Konsep Kerjasama RTIK Garut Terkait Warung Internet Pedesaan (Wardes)
-
Upload
rinda-cahyana -
Category
Documents
-
view
42 -
download
3
description
Transcript of Konsep Kerjasama RTIK Garut Terkait Warung Internet Pedesaan (Wardes)
1
KONSEP KERJASAMA RELAWAN TIK GARUT TERKAIT
PEMBERDAYAAN WARUNG INTERNET PEDESAAN
Oleh : Rinda Cahyana, MT
Ketua Relawan / Komunitas TIK Garut
A. Pendahuluan
Disebutkan di dalam brosur yang diterbitkan KEMKOMINFO [1] bahwa
Warung Internet Pedesaan (Wardes) adalah tempat yang menyediakan keperluan
akses internet dan layanan konten digital serta berbagai fasilitas lain untuk
mendukung terlaksananya transaksi bisnis secara online. Manfaat yang
diharapkan dari wardes antara lain sebagai berikut :
a. Mengenal dan belajar tentang komputer dan internet;
b. Memperkaya informasi, data dan fakta dari berbagai peristiwa;
c. Memperluas wawasan dan cakrawala ilmu dan pengetahuan;
d. Menyambungkan silaturahmi teman dan kerabat dari berbagai penjuru dunia;
e. Meningkatkan daya pemikiran dan kemampuan menelaah secara kritis;
Namun dalam pemanfaatannya, Korea IT Volunteers dan Relawan TIK
Garut menemukan adanya kendala teknis yang dihadapi pengguna dan pengelola
Wardes. Ringkasan permasalahan Wardes dan CAP tahun 2012 yang tercatat
dalam kartu kendali data mereka antara lain sebagai berikut [2] :
a. Linux tidak digunakan karena penggunanya tidak mengenal jenis sistem
operasi ini.
b. Komputer rusak karena tidak ada stabilizer yang dapat menahan lonjakan
listrik secara tiba-tiba.
c. Layanan firewall, update, dan anti virus dalam sistem operasi Microsoft
Windows tidak difungsikan.
d. Pengguna tidak dapat menggunakan Netbook.
e. Koneksi internet terputus atau lambat.
f. Sistem internet billing atau server tidak berfungsi.
2
g. Spesifikasi komputer tidak bersaing dengan pesaing.
h. Lambatnya dukungan teknis.
Dengan berdasarkan temuan masalah tersebut Relawan TIK Garut
kemudian merumuskan solusi bagi persoalan tersebut dan membangun model
Quadruple Helix Aplikasi Informatika. Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan
bagaimana Relawan TIK Garut mengembangkan program kerjasama dengan
Wardes Garut berdasarkan model tersebut.
B. Tinjauan Pustaka
Sub bab ini berisi kutipan sub bab 4.2 Tahap Penyelesaian Masalah dalam
literatur [2]. Berdasarkan temuan masalah yang disampaikan pada bagian
Pendahuluan, ditetapkanlah solusi sebagai mana tampak pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Masalah Wardes / CAP dan Solusinya
Sumber Masalah Solusi
Pengguna 1. Linux tidak digunakan karena
penggunanya tidak mengenal
jenis sistem operasi ini. [PM1]
2. Netbook tidak digunakan
karena pengguna tidak mau
menggunakannya. [PM2]
Pelatihan Linux bagi
pengguna
Manajer 1. Spesifikasi komputer tidak
bersaing dengan pesaing.
