Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner

38
" Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner " Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence atau MI) merupakan istilah yang relatif baru yang dikenalkan oleh Howard Gardner. Jasmine (2007: 5) menjelaskan bahwa “Teori tentang Kecerdasan Majemuk (KM) adalah salah satu perkembangan paling penting dan paling menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini”. Teori KM didasarkan atas karya Howard Gardner, pakar psikologi perkembangan, yang berupaya menciptakan teori baru tentang pengetahuan sebagai bagian dari karyanya di Universitas Harvard. Gardner berkenaan dengan teori tersebut, yaitu Frame of Mind (1983) menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan] kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical- mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily- kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Berikut ini dijelaskan secara ringkas satu persatu dari bentuk-bentuk kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner. 1) Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence) Kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Shearer (2004: 4) menjelaskan bahwa “Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi (Gardner, 2003). Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya. Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Gardner (2003) menjelaskan bahwa “Kemampuan

description

Multiple Intelligence

Transcript of Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner

" Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner " Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence atau MI) merupakan istilah yang relatif baru yang dikenalkan oleh Howard Gardner. Jasmine (2007: 5) menjelaskan bahwa Teori tentang Kecerdasan Majemuk (KM) adalah salah satu perkembangan paling penting dan paling menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini. Teori KM didasarkan atas karya Howard Gardner, pakar psikologi perkembangan, yang berupaya menciptakan teori baru tentang pengetahuan sebagai bagian dari karyanya di Universitas Harvard. Gardner berkenaan dengan teori tersebut, yaitu Frame of Mind (1983) menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan] kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Berikut ini dijelaskan secara ringkas satu persatu dari bentuk-bentuk kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner.

1) Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence)

Kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Shearer (2004: 4) menjelaskan bahwa Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi (Gardner, 2003). Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.

Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Gardner (2003) menjelaskan bahwa Kemampuan untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari kecerdasan bahasa. Oleh karena kekuatan memori lisan, maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka gagasan mengalir dengan konstan hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori lisannya. Tanpa menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa (Gardner, 2003).

2) Kecerdasan Musik (Musical Intelligence)

Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer (2004 : 4) menjelaskan bahwa Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik (Gardner, 2003). Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat pengalaman bermusik. Gardner (2003 : 102) juga menjelaskan bahwa Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya ingatnya. Musik sering dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori. Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.

3) Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)

Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Shearer (2004: 4) menyatakan bahwa Kecerdasan logika-matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan masalah. Matematikawan bukanlah satu-satunya ciri orang yang menonjol dalam kecerdasan logika-matematika. Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi permasalahan aritmetika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan logika-matematika (Gardner, 2003).

4) Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence)

Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik (Shearer, 2004). Gardner (2003 : 173) mengakui bahwa Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya. Ada banyak profesi atau ciri orang yang memerlukan kecerdasan ruang seperti, seorang pelaut memerlukan kemampuan untuk mengemudikan perahunya dengan bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak ruang untuk membuat bangunan, dan seorang gelandang harus mampu memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola (Checkley, 1997). Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)

Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Shearer (2004: 5) menjelaskan bahwa Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik). Penari dan perenang merupakan contoh dalam mengembangkan penguasaan gerak badan mereka sesuai gerakan khusus. Ada juga kemampuan menggerakkan objek dengan gerakan kompleks, seperti pemain basebal dan pemain musik. Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan (Gardner, 1983).

6) Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)

Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang berhubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa Fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat, penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki kecerdasan intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah menyangkut potensi dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang menjadi cita-citanya (Checkley, 1997). Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.

7) Kecerdasan Interpesonal (Interpersonal Intelligence)

Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan interpersonal. Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal, sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Shearer (2004: 6) menyatakan bahwa Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana hati, perspektif, dan motivasi orang. Contoh profesi yang pekerjaan sehari-harinya berhadapan dengan orang, seperti guru, dokter, polisi, atau pedagang perlu lebih trampil dalam kecerdasan interpersonal supaya lebih berhasil di tempat kerja (Checkley, 1997). Namun hal itu jauh lebih sulit bagi beberapa orang yang bekerja bersama orang lain di mana mereka tidak bisa memahami atau dengan siapa mereka tidak bisa berhubungan.

8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Lama sekali setelah Gardner menulis bukunya, Frames of Mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan naturalis. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi). Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam (Shearer, 2004). Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.

