KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF...
Transcript of KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF...
KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF
HIDAYATULLAH : PERSPEKTIF EKONOMI, GENDER, DAN
RELIGIUSITAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S. E)
Disusun Oleh :
M Wisnu Wicaksono
NIM : 11140840000078
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1441 H
ii
iii
iv
Jakarta 30 Desember 2019
i
ii
ABSTRACT
Purpose of this research is to study how the concept of happiness in UIN
Syarf Hidayatullah students: economic, gender, and religious perspectives. This
type of research is quantitative research. The sample used in this study was
students of Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Data collection
was carried out by collecting 89 questionnaires to respondents. This study uses
multiple linear regression analysis method, with the help of SPSS version 16.0.
The results of this study indicate that simultaneous trust, networking,
collective action, and access to information have a significant influence on
increasing millennial generation as related to the significance level of F <α (0,000
<0.05) and Adjusted R-Square of 0.173. The independent variable should be
17.3%, while the remaining 82.7% is determined by variables outside this study.
Partially, trust is not significant in the well-being of generations with problems.
amounted to 0.620. The network is partially significant at increasing millennial
generation with prob. equal to 0.005, Collective Action does not have a significant
effect on the well-being of millennials with a prob of 0.532, and Access to
Information has a significant effect on the well-being of millennials with prob. in
the amount of 0.007.
Kata Kunci: Social Capital, Kesejahteraan Generasi Milenial, Trust, Networking,
Collective Action, and Information Access
iii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konsep
Kebahagiaan Pada Mahasiswa UIN Syarf Hidayatullah : Perspektif Ekonomi,
Gender, dan Religiusitas. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara menyebarkan sebanyak 89 kuesioner kepada
responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda,
dengan bantuan perangkat SPSS versi 16.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trust, networking, collective action,
dan information access secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesejahteraan generasi milenial seperti yang ditunjukkan oleh tingkat
signifikansi F < α (0.000 < 0.05) dan Adjusted R-Square yang sebesar 0.173.
Artinya kontribusi variabel independen adalah sebesar 17,3%, sedangkan sisanya
sebesar 82,7%, dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini. Secara parsial, trust
tidak berpengaruh signifikan pada kesejahteraan generasi milenial dengan prob.
sebesar 0.620. Networking secara parsial berpengaruh signifikan pada
kesejahteraan generasi milenial dengan prob. sebesar 0.005, Collective Action
tidak berpengaruh signifikan pada kesejahteraan generasi milenial dengan prob
sebesar 0.532, dan Information Access berpengaruh signifikan pada kesejahteraan
generasi milenial dengan prob. sebesar 0.007.
Kata Kunci: Social Capital, Kesejahteraan Generasi Milenial, Trust, Networking,
Collective Action, and Information Access
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Mohammad Wisnu Wicaksono
2. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta 12 Juli 1996
3. Agama : Islam
4. Status : Lajang
5. Alamat : Komplek BPI B.10 No.2 Pamulang Tangerang
Selatan
6. Telepon : 08559895947
7. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 2002 – 2008 : SDN 6 Ciputat Tangerang Selatan
2. 2008 – 2011 : MTS N 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan
3. 2011 – 2014 : SMA N 8 Kota Tangerang Selatan
C. Riwayat Organisasi
1. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas
Ekonomi Bisnis UIN Jakarta
2. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis divisi Sosial Tahun
2014
3. Anggota Kelompok Pecinta Alam Arkadia UIN jakarta angkatan 2014
4. Sahabat Wahana Lingungan Hidup (WALHI) 2015 - 2017
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Warabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah S.W.T yang
telah melimpahkan semua rahmat dan karunia serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konsep Kebahagiaan Pada
Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah : Perspektif Ekonomi, Gender, Dan
Religiusitas” shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad S.A.W.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian literatur jurnal, buku dan
penelitian terkini terakit Religiusitas. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu saran
yang mendukung sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. Apt Selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Bisnis.
3. Dr. Sofyan Rizal, M. Si selaku dosen pembimbing saya yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, arahan, semangat dan motovasi
kepada saya dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan maupun Dosen tamu
yang telah memberikan ilmu serta pengalamannya selama perkuliahan.
5. Kedua orang tua saya, Ayahanda Joko Suwandi dan Ibunda Sumiyatun yang
telah mendidik, memberikan kasih sayang, mendo’akan keberhasilan, serta
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Tak lupa seluruh keluarga
yang selalu memberikan semangat saat suka maupun duka.
vi
6. Ahmad Tanoe Widjojo, Siska Dwicahyani, Inna Aulia, Azka Dwi asa, Adnan
Sulistiyo, Arkadia EWAKO, sahabat yang sudah menemani serta memberikan
dukungan selama masa perkuliahan. Tidak lupa teman-teman Program Studi
Ekonomi Pembangunan angkatan 2014 yang selalu memberikan semangat.
7. Serta semua orang yang telah terlibat dalam proses penelitian. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca terutama dalam
bidang Ekonomi Pembangunan. Semoga kita senantiasa diberikan limpahan
rahmat, hidayah serat inayah yang tak terhingga dari Allah S.W.T.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 30 Desember 2019
Muhammad Wisnu Wicaksono
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ............................................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
A. Landasan Teori .................................................................................. 6
1. Kebahagiaan ........................................................................... 6
2. Ekonomi ............................................................................... 25
3. Gender .................................................................................. 27
4. Religiusitas ........................................................................... 30
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 34
C. Kerangka Penelitian ........................................................................ 36
D. Hipotesis ......................................................................................... 37
BAB III METODE PENILITAN ..................................................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 38
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ....................................... 38
C. Metode Analisis Data ..................................................................... 40
1. Uji Kualitas Data .................................................................. 40
viii
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 40
4. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 43
5. Uji Hipotesis ........................................................................ 44
6. Pre-test ................................................................................. 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 51
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 51
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 52
1. Uji kualitas data ................................................................... 52
2. Pembahasan Analisis Deskriptif .......................................... 55
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 73
b. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 77
4. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 83
5. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) .......................... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 86
A. Kesimpulan ..................................................................................... 86
B. Saran ............................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN ......................................................................................................... 91
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Uji P-P Plot.................................................... 73
Gambar 4. 2 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Scatterplot ............................. 76
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kebagahiaan ................................... 53
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Kedua Kuesioner Kebahagiaan ....................... 54
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Religiusitas ..................................... 54
Tabel 4. 4 Hasil Uji Spss Pemasukan Dalam 1 Bulan ..................................... 55
Tabel 4. 5 Hasil Uji Spss Pengeluaran Dalam 1 Bulan ................................... 56
Tabel 4. 6 Hasil Uji Spss Pengeluaran Untuk Transportasi Dalam 1
Bulan ............................................................................................... 56
Tabel 4. 7 Hasil Uji Spss Pengeluaran Untuk Konsumsi Dalam 1
Bulan ............................................................................................... 57
Tabel 4. 8 Hasil Uji Spss Pengeluaran Untuk Membeli Pakaian Dan
Peralatan Lainnya Dalam 1 Bulan .................................................. 57
Tabel 4. 9 Pengeluaran Untuk Tabungan Atau Deposito Dalam 1
Bulan ............................................................................................... 58
Tabel 4. 10 Hasil Uji Spss Gender .................................................................... 58
Tabel 4. 11 Saya Sangat Percaya Bahwa Rejeki Yang Saya Dapatkan
Allah Yang Menetukan Nasib” ...................................................... 59
Tabel 4. 12 Sering Berfikir Tentang Isu - Isu Keagamaan” .............................. 59
Tabel 4. 13 Sering Mengikuti Kegiatan - Kegiatan Religious” ......................... 60
Tabel 4. 14 Saya Sering Berdoa” ....................................................................... 60
Tabel 4. 15 Sering Mengalami Situasi Dimana Saya Merasa Bahwa
Allah Mempengaruhi Hidup Saya” ................................................ 61
Tabel 4. 16 Sangat Tertarik Mempelajari Topik - Topik Keagamaan” ............. 61
Tabel 4. 17 Saya Percaya Bahwa Kehidupan Setelah Kematian Itu Ada” ........ 62
Tabel 4. 18 Pelayanan Keagamaan Penting Bagi Saya” ................................... 62
Tabel 4. 19 Mendoakan Diri Sendiri Itu Penting Bagi Saya ............................. 63
Tabel 4. 20 Saya Tidak Pernah Meninggalkan Zakat ........................................ 63
Tabel 4. 21 Percaya Bahwa Kekuatan Ilahi Itu Benar - Benar Ada .................. 64
Tabel 4. 22 Selalu Menyempatkan Diri Untuk Bersedekah .............................. 64
xi
Tabel 4. 23 Mempercayai Bahwa Al-Quran Pedoman Hidup Saya .................. 65
Tabel 4. 24 Sering Berdoa Secara Spontanketika Terinspirasi Oleh
Situasi Sehari – Hari” ..................................................................... 65
Tabel 4. 25 Sering Mengalami Situasi Dimana Memiliki Perasaan
Bahwa Allah Itu Ada Atau Hadir ................................................... 66
Tabel 4. 26 Tujuan Besar Hidup Saya Terpenuhi Selama Di Kampus ............. 66
Tabel 4. 27 Merasa Beruntung Dalam Menjalani Perkuliahan ......................... 67
Tabel 4. 28 Bersyukur Dengan Hal-Hal Yang Terjadi Di Kampus ................... 67
Tabel 4. 29 Saya Menyukai Perkuliahan Saya .................................................. 68
Tabel 4. 30 Saya Akrab Dengan Seluruh Banyak Teman ................................. 68
Tabel 4. 31 Saya Memiliki Perkuliahan Yang Memadai ................................... 69
Tabel 4. 32 Setiap Hari Saya Bersemangat Menjalani Hidup Saya .................. 69
Tabel 4. 33 Kehidupan Saya Penuh Dengan Kejadian Menyenangkan ............ 70
Tabel 4. 34 Senang Saat Menyatakan Bahwa Saya Mahasiswa Uin
Jakarta ............................................................................................. 70
Tabel 4. 35 Sebagian Besar Rencana Kuliah Saya Berantakan ......................... 71
Tabel 4. 36 Merasa Kurang Di Hargai Oleh Orang Lain .................................. 71
Tabel 4. 37 Saya Memiliki Banyak Masalah Dengan Perkuliahan ................... 72
Tabel 4. 38 Saya Pernah Merasa Menderita ...................................................... 72
Tabel 4. 39 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ..................................................... 74
Tabel 4. 40 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 75
Tabel 4. 41 Hasil Uji T ...................................................................................... 77
Tabel 4. 42 Hasil Uji Fanova ............................................................................. 82
Tabel 4. 43 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 83
Tabel 4. 44 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................ 84
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebahagian merupakan bagian dari kesejahteraan manusia, dan
kebahagiaan yang lebih besar dengan sendirinya dapat memperbesar
kapabilitas manusia untuk berfungsi. Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith,
2011) mengemukakan bahwa “dalam pengertian kebahagiaan, utilitas dapat
dicakup dengan baik dalam daftar beberapa keberfungsian yang penting dan
relevan dengan kesejahteraan seseorang”.
Pengalaman pembangunan dalam dasawarsa 1950-an dan 1960-an telah
melahirkan pandangan ekonomi baru dalam pembangunan. Pembangunan
ekonomi seharusnya dipandang sebagai proses multidimensi yang melibatkan
berbagai perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan
lembaga nasional; serta percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan
dan penanggulangan kemiskinan (Todaro dan Smith, 2011). Hakikatnya,
pembangunan haruslah mencerminkan perubahan sistem sosial secara
menyeluruh, serta mencerminkan perubahan kondisi kehidupan dari yang
dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik.
Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan
manusia berarti menjadi baik, yang dalam pengertian dasar berarti sehat,
menyantap makanan yang bernutrisi, berpakaian pantas, melek aksara, dan
panjang umur. Pengertian yang lebih luas menjadi baik berarti mampu
mengambil bagian atau berkiprah dalam kehidupan masyarakat, leluasa
bergerak (mobile), dan memiliki kebebasan memilih untuk menjadi orang
yang diinginkan lalu dapat melalukan apa saja yang mungkin dapat dilakukan.
Menurut Badan Pusat Statistik, kemajuan pembangunan yang selama ini
lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi
dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan
kesejahteraan yang sesungguhnya. Keterbatasan tersebut telah meningkatkan
perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Aspek sosial yang
2
sering dikaitkan dalam pembangunan ialah kebahagiaan. Hubungan antara
kebahagiaan dan kesejahteraan telah menjadi topik dari berbagai penelitian di
dunia. Salah satu contohnya ialah pemikiran Adam Smith dengan bukunya,
yaitu An Inquiry into The Nature and Causes of The Wealth of Nations. Smith
mengusulkan bahwa kekayaan bangsa harus diukur tidak dengan tumpukan
emas yang dimiliki tetapi dengan kebahagiaan warga negaranya, dalam buku
tersebut Smith juga mengkaji hubungan antara kebahagiaan dan uang, dengan
pertanyaan dasarnya “apakah uang dapat membeli kebahagiaan? (Agan et al.,
2009).
Helliwell et al. (2013) juga berpendapat bahwa kebahagiaan happiness
merupakan bagian dari kesejahteraan manusia. Tingkat kebahagiaan sejalan
dengan tingkat pendapatan per kapita suatu negara, namun beberapa negara
berkembang seperti Indonesia memiliki ciri khas yaitu tingkat kebahagiaan
lebih tinggi dari pada pendapatan (Helliwell et al., 2013). Indeks kebahagiaan
Indonesia menurut BPS (2015) pada tahun 2014 sebesar 68,28% naik sebesar
3.17% dari tahun 2013 yang sebesar 65,11%.
Menurut ajaran Budha dan Ariestoteles keuntungan materi tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (Helliwel et al., 2013). Keuntungan
materi harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling
penting yaitu untuk mengakhiri penderitaan, keadilan sosial dan pencapaian
kebahagiaan yang merupakan tantangan nyata bagi sebagian negara di dunia.
Negara harus mampu bertindak secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan
tersebut (Helliwet et al., 2013). Sementara itu dalam Islam, untuk
mewujudkan kebahagiaan Al-Ghazali (dalam Qusyairi, 2015) menekankan
pentingnya arti cinta kepada Allah. Pengetahuan tentang Tuhan merupakan
kunci untuk mencintai Allah karena tidak mungkin lahir cinta jika tidak
mampu mengetahui dan merasakan indahnya berhubungan dengan sesuatu
yang menyenangkan (Qusyairi,2015).
Semua orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya, bahkan
menurut Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) kebahagiaan merupakan tujuan
utama dari eksistensi manusia. Setiap orang juga memiliki harapan-harapan
3
yang ingin dicapai guna pemenuhan kepuasan dalam kehidupannya.
Keduanya, kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup merupakan bagian dari
konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif
manusia (Ningsih, 2013).
Menurut Badan Pusat Statistik, tingkat kesejahteraan masyarakat
sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang
sama (indikator objektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama
(indikator subjektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur
capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu
adalah indeks kebahagiaan.
Analisis ekonomi kebahagiaan atau economic of happiness merupakan
sebuah pendekatan untuk menilai kesejahteraan dari seseorang dengan
menggunakan teknik yang digunakan oleh ekonom dengan analisis umum oleh
para psikolog (Landiyanto et al., 2010). Dalam tulisannya Landiyanto
menjelaskan bahwa ekonomi kebahagian tidak dimaksudkan untuk
menggantikan pendapatan berdasarkan ukuran kesejahteraan melainkan untuk
melengkapi pengertian lebih luas tentang kesejahteraan.
Kebahagiaan memiliki konsep yang berbeda bagi setiap orang atau
kelompok di setiap wilayah. Namun kebahagiaan dapat dikaji dari konteks
tempat dan waktu. Contoh kajian kebahagiaan dengan konteks waktu ialah
penelitian yang dilakukan oleh Easterlin pada tahun 1972-2000 yang ingin
melihat kondisi kebahagiaan di Amerika Serikat dan Jerman dalam kurun
waktu tersebut. Sementara contoh dari konteks tempat yaitu seperti penelitian
yang dilakukan oleh Lam dan Liu (2013) yang membandingkan hasil
hubungan variabel-variabel yang mempengaruhi kebahagiaan pada
masyarakat di China dan di Amerika Serikat.
Salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk melihat kebahagiaan
ialah Subjective Well Being (SWB), para akademisi juga sering mengartikan
SWB sebagai kebahagiaan itu sendiri. SWB merupakan penilaian umum atas
kepuasan hidup yang merepresentasikan evaluasi yang berdasarkan kognitif
dari kehidupan seseorang secara keseluruhan (Pavot dan Diener, 2009). Linley
4
dan Joseph (dalam Lyubomirsky dan Lepper, 1999) mendefinisikan SWB
sebagai jumlah kepuasan hidup dan keseimbangan emosi (emosi positif
dikurangi emosi negatif). Suh dan Lucas (dalam Diener et al., 1999)
mendefinisikan SWB sebagai kategori yang luas mengenai fenomena yang
menyangkut respon-respon emosional seseorang, kepuasan domain, dan
penilaian-penilaian global atas kepuasan hidup.
Penelitian ini secara umum ingin melihat kesejahteraan dari indikator
subjektif, melalui indeks kebahagiaan. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini ialah Subjective Well Being. Variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, variabel dependen yaitu kebahagian
dan variabel independen yaitu pendapatan dan sosio demografi. Variabel sosio
demografi yang meliputi jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan,
kesehatan dan religiusitas. Hubungan antara variabel dependen dan
independen tersebut telah menjadi topik penelitian di berbagai negara. Salah
satunya penelitian Rojas dan Fuentes (2001) menemukan adanya hubungan
langsung antara kebahagiaan dan variabel demografi, sosial serta ekonomi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh tingkat religiusitas dan tingkat kebahagiaan
mahasiswa UIN Jakarta?
