KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF...

111
KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH : PERSPEKTIF EKONOMI, GENDER, DAN RELIGIUSITAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S. E) Disusun Oleh : M Wisnu Wicaksono NIM : 11140840000078 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Transcript of KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF...

Page 1: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF

HIDAYATULLAH : PERSPEKTIF EKONOMI, GENDER, DAN

RELIGIUSITAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(S. E)

Disusun Oleh :

M Wisnu Wicaksono

NIM : 11140840000078

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

ii

Page 3: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

iii

Page 4: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

iv

Jakarta 30 Desember 2019

Page 5: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

i

Page 6: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

ii

ABSTRACT

Purpose of this research is to study how the concept of happiness in UIN

Syarf Hidayatullah students: economic, gender, and religious perspectives. This

type of research is quantitative research. The sample used in this study was

students of Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Data collection

was carried out by collecting 89 questionnaires to respondents. This study uses

multiple linear regression analysis method, with the help of SPSS version 16.0.

The results of this study indicate that simultaneous trust, networking,

collective action, and access to information have a significant influence on

increasing millennial generation as related to the significance level of F <α (0,000

<0.05) and Adjusted R-Square of 0.173. The independent variable should be

17.3%, while the remaining 82.7% is determined by variables outside this study.

Partially, trust is not significant in the well-being of generations with problems.

amounted to 0.620. The network is partially significant at increasing millennial

generation with prob. equal to 0.005, Collective Action does not have a significant

effect on the well-being of millennials with a prob of 0.532, and Access to

Information has a significant effect on the well-being of millennials with prob. in

the amount of 0.007.

Kata Kunci: Social Capital, Kesejahteraan Generasi Milenial, Trust, Networking,

Collective Action, and Information Access

Page 7: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

iii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konsep

Kebahagiaan Pada Mahasiswa UIN Syarf Hidayatullah : Perspektif Ekonomi,

Gender, dan Religiusitas. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara menyebarkan sebanyak 89 kuesioner kepada

responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda,

dengan bantuan perangkat SPSS versi 16.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trust, networking, collective action,

dan information access secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kesejahteraan generasi milenial seperti yang ditunjukkan oleh tingkat

signifikansi F < α (0.000 < 0.05) dan Adjusted R-Square yang sebesar 0.173.

Artinya kontribusi variabel independen adalah sebesar 17,3%, sedangkan sisanya

sebesar 82,7%, dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini. Secara parsial, trust

tidak berpengaruh signifikan pada kesejahteraan generasi milenial dengan prob.

sebesar 0.620. Networking secara parsial berpengaruh signifikan pada

kesejahteraan generasi milenial dengan prob. sebesar 0.005, Collective Action

tidak berpengaruh signifikan pada kesejahteraan generasi milenial dengan prob

sebesar 0.532, dan Information Access berpengaruh signifikan pada kesejahteraan

generasi milenial dengan prob. sebesar 0.007.

Kata Kunci: Social Capital, Kesejahteraan Generasi Milenial, Trust, Networking,

Collective Action, and Information Access

Page 8: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Mohammad Wisnu Wicaksono

2. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta 12 Juli 1996

3. Agama : Islam

4. Status : Lajang

5. Alamat : Komplek BPI B.10 No.2 Pamulang Tangerang

Selatan

6. Telepon : 08559895947

7. Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. 2002 – 2008 : SDN 6 Ciputat Tangerang Selatan

2. 2008 – 2011 : MTS N 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan

3. 2011 – 2014 : SMA N 8 Kota Tangerang Selatan

C. Riwayat Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

Ekonomi Bisnis UIN Jakarta

2. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis divisi Sosial Tahun

2014

3. Anggota Kelompok Pecinta Alam Arkadia UIN jakarta angkatan 2014

4. Sahabat Wahana Lingungan Hidup (WALHI) 2015 - 2017

Page 9: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Warabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah S.W.T yang

telah melimpahkan semua rahmat dan karunia serta hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konsep Kebahagiaan Pada

Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah : Perspektif Ekonomi, Gender, Dan

Religiusitas” shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi besar Muhammad S.A.W.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian literatur jurnal, buku dan

penelitian terkini terakit Religiusitas. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu saran

yang mendukung sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. Apt Selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Bisnis.

3. Dr. Sofyan Rizal, M. Si selaku dosen pembimbing saya yang senantiasa

meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, arahan, semangat dan motovasi

kepada saya dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan maupun Dosen tamu

yang telah memberikan ilmu serta pengalamannya selama perkuliahan.

5. Kedua orang tua saya, Ayahanda Joko Suwandi dan Ibunda Sumiyatun yang

telah mendidik, memberikan kasih sayang, mendo’akan keberhasilan, serta

memberikan bantuan baik moril maupun materil. Tak lupa seluruh keluarga

yang selalu memberikan semangat saat suka maupun duka.

Page 10: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

vi

6. Ahmad Tanoe Widjojo, Siska Dwicahyani, Inna Aulia, Azka Dwi asa, Adnan

Sulistiyo, Arkadia EWAKO, sahabat yang sudah menemani serta memberikan

dukungan selama masa perkuliahan. Tidak lupa teman-teman Program Studi

Ekonomi Pembangunan angkatan 2014 yang selalu memberikan semangat.

7. Serta semua orang yang telah terlibat dalam proses penelitian. Semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca terutama dalam

bidang Ekonomi Pembangunan. Semoga kita senantiasa diberikan limpahan

rahmat, hidayah serat inayah yang tak terhingga dari Allah S.W.T.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 30 Desember 2019

Muhammad Wisnu Wicaksono

Page 11: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ............................................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL.................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

A. Landasan Teori .................................................................................. 6

1. Kebahagiaan ........................................................................... 6

2. Ekonomi ............................................................................... 25

3. Gender .................................................................................. 27

4. Religiusitas ........................................................................... 30

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 34

C. Kerangka Penelitian ........................................................................ 36

D. Hipotesis ......................................................................................... 37

BAB III METODE PENILITAN ..................................................................... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 38

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ....................................... 38

C. Metode Analisis Data ..................................................................... 40

1. Uji Kualitas Data .................................................................. 40

Page 12: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

viii

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 40

4. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 43

5. Uji Hipotesis ........................................................................ 44

6. Pre-test ................................................................................. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 51

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 51

B. Hasil Penelitian ............................................................................... 52

1. Uji kualitas data ................................................................... 52

2. Pembahasan Analisis Deskriptif .......................................... 55

3. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 73

b. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 77

4. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 83

5. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) .......................... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 86

A. Kesimpulan ..................................................................................... 86

B. Saran ............................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89

LAMPIRAN ......................................................................................................... 91

Page 13: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Uji P-P Plot.................................................... 73

Gambar 4. 2 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Scatterplot ............................. 76

Page 14: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kebagahiaan ................................... 53

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Kedua Kuesioner Kebahagiaan ....................... 54

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Religiusitas ..................................... 54

Tabel 4. 4 Hasil Uji Spss Pemasukan Dalam 1 Bulan ..................................... 55

Tabel 4. 5 Hasil Uji Spss Pengeluaran Dalam 1 Bulan ................................... 56

Tabel 4. 6 Hasil Uji Spss Pengeluaran Untuk Transportasi Dalam 1

Bulan ............................................................................................... 56

Tabel 4. 7 Hasil Uji Spss Pengeluaran Untuk Konsumsi Dalam 1

Bulan ............................................................................................... 57

Tabel 4. 8 Hasil Uji Spss Pengeluaran Untuk Membeli Pakaian Dan

Peralatan Lainnya Dalam 1 Bulan .................................................. 57

Tabel 4. 9 Pengeluaran Untuk Tabungan Atau Deposito Dalam 1

Bulan ............................................................................................... 58

Tabel 4. 10 Hasil Uji Spss Gender .................................................................... 58

Tabel 4. 11 Saya Sangat Percaya Bahwa Rejeki Yang Saya Dapatkan

Allah Yang Menetukan Nasib” ...................................................... 59

Tabel 4. 12 Sering Berfikir Tentang Isu - Isu Keagamaan” .............................. 59

Tabel 4. 13 Sering Mengikuti Kegiatan - Kegiatan Religious” ......................... 60

Tabel 4. 14 Saya Sering Berdoa” ....................................................................... 60

Tabel 4. 15 Sering Mengalami Situasi Dimana Saya Merasa Bahwa

Allah Mempengaruhi Hidup Saya” ................................................ 61

Tabel 4. 16 Sangat Tertarik Mempelajari Topik - Topik Keagamaan” ............. 61

Tabel 4. 17 Saya Percaya Bahwa Kehidupan Setelah Kematian Itu Ada” ........ 62

Tabel 4. 18 Pelayanan Keagamaan Penting Bagi Saya” ................................... 62

Tabel 4. 19 Mendoakan Diri Sendiri Itu Penting Bagi Saya ............................. 63

Tabel 4. 20 Saya Tidak Pernah Meninggalkan Zakat ........................................ 63

Tabel 4. 21 Percaya Bahwa Kekuatan Ilahi Itu Benar - Benar Ada .................. 64

Tabel 4. 22 Selalu Menyempatkan Diri Untuk Bersedekah .............................. 64

Page 15: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

xi

Tabel 4. 23 Mempercayai Bahwa Al-Quran Pedoman Hidup Saya .................. 65

Tabel 4. 24 Sering Berdoa Secara Spontanketika Terinspirasi Oleh

Situasi Sehari – Hari” ..................................................................... 65

Tabel 4. 25 Sering Mengalami Situasi Dimana Memiliki Perasaan

Bahwa Allah Itu Ada Atau Hadir ................................................... 66

Tabel 4. 26 Tujuan Besar Hidup Saya Terpenuhi Selama Di Kampus ............. 66

Tabel 4. 27 Merasa Beruntung Dalam Menjalani Perkuliahan ......................... 67

Tabel 4. 28 Bersyukur Dengan Hal-Hal Yang Terjadi Di Kampus ................... 67

Tabel 4. 29 Saya Menyukai Perkuliahan Saya .................................................. 68

Tabel 4. 30 Saya Akrab Dengan Seluruh Banyak Teman ................................. 68

Tabel 4. 31 Saya Memiliki Perkuliahan Yang Memadai ................................... 69

Tabel 4. 32 Setiap Hari Saya Bersemangat Menjalani Hidup Saya .................. 69

Tabel 4. 33 Kehidupan Saya Penuh Dengan Kejadian Menyenangkan ............ 70

Tabel 4. 34 Senang Saat Menyatakan Bahwa Saya Mahasiswa Uin

Jakarta ............................................................................................. 70

Tabel 4. 35 Sebagian Besar Rencana Kuliah Saya Berantakan ......................... 71

Tabel 4. 36 Merasa Kurang Di Hargai Oleh Orang Lain .................................. 71

Tabel 4. 37 Saya Memiliki Banyak Masalah Dengan Perkuliahan ................... 72

Tabel 4. 38 Saya Pernah Merasa Menderita ...................................................... 72

Tabel 4. 39 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ..................................................... 74

Tabel 4. 40 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 75

Tabel 4. 41 Hasil Uji T ...................................................................................... 77

Tabel 4. 42 Hasil Uji Fanova ............................................................................. 82

Tabel 4. 43 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 83

Tabel 4. 44 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................ 84

Page 16: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Page 17: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebahagian merupakan bagian dari kesejahteraan manusia, dan

kebahagiaan yang lebih besar dengan sendirinya dapat memperbesar

kapabilitas manusia untuk berfungsi. Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith,

2011) mengemukakan bahwa “dalam pengertian kebahagiaan, utilitas dapat

dicakup dengan baik dalam daftar beberapa keberfungsian yang penting dan

relevan dengan kesejahteraan seseorang”.

Pengalaman pembangunan dalam dasawarsa 1950-an dan 1960-an telah

melahirkan pandangan ekonomi baru dalam pembangunan. Pembangunan

ekonomi seharusnya dipandang sebagai proses multidimensi yang melibatkan

berbagai perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan

lembaga nasional; serta percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan

dan penanggulangan kemiskinan (Todaro dan Smith, 2011). Hakikatnya,

pembangunan haruslah mencerminkan perubahan sistem sosial secara

menyeluruh, serta mencerminkan perubahan kondisi kehidupan dari yang

dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik.

Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan

manusia berarti menjadi baik, yang dalam pengertian dasar berarti sehat,

menyantap makanan yang bernutrisi, berpakaian pantas, melek aksara, dan

panjang umur. Pengertian yang lebih luas menjadi baik berarti mampu

mengambil bagian atau berkiprah dalam kehidupan masyarakat, leluasa

bergerak (mobile), dan memiliki kebebasan memilih untuk menjadi orang

yang diinginkan lalu dapat melalukan apa saja yang mungkin dapat dilakukan.

Menurut Badan Pusat Statistik, kemajuan pembangunan yang selama ini

lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi

dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan

kesejahteraan yang sesungguhnya. Keterbatasan tersebut telah meningkatkan

perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Aspek sosial yang

Page 18: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

2

sering dikaitkan dalam pembangunan ialah kebahagiaan. Hubungan antara

kebahagiaan dan kesejahteraan telah menjadi topik dari berbagai penelitian di

dunia. Salah satu contohnya ialah pemikiran Adam Smith dengan bukunya,

yaitu An Inquiry into The Nature and Causes of The Wealth of Nations. Smith

mengusulkan bahwa kekayaan bangsa harus diukur tidak dengan tumpukan

emas yang dimiliki tetapi dengan kebahagiaan warga negaranya, dalam buku

tersebut Smith juga mengkaji hubungan antara kebahagiaan dan uang, dengan

pertanyaan dasarnya “apakah uang dapat membeli kebahagiaan? (Agan et al.,

2009).

Helliwell et al. (2013) juga berpendapat bahwa kebahagiaan happiness

merupakan bagian dari kesejahteraan manusia. Tingkat kebahagiaan sejalan

dengan tingkat pendapatan per kapita suatu negara, namun beberapa negara

berkembang seperti Indonesia memiliki ciri khas yaitu tingkat kebahagiaan

lebih tinggi dari pada pendapatan (Helliwell et al., 2013). Indeks kebahagiaan

Indonesia menurut BPS (2015) pada tahun 2014 sebesar 68,28% naik sebesar

3.17% dari tahun 2013 yang sebesar 65,11%.

Menurut ajaran Budha dan Ariestoteles keuntungan materi tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (Helliwel et al., 2013). Keuntungan

materi harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling

penting yaitu untuk mengakhiri penderitaan, keadilan sosial dan pencapaian

kebahagiaan yang merupakan tantangan nyata bagi sebagian negara di dunia.

Negara harus mampu bertindak secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan

tersebut (Helliwet et al., 2013). Sementara itu dalam Islam, untuk

mewujudkan kebahagiaan Al-Ghazali (dalam Qusyairi, 2015) menekankan

pentingnya arti cinta kepada Allah. Pengetahuan tentang Tuhan merupakan

kunci untuk mencintai Allah karena tidak mungkin lahir cinta jika tidak

mampu mengetahui dan merasakan indahnya berhubungan dengan sesuatu

yang menyenangkan (Qusyairi,2015).

Semua orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya, bahkan

menurut Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) kebahagiaan merupakan tujuan

utama dari eksistensi manusia. Setiap orang juga memiliki harapan-harapan

Page 19: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

3

yang ingin dicapai guna pemenuhan kepuasan dalam kehidupannya.

Keduanya, kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup merupakan bagian dari

konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

manusia (Ningsih, 2013).

Menurut Badan Pusat Statistik, tingkat kesejahteraan masyarakat

sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang

sama (indikator objektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama

(indikator subjektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur

capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu

adalah indeks kebahagiaan.

Analisis ekonomi kebahagiaan atau economic of happiness merupakan

sebuah pendekatan untuk menilai kesejahteraan dari seseorang dengan

menggunakan teknik yang digunakan oleh ekonom dengan analisis umum oleh

para psikolog (Landiyanto et al., 2010). Dalam tulisannya Landiyanto

menjelaskan bahwa ekonomi kebahagian tidak dimaksudkan untuk

menggantikan pendapatan berdasarkan ukuran kesejahteraan melainkan untuk

melengkapi pengertian lebih luas tentang kesejahteraan.

Kebahagiaan memiliki konsep yang berbeda bagi setiap orang atau

kelompok di setiap wilayah. Namun kebahagiaan dapat dikaji dari konteks

tempat dan waktu. Contoh kajian kebahagiaan dengan konteks waktu ialah

penelitian yang dilakukan oleh Easterlin pada tahun 1972-2000 yang ingin

melihat kondisi kebahagiaan di Amerika Serikat dan Jerman dalam kurun

waktu tersebut. Sementara contoh dari konteks tempat yaitu seperti penelitian

yang dilakukan oleh Lam dan Liu (2013) yang membandingkan hasil

hubungan variabel-variabel yang mempengaruhi kebahagiaan pada

masyarakat di China dan di Amerika Serikat.

Salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk melihat kebahagiaan

ialah Subjective Well Being (SWB), para akademisi juga sering mengartikan

SWB sebagai kebahagiaan itu sendiri. SWB merupakan penilaian umum atas

kepuasan hidup yang merepresentasikan evaluasi yang berdasarkan kognitif

dari kehidupan seseorang secara keseluruhan (Pavot dan Diener, 2009). Linley

Page 20: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

4

dan Joseph (dalam Lyubomirsky dan Lepper, 1999) mendefinisikan SWB

sebagai jumlah kepuasan hidup dan keseimbangan emosi (emosi positif

dikurangi emosi negatif). Suh dan Lucas (dalam Diener et al., 1999)

mendefinisikan SWB sebagai kategori yang luas mengenai fenomena yang

menyangkut respon-respon emosional seseorang, kepuasan domain, dan

penilaian-penilaian global atas kepuasan hidup.

