Konsep dasar analisis finansial

31
Konsep Dasar Analisis Finansial JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Oleh : Amiroh (3612100004) Rizqia Mintarsih (3612100010) Dinar Fitriasari (3612100016) Amelia Puspasari MK Pembiayaan Pembangunan

Transcript of Konsep dasar analisis finansial

Page 1: Konsep dasar analisis finansial

Konsep Dasar Analisis Finansial

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2014

Oleh :

Amiroh (3612100004)

Rizqia Mintarsih (3612100010)

Dinar Fitriasari (3612100016)

Amelia Puspasari (3612100019)

Hera Windy W (3612100023)

MK Pembiayaan Pembangunan

Page 2: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan

karunia-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah atau paper yang berjudul “Konsep

Dasar Analisis’’ dengan tepat waktu.

Makalah ini adalah bagian dari rangkaian dalam rangka memenuhi tugas mata

kuliah Pembiayaan Pembangunan sebagai dasar ilmu perencanaan pembangunan.

Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman penulis

terhadap materi kuliah yang telah diberikan

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam penyelesaian makalah ini dari awal hingga

selesai. Ucapan terima kasih yang sangat besar kami tujukan kepada dosen pembimbing

Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan yang telah meluangkan waktu beliau guna

membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.

Kesempurnaan hanyalah milik sang Maha Kuasa Allah SWT, maka dari itu sangat

kami butuhkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini agar lebih baik dan

bermanfaat kedepannya serta dapat dijadikan suatu referensi dalam mengatasi polemik

permasalahan pembiayaan pembangunan.

Surabaya, November 2014

Penyusun

i

Page 3: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1

1.3. Sistematika Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2

2.1. Penyusunan Perkiraan Finansial.............................................................................6

2.1.1. Perhitungan Rugi Laba....................................................................................7

2.1.2. Neraca..............................................................................................................9

2.1.3. Penyusunan Arus Benefit dan Biaya...............................................................9

2.2. Social Opportunity Cost of Capital dan Discounting Dalam Analisis Benefit Cost9

2.2.1. Patokan Lokasi Sumber Daya..........................................................................9

2.2.2. Time value of money dan social opportunity cost faktor produksi...............10

2.2.3. Bunga dan Rate of return atas Investasi.........................................................10

2.2.4. Pola-pola Pengembalian/pemberikan Benefit Investasi................................10

2.2.5. Nilai sekarang dan Nilai masa depan (Present dan Future Value) atas benefit11

2.3. Penggunaan Kriteria Investasi dalam Pemilihan Alternatif Investasi...................11

2.3.1. Keuntungan dan Kelemahan Kriteria NPV dalam Pengurutan Peluang-peluang Investasi..........................................................................................................11

2.3.2. Perbandingan Net B/C dengan NPV sebagai Kriteria Investasi....................12

2.3.3. Perbandingan IRR dengan NPV dan Net B/C...............................................13

2.4. Kriteria Investasi...................................................................................................15

2.4.1. Net Present Value (NPV) dari arus benefit dan biaya...................................16

2.4.2. Internal Rate Of Return (IRR).......................................................................16

2.4.3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)..................................................................17

2.4.4. Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)...........................................................17

2.4.5. Profitability Ratio (PV’/K)............................................................................18

BAB III PENUTUP.............................................................................................................18

3.1. Kesimpulan...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

ii

Page 4: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proyek adalah kegiatan – kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan

dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber – sumber untuk

mendapatkan keuntungan. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru

seperti pembangunan pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, irigasi, bendungan,

perkebunan, pembukaan hutan, dan sebagainya. Suatu proyek dapat diselenggarakan

oleh instansi pemerintah, badan – badan swasta, atau orginasi – orginasi sosial maupun

oleh perorangan

Sumber - sumber yang digunakan dalam pelaksanaan proyek dapat berbentuk

barang – barang modal, tanah, bahan - bahan setengah jadi, bahan – bahan mentah,

tenaga kerja, dan waktu. Sumber – sumber tersebut sebagian, sebagian atau seluruhnya,

dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan dari penggunaan

masa sekarang untuk memperoleh benefit yang lebih besar di masa yang akan datang

Benefit tersebut dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan

kesempatan kerja, perbakan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahan /

perbaikan suatu sistem atau struktur. Suatu proyek dapat dinyatakan berakhir bila sudah

pasti atau diduga tidak memberikan benefit lagi.

Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan berarti bahwa

baik sumber – sumber yang dipergunakan dalam satu proyek maupun hasil – hasil proyek

tersebut dapat dipisahkan dari sumber – sumber yang dipergunakan dalam satu proyek

maupun hasil – hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber – sumber yang

dipergunakan oleh dan hasil – hasil dari kegiatan yang lain.

Kegiatan yang dapat direncanakan berarti bahwa :

Baik biaya maupun hasil – hasil pokok dari proyek dapat dihitung atau

diperkirakan; dan

Kegiatan – kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan

penggunnan sumber–sumber yang terbatas dapat diperoleh benefit yang sebesar

mungkin.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Analisis Finansial” adalah

untuk memahami konsep dasar analisis finansial dalam melakukan pembiayaan

pembangunan.