2. Apakah ada pengaruh antara tingkat pendapatan individu mahasiswa
UIN Jakarta dengan tingkat kebahagiaannya?
3. Apakah ada pengaruh variabel gender dan religiusitas yang dimaknai
secara khas oleh mahasiswa UIN Jakarta terhadap tingkat kebahagiannya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
5
1. Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat religiusitas individu mahasiswa
UIN Jakarta dengan tingkat kebahagiaannya.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat pendapatan individu mahasiswa
UIN Jakarta dengan tingkat kebahagiaannya.
3. Untuk mengetahui pengaruh variable gender dan religiusitas yang dimaknai
secara khas oleh mahasiswa UIN Jakarta terhadap tingkat kebahagiaannya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah Kota Tangsel hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
untuk mendukung tingkat kebahagiaan warga nya, terutama rakyat kecil
2. Bagi warga itu sendiri penelitian ini dapat memberikan informasi untuk
mengetahui tingkat kebahagiaan warga sekitar
3. Bagi akademisi penelitian ini dapat di jadikan literatur atau refrensi untuk
penelitian yang lebih lanjut mengenai prinsip kebahagiaan
4. Bagi penulis penelitian ini sangat berguna untuk melatih kemampuan
penulis dalam membuat sebuah karya menganalisis permasalahan, dan
mempraktikan ilmu yang telah di dapat selama masa perkuliahan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kebahagiaan
Tingkat kesejahteraan suatu negara selama ini banyak menekankan
pada indikator ekonomi, seperti pendapatan dan pertumbuhan ekonomi,
masih belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang
sesungguhnya. Tingkat kesejahteraan pada dasarnya tidak hanya diukur
melalui indikator moneter atau material saja, tetapi juga diukur melalui
indikator kesejahteraan subjektif atau kebahagiaan (BPS, 2017). Easterlin
(1974) dalam penelitiannya yang berjudul "Does Economic Growth
Improve the Human Lot?" menemukan bahwa tingkat kebahagiaan tidak
berubah meskipun terjadi peningkatan yang tinggi pada pendapatan
nasional.
Berangkat dari hal ini, lahirlah Easterlin Paradox yang diinisiasi oleh
Richard Easterlin. Easterlin Paradox menyatakan bahwa pada awalnya
tingkat kebahagiaan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
pendapatan. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, tingkat kebahagiaan
akan menurun dengan meningkatnya pendapatan yang dimiliki Dengan
adanya penemuan Easterlin Paradox tersebut, pemerintah semakin sadar
bahwa indikator ekonomi tidaklah cukup untuk mencerminkan tingkat
kebahagiaan suatu negara. Oleh karena itu, digunakan indikator
kebahagiaan sebagai ukuran yang menggambarkan tingkat kesejahteraan
karena kebahagiaan merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan relatif
individu (Kapteyn, Smith dan Soest, 2010).
Indikator kebahagiaan dianggap penting bagi perumusan kebijakan
publik untuk melengkapi indikator ekonomi yang selama ini digunakan
dalam mempresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Terlebih lagi, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa
kebahagian penduduk akan berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan pembangunan di masyarakat (Forgeard et al., 2011). Akibat hal
7
ini, maka lahirlah cabang ilmu ekonomi yang terbilang masih baru, yaitu
ekonomi kebahagiaan.
Apa itu Ekonomi Kebahagiaan?
Kebahagiaan dari perspektif ekonomi didefinisikan sebagai suatu
kepuasaan terhadap kehidupan secara umum. Pakar ahli pertama pada teori
kebahagiaan di bidang ekonomi adalah Adam Smith.
Adam Smith dalam the Theory of Moral Sentiments mengatakan,
"how many people ruin themselves by laying out money on trinkets of
frivolous utility?" Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kebahagiaan tidaklah ditentukan oleh kekayaan yang dimiliki. Terlebih lagi,
teori kebahagiaan lainnya, seperti yang dikemukakan oleh Robert Frank dan
Daniel Kahneman, menyatakan bahwa kemewahan material tidak
berhubungan dengan tingkat kebahagiaan individu.
Studi tentang kebahagiaan sendiri dalam perspektif ekonomi atau bisa
disebut ekonomi kebahagiaan diprakarsai oleh Richard Easterlin (Graham,
2005). Meskipun Richard Easterlin telah menemukan adanya Easterlin
Paradox, aspek pendapatan tetap dimasukkan dalam pengukuran
kebahagiaan. Hal ini dikarenakan pendapatan merupakan indikator yang
penting untuk mengukur kesejahteraan tetapi tidak cukup untuk menjadi
sebuah syarat kebahagiaan (Graham, 2005). Dengan demikian, ekonomi
kebahagiaan adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan antara
kebahagiaan dengan faktor pendapatan dan non-pendapatan yang
mempengaruhinya. Semakin tinggi tingkat kebahagiaan maka semakin
tinggi pula tingkat kesejahteraan suatu masyarakat, begitu pula sebaliknya.
Darin dalam Dutt dan Radcliff (1989) menyatakan bahwa
kebahagiaan ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitu sifat atau
karakter (traits), dimana kebahagiaan adalah sifat atau karakter seseorang
yang cenderung tidak berubah, yang berhubungan dengan unsur genetika,
budaya dan pengalaman di awal kehidupan seseorang. Individu memiliki
suatu tingkat dasar kebahagiaan di mana ia akan selalu menuju ke arah
tersebut. Jika ada peristiwa yang memengaruhi tingkat kebahagiaannya
8
maka hal itu hanya akan bersifat sementara karena ia akan segera kembali
ke tingkat kebahagiaan semula. Psikolog menyebutnya dengan Set Point
Theory. Kedua, perbandingan sosial (Social Comparison), dimana menurut
Easterlin (1974) individu menilai kualitas hidupnya tidak secara absolut
tetapi secara relatif. Ini berarti ia akan membandingkan hidupnya dengan
orang lain. Misalnya ketika pendapatannya meningkat maka hal itu belum
tentu akan meningkatkan kabahagiaannya karena ia akan
membandingkannya dengan pendapatan orang lain. Ketiga, kebutuhan
pokok (Satisfaction Needs), dimana kebahagiaan menurut teori ini
ditentukan oleh hubungan dalam keluarga, tingkat kesehatan, pekerjaan dan
jumlah uang yang dimiliki yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.
Veenhoven (1988) membagi teori kebahagiaan menjadi tiga bagian
juga yaitu set- point theory, cognitive theory dan affective theory. Dalam
set-point theory, kebahagiaan merupakan sesuatu yang sudah diprogram
oleh seseorang dan tidak berkaitan dengan bagaimana hidup seseorang.
Kebahagiaan dipengaruhi oleh sifat atau karakter (personal trait), genetika
dan budaya. Orang akan berupaya untuk mempertahankan tingkat
kebahagiaan yang nyaman baginya (comfortable level). Dalam cognitive
theory, kebahagiaan adalah produk dari pemikiran dan refleksi manusia atas
perbedaan antara persepsi kehidupan yang sebenarnya dan seharusnya
dimiliki. Kebahagiaan tidak dapat dihitung tetapi dapat diketahui. Dalam
affective theory, kebahagiaan adalah refleksi manusia tentang seberapa baik
kehidupannya secara umum. Jika orang merasa baik di sebagian besar
hidupnya maka ia mestinya bahagia.
Seligman (2002) dan Huang (2008) menyatakan ada tiga teori
tradisional dan satu teori modern tentang kebahagiaan yaitu hedonism,
desire, objective list dan authentic theory. Hedonism theory menyatakan
bahwa kebahagiaan berkaitan dengan upaya memaksimalkan pleasure dan
meminimalkan pain. Ini merupakan pengalaman perasaan positif oleh
individu. Individu yang bahagia akan terlihat sering tersenyum atau mata
berbinar-binar. Teori ini merupakan versi modern dari teori utilitarian dari
Bentham. Desire theory menyatakan bahwa kebahagiaan berkaitan dengan
9
terpenuhinya keinginan individu. Dikatakan bahwa teori ini lebih baik
daripada hedonism. Pemenuhan keinginan akan dapat meningkatkan
kebahagiaan seseorang tanpa memandang kesenangan yang dihasilkannya.
Menurut objective list theory, kebahagiaan tercapai jika individu mampu
memenuhi berbagai tujuan yang diinginkan misalnya pemenuhan kebutuhan
materi, kebebasan, kesehatan, pendidikan, pengetahuan, pertemanan. Dalam
authentic theory, kebahagiaan terkait dengan tiga hal yaitu pleasant
life/pleasure, good life dan meaningful of life. Teori menggabungkan tiga
teori tradisional sebelumnya yaitu pleasant life terkait dengan hedonism,
good life yang terkait dengan pemenuhan keinginan individu dan
meaningful life yang terkait dengan objective list.
Biswas-Diener et al. (2004) menyatakan ada tiga penyebab
kebahagiaan yaitu karakter seseorang, adaptasi dan relasi sosial. Karakter,
terdapat dua karakter dasar seseorang yaitu neuroticism dan extroversion.
Karakter neuroticism cenderung mudah marah, rasa bersalah dan depresi.
Orang dengan karakter extroversion cenderung mudah merasa senang,
antusias meskipun sedang sendiri. Karakter kedua inilah yang mendorong
orang lebih berbahagia dibandingkan karakter pertama. Adaptasi, di mana
individu memiliki kemampuan beradaptasi terhadap segala kondisi. Makin
bagus kemampuan beradaptasi makin besar peluang untuk lebih bahagia.
Relasi sosial, dimana dengan memiliki banyak teman, dukungan keluarga,
hubungan sosial yang saling percaya dan hubungan yang romantik akan
meningkatkan peluang untuk hidup lebih bahagia.
Yulia Woro Puspitorini (2012: 20) menyatakan bahwa kebahagiaan
merupakan suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan dan
ketentraman hidup secara lahir dan batin yang bermakna untuk
meningkatkan fungsi diri. Kebahagiaan membuat individu memiliki
kepribadian yang sehat. Suasana hati yang positif dapat membuat
individu lebih obyektif menyikapi sesuatu, kreatif, toleran, tidak defensif,
murah hati dan lateral atau mampu memecahkan masalah secara kreatif
(Seligman, 2005: 50).
10
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi
kebahagiaan (happiness) dalam penelitian ini adalah kesenangan dan
ketenteraman hidup secara lahir dan batin yang diraih melalui kepuasan
pemenuhan kebutuhan dan harapan yang digunakan untuk meningkatkan
fungsi diri. Kepuasan yang didapatkan individu merupakan suatu pertanda
bahwa individu bahagia. Semakin individu merasa puas, maka individu
semakin bahagia.
Aspek Kebahagiaan (Happiness)
Terdapat beberapa aspek yang terkandung di dalam kebahagian. Shaver dan
Feedman (dalam Hurlock, 1997: 19) berpendapat terdapat tiga esensi
kebahagiaan yang disebut dengan “ tiga A kebahagiaan “, yaitu berupa:
a. Sikap menerima (acceptance)
Shaver dan Feedman (dalam Hurlock, 1997: 19) mengatakan
bahwa kebahagiaan adalah bagaimana individu memandang keadaan
diri sendiri dan bukan membandingkan dengan milik orang lain.
Kebahagiaan bergantung pada sikap menerima dan menikmati keadaan
orang lain dan apa yang dimiliki, serta mempertahankan keseimbangan
antara harapan dan prestasi.
b. Kasih sayang (affection)
Kasih sayang merupakan hal yang normal yang dialami manusia.
Kasih sayang muncul dari sikap penerimaan orang lain terhadap diri
sendiri. Semakin diterima baik oleh orang lain, maka semakin banyak
kasih sayang yang diharapkan. Dengan semakin banyak kasih sayang
yang dirasakan, maka semakin banyak pula kebahagiaan yang dialami
individu.
c. Prestasi (achievement)
Prestasi adalah ketercapaiannya sebuah tujuan seseorang.
Kebahagiaan akan tercipta seiring dengan prestasi yang diraihnya. Jika
individu memiliki tujuan yang kurang realistis, maka akan menimbulkan
kegagalan yang berakibat timbulnya rasa tidak puas dan tidak bahagia.
Andrews dan McKennell (dalam Alan Carr, 2004: 11)
mengatakan bahwa hasil studi analitik terhadap ukuran kebahagiaan dan
11
subjective well-being (SWB), menunjukkan bahwa kebahagiaan
memiliki dua aspek, yaitu:
1) Aspek Afektif yang berupa pengalaman emosional sukacita,
kegembiraan, kepuasan dan emosi positif lainnya. Aspek afektif
terbagi lagi menjadi dua, yaitu afek positif dan afek negatif
2) Aspek Kognitif berupa kepuasan di berbagai bidang kehidupan,
seperti kepuasan dalam bidang keluarga atau pekerjaan dan
pengalaman kepuasan lainnya.
Hal serupa juga dijelaskan Diener, dkk (dalam Alan Carr, 2004: 15)
yang mengelompokkan komponen aspek dari kebahagiaan di dalam tabel
sebagai berikut:
Cognitive Component Affective Component
Domain Satisfaction Positive affect Negative
Affect
Diri Sendiri Pandangan signifikan
orang lain mengenai
kehidupan dirinya
Happiness
(kebahagiaan)
Depresi
Keluarga Kepuasan dengan jalan
peristiwa kehidupan
Kegembiraan Kesedihan
Teman
Sebaya
Pandangan signifikan
orang lain mengenai
kehidupan dirinya.
Perasaan suka
cita
Iri, cemburu
Kesehatan Kepuasan dengan masa
lalu
Kebanggaan Marah
Keuangan Kepuasan dengan masa
yang akan datang
Kasih sayang Stress
Pekerjaan Keinginan untuk merubah
hidup
Riang hati Perasaan
bersalah dan
malu
Waktu Luang Kepuasan dengan jalan
peristiwa kehidupan
Kepuasan Kecemasan
12
Dijelaskan bahwa, komponen aspek kebahagiaan terdiri dari
komponen kognitif yang berasal dari aspek diri sendiri, keluarga, teman
sebaya, kesehatan, keuangan, pekerjaan, dan waktu luang. Selain itu
kebahagiaan juga didapatkan dari komponen afektif yang berupa afek positif
dan afek negatif.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek
kebahagiaan terdiri dari 2, yaitu aspek afektif dan aspek kognitif. Aspek
afektif berupa kepuasan dari pengalaman emosional akibat penerimaan,
kasih sayang, dan prestasi. Aspek afektif mencakup afek positif dan afek
negatif, yaitu pengalaman emosional yang berupa emosi positif dan negatif.
Sedangkan aspek kognitif berupa kepuasan yang berasal dari sikap
menerima, kasih sayang dan prestasi yang diperoleh dari berbagai bidang
kehidupan seperti pada diri sendiri, keluarga, teman sebaya, kesehatan,
keuangan, prestasi yang diraih, serta banyaknya waktu luang yang dapat
dinikmati.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan
Kebahagiaan disebut juga sebagai upaya pemenuhan kebutuhan atau
harapan dalam setiap faktor kehidupan (Hurlock, 1997: 18). Oleh sebab itu,
individu selalu beraktivitas dan bekerja untuk meraih kebahagiaan.
Beberapa aktivitas yang menyebabkan individu ini bahagia adalah kegiatan
dalam hal yang positif, seperti: berupa kesehatan dan kemakmuran, adanya
persahabatan, pengetahuan dan kebajikan (Yulia Woro Puspitorini, 2012:
41).
Kebahagiaan timbul akibat faktor yang mempengaruhi emosi
seseorang. Emosi yang mempengaruhi kebahagiaan adalah emosi positif.
Seligman (2005: 80) membagi emosi positif yang mempengaruhi
kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu emosi masa lalu, masa sekarang dan
masa depan. Ketiga jenis emosi tersebut merupakan faktor internal dari
kebahagiaan. Selain itu terdapat pula faktor eksternal dari kebahagiaan yaitu
faktor yang berasal dari lingkungan (Seligman, 2005: 66).
13
1) Faktor internal
Seligman (dalam Alan Carr, 2004: 1) mengklasifikasikan kebahagiaan
dalam tiga kategori, yaitu masa lalu, masa depan, dan masa sekarang.
Ketiga kategori ini berbeda dan tidak selalu saling berkaitan.
a) Masa Lalu
Kategori kebahagiaan ini merupakan suatu sikap seseorang
dalam menanggapi kenangan masa lalu. Sikap positif dalam
menanggapi masa lalu dapat menghasilkan emosi positif berupa
kepuasan, kelegaan, kesuksesan, kebanggaan, dan kedamaian atau
ketenangan (Seligman, 2005: 80). Kepuasan terhadap masa lalu
dapat dicapai melalui tiga cara:
(1) Melepaskan pandangan masa lalu sebagai penentu masa depan.
Kejadian buruk pada masa lalu tidak menentukan timbulnya
permasalahan di saat dewasa. Sehingga, lebih baik
membebaskan masa lalu yang tidak menguntungkan dan
mengubah pemikiran tentang masa sekarang dan masa depan.
(2) Bersyukur terhadap apa yang dimiliki dan dilalui dalam
hidup.Individu yang mampu bersyukur akan merasa lebih
bahagia dan puas terhadap kehidupannya. Dengan bersyukur,
individu tidak akan membanding-bandingkan hidup dan segala
yang dimiliki dengan milik orang lain.
