KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

24
SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-99 76 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI DALAM FILM THE MIRACLE WORKER Mahasri Shobahiya* dan Aris Suseno** *Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta **Alumni Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail: [email protected]/[email protected] [email protected] ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan konsep pen- didikan karakter berbasis potensi diri yang ada dalam film The Miracle Worker. Penelitian yang merupakan library research (penelitian kepustakaan) ini menggunakan sumber data primer film The Miracle Worker produksi Walt Disney tahun 2000. Dengan demikian metode pengumpulan datanya adalah metode dokumentasi (documentation research methode), sedangkan analisis data menggunakan content analyze (analisis isi) dari isi film, kemudian dituangkan secara des-kriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan sekaligus verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjuk-kan bahwa (1) konsep pendidikan karakter berbasis potensi diri yang dikembangkan dalam film The Miracle Worker menerapkan nilai kesopanan, tanggung jawab, kedisiplinan, kasih sayang, per-sahabatan, kemandirian, kerja keras, dan kerja sama; dan (2) metode yang digunakan meliputi metode hadiah, hukuman, nasehat, pem-biasaan, dan mengajak. Kata kunci: pendidikan karakter, potensi diri, nilai pendidikan, metode.

Transcript of KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9976

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTERBERBASIS POTENSI DIRI DALAM FILM

THE MIRACLE WORKER

Mahasri Shobahiya* dan Aris Suseno***Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

**Alumni Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakartae-mail: [email protected]/[email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan konsep pen-didikan karakter berbasis potensi diri yang ada dalam film TheMiracle Worker. Penelitian yang merupakan library research(penelitian kepustakaan) ini menggunakan sumber data primer filmThe Miracle Worker produksi Walt Disney tahun 2000. Dengandemikian metode pengumpulan datanya adalah metode dokumentasi(documentation research methode), sedangkan analisis datamenggunakan content analyze (analisis isi) dari isi film, kemudiandituangkan secara des-kriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, danpengambilan kesimpulan sekaligus verifikasi data. Hasil penelitianini menunjuk-kan bahwa (1) konsep pendidikan karakter berbasispotensi diri yang dikembangkan dalam film The Miracle Workermenerapkan nilai kesopanan, tanggung jawab, kedisiplinan, kasihsayang, per-sahabatan, kemandirian, kerja keras, dan kerja sama;dan (2) metode yang digunakan meliputi metode hadiah, hukuman,nasehat, pem-biasaan, dan mengajak.

Kata kunci: pendidikan karakter, potensi diri, nilai pendidikan, metode.

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

77Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

PendahuluanDi zaman yang serba canggih dan

instan saat ini, hampir semua kalangan,baik kalangan awam maupun intelek me-rasakan banyak sekali manfaat yang di-peroleh dari kemajuan teknologi. Aksesuntuk mendapatkan informasi yangdiinginkan dengan mudahnya didapattanpa harus bersusah payah. Di satu sisi,hal ini sangat membantu sebagian orang.Namun di sisi yang lain, kemajuan yangberkembang sedemikian cepat telahmenjadi permasalahan lain karena me-rugikan banyak pihak. Dampak itu tere-kam di berbagai media massa, anak-anakmengalami krisis kepribadian, merekakehilangan figur yang dicontoh sehinggatumbuh menjadi anak yang lemah danrapuh. Banyak sekali tindakan negatif,kriminal dan asusila yang dilakukan anak-anak. Salah satu solusi yang bisa menjadialternatif dalam menangani degradasimoral itu adalah dengan pendidikankarakter.

Pendidikan karakter bukanlah se-buah proses menghafal materi soal ujiandan teknik-teknik menjawabnya. Pen-didikan karakter memerlukan pem-biasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik,pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria,malu berbuat curang, malu bersikapmalas, dan malu membiarkan lingku-ngannya kotor. Karakter tidak terbentuksecara instan, tapi harus dilatih secaraserius dan proporsional agar mencapaibentuk dan kekuatan yang ideal. Ber-pijak pada hal tersebut, bisa dipahamimengenai mengapa ada kesenjangan an-

tara praktik pendidikan dengan karakteranak didik. Bisa dikatakan, dunia pen-didikan di Indonesia sedang memasukimasa-masa yang sangat pelik, yakni per-masalahan tentang bagaimana mencetakalumni pendidikan yang unggul, yang be-riman, bertaqwa, profesional, dan ber-karakter, sebagaimana tujuan pendidikandalam UU Sistem Pendidikan Nasional(Husaini, 2010: 3).

Pendidikan karakter sendiri me-rupakan proses kegiatan yang dilakukandengan segala daya upaya secara sadardan terencana untuk mengarahkan anakdidik agar mampu mengatasi diri melaluikebebasan dan penalaran serta mengem-bangkan segala potensi yang dimilikianak didik. Dengan kata lain, pendidikankarakter adalah suatu kegiatan mem-berdayakan anak didik agar mandiri danmengembangkan potensi diri yang me-ngacu pada pembentukan sikap (karak-ter), di samping kompetensi kognitif danpsikomotorik, agar dapat bermanfaatsebagai bekal hidup, berguna bagi dirinyasendiri, orang lain, bangsa dan negara(Khan, 2010: v). Sedangkan jika di-cermati, setiap individu memiliki potensiyang tentu berbeda setiap apa yang di-miliki antara satu orang dengan orang lain.Potensi diri dibedakan menjadi duabentuk yaitu potensi fisik dan potensimental atau psikis.

Dalam sebuah film yang berjudulThe Miracle Worker telah membuktikanbahwa potensi setiap orang itu berbeda.Film tersebut menceritakan perempuankecil bernama lengkap Adams Helen

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9978

Keller (anak didik) yang kehilangan pe-nglihatan dan pendengarannya karenasebuah penyakit, dan ia tinggal di sebuahkota pedesaan kecil di Northwest Ala-bama, Amerika Serikat (http:\helen-keller-buta-dan-tuli-jadi-penulis.html).

Sebuah film yang diangkat darikisah nyata Helen Keller (anak didik),seorang perempuan yang tuna rungu se-kaligus tuna netra. Namun pada akhirnyaHelen mampu menggunakan potensinyaatas jasa perjuangan Anne Sullivan (pen-didik) dalam mendidik Helen dari tidakbisa, tidak mengenal aturan, liar, hinggamenjadi gadis yang cerdas, cantik, pintar,dan mampu berkomunikasi dengan baik(http://liaymutia.blogspot.com/2009/09/film-miracle-worker-based-on.html).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk menelitipendidikan karakter yang dicontohkandalam film tersebut, dengan mengangkatpermasalahan: “Bagaimanakah konseppendidikan karakter berbasis potensi diridalam film The Miracle Worker?” Se-dangkan tujuan dalam penelitian ini ada-lah untuk mendeskripsikan konsep pen-didikan karakter berbasis potensi diriyang ada dalam film The MiracleWorker.

Berdasarkan hasil pelacakan pe-neliti terhadap penelitian tentang pen-didikan karakter ditemukan adanya be-berapa penelitian terkait hal tersebut,antara lain yang telah dilakukan olehWanda Crisiana, Heni Zuhriyah, KristiWardani, dan Dewi Kustanti. Pertama,Crisiana (Universitas Kristen Petra,

2008) dalam skripsi yang berjudulUpaya Penerapan Pendidikan Karak-ter bagi Mahasiswa (Studi Kasus diJurusan Teknik Industri UniversitasKristen Petra), mengungkapkan bahwapendidikan karakter penting bagi per-tumbuhan individu untuk menjadi manusiayang seutuhnya dan sebaiknya dilakukansejak dini. Namun bukan berarti jikapendidikan dasar belum mengakomodasipendidikan karakter, perguruan tinggijuga merasa tidak perlu untuk menye-lenggarakannya. Penting bagi perguruantinggi untuk tidak hanya memperhatikankebutuhan kompetensi akademis maha-siswa, tetapi juga pembinaan karakternyaagar para lulusan menjadi lulusan yangsiap secara akademis dan berkarakterbaik.

