KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN...

44
KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN MODERN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I) Oleh: MUHAMMAD NUR KHOSIM NIM. 10510058 PROGRAM STUDI FILSAFAT AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Transcript of KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN...

Page 1: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DANRELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN MODERN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I)

Oleh:

MUHAMMAD NUR KHOSIM

NIM. 10510058

PROGRAM STUDI FILSAFAT AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

Page 2: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati
Page 3: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati
Page 4: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati
Page 5: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

v

MOTTO

“Saat kau dilahirkan engkau menangis tapi orang lain tertawa,tetapiBerjuanglah sampai di saat engkau mati ,orang lain menangisi pemergianmu

tetapi engkau tertawa dalam senyum”

- Hamka-

Page 6: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

PERSEMBAHAN

Atas Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan segala nikmat yang

Kau curahkan dengan Cinta-Mu, karya ini kupersembahkan teruntuk kepada:

Ayah dan Ibuku yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materi. Perjuangan

dan perngorbanan yang mereka berikan sangat berarti. Atas doa yang terselip dalam

sujud, doa yang terlintas dalam pikiran, doa yang menemani saat keringat bercucuran

dan doa yang hadir dalam air mata menjadikan semangat dalam menyelesaikan tugas

akhir (skripsi) ini. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan Allah, dan sedihmu adalah

kesedihan Allah. Semoga Allah memberikan kebahagiaan dunia, akhirat, umur

panjang dan rezeki yang lancar.

Kakak dan Adikku yang memberikan dukungan rahasia, dengannya terkadang

rasa semangat muncul tanpa disadari.

Keluarga besar yang tanpamu aku tidak mengenal semangat perjuangan.

Para guru yang formal atau non-formal sedari aku kecil, atas bimbinganmu, ilmumu,

didikanmu, spiritmu yang dengannya tumbuh dalam diri sebagai ilmu, yang tidak

kusadari untuk memahami makna yang tersembunyi dari kehidupan ini, semoga

menjadi amal jariah yang tidak akan terputus.

Dan almamaterku UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 7: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat

sehat dan nikmat taufik. Tuhan semesta raya yang memberikan sentuhan tangan-

Nya dalam setiap kegiatan makhluk-Nya. Seluruh kosmos bertasbih kepada-Nya

dan tidak satupun yang luput dari pandangan dan kuasa-Nya. Atas kehendak dan

kuasa-Nyalah tugas akhir ini dapat terselesaikan. Shalawat atas nabi Muhammad

SAW semoga senantiasa tercurahkan kepadanya, kepada keluarganya, kepada

kurabatnya dan kepada sahabat-sahabatnya. Atasnya pahala kebaikan dan syafaat

selalu menyertai kita semua.

Penyelesaian skripsi ini tidaklah sebagaimana tukang sulap yang

memainkan perannya, perjalanan panjang yang disentuh oleh berbagai pihak.

Sentuhan moril, sentuhan doa, sentuhan semangat dan harapan yang tak ternilai

harganya. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Alim Ruswantoro,S.Ag,M.Ag selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam,yang telah mengajar filsafat pada

semester awal sehingga menjadi bekal dalam pembuatan skiripsi ini .

2. Bapak Drs Abdul Basir Solisa, M.Ag., selaku pembimbing akademik

sekaligus pembimbing tugas akhir. Terima kasih atas dukungan,

kemudahan dan keikhlasan bapak dalam membimbing penulis selama

waktu berjalanannya perkualiahan.

Page 8: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

viii

3. Bapak Dr. Robby H.Abror, S.Ag., M.Hum selaku Ketua Prodi Filsafat

Agama dan Bapak Muh.Fathan, S.Ag., M.Hum selaku Sekertaris Prodi

Filsafat Agama. Terima kasih atas ilmu yang bapak berikan serta

tuntunan akademik yang bapak berikan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu dosen, karyawan dan karywati dan seluruh civit

akademika di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam.

5. Orang tua yang selalu melimpahkan kasih sayang kepada penulis.

Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan penulis agar diberikan

kemudahan dalam segala urusan. Terima kasih ayah, terima kasih ibu,

akhirnya anakmu dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Semua ini aku

persembahkan untukmu ayah dan untukmu ibu.

6. Adikku Dini Palupi ’ yang memberikan suntikan moril yang sangat

berarti untuk kakakmu, semangat menuntut ilmu adalah untuk

memberikan contoh kebaikan untukmu. Kepatuhanmu kepada orang

tua adalah kebanggaan sekaligus pukulan, sehingga itu sebagai

penambah semangat yang tiada terkira.

7. Teman-teman kelasku “For Mak-siat” 2010 (Forum Malaikat Filsafat)

yang tidak dapat penulis menyebutnya satu persatu, kalian adalah

bagian dari keluarga penulis disini, kebersamaan dan kenangan yang

telah kita goreskan menjadi bumbu penyemangat tersendiri yang akan

menjadi kenangan.

8. Sahabat-sahabatku Imam, Fauzan,Bagas, Hemam, Badar, Imam, Izzat

yang memberikan dukungan tidak terduga disaat yang tepat, dan begitu

Page 9: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

ix

juga dengan teman-teman lainnya. Ayi’ yang memberikan kesan

bodoh, padahal sangat cerdas. Dhuha yang super rahasia, namun tetap

memberikan senyuman. Sahabatku KKN yang memberikan sikap

santai tapi usai. Dan juga kepada sahabat-sahabat dan teman-teman

semua. Seseorang disana yang telah melimpahkan doa rahasia dibalik

sujudnya, terima kasih yang tiada tara untuk kalian semua, kalian

memang super.

9. Terima kasih yang tak terbingkai kepada semua pihak yang telah dan

turut membantu atas terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allahlah penulis berharap, segala amal

kebaikan semoga mendapatkan balasan yang berlipat-lipat ganda.

Karya yang sangat sederhana ini semoga menjadi sumbangsih

keilmuan bagi siapapun yang membacanya, dan menjadi amal jariah

penulis. Amien.

Yogyakarta, 21 Juni 2016

Penulis

Muhammad Nur Khosim

Page 10: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

ABSTRAK

Hidup dan kehidupan manusia diisi dengan segala aktifitas. Segalaaktifitas yang dilakukan oleh manusia terdapat suatu tellos (tujuan). Bagisiapapun, dimanapun dan kapanpun, kebahagian akan selalu menjadi tujuan yangpaling fundamental. Bahkan semua agama samawi memerintahkan manusiadengan tegas untuk mendapatkan kebahagiaan di kehidupan maupun di duniasetelah mati melalui perbuatan baik, ibadah dan segala bentuk ajaran. Begituberharganya “kebahagiaan”, sehingga manusia pada zaman modern ini berusahamati-matian untuk mendapatkannya tanpa memperhatikan kode etik hidup sepertihubungan (sosial), bertingkah laku dan semua bentuk kode etik lainnya. Sehinggadi dalam kehidupan modern, dominasi “finalistic” dan “egoistic” menjadi sebuahkeniscayaan.