Sejak buku Gardner diterbitkan tahun 1983, para pendidik telah mendiskusikan dengan antusias cara mempertimbangkan pengunaan berbagai KM di dalam kelas (Osburg, 1995). Dengan mengadopsi penggunaan dari KM di dalam kelas, dan guru memiliki perspektif KM pada materi pelajaran, maka guru dapat melihat adanya satu perbedaan dalam gaya mengajar mereka, kurikulum sebagai suatu keseluruhan, dan organisasi kelas (Shearer, 2004). Ketika guru dapat benar-benar memandang perbedaan dalam intelektual manusia, mereka akan mempunyai cara-cara efektif untuk mendidik para siswa di dalam kelas (Gardner, 2003). Menggunakan KM dalam pembelajaran merupakan satu alat efektif yang dapat membantu mencapai tujuan pendidikan (Hopper dan Hurray, 2000). Karena ada delapan kompetensi intelektual di dalam otak, maka guru dapat menyertakan beberapa cara baru dan berbeda tentang pendekatan tugas yang menggunakan satu atau lebih dari kombinasi KM.

Sumber Bacaan :

Armstrong, T. (2000). Multiple Intelligence in The Classroom. Alexandria, Virginia US : ASCD.

Armstrong, T. (2004). Kamu itu Lebih Cerdas daripada yang Kamu Duga. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.

Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori dalam Praktek. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.

Shearer, C.B. (2004). Multiple Intelligences After 20 years. Teachers College Record, 106(1), 2 -16.

Tulisan di atas untuk menginspirasi bagi para guru, calon guru, orang tua, dan para pakar seluruh disiplin ilmu bahwa manusia tidak ada yang bodoh. Tetapi mereka harus diberi perhatikan dalam soal cara menggunakan potensi kecedasannya. Semoga tulisan ini dapat memenuhi fungsinya.

Sumber Artikel Oleh : Muhammad Nuh, S.Pd., M.Pd.Pada dasarnya, manusia memiliki beberapa kecerdasan utama sesuai dengan pembagian kecerdasan pada otak kita. Seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS yaitu Prof. Dr. Howard Gardner merumuskan teorinya Multiple Intelligence (kecerdasan ganda/majemuk). Berikut bisa anda simak 9 kategori kecerdasan manusia dimaksud.1. Kecerdasan LinguistikKecerdasan dalam mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun menulis. Mereka yang memiliki kecerdasan ini akan mudah memahami bacaan dan suka menulis, mampu mengapresiasikan apa yang dia baca, mampu berkomunikasi dua arah. Profesi yang cocok bagi mereka seperti jurnalis, penyair, pengacaraCiri-ciri : Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata, membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan jelas2. Kecerdasan Matematis-LogisKecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan berpikir yang sistematis deduktif dan induktif, mereka juga lebih cepat tanggap dengan masalah, dia bekerja secara berurutan atau sistematis. Profesi yang cocok bagi mereka seperti ilmuwan, akuntan, programmer.Ciri-ciri : Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, pandangan hidupnya bersifat rasional.3. Kecerdasan Visual-SpasialKecerdasan yang mencakup berpikir dalam gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek visual. Profesi yang cocok bagi mereka seperti arsitek, fotografer, designer, pilot, insinyur.Ciri-ciri : Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk dan ruang, mudah memperkirakan jarak dan ruang, membuat sketsa ide dengan jelas.4. Kecerdasan Kinestetik-JasmaniKecerdasan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresiakan gagasan dan perasaan. Orang yang yang memiliki kecerdasan ini biasanya cepat menghafal atau meniru gerak tari yang dilihatnya, dan tubuhnya lues dalam melakukan gerakan. Profesi yang cocok bagi mereka seperti atlet, pengrajin, montir, menjahit, merakit model.Ciri-ciri : Menikmati kegiatan fisik (olahraga), cekatan dan tidak bias tinggal diam, berminat dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan gerak dinamis.5. Kecerdasan MusikalKecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik dan suara. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya mudah menghafal lirik lagu, dan menciptakan nada-nada yang indah. Profesi yang cocok bagi mereka seperti konduktor, pencipta lagu, penyanyi dsb.Ciri-ciri : Peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama, mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih.6. Kecerdasan InterpersonalKecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain. Mereka cenderung memiliki kelebiah dalam gabungan antara perkembangan dan pertumbuhan tingkat kematangan dua sisi (pribadi dan kemampuan). Profesi yang cocok bagi mereka seperti networker, negotiator, guru.Ciri-ciri : Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka, menjalin kontak mata dengan baik, menunjukan empati pada orang lain, mendorong orang lain menyampaikan kisahnya.7. Kecerdasan IntrapersonalKecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertidak secara adaptif berdasar pengenalan diri. Mereka juga memiliki kemampuan memahami diri sendiri. Profesi yang tepat bagi mereka adalah konselor dan teolog.Ciri-ciri : Membedakan berbagai macam emosi, mudah mengakses perasaan sendiri, menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing hidupnya, mawas diri dan suka meditasi, lebih suka kerja sendiri.8. Kecerdasan NaturalisKecerdasan memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam. Mereka juga memiliki kecerdasan melebihi orang lain dalam melatih diri secara otodidak. Profesi yang tepat bagi yang memiliki kecerdasan ini di antaranya petani, nelayan, pendaki, dan pemburuCiri-ciri : Mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang, senang kegiatan di luar (alam).9. Kecerdasan EksistensialKecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia Kemampuan menyeimbangkan moral, iman dan subjektifitas. Mereka cocok untuk profesi filsuf, teologCiri-ciri : Mempertanyakan hakekat segala sesuatu, mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia.Demikian pengertian kategorisasi 9 kecerdasan yang dimiliki manusia menurut Gardner. Semoga bermanfaat.BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangApakah sebenarnya yang dimaksud dengan Multiple Intelligence atau yang biasa dikenal dengan kecerdasan majemuk? Ialah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang Profesor bidang Pendidikan, Howard Gardner dari Harvard University dan Profesor bidang Psikobiologi, Prof. Roger W. Sperry, yang mengemukakan tentang Teori Kecerdasan Majemuk dan Teori Otak Kanan-Kiri. Teori-teori tersebut mendapatkan sambutan yang hangat dari seluruh dunia (Terutama pada bidang pendidikan dan psikologis). Teori ini telah diterapkan dan memperoleh hasil yang cukup berarti di institusi-institusi pendidikan di seluruh Amerika dan Eropa, dan baru-baru ini di daerah Asia. Prof. Howard Gardner menyatakan bahwa cara tradisional memandang kecerdasan berdasarkan test IQ, sangatlah terbatas. Sebaliknya, dia memberikan pandangan tentang sembilan kecerdasan yang berbeda untuk menjelaskan potensi manusia yang lebih luas pada anak-anak dan orang dewasa. Kecerdasan-kecerdasan ini meliputi : Bahasa, Logika-Matematika, Interpersonal, Intrapersonal, Musikal, Visual-Ruang, Kinestetis Jasmani, Naturalis dan yang terbaru adalah Eksistensialis. Setiap pribadi yang normal memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, tetapi bagaimana cara kecerdasan ini bergabung, memiliki variasi seperti wajah dan kepribadian setiap individu. Implikasi dari teori ini adalah bahwa belajar/mengajar seharusnya terfokus pada kecerdasan tertentu yang dimiliki seseorang dan menggunakan metode serta gaya pengajaran yang benar. Implikasi lanjutan dari teori ini adalah penaksiran kemampuan yang seharusnya mengukur semua bentuk kecerdasan.

B. Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan Multiple intelligence dan jenis-jenisnya ?2. Apakah yang dimaksud dengan Intelligence dan ciri-cirinya ?3. Bagaimanakah peranan Intelligence dalam dunia pendidikan ?4. Bagaimanakah hubungan bahasa dalam dunia pendidikan ?

BAB IIPEMBAHASANA. Multiple IntelligenceKecerdasan (Intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kecerdasan (Intelegensia) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni : Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bhwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efesien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapain sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya disekolah) kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.Prof. Howard Gardner adalah orang yang pertama kali mengemukakan mengenai teori Multiple Intelligence, mendefenisikan kecerdasan sebagai:1. Kemampuan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata 2. Kemampuan melahirkan masalah baru untuk dipecahkan3. Kemampuan menyiapkan atau menawarkan suatu layanan yang bermakna dalam kehidupan kultur tertentu.Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimilki sesorang tidak akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam), dan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk atau lebih dikenal dengan Multiple Intelligence.B. Jenis-jenis Multiple IntelligenceKecerdasan majemuk yang merupakan keanekaragaman kemampuan adalah modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak itu cerdas. Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi ada 9 macam yaitu:1. Kecerdasan Bahasa (Linguistic intelligence)Adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks, yang meliputi kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. Kecerdasan seperti inilah yang dimiliki para jurnalis, juru bicara, penyair, dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata dan kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta, gemar membaca mampu menulis dengan sangat jelas dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara halus.2. Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematic Intelligence)Adalah kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematika. Kecerdasan ini dimiliki oleh para ilmuwan, akuntan dan perogrammer komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus, demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori Relativitasnya. Ciri-ciri dari orang yang cerdas secara logika-matematika mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.3. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)Adalah kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas pada pola titik nada, melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan warna nada yang memakai sistem symbol yang unik. Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk menyerap, menghargai, menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal ini biasa dimiliki oleh penyanyi, penulis lagu, komposer, dll. Kecerdasan musikal juga dimilki oleh orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik dan mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.4. Kecerdasan KinestetisAdalah kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran untuk menyempurnakan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat diamati pada aktor, atlet atau penari, penemu, tukang emas, mekanik, dll. Mereka yang memiliki kemampuan ini banyak menikmati kegiatan yang menggunakan fisik seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, sulit untuk tinggal diam, dan berminat atas segala hal.5. Kecerdasan Visual-Spasial Adalah kemampuan yang memungkinkan memvisualisasikan informasi dan mensintesis data-data dan konsep-konsep ke dalam metavor visual. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Orang dengan dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)Adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain dilihat dari perbedaan, tempramen, motivasi, dan kemampuan. Kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Seseorang yang memilki kecerdasan ini biasanya memilki rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang tinggi atau biasa juga memiliki sifat suka memanipulasi dan licik, namun mereka semua memilki kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu mereka dapat menjadi seorang guru, sosiolog, politikus, penjual, konsultan, dll.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)Adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dari keinginan, tujuan dan sistem emosional yang muncul secara nyata pada pekerjaannya. Mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamanya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Orang yang memiliki kecerdasan seperti ini , yaitu konselor, ahli teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain dari penulusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar mereka adalah tipikal orang yang gemar belajar dan bekerja sendiri daripada dengan orang lain.8. Kecerdasan Naturalis (Natural Intelligence)Adalah kemampuan untuk mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan utuh dalam dunia kealaman dan menggunakan kemampuan ini secara produktif misalnya untuk berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi. Orang yang