Konsep Dasar Nemangioma
description
Transcript of Konsep Dasar Nemangioma
KONSEP DASAR
HEMANGIOMA
A. PENGERTIAN
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler
jinak akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah
yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh
darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak
berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah
tampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa
minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat
pada permukaan tubuh seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada.
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi
dan anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada
orang tua, contohnya adalah cherry hemangioma atau angioma senilis
yang biasanya jinak, kecil, red-purple papule pada kulit orang tua.
Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar
kasus hemangioma dapat hilang dengan sendirinya beberapa bulan
kemudian setelah kelahiran. Harus diwaspadai bila hemangioma terletak
di bagian tubuh yang vital, seperti pada mata atau mulut. Hal ini
dikarenakan, bila menutupi sebagian besar tempat tersebut akan
mengganggu proses makan dan penglihatan, atau bila hemangioma
terjadi pada organ dalam tubuh (usus, organ pernafasan, otak) dapat
mengganggu proses kerja organ tersebut. Hemangioma lebih
mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada
muka atau kepala bayi.
B. ETIOLOGI
Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih
belum diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme
dari kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya
memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti
Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth
Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis.
Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan
kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis
factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi
terjadinya hemangioma.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Hemangioma kapiler
Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa:
- Bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. “Salmon patch”
berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap kebiru-
biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit.
2. Hemangioma kavernosum
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan
“compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam
beberapa waktu membesar kembali).
3. Hemangioma Campuran.
Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang
disertai fistula arterio-venous (bawaan).
gejala klinis
Tergantung macamnya :
a) Hemangioma kapiler, “Port wine stain” tidak ada benjolan kulit.
b) “Strawberry mark”, menonjol seperti buah murbai.
c) Hemangioma kavernosum, teraba hangat dan “compressible”.
pemeriksaan dan diagnosis
a) Mudah nampak secara klinis, sebagai tumor yang menonjol atau
tidak menonjol dengan warna kemerah-merahan
b) Tumor bersifat “compressible”
c) Kalau perlu dengan pemeriksaan angiografi.
D. PATOFISIOLOGI
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan
dan involusi hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan
mengenai pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses
angiogenesis dapat dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan
suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan pembentukan
pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan
perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam sistem
vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma mengubah
kepadatan dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari
angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe
IV, basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor,
urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi.
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan
cepat dimana ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini
diikuti dengan fase istirahat, dimana perubahan hemangioma sangat
sedikit, dan fase involusi dimana hemangioma mengalami regresi secara
spontan. Selama fase involusi, hemangioma dapat hilang tanpa bekas.
Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan
meskipun fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada
kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap,
tidak meninggalkan bekas.
E. KLASIFIKASI
1. Hemangioma Kapiler (Superficial Hemangioma)
Terjadi pada kulit bagian atas. Hemangioma kapiler disebut juga
strawberry hemangioma (hemangioma simplek), terjadi pada
waktu lahir atau beberapa hari setelah lahir. Sering terjadi pada bayi
prematur dan biasanya akan menghilang beberapa hari atau
beberapa minggu kemudian. Gejalanya antara lain tampak bercak
merah yang lama-kelamaan makin besar. Lama-kelamaan warnanya
menjadi merah menyala, berbatas tegas, keras pada perabaan
tegang dan berbentuk lobular. Involusi spontan ditandai oleh
memucatnya warna didaerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan
lebih mendatar.
Selain strawberry hemangioma (hemangioma simplek), bentuk
lain hemangioma kapiler (superficial hemangioma) adalah
granuloma piogenik. Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang
sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses
peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya
soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan
tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma.
Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang
cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat
bertangkai, mudah berdarah.
2. Hemangioma Kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu di bagian dermis dan
subkutis (lapisan pada kulit). Hemangioma kavernosum biasanya
tidak memiliki batas tegas berupa benjolan yaitu makula eritematosa
atau nodus yang berwarna merah keunguan. Bila ditekan mengempis
dan menggembung kembali bila dilepas. Kelainan ini terdiri dari
elemen vaskular (pembuluh darah) yang matang. Hemangioma
kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang
dalam, pada otot atau organ dalam. Bentuk kavernosum jarang
mengadakan involusi spontan. Berbentuk papul eritematosa dengan
pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm
dan dapat bertangkai, mudah berdarah.
