Konsep Pasar Dalam Ekonomi Islam Ppt

12
Konsep Pasar dalam Ekonomi Islam

description

Apa yang dimaksud dengan konsep pasar dalam ekonomi islam dan bagaimana mekanismenya

Transcript of Konsep Pasar Dalam Ekonomi Islam Ppt

Konsep Pasar dalam Ekonomi Islam

Konsep Pasar dalam Ekonomi IslamPasar mendapatkedudukan yang penting dalam ekonomi Islam. Rasulullah SAW menghargaiharga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang setara. Beliau menolakadanyaprice interventionseandainya perubahan harga terjadi karenamekanisme pasar yang wajar. Tetapi pasar disini mengharuskan adanyamoralitas, antara lain: persaingan yang sehat (fair play), kejujuran (honesty),keterbukaan (transparancy), dan keadilan (justice). Jika nilai- nilai ini telahditegakkan tidak ada alasan untuk menolak harga pasar.Implementasi nilai-nilai moralitas dalam pasar merupakan tugaspersonal bagi setiap pelaku pasarPenghargaan ajaran Islam terhadap mekanisme pasar dari ketentuanAllah bahwa perniagaan harus dilakukan secara baik dengan rasa suka samasuka (antaradin minkum/mutual goodwill). Dalam surat an-Nisa ayat 29 Allah berfirman yang artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan hartasesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yangberlaku dengan suka sama-suka di antara kamu

Secara garis besar, pandangan Islam tentang pasar adalah sebagai berikut :

1. Pasar memiliki kelebihan sekaligus kekurangannya. Dengan kata lain, mekanisme pasar tidak dianggap sebagai sesuatu yang telah sempurna atau baku sehingga tidak perlu ada intervensi dan rekayasa apapun (taken for granted). Intervensi yang tidak berlebihan diperlukan agar mekanisme pasar berjalan sesuai dengan kepentingan perekonomian yang Islami. Jadi pasar bebas yang Islami tidak berarti sebebas-bebasnya.2. Pasar tidak ditempatkan sebagai satu-satunya mekanisme distribusi yang utama dalam perekonomian, tetapi hanya merupakan salah satu dari berbagai mekanisme yang diajarkan syariah Islam. Oleh karenanya, perekonomian yang Islami akan mengkombinasikan pendekatan pasar dengan non pasar.

Ibnu Taimiyah telah meletakkan konsep-konsep dasar ekonomi Islam yang akan dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Diantaranya berkaitan dengan :Harga yang adilRegulasi HargaMekanisme Pasar

HargaYangAdil.Konsep tentang harga yang adil pada dasarnya telah terdapat di dalam ajaran Islam. Sekalipun penggunaan istilah tersebut sudah ada sejak awal kehadiran Islam, Ibnu Taimiyah nampaknya merupakan orang pertama yang memberikan perhatian khusus terhadap masalah harga yang adil. Dalam membahas persoalan harga, ia sering menggunakan dua istilah, yaitu kompensasi yang setara(iwadh al-mitsl)dan harga yang setara(tsaman al-mitsl).Kompensasi yang setara(iwadh al-mitsl)digunakan ketika menelaah dari sisi legal etik sedangkan harga yang setara ketika meninjau dari aspek ekonomi. Menurutnya prinsip kompensasi yang setara terkandung dalam beberapa kasus berikut:Ketika seseorang harus bertanggungjawab karena membahayakan orang lain atau merusak harta dan keuntungan.Ketika seseorang mempunyai kewajiban untuk membayar kembali sejumlah barang atau keuntungan yang setara atau membayar ganti rugi terhadap luka-luka sebagian orang lain.Ketika seseorang diminta untuk menentukan aqad yang rusak dan akad yang shahih dalam suatu peristiwa yang menyimpang dalam kehidupan dan hak milik.Prinsip umum yang sama berlaku pada pembayaran iuran, kompensasi dan kewajiban financial lainnya. Misal: Hadiah yang diberikan oleh gubernur kepada anak yatim,wakaf dan orang-orang muslim.Kompensasi oleh agen bisnis yang menjadi wakil untuk melakukan pembayaran kompensasi.Pemberian upah oleh dan atau kepada rekanan bisnis

