KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

21
Jurnal LUGHOTI Program Studi Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M. Naquib Al-Attas. 60 KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM MENURUT SYED. M. NAQUIB AL-ATTAS Muhammad Wahyudi IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan e-mail: [email protected] Abstract This article will try to describe ta‟dib, tarbiyah, ta‟lim in Syed‟s view. M. Naquib Al-Attas, starting from the definition of etymology or terminology and the opinion of scholars about the three terms above. Then the aspect of discipline in tarbiyah and ta ‟lim and what a civilized human being is like. Furthermore, the extent of the relationship between discipline and science, the universe and the implications of the concept of discipline on educators, learners. Then the purpose of the concept of discipline in the view of al-Attas. In this study, the author uses the method of literature study. From the results of this research, the author concludes that using the term ta'dib is more appropriate in the context of education than tarbiyah or ta'lim because according to al-Attas the structure of the concept of ta'dib has included elements of science (ilm), instruction (ta'lim) and good construction (tarbiyah). The term discipline is not only limited to cognitive aspects, but also includes spiritual, moral and social education. In addition, the terminology tarbiyah and ta'lim indicate a mismatch of meaning. The term tarbiyah is too broad in scope and only touches on the physical aspects in the development and growth of animals. While education is only intended for human beings, then the word adab is more appropriately used as the meaning of Islamic education because adab means coaching that is specifically applicable to human beings. Keywords: Concept of Ta‟dib, Islamic Education, Syed M. Naquib Al -Attas.

Transcript of KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Page 1: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

60

KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN

ISLAM MENURUT SYED. M. NAQUIB AL-ATTAS

Muhammad Wahyudi

IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan

e-mail: [email protected]

Abstract

This article will try to describe ta‟dib, tarbiyah, ta‟lim in Syed‟s view. M. Naquib Al-Attas,

starting from the definition of etymology or terminology and the opinion of scholars about the three terms

above. Then the aspect of discipline in tarbiyah and ta‟lim and what a civilized human being is like.

Furthermore, the extent of the relationship between discipline and science, the universe and the

implications of the concept of discipline on educators, learners. Then the purpose of the concept of

discipline in the view of al-Attas. In this study, the author uses the method of literature study. From the

results of this research, the author concludes that using the term ta'dib is more appropriate in the context

of education than tarbiyah or ta'lim because according to al-Attas the structure of the concept of ta'dib

has included elements of science (ilm), instruction (ta'lim) and good construction (tarbiyah). The term

discipline is not only limited to cognitive aspects, but also includes spiritual, moral and social education.

In addition, the terminology tarbiyah and ta'lim indicate a mismatch of meaning. The term tarbiyah is too

broad in scope and only touches on the physical aspects in the development and growth of animals. While

education is only intended for human beings, then the word adab is more appropriately used as the

meaning of Islamic education because adab means coaching that is specifically applicable to human

beings.

Keywords: Concept of Ta‟dib, Islamic Education, Syed M. Naquib Al-Attas.

Page 2: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

61

Abstrak

Artikel ini akan mencoba menguraikan ta‟dib, tarbiyah, ta‟lim dalam pandangan Syed. M.

Naquib Al-Attas, mulai dari definisi secara etimologi ataupun terminologi dan pendapat para ulama

tentang tiga terma diatas. Kemudian aspek ta‟dib dalam tarbiyah dan ta‟lim dan seperti apa manusia yang

beradab itu. Selanjutnya sejauh mana hubungan ta‟dib dengan ilmu, alam semesta serta implikasinya

konsep ta‟dib terhadap pendidik, peserta didik. Lalu tujuan konsep ta‟dib dalam pandangan al-Attas.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan. Dari hasil penelitian ini penulis

menyimpulkan bahwa menggunakan istilah ta‟dib lebih tepat dalam konteks pendidikan daripada

tarbiyah atau ta‟lim karena menurut al-Attas struktur konsep ta‟dib telah mencakup unsur-unsur ilmu

(ilm), intruksi (ta‟lim) dan pembinaan yang baik (tarbiyah). Istilah ta‟dib ini tidak hanya terbatas pada

aspek kognitif, tetapi juga meliputi pendidikan spiritual, moral dan sosial. Selain itu juga, peristilahan

tarbiyah dan ta‟lim menunjukkan ketidaksesuain makna . Istilah tarbiyah terlalu luas cakupannya dan

hanya menyinggung aspek fisikal dalam pengembangan dan pertumbuhan binatang. Sedangkan

pendidikan hanya ditujukan pada manusia, maka kata adab lebih tepat digunakan sebagai makna

pendidikan Islam sebab adab berarti pembinaan yang khusus berlaku untuk manusia.

Kata kunci: Konsep Ta‟dib, Pendidikan Islam, Syed M. Naquib Al-Attas.

Page 3: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

62

A. Pendahuluan

Ta‟dib adalah salah satu istilah yang dipakai dalam dunia pendidikan Islam

selain dari tarbiyah, ta‟lim dan lain-lainnya1. Ta‟dib, tarbiyah dan ta‟lim bila ditinjau dari

medan semantiknya sama-sama mempunyai arti pendidikan, yang dalam bahasa Inggris nya

dikatakan education.2 Akan tetapi, al-Attas memilih ta‟dib bila diartikan sebagai pendidikan

Islam daripada tarbiyah dan ta‟lim. Sebab ta‟dib menurut beliau sudah mencakup unsur-

unsur ilmu („ilmu), instruksi (ta‟lim), dan pembinaan yang baik (tarbiyah)3. Kemudian

Tarbiyah dan ta‟lim menurut beliau kurang memadai dan tepat karena makna pada dasarnya

mengasuh, memelihara, memberi makan dan serta penerapannya hanya membentuk manusia

ke arah fisikal saja.4 Melalui konsep ta‟dib ini dapat mencetak manusia yang beradab

5, yang

dengannya dapat terhindar diri dari sifat-sifat kezhaliman (zhulm), kebodohan (jahl), dan

kegilaan (junun). Sebab Ilmu tidak dapat dipindahkan atau diajarkan (tranfer of knowledge)

dengan sempurna oleh seorang guru kepada muridnya dalam proses pendidikan kecuali jika

telah mempunyai adab terhadap pelbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan.6 Dalam hal ini

jika seorang itu telah beradab, secara otomatis telah memiliki ilmu benar serta mempunyai

tujuan kehidupan yang jelas mencakup spritual dan material. Oleh karena itu, pemilihan

istilah-istilah kunci dalam dunia pendidikan Islam sangat menentukan perkembangannya

pendidikan Islam dimasa depan.

