KONSEP TATA KELOLA HOMESTAY DI DESA WISATA PINGE … · ini menggunakan metode survey dengan teknik...
Transcript of KONSEP TATA KELOLA HOMESTAY DI DESA WISATA PINGE … · ini menggunakan metode survey dengan teknik...
Ni Putu Atik Pranya Dewi1), I Nyoman Widya Paramadhyaksa
2),Tri Anggraini Prajnawrdhi
3)-Konsep Tata Kelola Homestay di
Desa Wisata Pinge Kabupaten Tabanan 4-101
KONSEP TATA KELOLA HOMESTAY DI DESA WISATA PINGE KABUPATEN TABANAN
Ni Putu Atik Pranya Dewi
1), I Nyoman Widya Paramadhyaksa
2), Tri Anggraini Prajnawrdhi
3)
1)2)3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]
ABSTRACT
Tourist village tourism are one type of alternative that is being encouraged in bali exactly how the government
plans and the local community.Some of the villages are have succeeded in being developed as a tourist village
pioneer in bali such as desa ubud ( gianyar ), village penglipuran ( bangli ), and village tenganan pegringsingan (
karangasem.The success of the development of the villages tourist attraction is thus raising the possibility that be
an example for the development of other tourist village in bali launched by 100 fruit is going to be on this village in
the year 2018 yuniartha putra, 2016.In tabanan, tourist village the developing is tourist village pinge.In fulfillment
of a akomodsi tourism, facilities lodgings will is one of the solutions prepared by local community.Reachable price
and character dwelling that still exist with the architecture local as one of potential of the village tourism.Has
targeted located in tourist village pinge not only offer cleanliness and comfort for the visitors, the community pinge
also a memberKey word: the concept of management tourist village.
Keyword: concept homestay arrangement, tourist village
ABSTRAK
Desa wisata merupakan salah satu model wisata alternatif yang sedang digalakkan di Bali baik dari pihak
pemeritah maupun masyarakat lokal. Ada beberapa desa yang sudah berhasil dikembangkan menjadi desa
wisata pionir di Bali, seperti Desa Ubud (Gianyar), Desa Penglipuran (Bangli), dan Desa Tenganan Pegringsingan
(Karangasem). Keberhasilan pengembangan desa-desa wisata tersebut agaknya menjadi contoh bagi
pengembangan desa wisata lain di Bali, yang dicanangkan akan berjumlah 100 buah desa pada tahun 2018 ini
(Yuniartha Putra, 2016). Di Kabupaten Tabanan, desa wisata yang sedang berkembang adalah Desa Wisata
Pinge. Dalam pemenuhan fasilitas akomodsi pariwisata, homestay adalah salah satu solusi yang disiapkan oleh
masyarakat lokal. Harga terjangkau dan karakter hunian yang masih kental dengan arsitektur lokal sebagai salah
satu potensi desa wisata. Homestay yang terletak di desa wisata pinge tidak hanya menawarkan kebersihan dan
kenyaman bagi para pengunjung, masyarakat pinge juga memberikan rasa kebersamaan dan kekeluargaan
selama pengunjung tinggal di desa mereka. Tujuan penelitian adalah mengkaji konsep penataan akomodasi
homestay yang diterapkan di Desa Wisata Pinge. Kajian yang dipergunakan yang adalah kajian fenomenologi
dengan analisa deskriptif kualitatif.
Kata kunci: konsep penataan homestay, desa wisata
PENDAHULUAN
Dalam dunia kepariwisataan Indonesia, dewasa ini telah berkembang berbagai tren pariwisata baru yang muncul sebagai jawaban atas terjadinya masalah kejenuhan pariwisata; eksploitasi berlebihan terhadap potensi alam; dan belum optimalnya pemberdayaan masyarakat pe ngelola situs lokasi wisata. Jika tidak mendapat konsep penanganan kepariwisataan yang serius dan tepat, masyarakat umum di sekitar situs wisata memang cenderung lebih banyak hanya hanya mendapat peran sebagai “penonton” di wilayah wisatanya sendiri (Damanik, 2015).
Bali yang terkenal sebagai destinasi wisata utama Indonesia, dalam satu dasa warsa belakangan ini telah berkembang satu konsep wisata baru yang diadopsi dari karakter, potensi, dan nilai kearifan lokal budaya daerah itu (Nirwandar, 2016). Konsep pengembangan wisata tersebut dikenal dengan sebutan konsep desa wisata yang memang telah didukung pengembangannya oleh pemerintah daerah, swasta, dan tentunya pihak masyarakat sendiri. Konsep pengembangan wisata tersebut dikenal dengan sebutan konsep desa wisata yang memang telah didukung pengembangannya oleh pemerintah daerah, swasta, dan tentunya pihak masyarakat sendiri.
