KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

56
i KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam Disusun Oleh : Eko Hadi Santoso NIM : 10411078 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

Transcript of KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

Page 1: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

i

KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH

DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

Eko Hadi Santoso NIM : 10411078

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...
Page 3: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...
Page 4: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...
Page 5: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

v

MOTTO

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku.”

(Az-Zâriyât)*

* Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Terbit Terang

Surabaya, 2008), hlm. 756

Page 6: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

vi

PERSEMBAHAN

Sebagai tanda hormat dan bakti, skripsi ini saya persembahkan kepada:

Almamaterku tercinta

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

***

Page 7: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

vii

ABSTRAK

EKO HADI SANTOSO. Judul penelitian ini adalah Konsep Jati Diri

Manusia menurut Ibn Miskawaih dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama

Islam. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2013. Latar belakang penelitian ini

melihat pendidikan yang terjadi di era globalisasi yang tengah mengalami

degradasi sebagaimana dapat dilihat dari kenakalan remaja yang semakin

merajalela, budaya tawuran antar sekolah, seks bebas, dan lain sebagainya.

Menanggapi hal tersebut kiranya perlu rumusan konsep jati diri manusia yang

sesuai dengan konteks Pendidikan Agama Islam. Tujuan penelitian ini adalah

untuk menggali makna konsep jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih dan

mengemukakan relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan. Objek material

dalam penelitian ini adalah jati diri manusia dalam karya Tahdzîb al-Akhlâk wa

Tathhir al-A’raq yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul

Menuju Kesempurnaan Akhlak. Objek formal penelitian ini menggunakan

pendekatan filsafat manusia. Metode dalam penelitian ini adalah hermeneutika,

untuk menangkap makna yang substansial disertai interpretasi. Peneliti juga

menggunakan metode heuristika, digunakan untuk menganalisis pemikiran Ibn

Miskawaih tentang jati diri manusia sehingga dapat ditemukan relevansinya

dengan Pendidikan Agama Islam.

Hasil dalam penelitian ini adalah manusia menurut Ibn Miskawaih harus

mengoptimalkan pada jiwanya. Jiwa adalah inti dari kenyataan sejati manusia.

Jiwa manusia memiliki peran penting dalam membimbing kegiatan sehari-hari

manusia. Konsep jati diri manusia Ibn Miskawaih dijelaskan dalam satu kesatuan

yang utuh dan seimbang dari seorang manusia yang meliputi tiga aspek penting:

kepribadian, identitas diri, dan keunikan manusia. Sumbangsih konsep jati diri

manusia Ibn Miskawaih dalam Pendidikan Agama Islam, bahwa cita-cita yang

meliputi pendidikan akhlak mulia dan menjaga output pendidikan dari kenakalan

remaja yang semakin merajalela, budaya tawuran antar sekolah, seks bebas, dan

lain sebagainya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur dapat terlaksana jika

didasari pendidikan jiwa yang ditawarkan Ibn Miskawaih dalam Tahzhîb al-

Akhlâq.

Page 8: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang tidak terbilang. Shalawat dan salam

semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun

manusia menuju jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di

akhirat.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. Mahmud Arif, M.Ag selaku Pembimbing Skripsi yang senantiasa sabar

dan telaten dalam membimbing skripsi penulis.

4. Dr. Usman SS, M.Ag. selaku Penguji I dan Drs. Moch. Fuad selaku Penguji

II yang telah membantu melengkapi dan menyempurnakan tata penulisan

skripsi.

5. Drs. Nur Munajat, M.Si. selaku Penasehat Akademik.

6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Page 9: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

ix

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

7. Bapak dan ibuku tercinta, yang telah merawat, membesarkan dan membiayai

pendidikan penulis, yang selalu memberi dan tidak pernah mengharap

kembali, serta yang tidak pernah lelah mendoakan penulis. “Dalam sosoknya

saya belajar akan sebuah kesungguhan dan kesederhanaan, seperti kata yang

tak sempat diucapkan kayu kepada api yang telah menjadikannya abu”

8. Imam Wahyuddin Lc., M.Phil. selaku Dosen Pendidikan Agama Islam

Universitas Gajah Mada yang selalu memberi semangat dan motivasi.

9. Lisa Wulandari yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi

penulis.

10. Seluruh teman-teman penulis yang selalu memberikan sumbangsi ide-idenya

untuk menyempurnakan skripsi ini.

Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang telah diberikan

dapat diterima oleh Allah swt. dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya. Amin.

Yogyakarta, 17 Desember 2013

Penulis,

Eko Hadi Santoso

NIM: 10411078

Page 10: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iv

HALAMAN MOTTO .........................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................vi

HALAMAN ABSTRAK .....................................................................................vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................viii

HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................x

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .................................................................xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 7

D. Kajian Pustaka ............................................................................... 8

E. Landasan Teori .............................................................................. 11

F. Metode Penelitian .......................................................................... 21

G. Sistematika Pembahasan ............................................................... 26

BAB II. BIOGRAFI DAN LATAR BELAKANG PEMIKIRAN IBN

MISKAWAIH

A. Riwayat Hidup dan Karya-karya Ibn Miskawaih .......................... 28

B. Filsafat Ibn Miskawaih .................................................................. 38

C. Tokoh dan Aliran yang Mempengaruhi Pemikiran

Ibn Miskawaih ............................................................................... 41

BAB III. KONSEP JATI DIRI MANUSIA DALAM PANDANGAN IBN

MISKAWAIH

A. Jati Diri Manusia menurut Ibn Miskawaih .................................... 50

1. Pandangan Ibn Miskawaih tentang Jiwa ................................ 50

2. Kepribadian Manusia: Kesatuan Jiwa dan Tubuh .................. 56

3. Identitas Diri Manusia: Terbebas dari Penyakit Jiwa ............. 60

Page 11: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

xi

4. Keunikan Manusia: Keutamaan Manusia hanya

Dicapai dengan Bergaul ......................................................... 64

B. Relevansi Jati Diri Manusia dengan Pendidikan Agama

Islam .............................................................................................. 70

1. Realitas Pendidikan Agama Islam .......................................... 70

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................... 76

3. Akhlak yang Sempurna sebagai Inti Pendidikan

Agama Islam ........................................................................... 80

4. Pendidikan Agama dan Pembentukan Jiwa ............................ 83

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 90

B. Saran .............................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93

LAMPIRAN .......................................................................................................... 98

Page 12: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Bukti Seminar Proposal ........................................................98

Lampiran II : Kartu Bimbingan Skripsi ......................................................99

Lampiran III : Sertifikat PPL I .....................................................................100

Lampiran IV : Sertifikat PPL-KKN Integratif ..............................................101

Lampiran V : Sertifikat Sosialisasi Pembelajaran .......................................102

Lampiran VI : Sertifikat ICT ........................................................................103

Lampiran VII : Sertifikat TOEFL ..................................................................104

Lampiran VIII : Sertifikat TOAFL .................................................................105

Lampiran IX : Daftar Riwayat Hidup ...........................................................106

Page 13: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, arus modernisasi membawa perubahan dan kemajuan

yang berarti bagi Indonesia. Modernisasi memiliki dua mata pisau. Di satu

sisi, modernisasi dapat memberikan kemudahan dalam hidup, di sisi lain

modernisasi berpotensi menggerus identitas jati diri bangsa Indonesia jika

salah menyikapinya dengan baik.