Dari konsep ta‟dib ini, al-Attas merumuskan tujuan pendidikan Islam bukanlah

untuk menghasilkan warga yang baik dan tidak pula pekerja yang yang baik. Sebaliknya,

tujuan tersebut adalah untuk menciptakan manusia yang baik bukan menjadi warga yang

baik7. Untuk mewujudkan orang baik, perlu adanya pengkajian ulang dengan serius terhadap

tiga terma ta‟dib, tarbiyah, ta‟lim diatas yang bermaknakan pendidikan Islam secara

komprehensif yang bisa menghantarkan menjadi orang baik.

1Tahzib, wa‟dz, mau‟idzah, riyadhah, tazkiyah, talqil, tadris, tafaqquh, tabyin, tazkirah dan irsyad. Lihat,

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 7-25. 2Lihat Kamus Inggris –Indonesia Jhon M. Echol dan Hasan Shadily

3Wan Mohd Nor Wan Daud, The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib Al-

Attas: AnExposition of the Original Concept of Islamization, (Kuala Lumpur: ISTAC1, 1998), hal. 170. 4 Ibid.

5Menurut al-Attas Manusia beradab adalah orang yang baik itu adalah yang menyadari sepenuhnya akan

tanggung jawab dirinya kepada Tuhan yang haq, yang memahami dan menunaikan kewajiban terhadap dirinya

sendiri dan orang lain yang terdapat dalam masyarakatnya, yang selalu berupaya meningkatkan setiap aspek dalam

dirinya menuju kearah kesempurnaan sebagai manusia yang beradab. Risalah Untuk Kaum Muslimin, hal. 152. 6 .................................................................24 wnm Penjermah 7S.M.N. al-Attas, Islam and Secularism, (Kuala Lumpur: ISTAC, 1993), hal. 152.

Page 4: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

63

Oleh karena itu, makalah ini akan mencoba menguraikan satu persatu ketiga

terma diatas. Mulai dari definisi secara etimologi ataupun terminologi dan pendapat para

ulama tentang tiga terma diatas. Kemudian aspek ta‟dib dalam tarbiyah dan ta‟lim dan

seperti apa manusia yang beradab itu. Selanjutnya sejauh mana hubungan ta‟dib dengan

ilmu, alam semesta serta implikasinya konsep ta‟dib terhadap pendidik, peserta didik. Lalu

tujuan konsep ta‟dib dalam pandangan al-Attas. Setelah semua ditetili dengan rinci dan

sejelas-jelasnya baru dapat disimpulkan konsep ta‟dib layak sebagai alternatif pendidikan

Islam.

B. Pembahasan

1. Pengertian secara bahasa

a. Tarbiyah

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang kata tarbiyah yang

bermakna pendidikan secara etimologi, penulis merujuk ke “Mu‟zam al-Faazul al-

Qur‟an al-Karim” akar katanya berasal dari fiil Madhi yang terdiri dari tiga huruf

yaitu rabawa menjadi rabaa menjadi raba ربب - ربى ) .8 Serta meliki tiga makna:

Pertama; Rabaa-yarbuu dengan makna bertambah atau berkembang

(Zaada dan Namaa). Sebagaimana yang termaktum dalam (QS. ar-Rum (30): 39)

begitu juga pada (QS. al-Baqarah (2):276), (QS. al-Hajj (22):5) (QS. al-Fhusilat (41):

29), (QS. ar-Ra‟dhu (13): 5), dan yang terakhir pada (QS. an-Nahl (16):92).

Kedua; Rabaa-Yurbii atas wazan Khafaa-yukhfii yang maknanya

mengembangkan dan memelihara (Nasya‟a dan ra‟aa). Berlandaskan pada (QS. al-

Baqarah (2):276)

Ketiga; Rabba-yarubbu dengan wazan Madda-yamuddu dengan makna

memperbaiki, memelihara, dan mengajar. Yang terdapat pada (QS. al-Isra (17):24)

dan pada (QS. as-Syu‟ara (26):18).9

Tarbiyah secara etimologi mempunyai banyak arti diantaranya

pendidikan (education), pengembangan (upbringing), pengajaran (teacing), perintah

(intruction), pembinaan kepribadian (breeding), memberi makan (raising), mengasuh

8Mu‟zam al-Lukhatul al-„Arabiyah: “Mu‟zam al-Faazul al-Qur‟an al-Karim”, (Mesir: Beirut, 1993), Juz 1,

hal. 402. 9 Ibid.

Page 5: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

64

anak,10

memimpin.11

Sedangkan al-Attas mengartikan tarbiyah sebagai memelihara,

mengarahkan, memberi makan, mengembangkan, menyebabkan tumbuh dewasa,

menjaga, menjadikannya berhasil, menjinakkan12

.

Makna tarbiyah sebagai menumbuhkan berdasarkan dalam (QS.al-

Baqarah(2):276).13

Dalam makna menumbuhkan14

Hans Wehr, Fahrur Rozi, al-

Jauhari15

sependapat dengan al-Attas. Sementara ibnu Abdulillah Muhammad bin

Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi mengartikan tarbiyah dengan makna pemilikan

dalam hal ini bisa dilihat dalam kamus Lisanul al-Arab karya ibnu manzur.16

Kemudian Kata rabb yang terdapat dalam (QS. al-Fatihah (1):2) di terjemahkan oleh

Departemen Agama diartikan sebagai berikut: Rabb ( Tuhan) berarti Tuhan yang

ditaati dan memiliki, mendidik dan memelihara17

. Kemudian kata Rabb tidak dapat

dipakaikan selain untuk Tuhan kecuali ada sambungnya, seperti rabb-al bait

(pemilik rumah).18

Sebenarnya secara eksplisit kata tarbiyah tidak ditemukan dalam Al-

Qur‟an dan As-Sunnah. Namun terdapat beberapa istilah kunci yang seakar

dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani, nurabbi, yurbi, dan rabbani. Dalam pengertian

tarbiyah diatas itu didasarkan pada firman Allah Swt, yakni dalam (QS. al-Isra‟

(17):24)

ب بم صغزا رب

Artinya: “Sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu

kecil”.(QS. Al-Isra‟: 24)

10Ali bin Muhammad Ali al-Jurzani, at-Ta‟rifat, Dar-Al-kitab al-arab, (Beirut:...) Juz 1, cet 1, hal. 145

11Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2003), hal.71

12al-Attas, Islam and Secularism, hal. 151

ار أمثييم 13 ف ب كل كم قماتي وماللو لم يي ي ربي الصدم ق اللو الربما وم يمحم14

Maksud menumbuhkan adalah segala segala sesuatu yang bisa tumbuh termasuk manusia, hewan,

tumbuhan, mineral. Untuk lebih detail lihat Lisanul al-arab karya ibnu Manzur 15

Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hal. 19. 16

ملكو و من ىنا كا ن وصف الله عز و جل الرب كل شيء أي ما لكو و لو الربوية علي جميع الخلق ل شريك لو و ل يقال : ربا- يربو- ربو اللهم رب ىذه الدعوة أي صاحبها : و في الحد يث اجابة الدوذن . الرب في غير الله ال باالضافة فتستطيع أ ن رب الشيء أي مالكو و مستحقو

17

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya, ( Jakarta: Departemen Agama RI, 1984/ 1985),

hal. 30. 18

Ibnu manzur, Lisanul Ar-arab, (Mesir, Darul ma‟aarif, 2003), juz, 3, hal. 1546

Page 6: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

65

Pada ayat diatas dengan istilah tarbiyah diambil dari fi‟il madhi-nya

(rabbayani), maka ia memiliki arti memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi

makan, menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, membesarkan dan

menjinakkan. Jadi istilah tarbiyah menunjukkan pengasuhan dan pendidikan orang

tua kepada anak-anaknya lebih dominan pada dimensi jasmani jika dibandingkan

dengan rohaninya, sebab keadaan anak tersebut masih dalam keadaan kecil

sebagaimana tercantum akhir ayat tersebut. Sedangkan dalam (QS. A-sy-Syu‟ara

(26):18) dan menumbuhkan (of animals)19

. Ada juga yang mengartikan tarbiyah

sebagai

زببل قبه أى زك س ع (18) فب وىدا وىبثت فب

Ayat diatas menunjukkan pengasuhan semata Fir‟aun terhadap Nabi Musa

sewaktu kecil yang hanya berupa pengasuhan sebatas aspek jasmani, tanpa

melibatkan dimensi rohani. menjelaskan bahwa Allah menghapus sistem riba dan

mengembangkan sistem sedekah. Ayat ini berkenaan dengan makna “menumbuhkan

dan mengemkembangkan” bukan dalam bentuk pengertian tarbiyah seperti ayat

diatas.

Menurut Fahr al-Razi, istilah tarbiyah yang berakar kata dari rabbayani

dengan makna at-tanmiyah20

yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sementara

Sayyid Quthub mengartikan lafaz rabbayani dengan ra‟ya dalam artian memelihara

bukan manusia semata. Ayat diatas sebagai peringatan yang menimbulkan kasih

sayang kenangan masa kecil yang lemah dalam pemeliharan orang tua kepada

jasmani anak dan menumbuh kematangan mentalnya. 21

Karena demikian luasnya pengertian istilah tarbiyah sebagai pendidikan

bukan hanya menjangkau manusia melainkan juga menjaga alam jagat raya, benda-

benda alam selain manusia, karena benda-benda alam selain manusia itu tidak

memiliki persyaratan potensial, seperti akal, pancaindra, hati nurani, insting, dan

fitrah yang memungkinkan untuk didik. Oleh itu, al-Attas mengkritisi tarbiyah

sebagai makna pendidikan Islam;

19Lihat Hans Wehr, Mu‟jam al-Lughah al-Arabiyah al-Mu‟asharah ( A dictionary of Modren Written

Arabic ), ( Ed), J. Milton Cowan, (London: Macdonald & Evans LTD, 1974), hal. 324. 20

Fahr al-Razi, mawafiqu lil mathbu, (Beirut, Dar Ihya at-Thuras al-Arab), Juz 1. hal. 2797. 21

Lihat tafsir “Fi Zilal al-Qur‟an”(Mesir, Dar Ihya al-Turas al-Arabi,1971), juz v, hal.318

Page 7: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

66

“Those who coined the term tarbiyah to mean education were in reality

reflecting the Western concept of „education‟, for the term tarbiyah, in spite of what

they stiil claim, is a transparent translation of „education‟ in the Western sence, as the

basic meanings conveyed by it are similar to those found in the Latin counterparts.

Even though the advocates of tarbiyah continue to contend that the term is evolved

from the Holy Qur‟an, their evolvement of it as such is based on mere conjecture of

the Quranic conceptual system. For semantically, the term tarbiyah is neither

apparent unawarencess of the semantic structures of the Qur‟anic conceptual

system.22

Artinya; (mereka yang membuat istilah tarbiyah untuk maksud pendidikan

pada hakikatnya mencermin konsep Barat tentang pendidikan. Mengingat istilah

tarbiyah, tidak sebagaimana masih mereka nyatakan, adalah suatu terjemahan yang

jelas dari istilah “education” menurut artian Barat, karena makna-makna dasar yang

dikandung olehnya mirip dengan yang bisa ditemui di dalam rekanan Latinnya.

Meskipun para penganjur istilah tarbiyah terus membela istilah itu, yang mereka

katakan sebagai dikembangkan dari al-Qur‟an).

Lebih lanjut al-Attas mengatakan; For semantically, the term tarbiyah is

neither appropriate nor adequate in conveying the conception of eduation in the

Islamic sence, as will be demonstrated in the follows.23

b. Ta‟lim

Kata ta‟lim menurut Hans Wher dapat berarti pemberitahuan tentang sesuatu

(information), nasihat (advice) perintah (intruction), pengarahan (direction),

pengajaran (teaching), pelatihan (training), pembelajaran (schooling), pendidikan

(education), dan pekerjaan sebagai magang, masa belajar suatu keahlian

(apprenticeship).24

Kemudian, Mahmud Yunus dengan singkat mengartikan ta‟lim adalah hal

yang berkaitan dengan mengajar dan melatih.25

Sementara Muhammad Rasyid Ridha

mengartikan ta‟lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa

22S.M.N. al-Attas,The Concept of Education in Islam; A Framework for an Islamic Philosophy of

Education,( Kuala Lumpur,1999, ISTAC), hal. 28. 23

Ibid. 24

Lihat Hans Wehr, Mu‟jam al-Lughah al-Arabiyah al-Mu‟asharah, hal 267. 25

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, hal. 136.