[MM1]
2. Layanan firewall, update, dan
anti virus dalam sistem operasi
Microsoft Windows tidak
difungsikan. [MM2]
1. Pelatihan
pemeliharaan
fasilitas TIK bagi
pengelola
2. Pelatihan
manajemen dan
bisnis
3
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Sumber Masalah Solusi
Rekanan 1. Koneksi internet terputus atau
lambat. [RM1]
2. Sistem internet billing atau
server tidak berfungsi. [RM2]
3. Komputer rusak karena tidak
ada stabilizer yang dapat
menahan lonjakan listrik secara
tiba-tiba. [RM3]
4. Lambatnya dukungan teknis
[RM4]
1. Evaluasi terhadap
spesifikasi fasilitas
TIK
2. Perbaikan layanan
internet dan
dukungan teknis
3. Pengawasan
bersama
keberfungsian
fasilitas TIK
4. Solusi alternatif
Gambar 2.1 Model Pemasalahan Wardes dan CAP
Terdapat empat entitas yang mempengaruhi kinerja Wardes dan CAP,
yakni Pemerintah dan Perusahaan yang melaksanakan daur hidup aplikasi
informatika, masyarakat yang terlibat dalam penerapannya, serta Relawan TIK
yang melaksanakan evaluasi penerapannya. Peta masalah tersebut secara
sederhana ditampilkan dalam model dalam gambar 2.1. Penyebab masalah
4
tersebut meliputi aktivitas-aktivitas daur hidup aplikasi informatika, yang meliputi
analisis dan perancangan [AD], Implementasi [I], dan Pemeliharaan [M].
Misalnya masalah komputer rusak karena tidak ada stabilizer yang dapat menahan
lonjakan listrik secara tiba-tiba [RM3] di Wardes adalah disebabkan karena
kelemahan dalam analisis dan perancangan [AD] di sisi Perusahaan dan
Pemerintah.
Solusi untuk permasalahan dengan memperhatikan model tersebut dapat
melalui tindakan atau aktivitas sebagaimana tampak pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Solusi Permasalahan Wardes / CAP Memperhatikan Entitas
Kasus Sousi
[RM3] : [AD] Pemerintah mengadakan perangkat pelindung
perangkat keras komputer melalui kontraktor
[PM1,PM2] : [I] Relawan menyelenggarakan pelatihan pengguna
disekitar fasilitas TIK tentang Pengantar TI dan
penggunaan perangkat TI, khususnya berkaitan
dengan “TI Sehat” dan penggunaan perangkat
Open Sources.
[RM1, RM2, RM4] : [M] 1. Memberikan alternatif penyedia layanan
internet
2. Menyediakan basis pengetahuan online agar
terwujud aktivitas berbagi pengetahuan di
antara pengelola, relawan, dan kontraktor.
3. Menggunakan layanan relawan TIK untuk
mengatasi masalah perangkat lunak yang
bersifat sementara sebelum ditangani oleh
kontraktor.
[MM1, MM2] : [I] Relawan TIK atau kontraktor memberikan
pendidikan dan pelatihan terkait model bisnis dan
pemeliharaan fasilitas TIK.
5
Solusi tersebut dapat dilaksanakan dengan melibatkan seluruh entitas
aplikasi informatika dengan fungsi-fungsi tersebut, yang secara sederhana
dimodelkan sebagaimana tampak pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Model Quadruple Helix Aplikasi Informatika
Berdasarkan model-model tersebut, GIV dan KIV menutup program KIV Garut
dengan melaksanakan diseminasi temuan masalah kepada Pemerintah Daerah dan
pelatihan yang mengundang seluruh pengelola Wardes.
C. Program Kerjasama Pemberdayaan Wardes
1. Pencapaian Program Terkini
Program yang sudah dilaksanakan Relawan TIK Garut yang melibatkan
pemberdayaan Wardes adalah program bersama Korea IT Volunteers sepanjang
bulan Juli sampai dengan Agustus 2012. Dengan berdasarkan hasil tinjauan
langsung ke sampel Wardes dan rancangan solusi, diselenggarakanlah Seminar
dan Pelatihan TIK IV bagi pengelola Wardes, di mana Korea IT Volunteers
menyajikan materi Troubleshooting dan Relawan TIK Garut menyajikan materi
Jaringan Komputer. Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan diskusi yang
dihadiri Relawan TIK Indonesia Wilayah Jawa Barat, untuk mendengarkan
kebutuhan Wardes.