Kedua, Zuhriah (IAIN SunanAmpel, 2008) dalam tesis yang berjudulPendidikan Karakter (Studi Perban-dingan antara Konsep Doni Koesoe-ma dan Ibnu Miskawaih), menyimpul-kan bahwa perbedaan konsep pen-didikan karakter antara Doni Koesoemadan Ibnu Miskawaih bahwa pendidikankarakter Doni Koesoma menekankanuntuk diterapkan di sekolah atau lem-baga formal (sekolah), sedangkan IbnuMiskawaih lebih menekankan dalamkeluarga atau lingkungan rumah. Per-bedaan konsep tersebut berpengaruhpada metode yang digagas keduanya.Adapun peran masyarakat bagi DoniKoesoema adalah sebagai kontrol pen-didikan karakter sekaligus ikut meng-aktualisasikannya; sedangkan bagi Ibnu

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

79Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

Miskawaih pendidikan akhlak harusdilaksanakan secara bersama-sama da-lam masyarakat. Persamaan dari kedua-nya adalah bahwa pendidikan karakteritu untuk menghasilkan manusia yangmempunyai keutamaan, dan hal itu harusbersama-sama dengan masyarakat untukmengaktualisasikan.

Ketiga, Wardani (UniversitasSarjanawiyata Tamansiswa, 2010) dalamtesis yang berjudul Peran Guru dalamPendidikan Karakter Menurut Kon-sep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara,memaparkan bahwa guru diharapkanmenjadi model dan teladan bagi anakdidiknya dalam mewujudkan perilakuyang berkarakter. Proses pendidikan itumeliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa.Untuk mewujudkan manusia Indonesiayang berkarakter, perlu diterapkan kon-sep pendidikan Ki Hadjar Dewantaradengan sistem “among, tut wuri handa-yani, ing ngarso sung tuladha, ing madyamangun karsa”.

Keempat, Kustanti (UPI, 2009)dalam disertasi yang berjudul Pengem-bangan Nilai-Nilai Kebiasaan Pema-kaian Jilbab dalam MeningkatkanKepribadian Muslimah (Studi KasusMahasiswi Fakultas Adab UIN SGDBandung), mengungkapkan bahwa (1)yang menyebabkan ragam pemakaianjilbab ada dua faktor, yaitu faktor intrinsikdan faktor ekstrinsik, dan (2) kebiasaanpemakaian jilbab dapat dikembangkanmelalui ketaatan, keyakinan, istiqomah,keterpaksaan, sabar dan keterampilan.

Hasil dari empat penelitian di atasmenunjukkan bahwa tidak satupun pe-nelitian yang mengangkat tentang konseppendidikan karakter berbasis potensi diri,lebih-lebih yang menggali dari film TheMiracle Worker. Dengan demikian, pe-nelitian ini bisa dikatakan orisinil, danbebas dari pengulangan. Oleh karena itu,sangat dimungkinkan untuk mengung-kap konsep pendidikan karakter ber-basis potensi diri dengan menggali pe-laksanaannya melalui bedah sebuah film,yaitu The Miracle Worker.

Sebagai bahan kajian teoritik ten-tang permasalahan di atas, antara laindapat dikemukakan bahwa pendidikankarakter berbasis potensi diri adalah sua-tu kegiatan mencetak manusia yang di-lakukan dengan cara mengarahkan danmembentuk perilaku seseorang denganmengembangkan potensi yang dimiliki(Rahmawati, 2001: ix). Dengan demi-kian, konsep pendidikan karakter ber-basis potensi diri akan mengacu pada ke-mampuan dasar anak didik.

Sebagai suatu komponen pen-didikan, tujuan pendidikan berfungsi se-bagai pemberi arah kepada segenapkegiatan pendidikan dan merupakansesuatu yang ingin dicapai. Musfirah(2008: 29) mengungkapkan bahwa tuju-an pendidikan karakter berbasis potensidiri adalah untuk mendorong anak didikberperilaku baik. Anak yang tumbuhdengan perilaku baik mempunyai kapa-sitas dan komitmen untuk melakukanberbagai hal yang terbaik serta melaku-kannya dengan benar.

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9980

Adapun nilai dasar yang perludikembangkan dalam pendidikan karak-ter adalah: (1) Mencintai Tuhan (Reli-giusitas), pendidik harus mengarahkananak didiknya menjadi manusia yangbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,mampu melaksanakan perintah-Nya danmampu pula menjauhi segala larangan-Nya (Indarti, 2008: 127); (2) Sopan(polite), mampu berperilaku sopanadalah dambaan setiap insan. Karaktersopan harus dilatihkan kepada anakdidik dan dicontohkan bagaimana caraberperilaku sopan kepada orang lain,terutama kepada mereka yang lebih tua.Perilaku sopan adalah perilaku yang se-suai dengan nilai-nilai etika yang berlaku,sehingga orang lain merasa dihargai dandisayangi (Sunarti, 2008: 14); (3) Tang-gung jawab (Responsible), pendidikharus mengajak anak didiknya menjadimanusia yang bertanggung jawab. Rasatanggung jawab ini harus ada dalam dirianak didik (Soedarso, 2007: 23); (4)Disiplin (dicipline), yaitu tepat waktudan tepat perilaku dalam berbagai situasidan kondisi, serta kesediaan menaatiaturan atau kesepakatan yang telah di-tetapkan. Pendidik harus menanamkandisiplin yang tinggi kepada anak didiknya.Kedisiplinan harus dimulai bahkansebelum masuk sekolah (Sunarti, 2008:12); (5) Kejujuran (honest), yaitu me-nyampaikan sesuatu sesuai dengan ke-nyataan, dilakukan dengan tulus, terbukadan dapat dipercaya. Pendidik harusmampu memberikan contoh kepadaanak didiknya untuk mampu berlaku

jujur. Kebiasaan jujur harus menjadi fo-kus utama dalam pendidikan karakter(Soedarso, 2007: 24); (6) Kasih sa-yang dan kepedulian (care), anak di-dik harus dilatih kasih sayang dan pedulikepada sesama. Pelatihan itu dapat be-rupa belajar melakukan empati kepadaorang lain dengan rasa kepedulian yangtinggi (Indarti, 2008: 127); (7) Kerjasama dan percaya diri, sifat keber-samaan dan gotong royong harus ditum-buhkan dalam diri anak. Dengan kerjasama, aspek sosial akan terbangun, se-dangkan kepercayaan diri akan ter-bentuk (Indarti, 2008: 127), (8) Kerjakeras (hard work) dan pantang me-nyerah, yaitu mengerjakan kegiatandengan mengerahkan segala kemampuanyang dimiliki dengan tanpa pantangmenyerah. Orang yang bekerja keraspasti mampu mewujudkan impiannyamenjadi kenyataan (Indarti, 2008: 127);(9) Cinta damai (peace ful), yaitu sifatmenghindari pertikaian atau perselisihan.Anak didik harus cinta damai, cinta men-cintai antar sesama anak, semua ber-saudara dan tidak selayaknya salingbertengkar ( Zuhriyah, 2007: 65); (10)Mandiri (independent), anak yang ter-biasa mandiri mempunyai peluang ber-hasil hidupnya dari pada anak yangkurang mandiri. Mandiri tidak hanyamampu berdiri di atas kakinya sendiri,tetapi juga mampu membawa dirinyauntuk tidak bergantung penuh kepadaorang lain (Zuhriyah, 2007: 65); dan (11)Menghargai (respect), anak didik ha-rus mampu menghargai hasil karya orang

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

81Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

lain yang dilihatnya. Dengan begitu adapenghargaan yang diberikan olehnyakepada orang lain. Menghargai pendapatorang lain adalah salah satu contoh darikarakter saling menghargai sesama(Zuhriyah, 2007: 65).