Page 8: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

67

individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.26

Namun berbeda dengan

Quraisy Shihab, ketika mengartikan kata yu‟allimu yang terdapat pada surat al-

Jumu‟ah (QS. (62) 2)27

, dengan arti mengajar yang intinya tidak lain kecuali mengisi

benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta

fisika.28

Kata ta‟lim banyak dijumpai di dalam al-Qur‟an dan sunnah. Diantaranya

ta‟lim digunakan oleh Allah untuk mengajar nama-nama yang ada di alam jagat raya

kepada Nabi Adam as. (QS. al-Baqarah (2): 31)29

, mengajar manusia tentang al-

Qur‟an dan bayan (QS. ar-Rahman (55): 2), mengajarkan al-Kitab, al-Hikmah,

Taurat, dan Injil (QS. al-Maidah (5): 110), mengajarkan ta‟wil mimpi (QS. Yusuf

(12): 101), mengajarkan sesuatu yang belum diketahui manusia (QS. al-Baqarah (2):

239), mengajarkan tentang sihir (QS. al-Kahfi (18): 65), mengajarkan cara membuat

baju besi untuk melindungi tubuh dari bahaya (QS. al-Anbiya‟ (21): 80),

mengajarkan tentang wahyu dari Allah (QS. at-Tahrim (65): 5).30

Dengan demikian, kata ta‟lim dalam al-Qur‟an menunjukkan sebuah proses

pengajaran, yaitu menyampaikan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, hikmah,

kandungan kitab suci, wakyu, sesuatu yang belum diketahui manusia, keterampilan

membuat alat pelindung, ilmu laduni (ilmu yang langsung dari Allah), nama-nama

atau simbol dan rumus-rumus yang berkaitan dengan alam jagat raya, dan bahkan

ilmu terlarang seperti sihir. Ilmu-ilmu baik yang disampaikan melalui proses ta‟lim

tersebut dilakukan oleh Allah Swt, malaikat, dan para nabi.

Kemudian Kata-kata ta‟lim sebanyak 41 kali, 25 kali Fi‟il Maadi dan 16 kali

Fi‟il Mudaari. Kemudian Kata ta‟lim asal katanya, yaitu „allam, yu‟allimu, ta‟lim

dijumpai dalam hadis sebagai berikut.31

“pengetahuan adalah kehidupan Islam dan

pilar iman, dan barangsiapa yang mengajarkan ilmu Allah akan menyempurnakan

pahala baginya, dan barangsiapa ilmu dan mengamalkan ilmu yang diajarkannya itu,

26M. Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, (Dar al-Manar, 1403 H), Juz 1, hal. 262.

27 ه آبته وزمب ه تيى عي ه رسىل ب ب هى اىذي بعث ف ال ه وعيب ب قبو ىف ضله مبىا ة وإ (2) اىنتبة واىحن

28M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‟an, (Bandung, 1996, Mizan), hal. 172.

29 و عي صبدق ت م بء هؤلء إ بئى بأس لئنة فقبه أ عيى اى عزضه بء ميهب ث الس (31) آد

30Abuddin Nata, Ibid , hal. 13-16

31Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam,(Yogjakarta, Pustaka Pelajar, 2009), hal. 28

Page 9: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

68

maka Allah akan mengajarkan kepadanya sesuatu yang ia belum ketahui.” ( HR. Abu

Syaikh )32

Kata ta‟lim dalam arti pengajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

banyak digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat nonformal, sepeti majelis

ta‟lim yang saat ini sangat berkembang dan bervariasi, yaitu ada majelis ta‟lim

dikalangan masyarakat elite, di kantoran, hotel dan tempat kajian keagamaan. Dari

segi materinya ada yang secara khusus membahas membahas sebuah kitab tertentu ,

ada kajian tema-tema tertentu , ada kajian tentang tefsir, hadis, fikih, dan sebagainya,

dan ada pula yang diserahkan kepada tuan guru. Waktunya ditentukan, misalnya

setiap minggu, atau setiap bulan sekali, sedangkan berbagai aturan lainnya berlaku

secara konvensional dan fleksibel. 33

Sebagian berpendapat juga ta‟lim dalam arti pendidikan kata yang paling

dahulu digunakan daripada kata tarbiyah. Kegiatan pendidikan dan pengajaran yang

pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw di rumah al-Arqam (Dar al-

Arqam) di Mekkah, dapat disebut sebagai majelis ta‟lim.34

Demikian pula kegiatan

pendidikan Islam di Indonesia yang dilaksanakan oleh para da‟i di rumah, mushalla,

masjid, surau, langgar, atau tempat tertentu, pada mulanya merupakan kegiatan

ta‟lim. Kegiatan ta‟lim ini hingga saat ini masih terus berlangsung di seluruh

Indonesia. Menurut data dari Badan Kontak Majelis Ta‟lim ( BKMT ) di Jakarta saja,

saat ini terdapat dari 5.000 majelis ta‟lim35

.

Di kalangan pemikiran Islam yang menggunakan kata ta‟lim arti pendidikan,

antara lain Burhanuddin al-Jarnuji dengan kitabnya yang terkenal Ta‟lim al-

Muta‟llim36

. Kitab yang banyak membicarakan tentang etika belajar bagi murid,

hingga saat ini masih dikaji di berbagai pesantren. Memalui kitab tersebut telah

tumbuh semacam instituuion culture, yaitu budaya institusi pesantren yang khas dan

berbeda dengan budaya lainnya. Budaya tersebut bersumber pada ajaran tasawuf

akhlaki.

32al-Sayyid Ahmad al-Hasyimiy Bek, Mukhtar al-Ahadits an-Nabawiyyah, Maktabah Hijazy bi al-

Qadariah, Mesir, 1948.hal. 18 33

Abuddin Nata, Ibid. hal. 13 34

Lihat Shiratun an- Nabawiyah ( Ibnu Hisyam ) 35

Abuddin Nata, Ibid. hal.45 36

Ibid,

Page 10: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

69

Dengan memberikan data dan informasi tersebut, maka dengan jelas, bahwa

kata ta‟lim termasuk kata yang paling tua dan banyak digunakan dalam kegiatan

nonformal dengan tekanan utama pada pemberian wawasan, pengetahuan, atau

informasi yang bersifat kognitif yang sama sekali sebelum tahu. Tapi setelah dikasi

pengajaran bisa menjadi tahu sebagaimana yang tercantum dalam (QS. an-Nahl ( 16

):78)

يئب لا تاعلامونا شا

Dari ayat diatas, maka ta‟lim lebih dominan pengajaran daripada pendidikan.