(3) Memaafkan dan melupakan. Salah satu cara untuk menata
ulang pandangan individu mengenai emosi negatif pada
kehidupan masa lalu yang buruk adalah dengan cara
memaafkan. Memaafkan mengubah kepahitan menjadi
kenangan yang netral dan positif sehingga kepuasan hidup akan
lebih mudah didapatkan.
Untuk mengetahui kepuasan akan masa lalu, individu dapat
mengukur kebahagiaan menggunakan Satisfaction with Life Scale
yang disusun oleh E. Diener. Menurut Aaron Jarden (2011: 5) skala
tersebut mengukur penilaian pendapat individu secara umum dari
14
beberapa komponen kepuasan hidup. Selain itu Subjective
Happiness Scale yang dibuat oleh Sonja Lyumbormirsky juga
digunakan untuk mengukur kebahagiaan, namun berdasarkan
komponen kebahagiaan secara keseluruhan (Aaron Jarden, 2011:9).
Subjective Happiness Scale dapat digunakan tidak hanya untuk
mengukur kebahagiaan berdasarkan kepuasan masa lalu.
b) Masa Depan
Kategori kebahagiaan ini mengandung optimisme, harapan,
keyakinan, dan kepercayaan seseorang. Optimisme dan harapan
memberikan kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi
depresi, meningkatkan kinerja, serta meningkatkan kesehatan. Alan
Carr (dalam Putri Aulia dan Rodiatul Hasanah Siregar: 2012)
mendefinisikan optimisme sebagai pandangan bahwa akan terjadi
lebih banyak hal baik dibandingkan hal buruk di masa mendatang.
Untuk meningkatkan optimisme, kita dapat menggunakan
model ABCDE, yaitu A untuk adversity (kesusahan), B untuk
belief (persangkaan) yang terbentuk secara otomatis, C untuk
consequence (konsekuensi) yang muncul akibat persangkaan, D
untuk disputation (penentangan) terhadap persangkaan, dan E untuk
energization (energisasi) untuk melawan untuk menciptakan
kesuksesan.
c) Masa Sekarang
Kategori kebahagiaan pada masa sekarang mencakup
kegembiraan, ketenangan, keriangan, semangat yang meluap-luap,
rasa senang dan flow. Selain itu menurut Seligman (2005: 132),
kebahagiaan masa sekarang melibatkan dua hal, yaitu:
(1) Kenikmatan (Pleasure) yaitu kesenangan yang memiliki
komponen sensori dan emosional yang kuat, sifatnya sementara
dan melibatkan sedikit pemikiran. Kenikmatan diperoleh setelah
satu motif terpenuhi. Kenikmatan terbagi menjadi dua, yaitu
kenikmatan ragawi yaitu kenikmatan yang didapat melalui
15
indera dan sensori, dan kenikmatan yang lebih tinggi yang
didapat melalui aktivitas yang lebih rumit. Terdapat tiga hal
yang dapat meningkatkan kebahagiaan sementara, yaitu
menghindari habituasi dengan cara memberi selang waktu cukup
panjang antar kejadian menyenangkan; savoring (meresapi)
yaitu menyadari serta dengan sengaja memperhatikan sebuah
kenikmatan; serta mindfullness (kecermatan) yaitu mencermati
dan menjalani segala pengalaman dengan tidak terburu-buru
karena terpaku pada masa depan.
(2) Gratifikasi (Gratification) adalah kegiatan yang sangat disukai
individu, namun tidak selalu melibatkan perasaan dasar, serta
memiliki durasi yang lebih lama dibandingkan pleasure.
Gratifikasi merupakan keadaan menyenangkan yang mengikuti
pencapaian hasrat. Kegiatan yang memunculkan gratifikasi
umumnya memiliki komponen tantangan, membutuhkan
keterampilan dan konsentrasi, memiliki tujuan, serta terdapat
umpan balik secara langsung, sehingga individu dapat tenggelam
di dalamnya.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan,
yaitu:
a) Uang
Banyak individu berpendapat bahwa uang adalah salah satu
alasan seseorang hidup dengan bahagia. Individu yang
menempatkan uang di atas tujuan hidupnya akan cenderung
menjadi kurang puas dengan kehidupannya secara keseluruhan.
b) Pernikahan/Perkawinan
Individu yang menikah cenderung lebih bahagia daripada
yang tidak menikah. Lebih bahagianya individu yang telah menikah
dapat disebabkan karena pernikahan menyediakan keintiman
psikologis dan fisik, konteks untuk memiliki anak, membangun
16
rumah tangga, dan mengafirmasi identitas serta peran sosial sebagai
pasangan dan orangtua (Alan Carr, 2004: 23).
c) Kehidupan Sosial
Orang-orang yang sangat berbahagia paling sedikit
menghabiskan waktu sendirian dan lebih sering bersosialisasi.
Argyle (Alan Carr, 2004: 26) berpendapat bahwa, mempertahankan
beberapa hubungan dekat dipercayai telah ditemukan berkorelasi
dengan kebahagiaan dan kesejahteraan subjektif.
d) Kesehatan
Kesehatan yang dikatakan berpengaruh terhadap kebahagiaan
adalah kesehatan yang dipersepsikan oleh individu terhadap
seberapa sehat diri kita. Selain itu, orang yang bahagia memiliki
masa hidup yang lebih lama karena kebahagiaan melindungi
kesehatan fisik manusia (Ruut Veenhoven, 2006: 14).
e) Agama
Terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan
kebahagiaan, yaitu orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas
dengan kehidupannya dibandingkan individu yang tidak religius
(Putri Aulia, dkk: 2012). Orang yang beragama akan lebih merasa
tenang dibandingkan yang kurang beragama. Hal tersebut
dikarenakan dengan adanya agama, individu memiliki pegangan
hidup yang jelas, sehingga tidak mudah terpuruk dengan masalah
yang dihadapi.
f) Emosi Negatif
Untuk memperoleh emosi positif, individu harus lebih mampu
menghadapi emosi negatif, yaitu dengan mengurai peristiwa buruk
di kehidupan. Individu yang mengalami banyak emosi negatif akan
mengalami sedikit emosi positif, dan sebaliknya. Lafreniere (dalam
Putri Aulia,dkk, 2012: 6-7) menyatakan bahwa emosi positif
merupakan emosi yang diinginkan individu, seperti: gembira, rasa
ingin tahu, cinta, dan bangga.
17
g) Usia
Kepuasan hidup sedikit meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Perasaan mencapai puncak dan terpuruk dalam
keputusasaan di kehidupan individu menjadi berkurang seiring
bertambahnya usia dan pengalaman.
h) Pendidikan, Iklim, Ras dan Gender
Keempat aspek ini memiliki pengaruh yang tidak cukup besar
terhadap tingkat kebahagiaan individu. Pendidikan dapat sedikit
berpengaruh dalam meningkatkan kebahagiaan pada mereka yang
berpenghasilan rendah karena pendidikan merupakan sarana untuk
mencapai pendapatan yang lebih baik. Iklim di daerah di mana
seseorang tinggal dan ras juga tidak memiliki pengaruh terhadap
kebahagiaan. Sedangkan gender, antara pria dan wanita tidak
terdapat perbedaan pada keadaan emosinya, namun pada wanita
cenderung lebih bahagia sekaligus lebih sedih dibandingkan pria.
Menurut Hurlock (1997: 22), kebahagiaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
(1) Kesehatan
Kesehatan yang baik memungkinkan individu untuk melakukan
apa yang diinginkan. Namun, hal yang sebaliknya terjadi jika
kesehatan buruk terjadi. Hal tersebut akan berdampak pada
kepuasan hidup dan kebahagiaannya.
(2) Daya tarik fisik
Daya tarik fisik merupakan salah satu alasan seseorang individu
diterima oleh orang lain. Melalui daya tarik fisik, prestasi dapat
diraih.
(3) Tingkat otonomi
Semakin besar otonomi yang dapat dicapai, semakin besar
kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan. Adanya
kesempatan, merupakan bentuk beraktualisasi dalam upaya
pencapaian harapan dan meraih kebahagiaan.
18
1. Kesempatan-kesempatan interaksi di luar keluarga
Individu akan merasa lebih bahagia jika dapat berinteraksi
dengan orang-orang di luar lingkungan keluarga. Individu yang
berbahagia memiliki lebih banyak teman dibandingkan dengan
mereka yang tidak bahagia. Melalui interaksi, akan terjadi hubungan
timbal balik, sehingga timbul eksistensi individu di masyarakat.
2. Jenis pekerjaan
Semakin rutin sifat pekerjaan dan semakin sedikit kesempatan
untuk otonomi dalam pekerjaan, maka akan semakin kurang
memuaskan atau kurang membahagiakan.
3. Status kerja
Dalam sebuah pekerjaan, semakin berhasil melaksanakan
tugasnya, maka akan semakin mendekati prestasi yang akan diraih.
Hal tersebut akan menimbulkan kepuasan dan kebahagiaan.
4. Kondisi kehidupan
Kondisi kehidupan yang memungkinkan seseorang
mengadakan interaksi yang baik dengan orang lain. Adanya
interaksi memberikan kepuasan untuk kebutuhan manusia sebagai
makhluk sosial. Kondisi kehidupan yang sesuai juga akan membuat
seseorang merasa nyaman dan bahagia.
5. Pemilikan harta benda
Kebahagiaan tidak hanya dari banyaknya harga yang dimiliki,
namun dapat berasal dari rasa kepemilikan atas apa yang dimiliki.
Selain itu adanya rasa bersyukur dengan apa yang dimiliki akan
semakin membuat bahagia seseorang.
6. Keseimbangan antara harapan dan pencapaian
Kebahagiaan akan tercapai apabila harapan-harapan yang
realistis dapat tercapai tujuannya.
7. Penyesuaian emosional
Individu yang dapat menyesuaikan diri dan bahagia akan lebih
mampu menahan emosi negatifnya.
19
8. Sikap terhadap periode usia tertentu
Perasaan bahagia yang akan dialami pada usia tertentu
sebagian ditentukan oleh pengalaman sendiri bersama orang lain
pada waktu kanak-kanak dan pengaruh stereotip budaya.
9. Realisme dari konsep diri
Individu yang memiliki keyakinan lebih, namun ternyata gagal
dalam pencapaian suatu tujuan, akan lebih mungkin mengalami
ketidakbahagiaan.
10. Realisme dari konsep-konsep peran
Individu cenderung menginginkan peran yang akan dimainkan
pada usia tertentu di masa depan. Jika peran tersebut tidak tercapai
di masa mendatang, maka akan mungkin terjadi ketidakbahagiaan.
Selain itu, pada masa kanak-kanak dan remaja, mereka cenderung
menginginkan peran yang kurang realistis. Sehingga pada masa-
masa tersebut akan menimbulkan perasaan kurang bahagia.
Selain itu Lyubomirsky (Yulia Woro Puspitorini, 2012: 41) juga
menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang,
yaitu :
1. Pekerjaan dan kualitas kerja
Individu cenderung mendapatkan kebahagiaan jika memperoleh
suatu pekerjaan yang sesuai dengan harapan serta tujuan hidupnya. Hal
ini juga berdampak positif pada kualitas kerja yang memuaskan.
2. Penghasilan
Secara umum, individu yang memperoleh penghasilan yang cukup
atau bahkan lebih, akan merasakan kebahagiaan. Adanya penghasilan
juga membuat individu merasa berharga.
3. Keterlibatan organisasi
Keterlibatan dalam organisasi yang diminati secara spontan ternyata
dapat memberi dampak positif bagi individu. Adanya keterlibatan dalam
20
suatu organisasi adalah suatu bentuk aktualisasi individu di dalam
pergaulannya.
4. Keterlibatan dalam komunitas sosial
Orang bahagia lebih terlihat pada relawan dan kelompok pelayanan
masyarakat, termasuk agama, politik, pendidikan, dan organisasi
kesehatan terkait. Keterlibatan ini merupakan bentuk kegiatan prososial
di masyarakat, yaitu tolong menolong sebagaimana manusia adalah
makhluk sosial.
5. Hubungan sosial
Dalam suatu penelitian, Ed Diener (Seligman, 2005: 72)
mengungkapkan bahwa, individu yang berbahagia paling sedikit
menghabiskan waktu untuk sendirian dan kebanyakan dari mereka
bersosialisasi.
6. Persahabatan dan dukungan sosial
Seligman dalam Authentic Happiness (2005: 55) menjelaskan
bahwa individu yang berbahagia memiliki lebih banyak teman dan lebih
sering terlibat dalam kegiatan berkelompok dibandingkan dengan
mereka yang tidak bahagia.
7. Pernikahan
Individu yang memiliki lebih banyak teman akan lebih mungkin
untuk menikah. Pernikahan menganugerahkan berbagai manfaat pada
orang-orang yang membuat mereka bahagia. Pernikahan memberikan
efek psikologis dan fisik berupa keintiman, keinginan memiliki anak dan
membangun rumah, peran sosial sebagai pasangan dan orang tua, dan
konteks di mana untuk menegaskan identitas dan membuat cucu (Alan
Carr, 2004: 23).
8. Kesehatan (fisik dan mental)
Kondisi kesehatan, baik secara fisik maupun mental cenderung
berpengaruh pada kebahagiaan manusia. Seligman (2005: 75)
berpendapat jika suatu masalah ringan dalam kesehatan tidak lantas
21
menyebabkan berkurangnya kebahagiaan, tetapi sakit yang parah
memang menyebabkan ketidakbahagiaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kebahagiaan (happiness) terdiri dari faktor
internal yaitu yang berasal dari diri individu dan eksternal yang berasal
dari pengaruh interaksi lingkungan dan orang sekitar.
d) Pengaruh Kebahagiaan (Happiness)
Kebahagiaan tidak dapat dibuang seperti suatu hal yang harus dihindari
dan yang dianggap tidak penting (Ruut Veenhoven, 1991: 32). ebahagiaan
sebagai emosi positif memiliki dampak terhadap individu yang
merasakannya. Berdasarkan teori kebahagian Martin E. P. Seligman dalam
Authentic Happiness (2005: 45), terdapat beberapa pengaruh yang
dihasilkan oleh kebahagiaan (happiness), yaitu:
a. Suasana hati yang positif membuka individu untuk menerima gagasan
dan pengalaman baru.
b. Kebahagiaan memperluas sumber-sumber intelektual, fisik, dan sosial
yang dimiliki.
c. Emosi positif membuat individu menjadi lebih kreatif, toleran,
konstruktif, murah hati dan tidak defensif.
d. Individu yang bahagia lebih mungkin tidak realistis terhadap
kemampuan dirinya sendiri.
e. Individu yang bahagia lebih banyak mengingat peristiwa yang
menyenangkan.
f. Kebahagiaan memanjangkan usia dan meningkatkan kesehatan. g. Lebih
mudah mendapatkan teman dalam bergaul.
g. Lebih mudah memperoleh pasangan hidup dan menikah.
h. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, pengaruh kebahagian (happiness) adalah
perasaan positif yang membuat individu memiliki hubungan yang baik
22
terhadap diri sendiri dan orang lain, serta membuat diri pribadi menjadi
lebih kritis dalam menjalani kehidupan.
e) Ciri-ciri Individu yang Bahagia
Hasil penelitian yang dilakukan Gail & Seehy (Yulia Woro Puspitorini,
2012: 33-36) mengenai kebahagiaan, terdapat sepuluh ciri atau tanda orang
yang dapat dikatakan bahagia, yaitu:
a. Hidup yang memiliki arti dan arah
Individu dapat bahagia ketika individu tersebut mampu menentukan
tujuan hidupnya. Selain itu individu tersebut juga dapat berinteraksi
dengan dunia luar.
b. Mampu berfikir dewasa dan kreatif
Individu yang bahagia dicirikan dengan kemampuannya
menjalankan rencana yang telah dibuat secara berkesinambungan,
namun juga menggunakan waktu-waktu tertentu untuk menerima
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
c. Jarang merasa diperlakukan secara tidak adil atau dikecewakan oleh
kehidupan
Individu yang bahagia adalah orang yang mampu menerima keadaan
yang ada didirinya. Hal tersebut erat kaitannya dengan kepuasan dan
kemampuan bersyukur yang dimiliki.
d. Mencapai beberapa tujuan hidup yang penting
Individu yang berbahagia disini dicirikan dengan terpenuhinya
semua tujuan jangka panjang kehidupannya yang penting. Misalnya
kehidupan yang nyaman, keluarga yang aman dan perasaan pemenuhan.
e. Peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi
Individu yang berbahagia, selalu menggambarkan dirinya sebagai
pribadi positif, seperti pribadi yang jujur, penuh cinta dan bertanggung
jawab. Individu yang memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya
sendiri akan lebih mampu dalam menghadapi realita di kehidupannya.
23
f. Memiliki keadaan hubungan mencintai dengan yang dicintai secara
mutualisme
Individu yang berbahagia mempunyai hubungan yang baik dengan
diri sendiri maupun orang lain. Selain itu hubungan yang baik adalah
hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.
g. Memiliki banyak teman
Individu yang bahagia memiliki banyak teman-teman yang mampu
memberikan perasaan nyaman karena adanya hubungan timbal balik,
seperti adanya perasaan saling mendukungan.
h. Individu yang menyenangkan dan bersemangat
Individu yang bahagia akan terlihat selalu senang dan bersemangat.