3. Hemangioma Campuran
Pada beberapa kasus, kedua jenis hemangioma diatas dapat
terjadi bersamaan dan dinamakan hemangioma campuran. Gambaran
klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis hemangioma
tersebut. Banyak ditemukan pada ekstremitas inferior (alat gerak
tubuh bagian bawah, misalnya; kaki, paha, dll), unilateral (satu sisi
bagian tubuh, misalnya; paha kiri/kanan), soliter (tunggal) dan terjadi
sejak lahir atau pada masa anak-anak. Ciri-cirinya antara lain tonjolan
bersifat lunak dan berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial
(permukaan) dan dalam, atau di organ dalam.
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika
gambaran lesinya khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma
dapat menjadi susah untuk ditegakkan, terutama pada hemangioma
yang letaknya lebih dalam.
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik
pencitraan membantu dalam membedakan kelainan pembuluh darah dari
beberapa proses neoplasma yang agresif. Ultrasonografi dengan Doppler
merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat invasif dan dapat
menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi antara hemangioma
dengan tumor solid.
Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang
digunakan karena tidak dapat menggambarkan masa yang lunak,
sedangkan pada hemangioma kavernosum biasanya dapat terlihat
karena terdapat area kalsifikasi. Kalsifikasi ini terjadi karena pembekuan
pada cavitas cavernosum (phleboliths). Isotop scan pada hemangioma
kapiler dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan peningkatan
suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi menunjukkan baik
tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran
hemangioma karena neo-vaskularisasi.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan karakteristik
internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otot-
otot yang ada di sekitarnya.
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus
hemangioma dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan
untuk memastikan bahwa struktur yang dalam tidak terlibat.
G. PENCEGAHAN
Tidak ada cara untuk mencegah hemangioma, baik yang dilakukan sebelum maupun selama kehamilan.
H. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi
lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan
dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan
hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh.
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi,
perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus
dapat juga terjadi akibat ruptur. Hemangioma kavernosa yang besar
dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder.
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar.
Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang
hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma
terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi.
4. Gangguan Penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan
penglihatan dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat
merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis).
Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang
disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor
ke ruang retrobulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa
mengganggu perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi
pada beberapa bulan pertama kehidupan.
5. Masalah Psikososial
6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan
obstruksi jalan nafas, gagal jantung.
I. PENATALAKSANAAN
1. MEDIS
Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu :
a). Cara Konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai
pembesaran maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan
sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur
5 tahun. Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler atau
hemangioma strawberry sering tidak diterapi karena hemangioma
jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit
terlihat normal.
b). Cara Aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain
adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada
mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami
perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma
yang mengalami infeksi;hemangioma yang mengalami
pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan)
jaringan. Penatalaksanaan hemangioma secara aktif, antara lain :
1). Pembedahan
Indikasi :
Terdapat tanda-tanda pertumbuhan hemangioma yang
terlalu cepat
Minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
Tidak ada regresi spontan-spontan, misalnya tidak terjadi
pengecilan hemangioma sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva
yang tumbuh cepat, mungkin memerlukan eksisi lokal untuk
mengendalikannya.
2) Radiasi
Pengobatan radiasi sudah tidak dilakukan lagi karena :
Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang
pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif.
Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka
waktu lama.
Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang
akan menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.
Kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi.
3) Kortikosteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah :
Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi
kosmetik.
Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu
orifisium.
Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa
trombositopenia.
Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison
yang mengakibatkan hemangioma mengadakan regresi, yaitu
untuk bentuk strawberry, kavernosum, dan campuran.
Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan
perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan.
Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-
kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh
cepat.
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata
dan mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid
injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga
perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma
kavernosa atau hemangioma campuran dapat diobati bila
steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung pada
hemangioma.
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama
dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes,
iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat.
4) Obat sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma,
misalnya dengan namor hocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat
30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering
tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik.
5) Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi
sentral arterinya, juga untuk Hemangioma senilis dan
granuloma piogenik.
6) Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair.
7) Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami
ulserasi. Selain itu dilakukan perawatan luka secara steril.
2. ASUHAN KEBIDANAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah
dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan
mengenai apa yang dimaksud dengan Hemangioma, menjelaskan macam-
macam hemangioma, dan penangannya.
Untuk hemangioma kapiler atau superfisial tidak perlu penanganan
khusus, oleh karena akan menghilang dan kulit terlihat normal. Namun,
untuk hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata,
telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan;
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi;hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan
deformitas (kelainan) jaringan, harus segera dilakukan penanganan. Bantu
ibu untuk dilakukan rujukan untuk pemeriksaan lanjutan.
Diposkan oleh HasFirAz di 18:16
1 PENDAHULUAN
Hemangioma merupakan kelainan yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
Perjalanan alamiah penyakit ini munculnya cepat setelah bayi lahir dan menetap hingga usia
balita. Hal inilah yang sering membuat orang tua cemas serta kebingungan dan mencari
pertolongan dokter. Kadang-kadang orang tua menginginkan anaknya segera diobati bahkan
dioperasi. Padahal jenis tertentu dari penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya meski
lambat sampai usia 7 -12 tahun.
Para dokter sering mengalami problema penegakan diagnosis oleh karena kemiripan
penyakit ini dengan malformasi vaskuler lainnya. Dalam hal klasifikasi, juga terdapat berbagai
macam pengelompokan menurut karakteristik tertentu yang mungkin agak membingungkan dan
kurang memiliki relevansi dengan penanganan yang praktis.
Pengetahuan tentang morfologi,, patogenesis dan perjalan penyakit hemangioma
merupakan petunjuk penting untuk mengetahui kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
Terapi terhadap penyakit ini pun sangat ditentukan oleh diagnosis, klasifikasi, ukuran, lokasi lesi,
serti ada atau tidaknya komplikasi. Terapi dapat diberikan secara observatif, kompresi,
farmakologis, skleroterapi, embolisasi, operatif, radiasi dan kemoterapi.
Tinjauan pustaka ini membahas tentang definisi, epidemiologi, klasifikasi, pemeriksaan
penunjang, dan penatalaksanaan hemangioma. Harapan penulis tulisan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dalam menghadapi pasien hemangioma.
DEFINISI
Hemangioma adalah proliferasi abnormal dari pembuluh darah yang dapat terjadi pada
setiap jaingan yang mengandung pembuluh darah. Jadi, hemangioma dapat terjadi di kutis,
subkutis, otot, hepar, traktus gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang. Sampai saat ini
masih menjadi perdebatan, apakah hemangioma merupakan tumor, hamartoma, atau malformasi
vaskuler1.
EPIDEMIOLOGI Prevalensi hemangioma ± 1- 3% pada neonatus dan ± 10% pada bayi sampai dengan umur 1 tahun. Lokasi tersering hemangioma pada kepala dan leher (60%), dan
2
sekitar 20%-nya merupakan lesi yang multiple. Bayi lahir prematur merupakan faktor resiko
yang telah teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500 gram.
Rasio kejadian wanita dibanding pria 3 : 12 ,3.
Komplikasi hemangioma lebih sering terjadi pada bayi perempuan dibanding laki- laki,
dan lebih sering terjadi pada kulit putih. Kebanyakan hemangioma timbul de novo tanpa adanya
riwayat keluarga (sporadis), tetapi ada beberapa penelitian yang melaporkan bahwa hemangioma
berhubungan dengan gen autosom-dominan2.
PATOGENESIS
Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui. Meskipun
growth factor, hormonal, dan pengaruh mekanik di perkirakan menjadi penyebab proliferasi
abnormal pada jaringan hemangioma, tapi penyebab utama yang menimbulkan defek pada
hemangiogenesis masih belum jelas. Dan belum terbukti sampai saat ini tentang pengaruh
genetic4.
Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang berlanjut sampai
beberapa bulan setelah lahir. Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan ke-4 setelah lahir.
Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting pada fase proliferasi dan
involusi hemangioma. Pertumbuhan endotel yang cepat pada hemangioma mempunyai
kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor. Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen
angiogenik. Angiogenik bekerja melalui dua cara :
1. Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah, 2. Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, mast cell , dan sel T helper.
Heparin yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel endotel dan pertumbuhan kapiler.
Disamping heparin sendiri berperan sebagai agen angiogenesis. Efek angiogenesis ini dihambat
oleh adanya protamin, kartilago, dan beberapa kortikosteroid. Konsep inhibisi kortikosteroid ini
diterapkan untuk terapi pada beberapa jenis hemangioma pada fase involusi. Angioplastin, salah
fragmen internal dari plasminogen merupakan inhibitor potent dan spesifik untuk proliferasi
endotel.
Makrofag meghasilkan stimulator ataupun inhibitor angiogenesis. Pada fase proliferasi, jaringan hemangioma di infiltrasi oleh makrofag dan mast cell, sedangkan
3
pada fase involusi terdapat infiltrasi monosit. Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh
Monocyte chemoattractant protein-1 (mcp-1), suatu glikoprotein yang berperan sebagai
kemotaksis mediator. Zat ini dihasilkan oleh sel otot polos pembuluh darah pada fase proliferasi,
tetapi tidak dihasilkan oleh hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler.
Keberadaan mcp-1 dapat di down-regulasi oleh deksametason dan interferon alfa. Interferon alfa
terbukti menghambat migrasi endotel yang disebabkan oleh stimulus kemotaksis. Hal ini
memberikan efek tambahan interferon alfa dalam menurunkan jumlah dan aktifitas makrofag.
Bukti-bukti diatas menjelaskan efek deksametason dan interferon alfa pada hemangioma pada
fase proliferasi5 .
KLASIFIKASI
Pada tahun 1982, John Mulliken dan Julie Glowacki membuat klasifikasi tentang
anomali vaskular yang terjadi di kulit anak yang didasarkan pada gambaran histologi dan
perilaku biologi lesi. Dua kelompok utama yaitu : Malformasi vaskular dan Hemangioma
6.
Malformasi vaskular biasanya tampak pada saat lahir, dan akan tumbuh selaras dengan
tumbuh-kembang anak. Secara radiologis, pada lesi ini tidak terdapat jaringan parenkim, dan
disusun sebagian besar oleh pembuluh darah. Secara Histologis, Tampak sel endotel yang
mempunyai turnover lambat, Endotel matur, jumlah sel mast yang normal, dan membrane basalis
yang tipis. Malformasi vaskular dikelompokan menjadi tipe ‘high flow’ dan ‘low flow’. Yang
termasuk dalam high flow adalah malformasi arteri dan malformasi arteriovenous. Sedangkan
yang termasuk low flow terdiri dari malformasi vena, kapiler, dan limfatik6.
Klasifikasi lain membagi hemangioma berdasar kedalaman dari permukaan kulit.
Hemangioma superfisialis atau kutaneus, yang merupakan 50-60% dari semua hemangioma akan
berwarna seperti strawberry pada saat matur. Hemangioma profunda atau subkutaneus bila
lokasinya cukup dalam akan tampak seperti daging tumbuh yang berwarna. Dan bila lokasinya
lebih ke superficial maka akan tampak seperti nodul kebiru- biruan dan terkadang dijumpai
telangaktesi atau vena yang dilatasi pada kulit yang melingkupinya. Masuk dalam kelompok ini
yaitu hemangioma intramuskuler dan skeletal. Bila terdapat hemangioma superficial (berwarna
merah) dan dijumpai indurasi di bawahnya, maka jenis ini masuk kedalam Hemangioma
Campuran atau compound. Hemangioma viseralis,merupakan hemangioma yang letaknya pada
organ dalam seprti Hepar, usus, paru ,otak ,dll7.
Mulliken pada (1988) membagi hemangioma menjadi 3 tipe, yaitu tipe kapiler,
kavernosa, dan campuran. Hemangioma kapiler merupakan jenis yang paling umum , dengan
angka insidensi 1-1.5% pada bayi. Tipe ini mempunyai penampilan klinis menonjol bulat,kadang
lobulated, dan berwarna merah. Gambaran histologinya berupa pembuluh kapiler dengan dinding
yang tipis, yang dibatasi oleh satu lapis endotel yang gepeng atau cembung, dan lapisan
periendotel serta jaringan retikuler. Pada umumnya merupakan jenis Low flow8.
Hemangioma kavernosa merupan jenis high flow dan secara histologis tersusun oleh
chanel-chanel pembuluh darah dermis yang irregular dan lokasinya di profunda. Pembuluh
kavernosa dan sinusoid yang kusut dipisahkan oleh jaringan ikat stroma.Penampilan klinisnya
biasannya merupakan lesi dengan corakan warna merah keunguan pada kulit yang
melingkupinya.
Hemangioma tipe campuran terdiri dari komponen kapiler dan kavernosa. Jenis ini lebih sering dijumpai di banding tipe kavernosa
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis merupakan faktor terpenting dalam menegakan diagnosis hemangioma2.
Pada umumnya hemangioma tidak langsung tampak pada saat lahir tetapi beberapa minggu
pertama setelah lahir. Beberapa jenis hemangioma dapat tampak pada saat lahir sebagai lesi samar-
samar di kulit, yang bervariasi dari makula merah sampai nevus pucat yang menyerupai memar.
Sangat jarang hemangioma yang sudah terbentuk penuh pada saat lahir2
11
Pada fase proliferasi, Hemangioma tumbuh cepat selama 6 – 8 minggu pertama setelah lahir. Hemangioma yang
terletak di permukaan kulit, maka kulit akan menonjol dan berwarna merah muda menyala. Akan tetapi bila lesi ini
tumbuh pada lapisan lebih dalam dari dermis, subkutis, atau otot, maka kulit yang menutupinya dapat berwarna
kebiruan, dan hanya sedikit menonjol, juga terjadi dilatasi vena atau telangiektase9.
Dalam fase involusi, hemangioma mencapai puncak proliferasi pada akhir tahun pertama. Setelah itu
hemangioma tumbuh proporsional terhadap pertumbuhan bayi. Warna yang menyala berangsur-angsur berubah
menjadi samar. Kulit mulai memucat, dan konsistensi tumor menjadi lunak. Fase ini pada umumnya berlangsung
sampai anak usia 5-10 tahun. Kecepatan regresi hemangioma tidak berhubungan dengan gender, lokasi, ukuran, dan
morfologi. Masa involusi akan berakhir pada saat anak usia 5 tahun (50%), dan pada usia 7 tahun (70%).
Berakhirnya masa involusi terjadi pada usia 10-12 tahun
15 PENATALAKSANAAN Observasi
Sebagian besar kasus hemangioma tidak memerlukan konsultasi ke dokter spesialis. Hemangioma dengan
ukuran yang kecil sebaiknya dilakukan observasi saja, melewati fase proliferasi dan selanjutnya fase involusi.
Setelah sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya mengalami kecacatan yang minimal. Orang tua pasien perlu
diberikan penjelasan mengenai penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga mereka tidak cemas. Akan lebih
memudahkan bila orang tua pasien di berikan ilustrasi berupa gambar/ foto tentang perjalanan hemangioma dari fase
proliferasi sampai dengan fase involusi. Orang tua pasien perlu di motivasi untuk memeriksakan secara berkala
untuk follow-up perkembangan hemangioma. Kunjungan sebaiknya dilakukan lebih sering bila lesi besar,
mengalami ulserasi, multiple, atau terletak pada struktur anatomi yang vital. Kita harus selalu menyediakan waktu
yang lebih bagi keluarga pasien untuk menberikan penjelasan bila ada pertanyaan dari mereka, karena bila kita gagal
meyakinkan orang tua pasien, mereka akan pergi untuk mencari pertolongan lain9.
Penatalaksanaan Lokal terhadap perdarahan dan ulserasi
Disintegrasi epitel dan ulserasi secara spontan terjadi pada 5% kutaneus hemangioma, paling sering terjadi
di daerah bibir dan anorectal. Terapinya berupa membersihkan dan pemberian antibiotika topical atau menganti
balutan bila timbul eschar. Pada umumnya akan terjadi reepitelialisasi setelah dalam dua minggu. Kadangkala
diperlukan debridement bila terjadi nekrosis. Penggunaan Flaslamp pulsed dye laser pada daerah ulserasi akan
mengurangi/menghilangkan nyeri dan mungkin mempercepat penyembuhan.Perdarahan jarang terjadi, namun bila
terjadi akan membuat panic orang tua pasien. Perlu kiranya penjelasan kepada mereka bagaimana menangani
perdarahan. Penanganan berupa kompresi bleeding point dengan kassa selama 10 menit. Sangat jarang diperlukan
hecting untuk mengontrol perdarahan
16 Kompresi
Dua tipe kompresi yang sering digunakan yaitu : Continuous compression dengan menggunakan
bandage/verban, dan Intermittent Pneumatic Compression dengan alat Jobst pump atau Wright Linier pump.
Mekanisme kerja terapi dengan cara ini belum diketahui secara pasti. Kompresi mungkin mengakibatkan
pengosongan pembuluh darah dan kerusakan epitel serta proliferasi endotel dengan trombosis yang akan
mempercepat dimulainya fase involusi. Terapi ini memberikan hasil yang memuaskan untuk terapi di daerah
ekstremitas, abdomen, dan glandula parotis9.
