KONSEP DIRI PEREMPUAN

8
KONSEP DIRI PEREMPUAN “ Dan (juga) pada diri kamu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” ( Qur’an, 51:21 ) SATU Perempuan adalah makhluk yang kuat, realita dan fakta berbicara tentang itu. Hal itu karena perempuan memiliki harapan hidup perempuan dan daya tahan stres perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Namun kenyataannya perempuan sering dimitoskan sebagai makhluk lemah. Perempuan, sejak milenium pertama hingga ketiga tetap saja mejadi bahan kajian yang tak pernah kering. Di awal sejarah manusia misteri bujuk rayu Hawa kepada Adam hingga manusia “terpaksa“ turun ke bumi melibatkan sejumlah fenomena kompleks perilaku perempuan. Sat itu perempuan dianggap memiliki sejumlah kekuatan sehingga mampu mengubah keputusan laki-laki. Lepas dari positif atau negatifnya interpretasi sejarah tersebut, perlu digaris bawahi sebenarnya perempuan bukan makhluk lemah. Sekali lagi perempuan bukan makhluk lemah!!! Agama-agama samawi mengenal bahwa Adam dan Hawa / Eva, Veda menganal Yami dan Yama juga prinsip tao mengenal Yin dan Yan. Semuanya bukan dalam konteks pertentangan melainkan sebuah persandingan harmonis yang seimbang, saling melengkapi dan mampu melahirkan harmonisasi dalam kehidupan.Begitu semestinya dan begitu idealnya. Namun sekali lagi tataran Das Sein sering tak sejelas dengan Das Sollen. Sehingga abad demi abad perempuan masih saja tertindas, terpojok, tersudut, tersubordinasi, termarjinalisasi atau entah apa lain namanya. Jelasnya eksistensi perempuan tetap saja sama dan tak berdaya. Hingga hari ini pun kita perlu bicarakan lagi seputar pemberdayaan perempuan. Nur Janah Nitura, email address : [email protected]

Transcript of KONSEP DIRI PEREMPUAN

Page 1: KONSEP DIRI PEREMPUAN

KONSEP DIRI PEREMPUAN“ Dan (juga) pada diri kamu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” ( Qur’an, 51:21 )

SATU

Perempuan adalah makhluk yang kuat, realita dan fakta berbicara

tentang itu. Hal itu karena perempuan memiliki harapan hidup perempuan

dan daya tahan stres perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Namun kenyataannya perempuan sering dimitoskan sebagai makhluk lemah.

Perempuan, sejak milenium pertama hingga ketiga tetap saja mejadi bahan

kajian yang tak pernah kering. Di awal sejarah manusia misteri bujuk rayu

Hawa kepada Adam hingga manusia “terpaksa“ turun ke bumi melibatkan

sejumlah fenomena kompleks perilaku perempuan. Sat itu perempuan

dianggap memiliki sejumlah kekuatan sehingga mampu mengubah

keputusan laki-laki. Lepas dari positif atau negatifnya interpretasi sejarah

tersebut, perlu digaris bawahi sebenarnya perempuan bukan makhluk lemah.

Sekali lagi perempuan bukan makhluk lemah!!!

Agama-agama samawi mengenal bahwa Adam dan Hawa / Eva, Veda

menganal Yami dan Yama juga prinsip tao mengenal Yin dan Yan. Semuanya

bukan dalam konteks pertentangan melainkan sebuah persandingan

harmonis yang seimbang, saling melengkapi dan mampu melahirkan

harmonisasi dalam kehidupan.Begitu semestinya dan begitu idealnya. Namun

sekali lagi tataran Das Sein sering tak sejelas dengan Das Sollen. Sehingga

abad demi abad perempuan masih saja tertindas, terpojok, tersudut,

tersubordinasi, termarjinalisasi atau entah apa lain namanya. Jelasnya

eksistensi perempuan tetap saja sama dan tak berdaya. Hingga hari ini pun

kita perlu bicarakan lagi seputar pemberdayaan perempuan.

Makalah ini ditulis Oleh Dra. Nur Janah, Psi. MM,CHt (Direktur Eksekutif Yayasan

Psikodista) disajikan dalam Pelatihan Kepemimpinan untuk Perempuan yang diadakan oleh Badan

Perlindungan Anak & Pemberdayaan Perempuan NAD pada tanggal 21 Juli 2008

DUA

Nur Janah Nitura, email address : [email protected]

Page 2: KONSEP DIRI PEREMPUAN

Sudut pandang psikologi, menempatkan perempuan sebagai sosok

unik yang memilik potensi sama hebatnya dengan laki-laki. Bahkan banyak

reset yang mengkomunikasikan penemuannya secara mengejutkan bahwa

perempuan ternyata memiliki keunggulan kompetitif yang justru pesifik

( hanya ada perempuan ).Rubben C.Gur dari pensil Pennsylvannia University

dalam penelitiannya menemukan bahwa volume otak laki-laki mengalami

penyusutan lebih cepat dibandingkan dengan otak perempuan.Laki-laki pada

umumnya kehilangan 15% volume Lobus Frontal dan 8,5 % Lobus Temporal.