memilki kecerdasan ini biasanya mampu hidup di luar rumah, berhubungan baik dengan alam, mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi berbagai jenis tanaman dan hewan. Memiliki kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, mencintai lingkungan dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya berkecimpung dalam bidang pertanian, kelautan, pecinta alam, ilmuwan biologi atau fisika, pemandu wisata alam, dokter hewan, dll.9. Kecerdasan EksistensialAdalah kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya dengan menerima keadaanya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Kecerdasan ini tampaknya banyak berkembang dikalangan filsuf filsuf yang selau mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Seseorang yang menonjol dengan kecerdasan ini akan selalu mempersoalkan keberadaanya ditengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita ada disini? Apa peran kita didalam dunia yang besar ini? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.Kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam Sembilan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) yang dimilki masing-masing orang tersebut diatas merupakan potensi intelektual seseorang untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Ingatlah bahwa meskipun anda merasa cocok dengan salah satu atau dua defenisi diatas, tetapi sebenarnya anda mempunyai semua kecerdasan itu ditambah lagi, bahwa setiap manusia normal dapat mengembangkan ketujuh jenis kemampuan itu sampai tingkat penguasaan tertentu.

C. Pengertian IntelligenceIntelligence atau biasa diartikan sebagai kecerdasan adalah merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan.Pengertian intelegensi menurut beberapa ahli, adalah sebagai berikut:1. Intelegensi menurut Claparde dan Stern adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. 2. Menurut David Wechsler, intelligensi adalah kemapuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.3. K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut : intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi sesorang. Dari batasan yang dikemukakan diatas, dapat kita ketahui bahwa :a. Intelegensi ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat bersangkurtan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat, dan sebaginya juga mempengaruhi intelegensi seseorang).b. Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui kelakuan intelegensinyac. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secar langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari berpikir rasional itu.

D. Ciri-ciri IntelligenceCiri-ciri intelegensi adalah sebagai berikut:1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.

E. Peranan Intelligence dalam Dunia Pendidikan Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam bidang pendidikan. Selain perkembangan, juga tidak bisa dikesampingkan bahwa masih ada permasalahan-permasalahan pendidikan yang belum dapat diselesaikan atau dioptimalkan. Perlu adanya pemetaan permasalahan pendidikan di indonesia sehingga bisa dilakukan evaluasi dan perbaikan kearah yang lebih baik. Dibalik perkembangan pendidikan yang cukup pesat ini, ternyata masih terdapat beberapa hal yang masih belum berubah seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu hal yang dalam aplikasi pendidikan masih belum berubah adalah pendidikan Indonesia masih mengedepankan faktor intelegensi. Intelegensi memang menjadi isu yang tidak pernah akan selesai untuk dibahas. Contohnya intelegensi yang masih menjadi bahan pertimbangan dalam bidang pendidikan masih mengutamakan intelegensi analitik atau dalam teori Multiple Intelligence Gardner disebut sebagai Logical Mathematical Intelligence, sedangkan intelegensi lain dikesampingkan. Kenyataannya, intelegensi analitik tidak melahirkan banyak selain dari konsep-konsep pengetahuan, sementara karakter individu berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam hal kemampuan. Banyak individu yang berkompetensi dari intelegensi kreatif dan praktis, namun jika disekolah tidak diseimbangkan penerapan intelegensi-intelegensi tersebut pada peserta didik, maka perubahan progresif pendidikan akan mengalami perubahan yang sangat lambat.Intelegensi harus diterapkan dalam proses pembelajaran dalam setiap tingkatan di sekolah bahkan sampai ke perguruan tinggi, baik intelegensi umum (analitis, kreatif, praktis), maupun 9 intelegensi khusus dan intelegensi emosional. Intelegensi dan keberhasilan pendidikan adalah dua hal yang saling keterkaitan. Dimana biasanya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan memiliki prestasi yang baik dikelasnaya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Pembelajaran yang sukses tergantung pada banyak karakteristik dari individu selain intelegensi, meliputi memori, ketekunan, minat, sekolah dan kemauan untuk belajar atau motivasi dari faktor-faktor lainnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi yang memiliki intelegensi yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan pendidikan di sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagi berikut:1. Kurangnya fasilitas belajar2. Kurangnya stimulasi mental dari orang tua, terutama orang tua yang berpendidikan rendah 3. Kurangnya gizi selama masa prenatal maupun postnatal

