Konsep Penandingan Dan Masalahnya

6
Konsep Penandingan dan Masalahnya Konsep penandingan merupakan konsep yang dimaksudkan untuk mencari hubungan antara pendapatan dan beban seara rasional dan tepat. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan sedangkan cost yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan. Dengan demikian, pendapatan harus ditandingkan dengan biaya yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan tersebut, agar dihasilkan besarnya laba yang tepat. Tidak semua biaya dapat ditandingkan secara langsung dengan pendapatan berdasarkan hubungan fisik. Oleh karena itu, umumnya akuntansi menggunakan dasar unit waktu (periode) sebagai dasar penandingan pendapatan dengan biaya. Apabila hubungan fisik antara barang yang dijual dengan pendapatan yang diperoleh dapat ditelusur, konsep penandingan tidak akan menimbulkan masalah. Masalahnya adalah bagaimana cara menandingakan pendapatan dengan biaya jika keterkaitan fisik antara pendapatan dengan biaya sulit untuk ditentukan, hal ini disebabkan tidak semua biaya berkaitan secara langsung dengan pendapatan. Dalam praktik, ada tiga dasar penandingan yang digunakan untuk mencari hubungan antara biaya dengan pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut adalah : 1. Hubungan sebab akibat Dasar penandingan ini sesuai dengan konsep upaya dan hasil seperti yang diungkapkan Patton dan Littleton (1940). Atas dasar pengamatan fisik dan pengamatan kejadian, jelas terlihat bahwa pendapatan tidak akan terjadi apabila tidak ada penyerahan barang dan jasa. Komite American Accountung Association (dikutip oleh Kam, 1990) juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka menyatakan : Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui. Dari pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu, pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan

Transcript of Konsep Penandingan Dan Masalahnya

Konsep Penandingan dan MasalahnyaKonsep penandingan merupakan konsep yang dimaksudkan untuk mencari hubungan antara pendapatan dan beban seara rasional dan tepat. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan sedangkan cost yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan. Dengan demikian, pendapatan harus ditandingkan dengan biaya yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan tersebut, agar dihasilkan besarnya laba yang tepat.Tidak semua biaya dapat ditandingkan secara langsung dengan pendapatan berdasarkan hubungan fisik. Oleh karena itu, umumnya akuntansi menggunakan dasar unit waktu (periode) sebagai dasar penandingan pendapatan dengan biaya. Apabila hubungan fisik antara barang yang dijual dengan pendapatan yang diperoleh dapat ditelusur, konsep penandingan tidak akan menimbulkan masalah. Masalahnya adalah bagaimana cara menandingakan pendapatan dengan biaya jika keterkaitan fisik antara pendapatan dengan biaya sulit untuk ditentukan, hal ini disebabkan tidak semua biaya berkaitan secara langsung dengan pendapatan.Dalam praktik, ada tiga dasar penandingan yang digunakan untuk mencari hubungan antara biaya dengan pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut adalah :1. Hubungan sebab akibatDasar penandingan ini sesuai dengan konsep upaya dan hasil seperti yang diungkapkan Patton dan Littleton (1940). Atas dasar pengamatan fisik dan pengamatan kejadian, jelas terlihat bahwa pendapatan tidak akan terjadi apabila tidak ada penyerahan barang dan jasa.Komite American Accountung Association (dikutip oleh Kam, 1990) juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka menyatakan :Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.Dari pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu, pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.Ada beberapa masalah teknis yang timbul apabila penandingan langsung atas dasar produk digubakan sebagai dasar hubungan sebab akibat. Masalah tersebut adalah :a. Pemakaian barang dan jasa yang bagaimana yang dapat diidentifikasi dengan produk?b. Apabila biaya tidak menambah nilai produk tertentu, kapan biaya tersebut dapat dihubungkan secara langsung dengan pendapatan di masa yang akan datang? Bagaimana biaya tersebut dapat dilaporkan dengan tepat sesuai dengan pendapatan yang diperoleh?c. Kapan biaya yang terjadi setelah penjualan dapat dicatat dan dilaporkan ?Berikut ini akan dibahas ketiga masalah tersebut dan bagaimana alternatif pemecahannya.a. Identifikasi cost produkSesuai konsep penandingan, semua cost produksi harus dibebankan pada produk yang bersangkutan, cost produk dapat dibagi menjadi dua. Pertama cost produk yang melekat pada produk terjual dan nantinya akan dibebankan sebagai biaya. Kedua cost yang melekat pada produk yang belum terjual (dilaporkan sebagai persediaan) dan dicatat sebagai asset sampai produk tersebut terjual. Beberapa cost produk dapat dihubungan secara langsung ke produk tertentu sementara yang lain memerlukan aturan atau prosedur khusus. Oleh sebab itulah perlu dilakukan identifikasi untuk menentukan cost produk langsung dan cost produk tidak langsung