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran, pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik.1 Al-

Ghazali merumuskan, bahwa pendidikan adalah menghilangkan akhlak yang

buruk dan menanamkan akhlak yang baik. Dari pengertian pendidikan di atas

maka jelas bahwa pendidikan dijadikan sarana untuk melahirkan perubahan-

perubahan yang progresif pada tingkah laku manusia.2

Pendidikan umumnya merupakan daya upaya untuk memajukan

bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan

tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu

1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 263. 2 Al-Ghazali dalam Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

Pendidikan Islam dari Paradigma Klasik hingga Kontemporer, (Malang: UIN Malang Press,

2009), hlm. 166-167

Page 14: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

2

agar supaya dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, dan

penghidupan peserta didik, selaras dengan dunianya.3

Pengertian pendidikan oleh al-Ghazali mengisyaratkan bahwa akhlak

menjadi bagian yang penting dalam proses pendidikan dan melalui

pendidikan akhlak yang baik akan mewujudkan kesempurnaan hidup peserta

didik dengan memiliki berbagai kecerdasan; yakni kecerdasan spiritual,

emosional, sosial, dan intelektual. Kecerdasan inilah yang harus dimiliki

peserta didik dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan untuk

menghadapi realitas kemajemukan.

Namun, hingga kini pendidikan masih saja menghadapi

permasalahan yang kompleks. Pendidikan seakan diselimuti oleh kemiskinan

ideologi, kemiskinan moral, dan kemiskinan material. Realitas pendidikan

saat ini dapat dikatakan telah terjangkit virus hubb al-dunyâ wa karâhiyyah

al-maut; kecintaan secara berlebihan terhadap hal yang bersifat materi dan

takut pada kematian. Berbuat zalim karena miskin iman, serta melakukan

tindakan yang tidak terkontrol karena miskin ilmu.

Hal ini menjadi keprihatinan bersama bahwa perilaku menyimpang

masyarakat Indonesia sangat mengkhawatirkan. Terlepas dari hal di atas

menunjukan betapa parahnya tingkat dekadensi moral yang melanda

masyarakat Indonesia. Pembinaan yang berkelanjutan terutama dalam bidang

akhlak dan moral, menjadi kebutuhan utama dalam membentuk jati diri

3 Harida, Januari 2013, Asesmen Otentik: Menghadapi Globalisasi (Menjawab Tantangan

Internal dan Eksternal Pendidikan), Jurnal Visi Ilmu Pendidikan (J-VIP), Vol 10, No 1.

Page 15: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

3

manusia serta dalam membentuk keluarga dan masyarakat yang berkarakter

agamis sebagaimana yang diidam-idamkan.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani ajaran agama Islam, dan menghormati orang lain.4 Sebagai negara

yang berpenduduk mayoritas muslim, Pendidikan Agama Islam mempunyai

peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya dan jati diri

manusia, sehingga masyarakat yang tercipta merupakan cerminan dari

masyarakat Islami.

Maka menjadi jelas bahwa hal di atas sesuai dengan konsep

Pendidikan Agama Islam yang dikeluarkan oleh Lembaga Pendidikan Islam,

yang lebih menekankan pada pemahaman, pembentukan watak dan perilaku

peserta didik agar sesuai dengan ajaran Islam.5 Sebab mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam menjadi prioritas dalam seluruh aspek pembelajaran

lembaga pendidikan Islam.

Secara umum Pendidikan Agama Islam adalah suatu upaya yang

dilakukan oleh seseorang dalam membina dan mengasuh anak didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran Agama Islam secara menyeluruh, dan

pada akhirnya dapat mengamalkan serta dapat menjadikan nilai-nilai Islam

sebagai pandangan hidup.6 Salah satu nilai Islam yang harus ditanamkan

4 Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 130 5 Baharuddin, Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Menuju Pengelolaan

Profesional dan Kompetitif, (Malang: UIN Maliki Press, 2011). hlm. 25-26 6 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektfkan PAI di Sekolah,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 183.

Page 16: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

4

dalam Pendidikan Agama Islam adalah nilai akhlak dengan menanamkan

konsep jati diri manusia dalam menghadapi realitas kemajemukan yang

terjadi.

Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam konteks

Pendidikan Agama Islam secara umum adalah pendidikan yang membangun

jati diri manusia. Pendidikan manusia seutuhnya adalah model pendidikan

yang dapat mencetak pribadi manusia dalam menghambakan dirinya secara

totalitas kepada Allah dengan baik dan benar, serta menjadikan manusia yang

layak hidup sebagai manusia yang manusiawi, yaitu memiliki nilai

kemanusiaan sesuai dengan fitrahnya atau akhlak mulia yang bermanfaat bagi

sesamanya.

Guna melahirkan output pendidikan yang memadai, karakter

individu yang kokoh spiritualnya, anggun akhlaknya, serta memiliki

kemandirian yang kuat, maka pembelajaran yang unggul menjadi sangat

penting dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Kualitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam harus menumbuhkan sikap sensitifitas dan

kepekaan terhadap sesama manusia. Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam

dirancang dan di desain sebagai modal utama untuk menyadarkan jati diri

peserta didik, dengan sentuhan dan model pembelajaran yang mudah

dipahami, dihayati, dan dapat dilaksanakan oleh peserta didik.

Dari beberapa realitas Pendidikan yang terjadi di era globalisasi,

membuktikan bahwa Pendidikan Agama Islam di Indonesia mengalami

degradasi. Hal tersebut dapat dilihat dari realitas pendidikan di Indonesia

Page 17: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

5

yang kontra-produktif. Dalam konteks ini Pendidikan Agama Islam

membutuhkan konsepsi tentang hakikat jati diri yang sesuai dengan realitas

kemajemukan. Tuntutan konsepsi tentang jati diri manusia yang sesuai

dengan realitas kemajemukan pendidikan Agama Islam semakin mendesak

karena beberapa alasan;

Alasan pertama bersifat konseptual, karena kesadaran tentang jati

diri Pendidikan Agama Islam dalam menghadapi realitas kemajemukan tidak

dapat diraih secara instan, akan tetapi harus melalui tahap dan kesadaran pada

tiap individu terlebih dahulu. Melalui akhlak, akan membentuk jati diri

manusia, dan akhlak yang baik dapat mengarahkan individu pada perilaku

yang baik. Alasan kedua bersifat fenomenal, karena konsepsi jati diri manusia

yang sesuai dengan realitas kemajemukan akan berguna dalam meredam

output pendidikan yang tidak bermoral.