Adapun perempuan angkanya jauh lebih sedikit dari itu. Lobus Frontal

mengendalikan daya nalar, Fleksibilitas mental dan jaringan saraf, adapun

Lobus Temporal mengendalikan daya ingat.

Jika Sigmund Ffreud ( Psiko Analisa ) menyudutkan perempuan yang

rendah diri karena fenomena Penis Envy Dimasa kecilnya, sebenarnyalah itu

tidak perlu terjadi dan hal ini memang mengada-ngada karena perempuan

memiliki Mamae ( buah dada ) yang menjadi sumber kehidupan ( ASI ) Bagi

tumbuh kembang anak. Air susu ibu ternyata merupakan keunggulan

kompetitif perempuan, karena dengan asilah perempuan memberikan

sentuhan pertama dan utama bagaimana menyiapkan sumber daya manusia

yang berkualitas dimasa yang akan datang. Nurjannah (1991 ) menyitir

adanya manfaat pemberian asi secara berkualitas pada pembentukan

Attachment Behavior, Besictrust, mempercepat hadirnya stimulasi positif

( karena adanya Reciproca relationship), terarah dan termodifikasinya reflek

sebagai dasar perkembangan intelektual berikutnya.

TIGA

Keunggulan kompetitif lainnya adalah intuisi perempuan yang terbukti

lebih baik dari laki-laki. Intuisi (dari kata Intueri yang artinya menembus terus

atau langsung) sering disebut juga logika dari hati seorang perempuan lebih

tajam dari logika hati laki-laki. Implikasinya sungguh luas, karena dalam ruan

domestik maupun ruang publik intuisi ini sering kali memegang peran yang

cukup penting dalam proses pengambilan keputusan. Perempuan juga

memiliki lapisan lemak yang lebih dibandingkan laki-laki, ini ternyata

membawa dampak pada daya tahan stres fisik perempuan lebih baik

dibandingkan dengan kali-laki, hal ini juga dibuktikan dengan adanya temuan

bahwa bayi perempuan lebih bereaksi terhadap sentuhan dibandingkan

Nur Janah Nitura, email address : [email protected]

Page 3: KONSEP DIRI PEREMPUAN

dengan bayi laki-laki. Artinya perempuan lebih mudah ditenagkan dan lebih

mudah reda emosinya dibandingkan laki-laki.

Namun kemudian keduanya berbeda. Chodorow (1974) berteori bahwa

perbedaan dasar antara kepribadian laki-laki dan prempuan adalah akibat

pola pengalaman universal manusia dalam keluarga. Perempuan menurut

chodorow sering diposisikan sebagai pengurus bayi dan anak-anak.

Identifikasi awal seorang anak (baik anak laki-laki maupun perempuan)

mula mula dengan perempuan yang dalam hal ini adalah ibunya. Akan tetapi

anak laki-laki kemudian menggantikan tokoh identifikasinya pada ayah yang

sering pergi dan kurang tersedia secara konkrit. Oleh karena itu anak laki-laki

“ dipaksa “ oleh keadaan memuras kemampuan abstraksinya, mandiri,

memisahkan diri dan cenderung menggunakan pendekatan abstark dalam

berfikir dan berkonsep. Anak perempuan sebaliknya, ia memiliki tokoh

identifikasi yang selalu tersedia, penuh perhatian dan kasih sayang sehingga

ia berkembang menjadi sosokyang tergantung.

EMPAT

Perempuan ideal hanya ada dalam cita-cita, namun setidaknya setiap

individu becita-cita ingin manjadi sosok yang ideal. Ideal berarti adanya

seperangkat ide-ide yang kita yakini positif dan melekat pada sosok diri kita.

Ideal Self Concept (Konsep Diri Ideal) professional mestinya ada dan anda

sebagai profesianal yang kini memiliki seperangkat Real Self Concept

( Konsep Diri Nyata) mestinya melangkah kearah sana.

Untuk mengenal diri dengan baik, ada tiga dimensi yang perlu

diperhatikan antara lain :

1. Pengetahuan : apa yang kita ketahui tentang diri kita ? jika kita belum

mengetahui secara persis siapa diri kitra cobalah usahakan untuk

memulainya. Kenali aspek positif dan aspek negative yang kita miliki,

bandingkan dengan teman-teman yang setingkat dengan anda ?

Bagaimana hasilnya ?

