Konsep Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran
Transcript of Konsep Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran
KONSEP SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Sumber Belajar
Menurut AECT (Assosiation of Education and Communication Tecnology), Sumber belajar (learning resources)
adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu.
Fungsi Sumber Belajar, antara lain:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a)Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk
menggunakan waktu secara lebih baik dan (b)Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a)Mengurangi kontrol guru yang
kaku dan tradisional dan (b)Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a)Perancangan program pembelajaran yang
lebih sistematis dan (b)Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a)Meningkatkan kemampuan sumber belajar dan (b)Penyajian
informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a)Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit dan (b)Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas
geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan
proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
Jenis-Jenis Sumber Belajar yaitu:
1. Sumber belajar yang dirancang/direncanakan (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara
khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan/idak direncanakan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang
tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk:
1. Pesan : informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2. Orang : guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan lainnya.
3. Bahan : buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca,
komik, dan sebagainya.
4. Alat/perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil,
motor, alat listrik, obeng dan sebagainya.
5. Pendekatan/metode/teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa,
diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya.
6. Lingkungan : ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
Kriteria Sumber Belajar yang Baik yaitu:
(1)Ekonomis : tidak harus terpatok pada harga yang mahal;
(2)Praktis : tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka;
(3)Mudah : dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;
(4)Fleksibel : dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan;
(5)Sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi
dan minat belajar siswa.
Bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga
dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar.
Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari: (1)lingkungan sosial dan (2)lingkungan fisik
(alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam
dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta
alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke
lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang
kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan alam terbuka.
Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti :
menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
Bagaimana prosedur merancang sumber belajar?
Secara skematik, prosedur merancang sumber belajar dapat mengikuti alur sebagai berikut:
Bagaimana mengoptimalkan sumber belajar?
Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit
untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana
pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar
yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang
banyak berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput dari
perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan
didaur-ulang menjadi sumber belajar yang sangat berharga. Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun
dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di
kita yang memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus.
Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.
Belakangan ini di sekolah-sekolah tertentu mulai dikembangkan bentuk pembelajaran dengan menggunakan internet,
sehingga siswa “dipaksa” untuk menyewa internet yang memang ukuran Indonesia pada umumnya masih dianggap relatif
mahal. Kenapa tidak disediakan dan dikelola saja oleh masing-masing sekolah? Mungkin dengan cara difasilitasi oleh sekolah
hasilnya akan jauh lebih efektif dan efisien, dibandingkan harus melalui rental ke WarNet. Bukankah sekarang ini sudah tersedia
paket-paket hemat untuk berinternet yang disediakan para provider?
Sumber:
Adaptasi dari: Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.
B. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau
“Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang
media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat
mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru
untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke–20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Fungsi Media Pembelajaran sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman
anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang
dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar
yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek,
yang disebabkan, karena : (a)obyek terlalu besar; (b)obyek terlalu kecil; (c)obyek yang bergerak terlalu lambat; (d)obyek
yang bergerak terlalu cepat; (e)obyek yang terlalu kompleks; (f)obyek yang bunyinya terlalu halus; (f)obyek mengandung
berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada
peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
Kedudukan Media Pembelajaran
Kemajuan teknologi saat ini memang tak terbendung hal ini harus disikapi bijaksana terkait salah satu funginya
sebagai sebuah media sumber belajar. Media pembelajaran sendiri merupakan alat bantu dalam sebuah proses pembelajaran.
Kedudukannya dalam sebuah proses pembelajaran merupakan hal yang penting dikarenakan kemampuannya menjembatani
antara pendidik dan peserta didik. Setiap media mempunyai kemampuan dan kegunaan masing-masing dalam menjembatani
antara pendidik dan peserta didik, tergantung dari bentuk apa pengetahuan yang akan diberikan kepada siswa. Pemilihan media
yang tepat mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam sebuah proses pembelajaran.
Kedudukan media dalam sistem pendidikan hanyalah sebagai media penyampaian atau media pembawa pesan.