Desa Wisata Pinge merupakan desa wisata pionir di Kabupaten Tabanan. Ditetapkan pertama kali dengan Keputusan Bupati Tabanan No.337 Th 2004 tentang Penetapan Desa Adat Pinge sebagai
4-102 Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang (SAMARTA), Bali-2017, ISBN 978-602-294-240-5
Desa Wisata. Desa wisata Pinge yang terletak di Kecamatan Baturiti Tabanan ini berada di dekat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Jatiluwih. Kondisi alam yang sejuk dan masih asri alami sangat mendukung kondisi berwisata di Desa Pinge. Desa Pinge diresmikan kembali oleh Menteri BUMN Republik Indonesia,Rini Soemarno pada tanggal 11 November 2016 sebagai Desa Wisata Binaan bersinergi dengan BUMN dan Program Home Stay Untuk Negeri. (Arfah ,2016).
KAJIAN PUSTAKA
Konsep Tri Hita Karana dalam keruangan yang terdiri atas zona pelemahan, zona pawongan dan zona parahyangan. Berdasarkan layout dari unit hunian homestay yang dapat dikaji dengan Tri Hita Karana untuk pembagian zona berdasarkan fungsi dan sirkulasi ruang. Prinsip Community Management dalam pengelolaan homestay untuk kawasan desa wisata dengan menggerakan partisipasi aktif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan rasionalistik dengan analisa deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi lapangan dan studi kepustakaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi kepustakaan yang meliputi jurnal, buku dan media internet.
GAMBARAN UMUM DESA WISATA PINGE SEBAGAI LOKASI PENELITIAN
Desa Wisata Pinge terletak di kecamatan Marga Kabupaten Tabanan, 17 km di bagian utara kota Tabanan. Dari kota Denpasar kira-kira 34 km dan lebih kurang 103 menit perjalanan dari Bandara Udara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor. Lokasi Desa Wisata Pinge hanya berjarak 12KM atau kurang lebih 30 menit jika berkendaraan bermotor dari KSPN Jatiluwih.
Hasil grand tour yang dilakukan ke Desa Pinge memperoleh gambaran visual dan data hasil wawancara awal dengan Bapak Denayasa sebagai Bendesa Adat (2016-2017) tentang perkembangan desa wisata wilayah ini. Ada beberapa informasi awal yang memicu keinginan untuk melakukan studi lanjutan tentang gambaran perkembangan desa bersahaja menjadi desa wisata yang diminati banyak pelancong ini. Konsep Tata Kelola homestay bagi wisatawan dalam komplek rumah-rumah penduduk. Hasil kajian yang diperoleh selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai contoh gambaran konsep penataan dan pengelolaan homestay desa wisata yang berkarakter serupa dengan
Desa Pinge ini.
Gambar 1. Lokasi Desa Wisata Pinge
Sumber: RTBL Kawasan Wisata Pinge Tahun Anggaran 2016
Ni Putu Atik Pranya Dewi1), I Nyoman Widya Paramadhyaksa
2),Tri Anggraini Prajnawrdhi
3)-Konsep Tata Kelola Homestay di
Desa Wisata Pinge Kabupaten Tabanan 4-103
Home Stay merupakan Rumah tinggal keluarga yang sebagian kamar dan fasilitas pendukungnya disewakan kepada tamu untuk suatu kepentingan yang ada hubungannya dengan integrasi kedua belah pihak, dan bertujuan mencari keuntungan (Gatot Soetrisno,). Home stay adalah rumah biasa yang sebagian kamarnya disewakan kepada tamu, namun tamu yang menginap akan tinggal dalam jangka waktu lama.homestay sering diikuti oleh pelajar asing guna mempelajari kebudayaan setempat (tikadwit.wordpress.com) Suatu jenis akomodasi yang berasal dari rumah – rumah rakyat yang telah ditingkatkan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syarat – syarat kesehatan, yang disewakan kepada wisatawan. Hunian warga yang fungsikan sebagai homestay sangat berperan dalam pemenuhan sarana akomodasi yang ada di Desa Wisata Pinge. Peneliti mengambil beberapa kasus dari homestay milik warga. Masyarakat mengadakan kamar homestay
Puncak Acara
Homestay Made Mudara
Homestay Md, Receb & Wyn. Sumayasa
Homestay I Putu Agus Udiyana
Homestay A.A. Raka (Jro Pinge)
Homestay Workshop Ukir & Gamelan
I Nyoman Suarsana ( Pan Era)
Homestay Wayan Dibia
Homestay Nyoman Candra
Workshop ukuran & Gambaran
Homestay Wayan Rakes
Homestay Wayan Sadriana
Tourist Information
Gambar 2. Lokasi Homestay di Desa Wisata Pinge
Sumber: Survey Lapangan 2017
4-104 Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang (SAMARTA), Bali-2017, ISBN 978-602-294-240-5
KASUS 1
Nama pemilik :
I Putu Agus Udiyana
Jumlah Anggota Keluarga :
6 orang
Luas lahan :
1.425 m2
Jumlah Kamar Homestay :
1 kamar 2 tempat tidur
Hunian milik Bapak I Putu agus Udiyana memiliki pola Natah, yang mana bangunan-bangunan yang ada memiliki orientasi ke arah tengah halaman (natah) sebagai pusat orientasi. Bangunan seperti: meten daja, bale suka duka (sakenem), dapur dan jineng. Fasad bangunan hingga pemesuan di dominasi oleh model tradisional (style Bali). Hunian untuk homestay berada di zona teben dengan jalan sebagai ulu dan merajan berada di bagian madya.
