konsep-proses-menua

10

Click here to load reader

Transcript of konsep-proses-menua

Page 1: konsep-proses-menua

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2: 1. ANDITA AYU K S 07.40.0022. DEDI EKO R 07.40.0113. FITA LESTARI 07.40.0204. MARIA M 07.40.0295. RANI WAHYU I 07.40.0386. SITI DUROTUL I 07.40.047

PEMBIMBING: ERFANDI

KONSEP PROSES MENUA

A. DEFINISI

Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan

karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.

Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi

“ketidamampuan” dan bahkan kematian. (Cox, 1984).

B. TEORI-TEORI PROSES PENUAAN

Teori Biologi

1) Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika

a) Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua

dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah

distel seperti jam.

b) Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh

manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali.

c) Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan

mengalami mutasi.

d) The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan

stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).

Page 2: konsep-proses-menua

2) Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non Genetika).

a) Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas

sebagai akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada

kromosom pigmen dan jaringan kolagen.

b) Teori imunologi, perubahan jaringan getah bening

akanmengakivbatkan ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-

sel kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi.

Teori Psikologik

1) Maslow Hierareky Human Needs Theory

Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal

(kebutuhan biologik, keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri, aktualisasi

diri dan aktualisasi diri.

2) Jung’s Theory of invidualsm

Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan

perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan

hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.

3) Course of Human Life Theory

Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan bawa

teori perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi pencapaian

tujuan hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.

4) Eight Stages of Life Theory

Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu teori

perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan

peran yang perlu diselesaikan dengan baik :

Tahap I

Tahap II

Masa bayi timbul kepercayaan dasar (basic trust)

Tahap penguasaan diri (autonomi)

Page 3: konsep-proses-menua

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Tahap VI

Tahap VII

Tahap

VIII

Tahap inisiatip

Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)

Mencari identitas diri (Identy)

Timbulnya keintiman (Intimacy)

Mencapai kedewasaan (generativity)

Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan

kepribadian (ego Integrity), dia merupakan orang yang

memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu

berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap

ini akan menyebabkan cepat putus asa.

Demikian juga dengan teori “Developmental Task” yang dikemukakan Havighurst

(1972) bahwa masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara

spesifik dan terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya.

Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan

kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

C. MENUA SEHAT

Tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (Healty Aging). Healty Aging

artinya menjadi tua dalam keadaan sehat.

Healty Aging dipengaruhi oleh beberapa factor sbb:

1. Endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan anatomical

aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus

berputar.

2. Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment) dimana

seseorang hidup dan factor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup (life

style). Factor exogenic aging sekarang lebih dikenal dengan sebutan factor resiko.

Page 4: konsep-proses-menua

D.PERAN PERAWAT PADA KLIEN SESUAI PROSES PENUAAN

Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan

suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan

suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia.

Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan

bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari

peran perawat sebagai unsur pelaksana.

Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk merawat lansia,

berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu :

5.1 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik).

Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang memperhatikan

kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yagn dialami oleh lansia semasa

hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa

dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan

progresivitasnya.

Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu

bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa

dipenuhi sendiri.

b. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan

fisiknya mengalami kelumpuhan atau kesakitan sehingga memerlukan

bantuan orang lain untuk melakukan kebutuhannya sendiri. Disinilah peran

perawat teroptimalkan, terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan

kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya, dan untuk itu

perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien lansia.

Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan sangat penting dalam

usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat

timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Selain itu kemunduran

kondisi fisik akibat proses ketuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh

Page 5: konsep-proses-menua

terhadap gangguan infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif, peran

perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan

kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta

posisi tidir, hal makanan, cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi

ke tempat tidur atau sebaliknya. Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan

sangat penting dipertahankan pada lansia dengan melihat. Kemampuan yang

ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot dan penurunan fungsi.

5.2 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial.

Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial sebagai salat

satu upayanya adalah memberikan kesempatan berkumpul dengan sesama usila.

Mereka dapat bertukar cerita atau bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan

karena masih ada orang lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan

semangat sosialisasi. Hfasil kunjungan ini dapat dijadikan pegangan bahwa para

lansia tersebut adalah makluk sosial juga, yang membutuhkan kehadiran orang

lain.

5.3 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi.

Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi, memerlukan bantuan

orang lain, memerlukan sebagai suporter, interprester terhadap segala sesuatu

yang asing, penampung rahsia pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat

disini melakukan suatu pendekatan psikis, dimana membutuhkan seorang perawat

yang memiliki kesabaran, ketelitian dan waktu yang cukup banyak untuk

menerima berbagai keluhan agar para usila merasa puas.

Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih

lingkungannya, termasuk perawat sehingga perawat harus menciptakan suasana

aman, tenang dan membiarkan klien lansia melakukan atau kegiatan lain yang

disenangi sebatas kemampuannya.

Peran perawat disini juga sebagai motivator atau membangkitkan kreasi pasien

yang dirawatnya untuk mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas

akibat ketidak mampuannya. Hal ini perlu dilakukan karena bersamaan dengan

Page 6: konsep-proses-menua

makin lanjutnya usia, terjadi perubahan psikis yang antara lain menurunnya daya

ingat akan peristiwa yang baru saja terjadi, perubahan pola tidur dengan

kecenderungan untuk tiduran di siang hari dan pengeseran libido.

Mengubah tingkahl laku dan pandangan terhadap kesehatan lansia tidak dapat

dilakukan seketika. Seorang perawat harus melakukannya secara perlahan-lahan

dan bertahap serta mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga

seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah beban tetapi justru tetap

memberikan rasa puas dan bahagia.

Page 7: konsep-proses-menua

DAFTAR PUSTAKA

Annette G. Lueckenotte, 1996. Gerontologic Nursing, Sint louis Mosby Year Book. Inc.

Barbara C. Long, 1989. Perawatan Medical Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Sint Louis. Mosby Year Book. Inc.

Hudak and Gallo, 1994. Keperawatan Kritis, Philadelphia Lippincott Company.

Lueckenotte, 1998. Pengkajian Gerontologi. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Wahjudi Nugroho, 1992. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Untari, Salinan Penerbit Lansia, UNAIR Surabaya, 2000.