Penelitian ini secara umum ingin melihat kesejahteraan dari indikator

subjektif, melalui indeks kebahagiaan. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini ialah Subjective Well Being. Variabel yang akan digunakan

dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, variabel dependen yaitu kebahagian

dan variabel independen yaitu pendapatan dan sosio demografi. Variabel sosio

demografi yang meliputi jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan,

kesehatan dan religiusitas. Hubungan antara variabel dependen dan

independen tersebut telah menjadi topik penelitian di berbagai negara. Salah

satunya penelitian Rojas dan Fuentes (2001) menemukan adanya hubungan

langsung antara kebahagiaan dan variabel demografi, sosial serta ekonomi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh tingkat religiusitas dan tingkat kebahagiaan

mahasiswa UIN Jakarta?

2. Apakah ada pengaruh antara tingkat pendapatan individu mahasiswa

UIN Jakarta dengan tingkat kebahagiaannya?

3. Apakah ada pengaruh variabel gender dan religiusitas yang dimaknai

secara khas oleh mahasiswa UIN Jakarta terhadap tingkat kebahagiannya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 21: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

5

1. Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat religiusitas individu mahasiswa

UIN Jakarta dengan tingkat kebahagiaannya.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat pendapatan individu mahasiswa

UIN Jakarta dengan tingkat kebahagiaannya.

3. Untuk mengetahui pengaruh variable gender dan religiusitas yang dimaknai

secara khas oleh mahasiswa UIN Jakarta terhadap tingkat kebahagiaannya.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah Kota Tangsel hasil penelitian ini dapat menjadi masukan

untuk mendukung tingkat kebahagiaan warga nya, terutama rakyat kecil

2. Bagi warga itu sendiri penelitian ini dapat memberikan informasi untuk

mengetahui tingkat kebahagiaan warga sekitar

3. Bagi akademisi penelitian ini dapat di jadikan literatur atau refrensi untuk

penelitian yang lebih lanjut mengenai prinsip kebahagiaan

4. Bagi penulis penelitian ini sangat berguna untuk melatih kemampuan

penulis dalam membuat sebuah karya menganalisis permasalahan, dan

mempraktikan ilmu yang telah di dapat selama masa perkuliahan.

Page 22: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kebahagiaan

Tingkat kesejahteraan suatu negara selama ini banyak menekankan

pada indikator ekonomi, seperti pendapatan dan pertumbuhan ekonomi,

masih belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang

sesungguhnya. Tingkat kesejahteraan pada dasarnya tidak hanya diukur

melalui indikator moneter atau material saja, tetapi juga diukur melalui

indikator kesejahteraan subjektif atau kebahagiaan (BPS, 2017). Easterlin

(1974) dalam penelitiannya yang berjudul "Does Economic Growth

Improve the Human Lot?" menemukan bahwa tingkat kebahagiaan tidak

berubah meskipun terjadi peningkatan yang tinggi pada pendapatan

nasional.

Berangkat dari hal ini, lahirlah Easterlin Paradox yang diinisiasi oleh

Richard Easterlin. Easterlin Paradox menyatakan bahwa pada awalnya

tingkat kebahagiaan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya

pendapatan. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, tingkat kebahagiaan

akan menurun dengan meningkatnya pendapatan yang dimiliki Dengan

adanya penemuan Easterlin Paradox tersebut, pemerintah semakin sadar

bahwa indikator ekonomi tidaklah cukup untuk mencerminkan tingkat

kebahagiaan suatu negara. Oleh karena itu, digunakan indikator

kebahagiaan sebagai ukuran yang menggambarkan tingkat kesejahteraan

karena kebahagiaan merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan relatif

individu (Kapteyn, Smith dan Soest, 2010).

Indikator kebahagiaan dianggap penting bagi perumusan kebijakan

publik untuk melengkapi indikator ekonomi yang selama ini digunakan

dalam mempresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Terlebih lagi, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa

kebahagian penduduk akan berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan pembangunan di masyarakat (Forgeard et al., 2011). Akibat hal

Page 23: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

7

ini, maka lahirlah cabang ilmu ekonomi yang terbilang masih baru, yaitu

ekonomi kebahagiaan.

Apa itu Ekonomi Kebahagiaan?

Kebahagiaan dari perspektif ekonomi didefinisikan sebagai suatu

kepuasaan terhadap kehidupan secara umum. Pakar ahli pertama pada teori

kebahagiaan di bidang ekonomi adalah Adam Smith.

Adam Smith dalam the Theory of Moral Sentiments mengatakan,

"how many people ruin themselves by laying out money on trinkets of

frivolous utility?" Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kebahagiaan tidaklah ditentukan oleh kekayaan yang dimiliki. Terlebih lagi,

teori kebahagiaan lainnya, seperti yang dikemukakan oleh Robert Frank dan

Daniel Kahneman, menyatakan bahwa kemewahan material tidak

berhubungan dengan tingkat kebahagiaan individu.

Studi tentang kebahagiaan sendiri dalam perspektif ekonomi atau bisa

disebut ekonomi kebahagiaan diprakarsai oleh Richard Easterlin (Graham,

2005). Meskipun Richard Easterlin telah menemukan adanya Easterlin

Paradox, aspek pendapatan tetap dimasukkan dalam pengukuran

kebahagiaan. Hal ini dikarenakan pendapatan merupakan indikator yang

penting untuk mengukur kesejahteraan tetapi tidak cukup untuk menjadi

sebuah syarat kebahagiaan (Graham, 2005). Dengan demikian, ekonomi

kebahagiaan adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan antara

kebahagiaan dengan faktor pendapatan dan non-pendapatan yang

mempengaruhinya. Semakin tinggi tingkat kebahagiaan maka semakin

tinggi pula tingkat kesejahteraan suatu masyarakat, begitu pula sebaliknya.

Darin dalam Dutt dan Radcliff (1989) menyatakan bahwa

kebahagiaan ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitu sifat atau

karakter (traits), dimana kebahagiaan adalah sifat atau karakter seseorang

yang cenderung tidak berubah, yang berhubungan dengan unsur genetika,

budaya dan pengalaman di awal kehidupan seseorang. Individu memiliki

suatu tingkat dasar kebahagiaan di mana ia akan selalu menuju ke arah

tersebut. Jika ada peristiwa yang memengaruhi tingkat kebahagiaannya

Page 24: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

8

maka hal itu hanya akan bersifat sementara karena ia akan segera kembali

ke tingkat kebahagiaan semula. Psikolog menyebutnya dengan Set Point

Theory. Kedua, perbandingan sosial (Social Comparison), dimana menurut

Easterlin (1974) individu menilai kualitas hidupnya tidak secara absolut

tetapi secara relatif. Ini berarti ia akan membandingkan hidupnya dengan

orang lain. Misalnya ketika pendapatannya meningkat maka hal itu belum

tentu akan meningkatkan kabahagiaannya karena ia akan

membandingkannya dengan pendapatan orang lain. Ketiga, kebutuhan

pokok (Satisfaction Needs), dimana kebahagiaan menurut teori ini

ditentukan oleh hubungan dalam keluarga, tingkat kesehatan, pekerjaan dan

jumlah uang yang dimiliki yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.

Veenhoven (1988) membagi teori kebahagiaan menjadi tiga bagian

juga yaitu set- point theory, cognitive theory dan affective theory. Dalam

set-point theory, kebahagiaan merupakan sesuatu yang sudah diprogram

oleh seseorang dan tidak berkaitan dengan bagaimana hidup seseorang.

Kebahagiaan dipengaruhi oleh sifat atau karakter (personal trait), genetika

dan budaya. Orang akan berupaya untuk mempertahankan tingkat

kebahagiaan yang nyaman baginya (comfortable level). Dalam cognitive

theory, kebahagiaan adalah produk dari pemikiran dan refleksi manusia atas

perbedaan antara persepsi kehidupan yang sebenarnya dan seharusnya

dimiliki. Kebahagiaan tidak dapat dihitung tetapi dapat diketahui. Dalam

affective theory, kebahagiaan adalah refleksi manusia tentang seberapa baik

kehidupannya secara umum. Jika orang merasa baik di sebagian besar

hidupnya maka ia mestinya bahagia.

Seligman (2002) dan Huang (2008) menyatakan ada tiga teori

tradisional dan satu teori modern tentang kebahagiaan yaitu hedonism,

desire, objective list dan authentic theory. Hedonism theory menyatakan

bahwa kebahagiaan berkaitan dengan upaya memaksimalkan pleasure dan

meminimalkan pain. Ini merupakan pengalaman perasaan positif oleh

individu. Individu yang bahagia akan terlihat sering tersenyum atau mata

berbinar-binar. Teori ini merupakan versi modern dari teori utilitarian dari

Bentham. Desire theory menyatakan bahwa kebahagiaan berkaitan dengan

Page 25: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

9

terpenuhinya keinginan individu. Dikatakan bahwa teori ini lebih baik

daripada hedonism. Pemenuhan keinginan akan dapat meningkatkan

kebahagiaan seseorang tanpa memandang kesenangan yang dihasilkannya.

Menurut objective list theory, kebahagiaan tercapai jika individu mampu

memenuhi berbagai tujuan yang diinginkan misalnya pemenuhan kebutuhan

materi, kebebasan, kesehatan, pendidikan, pengetahuan, pertemanan. Dalam

authentic theory, kebahagiaan terkait dengan tiga hal yaitu pleasant

life/pleasure, good life dan meaningful of life. Teori menggabungkan tiga

teori tradisional sebelumnya yaitu pleasant life terkait dengan hedonism,

good life yang terkait dengan pemenuhan keinginan individu dan

meaningful life yang terkait dengan objective list.

Biswas-Diener et al. (2004) menyatakan ada tiga penyebab

kebahagiaan yaitu karakter seseorang, adaptasi dan relasi sosial. Karakter,

terdapat dua karakter dasar seseorang yaitu neuroticism dan extroversion.

Karakter neuroticism cenderung mudah marah, rasa bersalah dan depresi.

Orang dengan karakter extroversion cenderung mudah merasa senang,

antusias meskipun sedang sendiri. Karakter kedua inilah yang mendorong

orang lebih berbahagia dibandingkan karakter pertama. Adaptasi, di mana

individu memiliki kemampuan beradaptasi terhadap segala kondisi. Makin

bagus kemampuan beradaptasi makin besar peluang untuk lebih bahagia.

Relasi sosial, dimana dengan memiliki banyak teman, dukungan keluarga,

hubungan sosial yang saling percaya dan hubungan yang romantik akan

meningkatkan peluang untuk hidup lebih bahagia.

Yulia Woro Puspitorini (2012: 20) menyatakan bahwa kebahagiaan

merupakan suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan dan

ketentraman hidup secara lahir dan batin yang bermakna untuk

meningkatkan fungsi diri. Kebahagiaan membuat individu memiliki

kepribadian yang sehat. Suasana hati yang positif dapat membuat

individu lebih obyektif menyikapi sesuatu, kreatif, toleran, tidak defensif,

murah hati dan lateral atau mampu memecahkan masalah secara kreatif

(Seligman, 2005: 50).

Page 26: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

10

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi

kebahagiaan (happiness) dalam penelitian ini adalah kesenangan dan

ketenteraman hidup secara lahir dan batin yang diraih melalui kepuasan

pemenuhan kebutuhan dan harapan yang digunakan untuk meningkatkan

fungsi diri. Kepuasan yang didapatkan individu merupakan suatu pertanda

bahwa individu bahagia. Semakin individu merasa puas, maka individu

semakin bahagia.

Aspek Kebahagiaan (Happiness)

Terdapat beberapa aspek yang terkandung di dalam kebahagian. Shaver dan

Feedman (dalam Hurlock, 1997: 19) berpendapat terdapat tiga esensi

kebahagiaan yang disebut dengan “ tiga A kebahagiaan “, yaitu berupa:

a. Sikap menerima (acceptance)

Shaver dan Feedman (dalam Hurlock, 1997: 19) mengatakan

bahwa kebahagiaan adalah bagaimana individu memandang keadaan

diri sendiri dan bukan membandingkan dengan milik orang lain.

Kebahagiaan bergantung pada sikap menerima dan menikmati keadaan

orang lain dan apa yang dimiliki, serta mempertahankan keseimbangan

antara harapan dan prestasi.

b. Kasih sayang (affection)

Kasih sayang merupakan hal yang normal yang dialami manusia.

Kasih sayang muncul dari sikap penerimaan orang lain terhadap diri

sendiri. Semakin diterima baik oleh orang lain, maka semakin banyak

kasih sayang yang diharapkan. Dengan semakin banyak kasih sayang

yang dirasakan, maka semakin banyak pula kebahagiaan yang dialami

individu.

c. Prestasi (achievement)

Prestasi adalah ketercapaiannya sebuah tujuan seseorang.

Kebahagiaan akan tercipta seiring dengan prestasi yang diraihnya. Jika

individu memiliki tujuan yang kurang realistis, maka akan menimbulkan

kegagalan yang berakibat timbulnya rasa tidak puas dan tidak bahagia.

Andrews dan McKennell (dalam Alan Carr, 2004: 11)

mengatakan bahwa hasil studi analitik terhadap ukuran kebahagiaan dan

Page 27: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

11

subjective well-being (SWB), menunjukkan bahwa kebahagiaan

memiliki dua aspek, yaitu:

1) Aspek Afektif yang berupa pengalaman emosional sukacita,

kegembiraan, kepuasan dan emosi positif lainnya. Aspek afektif

terbagi lagi menjadi dua, yaitu afek positif dan afek negatif

2) Aspek Kognitif berupa kepuasan di berbagai bidang kehidupan,

seperti kepuasan dalam bidang keluarga atau pekerjaan dan

pengalaman kepuasan lainnya.

Hal serupa juga dijelaskan Diener, dkk (dalam Alan Carr, 2004: 15)

yang mengelompokkan komponen aspek dari kebahagiaan di dalam tabel

sebagai berikut:

Cognitive Component Affective Component

Domain Satisfaction Positive affect Negative

Affect

Diri Sendiri Pandangan signifikan

orang lain mengenai

kehidupan dirinya

Happiness

(kebahagiaan)

Depresi

Keluarga Kepuasan dengan jalan

peristiwa kehidupan

Kegembiraan Kesedihan

Teman

Sebaya

Pandangan signifikan

orang lain mengenai

kehidupan dirinya.

Perasaan suka

cita

Iri, cemburu

Kesehatan Kepuasan dengan masa

lalu

Kebanggaan Marah

Keuangan Kepuasan dengan masa

yang akan datang

Kasih sayang Stress

Pekerjaan Keinginan untuk merubah

hidup

Riang hati Perasaan

bersalah dan

malu

Waktu Luang Kepuasan dengan jalan

peristiwa kehidupan

Kepuasan Kecemasan

Page 28: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

12

Dijelaskan bahwa, komponen aspek kebahagiaan terdiri dari

komponen kognitif yang berasal dari aspek diri sendiri, keluarga, teman

sebaya, kesehatan, keuangan, pekerjaan, dan waktu luang. Selain itu

kebahagiaan juga didapatkan dari komponen afektif yang berupa afek positif

dan afek negatif.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek

kebahagiaan terdiri dari 2, yaitu aspek afektif dan aspek kognitif. Aspek

afektif berupa kepuasan dari pengalaman emosional akibat penerimaan,

kasih sayang, dan prestasi. Aspek afektif mencakup afek positif dan afek

negatif, yaitu pengalaman emosional yang berupa emosi positif dan negatif.

Sedangkan aspek kognitif berupa kepuasan yang berasal dari sikap

menerima, kasih sayang dan prestasi yang diperoleh dari berbagai bidang

kehidupan seperti pada diri sendiri, keluarga, teman sebaya, kesehatan,

keuangan, prestasi yang diraih, serta banyaknya waktu luang yang dapat

dinikmati.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Kebahagiaan disebut juga sebagai upaya pemenuhan kebutuhan atau

harapan dalam setiap faktor kehidupan (Hurlock, 1997: 18). Oleh sebab itu,

individu selalu beraktivitas dan bekerja untuk meraih kebahagiaan.

Beberapa aktivitas yang menyebabkan individu ini bahagia adalah kegiatan

dalam hal yang positif, seperti: berupa kesehatan dan kemakmuran, adanya

persahabatan, pengetahuan dan kebajikan (Yulia Woro Puspitorini, 2012:

41).

Kebahagiaan timbul akibat faktor yang mempengaruhi emosi

seseorang. Emosi yang mempengaruhi kebahagiaan adalah emosi positif.

Seligman (2005: 80) membagi emosi positif yang mempengaruhi

kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu emosi masa lalu, masa sekarang dan

masa depan. Ketiga jenis emosi tersebut merupakan faktor internal dari

kebahagiaan. Selain itu terdapat pula faktor eksternal dari kebahagiaan yaitu

faktor yang berasal dari lingkungan (Seligman, 2005: 66).

Page 29: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

13

1) Faktor internal

Seligman (dalam Alan Carr, 2004: 1) mengklasifikasikan kebahagiaan

dalam tiga kategori, yaitu masa lalu, masa depan, dan masa sekarang.

Ketiga kategori ini berbeda dan tidak selalu saling berkaitan.

a) Masa Lalu

Kategori kebahagiaan ini merupakan suatu sikap seseorang

dalam menanggapi kenangan masa lalu. Sikap positif dalam

menanggapi masa lalu dapat menghasilkan emosi positif berupa

kepuasan, kelegaan, kesuksesan, kebanggaan, dan kedamaian atau

ketenangan (Seligman, 2005: 80). Kepuasan terhadap masa lalu

dapat dicapai melalui tiga cara:

(1) Melepaskan pandangan masa lalu sebagai penentu masa depan.

Kejadian buruk pada masa lalu tidak menentukan timbulnya

permasalahan di saat dewasa. Sehingga, lebih baik

membebaskan masa lalu yang tidak menguntungkan dan

mengubah pemikiran tentang masa sekarang dan masa depan.

(2) Bersyukur terhadap apa yang dimiliki dan dilalui dalam

hidup.Individu yang mampu bersyukur akan merasa lebih

bahagia dan puas terhadap kehidupannya. Dengan bersyukur,

individu tidak akan membanding-bandingkan hidup dan segala

yang dimiliki dengan milik orang lain.

(3) Memaafkan dan melupakan. Salah satu cara untuk menata

ulang pandangan individu mengenai emosi negatif pada

kehidupan masa lalu yang buruk adalah dengan cara

memaafkan. Memaafkan mengubah kepahitan menjadi

kenangan yang netral dan positif sehingga kepuasan hidup akan

lebih mudah didapatkan.

Untuk mengetahui kepuasan akan masa lalu, individu dapat

mengukur kebahagiaan menggunakan Satisfaction with Life Scale

yang disusun oleh E. Diener. Menurut Aaron Jarden (2011: 5) skala

tersebut mengukur penilaian pendapat individu secara umum dari

Page 30: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

14

beberapa komponen kepuasan hidup. Selain itu Subjective

Happiness Scale yang dibuat oleh Sonja Lyumbormirsky juga

digunakan untuk mengukur kebahagiaan, namun berdasarkan

komponen kebahagiaan secara keseluruhan (Aaron Jarden, 2011:9).

Subjective Happiness Scale dapat digunakan tidak hanya untuk

mengukur kebahagiaan berdasarkan kepuasan masa lalu.

b) Masa Depan

Kategori kebahagiaan ini mengandung optimisme, harapan,

keyakinan, dan kepercayaan seseorang. Optimisme dan harapan

memberikan kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi

depresi, meningkatkan kinerja, serta meningkatkan kesehatan. Alan

Carr (dalam Putri Aulia dan Rodiatul Hasanah Siregar: 2012)

mendefinisikan optimisme sebagai pandangan bahwa akan terjadi

lebih banyak hal baik dibandingkan hal buruk di masa mendatang.

Untuk meningkatkan optimisme, kita dapat menggunakan

model ABCDE, yaitu A untuk adversity (kesusahan), B untuk

belief (persangkaan) yang terbentuk secara otomatis, C untuk

consequence (konsekuensi) yang muncul akibat persangkaan, D

untuk disputation (penentangan) terhadap persangkaan, dan E untuk

energization (energisasi) untuk melawan untuk menciptakan

kesuksesan.

c) Masa Sekarang

Kategori kebahagiaan pada masa sekarang mencakup

kegembiraan, ketenangan, keriangan, semangat yang meluap-luap,

rasa senang dan flow. Selain itu menurut Seligman (2005: 132),

kebahagiaan masa sekarang melibatkan dua hal, yaitu:

(1) Kenikmatan (Pleasure) yaitu kesenangan yang memiliki

komponen sensori dan emosional yang kuat, sifatnya sementara

dan melibatkan sedikit pemikiran. Kenikmatan diperoleh setelah

satu motif terpenuhi. Kenikmatan terbagi menjadi dua, yaitu

kenikmatan ragawi yaitu kenikmatan yang didapat melalui

Page 31: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

15

indera dan sensori, dan kenikmatan yang lebih tinggi yang

didapat melalui aktivitas yang lebih rumit. Terdapat tiga hal

yang dapat meningkatkan kebahagiaan sementara, yaitu

menghindari habituasi dengan cara memberi selang waktu cukup

panjang antar kejadian menyenangkan; savoring (meresapi)

yaitu menyadari serta dengan sengaja memperhatikan sebuah

kenikmatan; serta mindfullness (kecermatan) yaitu mencermati

dan menjalani segala pengalaman dengan tidak terburu-buru

karena terpaku pada masa depan.

(2) Gratifikasi (Gratification) adalah kegiatan yang sangat disukai

individu, namun tidak selalu melibatkan perasaan dasar, serta

memiliki durasi yang lebih lama dibandingkan pleasure.

Gratifikasi merupakan keadaan menyenangkan yang mengikuti

pencapaian hasrat. Kegiatan yang memunculkan gratifikasi

umumnya memiliki komponen tantangan, membutuhkan

keterampilan dan konsentrasi, memiliki tujuan, serta terdapat

umpan balik secara langsung, sehingga individu dapat tenggelam

di dalamnya.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan,

yaitu:

a) Uang

Banyak individu berpendapat bahwa uang adalah salah satu

alasan seseorang hidup dengan bahagia. Individu yang

menempatkan uang di atas tujuan hidupnya akan cenderung

menjadi kurang puas dengan kehidupannya secara keseluruhan.

b) Pernikahan/Perkawinan

Individu yang menikah cenderung lebih bahagia daripada

yang tidak menikah. Lebih bahagianya individu yang telah menikah

dapat disebabkan karena pernikahan menyediakan keintiman

psikologis dan fisik, konteks untuk memiliki anak, membangun

Page 32: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

16

rumah tangga, dan mengafirmasi identitas serta peran sosial sebagai

pasangan dan orangtua (Alan Carr, 2004: 23).

c) Kehidupan Sosial

Orang-orang yang sangat berbahagia paling sedikit

menghabiskan waktu sendirian dan lebih sering bersosialisasi.

Argyle (Alan Carr, 2004: 26) berpendapat bahwa, mempertahankan

beberapa hubungan dekat dipercayai telah ditemukan berkorelasi

dengan kebahagiaan dan kesejahteraan subjektif.

d) Kesehatan

Kesehatan yang dikatakan berpengaruh terhadap kebahagiaan

adalah kesehatan yang dipersepsikan oleh individu terhadap

seberapa sehat diri kita. Selain itu, orang yang bahagia memiliki

masa hidup yang lebih lama karena kebahagiaan melindungi

kesehatan fisik manusia (Ruut Veenhoven, 2006: 14).

e) Agama

Terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan

kebahagiaan, yaitu orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas

dengan kehidupannya dibandingkan individu yang tidak religius

(Putri Aulia, dkk: 2012). Orang yang beragama akan lebih merasa

tenang dibandingkan yang kurang beragama. Hal tersebut

dikarenakan dengan adanya agama, individu memiliki pegangan

hidup yang jelas, sehingga tidak mudah terpuruk dengan masalah

yang dihadapi.

f) Emosi Negatif

Untuk memperoleh emosi positif, individu harus lebih mampu

menghadapi emosi negatif, yaitu dengan mengurai peristiwa buruk

di kehidupan. Individu yang mengalami banyak emosi negatif akan

mengalami sedikit emosi positif, dan sebaliknya. Lafreniere (dalam

Putri Aulia,dkk, 2012: 6-7) menyatakan bahwa emosi positif

merupakan emosi yang diinginkan individu, seperti: gembira, rasa

ingin tahu, cinta, dan bangga.

Page 33: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

17

g) Usia

Kepuasan hidup sedikit meningkat sejalan dengan

bertambahnya usia. Perasaan mencapai puncak dan terpuruk dalam

keputusasaan di kehidupan individu menjadi berkurang seiring

bertambahnya usia dan pengalaman.

h) Pendidikan, Iklim, Ras dan Gender

Keempat aspek ini memiliki pengaruh yang tidak cukup besar

terhadap tingkat kebahagiaan individu. Pendidikan dapat sedikit

berpengaruh dalam meningkatkan kebahagiaan pada mereka yang

berpenghasilan rendah karena pendidikan merupakan sarana untuk

mencapai pendapatan yang lebih baik. Iklim di daerah di mana

seseorang tinggal dan ras juga tidak memiliki pengaruh terhadap

kebahagiaan. Sedangkan gender, antara pria dan wanita tidak

terdapat perbedaan pada keadaan emosinya, namun pada wanita

cenderung lebih bahagia sekaligus lebih sedih dibandingkan pria.

Menurut Hurlock (1997: 22), kebahagiaan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

(1) Kesehatan

Kesehatan yang baik memungkinkan individu untuk melakukan

apa yang diinginkan. Namun, hal yang sebaliknya terjadi jika

kesehatan buruk terjadi. Hal tersebut akan berdampak pada

kepuasan hidup dan kebahagiaannya.

(2) Daya tarik fisik

Daya tarik fisik merupakan salah satu alasan seseorang individu

diterima oleh orang lain. Melalui daya tarik fisik, prestasi dapat

diraih.

(3) Tingkat otonomi

Semakin besar otonomi yang dapat dicapai, semakin besar

kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan. Adanya

kesempatan, merupakan bentuk beraktualisasi dalam upaya

pencapaian harapan dan meraih kebahagiaan.

Page 34: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

18

1. Kesempatan-kesempatan interaksi di luar keluarga

Individu akan merasa lebih bahagia jika dapat berinteraksi

dengan orang-orang di luar lingkungan keluarga. Individu yang

berbahagia memiliki lebih banyak teman dibandingkan dengan

mereka yang tidak bahagia. Melalui interaksi, akan terjadi hubungan

timbal balik, sehingga timbul eksistensi individu di masyarakat.

2. Jenis pekerjaan

Semakin rutin sifat pekerjaan dan semakin sedikit kesempatan

untuk otonomi dalam pekerjaan, maka akan semakin kurang

memuaskan atau kurang membahagiakan.

3. Status kerja

Dalam sebuah pekerjaan, semakin berhasil melaksanakan

tugasnya, maka akan semakin mendekati prestasi yang akan diraih.

Hal tersebut akan menimbulkan kepuasan dan kebahagiaan.

4. Kondisi kehidupan

Kondisi kehidupan yang memungkinkan seseorang

mengadakan interaksi yang baik dengan orang lain. Adanya

interaksi memberikan kepuasan untuk kebutuhan manusia sebagai

makhluk sosial. Kondisi kehidupan yang sesuai juga akan membuat

seseorang merasa nyaman dan bahagia.

5. Pemilikan harta benda

Kebahagiaan tidak hanya dari banyaknya harga yang dimiliki,

namun dapat berasal dari rasa kepemilikan atas apa yang dimiliki.

Selain itu adanya rasa bersyukur dengan apa yang dimiliki akan

semakin membuat bahagia seseorang.

6. Keseimbangan antara harapan dan pencapaian

Kebahagiaan akan tercapai apabila harapan-harapan yang

realistis dapat tercapai tujuannya.

7. Penyesuaian emosional

Individu yang dapat menyesuaikan diri dan bahagia akan lebih

mampu menahan emosi negatifnya.

Page 35: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

19

8. Sikap terhadap periode usia tertentu

Perasaan bahagia yang akan dialami pada usia tertentu

sebagian ditentukan oleh pengalaman sendiri bersama orang lain

pada waktu kanak-kanak dan pengaruh stereotip budaya.

9. Realisme dari konsep diri

Individu yang memiliki keyakinan lebih, namun ternyata gagal

dalam pencapaian suatu tujuan, akan lebih mungkin mengalami

ketidakbahagiaan.

10. Realisme dari konsep-konsep peran

Individu cenderung menginginkan peran yang akan dimainkan

pada usia tertentu di masa depan. Jika peran tersebut tidak tercapai

di masa mendatang, maka akan mungkin terjadi ketidakbahagiaan.

Selain itu, pada masa kanak-kanak dan remaja, mereka cenderung

menginginkan peran yang kurang realistis. Sehingga pada masa-

masa tersebut akan menimbulkan perasaan kurang bahagia.

Selain itu Lyubomirsky (Yulia Woro Puspitorini, 2012: 41) juga

menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang,

yaitu :

1. Pekerjaan dan kualitas kerja

Individu cenderung mendapatkan kebahagiaan jika memperoleh

suatu pekerjaan yang sesuai dengan harapan serta tujuan hidupnya. Hal

ini juga berdampak positif pada kualitas kerja yang memuaskan.

2. Penghasilan

Secara umum, individu yang memperoleh penghasilan yang cukup

atau bahkan lebih, akan merasakan kebahagiaan. Adanya penghasilan

juga membuat individu merasa berharga.

3. Keterlibatan organisasi

Keterlibatan dalam organisasi yang diminati secara spontan ternyata

dapat memberi dampak positif bagi individu. Adanya keterlibatan dalam

Page 36: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

20

suatu organisasi adalah suatu bentuk aktualisasi individu di dalam

pergaulannya.

4. Keterlibatan dalam komunitas sosial

Orang bahagia lebih terlihat pada relawan dan kelompok pelayanan

masyarakat, termasuk agama, politik, pendidikan, dan organisasi

kesehatan terkait. Keterlibatan ini merupakan bentuk kegiatan prososial

di masyarakat, yaitu tolong menolong sebagaimana manusia adalah

makhluk sosial.

5. Hubungan sosial

Dalam suatu penelitian, Ed Diener (Seligman, 2005: 72)

mengungkapkan bahwa, individu yang berbahagia paling sedikit

menghabiskan waktu untuk sendirian dan kebanyakan dari mereka

bersosialisasi.

6. Persahabatan dan dukungan sosial

Seligman dalam Authentic Happiness (2005: 55) menjelaskan

bahwa individu yang berbahagia memiliki lebih banyak teman dan lebih

sering terlibat dalam kegiatan berkelompok dibandingkan dengan

mereka yang tidak bahagia.

7. Pernikahan

Individu yang memiliki lebih banyak teman akan lebih mungkin

untuk menikah. Pernikahan menganugerahkan berbagai manfaat pada

orang-orang yang membuat mereka bahagia. Pernikahan memberikan

efek psikologis dan fisik berupa keintiman, keinginan memiliki anak dan

membangun rumah, peran sosial sebagai pasangan dan orang tua, dan

konteks di mana untuk menegaskan identitas dan membuat cucu (Alan

Carr, 2004: 23).

8. Kesehatan (fisik dan mental)

Kondisi kesehatan, baik secara fisik maupun mental cenderung

berpengaruh pada kebahagiaan manusia. Seligman (2005: 75)

berpendapat jika suatu masalah ringan dalam kesehatan tidak lantas

Page 37: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

21

menyebabkan berkurangnya kebahagiaan, tetapi sakit yang parah

memang menyebabkan ketidakbahagiaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kebahagiaan (happiness) terdiri dari faktor

internal yaitu yang berasal dari diri individu dan eksternal yang berasal

dari pengaruh interaksi lingkungan dan orang sekitar.

d) Pengaruh Kebahagiaan (Happiness)

Kebahagiaan tidak dapat dibuang seperti suatu hal yang harus dihindari

dan yang dianggap tidak penting (Ruut Veenhoven, 1991: 32). ebahagiaan

sebagai emosi positif memiliki dampak terhadap individu yang

merasakannya. Berdasarkan teori kebahagian Martin E. P. Seligman dalam

Authentic Happiness (2005: 45), terdapat beberapa pengaruh yang

dihasilkan oleh kebahagiaan (happiness), yaitu:

a. Suasana hati yang positif membuka individu untuk menerima gagasan

dan pengalaman baru.

b. Kebahagiaan memperluas sumber-sumber intelektual, fisik, dan sosial

yang dimiliki.

c. Emosi positif membuat individu menjadi lebih kreatif, toleran,

konstruktif, murah hati dan tidak defensif.

d. Individu yang bahagia lebih mungkin tidak realistis terhadap

kemampuan dirinya sendiri.

e. Individu yang bahagia lebih banyak mengingat peristiwa yang

menyenangkan.

f. Kebahagiaan memanjangkan usia dan meningkatkan kesehatan. g. Lebih

mudah mendapatkan teman dalam bergaul.

g. Lebih mudah memperoleh pasangan hidup dan menikah.

h. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, pengaruh kebahagian (happiness) adalah

perasaan positif yang membuat individu memiliki hubungan yang baik

Page 38: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

22

terhadap diri sendiri dan orang lain, serta membuat diri pribadi menjadi

lebih kritis dalam menjalani kehidupan.

e) Ciri-ciri Individu yang Bahagia

Hasil penelitian yang dilakukan Gail & Seehy (Yulia Woro Puspitorini,

2012: 33-36) mengenai kebahagiaan, terdapat sepuluh ciri atau tanda orang

yang dapat dikatakan bahagia, yaitu:

a. Hidup yang memiliki arti dan arah

Individu dapat bahagia ketika individu tersebut mampu menentukan

tujuan hidupnya. Selain itu individu tersebut juga dapat berinteraksi

dengan dunia luar.

b. Mampu berfikir dewasa dan kreatif

Individu yang bahagia dicirikan dengan kemampuannya

menjalankan rencana yang telah dibuat secara berkesinambungan,

namun juga menggunakan waktu-waktu tertentu untuk menerima

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.

c. Jarang merasa diperlakukan secara tidak adil atau dikecewakan oleh

kehidupan

Individu yang bahagia adalah orang yang mampu menerima keadaan

yang ada didirinya. Hal tersebut erat kaitannya dengan kepuasan dan

kemampuan bersyukur yang dimiliki.

d. Mencapai beberapa tujuan hidup yang penting

Individu yang berbahagia disini dicirikan dengan terpenuhinya

semua tujuan jangka panjang kehidupannya yang penting. Misalnya

kehidupan yang nyaman, keluarga yang aman dan perasaan pemenuhan.

e. Peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi

Individu yang berbahagia, selalu menggambarkan dirinya sebagai

pribadi positif, seperti pribadi yang jujur, penuh cinta dan bertanggung

jawab. Individu yang memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya

sendiri akan lebih mampu dalam menghadapi realita di kehidupannya.

Page 39: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

23

f. Memiliki keadaan hubungan mencintai dengan yang dicintai secara

mutualisme

Individu yang berbahagia mempunyai hubungan yang baik dengan

diri sendiri maupun orang lain. Selain itu hubungan yang baik adalah

hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.

g. Memiliki banyak teman

Individu yang bahagia memiliki banyak teman-teman yang mampu

memberikan perasaan nyaman karena adanya hubungan timbal balik,

seperti adanya perasaan saling mendukungan.

h. Individu yang menyenangkan dan bersemangat

Individu yang bahagia akan terlihat selalu senang dan bersemangat.

Hal ini dapat menimbulkan ketertarikan pada orang di sekitarnya,

sehingga dapat terjalin kehidupan emosional dan hubungan yang intim.

i. Tidak melihat kritik sebagai serangan pribadi yang menurunkan harga

diri

Individu yang bahagia memiliki harga diri yang cukup sehingga

merasa cukup aman ketika mendapatkan kritik dari orang lain. Melalui

kritik yang diberikan orang lain, individu akan berbenah diri dan akan

lebih cepat bangkit dari keterpurukan.

j. Tidak memiliki ketakutan-ketakutan yang umumnya dimiliki orang lain

Individu yang berbahagia tidak memiliki ketakutan atau kecemasan

yang pada umumnya dimiliki orang lain, seperti takut hidup sendirian,

takut mengalami sakit, dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan karena

orang bahagia adalah orang yang mampu bersyukur.

Sedangkan dalam Authentic Happiness, Seligman (2005: 182-207)

menjelaskan bahwa terdapat terdapat enam kebajikan atau tindakan mulia

(karakteristik psikologis) yang dilakukan individu ketika bahagia, yaitu:

a. Kearifan dan pengetahuan.

Individu yang berbahagia, arif dalam bertingkah laku akan merespon

positif segala pengetahuan dan pengalaman yang dialami individu di

Page 40: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

24

dunia. Individu yang bahagia terbuka dan fleksibel terhadap pengalaman

dan pengetahuan yang baru. Individu ini selalu memiliki rasa

keingintahuan yang tinggi dan tertarik untuk membedah ilmu baru yang

didapatkannya. Selain itu orang yang berbahagia sangat mencintai

belajar. Hal tersebut dilakukan demi pengetahuan itu sendiri.

Pengetahuan yang didapat nantinya akan diamati dan dipikirkan

secara kritis sehingga akan muncul inteligensia praktis atau kecerdasan

sehari- hari. Kecerdasan ini nantinya kan membantu individu dalam

melaksanakan aktivitasnya. Individu yang berbahagia juga memiliki

kecerdasan sosial dan pribadi. Kecerdasan ini membantu individu dalam

memahami diri sendiri dan orang lain. Sehingga tercipta tolong

menolong dan mampu menempatkan diri secara tepat di lingkungan

masyarakat.

b. Keberanian.

Individu yang bahagia tidak akan takut ketika menghadapi suatu

ancaman, tantangan, kepedihan atau kesulitan.

c. Kemanusiaan dan cinta

Individu yang bahagia mampu memperlihatkan interaksi yang

positif dengan orang lain baik teman, kenalan, anggota keluarga maupun

orang lain.

d. Keadilan.

Individu yang bahagia mengerti tentang kedudukannya dalam

masyarakat atau dalam tim serta mampu menjunjung tinggi keadilan.

Dalam hidup bermasyarakat, individu ini tidak mementingkan

perasaannya sendiri serta mampu mengorganisasi dan mengawasi

jalannya kegiatan dalam kelompok masyarakat tersebut.

e. Kesederhanaan.

Individu yang bahagia mampu mengendalikan diri, yaitu dengan

menahan nafsu, keinginan dan dorongan pada saat yang tepat. Individu

ini pandai menahan dorongan hati yang bertujuan jangka pendek demi

kesuksesan jangka panjang dengan kemampuannya mempertimbangkan

Page 41: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

25

segala sesuatu. Individu yang bahagia juga memiliki kerendahan hati

dan bersahaja, sehingga banyak orang yang mengakui dan

menghargainya.

f. Transendensi.

Transendensi adalah kekuatan emosi yang menjangkau ke luar diri

untuk menghubungkan individu ke sesuatu yang lebih besar dan lebih

permanen kepada orang lain, masa depan, evolusi, ketuhanan, atau alam

semesta. Individu yang mampu bahagia adalah individu yang mampu

menghargai keindahan alam beserta isinya, seni dan sains. Selain itu

juga mampu bersyukur dalam situasi tersulit sekalipun, karena mampu

melihat hal positif dari apa yang dialaminya. Ia memiliki semangat dan

gairah jiwa dalam menjalani aktivitas, dan ketika menghadapi situasi

sulit, ia tetap optimis dan berpengharapan di masa depan. Hal ini

dipengaruhi pula oleh tujuan dan keyakinan yang jelas dari individu

tersebut. Kesadaran diri yang dimiliki individu tersebut memungkinkan

individu untuk menjadi oarang yang pemaaf. Individu ini juga memiliki

rasa humor sebagai upaya membuat orang lain tersenyum dan melihat

sisi kehidupan yang positif yang membuatnya terus semangat menjalani

hidup.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri seseorang bahagia adalah memiliki sikap yang positif bagi diri

sendiri maupun lingkungan sekitar.

2. Ekonomi

Bagi masyarakat dan ekonomi inklusif seperti Indonesia maupun di

negara lainnya, keseimbangan antara pembangunan ekonomi, keadilan

sosial dan kemajuan serta keberlanjutan ekologi harus dirumuskan secara

jelas. Proses transformasi ini harus dibentuk secara politis serta mengakar di

dalam masyarakat. Isu-isu seperti kebijakan dan hubungan industri, sistem

pendidikan, perpajakan yang adil serta ketimpangan ekonomi memainkan

peranan penting dalam hal ini.

Page 42: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

26

Sejak awal 1990-an, Indonesia telah menjadi negara berpendapatan

menengah (bawah). Tingkat pertumbuhan Indonesia, meskipun lebih tinggi

dibandingkan mayoritas negara berkembang lainnya, masih berada di bawah

negara-negara Asia Timur yang tumbuh amat dinamis selama beberapa

tahun terakhir, sementara ketimpangan ekonomi meningkat secara

signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua tahun terakhir

berfluktuasi sekitar 5 persen. Menurunnya pertumbuhan ekonomi di pasar

ekspor utama serta melemahnya harga komoditas baru-baru ini semakin

menambah tantangan bagi kinerja ekonomi Indonesia. Namun, beberapa

pengamat mengatakan bahwa hal ini juga memberikan peluang untuk

meningkatkan kualitas dan keragaman investasi di Indonesia. Dalam satu

dekade terakhir, tingginya harga komoditas telah mendorong insentif

investasi yang menguntungkan sektor sumber daya dan non-perdagangan

(khususnya sektor real estate), serta merugikan sektor manufaktur dan

perdagangan. Sejak 2005, komoditas telah menggantikan manufaktur

sebagai ekspor terbesar Indonesia. Namun ke depan, melemahnya harga

komoditas harus meningkatkan keuntungan relatif dan daya tarik sektor

manufaktur Indonesia. Hal ini dapat membantu Indonesia untuk

mengembangkan basis industrinya, menciptakan lebih banyak lapangan

kerja, serta memajukan hubungan industri yang baik sehingga mengurangi

ketimpangan ekonomi dan sosial.

Melalui kerjasama erat dengan mitra kami dari Kemenko PMK,

lembaga-lembaga pemerintah terkait lainnya, serta masyarakat sipil, FES

berkomitmen untuk berkontribusi mendukung proses transformasi ini

dengan mempromosikan tiga dimensi keberlanjutan dalam pembangunan

Indonesia baik di tingkat nasional maupun lokal serta dengan meningkatkan

akses perempuan, anak muda, orang lanjut usia, penyandang disabilitas,

serta kelompok rentan lainnya untuk mendapatkan peluang yang setara

dalam hidup.

Hal ini tercermin dalam kegiatan Ekonomi masa depan (Economy of

Tomorrow); pada debat mengenai bagaimana menghindari jebakan

Page 43: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

27

pendapatan menengah (middle income trap) dengan mengatasi dampak

bergabungnya Indonesia ke Kemitraan Trans-Pasifik; mendukung fondasi

ekonomi hijau; melakukan berbagai road show tentang peranan anak muda

dan perempuan dalam pembangunan karakter bangsa; penelitian terkait

akses perempuan kepada program-program pro rakyat miskin; kamp

pemuda nasional; serta pelatihan penyusunan anggaran pro rakyat miskin

dalam pelaksanaan Undang-Undang Desa bagi kepala desa dan aktor lokal

lainnya.

Ada 3 kategori pendapatan menurut (Reksopreyitno, 2009) yaitu :

1. Pendapatan berupa uang yaitu segala penghasilan berupa uang yang

sifatnya reguler dan yang di terima biasanya sebagai balas jasa atau

kontra prestasi.

2. Pendapatan berupa barang adalahsegala pendapatan yang sifatnya

regular dan biasa, akan tetapi selalu berbentuk balas jasa dan diterima

dalam bentuk barang dan jasa

3. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah segala

penerimaan yang bersifat transfer redistribtive dan biasanya membuat

perubahan dalam keuangan rumah tangga. (Sunuharjo, 2009)

3. Gender

Kata gender berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin,

gender juga merupakan konsep mendasar yang di tawarkan oleh

feminisme untuk mnganalisis masyarakat. Dalam bahasa nggris di artikan

sebagai jenis kelamin, yang menunjukan adanya penyifatan dan

pengklasifikasikan dua jenis kelamin secara biologis, yaitu laki-lakki dan

perempuan. Beberapa d=feminis, seperti simone, beauvior, Crist Weedon

dan Barbara Lioyd sepakat bahwa pada ranah ini ada garis yang bersifat

nature, dimana laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki

karakteristik yang melekat pada secara permanen, kodrati dan tidak dapat

di pertukarkan satu dengan yang lainnya.

Page 44: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

28

Tidak sama dengan sex, gender adalah suatu konsep tentang

klasifikasi sifat laki-laki(maskulin) dan perempuan( feminim ) yang di

bentuk secara sosiolkultura. Hal ini juga senada dilontarkan oleh nasarudin

Umar, yang mengatakan bahwa gender merupakan interpretasi dari budaya

terhadap perbedaan jenis kelamin, artinya gender merupakan efek yang

timbul akibat adanya perbedaan anatomo biologi yang cukup jelas antara

laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya sedangkan sex secara

umum digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan secara

biologis.

a. Pengertian Gender

Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada

karakteristik yang membedakan antara wanita dan pria baik secara

biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita

secara sexual memang berbeda . begitu pula secara perilaku dan

mentalitas. Namun perannya di masyarakat dapat di sejajarkan dengan

batasan-batasan tertentu.

Pengertian gender di definisikan sebagai aturan atau normal

perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem

masyarakat.karena itu gender sering kali di identikan dengan jenis

kelamin atau sex. Meski sebenarnya kedua jenis kata ini yaitu sex dan

gender memiliki konsep yang berbeda. Lelaki dan wanita secara

sexualitas di bedakan berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya.

Namun, secara gender perbedaan tersebut tidak menjamin perbedaan

gender.

Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender

a. Sterotype

Semua bentuk ketidakadilan gender diatas sebenarnya

berpangkat pada satu sumber kekeliruan yang sama, yaitu sterotype

gender laki-lzki dan perempuan. Sterotype itu sendiri berarti

pemberian citra baku atau label cap kepada seseorang atau

Page 45: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

29

kelompok yang di dasarkan pada suatu anggapan yang salah satu

sesat.

b. Kekerasan

Kekerasan( violence )artinya tindak kekerasan, baik fisik

maupun non fisik yang di lakukan oleh satu jenis kelamin atau

sebuah institusi keluarga, masyrakat atau negara terhadap jenis

kelamin lainnya. Peran gender telah membedakan karakter

perempuan dan laki-laki. Perempuan di anggap feminsm dan laki-

laki maskulin. Karakter ini kemudian mewujud dalam ciri-ciri

psikologis, seperti laki-laki dianggap gagah, kuat, berani dan

sebagainya.

c. beban ganda( double burden )

Beban ganda artinya beban pekerjaan yang di terima salah

satu jenis kelanin lebih banyak di bandingkan jenis kelamin lainnya.

Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran yang statis

dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah

perempuan yang bekerja di wilayah publik, namun tidak diiringi

dengan berkurangnya beban mereka di wilayah domestik.

d. Marjinalisasi

Artinya suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis

kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat

digunakan untuk memarjinalkan seorang atau kelompok. Salah

satunya adalah dengan menggunakan asumsi gender. Misalnya

dengan anggapan bahwa perempuanberfungsi sebagai pencari

nafkah tambahan, maka ketika mereka bekerja di luar rumah

seringkali dinilai dengan anggapan tersebut.

e. Subordinasi

Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa

suatu peran yang di lakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah

dari yang lain. Telah diketahui, nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat, telah memisahkan dan memilah-milah peran-peran

Page 46: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

30

gender, laki-laki dan perempuan. Perempuan di anggap

bertanggung jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau

reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan publik atau domestik.

4. Religiusitas

Menurut Rahman (2009), perilaku religiusitas adalah perilaku yang

berdasarkan keyakinan suara hati dan keterikatan kepada Tuhan,

diwujudkan dalam bentuk kuantitas dan kualitas peribadatan serta norma

yang mengatur hubungan dengan Tuhan, hubungan sesama manusia,

hubungan dengan lingkungan yang terinternalisasi dalam manusia. Pendapat

tersebut sesuai dengan pendapat Jalaluddin (2010) bahwa pengertian

religiusitas mempunyai makna agama yang mengandung arti ikatan yang

harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu

kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak

dapat ditangkap dengan pancaindra, namun mempunyai pengaruh yang

besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.

Menurut Mangunwijaya ( 1982 ) bila dilihat dari kenampakannya,

agama lebih menunjukkan kepada suatu kelembagaan yang mengatur tata

penyembahan manusia kepada Tuhan, sedangkan religiusitas lebih melihat

aspek yang ada di lubuk hati manusia. Religiusitas lebih menunjuk kepada

aspek kualitas dari manusia yang beragama. Agama dan religiusitas saling

mendukung dan saling melengkapi karena keduanya merupakan

konsekuensi logis dari kehidupan manu

sia yang mempunyai dua kutub, yaitu kutub kehidupan pribadi dan

kutub kebersamaannya di tengah masyarakat.

Aviyah dan Farid (2014) membedakan antara agama dan religiusitas.

Setiap individu yang memiliki agama sebagai suatu keyakinan terhadap

agama yang dianutnya. Religiusitas merupakan aspek yang telah dihayati

oleh individu di dalam hati, getaran hati nurani pribadi dan sikap mengenai

Page 47: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

31

religiusitas yaitu sikap keberagamaan yang berarti adanya unsur internalisasi

agama ke dalam diri seseorang.

Agrawal dan Kehksha (2015) berpendapat bahwa seseorang yang

sudah bertingkah laku sesuai dengan agamanya menunjukkan adanya unsur

internalisasi agama dalam diri seseorang (religiusitas). Religiusitas dapat

memberikan jalan keluar kepada individu untuk mendapatkan rasa aman,

berani, dan tidak cemas dalam menghadapi permasalahan yang melingkupi

kehidupannya. Agama Islam sendiri mengajarkan bahwa dengan

mendekatkan diri kepada Allah, agar mendapatkan ketenangan hidup dan

dapat mengontrol perilaku.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa

religiusitas adalah kualitas keyakinan seorang individu dalam beragama,

individu akan cenderung merasa aman, mendapatkan ketenangan dan tidak

cemas dalam menghadapi permasalahan dihidupnya.

a. Dimensi Religiusitas

Ismail (2010) berpendapat bahwa religiusitas sebagai sikap batin,

tidak dapat dilihat secara langsung namun bisa tampak dari

pengungkapan sikap tersebut. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa

religiusitas merupakan sikap batin seseorang yang dapat dilihat dari

ungkapan sikap melalui perilaku.

Dimensi yang digunakan menurut penelitian Ismail (2010)

berdasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Glock dan Stark

ada lima aspek, yaitu:

a. Dimensi keyakinan (the ideological dimension) berkaitan dengan

tingkatan seseorang dalam meyakini kebenaran ajaran agamanya

(religious belief). Tiap‐tiap agama memiliki seperangkat keyakinan

yang harus dipatuhi oleh penganutnya, misalnya kepercayaan

adanya Tuhan.

b. Dimensi peribadatan (the ritulistic dimension) yaitu tingkat

kepatuhan seseorang mengerjakan kewajiban ritual sebagaimana

Page 48: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

32

yang diperintahkan dalam agamanya (religious practice), misalnya

kewajiban bagi orang Islam seperti; sholat, zakat, puasa, pergi haji

bila mampu.

c. Dimensi penghayatan (the experiential dimension) yaitu tingkatan

seseorang dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan atau

pengalaman‐pengalaman keagamaan (religious feeling). Semua

agama memiliki harapan bagi individu penghayatannya akan

mencapai suatu pengetahuan yang langsung mengenai realitas yang

paling sejati atau mengalami emosi‐emosi religius misalnya; merasa

doanya dikabulkan, merasa diselamatkan Tuhan.

d. Dimensi pengamalan (the consequential dimension) yaitu aspek

yang mengukur sejauhmana perilaku seseorang dimotivasi oleh

ajaran agamanya dalam kehidupan sosial, yakni bagaimana individu

berhubungan dengan dunia terutama dengan sesama manusia

(religious effect).

e. Dimensi intelektual (the intelectual dimension) berkaitan dengan

tingkatan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran

agama yang dianutnya (religious knowledge).

Jalaluddin (2010) berpendapat bahwa aspek-aspek religiusitas ada

tiga dengan aspek-aspeknya, sebagai berikut:

1) Cipta (reason) merupakan fungsi intelektual jiwa manusia. Melalui

cipta, orang dapat menilai, membandingkan, dan memutuskan

sesuatu tindakan terhadap stimulan tertentu. Perasaan intelek ini

dalam agama merupakan suatu kenyataan yang dapat dilihat,

terlebih-lebih dalam agama modern, peranan, dan fungsi reason ini

sangat menentukan. Dalam lembaga-lembaga keagamaan yang

menggunakan ajaran berdasarkan jalan pikiran yang sehat dalam

mewujudkan ajaran-ajaran yang masuk akal, fungsi berpikir sangat

diutamakan.

2) Rasa (emotion) memberi makna dalam kehidupan beragama

diperlukan penghayatan yang seksama dan mendalam sehingga

Page 49: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

33

ajaran itu tampak hidup. Jadi, yang menjadi obyek penyelidikan

sekarang pada dasarnya adalah bukan anggapan bahwa pengalaman

keagamaan seseorang itu dipengaruhi oleh emosi, melainkan sampai

beberapa jauhkah peranan emosi itu dalam agama.

3) Karsa (will) merupakan fungsi eksekutif dalam jiwa manusia. Will

berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran

agama berdasarkan fungsi kejiwaan. Pengalaman agama seorang

bersifat intelek ataupun emosi, namun jika tanpa adanya peranan

will, maka agama tersebut belum tentu terwujud sesuai dengan

kehendak reason atau emosi. Masih diperlukan suatu tenaga

pendorong agar ajaran keagamaan itu menjadi suatu tindak

keagamaan. Jika hal yang demikian terjadi, misalnya orang berbuat

sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya, maka itu berarti

fungsi will-nya lemah. Jika tingkah laku keagamaan itu terwujud

dalam bentuk perwujudan yang sesuai dengan ajaran keagamaan dan

selalu mengimbangi tingkah laku, perbuatan dan kehidupannya

sesuai dengan kehendak Tuhan.

Selanjutnya Ismail (2010) mengemukakan bahwa pokok-

pokok ajaran Islam dapat dijadikan dimensi religiusitas terdiri dari

(1) aqidah (iman), (2) syariah, dan (3) akhlaq. Dapat dikatakan

bahwa seseorang dikatakan religius jika orang mampu melaksanakan

dimensi-dimensi religiusitas tersebut dalam perilaku dan

kehidupannya.

Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dimenis

religiusitas adalah aspek keyakinan (the ideological dimension),

peribadatan (the ritulistic dimension), penghayatan (the experiential

dimension), pengamalan (the consequential dimension), intelektual

(the intelectual dimension), cipta (reason), rasa (emotion), karsa

(will), aqidah (iman), syariah, dan akhlaq.

Page 50: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

34

B. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Theresia

Puji

Rahayu

Determinan

KebahagiaanDi

Indonesian

Cross –

section

IFLS

Wave IV

Karakteristik demografi

enginformasikan bahwa

orang yang menikah, bukan

kepala rumah tangga, tinggal

di daerah perkotaan, berada

di luar pulau Jawa-Bali dan

dari suku Jawa lebih bahagia

daripada yang lain. Riset ini

juga menemukan bahwa

tidak terdapat perbedaan

dalam tingkat kebahagiaan

antara pria dan wanita.

2 Lestari

Sukarniati

Determinan

Kebahgiaan

Pemulung (Studi

Kasus di Tempat

Pembuangan

Sampah Terpadu

Piyungan)

penelitian

deskriptif

Pendapatan berpengaruh

secara positif terhadap status

kebahagiaan. Hal ini berarti

bahwa bertambahnya jumlah

anggota rumah tangga dan

pendapatan akan menambah

probabilitas rumah tangga

tersebut menjadi lebih

bahagia. Hal tersebut

dimungkinkan akan semakin

banyak anggota keluarga

yang akan dilibatkan dalam

pekerjaan memulung

3 Angela.

AL

Analisis Indeks

Kebahagiaan di

Indonesia

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

4Pertumbuhan ekonomi

berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap indeks

kebahagiaan 33 provinsi di

Indonesia dengan

Page 51: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

35

probabilitas 6,73 persen.

Peningkatan pertumbuhan

ekonomi 1 persen akan

mangkibatkan indeks

kebahagiaan naik sebesar

0,16 persen. Kondisi ini

menggambarkan

pertumbuhan ekonomi yang

tidak disertai pembangunan

ekonomi secara merata di

setiap provinsi dan aspek

masyarakat, sehingga tidak

mampu meningkatkan indeks

kebahagiaan secara

signifikan

4 Maylasari Konsep

Kebhagiaan Pada

Masyarakat

Samin Dan

Pengukuran nya :

Perspektif

Ekonomi, Sosio

Demografi, Dan

Nilai Religiusitas

Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata

tingkat kebahagiaan

masyarakat sebesar

0,789270. Selanjutnya hasil

penelitian menunjukkan

bahwa variabel pendapatan,

jenis kelamin dan pendidikan

secara statistik tidak

mempengaruhi kebahagiaan

pada masyarakat suku

Samin. Sementara itu,

variabel status pernikahan,

kesehatan dan religiusitas

secara statistik berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap kebahagiaan pada

masyarakat suku Samin.

Page 52: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

36

C. Kerangka Penelitian

Page 53: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

37

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah pernyataan peneliti tentang hubungan

variable-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yangpaling

spesifik. (kuncoro M. ,2009). Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka

pemikiran yang telah di uraikan sebelumnya, maka Hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh ekonomi

terhadap kebahagiaan mahasiswa UIN.

Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh ekonomi terhadap

kebahagiaan mahasiswa UIN.

2. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh gender terhadap

kebahagiaan mahasiswa UIN.

Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh gender terhadap

kebahagiaan mahasiswa UIN

3. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh religiusitas

terhadap kebahagiaan mahasiswa UIN.

Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh religiusitas terhadap

kebahagiaan mahasiswa UIN

4. H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0 Tidak terdapat pengaruh secara simultan

ekonomi, gender, religiusitas, terhadap

kebahagiaan mahasiswa UIN

Ha: β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 Terdapat pengaruh secara simultan

ekonomi, gender, religiusitas, terhadap

kebahagiaan mahasiswa UIN

Page 54: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

38

BAB III

METODE PENILITAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang digunakan

adalah ekonomi, gender, religiusitas, dan akses informasi. Kemudian variabel terikat

yang digunakan adalah kebahagiaan. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2014). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan oleh penulis adalah metode purposive sampling yang termasu

dalam nonprobability sampling. Menurut (Sugiyono, 2014) purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan yang dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini

adalah mahasiswa yang memiliki penghasilan sampingan diluar penghasilan

Page 55: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

39

utama/uang jajan yang diberikan orang tua. Sedangkan untuk ukuran sampel

penelitian menurut Roscoe dalam buku Reaserch Methods For Business

(Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam

penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan sampel sebanyak 89 responden.

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat penelitian ini menggunakan data

primer.Data Primer Menurut (Ruslan, 2003) data primer merupakan data

yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian perseorangan,

kelompok, dan organisasi. Metode pengumpulan data primer dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut (Ruslan, 2003) kuesioner

merupakan pengumpulan data, pertanyaan peneliti dan jawaban responden

dapat dilakukan dengan bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak.

Kuesioner disebarkan kepada sampel yaitu mahasiswa UIN Jakarta,

untuk diisi sesuai dengan penilaian responden tanpa ada paksaan atau

pengaruh dari pihak manapun. Adapun jenis skala yang akan digunakan

untuk menjawab pernyataan dalam kuesioner adalah skala likert 11 titik

untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan

pernyataan, dan dengan skala ordinal untuk menentukan rangking dari

pendapat subjek. Berikut ini adalah jumlah pertanyaan untuk masing-masing

variabel:

TABEL 3. 1 KONSTRUK VARIABEL

No. Nama Variabel Jumlah Pertanyaan

1. Kebahagiaan 6 Pertanyaan

2 Ekonomi 5 Pertanyaan

3 Gender 5 Pertanyaan

4 Religiusitas 5 Pertanyaaan

Page 56: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

40

C. Metode Analisis Data

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu

instrument digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur.

Menurut (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa item yang dipilih (valid)

adalah yang memiliki tingkat prob statistik < 0.05, jadi semakin tinggi

validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai

sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas ini menggunakan program SPSS 16.0.

b. Uji Reliabilitas

Apabila suatu alat pengukuran dikatakan valid, maka tahap

berikutnya adalah mengukur reliabilitas. Uji reliabilitas menunjukkan

konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain

kesempatan.(Ghozali, 2005) mengatakan bahwa instrumen dikatakan

reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang

digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan

hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α)>

0,60.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2005) Uji normalitas data bertujuan

mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam

penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah

yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan

beberapa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva normal P-plot.

Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik

Page 57: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

41

data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik

data searah mengikuti garis diagonal. Teknik lain yang dapat digunakan

untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dengan chi-

square.

Menurut (Ghozali, 2005), ada beberapa cara mendeteksi

normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga

dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dalam uji

kolmogorov smirnov hipotesa yang berlaku adalah:

Ho = Sampel berasal dari data atau populasi yang terdistribusi normal.

Ha = Sampel berasal dari data atau populasi yang tidak terdistribusi

normal.

Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi

dengan normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka data terdistribusi

dengan normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut (Ghozali, 2005), uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel

orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama

variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai

berikut:

Page 58: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

42

1. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinieritas.

3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai

Tolerance yang rendah sama nilai VIF tinggi (karena

VIF=1/Tolerance). Nilai yang umum di pakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10atau sama

dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat

kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Misal nilai Tolerance = 0,10

sama dengan tingkat kolonieritas 0,95.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2005), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Ada cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas yaitu:

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu dan teratur seperti bergelombang, melebar kemudian

menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Page 59: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

43

b. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis regresi berganda, penelitian ini di rancang untuk meneliti

variabel-variabel yang mempengaruhi dari variabel bebas terhadap variabel

terikat. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh

ekonomi, gender, religiusitas terhadap kebahagiaan mahasiswa uin jakarta.

Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + €

Keterangan:

Y = Variabel dependen yang diprediksikan (Kesejahteraan Generasi

Millenial)

a = Konstanta

b1 = koefisien regresi trust

b2 = koefisien regresi networking

b3 = koefisien regresi collective action

X1 = trust, X2 = networking, X3 = collective action, X4 = akses informasi

€ = standar eror

Menurut (Ghozali, 2005) koefisien determinasi (Adjusted ` R²) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan

nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen

dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas.

Pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang

sudah disesuaikan Adjusted (Adjusted R²) karena disesuaikan dengan jumlah

variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R² dapat naik atau

turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

Page 60: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

44

5. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial t-test

Menurut (Ghozali, 2005) uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen dan digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variable

independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

bersifat menentukan (significant) atau tidak.

Dalam penelitian ini uji hipotesis merupakan pengujian hipotesis

dua pihak (two-tailed test). Pengujian hipotesis dua pihak menurut

(Ghozali, 2005) biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada

hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif.

Bila t hitung lebih besar dari t tabel atau – t hitung lebih kecil dari

t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05) maka hal

ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat

secara parsial.

b. Uji Simultan F-test

Menurut (Ghozali, 2005), Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 0,05 jika nilai F hitung > F tabel maka secara bersama-sama

seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain

itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas

lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi= 0,05), maka

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar

Page 61: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

45

daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini

secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis secara

simultan adalah:

Ho : β1 = β2 = β3 = 0 ; Ekonomi, Gender, dan Religiusitas secara

simultan tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan .

Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 ; Ekonomi, Gender, dan Religiusitas secara

simultan berpengaruh terhadap kebahagiaan.

c. Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 4 variabel bebas

(independen) variabel ekonomi (X1), variabel gender (X2), variabel

religiusitas (X3), dan 1 variabel terikat (dependen) yaitu variabel

kebahagiaan mahasiswa UIN Jakrta (Y), adalah sebagai berikut:

TABEL 3. 2 DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel Indikator

Variabel

pertanyaan sumber

1

(Y)

Kebahagiaan

1. Diri sendiri

2. Pekerjaan

3. Teman

4. Keluarga

a) Saya merasa sebagian besar

tujuan hidup saya terpenuhi

selama di Kampus

b) Saya merasa beruntung

dalam menjalani

Perkuliahan

c) Saya bersyukur dengan hal-

hal yang terjadi di Kampus

d) Saya menyukai perkuliahan

saya

e) Saya akrab dengan seluruh

banyak teman

f) Saya memiliki perkuliahan

yang memadai

g) Setiap hari saya

bersemangat menjalani

hidup saya

Alan Carr,

2004: 15

Page 62: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

46

h) Kehidupan saya penuh

dengan kejadian

menyenangkan

i) Saya senang saat

menyatakan kepada orang

lain bahwa saya mahasiswa

UIN Jakarta

j) Sebagian besar rencana

kuliah saya berantakan

k) Saya merasa kurang di

hargai oleh orang lain

l) Saya memiliki banyak

masalah dengan perkuliahan

saya

m) Saya suka berselisih dengan

teman – teman saya yang

lain

n) Saya membutuhkan

pelatihan untuk menambah

wawasan saya

o) Saya pernah merasa

menderita

Saya berusaha menemukan

hal baru dalam kegiatan

saya

2

(X1)

Ekonomi

1. Pendapatan

a) Berapakah Pemasukan

Perbulan?(nyatakan dalam

rupiah)

b) Berapakah pengeluaran anda

dalam sebulan

c) Berapakah biaya

pengeluaran anda untuk

transportasi dalam sebulan?

(nyatakan dalam rupiah)

d) Berapakah biaya

pengeluaran anda untuk

konsumsi makanan dalam

sebulan?(nyatakan dalam

rupiah)

e) Berapakah biaya

Reksoprayi

tno, 2009

Page 63: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

47

pengeluaran anda untuk

membeli pakaian dan

peralatan rumah tangga

dalam sebulan?( nyatakan

dalam rupiah)

f) Apakah ada pengeluaran

untuk tabungan atau

deposito yang anda lakukan?

Jika iya nyatakan dalam

rupiah

3 (X2)

Gender

1. Jenis

Kelamin

a) laki – laki

b) permpuan

4 (X4)

Religiusitas

1. keyakinan

2. peribadatan

3. penghayatan

4. intelektual

a) Saya sering berfikir tentang

isu-isu keagamaan

b) Saya sangat percaya bahwa

rejeki yang saya dapatkan

Allah yang menentukan

nasib saya

c) Saya selalu mengikuti

kegiatan-kegiatan religious

d) Saya sering berdoa

e) Saya sering mengalami

situasi dimana saya merasa

bahwa Allah telah

mempengaruhi hidup saya

f) Saya sangat tertarik dalam

mempelajari topic-topik

keagamaan

g) Saya percaya bahwa

kehidupan setelah kematian

itu ada

h) Pelayanan keagamaan

penting bagi saya

i) Mendoakan diri sendiri itu

penting bagi saya

j) Saya tidak pernah

meninggalkan zakat

k) Saya percaya bahwa

kekuatan ilahi itu benar-

benar ada

Ismail

(2010)

Page 64: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

48

l) Saya selalu menyempatkan

diri untuk bersedekah

m) Saya mempercaya bahwa

al-quran adalah pedoman

hidup saya

n) Saya sering berdoa secara

spontan ketika terinspirasi

oleh situasi sehari-sehari

o) Saya sering mengalami

situasi dimana saya

memiliki perasaan bahwa

Allah itu ada atau hadir

6. Pre-test

UJI VALIDITAS

Uji Validitas Kuesioner Kebagahiaan

Butir

Pertanyaan

Probabilitas

Hitung Keterangan

Y 1 0.000 Valid

Y 2 0.004 Valid

Y 3 0.033 Valid

Y 4 0.002 Valid

Y 5 0.005 Valid

Y 6 0.000 Valid

Y 7 0.000 Valid

Y 8 0.002 Valid

Y 9 0.004 Valid

Y 13 0.016 Valid

Y 15 0.000 Valid

Y 16 0.004 Valid

Y 17 0.011 Valid

Y 18 0.015 Valid

Y 20 0.003 Valid

Y 24 0.009 Valid

Dari hasil uji validitas di atas menunjukan bahwa ada tidak adanya

pertanyaan yang tidak valid, yaitu yang di tandai dengan tinggi nya nilai

Sig. (2 tailed) lebih dari 0,05 (alpha)

Page 65: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

49

Validitas Kuesioner Religiusitas

Butir

Pertanyaan

Probabilitas

Hitung Keterangan

X3.1 0.040 Valid

X3.2 0.012 Valid

X3.3 0.000 Valid

X3.4 0.004 Valid

X3.5 0.000 Valid

X3.6 0.001 Valid

X3.7 0.007 Valid

X3.8 0.002 Valid

X3.9 0.000 Valid

X3.10 0.001 Valid

X3.11 0.001 Valid

X3.12 0.006 Valid

X3.13 0.001 Unvalid

X3.14 0.007 Unvalid

X3.15 0.005 Valid

Dari hasil uji validitas ini di dapatkan hasil yang cukup memuaskan

yang di tandai dengan keseluruhan butir pertanyaan yang valid atau nilai

Sig. (2-tailed) di bawah 0.05.

Dari uji di atas dapat di simpulkan tidak ada nya nilai Sig. (2-tailed) di

atas 0.005. dengan ini dapat di simpulkan dari pre-tes uji validitas layak

untuk di lakukan penelitian selanjut nya.

UJI REABILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.724 17

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa Croanbach’s Alpha

sebesar 0.724 dengan begini kuisioner penelitian yang akan di pergunakan

untuk mengumpulkan data variabel kebahagiaan reilabel dan dapat

dilanjutkan

Page 66: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

50

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.736 16

Tidak jauh berbeda dengan data sebelumnya data pada table di atas

Croanbach’s Alpha sebesar 0.736 dengan begini kuisioner penelitian yang

akan di pergunakan untuk mengumpulkan data variabel religiusitas reilabel

dan dapat dilanjutkan

Dari uji di atas dapat di simpulkan tidak ada nya nilai Sig. (2-tailed)

di atas 0.6. dengan ini dapat di simpulkan dari pre-tes uji validitas layak

untuk di lakukan penelitian selanjut nya.

Page 67: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan

universitas negeri yang sudah tidak asing lagi dikalangan pelajar di seluruh

Indonesia. Dengan letaknya yang cukup strategis, menjadikan kampus ini

sebagai pusat perhatian para pelajar di Indonesia untuk melanjutkan jenjang

pendidikan mereka. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Provinsi

Banten, tepatnya di Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Ciputat. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada masa awal berdirinya di tahun 1957, merupakan

Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA). Itu berarti, pada saat ini usia UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta telah mencapai 61 tahun. Selama rentang waktu tersebut,

UIN Syarif Hidayatullah terus menjadi lembaga pendidikan yang telah

menjalankan mandatnya dalam memberikan pembelajaran dan mentransmisikan

ilmu pengetahuan, khususnya menyatukannya pada bidang keilmuan agama.

Sampai saat ini, pengembangan ilmu yang ada di UIN Syarif

Hidayatullah sudah sangat luas. Faktanya, sekarang UIN Jakarta sudah

memiliki 11 fakultas, baik yang berlatar belakang agama, maupun latar

belakang umum. Seluruh fakultas itu adalah Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI),

Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Adab

dan Humaniora, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas

Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Psikologi, Fakultas Sains dan

Teknologi (FST), dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Terhitung sampai tahun akademi 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah

telah mengakomodir 27.575 mahasiswa, yang terdiri dari seluruh jenjang

perkuliahan. UIN Syarif Hidayatullah terus berusaha mempersiapkan seluruh

mahasiswa-nya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademi dan professional di bidang yang telah ditempuh oleh masing-masing

mahasiswa-nya.

Page 68: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

52

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yaitu sebanyak 27.575 mahasiswa yang merupakan

gambaran dari Generasi Milenial. Dalam proses penelitian, didapatkan sampel

sejumlah 100 mahasiswa. Namun, tidak seluruhnya dijadikan sebagai sumber

data dikarenakan satu dan lain hal yang menyangkut pada proses pengisian

angket penelitian. Sehingga, setelah dilakukan pra-pengolahan didapatkanlah

88 responden yang setidaknya layak dijadikan perwakilan untuk menjadi

objek penelitian yang dilakukan.

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah pada saat ini menjadi bagian dari

Generasi Milenial (Gen Y). Hasil penelitian ini akan menjadi gambaran terkait

bagaimana modal sosial yang dimiliki generasi milenial, khususnya di UIN

Syarif Hidayatullah dengan dibenturkan pada tingkat kesejahteraan yang dapat

mereka capai saat ini. Generasi milenial memiliki karakteristik tersendiri dan

unik jika dibandingkan dengan generasi-generasi pendahulunya. Hal ini

dikarenakan generasi milenial semenjak kecilnya sudah mulai menjajaki dunia

teknologi atau digital yang cukup canggih. Generasi ini pun sangat dikenal

memiiki pemikiran yang terbuka, dan lagi-lagi disebabkan oleh akses

informasi yang sudah sangat terbuka dan luas, sehingga dunia ini seakan-akan

tidak memiliki batas.

B. Hasil Penelitian

1. Uji kualitas data

a. Uji validitas

Uji validitas biasa digunakan sebagai alat untuk mengukur

tingkat valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan metode Korelasi Pearson (Pearson Correlation).

Suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dari korelasi

antara konstruk dengan rataan variabelnya sebesar kurang dari 0,05

dan oleh karena itu, butir pertanyaan tersebut dianggap valid. Selain

itu, kriteria yang digunakan dalam menentukan valid atau tidaknya

Page 69: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

53

pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tingkat kepercayaan yang mencapai 95% (α = 5%).

Kuesioner dibagi menjadi 4 bagian yang didasarkan pada jumlah

variabel, yaitu X1 (Ekonomi) yang terdiri dari 6 pertanyaan, X2

(Gender) yang terdiri dari 1 pertanyaan, X3 (Religiusitas) yang terdiri

dari 15 pertanyaan, dan Y (Kebahagiaan) yang terdiri dari 13

pertanyaan. Berikut adalah hasil uji validitas yang dilakukan:

1) Kuesioner Kebahagiaan

TABEL 4. 1 HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER KEBAGAHIAAN

Butir

Pertanyaan

Probabilitas

Hitung Keterangan

Y 1 0.000 Valid

Y 2 0.000 Valid

Y 3 0.000 Valid

Y 4 0.000 Valid

Y 5 0.000 Valid

Y 6 0.000 Valid

Y 7 0.000 Valid

Y 8 0.000 Valid

Y 9 0.000 Valid

Y 13 0.000 Valid

Y 15 0.000 Valid

Y 16 0.000 Valid

Y 17 0.256 Unvalid

Y 18 0.560 Unvalid

Y 20 0.000 Valid

Y 24 0.174 Unvalid

Dari hasil uji validitas di atas menunjukan bahwa ada 3

pertanyaan yang tidak valid, yaitu butir pertanyaan nomor 17, 18,

24 yang di tandai dengan tinggi nya nilai Sig. (2 tailed) lebih dari

0,05 (alpha). Oleh karena itu di perlukan pemangkasan butir

pertanyaan yang hasil nya seperti tabel di bawah ini :

Page 70: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

54

TABEL 4. 2 HASIL UJI VALIDITAS KEDUA KUESIONER KEBAHAGIAAN

Butir

Pertanyaan

Probabilitas

Hitung Keterangan

Y 1 0.000 Valid

Y 2 0.000 Valid

Y 3 0.000 Valid

Y 4 0.000 Valid

Y 5 0.000 Valid

Y 6 0.000 Valid

Y 7 0.000 Valid

Y 8 0.000 Valid

Y 9 0.000 Valid

Y 13 0.000 Valid

Y 15 0.000 Valid

Y 16 0.000 Valid

Y 20 0.000 Valid

Dari hasil uji validitas ke 2 ini yang telah memangkas 3

butir pertanyaan yang tidak valid, mendapatkan hasil yang cukup

memuaskan yang di tandai dengan keseluruhan butir pertanyaan

yang valid atau nilai Sig. (2-tailed) di bawah 0.05.

2) Kuseioner Religiusitas

TABEL 4. 3 HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER RELIGIUSITAS

Butir

Pertanyaan

Probabilitas

Hitung Keterangan

X3.1 0.000 Valid

X3.2 0.000 Valid

X3.3 0.000 Valid

X3.4 0.000 Valid

X3.5 0.000 Valid

X3.6 0.000 Valid

X3.7 0.000 Valid

X3.8 0.000 Valid

X3.9 0.000 Valid

X3.10 0.000 Valid

X3.11 0.000 Valid

X3.12 0.000 Valid

X3.13 0.256 Unvalid

X3.14 0.560 Unvalid

X3.15 0.000 Valid

Page 71: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

55

Dari hasil uji validitas ini di dapatkan hasil yang cukup

memuaskan yang di tandai dengan keseluruhan butir pertanyaan

yang valid atau nilai Sig. (2-tailed) di bawah 0.05.

2. Pembahasan Analisis Deskriptif

Agar dapat mengetahui pendapat yang telah diberikan oleh 89

responden, kita dapat menggunakan analisis deskriptif pada masing-

masing variabel, yaitu variabel; Ekonomi (X1), Gender (X2), Religiusitas

(X3), Kebahagiaan (Y). Teknik analisis ini menggunakan persentase dari

jawaban-jawaban yang diberikan responden kepada 35 butir pertanyaan

yang diajukan. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif yang telah

dilakukan:

1) Ekonomi (X1)

Dalam penelitian ini, variabel Ekonomi diukur menggunakan 6

butir pertanyaan, yaitu:

a. Pemasukan dalam 1 bulan

TABEL 4. 4 HASIL UJI SPSS PEMASUKAN DALAM 1 BULAN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 – 999000 34 38.2 38.2 38.2

1000000 - 1999000 35 39.3 39.3 77.5

2000000 - 2999000 14 15.7 15.7 93.3

>= 3000000 6 6.7 6.7 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa 34 responden memiliki

pemasukan 0 – 999000 dalam 1 bulan, 35 responden memiliki

pemasukan 100000 – 1999000 dalam 1 bulan, 14 responden

memiliki pemaskan 2000000 – 2999000 dalam 1 bulan, dan 6

responden memiliki pemasukan >= 3000000 dalam 1 bulan.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden secara rata-rata memiliki pemasukan 100000 – 1999000

dalam 1 bulan.

Page 72: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

56

b. Pengeluaran dalam 1 bulan

TABEL 4. 5 HASIL UJI SPSS PENGELUARAN DALAM 1 BULAN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 – 999000 45 50.6 50.6 50.6

1000000 - 1999000 33 37.1 37.1 87.6

2000000 - 2999000 6 6.7 6.7 94.4

>= 3000000 5 5.6 5.6 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa 45 responden memiliki

pengeluaran 0 – 999000 dalam 1 bulan, 33 responden memiliki

pengeluaran 100000 – 1999000 dalam 1 bulan, 6 responden

memiliki pengeluaran 2000000 – 2999000 dalam 1 bulan, dan 5

responden memiliki pemasukan >= 3000000 dalam 1 bulan.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden secara rata-rata memiliki pengeluaran 0 – 999000 dalam

1 bulan.

c. Pengeluaran untuk Transportasi dalam 1 bulan

TABEL 4. 6 HASIL UJI SPSS PENGELUARAN UNTUK

TRANSPORTASI DALAM 1 BULAN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 - 99000 22 24.7 24.7 24.7

100000 - 199000 16 18.0 18.0 42.7

200000 - 299000 19 21.3 21.3 64.0

>= 300000 32 36.0 36.0 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa 32 responden memiliki

pengeluaran >= 300000 untuk transportasi dalam 1 bulan, 22

responden memiliki pengeluaran 0 – 99000 untuk transportasi

dalam 1 bulan, 19 responden memiliki pengeluaran 200000 –

Page 73: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

57

299000 untuk transportasi dalam 1 bulan, dan 16 responden

memiliki pengeluaran 100000 – 199000 untuk transportasi dalam 1

bulan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden secara rata rata memiliki pengeluaran >=

300000 untuk transportasi dalam 1 bulan.

d. Pengeluaran untuk Konsumsi dalam 1 bulan

Tabel 4. 7 Hasil Uji SPSS Pengeluaran untuk Konsumsi dalam 1 bulan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 - 399000 45 50.6 50.6 50.6

400000 - 599000 24 27.0 27.0 77.5

>= 600000 20 22.5 22.5 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel menjelaskan bahwa 45 responden memiliki

pengeluaran 0 – 399000 untuk konsumsi dalam 1 bulan, 24

responden memiliki pengeluaran 400000 – 599000 untuk konsumsi

dalam 1 bulan, 20 responden memiliki pengeluaran >= 600000

dalam 1 bulan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden secara rata rata memiliki pengeluaran

0 – 399000 untuk konsumsi dalam 1 bulan.

e. Pengeluaran untuk membeli Pakaian dan peralatan lainnya

dalam 1 bulan

Tabel 4. 8 Hasil Uji SPSS Pengeluaran untuk membeli Pakaian dan

peralatan lainnya dalam 1 bulan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 - 99000 21 23.6 23.6 23.6

100000 - 199000 20 22.5 22.5 46.1

200000 - 299000 14 15.7 15.7 61.8

>= 300000 34 38.2 38.2 100.0

Total 89 100.0 100.0

Page 74: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

58

Tabel menjelaskan bahwa mayoritas secara rata rata

responden memiliki pengeluaran >= 300000 untuk pengeluaran

membeli pakaian dan peralatan lainnya.

f. Pengeluaran untuk Tabungan atau Deposito dalam 1 bulan

Tabel 4. 9 Pengeluaran untuk Tabungan atau Deposito dalam 1

bulan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 - 99000 53 59.6 59.6 59.6

100000 - 199000 8 9.0 9.0 68.5

200000 - 299000 6 6.7 6.7 75.3

>= 300000 22 24.7 24.7 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel menjelaskan bahwa mayoritas secara rata rata responden

memiliki pengeluaran 0 – 99000 untuk pengeluaran tabungan atau

deposito.

2) Gender (X2)

Dalam penelitian ini, variabel Gender diukur menggunakan 1

butir pertanyaan, yaitu:

TABEL 4. 10 HASIL UJI SPSS GENDER

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perempuan 55 61.8 61.8 61.8

laki - laki 34 38.2 38.2 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel 4.9 menjelaskan bahwa ada 55 responden dengan jenis

kelamin perempuan, 34 responden dengan jenis kelamin laki - laki.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden adalah perempuan dengan pertanyaan “Mengenai jenis

kelamin”.

Page 75: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

59

3) Religiusitas (X3)

Dalam penelitian ini, variabel Religiusitas diukur menggunakan

15 butir pertanyaan, yaitu:

TABEL 4. 11 SAYA SANGAT PERCAYA BAHWA REJEKI YANG SAYA

DAPATKAN ALLAH YANG MENETUKAN NASIB”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 3 3.4 3.4 3.4

S 45 50.6 50.6 53.9

SS 41 46.1 46.1 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju,

45 responden menyatakan setuju, dan 41 responden menyatakan

sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden setuju terhadap pernyataan “saya sangat percaya

bahwa rejeki yang saya dapatkan allah yang menetukan nasib ”.

TABEL 4. 12 SERING BERFIKIR TENTANG ISU - ISU KEAGAMAAN”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid STS 8 9.0 9.0 9.0

TS 19 21.3 21.3 30.3

S 47 52.8 52.8 83.1

SS 15 16.9 16.9 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 8 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 19 responden menyatakan tidak

setuju, 47 responden menyatakan setuju, dan 15 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

Page 76: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

60

disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan

“sering berfikir tentang isu - isu keagamaan”.

TABEL 4. 13 SERING MENGIKUTI KEGIATAN - KEGIATAN RELIGIOUS”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid STS 9 10.1 10.1 10.1

TS 34 38.2 38.2 48.3

S 40 44.9 44.9 93.3

SS 6 6.7 6.7 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 34 responden menyatakan tidak

setuju, 40 responden menyatakan setuju, dan 6 responden menyatakan

sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden setuju terhadap pernyataan “sering mengikuti

kegiatan - kegiatan religious”.

TABEL 4. 14 SAYA SERING BERDOA”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 6 6.7 6.7 6.7

S 49 55.1 55.1 61.8

SS 34 38.2 38.2 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju,

49 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden setuju terhadap pernyataan “saya sering berdoa”.

Page 77: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

61

TABEL 4. 15 SERING MENGALAMI SITUASI DIMANA SAYA MERASA BAHWA

ALLAH MEMPENGARUHI HIDUP SAYA”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 3 3.4 3.4 3.4

S 40 44.9 44.9 48.3

SS 46 51.7 51.7 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju,

40 responden menyatakan setuju, dan 46 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden setuju terhadap pernyataan “sering mengalami situasi

dimana saya merasa bahwa allah mempengaruhi hidup saya”.

TABEL 4. 16 SANGAT TERTARIK MEMPELAJARI TOPIK - TOPIK KEAGAMAAN”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 23 25.8 25.8 25.8

S 48 53.9 53.9 79.8

SS 18 20.2 20.2 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 23 responden menyatakan tidak

setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 18 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan

“sangat tertarik mempelajari topik - topik keagamaan”.

Page 78: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

62

TABEL 4. 17 SAYA PERCAYA BAHWA KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN ITU

ADA”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid STS 1 1.1 1.1 1.1

S 39 43.8 43.8 44.9

SS 49 55.1 55.1 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 0 responden menyatakan tidak setuju, 39 responden

menyatakan setuju, dan 49 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden setuju terhadap pernyataan “saya percaya bahwa kehidupan

setelah kematian itu ada”.

TABEL 4. 18 PELAYANAN KEAGAMAAN PENTING BAGI SAYA”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 4 4.5 4.5 4.5

S 53 59.6 59.6 64.0

SS 32 36.0 36.0 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 53 responden

menyatakan setuju, dan 32 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden setuju terhadap pernyataan “pelayanan keagamaan penting

bagi saya”.

Page 79: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

63

TABEL 4. 19 MENDOAKAN DIRI SENDIRI ITU PENTING BAGI SAYA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 1 1.1 1.1 1.1

S 48 53.9 53.9 55.1

SS 40 44.9 44.9 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak

setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 40 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan

“mendoakan diri sendiri itu penting bagi saya”.

TABEL 4. 20 SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN ZAKAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid STS 1 1.1 1.1 1.1

TS 10 11.2 11.2 12.4

S 57 64.0 64.0 76.4

SS 21 23.6 23.6 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak

setuju, 57 responden menyatakan setuju, dan 21 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan

“saya tidak pernah meninggalkan zakat”.

