konsep dasar pendidikakan

29
A. Konsep pendidikan 1. Pengertian pendidikan Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengertian pendidikan menurut para ahli : Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi- tingginya. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. 1

Transcript of konsep dasar pendidikakan

Page 1: konsep dasar pendidikakan

A. Konsep pendidikan

1. Pengertian pendidikan

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’

dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti

proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan

adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pengertian pendidikan menurut para ahli :

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)

menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu

tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,

pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-

anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara.

Menurut H. Horne, adalah alat dimana kelompok sosial melanjutkan

keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiri serta menjaga

idealismenya.

MenurutBapak Plato, bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan

seumur hidup (life-long) yang dimulai dari seseorang lahir hingga

kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan

warga negara yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin

dan mematuhi yang benar. Bapak Plato pun menambahkan dalam

pengertiannya tentang pendidikan bahwa pendidikan tidak hanya

menyediakan ilmu pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai,

pelatihan insting, membina tingkah laku dan sikap yang benar. Pendidikan

yang sejati (true education), akan memiliki kecenderung terbesar dalam

membentuk manusia yang beradab dan memanusiakan manusia dalam

1

Page 2: konsep dasar pendidikakan

hubungan mereka bermasyarakat dan mereka yang berada dalam

perlindungannya.

Menurut Dictionary Reference, situs pengertian berbahasa inggris, bahwa

pengertian pendidikan adalah tindakan atau proses menyampaikan atau

memperoleh pengetahuan umum, mengembangkan kekuatan penalaran

dan penilaian, dan umumnya mempersiapkan diri sendiri atau orang lain

secara intelektual untuk kehidupan dewasa. 

Menurut Bapak C.D. Hardie dalam monografnya, Truth and Fallacy in

Educational Theory (1941), bahwa pendidikan seharusnya mendidik

seseorang dengan alami (nature), bahwa seorang guru harus bertindak

sebagai tukang kebun yang membina tumbuhan secara alami dan tidak

melakukan hal hal yang tidak alamiah. Dalam monografnya, C.D. Hardi

mengkritik pemerintah yang memberikan aturan aturan (law) yang

mengatur pendidikan.

Menurut Bapak Comenius pada abad pertengahan, bahwa pendidikan

adalah proses dimana individu mengembangkan kualitasnya  terhadap

agama, ilmu pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu

mengklaim dirinya sebagai manusia.

Menurut Bapak Aldous Huxleybahwa pendidikan yang sempurna adalah

dimana semua manusia dilatih agar siap untuk ditempatkan dalam hirarki

sosial akan tetapi dalam prosesnya tidak melakukan penghancuran atau

pengrusakan terhadap individu atau karakter unik atau khas seseorang.

MenurutBapak Herman Harrell Horne bahwa pendidikan adalah proses

yang terus menerus (abadi) (education is a process of continuous

(perpetual)) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia

yang telah berkembang secara fisik dan mental ( higher adjustment for the

human beings who have evolved physically and mentally), yang bebas dan

sadar kepada tuhan (which is free and conscious to God), seperti

termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan

dari manusia (as manifested in nature around the intellectual, emotional

and humanity of the human).

2

Page 3: konsep dasar pendidikakan

Menurut Gunning dan KohnstammPendidikan adalah proses pembentukan

hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri secara etis yang

sesuai dengan hati nurani.

Menurut Carter. V. Good pendidikanadalahProses perkembangan

kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial

dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir,

seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri

dan kecakapan sosial.

Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata

“didik” mendapat imbuhan “pe” dan akhiran “an”, maka kata ini

mempunyai arti proses, atau cara, atau perbuatan mendidik.

Menurut John Dewey pendidikan senergis dengan pertumbuhan dan tidak

memiliki akhir selain dirinya sendiri.

Menurut Theodore Brameld pendidikan adalah sebuah proses yang lebih

luas dari sekedar periode pendidikan di sekolah, pendidikan juga memiliki

arti proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktivitas sosial

manusia tetap ada dan berkembang.