1

Page 5: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

1.3. Sistematika Penulisan

Penulisan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Analisis Finansial” ini memiliki

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang dari

makalah ini, tujuan penulisan dari makalah ini, serta sistematika penulisan dari makalah

ini.

BAB II merupakan bab review literatur. Pada bab ini membahas tentang review

literatur yang digunakan dalam makalah ini.

BAB III merupakan bab penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, dan

saran.

BAB II PEMBAHASAN

Gambar 1. Siklus Proyek

Dari bagan diatas, dapat dilihat bahwa siklus suatu proyek dimulai dengan adanya

suatu gagasan pengusulan yang umumnya bersumber dari :

1. Para pemimpin masyarakat setempat

2. Para tenaga teknis

3. Para perintis pembangunan, seperti bank pembangunan, dan

4. Usulan program – program yang telah ada

Terhadap gagasan proyek yang muncul tersebut, perlu diteliti terlebih dahulu apa

yang menjadi motivasinya. Motivasi gagasan pengusulan suatu proyek biasanya dapat

dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

2

Identifikasi I

Formulasi (Persiapan) II

Analisis (Appraisal)

Implementasi (Supervisi) IV

Operasi V

Evaluasi IV

Page 6: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

Gagasan yang motivasinya untuk mendapatkan keuntungan dari suatu invesasi

bagi si investor, dan

Gagasan yang motivasinya untuk manfaat atau kegunaan bagi masyarakat banya

seperti tersedianya lapangan kerja, perbaikan kesehatan, dan peningkatan

kecerdasan.

Apapun, motivasinya, setiap proyek pasti melalui enam tahapan sebagaimana

dapat dilihat dari siklus di atas.

Tahap pertama dalam pelaksanaan proyek adalah dilakukan identifikasi, dilakukan

untuk menentukan calon – calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan.

Dilihat apakah proyek tersebut masuk sektor yang diprioritaskan, apakah

menguntungkan, dan apakah ada bantuan dari pemerintah atau tidak.

Selanjutnya, tahap formulasi, yaitu mengadakan persiapan dengan melakukan

prastudi kelayakan dengan meneliti sejauh mana calon – calon proyek tersebut dapat

dilaksanakan menurut aspek – aspek teknis, institusional, sosial, dan eksternalitas.

Studi kelayakan proyek yang ideal akan berisi laporan perihal :

a. Ringkasan proyek

b. Studi teknis

c. Studi pemasaran

d. Studi manajemen / orginasasi

e. Studi finansial

f. Studi sosial ekonomi

Tahap ketiga, adalah analisis untuk mengadakan evaluasi terhadap laporan –

laporan studi kelayakan yang ada. Studi yang ada dianalisis untuk memilih yang terbaik

diantara berbagai alternative proyek yang ada, berdasarakan suatu ukuran tertentu.

Selanjutnya, yaitu tahap pelaksanaan proyek atau biasa disebut implementasi.

Dalam tahap ini, tanggung jawab utama dari para perencana serta penilaian proyek

adalah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar

sesuai dengan final design – nya

Tahap kelima adalah operasi proyek. Pada tahap ini, perlu dipertimbangkan

metode – metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. Laporan – laporan

tersebut diperlukan untuk tahap selanjutnya.

Tahap terakhir, adalah evaluasi hasil. Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi atas

hasil – hasil pelaksanaan serta operasi proyek, berdasarkan laporan – laporan yang

masuk pada tahap – tahap sebelumnya. Di sini diperbandingkan antara apa yang

direncanakan dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi ini diperlakukan untuk mengadakan

perbaikan bagi proyek – proyek berikutnya atau untuk mengembangkan gagasan baru

dalam memilih proyek – proyek baru

3

Page 7: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

Perlu dibedakan antara tahap evaluasi ex post, yaitu setelah dan perihal

pelaksanaan serta operasi proyek, dengan analisis, evaluasi atau appraisal ex ante, yang

menyangkut keputusan tentang diterima tidaknya suatu proyek untuk dilaksanakan

nantinya.

Unsur – unsur kritis dalam formulasi proyek

Setelah dilakukan kajian mengenai calon – calon proyek, diadakan studi formulasi

atau persiapan untuk melihat sejauh mana calon proyek dapat dilaksanakan, dan sejauh

mana rintangan yang ada dapat menghambat pelaksanaan proyek tersebut. Studi yang

harus ada antara lain :

a. Aspek teknis.

Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber – sumber dan pemasaran

hasil – hasil produksi. Baik mengenai lokasi, prasarana dan sarana, aksesibilitasnya,

ketersediaan bahan – bahan mentah maupun bahan – bahan setengah jadi, dan sistem

pengangkutan yang ada.

b. Aspek institusional

Aspek ini menyangkut masalah – masalah oganisasi pemerintah dan masyarakat.