Bangunan meten daja difungsikan oleh pemilik sebagai homestay (fasilitas akomodasi pariwisata), sedangkan bagunan meten satunya lagi untuk hunian pemilik. Kamar homestay tersedia 1 unit dengan 2 tempat tidur untuk wisatawan. Kamar mandi atau toilet untuk wisatawan tidak dibedakan dengan pemilik rumah, namun standar kebersihan dan kenyaman tetap dijaga. Wisatawan dijamu dengan hidangan rumahan, dengan lokasi bersantap bersama di jineng secara kekeluargaan.
1. Meten Daja 2. Jineng 3.Dapur dan kamar
mandi
1.424 M2
BALE
ADAT
METEN METEN
DAJA
JINENG
TEMPAT
SUCI
DAPURDAPUR
KM/WC
JALAN
TEMPAT
SUCI
TEMPAT
SUCI
200
450
580
400
276
584
860
230520410360310300
395
390
195
435
215
230750315675230350380
640
220
1700
1016 1778
2190
300
490
2490
TEBEN ULU
1
2
3
Gambar 3. Layout Homestay I Putu Agus Udiyana
Sumber: Survey Lapangan 2017
Ni Putu Atik Pranya Dewi1), I Nyoman Widya Paramadhyaksa
2),Tri Anggraini Prajnawrdhi
3)-Konsep Tata Kelola Homestay di
Desa Wisata Pinge Kabupaten Tabanan 4-105
KASUS 2
Nama pemilik : I Made Mudara
Jumlah Anggota Keluarga : 12 orang
Luas lahan : 1.910 m2
Jumlah Kamar Homestay : 4 kamar
Homestay milik bapak I Made Mudara terdapat 3 bangunan yang difungsikan dengan total 4 kamar untuk akomodasi home stay. Dalam unit hunian di kediaman beliau ini terdapat 3 Kepala Keluarga (KK), dimana setiap 1KK menyediakan 1unit bangunan untu tamu menginap. Walaupun demikian, jineng dan bale adat hanya terdapat 1 unit saja. Bale adat sebagai pusat orientasi dari pola hunian yang ada.
Sirkulasi untuk wisatawan yang menghabiskan malamnya di home stay ini, tidak ada pembatas secara fisik, namun disampaikan secara verbal bahwa ada area yan tidak boleh dimasuki kecuali seijin pemilik rumah.
Wisatawan dijamu santap bersama di areal jineng atau bale adat. Bapak Made Mudara selaku tuan rumah ingin menjamu wisatawan dengan rasa kekeluargaan, nyaman dan aman selama mereka berwisata di Desa Wisata Pinge. Bahan Makan untuk lauk pun, wisatawan diikutsertakan dalam proses memetik hingga pengolahannya menjadi makanan siap santap. Kamar mandi dan toilet keberadaannya terpisah dari unit kamar inap. Hal ini terkait dengan kondisi budaya masyarakat yang ingin mempertahanankan tatanan ruang tinggal tradisional mereka, namun tetap dijaga kebersihannya oleh pemilik rumah.