Kendala umum yang dihadapi Wardes Garut dan bagaimana seharusnya
kendala tersebut ditangani dijelaskan Relawan TIK Garut dalam acara Seminar
6
dan Pelatihan TIK IV, pertemuan dengan Bappeda Kabupaten Garut, pertemuan
dengan ibu Direktur Pemberdayaan Informatika, Laporan Pelaksanaan Program
KIV yang disebarkan melalui milis Relawan TIK, dalam Laporan Penelitian di
kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG), dan direncanakan juga melalui
jurnal internasional. Diharapkan informasi tersebut ditindaklanjuti baik oleh
Relawan TIK, Pemerintah, dan Akademisi baik di dalam dan di luar negeri. Dan
tulisan ini merupakan cara Relawan TIK menindaklanjuti informasi tersebut.
2. Aktor Yang Terlibat
Dengan memperhatikan Model Quadruple Helix Aplikasi Informasi hasil
program KIV, aktor yang mungkin terlibat dalam program kerjasama Relawan
TIK Garut dengan Wardes Garut adalah sebagai berikut :
a. Relawan TIK Garut sebagai pelaksana program, yakni Relawan TIK
Indonesia Cabang Garut dan Komunitas TIK Garut.
b. Pemerintah sebagai bagian tim pelaksana program atau hanya sebatas
penunjang program, yakni bidang informatika Sekretaris Daerah Kabupaten
Garut dan Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika.
c. Masyarakat sebagai sasaran program, yakni pengelola Wardes dan
masyarakat sekitar Wardes yang potensial sebagai pengguna Wardes.
Gambar 3.1. Area Peran Entitas
7
Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Relawan TIK Garut di Wardes
sesuai dengan kebijakan Perusahaan (seperti misalnya kebijakan garansi)
diketahui melalui Masyarakat atau Pemerintah. Relawan TIK Garut tidak
berhubungan dengan Perusahaan karena tidak terlibat dalam area pengadaan
Wardes dan hanya bergerak dalam area pemanfaatan Wardes. Saran
pengembangan Wardes dari Relawan TIK Garut akan disampaikan melalui
Pemerintah yang memberikan kontrak kepada Perusahaan. Misalnya dalam
persoalan kelengkapan perangkat pelindung komputer di Wardes sebagaimana
tampak dalam Tabel 2.2, Relawan TIK Garut menyampaikannya kepada
Pemerintah melalui Laporan Pelaksanaan Program KIV [2].
3. Kebutuhan Program
Berikut ini solusi permasalahan Wardes / CAP berdasarkan tabel 2.2 :
a. Pemerintah mengadakan perangkat pelindung perangkat keras komputer
melalui kontraktor
b. Relawan menyelenggarakan pelatihan pengguna disekitar fasilitas TIK
tentang Pengantar TI dan penggunaan perangkat TI, khususnya berkaitan
dengan “TI Sehat” dan penggunaan perangkat Open Sources.
c. Memberikan alternatif penyedia layanan internet
d. Menyediakan basis pengetahuan online agar terwujud aktivitas berbagi
pengetahuan di antara pengelola, relawan, dan kontraktor.
e. Menggunakan layanan relawan TIK untuk mengatasi masalah perangkat
lunak yang bersifat sementara sebelum ditangani oleh kontraktor.
f. Relawan TIK atau kontraktor memberikan pendidikan dan pelatihan terkait
model bisnis dan pemeliharaan fasilitas TIK.
Dengan memperhatikan solusi tersebut, program yang perlu diadakan oleh
Relawan TIK untuk Wardes adalah sebagai berikut :
a. Program pelatihan untuk masyarakat pengelola dan pengguna Wardes.
Materi pelatihannya meliputi :
1) Pengenalan perangkat TIK dan penggunaannya secara baik dan benar.
2) Pengembangan model bisnis dan pemeliharaan aset TIK.
b. Program pendampingan Wardes, yang meliputi :
8
1) Penyampaian informasi kebutuhan Wardes dan saran pengembangan
Wardes kepada Pemerintah, dan kepada Perusahaan terkait non
pengembang, seperti Internet Service Provider (ISP), Bengkel, atau
Perusahaan Manufaktur Platform TIK yang digunakan.