Hal ini dapat menimbulkan ketertarikan pada orang di sekitarnya,
sehingga dapat terjalin kehidupan emosional dan hubungan yang intim.
i. Tidak melihat kritik sebagai serangan pribadi yang menurunkan harga
diri
Individu yang bahagia memiliki harga diri yang cukup sehingga
merasa cukup aman ketika mendapatkan kritik dari orang lain. Melalui
kritik yang diberikan orang lain, individu akan berbenah diri dan akan
lebih cepat bangkit dari keterpurukan.
j. Tidak memiliki ketakutan-ketakutan yang umumnya dimiliki orang lain
Individu yang berbahagia tidak memiliki ketakutan atau kecemasan
yang pada umumnya dimiliki orang lain, seperti takut hidup sendirian,
takut mengalami sakit, dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan karena
orang bahagia adalah orang yang mampu bersyukur.
Sedangkan dalam Authentic Happiness, Seligman (2005: 182-207)
menjelaskan bahwa terdapat terdapat enam kebajikan atau tindakan mulia
(karakteristik psikologis) yang dilakukan individu ketika bahagia, yaitu:
a. Kearifan dan pengetahuan.
Individu yang berbahagia, arif dalam bertingkah laku akan merespon
positif segala pengetahuan dan pengalaman yang dialami individu di
24
dunia. Individu yang bahagia terbuka dan fleksibel terhadap pengalaman
dan pengetahuan yang baru. Individu ini selalu memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi dan tertarik untuk membedah ilmu baru yang
didapatkannya. Selain itu orang yang berbahagia sangat mencintai
belajar. Hal tersebut dilakukan demi pengetahuan itu sendiri.
Pengetahuan yang didapat nantinya akan diamati dan dipikirkan
secara kritis sehingga akan muncul inteligensia praktis atau kecerdasan
sehari- hari. Kecerdasan ini nantinya kan membantu individu dalam
melaksanakan aktivitasnya. Individu yang berbahagia juga memiliki
kecerdasan sosial dan pribadi. Kecerdasan ini membantu individu dalam
memahami diri sendiri dan orang lain. Sehingga tercipta tolong
menolong dan mampu menempatkan diri secara tepat di lingkungan
masyarakat.
b. Keberanian.
Individu yang bahagia tidak akan takut ketika menghadapi suatu
ancaman, tantangan, kepedihan atau kesulitan.
c. Kemanusiaan dan cinta
Individu yang bahagia mampu memperlihatkan interaksi yang
positif dengan orang lain baik teman, kenalan, anggota keluarga maupun
orang lain.
d. Keadilan.
Individu yang bahagia mengerti tentang kedudukannya dalam
masyarakat atau dalam tim serta mampu menjunjung tinggi keadilan.
Dalam hidup bermasyarakat, individu ini tidak mementingkan
perasaannya sendiri serta mampu mengorganisasi dan mengawasi
jalannya kegiatan dalam kelompok masyarakat tersebut.
e. Kesederhanaan.
Individu yang bahagia mampu mengendalikan diri, yaitu dengan
menahan nafsu, keinginan dan dorongan pada saat yang tepat. Individu
ini pandai menahan dorongan hati yang bertujuan jangka pendek demi
kesuksesan jangka panjang dengan kemampuannya mempertimbangkan
25
segala sesuatu. Individu yang bahagia juga memiliki kerendahan hati
dan bersahaja, sehingga banyak orang yang mengakui dan
menghargainya.
f. Transendensi.
Transendensi adalah kekuatan emosi yang menjangkau ke luar diri
untuk menghubungkan individu ke sesuatu yang lebih besar dan lebih
permanen kepada orang lain, masa depan, evolusi, ketuhanan, atau alam
semesta. Individu yang mampu bahagia adalah individu yang mampu
menghargai keindahan alam beserta isinya, seni dan sains. Selain itu
juga mampu bersyukur dalam situasi tersulit sekalipun, karena mampu
melihat hal positif dari apa yang dialaminya. Ia memiliki semangat dan
gairah jiwa dalam menjalani aktivitas, dan ketika menghadapi situasi
sulit, ia tetap optimis dan berpengharapan di masa depan. Hal ini
dipengaruhi pula oleh tujuan dan keyakinan yang jelas dari individu
tersebut. Kesadaran diri yang dimiliki individu tersebut memungkinkan
individu untuk menjadi oarang yang pemaaf. Individu ini juga memiliki
rasa humor sebagai upaya membuat orang lain tersenyum dan melihat
sisi kehidupan yang positif yang membuatnya terus semangat menjalani
hidup.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri seseorang bahagia adalah memiliki sikap yang positif bagi diri
sendiri maupun lingkungan sekitar.
2. Ekonomi
Bagi masyarakat dan ekonomi inklusif seperti Indonesia maupun di
negara lainnya, keseimbangan antara pembangunan ekonomi, keadilan
sosial dan kemajuan serta keberlanjutan ekologi harus dirumuskan secara
jelas. Proses transformasi ini harus dibentuk secara politis serta mengakar di
dalam masyarakat. Isu-isu seperti kebijakan dan hubungan industri, sistem
pendidikan, perpajakan yang adil serta ketimpangan ekonomi memainkan
peranan penting dalam hal ini.
26
Sejak awal 1990-an, Indonesia telah menjadi negara berpendapatan
menengah (bawah). Tingkat pertumbuhan Indonesia, meskipun lebih tinggi
dibandingkan mayoritas negara berkembang lainnya, masih berada di bawah
negara-negara Asia Timur yang tumbuh amat dinamis selama beberapa
tahun terakhir, sementara ketimpangan ekonomi meningkat secara
signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua tahun terakhir
berfluktuasi sekitar 5 persen. Menurunnya pertumbuhan ekonomi di pasar
ekspor utama serta melemahnya harga komoditas baru-baru ini semakin
menambah tantangan bagi kinerja ekonomi Indonesia. Namun, beberapa
pengamat mengatakan bahwa hal ini juga memberikan peluang untuk
meningkatkan kualitas dan keragaman investasi di Indonesia. Dalam satu
dekade terakhir, tingginya harga komoditas telah mendorong insentif
investasi yang menguntungkan sektor sumber daya dan non-perdagangan
(khususnya sektor real estate), serta merugikan sektor manufaktur dan
perdagangan. Sejak 2005, komoditas telah menggantikan manufaktur
sebagai ekspor terbesar Indonesia. Namun ke depan, melemahnya harga
komoditas harus meningkatkan keuntungan relatif dan daya tarik sektor
manufaktur Indonesia. Hal ini dapat membantu Indonesia untuk
mengembangkan basis industrinya, menciptakan lebih banyak lapangan
kerja, serta memajukan hubungan industri yang baik sehingga mengurangi
ketimpangan ekonomi dan sosial.
Melalui kerjasama erat dengan mitra kami dari Kemenko PMK,
lembaga-lembaga pemerintah terkait lainnya, serta masyarakat sipil, FES
berkomitmen untuk berkontribusi mendukung proses transformasi ini
dengan mempromosikan tiga dimensi keberlanjutan dalam pembangunan
Indonesia baik di tingkat nasional maupun lokal serta dengan meningkatkan
akses perempuan, anak muda, orang lanjut usia, penyandang disabilitas,
serta kelompok rentan lainnya untuk mendapatkan peluang yang setara
dalam hidup.
Hal ini tercermin dalam kegiatan Ekonomi masa depan (Economy of
Tomorrow); pada debat mengenai bagaimana menghindari jebakan
27
pendapatan menengah (middle income trap) dengan mengatasi dampak
bergabungnya Indonesia ke Kemitraan Trans-Pasifik; mendukung fondasi
ekonomi hijau; melakukan berbagai road show tentang peranan anak muda
dan perempuan dalam pembangunan karakter bangsa; penelitian terkait
akses perempuan kepada program-program pro rakyat miskin; kamp
pemuda nasional; serta pelatihan penyusunan anggaran pro rakyat miskin
dalam pelaksanaan Undang-Undang Desa bagi kepala desa dan aktor lokal
lainnya.
Ada 3 kategori pendapatan menurut (Reksopreyitno, 2009) yaitu :
1. Pendapatan berupa uang yaitu segala penghasilan berupa uang yang
sifatnya reguler dan yang di terima biasanya sebagai balas jasa atau
kontra prestasi.
2. Pendapatan berupa barang adalahsegala pendapatan yang sifatnya
regular dan biasa, akan tetapi selalu berbentuk balas jasa dan diterima
dalam bentuk barang dan jasa
3. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah segala
penerimaan yang bersifat transfer redistribtive dan biasanya membuat
perubahan dalam keuangan rumah tangga. (Sunuharjo, 2009)
3. Gender
Kata gender berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin,
gender juga merupakan konsep mendasar yang di tawarkan oleh
feminisme untuk mnganalisis masyarakat. Dalam bahasa nggris di artikan
sebagai jenis kelamin, yang menunjukan adanya penyifatan dan
pengklasifikasikan dua jenis kelamin secara biologis, yaitu laki-lakki dan
perempuan. Beberapa d=feminis, seperti simone, beauvior, Crist Weedon
dan Barbara Lioyd sepakat bahwa pada ranah ini ada garis yang bersifat
nature, dimana laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki
karakteristik yang melekat pada secara permanen, kodrati dan tidak dapat
di pertukarkan satu dengan yang lainnya.
28
Tidak sama dengan sex, gender adalah suatu konsep tentang
klasifikasi sifat laki-laki(maskulin) dan perempuan( feminim ) yang di
bentuk secara sosiolkultura. Hal ini juga senada dilontarkan oleh nasarudin
Umar, yang mengatakan bahwa gender merupakan interpretasi dari budaya
terhadap perbedaan jenis kelamin, artinya gender merupakan efek yang
timbul akibat adanya perbedaan anatomo biologi yang cukup jelas antara
laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya sedangkan sex secara
umum digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan secara
biologis.
a. Pengertian Gender
Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada
karakteristik yang membedakan antara wanita dan pria baik secara
biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita
secara sexual memang berbeda . begitu pula secara perilaku dan
mentalitas. Namun perannya di masyarakat dapat di sejajarkan dengan
batasan-batasan tertentu.
Pengertian gender di definisikan sebagai aturan atau normal
perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem
masyarakat.karena itu gender sering kali di identikan dengan jenis
kelamin atau sex. Meski sebenarnya kedua jenis kata ini yaitu sex dan
gender memiliki konsep yang berbeda. Lelaki dan wanita secara
sexualitas di bedakan berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya.
Namun, secara gender perbedaan tersebut tidak menjamin perbedaan
gender.
Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender
a. Sterotype
Semua bentuk ketidakadilan gender diatas sebenarnya
berpangkat pada satu sumber kekeliruan yang sama, yaitu sterotype
gender laki-lzki dan perempuan. Sterotype itu sendiri berarti
pemberian citra baku atau label cap kepada seseorang atau
29
kelompok yang di dasarkan pada suatu anggapan yang salah satu
sesat.
b. Kekerasan
Kekerasan( violence )artinya tindak kekerasan, baik fisik
maupun non fisik yang di lakukan oleh satu jenis kelamin atau
sebuah institusi keluarga, masyrakat atau negara terhadap jenis
kelamin lainnya. Peran gender telah membedakan karakter
perempuan dan laki-laki. Perempuan di anggap feminsm dan laki-
laki maskulin. Karakter ini kemudian mewujud dalam ciri-ciri
psikologis, seperti laki-laki dianggap gagah, kuat, berani dan
sebagainya.
c. beban ganda( double burden )
Beban ganda artinya beban pekerjaan yang di terima salah
satu jenis kelanin lebih banyak di bandingkan jenis kelamin lainnya.
Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran yang statis
dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah
perempuan yang bekerja di wilayah publik, namun tidak diiringi
dengan berkurangnya beban mereka di wilayah domestik.
d. Marjinalisasi
Artinya suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis
kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat
digunakan untuk memarjinalkan seorang atau kelompok. Salah
satunya adalah dengan menggunakan asumsi gender. Misalnya
dengan anggapan bahwa perempuanberfungsi sebagai pencari
nafkah tambahan, maka ketika mereka bekerja di luar rumah
seringkali dinilai dengan anggapan tersebut.
e. Subordinasi
Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa
suatu peran yang di lakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah
dari yang lain. Telah diketahui, nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat, telah memisahkan dan memilah-milah peran-peran
30
gender, laki-laki dan perempuan. Perempuan di anggap
bertanggung jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau
reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan publik atau domestik.
4. Religiusitas
Menurut Rahman (2009), perilaku religiusitas adalah perilaku yang
berdasarkan keyakinan suara hati dan keterikatan kepada Tuhan,
diwujudkan dalam bentuk kuantitas dan kualitas peribadatan serta norma
yang mengatur hubungan dengan Tuhan, hubungan sesama manusia,
hubungan dengan lingkungan yang terinternalisasi dalam manusia. Pendapat
tersebut sesuai dengan pendapat Jalaluddin (2010) bahwa pengertian
religiusitas mempunyai makna agama yang mengandung arti ikatan yang
harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak
dapat ditangkap dengan pancaindra, namun mempunyai pengaruh yang
besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
Menurut Mangunwijaya ( 1982 ) bila dilihat dari kenampakannya,
agama lebih menunjukkan kepada suatu kelembagaan yang mengatur tata
penyembahan manusia kepada Tuhan, sedangkan religiusitas lebih melihat
aspek yang ada di lubuk hati manusia. Religiusitas lebih menunjuk kepada
aspek kualitas dari manusia yang beragama. Agama dan religiusitas saling
mendukung dan saling melengkapi karena keduanya merupakan
konsekuensi logis dari kehidupan manu
sia yang mempunyai dua kutub, yaitu kutub kehidupan pribadi dan
kutub kebersamaannya di tengah masyarakat.
Aviyah dan Farid (2014) membedakan antara agama dan religiusitas.
Setiap individu yang memiliki agama sebagai suatu keyakinan terhadap
agama yang dianutnya. Religiusitas merupakan aspek yang telah dihayati
oleh individu di dalam hati, getaran hati nurani pribadi dan sikap mengenai
31
religiusitas yaitu sikap keberagamaan yang berarti adanya unsur internalisasi
agama ke dalam diri seseorang.
Agrawal dan Kehksha (2015) berpendapat bahwa seseorang yang
sudah bertingkah laku sesuai dengan agamanya menunjukkan adanya unsur
internalisasi agama dalam diri seseorang (religiusitas). Religiusitas dapat
memberikan jalan keluar kepada individu untuk mendapatkan rasa aman,
berani, dan tidak cemas dalam menghadapi permasalahan yang melingkupi
kehidupannya. Agama Islam sendiri mengajarkan bahwa dengan
mendekatkan diri kepada Allah, agar mendapatkan ketenangan hidup dan
dapat mengontrol perilaku.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa
religiusitas adalah kualitas keyakinan seorang individu dalam beragama,
individu akan cenderung merasa aman, mendapatkan ketenangan dan tidak
cemas dalam menghadapi permasalahan dihidupnya.
a. Dimensi Religiusitas
Ismail (2010) berpendapat bahwa religiusitas sebagai sikap batin,
tidak dapat dilihat secara langsung namun bisa tampak dari
pengungkapan sikap tersebut. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa
religiusitas merupakan sikap batin seseorang yang dapat dilihat dari
ungkapan sikap melalui perilaku.
Dimensi yang digunakan menurut penelitian Ismail (2010)
berdasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Glock dan Stark
ada lima aspek, yaitu:
a. Dimensi keyakinan (the ideological dimension) berkaitan dengan
tingkatan seseorang dalam meyakini kebenaran ajaran agamanya
(religious belief). Tiap‐tiap agama memiliki seperangkat keyakinan
yang harus dipatuhi oleh penganutnya, misalnya kepercayaan
adanya Tuhan.
b. Dimensi peribadatan (the ritulistic dimension) yaitu tingkat
kepatuhan seseorang mengerjakan kewajiban ritual sebagaimana
32
yang diperintahkan dalam agamanya (religious practice), misalnya
kewajiban bagi orang Islam seperti; sholat, zakat, puasa, pergi haji
bila mampu.
c. Dimensi penghayatan (the experiential dimension) yaitu tingkatan
seseorang dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan atau
pengalaman‐pengalaman keagamaan (religious feeling). Semua
agama memiliki harapan bagi individu penghayatannya akan
mencapai suatu pengetahuan yang langsung mengenai realitas yang
paling sejati atau mengalami emosi‐emosi religius misalnya; merasa
doanya dikabulkan, merasa diselamatkan Tuhan.
d. Dimensi pengamalan (the consequential dimension) yaitu aspek
yang mengukur sejauhmana perilaku seseorang dimotivasi oleh
ajaran agamanya dalam kehidupan sosial, yakni bagaimana individu
berhubungan dengan dunia terutama dengan sesama manusia
(religious effect).
e. Dimensi intelektual (the intelectual dimension) berkaitan dengan
tingkatan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran
agama yang dianutnya (religious knowledge).
Jalaluddin (2010) berpendapat bahwa aspek-aspek religiusitas ada
tiga dengan aspek-aspeknya, sebagai berikut:
1) Cipta (reason) merupakan fungsi intelektual jiwa manusia. Melalui
cipta, orang dapat menilai, membandingkan, dan memutuskan
sesuatu tindakan terhadap stimulan tertentu. Perasaan intelek ini
dalam agama merupakan suatu kenyataan yang dapat dilihat,
terlebih-lebih dalam agama modern, peranan, dan fungsi reason ini
sangat menentukan. Dalam lembaga-lembaga keagamaan yang
menggunakan ajaran berdasarkan jalan pikiran yang sehat dalam
mewujudkan ajaran-ajaran yang masuk akal, fungsi berpikir sangat
diutamakan.