Menurut Stella van Petten Henderson pendidikan adalah kombinasi

pertumbuhan, perkembangan diri dan warisan sosial.

Menurut Martinus Jan Langeveld pendidikan adalah upaya menolong anak

untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat

bertanggung jawab secara susila.

Menurut Prof. H. Mahmud Yunus pendidikan adalah suatu usaha yang

sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan

untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga

secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya

yang paling tinggi.

Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan adalah suatu proses bimbingan

yang dilaksanakan secara sadar oleh pendidik terhadap suatu proses

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, yang tujuannya agar

kepribadian peserta didik terbentuk dengan sangat unggul.

Dari beberapa pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan merupakan salah satu bentuk pertolongan atau bimbingan yang

diberikan orang yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu terhadap perkembangan

3

Page 4: konsep dasar pendidikakan

orang lain untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan supaya pribadi yang dididik

memiliki kecakapan yang cukup dalam melaksanakan segala kebutuhan hidupnya

secara mandiri.

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang, karena

melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang

baik serta dapat bertingkah sesuai dengan norma yang berlaku.

Pendidikan mengarah kepada bimbingan yang diberikan kepada anak

dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya untuk mencapai tingkat

kedewasaan dan bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan, membentuk

karakter diri dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

2. Tujuan pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional harus sesuai dengan Tap MPRS No

XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, sehingga

dirumuskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia

Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Dalam UU No. tahun

1989 juga ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, dengan artian bahwa manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan YME, memiliki budi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan

pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, memiliki pribadi yang baik,

mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)

1. Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

4

Page 5: konsep dasar pendidikakan

2. Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan

dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”

Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003

Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-

Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Tujuan Institusional

Merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga

pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan

pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat lembaga pendidikan. Oleh karena itu,

setiap lembaga pendidikan memiliki tujuan institusional sendiri. Tidak seperti

tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional lebih bersifat konkrit. Tujuan

institusional ini dapat dilihat dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan.

Tujuan Kurikuler

Merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Tujuan

ini dapat dilihat dari GBPP (Garis besar program pembelajaran) setiap bidang

studi. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional

sehingga kumulasi dari setiap tujuan kurikuler ini akan menggambarkan

tujuan institusional. Artinya, semua tujuan kurikuler yang ada pada suatu

lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang

bersangkutan.

Tujuan Intruksional

Merupakan tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan

pembelajaran. Tujuan ini sering kali dibedakan menjadi dua bagian yaitu

tujuan instruksional umum dan khusus.

Tujuan instruksional umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya

masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih

5

Page 6: konsep dasar pendidikakan

spesifik. Tujuan intruksional umum dapat dilihat dari tujuan setiap pokok

bahasan atau bidang studi yang ada didalam GBPP.

Tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran dari tujuan

instruksional umum. Tujuan ini irumuskan oleh guru dengan maksud agar

tujuan instruksional umum tersebut dapat lebih dispesifikasikan dan mudah

diukur tingkat ketercapainnya.

Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO

Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain

kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu,

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United

Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan

empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni:

(1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to

live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan

tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.

Menurut ki hadjar dewantara

Mendidik anak agar menjadi manusia sempurna hidupnya, yaitu kehidupan

dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya (kodratnya) dan

masyarakatnya.

Menurut Johan Amos Comenius

Membentuk manusia yang mempunyai pendidikan kesusilaan dan kesalehan

sebagai persiapan untuk kehidupan diakherat.

Menurut JJ Rousseau

Mempertahankan kebaikan yang ada pada manusia dan membentuk anak

menjadi manusia yang natural.

Menurut John Locke

Membentuk “Gentlemen”

Menurut Friendrich Frobel

Membentuk akal menjadi makhluk aktif dan kreatif

Menurut Herber Spencer

Mengilmiahkan usaha-usaha pendidikan serta membentuk manusia-manusia

ilmiah.