Cost produk langsungmerupakan cost barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi produk tertentu dan yang secara langsung dapat diidentifikasi atau ditelusuri ke produk yang dihasilkan. Cost produk tidak langsung adalah cost barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi yang tidak dapat diidentifikasi pada produk yang dihasilkan. Pengidentifikasian ini menimbulkan masalah, yaitu cost yang manakah yang dapat ditandingkan dengan pendapatan? Akuntan banyak tidak sependapat untuk membebankan semua aset produksi individual ke produk tertentu. Perbedaan ini muncul karena adanya konsep full costing dan direct costing.

Menurut konsep full costing, cost yang dianggap sebagai biaya adlah semua cost produk baik langsumg maupun tidak langsung yang berkaitan dengan produk yang dijual. Sementara menurut konsep direct costing, hanya cost produksi variabel yang dianggap sebagai biaya atas produk yang terjual.Masalah lain yang muncul adalah cost kapasitas menganggur dan cost produk rusak yang bersifat abnormal. Jenis cost tersebut umumnya dibebankan sebagai rugi atau dibebankan langsung sebagai biaya.

b. Biaya yang langsung berhubungan dengan pendapatan masa mendatang, tetapi tidak masuk dalam cost produksiPada beberapa kasus cost yang dapat dihubungakn dengan pendapatan masa mendatang tidak dapat dibebankan secara langsung dengan produk tertentu. Hal ini disebabkan karean cost tersebut tidak menunjukkan nilai tambah pada produk yang bersagkutan.

Tidak diperolehnya pendapatan atau tidak adanya kemungkinan rugi pada periode berjalan, bukan merupakan asan untuk menunda pembebanan biaya. Alasannya adalah apabila suatu cost barang dan jasa tidak memberikan manfaat pada periode sekarang dan juga bukan merupakan rugi, maka cost tersebut tentu akan memberikan manfaat masa mendatang. Oleh karena itu, cost tersebut harus dialokasikan pada periode mendatang agar dapat dilakukan penandingan antara biaya dan pendapatan.

Namun demikian, apabila tidak ada hubungan khusus antara pendapatan dan biaya, maka proses penandingan tidak dapat dilakukan. Konsekuensinya, tindakan menangguhkan pembebanan cost tersebut pada akhirnya akan menyebabkan perataan laba dan tidak menambah manfaat informasi yang dihasilkan.

c. Biaya yang berhubungan dengan pendapatan yang terjadi setelah pendapatan diakuiUmumnya biaya yang berhubungan dengan pendapatan akan terjadi setelah pendapatan diakui. Masalah ini berkaitan dengan penentuan besarnya biaya yang akan timbul setelah penjualan, apabila cost kegiatan tertentu dapat ditaksir secara layak dan cukup pasti, maka cost tersebut dapat diakui sebagai biaya pada periode pengakuan pendapatan. Jadi hubungan sebab akibat harus dapat diidentifikasikan untuk menentukan bahwa pendapatan ayng diakui memiliki hubungan sebab akibat dengan cost yang bersangkutan. Contohnya, jika suatu garansi diberikan selama penjualan pada periode tertentu, maka biaya atas jaminan tersebut mengkin saja terjadi di masa mendatang.