Suatu zaman akan mengalami kemajuan dalam segi produksi entah secarakualitatif maupun kuantitaf, apabila finalistic dan egoistic menjadi dasar utukmembangun “world view”. Tetapi di sisi lain, kemajuan dalam segi produksidengan menggunakan dasar finalistic dan egoistic tersebut membawa dampaknegatif, yaitu kerusakan dalam segi “hubungan”. Kerusakan tersebut terjadi padasemua bentuk hubungan, entah hubungan antara manusia dengan sesama,lingkungan maupun sang pencipta. Jika kerusakan yang dialami pada segi“hubungan” tersebut berlarut-larut dibiarkan, maka akan menimbulkan bencanauntuk manusia itu sendiri. Begitu peliknya permasalahan di dalam hingar bingar(kemewahan) yang dijanjikan oleh modernitas melalui kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, peneliti mengangkat wejangan pokokilmu bahagia Ki Ageng Suryomentaram, dengan harapan dapat memperbaiki apayang rusak di dalam kehidupan modern tersebut.

Wejangan pokok ilmu bahagia Ki Ageng Suryomentaram, dirasa dapatmengembalikan hakikat kebahagian seperti semula yang didasari dengansosialistik bukan egoistic. Dari hukum Mulur-Mungkret yang berada di bagian I,Rasa Sama yang berada di bagaian II dan Rasa Abadi yang berada di bagian III,dapat menetralisir rasa negatif seperi Iri-Sombong dan Sesal-Kawatir. Dengantereliminirnya rasa negatif tersebut, maka masuk dalam surga Ketentraman danKetabahan menjadi sebuah keniscayaa. Setelah dapat masuk dalam surgaketentraman dan ketabahan, maka manusia dapat menerima wejangan pokok ilmubahagia Ki Ageng Suryomentaram bagian IV, yaitu kebahagiaan yang hakiki.Dengan begitu di dalam modernitas, kebahagiaan tidak lagi dimonopoli oleh kaumberkekuatan, bermateri dan bentuk keunggulan lainnya.

Page 11: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………..... i

SURAT PERNYATAAN…………………………………………….. ii

NOTA DINAS………………………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………… iv

HALAMAN MOTO………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR………………………………………………. vi

ABSTRAK…………………………………………...……………… vii

DAFTAR ISI………………………………………………………….. viii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………….. 8

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian…………………………….. 9

D. Tinjauan Pustaka……………………………………………… 10

E. Metode Penelitian……………………………………………... 13

F. Sistematika Pembahasan……………………………………… 16

BAB II. SKETSA BIOGRAFI KI AGENG SURYOMENTARAM… 18

A. Mengenal Sosok Ki Ageng Suryomentaram Melalui Latar

Belakang Keluarga dan Tindak-Tanduknya………………… 16

B. Mengenal Sosok Ki Ageng Suryomentaram Melalui Latar

Page 12: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

Belakang Pendidikan………………………………………… 33

C. Mengenal Sosok Ki Ageng Suryomentaram Melalui

Ajaran-Ajarannya…………………………………………… 38

BAB III. SKETSA UMUM SEPUTAR MODERN DAN KONSEP

KEBAHAGIAAN ……………………………………………………. 39

A. Mengidentifikasi Modern …………….…….……………... 39

1. Perkembangan Iptek, Moralitas Dan Ancaman……… 57

2. Problematiaka………………………………………… 63

B. Difinisi Kebahagiaan………………………………...……….. 70

C. Konsep Kebahagiaan yang Lahir dari Rahim Etika ................. 72

1. Hedonisme…………………..………………………... 74

2. Utilitarianisme…………...……………………………. 77

D. Konsep Kebahagiaan yang Lahir dari Rahim Tasawuf……… 80

1. Konsep Kebahagiaan Perspektif Hamka…………….. 83

2. Konsep Kebahagiaan Perspektif Al-Ghozali………… 88

BAB IV. TELAAH METODOLOGI KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG

SURYOMENTARAM…………………………………………..….. 94

A. Epistemologi Ki Ageng Suryomentram…..…………………. 94

B. Memahami Konsep Kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram

Melalui Wejangan Pokok ………………………..…………. 97

1. Senang-Susah Yang Bersifat Mulur-Mungkret

(Fluktuasi)………………….………………………. 97

2. Metamorfosis Rasa Ke-1 (Rasa Sama, Iri-Sombong

Page 13: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

Hilang dan Tentram)..……………………………… 102

3. Metamorfosis Rasa Ke-2 (Rasa Abadi,

Sesal-Kawatir Hilang dan Tabah)………………….. 106

4. Struktur Rasa Bahagia(Mengawasi Keinginan,

Benih Pengetahuan dan Bahagia)………………….. 111

C. Implikasi Konsep Kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram

Di Dalam Kehidupan Modern ……………….……………. 114

BAB V. PENUTUP…………………………………………………… 119

A. Kesimpulan…………………………………………………... 119

B. Saran-Saran…………………………………………………... 120

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 122

LAMPIRAN…………………………………………………………... 130

CURICULUM VITAE………………………………………………... 131

Page 14: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kebahagiaan menjadi pembicaraan yang tak ada habis-habisnya,

karena kebahagian diletakkan pada posisi fundamental dalam tujuan kehidupan

manusia. Di dalam segala aktivitas manusia yang bersifat relijius maupun hedonis,

kebahagiaan menjadi titik final. Pada hakikatnya kebahagian itu sama bagi

siapapun, kapanpun dan dimanapun, tetapi dalam perwujudannya kebahagian itu

berbeda-beda.1 Karena setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda-beda, jadi

ada kausalitas antara kebahagian dan pola pikir.

Kehidupan manusia terus berkembang hingga ditemukan temuan-temuan

baru, kemajuan-kemajuan ini kemudian diikuti gaya hidup praktis dan prakmatis.

Gaya tersebut yang melahirkan sikap permisif, dan perkembangan yang lebih

parah lagi, ketika manusia mengabaikan aspek sosial dan lebih mementingkan

kepentingan pribadi dalam rangka untuk mendapatkan kebahagian. Hal inilah

yang menjadi lubang dan rongga sehingga unsur kejahatan dan kekejaman bisa

menerobos masuk dan membelenggu pemikiran manusia. Sehingga hukum

rimbalah yang bekerja “yang kuat yang berhak bahagia” al-hasil potret

ketidakadilan pada manusia yang lemah secara fisik maupun ekonomi menjadi

1 Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafata Modern, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005),hlm. 63.

Page 15: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

2

tontononan sehari-hari bagi manusia. Bahkan Negara selaku pelindung rakyat,

malah memainkan peran penting atas kualitas kesengsaraan rakyat.

Lebih dari itu, kaum lemah tidak dapat menikmati tetapi hanya di berikan

efek dan dampak dari pembangunan-pembangunan yang berkembang di dunia,

terutama di Indonesia. Kebahagiaan yang katanya salah satunya didapat melalui

kemajuan-kemajuan SDM, tapi justru kemajuan itu sendiri yang merusak norma-

norma yang ada dalam masyarakat.2 Kondisi seperti inilah yang berlangsung dan

bergulir tanpa disadari telah menjauhkan kehidupan manusia dari pusat eksistensi

mereka.

Kebahagiaan sudah dimonopoli oleh kaum atas dengan cara

mempertontonkan kemewahan dihadapan kesengsaraan yang diperoleh kaum

bawah. Barang-barang beralih fungsi, bukan lagi berfungsi sepagaimana mestinya,

tetapi menjadi ukuran kerhormatan dan derajat. Kebahagian yang teletak pada

kepuasaan hidup alamipun hilang. Oleh karena itu, kebahagian yang berdasarkan

pada egoism lebih dominan ketimbang kebahagian berdasarkan sosialitas.