Namun, karena pengajaran merupakan bagian dari kegiatan pendidikan, maka

pengajaran juga termasuk pendidikan yang bersifat pemberian kognitif saja.

c. Ta‟dib

Kata ta‟dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta‟dib yang artinya

pendidikan (udecation) disiplin, patuh dan tunduk pada aturan (discipline) peringatan

atau hukum (punishment) hukuman-penyucian (chastisement).37

Ada juga yang

memberikan arti ta‟dib yang berarti beradab, bersopan santun, tata karma, adab, budi

pekerti, akhlak, moral, dan etika.38

Al-Attas mengartikan ta‟dib yang seakar dengan adab memiliki arti

pendidikan peradaban dan kebudayaan sebagai pengenalan dan pengakuan yang

secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang-tempat yang tetap dari

segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah

pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.39

Melalui ta‟dib ini al-

Attas ingin menjadikan pendidikan sebagai sarana transformasi nilai-nilai akhlak

mulia yang bersumber pada ajaran agama ke dalam diri manusia, serta menjadi dasar

terjadinya proses islamisasi ilmu pengetahuan. Islamisasi ilmu pengetahuan ini

menurutnya perlu dilakukan dalam rangka membendung pengaruh materialisme,

sekularisme, dan dikotomisme ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh barat.40

Selanjutnya dalam sejarah, kata ta‟dib digunakan untuk menunjukkan pada

kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di istana-istana raja (qushur) yang para

37Abuddin Nata, Ibid, hal. 47

38Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Predana Media, 2006), hal.10.

39al-Attas,The Concept of Education in Islam; Ibid, 32

40Ibid

Page 11: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

70

muridnya terdiri dari para putra mahkota, pangeran atau calon pengganti raja.

Pendidikan yang berlangsung di istana ini diarahkan untuk menyiapkan calon

pemimpin masa depan. Karena itu, materi yang diajarkan meliputi pelajaran bahasa,

pelajaran berpidato, pelajaran menulis yang baik, pelajaran sejarah para pahlawan

dan panglima besar dalam rangka menyerap pengalaman keberhasilan mereka,

renang, memanah, dan menunggang kuda (pelajaran ketarampilan).41

Penggunaan

kata ta‟dib dalam arti pendidikan antara lain di jumpai dalam hadis Rasullah sebagai

berikut:

“Didiklah putra-putrimu sekalian dengan tiga perkara: yaitu mencintai Nabi

mereka, mencintai keluarganya, membaca al-Qur‟an, karena yang menghafal al-

Qur‟an akan berada di bawah naungan Allah, pada hari yang tidak ada perlindungan

kecuali perlindungannya bersama para nabi dan para sahabatnya.” (HR. Dailami)42

رب فأحسن تأديبيأدبني

“Tuhanku telah mendidikku, maka ia menjadikan pendidikanku menjadi

baik”(HR.Ibnu Hibban)43

Oleh karenanya ta‟dib sebagai istilah pendidikan, pada awalnya telah dipakai

secara tepat oleh para tokoh sufi yang secara tipikal menonjol dalam pengembangan

pribadi Islam melalui pengembangan indra, akal dan moral. Makna yang dikandung

dengan istilah adab atau ta‟dib, sebab istilah ini tidak terbatas hanya pada aspek

kognitif, tetapi juga meliputi pendidikan spiritual, moral dan sosial.44

2. Pengertian secara istilah

a. Tarbiyah

Menurut Qadhi Baidhawi dan Muhammad Jamaludin al- Qosimi tarbiyah

adalah suatu proses penyampaian sesuatu secara berangsur-angsur untuk mencapai

tujuan yang maksimal.45

Namun, berbeda dengan Ibnu Sina tarbiyah adalah

pembiasaan yaitu perbuatan yang satu secara berulang-ulang terus menerus dengan

41Muhammad Dhiyau ar-Rahman al-„Azhami, al-Mihnatul Kubra Syarah wa Takhrij as-Nusan as-Shukhra,

(Riyad, an-Nasyir Maktabah ar-Rusydi 1422 H), Juz 8, hal. 154. 42

Abi al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali al-Hajar al-Haitami, al-Shawa‟iqu al-

Muharriqah „ala Ahli al-Rafdhi wa al-Dhalala wa al-Zindiqah,( Beirut, 1997, Muasasa al-Risalah), Juz 2, hal. 496.

43Ali bin Hisamu al-ddin ( Mufti India) , Kanzul al-Amal, juz 11, hal. 406

44Wan Mohd Nor Wan Daud,Ibid, hal. 184

45Sa‟id Ismail Ali, Ushulul At-tarbiyah Al-islamiah, (Mesir, 1428, Dar-Al-salam), hal. 11

Page 12: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

71

masa yang lama.46

Sementara bagi Al-Asfahani Tarbiyah sebagai proses

menumbuhkan sesuatu secara setahap demi setahap dan dilakukan sesuai pada batas

kemampuan. Dari defenisi al-Asfahani ini bahwa pendidikan diperuntukkan bagi

manusia dan selainnya, padahal yang namanya pendidikan hanya khusus manuasia

sebagaimana disinggung oleh al-Attas dalam bukunya “The Concept of Education in

Islam”

b. Ta‟lim

Menurut Abdul Fattah Jalal, ta‟lim merupakan proses pemberian

pengatahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, sehingga diri manusia itu

menjadi suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap menerima hikmah dan

mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya (ketrampilan).47

Kemudian Rasyid Ridha, mendefinisikan ta‟lim sebagai proses transmisi berbagai

ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.48

Dari definisi Rasyid Ridha diatas, penulis berpendapat lebih umum daripada definisi

sebelumnya. Hanya sebatas proses pentransferan ilmu pengengetahuan yang dituntut

untuk menguasai ilmu secara kognitif dan psikomotorik. Sebagaimana yang

dikatakan al-Attas ta‟lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan

pendidikan kognitif.49

c. Ta‟dib

Al-Jurjani, mendefinisikan ta‟dib adalah proses memperoleh ilmu

pengetahuan (ma‟rifah) yang dipelajari untuk mencegah pelajar dari bentuk

kesalahan.50

Akan tetapi al-Attas mempunyai definisi tersendiri dan lebih rinci

dengan diatas tentang ta‟dib yaitu pengakuan realitas bahwasanya ilmu dan segala

sesuatu yang ada terdiri dari hierarki yang sesuai dengan kategori-kategori dan

tingkatan-tingkatannya, dan bahwasanya sesorang itu memiliki tempatnya masing-

masing dalam kaitannya dengan realitas, kapasitas, potensi fisik, intelektual, dan

spritualnya.51

Definisi al-Attas diperkuat oleh syeikh Wan Ahmad al Fathani dari

46Ibid,

47Kemas Badaruddin, Ibid, hal. 30.