2) Rasa (emotion) memberi makna dalam kehidupan beragama
diperlukan penghayatan yang seksama dan mendalam sehingga
33
ajaran itu tampak hidup. Jadi, yang menjadi obyek penyelidikan
sekarang pada dasarnya adalah bukan anggapan bahwa pengalaman
keagamaan seseorang itu dipengaruhi oleh emosi, melainkan sampai
beberapa jauhkah peranan emosi itu dalam agama.
3) Karsa (will) merupakan fungsi eksekutif dalam jiwa manusia. Will
berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran
agama berdasarkan fungsi kejiwaan. Pengalaman agama seorang
bersifat intelek ataupun emosi, namun jika tanpa adanya peranan
will, maka agama tersebut belum tentu terwujud sesuai dengan
kehendak reason atau emosi. Masih diperlukan suatu tenaga
pendorong agar ajaran keagamaan itu menjadi suatu tindak
keagamaan. Jika hal yang demikian terjadi, misalnya orang berbuat
sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya, maka itu berarti
fungsi will-nya lemah. Jika tingkah laku keagamaan itu terwujud
dalam bentuk perwujudan yang sesuai dengan ajaran keagamaan dan
selalu mengimbangi tingkah laku, perbuatan dan kehidupannya
sesuai dengan kehendak Tuhan.
Selanjutnya Ismail (2010) mengemukakan bahwa pokok-
pokok ajaran Islam dapat dijadikan dimensi religiusitas terdiri dari
(1) aqidah (iman), (2) syariah, dan (3) akhlaq. Dapat dikatakan
bahwa seseorang dikatakan religius jika orang mampu melaksanakan
dimensi-dimensi religiusitas tersebut dalam perilaku dan
kehidupannya.
Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dimenis
religiusitas adalah aspek keyakinan (the ideological dimension),
peribadatan (the ritulistic dimension), penghayatan (the experiential
dimension), pengamalan (the consequential dimension), intelektual
(the intelectual dimension), cipta (reason), rasa (emotion), karsa
(will), aqidah (iman), syariah, dan akhlaq.
34
B. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Theresia
Puji
Rahayu
Determinan
KebahagiaanDi
Indonesian
Cross –
section
IFLS
Wave IV
Karakteristik demografi
enginformasikan bahwa
orang yang menikah, bukan
kepala rumah tangga, tinggal
di daerah perkotaan, berada
di luar pulau Jawa-Bali dan
dari suku Jawa lebih bahagia
daripada yang lain. Riset ini
juga menemukan bahwa
tidak terdapat perbedaan
dalam tingkat kebahagiaan
antara pria dan wanita.
2 Lestari
Sukarniati
Determinan
Kebahgiaan
Pemulung (Studi
Kasus di Tempat
Pembuangan
Sampah Terpadu
Piyungan)
penelitian
deskriptif
Pendapatan berpengaruh
secara positif terhadap status
kebahagiaan. Hal ini berarti
bahwa bertambahnya jumlah
anggota rumah tangga dan
pendapatan akan menambah
probabilitas rumah tangga
tersebut menjadi lebih
bahagia. Hal tersebut
dimungkinkan akan semakin
banyak anggota keluarga
yang akan dilibatkan dalam
pekerjaan memulung
3 Angela.
AL
Analisis Indeks
Kebahagiaan di
Indonesia
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
4Pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap indeks
kebahagiaan 33 provinsi di
Indonesia dengan
35
probabilitas 6,73 persen.
Peningkatan pertumbuhan
ekonomi 1 persen akan
mangkibatkan indeks
kebahagiaan naik sebesar
0,16 persen. Kondisi ini
menggambarkan
pertumbuhan ekonomi yang
tidak disertai pembangunan
ekonomi secara merata di
setiap provinsi dan aspek
masyarakat, sehingga tidak
mampu meningkatkan indeks
kebahagiaan secara
signifikan
4 Maylasari Konsep
Kebhagiaan Pada
Masyarakat
Samin Dan
Pengukuran nya :
Perspektif
Ekonomi, Sosio
Demografi, Dan
Nilai Religiusitas
Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata
tingkat kebahagiaan
masyarakat sebesar
0,789270. Selanjutnya hasil
penelitian menunjukkan
bahwa variabel pendapatan,
jenis kelamin dan pendidikan
secara statistik tidak
mempengaruhi kebahagiaan
pada masyarakat suku
Samin. Sementara itu,
variabel status pernikahan,
kesehatan dan religiusitas
secara statistik berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kebahagiaan pada
masyarakat suku Samin.
36
C. Kerangka Penelitian
37
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah pernyataan peneliti tentang hubungan
variable-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yangpaling
spesifik. (kuncoro M. ,2009). Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka
pemikiran yang telah di uraikan sebelumnya, maka Hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh ekonomi
terhadap kebahagiaan mahasiswa UIN.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh ekonomi terhadap
kebahagiaan mahasiswa UIN.
2. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh gender terhadap
kebahagiaan mahasiswa UIN.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh gender terhadap
kebahagiaan mahasiswa UIN
3. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh religiusitas
terhadap kebahagiaan mahasiswa UIN.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh religiusitas terhadap
kebahagiaan mahasiswa UIN
4. H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0 Tidak terdapat pengaruh secara simultan
ekonomi, gender, religiusitas, terhadap
kebahagiaan mahasiswa UIN
Ha: β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 Terdapat pengaruh secara simultan
ekonomi, gender, religiusitas, terhadap
kebahagiaan mahasiswa UIN
38
BAB III
METODE PENILITAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang digunakan
adalah ekonomi, gender, religiusitas, dan akses informasi. Kemudian variabel terikat
yang digunakan adalah kebahagiaan. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2014). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan oleh penulis adalah metode purposive sampling yang termasu
dalam nonprobability sampling. Menurut (Sugiyono, 2014) purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan yang dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini
adalah mahasiswa yang memiliki penghasilan sampingan diluar penghasilan
39
utama/uang jajan yang diberikan orang tua. Sedangkan untuk ukuran sampel
penelitian menurut Roscoe dalam buku Reaserch Methods For Business
(Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam
penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan sampel sebanyak 89 responden.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat penelitian ini menggunakan data
primer.Data Primer Menurut (Ruslan, 2003) data primer merupakan data
yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian perseorangan,
kelompok, dan organisasi. Metode pengumpulan data primer dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut (Ruslan, 2003) kuesioner
merupakan pengumpulan data, pertanyaan peneliti dan jawaban responden
dapat dilakukan dengan bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak.
Kuesioner disebarkan kepada sampel yaitu mahasiswa UIN Jakarta,
untuk diisi sesuai dengan penilaian responden tanpa ada paksaan atau
pengaruh dari pihak manapun. Adapun jenis skala yang akan digunakan
untuk menjawab pernyataan dalam kuesioner adalah skala likert 11 titik
untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan, dan dengan skala ordinal untuk menentukan rangking dari
pendapat subjek. Berikut ini adalah jumlah pertanyaan untuk masing-masing
variabel:
TABEL 3. 1 KONSTRUK VARIABEL
No. Nama Variabel Jumlah Pertanyaan
1. Kebahagiaan 6 Pertanyaan
2 Ekonomi 5 Pertanyaan
3 Gender 5 Pertanyaan
4 Religiusitas 5 Pertanyaaan
40
C. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu
instrument digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur.
Menurut (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa item yang dipilih (valid)
adalah yang memiliki tingkat prob statistik < 0.05, jadi semakin tinggi
validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai
sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Uji
validitas ini menggunakan program SPSS 16.0.
b. Uji Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukuran dikatakan valid, maka tahap
berikutnya adalah mengukur reliabilitas. Uji reliabilitas menunjukkan
konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain
kesempatan.(Ghozali, 2005) mengatakan bahwa instrumen dikatakan
reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan
hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α)>
0,60.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2005) Uji normalitas data bertujuan
mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah
yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan
beberapa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva normal P-plot.
Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik
41
data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik
data searah mengikuti garis diagonal. Teknik lain yang dapat digunakan
untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dengan chi-
square.
Menurut (Ghozali, 2005), ada beberapa cara mendeteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga
dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dalam uji
kolmogorov smirnov hipotesa yang berlaku adalah:
Ho = Sampel berasal dari data atau populasi yang terdistribusi normal.
Ha = Sampel berasal dari data atau populasi yang tidak terdistribusi
normal.
Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi
dengan normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka data terdistribusi
dengan normal.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut (Ghozali, 2005), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai
berikut:
42
1. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya
di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinieritas.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
Tolerance yang rendah sama nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai yang umum di pakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10atau sama
dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Misal nilai Tolerance = 0,10
sama dengan tingkat kolonieritas 0,95.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2005), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Ada cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu:
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu dan teratur seperti bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
43
b. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis regresi berganda, penelitian ini di rancang untuk meneliti
variabel-variabel yang mempengaruhi dari variabel bebas terhadap variabel
terikat. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh
ekonomi, gender, religiusitas terhadap kebahagiaan mahasiswa uin jakarta.
Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + €
Keterangan:
Y = Variabel dependen yang diprediksikan (Kesejahteraan Generasi
Millenial)
a = Konstanta
b1 = koefisien regresi trust
b2 = koefisien regresi networking
b3 = koefisien regresi collective action
X1 = trust, X2 = networking, X3 = collective action, X4 = akses informasi
€ = standar eror
Menurut (Ghozali, 2005) koefisien determinasi (Adjusted ` R²) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan
nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen
dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas.
Pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang
sudah disesuaikan Adjusted (Adjusted R²) karena disesuaikan dengan jumlah
variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R² dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
44
5. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial t-test
Menurut (Ghozali, 2005) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variable
independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen
bersifat menentukan (significant) atau tidak.
Dalam penelitian ini uji hipotesis merupakan pengujian hipotesis
dua pihak (two-tailed test). Pengujian hipotesis dua pihak menurut
(Ghozali, 2005) biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada
hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif.
Bila t hitung lebih besar dari t tabel atau – t hitung lebih kecil dari
t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05) maka hal
ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial.
b. Uji Simultan F-test
Menurut (Ghozali, 2005), Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 0,05 jika nilai F hitung > F tabel maka secara bersama-sama
seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain
itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas
lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi= 0,05), maka
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar
45
daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini
secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis secara
simultan adalah:
Ho : β1 = β2 = β3 = 0 ; Ekonomi, Gender, dan Religiusitas secara
simultan tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan .
Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 ; Ekonomi, Gender, dan Religiusitas secara
simultan berpengaruh terhadap kebahagiaan.
c. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 4 variabel bebas
(independen) variabel ekonomi (X1), variabel gender (X2), variabel
religiusitas (X3), dan 1 variabel terikat (dependen) yaitu variabel
kebahagiaan mahasiswa UIN Jakrta (Y), adalah sebagai berikut:
TABEL 3. 2 DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Indikator
Variabel
pertanyaan sumber
1
(Y)
Kebahagiaan
1. Diri sendiri
2. Pekerjaan
3. Teman
4. Keluarga
a) Saya merasa sebagian besar
tujuan hidup saya terpenuhi
selama di Kampus
b) Saya merasa beruntung
dalam menjalani
Perkuliahan
c) Saya bersyukur dengan hal-
hal yang terjadi di Kampus
d) Saya menyukai perkuliahan
saya
e) Saya akrab dengan seluruh
banyak teman
f) Saya memiliki perkuliahan
yang memadai
g) Setiap hari saya
bersemangat menjalani
hidup saya
Alan Carr,
2004: 15
46
h) Kehidupan saya penuh
dengan kejadian
menyenangkan
i) Saya senang saat
menyatakan kepada orang
lain bahwa saya mahasiswa
UIN Jakarta
j) Sebagian besar rencana
kuliah saya berantakan
k) Saya merasa kurang di
hargai oleh orang lain
l) Saya memiliki banyak
masalah dengan perkuliahan
saya
m) Saya suka berselisih dengan
teman – teman saya yang
lain
n) Saya membutuhkan
pelatihan untuk menambah
wawasan saya
o) Saya pernah merasa
menderita
Saya berusaha menemukan
hal baru dalam kegiatan
saya
2
(X1)
Ekonomi
1. Pendapatan
a) Berapakah Pemasukan
Perbulan?(nyatakan dalam
rupiah)
b) Berapakah pengeluaran anda
dalam sebulan
c) Berapakah biaya
pengeluaran anda untuk
transportasi dalam sebulan?
(nyatakan dalam rupiah)
d) Berapakah biaya
pengeluaran anda untuk
konsumsi makanan dalam
sebulan?(nyatakan dalam
rupiah)
e) Berapakah biaya
Reksoprayi
tno, 2009
47
pengeluaran anda untuk
membeli pakaian dan
peralatan rumah tangga
dalam sebulan?( nyatakan
dalam rupiah)
f) Apakah ada pengeluaran
untuk tabungan atau
deposito yang anda lakukan?
Jika iya nyatakan dalam
rupiah
3 (X2)
Gender
1. Jenis
Kelamin
a) laki – laki
b) permpuan
4 (X4)
Religiusitas
1. keyakinan
2. peribadatan
3. penghayatan
4. intelektual
a) Saya sering berfikir tentang
isu-isu keagamaan
b) Saya sangat percaya bahwa
rejeki yang saya dapatkan
Allah yang menentukan
nasib saya
c) Saya selalu mengikuti
kegiatan-kegiatan religious
d) Saya sering berdoa
e) Saya sering mengalami
situasi dimana saya merasa
bahwa Allah telah
mempengaruhi hidup saya
f) Saya sangat tertarik dalam
mempelajari topic-topik
keagamaan
g) Saya percaya bahwa
kehidupan setelah kematian
itu ada
h) Pelayanan keagamaan
penting bagi saya
i) Mendoakan diri sendiri itu
penting bagi saya
j) Saya tidak pernah
meninggalkan zakat
k) Saya percaya bahwa
kekuatan ilahi itu benar-
benar ada
Ismail
(2010)
48
l) Saya selalu menyempatkan
diri untuk bersedekah
m) Saya mempercaya bahwa
al-quran adalah pedoman
hidup saya
n) Saya sering berdoa secara
spontan ketika terinspirasi
oleh situasi sehari-sehari
o) Saya sering mengalami
situasi dimana saya
memiliki perasaan bahwa
Allah itu ada atau hadir
6. Pre-test
UJI VALIDITAS
Uji Validitas Kuesioner Kebagahiaan
Butir
Pertanyaan
Probabilitas
Hitung Keterangan
Y 1 0.000 Valid
Y 2 0.004 Valid
Y 3 0.033 Valid
Y 4 0.002 Valid
Y 5 0.005 Valid
Y 6 0.000 Valid
Y 7 0.000 Valid
Y 8 0.002 Valid
Y 9 0.004 Valid
Y 13 0.016 Valid
Y 15 0.000 Valid
Y 16 0.004 Valid
Y 17 0.011 Valid
Y 18 0.015 Valid
Y 20 0.003 Valid
Y 24 0.009 Valid
Dari hasil uji validitas di atas menunjukan bahwa ada tidak adanya
pertanyaan yang tidak valid, yaitu yang di tandai dengan tinggi nya nilai
Sig. (2 tailed) lebih dari 0,05 (alpha)
49
Validitas Kuesioner Religiusitas
Butir
Pertanyaan
Probabilitas
Hitung Keterangan
X3.1 0.040 Valid
X3.2 0.012 Valid
X3.3 0.000 Valid
X3.4 0.004 Valid
X3.5 0.000 Valid
X3.6 0.001 Valid
X3.7 0.007 Valid
X3.8 0.002 Valid
X3.9 0.000 Valid
X3.10 0.001 Valid
X3.11 0.001 Valid
X3.12 0.006 Valid
X3.13 0.001 Unvalid
X3.14 0.007 Unvalid
X3.15 0.005 Valid
Dari hasil uji validitas ini di dapatkan hasil yang cukup memuaskan
yang di tandai dengan keseluruhan butir pertanyaan yang valid atau nilai
Sig. (2-tailed) di bawah 0.05.
Dari uji di atas dapat di simpulkan tidak ada nya nilai Sig. (2-tailed) di
atas 0.005. dengan ini dapat di simpulkan dari pre-tes uji validitas layak
untuk di lakukan penelitian selanjut nya.
UJI REABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.724 17
Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa Croanbach’s Alpha
sebesar 0.724 dengan begini kuisioner penelitian yang akan di pergunakan
untuk mengumpulkan data variabel kebahagiaan reilabel dan dapat
dilanjutkan
50
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.736 16
Tidak jauh berbeda dengan data sebelumnya data pada table di atas
Croanbach’s Alpha sebesar 0.736 dengan begini kuisioner penelitian yang
akan di pergunakan untuk mengumpulkan data variabel religiusitas reilabel
dan dapat dilanjutkan
Dari uji di atas dapat di simpulkan tidak ada nya nilai Sig. (2-tailed)
di atas 0.6. dengan ini dapat di simpulkan dari pre-tes uji validitas layak
untuk di lakukan penelitian selanjut nya.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
universitas negeri yang sudah tidak asing lagi dikalangan pelajar di seluruh
Indonesia. Dengan letaknya yang cukup strategis, menjadikan kampus ini
sebagai pusat perhatian para pelajar di Indonesia untuk melanjutkan jenjang
pendidikan mereka. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Provinsi
Banten, tepatnya di Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Ciputat. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada masa awal berdirinya di tahun 1957, merupakan
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA). Itu berarti, pada saat ini usia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah mencapai 61 tahun. Selama rentang waktu tersebut,
UIN Syarif Hidayatullah terus menjadi lembaga pendidikan yang telah
menjalankan mandatnya dalam memberikan pembelajaran dan mentransmisikan
ilmu pengetahuan, khususnya menyatukannya pada bidang keilmuan agama.