Sehingga tidak lagi ada hubungan antara aku dan engkau yang merupakan inti dari

kemanusiaan serta kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu dalam artian milik

bersama menjadi tereliminir.3

2 T. Jacob, Manusia, Ilmu Dan Teknologi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1988), hlm. 13.

3 Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafata Modern, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005),hlm. 62.

Page 16: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

3

hal ini terkait dengan perkembangan iptek serta interaksi manusia yang

terus menerus mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan

perkembangan zaman, sehingga tiap-tiap periode zaman memiliki keunikannya

masing-masing tak bisa disamakan dengan periode zaman sekarang. kenyataan

tersebut mau tidak mau akan membawa kepada cara pandang (world view), dalam

menilai lingkungan kita, begitu juga dengan persoalan kebahagian.4 Menyikapi

keadaan tersebut, banyak pemikir dengan background yang berbeda-beda

memberikan perhatian besar terhadap perkembangan masalah ini melalui bentuk

aksi maupun karya-karyanya. Tidak kentinggalan pula dengan Ki Ageng

Suryomentaram sebagai salah satu intelektual muslim yang ahli kebatinan selaku

anak pasangan Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan Bendoro Raden Ayu

Retnomandojo, putri Patih Danurejo VI, Ki Ageng berusaha menyikapi zamannya

dengan cara menuangkan pemikiran yang dibuktikan dengan bebagai tulisan dan

ceramahnya yang telah dibukuakan.

Ide-ide Ki Ageng Suryomentaram seputar ilmu kebahagian dituangkan di

dalam tulisan dan ceramahnya yang banyak menyuguhkan gagasan baru, yang

dimana karya-karyanya banyak dipelajari oleh kalangan akademisi Yogyakarta.

Dari ilmu kebahagianan yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryometaram inilah,

banyak kalangan akademisi Yogyakarta mengambil kesimpulan bahwa ilmu

kebahagian Ki Ageng Suryomentaram menjadi cikal bakal lahirnya teori psikologi

4 T. Jacob, Manusia, Ilmu Dan Teknologi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1988), hlm. 15.

Page 17: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

4

lokal.5 Ia menjadi guru aliran kebatinan yang bernama Kawruh Bedja atau Ilmu

Begja (ilmu bahagia). Salah satu ajaran moral Ilmu Begja yang sangat populer

adalah Aja Dumeh yang berarti jangan sok, jangan menyombongkan diri, dan

jangan membusungkan dada, Jangan mengecilkan orang lain hanya karena merasa

diri sendiri lebih berpangkat tinggi, berkuasa, atau kaya raya, sebab manusia itu

pada hakikatnya adalah sama.6

Pemahaman Ki Ageng tentang manusia seluruhnya bertitik tolak dari

pengamatannya terhadap dirinya sendiri. Ia menggunakan metode empiris, yang

didasarkan pada percobaan-percobaan yang dilakukannya pada dirinya sendiri.7

Dengan cara merasakan, menggagas, dan menginginkan sesuatu, ia menandai

adanya gerak kehidupan di dalam batin manusia. Ki Ageng mencoba membuka

rahasia kejiwaan manusia, yang dilihatnya sebagai sumber penentu perilaku

manusia dalam hidupnya. Ki Ageng juga menunjukkan dasar bagi perilaku

manusia dalam dunianya, sehingga antara diri dengan dunia yang melingkupinya

bisa tercipta keselarasan.8

Pengambilan tema kebahagian menrut Ki Ageng Suryomentaram di sini

dilakukan mengingat adanya anggapan bahwa bahagia itu jika modern, sedangkan

5 Ratih Sarwiyono, Ki Ageng Suryomentaram Sang Plato Dari Jawa, (Yogyakarta:Cemerlang Publishing, 2007), hlm. 5.

6 Adimasana, Ki Ageng Suryomentaram Tentang Citra Manusia (Yogyakarta: Kanisius,1986), hlm. 23.

7 Marcel Bonneff, Ki Ageng Suryomentaram Pangeran Dan Filosof Jawa (1892-1962),Terj. Moentoro Atmosentono, (Madiun: Panitia Kawruh Jiwa Jl. Sulawesi 4, 1983), hlm. 9.

8 Grangsang Suryomentaram, Ki Oto Suastika, Ajaran-Ajaran Ki Ageng SuryomentaramIII, (Jakarta: Pt Inti Idayu Press, 1986), hlm. 188.

Page 18: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

5

modern yang dimaksud masih modern yang membuat seseorang menjadi “korban

perspektif”. Masih banyak orang yang menganggap modern adalah orang yang

sudah tidak membakar kemenyan, orang yang bergaya hidup seperti orang

amerika dll. Apabila kreteria modern seperti itu, maka modern bisa dibilang suatu

hal baru, lain dengan biasanya, bahkan bertentangan dengan adat istiadat. Pendek

kata kemapanan-kemapanan sosial yang muncul di masyarakat. Jadi, ada gerakan

atau dinamika yang cenderung mennggalkan hal-hal yang telah terjadi menuju

hal-hal yang belum terjadi. Apabila anggapan modern seperti itu, maka ada pihak

yang mengatakan bahwa modern adalah sesuatu yang tidak baik, karena dianggap

betentangan dengan moral kemapan, yang dimana meninggalkan kemapanan

sosial yang telah terbukti nilai baiknya, digantikan dengan kemapanan sosial yang

belum diketahuai nilai-nilai konsekuensinya.9 Tetapi disisi lain kemapanan sosial

yang sudah atau sedang terjadi jika tidak ditinggalkan, pada suatu saat nanti pasti

tidak akan mampu menjamin perkebangan dan tuntutan hidup dan kehidupan

manusia.

Sedangkan modern yang menekankan segi waktu seperti “contemporary”

atau “up to date” hanya merupakan bentuk baru dari sesuatu.10 Contoh: “ini meja

modern”. Yang di maksud modern mungkin modelnya, bentuknya, tetapi meja

tetaplah meja, kapanpun, dimanapun fungsinya tetap sama. Kalau dilakukan

penilaian lebih mendalam, maka akan ditemukan unsur baru seperti, meja ini

9 Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafata Modern, (Yogyakarta:Ar-Ruzz, 2005),hlm. 25.

10 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm.225.

Page 19: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

6

membuat setiap orang bisa bekerja dengan enak sehingga merasa senang”. Dari

situ dapat disimpulkan adanya unsur “kecocokan” antara model meja dengan sifat

orang yang memakai. Dari analisis itu, ada petunjuk bahwa “modern” berarti

adanya unsur kecocokan antara suatu model dengan sifat khas orang atau subyek

tertentu. Maksudnya, pola pikir pedoman hidup, sikap hidup, gaya hidup atau cara

hidup seseorang itu sesuai dengan “eksistensinya” sendiri.11 Jadi asli bukan tiru-

tiruan. Sedangakan Eksistensi itu ada di dalam diri sendiri dan ada di dalam

keterkaitan dengan yang lain.