48Lihat tafsir al-Manar

49Wan Mohd Nor Wan Daud,Ibid, hal. 180

50Ibid,

51Wan Mohd Nor Wan Daud, Ibid, 60

Page 13: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

72

Pattani, dari Thailand Selatan, (1856-1908), berpesan agar seseorang mempunyai

adab, maka ia harus selalu dekat dengan majelis ilmu. Syeikh Wan Ahmad

menyatakan “Jadikan olehmu akan yang sekedudukan engkau itu (majlis)

perhimpunan ilmu yang engkau muthalaah akan dia. Supaya mengambil guna engkau

daripada segala adab dan hikmah.”52

3. Manusia Beradab

Al-Attas mengungkapkan bahwa orang yang terpelajar adalah orang baik. “Baik”

yang dimaksudkannya di sini adalah adab dalam pengertian yang menyeluruh dan

meliputi kehidupan spiritual dan material seseorang, yang berusaha menanamkan kualitas

kebaikan yang diterimanya. Oleh karena itulah makanya orang yang benar-benar

terpelajar menurut perspektif Islam didefinisikan oleh al-Attas sebagai orang yang

beradab dia mengatakan; A good man is the one who is sincerely conscious of his

resposibilities towards the true God who understands and fulfills his obligations to

himself and others in his society with justice who constantly strives to improve every

aspect of himself towards perfection as a man of adab.53

Contoh manusia yang paling beradab, mulia, sempurna, adalah Nabi Muhammad

Saw, karena segala aktifitasnya berupa pengajaran al-Qur‟an dan hikmah dan pensucian

ummat adalah manifestasi langsung dari peranan ta‟dib.54

Kemudian al-Attas

berpendapat sebenarnya adab mempunyai banyak arti yang sangat luas dan mendalam.

Akan tetapi kemudian kata adab tersebut digunakan dalam konteks yang terbatas, seperti

untuk sesuatu yang merujuk pada kajian kesusastaraan dan etika profesional dan

masyarakat.55

oleh karenanya pengaturan administrasi pendidikan dan ilmu pengetahuan

haruslah perwujudan manusia yang sempurna.

Dari konsep ta‟dib inilah satu sama lainya saling keterkaitan dalam pelbagi

bidang disiplin ilmu pengetahuan lainnya dalam kehidupan.

4. Hubungan ta‟dib dengan Ilmu

Adab dalam konteks ilmu berarti disiplin intelektual yang mengenal dan

mengakui adanya hierarki ilmu berdasarkan kriteria tingkat-tingkatannya,56

dan

52Untuk lebih jelas lihat kitanya ,Hadiqatul Azhar war Rayahin,

53Wan Mohd Nor Wan Daud, hal. 133

54Al-Qur‟an surat Ali „Imran (3): 164, al-Jumu‟ah (62): 2 dan al-Baqarah (2): 129

55Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam ( Islamia ) Thn I No 6, Juli-September 2005. hal. 78

56al-Attas,The Concept of Education in Islam; hal. 22

Page 14: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

73

keluhuran dan kemuliaan yang memungkinkannya mengenal dan mengakui bahwa

seseorang yang pengetahuannya berdasarkan wahyu Tuhan jauh lebih luhur dan mulia

daripada mereka yang pengetahuannya berdasarkan akal.57

Adab terhadap ilmu

pengetahuan akan menghasilkan cara-cara yang tepat dan benar dalam belajar dan

penerapan berbagai bidang sains yang berbeda. Seperti rasa hormat terhadap para sarjana

dan guru dengan sendirinya merupakan salah satu pengejawantahan langsung dari adab

terhadap ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam penekanan ta‟dib di sini adalah mencakup

ilmu dan amal dalam pendidikan dan adanya amal (praktik) ialah untuk menjamin ilmu

agar dapat dipergunakan secara baik dalam kehidupan masyarakat. Karena alasan inilah,

maka al-Attas mengkombinasikan secara harmonis antara ilmu, amal (praktik) dan adab

yang kemudian menamakannya dengan pendidikan.

Setelah ilmu dipelajari dengan baik dan benar yang dilandasi dengan iman serta

dipraktikan langsung dalam bentuk amal itu semua adalah betuk manifestasi dari konsep

ta‟dib. Setelah memperoleh ilmu dengan proses ta‟dib akan melahirkan peradan Islam

sebagaimana yang dikatan oleh F. Rosenthal; „ilm is one those that have dominated

Islam and given Muslim civilization ist distinctive shape and complexion. In fact there is

one other concept that has been operative as of Muslim civilization in all its aspect to the

same extent as „ilm.58

(Artinya Ilmu adalah salah satu konsep yang mendominasi Islam dan yang

memberi bentuk dan krakter yang khas terhadap peradaban Muslim. Sebenarnya tidak

ada konsep lain yang setanding dengan konsep ilmu yang secara efektif menjadi faktor

penentu dalam peradaban Muslim dalam berbagai aspek)

5. Hubungan ta‟dib dengan alam semesta

Adab dalam kaitannya dengan alam berarti pendisiplinan akal praktis dalam

berhubungan dengan hierarki yang menjadi karakter alam semesta sehingga seseorang

dapat membuat keputusan yang tepat mengenai nilai-nilai dari segala sesuatu, baik dalam

konteksnya sebagai tanda-tanda Tuhan, sumber ilmu pengetahuan maupun sebagai

sesuatu yang berguna bagi pengembangan ruhani dan jasmani manusia.59

Di samping itu,

57Ibid, 16

58Franz Rosental, Knowledge Triumphant, The Concept of Knowledge in Medieval Islam, Leiden E.J.

Brill, hal. 2 59

Wan Mohd Nor Wan Daud, hal. 177

Page 15: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

74

adab terhadap alam dan lingkungan juga berarti bahwa seseorang harus meletakkan

tumbuh-tumbuhan, gunung, sungai, batu-batuan, danau, lembah, binatang dan habitat-

habitatnya pada tempat-tempat yang semestinya.60

Jika kita banding dengan orang-orang diluar Islam yang mereka tidak memiliki

konsep adad terhadap alam semesta. Maka mereka bebas untuk melakukan terhadap alam

semesta ini dan segala isinya. Sementara bagi Muslim alam semesta segala yang ada

didalamnya tidak boleh dizahlimi karena sesuatu yang hal suci untuk dilestarikan serta

kita jadikan alam ini jalan untuk menggapai tujuan yang hakiki melalui adab. Inilah yang

membedakan Muslim dengan Non Muslim sebagaimana yang digambarkan oleh Isma‟il

Raji al Faruqi; ..Islam sees it self relevant to all of space-time, and seeks to determine all

of histroy, all of creation, incluiding all of mankind. What is of nature to eat, good and

condemnation. Islam wants humans to pursue what is of nature to eat and drink, to have

lodging and comfort, to make of the word a garden, to enjoy sex, friendship and all the

good things, but to do them righteously, without injustice to self, to neighbor, to nature to

history. Islam calls man the khalifah, precisely because to do all these things well is to

fulfil the will of God.