Beberapa metode yang dapat di-gunakan dalam pendidikan karakter diantaranya adalah: (1) Keteladanan(Modelling), adalah contoh perbuatandan tindakan yang dilakukan sehari-harioleh orang tua kepada anak-anaknya.Hal ini didasarkan karena sesungguhnyaanak-anak adalah peniru terbesar di du-nia (Scheafer, 1989: 16); (2) Hadiahdan hukuman, hadiah adalah penghar-gaan yang diperoleh seseorang sebagaiakibat dari perilaku positif. Sedangkanhukuman adalah konsekuensi negatifterhadap perilaku yang tidak diinginkan(Pratiwi, 2008: 28); (3) Kisah, yaitusuatu cara dalam menyampaikan materipengajaran dengan menuturkan secarakronologis tentang bagaimana terjadinyasesuatu hal yang baik, yang sebenarnyaterjadi ataupun rekaan saja (Arif, 2002:110); (4) Nasehat, dilakukan dengancara pendidik menanamkan pengaruhyang baik ke dalam jiwa dengan caramemberikan nasehat yang dapat menge-tuk hati anak didik. Dengan metode ini,pendidik dapat mengarahkan pesertadidik kepada kebaikan dan kemajuanmasyarakat serta umat (Ulwan, 2007:64); (5) Pembiasaan, yaitu membiasa-kan cara-cara bertindak. Pembiasaananak kepada hal-hal yang baik dalambelajar sopan santun kepada keluarga

maupun dalam kehidupan sehari-haridiulang-ulang sehingga kebiasaan itutertanam dalam diri anak didik (Tafsir,2007: 140); dan (6) Mengajak (Per-suasing), yaitu cara mempengaruhi se-seorang untuk melakukan sesuatu dengancara lebih membangkitkan perasaan,emosi, dorongan, dan cita-cita merekadari pada mengedepankan intelektual danpikiran mereka. Metode ini dilaksanakanuntuk membangkitkan empati anak,seperti anak dapat diajak ke lembaga-lembaga sosial terdekat (Scheafer, 1989:29).

Adapun faktor-Faktor yang mem-pengaruhi pendidikan karakter berbasispotensi diri secara umum dibagi menjadidua bagian, yaitu faktor internal dan eks-ternal. Faktor internal adalah faktor yangterdapat dalam diri seseorang. Sementarafaktor eksternal adalah faktor yang be-rasal dari luar individu atau berasal darilingkungan.

Faktor internal meliputi keadaanfisik dan keadaan psikologis anak. Ke-adaan fisik anak didik mempengaruhianak dalam proses belajar mengajar. Se-perti mata untuk melihat apa yang diajar-kan, telinga untuk mendengarkan ketera-ngan guru, dan kondisi tubuh yang lain,seperti kelelahan, kurang tidur jugasangat mempengaruhi anak dalampencapaian tujuan pendidikan (Syah,2008: 132).

Keadaan psikologis anak meliputikecerdasan intelektual (IntelectualIntellegence) dan kecerdasan emosional(Emotional Intellegence). Nuryati

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9982

(2008: 21) menyatakan bahwa tarafkecerdasan seseorang menunjukkankemampuan berpikir, bernalar dankemampuan memecahkan masalahdengan logika.

Anak-anak akan merasa pas de-ngan bidangnya ketika setiap orang tuamengetahui keunikan dan potensi yangdimiliki anak itu. Menurut Gardner (dalamChambel, 2006: 2-4), kecerdasan sese-orang meliputi unsur-unsur: (1) Kecerda-san matematika-logika, (2) Kecerdasanbahasa (Linguistic), (3) Kecerdasanmusikal, (4) Kecerdasan visual-spasial,(5) Kecerdasan kinestetik, (6) Kecerda-san inter-personal, (7) Kecerdasanintra-personal, dan (8) Kecerdasannaturalis.

Metode PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan (library research), yaitusuatu kegiatan penelitian dengan caramenelaah, mengkaji dan mempelajariberbagai literatur (referensi) yang ber-kaitan dengan masalah yang akan dibahas(Kasiram, 2010: 10). Jenis penelitian inidipilih karena penelitian dilakukan de-ngan memilih film sebagai subjeknya,yaitu film The Miracle Worker.

Metode yang digunakan untukmengumpulkan berbagai data dalampenelitian ini adalah metode dokumentasi(documentation research methode),yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip,buku, surat kabar, majalah, prasasti, no-tulen rapat, legger, agenda dan sebagai-

nya (Arikunto, 1992: 200). Dokumenutama dalam penelitian ini adalah film TheMiracle Worker.

Adapun metode analisis data yangdigunakan adalah analisis pemikiran/isi(content analyze). Hasil analisis di-tuangkan secara deskriptif kualitatif yangterdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengum-pulan data sekaligus reduksi data, pe-nyajian data, dan pengambilan kesimpu-lan sekaligus verifikasi data.

Hasil dan PembahasanNilai-nilai pendidikan karakter

berbasis potensi diri yang dikembangkandalam film The Miracle Worker antaralain meliputi:1. Nilai Kesopanan

Nilai kesopanan merupakansalah satu bentuk sikap penghor-matan dan penghargaan terhadaporang lain. Nilai kesopanan antaralain termaktub dalam al-Qur‘an suratal-Hujurat ayat 2:

Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu meninggikansuaramu lebih dari suara Nabi,dan janganlah kamu berkatakepadanya dengan suara kerassebagaimana kerasnya (suara)sebahagian kamu terhadap se-

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

83Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

bahagian yang lain, supaya tidakhapus (pahala) amalanmu se-dangkan kamu tidak menyadari(Digital Qur’an Ver 3.2).

Ayat tersebut mengungkap salahsatu nilai kesopanan, yaitu tentangadab berbicara kepada orang yangdihormati. Hal senada dijelaskanoleh Sunarti (2008: 14), bahwa nilaikesopanan merupakan perilaku yangsesuai dengan nilai-nilai etika yangberlaku, sehingga orang lain merasadihargai dan disayangi. Dalam filmThe Miracle Worker, Annie Sullivanmengajarkan pada Helen Kellertentang kesopanan atau sikap sopanyang dilakukan dalam etika makan,peristiwa terjadi pada adegan saatAnnie Sullivan mencegah tanganHelen mengambil makanan dari piringorang lain. Adapun adegan yangdimaksud adalah sebagai berikut:

Helen berjalan menge-lilingimeja, menyodok dengan tangan-nya, menyambar orak-arik telurkeluar dari piring semua orang.Tapi, ketika dia meraih telur AnnieSullivan, Annie mencegah Helen.

“Helen biasa makan di ataspiring-piring kami,” kata Kate.

“Saya tidak terbiasa de-nganhal itu,” kata Annie.

Sementara itu Helen melawandan berusaha melepaskan tanganAnnie. Annie Sullivan bersikeras

menghalangi Helen mengambilmakanannya.