Keterkaiatan inilah yang menjadi peran penting, karena sifat-sifat dan

keadaan- keadaan alam sekitar biasanya menjadi faktor menentukan bagi

pekerkembangan budaya berfikir, sedangkan kebahagian ada kasualitas dengan

pola pikir.12 Jadi daerah yang beriklim dingin atau panas, daerah berpegunungan

atau pantai, perbedaan paham keagamaan bagi smayarakat yang berbeda, dan lain

sebagainya, merupakan faktor-faktor yang bisa mempengarui budaya berfikir,

sedangkan pola berfikir menentukan ukuran kebahagian. Akan tetapi, sekarang

masih banyak orang di Indonesia yang masih menjadi “korban perspektif”, yang

ikut-ikutan atau sama dengan oang lain yang berbeda jenis, kultur, dan perbedaan

lainya untuk dianggap modern.

11 Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafata Modern, (Yogyakarta:Ar-Ruzz, 2005),hlm. 24.

12 Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafata Modern, (Yogyakarta:Ar-Ruzz, 2005),hlm. 75.

Page 20: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

7

Untuk itu, teori kebahagian Ki Ageng Suryomentaram diangkat, dengan

harapan dapat mengembalikan kebahagian yang alami dan bersifat sosial serta

bersih dari unsur kepentingan-kepentian apapun yang akan membuat kebahagian

itu bersifat egois.13 Selain itu, dengan teorinya juga diharapkan akan dapat

mengubah setikma modern yang melahirkan “manusia korban perspektif”.

Sehingga modern bukan lagi sama dengan orang lain atau tiru-tiruan, melainkan

lebih bersifat kontekstual, yang bergantung pada sifat dan kebutuhan dasar setiap

orang sesuai dengan corak alam dan lingkungannya masing-masing. Hal ini bukan

berarti ada “ketergantungan”(dependence) total kepada alam lingkungan baik

alam maupun manusia lain.

Untuk dapat menyesuaikan dengan alam sekitar, perlu konsep,

pertimbangan, dan penentuan untuk kemudian bersikap dan bertingkah laku.

Semua hal ini hanya dapat dikembalikan kepada kepribadian seseorang (subtansi

seseorang). Pendek kata, seorang menyusun konsep untuk dapat dijadikan dasar

pertimbangan dan penentuan sikap serta tingkah laku dalam rangka mencapai

tujuan yang ditetapkan menurut kultur alam maupun sosial kemasyarakatan. Jadi,

untuk mendapatkan kebahagian bukan bergaya hidup dan bertingkah laku ikut-

ikutan, melainkan selaras antara diri pribadinya dengan lingkungannya. Di sini,

jelas ada suatu “pendirian” bukan “ketergantungan”, sedangakan pendirian ini ada

karena ada pengetahuan dan pemikiran (konsep,pertimbangan dan penentuan)

13 Ratih Sarwiyono, Ki Ageng Suryomentaram Sang Plato Dari Jawa, (Yogyakarta:Cemerlang Publishing, 2007), hlm. 5.

Page 21: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

8

yang selalu terdorong bergerak dari dalam untuk mengatasi persoalan-persoalan

hidup.14

Jadi teori kebahagiaan yang ditawarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram

visible untuk modernitas, karena “korban perspektif” dapat dihilangkan, eksitensi

manusia dapat dicapai dan kebahagian berdasarkan sosialitas dapat diraih. Hal ini

terkait dengan dasar kebahagian adalah pengalaman, dan dasar kesusilaan sebagai

alat untuk mencapai kebahagiaan juga pengalaman. Dari pengalaman, kita tahu

bahwa usaha mencari kebahagiaan itu harus mengindahkan kebahagian orang

lain.15 Guna menjaga arah dan tercapainya tujuan penelitian, pembahasan

selanjutnya akan difokuskan sebagaimana dalam rumusan masalah berikutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat dua persoalan

menjadi focus penelitian ini:

1. Bagaimana konsep kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram?

2. Bagaimana implikasi konsep kebahagiaan Ki Ageng

Suryomentaram terhadap kehidupan modern ?

14 Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafata Modern, (Yogyakarta:Ar-Ruzz, 2005),hlm. 28.

15 Ratih Sarwiyono, Ki Ageng Suryomentaram Sang Plato Dari Jawa, (Yogyakarta:Cemerlang Publishing, 2007), hlm. 35.

Page 22: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

9

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian

1. Manfaat Penelitian

a) Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini akan memberikan sumbangan

pemikiran yang bisa digunakan sebagai landasan dan informasi dalam

melanjutkan penelitian tentang konsep kebahagiaan.

b) Bagi filsafat, penelitian ini adalah sebuah sumbangan akademis yang

memeperkaya pengetahuan tentang konsep kebahagiaan yang

berkembang di barat dan konsep kebahagiaan yang tumbuh dalam

masyarakat islam sebagai bagian dari kajian ilmu-ilmu filsafat.

2. Tujuan Penelitian

a) Merumuskan konsep kebahagian yang berdasarkan sosialitas bukan

egois dan menetralisir korban perspektif atau sederhananya palsu,

tiru-tiruan dan tidak sesuai dengan eksistensinya.

b) Menemukan nilai-nilai konsep kebahagian yang terkandung di

dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram yang telah

termanifestasikan dalam bentuk ceramah, tulisan-tulisan beliau dan

buku-buku yang membahas beliau khususnya pada konsep

kebahagiaan.

Page 23: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

10

D. Tinjauan Pustaka16

Tinjauan pustaka di dalam skripsi ini mencantumkan penelitian yang lain,

yang membahas tentang ki ageng suryomentaram dan karya-karya yang berkaitan

dengan pembahasaan di dalam skripsi ini. Ada beberapa karya dari para peneliti

yang membahas tentang pemikiran ki ageng suryomentaram yang sempat dibaca:

Pertama, skripsi dari Franciscus Soegijono yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Sarjana Filsafat UGM pada tahun 1983, dengan judul Ajaran Ki

Ageng Suryomentaram Ditinjau Secara Filsafat Ilmu Pengetahuan. Di dalam

skripsi ini dijelaskan bahwa ajaran-ajaran dia menyangkut hal-hal yang bersifat

kejiwaan dan dalam batas-batas tertentu dapat dikatagorikan “bersifat ilmiah”,

tetapi lebih ditekankan pada tujuan dari ilmu pengetahuan. Tujuan yang ingin

dicapai dari ajran Ki Ageng adalah untuk membahagiakan umat manusia, apabila

manusia itu memahami ajaran beliau secara mendalam maka manusia akan

mengalami kebahagian hidup. Kemudian beliau juga ingin menunjukan bahwa

ajaran dia dalam batas-batas tertentu merupakan pengetahuan ilmiah untuk

mencapai yang bersifat intersubyektivistik, karena menyangkut penghayatan si

subyek dan obyek pengetahuannya bersumbur pada jiwa manusia. selain itu,

skripsi ini juga dibahas tentang apa sumbangan ajaran-ajaran ki ageng untuk

16 Pada pokoknya kegiatan penelitian merupakan upaya untuk meneruskan permasalahan,mengajukan pertanyaan dan mencoba untuk menjawabnya, dengan menemukan fakta-fakta yangmemberikan penafsiran yang benar. Selain itu juga, mempunyai tujuan dan fungsi inisiatif, yaituterus menerus memperbarui lagi kesimpulan dan teori yang telah diterima berdasarkan fakta-faktadan kesimpulan yang telah ditemukan. Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, MetodologiPenelitian Filsafat, (Yogyakarta:Kanisius, 1994), hlm.11.