Menarik kiranya menelaah konsep jati diri manusia menurut Ibn

Miskawaih, karena filsafat akhlaknya yang sistematis dalam menanamkan

kualitas-kualitas moral dan melaksanakannya dalam tindakan-tindakan utama

secara spontan. Pemilihan tokoh Ibn Miskawaih sebagai landasan tentang jati

diri manusia didasarkan pada tiga pertimbangan, antara lain;

Pertimbangan pertama, pemikiran Ibn Miskawaih merupakan uraian

suatu aliran akhlak yang materinya ada yang berasal dari Plato dan Aristoteles

yang diramu dengan ajaran dan hukum Islam, serta diperkaya dengan

Page 18: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

6

kehidupan pribadi pada situasi zamannya.7 Hal tersebut terlihat dalam

keteguhan Ibn Miskawaih memberikan bimbingan kepada generasi muda dan

menuntunnya kepada kehidupan yang berpijak pada nilai-nilai akhlak yang

luhur. Dimana aliran akhlak Ibn Miskawaih merupakan panduan antara kajian

filsafat teoritis dan tuntunan praktis dengan segi pendidikan dan pengajaran

lebih menonjol.

Pertimbangan kedua, kitab Tahdzîb Al-Ahklâq dinamakan juga

Tathhir Al-Arâq (kesucian karakter) yang merupakan sumber primer dari

penelitian skripsi penulis dari karya Ibn Miskawaih mengandung pemikiran

dan ajaran, serta mempunyai argumentasi praktis-logis atas keyakinan

Miskawaih, yaitu memungkinkan perubahan moral dan nilai budi pekerti

dalam diri seseorang.8

Pertimbangan ketiga, pemikiran Ibn Miskawaih memiliki solusi

dalam memperbaiki akhlak manusia dengan mengosongkan segala sifat

tercela serta menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan luhur. Semua itu

adalah tujuan pokok ajaran agama, yaitu mengajarkan sejumlah nilai akhlak

mulia agar manusia menjadi baik dan bahagia.

Dalam konteks Pendidikan Agama Islam, konsep jati diri manusia

dalam pemikiran Miskawaih diharapkan dapat memberi andil positif dalam

proses pendidikan yang syarat dengan realitas kemajemukan, sehingga dapat

menciptakan output pendidikan yang menuju pada kesempurnaan akhlak

7 Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak: Buku Dasar Pertama Tentang Filsafat

Etika, terj. Helmi Hidayat, (Bandung: Mizan,1994), hlm. 14. 8 Ibid, hlm 14

Page 19: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

7

dalam diri seseorang utamanya pada diri peserta didik. Mengingat dengan

akhlak akan membentuk manusia yang berkarakter dan memiliki jati diri.

Berangkat dari pandangan di atas, konsepsi jati diri manusia menurut

Ibn Miskawaih sekurang-kurangnya dapat memperbaiki mutu Pendidikan

Agama Islam dalam menempatkan diri secara benar ditengah arus

modernisasi yang membawa perubahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mencoba

mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa konsep jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih?

2. Bagaimana relevansi konsep jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih

dengan Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui konsep jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih.

b. Untuk mengetahui relevansi konsep jati diri manusia menurut Ibn

Miskawaih dengan Pendidikan Agama Islam.

Page 20: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

8

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara Teoritis keilmuan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan pengetahuan mengenai konsep jati diri

manusia, utamanya adalah untuk membentuk jati diri manusia yang

baik melalui kesempurnaan akhlak.

b. Kegunaan Praktis

Secara Praktis keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

acuan pada proses pendidikan Islam, utamanya dalam membentuk

manusia yang berkarakter dan mempunyai jati diri.

D. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini dilakukan tinjauan terhadap penulisan

terdahulu mengenai konsep jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih; dan

relevansinya dengan pendidikan Islam, dan sekaligus untuk membedakan

dengan penelitian yang akan dilakukan, di antaranya:

1. Amri M., dalam jurnal Purifiksi Akal dan Nafsu Menuju Hidup

Bermartabat (Teori Etika dan Moral JJ Rousseau dan Ibn Miskawaih),9

studi ini mencoba untuk mendiskusikan keberadaan logika dan gairah

dalam menentukan nilai-nilai moral dan sejauh mana etika pemikiran Ibn

Miskawaih dan JJ Roussea dapat memberikan kontribusi dengan

kehidupan modern. Penelitian Amri M. dengan demikian berbeda dengan

9 Amri M., Desember 2005, Purifiksi Akal dan Nafsu Menuju Hidup Bermartabat (Teori

Etika dan Moral JJ Rousseau dan Ibn Miskawaih),Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan I Vot.20

N0.2 .

Page 21: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

9

penelitian penulis, karena penelitian skripsi yang penulis kaji

menekankan kajian filsafat manusia yaitu konsep jati diri manusia dalam

pandangan atas karya pemikiran Ibn Miskawaih.

2. Hardono Hadi, judul Jati Diri Manusia Berdasar Filsafat Organisme

Whitehead,10

merupakan kelanjutan dari disertasi berjudul A Whitehedian

Reflection on The Human Person. Hardono Hadi dalam buku ini

menteorikan konsep jati diri manusia dalam bingkai pemikiran filsafat

organisme Whitehead. Sementara penulis dalam penelitian skripsi ini

ingin merumuskan konsep jati diri manusia dalam bingkai pemikiran Ibn

Miskawaih.

3. Muhammad Fahmi Muqoddas, dalam tesis Konsep Jati Diri Manusia

dalam Filsafat Iqbal.11

Objek formal tesis ini konsep jati diri manusia

sedang objek materialnya pemikiran Iqbal. Penelitian Muqoddas

membahas jati diri manusia Iqbal dikaitkan dengan ide membangun

masyarakat Indonesia. Sementara penekanan penulis adalah konsep jati

diri manusia Ibn Miskawaih dikaitkan dengan akhlak moral yang baik

dalam menjaga kemajemukan kehidupan serta output pendidikan yang

tidak sesuai di Indonesia.

4. Normuslim, dalam jurnal Pemikiran Pendidikan Ibnu Miskawaih dan Al-

Qabisi Relevansinya dengan Sistem Pendidikan Kontemporer,12

dalam

10

Hardono Hadi, Jati Diri Manusia Berdasar Filsafat Organisme Whitehead,

(Yogyakarta: Kanisius, 1996). 11

Muhammad Fahmi Muqoddas, “Konsep Jati Diri Manusia dalam Filsafat Iqbal”, Tesis,

(Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM), 1996. 12

Normuslim, Januari-April 2003, Pemikiran Pendidikan Ibnu Miskawaih dan Al-Qabisi

Relevansinya dengan Sistem Pendidikan Kontemporer, Jurnal Himmah Vol. IV No. 09.

Page 22: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

10

jurnal ini mencoba mengungkap kembali pemikiran Ibn Miskawaih dan

al-Qabisi tentang pendidikan untuk diterapkan dalam pendidikan

kontemporer di Indonesia. Sementara penulis dalam penelitian skripsi ini

tidak membahas pendidikan kontemporer di Indonesia melainkan

mengkaji konsep jati diri manusia.

5. Tutik Haryanti, dalam skripsi Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Ibn

Miskawaih dan Aplikasinya dalam Pendidikan Islam, jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun

2004.13

Dalam skripsi ini berisi tentang pengertian akhlak dan prinsip-

prinsip kesempurnaan akhlak. Meskipun sama dalam pemilihan objek

material yaitu Ibn Miskawaih, skripsi Tutik Haryanti berbeda dengan

penelitian skripsi yang penulis kaji. Perbedaan ini terletak pada objek

formal penelitian dan fokus relevansi pemikiran yang ingin dicapai.