2. Harapan : Pada saat kita telah mengenali diri kita secara lebih baik,

sebenarnya kita telah mencoba untuk memahami diri kita secara

nyata. Namun pada saat yang sama hendaklah kita juga mempunyai

sosok diri ideal seperti apa yang kita cita-citakan. Diri ideal ini

merupakan harapan dan tujuan kita yang mampu membangkitkan

kekuatan yang mendorong kita menuju masa depan.

Nur Janah Nitura, email address : [email protected]

Page 4: KONSEP DIRI PEREMPUAN

3. Penilaian : Kita sebagai penilai diri kita sendiri. Setiap hari kita

mengukur diri kita, apakah kita bertentangan dengan : “ Saya dapat

menjadi apa ? ” sebagai pengharapan kita terhadap diri kita sendiri

dan “ saya seharusnya menjadi apa ?” sebagai standar bagi diri kita

sendiri. Apabila diri nyata kita terlalu jauh dengan jawaban-jawaban

saya seharusnya menjadi apa dan saya dapat menjadi apa, maka

harga diri kita akan menjadi rendah.

LIMA

Cobalah bayangkan siapa diri kita ? Bayangkan apa peran kita?

Bayangkan bagaimana kita tampak didepan mata orang lain ? Bagaimana

perasaan kita ketika membayangkan semua itu ? Bangga, malu, kecewa,

sedih atau apa ??? Disinilah kita melakukajn cermin diri yang akan

menghantar kita memahami siapa diri kita yang sebenarnya. Renungkan

beberapa hal dibawah ini :

1. Bagaimana keluarga memandang saya ?

2. Bagaimana pimpinan / atasan memandang saya ?

3. Bagaimana teman dll lain memandang saya ?

Jika anda mengalami kesulitan menjawab tiga pertanyaan tersebut maka

anda dapat minta bantuan umpan balik ( feed back ) dari rekan yang anda

percayai.

Coba simak kembali diri anda, baik sebagai anda sendiri, sebagai istri,

sebagai ibu, sebagai guru, sebagai pegawai, dan sebagainya yang

sebenarnya melingkupi :

1. Fisik dari segenap tubuh, penampilan fisik dan semua aktivitas biologis

2. Diri sebagai proses aliran akal pikiran, emosi dan perilaku kita yang

konstan, respon kita terhadap semua persoalan dll.

3. Diri sosial – menyangkut peran sosial kita dan respon secara umum

terhadap orang lain / masyarakat.

4. Konsep diri – gambaran dan perasaan kita terhadap diri kita sendiri

5. Cita diri –diri seperti apa yang kita inginkan

Perempuan mesti melakukan proses mengenal diri ? hal ini tak lain

karena melalui proses inilah seseorang akan mampu :

1. Menentukan siapa orang itu menurut pikirannya sendiri

Nur Janah Nitura, email address : [email protected]

Page 5: KONSEP DIRI PEREMPUAN

2. Apa yang dilakukan orang tersebut menurut pikirannya sendiri

3. Dapat menjadi apa seseorang tersebut menurut pikirannya sendiri

4. Siapa orang tersebut dalam kenyataan

Adapun kontribusi proses mengenal diri bagi pelaku perempuan adalah

:

1. Berperan dalam mempertahankan keselarasan batin ; jika rasa, pikir,

persepsi diri tak seimbang maka profesional selaku individu cenderung

akan mengubah perilaku sehingga tercapai keselarasan kembali.

2. Berperan dalam memberikan penafsiran terhadap pengalamannya

3. Sebagai bahan untuk melakukan introspeksi diri secara

berkesinambungan

4. Beperan untuk membangun rasa percaya diri

5. Beperan untuk memahami kedudukan dan peran diri secara tepat,

sehingga seorang pekerja akan sadar diri dan dapat berperilaku

sehatdan seimbang.

6. Beperan dalam menentukan masa depannya

ENAM

Ciri-ciri konsep diri yang positif menurut beberapa pakar, antara lain

adalah :

1. Beriman dan bertakwa kepada Allah Swt

2. Memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah

3. Merasa setara dengan orang lain ( tidak minder dan tidak takabur )

4. Mensyukuri nikmat Allah Swt dan menerima keadaan dirinya secara

utuh

5. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain, dan tidak bersenang-senang

diatas penderitaan orang lain

6. Selalu memperbaiki dirinya

7. Tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak perlu

Demikianlah beberapa ciri komsep diri positif, sudahkah kita demikian ?

Nur Janah Nitura, email address : [email protected]

Page 6: KONSEP DIRI PEREMPUAN

Insyaallah

Note untuk didiskusikan :

1. Citra Baku Versus Citra Baru

2. Mitos-Mitos tentang perempuan secara umum

3. Inferiority & Cinderela complex pada perempuan

4. Mitos tentang kecenderungan “Avoid to Success” pada perempuan

Nur Janah Nitura, email address : [email protected]