“Tidak masalah dengan piringsaya..hanya saja tangan Helenbukan di situ tempatnya,” jawabAnnie dingin.

“Membiarkan Helen dengantabiatnya adalah hal sepele....”kata Kate.

“Sepele! Menurutmu lebihmudah merasa iba padanya. dari-pada mengajarkannya berperi-laku baik?” kata Annie kemu-dian.

Pada kutipan di atas menjelas-kan bahwa mengambil makananorang lain di atas piring orang tersebutadalah perbuatan yang tidak sopan,apalagi dengan mengacak-acak danmenyodoknya dengan tangan. Per-buatan Annie Sullivan dalam men-cegah tangan Helen agar tidak me-lakukan hal tersebut adalah buktipenanaman nilai kesopanan. Meski-pun Helen seorang yang mempunyaigangguan dengan alat indranya, me-ngajarkan nilai kesopanan dirasakanAnnie Sullivan sangatlah penting.Annie Sullivan tidak mungkin mem-biarkan Helen yang keturunan bang-sawan secara terus menerus hinggadia dewasa nanti, masih suka merebutmakanan orang lain dari piring me-reka, mengacak-acak makanan, me-makan makanan dengan meng-genggam makanan itu di tangannya,karena hal demikian tentu akan

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9984

mempermalukan keluarga Keller,terutama ketika sahabat-sahabatataupun keluarga Keller yang laindatang berkunjung.

2. Nilai Tanggung JawabMenanggung segala resiko yang

telah diperbuat oleh dirinya sendiriadalah aplikasi dari nilai tanggungjawab. Annie Sullivan menanamkannilai tanggung jawab kepada Helenagar nantinya memahami bagaimanaia bertingkahlaku dan menanggungsegala konsekuensi atas perbuatan-nya.

Penanaman nilai tanggung jawabyang dilakukan Annie Sullivan akanmembentuk Helen sebagai pribadipenuh tanggung jawab. Usaha AnnieSullivan dalam menanamkan nilaitanggung jawab kepada Helen ter-lihat dalam adegan berikut. Sebagaiakibat dari perbuatan yang Helenlakukan, yaitu melempar sendok ma-kan ke atas lantai, maka AnnieSullivan menyuruh Helen mengambilkembali sendok yang ia lemparkan.Peristiwa yang dimaksud adalahsebagai berikut:

Annie mengangkat Helen me-nuju sendok yang ia jatuhkan. Iapegang tangan Helen ke arahsendok di atas lantai, berharapHelen mau mengambilnya. Na-mun, Helen tidak mau melakukanitu, ia berlari, duduk menggeng-gam kursi kuat-kuat. Dengansusah payah, Annie mengangkat

Helen dari kursi dan melakukanhal yang sama seperti sebelumnya,mengambil sendok di atas lantai.

Penanaman nilai tanggung jawabuntuk mengambil sendok di ataslantai yang dilakukan Annie Sullivankepada Helen memberikan gam-baran bahwa perilaku yang Helenlakukan, dengan membuang sendokke atas lantai adalah perbuatan yangtidak baik. Untuk itu, Annie menga-jarkan nilai tanggung jawab itu de-ngan menyuruh Helen mengambilsendok yang telah dibuangnya. Se-perti yang dipaparkan Soedarso(2007: 23) tentang tanggung jawab,yaitu sikap berani menghadapi segalaresiko dari perbuatannya. Oleh ka-rena itu, tindakan Annie meluruskankekeliruan yang Helen lakukan dalammengambil kembali sendok yangdibuang adalah bukti bahwa penga-jaran nilai tanggung jawab dilakukanoleh Annie Sullivan. Dalam al-Qur‘anbanyak dibicarakan tentang tanggungjawab, di antaranya terdapat padasurat al-Baqarah ayat 225:

Allah tidak menghukum kamudisebabkan sumpahmu yang tidakdimaksud (untuk bersumpah),tetapi Allah menghukum kamudisebabkan (sumpahmu) yang

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

85Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

disengaja (untuk bersumpah) olehhatimu. Dan Allah Maha Pe-ngampun lagi Maha Penyantun(Digital Qur’an Ver 3.2).

3. Nilai KedisiplinanSalah satu bentuk kedisiplinan

adalah dengan menaati peraturanyang telah dibuat atau yang sudahberlaku dan menjadi kesepakatanbersama. Sebagai contoh bentukterkecil dari kedisiplinan adalahdisiplin etika dalam makan. Dalamdunia barat, etika makan sangatdiperhatikan oleh kaum bangsawan,seperti mengenakan celemek makan,cara mengambil makanan, cara me-makan makanan itu, dan sebagainya.Dalam film The Miracle Worker,Annie Sullivan mengajarkan padaHelen bagaimana mendisiplinkan diridalam etika menyantap makanan alabarat dan bangsawan. Peristiwa ituterjadi dalam suatu adegan, yaitusetelah Annie Sullivan dengan susahpayah menangkap Helen yang ber-jalan di atas meja, kemudian men-dudukkannya di atas kursi. Adapunkutipan adegan adalah sebagaiberikut:

Helen terlihat tenang di ataskursi, Annie mendekatinya,memberikan telur orak-arikuntuk Helen. Helen yang me-mang lapar, segera mengambiltelur itu dengan tangannya,memasukannya ke dalam mu-lut. Annie mencegahnya, ke-

mudian meletakkan sendokmakan di tangan Helen. Helentidak tahu arti sendok ditangannya, ia lemparkan sen-dok makan yang diberikanAnnie.

Kutipan di atas dapat ditarik ke-simpulan bahwa perbuatan AnnieSullivan mendudukkan Helen di ataskursi dan mencegah Helen agar ma-kan dengan sendok adalah bentukpenanaman nilai kedisiplinan yangdiberikan Annie kepada Helen. Per-buatan disiplin bisa diterapkan dalamhal apa saja, termasuk dalam halwaktu. Hal itu sependapat denganSunarti (2008: 12) bahwa kedisi-plinan diajarkan kepada anak, ter-masuk dengan mengajarkannya di-siplin dalam waktu. Hal tersebut jugasesuai dengan al-Qur‘an surat al-‘Ashr yang berisi tentang peng-hormatan terhadap waktu, agar tidakmenyia-nyiakannya:

Demi masa. Sesungguhnya manu-sia itu benar-benar berada dalamkerugian, kecuali orang-orang yangberiman dan mengerjakan amalshaleh dan nasihat menasihatisupaya menaati kebenaran dannasihat menasihati supaya menetapikesabaran (Digital Qur’an Ver 3.2.

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9986

4. Nilai Kasih SayangPemberian rasa kasih sayang

kepada seseorang pada hakikatnyaadalah berkasih sayang pada dirisendiri. Indarti (2007: 127) men-jelaskan bahwa peduli dan berkasihsayang kepada sesama melatih se-seorang untuk berempati. Sebagaisalah satu bentuk rasa cinta dan kasihsayang adalah dengan memeluk ataumencium orang yang disayang. Dalamfilm The Miracle Worker, Annie Sul-livan mengungkapkan rasa cintanyakepada Helen dengan mendekapdan mencium Helen. Peristiwa ini ter-jadi dalam suatu adegan, yaitu saatberusaha mengatur Helen agar makandengan baik, namun Helen marahdan berjalan di atas meja. Adapunadegan yang dimaksud adalah se-bagai berikut:

Secara berulang Annie me-nempatkan Helen di atas kursi,sedangkan Helen kembali mem-berontak hingga akhirnya Helenmenaiki meja makan. Annie sa-ngat cemas, takut seandainyaHelen terjatuh. Annie terus meng-ikuti Helen, mencoba menangkap-nya. Beberapa menit kemudian,Helen berhasil ditangkap, Anniememapah Helen, mencium keningdan membelai rambut Helen pe-nuh kasih sayang.