Lesi hemangioma harus terlingkupi oleh alat pada intermittent pneumatic compression. Tekanan ini
dipertahankan 24 jam sehari dan orang tua harus selalu mengawasi9.
Kortikosteroid
1. Kortikosteroid lokal
Kutaneus hemangioma dengan batas yang jelas yang terletak di ujung hidung, pipi, bibir, kelopak mata
dapat di terapi dengan injeksi kortikosteroid intralesi. Triamcinolone (25mg/cc) di suntikan secara berlahan dengan
tekanan rendah pada lesi ( Syringe 3 cc, jarum no 25). Dosis setiap kali pemberian tidak boleh melebihi 3-5
mg/kgBB. Biasanya dibutuhkan 3 sampai 5 injeksi diperlukan. Dengan interval pemberian 6 – 8 minggu. Respon
terapi local injeksi sama dengan sistemik terapi2, 9.
2. Kortikosteroid sistemik
Kortikosteroid sistemik masih merupakan fist-line terapi untuk hemangioma yang besar, destruktif, atau
mengancam jiwa. Prednison atau prednisolone oral dosis 2 mg/kgBB/hari diberikan pagi hari selama 4 – 6 minggu.
Selanjutnya dilakukan tapering dosis selam beberapa bulan. Hemangioma yang sensitive akan memperlihatkan
respon terapi pada beberapa hari pemberian kortikosteroid. Pada kondisi akut, misalnya pada sumbatan airway atau
gangguan visual karena hemangioma, diberikan dosis yang setara berupa injeksi intravena. Terapi ini akan
memberikan respon yang cepat pada hemangioma yang sensitif
17
Dengan penggunaan kortikosteroid oral, intravena, atau intralesi, 30% hemangioma memberikan regresi yang cepat,
40% repon lambat, dan 30% tidak berespon sama sekali. Jika tidak ada respon yang berupa memudarnya warna,
menjadi lembut, atau berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus dihentikan. Jika respon terapi tampak, maka
dosis dan durasi pemberian kortikosteroid dipertahankan sesuai dengan lokasi dan maturitas hemangioma.
Pertumbuhan biasanya akan kembali tampak bila tapering dosis dilakukan secara cepat. Pemberian kortikosteroid
dilanjutkan sampai pasien usia 8 – 10 bulan. Pemberian terapi dua hari sekali akan menurunkan kejadian komplikasi
berupa anoreksia, penurunan berat badan, Gangguan pertumbuhan, dan facies cushingoid. Pemberian imunisasi
polio, measles, mumps, rubella, dan varicella sebaiknya ditunda selama terapi2, 9.
Interferon Alfa-2a Recombinat interferon alpha-2a (IFN) merupakan agen baru untuk terapi
hemangioma yang besar dan mengancam nyawa. Indikasi terapi ;
1. Tidak respon kortikosteroid
2. Kontraindikasi pemberian kortikosteroid jangka panjang
3. Komplikasi pada pemberian kortikosteroid
4. Penolakan dari orang tua dengan kortikosteroid
Pemberian IFN tidak boleh di kombinasikan dengan kortikosteroid. Sehingga bila INF akan diberikan, perlu
secepatnya dilakukan tapering dosis kortikosteroid. Dosis IFN 2-3 juta unit/m2. Diberikan subkutan sekali sehari.
Terapi diberikan selama 6 – 12 bulan. Respon terapinya lebih lambat disbanding kortikosteroid. Mekanisme kerja
IFN akan mempercepat timbulnya fase involusi.
Bayi yang diberi terapi IFN biasanya mengalami demam low grade pada 1-2 minggu pertama.IFN
mempunyai efek toksis yang reversible berupa peningkatan tansaminase, netropenia, dan anemia. Efek jangka
panjang berupa diplegi spastic9.
Chang et al (1997) membuktikan Interferon alfa 2b juga efektif dalam menangani hemangioma dan dapat di toleransi baik oleh penderita
18 Skleroterapi
Agen sklerosan berupa iritan jaringan atau agen trombogenik akan mengakibatkan reaksi imflamasi, yang
akan mengakibatkan fibrosis dan obliterasi pembuluh darah. Respon yang positif dilaporkan oleh beberapa klinisi,
dengan menggunakan 1% dan 3% Sodium Tetradecyl Sulfat ( Sotradecol ) atau Hydroxypolyethoxydodecan
dikombinasikan dengan Trichlorisobutyl alcohol ditambah spiritus ( Sclerovein).
