.(Aroni, 2012)

Transcript of Konsep teori vitamin a pengertian sumber manfaat akibat dan penanggulangan

Konsep Teori Vitamin A (Pengertian, Sumber,

Manfaat, Akibat dan Penanggulangan)

Vitamin A merupakan zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan

didalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus terpenuhi dari luar

(essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya

tahan tubuh terhadap penyakit.

Selengkapnya:

http://warungbidan.blogspot.com/2017/07/konsep-teori-vitamin-pengertian-sumber.html

Pengertian vitamin A

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan terdapat dalam minyak

ikan, kuning telur, keju, sayuran berwarna hijau dan kemerahan seperti wortel dan

tomat.(Helen Kehler, 2014)

Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya disebut Retinol atau Retinal atau

juga Asam Retinoat, dikenal dan dipromosikan sebagai faktor pencegahan mata

kering, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel/pelindung dan pengatur kepekaan

rangsang sinar pada saraf retina mata, maka dari itu disebut Retinol atau Retinal.

Jumlah yang dianjurkan berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang

dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol (mikrogram) untuk anak-anak dan

dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada yang hewani sebagai retinol dan ada juga

dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai pecegahan penyakit mata, nanti dalam

usus dengan bantuan tirosin sebagai penyusun protein atau dalam ha ini adalah

vitamin A baru dikonversi menjadi retinol.(Zuliani, 2012)

Pemerintah di tingkat kabupaten dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan

anak dengan cara memperkuat program vitamin A ibu nifas.(Aroni, 2012)

Akan tetapi kebijakan yang dibuat masih berupa pengadaan sedangkan untuk

kegiatan distribusi, sosialisasi dan kunjungan rumah masih sangat

terbatas.(Depkes RI, 2010)

Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya, terdapat hubungan antara

ketersedian kapsul vitamin A untuk ibu nifas dengan pemberian kapsul vitamin A,

dan tidak terdapat hubungan antara penolong persalinan baik tenaga kesehatan

maupun dukun bersalin dengan pemberian kapsul vitamin A untuk ibu

nifas.(Endang P, 2013)

Sedangkan pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 100 %

ibu nifas mendapat dua kapsul vitamin A 200.000 SI yang diberikan paling lambat

30 hari setelah melahirkan.(Helen Kehler, 2014)

Menurut teori Lawrance Green, suatu perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor

pendorong, faktor pemungkin dan faktor penguat. Pemberian kapsul vitamin A

untuk ibu nifas sebagai perilaku kesehatan juga dipengaruhi oleh ketiga faktor

tersebut.(Notoatmodjo, 2013)

Sumber vitamin A

Sumber vitamin A dapat diperoleh dari hati, kuning telur, ayam, ikan sarden,

minyak ikan, minyak kelapa sawit, minyak hati ikan hiu, susu, mentega, keju,

serta sayuran berwarna hijau tua sepeti daun sigkong, daun kacang, kangkung,

daun pepaya, daun talas, daun melinjo, daun katuk, sawi, ubi jalar merah, bayam,

kacang panjang, buncis, serta buah-buahan yang berwarna kuning jingga seperti

wortel, tomat, semangka, pepaya, mangga, nangka dan jeruk.(Almatsier, 2014)

Angka Kecukupan Vitamin A

Rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya

1) Ketidaktahuan ibu tentang manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas,

2) Tidak tersedianya kapsul vitamin A untuk ibu nifas pada penolong persalinan

3) Kurangnya kordinasi antara petugas di lapangan terutama dengan penolong

persalinan

4) Kurang dimanfaatkannya kader dalam distribusi kapsul vitamin A untuk ibu

nifas

5) Ketidaktahuan petugas kesehatan mengenai adanya program pemerintah

mengenai kapsul vitamin A untuk ibu nifas yang diberikan dua kali.(Helen

Kehler, 2008)

Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan

jenis kelamin untuk indonesia

Tabel 2.1 angka kecukupan vitamin A

Golongan

umur

AKA * IU Golongan

umur

AKA *

IU

0-6 bln 375 Wanita

7-11 bln 400 10-21 thn 600

1-3 thn 400 13-15 thn 600

4-6 thn 450 16-18 thn 600

7-9 thn 500 19-29 thn 500

30-49 thn 500

Pria 50-64 thn 500

10-12 thn 600 65 thn 500

13-15 thn 600

16-18 thn 600 Hamil + 300

19-29 thn 600

30-49 thn 600 Menyusui

50-64 thn 600 0-6 bln + 350

>65 thn 600 7-12 bln + 350

Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2014

Manfaat vitamin A

Bagi ibu

Pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas memiliki manfaat penting bagi ibu

dan bayi yang disusuinya, selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh,

meningkatkan kelangsungan hidup anak juga dapat membantu pemulihan

kesehatan ibu.(Siti M, 2010)

Fungsi vitamin A adalah daya penglihatan malam, kelainan membrane mukosa,

mencegah kekringan pada mata. Vitamin A merupakan unsur esensial untuk

pembentukan rhodopsin. Rhodopsin adalah pigmen yang memungkinkan mata

untuk dapat melihat dalam cahaya remang-remang. Pigmen ini akan terurai jika

ada cahaya terang. Regenerasi rhodopsin dapat terjadi dan memerlukan vitamin A,

meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI dan Kesehatan ibu cep6at pulih

setelah melahirkan.(Beck, 2011))