2) Pemanfaatan jejaring sosial sebagai Knowladge Management System, di
mana Relawan TIK berfungsi sebagai penyampai pengetahuan dan help
desk alternatif apabila Wardes mengalami masalah teknis.
4. Level Kematangan Wardes
Daur proses dalam program kerjasama perlu dilaksanakan terus menerus
agar masyarakat dapat memperoleh seluruh manfaat Wardes [1] yang tersebut
dalam bagian pendahuluan. Dari ringkasan permasalahan Wardes / CAP [2]
diketahui bahwa manfaat peningkatan taraf kehidupan atau perluasan pengetahuan
dan jejaring sosial tidak akan tercapai apabila permasalahan tersebut belum
diatasi. Oleh karenanya stakeholders – yang termasuk Relawan TIK Garut di
dalamnya, perlu menghantarkan pengguna Wardes dari kematangan dasar hingga
kematangan puncak. Dalam konteks ini yang disebut dengan pengguna adalah
pengelola dan pelanggan Wardes. Dengan memperhatikan manfaat Wardes yang
telah disampaikan pada bagian Pendahuluan, tingkat kematangan pengguna
Wardes yang harus diusahakan adalah sebagaimana tampak dalam gambar 3.2.
Gambar 3.2. Tahap Pemberdayaan Wardes
9
Perluasan pengetahuan dan jejaring sosial tidak akan dicapai oleh
pengguna Wardes apabila mereka tidak menguasai komputer dan internet.
Misalnya apabila dikembalikan kepada permasalahan Wardes / CAP [2],
pengguna Wardes tidak akan mencapai kematangan tingkat 2 apabila masih :
a. Tidak dapat mengoperasikan Linux yang mungkin digunakan di Wardes
b. Tidak dapat menggunakan Netbook.
Atau apabila Wardes belum mendapatkan dukungan teknis yang cepat baik dari
perusahaan yang mengadakan Wardes atau dari ISP. Berdasarkan permasalahan
umum di Garut, pengguna Wardes kemungkinan masih berada pada tingkat
kematangan pertama / dasar. Untuk mengetahui secara pasti pada tingkat berapa
perlu diukur persentase permasalahannya.
Demikian pula apabila pengguna Wardes tidak tahu bagaimana
memperluas pengetahuan mereka dan memanfaatkan jejaring sosial, maka mereka
tidak akan dapat mencapai peningkatan tarap kehidupan dengan Wardes. Satu
tingkat kematangan bergantung kepada tingkat kematangan lainnya. Relawan TIK
khususnya harus dapat mendorong pengguna Wardes dapat melewati tingkat demi
tingkat agar semua manfaat Wardes dapat diperoleh pengguna. Relawan TIK
dapat memperhatikan tingkat kematangan pengguna ini sebagai dasar penentuan
waktu dan materi edukasi bagi pengguna Wardes.
5. Bentuk Kerjasama
Agar Relawan TIK di Garut senantiasa tersedia dan bertambah dari tahun
ke tahun, maka Komunitas TIK Garut membuat buku kompetensi dasar TIK.
Buku tersebut mengajarkan kepada calon Relawan TIK bagaimana mengakses dan
menggunakan layanan-layanan Awan milik Raksasa Google, serta
mempersiapkan konten bagi layanan-layanan tesebut dengan menaiki pohon
kompetensi TIK dari akarnya, yakni perakitan komponen Personal Computer.
Kompetensi ini tidak hanya akan bermanfaat bagi Relawan TIK tetapi juga bagi
masyarakat umum.
Dalam kaitannya dengan Wardes, pengelola dan pelanggan Wardes wajib
menguasai kompetensi ini agar sampai pada tahap kematangan pengguna Wardes
10
yang pertama dan kedua. Dengan berdasarkan hal tersebut, Relawan TIK Garut
menetapkan program kerjasama sebagai berikut :
a. Program pelatihan kompetensi dasar TIK untuk Relawan TIK. Dengannya
diharapkan tersedianya banyak Relawan TIK yang dapat diturunkan untuk
membawa banyak pengguna Wardes kepada tingat kematangan satu dan dua.