Kasih sayang tersebut diajarkanpula dalam al-Qur‘an, antara lainterdapat pada surat al-Isra‘: 24:

Dan rendahkanlah dirimu ter-hadap mereka berdua denganpenuh kesayangan dan ucap-kanlah: “Wahai Tuhanku, kasihi-lah mereka keduanya, sebagai-mana mereka berdua telah men-didik aku waktu kecil” (DigitalQur’an Ver 3.2).

Perbuatan Annie Sullivan untukmendekap Helen, mengecup keningdan membelai rambut adalah bentukpenanaman nilai kasih sayang untukHelen. Dengan berbuat demikian,seorang anak yang marah akan te-nang dan merasa nyaman, karenapada dasarnya seorang anak rinduakan kasih sayang dan kenyamananpada dirinya. Penanaman nilai kasihsayang kepada Helen oleh AnnieSullivan dilatarbelakangi oleh adanyasifat amarah Helen yang tidak bisadikontrol. Jika sifat tersebut tidakditangani lebih awal, maka sifat ituakan membahayakan diri Helen danmasyarakat di sekitarnya. Untuk itusangat pentinglah nilai kasih sayangitu ditanamkan.

Selanjutnya, nilai kasih sayangyang ditanamkan Annie Sullivan jugaterjadi dalam adegan lain, yaitu saatHelen Keller berhasil memahamibahwa kata mempunyai makna, se-

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

87Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

telah keberhasilan itu Annie Sullivandan Helen saling berpelukan dalamrasa cinta. Adegan dalam film ituadalah sebagai berikut:

Annie duduk penuh rasa syu-kur, Helen mendekatinya danmemohon kepada Annie siapasebenarnya orang yang mengajar-kan kata untuknya. Anniemengejanya di tangan Helen, “t-e-a-c-h-e-r”, guru, dan memelukHelen dengan rasa cinta, begitujuga dengan Helen.

5. Nilai Kerja SamaAdegan yang menunjukkan salah

satu penanaman nilai kerja sama yangdilakukan Annie Sullivan kepadaHelen antara lain sebagai berikut:

Dengan sabar Annie me-nuntunnya memahami kata-kata,di atas sebuah pohon yang ter-dapat sarang burung, ia ajarkankepada Helen kata telur. Helenmengikuti perintah Annie, ketikatelur itu berada di genggamantangan Helen, telur itu menetasdan mengeluarkan anak burung,Annie tidak melewatkan kejadianitu dan mengejakan kata burungdi atas telapak tangan Helen.Begitulah selanjutnya, ketikaberada di peternakan kuda, Anniemengajarkan kata Kuda dan me-nyuruh Helen memberikan makankuda itu dengan sebuah apel.Annie lalu mengajarkannyasebuah kalimat, kuda makan apel.Helen belajar banyak kata dari

Annie Sullivan dan kata-kata itumampu ia tirukan dengan cepat.

Annie mengajak Helen ke suatutempat, kemudian menaiki pohon,pergi ke sebuah peternakan kuda,menempatkan telur di atas tanganlalu mengajarkan nama telur di atastelapak tangan, sedangkan Helenmelakukan apa yang diperintahkanAnnie seperti mengeja kata itu danmembelai anak burung yang baru me-netas. Hal itu merupakan gambarantentang kerja sama antara AnnieSullivan dan Helen Keller. Kerjasama bisa dilakukan oleh siapapun,baik oleh pimpinan kepada anakbuah maupun pendidik kepada anakdidiknya. Setelah kerja sama dilaku-kan, maka aspek sosial antara orangtersebut akan terbangun, hal itu se-bagaimana diungkapkan oleh Indarti(2008: 127). Pesan tentang perlunyakerja sama dan tolong menolong da-lam kebaikan tersebut juga sesuaidengan surat Al-Maidah: 2:

….Dan tolong-menolonglah kamudalam (mengerjakan) kebajikandan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosadan pelanggaran. Dan bertak-walah kamu kepada Allah, se-

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9988

sungguhnya Allah amat beratsiksa-Nya (Digital Qur’an Ver 3.2).

6. Nilai Kerja KerasKerja keras merupakan usaha

yang dilakukan oleh seseorang de-ngan sungguh-sungguh. Al-Qur‘ansurat al-Isra‘: 19 menjelaskan:

Dan barang siapa yang meng-hendaki kehidupan akhirat danberusaha ke arah itu dengan sung-guh-sungguh sedang ia adalahmukmin, maka mereka itu adalahorang-orang yang usahanya di-balas dengan baik (Digital Qur’anVer 3.2).

Ayat tersebut menjelaskan bah-wa untuk mendapatkan kehidupanyang baik di akhirat, maka harusberusaha sekuat tenaga menga-malkan amalan kebaikan. Penanamannilai kerja keras dimaksudkan agarantara tujuan hidup dan langkah hidupberbanding lurus.

Indarti (2007: 127) mengung-kapkan bahwa anak yang dilatih be-kerja keras akan mempunyai peluangyang besar untuk berhasil. Untuk itu,dalam film The Miracle Worker,Annie Sullivan menanamkan nilaikerja keras kepada Helen denganmemanfaatkan rasa ingin tahu dansifat pemarah Helen agar ia tidak

menyerah untuk mendapatkan apayang ia inginkan kelak. Adegan yangmenunjukkan tentang penanamankerja keras yang dilakukan AnnieSullivan adalah sebagai berikut:

Annie dan Percy berjalanmenuju ruangan di mana Helenbersembunyi. Annie mengulurkantangan Percy agar Helen tidakcuriga. Awalnya Helen tidak maukeluar, ia semakin jauh meng-hindar, namun ketika terakhir kalitangan Percy disentuhkan padaHelen, ia pun keluar.

“Lepaskan aku, dia inginmencubitku!” seru Percy.

Helen meraba mulut Percy,menyamakannya dengan gerakbibirnya. “Dia ingin berbicara,”kata Annie pada Percy, sedangkandi tangan kanannya segelas susuia bawa. “Tapi harus dengantangan,” kata Annie lagi. “Siniaku tunjukan.”

Annie lalu mengajarkan padaPercy huruf jari itu. Helen yangmerasa dibiarkan oleh Annie,memisahkan tangan Annie daritangan Percy dan meminta Anniemengajarinya. Annie berpura-pura tidak mau mengajari Helen,“Aku sedang mengajari Percy,bukan kamu?” kata Annie. Helenmemisahkan kembali tanganPercy dari Annie dan memintatangannya bermain huruf jaribersama Annie. Annie sangatsenang akan hal itu, “Setidaknya

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

89Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

aku bisa menjangkaumu lagi,”kata Annie tatkala Helen ikutdengan permainannya. Setelah itu,Annie mempersilahkan Percyuntuk kembali ke kamarnya,sementara ia bersama Helen.

Maksud awal perlakuan AnnieSullivan mengajari Percy huruf jarisebenarnya adalah agar Helen me-rasa iri dan marah karena ada sese-orang yang memainkan huruf jariselain dirinya. Ketika Helen me-misahkan tangan Annie dari Percydan seolah dicegah oleh Annie adalahagar Helen lebih berusaha dengansungguh-sungguh untuk mencapaikeinginannya.