Sampai saat ini, pengembangan ilmu yang ada di UIN Syarif
Hidayatullah sudah sangat luas. Faktanya, sekarang UIN Jakarta sudah
memiliki 11 fakultas, baik yang berlatar belakang agama, maupun latar
belakang umum. Seluruh fakultas itu adalah Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI),
Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Adab
dan Humaniora, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas
Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Psikologi, Fakultas Sains dan
Teknologi (FST), dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Terhitung sampai tahun akademi 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah
telah mengakomodir 27.575 mahasiswa, yang terdiri dari seluruh jenjang
perkuliahan. UIN Syarif Hidayatullah terus berusaha mempersiapkan seluruh
mahasiswa-nya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademi dan professional di bidang yang telah ditempuh oleh masing-masing
mahasiswa-nya.
52
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yaitu sebanyak 27.575 mahasiswa yang merupakan
gambaran dari Generasi Milenial. Dalam proses penelitian, didapatkan sampel
sejumlah 100 mahasiswa. Namun, tidak seluruhnya dijadikan sebagai sumber
data dikarenakan satu dan lain hal yang menyangkut pada proses pengisian
angket penelitian. Sehingga, setelah dilakukan pra-pengolahan didapatkanlah
88 responden yang setidaknya layak dijadikan perwakilan untuk menjadi
objek penelitian yang dilakukan.
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah pada saat ini menjadi bagian dari
Generasi Milenial (Gen Y). Hasil penelitian ini akan menjadi gambaran terkait
bagaimana modal sosial yang dimiliki generasi milenial, khususnya di UIN
Syarif Hidayatullah dengan dibenturkan pada tingkat kesejahteraan yang dapat
mereka capai saat ini. Generasi milenial memiliki karakteristik tersendiri dan
unik jika dibandingkan dengan generasi-generasi pendahulunya. Hal ini
dikarenakan generasi milenial semenjak kecilnya sudah mulai menjajaki dunia
teknologi atau digital yang cukup canggih. Generasi ini pun sangat dikenal
memiiki pemikiran yang terbuka, dan lagi-lagi disebabkan oleh akses
informasi yang sudah sangat terbuka dan luas, sehingga dunia ini seakan-akan
tidak memiliki batas.
B. Hasil Penelitian
1. Uji kualitas data
a. Uji validitas
Uji validitas biasa digunakan sebagai alat untuk mengukur
tingkat valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan metode Korelasi Pearson (Pearson Correlation).
Suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dari korelasi
antara konstruk dengan rataan variabelnya sebesar kurang dari 0,05
dan oleh karena itu, butir pertanyaan tersebut dianggap valid. Selain
itu, kriteria yang digunakan dalam menentukan valid atau tidaknya
53
pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tingkat kepercayaan yang mencapai 95% (α = 5%).
Kuesioner dibagi menjadi 4 bagian yang didasarkan pada jumlah
variabel, yaitu X1 (Ekonomi) yang terdiri dari 6 pertanyaan, X2
(Gender) yang terdiri dari 1 pertanyaan, X3 (Religiusitas) yang terdiri
dari 15 pertanyaan, dan Y (Kebahagiaan) yang terdiri dari 13
pertanyaan. Berikut adalah hasil uji validitas yang dilakukan:
1) Kuesioner Kebahagiaan
TABEL 4. 1 HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER KEBAGAHIAAN
Butir
Pertanyaan
Probabilitas
Hitung Keterangan
Y 1 0.000 Valid
Y 2 0.000 Valid
Y 3 0.000 Valid
Y 4 0.000 Valid
Y 5 0.000 Valid
Y 6 0.000 Valid
Y 7 0.000 Valid
Y 8 0.000 Valid
Y 9 0.000 Valid
Y 13 0.000 Valid
Y 15 0.000 Valid
Y 16 0.000 Valid
Y 17 0.256 Unvalid
Y 18 0.560 Unvalid
Y 20 0.000 Valid
Y 24 0.174 Unvalid
Dari hasil uji validitas di atas menunjukan bahwa ada 3
pertanyaan yang tidak valid, yaitu butir pertanyaan nomor 17, 18,
24 yang di tandai dengan tinggi nya nilai Sig. (2 tailed) lebih dari
0,05 (alpha). Oleh karena itu di perlukan pemangkasan butir
pertanyaan yang hasil nya seperti tabel di bawah ini :
54
TABEL 4. 2 HASIL UJI VALIDITAS KEDUA KUESIONER KEBAHAGIAAN
Butir
Pertanyaan
Probabilitas
Hitung Keterangan
Y 1 0.000 Valid
Y 2 0.000 Valid
Y 3 0.000 Valid
Y 4 0.000 Valid
Y 5 0.000 Valid
Y 6 0.000 Valid
Y 7 0.000 Valid
Y 8 0.000 Valid
Y 9 0.000 Valid
Y 13 0.000 Valid
Y 15 0.000 Valid
Y 16 0.000 Valid
Y 20 0.000 Valid
Dari hasil uji validitas ke 2 ini yang telah memangkas 3
butir pertanyaan yang tidak valid, mendapatkan hasil yang cukup
memuaskan yang di tandai dengan keseluruhan butir pertanyaan
yang valid atau nilai Sig. (2-tailed) di bawah 0.05.
2) Kuseioner Religiusitas
TABEL 4. 3 HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER RELIGIUSITAS
Butir
Pertanyaan
Probabilitas
Hitung Keterangan
X3.1 0.000 Valid
X3.2 0.000 Valid
X3.3 0.000 Valid
X3.4 0.000 Valid
X3.5 0.000 Valid
X3.6 0.000 Valid
X3.7 0.000 Valid
X3.8 0.000 Valid
X3.9 0.000 Valid
X3.10 0.000 Valid
X3.11 0.000 Valid
X3.12 0.000 Valid
X3.13 0.256 Unvalid
X3.14 0.560 Unvalid
X3.15 0.000 Valid
55
Dari hasil uji validitas ini di dapatkan hasil yang cukup
memuaskan yang di tandai dengan keseluruhan butir pertanyaan
yang valid atau nilai Sig. (2-tailed) di bawah 0.05.
2. Pembahasan Analisis Deskriptif
Agar dapat mengetahui pendapat yang telah diberikan oleh 89
responden, kita dapat menggunakan analisis deskriptif pada masing-
masing variabel, yaitu variabel; Ekonomi (X1), Gender (X2), Religiusitas
(X3), Kebahagiaan (Y). Teknik analisis ini menggunakan persentase dari
jawaban-jawaban yang diberikan responden kepada 35 butir pertanyaan
yang diajukan. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif yang telah
dilakukan:
1) Ekonomi (X1)
Dalam penelitian ini, variabel Ekonomi diukur menggunakan 6
butir pertanyaan, yaitu:
a. Pemasukan dalam 1 bulan
TABEL 4. 4 HASIL UJI SPSS PEMASUKAN DALAM 1 BULAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 – 999000 34 38.2 38.2 38.2
1000000 - 1999000 35 39.3 39.3 77.5
2000000 - 2999000 14 15.7 15.7 93.3
>= 3000000 6 6.7 6.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa 34 responden memiliki
pemasukan 0 – 999000 dalam 1 bulan, 35 responden memiliki
pemasukan 100000 – 1999000 dalam 1 bulan, 14 responden
memiliki pemaskan 2000000 – 2999000 dalam 1 bulan, dan 6
responden memiliki pemasukan >= 3000000 dalam 1 bulan.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden secara rata-rata memiliki pemasukan 100000 – 1999000
dalam 1 bulan.
56
b. Pengeluaran dalam 1 bulan
TABEL 4. 5 HASIL UJI SPSS PENGELUARAN DALAM 1 BULAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 – 999000 45 50.6 50.6 50.6
1000000 - 1999000 33 37.1 37.1 87.6
2000000 - 2999000 6 6.7 6.7 94.4
>= 3000000 5 5.6 5.6 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa 45 responden memiliki
pengeluaran 0 – 999000 dalam 1 bulan, 33 responden memiliki
pengeluaran 100000 – 1999000 dalam 1 bulan, 6 responden
memiliki pengeluaran 2000000 – 2999000 dalam 1 bulan, dan 5
responden memiliki pemasukan >= 3000000 dalam 1 bulan.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden secara rata-rata memiliki pengeluaran 0 – 999000 dalam
1 bulan.
c. Pengeluaran untuk Transportasi dalam 1 bulan
TABEL 4. 6 HASIL UJI SPSS PENGELUARAN UNTUK
TRANSPORTASI DALAM 1 BULAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 - 99000 22 24.7 24.7 24.7
100000 - 199000 16 18.0 18.0 42.7
200000 - 299000 19 21.3 21.3 64.0
>= 300000 32 36.0 36.0 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa 32 responden memiliki
pengeluaran >= 300000 untuk transportasi dalam 1 bulan, 22
responden memiliki pengeluaran 0 – 99000 untuk transportasi
dalam 1 bulan, 19 responden memiliki pengeluaran 200000 –
57
299000 untuk transportasi dalam 1 bulan, dan 16 responden
memiliki pengeluaran 100000 – 199000 untuk transportasi dalam 1
bulan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden secara rata rata memiliki pengeluaran >=
300000 untuk transportasi dalam 1 bulan.
d. Pengeluaran untuk Konsumsi dalam 1 bulan
Tabel 4. 7 Hasil Uji SPSS Pengeluaran untuk Konsumsi dalam 1 bulan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 - 399000 45 50.6 50.6 50.6
400000 - 599000 24 27.0 27.0 77.5
>= 600000 20 22.5 22.5 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel menjelaskan bahwa 45 responden memiliki
pengeluaran 0 – 399000 untuk konsumsi dalam 1 bulan, 24
responden memiliki pengeluaran 400000 – 599000 untuk konsumsi
dalam 1 bulan, 20 responden memiliki pengeluaran >= 600000
dalam 1 bulan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden secara rata rata memiliki pengeluaran
0 – 399000 untuk konsumsi dalam 1 bulan.
e. Pengeluaran untuk membeli Pakaian dan peralatan lainnya
dalam 1 bulan
Tabel 4. 8 Hasil Uji SPSS Pengeluaran untuk membeli Pakaian dan
peralatan lainnya dalam 1 bulan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 - 99000 21 23.6 23.6 23.6
100000 - 199000 20 22.5 22.5 46.1
200000 - 299000 14 15.7 15.7 61.8
>= 300000 34 38.2 38.2 100.0
Total 89 100.0 100.0
58
Tabel menjelaskan bahwa mayoritas secara rata rata
responden memiliki pengeluaran >= 300000 untuk pengeluaran
membeli pakaian dan peralatan lainnya.
f. Pengeluaran untuk Tabungan atau Deposito dalam 1 bulan
Tabel 4. 9 Pengeluaran untuk Tabungan atau Deposito dalam 1
bulan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 - 99000 53 59.6 59.6 59.6
100000 - 199000 8 9.0 9.0 68.5
200000 - 299000 6 6.7 6.7 75.3
>= 300000 22 24.7 24.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel menjelaskan bahwa mayoritas secara rata rata responden
memiliki pengeluaran 0 – 99000 untuk pengeluaran tabungan atau
deposito.
2) Gender (X2)
Dalam penelitian ini, variabel Gender diukur menggunakan 1
butir pertanyaan, yaitu:
TABEL 4. 10 HASIL UJI SPSS GENDER
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid perempuan 55 61.8 61.8 61.8
laki - laki 34 38.2 38.2 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel 4.9 menjelaskan bahwa ada 55 responden dengan jenis
kelamin perempuan, 34 responden dengan jenis kelamin laki - laki.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden adalah perempuan dengan pertanyaan “Mengenai jenis
kelamin”.
59
3) Religiusitas (X3)
Dalam penelitian ini, variabel Religiusitas diukur menggunakan
15 butir pertanyaan, yaitu:
TABEL 4. 11 SAYA SANGAT PERCAYA BAHWA REJEKI YANG SAYA
DAPATKAN ALLAH YANG MENETUKAN NASIB”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 3 3.4 3.4 3.4
S 45 50.6 50.6 53.9
SS 41 46.1 46.1 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju,
45 responden menyatakan setuju, dan 41 responden menyatakan
sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden setuju terhadap pernyataan “saya sangat percaya
bahwa rejeki yang saya dapatkan allah yang menetukan nasib ”.
TABEL 4. 12 SERING BERFIKIR TENTANG ISU - ISU KEAGAMAAN”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 8 9.0 9.0 9.0
TS 19 21.3 21.3 30.3
S 47 52.8 52.8 83.1
SS 15 16.9 16.9 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 8 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 19 responden menyatakan tidak
setuju, 47 responden menyatakan setuju, dan 15 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
60
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“sering berfikir tentang isu - isu keagamaan”.
TABEL 4. 13 SERING MENGIKUTI KEGIATAN - KEGIATAN RELIGIOUS”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 9 10.1 10.1 10.1
TS 34 38.2 38.2 48.3
S 40 44.9 44.9 93.3
SS 6 6.7 6.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 34 responden menyatakan tidak
setuju, 40 responden menyatakan setuju, dan 6 responden menyatakan
sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden setuju terhadap pernyataan “sering mengikuti
kegiatan - kegiatan religious”.
TABEL 4. 14 SAYA SERING BERDOA”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 6 6.7 6.7 6.7
S 49 55.1 55.1 61.8
SS 34 38.2 38.2 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju,
49 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden setuju terhadap pernyataan “saya sering berdoa”.
61
TABEL 4. 15 SERING MENGALAMI SITUASI DIMANA SAYA MERASA BAHWA
ALLAH MEMPENGARUHI HIDUP SAYA”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 3 3.4 3.4 3.4
S 40 44.9 44.9 48.3
SS 46 51.7 51.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju,
40 responden menyatakan setuju, dan 46 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden setuju terhadap pernyataan “sering mengalami situasi
dimana saya merasa bahwa allah mempengaruhi hidup saya”.
TABEL 4. 16 SANGAT TERTARIK MEMPELAJARI TOPIK - TOPIK KEAGAMAAN”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 23 25.8 25.8 25.8
S 48 53.9 53.9 79.8
SS 18 20.2 20.2 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 23 responden menyatakan tidak
setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 18 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“sangat tertarik mempelajari topik - topik keagamaan”.
62
TABEL 4. 17 SAYA PERCAYA BAHWA KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN ITU
ADA”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1.1 1.1 1.1
S 39 43.8 43.8 44.9
SS 49 55.1 55.1 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 0 responden menyatakan tidak setuju, 39 responden
menyatakan setuju, dan 49 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden setuju terhadap pernyataan “saya percaya bahwa kehidupan
setelah kematian itu ada”.
TABEL 4. 18 PELAYANAN KEAGAMAAN PENTING BAGI SAYA”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 4 4.5 4.5 4.5
S 53 59.6 59.6 64.0
SS 32 36.0 36.0 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 53 responden
menyatakan setuju, dan 32 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden setuju terhadap pernyataan “pelayanan keagamaan penting
bagi saya”.
63
TABEL 4. 19 MENDOAKAN DIRI SENDIRI ITU PENTING BAGI SAYA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1.1 1.1 1.1
S 48 53.9 53.9 55.1
SS 40 44.9 44.9 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak
setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 40 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“mendoakan diri sendiri itu penting bagi saya”.
TABEL 4. 20 SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN ZAKAT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1.1 1.1 1.1
TS 10 11.2 11.2 12.4
S 57 64.0 64.0 76.4
SS 21 23.6 23.6 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak
setuju, 57 responden menyatakan setuju, dan 21 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“saya tidak pernah meninggalkan zakat”.