Dalam analisa ekonomi, permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkatharganya. Dalam hukum permintaan diuraikan sifat hubungan nyata permintaan barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan:"makin rendah harga suatu barang, maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatubarang, maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut". Begitujuga sebaliknya, hukum penawaran yang menjelaskan tentang hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Ibnu Taimiyah menyebutkan dua sumber penyediaan barang (supply) yaituproduksi lokal dan impor yang diterima.Konsep harga yang adil menurut Ibnu Taimiyah hanya terjadi pada pasar kompetitif. Tidak ada pengaturan yang mengganggu keseimbangan harga kecuali jikaterjadi suatu usaha-usaha yang mengganggu terjadinya keseimbangan, yaitu kondisidimanasemua faktor produksi digunakan secara optimal dan tidak adaidle.Harga pasar kompetitif merupakan kecenderungan yang wajar.Ibnutaimiyah mengungkapkan bahwa jika masyarakat menjual barang dagangannyadenganharga normal (kenaikan harga dipengaruhi oleh kurangnya persediaanbarangkarena menurunnya supply barang), maka hal seperti ini tidak mengharuskanadanya regulasi terhadap harga. Karena kenaikan harga tersebut merupakan kenaikan harga yang adil dan berada dalam persaingan sempurna, tanpaunsurspekulasi.Tujuanutama dari harga yang adil adalah memelihara keadilan dalam mengadakantransaksi timbal balik dan hubungan-hubungan lain diantara anggota masyarakat.Pada konsep harga adil, pihak penjual dan pembeli sama-sama merasakan keadilan.Perbuatan monopoli terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia menjadi hal yang ditentangolehIbnu Taimiyah. Jika ada sekelompok masyarakat melakukan monopili,makawajibbagi pemerintah untuk melakukan pengaturan (regulasi) terhadapharga.Halinidilakukan untuk menerapkan harga yang adil. Monopoli merupakanhalyangtidakadil dan sangat merugikan orang lain. Perbuatan tersebut zalim,monopolisama saja menzalimi orang-orang yang membutuhkan barang kebutuhan yang dimonopoli.

Regulasihargaadalahpengaturan terhadap harga barang-barang yang dilakukan olehpemerintah.Regulasi ini bertujuan untuk memelihara kejujuran dan kemungkinanpendudukbisamemenuhi kebutuhan pokoknya. Dalam sejarah Islam, kebebasansudahdijamindengan berbagai tradisi masyarakat dan dengan sistem hukumnya.Sebagianorangberpendapat bahwa negara dalam Islam tidak boleh mencampurimasalahekonomidengan mengharuskan nilai-nilai dan moralitas atau menjatuhkansanksikepadaorang yang melanggarnya. Mereka mempunyai pandangansepertiiniberdasarkanpada hadits Nabi saw yang tidak bersedia menetapkanharga-hargawalaupunpadasaat itu harga melambung tinggi. Hal ini berdasarkanhaditsyangdiriwayatkanoleh Anas bin Malik ra:"DariAnasbinMalikra beliau berkata: harga barang-barang pernah mahal pada masa Rasulullahsaw,lalu orang-orang berkata: Ya Rasulullah, harga-harga menjadi mahal, tetapkanlahstandar harga untuk kami, lalu Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah-lahyang menetapkan harga, yang menahan dan membagikan rizki, dan sesungguhnya saya mengharapkan agar saya berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak seorangpun diantara kamu sekalian yang menuntut saya karena kezaliman dalam pertumpahan darah (pembunuhan) dan harta".(diriwayatkan oleh perawi yang lima kecualian Nasai )MekanismePasarPernyataan ibnu Taimiyah terlihat dalam pernyataannya berikut ini:Naik dan turunnya harga tak selalu berkait dengan kezaliman yang dilakukan seseorang. Sesekali, alasannya adalah adanya kekurangan dalam produksi atau penurunan impor dari barang-barang yang diminta. Jadi jika membutuhkan peningkatan jumlah barang, sementara kemampuannya menurun, harga dengan sendirinya akan naik. Di sisi lain, jika kemampuan penyediaan barang meningkat dan permintaannya menurun, harga akan turun. Kelangkaan dan kelimpahan tak mesti diakibatkan oleh perbuatan seseorang. Bisa saja berkaitan dengan sebab yang tak melibatkan ketidakadilan. Atau sesekali bisa juga disebabkan ketidakadilan. Maha besar Allah yang menciptakan kemauan pada hati manusia.Pernyataan tersebut adalah gambaran apa yang terjadi di masa itu, dimana kenaikan harga terjadi akibat ketidakadilan dari para penjual. Yaitu terjadinya manipulasi oleh penjual yang mendorong terjadinya ketidaksempurnaan pasar. Dengan demikian menurut Ibn Taimiyah, alasan ekonomis dari naik dan turunnya harga serta peran kekuatan pasar, juga harus dipertimbangkan.Ibnu Taimiyah juga menyebutkan , harga bisa naik karena penurunan jumlah barang yang tersedia, atau peningkatan jumlah penduduk. Penurunan barang sama dengan menurunnya supply, sedangkan meningkatnya jumlah penduduk akan mengakibatkan naiknya permintaan. Sehingga naiknya harga karena penurunan supply dan peningkatan jumlah penduduk adalah mekanisme alamiah karena Allah.

Ibnu Taimiyah mencatat beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan juga harga:Keinginan penduduk yang berbeda dan berubah-ubah atas jenis barangJumlah para pemintaTingkat kebutuhan akan barangPihak yang melakukan pertukaranBentuk alat pembayaran yang digunakan dalam jual beli