Meten 1 = homestay 1 Meten 2 = homestay 2 Meten 3 = homestay 3
Gambar 4. Layout Homestay I Made Mudana Sumber: dokumentasi 20 Maret 2017
TEMPAT
SUCI METEN
METEN
METENMETEN
DAPURKM/WC
DAPURKM/WC
JINENG
BALE
ADAT
KAMAR
TIDUR
GUDANG
TUGU
KEBUN
1960 200 380 160 600 220 820 240
1440
640
690
1400
4170
1200
220
420
650
180
500 550
610
820
360
480
1000
200
470
440
550 550 390
720
1380 840 720 250 720 270 400
560
570
560
340
370
140
600
470
490
240
550
610
270
890
620
240
KM/WC
bale adat
jineng
4-106 Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang (SAMARTA), Bali-2017, ISBN 978-602-294-240-5
KASUS 3
Nama pemilik : I Wayan Dibya
Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang
Luas lahan : 1.700 m2
Jumlah Kamar Homestay : 3 kamar
Meten1= homestay 1 Meten 2= homestay 2 Meten 3= homestay 3
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi tentang tata ruang dalam pekarangan rumah warga di Desa Pinge yang dijadikan sebagai lokasi hamestay bagi para tamu yang menginap secara komparatif dapat dilihat sebagai gambar berikut ini.
TEMPAT
SUCI
METEN
METEN
TUGU
BALEADAT
JINENG
JINENG
DAPUR
DAPURKAMAR
TIDUR& WCGUDANG
& WC
GARASE
GUDANG
1110 240 710 230 700 230 300 100
450
690
340
350
480
500120600210600290540740
780
3200
3980
380
480
370
450
220
550
360 270
230
400
550
200
400
460
220
520
500
1000
400
220
800
bale adat
jineng
Gambar 5. Layout Homestay I Made Mudana Sumber: dokumentasi 20 Maret 2017
Ni Putu Atik Pranya Dewi1), I Nyoman Widya Paramadhyaksa
2),Tri Anggraini Prajnawrdhi
3)-Konsep Tata Kelola Homestay di
Desa Wisata Pinge Kabupaten Tabanan 4-107
Homestay Made Receb Wayan Sumayasa I Nyoman Candra
Wayan Sadriana I Nyoman Suarsana A.A Raka
Setidaknya diperoleh ada pola penataan bangunan homestay yang berlaku di Desa Pinge yaitu sebagai berikut.
Bangunan homestay untuk tamu selalu ditempatkan di zona teben pekarangan rumah tinggal, akan tetapi tidak terpisah secara tegas dengan zona lain yang menjadi area hunian keluarga pemilik rumah. Zona hulu rumah diperuntukkan bagi pemilik rumah dan bangunan suci.
Homestay dalam area rumah ditetapkan maksimal berjumlah enam kamar saja. Hal ini bertujuan untuk memeratakan pendapatan ekonomi warga dari kunjungan wisatawan tersebut. Hal ini sekaligus juga untuk menghindari praktik monopoli dan dominasi pemilik modal yang banyak dan pemilik modal yang relatif sedikit.
Area homestay dirancang menyatu dengan bangunan-bangunan dan suasana ruang terbuka dalam pekarangan rumah. Hal ini bertujuan agar wisatawan yang menginap dapat merasakan atmosfer suasana kekerabatan dan keakrabatan khas orang Bali dalam lingkungan rumah tinggalnya.
Pemilik rumah memberikan kesempatan para tamunya untuk berinteraksi secara langsung dan aktif dengan para penghuni rumah. Mereka juga bebas ikut terlibat dalam berbagai kegiatan dalam lingkungan keluarga tersebut, seperti dalam kegiatan memasak, persiapan upacara, dan berlatih seni budaya tradisional Bali.
Tata ruang homestay ditata mengikuti pola tata ruang arsitektur tradisional Bali. Hal ini sekaligus memberikan edukasi secara budaya bagi para wisatawan tentang tata ruang dan tata nilai zonasi rumah tinggal tradisional Bali.
Para wisatawan juga dilibatkan untuk ikut kegiatan kebersihan lingkungan, panen, dan adat istiadat di wilayah Desa Pinge ini.
Para wisatawan yang datang didistribusikan menginap di homestay dalam rumah-rumah penduduk secara adil dan proporsional oleh pengelola desa wisata Pinge.