Namun hal tersebut rupanya menjadi sebuah alat penting dalam proses pembelajaran yang telah mengalami pergeseran. Media
pembelajaran saat ini haruslah sebuah media yang bukan hanya bersifat media sebagai penyampaian pesan, namun media
harus mampu menjadi sebuah pengalaman belajar. Media sendiri dibuat agara peserta didik tidak hanya mendapatkan
pengetahuan lewat verbalistik melainkan dibuat untuk memberikan sebuah pengalaman belajar dan pengaktifan ranah kognitif
dan psikomotorik dalam sebuah proses pembelajaran.
Bagian / Perangkat Media Pembelajaran
Material ( bahan media ) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada
auidien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat overhead,
film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak. Semua isi pesan yang disimpan dalam material disebut Software
(Perangkat Lunak).
Sedangkan Equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang
disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan
sebagainya. Peralatan yang digunakan untuk menuangkan pesan dan mengirimkan ke audien disebut Hardware (Perangkat
Keras).
Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model
klasifikasi, yaitu:
1. Wilbur Schramm
Ditinjau dari cara pengadaannya Schramm menggolongkan media menjadi tiga,
(1) media rumit
(2) mahal, dan
(3) media sederhana.
Ditinjau dari kemampuan daya liputan Media dikelompokkan menjadi 2, yaitu
(1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile;
(2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape;
(3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dam telpon.
2. Gagne
Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu :
1. benda untuk didemonstrasikan.
2. komunikasi lisan.
3. media cetak.
4. gambar diam.
5. gambar bergerak.
6. film bersuara.
7. mesin belajar.
Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki
belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi
eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
3. Allen
Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu:
1. visual diam
2. film
3. televise
4. obyek tiga dimensi
5. rekaman
6. pelajaran terprogram
7. demonstrasi
8. buku teks cetak
9. sajian lisan
Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Bahwa, media
tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain.
Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur,
keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi,
sedang, dan rendah.
4. Gerlach dan Ely
Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu :
1. benda sebenarnya
2. presentasi verbal
3. presentasi grafis
4. gambar diam
5. gambar bergerak
6. rekaman suara
7. pengajaran terprogram
8. simulasi.
5. Ibrahim.
Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas
lima kelompok, yaitu:
1. media tanpa proyeksi dua dimensi
2. media tanpa proyeksi tiga dimensi
3. media audio
4. media proyeksi
5. televisi, video, komputer.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi
lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pebelajar, akan sangat
menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran
Media Gafis
1. Gambar / foto
Kelebihan
a) Sifatnya kongkrit (Gambar/ foto lebih realisis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal)
b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
c) Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja
sehingga dapat mencegah dan membetulkan kesalah pahaman
d) Harganya murah dan gampang untukdibuat
Kekurangan
a) Foto hanya menekankan indera mata
b) Gambar foto yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
c) Ukurannya sangat terbatas untuk ukuran besar
2. Sketsa
Kelebihan
a) Jika gurunya kreatif dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa
b) Dapat menarik perhatian murid
c) Menghindari verbalitas
d) Memperjelas penyampaian pesan
3. Diagram
Kelebihan
a) Media ini rapi, benar,jelas dan diberi tittle
b) Ditempatkan secara strategis
c) Penyusunannya sesuai dengan pola dan memperjelas arti
Kekurangan
a) Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga sulit untuk dimengerti
b) Yang dapat membaca diagram adalah orang-orang yang harus mempunyai latar belakang
tentang apa yang didiagramkan
4. Bagan/ chart
Kelebihan
a) Bentuknya sederhana
b) Hemat biaya/ murah
c) Detail
Kekurangan
a) Biasanya data dari bagan banyak
b) Pesannya terlalu singkat sehingga sulit dipahami
c) Hanya menekankan pada persepsi indera mata saja
5. Grafik / grafis
Kelebihan
a) Bermanfaat untuk mempelajari data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya
b) Grafis memungkinkan kita dengan cepat mengadakan analisis interprestasi
dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah pertumbuhan dan arah
c) Penyajian dari data grafik: jelas,cepat, menarik, ringkas dan logis.