Program pelatihan ini dilaksanakan satu minggu sekali, atau dilaksanakan
secara mandiri.
b. Program pelatihan kompetensi dasar TIK untuk umum. Program ini
disediakan bagi mereka yang hanya memerlukan pengetahuan dan tidak ingin
terlibat dalam kegiatan Relawan TIK. Dengan pilihan seperti itu maka bentuk
pelatihannya adalah komersial. Penghasilan dari pelatihan komersial tersebut,
selain untuk sertifikat, perbanyakan modul latihan, dan insentif instruktur,
juga untuk membiayai operasional Relawan TIK Garut. Program pelatihan ini
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang dipilih peserta latihan. Program ini
dapat juga diselenggarakan di Wardes, di mana disepakati modul latihan
disediakan oleh Relawan TIK Garut agar konten latihannya terus diperbaharui
sesuai perkembangan Teknologi oleh tim Relawan TIK Garut. Relawan TIK
Garut juga dapat mengeluarkan sertifikat untuk peserta Wardes.
c. Program pelatihan TIK bergerak. Program ini sesuai dengan namanya
dilaksanakan Relawan TIK dari satu tempat ke tempat lainnya. Materi yang
dilatihkan adalah sesuai dengan masukan dari mitra Relawan TIK – Wardes
salah satu di antaranya. Kegiatan bergerak juga digunakan oleh Relawan TIK
untuk mengukur tingkat kematangan pengguna Wardes untuk keperluan
perencanaan dalam pengembangan masyarakat informasi. Dalam
pelaksanaannya, Relawan TIK Garut dapat bekerjasama dengan layanan TIK
bergerak seperti MCAP yang dikelola oleh bidang informatika Sekretaris
Daerah Garut.
Relawan TIK Garut hingga saat ini masih belum memiliki kemampuan
dalam hal pendanaan untuk operasional pemberdayaan Wardes. Seminar dan
Pelatihan TIK IV untuk pengelola Wardes pada masa lalu diadakan dengan
dukungan dana dari Korea IT Volunteers. Sementara dalam Seminar dan Pelatihan
TIK V, pengelola Wardes tidak disertakan karena tidak cukupnya dana dari
11
Sponsorship dan dana bantuan dari Pemerintah melalui Bupati tidak terealisasi.
Yang dapat dilakukan untuk menangani hambatan tersebut adalah adanya
sinkronisasi program antara Relawan TIK yang memiliki sumber daya manusia
dan program dengan Pemerintah yang memiliki dana dan program. Alternatif
lainnya adalah Relawan mendapatkan dukungan dana untuk melaksanakan
programnya dari Sponsor, apakah dari dana APBD Pemerintah atau dana CSR
Perusahaan.
D. Penutup
Pada akhirnya peningkatan kapasitas pengguna Wardes ini bergantung
kepada kerjasama atau kolaborasi. Dalam hal ini Relawan TIK merupakan salah
satu stakeholders pemilik konsep, program, dan sumber daya manusia dalam
pemberdayaan Wardes khususnya dan pembangunan masyarakat informasi
umumnya. Tidak cukup bagi Relawan TIK dengan apa yang dimilikinya sekarang
ini untuk meningkatkan kapasitas pengguna Wardes atau membangun masyarakat
informasi. Kerjasama atau kolaborasi adalah salah satu jalan yang dapat ditempuh
agar program dapat dilaksanakan oleh Relawan TIK sehingga konsep
pembangunan masyarakat informasi mereka terwujud.
E. Daftar Pustaka
1. KEMKOMINFO, W@rdes – Warnet Desa, brosur yang diterbitkan
KEMKOMINFO
2. Cahyana R. (2012), Perancangan dan Penerapan Kerangka Kerja Program
Relawan Teknologi Informasi di Negara Berkembang, Studi Kasus Program
Korea IT Volunteers Garut – Indonesia, Laporan Penelitian, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Teknologi Garut.