Penandingan yang tepat akan memperlakukan garansi tersebut sebagai biaya pada saat penjualan dan mencatat hutang untuk menampung cost yang timbul dari garansi tersebut. Memang cost ini belum terjadi, namun tidak ada alasan yang tepat untuk menunda pembebanan cost ini sebagai biaya. Apabila estimasi terhadap cost garansi yang mungkin timbul dapat ditaksir dengan layak dan cukup pasti, maka cost tersebut harus diakui sebagai biaya pada saat pendapatan diakui.

Apabila cost garansi yang benar-benar terjadi melebihi besarnya cost yang ditaksir sebelumnya, maka kelebihan tersebut lebih tepat untuk diakui sebagai rugi (losses) dari pada biaya operasi. Kriteria yang digunakan adalah kelayakan atau kemungkinan terjadinya cost tersebut. Alasan yang sama juga bisa digunakan untuk biaya pengumpulan piutang dan biaya lain yag berhubungan dengan administrasi.

2. Alokasi sistematis dan rasionalAlokasi sistemik dan rasional sering disebut dengan dasar penandingan periodik atau penandingan tidak langsung. Aloksi sistemik dan rasional dapat digunakan sebagai dasar pembandingan apabila dasar pembandingan sebab akibat tidak dapat dilakukan. Atas dasar konsep penandingan ini, ukuran penandingan yang digunakan bukan produk melainkan periode. Dengan demikian, biaya diakui dan dihubungkan dengan pendapatan pada periode terjadinya. Cost yang terjadi dapat dialokasikan dalam beberapa periode, dan dapat juga langsung diakui dan dibebankan sebagai biaya. Pemilihan terhadap dua alternatif tersebut tergantung pada keadaan yang melandasi timbulnya cost tersebut.

Apabila manfaat cost suatu asset lebih dari satu periode, maka cost tersebut dialokasikan secara sistematis pada periode yang menikmati manfaat tersebut. Depresiasi asset tetap merupakan contoh alokasi sistematis. Masalah yang sering muncul dalam alokasi ini adalah banyaknya metode alokasi yang dapat digunakan dalam proses alokasi cost. Depresiasi dapat menggunakan metode alokasi sperti garis lurus, output produksi, jumlah angka tahun dan sebagainya.

Meskipun dapat menimbulkan masalah, alokasi sistematis tetap digunakan sebagai dasar pembandingan. Ada beberapa alasan yang mendukung alokasi sistematis dan rasional. Pertama, banyak cost periodik yang berhubungan secara tidak langsung dengan pendapatan periode berjalan. Dengan demikian tidak ada penyimpangan material dalam prinsip penandingan apabila biaya diakui saat barang/jasa digunakan atau dijual.Kedua, pada beberapa kasus sulit mencari hubungan langsung antara cost tertentu dengan pendapatan. Apabila cost dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan, maka cost tersebut harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya. Ketiga, apabila manfaat masa mendatang tidak dapat diukur dengan cukup pasti atau cost yang dikeluarkan tidak memiliki hubungan dengan pendapatan di masa mendatang, maka tidak ada alasan untuk menunda pembebanan cost sebagai biaya pada peride terjadinya. Kelima, apabila cost tersebut merupakan joint-cost, maka alokas arbitraer harus dilakukan pada kegiatan yang berbeda. Apabila alokasi cost dilakukan mencakup periode yang berbeda, sebaiknya tidak dilakukan alokasi arbitraer.

3. Pembebanan segeraApabila tidak ada alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar hubungan sebab akibat ataupun alokasi sistematis dan rasional, maka cost langsung dapat dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan.Dalam statement FASB No.2 yaitu accounting for research and development cost disebutkan bahwa dasar penandingan hubungan sebab akibat dan alokasi sistematis tidak dapat diterapkan untuk cost penelitian dan pengembangan. Hal ini disebabkan manfaat penelitian dan pengembangan di masa mendatang tidak dapat ditentukan dengan tepat, karena cost itu tidak dapat dikapitalisasi dan dicatat sebagai asset. Cost tersebut langsung dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya