KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

70
KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar ILHAM TOMPUNU NIM: 105 191 109 517 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1443 H / 2021 M

Transcript of KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

Page 1: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

i

KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA

DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN TENTANG

PENDIDIKAN KARAKTER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

ILHAM TOMPUNU

NIM: 105 191 109 517

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1443 H / 2021 M

Page 2: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

ii

KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA

DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN TENTANG

PENDIDIKAN KARAKTER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

ILHAM TOMPUNU

NIM: 105191109 517

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1443 H / 2021 M

Page 3: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

vii

Page 4: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …
Page 5: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …
Page 6: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

ABSTRAK

Ilham Tompunu. 105191109517. 2021. Konsep Pemikiran Umar Bin Ahmad

Baraja Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Tentang Pendidikan Karakter. Dibimbing

oleh KH. Muh Alwi Uddin dan Elli

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter anak dalam

kitab Al-Akhlak Lil-Baniin menurut pemikiran Syaikh Umar bin Ahmad Baradja,

Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter anak dalam kitab Al-Akhlak

Lil-Baniin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library

research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka dan yang

dijadikan objek kajian adalah hasil Karya tulis yang merupakan hasil dari

pemikiran. penelitian kepustakaan yaitu dengan cara mengkaji dan mempelajari

berbagai literatur yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.

Adapun hasil penelitian ini adalah dari hasil kajian pustaka adalah

mendeskripsikan pemikiran Syekh Umar bin Achmad Baradja yang terdapat pada

kitab al-Akhlaq li al-Banin tentang pendidikan karakter. Pendidikan karakter

(akhlak) sangatlah penting sekali bagi masa depan anak.

Kata Kunci: Pemikiran Umar Bin Ahmad Baradja Al-Baradja, Al-Akhlak

Lil-Baniin, Pendidikan, Akhlak, Karakter

Page 7: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

viii

KATA PENGANTAR

الهذي كان بعباده خبيرا بصيرا، تبارك الهذي جعل في السهماء بروجا الحمد لله

دا عبده .وجعل فيها سراجا وقمرا منيرا شه د انه محمه أشهد ان لا إله إلاه الله وأ

بإذنه وسراجا منيرا بشيرا ونذيرا، وداعيا إلى الحق .ورسوله الهذي بعثه بالحق

.اللههمه صل عليه وعلى آله وصحبه وسل م تسليما كثيرا

Segala puji bagi Allah, yang maha mengetahui dan maha melihat hamba-

hambanya, maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit,

dan dijadikan padanya penerang dan bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa

tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan

Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan

pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan Izin-Nya, dan cahaya

penerang bagi umat-Nya. Ya Allah curahkan salawat dan salam baginya dan

keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.

Syukur alhamdulillah, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Konsep Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Dalam Kitab Akhlak Lil

Banin Tentang Pendidikan Karakter,” guna memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan islam pada jurusan pendidikan agama islam

Universitas Muhammadiyah Makassar. Selesainya skripsi ini tentunya tidak

terlepas dari peran serta dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan dan

bantuan kepada peneliti. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih

penulis sampaikan kepada:

Page 8: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

xii

1. Kepada kedua orang tua penulis, Mahrum Tompunu dan Mui Paputungan

yang selama ini memberikan perhatian dalam setiap langkah dan gerak

selama menjalani perkuliahan. Kepada mama Fatma Sangko, Kakak Arfan

Lalangki, Kakak Yani Lalangki, Tante Nuryanti Pobela, yang turut

memberikan bantuan kepada penulis selama menjalankan perkuliahan.

2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

yang bekerja keras sehingga kampus Universitas Muhammadiyah Makassar

menjadi kampus yang terkemuka di Indonesia bagian timur.

3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si Dekan Fakultas Agama Islam yang

senantiasa melakukan pengembangan Fakultas sehingga Fakultas Agama

Islam menjadi Fakultas yang terakreditasi Baik.

4. Nurhidayah M. S.Pd.I, M.Pd.I Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang

senantiasa memberikan perhatian dan pelayanan yang baik bagi Mahasiswa

Jurusan Pendidikan Agama Islam termasuk penulis.

5. Dr. KH. Muh Alwi Uddin, M.Ag sebagai pembimbing I dan bapak Elli,

S.Pd.I, M.Pd.I sebagai pembimbing II dalam penyelesaian Skripsi ini, yang

telah memberikan perhatiannya dengan baik, menyediakan waktunya selama

proses pengajuan judul sampai penyelesaian skripsi ini.

6. Dr. KH. Abdullah Renre, M.Ag selaku Direktur Pendidikan Ulama Tarjih

Universitas Muhammadiyah Makassar dan kepada bapak Dr. Dahlan

Lamabawa, M.Ag selaku Sekertaris Direktur Pendidikan Ulama Tarjih

Universitas Muhammadiyah Makassar, serta segenap keluarga besar

Page 9: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

Pendidikan Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah Makassar yang

senantiasa memberikan tempat, nasehat kepada penulis dalam menuntut Ilmu.

7. Kepada pondok pesantren Pendidikan Ulama Tarjih Universitas

Muhammadiyah Makassar tempat penulis menemukan ilmu pengetahuan,

nilai-nilai kehidupan dan saudara.

8. Dosen dan Staf Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar,

yang senantiasa memberikan pelajaran ilmu selama perkuliahan berlangsung,

sehingga penulis dapat menyelesaikan study dengan baik.

9. Kepada kakak tercinta Sudarwin Jusuf Tompunu, S.IP Ketua Pimpinan

Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Utara yang senantiasa

memberikan motivasi, nasehat, dan spirit kepada penulis dalam menjalani

kehidupan selama study.

10. Kepada Ayah Hajiar M Sati, S.Ag Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Minahasa Selatan yang senantiasa membantu memberikan rekomendasi

kepada penulis dalam melanjutkan study di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

11. Kepada teman-teman seangkatan, angkatan 2017 Pendidikan Ulama Tarjih

yang telah membersamai dalam suka maupun duka selama menjalankan study.

12. Kepada teman-teman, sahabat dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebut

satu-persatu.

Makassar, 13 Dzul Qa’dah 1442 H

23 Juni 2021

Peneliti

Ilham Tompunu NIM: 105 191 109 517

Page 10: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ..............................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................vi

ABSTRAK ........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .........................................................................................1

B. Rumusan masalah....................................................................................6

C. Tujuan Kajian .........................................................................................6

D. Manfaat Kajian ........................................................................................6

E. Metodologi Penelitian ............................................................................7

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKHLAK

A. Kajian Teori ............................................................................................10

1. Pengertian Akhlak Dalam Ajaran Islam ...........................................10

2. Macam-Macam Akhlak .....................................................................13

3. Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................14

B. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................................15

Page 11: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

BAB III ANALISIS PENGARUH PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD

BARAJA DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN

A. Analisis Kebahasaan ..............................................................................19

1. Biografi Umar Bin Ahmad Baraja ....................................................19

2. Karya-karya Umar Bin Ahmad Baraja ..............................................22

B. Analisis Eksegesisi .................................................................................24

1. Umar Bin Ahmad Baraja ...................................................................24

2. Pendidikan Karakter ..........................................................................26

BAB IV PEMIKIRAN UMAR BAN AHMAD BARAJA DALAM KITAB

AKHLAK LIL BANIN TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER

A. Hakikat Pendidikan Karakter Menurut Umar Bin Ahmad Baraja Dan

Relevansinya Dalam Kitab Akhlak Lil Banin ........................................28

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................47

B. Saran .......................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................51

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 12: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah interaksi yang menghasilkan kegiatan

berpikir, di mana setiap kegiatan tersebut dilaksanakan dengan unsur sengaja,

terstruktur juga terencana. Dalam prosesnya terdapat aktivitas guru yang berposisi

memiliki pengetahuan berupa ilmu dan juga keterampilan yang nantinya akan

disampaikan kepada peserta didik. Hal tersebut tidak lain adalah untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia yang berkarakter dan juga insan kamil.1

Setiap bangsa memiliki karakter yang sangat kuat, hal tersebut tidak lain

lahir dari adanya pengimplementasian pendidikan yang profesional, bagus dan

juga bermartabat. Di saat setiap kalangan masyarakat memiliki sebuah karakter

yang tangguh, positif dan juga kuat, otomatis peradaban di dalam masyarakat

tersebut akan terjamin kualitasnya. Akan tetapi, jika di dalam kalangan

masyarakat mayoritas lebih cenderung memiliki karakter yang lemah, negatif dan

pesimis akan membuat peradaban di dalam masyarakat tersebut mengalami

kemunduran2

Akan tetapi, pada sebuah persoalan pendidikan, sering kali akan kita temui

problematika yang cenderung tidak diselesaikan. Hal tersebut akhirnya akan

memicu munculnya masalah-masalah di mana masalah lama yang belum selesai

ditinggalkan begitu saja. Dalam hal ini, sosok pendidik memiliki embanan tugas

1 Agus Wibowo, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa

berperadaban. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012, h. 18 2 Agus Wibowo, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa

berperadaban. h. 19

Page 13: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

2

yang sangat berat dan wajib, di mana mereka harus dapat melakukan

penanggulangan dan juga mencari sebuah solusi guna mengatasi menurunnya

setiap karakter yang menjadikan peserta didik menjadi tidak fokus dan kurang

semangat. Adapun usaha yang harus diberikan para pendidik kepada peserta didik,

yaitu meningkatkan potensi dan juga meninjau calon sasaran secara berkala,

melalui berbagai macam pembinaan secara berkelanjutan. Hal tersebut demi

menumbuhkan kualitas peserta didik yang memiliki karakter berpendidikan.

Adapun pendapat dari Abuddin Nata pada bukunya yang berjudul Ilmu

Pendidikan Islam, di mana memaparkan bahwa pendidikan adalah faktor paling

dasar yang nantinya akan mempengaruhi perwujudan karakter baik manusia atau

buruknya kepribadian manusia3.

Adapun salah satu permasalahan yang ditimbulkan dari kurangnya

penekanan pendidikan karakter, yaitu permasalahan akhlak. Berdasarkan

pemaparan dari Prof Dr. Ahmad Tafsir, negara Indonesia sampai dewasa ini tidak

bisa lepas dari fenomena lahirnya koruptor, dalam hal ini beliau mengkritisi akan

kualitas pendidikan negara Indonesia, karena masih banyak terjadi fenomena

korupsi dimana-mana. Selain itu, tidak sedikit lembaga pendidikan yang

meluluskan mental peserta didik yang hanya ingin menang sendiri dan anti kritik.

Dari sini dapat ditinjau, bahwa kegagalan pendidikan kita terletak pada

pendidikan akhlak.4

3 Abuddin Nata, ilmu pendidikan islam, Jakarta : Kencana Pranada Media Group, 2010,

h. 24 4 Tafsir Ahmad, filsafat pendidikan Islam, Yogyakarta : Gama Media, 2006, h. 125

Page 14: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

3

Tindakan yang dipaparkan di atas adalah salah satu bentuk kebiadaban

manusia yang mencerminkan kemunduran peradaban bangsa, selain itu juga

berseberangan dengan nilai yang terkandung di dalam syariat islam, karena

konsep dari Agama Islam sendiri adalah kebaikan, bukan pengacau. Sebagaimana

firman Allah dalam Q.S. Al-Qashash/28:77

نيا واحسن كما احسن الله خرة ول تنس نصيبك من الد الدار ال وابتغ فيما اتىك الله

ل يحب المفسدين اليك ول تبغ الفساد فى الرض ان الله

Terjemahannya :

Dan carilah pada apa yang telah dianjurkan Allah kepadamu (kebahagiaan)

negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusuhan di (muka ) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusuhan.5

Oleh karena itu, manusia dituntut untuk menjalankan akhlak kepada Allah

berdasarkan keikhlasan dan ketulusan, di mana tidak meninggalkan akhlak

terhadap manusia lainnya guna menciptakan peradaban yang humanis. Said Aqil

Siraj memberi pengantar dalam buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Yaitu

“Tiga hal yang seharusnya menjadikan dasar penghayatan agama oleh setiap

orang adalah : Toleran, Moderat, dan Akomodatif. Orang yang beriman harus

disempurnakan dengan amal dan ibadah yang baik, serta perilaku yang terpuji” .6

5 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, h. 39 6 Sayikh Idahram, sejarah berdarah sekte salafi wahabi, Yogyakarta : pustaka pesantren,

2011, h. 9

Page 15: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

4

Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata mensifati Rasulullah Saw bersabda :

عنهما قال لم يكن رسول الله صلى الله عليه وسلم عبد الله بن عمرو رضى الله

شا وإنهه كان يقول : " إنه خياركم أحاسنكم أخلاقا" ) رواه فاحشا، ولا متفح

البخاري (

Artinya :

“ Dari Abdullah bin Amr RA berkata Rasulullah SAW tidak pernah berbuat

kejelekan dan tidak pernah mengucapkan ucapan yang jelek. Lalu beliau

bersabda: “Sesungguhnya orang-orang terbaik di antara kalian adalah yang

paling baik akhlaknya”. (HR. Al-Bukhari No 6035 dan Muslim No 2321)7

Berdasarkan hal tersebut, pendidikan memiliki sebuah misi yang bukan

hanya berhenti pada sebuah kegiatan penyampaian, tetapi juga harus menerapkan

pengaplikasian yang berujung pada pengimplementasian. Dari sini nantinya

pendidikan akan dibawa ke arah sarana dan juga prasarana di mana di dalamnya

menyampaikan berbagai unsur nilai kepada setiap peserta didik. Pada persoalan

ini, peserta didik juga harus mulai menyadari sikap terhadap diri sendiri, mulai

melakukan implementasi terhadap nilai keagamaan dan juga etika berkehidupan

guna mencapai peserta didik yang berkarakter dan berpedoman pada akhlak.

Ditinjau dari persoalan saat ini, setiap permasalahan akhlak menjadi sorotan

utama, di mana permasalahan ini terus berkembang karena kurangnya penerapan

atas pendidikan karakter. Adapun nasehat dari Imam Ghazali dalam

pendidikannya ialah memperhatikan masalah pendidikan anak itu sejak dini, sejak

7 Shahih Bukhari dan Muslim, Penerjemah : Syaikh Muhammad Abdul Fuad Baqi

Page 16: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

5

permulaan umurnya, karena bagaimana adanya seorang anak, begitulah besarnya

nanti.8

Dalam hal mendidik anak tentunya butuh formula yang tepat karena hal

tersebutlah peneliti teringat dan tertarik akan meneliti kitab Al-Akhlak Lil Al-

Banin. Pengarang kitab Al-Akhlak Lil Al-Banin ini adalah “Umar Bin Ahmad

Baraja” (L 1913 M – W. 1990 M).9 Karena di dalam kitab karya Umar Bin

Ahmad Baraja ini, berisi berbagai singgungan yang mengarah kepada tingkah laku

manusia, di mana setiap perbuatan, kegiatan dan pola kehidupan digambarkan

melalui kajian nasihat dan juga melalui interpretasi cerita. Di dalam kitab tersebut,

penulis banyak mendapati sebuah nilai-nilai perilaku akhlak yang dapat dijadikan

bahan dasar ajar terkait konsep pendidikan karakter. Melalui kitab AL-Akhlak Lil

Al- Banin tersebut, beliau banyak sekali menyelipkan nilai-nilai akhlak melalui

contoh-contoh yang sangat sederhana sehingga dapat dipahami oleh pembacanya,

terutama para murid di madrasah dan juga pesantren.

Maka dari itu, atas dasar latar belakang yang penulis buat dan persoalan

yang terjadi, peneliti akan berkonsentrasi untuk meneliti relevansi pendidikan

karakter dengan konsep akhlak Umar Bin Ahmad Baraja dengan judul “Konsep

Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Tentang

Pendidikan Karakter”

8 M. Athiyah Al-Abrasyi, dasar-dasar pokok pendidikan islam, Jakarta : Bulan bintang, h.

118 9 Biografi Al-Ustadz Umar Bin Achmad Baradja (1913-1990)

Page 17: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah, yaitu:

1. Bagaimana ajaran Islam tentang Akhlak?

2. Bagaimana Hakikat Pendidikan Karakter dan Relevansinya menurut Umar

bin Ahmad Baraja dalam kitab akhlak lil banin?

C. Tujuan Kajian

Berangkat dari latar belakang pemikiran yang mendasari permasalahan

pokok dan sub-sub masalah di atas, maka peneliti bertujuan mengkaji atau

meneliti konsep dan memaparkan masalah ini. Adapun tujuan kajian atau

penelitian yang peneliti hendak capai, yaitu:

1. Untuk mengetahui ajaran Islam tentang Akhlak.

2. Untuk mengetahui hakikat Pendidikan Karakter dan relevansinya menurut

Umar Bin Ahmad Baraja pada kitab Akhlak Lil Banin.

D. Manfaat Kajian

Hadirnya kajian atau penelitian yang dilakukan ini, penulis berharap dapat

mengembangkan wawasan perihal nilai karakter pendidikan sebagai pendidik,

baik itu secara praktis maupun teoritis. Berikut adalah Manfaat dari kajian atau

penelitian yang dilakukan ini seperti:

1. Manfaat Teoritis

Guna dapat menyampaikan sebuah interpretasi gambaran akan bagaimana

akhlak dapat diterapkan kepada peserta didik dengan berlandaskan pada

pendidikan karakter. Juga mengedukasi pengetahuan terutama untuk

Page 18: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

7

pendidik dan juga orang tua agar dapat selalu meninjau budi pekerti dan

juga akhlak untuk para anak didiknya.

2. Manfaat Praktis

a. Agar dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pendidikan islam

dalam mengembangkan karakter dan akhlak anak.

b. Penelitian ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi pada penelitian

berikutnya.

E. Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian

Berikut ini adalah salah satu desain atau bentuk penelitian yang peneliti

kerjakan, yaitu adalah penelitian kepustakaan (Library Research), peneliti

menggunakan jenis penelitian ini dikarenakan semua data dan sumber data

berasal dari kepustakaan (Hadi, 1990). Dari kepustakaan tersebut peneliti

olah menjadi sebuah objek kajian, di mana hasilnya berupa karya tulis yang

berisi hasil dari pemikiran peneliti.

2. Data Dan Sumber Data

Karena desain penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian

kepustakaan (Library Research) maka data yang diambil oleh peneliti

bersumber dari literatur. Adapun referensi yang dijadikan sumber data

primer adalah kitab Akhlak Lil banin karya Umar Bin Ahmad Baraja.

Kemudian yang menjadi data sekunder adalah terjemah kitab akhlak

lil banin tentang pendidikan karakter, kapita selekta pendidikan islam dan

Page 19: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

8

juga sumber referensi lainnya, yang relevan dengan objek pembahasan

penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan mencari dan mengkaji data

yang menjadi sumber data primer yaitu kitab Akhlak Lil Banin karya Umar

Bin Ahmad Baraja, dan buku-buku yang relevan dengan kitab beliau.

Setelah terkumpul, peneliti melakukan kupasan secara sistematika dalam

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Sehingga memperoleh bahan

untuk pembahasan dalam objek kajian yang peneliti lakukan.

4. Teknik Analisis Data

Peneliti melakukan pengelolaan pada objek ilmiah tertentu dengan

membetulkan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain

untuk mendapatkan kejelasan mengenai halnya.

Macam-macam metodologi yang penulis lakukan dalam menganalisis

masalah adalah sebagai berikut:

a. Metodologi Deduktif

Yaitu apa yang di pandang benar pada peristiwa suatu jenis, berlaku pada

hal yang benar dari semua peristiwa yang termasuk dalam suatu jenis.

Hal itu merupakan proses berpikir dari semua pengetahuan yang bersifat

umum. Kemudian berangkat dari pengetahuan tersebut, ditarik sebuah

pengetahuan khusus (Hadi. 1990: 26), metodologi ini digunakan penulis,

untuk menganalisis data konsep yang akan dibahas yaitu pendidikan

karakter.

Page 20: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

9

b. Metodologi Induktif

Yaitu metodologi yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-

peristiwa yang konkret, dari fakta-fakta dan peristiwa yang konkret

ditarik dalam generalisasi yang bersifat umum (Hadi. 1990: 26).

Metodologi ini penulis gunakan untuk menganalisis data tentang hakikat

dalam kitab akhlak lil banin sehingga dapat diketahui konsep atau

pandangan Umar bin Ahmad Baraja tentang pendidikan karakter yang

penulis akan kaji yang terkandung di dalam kitab tersebut.

Page 21: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

10

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG AKHLAK

A. Kajian Teori

1. Pengertian Akhlak Dalam Ajaran Islam

Akhlak merupakan wujud dari pengajaran yang sangat

dipertimbangkan di dalam dunia pendidikan islam. Dalam artian

etimologis, akhlak merupakan kata lain dari kata khuluq (bentuk batin).

Istilah dari kata khuluq adalah perlawanan kata dari khalqq (bentuk lahir).

Jika keduanya digabungkan akan menjadi khalaqa (penciptaan).10 Akhlak

sering kali dikaitkan dengan sopan dan santun serta juga kesusilaan,

sedangkan dalam hal ini Khuluq adalah sebuah gambaran dari ringkasan

sifat atas batin manusia, atau bentuk gambaran lahiriah dari diri seorang

manusia seperti meliputi gerak anggota badan dan juga raut wajah, atau

apa yang ada di seluruh tubuh kita. Ada pun persamaan dari kata khuluq di

dalam bahasa Yunani, yaitu etos/ethicos yang memiliki artian kebiasaan,

di mana sifat perbuatan yang mempengaruhi kecenderungan hati, perasaan

dari batin dan juga adab dari sebuah kebiasaan. Ethicos kemudian

berdalam dunia modern diubah menjadi etika.11

Berangkat dari pemaparan tersebut, bisa dikaji lagi bahwa akhlak

tidak akan bisa terpisah dari penciptanya, yaitu Tuhan Allah SWT sebagai

10 Mohammad Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2009),

h. 31. 11 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta Amzah, 2007),

h. 3.

Page 22: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

11

satu-satunya wujud sumber utama di mana pengajarannya diaplikasikan

dan diimplementasikan melalui nabinya yang bernama Muhammad SAW.