Page 24: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

11

pembangunan nasional yang berkaitan dengan mental kerohanian.17 Jadi yang

membedakan sekripsi ini dengan sekripsi tersebut terletak pada obyek material,

jika skripsi ini obyek materialnya lebih spesifik yaitu konsep kebahagiaan Ki

Ageng. Sedangkan skripsi tersebut obyek materialnya lebih umum, yaitu semua

ajaran-ajaran yang ada di dalam Ki Ageng.

Kedua, skripsi dari Muchlis yang di terbitkan oleh Perpustakaan Sarjana

Filsafat UGM pada tahun 1986, dengan judul kosep kawruh bedjo Ki Ageng

Suryomentaram dalam mencapai kebahagian hidup. Di dalam skripsi ini

menjelaskan bahwa konsep kawruh bedjo, manusia dalam kehidupannya dapat

mencapai kebahagian hidup secara total sehingga sampai pada tataran “manusia

sempurna”. Kebahagian manusia itu apabila dihubungkan dengan masyarakat dan

lingkunga sekitarnya maka kebahagian manusia bersifat individual maupun

bersifat kehidupan sosial. Konsep kawruh bedjo apabila dipahami dengan benar

akan memberikan bimbingan kearah bentuk masyarakat yang didasarkan pada

rasa makna yang seimbang dan harmonis. Dari konsep tersebutlah tercipta

ketenangan, ketentraman, kenyamanan dan kebahagian hidup serta memunculkan

dasar etika hidup manusia bermasyarakat, yaitu: a) Asas Solidaritas, bahwa setiap

manusia atau kelompok manusia harus dapat melibatkan diri dalam perkembangan

sosial sebagai persatuan dan kesatuan. b) Asas Subsidiaritas, asas ini memberikan

petunjuk umum tentang soal bagaimana tata tertib sosial itu dibentuk. c) Asas

Toleransi Dan Asas Dialog, asas toleransi adalah suatu sikap yang hendak

17 Franciscus Soegijono, Ajaran Ki Ageng Suryomentaram Ditinjau Secara Filsafat IlmuPengetahuan, (Yogyakarta: Perpustakaan Sarjana Filsafat UGM, 1983), hlm.15.

Page 25: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

12

mengikuti sertakan orang lain di dalam kesatuan sosial dengan memberikan

kebebasan untuk melaksanakan kebenaran dan keyakinan yang menjiwai

kesadaran sikap sosial dalam hidup bersama. Sedangakan asas dialog merupakan

seni bertanya jawab. Manusia akan merasa sama dan saling memiliki setelah

ketiga asas tersebut diimpementasikan.18 Sehingga, ada sedikit kesamaan antara

skripsi ini dengan skripsi Muchlis, terletak pada obyek material yaitu konsep

kebahagiaan. Sedangkan, yang membedakan antara skripsi ini dan skripsi tersebut

terletak pada arah dimana kedua skripsi tersebut dituju. Jika skripsi Muchlis hanya

dijadikan petunjuk untuk menemukan kebahagiaan hidup. Sedangkan skripsi ini

diharapkan dapat memperbaiki apa yang rusak dan tidak layak di dalam

kehidupan moderen.

Ketiga, skripsi dari Mohamad Nur Hadiudin yang diterbitkan oleh fakultas

Adab Dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2010, dengan judul

biografi dan pemikiran Ki Ageng Suryomentaram (1892-1962). Skripsi ini lebih

menekankan biografi belia dari mulai lahir, pendidikan, karya, dominasi sosial

politik yang dihadapi dan pemikiran Ki Ageng Suryometaram secara umum.

Skripsi ini mengulas pemikiran Ki Ageng Suryomentaram masih secara umum,

inilah yang membedakan dengan penelitian saya yang lebih menspesifikasikan

pada konsep kebahagiaan saja.19

18 Muchlis, Konsep Kawruh Bedjo Ki Ageng Suryomentaram Dalam Mencapai KebahagianHidup, (Yogyakarta:Perpustakaan Sarjana Filsafat UGM, 1995), hlm. 12.

19 Mohamad Nur Hadiudin, Biografi dan Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram (1892-1962), (Yogyakarta: Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, 2010), hlm.7.

Page 26: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

13

Keempat, skripsi dari Ucik Isdiyanto yang diterbitkan oleh Fakultas

Usuluddin Dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2003, dengan

judul Ilmu Dalam Kejawen (Studi Terhadap Ajaran Ki Ageng Suryomentaram).

Skripsi ini menjelaskan tentang konsep ilmu menurut Ki Ageng Suryomentaram

yang melingkupi sumber ilmu, epistemology, kualitas, klasifikasi, hakekat dan

tujuan. Selain itu, skripsi ini juga berusaha memperlihatkan indikasi bahwa Ki

Ageng Suryomentaram masuk dalam katagori filosof.20 Dilihat dari judulnya saja

dapat disimpulkan, bahwa perbedaan antara skripsi ini dengan skripsi Ucik

terletak pada obyek material. Jika skripsi ini obyek materialnya adalah konsep

kebahagiaan Ki Ageng, sedangkan obyek material skripsi Ucik adalah ilmu dalam

kejawen dan ajaran dan teori Ki Ageng dijadikan obyek formalnya.

Kelima, karya yang berupa buku yang di tulis oleh Marcel Bennoff yang di

Terbitkan Madiun: Panitia Kawruh Jiwa Madiun, 1983 dengan judul Ki Ageng

Suryomentaram Pangeran Dan Filosof Jawa (1892-1962). Buku ini sebenarnya

meupakan karya terjemahan dari bahasa Prancis, dengan judul asli “Ki Ageng

Suryomentaram, Prince Et Philosophe Javanais (1892-1962)”. Sedangakan yang

menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia buku ini adalah Moentoro

Atmosentono. Buku ini menjelaskan seputar biografi Ki Ageng sebagai anak dari

raja mataram serta segala aktivitas semasa hidupnya. Selain itu, buku ini berusaha

20 Ucik Isdiy, Ilmu Dalam Kejawen (Studi Terhadap Ajaran Ki Ageng Suryomentaram),(Yogyakarta:Fakultas Usuluddin Dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2003), hlm. 3.

Page 27: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

14

mengambil sebuah silogisme yang didapat dari segala aktivitas dan kehidupan

beliau sebagai premisnya.21

E. Metodologi Penelitian

Setiap kegiatan ilmiah untuk lebih terarah dan rasional diperlukan suatu

metode yang sesuai dengan obyek kajian, karena metode berfungsi sebagai cara

mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan yang memuaskan. Di samping itu

metode merupakan cara bertindak supaya peneliti berjalan terarah dan mencapai

hasil maksimal.22 Oleh karena itu, dalam penelitian metode ditempatkan pada

posisi yang fundamental.

Penelitian ini merupakan penelitian Historis-Filosofis, yaitu

mengkomplementasikan antara pendekatan historis dan filosofi sehingga saling

mengisi dan memperkuat satu sama lain, tetapi tetap menjaga eksistensinya

masih-masing. Pada tahap historis, yakni berupaya mereidentifikasi semua yang

menjadi “The Real Discourse” di dalam konsep kebahagiaan Ki Ageng

Suryomentaram, entah dari segi pemikiran maupun segala aktifitasnya. Sedangkan

pada tahap filosofis, yakni melakukan aktifitas eksploratif terhadap “the real

discourse” yang telah didapat pada tahap historis, lalu mencari visibelitas konsep

kebahagiaan di dalam kehidupan moderen.

