konsep pendidikan kesehatan

20
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Pendidikan Kesehatan Istilah pendidikan kesehatan telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan kesehatan dalam berbagai pengertian, tergantung pada sudut pandang masing- masing. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut. Pendidikan kesehatan adalah sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat, dan ras (Wood dkk, 2010). Pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok maupun masyarakat yang merupakan perubahan cara berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi hidup sehat (Stuart, 2009). Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis bukan proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Hal itu dapat dilihat dari definisi yang dikemukan, yaitu: Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri

description

pdk

Transcript of konsep pendidikan kesehatan

Page 1: konsep pendidikan kesehatan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Pendidikan Kesehatan

Istilah pendidikan kesehatan telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan

kesehatan dalam berbagai pengertian, tergantung pada sudut pandang

masing-masing. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang

dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut.

Pendidikan kesehatan adalah sebagai sekumpulan pengalaman yang

mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan

kesehatan individu, masyarakat, dan ras (Wood dkk, 2010).

Pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan

kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku

individu, kelompok maupun masyarakat yang merupakan perubahan cara

berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan,

rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi hidup sehat (Stuart, 2009).

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis

bukan proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula

seperangkat prosedur. Hal itu dapat dilihat dari definisi yang dikemukan,

yaitu: Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri

seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu,

dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada

seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus

dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya

merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang

didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun

praktik baru, yang bertujuan dengan hidup sehat (Notoatmodjo, 2008).

Pendidikan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk

mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara member dorongan terhadap

pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau

ide baru (Suliha, 2010).

Page 2: konsep pendidikan kesehatan

Jadi, dapat disimpulkan pendidikan kesehatan merupakan suatu proses

perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan,

sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik

secara individu, kelompok maupun masyarakat, serta merupakan komponen

dari program kesehatan.

B. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku

individu/masyarakat dibidang kesehatan (WHO, 2010). Tujuan ini dapat

diperinci lebih lanjut menjadi :

1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimata masyarakat.

2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

Secara operasional, tujuan pendidikan kesehatan diperinci oleh (Wong,

2008) sebagai berikut:

1) Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar

pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan, dan masyarakatnya.

2) Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah

terjadinya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan

ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit.

3) Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan

perubahan-perubahan system dan cara memanfaatkannya dengan efesien

dan efektif.

4) Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan

bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem

pelayanan formal.

Page 3: konsep pendidikan kesehatan

Dari kedua uraian tentang tujuan tersebut diatas, dapat disimpulkan

bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah

pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar

menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai

tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

yang ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2009).

C.    Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,

antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan

pendidikan kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan.

1) Sasaran pendidikan kesehatan

Dari dimensi sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat

dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.

b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.

2) Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan.

Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat

berlangsung di berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya

juga berbeda. Misalnya :

a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan

sasaran murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya

kesehatan sekolah (UKS)

b) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat

Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum

maupun Khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.

c) Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh

atau karyawan.

Page 4: konsep pendidikan kesehatan

3) Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan

Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan

dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of

preventi) dari Leavel dan Clar), yaitu:

a) Promosi kesehatan (Health Promotion)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam

kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan

kesehatan berkala, peningkatan gizi, dan kebiasaan hidup sehat.

b) Perlindungan Khusus (Specific Protection)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya

imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada anak

maupun orang dewasa. Program imunisasi merupakan bentuk

pelayanan perlindungan khusus. Contoh lainnya adalah perlindungan

kecelakaan di tempat kerja.

c) Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt

Treatment)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya

tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan

penyakit yang terjadi di masyarakat. Keadaan ini menimbulkan

kesulitan mendeteksi penyakit yang terjadi di masyarakat,

masyarakat tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Kegiatan

pada tingkat pencegahan ini meliputi pencarian kasus individu atau

masal, survey penyaringan kasus, penyembuhan dan pencegahan

berlanjutnya proses penyakit,pencegahan penyebaran penyakit

menular, dan pencegahan komplikasi.

d)     Pembatasan Cacat (Disability Limitation)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat

sering didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas

atau tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya

secara tuntas. Pengobatan yang tidak layak dan tidak sempurna dapat

mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat atau

Page 5: konsep pendidikan kesehatan

memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Hal ini terjadi

karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat akan

kesehatan dan penyakitnya. Pada tingkat ini kegiatan meliputi

perawatan untuk menghentikan penyakit, pencegahan komplikasi

lebih lanjut, serta fasilitas untuk mengatasi cacat dan mencegah

kematian.

e) Rehabilitasi (Rehabilitation)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah

sembuh dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi

cacat. Untuk memulihkan kecacatannya itu diperlukan latihan-

latihan. Untuk melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai

dengan program yang ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan

kesadaran dari masyarakat yang bersangkutan. Di sampng itu, ada

rasa malu dan takut tidak diterima untuk kembali ke masyarakat

setelah sembuh dari suatu penyakit atau sebaliknya masyarakat

mungkin tidak mau menerima anggota masyarakat lainnya yang baru

sembuh dari suatu penyakit.

D. Model Pendidikan Kesehatan

Banyak teori belajar yang dapat di gunakan sebagai pendidikan

kesehatan, yang lebih penting prisipnya adlah situasi dengan individu,

keluarga, dan kelompok terutama yang berhubungan dengan. Perawat sebagai

pendidik harus memiliki kemampuan untuk mengkaji kekuatan dan dampak

yang ditimbulkan oleh intervensi keperawatan terhadap perilaku subjek yang

dapat memperkaya, memberikan informasi, dan melengkapi perilaku subjek

yang diinginkan. Model pendidikan kesehatan yang dapat digunakan oleh

perawat adalah sebagai berikut.

1. Model Perilaku Individu

Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan faktor

penentu dari perilaku preventif, yaitu model nilai kesehatan dan model

promosi kesehatan. Secara mendasar model nilai kesehatan di tujukan

untuk promosi peningkatan perilaku sehat dari pada mendanggulangi

Page 6: konsep pendidikan kesehatan

faktor penyebanb. Model ini befokus pada oriensi mencegah penyakit

yang spesifik. Dimensi yang digunakan pada model nilai kesehaytan

meliputi kepekaan, keparahan, penghalang yang di rasakan, variabel

struktural, serta sosio-spikologi lainnya.

2. Model Pemberdayaan Masyarakat

Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum membawa

dampak yang berarti pada perubahan perilaku di masyaratnya. Sehingga

perawat perlu membantu individu dan keluarga yang telah berubah

perilakunya untuk di tampilkan pada komunitas.

Fokus proses pemberdayaan masyarakat adalah komunikasi,

informasi, dan pendidikan kesehatan. Di indonesia sering di sebut

komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang di tujukan pada individu,

keluarga, dan kelompok. Strategi yang dapat digunakan oleh perawawt

dalam rangka KIE adalah pembelajaran pemecahan masalh (problem-

solving), memperluas jaringan kerja (networking), bernegosiasi dengan

pihak yang bersangkutan (negotiating), pendekatan untuk mempengaruhi

orang lain (lobbying), dan pencarian informasi (information seeking)

untuk meningkatkan derajat kesehatan kliennya.

E. Prinsip Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesahatan sangat penting untuk menunjang program–program

kesehatan yang lain, akan tetapi pernyataan ini tidak didukung dengan

kenyataan yang ada. Karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang

melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavioral

investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat

beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek (immediate impact)

pendidikan kesehatan  hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan 

pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum

akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

Pengetahuan kesehatan akan perpengaruh pada perilaku sebagai hasil

jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan.

Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan

Page 7: konsep pendidikan kesehatan

masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Berbeda

dengan program kesehatan yang lain,terutama program pengobatanyang

langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan

kesakitan.

1. Kumpulan pengalaman dan hasil didik yang digunakan untuk

mempengaruhi pengetahuan, sikap dan kebiasaan klien

Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi

merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang

dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran

pendidikan.

2. Klien menjadi subyek yang menentukan perubahan perilaku

Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh

seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan

itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.

3. Perubahan perilaku oleh klien menjadi indikator keberhasilan

pendidikan kesehatan

Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan

sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat

mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri. Pendidikan kesehatan

dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut (Green, 2008), kegiatan pendidikan kesehatan ditujukan pada

tiga faktor diantaranya adalah:

1) Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor-Faktor Predisposisi

Pendidikan Kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran,

memberikan dan meningkatkan pengetahuan sasaran pendidikan

kesehatan yang menyangkut tentang pemeliharaan kesehatan,

peningkatan kesehatan untuk individu, kelompok dan masyarakat.

2) Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor-Faktor Enabling/ pemungkin

Pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh faktor enabling atau

kemungkinan diantaranya sarana dan prasarana kesehatan bagi

Page 8: konsep pendidikan kesehatan

pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dilakukan dengan memberi

bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis lainnya yang dibutuhkan

individu, keluarga dan masyarakat.

3) Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor-Faktor Reinforcing

Faktor-faktor reinforcing ini antara lain tokoh agama, tokoh masyarakat

dan petugas kesehatan. Pemberian pelatihan pendidikan kesehatan

ditujukan kepada tokoh-tokoh tersebut. Individu, keluarga dan

masyarakat akan menjadikan mereka teladan dalam bidang kesehatan.

Perubahan perilaku hidup sehat akan lebih mudah tercapai jika yang

memberikan pendidikan kesehatan adalah orang yang diyakini

kebenarannya atas perkataan, sikap dan perilakunya.

F. Komunikasi dalam pendidikan kesehatan

Menurut (Notoatmodjo, 2010) komunikasi adalah suatu proses ketika

individu sebagai komunikator mengalihkan rangsangan dalam bentuk

lambang, bahasa, atau gerak untuk mengubah tingkah laku individu yang lain

(komunikan).

Menurut (Williams, 2008) komunikasi adalah setiap aktivitas saling

memberi informasi. Dalam hal ini komunikator sebagai sumber informasi

mengalihkan informasi, dan gagasan dengan maksud mengubah perilaku

komunikan.

Peran komunikasi dalam pendidikan kesehatan yang utama adalah

mengkondisikan faktor predisposisi. Petugas kesehatan sebagai sumber

informasi harus mampu berkomunikasi dengan sasaran didik (pasien).

Komunikasi yang terjadi menggambarkan hubungan interaksi perawat-pasien

dalam arti komunikasi terjadi timbale balik atau dua arah. Perawat sebagai

sumber informasi mentransfer pengetahuan dan pasien memahami informasi

yang diterima sebagai hasil belajar.

Komunikasi sebagai suatu proses mengartikan bahwa komunikasi

merupakan kegiatan yang terus-menerus, tidak pernah berakhir atau bermula.

Dalam komunikasi terjadi proses interaktif antara komunikator, yaitu perawat

dan komunikan (pasien), sehingga terjadi timbal balik (feedback).

Page 9: konsep pendidikan kesehatan

G. Konsep Manajemen Pembelajaran dalam Strategi Pendidikan Kesehatan

Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan merupakan suatu

langkah yang sistematis yang dimulai dari pengenalan masalah pendidikan

kesehatan, penyusunan perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan

kesehatan, dan upaya tindak lanjut.

Untuk melaksanakan strategi ini, proses manajemen harus dipakai.

Kegiatan ini meliputi :

1) Perencanaan.

Pada tahap perencanaan ini ahli pendidikan kesehatan harus sudah

diikutsertakan agar dapat menyumbangkan usaha untuk mengubah

perilaku dan meyakinkan masyarakat tentang manfaat usaha kesehatan.

2) Pelaksanaan.

Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diikut sertakan dalam

mengawasi perkembangan usaha tersebut. Jika ada hambatan atau

penyimpangan, ia akan dapat memberikan bahan pertimbangan atau cara

penyelesaian yang lain, terutama yang berhubungan dengan keadaan

social budaya masyarakat setempat. Dengan demikian, usaha yang

dijalankan tidak bertentangan dengan sistem norma yang berlaku di

tempat tersebut.

3) Penilaian.

Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diminta untuk turut menilai

seberapa jauh program atau usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan

yang diharapkan. Jika terjadi kemacetan, pendidikan kesehatan dapat ikut

memberikan gagasan tentang usaha pemecahan masalah yang dianggap

tepat.

4) Tindak lanjut.

Tahap ini sebenarnya termasuk dalam kegiatan untuk memantapkan

usaha sehingga dapat berlanjut dengan baik, dan di sini lah perlu

diciptakan suatu sistem/ mekanisme yang tepat agar usaha tersebut tidak

mengalami kemandekan.

Page 10: konsep pendidikan kesehatan

Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan harus

memperhatikan aspek-aspek berikut :

1) Proses belajar mencakup kegiatan latihan dalam memperoleh tingkah

laku baru

2) Kegiatan belajar dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan oleh

siapa saja dengan berfokus pada aspek kemandirian peserta didik

sehingga pengajar harus menciptakan kondisi dan stimulus tertentu agar

peserta didik mau belajar mandiri dan mengubah perilaku sehat atas

kemauannya sendiri.

3) Peserta didik dipandang sebagai orang dewasa, sehingga pengelolaan

proses belajar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi peserta didik.

H. Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan

1) Metode ceramah

a) Definisi metode ceramah

Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang

pembicara didepan sekelompok pengunjung. Ceramah pada

hakikatnya adalah proses transfer informasi dari pengajar kepada

sasaran belajar. Dalam proses transfer informasi ada tiga elemen

yang penting, yaitu pengajar, materi pengajaran, dan sasaran belajar.

b) Penggunaan metode

Metode ceramah digunakan pada sifat sasaran sebagai berikut,

sasaran belajar mempunyai perhatian yang selektif, sasaran belajar

mempunyai lingkup perhatian yang terbatas, sasaran belajar perlu

menyimpan informasi, sasaran belajar perlu menggunakan informasi

yang diterima.

c) Keunggulan metode ceramah

(1) Keunggulan metode ceramah adalah :

(2) Dapat digunakan pada orang dewasa

(3) Penggunaan waktu yang efesien

(4) Dapat dipakai pada kelompok yang besar

(5) Tidak terlalu banyak menggunakan alat bantu pengajaran

Page 11: konsep pendidikan kesehatan

(6) Dapat dipakai untuk member pengantar pada pelajaran atau

suatu kegiatan

d) Kekurangan metode ceramah

(1) Menghambat respons dari yang belajar sehingga pembicara sulit

menilaireaksinya

(2) Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik,

pembicara harus menguasai pokok pembicaraannya

(3) Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-

anak

(4) Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang

dipakai

2) Metode diskusi kelompok

a)      Definisi diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau

dipersiapkan di antara tiga orang atau lebih tentang topi tertentu

dengan seorang pemimpin.

b) Penggunaan

Metode diskusi kelompok digunakan bila sasaran pendidikan

kesehatan, diharapkan :

(1) Dapat saling mengemukakan pendapat

(2) Dapat mengenal dan mengolah problem kesehatan yang

dihadapi

(3) Mengharapkan suasana informal

(4) Diperoleh pendapat dari orang-orang yang tidak suka berbicara

(5) Agar problem kesehatan yang dihadapi lebih menarik untuk

dibahas

c)      Keunggulan metode diskusi kelompok

(1) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat

(2) Merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa

kesatuan

(3) Dapat memperoleh pandangan dan wawasan

(4) Membantu mengembangkan kepemimpinan

Page 12: konsep pendidikan kesehatan

d)     Kekurangan metode diskusi kelompok

(1) Tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar

(2) Keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta

(3) Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil

(4) Kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara

(5) Biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal

3) Metode Demonstrasi

a)      Definisi metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang

menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan

cara berinteraksi. Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau

menggunakan media, seperti video dan film.

b)     Penggunaan

(1) Jika memerlukan contoh prosedur atau tugas dengan benar

(2) Apabila tersedia alat-alat peraga

(3) Bila tersedia tenaga pengajar yang terampil

(4) Membandingkan suatu cara dengan cara yang lain

(5) Untuk mengetahui serta melihat kebenaran sesuatu, bila

berhubungan dengan mengatur sesuatu, dan proses mengerjakan atau

menggunakan sesuatu

c)      Keunggulan metode demonstrasi adalah

(1) Dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan

konkret

(2) Dapat menghindari verbalisme

(3) Lebih menarik

(4) Peserta didik dirangsang untuk mengamati

(5) Menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan

sendiri (redemonstrasi)

d)     Kekurangan

(1) Memerlukan keterampilan khusus dari pengajar

(2) Alat-alat/biaya, dan tempat yang memadai belum tentu tersedia

(3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang

Page 13: konsep pendidikan kesehatan

a. Diagnosa social

Secara subjektif membicarakan tentang individu, kelompok dan

masyarakat. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan self-study yaitu

individu memiliki kesadaran bahwa dirinya memerlukan masukan untuk

menentukan solusi.

b. Diagnosa Epidemiologi

Adalah perencanaan menggunakan data dengan mengenali

permasalahan. Jadi,untuk model ini dapat digunakan untuk

merencanakan program-program pendidikan kesehatan baik disekolah,

masyarakat, institusi-institusi swasta yang mengarah pada upaya

pragmatik mengubah perilaku kesehatan daripada mengembangkan

teoritis.