TEMPAT
SUCI
R-20 Timur Jalan
880 640 3605801090
200
140
510
540
500
640
440
440
1460
790
300
720
560 200 640 210 34027
500
900
1030
100
400
640
550
600
290
230
400
490
170
BALE
DAJA
TUGU
BALE
ADAT
TEMPAT USAHA
SALON
DAPUR
DAPUR
RUMAHLAMA
JINENG
910 320 900 280 800 720 380
520
450
650
800
160 210 540
950
300
350
1770
230
480
210
610
960
420
470
260
330
200
470
600
TUGU
TEMPAT
SUCI
DAPURDAPUR
GUDANG
BALE
ADAT
METENMETEN
KAMAR
TIDURJ INENGLOJI
KAMARMANDI
GARASE
R-11 Timur Jalan
DAPUR
DAPUR
DAPUR
BALE
ADAT
JINENG
METEN
METENMETEN
JIN ENG
GUDANG GUDANG
TUGU
TEMPAT
SUCI
1100 240 1110 280 7 20 2 50 920 250 420
510
610
204
1260
490
200690 290 140
560
1830
2607 405004 40430500
450
390
790
500
280
360
950
200
400
480
620
1 90
5 50
730
890
160
410
410
390
510530
R-13 Timur Jalan
TEMPAT
SUCIMETEN
TUGU
BALEADAT
GUDANG
GUDANGGARASE
& WC
J INENG
DAPUR
1100 300 1120 620 320
450
1210
550
220
250
340
300650
640150
220650420
120
590
300
720
410
230 80
780
880
2140
3020
700
200
280
250
460
600780
320 450
450
660
360
760
R-14 Timur Jalan
TEMPAT
SUCI
METEN
METEN
TUGU
BALEADAT
JINENG
JINENG
DAPUR
DAPURKAMAR
TIDUR& WCGUDANG
& WC
GARASE
GUDANG
1110 240 710 230 700 230 300 100
450
690
340
350
480
500120600210600290540740
780
3200
3980
380
480
370
450
220
550
360 270
230
400
550
200
400
460
220
520
500
1000
400
220
800
R-15 Timur Jalan
TEMPAT
SUCI
METENMETEN
METEN
GARASE
&
GUDANG
KAMAR
TIDURBALE
ADAT
BALE
ADAT
JINENGJINENG
DAPUR
DAPUR
DAPUR
METEN
METEN
DAPURWARUNG
GARASE
DAPUR
JINENG
DAPUR
TUGU
1400 270 620 250 760 270 720 220 510 90 450
1200
1040
530
530
250
400
80
1000 400
860
160
290
740
510
530
450
590
600
350
200
250
750
300
400300960450
540
300
580
120
670
540
160
340430290170350
290
430
550230
300
590
590
310
340
700
520 280
150 200 450
240
320 680
420
360
48029080015035030030090
190 530
590
260
650
R-16 Timur Jalan
4030
Gambar 6. Layout Homestay sebagai kasus Sumber: dokumentasi 20 Maret 2017
4-108 Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang (SAMARTA), Bali-2017, ISBN 978-602-294-240-5
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil kajian ini sebagai berikut.
Para tamu di Desa Pinge diberikan tempat menginap di homestay-homestay yang tersebar di rumah-rumah penduduk setempat.
Bangunan homestay tersebut dibangun dalam zona teben pekarangan rumah, akan tetapi wisatawan dapat berinteraksi secara aktif dengan pemilik rumah.
Pengunjung didistribusikan secara adil dan proporsional ke seluruh rumah yang memiliki homestay di Desa Pinge.
Wisatawan mendapat kesempatan terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan sosial budaya kemasyarakatan yang berlangsung di wilayah Desa Pinge ini.
REFERENSI
Adiyoso, W. 2009. Menggugat Perencanaan Partisipatif dalam Pemberdayaan Departemen Dalam Negeri, 2000. Tentang Visi, Misi, Startegi, dan Kebijakan Pemberdayaan
Masyarakat Desa. Hadiwijoyo,Suryo Sakti. 2012. Perencanaan Pariwisata Perdesaan berbasis Masyarakat. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 3 2013 Online http://ejournal-s1.undip.ac.id /index.php/pwk Maharini, Eka dan Sukma Arida, 2014, Keterlibatan Masyarakat dalam Mengelola Desa Wisata
Pangsan di Kabupaten Badung, Jurnal Destinasi Pariwisata Vol.2 no.1 Tahun 2014. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Birin,
Ana.2010. “Strategic Management of Sustainable Development in Rural Tourism.”Journal of Tourism and Hospitality.Faculty of Tourism and Hospitality.
Janet dan Andrea.2012. “Community – Based Tourism and Lokal Culture: The Case of The amaMpondo.” Vol.X, No.1. South Africa: Nort- West University and Walter Sisulu University.
Soemarno.....Pengertian_Desa_Tipologi_Karakteristik_Desa.https://www.academia.edu/9059597/ www.penataanruang.com/tata-ruang2.htmlTata Ruang - PenataanRuang.Com. https//www.republika.co.id, Desa Wisata Atasi Kejenuhan Pariwisata di Bali, online senin 19 juni
2017..diupload kamis 22 juni 2017 pukul 10.26 wita.