Dewasa ini, kajian akhlak di dalam lingkup agama islam hanya

berhenti pada persoalan pemahaman sunah dan al-Qur’an, kemudian

lanjutannya mengalami pengembangan yang cukup lumayan luas,

menyesuaikan zamannya. Hal tersebut dapat ditinjau dari era setelah

filsafat Yunani, yang mana banyak bermunculan tokoh baru yang

kajiannya melingkupi khazanah klasik terkait akhlak dalam bentuk corak

pemikiran.12 Dari sini, di lihat terminologinya akhlak adalah proses

hubungan perilaku manusia, setiap ulama memiliki pemaknaan berbeda-

beda guna menjelaskan pengertiannya

Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulum alDin

mendefinisikan akhlak sebagai:

الخلق عبارة عن هيئة فى النهفس راسخة عنها تصدر الافعال بسهولة من غىر

حاجة الى فکر ورؤية

Pendapatnya :

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari

padanya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah dengan tidak

memerlukan pikiran dan pertimbangan.13

Hasan Langgulung mengartikan akhlak sebagai kebiasaan atau

sikap yang cukup dalam perihal penjiwaannya, di mana kemudian

12 Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2011), h. 225. 13 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazli, Ihya’ ‘Ulum al-Din Jilid III,

(Beirut: Dar al-Kutub, t.t.), Terjemah : Purwanto

Page 23: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

12

memunculkan kegiatan dan perilaku yang reflektif, di mana perbuatannya

menyesuaikan faktor-faktor keturunan dan lingkungan.14

Ibnu Miskawwaih mendefinisikan akhlak sebagai:

ورؤية فکر غير من ٲفعالها ٳلى الخلق حال للنهفس داعية لها

Pendapatnya :

Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa melalui pikiran dan pertimbangan.15

Berdasarkan analisis di atas, bisa ditinjau bahwa akhlak merupakan

kegiatan reflektif yang mana sudah mendarah daging pada diri manusia,

akhlak akan muncul tanpa kompromi apa pun dengan diri kita, karena

sudah menjadi laku yang berupa implementasi dan juga aplikasi kemudian

menjadi karakter pada diri manusia.

Adapun hakikat akhlak berdasarkan pemaparan al-Ghazali harus

mencakup dua syarat, yaitu yang pertama syarat perbuatan tersebut harus

konstan secara berulang, yang mana dilaksanakan secara reflektif dan

dilakukan berulang-ulang dengan pengaplikasiannya yang sama.

Kemudian syarat kedua adalah perbuatan konstan tersebut harus

mempengaruhi refleksi pada diri manusia yang sedang melakukannya,

tanpa adanya paksaan, tekanan, sogokan dan juga pengaruh dari manusia

lain, dalam hal ini manusia tersebut harus ikhlas.

Adapun sumber-sumber ajaran Akhlak :

14 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. AlHusna, 2003), h. 56. 15 Abu Ali Ahmad Miskawaih, Tahdzibul Akhlak wa TathhirulA’raaq Juz I, dalam

Maqtaah Tsaqafah Diniyah, Maktabah Shameela, ttp, t.t, penerjemah : zainun kamal M.A, menuju

kesempurnaan

Page 24: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

13

Sumber ajaran akhlak ialah al-Qur’an dan hadits. Tingkah laku Nabi

Muhammad SAW merupakan teladan bagi umat manusia. Hal ini sebagaimana

firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab/33:21

خر واليوم الا اسوة حسنة ل من كان يرجوا الله وذكر لقد كان لكم في رسول الله

كثيرا الله

Terjemahanya :

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.16

2. Macam-Macam Akhlak

a. Akhlak Karimah

Akhlak Karimah adalah akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu

aturan atau norma yang mengatur hubungan antara Tuhan, manusia,

dan alam semesta. Akhlak karimah merupakan akhlak terpuji baik

yang langsung terhadap Allah dengan melaksanakan ibadah yang

wajib maupun sunnah, dan melaksanakan hubungan yang baik dengan

sesama manusia, di antaranya berupa husnudzhan hablumminallah

wahablumminannas, istiqamah, tawakkal, qanaah, tasammuh, dan

ikhtiar. Akhlak karimah juga merupakan segala tingkah laku yang

terpuji (yang baik) yang biasa juga disebut “fadhilah” atau kelebihan.

Berdasarkan pemaparan Imam Ghazali, Akhlak merupakan bentuk

sifat yang sudah ditanamkan pada ke dalam jiwa kita, di mana nantinya

16 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, h. 421

Page 25: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

14

akan mencerminkan setiap perbuatan reflektif, perbuatan yang dengan

mudah tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dulu.17

b. Akhlak Mazmumah

Akhlak mazmumah yaitu segala bentuk perbuatan manusia yang

dapat mendatangkan kemudharattan bagi diri sendiri dan orang lain

serta dapat membahayakan iman dan mendatangkan dosa. Seperti

bersikap takabur, kikir, sombong dan dengki, berkata dusta,

berprasangka buruk, ingkar janji, durhaka kepada kedua orang tua,

mencuri.

Akhlak Karimah dan Akhlak Mazmumah bersumber dari al-Qur’an

dan Sunnah dari ajaran Rosulullah saw. Karena apa yang baik menurut

al-Qur’an dan Sunnah maka itulah yang baik menjadi pegangan dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan

terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna

membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang

bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan

untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang

di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,

serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.

17 Erwin yudi prahara, materi pendidikan agama islam, Ponorogo: STAIN PO press, 2009 h

181

Page 26: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

15

Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan pendidikan

moral, di mana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih

kemampuan individu secara terus menerus guna penyempurnaan diri ke

arah yang lebih baik.

Menurut Prof. H. Pramula Mahrus Razzan pendidikan karakter

adalah suatu ilmu pengetahuan yang berfungsi memperbaiki karakter

manusia yang perlu ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi

berakhlak dan bermoral Pancasila yang masih dalam lingkup revolusi

mental.18

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka memiliki sebuah fungsi, yaitu guna meninjau hasil penelitian

yang pernah dilakukan sebelumnya. Tinjauan ini pun dilakukan dengan cara

hanya memperhatikan beberapa pemaparan penelitian yang kajiannya terkait

dengan problematika pada penelitian yang dilakukan ini.

Ada beberapa penelitian terkait kitab akhlak lil banin yang penulis temukan

di website-website dari penelitian terdahulu, penulis menemukan beberapa

penelitian yang sama tentang Umar Bin Ahmad Baraja dan kitabnya Akhlak Lil

Banin juga kitabnya Akhlak Lil Banat tentang pendidikan karakter memiliki

kesamaan, namun di sini penulis dapat memperkaya teori-teori dengan melakukan

pendekatan-pendekatan kajian terdahulu sehingga dalam konteks ini, kajian yang

penulis lakukan bisa dibedakan dalam beberapa poin dari kajian terdahulu.

18 Agus Rukiyanto 2009 pendidikan karakter Yogyakarta: Kanisius 64-67

Page 27: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

16

Pertama, penelitian yang penulis lakukan seluruhnya pada kitab Akhlak lil

Banin, sedangkan penelitian terdahulu hanya sebagian dan ada penelitian

terdahulu juga menggunakan penelitian lapangan, yaitu ingin mengungkapkan

hasil dari pembelajaran buku ini.

Kedua penelitian ini mencoba mengaitkan relevansi pola pembentukan

karakter siswa dalam kitab tersebut pada pendidikan agama Islam, sehingga secara

tidak langsung penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, baik aspek

pendekatan maupun kedalaman pembahasan yang dilakukan.

Ketiga, hasil penelitian terdahulu menunjukkan sedikit sekali teori atau pola

pembentukan karakter yang dilahirkan dari khazanah keislaman. Selama ini pola

pembentukan akhlak lebih banyak meminjam teori Barat. Adapun kajian

terdahulu skripsi yang berjudul:

1. Rofaatul Fauziyah, “Aplikasi Pembelajaran Kitab Al-Akhlak Lil Banin

dalam Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Babussalam

Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang”. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui tentang bagaimana pembelajaran kitab Al-Akhlak Lil

Banin di Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Tanggalrejo

Mojoagung Jombang, dan bagaimana aplikasi pembelajaran kitab Al-

Akhlak Lil Banin dalam pembentukan akhlak santri. Berdasarkan dari

penelitian yang diperoleh penulis dari lapangan dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran di Pondok Pesantren Babussalam Kalibening

Tanggalrejo sangat baik karena di dalam pondok mempunyai beberapa

metode agar santri bisa disiplin dalam segala situasi, dan di dalam

Page 28: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

17

pondok juga sudah diberikan jadwal kegiatan harian agar para santri bisa

tertib dan tahu apa yang akan mereka kerjakan. Sedangkan

pengaplikasian kitabnya juga berpengaruh sangat baik, mereka banyak

menerapkan akhlak yang baik kepada siapa saja dan apa saja dan

meninggalkan apa yang tidak baik bagi mereka.

2. Ninik Herlina dengan judul: “Implementasi Pembelajaran Kitab Akhlak

lil Banin wal Banat dalam Upaya Meningkatkan Moral Keagamaan

Anak di Madrasah Diniyah Al-Fadhiliyah Gentan Jenangan Ponorogo”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan dalam

pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara, observasi

dan dokumentasi. Adapun dalam analisis data penulis menggunakan

analisis interaktif dengan analisis reduktif data, display data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa, Implementasi pembelajaran kitab Akhlak lil Banin wal Banat

dalam upaya meningkatkan moral keagamaan anak adalah dengan

menggunakan metode ceramah dan cerita yakni seorang

ustadz/ustadzah membacakan kitab yang bermakna, sedangkan murid

mendengarkan sambil menulis dengan menggunakan makna

gandul/dengan huruf pegon. Dan seorang guru menjelaskan isi dari kitab

tersebut agar mudah dipahami oleh para santri. dampak implementasi

pembelajaran kitab Akhlak lil banin wal Banat terhadap moral

keagamaan anak. dampak positif, seorang anak memiliki moral dan

kepribadian yang baik dan mengetahui aturan-aturan agama Islam. Dari

Page 29: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

18

segi negatif anak-anak kurang tertarik dan bosan dengan sistem

pembelajaran yang monoton yang menyebabkan mereka ramai sendiri di

dalam kelas.

Page 30: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

19

BAB III

ANALISIS PENGARUH PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA

TENTANG AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

A. Analisis Kebahasaan

1. Biografi Umar Bin Ahmad Baraja

Syaikh Umar bin Ahmad Baraja lahir dikampung Ampel Magfur,

pada 10 Jumadil akhir 1331 H/17 mei 1913 M. Sejak kecil beliau dididik

oleh kakeknya dari pihak ibunya, Syaikh Umar bin Ahmad Baraja beliau

seorang ulama’ ahli nahwu dan fiqih. Beliau seorang ulama yang memiliki

akhlak mulia. Penampilan Syaikh Umar bin Ahmad Baraja sangat

bersahaja, dan beliau juga dihiasi sifat-sifat ketulusan niat yang disertai

dengan keikhlasan dalam segala amal perbuatan duniawi dan ukhrawi.

Beliau juga menjelaskan tentang akhlak ahlul bait, yang terdiri dari

keluarga, sahabat, yang mencontoh baginda Nabi Muhammad SAW.

Beliau juga tidak suka membanggakan diri sendiri, baik tentang ilmu amal

dan ibadah. Ini karena beliau tawadu’ dan rendah hatinya sangat tinggi.19

Dalam beribadah, beliau selalu istiqomah baik dalam persoalan

shalat fardhu maupun dalam shalat sunnah qobliyah dan ba’diyah. Shalat

dhuha dan tahajud hampir tidak pernah beliau tinggalkan walaupun dalam

keadaan bepergian sekalipun beliau tetap menjalankan dengan baik. Kisah

19 Muhammad Achmad Asseggaf, sekelumit Riwayat hidup AL-Ustadz Umar bin achmad

Baradja, Surabaya : panitia Haul ke-v, 1995, h. 7

Page 31: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

20

hidup Umar bin Ahmad selalu dirujukkan pada syariat islam yang

mengandung tata aturan agama.20

Dalam pengaplikasian hidupnya, Syaikh Umar bin Ahmad Baraja

selalu menghormati waktu dan tidak menyia-nyiakan waktunya, sehingga

setiap apa yang telah dipelajarinya tidak sia-sia dan bisa dipertanggung-

jawabkan. Beliau meninggal ketika mencapai umur 77 tahun, tepatnya di

bulan november tanggal 3 tahun 1990 di RS Islam Surabaya. Jasad Syaikh

Umar sendiri di kebumikan di makam Islam pinggirian Surabaya.21

Syaikh Umar bin Ahmad Baraja merupakan alumni dari madrasah

Al-Khariyah yang terletak di lingkungan kampung ampel kota Surabaya,

di mana madrasah tersebut dipimpin oleh Al-Habib Al-Imam Muhammad

bin Achmad Al-Mudhar. Di dalam masa pendidikannya, Syaikh Umar

merupakan murid yang tekun dan sangat intens untuk belajar bahasa Arab,

hal ini membuatnya menjadi lebih mudah memahami setiap kitab-kitab

yang masih menggunakan bahasa Arab asli dan belum mengalami

terjemahan. Adapun guru-guru yang pernah mendidik Syaikh Umar Bin

Ahmad Baradja seperti Al-Ustadz Abdul Qodir bin Ahmad bin Faqih

(Malang), Al-Ustadz Muhammad bin Husein bin Ba’bud (Lawang), Al-

Habib Abdul Qodir bin Hadi Assegaf, Al-Habib Muhammad bin Ahmad

Assegaf (Surabaya), Al-Habib Alwi bin Abdullah Assegaf (Solo), Al-

Habib Ahmad bin Alwi Al-Jufri (Pekalongan), Al-Habib Ali bin Husein

20 Majalah Al-Kisah No. 07/tahun V/26 Maret – 8 April 2007, h. 88

21 Muhammad Achmad Asseggaf, sekelumit Riwayat hidup AL-Ustadz Umar bin achmad

Baradja, Surabaya : panitia Haul ke-v, 1995, h. 11

Page 32: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

21

bin Syahab, Al-Habib Zein bin Abdullah Alkaf (Gersik), Al-Habib Ahmad

bin Ghalib Al-Hamid (Surabaya), Al-Habib Alwi bin Muhammad Al-

Muhdhar (Bondowoso), Al-Habib Abdullah bin Hasan Maulachela, Al-

Habib Hamid bin Muhammad As-Sery (Malang), Syaikh Robaah

Hassunah Al-Kholil (Palestina), Syaikh Muhammad Mursyid (Mesir) –

keduanya bertugas mengajar di Indonesia.

Guru-gurunya beliau yang berada di luar negeri di antaranya, Al-

Habib Alwi bin Abbas Al-Maliki, As-Sayyid Muhammad bin Amin Al-

Qurthbi, As-Syaikh Muhammad Seif Nur, As-Syaikh Hasan Muhammad

Al-Masysyath, Al-Habib Alwi bin Salim Al-Kaff, As-Syaikh Muhammad

Said Al-Hadrawi Al-Makky (Makkah), Al-Habib Muhammad bin Hady

Assegaf (Seiwun, Hadramaut, Yaman), Al-Habib Abdullah bin Ahmad Al-

Haddar, Al-Habib Hadi bin Ahmad Al-Haddar (‘Inat, Hadramaut, Yaman),

Al-Habib Ali bin Zein Al-Hadi, Al-Habib Abdullah bin Hamid Assegaf

(Seiwun, Hadramaut, Yaman), Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-

Haddar (Al-Baidhaa, Yaman), Al-Habib Ali bin Zein Bilfagih (Abu Dabi,

Uni Emitr Arab), As-Syaikh Muhammad Bakhit Al-Mathii’I (Mesir),

Sayyaidi Muhammad Al-Fatih Al-Kattani (Faaz, Maroko), Sayyid

Muhammad Al-Munthashir Al-Kattani (Marakisy, Maroko), Al-Habib

Alwi bin Thohir Al-Haddad (Johor,Malaysia), Syeikh Abul Aliim As-

Page 33: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

22

Shiddiqi (India), Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf (Mesir), Al-Habib

Abdul Qodir bin Achmad Assegaf (Jeddah, Arab Saudi). 22

Syaikh Umar sendiri belajar dari beberapa guru yang disebutkan di

atas tidak dalam lingkup formal, tetapi nonformal. Beliau menganggap

siapa pun yang beliau temui dan dari situ beliau belajar hal baru, di situlah

Syaikh Umar menganggap bahwa mereka sudah selayaknya guru dari

beliau. Hal tersebut dibuktikan karena banyak dari mereka juga masih

lebih muda usianya dari pada usia beliau.23

2. Karya-karya Umar Bin Ahmad Baraja

Dari ketekunan beliau selama hidupnya, hasil proses belajar dari

Syaikh Umar Bin Ahmad Baraja melahirkan beberapa karya yang cukup

relevan untuk dijadikan bahan ajar di lingkup madrasah dan pesantren.

Karya-karya beliau tidak sedikit juga dijadikan referensi belajar dilingkup

pendidikan formal maupun non formal. Hampir semua santri di seluruh

pondok pesantren pernah mempelajari buku-buku karya Syaikh Umar Bin

Ahmad Baraja dari Surabaya seperti Al-Akhlak Lil Al-Banin, Kitab Al-

Akhlak Lil Banat, Kitab sullam fiqih, Kitab 17 Jauharah, Kitab Ad’iyah

Ramadhan.24

Karya-karya yang disebutkan di atas semuanya terbit di tahun 1950,

di mana karya tersebut dijadikan rujukan kurikulum di pesantren dan juga

madrasah di seluruh Indonesia. Kitab-kitab tersebut pernah di cetak Kairo,

22 Muhammad Achmad Asseggaf, sekelumit Riwayat hidup AL-Ustadz Umar bin achmad

Baradja, 2-5 23 Mustafa Bun Ahmad Baraja (Cucu Syaikh Umar Bin Ahmad Baraja) 24 Muhammad Ahmad Assegaf Sekelumit Riwayat Hidup Al-Ustadz Umar Bin Ahmad

Baraja, Surabaya Panitia Haul Ke-V 1995. h 8

Page 34: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

23

Mesir, pada tahun 1969 atas biaya syaikh Siraj Ka’ki dermawan makkah

yang dibagikan secara Cuma-Cuma ke seluruh dunia islam. Pada tahun

1992, kitab-kitab tersebut diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia, Madura,

Jawa, dan Sunda.

Adapun inti sari dari kelima karya Syaikh Umar bin Ahmad Baraja

adalah ulasan mengenai nilai-nilai akidah dan akhlak sebagai kaum

muslim, di mana beliau menekankan manusia harus memiliki karakter di

dalam dirinya, dan mengantarkan dirinya menuju sebagai manusia

beridentitas dan berbudi pekerti luhur.25

Perihal pembahasan pendidikan karakter, di dalam penelitian ini,

peneliti mengkaji salah satu karya yang bagi peneliti sangat relevan

dengan pembahasan tentang pendidikan karakter, yaitu kitab berjudul Al-

Akhlak Lil Al-Banin. Di dalam karya ini banyak sekali singgungan perihal

penanaman pendidikan karakter yang dipaparkan oleh Syaikh Umar Bin

Ahmad Baraja, seperti ajakannya untuk para kaum muda agar menjadi

seorang manusia yang menghamba Allah dengan menerapkan sopan

santun dan kebijaksanaan di saat mencari ilmu pengetahuan. Inti dari yang

dimaksudkan oleh beliau adalah menekankan pendidikan karakter yang

membangun orientasi pada pencapaian amal baik, di mana seorang

manusia yang sedang mencari ilmu tidak hanya sekedar berhenti pada

pencarian saja, akan tetapi juga mendapatkan sebuah pemahaman yang

berguna pada dirinnya.

25 Muhammad Achmad Asseggaf, sekelumit Riwayat hidup AL-Ustadz Umar bin achmad

Baradja, Surabaya : panitia Haul ke-v, 1995, h. 8

Page 35: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

24

Sejatinya, sebuah pendidikan karakter dapat dibentuk dari diri

seorang individu yang menerapkan keikhlasan di dalam dirinya, yang tidak

memperhitungkan untung dan ruginya, karena dari situlah sifat reflektifitas

akan timbul dan mengantarkannya menjadi manusia yang beridentitas serta

juga berkarakter.

B. Analisis Eksegesisi

1. Umar Bin Ahmad Baraja

Penulis mencoba menjelaskan istilah judul tentang konsep pemikiran

Umar Bin Ahmad Baraja untuk menghindari kesalah pahaman atau pun

kekeliruan dalam memahami judul yang menjadi objek kajian penulis

tentang pendidikan karakter konsep pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja.

Yang perlu penulis tegaskan adalah Syaikh Umar Bin Ahmad

Baraja, beliau adalah seorang ulama yang memiliki akhlak mulia. Syaikh

Umar memiliki penampilan yang bersahaja, beliau juga dihiasi sifat-sifat

ketulusan niat yang disertai dengan keikhlasan amal perbuatan duniawi

dan ukhrawi. Syaikh Umar juga menjelaskan tentang akhlak ahlul bait,

yang terdiri dari keluarga, sahabat, yang mencontoh Nabi Muhammad

Saw. Syaikh Umar juga tidak suka membanggakan diri sendiri, baik

tentang ilmu dan amal. Ini karena Syaikh Umar tawadhu’ dan rendah

hatinya sangat tinggi.26

26 Muhammad Achmad Asseggaf, sekelumit riwayat hidup al-ustadz Umar Bin Ahmad

Baraja 1995. h 7

Page 36: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

25

Syaikh Umar Bin Ahmad Baraja memiliki banyak kitab, Dari sekian

banyaknya kitab di dalam agama islam yang telah dijadikan sebuah

rujukan sebagai kitab standar perihal ajaran akhlak di dalam proses

pembelajaran pada sebuah pesantren, kitab Akhlak Lil Banin yang menjadi

sumber rujukan penulis dalam melakukan penelitian tentang pendidikan

karakter karangan Syaikh Umar Bin Ahmad Baraja adalah salah satu

rujukan yang paling penting. Syaikh Umar merupakan seorang ulama

salaf atau biasa disebut ulama terdahulu. Kitab berjudul Akhlak Lil Banin

sendiri sudah digunakan sebagai rujukan ajaran pada madrasah dan juga

pondok pesantren di Indonesia sedari kisaran tahun 1950.27

Kitab akhlak Lil Banin sendiri berisi ulasan perihal pendidikan

akhlak untuk anak laki-laki. Adapun kitab Umar selain Lil Banin yang

juga berisi perihal ulasan pendidikan akhlak untuk perempuan, yaitu Lil

Banat, di mana kedua kitab tersebut sebenarnya memiliki ulasan yang

hampir sama, hanya berbeda konteksnya saja. Kitab Lil Banin sendiri

ditulis dengan bahasa Arab, dan diterjemahkan ke berbagai bahasa

termasuk Madura, Sunda dan juga Jawa. Bahasa yang disampaikan di

dalam kitab tersebut terbilang sederhana, sehingga mudah dipahami para

peserta didik di madrasah maupun pesantren. Pengaplikasian dari kitab Lil

Banin sendiri adalah untuk mengimplementasikan pendidikan karakter

pada diri seorang siswa.

27 Muhammad Achmad Asseggaf Sekelumit Riwayat Hidup AL-Ustadz Umar Bin Ahmad

Baraja. h 2-5

Page 37: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

26

Kitab ini berisi ucapan Umar bin Ahmad Baraja dalam

menyampaikan nasihatnya yang menggunakan dua cara, yaitu Nasihat

langsung dari Umar tanpa perumpamaan, metafora dan perantara. Kedua

nasihat tidak langsung, yang disampaikan menggunakan metafora,

perantara dan perumpamaan melalu beberapa aspek kisah dan cerita

teladan.

Kitab Akhlak Lil Banin terdiri dari empat jilid dan diterbitkan di

Surabaya oleh Maktabah Ahmad bin Said bin Nabhan wa awladihi. Jumlah

halaman tahun terbit kitab Akhlak Lil Banin adalah sebagai berikut:

a. Jilid I berjumlah 32 halaman tahun terbit 1372 H.

b. Jilid II berjumlah 48 halaman tahun terbit 1373 H.

c. Jilid III berjumlah 64 halaman tanpa tahun.

d. Jilid IV berjumlah 136 halaman tahun terbit 1385 H.

Intisari dari beberapa kitab tersebut sama, yaitu menekankan

pentingnya mengaplikasikan akhlak dalam bentuk implementasi, seperti

halnya pendidikan karakter.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan usaha sadar yang terencana dan

terarah melalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh kembangnya

seluruh potensi manusia yang memiliki watak berkepribadian baik,

Page 38: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

27

bermoral, berakhlak, dan berefek positif konstruktif pada alam dan

masyarakat.28

Dalam konsep pemikiran Syaikh Umar mengenai beberapa poin dari

kitab beliau seperti Religius, peduli lingkungan, peduli sosial, memiliki

standar korelasi. Bahwa sikap religius merupakan perwujudan ajaran

agama dan kepercayaan yang dianut itu harus dilaksanakan.

Dalam hal peduli sosial. Penulis memahami konsep pemikiran

Syaikh Umar harus menanamkan sikap tanggung jawab, konsistensi

tindakan dan perkataan, yang berdasarkan kebenaran, menghargai

martabat individu, dan mampu menunjukkan keteladanan.

Dalam hal peduli lingkungan, penulis memahami arah pemikiran

beliau dalam kitab akhlak lil banin, bahwa kita harus menunjukkan

apresiasi budaya rama lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati

keragaman budaya dan agama.29

28 Kaimuddin dalam Jurnal Bertajuk implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum

2013: 2014 h. 23 29 Kemendikbud RI

Page 39: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

28

BAB IV

PEMIKIRAN UMAR BAN AHMAD BARAJA DALAM KITAB AKHLAK

LIL BANIN TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER

A. Hakikat Pendidikan Karakter Menurut Umar Bin Ahmad Baraja Dan

Relevansinya Dalam Kitab Akhlak Lil Banin

Pendidikan karakter pada hakikatnya adalah menumbuh kembangkan

potensi di dalam diri guna membangun karakter pada pribadi anak sehingga

menjadi individu yang lebih baik. Dengan begitu penulis memahami bahwa

pendidikan karakter merupakan nutrisi penyempurnaan diri anak dan dengan

penyempurnaan diri anak lewat pendidikan karakter dapat melatih anak secara

terus-menerus, mengembangkan kemampuan dirinya menuju ke arah hidup yang

lebih baik.30

Penulis melihat dan coba memahami hakikat pendidikan karakter dengan

menumbuh kembangkan potensi pada diri anak lewat gagasan dan pemikiran

Umar bin Ahmad Baraja khususnya pada kitab akhlak lil banin tentang pendidikan

karakter. Dari sini penulis melihat konsep pemikiran Syaikh Umar dalam

pembentukan karakter terhadap anak beliau memberikan gambaran dengan pola

materi terutama pada lingkup dunia pendidikan pesantren dan masyarakat islam

pada umumnya. Syaikh Umar menjelaskan di dalam kitabnya, sebagai seorang

umat Muhammad, kita harus mengikuti pola keberimanannya, di mana hal

tersebut dapat membentuk kepribadian diri kita dengan karakter yang tinggi.

30 SMK Widya Nusantara menciptakan Insan yang mandiri dan berkarakter serta dilandasi

iman dan takwa Tri Satya: perum bumi bekasi baru

Page 40: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

29

Sejatinya setiap umat manusia di muka bumi diberikan kelebihan serta juga

potensi yang sangat khas, di mana mereka berbeda-beda kelebihannya. Maka dari

itu Syaikh Umar mengajak kita untuk selalu rendah hati, tidak sombong dan selalu

sopan santun, bercontoh pada nabi Muhammad SAW. Kemudian Syaikh Umar

juga mengajak kita untuk mengaplikasikan dan mengimplementasikan nila-nilai

akhlak yang diajar di dalam al-Qur’an dan juga hadis, melalui perbuatan dan

kegiatan yang sederhana, yang sangat dekat dengan diri kita, seperti membantu

orang tua, saudara, tetangga bahkan guru kita ketika sedang kesusahan. Selain itu

karena kesanggupan insan menimba ilmu pengetahuan yang berbagai jenis.31

Dalam hal ini, manusia diwajibkan untuk memiliki kekuatan berpendidikan

agar bisa dijadikan pembeda dengan makhluk lain, pembeda di sini adalah

kualitas diri kita sebagai manusia yang berakal dan berpikir. Agama menjadi

landasan dasar yang sangat penting untuk hal ini, seperti yang diungkapkan oleh

Malik Fajar yang memaparkan bahwa ada sebuah hubungan nilai islam, terutama

akhlak yang bisa di kaitkan dengan pendidikan guna membentuk sebuah karakter.

Hal tersebut sangatlah dekat, karena ajaran islam dengan pendidikan

mempunyai hubungan filosofis yang sangat dekat dan berkaitan. Akan tetapi juga

demikian, usaha untuk melakukan penghubungan antar islam dengan dunia

pendidikan masih banyak sekali dijumpai, karena adanya batasan-batasan verbal

yang harus dicairkan dengan bahasa keseharian. 32 dari sini dapat ditinjau bahwa

kitab Lil Banin karya Syaikh Umar Bin Ahmad Baraja dapat dijadikan rujukan

untuk membangun pendidikan karakter bagi anak.

31 Al-Syaibany, 1983: 107 32 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2010

Page 41: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

30

Menuntut ilmu hukumnya wajib, sebagaimana dalam hadits Rosulullah Saw

bersabda:

د ار حدثنا حفص بن سليمان حدثنا كثير بن شنظير عن محم حدثنا هشام بن عم

عليه وسلم طلب العلم صل ى الل بن سيرين عن أنس بن مالك قال قال رسول الل

فريضة على كل مسلم

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami hisyam bin ammar berkata, telah

menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah menceritakan

kepada kami katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin

Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. (HR. Ibnu Majah no.

224) 33

Begitu pentingnya Ilmu pengetahuan hingga seorang anak dalam menuntut

ilmu rela mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkan Ilmu. Namun tidak

cukup itu saja. Para pelajar tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat

mengambil manfaatnya tanpa mau menghormati guru, oleh karena itu ada yang

mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil, mereka ketika masih mencari

ilmu sangat menghormati ilmu dan gurunya, dan orang-orang yang tidak berhasil

dalam menuntut ilmu karena mereka tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.34

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu, yaitu:

Pertama, bagi peserta didik hendaknya berniat yang baik untuk menuntut ilmu,

jangan berniat untuk hal-hal yang berhubungan dengan duniawi, dan jangan

sampai melecehkan dan menyepelekan guru atau pun ilmu. Kedua, bagi guru

33 Ibnu Majah Kitab Muqaddimah Bab. Keutamaan Ulama Dan Dorongan Untuk

Menuntut Ilmu Hr. Ibnu Majah No. 224. 34 Al-Zarnuji Tt. Syarah Ta'limul Muta'allim, Indonesia: Maqtabah Syarqiah

Page 42: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

31

ketika mengajarkan ilmu hendaknya meluruskan niat terlebih dahulu, supaya tidak

mengharapkan materi semata. Di samping itu, yang diajarkan hendaknya sesuai

dengan tindakan-tindakan yang diperbuat.

Pada penjelasan di dalam kitab Akhlak Lil Al-Banin karya Umar Bin

Ahmad Baraja memaparkan perihal kaidah nilai terkait penerapan pendidikan

karakter untuk anak guna dapat mencapai ilmu pengetahuan yang bermanfaat,

berikut adalah hasil analisis peneliti tentang poin atau nilai akhlak yang bisa

direlevansi kajiannya dengan pendidikan karakter, yaitu:

1. Religius

Religius adalah pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang

diupayakan selalu berdasarkan pada nilai Ketuhanan. Di antaranya:

a. Akhlak kepada Allah

Akhlak kepada Allah merupakan esensi dari nilai-nilai akhlak

yang lain. Artinya jika seseorang akhlaknya kepada Allah itu baik,

maka akan mewarnai dan menjiwai akhlak lainnya. Akhlak kepada

Allah merupakan tolak ukur keberhasilan dalam memahami dan

melaksanakan nilai-nilai akhlak lainnya jika akhlak terhadap Allah

lemah (kualitas rendah) maka akan mempengaruhi kualitas akhlak

lainnya. Dengan demikian, untuk menjalani proses kehidupan yang

lebih baik, manusia perlu menjalin hubungan yang harmonis dengan

Page 43: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

32

sang pencipta. Sehingga perjalanan kehidupan manusia senantiasa

mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah Swt.35

Akhlak kepada Allah sebuah sikap atau perbuatan yang

seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk kepada Tuhan

sebagai sang pencipta.36

Menurut Abuddin Nata, banyak hal yang dapat dilakukan

dalam berakhlak kepada Allah Swt. Diantaranya ialah tidak

menyekutukan Allah, bertakwa kepada-Nya, mencintai-Nya, rida

dan ikhlas dengan segala keputusan-Nya, bertobat, dan mensyukuri

nikmat-Nya, berdoa kepada-Nya, beribadah, dan mencari rida-Nya.37

Sementara itu M Quraish Shihab mengatakan bahwa titik tolak

ukur akhlak kepada Allah Swt. Adalah pengakuan dan kesadaran

bahwa tiada Tuhan melainkan Allah Swt. Diia memiliki sifat-sifat

terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun

tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya.38

Pendapat lain yang penulis temukan diungkapkan oleh

Yunahar Ilyas, dia berpendapat bahwa akhlak terhadap Allah Swt.

Di antaranya ialah takwa, cinta dan rida, ikhlas, khauf dan raja',

muraqabah, dan tobat. 39

35 Umar Bin Ahmad Baraja, Kitab Akhlak Lil Banin Jilid II (Surabaya: Maktabah

Muhammad bin Ahmad Nabhan wa Auladah, 192), h. 22

36 Abuddin Nata, Akhlak Tasawwuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 149

37 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 150 38 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2014), h.

39 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2009), h. 157

Page 44: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

33

Menurut Syaikh Umar dalam kitab akhlak lil banin

dalam pembentukan karakter anak seorang anak wajib berakhlak

kepada Allah Swt.

Umar bin Ahmad Baraja telah menjelaskan cara seorang anak

atau siswa yang berakhlak baik, harus patuh atau bertakwa kepada

Tuhannya. dalam berakhlak kepada Allah. Penjelasan tersebut

terdapat dalam kutipan:

ايهاالعزيز: الله سبحانه وتعالي هوالذي خلقك وحسن صورتك: بان

اعطك عينين تنظرو بهما الشياء واذنين تسمع بهما الصوات ولسان

تتكلم به ويدين تستعملهما في اشغالك. ورجلين تمشي عليهما وعقلا

تعرف به الخير من الشر وانعم عليك بالصحة والعفية ووضع الرحمة

في قلوب والديك حتي ربياك تربية حسنة.

Artinya :

“wahai anak yang mulia ! Allah SWT. Telah menciptakan kamu dan

membaguskan bentukmu dengan memberimu kedua mata untuk

melihat segala sesuatu dan kedua telinga untuk mendengarkan suara

serta lidah untuk berbicara, dua tangan untuk kamu gunakan dalam

berbagai pekerjaanmu, dua kaki untuk berjalan, akal untuk mengenal

mana yang baik dan mana yang buruk. Dia memberimu kenikmatan

berupa kesehatan dan meletakkan kasih sayang di dalam hati kedua

orang tuamu sehingga engkau didik dengan pendidikan yang baik”.40

Penulis memahami kutipan Syaikh Umar bahwa keridhaan

Allah terhadap seseorang apabila seseorang itu menunjukkan

perilaku yang baik menjalankan perintah Allah dan menjauhi apa

40 Al-Ustadz Umar Bin Ahmad Baraja, Bimbingan Akhlak Bagi Putra-Putra Anda,

Jakarta: Pustaka Amani, 1922. h.13

Page 45: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

34

yang menjadi larangan-Nya. Nasihat yang diberikan Syaikh Umar

itu bahwa kita harus taat kepada Allah juga sejalan dengan firman

Allah Swt dalam QS. Al-Mujadalah/58: 22

ورسوله ولو خر يوادون من حاد الله واليوم ال تجد قوما يؤمنون بالله

ىك كتب في ا اباءهم او ابناءهم او اخوانهم او عشيرتهم اول كانو

يمان واي نه ويدخلهم جنهت تجري من تحتها قلوبهم ال دهم بروح م

رضي النهر خلدين فيها

هم المفلحون ال ان حزب الله ىك حزب الله عنهم ورضوا عنه اول الله

Terjemahnya:

“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang

beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang

dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasulnya.

Sekalipun orang-orang itu adalah bapaknya, anaknya, saudaranya

atau keluarganya. Mereka itulah adalah orang-orang yang di

dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah

menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia,

lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di

bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya Allah rida

terhadap mereka dan mereka pun merasa puas dengan (limpahan

rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah, ingatlah sesungguhnya

golongan Allah itulah yang beruntung.”41

Dari kutipan di atas, penulis melihat nampak bahwa Umar bin

Ahmad Baraja telah memberikan nasihat untuk beriman dan

bertakwa kepada Allah, dan sebagaimana kita telah mengetahui

bagaimana Allah menganugerahi dengan nikmat-Nya,

41 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, h 545

Page 46: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

35

mengagungkan-Nya, dan mengerjakan segala yang diperintahkan-

Nya, serta engkau tinggalkan segala sesuatu yang dilarang-Nya

terhadapmu.

Tidak hanya akhlak kepada Allah, penulis juga menemukan

bahwa Syaikh Umar juga menggunakan dalil untuk mendeskripsikan

materi dalam menjelaskan kewajiban-kewajiban seseorang terhadap

nabi dengan mencintai dan mengikuti ajaran beliau.

b. Akhlak kepada Rasulullah

Menurut Yunahar Ilyas akhlak terhadap Rasulullah Saw. Di

antaranya ialah mencintai dan memuliakan Rasulullah Saw.

Mengikuti dan menaati Rasulullah Saw. Dan mengucapkan salawat

dan salam kepada Rasulullah Saw.42

Hal ini penulis temukan bahwa pendapat yang dikemukakan

oleh Yunahar Ilyas sejaran dengan pemikiran Umar Bin Ahmad

Baraja yang dijelaskan di dalam kitab akhlak lil banin bahwa

Rasulullah Saw. Adalah manusia yang paling baik atau sempurna

akhlaknya. Akhlak kepada Rasulullah Saw. Yaitu mengikuti segala

ajarannya, dan selalu bersalawat kepadanya.

Umar bin Ahmad Baraja menjelaskan dalam kutipannya:

ايهاالولد الديب: كما يحب عليك ان تعظم ربك سبحانه وتعالي

يجب عليك ايضا ان تعظم نبيك صلاالله عليه وسلم وتملاء قلبك

42 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2009), h. 25

Page 47: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

36

بمحبته حتي تحبه اكثر من محبتك لوالديك ولنفسك لنه الذي

عرفنا ربنا. وفرقنا بين الحلال والحرام علمنا دن السلام وبسبءه

ولن لله تعلي احبه فجعله افضل الناس وصيره قدوة لنا في الخلق

والدب

Artinya :

“wahai anak yang beradab sebagaimana engkau diwajibkan

mengagungkan tuhanmu, maka engkau wajib pula

mengagungkan Nabi Muhammad saw. Dan memenuhi hatimu

dengan kecintaan kepadanya, sehingga engkau lebih

mencintainya dari pada mencintai kedua orang tua dan dirimu

sendiri. Karena beliaulah yang mengajarkan kita agama islam

dan dengan sebabnya kita mengenal Allah kita dan bisa

membedakan yang halal dan yang haram. Dan karena Allah

SWT mencintainya sehingga menjadikannya manusia yang

terbaik serta sebagai contoh panutan bagi kita dalam budi

pekerti/sopan santun.43

Melalui kutipan di atas tersebut Umar bin Ahmad Baraja,

menyampaikan pesannya agar anak selain bertakwa terhadap Allah

SWT juga taat kepada Rasul-Nya. Karena selain taat kepada Rasul-

Nya termasuk ke dalam Rukun Iman, Allah juga sangat

menganjurkan untuk menaati dan mencintai Rasul-Nya, karena

beliaulah yang mengajarkan kita agama Islam dan dengan

perantaraannya kita mengenal Allah SWT. Telah tertulis jelas dalam

Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad adalah sebagai suri teladan bagi

kita.

43 Al-Ustadz Umar Bin Ahmad Baraja, Bimbingan Akhlak Bagi Putra-Putra Anda,

Jakarta: Pustaka Amani, 1922. h.16

Page 48: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

37

Di sisi lain dari penjelasan teks kitab Syaikh Umar penulis

memahami bahwa mencintai dan meneladani Nabi Muhammad

merupakan pendeskripsian Syaikh Umar agar anak dalam

pembentukan karakternya bahwa setiap yang akan dilakukan anak

itu harus dengan sudut pandang agama yaitu dengan pengamalan

hadis dari nabi dalam melakukan aktivitas sehingga anak melahirkan

potensi atau karakter yang baik. Dalam hal mencontoh atau

meneladani Nabi Muhammad penulis tidak hanya mendeskripsikan

secara konteks maksud dari Syaikh Umar. Akan tetapi ini sejalan

dengan firman Allah dalam QS. Al-Ahzab/33:21

خر واليوم ال اسوة حسنة ل من كان يرجوا الله لقد كان لكم في رسول الله

كثيرا وذكر الله

Terjemahannya:

“Sungguh telah ada padi (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang

banyak mengingat Allah.”44

Penulis memahami bahwa Syaikh Umar dalam kitab akhlak lil

banin menekankan aturan dalam beraktivitas dengan mencontoh

Nabi Muhammad seperti adab ketika makan jangan meniup

makanan karena mengganggu kesehatan untuk anak, berdoa saat

makan yang merupakan bentuk ketaatan anak kepada Tuhannya.

44 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, h 420

Page 49: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

38

Contoh lainnya berkaitan dengan teladan, yaitu dalam hal

kesabaran penulis coba mengungkap pernah suatu ketika Sayyidah

Aisyah Ra berkata Nabi Muhammad Saw. Pernah melakukan salat

pada waktu malam hingga bengkak kakinya. Maka Aisyah bertanya

kepada Nabi mengapa Anda lakukan ini wahai Rasulullah padahal

Allah telah mengampuni dirimu terlebih dahulu dan terkemudian,

kemudian Nabi Muhammad menjawab bukankah aku harus menjadi

seorang hamba yang bersyukur.45

Dari sinilah penulis memahami, bahwa setiap anak harus

bertindak untuk meneladani Nabi Muhammad dan meneladani

pendidiknya yang memiliki sifat atau akhlak Nabi Muhammad

dalam pembentukan karakter seorang anak. Hal ini juga diakui oleh

semua ahli pendidikan baik dari barat maupun dari timur. Penulis

memahami bahwa dasarnya adalah karena secara psikologis anak

memang senang meniru. Tidak saja yang baik, yang jelek pun

ditirunya. Maka penulis mengakui bahwa sifat anak untuk

membentuk kepribadiannya tergantung didikan dari yang menjadi

teladannya, apakah baik atau buruk.

2. Peduli lingkungan

Karakter peduli lingkungan menurut Umar bin Ahmad Baraja

yang dituangkan dalam kitabnya adalah meliputi:

45 Ali Syawakh Ishaq, metodologi pendidikan Al-Qur’an dan Sunnah trj. Asmau’i Saliha

Zaskhsyari (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 1995 h. 89

Page 50: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

39

وان يحافظ علي ادوات المنزل: فلا يكثر الواني. ول يغير البواب. ول

يفسد الشجار, واذاكان عنده هر او دجاج يقدم له الطعام والشراب

وليؤذيه

Artinya :

“Hendaklah ia memelihara perkakas rumah. Maka ia tidak

boleh memecahkan barang-barang pecah belah, tidak

merusak pintu-pintu serta tidak boleh merusak tanaman-

tanaman. Apabila ia mempunyai kucing atau ayam, maka

ia pun harus memberinya makan dan minum serta

mengganggunya.”46

Dalam permasalahan kepedulian lingkungan merupakan niilai

pendidikan karakter yang harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan bahwa

kita menyadari akan tidak perhatiannya kita terhadap lingkungan

sekitar. Sehingga akhlak peduli lingkungan Pada kutipan Syaikh Umar

dalam kitab akhlak lil banin tentang larangan-larangan seorang anak

dalam melakukan sesuatu seperti, tidak memecahkan tempat makan atau

minum, dan tidak merusak barang yang sekitarnya. Dalam hal ini Umar

bin Ahmad Baraja berpesan agar seseorang anak selalu menjaga perabot

dan barang yang ada di rumahnya, dan jika mempunyai atau memelihara

tanaman, maka harus selalu di rawat dengan tidak lupa menyiraminya

pada waktu-waktunya, merupakan dasar pembentukan karakter sehingga

kedepannya seorang anak mampu menjadi generasi yang rama

lingkungan.