(Artinya Islam menganggap dirinya relevan dengan seluruh ruang dan waktu, dan

berusaha untuk menentukan seluruh sejarah, seluruh ciptaan, termasuk seluruh ummat

manusia. Alam ini adalah suci, karenanya baik dan patut diinginkan. Ketaqwaan maupun

moralitas tidak dapat disadarkan pada pengutukan terhadap alam. Islam menghendaki

agar manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang wajar, seperti makan dan minum

dan minum,rumah yang nyaman, mengubah dunia menjadi taman yang indah; menikmati

seks, persahabatan dan hal-hal yang baik dalam kehidupan, mengembangkan ilmu

pengetahuan dan belajar, mengelola alam, berserikat, berkumpul dan membangun

struktur sosial-politik-pendeknya, melakukan semua ini, dan melakukannya dengan cara

yang saleh........)61

Dari pernyataan diatas kita dituntut untuk mengembankan segala potensi-potensi

yang ada di alam ini. Dengan catatan, memakai ilmu pengetahuan yang benar, sementara

ilmu yang benar didapati hanya dengan proses pendidikan yang berkonsepkan ta‟dib.

60Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam ( ISLAMIA ), hal. 79

61Isma‟il Raji al-Faruqi, Al Tawhid: Its Implications for Thoght and Life, (Kuala Lumpur,1992, IIIT), hal.

85.

Page 16: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

75

6. Aspek ta‟dib dalam tarbiyah

Dalam konteks tarbiyah yang diartikan sebagai pendidikan belum cukup untuk

menghantar peserta didik untuk menjadi orang beradab. Sebab bentuk penekatanan dalam

tarbiyah hanya sekedar pemeliharan dan pengasuhan jasmani semata. Sebagaimana yang

yang dikatakan al-Jurjani dalam kitabnya at-ta‟rifaat bahwa makna dasar tarbiyah adalah

pengasuhan (al-Hadhonah)62

, dalam pengasuhan itu al-Jurjani tidak menjelaskan lebih

detail tentang makna tarbiyah tersebut. Dalam hal ini, ada perbedaan sedikit dengan

Sayyid Quhtub ketika memakanai istilah at-Tarbiyah sebagai upaya pemeliharaan

jasmani dan membantunya dalam rangka menumbuhkan kematangan sikap mental

sebagai pancaran akhlaqul karimah pada diri peserta didik.63

Bila dianalis dari dua

pendapat dua tokoh diatas aspek ta‟dib dalam tarbiyah hanya sedekar pengenalan ilmu

dasar yang tidak sampai pematangan mental sebagaimana yang telah disinggung dalam

definisi diatas.

Dari pandangan tersebut, ta‟dib mencakup semua aspek pendidikan, yaitu:

kognitif, afektif dan psikomotorik, sama memprioritaskan kepada jasmani dan

rohaniahnya. Kemudian tarbiyah lebih menonjolkan pada penumbuhan kembangkan fisik

material dan unsur-unsur kasih sayang serta untuk hal-hal yang kongret. Oleh karena itu,

proses pendididkan dengan ciri-ciri ini sangatlah cocok dan tepat bila diterapkan pada

pendidikan tingkat dasar / kanak-kanak atau lebih konkretnya sesuai untuk istilah yang

dipakai proses pendidikan tingkat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.64

Sedangkan ta‟dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam

diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik yang

berlandaskan keimanan. Istilah ta‟lim‟, ta‟dib dan tarbiyah dapatlah diambil suatu

analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan

lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling

mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.

7. Aspek ta‟dib dalam ta‟lim

62Lihat at-Ta‟rifaat Juz 1, Bab huruf ة, hal. 119

63HR. Muslim, أل ان ربي أن أعلكم مب جهلتم ممب علمني.........................

64Kemas Badaruddin, hal. 63-64

Page 17: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

76

Ta‟lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif

semata-mata65

. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta‟lim hanya mengedepankan

proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu‟alim) dan yang diajar

(muta‟alim). Misalnya pada surat Yusuf, ayat 6, berarti ilmu pengetahuan yang

dimaksud, diajarkan atau dialihkan kepada Nabi adalah tabir mimpi. Sedangkan pada

surat al-Maidah ayat 4, ilmu yang dimaksud adalah ilmu berburu.

Ta‟lim juga mewakili ungkapan proses dari tidak tahu menjadi tahu66

. Hanya

sekedar pengisian kognitif saja. Namun, dari istilah ta‟lim pada beberapa ayat diatas

menunjukkan bahwa ilmu yang bisa untuk dialihkan meliputi semua ilmu termasuk

diantaranya sihir. Sehingga memang istilah tersebut lebih dekat pada pengajaran bukan

pendidikan, karena pendidikan dalam pengertian Islam tentu saja harus mengarah pada

manusia yang lebih baik, sesuai peran dan fungsinya didunia ini menurut Al Qur‟an dan

As Sunnah. (QS. Al-Baqarah ( 2):31).

Pengertian pendidikan dalam ta‟lim mengandung makna yang terlalu sempit.

ta‟lim hanya sebatas proses pentransferan seperangkat nilai antar manusia. Ia dituntut

untuk menguasai nilai yang ditransfer secara kognitif dan psikomotorik, akan tetapi tidak

dituntut pada afektif. Jadi ta‟lim, sekedar penyampain ilmu pengetahuan yang benar,

pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak. Oleh

karena itu ta‟lim di sini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang di

butuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.

Sementara ta‟dib dapat diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada

pembinaan dan penyempurnaan akhlaq atau budi pekerti peserta didik. Berarti orientasi

ta‟dib lebih terfokus pada upaya pembentukan pribadi yang berakhlaq mulia. Pengertian

ini didasarkan pada sabda Nabi saw:

أدبنى ربى فأحسه تأدبى

“Tuhanku telah mendidikku, dan dengan demikian menjadikan pendidikanku

yang terbaik”

8. Tujuan konsep ta‟dib

65Wan Mohd Nor Wan Daud, hal. 258.

66QS. Al Baqarah, ayat 239.