Misal, sejauh mana aparat pemerintah dan peraturan – peraturan yang ada dapat

memberikan kemudahan atau halangan dalam pelaksanaan proyek nantinya. Berlaku

seperti dalam pemberian izin hak guna tanah, izin bangunan, izin usaha, izin penggunaan

tenaga kerja (tenaga kerja asing, wanita, jam malam hari), syarat – syarat perkreditan,

faktor keamanan di tempat usaha dan pengiriman barang – barang, dan sebagainya

c. Aspek sosial

Pendirian proyek dapat mempunyai tujuan – tujuan sosial yang bersifat khusus.

Misalnya, dalam hal penyediaan kesempatan kerja dan akibat pemerataan pendapatan.

Proyek yang memberikan tambahan pendapatan bagi segolongan orang – orang miskin

dapat dianggap lebih bermanfaat daripada proyek yang memberikan tambahan

pendapatan yang sama besarnya bagi segolongan orang – orang yang sudah kaya

d. Eksternalitas

Salah satu contoh dari aspek ini adalah mengenai proyek pembukaan jalan raya.

Proyek pembukaan jalan raya di muka suatu pabrik merupakan keuntungan tidak

langsung bagi pemilik pabrik tersebut. Sebaliknya, bagi seorang penghuni rumah, proyek

pembukaan jalan raya di depan rumah itu dapat merupakan kerugian tidak langsung

karena mengakibatkan suara rebut, polusi, dan menganggu keselamatan anak – anak

Tujuan serta kriteria analisis proyek

4

Page 8: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

Ada dua macam hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek, antara lain :

Sumber – sumber bersifat langka

Kegiatan – kegiatan yang berbeda atau kegiatan – kegiatan yang sama dalam

lingkungan yang berbeda dapat pula memberikan hasil – hasil yang berbeda.

Dari berbagai peluang investasi yang terbuka dengan tingkat keuntungan atau

kemanfaatan yang berbeda, baik pengusaha swasta maupun instansi pemerintah akan

memilih proyek yang memberikan keuntungan atau kemanfaatan yang paling besar dari

sudut pandangnya. Sehingga tujuan analisis proyek adalah untuk :

a. Mengetahui tingkat keuntunan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu

proyek

b. Sejalan dengan menghindari pemborosan sumber – sumber, yaitu dengan

menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan

c. Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat

memilih alternative proyek yang paling menguntungkan, dan

d. Sejalan dengan menentukan prioritas investasi.

Analisis privat dan analisis ekonomi atau sosial

Pada dasarnya, perhitungan dalam analisis privat dan analisis ekonomi berbeda

menurut lima hal, yaitu :

a. Harga

Dalam analisis privat, kita menggunakan harga – harga pasar baik untuk sumber –

sumber yang dipergunakan dalam produksi maupun untuk hasil – hasil produksi dari

proyek, sedangkan dalam analisis ekonomi, kita menggunakan shadow prices atau

accounting prices.

b. Pajak

Dalam analisis privat, pajak adalah biaya yang dibayarkan kepada instansi

pemerintah. Dengan kata lain, pajak harus dikurangkan dari benefit. Sebaliknya, dalam

analisis ekonomi, pajak merupakan transfer, yaitu bagian dari benefit proyek yang

diserahkan kepada pemerintah, jadi tidak dikurangi benefit

c. Subsidi

Subsidi adalah transfer yang perhitungannya merupakan kebalikan dari pajak.

Dalam analisis privat, penerimaan subsidi berarti pengurangan biaya yang harus

ditanggung oleh si pemilik proyek. Oleh sebab itu, subsidi mengurangi biaya. Dalam

analisis ekonomi, subsidi dianggap sebagai sumber – sumber yang dialihkan dari

masyarakat untuk digunakan dalam proyek.

d. Biaya investasi dan pelunasan pinjaman

5

Page 9: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

Dalam analisis privat, yang tergolong biaya investasi pada tahap permulaan

proyek hanyalah yang dibiayai dengan modal saham si penanam modal sendiri.

Sedangkan dalam analisis ekonomi, dengan satu pengecualian, seluruh biaya investasi,

apaka dibiaya dengan modal yang dihimpun dari dalam ataupun luar negeri, dengan

modal saham atau pinjaman, dianggap sebagai biaya proyek pada saat dikeluarkannya.