46 Al-Ustadz Umar Bin Ahmad Baraja, Bimbingan Akhlak Bagi Putra-Putra Anda,

Jakarta: Pustaka Amani, 1922. h.18

Page 51: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

40

Hal demikian juga yang menjadi dasar pemahaman penulis dalam

memahami maksud dari Syaikh Umar tentang akhlak peduli lingkungan,

bahwa Syaikh Umar berangkat dari kekhawatiran beliau dengan adanya

generasi perusak sebagaimana dengan firman Allah dalam QS. Ar

Rum/30:41

ظهر الفساد فى البر والبحر بما كسبت ايدى الناس ليذيقهم بعض الذي

عملوا لعلهم يرجعون

Terjemahnya:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena

perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian dari akibat dari (akibat) perbuatan mereka, agar

mereka kembali (ke jalan yang benar)”47

Dari ayat di atas penulis bisa memahami tentang akhlak peduli

lingkungan yang menjadi salah satu poin buah pemikiran Syaikh Umar

di dalam kitab akhlak lil banin agar supaya dengan akhlak peduli

lingkungan, seorang anak bisa memiliki kepribadian atau karakter yang

rama lingkungan.

3. Peduli sosial

Manusia adalah makhluk sosial, oleh sebab itu hidupnya tidak

terlepas dari kehidupan bersama manusia lainnya dan dengan sendirinya

manusia individu menjadi satu lebur dalam kehidupan bersama48

Penulis juga menemukan pendapat dari Yunahar Ilyas bahwa

dalam pembentukan karakter anak, selain hubungan dengan Allah,

47 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, h 408

48 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 53

Page 52: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

41

Rasulullah, sebagai seorang muslim juga seharusnya berhubungan baik

dengan masyarakat yang lebih luas tidak hanya di lingkungan

pendidikan tetapi harus di lingkungan kerja sosial dan lingkungan

lainnya 49

Karakter peduli sosial menurut penjelasan Umar bin Ahmad

Baraja adalah dengan menanamkan nilai atau sifat sopan santun kepada

sesama, hal ini dituangkan dalan kitabnya Akhlak Lil Banin yang mana

tersirat pada kutipan Syaikh Umar sebagai berikut:

علي الولد ان يرعي الدب في منزله. بان يحترم والديه واخواته يجب

واخواته. وكل من في المنزل, ول يعمل شيئا يغضبا حدا منهم, ول

يعاند اخاهالكبير. ول يخاصم اخاه الصغير. ول يؤذالخادم. واذا لعب

بئظام, بغير صياح ول حركت لتليق به ل سيما اذكان احد في البيث نا

ا او مريضئما

Artinya :

“setiap anak wajib memperhatikan sopan santun di dalam rumahnya

dengan menghormati kedua orang tuanya, saudara-saudaranya laki-

laki dan saudara-saudara perempuannya serta setiap orang di dalam

rumah. Ia tidak boleh melakukan sesuatu yang membuat marah salah

seorang dari mereka dan tidak boleh melawan kepada saudaranya

yang lebih tua dan tidak boleh bertengkar dengan saudaranya yang

lebih kecil serta tidak boleh mengganggu pelayan rumah. Apabila ia

bermain, maka ia pun bermain dengan teratur, tanpa berteriak dan

bertingkah yang tidak pantas baginya, terutama bilamana di dalam

rumah ada salah seorang yang sedang tidur atau sakit.”50

49 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2009), h. 205

50 Al-Ustadz Umar Bin Ahmad Baraja, Bimbingan Akhlak Bagi Putra-Putra Anda,

Jakarta: Pustaka Amani, 1922. Hlm. 22

Page 53: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

42

Melalui kutipan tersebut, bisa diketahui Umar bin Ahmad Baraja

ingin berpesan kepada semua anak agar menjaga karakternya ketika di

rumah. Bersikap sopan santun terhadap semua orang di rumah, yakni

bapak, kakak, adik, bahkan pembantu. Beliau berpesan agar seorang

anak tidak mudah marah jika terdapat sesuatu yang seharusnya

membuatnya marah tidak membantah jika disuruh oleh orang tuanya,

selalu menghormati saudaranya yang lebih tua dan menyayangi saudara

yang lebih muda.

Penulis memahami bahwa Syaikh Umar memberi gambaran

tentang peduli sosial bahwa seorang anak harus mempunyai sopan

santun, tata krama, menghormati kedua orang tua dan seseorang yang

lebih tua dari kita, dan menyayangi seseorang yang lebih muda dari kita.

Penulis juga mendapatkan penguatan mengenai akhlak peduli

sosial di dalam Al-Qur’an bahwa mengajarkan kebaikan kepada sesama

muslim merupakan kepedulian sosial dengan keimanan kepada Allah,

berupa ibadah wajib, amal saleh, dan kasih sayang terhadap sesama.

Islam mewajibkan untuk berbuat baik kepada sesama dan larangan

berbuat jahat dinyatakan dalam ayat berikut:

Allah Swt berfirman dalam QS. An-Nahl/16:90

ن وإيتائ ذى ٱلقربى وينهى عن ٱلفحشاء حس يأمر بٱلعدل وٱل إن ٱلل

وٱلمنكر وٱلبغى يعظكم لعلكم تذكرون

Page 54: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

43

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan bertobat

kebijakan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang

(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia

memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran.51

Penulis memahami bahwa di dalam kitab Al-Akhlak Lil Banin

yang dijelaskan Syaikh Umar tentang kepedeluian sosial adalah

gambaran akhlak anak untuk membentuk karakter yang senantiasa

menghormati sesama, tetangga, serta tidak mengganggu mereka dengan

memaki atau mengolok-olok mereka ataupun mengeraskan suaramu

pada waktu mereka tidur atau melempari rumah mereka ataupun

mengotori halaman dindingnya.

4. Akhlak kepada orang tua

Dalam kitab akhlak lil banin Syaikh Umar menjelaskan seorang

anak dalam pembentukan karakter itu dengan menghormati orang

tuanya. Menghormati di sini disebutkan dalam kitab akhlak lil banin

yaitu dengan mematuhi perintah orang tua disertai rasa cinta dan

penghormatan kepada orang tua. Yunahar Ilyas dalam bukunya yang

berjudul kuliah akhlak menjelaskan tentang akhlak anak terhadap orang

tua. Beliau menyebutnya dengan istilah birrul walidain secara konteks

menjelaskan bahwa seorang anak wajib menyayangi orang tuanya begitu

51 Departemen Agama R.I, Al-Quran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan

penterjemah/ penafsir Al-Quran), h. 277

Page 55: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

44

pun dengan orang tua wajib memberikan kasih sayang kepada

anaknya.52

Berikut ini adalah penjelasan tentang akhlak anak terhadap orang

tua dalam menjelaskan tentang akhlak yang baik terhadap kedua orang

tua.

Syaikh Umar memberikan kutipan di dalam kitabnya:

أن تمتثل اوامرها مع المحبة والحترام. وتعمل كل شئ يفرح قلوبها.

وتبتسم اما مها دائما. وتصا فحها كل يوم وتد عوالها بطؤل العرفي

صحة وعافية

Artinya :

“hendaklah engkau mematuhi perintah-perintahnya disertai

kecintaan dan penghormatan. Engkau kerjakan segala sesuatu

yang menggembirakan hatinya. Engkau selalu tersenyum di

hadapannya dan menjabat tangannya setiap hari serta

mendo’akannya panjang umur dalam keadaan sehat

walafiat.”53

Penulis coba menjelaskan dalam kutipan Umar Bin Ahmad Baraja,

bahwa pembentukan karakter seorang anak juga tidak lepas dari perilaku

baik anak terhadap kedua orang tua. Di mana seorang anak menanamkan

sikap atau perilaku berupa penghormatan kepada kedua orang tua

dengan mengerjakan apa yang menjadikan mereka gembira, mematuhi

perintah-perintah orang tua disertai dengan cinta, tidak membantah

nasehat kedua orang tua serta melakukan hal yang mereka ridhai.

52 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2009), h. 147-183

53 Al-Ustadz Umar Bin Ahmad Baraja, Bimbingan Akhlak Bagi Putra-Putra Anda,

Jakarta: Pustaka Amani, 1922. h. 23

Page 56: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

45

Yunahar Ilyas mendefinisikan akhlak terhadap orang tua yaitu

dengan berbakti kepada orang tua sebagaimana yang dikatakan beliau

dengan sebutan birrul walidain, penulis memahami bahwa birrul

walidain adalah bagaimana seorang anak harus mengikuti kemauan dan

saran orang tua, menghormati dan memuliakan orang tua, membantu

orang tua secara fisik dan materil serta mendoakan orang tua agar diberi

keselamatan dan ampunan54

Di dalam Al-Qur’an Allah telah menjelaskan tentang sikap anak

terhadap orang tua. Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Isra’/13:23

ا يبلغن عندك الكبر اياه وبالوالدين احسنا ام ا ال وقضى ربك ال تعبدو

ل تنهرهما وقل لهما قول احدهما او كلهما فلا و كريما تقل لهما اف

Terjemahnya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu

bapak jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya

sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”

dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah

kepada keduanya perkataan yang baik.”55

Dari ayat ini penulis memahami arah pemikiran Syaikh Umar

bahwa pendidikan karakter seyogianya dimulai dari membentuk akhlak

anak agar menaati kedua orang tua sejak dini melalui perintah Allah

lewat firmannya, karena tidak sedikit orang tua dalam melakukan

pengajaran terhadap anak dengan sikap temperamen bukan melahirkan

54 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2009), h. 152

55 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, h 284

Page 57: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

46

akhlak baik untuk pengembangan kepribadian atau karakter anak yang

baik. Tetap melahirkan sikap temperamen baru terhadap anak.

Berbakti kepada orang tua merupakan faktor diterimanya doa

seseorang dan merupakan amal saleh paling utama yang dilakukan

seorang muslim salah satu keutamaannya ialah menghapus dosa-dosa

besar.56

Seorang anak wajib berbakti kepada orang tua. Orang tua telah

bersusah payah memelihara, mengasuh, mendidik sehingga menjadi

seorang anak yang berguna dan berbahagia. Karena itu anak wajib

menghormatinya, menjunjung tinggi titahnya, mencintai mereka dengan

ikhlas, berbuat baik ketika mereka telah lanjut usia, dan tidak berkata

keras dan kasar dihadapannya.57

56 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 107

57 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2008),

h. 215

Page 58: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian yang dilakukan oleh penulis,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Akhlak Dalam Ajaran Islam

Dalam islam akhlak merupakan perihal yang sangat diperhatikan,

akhlak merupakan suatu keadaan yang tertanam dalam jiwa yang

menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan

pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar adalah perbuatan

baik dan terpuji maka perbuatan itu dikatakan akhlak mulia atau disebut

dengan akhlak karimah. Sebaliknya, apabila keluar perbuatan yang buruk,

dia dinamakan akhlak yang buruk atau disebut dengan akhlak mazmumah.