7. Nilai KemandirianTidak menggantungkan diri se-

penuhnya terhadap orang lain me-rupakan sikap mandiri seseorang.Kemandirian dibentuk agar hidupseseorang kelak tidak selalu mengan-dalkan orang lain. Zuhriyah (2007:65) menyatakan bahwa mandiri tidakhanya berdiri di atas kakinya sendiri,melainkan juga tidak selalu ber-gantung penuh kepada orang lain.Orang lain mempunyai kesibukandan tugas-tugasnya sendiri, sehinggatidak mungkin mengandalkan se-penuhnya pada orang tersebut. Selainitu juga sesuai dengan hadits Nabiyang diriwayatkan oleh Abu Dawudsebagaimana dalam Lidwa Pusaka:

Dari Qabishah bin Mukhariq AlHilali, ia berkata; saya menang-gung sebuah denda kemudiandatang kepada Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wasallam dan ber-tanya kepadanya mengenai haltersebut. Kemudian beliau ber-kata: “Bangunlah wahai Qabi-

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9990

shah hingga datang zakat kepadaKami, kemudian Kami perintah-kan agar diberikan kepadamu.”Kemudian Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda: “Wa-hai Qabishah, sesungguhnya se-dekah tidaklah halal kecuali bagisalah satu dari tiga orang, yaitu;orang yang menanggung dendamaka halal baginya untuk me-minta-minta, kemudian meminta-minta hingga ia mendapatkannyakemudian ia menahan diri darimeminta-minta, dan seorang laki-laki yang tertimpa bencana hinggamenghancurkan hartanya, makahalal baginya untuk meminta-minta, kemudian ia meminta-min-ta hingga mendapatkan penopanghidup kemudian menahan diridari meminta-minta. Dan seoranglaki-laki yang tertimpa kemiskinanhingga terdapat tiga orang yangbijaksana dari kaumnya bersaksibahwa Fulan telah tertimpa ke-miskinan. Maka halal baginyauntuk meminta-minta hingga iamendapatkan penopang hidup,dan sikap meminta-minta selain ituwahai Qabishah adalah perbuatanharam yang dimakan pelakunyasebagai sesuatu yang haram.”

Annie Sullivan dalam suatu ade-gan, menjelaskan pada Kate tentangbagaimana usahanya selama seharipenuh untuk mendidik Helen untukbersikap mandiri sebagai berikut:

“Helen makan dari piring-nyasendiri dengan sendok. Makansendiri, dan melipat serbetnya,”kata Annie kepada Kate. Annieterlihat berantakan, pakaiannyabegitu kotor, sedang nafasnya tidakteratur kelelahan. “Ruangannyamemang berantakan, tapi dia bisamelipat serbet,” jelas Annie,sedang tangannya memakaikankaca mata hitam di kedua bolamatanya.

Peristiwa di atas adalah salahsatu langkah penanaman keman-dirian yang dilakukan Annie Sullivanyang memulainya dari hal-hal kecil.Perbuatan kecil seperti melipat ser-bet, makan tanpa disuapi, makanmakanan dari piringnya sendiri ada-lah gambaran Annie dalam menga-jarkan kemandirian pada Helen agaria tidak bergantung pada orang-orang di sekitarnya.

8. Nilai BersahabatManusia yang hidup di dunia

tidak mungkin terhindar dari polainteraksi. Interaksi tersebut bisa de-ngan sesama manusia atau denganmakhluk lain dan lingkungan sekitar.Pola interaksi tersebut harus dijalan-kan dengan penuh rasa saling men-jaga. Penjagaan itu diikat oleh peri-laku bersahabat. Annie Sullivan me-nanamkan nilai bersahabat padaHelen yaitu dengan membawanya ke

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

91Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

sebuah peternakan sebagaimanadalam adegan berikut:

....ketika berada di peter-nakan kuda, Annie mengajarkankata Kuda dan menyuruh Helenmemberikan makan kuda itudengan sebuah apel. Annie lalumengajarkannya sebuah kalimat,kuda makan apel. Helen belajarbanyak kata dari Annie Sullivandan kata-kata itu mampu iatirukan dengan cepat.

Seperti yang diungkapkanZuhriyah (2007: 65), bahwa me-nanamkan nilai persahabatan akanmemupuk kedekatan hati. Nilai per-sahabatan itu bisa dengan menam-pilkan wajah yang berseri, sepertidalam hadits yang diriwayatkan AbuHurairah yang dikutip oleh Al-Atsqalani (2006: 67):

Dari Abu Hurairah r.a. bahwaRasulullah saw. bersabda: “Se-sungguhnya kalian tidak akancukup memberi manusia denganharta kalian tetapi kalian akancukup memberikan kepada me-reka dengan wajah yang berseridan akhlak yang baik”.

Dalam film The Miracle Workeryang menampikan adegan mem-berikan seekor kuda dengan sebuahapel dari tangan Helen adalah usahaAnnie Sullivan agar Helen mau mem-punyai rasa persahabatan yang dekatmeskipun de-ngan makhluk lain.

Penanaman nilai-nilai karakterdalam membentuk kepribadian anakdidik sangat diperlukan, mengingatbahwa nilai-nilai karakter begitupenting dan akan menjadi ciri khasseseorang bahwa orang itu mem-punyai perilaku yang baik atau se-baliknya, yaitu berperilaku buruk.Selain dari nilai-nilai karakter di atas,sebenarnya masih ada nilai-nilai ka-rakter yang perlu dikembangkanseperti yang dipaparkan oleh Indarti(2007: 127) tentang pentingnya nilaireligiusitas, Soedarso (2007: 24)tentang pentingnya nilai kejujuran;Zuhriyah (2007: 65) tentang pen-tingnya menghargai orang lain, danoleh Koesoema (2007: 103) tentangpentingnya nilai keadilan.

Annie Sullivan sebagai seorangpendidik telah menerapkan beberapametode pendidikan karakter yang ber-landaskan pada potensi diri Helen Kellersebagai anak didiknya. Metode yangdigunakan oleh Annie Sullivan dalam filmThe Miracle Worker adalah sebagaiberikut:1. Metode Hadiah dan Hukuman

Penerapan metode hadiah ke-pada Helen Keller oleh Annie Sulli-

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9992

van divisualisasikan dalam adeganberikut:

Annie kembali mengeja kata ditangan Helen. Kata kedua yangdiajarkan Annie adalah cake, “c-a-k-e” (roti), Helen menirukannyadengan cepat. Annie sangatsenang dengan kecerdasan Helen,ia pun memberikan sepotong rotilagi untuk Helen.

Perbuatan memberikan roti ke-pada Helen oleh Annie Sullivan ada-lah bentuk penerapan metode ha-diah. Pemberian itu didasarkan atasprestasi Helen yang dengan cepatmenirukan kata roti seperti yang di-ajarkan Annie Sullivan. Tindakan diatas tampaknya sesuai dengan pen-jelasan Pratiwi (2008: 28) bahwahadiah adalah penghargaan yangdiperoleh seseorang sebagai akibatdari perilaku positif, sedangkan hu-kuman adalah konsekuensi negativeterhadap perilaku yang tidak di-inginkan. Di samping itu sesuai puladengan al-Qur‘an surat An-Naml:35:

Dan sesungguhnya aku akan me-ngirim utusan kepada merekadengan (membawa) hadiah, dan(aku akan) menunggu apa yangakan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu (Digital Qur’an Ver 3.2).