Menurut Maria Montesori

6

Page 7: konsep dasar pendidikakan

Perkembangan anak secara bebas

Menurut Helen Parkhust

Membentuk anak menjadi warga Negara yang baik.

Kesimpulannya, pendidikan bertujuan untuk menghilangkan segala sumber

penderitaan rakyat yaitu kebodohan dan ketertinggalan. Jadi pendidikan nasional

bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.”

Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan tujuan yang sangat luas dan

besar cakupannya karena bersifat nasional namu dengan adanya pengkhususan

setiap tingkat guna merelevankan antara fungsi dan tujuannya, maka tujuan

pendidikan menjadi lebih jelas dan signifikan sesuai dengan tingkatannya.

Pendidikan juga bertujuan untuk menciptakan seseorang yang berkwalitas dan

berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai

suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di

berbagai lingkungan.

3. Asas-asas pendidikan

Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau

tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

a. Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau

tumpukan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan

pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu

dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Diantara asas-asas tersebut

adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas

kemandirian dalam belajar.

b. Pembagian Asas Pendidikan Khusus untuk pendidikan di indonesia, terdapat

sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan

pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecendrungan umum

pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman

sepanjang sejarah upaya  pendidikan di indonesia. Di antar berbagai asas

tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini.

1. Asas Tut wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada

awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari

Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau

7

Page 8: konsep dasar pendidikakan

semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat

dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan

dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun

Karsa. Ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.

Ing Ngarsa Sung Tulada (jika didepan menjadi contoh).

Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan

dan membangkitkan semangat).

Tut Wuri Handayani (jika dibelakang memberi dorongan/mengikuti

dengan awas).

 Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang

menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan

mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.

Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan dengan

asas ini antara lain :

a. Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan

keterampilan yang diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan

yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.

b. Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang

diminati agar mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan

bidang yang diinginkan.

c. Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan

untuk memasuki program pendidikan dan keterampilan yang diminati

sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.

d. Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik

dan mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan

keterampilan yang sesuai dengan keadaanya.

e. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh

pendidikan keterampilan yang sesuai dengan kondisi daerahnya.

f. Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan

memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan

kemampuanya dengan bantuan dan dari pemerintah masyarakat.

2.   Asas Belajar sepanjang hayat

8

Page 9: konsep dasar pendidikakan

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut

pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long

education). Kurikulum yang dapat merancang dan di implementasikan

dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertical dan horizontal.

Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan

kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan

kehidupan peserta didik di masa depan.

Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu keterkaitan antara

pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman diluar sekolah.

Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah

“pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan

suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan

yang harus :

1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.

2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan

penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap

individu.

4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.

5. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin

terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan

latar pendidikan seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik

dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan

dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.

3. Azas Kemandirian dalam Belajar

Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan

belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus

menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik

diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar

sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan

sumber belajar tersebut. 

9

Page 10: konsep dasar pendidikakan

Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara

langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut

wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa

untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Selanjutnya, asas belajar

sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada asumsi

bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena tidak

mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung

dari bantuan guru ataupun orang lain. Perwujudan asas kemandirian dalam

belajar akan mampu menempatkan guru dalam peran utama sebagai

fasilitator dan motivator, disamping peran lain : informatory, organisator

dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan

mengatur berbagai sumber belajar demikian sehingga memudahkan peserta

didik berinteraksi dengan sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator,

guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan

sumber belajar itu.

Kesimpulannya adalah Ketiga asas itu dipandang sangat relevan

dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh karena

itu, setiap tenaga pendidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas

tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam

penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.

Asas pendidikan menjadi menjadi pedoman hidup, jalur,garis dalam

menjalankan pendidikan secara teknis. Pendidikan sebagai pedoman hidup

agar ketika ragu-ragu dapat melihat kembali pedoman itu. Pendidikan

sebagai jalur adalah jalan yang harus dilalui untuk bisa mencapai tujuan.