Oleh karena itu kita sebagai muslim, haruslah menanamkan sifat-sifat

yang baik, agar akhlak yang keluar dari diri kita merupakan akhlak yang

terpuji, yang disukai oleh Allah.

2. Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Tentang

Pendidikan Karakter

Dalam kitab Al-Akhlak Lil Al-Banin Jilid beliau memaparkan betapa

pentingnya pendidikan pada segala sendi kehidupan. Manusia harus

memiliki pendidikan sebagai pembeda dari makhluk lain. Bahkan

pentingnya pendidikan dalam Islam sampai diibaratkan seperti dua sisi dari

sekeping mata uang, artinya Islam dan pendidikan mempunyai hubungan

Page 59: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

48

filosofis yang sangat mendasar dan tidak dapat dipisahkan. Sangat penting

bagi pelajar untuk mengetahui sikap yang harus dilakukan agar ilmu yang

didapatkan dapat memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Beliau menyatakan bahwa ilmu itu sesuatu yang suci dan hanya akan dapat

di serap oleh jiwa yang suci pula. Pendidikan tidak hanya di dapat dari

bangku sekolah saja, namun kita bisa mendapatkannya melalui siapa saja

dan apa saja. Dengan cara berkumpul dengan orang saleh, menjaga diri dari

perbuatan yang dilarang agama dan senantiasa mendekatkan diri kepada

Allah.

Sikap kita kepada sesama manusia dan makhluk lain juga akan

berpengaruh dalam pendidikan. Menghargai orang lain, menjaga lisan,

rendah hati, serta sikap-sikap yang seharusnya kita lakukan kepada makhluk

lain akan menjadikan kita sebagai hamba yang santun dan bijak dalam

mengarungi bahtera kehidupan.

3. Relevansi Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Tentang

Pendidikan Karakter Anak.

Pendidikan yang telah di paparkan kitab akhlak lil banin memberikan

penekanan pada sikap yang harus diambil oleh seorang hamba dalam

memperoleh pendidikan dan mengamalkan pendidikan. Dari pemaparan

beliau, pendidikan yang relevan yang dapat diterapkan dalam kehidupan

adalah pendidikan karakter religius, pendidikan karakter peduli lingkungan,

pendidikan karakter peduli sosial. Dengan pendidikan tersebut seorang anak

akan mampu mengarungi bahtera kehidupannya dengan baik.

Page 60: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

49

B. Saran

Dari pembahasan yang telah dikaji maka penulis dapat memberikan saran-

saran kepada para pembaca ada pun saran-saran tersebut sebagai berikut:

1. Pendidikan Akhlak

Bahwa perlunya pengetahuan dan pengalaman tentang akhlak maka

hendaknya memperhatikan pengaruh akhlak anak sejak dini, sudah menjadi

kewajiban kita memberikan contoh, dan mendidik anak dengan baik dan

benar agar ketika tumbuh dewasa anak terbiasa menerapkan nilai-nilai

akhlak. Lingkungan, sosial, dan dukungan orang tua menjadi sangat penting

dalam mewujudkan keberhasilan tumbuhnya akhlak baik terhadap anak,

agar tercapainya kepribadian atau pendidikan karakter yang baik.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter menjadi sangat penting dalam kehidupan Kita

sebagai manusia terutama pendidikan agama. Baik dalam hubungannya

kepada Sang Pencipta maupun makhluk-Nya. Seseorang akan ditinggikan

derajatnya apabila dia berilmu pengetahuan luas. Dalam hal Ubudiyah

misalnya, kita harus mengetahui ilmu cara sholat, syarat dan rukunnya agar

ibadah kita tidak sia-sia dan diterima Allah. Oleh karena itu hendaknya

pendidikan karakter lebih di prioritaskan dari pada apa pun agar nantinya

dapat menjadi orang yang memiliki kesempurnaan akal pikiran.

3. Pendidikan Masyarakat

Masyarakat memiliki peran memberikan anak kemampuan penalaran

dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap

Page 61: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

50

individu. Masyarakat memiliki peran penting dalam perkembangan

pendidikan, karena dengan adanya masyarakat dapat membantu anak

melahirkan akhlak yang baik dalam proses pembentukan pendidikan

karakter bagi anak bangsa.

Page 62: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

51

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-Karim,

Ahmad Tafsir, 2006, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta : Gama Media,

Al-Abrasyi M. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Shahih Bukhari

Dan Muslim, Penerjemah : Syaikh Muhammad Abdul Fuad Baqi, Jakarta :

Bulan Bintang,

Abdullah Yatimin M, 2007, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta

Amzah,

Asseggaf Achmad Muhammad, 1995, Sekelumit Riwayat Hidup Al-Ustadz Umar

Bin Achmad Baradja, Surabaya : Panitia Haul Ke-V,

Aly Noer Hery, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos,

Asmani Ma‟Mur Jamal, 2013, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

Di Sekolah Yogjakarta: Diva Press

Al-Mubarakfuri Syafiyurrahman 2008, Syaikh, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6

Bogor:Pustaka Ibnu Katsir,

Al-Zarnuji Tt. Syarah Ta'limul Muta'allim. Indonesia: Maqtabah Syarqiah

Aly Noer Hery, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta

Al-Zarnuji Tt. Syarah Ta'limul Muta'allim, Indonesia: Maqtabah Syarqiah

Abuddin Nata, Akhlak Tasawwuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 149

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 150

Ali Syawakh Ishaq, metodologi pendidikan Al-Qur’an dan Sunnah trj. Asmau’i Saliha

Zaskhsyari (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 1995 h. 89

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 53

Biografi Al-Ustadz Umar Bin Achmad Baradja 1913-1990

Baraja Ahmad Bin Mustafa (Cucu Syaikh Umar Bin Ahmad Baraja)

Baraja Ahmad Bin Umar, 1922, Bimbingan Akhlak Bagi Putra-Putra Anda,

Jakarta: Pustaka Amani,

Page 63: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

52

Fitri Zaenal Agus, 2012, Reiventing Humen Character: Pendidikan Karakter

Berbasis Nilai Dan Etika Di Sekolah Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Fitri, Reiventing Humen Character,

Ghulayaini, 1967: 314

Hajjaj Fauqi Muhammad, 2011, Tasawuf Islam Dan Akhlak, Jakarta: Amzah

Hadist Bukhari Dan Muslim, Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih Al-Bukhari (No.

10/378), Shahih Muslim (No.2321).

Hadist Shahih : Diriwayat oleh At-tirmidzi, 8/25 ; Ahmad 1/200 ; An-Nasai’

8/327,328 dan disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-jami’, No.3378,

Penerjemah Ahmad syaikhu, S.Ag, Syarah Ar-Bai’n An-Nawawi

Idahram Sayikh, 2011, Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Yogyakarta :

Pustaka Pesantren

Kamal Zainun M.A, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Abu Ali Ahmad Miskawaih,

Tahdzibul Akhlak Wa Tathhirula’raaq Juz I, Dalam Maqtaah Tsaqafah

Diniyah, Maktabah Shameela,

Kementrian Agama RI

Langgulung Hasan, 2003, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pt. Alhusna,

Majalah Al-Kisah No. 07/Tahun V/26 Maret – 8 April 2007

Muhammad Hamid Abu Bin Muhammad Al-Ghazli, Ihya’ ‘Ulum Al-Din Jilid Iii,

Beirut: Dar Al-Kutub, T.T, Terjemah : Purwanto

Majah Ibnu Kitab Muqaddimah Bab. Keutamaan Ulama Dan Dorongan Untuk

Menuntut Ilmu Hr. Ibnu Majah No. 224.

Miskawaih Ahmad Abu Ali, Tahdzibul Akhlak wa TathhirulA’raaq Juz I, dalam

Maqtaah Tsaqafah Diniyah, Maktabah Shameela, ttp, t.t, penerjemah :

zainun kamal M.A, menuju kesempurnaan Akhlak

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2014), h.

Nata Abuddin, 2003, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Pranada Media

Group

Nata Abuddin, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Pranada Media

Group

Page 64: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

53

Nasirudin Mohammad, 2009, Pendidikan Tasawuf, Semarang: Rasail Media

Group

Umar Bin Ahmad Baraja, Kitab Akhlak Lil Banin Jilid II (Surabaya: Maktabah

Muhammad bin Ahmad Nabhan wa Auladah, 192), h. 22

Prahara Yudi Erwin, 2009, Materi Pendidikan Agama Islam, Ponorogo: Stain Po

Press

Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 107

Samani Muchlas Dan Hariyanto, 2012, Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Syaikhu Ahmad S.Ag, Syarah Ar-Bai’n An-Nawawi, Hadist Shahih : Diriwayat

Oleh At-Tirmidzi, 8/25 ; Ahmad 1/200 ; An-Nasai’ 8/327,328 Dan

Disahihkan Oleh Al-Albani Dalam Shahih Al-Jami’, No.3378,

Shahih Bukhari dan Muslim, Penerjemah : Syaikh Muhammad Abdul Fuad Baqi

SMK Widya Nusantara menciptakan Insan yang mandiri dan berkarakter serta

dilandasi iman dan takwa Tri Satya: perum bumi bekasi baru

Wibowo Agus, 2012, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa

Berperadaban, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2009), h. 157

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2008), h.

215

Page 65: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis Ilham Tompunu lahir pada tanggal

17 Januari 1994 di Tanamon Kecamatan Sinonsayang

Kabupaten Minahasa Selatan, penulis merupakan anak ke 1

dari 2 bersaudara, buah cinta dari pasangan Mahrum

Tompunu dan Mui Paputungan. Penulis menyelesaikan

pendidikan dasar (SD) di MI Muhammadiyah Tanamon

Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2006, kemudian

melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) di Mts. Muhammadiyah Tanamon

di Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan dan selesai pada tahun 2009,

kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMK Negeri 1 Sinonsayang di

Kabupaten Minahasa Selatan hingga selesai pada tahun 2012.

Pada tahun 2017 terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih di

Universitas Muhammadiyah Makassar dan program lughawi di Ma’had Al-Birr, dan

terdaftar di Fakultas Agama Islam dengan fokus jurusan Studi Pendidikan Agama Islam

dengan Program Pendidikan Strata satu (S1).

Riwayat Organisasi, Pengurus Pimpinan IPM Ranting Mts Tanamon Pada Tahun

2008-2009, Pengurus Osis SMK N 1 Sinonsayang Pada Tahun 2011-2012, Ketua Bidang

Organisasi Ikatan Mahasiswa Tarjih Muhammadiyah (IMTM) periode 2019-2020.

Berkat rahmat Allah Swt dan doa restu kedua orang tua dan dukungan dari

seluruh sahabat, sehingga penulis menyelesaikan skripsi pada tahun 2021 dengan judul

skripsi “Konsep Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Dalam Kitab Akhlak Lil

Banin Tentang Pendidikan Karakter”

Page 66: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …

LAMPIRAN

Page 67: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …
Page 68: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …
Page 69: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …
Page 70: KONSEP PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA DALAM KITAB …