Adapun metode hukuman yangdilakukan Annie Sullivan terjadi padaadegan saat Helen menyemprotkanmakanan ke wajah Annie sebagaiberikut:

Annie melatih Helen untukmakan, namun Helen menutupmulutnya rapat-rapat. KetikaHelen mau membuka mulutnyauntuk makan, makanan itu iasemprotkan ke wajah Annie. Anniegeram kepada Helen, ia mem-balas Helen dengan menyiramkanair ke wajahnya.

Sikap Annie Sullivan menyiramHelen dengan air adalah bentukhukuman yang diberikannya untukHelen sebagai akibat dari perbuatanHelen yang tidak benar, seperti me-nyemprotkan makanan ke wajahorang lain. Perbuatan demikian se-suai dengan metode hukuman sepertiyang dipaparkan oleh Pratiwi di atas.Sebagaimana halnya dengan Allahswt. yang menghukum seorang ham-ba karena bersalah, seperti yang ter-dapat dalam al-Qur‘an surat Al-A‘raf: 165:

Maka tatkala mereka melupakanapa yang diperingatkan kepadamereka, Kami selamatkan orang-

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

93Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

orang yang melarang dari per-buatan jahat dan Kami timpakankepada orang-orang yang dzalimsiksaan yang keras, disebabkanmereka selalu berbuat fasik (DigitalQur’an Ver 3.2).

Penggunaan metode hadiah danhukuman pada Helen adalah langkahyang tepat, sebagai langkah awalagar Helen mengerti ketika ia me-lakukan apa yang disuruh oleh AnnieSullivan dengan benar maka dia akanmendapatkan hadiah, namun jikadilakukan dengan kesalahan makaakan mendapat hukuman.

2. Metode NasehatPandangan Ulwan (2007: 64)

bahwa nasihat kepada anak akanmemberikan pengaruh yang baik,sehingga mengena pada anak didik.Sementara itu dalam teks al-Qur‘ansurat Al-A‘raf: 79 juga dikisahkan:

Maka shaleh meninggalkan mere-ka seraya berkata: “Hai kaumkusesungguhnya aku telah menyam-paikan kepadamu amanah Tuhan-ku, dan aku telah memberi nasihatkepadamu, tetapi kamu tidakmenyukai orang-orang yang mem-beri nasihat” (Digital Qur’an Ver 3.2).

Dalam ayat tersebut menunjuk-kan bahwa metode nasehat juga telahditerapkan oleh Nabi Shaleh a.s.ketika menasehati kaumnya agarmentauhidkan Allah swt. Sedangkanpenggunaan metode nasehat yangdilakukan dalam film The MiracleWorker oleh Annie Sullivan yaitu saatmemberitahu perbuatan yang dilaku-kan Helen, baik itu yang bersifat be-nar ataupun perbuatan yang salah.Adegan yang menggambarkan ben-tuk nasihat sekaligus bentuk peng-hargaan Annie kepada Helen, yaituketika Helen menyamakan dirinyadengan boneka sebagai berikut:

“.......Annie memegang tanganHelen, meletakkan tangan Helenke dada boneka dan dadanyasendiri, kemudian Annie meng-angguk menandakan apa yangdilakukan Helen benar, “Ya..yabenar, benda itu punya nama,”kata Annie lirih.”

Perbuatan Annie Sullivan sepertimengangguk dan berkata “ya..yabenar, benda itu punya nama” me-rupakan salah satu langkah pem-berian nasihat dalam bentuk per-kataan dan perbuatan. Tindakanmemberi nasihat dengan cara demi-kian akan memudahkan Helen me-ngetahui perbuatan yang men-dapatkan anggukan kepala yangberarti benar dan gelengan kepalayang berarti salah. Seperti peristiwa

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9994

yang terjadi dalam adegan sebagaiberikut:

Helen marah dan duduk diatas lantai, memberikan suatuisyarat yang tak dimengertiAnnie, ia mencoba memberitahukepada seseorang kalau diamengiginkan sesuatu, permen.Merasa tidak dipedulikan, Helenmembenturkan bonekanya. Annieberusaha memberitahu Helententang perbuatannya itu tidakbaik, ia pun mendekati Helen lalumengejakan kata di tangan Helen,“Helen, Jangan”, kata Annie.

Dari uraian di atas dapat di-simpulkan bahwa isyarat AnnieSullivan seperti mengejakan kata“ya” ketika perbuatan itu benar dankata “jangan” ketika perbuatan yangdilakukan juga termasuk aplikasi darimetode nasehat.

3. Metode PembiasaanMembiasakan diri untuk ber-

perilaku baik, sesuai dengan etikamerupakan salah satu langkah pena-naman nilai karakter. Seorang anakdidik yang terbiasa diarahkan untukberbuat baik dan sesuai etika adalahtujuan dari metode pembiasaan.Metode pembiasaan yang dicontoh-kan Annie Sullivan pada Helen adalahagar Helen terbiasa makan denganduduk tenang, dengan sendok danpiringnya sendiri, tidak mengacak-acak makanan orang lain seperti

dalam adegan berikut:....Helen yang berjalan menge-

lilingi meja, menyodok dengantangannya, menyambar orak-ariktelur keluar dari piring semuaorang. Tapi, ketika dia meraihtelur Annie Sullivan, Anniemencegah Helen.

Sikap Annie untuk mencegahHelen agar tidak memakan makananorang lain adalah bentuk pembiasaanyang diajarkan Annie. Selanjutnyatentang menggunakan sendok makanseperti yang digambarkan dalamadegan berikut:

Helen terlihat tenang di ataskursi, Annie mendekatinya,memberikan telur orak-arik untukHelen. Helen yang memang lapar,segera meng-ambil telur itu dengantangannya, memasukannya kedalam mulut. Annie mencegahnya,kemudian meletakkan sendokmakan di tangan Helen.

Hal itu seperti dipaparkan olehTafsir (2007: 140), bahwa melaku-kan pembiasaan kepada anak de-ngan cara mengulang-ulang per-buatan itu maka anak akan terlarutdengan perbuatan itu sehingga me-raka akan melakukannya tanpapaksaan. Perbuatan itulah yang di-lakukan oleh Annie Sullivan, pem-biasaan duduk tenang, memakandengan sendok dan memakan maka-nan dari piringnya sendiri telah me-

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

95Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

ngajari Helen melakukan tindakanyang baik secara terbiasa. Hal inisesuai dengan hadits Rasulullahtentang pembiasaan makan teratursebagaimana dikutip dalam Al-Atsqalani (2008: 39):

Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasu-lullah saw. bersabda: “Apabilaseseorang di antara kalian makanhendaknya ia makan dengantangan kanan dan minum hendak-nya ia minum dengan tangan kanan,karena sesungguhnya setan itumakan dengan tangan kirinya danminum dengan tangan kirinya”.

4. Metode MengajakMetode mengajak dilakukan

ketika Annie Sullivan dan Helenbersama-sama menaiki pohon,memberi makan kuda bersama-samasebagaimana dalam adegan berikut:

Dengan sabar Annie menuntun-nya memahami kata-kata, di atassebuah pohon yang terdapat sarangburung, ia ajarkan kepada Helenkata “telur”. Helen mengikuti pe-rintah Annie. Ketika telur itu berada

di tangan Helen, telur itu menetasdan mengeluarkan anak burung.Annie tidak melewatkan kejadianitu, dan mengejakan kata “burung”di tangan Helen. Begitulah se-lanjutnya, ketika berada di peter-nakan kuda, Annie mengajarkankata “kuda”, dan menyuruh Helenmemberikan makan kuda itudengan sebuah apel. Annie lalumengajarkannya sebuah kalimat,“kuda makan apel”.