e. Bunga

Seperti halnya pelunasan pinjaman tadi, dalam analisis privat, bunga atas

pinjaman, dari dalam atau luar negeri, merupakan biaya proyek. Bunga atas modal

sendiri , atau dengan kata lain, modal bukan pinjaman yang ditanamkan dalam proyek,

dianggap sebagai bagian dari benefit yang diterima si penanam modal atas investasi

modal tersebut. Sedangkan dalam analisis ekonomi, biaya yang dihitung adalah biaya

investasi pada waktu investasi itu dilaksanakan. biaya yang dihitung adalah biaya

investasi pada waktu investasi itu dilaksanakan. Pembayaran bunga dari pendapatan

yang timbul, karena adanya kegiatan operasi hanyalah merupakan transfer payment dari

satu pihak ke pihak yang lain

Benefit dan biaya proyek

Dalam rangka perhitungan benefit dan biaya, maka dalam analisis privat

dipergunakan harga – harga pasar, sedangkan dalam analisis ekonomi, dipergunakan

shadow prices. Sebagai patokan dalam analisis ekonomi, ialah bahwa apa sajayang

secara langsung atau tidak langsung menambah konsumsi barang – barang atau jasa –

jasa sehubungan dengan proyek, kita golongan sebagai benefit proyek. Sebaliknya, apa

saja yang mengurangi persediaan barang – barang atau jasa – jasa konsumsi baik

secara langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan proyek, kita golongkan

sebagai proyek. Produk maupun jasa merupakan contoh yang disebut sebagai goods

oleh para ekonom, dan jika jumlah barang bertambah berarti kemakmuran seseorang pun

meningkat. Pengurangan penggunaan input sama artinya dengan adanya peningkatan

konsumsi apabila sumber – sumber tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan

lainnya.

2.1. Penyusunan Perkiraan Finansial

Analisis finansial dalam kerangka evaluasi proyek lebih bersifat analisis tentang

arus dana. Dana investasi bagi suatu perusahaan akan bersumber dari perusahaan itu

sendiri yang berupa dana penyusutan dan laba yang ditahan, dan dari luar perusahaan

yang dapat berupa kredit bank, penjualan saham, penjualan obligasi, dan sebagainya.

Sebagai alat untuk mempelajari arus dana, kita mengenal dua jenis perkiraan, yaitu

perhitungan rugi-laba dan neraca. Selain itu masih ada beberapa perkiraan lain, yaitu

6

Page 10: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

perkiraan sumber dan penggunaan dana yang didasarkan pada hasil analisis arus dana

dari kedua perkiraan tersebut di atas.

2.1.1. Perhitungan Rugi Laba

Perhitungan arus dana usaha sebagai hasil investasi dilakukan melalui analisis

perkiraan perhitungan rugi-laba. Dalam perhitungan rugi-laba tergambar semua

penerimaan dan pengeluaran perusahaan selama jangka waktu tertentu yang biasanya

satu tahun. Baik yang berhubungan dengan produksi/kegiatan pokok perusahaan

maupun yang tidak, seperti penerimaan/pengeluaran bunga dan lain sebagainya.

Gambar berikut ini merupakan ilustrasi suatu pola dasar “Perhitungan Rugi-Laba”. Dari

gambar tersebut terlihat bahwa penerimaan yang diperoleh perusahaan akan terbagi

dalam.

a. Pajak penjualan yang mengalir langsung ke pemerintah

b. Penyusutan sebagai kompensasi biaya alat-alat produsi yang mengalir kembali ke

dalam perusahaan sebagian dana untuk penggantian alat-alat produksi atau

pelunasan utang.

c. Biaya eksploitasi dan pemeliharaan (sering disingkat menjadi E & P), termasuk

penyusutan. Biaya E & P lain, kecuali penyusutan, mengalir keluar perusahaan

berupa pembayaran upah kerja, bahan-bahan baku dan penolong, sewa fasilitas

atau peralatan, dll.

d. Bunga modal, yang akan mengalir keluar perusahaan kepada sumber kredit.

e. Pajak perseroan, yang akan mengalir keluar perusahaan kepada pemerintah,

yang dari segi perusahaan dianggap sejenis dengan pengeuaran dan biaya

lainnya.

f. Laba setelah pajak.

Penyusutan dan laba setelah pajak merupakan dana perusahaan yang berasal

dari sumber intern dan dikenal sebagai arus usaha hasil investasi (cashflow from

investment). Laba yang ditahan adalah sisa laba setelah pembayaran deviden, yang

ditanam kembali di dalam perusahaan untuk menambah modal.

7

Page 11: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

Gambar 2. Pola dasar perhitungan rugi-laba

Untuk tabel berikut ini memperlihatkan contoh sederhana perhitungan rugi-laba.

Berdasarkan data dalam tabel, kita dapat menghitung arus dana usaha (cashflow)

sebagai jumlah dari laba setelah pajak dan penyusutan, yaitu 220 + 60 = Rp. 280 juta.

8

Page 12: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

2.1.2. Neraca

Perhitungan sumber dan penggunaan dana dilakukan melalui analisis perubahan

dana pada neraca suatu perusahaan. Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan

pada suatu waktu tertentu; biasanya pada awal atau akhir tahun buku. Di sebelah debit

tercermin nilai aktiva dan di sebelah kredit tercermin nilai pasiva.

Pada umumnya, aktiva merupakan sumber daya ekonomis yang dimiliki oleh

perusahaan. Aktiva dapat berbentuk fisik seperti gedung, peralatan produksi, dan barang

dagangan, dan dapat merupakan hak atau klaim berharga seperti surat berharga dan

piutang usaha. Pasiva terdiri dari utang perusahaan kepada para kreditur, swasta

maupun pemerintah, dan ekuitas (modal) pemegang saham adalah sama dengan

keseluruhan nilai kekayaan perusahaan. Perubahan nilai kekayaan perusahaan pada

neraca, yang terjadi dari tahun ke tahun, mencerminkan perubahan sumber dan

penggunaan dana.

Perubahan yang terjadi pada aktiva dan pasiva mencerminkan masuk-keluar

dana. Pertambahan kewajiban dan utang, serta pertambahan pada modal dan cadangan

mencerminkan arus masuk dana. Pertambahan pada aktiva mencerminkan arus keluar

dana, sedangkan sebaliknya pengurangan pada kewajiban –kewajiban dan utang pun

mencerminkan arus keluar dana.

2.1.3. Penyusunan Arus Benefit dan Biaya

Dalam bagian ini akan diberikan ilustrasi tentang cara menghitung arus benefit

dan biaya sebuah proyek investasi di bidang industri (Proyek A) melalui penyusunan

perkiraan finansial. Data pokok yang diasumsikan/diramalkan dalam perencanaan proyek

adalah sebagai berikut.

Instansi pelaksana

Umur ekonomis proyek

Jumlah investasi tetap

Sumber-sumber pembiayaan (modal saham, modal pinjaman, jumlah

pembiayaan, dividen)

2.2. Social Opportunity Cost of Capital dan Discounting Dalam Analisis Benefit Cost

2.2.1. Patokan Lokasi Sumber Daya

Inti evaluasi proyek di sektor pemerintahan adalah untuk menentukan

penggunaan sumber daya masyarakat yang akan dimaksimumkan kesejahteraan

nasional. Dalam pengembangannya, alokasi pembangunan ini memerlukan patokan

sebagai dasar penilaian.

9

Page 13: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

2.2.2. Time value of money dan social opportunity cost faktor produksi

Patokan dalam hal ini adalah membandingkan pengeluaran sumber-sumber yang

terjadi pada waktu sekarang atau selama tahun-tahun permulaan proyek, dengan benefit

yang baru akan diperoleh setelah melewati periode tertentu sampai dengan akhir umur

proyek. Yang menjadi alat utama dari tugas ini adalah gagasan social opportunity cost

adalah benefit yang dikorbankan karena sumber yang ada utama produksi.

2.2.3. Bunga dan Rate of return atas Investasi

Pengertian tentang tingkat rendemen (rate of return) adalah tingkat rendemen

tahunan, nilai penerimaan tersebut disesuaikan untuk mengukur rate of return yang

sebenarnya. Investasi memberikan rendemen tiap tahun dengan tingkat persentase

tertentu. Tatapi bentuk rendemen tidak selalu diwujudkan dalan bentuk penerimaan tiap

tahun yang langsung diperoleh penanam modal. Maka, jumlah yang tidak dibayarkan itu

secara otomatis ditanamkan dalam rate of return yang sama.

Contoh kasus misalnya rate of return tetap sebesar 15% modalnya Rp 1.000.000,

sedangdan rendemen tahun pertama Rp 150.000,- ditanamkan kembali. Maka rendemen

tahun kedua bersifat langsung dibayarkan ke penanam modal adalah 15% dari rendemen

tahun pertama (Rp 150.000,-). Jadi

Rumus :

Bt = Rate of return (%) x Modalnya (i)

B1=15% X Rp 1.000.000 = Rp 150.000

B2= 15% X (Rp 1.000.000 + Rp 150.000) = Rp 172.500

2.2.4. Pola-pola Pengembalian/pemberikan Benefit Investasi

Perhitungan rate of return didasarkan asumsi bahwa jumlah penerimaan tiap

tahun dialokasikan terlebih dahulu sebagai redemen atas nilai investasi (termasuk

redemen yang ditanamkan kembali). Perhitungan rate of return didasarkan atas asumsi

implisit bahwa jumlah penerimaan tiap tahun dialokasikan lebih dahulu sebagai

pembayaran rendemen atas nilai investasi (termasuk rendemen yang ditanamkan

kembali). Jika rete of return melebihi tingkat rendemen maka kelebihan itu dianggap

sebagai pengembalian modal investasi.

Berdasarkan assumsi tersebut,arus penerimaan sehubungan dengan suatu

proyek investasi dibagi menjadi 2 unsur, yaitu pembayaran redemen dan pengembalian

modal. Proyek investasi tersebut pola penerimaan benefitnya berbeda-beda. Ada 5 unsur

penerimaan arus benefit itu terdiri-dari :

1. Arus penerimaan rendemen yang sama tiap tahun tanpa penanaman kembali

2. Hanya satu kali penerimaan pada akhir umur proyek yang mencakup

pengembalian investasi dan seluruh rendemen

10

Page 14: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

3. Arus penerimaan yang sama besarnya tiap tahun (termasuk tahun ke-4, yang

mencakup pengembalian modal investasi dan pembayaran rendemen)

4. Arus penerimaan yang makin lama makin menurun, dan terdiri-dri pengembalian

modal investasi yang besarnya sama tiap tahun ditambah dengan rendeman

bagian investasi yang masih belum dikembalikan

5. Arus penerimaan benefit yang bervariasi secara acak sampai akhir umur proyek,

dengan ketentuan bahwa hanya penerimaan terakhirlah yang meliputi

pengembalian seluruh nilai investasi yang berlaku (termasuk rendemen yang

ditanamkan kembali).