64
TABEL 4. 21 PERCAYA BAHWA KEKUATAN ILAHI ITU BENAR -
BENAR ADA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1.1 1.1 1.1
S 33 37.1 37.1 38.2
SS 55 61.8 61.8 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak
setuju, 33 responden menyatakan setuju, dan 55 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “percaya bahwa kekuatan ilahi itu benar - benar ada”
TABEL 4. 22 SELALU MENYEMPATKAN DIRI UNTUK BERSEDEKAH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 11 12.4 12.4 12.4
S 56 62.9 62.9 75.3
SS 22 24.7 24.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden menyatakan tidak
setuju, 56 responden menyatakan setuju, dan 22 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “selalu menyempatkan diri untuk bersedekah”
65
TABEL 4. 23 MEMPERCAYAI BAHWA AL-QURAN PEDOMAN HIDUP
SAYA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1.1 1.1 1.1
S 27 30.3 30.3 31.5
SS 61 68.5 68.5 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak
setuju, 27 responden menyatakan setuju, dan 61 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “mempercayai bahwa al-quran pedoman hidup saya”
TABEL 4. 24” SERING BERDOA SECARA SPONTANKETIKA
TERINSPIRASI OLEH SITUASI SEHARI – HARI”
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1.1 1.1 1.1
TS 4 4.5 4.5 5.6
S 48 53.9 53.9 59.6
SS 36 40.4 40.4 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak
setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 36 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “sering berdoa secara spontanketika terinspirasi oleh
situasi sehari - hari ”
66
TABEL 4. 25 SERING MENGALAMI SITUASI DIMANA MEMILIKI
PERASAAN BAHWA ALLAH ITU ADA ATAU HADIR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 3 3.4 3.4 3.4
S 31 34.8 34.8 38.2
SS 55 61.8 61.8 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak
setuju, 31 responden menyatakan setuju, dan 55 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “sering berdoa secara spontanketika terinspirasi oleh
situasi sehari - hari ”
a. Kebahagiaan (Y)
Dalam penelitian ini, variabel Kebahagiaan diukur menggunakan
13 butir pertanyaan, yaitu:
TABEL 4. 26 TUJUAN BESAR HIDUP SAYA TERPENUHI SELAMA DI KAMPUS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 1 1.1 1.1 1.1
ts 20 22.5 22.5 23.6
s 58 65.2 65.2 88.8
ss 10 11.2 11.2 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju,
58 responden menyatakan setuju, dan 10 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
67
responden sangat setuju terhadap pernyataan “tujuan besar hidup saya
terpenuhi selama di kampus ”
TABEL 4. 27 MERASA BERUNTUNG DALAM MENJALANI PERKULIAHAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 1 1.1 1.1 1.1
ts 5 5.6 5.6 6.7
s 56 62.9 62.9 69.7
ss 27 30.3 30.3 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju,
56 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan
sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden sangat setuju terhadap pernyataan “merasa
beruntung dalam menjalani perkuliahan”
TABEL 4. 28 BERSYUKUR DENGAN HAL-HAL YANG TERJADI DI KAMPUS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 7 7.9 7.9 7.9
s 61 68.5 68.5 76.4
ss 21 23.6 23.6 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju,
61 responden menyatakan setuju, dan 21 responden menyatakan
sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden sangat setuju terhadap pernyataan “bersyukur
dengan hal-hal yang terjadi di kampus”
68
TABEL 4. 29 SAYA MENYUKAI PERKULIAHAN SAYA
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 1 1.1 1.1 1.1
ts 16 18.0 18.0 19.1
s 56 62.9 62.9 82.0
ss 16 18.0 18.0 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 16 responden menyatakan tidak setuju, 56
responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya menyukai
perkuliahan saya”
TABEL 4. 30 SAYA AKRAB DENGAN SELURUH BANYAK TEMAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 1 1.1 1.1 1.1
ts 18 20.2 20.2 21.3
s 45 50.6 50.6 71.9
ss 25 28.1 28.1 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak setuju, 45
responden menyatakan setuju, dan 25 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya akrab dengan
seluruh banyak teman”
69
TABEL 4. 31 SAYA MEMILIKI PERKULIAHAN YANG MEMADAI
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 1 1.1 1.1 1.1
ts 15 16.9 16.9 18.0
s 58 65.2 65.2 83.1
ss 15 16.9 16.9 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 15 responden menyatakan tidak setuju, 58
responden menyatakan setuju, dan 15 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya memiliki
perkuliahan yang memadai”
TABEL 4. 32 SETIAP HARI SAYA BERSEMANGAT MENJALANI HIDUP SAYA
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 9 10.1 10.1 10.1
Ts 21 23.6 23.6 33.7
S 42 47.2 47.2 80.9
ss 17 19.1 19.1 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 21 responden menyatakan tidak setuju, 42
responden menyatakan setuju, dan 17 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “setiap hari saya
bersemangat menjalani hidup saya”
70
TABEL 4. 33 KEHIDUPAN SAYA PENUH DENGAN KEJADIAN
MENYENANGKAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 9 10.1 10.1 10.1
ts 20 22.5 22.5 32.6
S 44 49.4 49.4 82.0
ss 16 18.0 18.0 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju, 44
responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “kehidupan saya penuh
dengan kejadian menyenangkan”
TABEL 4. 34 SENANG SAAT MENYATAKAN BAHWA SAYA MAHASISWA UIN
JAKARTA
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 1 1.1 1.1 1.1
ts 12 13.5 13.5 14.6
s 57 64.0 64.0 78.7
ss 19 21.3 21.3 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 57
responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “senang saat menyatakan
bahwa saya mahasiswa UIN Jakarta”
71
TABEL 4. 35 SEBAGIAN BESAR RENCANA KULIAH SAYA BERANTAKAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 9 10.1 10.1 10.1
ts 23 25.8 25.8 36.0
s 43 48.3 48.3 84.3
ss 14 15.7 15.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju, 43
responden menyatakan setuju, dan 14 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “sebagian besar rencana
kuliah saya berantakan”
TABEL 4. 36 MERASA KURANG DI HARGAI OLEH ORANG LAIN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 10 11.2 11.2 11.2
ts 18 20.2 20.2 31.5
s 40 44.9 44.9 76.4
ss 21 23.6 23.6 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 10 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak
setuju, 40 responden menyatakan setuju, dan 21 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “merasa kurang di hargai oleh orang lain”
72
TABEL 4. 37 SAYA MEMILIKI BANYAK MASALAH DENGAN PERKULIAHAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 11 12.4 12.4 12.4
ts 13 14.6 14.6 27.0
s 48 53.9 53.9 80.9
ss 17 19.1 19.1 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 11 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 13 responden menyatakan tidak
setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 17 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “merasa kurang di hargai oleh orang lain”
TABEL 4. 38 SAYA PERNAH MERASA MENDERITA
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 20 22.5 22.5 22.5
ts 45 50.6 50.6 73.0
s 18 20.2 20.2 93.3
ss 6 6.7 6.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 20 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 45 sponden menyatakan tidak setuju,
18 responden menyatakan setuju, dan 6 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya pernah merasa
menderita”
73
3. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang di analisis terdapat variabel pengganggu atau residual
yang memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak untuk
diteliti adalah yang memiliki residu yang tidak terdistribusi dengan
normal atau dengan kata lain data yang dianalisis berdistribusi normal
(Ghozali, 2016). Dalam uji normalitas terdapat dua acara untuk
mendeteksi apakah residu dari data memiliki distribusi normal atau
tidak, yaitu dengan analisis grafik Normal P-P Plot dan uji statistik
Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas data dengan metode Normal P-P
Plot menggunakan pengolahan dari SPSS 16.0 menghasilkan plot
sebagai berikut:
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Uji P-P Plot
Berdasarkan pada gambar kurva p-p plot diatas, dapat disimpulkan
bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan titik-
titik menyebar di sekitar area garis diagonal dan tidak terdapat
penyimpangan yang terlalu jauh atau melebar. Kurva ini juga
menyimpulkan bahwa model dari sampel yang diteliti sudah mendekati
74
populasinya. Untuk itu, model yang digunakan layak untuk
menganalisis pengaruh variabel independen.
Selain uji grafik p-p plot, peneliti juga melengkapi uji normalitas
dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov untuk menegaskan hasil uji
normalitas grafik diatas.
TABEL 4. 39 HASIL UJI KOLMOGOROV SMIRNOV
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig.
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
89
0.00000
0. 36398402
0.060
0.055
- 0.60
0.570
0.901
a. Test distribution is Normal
Berdasarkan tabel diatas, besarnya probabilitas Kolmogorov-
Smirnov dengan melihat Asymp. Sig. yaitu sebesar 0.901. Hal ini berarti
Unstandardized Residual atau residual yang ada pada data tidak
berdistribusi normal dan data yang diolah memiliki distribusi yang
normal, atau terbebas dari gangguan dari residual yang dihasilkan oleh
data itu sendiri.
1) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel
independen yang sedang diuji. Model regresi yang baik ditandai
75
dengan kecilnya korelasi antar variabel independen. Jika diantara
variabel independen terjadi korelasi yang kuat, maka akan membuat
nilai R2 yang didapatkan tidak efisien untuk pengambilan
keputusan dikarenakan terdapat sumbangan dari korelasi antar
variabel dependen. Variabel yang hendak diuji seharusnya
menunjukkan bahwa mereka variabel yang mendekati orthogonal,
atau korelasi antar mereka mendekati nilai nol.
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya penyimpangan
berupa multikolinear adalah dengan melihat Variance Inflation
Factor (VIF), jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,1 maka
model regresi terbebas dari adanya penyimpangan berupa
multikolinearitas (Ghozali, 2016). Berikut ini adalah hasil
pengujian VIF yang telah dilakukan:
TABEL 4. 40 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.197 .348 3.436 .001
Ekonomi .067 .049 .129 1.364 .176 .995 1.005
Gender -.053 .082 -.062 -.649 .518 .972 1.028
Religiusitas .483 .102 .453 4.721 .000 .973 1.027
* Significance at 1%
** Significance at 5%
*** Significance at 10%
Berdasarkan hasil tabel diatas, besarnya koefisien VIF masing-
masing variabel independen < 10 dan nilai tolerance > 0.1 yaitu
variable Ekonomi (X1) memiliki nilai tolerance 0.995 dan nilai
VIF sebesar 1.005, variable Gender (X2) memiliki nilai tolerance
0.972 dan nilai VIF sebesar 1.028, dan variable Religiusitas (X3)
memiliki nilai tolerance 0.973 dan nilai VIF sebesar 1.027. Dari
76
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi linier
berganda yang dibentuk tidak terhambat asumsi multikolinearitas
diantara variabel independen, sehingga dapat digunakan dalam
penelitian ini.
2) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang dibangun terdapat perbedaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2016). Model regresi yang baik adalah yang memiliki kesamaan
varians dari tiap pengamatan. Uji heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan 2 langkah, yaitu dengan melihat scatterplot dan
dengan secara statistik uji Glejser. Berdasarkan pengolahan data
yang dilakukan, berikut ini hasil dari uji scatterplot yang
didapatkan:
GAMBAR 4. 2 HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS SECARA SCATTERPLOT
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa distribusi data
tidak memiliki pola tertentu dan tersebar diantara titik nol pada
sumbu Y. hal ini dapat memberikan kesimpulan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi yang dibangun. Selain itu,
untuk menegaskan hasil uji ini, peneliti juga melakukan uji Glejser.
77
Jika nilai signifikansi masing-masing variabel X dibawah 0.05 atau
5% maka dapat diasumsikan model tersebut terjangkit
Heterokedastisitas. Sedangkan jika signifikansi variabel X diatas
0.05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa model tidak
terjangkit Heterokedastisitas. astisitas.
b. Hasil Uji Hipotesis
1) Hasil Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar
pengaruh variabel independen secara individual terhadap variasi
atau perubahan pada variabel dependen (Ghozali, 2005). Salah satu
kriteria pengujian yang dilakukan adalah dengan membandingkan
nilai t hitung dengan nilai t tabel (Priyatno, 2016). Namun selain
dengan melihat nilai t hitung, kita dapat juga melakukan pengujian
tersebut dengan melihat besaran probabilitas individual variabel
dari proses regresi yang dilakukan. Nilai probabilitas hitung yang
dihasilkan harus berada dibawah taraf alpha yang dikehendaki.
Dalam pengambilan keputusan hipotesis uji t menggunakan
nilai t hitung dan t tabel adalah jika nilai t hitung lebih besar atau
sama dengan t tabel, maka H0 ditolak yang berarti kita memiliki
kemampuan untuk menerima Ha. Jika nilai t hitung lebih kecil
daripada t tabel, maka peneliti tidak memiliki kemampuan untuk
menolak H0. Berikut adalah hasil uji t dalam penelitian ini:
TABEL 4. 41 HASIL UJI T
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.197 .348 3.436 .001
Ekonomi .067 .049 .129 1.364 .176
Gender -.053 .082 -.062 -.649 .518
Religiusitas .483 .102 .453 4.721 .000*
* Significance at 1% a. Dependent Variable: res2
** Significance at 5%
*** Significance at 10%
78
a) Pengaruh Ekonomi Terhadap Kebahagiaan
Terlihat bahwa nilai probabilitas untuk variable Ekonomi
adalah sebesar 0.176. Maka dapat disimpulkan bahwa secara
individual variable Ekonomi tidak berpengaruh signifikan
terhadap Kebahagiaan. Sehingga dengan ini kita tidak
memiliki kemampuan untuk menerima Ha dan oleh karena itu,
kita harus menerima H0.
Kebahagiaan dari perspektif ekonomi didefinisikan
sebagai suatu kepuasaan terhadap kehidupan secara umum.
Pakar ahli pertama pada teori kebahagiaan di bidang ekonomi
adalah Adam Smith. Adam Smith dalam the Theory of Moral
Sentiments mengatakan, "how many people ruin themselves by
laying out money on trinkets of frivolous utility?" Dari kutipan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan tidaklah
ditentukan oleh kekayaan yang dimiliki.
Terlebih lagi, teori kebahagiaan lainnya, seperti yang
dikemukakan oleh Robert Frank dan Daniel Kahneman,
menyatakan bahwa kemewahan material tidak berhubungan
dengan tingkat kebahagiaan individu.
Richard Easterlin telah menemukan adanya Easterlin
Paradox, aspek pendapatan tetap dimasukkan dalam
pengukuran kebahagiaan. Hal ini dikarenakan pendapatan
merupakan indikator yang penting untuk mengukur
kesejahteraan tetapi tidak cukup untuk menjadi sebuah syarat
kebahagiaan (Graham, 2005). Dengan demikian, ekonomi
kebahagiaan adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan
antara kebahagiaan dengan faktor pendapatan dan non-
pendapatan yang mempengaruhinya. Semakin tinggi tingkat
kebahagiaan maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan
suatu masyarakat, begitu pula sebaliknya.
79
Darin dalam Dutt dan Radcliff (1989) menyatakan
bahwa kebahagiaan ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor
pertama yaitu sifat atau karakter (traits), dimana kebahagiaan
adalah sifat atau karakter seseorang yang cenderung tidak
berubah, yang berhubungan dengan unsur genetika, budaya
dan pengalaman di awal kehidupan seseorang. Individu
memiliki suatu tingkat dasar kebahagiaan di mana ia akan
selalu menuju ke arah tersebut. Jika ada peristiwa yang
memengaruhi tingkat kebahagiaannya maka hal itu hanya akan
bersifat sementara karena ia akan segera kembali ke tingkat
kebahagiaan semula. Psikolog menyebutnya dengan Set Point
Theory. Kedua, perbandingan sosial (Social Comparison),
dimana menurut Easterlin (1974) individu menilai kualitas
hidupnya tidak secara absolut tetapi secara relatif. Ini berarti ia
akan membandingkan hidupnya dengan orang lain. Misalnya
ketika pendapatannya meningkat maka hal itu belum tentu
akan meningkatkan kabahagiaannya karena ia akan
membandingkannya dengan pendapatan orang lain. Ketiga,
kebutuhan pokok (Satisfaction Needs), dimana kebahagiaan
menurut teori ini ditentukan oleh hubungan dalam keluarga,
tingkat kesehatan, pekerjaan dan jumlah uang yang dimiliki
yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.
b) Pengaruh Gender Terhadap Kebahagiaan
Dari hasil pengolahan terhadap data yang didapatkan,
dapat dilihat bahwa nilai probabilitas variabel networking
adalah sebesar 0.519 > 0.05 (alpha 5%). Ini menunjukkan
bahwa variabel sosio demografi tidak berpengaruh signifikan
terhadap Kebahagiaan. Sehingga dengan ini kita tidak
memiliki kemampuan untuk menerima Ha dan oleh karena itu,
kita harus menerima H0.
80
Penelitian yang dilakukan oleh Landiyanto et al. (2010)
yang berstudi kasus di Indonesia dengan menggunakan data
IFLS menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamis tidak
signifikan mempengaruhi kebahagiaan di Indonesia. Sama
halnya penelitian yang dilakukan Fuentes (2001) yang berstudi
kasus di Meksiko tidak menemukan pengaruh yang signifikan
antara perbedaan jenis kelamin terhadap kebahagiaan
masyarakat Meksiko. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
perbedaan jenis kelamin Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Jakarta tidak berpengaruh signifikan terhadap kebahagiaan.
c) Pengaruh Religiusitas Terhadap Kebahagiaan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat
dilihat bahwa nilai probabilitas variabel Religiusitas adalah
sebesar 0.000 > 0.050 (alpha 5%). Ini menunjukkan bahwa
variabel religiusitas berpengaruh signifikan terhadap
kebahagiaan. Sehingga dengan demikian, kita memiliki
kemampuan untuk menerima Ha, dan harus menolak H0.
Menurut Rahman (2009), perilaku religiusitas adalah
perilaku yang berdasarkan keyakinan suara hati dan
keterikatan kepada Tuhan, diwujudkan dalam bentuk kuantitas
dan kualitas peribadatan serta norma yang mengatur hubungan
dengan Tuhan, hubungan sesama manusia, hubungan dengan
lingkungan yang terinternalisasi dalam manusia.
Penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Seligman (2002) yang meneliti tentang
religiusitas dengan kebahagiaan. Dari hasil penelitiannya
menyatakan bahwa individu yang religious merasa lebih
bahagia dan lebih puas terhadap kehidupannya dibandingkan
dengan individu yang tidak religious. Menurut Seligman
bahwa kebahagiaan akan lebih besar muncul pada orang yang
memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, karena penghayatan
81
agama dianggap dapat memberikan harapan akan masa depan
dan menciptakan makna dalam hidup bagi manusia.
Hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan dapat
dipahami. Menurut Pasiak (2012) religiusitas memiliki
beberapa aspek, yaitu keyakinan, peribadatan atau praktek
agama, dan pengalaman atau akhlak. Pertama, aspek keyakinan
akan berpengaruh terhadap cara pandang individu berdasarkan
dogma atau iman yang dipercayainya ( Pasiak, 2012). Cara
pandang individu tersebut akan cenderung pasrah/menerima
stimulus dan pada tahap selanjutnya akan menciptakan
perasaan bersyukur dan terimakasih. Hal ini sesuai dengan
Larsen dan McKibban (2008) dimana bersyukur atas
kehidupannya dan menunjukkan rasa terima kasih akan
menciptakan kebahagiaan individu.