Kegiatan seperti itu ditujukanagar Helen lebih peka terhadap ling-kungan sekitarnya. Seperti yang di-ungkapkan oleh Scheafer (1989: 29),bahwa tujuan metode mengajak anakdidik adalah membangkitkan emosidan perasaan. Dengan mengajakHelen ke peternakan kuda, memberimakan kuda itu dengan tangannyadan membelai burung yang baru me-netas akan membangkitkan perasaanHelen untuk memahami bagaimanamemperlakukan makhluk lain denganbaik, yang nantinya berimbas padaperlakuannya kepada orang lain.Metode ini telah digunakan pula olehNabi, yaitu saat beliau mengajakumatnya untuk mencintai Allah se-bagaimana terungkap dalam al-Qur‘an surat Ali-Imran : 31:

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9996

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilahaku, niscaya Allah mengasihi danmengampuni dosa-dosamu.”Allah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang (Digital Qur’anVer 3.2).

Metode-metode yang ditampilkandalam film The Miracle Worker tidakbanyak. Sebenarnya ada banyak metodependidikan karakter yang bisa diguna-kan, antara lain metode kisah sebagai-mana diungkapkan oleh Arif (2002: 110).Hal ini dikarenakan adegan-adegan dansituasi yang terbatas, yang tidak me-mungkinkan untuk memunculkan ke-seluruhan dari setiap metode. Di sampingitu, metode keteladanan atau model yangsebenarnya sangat efektif dalam men-didik anak, karena pada hakikatnya,anak didik suka meniru terhadap oranglain di sekitarnya. Namun bagi anak didikyang mempunyai keterbatasan alat indra,seperti Helen Keller dalam film The Mi-racle Worker yang menderita tuna netra,metode keteladanan sangat sulit bahkansangat mustahil dapat diterapkan, karenametode keteladanan membutuhkanpenglihatan yang normal.

PenutupBerdasarkan pada uraian di atas,

dapat ditarik beberapa kesimpulansebagai berikut:1. Pendidikan karakter berbasis potensi

diri dalam film The Miracle Worker,

secara tersirat ditemukan, bahwapendidikan karakter adalah usahasecara sadar dan terencana olehAnnie Sullivan (pendidik) dalam me-ngembangkan segala potensi yang di-miliki Helen Keller (anak didik).

2. Nilai-nilai pendidikan karakterberbasis potensi diri yang dikem-bangkan dalam film The MiracleWorker meliputi nilai kedisiplinan,nilai kesopanan, nilai tanggung ja-wab, bersahabat dan nilai kerja ke-ras. Di samping itu, ada beberapanilai yang tidak ditemukan dalam filmThe Miracle Worker, yaitu nilai ke-agamaan (religiusitas) dan nilai ke-jujuran.

3. Metode pendidikan karakter ber-basis potensi diri yang digunakandalam film The Miracle Workeradalah pembiasaan, nasehat, meng-ajak, hadiah dan hukuman. Adabeberapa metode yang tidak ditemu-kan dalam adegan film, yaitu metodeketeladanan dan metode kisah.Metode keteladanan dan kisah tidakdapat ditampilkan dalam film itukarena metode keteladanan perludukungan dari indra penglihatan,sedangkan metode kisah perlu du-kungan indra pendengaran. PadahalHelen Keler sebagai anak didik da-lam film The Miracle Worker tersebuttidak memiliki keduanya.

Berpijak pada beberapa simpulandi atas, dikemukakan beberapa saranberikut:

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

97Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

1. Kepada PendidikSudah sepantasnya seorang pendidikdalam menjalankan tugasnya dilaku-kan dengan professional. Setiap anakdilahirkan berbeda antara yang satudengan yang lain, bahkan dengansaudara kandungnya sendiri. Per-bedaan itu seyogyanya tidak dijadi-kan sebagai alat untuk memojokkananak, akan tetapi perlu dijadikansebagai modal dasar yang harus di-aktualisasikan atau dikembangkan.Untuk itu, memahami anak didik,penggunaan metode yang tepat dan

bentuk profesionalitas pendidik yanglain sangat dituntut.

2. Kepada Peneliti SelanjutnyaAda beberapa topik lain yang dapatdikaji dari film The Miracle Worker,antara lain:a. Efektifitas model pendidikan

homeschooling bagi anak di-fabel dalam film The MiracleWorker.

b. Peran pendidik dalam memben-tuk karakter anak didik dalamfilm The Miracle Worker.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Munib, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKKUNNES.

Al-Atsqalani, Ibnu Hajar. 2006. Bulughul Maram. Tasik Malaya: MTs PersisSukasari.

Arif, Armai. 2002. Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jogjakarta: Rineka Cipta.

Chambel, Linda. 2006. Metode Pendidikan Berbasis Multiple Intelegensi.Bandung: Pustaka Setia.

Christina, Wanda. 2008. Upaya Penerapan Pendidikan Bagi Mahasiswa (StudiKasus di Jurusan Tehik Industri UK Petra). Surabaya: UK Petra.

Husaini, Adian. 2010. Pendidikan Islam Membangun Manusia Berkarakter danBeradab. Bogor: INSISTS.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

SUHUF, Vol. 25, No. 1, Mei 2013: 76-9998

Indarti, Nova. 2008. Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter? Yogyakarta: TiaraWacana.

Kasiram, Muhammad. 2010. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan,Pemahaman, dan Penguasaan Metode Penelitian. Yogjakarta: UIN.

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri: MendongkrakKualitas Pendidikan. Semarang: Pelangi Publishing.

Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan Karakter (Strategi Mendidik Anak di ZamanGlobal). Jakarta: Rasindo.

Kustanti, Dewi. 2009. Pengembangan Nilai-nilai Kebiasaan Pemakaian Jilbabdalam Meningkatkan Kepribadian Muslimah (Studi Kasus MahasiswiFakultas Adab UIN SGD Bandung). Bandung: UPI.

Musfirah, Tadzkiroatun. 2008. Character Building. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nuryati, Lusi. 2008. Psikologi Anak: Dengan Perbaikan. Jakarta: Indeks.

Pratiwi, Wiwin Dinar. 2008. Menanamkan Cinta pada Anak. Bandung: BumiAksara.

Rahmawati, Sinta. 2001. Membangun Karakter Anak. Yogyakarta: Andi Ofset.

Sceafer. 1989. Metode Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Bumi Aksara.

Soedarso, Soemarno . 2007. Character Building. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sunarti, Euis. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI Program IPA danIPS. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:P.T Remaja Rosdakarya Ofsett.

Tafsir, Ahmad. 2007. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung:Rosdakarya.

Ulwan, Abdullah Nashih. 2007. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: PustakaAmani.

Wardani, Kristi. 2010. Peran Guru dalam Pendidikan Karakter Menurut KonsepPendidikan Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Universitas SarjanawiyataTamansiswa.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI …

99Konsep Pendidikan Karakter Bebasis...(Mahasri Shobahiya &Aris Suseno)

Zuhriah, Heni. 2008. Pendidikan Karakter (Studi Perbandingan Antara KonsepDoni Koesoema dan Ibnu Miskawaih). Surabaya: IAIN Sunan Ampel.

Zuhriyah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dalam Perspektif Perubahan. Jakarta:Bumi Aksara.

http://liaymutia.blogspot.com/2009/09/resensi-film-miracle-worker-based-on.html

http://helen-keller-buta-dan-tuli-jadi-penulis.html

Lidwa Pusaka.

Digital Qur’an Ver 3.2