21 Marcel Bennoff, Ki Ageng Suryomentaram Pangeran Dan Filosof Jawa (1892-1962).Terj, Moentoro Atmosentono, (Madiun:Panitia Kawruh Jiwa Madiun, 1983), hlm 25.

22 Anton Bakker, Metode Filsafat, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1986), Hlm. 10.

Page 28: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

15

1. Pengumpulan Data23

Sesuai jenis sumber datanya penelitian ini berupa penelitian

kepustakaan (Library Research). Untuk itu diawali dengan pengumpulan

data kepustakaan semua yang berkaitan dengan Ki Ageng

Suryomentaram. Setelah semua data terkumpul, lalu dilakukan

katagorisasi, yakni data primer dan data skunder.

a) Sumber Primer

Tolok ukur keprimeran sebuah data disini terletak pada level

relevansi konsep kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram yang

menjadi obyek kajian. Maka data primer lasung diambil dari karya

Ki Ageng Suryomentaram yang berupa tulisan-tulisan dan

ceramah-ceramah beliau yang telah dibukukan antara lain, ajaran-

ajaran Ki Ageng Suryomentaram jilid I sampai jilid III. Falsafah

Hidup Bahagia ( Jalan Menuju Aktualisasi Diri) jilid I dan II.

b) Data Skunder

Yang disebut dengan data skunder apabila relevansinya tidak

terlalu kuat kepada obyek kajian. Meskipun demikian, dalam

penelitan nanti data tersebut tidak dipandang sebelah mata, karena

data skunder tersebut berpeluang untuk mengeliminir terjadinya

idol (berhala) dalam istilah Bacon serta berkemungkinan

23 Anton Bakker, Metode Filsafat, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1986), Hlm. 65.

Page 29: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

16

melahirkan perspektif baru terhadap subyek kajian. Adapun untuk

pembantu (skunder) peneliti terbuka terhadap berbagai macam

literature, seperti buku-buku, majalah, koran, bulletin, jurnal

maupun juga situs-situs di internet yang tentu menyangkut

mengenai pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dan terutama

konsep bahagia. Beberapa diantaranya buku sekunder yang

penulis pakai adalah, Wejangan Pokok Ilmu Bahagia, Ki Oto

Suastika. Ilmu Bebas Kramadangsa, Ki Oto Suastika. Rasa Takut,

Ilmu Jiwa Dan Pembangunan Jiwa Warga Negara Seri XIV,

Atmosentono, Ki Moentono, Suryomentaram Dan Grangsang

2. Metode Pengolahan Data

Dengan ini penulis mencoba untuk mengolah data-data yang telah penulis

dapatkan agar nantinya dapat dipahami dengan jelas. Adapun teknik

dalam menganalisis data ini yang dipakai penulis adalah:

a. Diskriptif

Dengan metode ini peneliti akan mencoba menyajikan pemikiran

Ki Ageng Suryomentaram secara komprehensif, dengan cara

menggali unsur-unsur yang mempengaruhi pemikirannya, baik

lingkungan, sosial, budaya dan politik.

b. Holistika

Di dalam metode ini, peneliti harus memahami konsep-konsep dan

konsepsi-konsepsi kebahagiaan yang bersifat filosofis dari

Page 30: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

17

pernyataan Ki Ageng Suryomentaram yang terdapat di dalam data

primer maupun skunder dengan betul-betul, yang dilihat dalam

rangka keseluruhan visinya mengenai manusia, dunia dan Tuhan.24

Serta makna apa yang terkandung di dalamnya25 atau memisahkan,

membedakan dan melihat nuansa, untuk selanjutnya melihat

adanya keteraturan. 26

c. Interpretasi

Memahami kandungan kosep ilmu bahagia ki ageng

suryomentaram membutuhkan penafsiran tertentu. Metode ini

digunakan guna mendapatkan pemahaman lebih mendalam. Sebab,

ada beberapa kata kunci yang dipertahankan disini untuk tidak

menghilangkan subtansi pemikiran ki ageng. Penulisan selalu

berusaha memahami dan menafsirkan seperlunya bila itu

diperlukan.

d. Analisis

Dari analisis ini mencoba menarik kesimpulan dari premis-premis

yang saling mendukung, yang ada didalam karya Ki Ageng

Suryomentaram. setelah itu kesimpulan itu diuji dengn terus-

menurus mempertanyakan, sampai pertanyaan itu semakin kuat.

24 Anton Baker dan Ahmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:Kanisius, 2010), hlm. 64.

25 Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat. Terj, Soejono Soemargono, (Yogyakarta:TiaraWacana, 1986), hlm.18.

26 C.A. Van Peursen, Orientasi di Alam Filsafat, Terj, Dick Hartono, (Jakarta:GramediaPustaka Utama, 1986), hlm.38.

Page 31: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

18

Karena dalam filsafat, jawaban dari pertanyaan itu adalah

pertanyaan selanjutnya.

Kajian penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis, dengan mengacu

pada karakter dan realitas hidup yang dihadapi oleh Ki Ageng Suryomentaram.

Selain itu, beberapa poin pemikirannya dapat dilihat sebagai respon atau

tanggapan terhadap zamannya yang ia hidup di dalamnya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam sekripsi ini dapat disistematikan

penyajiannya sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,

metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab ini merupakan pandangan

umum secara garis besar dari yang akan dijabarkan dalam bab-bab berikutnya

yang merupakan keseluruhan dari penulisan kekripsi ini. Oleh karena itu, bab ini

penting untuk melihat secara singkat konstruksi bahasan pada bab-bab

selanjutnya.

Bab kedua, biografi Ki Ageng Suryomentaram yang berisi tentang latar

belakang keluarga, aktifitas semasa hidup, pendidikan, dan politik. Hal-hal berikut

yang akan mengantarkan peneliti pada corak atau genre pemikiran tokoh yang

hendak ditelit (membentuk). Terkait dengan hal itu, situasi dan kondisi sosial

kultur dan pemikaran yang sudah mengkristal pada masanya, itu yang berperan

penting dalam pembentukan budaya berfikir seseorang.

Page 32: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

19

Bab ketiga, akan dijelaskan secara singkat mengenai konsep kebahagiaan

secara umum, mulai dari difinisinya hingga konsep kebahagian yang ada di dalam

aliran-aliran yang berkembang. Bab ini penting karena bab ini menjadi bingkai

dalam membaca gagasan konsep kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram.

Bab keempat, merupakan titik fokus kajian ini, akan dijelaskan secara

detail tentang konsep kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram yang didalamnya

berisi komponen-komponen teori, epistemology, dan metodologinya. Dari

komponen-komponen tersebut akan dicoba untuk membrikan ruang untuk sub bab

yang berisi tentang implikasi terhadap modernitas.

Pada bab kelima menjadi penutup dari penelitian ini dan sekaligus menjadi

jawaban dari rumusan masalah serta kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Bab ini

juga berisi saran yang sekiranya bermanfaat untuk penelitian untuk kajian

selanjutnya.