Pendidikan sebagai garis yang harus diikuti sepanjang hayat.

B. Lingkungan pendidikan

1. Pengertian lingkungan pendidikan

Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala

benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya,

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

mehluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati,

lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial.

Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor

lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan

10

Page 11: konsep dasar pendidikakan

pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses

pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.

2. Fungsi lingkungan pendidikan

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar

dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

a.    Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya

b.    Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan

c.    Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik

dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai

sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan

yang optimal. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara

lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia.

Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan

lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di

keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

3. Pelaksanaan pendidikan

Pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni membimbing,

mengajar, dan atau melatih (ayat 1 pasal 1 UU RI No. I/1989). Tiga aspek tersebut

dibedakan sebagai berikut :

Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi

dari segi prilaku umum (aspek pembudayaan).

Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan

Melatih, terutama berkaitan dengan keterampilan dan kemahiran aspek

teknologi.

Sistem pendidikan nasional mengalami kendala dikarenakan kurang

optimalnya kerjasama aplikasi peran pemerintah dan masyarakat. Sinkron uraian

sebelumnya, sistem pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kendala dari

eksternal maupun internal. Meski kendala dari eksternal memengaruhi kondisi

sistem pendidikan di Indonesia, tetapi kendala internal (hambatan di dalam negeri)

lebih banyak memberikan pengaruh terhadap sistem tersebut.

Adapun kendala dari segi internal sistem pendidikan nasional yaitu kurang

optimalnya peran masyarakat dan pemerintah dalam aplikasi program pendidikan

11

Page 12: konsep dasar pendidikakan

nasional. Jika peran masyarakat dikatakan tak sinkron dengan ketentuan pasal 8

UU No. 20/2003, peran pemerintah juga mengalami hal nan sama. Misalnya

dalam pasal 49 UU No. 20/2003 serta pasal 31 ayat 4 UUD 1945 dijelaskan

mengenai aturan pendidikan. Seharusnya pemerintah memberikan aturan tersebut

buat pelayanan dalam penyelenggaraan pendidikan sinkron ketentuan yaitu di atas

20%. Tapi nan terjadi sebaliknya, aturan pendidikan hanya berkisar 2-5%.

Selain itu, aplikasi sistem pendidikan nasional dikatakan belum optimal bisa

diamati melalui kualitas pendidikan Indonesia hingga saat ini. Kualitas pendidikan

dikatakan sinkron baku bukan dilihat dari prestasi di taraf internasional saja, tetapi

kualitas tersebut seharusnya berorientasi pada kretivitas berkarya serta berpikir

masyarakat, utamanya generasi penerus bangsa ini. Sistem pendidikan di

Indonesia belum mampu meraih kualitas pendidikan nan seharusnya sinkron baku

serta tujuan pendidikan nasional berdasar UUD 1945.

Generasi penerus bangsa dalam sistem pendidikan nasional saat ini hanya

bertujuan meraih predikat pintar dilihat dari segi nilai dan memiliki karakter

sebagai pekerja bukan pengusaha (orang nan memiliki banyak penemuan buat

maju). Hal tersebut terjadi sebab aplikasi kurikulum di Indonesia belum optimal

serta sering diubah pemerintah.

Padahal, kurikulum merupakan salah satu bagian krusial pendidikan nan

berkaitan dengan kualitas pendidikan. Wajar jika kualitas pendidikan Indonesia

seperti uraian sebelumnya sebab kurikulum nan diterapkan di Indonesia

mengalami perubahan sinkron kebutuhan pemerintah dalam mengikuti

perkembangan sistem pendidikan internasional.

Pelaksanaan sistem pendidikan nasional saat ini juga telah menjadi sebuah

industri. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu menjadikan pendidikan sebagai

wahana aplikasi industri (meraih untung atau rugi dalam pelaksanaannya).