Dalam rangka mempratekkan proyek evaluasi yang menunjukkan pola

pengeluaran atau penerimaan biasanya pertama dalam tahun-tahun permulaan biasanya

terjadi pengeluaran biaya dalam bentuk investasi modal dan belum ada penerrimaan

benefit. Kedua, tahun-tahun berikutnya jumlah benefit yang diterima dalam satu tahun

belum cukup untuk menutupi jumlah pengeluaran pada tahun yang sama. Ketiga, dalam

tahun-tahun terakhir , jumlah penerimaan benefit lebih besar daripada pengeluaran.

Benefit netto tiap tahun adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran.

2.2.5. Nilai sekarang dan Nilai masa depan (Present dan Future Value) atas

benefit

Rumus: :

PVB = Bt : (1+i)t

Keterangan :

PV = Jumlah yang harus ditanamkan pada saat sekarang (akhr tahun ke-nol) supaya

dapat emperoleh nilai Bt pada akhir tahun t apabila asumsi (i) investasi senilai PV

memberikan rate of return sebesar i (ii) rendemen tiap tahunnya secara otomatis

ditanamkan kembali dan memberikan rendemen i sampai tahun t.

2.3. Penggunaan Kriteria Investasi dalam Pemilihan Alternatif Investasi

2.3.1. Keuntungan dan Kelemahan Kriteria NPV dalam Pengurutan Peluang-

peluang Investasi

Pada hakikatnya, melalui penilain sebuah pembangunan/proyek, dapat menarik

dua jenis kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat mengetahui apakah

benefit netto lebih besar atau lebih kecil daripada benefit netto suatu peluang investasi

marjinal. Jika suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih besar daripada benefit

netto proyek marjinal, pelaksanaanya dapat disetujui; jika lebih kecil, pelaksanaannya

11

Page 15: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

seharusnya ditolak. Jenis kesimpulan ini mendasari keputusan go/no-go (lanjut/tolak

proyek). Kedua, melalui proyek kita dapat menentuka urutan proyek dalam rangka

serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marjinal sedemikian rupa

sehingga proyek yang akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak pada urutan

yang paling atas.Dalam rangka mencari ukuran menyeluruh sebagai dasar

penerimaan/penolakan atau pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara

yang dinamakan investment criteria atau criteria investasi.

peluang investasi yang semuanya kelihatan lebih menguntungkan daripada proyek

marjinal, maka seringkali penggunaan dua atau lebih criteria investasi meletakkan dua

atau lebih

Kemungkinan investasi di dalam urutan yang sama. Tetapi, ada kalanya urutan

berbagai kemungkinan itu berbeda menurut jenis criteria yang dipakai. Tidak satupun

criteria yang diterima secara universal sebagai yang paling bermanfaat dalam setiap

keadaan.Ketiga criteria pertama, yaitu NPV, IRR, dan Net B/C, lebih umum dipakai dan

dapat dipertanggungjawabka untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Masng-masing

criteria ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Oleh karena itu, si penilai proyek harus

memutuskan, mana criteria yang paling tepat dalam setiap keadaan. Sedangkan untuk

Gross B/C didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga dapat

menyebabkan kekeliruan dalam penyusunan urutan peluang investasi.

Berikut ini kelima investment criteria yang paling terkenal: ketiga kriteria pertama

dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu, sedangkan yang

kedua terakhir terkena kritik dari segi teoritis.

1. Net present value dari pada arus benefit dan biaya (NPv)

2. Internal Rate of Return (IRR)

3. Net benefit – Cost Ratio(Net B/C)

4. Gross benefit – Cost Ratio (Gross B/C)

5. Profitability Ratio (PR)

2.3.2. Perbandingan Net B/C dengan NPV sebagai Kriteria Investasi

1. NPV (Net Present Value)

Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV

dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari

selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate terentu. NPV

merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost/biaya NPV merupakan

manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga

12

Page 16: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan dengan tingkat suku bunga

saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu

cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan.

Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima proyek

selama umur proyek pada tingkat discountfactor tertentu.

NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost

Indikator :

NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan

NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan

NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana

TR=TC dalam bentuk present value.

2. NET B/C

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV

negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang

diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau

gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya,

apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak

untuk dilaksanakan.