F. Hubungan Bahasa dalam Dunia PendidikanDalam berkomunikasi, bahasa merupakan latar yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (Social Skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Contohnya pada anak kecil yang baru belajar berbicara, sehingga penting bagi orang tua untuk mengajarkan bahasa kepada anak sebagai alat untuk mengekspresikan pikirannya sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Sehinnga komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik, anak juga dapat membangun hubungan melalui bahasa, sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.Tetapi bagaimanakah hubungan bahasa dengan dunia pendidikan ? pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Agar kita dapat belajar dan mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Terutama bagi calon pendidik. Pendidikan bahasa indonesia dan sastra Indonesia dirasakan sangat penting, karena ketika seorang pendidik memberikan pengajaran kepada anak-anak didiknya, dia harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apabila seorang pendidik menggunakan bahasa indonesia yang kurang baik maka dia akan di contoh oleh anak-anak didiknya.Dalam kecerdasan majemuk juga dikenal adanya kecerdasan bahasa atau Linguistic Intelligence, jadi sebenarnya bahasa dan intelegensi sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, Karena kecerdasan bahasa jugalah yang harus dimiliki oleh para tenaga pendidik guna melancarkan proses belajar mengajar.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Multiple Intelligence atau lebih dikenal sebagai kecerdasan majemuk merupakan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Jenis-jenis dari Multiple Intelligence juga bermacam-macam, yaitu: keceradasan bahasa, matematika, kinestetis, naturalis, interpersonal, intrapersonal, musikal, visual dan yang paling terakhir bergabung adalah kecerdasan eksistensial.Multiple Intelligence sangat mempengaruhi dunia pendidikan khususnya dalam bidang bahasa (linguistic), karena umumnya para pendidik diharuskan memilki kemampuan atau kecerdasan yang tinggi dalam bahasa, karena nantinya sangat berguna dalam proses belajar mengajar, karena memiliki atau mampu berbahasa yang baik merupakan modal besar bagi para pendidik yang nanti juga akan membawa pengaruh yang besar bagi dunia pendidikan. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga kedelapan kecerdasan majemuk selain kecerdasan bahasa dapat juga memberi dukungan atau dapat berperan penting dalam dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2009. Dermatoglyphics Multiple Intelligence Assessment Report. Yogyakarta: DMI Primagama.Abied. 2012. Peranan Bahasa Indonesia dalam Dunia Pendidikan. www.masbied.comFirmanda, Tommy. 2012. Peran Tes Intelegensi dalam Dunia Pendidikan. www.tommy_firmanda-fpsi09.web.unair.ac.idSari, Jumita. 2012. Makalah Multiple Intelligence www.sarijumitasari.blogspot.com

teori multiple intelligences

BAB IPendahuluan

1.1 Latar BelakangTeori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang Profesor bidang pendidikan, Howard Gardner dari Harvard University dan Profesor bidang Psikobiologi, Prof. Roger W. Sperry, yang mengemukakan tentang Teori Kecerdasan Majemuk dan Teori Otak Kanan-Kiri. Prof. Howard Gardner menyatakan bahwa cara tradisional memandang kecerdasan berdasarkan test IQ, sangatlah terbatas. Sebaliknya, dia memberikan pandangan tentang sembilan kecerdasan yang berbeda untuk menjelaskan potensi manusia yang lebih luas pada anak-anak dan orang dewasa. Kecerdasan ini meliputi : Bahasa, Logika-Matematika, Interpersonal, Intrapersonal, Musikal, Visual-Ruang, Kinestetis Jasmani, Naturalis dan yang terbaru adalah Eksistensialis.Multiple intelligences atau yang sering disebut dengan kecerdasan majemuk adalah kemampuan untuk menangkap situasi serta kemampuan untuk belajar. Setiap pribadi yang normal memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, tetapi bagaimana cara kecerdasan ini bergabung, memiliki variasi seperti wajah dan kepribadian setiap individu.1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian Teori Belajar Multiple Intelligences ?2. Bagaimana Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) menurut Gardner ?3. Bagaimana Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences ?4. Bagaimana Implikasi Teori Multiple Intelligences dalam pembelajaran di SD ?5. Bagaimana Peran Guru/ Pendidik menurut Teori Multiple Intelligences ?

