Konsep negara berbasis hak sebagai argumen justifikasi … · 2015. 4. 23. · Daftar ls1 Komparasi...

7
-J·, . . ... . . . ···--- ... : ; - .

Transcript of Konsep negara berbasis hak sebagai argumen justifikasi … · 2015. 4. 23. · Daftar ls1 Komparasi...

  • -J·, ··~~ .

    . ··~ ~

    ... . . . ···--- ... : ; - .

  • MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBUBLIK INDONESIA

    JURNAL KONSTITUSI

    jurnal Konstitusi memuat naskah di bidang hukum dan konstitusi, serta isu-isu ketatanegaraan. jurnal Konstitusi adalah media dwi-bulanan, terbit sebanyak

    empat nomor dalam setahun (Maret, juni, September, dan Desember).

    Pengarah (Advisors)

    Penanggungjawab (Officially Incharge)

    Penyunting Ahli (Expert Editors)

    Pemimpin Redaksi (Chief Editor)

    Redaktur Pelaksana (Managing Editors)

    Tata Letak & Sampul (Layout & cover)

    Susunan Redaksi (Board of Editors)

    Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, S.H. Prof. Dr. Achmad Sodiki, S.H. Dr. Harjono, S.H., MCL. Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H. Dr. H.M. Akil Mochtar, S.H., M.H. Dr. H. Muhammad Alim, S.H., M.Hum Dr. H. Ahmad Fadlil Sumadi, S.H., M.Hum. Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. Dr. Anwar Usman, S.H., M.H.

    janedjri M. Gaffar

    Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S. Prof. Dr. Yuliandri, S.H., M.H Prof. Dr. Saldi lsra, S.H., MPA Prof. Dr. M. Guntur Hamzah, S.H., M.H. Dr. Muchamad Ali Safa'at, S.H., M.H.

    Noor Sidharta

    Wiryanto Ina Zuhriyah Helmi Kasim M. Mahrus Ali Meyrinda Rahmawaty Hilipito Ajie Ramdan

    Nur Budiman

    Alamat (Address) Redaksi jurnal Konstitusi

    Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

    )I. Medan Merdeka Barat No. 6 jakarta 10110 Telp. (021) 23529000 Faks. (021) 352177

    www.mahkamahkonstitusi.go.id - Email: [email protected]

    lsi jurnal Konstitusi dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya [Citation is permitted with acknowledgement of the source)

    Opini yang dimuat dalam jurnal ini tidak mewakili pendapat resmi MK

  • MAHKAMAH KONS'TlTUSI REPUBUBUK INDONESIA

    i 111111111111111 Ill 1111 ;? 12120095

    JURNAL KONSTITUSI

    Volume 9 No~~-i~~C:,ptember 2012 ; \'\ ' ~'.;,,, :' : ...

    ... ~;>"') • •. ~- ; , \ •

    /~~:~_\;:,~~~ ':_,. '\ DAFTAR IS~;~t ~-•-,;.. ·-

    ~.i: ..

    . ~~;'

  • Daftar ls1

    Komparasi Mekanisme Penyelesaian Sengketa Pemilu di Beberapa Negara Penganut Paham Demokrasi Konstitusional

    Bisariyadi, Anna Triningsih, Meyrinda Rahmawaty H, Alia Harumdani W ................................................................................................ .

    Konsep Negara Berbasis Hak sebagai Argumen Justifikasi Pengujian Konstitusionalitas Undang-Undang

    Titon Slamet Kurnia ............................................................................................. .

    Konstitusionalitas Penerapan Hukum Adat dalam Penyelesaian Perkara Pidana

    Elwi Danil .................................................................................................................... .

    Biodata

    Pedoman Penulisan

    531-562

    563-582

    583-596

    j~ ~ '"'""' Koo>Hemboc 2012 ~,, ~--~~-···-~-··-~--------~-----------------------~- - ------.!

  • Peneantar Redaksi

    oari Redaksi

    Memasuki separuh akhir tahun 2012, Jurnal Konstitusi kembali hadir menjumpai pembaca sekalian. Jurnal Konstitusi pada Volume 9 Nomor 3, September 2012 menghadirkan bahasan seputar putusan MK dalam konteks welfare state serta isu-isu hukum konstitusi lainnya. Sebagai pembuka, Fajar Laksono mengulas penyelesaian konflik batas wilayah di Mahkamah Konstitusi. Fajar menjelaskan bahwa adanya kecenderungan penyelesaian konflik batas wilayah di Mahkamah Konstitusi (MK) sangat menarik dikaji. Dalam analisis tulisan ini, ditemukan 3 (tiga) hal menarik yakni putusan MA tidak menyelesaikan masalah tetapi justru memunculkan masalah baru, adanya preseden putusan MK dapat "menganulir" putusan MA, dan proses persidangan MK dirasakan lebih fair dan terbuka. Selanjutnya Alfitri membahas tentang Ideologi Welfare State dalam Dasar Negara Indonesia yang memberikan stressing pada problematika tujuan negara "memajukan kesejahteraan umum" dan prinsip "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Artikel ini hendak menganalisa apakah benar tafsiran ideologi welfare state pemerintah dalam Undang-Undang No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional telah melanggar konstitusi. Masih dalam konteks kesejahteraan umum, Victor !manuel Williamson Nalle, membedah perihal Hak Menguasai Negara Atas Mineral dan Batubara Hak Menguasai Negara Atas Mineral dan Batubara. Bahwa hakikatnya Mineral dan batubara merupakan salah satu potensi sumber daya alam Indonesia. Agar sumber daya alam tersebut dapat membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia maka diperlukan kebijakan pertambangan