Page 80: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

64

TABEL 4. 21 PERCAYA BAHWA KEKUATAN ILAHI ITU BENAR -

BENAR ADA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 1 1.1 1.1 1.1

S 33 37.1 37.1 38.2

SS 55 61.8 61.8 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak

setuju, 33 responden menyatakan setuju, dan 55 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap

pernyataan “percaya bahwa kekuatan ilahi itu benar - benar ada”

TABEL 4. 22 SELALU MENYEMPATKAN DIRI UNTUK BERSEDEKAH

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 11 12.4 12.4 12.4

S 56 62.9 62.9 75.3

SS 22 24.7 24.7 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden menyatakan tidak

setuju, 56 responden menyatakan setuju, dan 22 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap

pernyataan “selalu menyempatkan diri untuk bersedekah”

Page 81: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

65

TABEL 4. 23 MEMPERCAYAI BAHWA AL-QURAN PEDOMAN HIDUP

SAYA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 1 1.1 1.1 1.1

S 27 30.3 30.3 31.5

SS 61 68.5 68.5 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak

setuju, 27 responden menyatakan setuju, dan 61 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap

pernyataan “mempercayai bahwa al-quran pedoman hidup saya”

TABEL 4. 24” SERING BERDOA SECARA SPONTANKETIKA

TERINSPIRASI OLEH SITUASI SEHARI – HARI”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid STS 1 1.1 1.1 1.1

TS 4 4.5 4.5 5.6

S 48 53.9 53.9 59.6

SS 36 40.4 40.4 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak

setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 36 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap

pernyataan “sering berdoa secara spontanketika terinspirasi oleh

situasi sehari - hari ”

Page 82: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

66

TABEL 4. 25 SERING MENGALAMI SITUASI DIMANA MEMILIKI

PERASAAN BAHWA ALLAH ITU ADA ATAU HADIR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 3 3.4 3.4 3.4

S 31 34.8 34.8 38.2

SS 55 61.8 61.8 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak

setuju, 31 responden menyatakan setuju, dan 55 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap

pernyataan “sering berdoa secara spontanketika terinspirasi oleh

situasi sehari - hari ”

a. Kebahagiaan (Y)

Dalam penelitian ini, variabel Kebahagiaan diukur menggunakan

13 butir pertanyaan, yaitu:

TABEL 4. 26 TUJUAN BESAR HIDUP SAYA TERPENUHI SELAMA DI KAMPUS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 1 1.1 1.1 1.1

ts 20 22.5 22.5 23.6

s 58 65.2 65.2 88.8

ss 10 11.2 11.2 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju,

58 responden menyatakan setuju, dan 10 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

Page 83: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

67

responden sangat setuju terhadap pernyataan “tujuan besar hidup saya

terpenuhi selama di kampus ”

TABEL 4. 27 MERASA BERUNTUNG DALAM MENJALANI PERKULIAHAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 1 1.1 1.1 1.1

ts 5 5.6 5.6 6.7

s 56 62.9 62.9 69.7

ss 27 30.3 30.3 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju,

56 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan

sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden sangat setuju terhadap pernyataan “merasa

beruntung dalam menjalani perkuliahan”

TABEL 4. 28 BERSYUKUR DENGAN HAL-HAL YANG TERJADI DI KAMPUS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 7 7.9 7.9 7.9

s 61 68.5 68.5 76.4

ss 21 23.6 23.6 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 0 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju,

61 responden menyatakan setuju, dan 21 responden menyatakan

sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden sangat setuju terhadap pernyataan “bersyukur

dengan hal-hal yang terjadi di kampus”

Page 84: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

68

TABEL 4. 29 SAYA MENYUKAI PERKULIAHAN SAYA

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 1 1.1 1.1 1.1

ts 16 18.0 18.0 19.1

s 56 62.9 62.9 82.0

ss 16 18.0 18.0 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 16 responden menyatakan tidak setuju, 56

responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya menyukai

perkuliahan saya”

TABEL 4. 30 SAYA AKRAB DENGAN SELURUH BANYAK TEMAN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 1 1.1 1.1 1.1

ts 18 20.2 20.2 21.3

s 45 50.6 50.6 71.9

ss 25 28.1 28.1 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak setuju, 45

responden menyatakan setuju, dan 25 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya akrab dengan

seluruh banyak teman”

Page 85: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

69

TABEL 4. 31 SAYA MEMILIKI PERKULIAHAN YANG MEMADAI

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 1 1.1 1.1 1.1

ts 15 16.9 16.9 18.0

s 58 65.2 65.2 83.1

ss 15 16.9 16.9 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 15 responden menyatakan tidak setuju, 58

responden menyatakan setuju, dan 15 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya memiliki

perkuliahan yang memadai”

TABEL 4. 32 SETIAP HARI SAYA BERSEMANGAT MENJALANI HIDUP SAYA

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 9 10.1 10.1 10.1

Ts 21 23.6 23.6 33.7

S 42 47.2 47.2 80.9

ss 17 19.1 19.1 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 21 responden menyatakan tidak setuju, 42

responden menyatakan setuju, dan 17 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “setiap hari saya

bersemangat menjalani hidup saya”

Page 86: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

70

TABEL 4. 33 KEHIDUPAN SAYA PENUH DENGAN KEJADIAN

MENYENANGKAN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 9 10.1 10.1 10.1

ts 20 22.5 22.5 32.6

S 44 49.4 49.4 82.0

ss 16 18.0 18.0 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju, 44

responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “kehidupan saya penuh

dengan kejadian menyenangkan”

TABEL 4. 34 SENANG SAAT MENYATAKAN BAHWA SAYA MAHASISWA UIN

JAKARTA

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 1 1.1 1.1 1.1

ts 12 13.5 13.5 14.6

s 57 64.0 64.0 78.7

ss 19 21.3 21.3 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 57

responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “senang saat menyatakan

bahwa saya mahasiswa UIN Jakarta”

Page 87: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

71

TABEL 4. 35 SEBAGIAN BESAR RENCANA KULIAH SAYA BERANTAKAN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 9 10.1 10.1 10.1

ts 23 25.8 25.8 36.0

s 43 48.3 48.3 84.3

ss 14 15.7 15.7 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 9 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju, 43

responden menyatakan setuju, dan 14 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “sebagian besar rencana

kuliah saya berantakan”

TABEL 4. 36 MERASA KURANG DI HARGAI OLEH ORANG LAIN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 10 11.2 11.2 11.2

ts 18 20.2 20.2 31.5

s 40 44.9 44.9 76.4

ss 21 23.6 23.6 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 10 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak

setuju, 40 responden menyatakan setuju, dan 21 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap

pernyataan “merasa kurang di hargai oleh orang lain”

Page 88: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

72

TABEL 4. 37 SAYA MEMILIKI BANYAK MASALAH DENGAN PERKULIAHAN

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 11 12.4 12.4 12.4

ts 13 14.6 14.6 27.0

s 48 53.9 53.9 80.9

ss 17 19.1 19.1 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 11 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 13 responden menyatakan tidak

setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 17 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap

pernyataan “merasa kurang di hargai oleh orang lain”

TABEL 4. 38 SAYA PERNAH MERASA MENDERITA

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 20 22.5 22.5 22.5

ts 45 50.6 50.6 73.0

s 18 20.2 20.2 93.3

ss 6 6.7 6.7 100.0

Total 89 100.0 100.0

Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 20 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 45 sponden menyatakan tidak setuju,

18 responden menyatakan setuju, dan 6 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden sangat setuju terhadap pernyataan “saya pernah merasa

menderita”

Page 89: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

73

3. Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang di analisis terdapat variabel pengganggu atau residual

yang memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak untuk

diteliti adalah yang memiliki residu yang tidak terdistribusi dengan

normal atau dengan kata lain data yang dianalisis berdistribusi normal

(Ghozali, 2016). Dalam uji normalitas terdapat dua acara untuk

mendeteksi apakah residu dari data memiliki distribusi normal atau

tidak, yaitu dengan analisis grafik Normal P-P Plot dan uji statistik

Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas data dengan metode Normal P-P

Plot menggunakan pengolahan dari SPSS 16.0 menghasilkan plot

sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Uji P-P Plot

Berdasarkan pada gambar kurva p-p plot diatas, dapat disimpulkan

bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan titik-

titik menyebar di sekitar area garis diagonal dan tidak terdapat

penyimpangan yang terlalu jauh atau melebar. Kurva ini juga

menyimpulkan bahwa model dari sampel yang diteliti sudah mendekati

Page 90: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

74

populasinya. Untuk itu, model yang digunakan layak untuk

menganalisis pengaruh variabel independen.

Selain uji grafik p-p plot, peneliti juga melengkapi uji normalitas

dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov untuk menegaskan hasil uji

normalitas grafik diatas.

TABEL 4. 39 HASIL UJI KOLMOGOROV SMIRNOV

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

Normal Parametersa

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig.

Mean

Std. Deviation

Absolute

Positive

Negative

89

0.00000

0. 36398402

0.060

0.055

- 0.60

0.570

0.901

a. Test distribution is Normal

Berdasarkan tabel diatas, besarnya probabilitas Kolmogorov-

Smirnov dengan melihat Asymp. Sig. yaitu sebesar 0.901. Hal ini berarti

Unstandardized Residual atau residual yang ada pada data tidak

berdistribusi normal dan data yang diolah memiliki distribusi yang

normal, atau terbebas dari gangguan dari residual yang dihasilkan oleh

data itu sendiri.

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel

independen yang sedang diuji. Model regresi yang baik ditandai

Page 91: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

75

dengan kecilnya korelasi antar variabel independen. Jika diantara

variabel independen terjadi korelasi yang kuat, maka akan membuat

nilai R2 yang didapatkan tidak efisien untuk pengambilan

keputusan dikarenakan terdapat sumbangan dari korelasi antar

variabel dependen. Variabel yang hendak diuji seharusnya

menunjukkan bahwa mereka variabel yang mendekati orthogonal,

atau korelasi antar mereka mendekati nilai nol.

Salah satu cara untuk mendeteksi adanya penyimpangan

berupa multikolinear adalah dengan melihat Variance Inflation

Factor (VIF), jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,1 maka

model regresi terbebas dari adanya penyimpangan berupa

multikolinearitas (Ghozali, 2016). Berikut ini adalah hasil

pengujian VIF yang telah dilakukan:

TABEL 4. 40 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1.197 .348 3.436 .001

Ekonomi .067 .049 .129 1.364 .176 .995 1.005

Gender -.053 .082 -.062 -.649 .518 .972 1.028

Religiusitas .483 .102 .453 4.721 .000 .973 1.027

* Significance at 1%

** Significance at 5%

*** Significance at 10%

Berdasarkan hasil tabel diatas, besarnya koefisien VIF masing-

masing variabel independen < 10 dan nilai tolerance > 0.1 yaitu

variable Ekonomi (X1) memiliki nilai tolerance 0.995 dan nilai

VIF sebesar 1.005, variable Gender (X2) memiliki nilai tolerance

0.972 dan nilai VIF sebesar 1.028, dan variable Religiusitas (X3)

memiliki nilai tolerance 0.973 dan nilai VIF sebesar 1.027. Dari

Page 92: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

76

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi linier

berganda yang dibentuk tidak terhambat asumsi multikolinearitas

diantara variabel independen, sehingga dapat digunakan dalam

penelitian ini.

2) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi yang dibangun terdapat perbedaan varians

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,

2016). Model regresi yang baik adalah yang memiliki kesamaan

varians dari tiap pengamatan. Uji heterokedastisitas dapat

dilakukan dengan 2 langkah, yaitu dengan melihat scatterplot dan

dengan secara statistik uji Glejser. Berdasarkan pengolahan data

yang dilakukan, berikut ini hasil dari uji scatterplot yang

didapatkan:

GAMBAR 4. 2 HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS SECARA SCATTERPLOT

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa distribusi data

tidak memiliki pola tertentu dan tersebar diantara titik nol pada

sumbu Y. hal ini dapat memberikan kesimpulan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas pada model regresi yang dibangun. Selain itu,

untuk menegaskan hasil uji ini, peneliti juga melakukan uji Glejser.

Page 93: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

77

Jika nilai signifikansi masing-masing variabel X dibawah 0.05 atau

5% maka dapat diasumsikan model tersebut terjangkit

Heterokedastisitas. Sedangkan jika signifikansi variabel X diatas

0.05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa model tidak

terjangkit Heterokedastisitas. astisitas.

b. Hasil Uji Hipotesis

1) Hasil Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar

pengaruh variabel independen secara individual terhadap variasi

atau perubahan pada variabel dependen (Ghozali, 2005). Salah satu

kriteria pengujian yang dilakukan adalah dengan membandingkan

nilai t hitung dengan nilai t tabel (Priyatno, 2016). Namun selain

dengan melihat nilai t hitung, kita dapat juga melakukan pengujian

tersebut dengan melihat besaran probabilitas individual variabel

dari proses regresi yang dilakukan. Nilai probabilitas hitung yang

dihasilkan harus berada dibawah taraf alpha yang dikehendaki.

Dalam pengambilan keputusan hipotesis uji t menggunakan

nilai t hitung dan t tabel adalah jika nilai t hitung lebih besar atau

sama dengan t tabel, maka H0 ditolak yang berarti kita memiliki

kemampuan untuk menerima Ha. Jika nilai t hitung lebih kecil

daripada t tabel, maka peneliti tidak memiliki kemampuan untuk

menolak H0. Berikut adalah hasil uji t dalam penelitian ini:

TABEL 4. 41 HASIL UJI T

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 1.197 .348 3.436 .001

Ekonomi .067 .049 .129 1.364 .176

Gender -.053 .082 -.062 -.649 .518

Religiusitas .483 .102 .453 4.721 .000*

* Significance at 1% a. Dependent Variable: res2

** Significance at 5%

*** Significance at 10%

Page 94: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

78

a) Pengaruh Ekonomi Terhadap Kebahagiaan

Terlihat bahwa nilai probabilitas untuk variable Ekonomi

adalah sebesar 0.176. Maka dapat disimpulkan bahwa secara

individual variable Ekonomi tidak berpengaruh signifikan

terhadap Kebahagiaan. Sehingga dengan ini kita tidak

memiliki kemampuan untuk menerima Ha dan oleh karena itu,

kita harus menerima H0.

Kebahagiaan dari perspektif ekonomi didefinisikan

sebagai suatu kepuasaan terhadap kehidupan secara umum.

Pakar ahli pertama pada teori kebahagiaan di bidang ekonomi

adalah Adam Smith. Adam Smith dalam the Theory of Moral

Sentiments mengatakan, "how many people ruin themselves by

laying out money on trinkets of frivolous utility?" Dari kutipan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan tidaklah

ditentukan oleh kekayaan yang dimiliki.

Terlebih lagi, teori kebahagiaan lainnya, seperti yang

dikemukakan oleh Robert Frank dan Daniel Kahneman,

menyatakan bahwa kemewahan material tidak berhubungan

dengan tingkat kebahagiaan individu.

Richard Easterlin telah menemukan adanya Easterlin

Paradox, aspek pendapatan tetap dimasukkan dalam

pengukuran kebahagiaan. Hal ini dikarenakan pendapatan

merupakan indikator yang penting untuk mengukur

kesejahteraan tetapi tidak cukup untuk menjadi sebuah syarat

kebahagiaan (Graham, 2005). Dengan demikian, ekonomi

kebahagiaan adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan

antara kebahagiaan dengan faktor pendapatan dan non-

pendapatan yang mempengaruhinya. Semakin tinggi tingkat

kebahagiaan maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan

suatu masyarakat, begitu pula sebaliknya.

Page 95: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

79

Darin dalam Dutt dan Radcliff (1989) menyatakan

bahwa kebahagiaan ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor

pertama yaitu sifat atau karakter (traits), dimana kebahagiaan

adalah sifat atau karakter seseorang yang cenderung tidak

berubah, yang berhubungan dengan unsur genetika, budaya

dan pengalaman di awal kehidupan seseorang. Individu

memiliki suatu tingkat dasar kebahagiaan di mana ia akan

selalu menuju ke arah tersebut. Jika ada peristiwa yang

memengaruhi tingkat kebahagiaannya maka hal itu hanya akan

bersifat sementara karena ia akan segera kembali ke tingkat

kebahagiaan semula. Psikolog menyebutnya dengan Set Point

Theory. Kedua, perbandingan sosial (Social Comparison),

dimana menurut Easterlin (1974) individu menilai kualitas

hidupnya tidak secara absolut tetapi secara relatif. Ini berarti ia

akan membandingkan hidupnya dengan orang lain. Misalnya

ketika pendapatannya meningkat maka hal itu belum tentu

akan meningkatkan kabahagiaannya karena ia akan

membandingkannya dengan pendapatan orang lain. Ketiga,

kebutuhan pokok (Satisfaction Needs), dimana kebahagiaan

menurut teori ini ditentukan oleh hubungan dalam keluarga,

tingkat kesehatan, pekerjaan dan jumlah uang yang dimiliki

yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.

b) Pengaruh Gender Terhadap Kebahagiaan

Dari hasil pengolahan terhadap data yang didapatkan,

dapat dilihat bahwa nilai probabilitas variabel networking

adalah sebesar 0.519 > 0.05 (alpha 5%). Ini menunjukkan

bahwa variabel sosio demografi tidak berpengaruh signifikan

terhadap Kebahagiaan. Sehingga dengan ini kita tidak

memiliki kemampuan untuk menerima Ha dan oleh karena itu,

kita harus menerima H0.

Page 96: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

80

Penelitian yang dilakukan oleh Landiyanto et al. (2010)

yang berstudi kasus di Indonesia dengan menggunakan data

IFLS menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamis tidak

signifikan mempengaruhi kebahagiaan di Indonesia. Sama

halnya penelitian yang dilakukan Fuentes (2001) yang berstudi

kasus di Meksiko tidak menemukan pengaruh yang signifikan

antara perbedaan jenis kelamin terhadap kebahagiaan

masyarakat Meksiko. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

perbedaan jenis kelamin Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Jakarta tidak berpengaruh signifikan terhadap kebahagiaan.

c) Pengaruh Religiusitas Terhadap Kebahagiaan

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat

dilihat bahwa nilai probabilitas variabel Religiusitas adalah

sebesar 0.000 > 0.050 (alpha 5%). Ini menunjukkan bahwa

variabel religiusitas berpengaruh signifikan terhadap

kebahagiaan. Sehingga dengan demikian, kita memiliki

kemampuan untuk menerima Ha, dan harus menolak H0.

Menurut Rahman (2009), perilaku religiusitas adalah

perilaku yang berdasarkan keyakinan suara hati dan

keterikatan kepada Tuhan, diwujudkan dalam bentuk kuantitas

dan kualitas peribadatan serta norma yang mengatur hubungan

dengan Tuhan, hubungan sesama manusia, hubungan dengan

lingkungan yang terinternalisasi dalam manusia.

Penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Seligman (2002) yang meneliti tentang

religiusitas dengan kebahagiaan. Dari hasil penelitiannya

menyatakan bahwa individu yang religious merasa lebih

bahagia dan lebih puas terhadap kehidupannya dibandingkan

dengan individu yang tidak religious. Menurut Seligman

bahwa kebahagiaan akan lebih besar muncul pada orang yang

memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, karena penghayatan

Page 97: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

81

agama dianggap dapat memberikan harapan akan masa depan

dan menciptakan makna dalam hidup bagi manusia.

Hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan dapat

dipahami. Menurut Pasiak (2012) religiusitas memiliki

beberapa aspek, yaitu keyakinan, peribadatan atau praktek

agama, dan pengalaman atau akhlak. Pertama, aspek keyakinan

akan berpengaruh terhadap cara pandang individu berdasarkan

dogma atau iman yang dipercayainya ( Pasiak, 2012). Cara

pandang individu tersebut akan cenderung pasrah/menerima

stimulus dan pada tahap selanjutnya akan menciptakan

perasaan bersyukur dan terimakasih. Hal ini sesuai dengan

Larsen dan McKibban (2008) dimana bersyukur atas

kehidupannya dan menunjukkan rasa terima kasih akan

menciptakan kebahagiaan individu.