1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian Teori Belajar Multiple Intelligences2. Untuk mengetahui Sembilan kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) menurut Gardner3. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences4. Untuk Mengetahui Implikasi Teori Multiple Intelligences5. Untuk Mengetahui Peran Guru/Pendidik menurut Teori Multiple Intelligences1.4 Sistematika Penulisan / PenyajianBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penulisan1.4 Sistematika Penulisan/PenyajianBAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Teori belajar Multiple Intelligences2.2 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) menurut Gardner2.3 Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences2.4 Implikasi Teori Multiple Intelligences dalam pembelajaran di SD2.5 Peran Guru / Pendidik menurut Teori Multiple IntelligencesBAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan3.2 SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB IIPembahasan2.1 Pengertian Teori Multiple IntelligencesKecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang bersifat dinamis, tumbuh dan berkembang. Kecerdasan dapat berarti kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. Kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat yakni : Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang sedang dihadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi dapat dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi individu untuk mencapai sasaran-sasaran secara efektif dan efisien. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.Teori tenteng multiple intelligence ini berdasarkan pakar Psikologi Harvard Howard Gardner. Gardner mengemukakan bahwa pandangan klasik percaya bahwa inteligensi merupakan kapasitas kesatuan dari penalaran logis, dimana kemampuan abstraksi sangat bernilai. Pandangan ini berdasar pada teori general (g) intelligence dari Spearman yang menganggap inteligensi sebagai kekuatan mental yang yang timbul selalma aktifitas intelektual dan dapat digambarkan dalam berbagai tingkatan. Sama dengan Thurstone dan beberapa ahli psikometri lain Gardner melihat bahwa inteligensi merupakan meliputi beberapa kemampuan mental. Namun demikian psikolog Universitas Harvard tersebut tidak terlalu terlalu peduli dengan bagaimana menjelaskan dan menuangkannya dalam skor tes psikometri yang bersifat lintas budaya.Inteligensi, menurut Gardner, merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam situasi budaya atau komunitas tertentu, yang terdiri dari tujuh macam inteligensi. Meskipun demikian, Gardner menyatakan bahwa jumlah tersebut bisa lebih atau kurang, tapi jelas bukan hanya satu kapasitas metal. Pertanyaan tentang kenapa individu memilih berada dalan peran-peran yang berbeda (ahli fisika,petani, penari), memerlukan kerja berbagai kecerdasan sebagai suatu kombinasi, dalam penjelasannya.2.2 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) menurut Gardner2.2.1 Kecerdasan Linguistik (Bahasa)Adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa. Seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara dan sebagainya. Mereka yang memiliki kecerdasan tersebut, mempunyai kecakapan tinggi dalam merespon dan belajar dengan suara dan makna dari bahasa yang digunakan. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dengan peserta didik lainnya. Pada umumnya merupakan ahli yang berbicara di depan public. Mereka lebih bisa berpikir dalam bentuk kata-kata daripada gambar. Kecerdasan ini merupakan aset berharga bagi jurnalis, pengacara, pencipta iklan. 2.2.2 Kecerdasan Matematika LogikaKecerdasan matematika (logika) menunjukkan kemampuan seseorang dalam berfikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir. Pola pikir yang berkembang melalui kecerdasan ini adalah kemampuan konseptual dalam kerangka logika dan angka yang digunakan untuk membuat hubungan antara berbagai informasi, secara bermakna. Misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktifitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang memahami , mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang di pahaminya tersebut. Kecerdasan ini diperlukan oleh ahli matematika, pemrogram komputer, analis keuangan, akuntan, dan sebagainya.2.2.3 Kecerdasan musikal Kecerdasan musikal yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap non verbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama. memungkinkan individu menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami makna yang dihasilkan oleh suara. Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsikan, membedakan, mengubah dan mengekspresikan. Misalnya penikmat musik, kritikus musik, komposer, dan penyanyi. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada, melodi, warna nada atau suara suatu lagu. Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam bermusik biasanya senang menyanyi, senang mendengarkan musik, mampu memainkan instrumen musik, mampu membaca not balok/angka, mudah mengingat melodi atau nada, mampu mendengar perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang dimainkan bersama-sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir atau mengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam suara-suara disekelilingnya, senang membuat suara-suara musikal dengan tubuhnya (bersenandung, bertepuk tangan, menjentikkan jari atau menghentakkan kaki), senang mengarang/menulis lagu-lagu atau rap-nya sendiri dan mudah mengingat fakta-fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut.2.2.4 Kecerdasan Visual SpasialKemampuan mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat, misalnya pemandu, pramuka, dan pemburu. Mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual dalam bentuk tertentu. Misalnya dekorator interior, arsitek, dan seniman. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antar unsur tersebut. Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehinggacenderung kreatif dan imajinatif.2.2.5 Kecerdasan KinestetikKemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Misalnya sebagai aktor, pemain pantomim, atlit atau penari. Keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu, misalnya pengrajin, pematung, tukang batu, ahli mekanik. Anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami tubuh cenderung suka bergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari keterampilan-keterampilan fisik serta suka bergerak sambil berpikir, mereka juga senang berakting, senang meniru gerak-gerik atau ekspresi teman-temannya, senang berolahraga atau berprestasi dalam bidang olahraga tertentu, terampil membuat kerajinan atau membangun model-model, luwes dalam menari, senang menggunakan gerakan-gerakan untuk membantunya mengingat berbagai hal.2.2.6 Kecerdasan InterpersonalKemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat. Jika seseorang memiliki kecerdasan dalam memahami sesama biasanya ia suka mengamati sesama, mudah berteman, suka menawarkan bantuan ketika seseorang membutuhkan, menikmati kegiatan-kegiatan kelompok serta percakapan yang hangat dan mengasyikkan, senang membantu sesamanya yang sedang bertikai agar berdamai, percaya diri ketika bertemu dengan orang baru, suka mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan teman-temannya, mudah menerka bagaimana perasaan sesamanya hanya dengan mengamati mereka, mengetahui bagaimana cara membuat sesamanya bersemangat untuk bekerja sama atau bagaimana agar mereka mau terlibat dalam hal-hal yang diminatinya, lebih suka bekerja dan belajar bersama ketimbang sendirian, dan senang bersukarela untuk menolong sesama. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal biasanya disukai teman-temannya karena ia mampu berinteraksi dengan baik dan memiliki empati yang besar terhadap teman-temannya.2.2.7 Kecerdasan IntrapersonalKecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri sendiri secara akurat mencakup kekuatan dan keterbatasan. Kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, disiplin diri, memahami dan menghargai diri. Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami diri sendiri biasanya lebih suka bekerja sendirian daripada bersama-sama, suka menetapkan serta meraih sasaran-sasarannya sendiri, mengetahui bagaimana perasaannya dan mengapa demikian dan seringkali ia menghabiskan waktu hanya untuk merenungkan dalam-dalam tentang hal-hal yang penting baginya. Anak dengan kecerdasan intrapersonal biasanya sadar betul akan bidang yang menjadi kemahirannya dan bidang dimana dia tidak terlalu mahir. Anak seperti ini biasanya sadar betul akan siapa dirinya dan ia sangat senang memikirkan masa depan dan cita-citanya di suatu hari nanti.2.2.8 Kecerdasan naturalisKeahlian mengenali dan mengkategorikan spesies, flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam. Misalnya formasi awan dan gunung. Seorang yang memiliki kecerdasan dalam memahami alam biasanya suka binatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di rumah atau di lingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan. Selain itu ia juga senang berkemah atau mendaki gunung di alam bebas, senang memperhatikan alam dimanapun dia berada, mudah beradaptasi dengan tempat dan acara yang berbeda-beda.2.2.9 Kecerdasan Eksistensiintelegensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan itu antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia.2.3 Strategi Pembelajaran Multiple IntelligencesStrategi pembelajaran MI pada hakikatnya adalah upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.Amstrong (2002) seorang pakar di bidang Multiple Intelligences mengatakan, bahwa dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian, ia menambahkan, bahwa tidak ada rangkaian strategi pembelajaran yang bekerja secara efektif untuk semua siswa. Setiap siswa memiliki kecenderungan tertentu pada kedelapan kecerdasan yang ada. Oleh karena itu suatu strategi mungkin akan efektif pada sekelompok siswa, tetapi akan gagal bila diterapkan pada kelompok lain. Dengan dasar ini sudah seharusnya guru memperhatikan jenis kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa agar dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan potensi yang ada diri siswa. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan bahawa setiap strategi yang ada pada masing-masing kecerdasan dapat diimplemtasikan untuk semua mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Misalnya strategi pembelajaran Matematis-Logis dapat diimplematasikan bukan saja dalam mata pelajaran Matematika, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam mata pelajaran lainnya seperti Bahasa, Fisika, atau mata pelajaran yang menuntut unsur logika di dalamnya.Satu hal yang harus diingat adalah bahwa teori MI bukan saja merupakan konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi juga merupakan strategi pembelajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa keluar sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu. Gardner (2003) mengatakan, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dari delapan kecerdasan yang ada. Bukankah Einstein yang dikatakan cerdas juga mempunyai kelemahan pada jenis kecerdasan lainnya? Einstein adalah orang yang sangat cerdas pada dua jenis kecerdasan yaitu Matematis-Logis dan Spasial. Sementara untuk jenis kecerdasan yang lain, ia tidak terlalu menonjol.Strategi pembelajaran MI pada praktiknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan strategi pembelajaran MI tetap berada pada posisi yang selalu menguntungkan bagi siswa yang menggunakannya. Satu hal yang pasti, siswa akan keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya.2.4 Implikasi Teori Multiple Intelligences Pembelajaran di SD Memicu kecerdasan siswa, yaitu dengan cara mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak. Misalnya dengan guru bertanya kepada siswa apa pelajaran yang disenanginya,lalu memberikan pengarahan atau motivasi kepada siswa tersebut supaya dia bisa mendalami pelajaran itu dengan baik. Memperkuat kecerdasan siswa, yaitu dengan cara memberi latihan atau tugas supaya para siswa menjadi aktif dalam mengikuti pelajaran. Mengajarkan untuk kecerdasan siswa, yaitu memperluas pelajaran yang dapat mambangun timbulnya kecerdasan ganda. Seperti pelajaran ekonomi,melukis,olahraga dan sebagainya. Mentransfer kecerdasan siswa, yaitu dengan cara mempraktekkan teori-teori yang telah didapat untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Seperti teori belajar hitung-menghitung diterapkan untuk menghitung uang atau jual-beli di pasar