Kekurangan
a) Media ini sulit dipahami karena berbentuk gambar sederhana
6. Media Kartun
Kelebihan
a) Kemampuan besar sekali untuk menarik perhatian
b) Pesan yang besar bias disajikan secara ringkas
c) Kesannya akan tahan lama diingat
Kekurangan
a) Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan
b) Menuangkannya dalam gambar yang sederhana
c) Mempengaruhi sikap / tingkah laku
7. Poster
Kelebihan
a) Poster dapat dibuat di kertas, kain, kayu, seng dan semacamnya
b) Pemasangannya bias di kelas, di luar kelas, di pohon, di tepi jalan dan di majalah
c) Ukurannya terserah tergantung kenutuhan
Kekurangan
a) Media ini tetap
b) Sulit untuk dipindahkan
Media Audio
1. Radio
Kelebihan
a) Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak dari pada TV
b) Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat di pindahkan dari suatu ruang
ke ruang lain dengan mudah
c) Jika di gunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal
karena program dapat di rekam dan di putar lagi sesuka kita
d) Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak
e) Rado dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang di gunakan pada bunyinya dan artinya.
f) Kelemahan
g) Sifat komunikasinya hanya satu arah, (one way comunication)
h) Biasaya siaran di sentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya
i) Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah integrasi siaran radio
kedalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali menylitkan.
2. Alat perekam pita magnetic
Kelebihan
a) Alat perekam peta magnetic mempunyai fungsi ganda
yang efektif sekali untuk merekam, untuk menampilkan rekaman, dan menghapusnya
b) Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume
c) Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi
d) Pita Rekaman dapat dipakai sesuai jadwal yang ada. Guru dapat mengontrolnya secara langsung
e) Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/ hal-hal di luar sekolah.
f) Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan
Kekurangan
a) Daya jangkauannya terbatas, jika radio sekali di siarkan dapat menyiarkan pendengar
yang massal tempat-tempat berbeda, program kaset hanya terbatas di tempat program yang disajikan saja
b) Dari segi biaya penyedianya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
Media Audio Visual
1. Televisi
Kelebihan
a) Dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua
bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai
b) TV Merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap di terima oleh anak-anak
karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
c) Sifatnya langsung dan nyata
d) Horizon kelas dapat diperlebar dengan TV.
Kelemahan
a) Harga pesawat TV relative mahal
b) Sifat komunikasinya hanya satu arah
c) Jika akan di manfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah
sering kali sulit untuk disesuikan
d) Program di luar kontrol guru
2. Video
Kelebihan
a) Dapat menarik perhatian untuk priode yang singkat dan rangsangan luar lainnya.
b) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari ahli-ahli spesialis
c) Menghemat waktu dan rekaman dapat di putar berulang-ulang
d) Ruangan tak perlu di gelapkan waktu penyajiannya
Kekurangan
a) Perhatian penonton sulit di kuasai, partisipasi mereka jarang di praktikkan
b) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain
c) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang di sajikan secara sempurna
d) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks
3. Film
Kelebihan
a) Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lamp
b) Film dapat menyajikan baik teori maupun praktek dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya
c) Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya di kelas
d) Film memikat perhatian anak
Kekurangan
a) Harga atau biaya produksi relatif mahal
b) Film tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran
c) Penggunaannya perlu ruangan gelap
Landasan Media Pembelajaran
Landasan filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan
berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi
dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk
digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat kemanusiaanya diberi
kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting
bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia
yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik
menggunaka media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis.
Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode
pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi
hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara
optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu:
Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek
yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat.
Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film ( iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol , yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Hal
ini juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak
pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke
yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman
nyata, kmeudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian
yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-
abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment).
Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, [enalaian
proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi,
dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalahan dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen system
pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga
menjadi system pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik
dan latar.
Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan
karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila
ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe
belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio,
rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran
hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar,
karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.