6. Yusuf Ali Imron, dalam skripsi Pendidikan Akhlak Anak Menurut Ibn

Miskawaih, program study Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

STAIN Salatiga tahun 2010.14

Skripsi Yusuf Ali Imron ingin

memaparkan otonomi pendidikan yang harus kembali kepada hakikat

pendidikan, yaitu memanusiakan manusia. Meski sama dalam pemilihan

objek material Ibn Miskawaih, skripsi Yusuf Ali Imron berbeda dengan

penelitian skripsi yang penulis kaji. Perbedaan ini terletak pada objek

material penelitian, pada skripsi Yusuf Ali Imron membahas tentang

13

Tutik Haryanti, “Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Ibn Miskawaih dan Aplikasinya

dalam Pendidikan Islam”, Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2004). 14

Yusuf Ali Imron, “Pendidikan Akhlak Anak Menurut Ibn Miskawaih”, Skripsi,

(Salatiga: Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga, 2010).

Page 23: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

11

konsep pendidikan anak, sedangkan penelitian penulis membahas tentang

konsep jati diri manusia. Selain hal tersebut perbedaan lain juga ada pada

relevansi pemikiran yang ingin dicapai dalam penelitian penulis.

Dari beberapa kajian yang penulis temui, kiranya belum ada yang

membahas tentang Konsep Jati Diri Manusia menurut Ibn Miskawaih dan

Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam. Pada penelitian ini, penulis

menekankan pada konsepsi jati diri manusia dalam menjawab output

pendidikan yang tidak sesuai dengan realitas kemajemukan. Melihat kajian

pustaka yang telah terpapar di atas, tentunya penelitian dalam penulisan ini

berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, karena itu penelitian dalam

penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.

E. Landasan Teori

1. Konsep Manusia

a. Perspektif Islam

Manusia oleh Al-Qur’an disebut sebagai ciptaan sempurna dan

memiliki harkat mulia.15

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah,

suci dan bersih. Manusia adalah makhluk terpuji meskipun dalam

kondisi tertentu, terkadang, dipandang sebagai makhluk rendah.

Pandangan semacam ini melukiskan betapa besar perhatian

Islam terhadap manusia. Dalam al-Qur’an sendiri, pembicaraan yang

15

Machasin, Menyelami Kebebasan Manusia. Telaah Kritis atas Konsepsi al-Qur’an,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 90.

Page 24: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

12

membahas tentang manusia memang hanya ada pada garis-garis

besarnya saja, itupun banyak menggunakan bahasa-bahasa simbolis

sehingga dapat menimbulkan interprestasi yang berbeda-beda.16

Manusia dalam fitrahnya memiliki sekumpulan unsur luhur

yang berbeda dari makhluk yang lain. Dalam surat as-Sadjah ayat 7

sampai 9 menjelaskan bahwa “(Dialah) yang menciptakan segala

sesuatu dengan sebaik-baiknya, dan yang memulai penciptaan

manusia dari lempung, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari

saripati air yang hina (air mani), kemudian menyempurnakannya dan

meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh-Nya.”17

Al-Qur’an dalam surat al-Isrâ mengatakan. “Sesungguhnya

Kami telah muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di darat

dan di lautan, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang

telah Kami ciptakan.”18

Maka jelas bahwa manusia dikaruniai dengan

pembawaan dan martabat yang mulia. Allah telah memberikan

kelebihan kepada manusia yang berbeda dari makhluk yang lain, dan

manusia akan mampu merasakan kemuliaan tersebut jika terbebas dari

segala jenis kerendahan budi, penghambaan dan hawa nafsu.

Adapun peranan manusia di bumi yakni pertama: sebagai

hamba Allah. Dalam hal ini Manusia membawa konsekuensi

menghambakan diri kepada Allah, taat dan patuh kepada-Nya. Kedua:

16

Baedhowi, Humanisme Islam, Kajian terhadap Pemikiran Filosofi Muhammad Arkoun,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 47. 17

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Terbit Terang

Surabaya, 2008), hlm. 587 18

Ibid, hlm. 394

Page 25: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

13

manusia sebagai khalifatullah, salah satu tugas khalifah adalah

memakmurkan bumi. Ketika manusia mampu memadukan antara

tugas ibadah dan peranannya sebagai khalifah maka perwujudan

manusia yang di cita-citakan yakni “insan kamil” atau manusia

sempurna akan tercapai.

b. Perspektif Ibn Miskawaih

Manusia menurut pandangan Ibn Miskawaih merupakan

makhluk yang memiliki keistimewaan karena dalam kenyataannya

manusia memiliki daya pikir dalam melakukan segala aktifitasnya.

Berdasarkan daya berpikir tersebut, manusia dapat membedakan

antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, hal

tersebut merumuskan bahwa manusia yang kemanusiaannya paling

sempurna ialah manusia yang paling benar cara berpikirnya serta

paling mulia usaha dan perbuatannya.19

Adapun usaha yang ditempuh dalam mewujudkan segala

kebaikan manusia adalah dengan bekerjasama. Usaha untuk

mewujudkan kebaikan merupakan indikator dari tingkat

kesempurnaan dan tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri.20

Dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial yang secara alami

memiliki hubungan keintiman dan kekeluargaan antara satu sama

lainnya. Manusia saling membutuhkan antara yang satu dengan yang

19

Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak: Buku Dasar Pertama Tentang Filsafat

Etika, terj. Helmi Hidayat, hlm. 60-61 20

Usman Sa’id Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam: konsep dan perkembangan

pemikirannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 135.

Page 26: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

14

lainnya sebagaimana adagium berikut man is human being by nature

atau al-insân madaniyyûn bi al-thab`ie.

Banyak dari para ilmuwan yang berpendapat bahwa manusia

merupakan makhluk sosial. Tetapi, Miskawaih memberikan

penjelasan berbeda mengenai manusia, Miskawaih memberikan

pemahaman konsep manusia dengan pendekan filosofis yang

bertujuan pada dorongan untuk berbuat baik serta melakukan hal-hal

yang bermanfaat untuk semua makhluk.

Berfikir secara filsafat, manusia merupakan penjabaran dari

mencari makna hidup yang benar, dengan sekaligus menilai secara

kritis pandangan-pandangan yang telah dipegang lebih dulu tentang

hidup manusia.21

Pemahaman tentang jati diri sekiranya dapat

menentukan hidup manusia. Menurut Theo Huijbers, kesadaran

manusia tentang jati dirinya merupakan titik tolak tentang wujudnya.

Berbeda dengan binatang yang hidupnya berjalan menurut proses-

proses vital psikis berkala. Pada manusia proses-proses tersebut

dicampuri dengan kesadaran pribadi.22

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam dalam Kehidupan Keseharian

a. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam disini meliputi empat

hal yang umum dilaksanakan disekolah dan tentunya sangat berguna

21

Theo Huijbers, Manusia Merenungkan Makna Hidupnya, (Yogyakarta: Kanisius,

1986), hlm. 10. 22

Ibid, hlm. 11.