Ironisnya, sistem pendidikan di Indonesia hingga kini tak dijadikan sebagai salah

satu wahana buat membentuk pencerahan nan kritis dan inovatif. Hal tersebut

menunjukkan fakta mutakhir mengenai kondisi sistem pendidikan di Indonesia

dengan adanya praktik jual-beli ijazah, jual-beli gelar maupun jual-beli nilai.

Selain itu, fakta lain mengenai aplikasi sistem pendidikan nasional sama

seperti aplikasi sistem sebuah industri/bisnis, yaitu kurangnya dukungan

pemerintah terhadap kebutuhan loka belajar mengakibatkan munculnya bisnis di

12

Page 13: konsep dasar pendidikakan

bidang pendidikan. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat dari golongan

lemah/tidak mampu semakin terpuruk menghadapi model sistem pendidikan saat

ini.

Pendidikan terasa hanya diperuntukkan bagi masyarakat dari golongan

ekonomi kuat. Bagi masyarakat dari golongan miskin, pendidikan menjadi sebuah

mimpi.

Itulah perkembangan kondisi sistem pendidikan nasional hingga saat ini.

Harapannya, informasi ini memberikan kegunaan bagi masyarakat baik dari

kalangan akademisi ataupun nonakademisi dalam berperan aktif di bidang

pendidikan. Bidang pendidikan tak bisa dicermati secara terpisah dengan bidang

lain, tetapi bidang ini berkaitan dengan bidang lain termasuk politik, ekonomi,

sosial maupun budaya.

Meski kondisi sistem pendidikan nasional dikatakan terpuruk hingga saat ini,

seharusnya kita sebagai bagian dari masyarakat berupaya buat ikut serta

memberikan saran mengenai sistem pendidikan nan sinkron dengan kondisi

bangsa ini.

Sistem pendidikan nasional nan sinkron dengan kebutuhan manusia

semestinya yaitu pendidikan nan menjadikan manusia mampu mengembangkan

kemampuan akalnya berpikir optimal dalam berkreasi serta berinovasi. Hal

tersebut bisa dicapai ketika sistem kehidupan nan lain seperti politik, ekonomi,

sosial, hukum ataupun budayanya saling mendukung serta terkait dengan sistem

pendidikan nasionalnya.

C. Tri pusat pendidikan

Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari keluarga,

sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri Pusat Pendidikan,

yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan dan pertumbuhan.

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup didalam

lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.

Tri pusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya

pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Keluarga

Keluarga adalah lembaga social yang terbentuk setelah adanya suatu

perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang tua mau

13

Page 14: konsep dasar pendidikakan

tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati untuk

menyelenggarakan pendidikan terhadap anak-anaknya.

Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil

orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga

inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas

(disamping inti ada orang lain: kakek, nenk, adik/ipar, pembantu dan lain-

lain).Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama

dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua

bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar

berkembang dengan baik.

Jadi Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama

karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan

bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari

kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang  paling banyak

diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama memiliki Fungsi dan

peranan dalam pendidikan,yaitu:

1.      Pengalaman pertama masa kanak kanak.

2.      Menjamin kehidupan emosional anak.

3.      Menanamkan dasar pendidikan moral.

4.      Memberikan dasar pendidikan sosial.

5.      Peletakan dasar-dasar keagamaan

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat

yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan

individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan

pendidikan kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak

kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun,

sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat dasar-dasar

tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,meliputi:

1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua

dan anak.

2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang

tua terhadap anaknya.

3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan

14

Page 15: konsep dasar pendidikakan

menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.

4.      Memelihara dan membesarkan anaknya.

5.      Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang berguna bagi kehidupan anak kelak. 

2. Sekolah

Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam

keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam

keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.

Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban

manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan

keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu

efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses

pendidikan disekolah. Jadi yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah

pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat

dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka

diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga

terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut :

Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik

serta menanamkan budi pekerti yang baik.

Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam masyarakat yang

sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti

membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya

mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan yang

benar atau salah, dan sebagainya.