Waktu pemberian dan dosis kapsul vitamin A pada ibu nifas yaitu, kapsul vitamin

A merah (200.000 IU) diberikan pada masa nifas sebanyak 2 kali yaitu, satu

kapsul diberi segera setelah persalinan, dan satu kapsul kedua diminum 12 jam

sesudah pemberian kapsul yang pertama. Jika sampai 12 jam setelah melahirkan

ibu tidak mendapatkan vitamin A, maka dapat diberikan pada kunjungan ibu nifas

atau pada KN 1 (6-48 jam) atau saat imunisasi hepatitis B (HB0) atau pada KN 2

(bayi berumur 3-7 hari) atau KN 3 (bayi berumur 8-28 hari).(Depkes, 2009)

Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dapat tercapai apabila seluruh

jajaran kesehatan dan sektor-sektor terkait dapat menjalankan peranannya masing-

masing dengan baik. (Sugiharti, 2007)

Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dilakukan oleh petugas Puskesmas,

bidan desa dan dukun bayi. Pemberian ini dapat dilakukan pada waktu

pertolongan persalinan atau kunjungan rumah.(Sujiyatini, 2010)

Bagi bayi

Pemberian Vitamin A pada 24 jam post partum untuk meningkatkan kandungan

vitamin A pada ASI. ASI adalah sumber utama vitamin A bagi bayi pada enam

bulan pertama kehidupannya dan sumber yang penting hingga bayi berumur 2

tahun.(Aroni, 2012)

Vitamin A telah diketahui dapat mencegah terjadinya komplikasi berat pada

penyakit yang biasa terjadi pada anak-anak seperti campak dan diare serta

melindungi mata dari xeropthalmia dan buta senja.(Beck, 2011))

Beberapa studi menunjukan bahwa suplementasi vitamin A pada ibu nifas dapat

meningkatkan status vitamin A pada bayi selama 2 sampai 6 bulan. Suplementasi

vitamin A merupakan salah satu intervensi program yang sudah dikenal dapat

meningkatkan kesehatan serta kelangsungan hidup anak pra-sekolah.(Helen

Kehler, 2014)

Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang,

perkembangan saraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh sebelum infeksi,

bayi akan lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi.(Rice, 2007)

Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin A

Kekurangan vitamin A dapat disebabkan beberapa faktor antara lain

1) kurangnya pengetahuan tentang peran vitamin A

2) konsumsi vitamin A yang rendah

3) Gangguan dalam proses penyerapan dalam usus halus

4) Gangguan dalam proses penyimpanan di hati

5) Konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A atau pro-

vitamin A untuk jangka waktu yang lama.

6) Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein atau zat gizi

lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan

vitamin A dalam tubuh.(Varney, 2007)

Akibat kekurangan vitamin A pada ibu nifas dan bayi.

Ibu nifas

Salah satu zat gizi yang berperan dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas

adalah vitamin A. Peranan vitamin A adalah membentuk respon imun melalui

peningkatan respon imun sel T (sel darah putih yang berperan dalam kekebalan)

dan retinol atau nama lain dari vitamin A yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan diferensiasi atau pembelahan limfosit B (leukosit yang berperan

dalam proses kekebalan humoral/ antibodi).(Almatsier, 2014)

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, eksim kulit, Pada

kelompok risiko usia <20 tahun dan 35 tahun di upayakan untuk mengkonsumsi

vitamin A baik vitamin A yang alami maupun yang sintetis setelah bersalin untuk

memperbaiki jaringan sel-sel yang rusak. Pada masa nifas terjadi diferensiasi sel

karena terjadi perubahan dalam sifat atau fungsi organ tubuh. Vitamin A, dalam

bentuk asam retinoid memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, pada

diferensiasi sel terjadi terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat

dikaitkan dengan sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar

yang membentuk dan mengeluakan mukus atau lendir yang menutupi bagian luar

dan dalam sel epitel. Sehingga benda-benda asing yang mungkin masuk akan

terbawa ke luar. Bila terjadi infeksi sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih

banyak mukus yang akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme

tersebut.(Endang P, 2013)

Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan

mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinisasi). Kulit

menjadi kering dan kasar dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat

mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri

(infeksi) sehingga dapat mengganggu proses involusi organ-organ tubuh

khususnya rahim, oleh sebab itu vitamin sangat dibutuhkan pada masa

nifas.(Almatsier, 2014)

Pada bayi

Pada defisiensi vitamin A yang berat, terutama diantara anak-anak dapat terjadi

kelainan pada mata. Konjungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi,

sehingga menimbulkan xerophthalmia (mata kering), keratomalasia (kornea mata

kering) dapat timbul serta mengakibatkan infeksi, perlukaan pada kornea yang

disebabkan infeksi dan kebutaan yang permanen.

Apabila terjadi kekurangan vitamin A pada bayi dapat menyebabkan bayi buta

senja atau sulit melihat bila kekurangan cahaya, perubahan pada kulit menjadi

kering dan kasar, perubahan pada mata menjadi xerosis konjungtiva atau

konjungtiva menjadi kering, bercak bitot (bercak putih pada konjungtiva) dan

keratomalasia (korea mata kering), gangguan pertumbuhan, infeksi, warna

mukosa lidah lebih terang.(Kemenkes, 2012)

Disamping itu kekurangan vitamin A dapat meningkatkan resiko anak terhadap

penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan

angka kematian karena campak serta menyebabkan keterlambatan

pertumbuhan.(Almatsier, 2014)

Cara menanggulangi kekurangan vitamin A pada ibu Nifas

Kekurangan vitamin A (KVA) dapat ditanggulangi dengan berbagai cara seperti :

a. Fortifikasi/penambahan zat gizi berbagai produk makanan

b. Peningkatan ketersediaan dan konsumsi makanan yang mengandung vitamin

A melalui pemanfaatan pekarangan dengan cara menanam sayuran atau buah

yang mengandung vitamin A

c. Memberikan vitamin A serta menggalangkan promosi sumber makanan-

makanan yang mengandung vitamin A.(Helen Kehler, 2014)