Page 27: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

15

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Empat hal tersebut yakni:

keimanan, akhlak, ibadah, dan muamalah. Ruang lingkup tersebut

juga sangat identik dengan aspek pengajaran agama Islam karena

materi yang ada di dalamnya juga merupakan perpaduan yang saling

melengkapi satu sama lain.

1) Keimanan

Pengajaran keimanan di sini dapat diartikan sebagai proses

belajar mengajar tentang aspek kepercayaan. Dalam hal ini

tentunya kepercayaan menurut agama Islam, dan inti dari

pengajaran ini adalah tentang rukun Islam. Implementasi dari

sebuah keimanan seseorang adalah dengan mampu berakhlak

terpuji, sebab Allah sangat mencintai hamba-Nya yang memiliki

akhlak terpuji.

2) Akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang

mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap seseorang pada

kehidupannya dan lain sebagainya. Pengajaran ini merupakan

proses belajar yang mengarahkan manusia pada kesempurnaan

dalam mencapai tujuannya menjadi manusia yang berakhlak

mulia.

3) Ibadah

Pengajaran ibadah adalah bentuk pengajaran tentang segala

perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Tujuannya adalah agar

Page 28: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

16

manusia mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar

sesuai dengan ajaran Islam. Mengerti dan memahami segala

bentuk ibadah serta memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah

tersebut.

4) Muamalah

Muamalah merupakan bagian dari lingkup kehidupan umat

Islam. Muamalah adalah istilah yang diperuntukan untuk

membedakan dengan yang ibadat, ubudiyyah. Secara harfiah,

muamalah berarti berinteraksi. Artinya interaksi adalah hubungan

bersama dengan manusia lain untuk kebaikan, kemaslahatan

manusia itu sendiri. Muamalah berkaitan dengan permasalahan

duniawi yang tidak ada kaitannya dengan ibadah formal, namun

bukan berarti muamalah itu bertentangan dengan ibadah.

b. Konsep Pendidikan Menurut Ibn Miskawaih

Mengenai pendidikan, Miskawaih membangun konsep

pendidikan yang bertumpu pada etika Islam. Terlihat jelas di sini

bahwa dasar pemikiran Ibn Miskawaih memperkaya kajian etika

Islam, maka konsep pendidikan yang dibangunnya pun terkait dengan

pendidikan dan pembentukan etika Islam. Adapun konsep pendidikan

etika Ibn Miskawaih adalah sebagai berikut:

1) Fungsi pendidikan

Fungsi dasar pendidikan adalah untuk memanusiakan

manusia dan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat. Tugas

Page 29: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

17

pendidikan dalam memanusiakan manusia adalah mendudukkan

manusia sesuai dengan substansinya sebagai makhluk yang paling

mulia dari makhluk lainnya. hal tersebut ditunjukan dengan

perilaku dan perbuatan yang khas bagi manusia yang tidak

mungkin dilakukan oleh makhluk lainnya.

Selain hal di atas, pendidikan juga merupakan proses

sosialisasi, hingga tiap individu merupakan bagian integral dari

masyarakatnya dalam melaksanakan kebajikan untuk kebahagiaan

bersama. Menurut Ibn Miskawaih, kebajikan itu tidak akan

mungkin terwujud dari kemampuan satu orang saja. Oleh karena

itu untuk mewujudkan seluruh kebajikan harus dilakukan dengan

bersama-sama atas dasar saling menolong dan saling

melengkapi.23

2) Tujuan pendidikan etika

Tujuan pendidikan yang dirumuskan Ibn Miskawaih

adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara

spontan untuk mewujudkan semua perbuatan yang bernilai baik,

sehingga dapat mencapai kesempurnaan dan memperoleh

kebahagiaan.24

Jadi hakikat tujuan pendidikan yang ingin dicapai

oleh ibn Miskawaih bersifat menyeluruh, yakni mencari

kebahagiaan hidup manusia dalam arti seluas-luasnya.

23

Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak: Buku Dasar Pertama Tentang Filsafat

Etika, terj. Helmi Hidayat, hlm. 42 24

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam; Seri Kajian Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2003), cet. III, hal. 11-12

Page 30: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

18

3) Materi pendidikan etika

Secara umum, Ibn Miskawaih menghendaki agar semua

sisi kemanusiaan mendapatkan materi pendidikan yang bertumpu

pada tercapainya tujuan pendidikan. Yang nantinya materi yang

dimaksud Ibn Miskawaih dapat diabdikan sebagai bentuk

pengabdian kepada Allah.

Secara garis besar, Ibn Miskawaih menyebutkan tiga hal

pokok materi pendidikan, yakni: pendidikan yang wajib bagi

kebutuhan individu, pendidikan yang wajib bagi jiwa, dan

pendidikan yang wajib bagi hubungan dengan sesama.

Materi pendidikan yang wajib bagi manusia dalam hal ini

meliputi shalat, puasa, dan haji. Selanjutnya materi pendidikan

bagi jiwa dicontohkan dengan pembahasan akhlak yang benar,

mengesakan Allah dengan segala kebesarannya, dan memotivasi

untuk senang kepada pengetahuan. Adapun materi pendidikan

yang terkait dengan sesamanya dicontohkan dengan materi ilmu

mu’amalat, pertanian, perkawinan, saling menasehati, dan lain

sebagainya.

Pendapat Ibn Miskawaih di atas sekiranya bermaksud agar

setiap pendidik harus mengarahkan pada terciptanya etika yang

mulia bagi diri sendiri dan peserta didiknya. Dalam hal ini Ibn

Miskawaih memandang pendidik mempunyai kesempatan baik

untuk memberi nilai lebih bagi setiap pembentukan pribadi mulia.

Page 31: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

19

4) Pendidik dan anak didik

Pendidik disini merupakan faktor yang paling penting

dalam tercapainya keberlangsungan kegiatan pengajaran dan

pendidikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan

anak didik merupakan sasaran dari kegiatan pengajaran dan

pendidikan merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian

yang seksama.

Ibn Miskawaih menaruh perhatiannya pada kedua aspek

pendidikan tersebut (pendidik dan anak didik). Menurutnya orang

tua merupakan pendidik pertama dari pendidikan anak didik. Oleh

karenanya, perlulah hubungan yang harmonis antara orang tua

dan anak didik.

5) Lingkungan pendidikan

Mengenai lingkungan pendidikan, Ibn Miskawaih

mengkajinya dengan cara yang umum, yaitu mulai dari

lingkungan masyarakat, sekolah, pemerintahan, sampai

lingkungan rumah tangga yang meliputi hubungan orang tua

dengan anaknya.

Keseluruhan lingkungan di atas antara yang satu dengan

yang lainnya secara akumulatif akan berpengaruh terhadap

lingkungan pendidikan. Tentunya dalam pencapainnya menjadi

manusia yang memiliki nilai-nilai luhur dalam menjalankan

segala aktivitas kesehariaannya.

Page 32: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

20

6) Metodologi pendidikan

Ibn Miskawaih memiliki metodologi yang berbeda dengan

filosof lainnya. Terdapat beberapa metode yang diajukan

Miskawaih dalam mencapai pendidikan etika yang baik, antara

lain: pertama, adanya kemauan dari anak didik untuk berlatih

secara sungguh-sungguh dalam mencapai kesempurnaan yang

sebenarnya sesuai dengan keutamaan jiwa. Kedua, dengan

menjadikan semua pengetahuan dan pengalaman orang lain

sebagai cermin bagi dirinya.

c. Implementasi Pendidikan Agama Islam dan Jati Diri Manusia

Maksud redaksi implementasi adalah penerapan konsep jati

diri dalam pendidikan Agama Islam. Penelitian ini melihat jiwa adalah

unsur paling asasi dalam diri manusia yang menentukan setiap baik

dan buruk perbuatan manusia. Miskawaih menekankan pendidikan

jiwa agar hidup manusia menjadi baik. Korelasi pemikiran jati diri

manusia menurut Miskawaih dengan pendidikan agama Islam; bahwa

sedari awal pendidikan Agama Islam harus menekankan pendidikan

jiwa, pendidikan akhlaq, pendidikan moral, pendidikan etiked. Jalan

yang dapat ditempuh untuk menerapkan konsep di atas dengan

memberikan jam pendidikan agama di kelas lebih banyak. Selain itu

tidak kalah penting, figur pendidik yang mengampuh mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam harus bersih dan moralis karena pendidikan

Page 33: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

21

bukan sekedar menyampaikan materi, melainkan dalam tingkah laku

pendidiknya juga.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library

reseach), yaitu penelitian yang dilaksanakan menggunakan literatur atau

kepustakaan untuk mendapatkan data dalam menyusun teori-teori sebagai

landasan ilmiah dengan mengkaji dan menelaah pokok-pokok

permasalahan dari literatur yang mendukung, baik berupa buku, catatan,

maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu.25

Data-data yang diperoleh dari sumber literatur kemudian

diklasifikasikan dan disajikan secara sistematis sesuai dengan tema yang

diangkat dalam penelitian, yaitu konsep jati diri manusia menurut Ibn

Miskawaih dan relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan filosofis hermeneutika; metode ini digunakan untuk

memahami dan menganalisis data yang telah terkumpul. Hermeneutika

diterapkan untuk menangkap makna yang substansial disertai

interpretasi, sehingga makna tersebut dapat diterapkan pada masa

25

M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11.

Page 34: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

22

sekarang.26

Khususnya berkaitan dengan konsep jati diri manusia dalam

Ibn Miskawaih.

Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Deskripsi context of justification ilmu

Mendeskripsikan sistem kerja metode ilmiah dalam ilmu yang dikaji

dengan mengembangkan konteks kerja ilmu yang dikaji.

2) Kritik terhadap paradigma ilmu

Melakukan kritik terhadap paradigma ilmu, dengan membuka

kembali cakrawala dasar filosofis ilmu sampai pada tingkat dasar

filosofisnya, yaitu menyangkut hakikat objek material ilmu secara

metafisis ontologis.

3) Penemuan suatu jalan baru

Penelitian heuristika harus menemukan jalan baru sebagai

konsekuensi dari kritik, dan pencarian alternatif atas paradigma ilmu,

jalan baru ini merupakan proses discovery.

4) Pengembangan ke arah kreativitas

Pengembangan ilmu secara inventif, akan memberikan peluang

untuk melakukan koreksi terhadap cara kerja ilmu dan dalam

prosedur penelitian misalnya konsistensi antara masalah, hipotesis,

data yang diperoleh serta tujuan penelitian.

26

Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005),

hlm. 173.

Page 35: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

23

3. Sumber Data Penelitian

a. Sumber primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kitab karya

Ibn Miskawaih yang berjudul Tahdzîb al-Akhlâk wa Tathhir al-

A’raq27

yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan

judul Menuju Kesempurnaan Akhlak yang merupakan buku dasar

pertama tentang filsafat etika.28

b. Sumber sekunder

1) Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam Seri

Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003

2) Ahmad Azhar Basyir, Miskawaih: Riwayat Hidup dan

Pemikiran Filsafatnya, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983

3) A. Mustofa, Filsafat Islam, untuk Fakultas Tarbiyah, Syariah,

Dakwah, Adab, Ushuluddin Komponen MKDK, Bandung:

Pustaka Setia, 2009

4) M. M. Sharif (ed), A History of Muslim Philosophy, Vol I,

Weisbaden: Otto Harrisowits, 1963

5) Sayyed Hussein Nasr dan Oliver Leaman (ed), Ensiklopedi

Tematis Filsafat Islam, diterjemahkan dari History of Islamic

Philosophy, Bandung: Mizan, 2003

27

Ibn Miskawaih, Tahdzîb al-Akhlâk wa Tathhir al-A’raq, (Port Said, Mesir: Maktabah

Tsaqafah Addiniyah, 2001) 28

Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak: Buku Dasar Pertama Tentang Filsafat

Etika, terj. Helmi Hidayat, (Bandung: Mizan,1994)

Page 36: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

24

6) Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2004

7) Sudin, Filosof Etika dan Sosial Islam Ibn Miskawaih,

Yogyakarta: SUKA Press, 2012

8) Suwito dan Fauzan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan,

Bandung: Angkasa, 2003

4. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini, maka teknik pengumpulan data yang tepat tepat digunakan dalam

penelitian library research adalah dengan mengumpulkan buku-buku,

majalah, jurnal, artikel, dan lain sebagainya.

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalah yang

dikaji, penulis menggunakan metode dokumentasi dalam pengumpulan

datanya. Suharsimi Arikunto mengatakan, metode dokumentasi adalah

cara mengumpulkan data melalui hal-hal atau variabel-variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, artikel, surat kabar, majalah, agenda,

prasasti, notulen rapat dan sebagainya.29

5. Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan untuk memanfaatkan data

sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidak benaran dari suatu

29

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hlm. 231.

Page 37: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

25

hipotesa.30

Analisis data merupakan cara bagi peneliti untuk

menyimpulkan data-data yang diperoleh setelah melakukan penelitian

lapangan.

Karena penulis menggunakan penelitian kepustakaan, maka

analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif analisis kritis.

Deskriptif adalah metode yang berusaha mendeskripsikan dan

menginterprestasikan kondisi atau hubungan pendapat yang sedang

tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,

atau kecenderungan yang telah berkembang.31

Analisis data dipergunakan untuk menarik kesimpulan yang

salah satunya adalah dari sebuag kitab Tahdzîb Al-Akhlâq yang sudah di

terjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul buku Menuju

Kesempurnaan Akhlak. Adapun langkah-langkahnya adalah dengan

menyeleksi teks yang akan diteliti, menyusun item yang spesifik,

melakukan penelitian dan yang terakhir dengan menarik kesimpulan.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini dibagi

kedalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian

awal terdiri dari halaman judul, halaman surat pernyataan, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman

30

Moloeng Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002), hlm. 161. 31

Jonh Best, “Metodologi Penelitian Pendidikan”, penerjemah: Sanapiah Faisal dan

Mulyanti Guntur Waseso, (Surabaya:Usaha Nasional, 1982), hlm. 119.

Page 38: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

26

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar

lampiran.

Bagian tengah berisi uraian penelitian mulai dari bagian

pendahuluan sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk Bab-bab

sebagai satu-kesatuan. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian

dalam empat Bab. Pada tiap Bab terdapat sub-sub Bab yang menjelaskan

pokok bahasan dari Bab yang bersangkutan. Bab I skripsi ini berisi gambaran

umum penulisan skripsi yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori,

metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Karena skripsi ini merupakan kajian pemikiran tokoh, maka sebelum

membahas buah pemikiran Ibn Miskawaih terlebih dahulu perlu dikemukakan

biografi sang tokoh secara singkat. Hal ini dituangkan dalam Bab II. Bagian

ini membicarakan riwayat hidup Ibn Miskawaih, riwayat pendidikan, karya-

karyanya, serta tokoh dan aliran yang mempengaruhi pemikiran Ibn

Miskawaih.

Setelah menguraikan biografi Ibn Miskawaih, pada bagian

selanjutnya, yaitu Bab III berisi inti skripsi jati diri manusia menurut Ibn

Miskawaih dan Relevansi jati diri manusia dengan Pendidikan Agama Islam.

Pada bagian inti dari konsep jati diri manusia, penulis mengemukakan

terlebih dahulu mengenai pandangan Ibn Miskawaih tentang jiwa. Kemudian

penulis membahas inti dari jati diri manusia, diawali dari kepribadian

manusia: kesatuan jiwa dan badan, identitas diri manusia: terbebas dari

Page 39: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

27

penyakit jiwa, dan keunikan manusia: keutamaan manusia hanya dicapai

dengan bergaul. Setelah semuanya terurai, penulis mengemukakan relevansi

jati diri manusia dengan Pendidikan Agama Islam.

Adapun bagian terakhir dari bagian inti adalah Bab IV. Bagian ini

disebut penutup yang memuat kesimpulan, saran-saran.

Akhirnya, bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan

berbagai lampiran yang terkait dengan penelitian.

Page 40: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

90

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar uraian di atas dapat ditarik dua kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih tidak dapat

dilepaskan dari jiwanya. Jiwa itu menjelma atau mewujud dalam bentuk

tubuh manusia. Dengan demikian tubuh menjadi sarana untuk mengetahui

aktivitas jiwanya. Hanya dengan melihat sisi terdalam tubuhnya, manusia

dapat mengetahui keberadaan jiwanya.

Secara keseluruhan dapat dimaknai bahwa jati diri Ibn Miskawaih

adalah tipe manusia yang selalu mengarahkan dirinya pada akhlak terpuji dan

tingkah laku yang mulia dengan segala keutamaan-keutamaannya. Seluruh

hidup manusia dalam pandangan Ibn Miskawaih hanya didedikasikan untuk

memperoleh keutamaan melalui tindakan-tindakan yang dilakukannya.

Rumusan konsep jati diri manusia di atas menegaskan bahwa inti

realitas manusia menurut Ibn Miskawaih terdapat pada jiwanya. Jiwa adalah

inti dari kenyataan sejati manusia. Jiwa manusia memiliki peran penting

dalam membimbing kegiatan sehari-hari manusia. Keutamaan jiwa dapat

mengarahkan hidup manusia menjadi lebih baik, melintasi batas materi, dan

menuju kepada kesucian. Dengan demikian setiap tindak tanduk manusia

akan bercirikan kemuliaan, dan tindakan tersebut dapatlah dikatakan sebagai

akhlak yang sempurna.

Page 41: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

91

Kedua, relevansi jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih dengan

Pendidikan Agama Islam bertemu pada titik manusia yang berusaha

menyempurnakan akhlaknya. Kehidupan remaja dan mahasiswa di Indonesia

yang kurang mempunyai akhlak memicu terjadinya berbagai konflik, seperti

tawuran, melanggar lalu lintas, seks bebas dan lain sebagainya. Maka dengan

melihat kondisi itu, akhlak menjadi bagian terpenting dalam pendidikan. Oleh

karenanya pembinaan moral dan akhlak perlu dimasukan ke dalam kurikulum

pendidikan, agar memicu peserta didik menuju tindakan yang baik, dan

tentunya akan berujung pada kebahagiaan.

Dalam konteks ini, konsep jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih

dapat memberi sumbangsih besar dalam mendidik akhlak mulia dan menjaga

generasi muda dari output pendidikan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

luhur, sehingga diharapkan di masa depan anak-anak didik keluar dan

memiliki budi pekerti yang baik. Semua cita-cita itu dapat terlaksana jika

didasari pendidikan jiwa yang benar, salah-satu alternatifnya dapat merujuk

pendidikan jiwa yang ditawarkan Ibn Miskawaih dalam Tahzhîb al-Akhlâq.

B. Saran

Penelitian tentang konsep jati diri manusia menrut Ibn Miskawaih

jika ditinjau dengan konteks Pendidikan Agama Islam masih jarang

dilakukan. Ada dua saran yang ingin peneliti kemukakan sebagai berikut:

Pertama, penelitian ini terkait dengan pengembangan ilmu

pengetahuan, diharapkan dapat menjadi dasar berpijak bagi upaya

Page 42: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

92

sistematisasi atas upaya filsafat manusia, terutama yang terkait dengan jati

diri manusia. relevansi konsep jati diri manusia menurut Ibn Miskawaih

dengan Pendidikan Agama Islam setidaknya menjelaskan, bahwa gagasan

untuk mencegah output pendidikan yang tidak sesuai, membentuk generasi

muda yang lebih baik dari yang sebelumnya dan lain sebagainya. Melalui

kajian jati diri manusia Ibn Miskawaih ini peneliti membuktikan cara

menjaga keberagamaan dapat ditempuh melalui pintu masuk filsafat manusia,

khususnya jati diri manusia. tentu saja usaha peneliti ini dapat dijadikan

acuan dalam penelitian berikutnya terkait dengan kemajuan zaman yang

semakin berkembang.

Kedua, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu bagi peneliti berikutnya supaya dapat

mengembangkan lebih baik lagi guna menggali nilai-nilai yang terkandung

dalam konsep jati diri manusia dan untuk memperkaya kajian tentang

manusia. Penelitian tentang manusia kiranya masih banyak yang belum

dikaji, karena manusia selalu berkembang dalam ruang dan waktu, oleh

karena itu penelitian tentang jati diri manusia perlu dikaji lebih lanjut.

Page 43: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

93

DAFTAR PUSTAKA

Aceh, Aboe Bakar, Sejarah Filsafat Islam, Solo: Rhamadani, 1989.

Abdullah, Taufik, et. al, Ensiklopedi Islam Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

2000, jil. 3, cet. VIII.

Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Adity Media,

1992.

Arif, Mahmud, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2011.

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Azhar Basyir, A., Filsafat Islam, Yogyakarta: Proyek P3T UGM, 1983.

_____________, Miskawaih: Riwayat Hidup dan Pemikiran Filsafatnya,

Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983.

Aziz, Abd, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, Yogyakarta: Teras,

2010.

Badawi, Abdurrahman, “Miskawaih”, dalam M. M. Sharif (ed), A History of

Muslim Philosophy, Vol I, Weisbaden: Otto Harrisowits, 1963.

Baedhowi, Humanisme Islam, Kajian terhadap Pemikiran Filosofi Muhammad

Arkoun, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Baharuddin, Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Menuju Pengelolaan

Profesional dan Kompetitif, Malang: UIN Maliki Press, 2011.