Kedua, aspek peribadatan atau praktek agama akan

berpengaruh menciptakan rasa nyaman terhadap pelakunya.

Kenyamanan yang dirasakan individu akan membantu upaya

coping yang dilakukan terhadap stimulus yang sifatnya sebagai

stressor. Hal ini selaras dengan Nettle (2005) yang

mengungkapkan bahwa kondisi positif dan kondisi negative

yang diartikan sama oleh individu dan dating dalam bentuk

berbeda bagi tiap individu, tetapi mampu untuk diatasi.

Ketiga, aspek pengalaman atau akhlak akan berpengaruh

terhadap kesadaran individu terhadap makna kehidupan dan

menciptakan kebermaknaan hidup pada individu ( Pasiak,

2012). Selaras dengan pemaparan diatas, Carr (2004)

mengungkapkan bahwa kebahagiaan merupakan kondisi yang

ditentukan padda kemampuan evaluasi dalam berbagai aspek

kehidupan, seperti keluarga, pekerjaan dan pengelaman yang

bersifat efektif. Berdasarkan ketiga aspek tersebut, religiusitas

Page 98: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

82

memiliki keterikatan dengan timbulnya kebahagiaan pada

individu secara langsung dan tidak langsung.

2) Hasil Uji F

Uji statistik F pada dasarnya digunakan untuk melihat

apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan

mempengaruhi variabel dependen (Gujarati, 2004). Salah satu cara

untuk melakukan uji F ini adalah dengan melihat besaran statistik

probabilitas yang dihasilkan pada tabel ANOVA untuk

penggunaan alat statistik SPSS. Jika besaran statistik probabilitas F

kurang dari 0.05 (alpha 5%), maka secara simultan, variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini

adalah hasil uji F pada penelitian ini:

Tabel 4. 42 Hasil Uji Fanova

Model Sum of

Squares df

Mean

Squares F Sig.

Regression 3.646 3 1.215 8.860 .000

Residual 11.659 85 0.137

Total 15.304 88

a. Predictors: (Constant), Ekonomi, Sosio Demografi, Religiusitas

b. Dependent Variable: Kebahagiaan

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh F hitung sebesar 8.860 dan

statistik probabilitas 0.000 dengan menggunakan alpha 5%.

Dikarenakan statistik probabilitas 0.000 < 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama, variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal

ini dapat mengartikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk menolak

H0 dan untuk menerima Ha. Ini berarti dalam model penelitian yang

dibentuk, variabel Ekonomi , Gender, dan Religiusitas, secara bersama

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kebahagiaan.

Page 99: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

83

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terhadap

variabel dependen yang ditampilkan dalam sebuah persamaan linier

(Gujarati, 2004). Adapun hasil regresi linier berganda dari pengaruh

Ekonomi, Gender dan Religiusitas terhadap Kebahagiaan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 43 Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 1.197 .348 3.436 .001

Ekonomi .067 .049 .129 1.364 .176

Sosio demografi -.053 .082 -.062 -.649 .518

Religiusitas .483 .102 .453 4.721 .000*

* Significance at 1% a. Dependent Variable: res2

** Significance at 5%

*** Significance at 10%

Dari tabel diatas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk

mengetahui pengaruh dari X1, X2, dan X3 terhadap variabel Y. adapun

persamaan regresinya dapat dibuat sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dan jika hasil regresi dimasukkan, maka persamaan tersebut menjadi:

Y = 1.197 + 0.067X1 + -0.053X2 + 0.483X3 + e

Keterangan:

Y = Kebahagiaan

a = Konstanta

b1 = koefisien regresi Ekonomi

Page 100: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

84

b2 = koefisien regresi Sosio Demografi

b3 = koefisien regresi Relisiusitas

X1 = Ekonomi

X2 = Sosio Demografi

X3 = Religiusitas

e = standar kesalahan

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa variabel yang

berpengaruh secara signifikan adalah variable Religiusitas, yang memiliki

nilai signifikansi sebesar 0.000 dengan alpha 5%. Sedangkan dua variabel

lainnya, yaitu ekonomi dan sosio demografi tidak memiliki pengaruh yang

signifikan dengan besaran nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0.176

dan 0.518 dengan alpha sebesar 5%.

5. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui

besaran persentase pengaruh yang secara bersama-sama disumbangkan

oleh variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel dependen

(Gujarati, 2004). Di dalam penggunaan alat bantu statistik SPSS, kita

dapat menganalisa R2 ini di dalam hasil pengolahan regresi di bagian

Model Summary. Adapun hasil analisis R2 yang dihasilkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL 4. 44 HASIL ANALISIS KOEFISIEN DETERMINASI

Model R R Square Adj. R Square Std. Error of the

Estimate DW

1. 0.488 0.238 0.211 0.37035 2.066

a. Predictors: (Constant), Ekonomi, Sosio Demografi, Religiusitas

b. Dependent Variable: Kebahagiaan

Berdasarkan hasil tabel diatas, koefisien R Square adalah sebesar 0.238

sedangkan koefisien Adj. R Square sebesar 0.211. Hal ini menunjukkan

Page 101: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

85

bahwa sumbangan pengaruh dari seluruh variabel independen terhadap

variabel kebahagiaan adalah sebesar 21,1%. Sisanya, yaitu sebesar 78,9%

variabel dependen dipengaruhi oleh variable-variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

Page 102: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Ekonomi, Gender, dan Religiusitas terhadap Kebahagiaan. Setelah proses

penyebaran kuesioner, akhirnya didapatkan sejumlah 89 responden yang layak

dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dengan menggunakan metode regresi

linier berganda, akhirnya didapatkanlah hasil penelitian sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel Ekonomi terhadap Kebahagiaan

Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kebahagiaan.

Hal ini ditandai dengan hasil statistic probabilitas variable ekonomi yang

dihasilkan, yaitu sebesar 0.176 > 0.05 (alpha 5%). Sehingga peneliti tidak

memiliki kemampuan untuk menolak H0. Dan di simpulkan dalam

kenyataan nya Mahasiswa UIN Jakarta masih banyak yang belum

berpenghasilan dan tidak menganggap sebuah materi menjadi yang utama

dalam kebahagiaan Mahasiswa UIN Jakarta.

2. Pengaruh variable Gender terhadap Kebahagiaan

Gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kebahagiaan.

Hal ini ditandai dengan hasil statistic probabilitas variable gender yang

dihasilkan, yaitu sebesar 0.519 > 0.05 (alpha 5%). Sehingga peneliti tidak

memiliki kemampuan untuk menolak H0. Dengan tidak signifikan nya

Gender dengan Kebahagiaan menunjukan bahwa tidak ada ketimpangan

antara laki – laki dan perempuan di UIN Jakarta

3. Pengaruh variabel Religiusitas terhadap Kebahagiaan

Religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap Kebahagiaan.

Hal ini ditandai dengan hasil statistik probabilitas variabel networking

yang dihasilkan, yaitu sebesar 0.000 < 0.05 (alpha 5%). Sehingga peneliti

memiliki kemampuan untuk menolak H0. Dari 3 variabel X hanya

Page 103: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

87

religiusitas lah yang signifikan. Karna sudah jelas kampus UIN Jakarta

adalah kampus yang berbasis islam dan mahasiswa UIN Jakarta yang rata

–rata berasal dari Pesantren dan Madrasah yang sudah memprioritaskan

Agama sejak bangku sekolah, dan tidak heran dalam variable ini

religiusitas signifikan dalam kebahagiaan.

4. Pengaruh secara simultan antara variabel Ekonomi, Gender, dan

Religiusitas terhadap Kebahagiaan

Dari hasil uji F yang dilakukan, didapat nilai probabilitas statistik F

sebesar 0.000 < 0.05 dengan alpha sebesar 5%. Ini menandakan bahwa

terdapat hubungan yang linier antara seluruh variabel independen terhadap

variabel dependen yang diteliti. Kemudian dari hasil uji Koefisien

Determinasi, didapatkan koefisien sebesar 0.238 yang menandakan bahwa

besaran pengaruh variabel independen dalam menjelaskan perubahan

variabel dependen adalah sebesar 21,1%. Sedangkan sisanya yaitu 78,9%

menandakan besaran pengaruh yang dihasilkan oleh variabel independen

yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, maka penulis dapat

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian terhadap variabel ekonomi, dapat diketahui bahwa

tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Kebahagiaan. Cukup

banyak hal yang mengakibatkan hal tersebut, diantaranya adalah karena

enkonomi bukan sebuah sifat tunggal yang dapat secara langsung

mempengaruhi kesejahteraan seorang individu. Memang didalam beberapa

penelitian masih ada peneliti yang mencoba untuk mencari cara dalam

menghubungkan variabel ini dengan. Namun menurut peneliti, variabel ini

tetap memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan khususnya. Hal ini dapat

dilihat dari hasil uji F yang menunjukkan adanya hubungan secara

simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Oleh

Page 104: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

88

karena itu peneliti menyimpulkan bahwa variabel ekonomi memiliki

pengaruh terhadap kebahagiaan, namun dapat dikatakan bahwa pengaruh

ini terjadi dikarenakan ketidakmampuan ekonomi sebagai sifat untuk

mendongkrak kebahagiaan individu, oleh karena itu dibutuhkan faktor

lainnya untuk menunjang atau memunculkan pengaruh variabel ini

terhadap kesejahteraan generasi millenial. Oleh karena itu, peneliti

memberikan saran kepada pemerintah untuk mengupayakan adanya

pelatihan untuk mahasiswa agar meningkatkan skill mahasiswa itu sendiri,

untuk mendoromg perekonomian individu di kemudian hari.

2. Untuk pemerintah agar melakukan pemberdayaan di kampus – kampus

seluruh indonesia dan juga mengadakan seminar atau penyuluhan dengan

mangankat ketimpangan gender untuk menyamakan perspektif baik laki –

laki maupun perempuan.

3. Meningkatkan pemahaman – pemahaman agama kepada mahasiswa dan

memperluas pola pikir keagamaan

Page 105: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

89

DAFTAR PUSTAKA

Agan, Y ., Sevinc, E dan Orhan, M, (2009). Impact of Main Macroeconomic

Indicators on Happines

BPS. (2015). Kecamatan Sukoilo Dalam Angka 2015.

Diener, E., M.Suh E., Lucas, R. E., dan L.Smith, H (1999). Subjective well Being

Three Decades of Progress Psycological Bulletin, 125(2), 276-302

Fasterin R. A (1974). Does Economic Growth Improve the Human Lot? Some

Emprical Evidence. NewYork: Academia Press

Helliwel, J. F., Layard, R., dan Sachs, J,(2103). World Hppines Repon. United

Nations SustainableDevelopment Network, 156.

Lam, K. J., dan liu, P.(2013). Socio – Economic enequalitis in Happines in China

and US

Landiyanto, E A., Ling, J., Sari, M. P., dan irianti, S, E. (2010) Wealth and

Happines: Empiral Evidence from Indonesia I. Surabaya: IRSA

Universitas Airlangga

Linley P. A., dan Joseph, S (2004). Toward a Theoretical Foundation for Positive

Psychology in Pratice. In P. A. Linley dan S. Joseph (Eds.). Positive

psychology in Pratice (pp. 713 – 731). New Jersey : John wiley dan Sons,

Inc.

Ningsih, D, A.(2013). Subjective well being di tinjau dari faktor demografi

(vol.01). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Pavot W., dan Diener, E (2009). Review of The Satisfaction with Life Scale

Psychological Assesment. Assesing Well Being (Vol.39). New York

Springer Sciences and Bussines Media http;//doi.org/10.1007/978-90-481-

2354-4

Qusyairi, A. (2015). Konsep Kebahagiaan Menurut Al-Ghaali UIN Kalijaga

Yogyakarta

Rojas, M., dan Feuntes. N. (2001) Economic Theory and Subjective Well Being

Mexico (Vol.53). New York: Springer Sciences and Bussines Media.

Todaro, M. P., dan Smith, S. C. (2011). Pembangunan Ekonomi/ Edisi Kesebelas

(A. Maulana, Ed). Jakarta : Erlangga

Page 106: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

90

Veenhoven, Ruut. 1988. “The utility of happiness.” Social Indicators Research 20

(4): 333–54. https://doi.org/10.1007/BF00302332.

Biswas-Diener, Robert, Ed Diener, dan Maya Tamir. 2004. “The psychology of

subjective well-being.” Daedalus 133 (2): 18–25.

https://doi.org/10.1162/001152604323049352.

Seligman, Martin E. P. 2002. Authentic happiness: Using the new positive

psychology to realize your potential for lasting fulfillment. New York:

Free Press.

Rahman. 2009. Perilaku Religiusitas Dalam Kaitannya Dengan Kecerdasan Emosi

Remaja. Jurnal “Al-Qalam”Volume 15 Nomor 23 Januari - Juni 2009

Jalaludin. (2010). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Aviyah, E., & Farid, M. (2014). Religiusitas, Kontrol Diri Dan Kenakalan

Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 127.

Ismail, Z., & Desmukh, S. (2013). Religiosity and psychological well-being.

International Journal of Business and Social Science, 3(11), 20-28.

Kuncoro, Mudrajad.2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

Mangunwijaya, Y.B. 1982. Sastra dan Religiositas. Jakarta: Sinar Harapan.

Page 107: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

91

LAMPIRAN

Page 108: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

92

Kuisioner penelitian

No:_______

Pada saat ini mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dalam rangka memenuhi

syarat tugas akhir (Skripsi) mengenai analisis economic of happiness terhadah

mahasiswa uin jakarta. Untuk itu, kami mohon kesediaan Mahasiswa/Mahasiswi

UIN Jakarta dapat mengisis kuisioner di bawah ini. Semua identitas serta rahasia

akan kami jaga dengan baik.

PETUNJUK UMUM

Istilah beberapa pertanyaan berikut ini. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam

kuisioner ini. Apabila anda ragu-ragu bagaimana menjawab semua pertanyaan,

harap bertanya. Tanggapan spontan dan jujur anda sangat kami harapkan untuk

keakuratan jawaban dari pada respon yang terlalu lama. Hal yang sangat penting

yang perlu anda perhatikanadalah hasil jawaban anda tidak boleh dipengaruhi

pihak luar.

Tandailah (√) pada salahsatu kotak jawaban pada setiap pertanyaan apabila

memiliki pilihan jawaban

Profil Responden

Nama : ___________________________ usia :

____tahun

Kesibukan : ___________________________ Jenis Kelamin : o L o

P

Fklts/Jrsn/Smt : ___________________________

Status : o Lajang o Menikah o Janda/Duda

Status Kependudukan : o Penduduk asli setempat o Penduduk pendatang

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan menceklis salah satu dari pilihan jawaban

STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S (Sesuai), SS (Sangat Sesuai)

Page 109: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

93

No Pertanyaan Respon

STS TS S SS

1. Saya merasa sebagian besar tujuan hidup saya

terpenuhi selama di Kampus

2. Saya merasa beruntung dalam menjalani

Perkuliahan

3. Saya bersyukur dengan hal-hal yang terjadi di

Kampus

4. Saya menyukai perkuliahan saya

5. Saya akrab dengan seluruh banyak teman

6. Saya memiliki perkuliahan yang memadai

7. Setiap hari saya bersemangat menjalani hidup

saya

8. Kehidupan saya penuh dengan kejadian

menyenangkan

9. Saya senang saat menyatakan kepada orang lain

bahwa saya mahasiswa UIN Jakarta

13. Sebagian besar rencana kuliah saya berantakan

15. Saya merasa kurang di hargai oleh orang lain

16. Saya memiliki banyak masalah dengan

perkuliahan saya

17. Saya suka berselisih dengan teman – teman saya

yang lain

18. Saya membutuhkan pelatihan untuk menambah

wawasan saya

20. Saya pernah merasa menderita

24. Saya berusaha menemukan hal baru dalam

kegiatan saya

Page 110: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

94

No Pertanyaan Responden

STS TS S SS

1 Saya sering berfikir tentang isu-isu keagamaan

2 Saya sangat percaya bahwa rejeki yang saya

dapatkan Allah yang menentukan nasib saya

3 Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan

religious

4 Saya sering berdoa

5 Saya sering mengalami situasi dimana saya

merasa bahwa Allah telah mempengaruhi hidup

saya

6 Saya sangat tertarik dalam mempelajari topic-

topik keagamaan

7 Saya percaya bahwa kehidupan setelah

kematian itu ada

8 Pelayanan keagamaan penting bagi saya

9 Mendoakan diri sendiri itu penting bagi saya

10 Saya tidak pernah meninggalkan zakat

11 Saya percaya bahwa kekuatan ilahi itu benar-

benar ada

12 Saya selalu menyempatkan diri untuk

bersedekah

13 Saya mempercaya bahwa al-quran adalah

pedoman hidup saya

14 Saya sering berdoa secara spontan ketika

terinspirasi oleh situasi sehari-sehari

15 Saya sering mengalami situasi dimana saya

memiliki perasaan bahwa Allah itu ada atau

hadir

Page 111: KONSEP KEBAHAGIAAN PADA MAHASISWA UIN SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50621...Menurut Amartya Sen (dalam Todaro dan Smith, 2011) kesejahteraan manusia

95

Jawablah beberapa pertanyaan

1. Berapakah Pemasukan Perbulan?(nyatakan dalam rupiah)

Rp__________

2. Berapakah pengeluaran anda dalam sebulan?

Rp__________

3. Berapakah biaya pengeluaran anda untuk transportasi dalam sebulan?

(nyatakan dalam rupiah)

Rp___________

4. Berapakah biaya pengeluaran anda untuk konsumsi makanan dalam

sebulan?(nyatakan dalam rupiah)

Rp___________

5. Berapakah biaya pengeluaran anda untuk membeli pakaian dan peralatan

rumah tangga dalam sebulan?( nyatakan dalam rupiah)

Rp___________

6. Apakah ada pengeluaran untuk tabungan atau deposito yang anda lakukan?

Jika iya nyatakan dalam rupiah

Rp___________