Page 18: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

77

Menurut Imam al-Ghazali tujuan pedidikan Islam adalah mencapai kedekatan diri

kepada Allah Swt, guna mencapai kebahagian dunia dan akhirat.67

Namun, Abdul Fattah

Jalal, tujuan pendidikan Islam “mempersiapkan manusia yang „abid yang menghambakan

dirinya kepada Allh Swt.68

Ada juga yang berpendapat tujuan pendidikan Islam yang

bersifat universal tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut.69

Mengandung keinginan

untuk mewujudkan manusia yang sempurna (insan kamil) yang dalamnya memiliki

wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifaan, dan

pewaris nabi. Dari beberapa tujuan pendidikan diatas ada kemiripan dengan pendapat al-

Attas yaitu;

The purpose of seeking knowledge in Islam is to inculcate goodness in man and

individual self. The end of uducation in Islam is to produce a good man, and not---as in

the case of westren civilization--- to produce a good man, and citizen. By „good‟ in the

concept of good man is meant precisely the man of adab in the sence here explained as

encompassing the spiritual and material life of man. 70

C. Kesimpulan

Dalam konteks istilah pendidikan Islam yang tepat, komprehensif, ideal dan

integral, menjadi tanggung jawab moral bagi setiap pakar pendidikan untuk membangun

teori sebagai paradigma pendidikan yang dirumuskannya, sebagaimana dilakukan oleh

tokoh Syed Muhammad Naquib Al-Attas, yang telah memberikan beberapa kontribusi baru

dalam disiplin keilmuan khususnya di bidang pendidikan yakni mengenai konsep ta‟dibnya.

Bagaimana implikasi konsep ta‟dib yang digunakan Syed M. Naquib Al-Attas terutama

terhadap pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan Islam. Menggunakan istilah ta‟dib

lebih tepat dalam konteks pendidikan daripada tarbiyah atau ta‟lim karena menurut al-Attas

struktur konsep ta‟dib telah mencakup unsur-unsur ilmu (ilm), intruksi (ta‟lim) dan

pembinaan yang baik (tarbiyah).

Istilah ta‟dib ini tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi juga meliputi

pendidikan spiritual, moral dan sosial. Selain itu juga, peristilahan tarbiyah dan ta‟lim

67Ibid,

68Abdul Fattah Jalal, Min al- Ushul..., hal. 122, dengan merujuk QS. Al-Dzariyat: 56.

69Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 63

70al-Attas,The Concept of Education in Islam, hal. 22

Page 19: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

78

menunjukkan ketidaksesuain makna . Istilah tarbiyah terlalu luas cakupannya dan hanya

menyinggung aspek fisikal dalam pengembangan dan pertumbuhan binatang. Sedangkan

pendidikan hanya ditujukan pada manusia, maka kata adab lebih tepat digunakan sebagai

makna pendidikan Islam sebab adab berarti pembinaan yang khusus berlaku untuk manusia.

Dari paparan di atas, maka penulis menyarankan agar dalam menjalankan

aktivitas pendidikan seharusnya terlebih dahulu merumuskan konsep pendidikan yang tepat

dan benar sebab konsep tersebut berimplikasi terhadap sesuatu yang terkait dengan

pendidikan terutama dari segi pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan. Selain itu, juga

harus selektif dalam menerima konsep-konsep pendidikan dari Barat.

Page 20: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

79

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan terjemahan, 1984, Jakarta: Departemen Agama RI

Fahr al-Razi, Mawafiqu lil Mathbu, Dar Ihya at-Thuras al-Arab

Ibnu Hisyam, Shiratun an- Nabawiyah, Beirut: Darul al-Fikr

Fu‟ad Abd al-Baqy, 1987, Mu‟zam al-Lukhatul al-„Arabiyah,Mesir: al-Karim

Ibnu manzur, 2003, Lisanul ar-Arab, Mesir, Mesir: Darul ma‟aarif

Ali bin Muhammad Ali al-Jurzani, 1410 H, at-Ta‟rifat, Beirut: Dar-Al-kitab al-arab

Syed Quthub, 1971, Fi Zilal al-Qur‟an, Beirut: Dar Ihya al-Turas al-Arabi

Hans Wehr, 1974, Mu‟jam al-Lughah al-Arabiyah al-Mu‟asharah, Beirut

S.M.N. al-Attas, 1993, Risalah Untuk Kaum Muslimin, Kuala Lumpur: ISTAC

_________, 1993, Islam and Secularism, Kuala Lumpur: ISTAC

___________, 1999, The Concept of Education in Islam; A Framework for an Islamic Philosophy

of Education, Kuala Lumpur: ISTAC

Isma‟il Raji al-Faruqi, 1992, Al Tawhid: Its Implications for Thoght and Life, Kuala Lumpur:

IIIT

Wan Mohd Nor Wan Daud, 1998. The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad

Naquib Al-Attas: An Exposition of the Original Concept of Islamization, Kuala Lumpur:

ISTAC

Franz Rosental, 1970, Knowledge Triumphant, The Concept of Knowledge in Medieval Islam,

Leiden E.J. Brill,

Ilaud ad-Din Ali bin Hisamu al-Din (Mufti India) 1981, Kanzul al-Amal wa al-Afaal, Madinah

ar-Ramqiyah: Muassah ar-Risalah

Abuddin Nata, 2000, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Predana Media Grouf

_________, 2001, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid Studi Pemikiran

Tasawuf Al-Ghazali, Jakarta: RajaGrafindo Persada

_________, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Fathihah Hasan Sulaiman, 1986, Bahsun fi al-Mazhab al-Tarbawy „inda al-Ghazali, Jakarta:

Terj. Ahmad Hakim dan Imam Aziz

Sayyid Ahmad al-Hasyimiy Bek, 1984, Mukhtar al-Ahadits an-Nabawiyyah, Mesir: Maktabah

Hijazy bi al-Qadariah

H.M. Quraish Shihab, 1996, Membumikan al-Qur‟an, Bandung: Mizan

Mahmud Yunus, 2003, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung

Sutari Imam Barnadib,1993, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis: Yogyakarta

Page 21: KONSEP TA’DIB SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM …

Jurnal LUGHOTI Program Studi

Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 02 Januari-Juni 2021 IAI Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Indralaya

E-ISSN : 2774-3950 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Muhammad Wahyudi: Konsep Ta‟dib Sebagai Alternatif Pendidikan Islam Menurut Syed. M.

Naquib Al-Attas.

80

Anas Salahudin, 2011, Filsafat Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia

Paul Suparno, 1997, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Yogjakarta: Kanisius

Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Predana Media

Roestiyah, 1982, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara

Kemas Badaruddin, 2009, Filsafat Pendidikan Islam,Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Ngalim Purwanto, 2003, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tim Departemen Agama RI, 1984, Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, Jakarta, PPPAI-PTU

Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam, 2005, ( ISLAMIA ) Thn I No 6, Juli - September

Jasa Ungguh Muliawan,2008, Epistimologi Pendidikan, Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press,

Imam Tholkhah dan Ahmad Barizi, 2004, Membuka Jendela Pendidikan Mengurai Akar Tradisi

dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka

Cipta