  • Pengantar

    yang berpihak kepada kepentingan ekonomi nasional. Pada bahasan lainnya ten tang welfare state, Kukuh Fadli Prasetyo, mencoba mengkaji hal terse but dalam bingkai Politik Hukum Welfare State dalam UUD 1945. Penulis menemukan fakta bahwa beberapa unsur neoliberalisme telah larut ke dalam kebijakan-kebijakan hukum di bidang ekonomi Indonesia, yaitu privatisasi, aturan pasar, deregulasi, dan pemotongan pengeluaran publik.

    Dari welfare state kita beralih ke sistem pemerintahan, Sulardi menyajikan bahasan mengenai Rekonstruksi Sistem Pemerintahan Presidensiil dan konteks Sistem Pemerintahan Presidensiil Murni. Sulardi menuliskan bahwa konsekuensi adalah Presiden memiliki posisi yang secara relatif sama antara lembaga negara yang ada dalam UUD. Maka, sistem pemerintahan presidensiil dapat diselenggarakan secara optimal dan secara efisien.

    Pada tiga tulisan terakhir; Tim Peneliti Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pusat P4TIK) Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mengelaborasi basil penelitian yang berupa studi Komparasi Mekanisme Penyelesaian Sengketa Pemilu Di Beberapa Negara Penganut Paham Demokrasi Konstitusional. Peneliti menemukan bahwa Di negara-negara yang menganut paham demokrasi konstitusional, proses Pemilu bertujuan agar kehendak rakyat dapat diwujudkan ke dalam sebuah pola kekuasaan tanpa menggunakan kekerasan. Proses pemilu tidak hanya dinilai dengan berpatokan kepada kerangka hukum yang ada melainkan undang-undang, tata tertib pemilu dan pelaksanaannya pun perlu diuji apakah sudah sesuai dengan tujuan utamanya a tau tidak. Selanjutnya Titan Slamet Kurnia mengulas ten tang Argumen Justifikasi dalam pengujian undang-undang. Penulis menjelaskan bahwa Pengujian konstitusionalitas undang-undang didasari oleh pemikiran bahwa HAM memiliki kedudukan superior terhadap badan legislatif. Dalam menjalankan kekuasaan untuk membentuk undang-undang maka badan legislatif harus menghormati HAM. Sebagai penutup, Elwi Danil menganalisi seputar konstitusionalitas penerapan hukum adat dalam penyelesaian perkara pidana. Kajian ini lebih menitik beratkan pada kemungkinan penerapan hukum pidana dalam sudut pandang hukum adat di tengah kemajemukan budaya Indonesia.

    Akhir kata redaksi berharap semoga kehadiran Jurnal Konstitusi edisi ini dapat memperluas spe.ktrum keilmuan para Pembaca mengenai perkembangan hukum dan konstitusi di Indonesia dan juga bermanfaat dalam upaya membangun budaya sadar konstitusi.

    Redaksi

  • ~~· ) _ .... ·. ·~~ -·:·:. . ..~ ' .,

    ;· !":~·~: .. · ' .. , ... . . r '

    ' ·')'.

    ' ' ..... · ·, ~~:. . { . -..v,. _: .::. ---- . .. ·· ~·.

    Konsep Negara Berfl~~\~k sebagai Argumen Justifikasi Pengujian

    Konstitusionalitas Undang-undang

    Titon Slarnet Kurnia Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana.

    )I. Diponegoro 52-60, Salatiga, 50711

    Email: [email protected]

    Naskah diterima: 8/08/2012 revisi : 10/08/2012 dise tujui: 13/08/2012

    Abstrak

    Artikel ini berpendapat bahwa argumen substantif untuk memberikan justifikasi bagi pengujian konstitusionalitas undang-undang adalah konsep negara berbasis hak dan konsep konstitusi berbasis hak Pengujian konstitusionalitas undang-undang didasari oleh pemikiran bahwa HAM memiliki kedudukan superior terhadap badan legislatif. Dalam menjalankan kekuasaan untuk membentuk undang-undang maka badan legislatif harus menghormati HAM. Dengan argumen demikian maka penulis menolak argumen hirarki peraturan perundang-undangan sebagai justifikasi pengujian konstitusionalitas undang-undang karena argumen ini sulit diberlakukan bagi lnggris dan Israel yang tidak memiliki konstitusi formal atau undang-undang dasar.

    Kata-kata Kunci: Justifikasi Substantif; Pengujian Konstitusionalitas Undang-undang

    Abstract

    This article argues that the concept of right-based State and right-based constitution are substantively the basis or justification for constitutional review of legislation or laws. The constitutionality of laws is determined by the idea that human rights are supreme or superior over the legislature and its legal product. Therefore, the legislature should respect human rights in law-making. This article also rejects the view that hierarchy of laws is the only basis for constitutional review of legislation or laws because this view only explains it formally. This argument cannot be applied to Britain or Israel which does not have a formal constitution.

    Key Words: Substantive justification; Constitutionality of I.aws