Best, Jonh, “Metodologi Penelitian Pendidikan”, penerjemah: Sanapiah Faisal

dan Mulyanti Guntur Waseso, Surabaya:Usaha Nasional, 1982.

De Boer, T.J., History of Philosophy in Islam, translated by Edward R. Jones

B.D., London: Lucas & CO. LTD. 46, great Russell Street, 1903.

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Terbit Terang

Surabaya, 2008

Page 44: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

94

Djam’an, Islam dan psikosomatik (penyakit jiwa). Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Djumransjah, Filsafat Pendidikan Islam Malang: Bayumedia, 2004, cet. II.

Dradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Hadi, Hardono, Jati Diri Manusia Berdasar Filsafat Organisme Whitehead,

Yogyakarta: Kanisius, 1996.

Haedari, Amin, Pendidikan Agama di Indonesia Gagasan dan Realitas, Jakarta:

Puslitbang Pendidikan Agama dan Kementrian Agama RI, 2010.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

Bogor: Ghalia Indonesia, 2002.

Huijbers, Theo, Manusia Merenungkan Makna Hidupnya, Yogyakarta: Kanisius,

1986.

Hussein Nasr, Sayyed – Leaman, Oliver (ed), Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam,

diterjemahkan dari History of Islamic Philosophy, Bandung: Mizan, 2003.

Idi, Abdullah - Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2006.

Ihsan, Hamdani - Ihsan, Fuad, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia,

1998.

Jalaluddin, Usman Sa’id, Filsafat Pendidikan Islam: konsep dan perkembangan

pemikirannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta: Paradigma,

2005.

Lexy J., Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002.

Madjid, Abdul - Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Machasin, Menyelami Kebebasan Manusia. Telaah Kritis atas Konsepsi al-

Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Miskawaih, Ibn, Menuju Kesempurnaan Akhlak: Buku Dasar Pertama Tentang

Filsafat Etika, terj. Helmi Hidayat, Bandung: Mizan,1994.

Page 45: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

95

_____________, Tahdzîb al-Akhlâk wa Tathhir al-A’raq, Port Said, Mesir:

Maktabah Tsaqafah Addiniyah, 2001.

Mubarok, Achmad, al-Irsyad an-Nafsiy Konseling Agama Teori dan Kasus.

Jakarta: Bina Rena Pariwara. 2002.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektfkan PAI di Sekolah,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Mustofa, A., Filsafat Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007, cet. III.

Mustofa, A., Filsafat Islam, untuk Fakultas Tarbiyah, Syariah, Dakwah, Adab,

Ushuluddin Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Nasution, Harun, Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta: UI Press, 1983.

_____________, Filsafat Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999.

Nata, Abuddin, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam Seri Kajian Filsafat

Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

_____________, Sejarah Pendidikan Islam; pada periode Klasik dan

Pertengahan, Jakarta: Raja Grafindo, 2009.

P.A. van der Weij, Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia, penerjemah K. Bertens

Jakarta: PT. Gramedia, 1988.

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Rahardjo, Dawam, Insan Kamil, Konsep Manusia Menurut Islam, Jakarta:

Temprint, 1989.

Rai Sudharta, Tjok., Antara Filsafaat Yunani Plato dan Filsafat India Upanisad

Bhagawadgita, Denpasar: Widya Darma, 2010.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia, 1994, cet. I.

Sapuri, Rafy, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Manusia Modern, Jakarta:PT

RajaGrafindo Persada, 2009.

Page 46: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

96

Sudin, Filosof Etika dan Sosial Islam Ibn Miskawaih, Yogyakarta: SUKA Press,

2012.

Sudin, Moral dalam Pemikiran Ibn Miskawaih, Yogyakarta: Ide@l Press, 2004.

Suwito - Fauzan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, Bandung: Angkasa,

2003.

Sharif, M.M. (ed), A History of Muslim Philosophy, Vol I, Weisbaden: Otto

Harrisowits, 1963.

Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Pendidikan

Islam dari Paradigma Klasik hingga Kontemporer, Malang: UIN Malang

Press, 2009.

UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sisdiknas, Bandung: Citra Umbara, 2006

UU Sisdiknas tahun 2003.

Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004.

Zuhairani, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1983.

Artikel Jurnal:

Harida, Januari 2013, Asesmen Otentik: Menghadapi Globalisasi (Menjawab

Tantangan Internal dan Eksternal Pendidikan), Jurnal Visi Ilmu

Pendidikan (J-VIP), Vol 10, No 1.

M. Amri, Desember 2005, Purifiksi Akal dan Nafsu Menuju Hidup Bermartabat

(Teori Etika dan Moral JJ Rousseau dan Ibn Miskawaih),Jurnal Penelitian

Sosial Keagamaan I Vot.20 N0.2.

Normuslim, Januari-April 2003, Pemikiran Pendidikan Ibnu Miskawaih dan Al-

Qabisi Relevansinya dengan Sistem Pendidikan Kontemporer, Jurnal

Himmah Vol. IV No. 09.

Page 47: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

97

Artikel Majalah:

Gunadi, Arif “Penguatan Akhlak Penguatan Bangsa”, Majalah BAKTI, Sekolah

untuk Anak, No. 264 – THXX – Juni 2013.

Artikel Skripsi dan Tesis:

Fahmi Muqoddas, Muhammad, “Konsep Jati Diri Manusia dalam Filsafat Iqbal”,

Tesis, Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM, 1996.

Haryanti, Tutik, “Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Ibn Miskawaih dan

Aplikasinya dalam Pendidikan Islam”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.

Imron, Ali Yusuf, “Pendidikan Akhlak Anak Menurut Ibn Miskawaih”, Skripsi,

Salatiga: Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga, 2010.

Page 48: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

98

Lampiran I: Bukti Seminar Proposal

Page 49: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

99

Lampiran II: Kartu Bimbingan Skripsi

Page 50: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

100

Lampiran III: Sertifikat PPL 1

Page 51: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

101

Lampiran IV: Sertifikat PPL-KKN Integratif

Page 52: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

102

Lampiran V: Sertifikat Sosialisasi Pembelajaran

Page 53: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

103

Lampiran VI: Sertifikat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Page 54: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

104

Lampiran VII: Sertifikat TOEFL

Page 55: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

105

Lampiran VIII: Sertifikat TOAFL

Page 56: KONSEP JATI DIRI MANUSIA MENURUT IBN MISKAWAIH DAN ...

106

Lampiran IX: Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Eko Hadi Santoso

Tempat, Tanggal Lahir : Temanggung, 13 Oktober 1991

Alamat Sekarang : Jln. Tutul no.20, Papringan, Demangan,

Sleman, Yogyakarta

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon : 0857 9966 6726

E-mail : [email protected]

2. Latar Belakang Pendidikan

Tahun 1995-1997 : Sekolah Taman Kanak-kanak Petirrejo

Tahun 1997-2003 : Sekolah Dasar Negeri 1 Petirrejo

Tahun 2003-2006 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngadirejo

Tahun 2006-2009 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Candiroto

Tahun 2010-2013 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

Jurusan Pendidikan Agama Islam