Kedua, aspek peribadatan atau praktek agama akan
berpengaruh menciptakan rasa nyaman terhadap pelakunya.
Kenyamanan yang dirasakan individu akan membantu upaya
coping yang dilakukan terhadap stimulus yang sifatnya sebagai
stressor. Hal ini selaras dengan Nettle (2005) yang
mengungkapkan bahwa kondisi positif dan kondisi negative
yang diartikan sama oleh individu dan dating dalam bentuk
berbeda bagi tiap individu, tetapi mampu untuk diatasi.
Ketiga, aspek pengalaman atau akhlak akan berpengaruh
terhadap kesadaran individu terhadap makna kehidupan dan
menciptakan kebermaknaan hidup pada individu ( Pasiak,
2012). Selaras dengan pemaparan diatas, Carr (2004)
mengungkapkan bahwa kebahagiaan merupakan kondisi yang
ditentukan padda kemampuan evaluasi dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti keluarga, pekerjaan dan pengelaman yang
bersifat efektif. Berdasarkan ketiga aspek tersebut, religiusitas
82
memiliki keterikatan dengan timbulnya kebahagiaan pada
individu secara langsung dan tidak langsung.
2) Hasil Uji F
Uji statistik F pada dasarnya digunakan untuk melihat
apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan
mempengaruhi variabel dependen (Gujarati, 2004). Salah satu cara
untuk melakukan uji F ini adalah dengan melihat besaran statistik
probabilitas yang dihasilkan pada tabel ANOVA untuk
penggunaan alat statistik SPSS. Jika besaran statistik probabilitas F
kurang dari 0.05 (alpha 5%), maka secara simultan, variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini
adalah hasil uji F pada penelitian ini:
Tabel 4. 42 Hasil Uji Fanova
Model Sum of
Squares df
Mean
Squares F Sig.
Regression 3.646 3 1.215 8.860 .000
Residual 11.659 85 0.137
Total 15.304 88
a. Predictors: (Constant), Ekonomi, Sosio Demografi, Religiusitas
b. Dependent Variable: Kebahagiaan
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh F hitung sebesar 8.860 dan
statistik probabilitas 0.000 dengan menggunakan alpha 5%.
Dikarenakan statistik probabilitas 0.000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama, variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal
ini dapat mengartikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk menolak
H0 dan untuk menerima Ha. Ini berarti dalam model penelitian yang
dibentuk, variabel Ekonomi , Gender, dan Religiusitas, secara bersama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kebahagiaan.
83
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen yang ditampilkan dalam sebuah persamaan linier
(Gujarati, 2004). Adapun hasil regresi linier berganda dari pengaruh
Ekonomi, Gender dan Religiusitas terhadap Kebahagiaan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 43 Analisis Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.197 .348 3.436 .001
Ekonomi .067 .049 .129 1.364 .176
Sosio demografi -.053 .082 -.062 -.649 .518
Religiusitas .483 .102 .453 4.721 .000*
* Significance at 1% a. Dependent Variable: res2
** Significance at 5%
*** Significance at 10%
Dari tabel diatas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh dari X1, X2, dan X3 terhadap variabel Y. adapun
persamaan regresinya dapat dibuat sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dan jika hasil regresi dimasukkan, maka persamaan tersebut menjadi:
Y = 1.197 + 0.067X1 + -0.053X2 + 0.483X3 + e
Keterangan:
Y = Kebahagiaan
a = Konstanta
b1 = koefisien regresi Ekonomi
84
b2 = koefisien regresi Sosio Demografi
b3 = koefisien regresi Relisiusitas
X1 = Ekonomi
X2 = Sosio Demografi
X3 = Religiusitas
e = standar kesalahan
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa variabel yang
berpengaruh secara signifikan adalah variable Religiusitas, yang memiliki
nilai signifikansi sebesar 0.000 dengan alpha 5%. Sedangkan dua variabel
lainnya, yaitu ekonomi dan sosio demografi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan dengan besaran nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0.176
dan 0.518 dengan alpha sebesar 5%.
5. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
besaran persentase pengaruh yang secara bersama-sama disumbangkan
oleh variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel dependen
(Gujarati, 2004). Di dalam penggunaan alat bantu statistik SPSS, kita
dapat menganalisa R2 ini di dalam hasil pengolahan regresi di bagian
Model Summary. Adapun hasil analisis R2 yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
TABEL 4. 44 HASIL ANALISIS KOEFISIEN DETERMINASI
Model R R Square Adj. R Square Std. Error of the
Estimate DW
1. 0.488 0.238 0.211 0.37035 2.066
a. Predictors: (Constant), Ekonomi, Sosio Demografi, Religiusitas
b. Dependent Variable: Kebahagiaan
Berdasarkan hasil tabel diatas, koefisien R Square adalah sebesar 0.238
sedangkan koefisien Adj. R Square sebesar 0.211. Hal ini menunjukkan
85
bahwa sumbangan pengaruh dari seluruh variabel independen terhadap
variabel kebahagiaan adalah sebesar 21,1%. Sisanya, yaitu sebesar 78,9%
variabel dependen dipengaruhi oleh variable-variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Ekonomi, Gender, dan Religiusitas terhadap Kebahagiaan. Setelah proses
penyebaran kuesioner, akhirnya didapatkan sejumlah 89 responden yang layak
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dengan menggunakan metode regresi
linier berganda, akhirnya didapatkanlah hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel Ekonomi terhadap Kebahagiaan
Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kebahagiaan.
Hal ini ditandai dengan hasil statistic probabilitas variable ekonomi yang
dihasilkan, yaitu sebesar 0.176 > 0.05 (alpha 5%). Sehingga peneliti tidak
memiliki kemampuan untuk menolak H0. Dan di simpulkan dalam
kenyataan nya Mahasiswa UIN Jakarta masih banyak yang belum
berpenghasilan dan tidak menganggap sebuah materi menjadi yang utama
dalam kebahagiaan Mahasiswa UIN Jakarta.
2. Pengaruh variable Gender terhadap Kebahagiaan
Gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kebahagiaan.
Hal ini ditandai dengan hasil statistic probabilitas variable gender yang
dihasilkan, yaitu sebesar 0.519 > 0.05 (alpha 5%). Sehingga peneliti tidak
memiliki kemampuan untuk menolak H0. Dengan tidak signifikan nya
Gender dengan Kebahagiaan menunjukan bahwa tidak ada ketimpangan
antara laki – laki dan perempuan di UIN Jakarta
3. Pengaruh variabel Religiusitas terhadap Kebahagiaan
Religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap Kebahagiaan.
Hal ini ditandai dengan hasil statistik probabilitas variabel networking
yang dihasilkan, yaitu sebesar 0.000 < 0.05 (alpha 5%). Sehingga peneliti
memiliki kemampuan untuk menolak H0. Dari 3 variabel X hanya
87
religiusitas lah yang signifikan. Karna sudah jelas kampus UIN Jakarta
adalah kampus yang berbasis islam dan mahasiswa UIN Jakarta yang rata
–rata berasal dari Pesantren dan Madrasah yang sudah memprioritaskan
Agama sejak bangku sekolah, dan tidak heran dalam variable ini
religiusitas signifikan dalam kebahagiaan.
4. Pengaruh secara simultan antara variabel Ekonomi, Gender, dan
Religiusitas terhadap Kebahagiaan
Dari hasil uji F yang dilakukan, didapat nilai probabilitas statistik F
sebesar 0.000 < 0.05 dengan alpha sebesar 5%. Ini menandakan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara seluruh variabel independen terhadap
variabel dependen yang diteliti. Kemudian dari hasil uji Koefisien
Determinasi, didapatkan koefisien sebesar 0.238 yang menandakan bahwa
besaran pengaruh variabel independen dalam menjelaskan perubahan
variabel dependen adalah sebesar 21,1%. Sedangkan sisanya yaitu 78,9%
menandakan besaran pengaruh yang dihasilkan oleh variabel independen
yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian terhadap variabel ekonomi, dapat diketahui bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Kebahagiaan. Cukup
banyak hal yang mengakibatkan hal tersebut, diantaranya adalah karena
enkonomi bukan sebuah sifat tunggal yang dapat secara langsung
mempengaruhi kesejahteraan seorang individu. Memang didalam beberapa
penelitian masih ada peneliti yang mencoba untuk mencari cara dalam
menghubungkan variabel ini dengan. Namun menurut peneliti, variabel ini
tetap memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan khususnya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji F yang menunjukkan adanya hubungan secara
simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Oleh
88
karena itu peneliti menyimpulkan bahwa variabel ekonomi memiliki
pengaruh terhadap kebahagiaan, namun dapat dikatakan bahwa pengaruh
ini terjadi dikarenakan ketidakmampuan ekonomi sebagai sifat untuk
mendongkrak kebahagiaan individu, oleh karena itu dibutuhkan faktor
lainnya untuk menunjang atau memunculkan pengaruh variabel ini
terhadap kesejahteraan generasi millenial. Oleh karena itu, peneliti
memberikan saran kepada pemerintah untuk mengupayakan adanya
pelatihan untuk mahasiswa agar meningkatkan skill mahasiswa itu sendiri,
untuk mendoromg perekonomian individu di kemudian hari.
2. Untuk pemerintah agar melakukan pemberdayaan di kampus – kampus
seluruh indonesia dan juga mengadakan seminar atau penyuluhan dengan
mangankat ketimpangan gender untuk menyamakan perspektif baik laki –
laki maupun perempuan.
3. Meningkatkan pemahaman – pemahaman agama kepada mahasiswa dan
memperluas pola pikir keagamaan
89
DAFTAR PUSTAKA
Agan, Y ., Sevinc, E dan Orhan, M, (2009). Impact of Main Macroeconomic
Indicators on Happines
BPS. (2015). Kecamatan Sukoilo Dalam Angka 2015.
Diener, E., M.Suh E., Lucas, R. E., dan L.Smith, H (1999). Subjective well Being
Three Decades of Progress Psycological Bulletin, 125(2), 276-302
Fasterin R. A (1974). Does Economic Growth Improve the Human Lot? Some
Emprical Evidence. NewYork: Academia Press
Helliwel, J. F., Layard, R., dan Sachs, J,(2103). World Hppines Repon. United
Nations SustainableDevelopment Network, 156.
Lam, K. J., dan liu, P.(2013). Socio – Economic enequalitis in Happines in China
and US
Landiyanto, E A., Ling, J., Sari, M. P., dan irianti, S, E. (2010) Wealth and
Happines: Empiral Evidence from Indonesia I. Surabaya: IRSA
Universitas Airlangga
Linley P. A., dan Joseph, S (2004). Toward a Theoretical Foundation for Positive
Psychology in Pratice. In P. A. Linley dan S. Joseph (Eds.). Positive
psychology in Pratice (pp. 713 – 731). New Jersey : John wiley dan Sons,
Inc.
Ningsih, D, A.(2013). Subjective well being di tinjau dari faktor demografi
(vol.01). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Pavot W., dan Diener, E (2009). Review of The Satisfaction with Life Scale
Psychological Assesment. Assesing Well Being (Vol.39). New York
Springer Sciences and Bussines Media http;//doi.org/10.1007/978-90-481-
2354-4
Qusyairi, A. (2015). Konsep Kebahagiaan Menurut Al-Ghaali UIN Kalijaga
Yogyakarta
Rojas, M., dan Feuntes. N. (2001) Economic Theory and Subjective Well Being
Mexico (Vol.53). New York: Springer Sciences and Bussines Media.
Todaro, M. P., dan Smith, S. C. (2011). Pembangunan Ekonomi/ Edisi Kesebelas
(A. Maulana, Ed). Jakarta : Erlangga
90
Veenhoven, Ruut. 1988. “The utility of happiness.” Social Indicators Research 20
(4): 333–54. https://doi.org/10.1007/BF00302332.
Biswas-Diener, Robert, Ed Diener, dan Maya Tamir. 2004. “The psychology of
subjective well-being.” Daedalus 133 (2): 18–25.
https://doi.org/10.1162/001152604323049352.
Seligman, Martin E. P. 2002. Authentic happiness: Using the new positive
psychology to realize your potential for lasting fulfillment. New York:
Free Press.
Rahman. 2009. Perilaku Religiusitas Dalam Kaitannya Dengan Kecerdasan Emosi
Remaja. Jurnal “Al-Qalam”Volume 15 Nomor 23 Januari - Juni 2009
Jalaludin. (2010). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Aviyah, E., & Farid, M. (2014). Religiusitas, Kontrol Diri Dan Kenakalan
Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 127.
Ismail, Z., & Desmukh, S. (2013). Religiosity and psychological well-being.
International Journal of Business and Social Science, 3(11), 20-28.
Kuncoro, Mudrajad.2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Mangunwijaya, Y.B. 1982. Sastra dan Religiositas. Jakarta: Sinar Harapan.
91
LAMPIRAN
92
Kuisioner penelitian
No:_______
Pada saat ini mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dalam rangka memenuhi
syarat tugas akhir (Skripsi) mengenai analisis economic of happiness terhadah
mahasiswa uin jakarta. Untuk itu, kami mohon kesediaan Mahasiswa/Mahasiswi
UIN Jakarta dapat mengisis kuisioner di bawah ini. Semua identitas serta rahasia
akan kami jaga dengan baik.
PETUNJUK UMUM
Istilah beberapa pertanyaan berikut ini. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam
kuisioner ini. Apabila anda ragu-ragu bagaimana menjawab semua pertanyaan,
harap bertanya. Tanggapan spontan dan jujur anda sangat kami harapkan untuk
keakuratan jawaban dari pada respon yang terlalu lama. Hal yang sangat penting
yang perlu anda perhatikanadalah hasil jawaban anda tidak boleh dipengaruhi
pihak luar.
Tandailah (√) pada salahsatu kotak jawaban pada setiap pertanyaan apabila
memiliki pilihan jawaban
Profil Responden
Nama : ___________________________ usia :
____tahun
Kesibukan : ___________________________ Jenis Kelamin : o L o
P
Fklts/Jrsn/Smt : ___________________________
Status : o Lajang o Menikah o Janda/Duda
Status Kependudukan : o Penduduk asli setempat o Penduduk pendatang
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan menceklis salah satu dari pilihan jawaban
STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S (Sesuai), SS (Sangat Sesuai)
93
No Pertanyaan Respon
STS TS S SS
1. Saya merasa sebagian besar tujuan hidup saya
terpenuhi selama di Kampus
2. Saya merasa beruntung dalam menjalani
Perkuliahan
3. Saya bersyukur dengan hal-hal yang terjadi di
Kampus
4. Saya menyukai perkuliahan saya
5. Saya akrab dengan seluruh banyak teman
6. Saya memiliki perkuliahan yang memadai
7. Setiap hari saya bersemangat menjalani hidup
saya
8. Kehidupan saya penuh dengan kejadian
menyenangkan
9. Saya senang saat menyatakan kepada orang lain
bahwa saya mahasiswa UIN Jakarta
13. Sebagian besar rencana kuliah saya berantakan
15. Saya merasa kurang di hargai oleh orang lain
16. Saya memiliki banyak masalah dengan
perkuliahan saya
17. Saya suka berselisih dengan teman – teman saya
yang lain
18. Saya membutuhkan pelatihan untuk menambah
wawasan saya
20. Saya pernah merasa menderita
24. Saya berusaha menemukan hal baru dalam
kegiatan saya
94
No Pertanyaan Responden
STS TS S SS
1 Saya sering berfikir tentang isu-isu keagamaan
2 Saya sangat percaya bahwa rejeki yang saya
dapatkan Allah yang menentukan nasib saya
3 Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan
religious
4 Saya sering berdoa
5 Saya sering mengalami situasi dimana saya
merasa bahwa Allah telah mempengaruhi hidup
saya
6 Saya sangat tertarik dalam mempelajari topic-
topik keagamaan
7 Saya percaya bahwa kehidupan setelah
kematian itu ada
8 Pelayanan keagamaan penting bagi saya
9 Mendoakan diri sendiri itu penting bagi saya
10 Saya tidak pernah meninggalkan zakat
11 Saya percaya bahwa kekuatan ilahi itu benar-
benar ada
12 Saya selalu menyempatkan diri untuk
bersedekah
13 Saya mempercaya bahwa al-quran adalah
pedoman hidup saya
14 Saya sering berdoa secara spontan ketika
terinspirasi oleh situasi sehari-sehari
15 Saya sering mengalami situasi dimana saya
memiliki perasaan bahwa Allah itu ada atau
hadir
95
Jawablah beberapa pertanyaan
1. Berapakah Pemasukan Perbulan?(nyatakan dalam rupiah)
Rp__________
2. Berapakah pengeluaran anda dalam sebulan?
Rp__________
3. Berapakah biaya pengeluaran anda untuk transportasi dalam sebulan?
(nyatakan dalam rupiah)
Rp___________
4. Berapakah biaya pengeluaran anda untuk konsumsi makanan dalam
sebulan?(nyatakan dalam rupiah)
Rp___________
5. Berapakah biaya pengeluaran anda untuk membeli pakaian dan peralatan
rumah tangga dalam sebulan?( nyatakan dalam rupiah)
Rp___________
6. Apakah ada pengeluaran untuk tabungan atau deposito yang anda lakukan?
Jika iya nyatakan dalam rupiah
Rp___________