Rumus:

Indikator :

Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan

Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan

Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP)

2.3.3. Perbandingan IRR dengan NPV dan Net B/C

Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu

proyekmenghasilkan return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang

13

Dimana:

NPV = Net Present Value

Bt = Present Value Benefit

Ct = Present Value Cost

i = diskon faktor

n = tahun (waktu)

NPV=∑t=1

nBt−Ct(1+i) t

NetB /C=∑i=1

n

N Bi(+)

∑i=1

n

N B i(−)

Page 17: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

membuat NPV proyek = 0.Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase

keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur

kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR

menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan

demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai

nilai NPV sama dengan nol.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR

adalah sebagai berikut :

a. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.

b. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0

c. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV

d. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0

maka kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh

NPV = 0

e. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai

memperoleh NPV yang negatif ( NPV < 0 )

f. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat

interpolasi antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan

negatif agar tercapai NPV = 0.

g. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi. Perhitungan IRR dgn

cara interpolasi

Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan discount faktornya.

Keterangan :

i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.

i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif.

Indikator IRR :

- Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk

dilaksanakan.

- Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) utk

dilaksanakan.

h. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga

bank yang berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka

proyek atau gagasan usaha tersebut layak untuk diusahakan.

14

Page 18: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

Kriteria Investasi adalah suatu metode kelaikan proyek/pembangunan dimana di

dalamnya akan dipertimbangkan calon pembangunan/proyek. Apakah proyek itu

menghasilkan benefit yang besar atau suatu proyek tersebut dapat dianjurkan untuk

dilaksanakan atau tidak dalam bentuk alternative-alternatif. Sehingga ke depannya

sebuah pembangunan akan lebih bermanfaat serta lebih efektif, karena setiap

proyek/pembangunan akan selalu memiliki korelasi yang signifikan antara kondisi social

masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.

2.4. Kriteria Investasi

Dalam pengambilan keputusan go/no go melalui penilaian proyek pengambilan

keputusan go/ no go ada 2 macam yaitu :

1. Di evaluasi proyek kita dapat mengetahui apakah benefit netto suatu proyek lebih

besar atau lebih kecil daripada benefit netto suatu peluang investasi marjinal.

Penentuan go/no go jika suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih besar

daripada benefit netto proyek marjinal pelaksanaannya dapat disetujui. Tetapi jika

suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih kecil daripada benefit netto proyek

marjinal pelaksanaannya tidak dapat disetujui.

2. Di evaluasi proyek kita dapat menentuka urutan berbagai proyek dalam serangkaian

peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marjinal, sehingga proyek yang

akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak pada urutan paling atas dalam

susunan proyek. Proyek dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

a. Proyek-proyek yang mutually exclusive alternatives

Proyek Mutually exclusive alternatives adalah dua atau lebih proyek, apabila dalam

pelaksanaan salah satu di antaranya meniadakan kemungkinan pelaksanaan

proyek lannya. Adanya mutually exclusive alternatives disebabkan oleh :

Dana yang tersedia tidak cukup untuk membiayai lebih dari 1 peluang investasi

yang bersangkutan

Proyek-proyek yang menghasilkan jenis barang atau mencapai sasaran tertentu

yang sama.

b. Proyek-proyek yang bukan mutually exclusive alternatives

Apabila suatu proyek tidak merupakan alternative terhadap proyek yang lain, baik

dalam hal penggunaan sumber-sumber maupun pencapaian sasaran yang

diharapkan. Proyek ya g bukan mutually exclusive alternatives dapat juga

merupakan proyek-proyek yang saling melengkapi.

15

Page 19: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

Dalam rangka mencari ukuran yang meyeluruh sebagai dasar

penerimaan/penolakan atau pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara

yang dinamakan kriteria investasi. Kriteria investasi yang umum kenal ada 5 kriteria,

Setiap kriteria ini mempergunakan peritungan nilai sekarang (present Value) atas arus

benefit dan biaya selama umur proyek, yaitu :

2.4.1. Net Present Value (NPV) dari arus benefit dan biaya

NPV suatu proyek adalah selesih present value arus benefit dengan present value

arus biaya. Rumus NPV adalah sebagai berikut :

NPV =∑i=0

n

❑Bt

(1=i)t−∑i=0

n

❑C t

(1=i )t+¿∑

i=0

n

❑B¿

(1=i )t¿

Keterangan :

Bt : Benefit social bruto proyek pada tahun t, yang terdiri dari segala jenis penerimaan

atau keuntungan non finansial yang diterima atau dirasakan oleh penyelenggara

proyek dalam tahun t.

Ct : Biaya social bruto sehubungan dengan proyek pada tahun t, termasuk segala jenis

pengeluaran baik yang bersifat modal maupun yang rutin.

n : Umur ekonomis proyek

i : Social Opportunity Cost Of Capital yang digunakan sebagai Social Discount Rate

Pengambilan keputusan dalam NPV adalah dinyatakan oleh nilai NPV yang sama

atau lebih besar dari nol, artinya adalah suatu proyek dapat dilaksakan bila NPV proyek

tersebut sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV=0, berarti proyek tersebut

mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal. Jika NPV

lebih kecil daripada nol, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang

dipergunakan dan oleh sebab itu pelaksanaanya harus ditolak.