2.5 Peran Guru /Pendidik menurut Teori Multiple Intelligences Guru perlu mengerti kecerdasan peserta didiknya melalui mis.(multiple intelligences survei) Seorang guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai kecerdasan . bukan hanya kecerdasan yang menonjol pada dirinya. Tetapi perlu sedikit usaha guru untuk mampu belajar dengan keluar dari gaya belajarnya.keuntungan apabila seorang guru mau melakukan itu adalah dua sisi,sisi pertama jelas pada para siswa,sisi kedua , guru itu sendiri mampu mengetahui kecerdasan dari dia lainnya. Guru perlu mengajar dengan inltelligensi siswa. Bukan dengan intelligensi yang berbeda dengan intelligensi siswa.intinya guru perlu menyesuaikan dengan inllegensi siswanya. Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, seorang guru perlu menggunakan berbagai model pembelajaran yang cocok dengan intellegensi ganda ,bukan hanya dengan paper and test. Tetapi menggunakan berbagai model pembelajaran guna mengetahui intelligensi dari semua peserta didiknya.

BAB IIIPenutup3. 1. KesimpulanDari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda- beda. Kecerdasan bukan hanya dilihat dari tingkat IQ seorang anak saja. Tetapi meliputi segala macam potensi yang ada pada anak tersebut. Kemampuan anak tidak bisa dipaksakan dengan kehendak guru. Karena seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator atau penggali sumber potensi bakat yang dimiliki siswa untuk dikembangkan guna mencapai tujuan tertentu. 3.2 SaranSebaiknya seorang guru mampu memfasilitasi kepada peserta didiknya guna menggali semua potensi yang ada pada peserta didiknya. Selain itu juga seorang guru harus mampu mengenali potensi yang ada pada peserta didiknya. Sehingga dapat membantu mengembangkan talenta atau potensi yang ada pada peserta didik tersebut.Dan mampu mengevaluasi kemampuan yang ada pada peserta didik tersebut melalui bentuk tanya jawab, quiz, diskusi, dan sebagainya. Sebaiknya teori ini digunakan pada guru yang aktif dan inovatif karena menuntut guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

http://ariefian84.wordpress.com/2010/06/08/teori-multiple-intelligence/http://coretantanpatinta.wordpress.com/2013/01/03/teori-multiple-intelligenci-teori-kecerdasaan-ganda/http://munifchatib.wordpress.com/2011/09/09/strategi-mengajar-multiple-intelligence-untuk-semua-jenjang-pendidikan/http://ratapanbintang.blogspot.com/2012/11/teori-multiple-intelligence-howard.htmlhttp://yapibangil.org/Kolom-Pendidikan/multiple-intelligences-kecerdasan-menurut-howard-gardner-a-implementasinya-strategi-pengajaran-dikelas.htmlSuparno,Paul.2004.Teori Intelligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.Yogyakarta:Kanisius