Terapi diberikan pada pelayanan rawat jalan, tanpa anestesi. Agen sklerosan di injeksikan intralesi dari
ebrbagai arah. Total volume per satu kali pemberian tidak boleh melebihi 1 cc pada anak, atau 2 cc pada orang
dewasa. Dosis maksimal tidak diketahui secara pasti. Lebih dari 10 terapi diberikan dengan interval 3-4 minggu.
Bengkak dan nyeri umumnya terjadi setelah injeksi5.
Embolisasi Embolisasi diberikan bila hemangioma tidak dapat diterapi dengan metode lain atau untuk persiapan operasi. Agen yang digunakan berupa Metacrylate spheres, balloon kateter, cyanoacrylate tissue adhesives, silicone rubber, wool dan cotton, autolog blood clot, dan metallic coils5. Terapi Laser
Terapi laser cukup popular untuk penaganan hemangioma yang letaknya superfisial. Beberapa peneliti
mengatakan bahwa fotokoagulasi, bila diberikan seawal mungkin pada hemangioma, akan mencegah
penyebaran/pembesaran hemangioma, dan timbulnya komplikasi9. Chantal et al (1988) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan nyata terapi ini apabila diberikan pada lebih awal atau tidak1 2.
Flashlamp pulsed dye laser (585 nm) Memberikan hasil yang baik untuk terapi hemangioma superficial
maupun profunda, juga hemangioma dengan ulserasi. Kemungkinan laser ini menyebabkan fotothermolisis yang
mengakibatkan berhentiny
19
perkembangan hemangioma dan mempercepat regresi.Laser ini menembus kulit sampai ketebalan 0.75 – 1
cm.Tindakan ini akan memudarkan warna hemangioma. Sampai saat ini, belum ada bukti pemberian laser berulang
akan menghancurkan sebgian besar lesi atau menpercepat fase involusi.
Laser CO2 (10.600 nm) berke memancarkan sinar inframerah, bekerja menyebabkan vaporisasi cairan
dalam sel, tetapi tidak selektif. Laser Argon (488 nm dan 514 nm) diabsorbsi terutama oleh hemoglobin yang berada
di pembuluh darah dermis. Laser Nd:YAG (1060 nm) tidak diabsorbsi oleh Cairan sel ataupun hemoglobin, namun
laser ini dapat menembus ke jaringan yang lebih dalam. Terapi lesi vascular dengan laser CO2, dan Nd:YAG
menyebabkan jaringan parut. Efek samping lain berupa ulserasi, skin loss, dan hipopigmentasi juga dapat terjadi
pada terapi dengan laser5, 9.
20 Operasi
Indikasi operasi eksisi pada hemangioma adalah involusi inkomplet. Pengaruh kosmetik pada wajah,
Hemangioma yang berlokasi pada region periorbita, hidung, mulut, saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan
hemangioma yang mengancam jiwa anak
11.Hemangioma yang terlokalisir jelas atau hemangioma tipe pedunkular, terutama yang
mengalami ulserasi dan perdarahan berulang, dapat dipertimbangkan untuk dilakukan eksisi pada masa bayi.
Perdarahan selama eksisi biasanya dapat di kontrol dengan kauterisasi. Debulking hemangioma pada kelopak mata
atas diperlukan bila hemangioma menyebabkan astigmat dan tak berespon terhadap pemberian terapi obat. Eksisi
dengan laser CO2 dapat membuka jalan napas yang megalami obstruksi oleh karena hemangioma subglottis.
Cryosurgery digunakan secara luas pada masa lampau untuk hemangioma superficial. Prinsip kerjanya membuat
nekrosis pembuluh darah yang dikenainya karena terjadi trombosis yang di picu oleh suhu rendah5,
Hemangioma adalah suatu tumor vaskuler jinak akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara jelas.
Pada perjalanan alamiahnya, hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai pembesaran maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.
Secara herbal untuk membantu menyembuhkan penyakit ini dapat dilakukan dengan mengoleskan campuran minyak zaetun dengan vincoblast (produk klinik sehat yang berisi tapak dara, mengkudu, mahkota dewa dan keladi tikus) dan habbat ekstrak. Allohu’alam bis showab.