2.4.2. Internal Rate Of Return (IRR)

Internal Rate Of Return (IRR) adalah Rate of return atau tingkat rendemen atas

investasi netto, IRR secara intuitif adalah :

Bt dan Ct : Benefit biaya social bruto dalam tahun t

Bt - Ct : Benefit netto dalam tahun t, di mana sisa negatif merupakan

investasi

n : umur ekonomis proyek

Ft : Nilai investasi yang belum dikembalikan sampai akhir tahun t,

setelah realisasi benefit/biaya yang terjadi dalam tahun t

Rt : Rendemen implisit dalam tahun t, messkipun dibayarkan atau

16

Page 20: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

tidak

IRR adalah suatu tingkat bunga yang menunjukkan bahwa jumlah nilai sekarang

netto (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek /usaha ternak. Dengan

kata lain, IRR adalah suatu tingkat bunga dengan seluruh net cash flow sesudah

dipresent-value-kan sama jumlahnya dengan “Investment Cost”. Di dalam analisis IRR,

akan dicari pada tingkat bunga beberapa (“Discount Rate”) serta akan dihasilkan NPV= 0.

Dalam menentukan tepatnya tingkat bunga yang ideal, dilakukan interpolasi penyisipan di

antara bunga yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV negatif) yang dapat dituangkan

dalam rumus (Zulkarnain, 1993) :

Rendemen implisit dalam tiap tahun sama dengan hasil i kali nilai investasi pada

akhir tahun sebelumnya, yakni : Rt = iFt-1

Nilai investasi pada akhir tahun t sama dengan nilai pada akhir tahun sebelumnya

ditambah sisa penggurangan benefit neeto dari rendemen implisit, yakni :

Ft = (1+i) Ft-1 - (Bt-Ct)

Benefit netto pada akhir umur proyek (tahun n) adalah jumlah nilai investasi yang

masih berlaku pada akhir tahun sebelumnya ditambah rendemen implisit.

C0-B0 = ∑i=0

n

❑B t−C t(1+ i)t

0 = ∑i=0

n

❑B t−C t(1+ i)t

+ B0 – C0

Dalam istilah aljabar, perkiraan IRR dapat dihitung dalam rumus :

IRR =i1 + NPV 1

NPV 1−NPV 2

. (i2 – i1)

2.4.3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Untuk menghitung indeks ini terlebih dulu dihitung (Bt-Ct)/(1+i)t untuk setiap tahun

t. Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang negatif,

secara umum rumusnya adalah :

Net B/C = ∑i=0

n

❑B t−C t(1+ i)t

(Untuk Bt – Ct > 0)

Net B/C = ∑i=0

n

❑Ct−Bt(1+ i)t

(Untuk Bt – Ct < 0)

17

Page 21: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

2.4.4. Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)

Dalam perhitungan gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit

(bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Seakin gross B/C,

semakin besar antara perbandingan antara benefit dengan biaya, yang berarti proyek

relatif semakin menguntungkan. Jadi rumusnya Gross Benefit adalah :

∑i=0

n

❑B t

(1+i)t

Gross B/C =

∑i=0

n

❑C t

(1+i)t

2.4.5. Profitability Ratio (PV’/K)

Profitability Ratio adalah sebagai rentabilitas sehubungan dengan biaya modal

saja, yakni membanding present value arus sisa benefit dikurangi biaya rutin dengan

biaya modal. Rumusnya adalah :

PV’/K = ∑i=0

n

❑B t−EPt

(1+i )t

∑i=0

n

❑B t−EPt(1+i)t

Keterangan :

Bt : Benefit bruto dalam tahun t

n : Umur ekonomis proyek

EPt : Biaya eksploitasi dan pemeliharaan atau biaya rutin pada tahun t

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Analisis Finansial adalah analisis kerangka evaluasi proyek lebih bersifat analisis

tentang arus dana. Analisis arus danan dibedakan menjadi 2 yaitu perhitungan laba-rugi

dan neraca. Social Opportunity Cost of Capital dan Discounting Dalam Analisis Benefit

Cost dibedakan menjadi patokan lokasi sumber daya, time value of money dan social

opportunity cost faktor produksi, bunga dan rate of return atas investasi, nilai sekarang

dan nilai masa depan.

Penggunaan kriteria investasi dalam pemilihan alternatif investasi ada keuntungan

dan kelemahan dari kriteria NPC dalam pengurutan peluang-peluang investasi,

Perbandingan Net B/C dengan NPC serta IRR dengan NPV dan Net B/C. Kriteria

18

Page 22: Konsep dasar analisis finansial

Analisis Dasar Finansial

investasi adalah net present value atas arus benefit dan biaya, pengertian IRR, Net B/C,

Gross B/C, dan PV/K. Analisis finansial ini digunakan dalam menyusun siklus suatu

proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Gray, C., Simanjuntak, P., & Sabur, L. K. (2007). Pengantar Evaluasi Proyek. In C.

Gray, P. Simanjuntak, & L. K. Sabur, Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

19