Page 33: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

122

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari proses identifikasi dan reidentifikasi terhadap wejangan pokok ilmu

bahagia Ki Ageng Suryomentaram yang telah dilakukan, kita dapat mengambil

premis-premis yang ada di dalam wacana tersebut. Selanjutnya, dari premis-

premis tersebut, peneliti dapat menyimpulkan :

Pertama, kalau dilihat dari komponen-komponen yang ada di dalam

wejangan pokok ilmu bahagia Ki Ageng Suryomentaram, bahagia itu saat

manusia memiliki rasa tentram dan tabah. Sedangkan untuk mendapatkan rasa

tentram dan tabah tersebut, harus melalui beberapa step. Jadi dalam rangka

mendapatkan kebahagiaan, mengutamakan tahapan-tahapan. Selanjutnya, tahap

yang terdahulu haruslah dapat dikerjakan oleh tahapan berikutnya (workable),

begitu dan seterusnya, sehingga pada akhirnya terbukti menghasilkan apa yang

diinginkan, yaitu tercapainya kebahagiaan.

Di dalam konsep kebahagiaan beliau hakekatnya adalah gerak, sebagai

sesuatu yang plural, tidak tetap dan serba “MENJADI” (to become). Untuk

menggambarkan gerak tersebut Ki Ageng Suryomentaram menggunakan istilah

hukum “mulur-mungkret”, kalau dalam filsafat menggunakan istilah hukum

Pantarei. Jadi rasa senang itu tidak bersifat tetap, begitu juga dengan rasa susah

dalam artian “mulur-mungkret”. Senang akan mulur sampai akhirnya

mendapatkan kesusahan, sebaliknya susah akan mungkret sampai akhirnya

mendapatkan kesenangan. Hal tersebut menjadi dasar untuk mendapatkan

Page 34: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

123

ketentraman dan ketabahan. Setelah dua hal tersebut didapatkannya, maka orang

akan memiliki kemampuan untuk “mengawasi keinginan”, pada akhirnya rasa aku

itu bahagia dan abadi.

Kedua, dilihat dari tataran epistemology dan metodologi konsep

kebahagiaan beliau, maka dapat disimpulkan, bahwa unsur finalistic dan egoistic

yang mendominasi di dalam modernitas akan tereliminir, setelah mengakomodir

wejangan pokok ilmu bahagia Ki Ageng Suryomentaram. Dengan terelimirnya

unsur finalistic dan egoistic, akan berimplikasi pada perubahan kearah yang lebih

baik dari berbagai sektor yang ada di dalam modernitas. Salah satunya dari sektor

“hubungan”, entah hubungan antara manusia dengan sesame, alam dan sang

pencipta. Jalinan hubungan yang senelumnya rusak karena dibangun dengan atas

dasar hedonism, berubah menjadi hubungan yang harmonis dan sehat.

B. Saran-saran

Pemahaman adalah sesuatu yang tidak mengenal kata final, melainkan

sesuatu yang on going process, oleh karena itu makna yang menjadi hasil

pemikiran adalah ketidaksempurnaan. Dengan ketidaksempurnaan itu, maka

pemahaman dituntut untuk terus bergerak dalam rangka memperbaiki agar dapat

diaktualisasikan di dalam dinamaika sosisal. Oleh karena itu, penelitian

selanjutnya diperlukan sebagai wujud dari hasil usaha pemahaman manusia

terhadap hal di luar dirinya, sehingga dapat memenuhi keberadaan dirinya atau

memahami dirinyasendiri.

Page 35: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

124

Dengan begitu, penelitian seputar konsep kebahagian Ki Ageng

Suryomentaram, entah itu sekripsi ini ataupun penelitian sebelumnya maupun

konsep kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram itu sendiri, tidak harus diterima

sebagai sesuatu yang kaku, baku, absolut dan tidak menerima adanya pemahaman

baru, melainkan terus dikaji lagi dan lagi. Karena itu semua merupakan hasil dari

pemikiran manusia.

Konsep yang dimiliki oleh Ki Ageng Suryomentaram tersebut, difokuskan

untuk diaktualisasikan di dalam kehidupan manusia atau realitas. Untuk penelitian

selanjutnya, jangan sampai takut apabila menemukan hasil yang berbeda dengan

peneliti sebelumnya. Saran yang pertama tersebut yang melahirkan saran yang

kedua, yaitu menghindari absolutism karena hakekat dari semuanya itu adalah

plural, sehingga kita harus bersifat terbuka. Ini hanya bagian kecil dari ilmu yang

dikembangkan oleh tokoh tersebut, oleh karena itu saya harap, ini bukan akhir

dari penelusuran mengenai obyek tersebut. Dengan begitu, kebenaran dapat

didialokan dan diaktualisasikan didalam dinamika social.

Page 36: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

125

DAFTAR PUSTAKA

Abdussomad, Muhammad. Penuntun Qalbu: Kiat Meraih Kecerdasan Spiritual.

Surabay: Khalista, 2005.

Adimasana. Ki Ageng Suryomentaram Tentang Citra Manusia. Yogyakarta:

Kanisius, 1986.

Adisusilo, Sutarjo. Sejarah Pemikiran Barat: Dari Yang Klasik Sampai Yang

Modern. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2005.

AGM, Melsen Van. Ilmu Pengetahuan Dan Tanggung Jawab Kita. Jakarta:

Gramedia, 1985.

Ahmad, Mudlor. Etika Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.

Al-Ghanimi, Abu Al-Wafa. Sufi Dari Zaman Ke Zaman Terj. Ahmad Rofi’

Usman. Bandung: Pustaka, 1985.

Al-Ghazali, Imam. Ibadah Perspektif Sufistik. Surabaya: Risalah Gusti, 1999.

Al-Ghazali, Kimia Kebahagiaan Terj. Fathurrahman. Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2004.

Amin, Ahmad. Etika: Ilmu Akhlak Terj. Farid Ma’ruf. Jakarta: Bulan Bintang,

1991.

As, Asmaran. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers, 1996.

Page 37: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

126

Astrid, Phil dan Sunto. Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosiologi. Jakarta:

PT.Binacipta, 1983.

Badudu, S. dan Sutan Mohammad Zain. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1994.

Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Bahtiar, Purnama. The Power of Religion. Jogjakarta: Pondok Edukasi, 2005.

Baker, Anton Dan Ahmad Charis Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.

Yogyakarta: Kanisius, 2010.

Bakri, Hasbullah. Sistematika Filsafat. Jakarta: Widjaya, 1992.

Bennoff, Marcel. Ki Ageng Suryomentaram Pangeran Dan Filosof Jawa (1892-

1962). Terj, Moentoro Atmosentono. Madiun:Panitia Kawruh Jiwa

Madiun, 1983.

Bertens, K. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Bertens, K. Panorama Filsafat Modern. Jakarta:PT. Mizan Publika, 2005.

Bertens, K. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1976.

Bertens, K. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Breazeale, Daniel. Fichte, Johann Gottlieb In The Cambridge Dictionary of

Philosophy. London: Cambridge University Press, 1999.

Page 38: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

127

Bustanudin, Agus. Agama Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006.

Chattopadhyaya, D. Indian Philosophy: A Popularintroduction. New Delhi:

People’s Publishing House, 1986.

Echols, John M. dan Hassan Shadily. Kamus Indonesia-Inggris, Ter. Tim

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

El-Ashiy, Abdurrahman. Makrifat Jawa Untuk Semua. Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta, 2011.

Fichte, Johann Gottlieb. The Science of Rights. Philadelphia: J.B. Lippincott &

Company, 1869.

Freud, Sigmund. Psikopatologi Dalam Kehidupan Sehari Hari, terj. Pasuruan:

Pedati, 2005.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research I. Yogyakarta: Yayasan Fakultas Psikologi

UGM, 1984.