Jadi, sekolah merupakan aspek penting dalam meningkatkan proses belajar

manusia, karena dengan adanya sekolah maka manusia akan mengalami peningkatan

mutu dan kualitas dalam belajar dan pemahaman ilmu pengetahuannya.

Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini

yaitu:

15

Page 16: konsep dasar pendidikakan

1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan

hierarkis

2. Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen

3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus

diselesaikan

4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum

5. Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban

terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang

3. Masyarakat

Di dalam kamus umum bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah

pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama di suatu

tempat dengan ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari

diri sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.

Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu

daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah

persesuaian dan sadarkan persatuan dan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama

untuk mencukupi krisis kehidupannya.

Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial

dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan

wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama,

ekonomi, dan lain sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar

hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.

Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam

pendidikan. Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan

keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah

  Untuk agak memperjelas pengertian kita tentang lingkungan itu, baiklah kita

jangan terlalu terikat pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang lingkungan bukan

atas dasar tempat, melainkan atasa dasar “peranan” orang-orang yang berada dalam

lingkungan-lingkungan itu.

Jika orang tua atau anggota keluarga yang lain, tidak berperan lagi terhadap

anak, artinya tidak mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak,

maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tidak berada dalam lingkungan keluarga.

Biarpun ia mungkin masih berada di halaman rumahnya. Misalnya ia sedang bermain-

main dengan kawan-kawan sebayanya.

16

Page 17: konsep dasar pendidikakan

Sebaliknya, biarpun ia tidak berada di sekitar halaman rumahnya, akan tetapi

orang tua atau anggota keluarga yang lain masih mengadakan pengawasan terhadap

tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan, bahwa anak itu berada di dalam

lingkungan keluarga. Misalnya mereka sedang berjalan-jalan di sebuah taman, mereka

pergi ke tempat-tempat hiburan dan sebagainya.

Jadi, yang dimaksud dengan anak berada di dalam lingkungan masyarakat,

apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang tua atau anggota keluarga

yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang

lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakat ialah

oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat, atau juga orang-orang lain yang

berada dalam masyarakat.

Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak ada pendidikan. Masyarakat tidak

mendidik orang-orang atau anak-anak yang berada di dalamnya. Di dalam masyarakat

yang ada hanyalah “pengaruh” dari masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam

masyarakat adalah yang terdapat dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga

Ki Hajar Dewantara secara tegas menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga

ialah pergerakan pemuda.

Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat positif terhadap anak

dan juga bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif ialah

segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan

anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna 

bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan bersama.

Pengaruh yang positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-

perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun

organisasi yang lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang

kesenian, kebudayaan, olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi biasa

yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-

organisasi pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau fakultas. Tetapi

perlu ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang

memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang di

organisasi secara baik dan “legal”.

Sedang yang di maksud  dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala

macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik,

17

Page 18: konsep dasar pendidikakan

merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada

kehidupan bersama.

Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya  di dalam

masyarakat. Dan anehnya , pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh

anak, dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah

mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan. Oleh

karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan

terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa

anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi

justru untuk menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh

yang tidak diinginkan.

kesimpulan dari tri pusat pendidikan adalah bahwa lingkungan sangat

berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan psikis anak. Di lingkungan keluarga,

anak akan memulai perkembangan dan menuai pengalaman pertama dan utama. Di

lingkungan sekolah, anak sudah lepas dari asuhan keluarga untuk beberapa waktu.

Pengalaman social sangat berpengaruh di fase ini, namun tidak terlalu susah untuk

dapat bersosialisasi sebab umumnya mereka akan bergaul dengan teman sebayannya.

Dan yang terakhir di lingkungan masyarakat, di lingkungan ini anak akan

memperoleh berbagai pengalaman dan pelajaran dari beragam gender dan usia.

Didikan orang tua di rumah dan guru disekolah akan menentukan kepribadian anak.

18