Hadiudin, Mohamad Nur. Biografi dan Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram

(1892-1962). Yogyakarta: Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya UIN Sunan

Kalijaga, 2010.

Hajjaj, Muhammad Faiuqi. Tasawuf Islam Dan Akhlak. Jakarta: Amzah, 2011.

Hamka. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.

Page 39: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

128

Hardjana, A. Mangun. Isme-Isme Dalam Etika: Dari A Sampai Z. Yogyakarta:

Kanisius, 2003.

Isdiy, Ucik. Ilmu Dalam Kejawen (Studi Terhadap Ajaran Ki Ageng

Suryomentaram). Yogyakarta:Fakultas Usuluddin Dan Pemikiran Islam

UIN Sunan Kalijaga, 2003.

J. Howard, Roy. Hermeneutika,Terj. Kusmana dan MS. Nasrullah. Jakarta:

Nuansa, 2000.

Jacob, T. Manusia, Ilmu Dan Teknologi. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1988.

Jung, Freud Erikxon. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis), Terj. Dr. A. Spratiknya.

Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Kartanegara, Mulyadhi. Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemology

Islam. Bandung: Mizan,2003.

Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat. Terj, Soejono Soemargono.

Yogyakarta:Tiara Wacana, 1986.

Kleden, Ignas. Sikap Ilmiah Dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES, 1988.

Kojeve, Alexandre. Introduction to the Reading of Hegel, terj. James h. Nichols,

JR. New York: Cornell University Press, 1980.

Lawlor, Leonard dan Jacques Derrid, Derrida And Husserl : The Basic Problem

Of Phenomenology. Indiana: Indiana University Press, 2002.

Page 40: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

129

Magee,Bryan. The Story Of Philosophy. Terj.Marcus Widodo dan Hardono Hadi.

Yogyakarta: Kanisius ,2008.

Mahmud, Abdul Halim. Akhlak Mulia Ter. Abdul Hayyie Al-Kattani (dkk).

Jakarta: Insani Press, 2004.

Majid, Abdul (dkk). Al-Islam. Malang: Umm Lembaga Studi Islam

Kemuhammadiyahan, 1996.

Maksum, Ali. Tasawuf Sebagai Pembebasan Manusia Modern. Surabaya: Pustaka

Pelajar, 2003.

Manzhur, Ibn. Lisan Al-Arab. Beirut: Dar Sadr, 1994.

Maslow, Abraham. The Third Force, The Psychology Of Abraham Maslow. New

York: Washington Square Press, 1971.

McKirahan, Richard. Presocratic Philosophy: In The Blackwell Guide to Ancient

Philosophy. Malden: Blackwell Publishing, 2003.

Mettrie, Julien Offray de La. Richard A. Watson, Man a Machine and Man a

Plant. Terj. Maya Rybalka. Cambridge: Hackett Publishing Company,

Inc, 1994.

Muchlis. Konsep Kawruh Bedjo Ki Ageng Suryomentaram Dalam Mencapai

Kebahagian Hidup. Yogyakarta:Perpustakaan Sarjana Filsafat UGM,

1995.

Nasir, Sahilun A. Tinjauan Akhlak. Surabya: Al-Ikhlas, 1991.

Page 41: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

130

Nasr, Seyyed Hossein dan Oliver Leaman. History Of Islamic Philosophy 2. New

York: Routledge, 1996.

Nasution, Harun. Filsafat Dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang,

1992.

Nur Hadiudin, Muhamad. Biografi Dan Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram.

Yogyakarta: Fak. Adab UIN Suka, 2010.

Palmer, R.E. Hermeneutics: Interpretation Theory In Shcleimarcher, Dilthey

Haidegger and gadamenr. Evanstone: Northwesteren University Press,

1969.

Peursen, C.A. Van Orientasi. Di Alam Filsafat, Terj, Dick Hartono,

Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1986.

Quasem, M. Abdul. Etika Al-Ghazali: Etika Majemuk Dalam Islam. Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2004.

Rakhmat, Jalaludin. Meraih Kebahagiaan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2004.

Rusdy, Sri Teddy. Epistemology Ki Ageng Suryomentaram. Jakarta: Yayasan

Kertagama, 2014.

Russell, Betrand. Pergolakan Pemikiran. Jakarta: Gramedia, 1988.

Said, Usman (dkk). Pengantar Tasawuf. IAIN Sumatra Utara: Proyek Pembinaan

Perguruan Tinggi, 1982.

Page 42: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

131

Sakandari, Ibn Athaillah Al. Pencerah Kalbu; Wacana Moral dan Spiritual.

Jakarta: Serambi, 2002.

Sarwiyono, Ratih. Ki Ageng Suryomentaram Sang Plato Dari Jawa. Yogyakarta:

Cemerlang Publishing, 2007.

Schelling, Friedrich Wilhelm Joseph Von. Idealism and the Endgame of Theory:

Three Essays by F. W. J. Schelling. New York: State University Of New

York Press, 1994.

Seligman, Martin E. P. Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology

to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. New York: Simon And

Schuster Inc, 2002.

Siregar, M. Aziz. Islam Untuk Berbagai Aspek Kehidupan. Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya, 1999.

Soegijono, Franciscus. Ajaran Ki Ageng Suryomentaram Ditinjau Secara Filsafat

Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Perpustakaan Sarjana Filsafat UGM,

1983.

Solomon, Robert C. Etika:Suatu Pengantar Terj. Andre Karo-Karo. Jakarta:

Erlangga, 1987.

Sudrajat, Ajat. Din Al-Islam. Yogyakarta: Up Puny, 1995.

Suhartono, Suparlan. Sejarah Pemikiran Filsafata Modern. Yogyakarta:Ar-Ruzz,

2005.

Page 43: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

132

Suryomentaram, Ki Ageng. Ajaran-Ajaran Ki Ageng Suryomentaram I. Terj,

Grangsang Suryomentaram. Jakarta: PT Inti Idayu Press, 1986.

Suseno, Franz Magnis. Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group,

2004.

Vos, H. De. Pengantar Etika Terj. Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1987.

Ward, Barbara dan Rene. Hanya Satu Bumi. Jakarta: Gramedia, 1974.

Welner, Myton. Modernisasi, Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada, 1981.

Wijono, Hadi. Sari Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta:Kanisius, 1980.

Wollheim, Richard. Sigmund freud. New York: University Of Cambridge, 1990.

Ya’qub, Hamzah. Tingkat Ketenangan Dan Kebahagiaan Mukmin. Jakarta:

Pustaka Atisa, 1992.

Page 44: KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN …digilib.uin-suka.ac.id/24219/1/10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · menjadi amal jariah yang tidak akan terputus. ... setelah mati

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Nur KhosimTempat/Tgl Lahir : Sleman, 29 September 1985Alamat Asal : Nangsri Kidul ,Girikerto ,Turi ,SlemanNama Orang Tua : Bapak: Murtidjo

Ibu : SumiyatiPekerjaan : PnsAlamat : Nangsri Kidul ,Girikerto ,Turi ,Sleman

Riwayat Pendidikan :o TK Aba Candi Purwobinangun Pakemo Sd.N Somoitano Smp N 1 Turio Smk Ma’arif Salam ,Magelango Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijaga

Pengalaman Organisasi :

Wakil Ketua Pemuda Generasi Muda Nangsri Kidul (Gema Enka) 2011-2013 Ketua Pemuda Generasi Muda Nangsri Kidul (GEma Enka) 2013-2015