Konsep dan prinsip konseling dan tes sukarela,pptdocx

download Konsep dan prinsip konseling dan tes sukarela,pptdocx

If you can't read please download the document

Transcript of Konsep dan prinsip konseling dan tes sukarela,pptdocx

KONSEP DAN PRINSIP KONSELING DAN TES SUKARELA

KARTIKA EKA PAKSILENA RITONGAMARTA AGUSTINA SIRAIT

KONSEP DAN PRINSIP KONSELING DAN TES SUKARELA

A.LEMBAGA RUJUKAN VCTPusat pelayanan untuk HIV dan AIDS, yang meliputi tes HIV ( Voluntary Counseling Testing ), pusat pelayanan ARV, Rawat inap dan kelompok dukungan untuk orang terinfeksi HIV telah tersebar di banyak kota di Indonesia.

Next...Berikut ini beberapa alamat rumah sakit, Lembaga swadaya Masyarakat dan kelompok dukungan sebaya, di antara nya:

Kab/KotaNama RSKodeAlamatTeleponFaxMedanRS Polda Sumut1275046Jl. KH Wahid Hasyim No. 1, Medan061-815990MedanRSU H Adam Malik1275655Jl. Bunga Lau No. 17, Medan061-8360381061-8360255MedanRS Haji Us-Syifa Medan1275794Jl. Rumah Sakit Haji, Medan Estate, Medan061-619520Pematang SiantarRSU Pematang Siantar*KaroRS Kabanjahe*BaligeRS HKBP Balige*MedanRSU Dr Pringadi1275013Jl. Prof. Moh. Yamin SH 47, Medan061-4521198061-4521223MedanRS Kesdam II Bukit Barisan Medan*Deli SerdangRSU Lubuk Pakam1212012Jl. Thamrin, Lubuk Pakam061-7952068

Provinsi: Sumatera Utara(*) pada kolom Kode RS dalam tahap penyiapan menurut daftar dari Pokja HIV AIDS.

Contoh Tes HIV/AIDS

B.ALUR/PROTOKOL TES DARAH

Next...Prosedur pemeriksaan laboratorium untuk HIV sesuai dengan panduan nasional yang berlaku pada saat ini, yaitu dengan menggunakan strategi 3 dan selalu didahului dengan konseling pra tes atau informasi singkat.Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes cepat atau dengan ELISA.

C.JENIS TES HIVBerkembangnya teknologi pemeriksaan saat ini mengijinkan kita untuk mendeteksi HIV lebih dini. Beberapa pemeriksaan tersebut antara lain adalah :

1. ELISA ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi yang dibuat tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai minggu ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Kerena alasan inilah maka para ahli menganjurkan pemeriksaan ELISA dilakukan setelah minggu ke 12 sesudah melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi atau tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi

2.WESTERN BLOTSama halnya dengan ELISA, Western Blot juga mendeteksi antibodi terhadap HIV. Western blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan lebih spesifik, sehingga kasus 'yang tidak dapat disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian, pemeriksaan ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya.

3. IFA IFA atau indirect fluorescent antibody juga meurupakan pemeriksaan konfirmasi ELISA positif. Seperti halnya dua pemeriksaan diatas, IFA juga mendeteksi antibodi terhadap HIV.Salah satu kekurangan dari pemeriksaan ini adalah biayanya sangat mahal.

4. PCR Test PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang memeriksa langsung keberadaan virus HIV di dalam darah. Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu setelah terpapar virus HIV. Tes ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih. Oleh karena itu, biasanya hanya dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan hasil yang pasti. Selain itu, PCR test juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan (screening test) darah atau organ yang akan didonorkan.

D.TES ANTIBODY PADA BAYIBayi yang terlahir oleh ibu terinfeksi HIV dapat tertular HIV selama kehamilan, waktu kelahiran, dan bila disusui.Untuk memastikan apakah bayi ternyata terinfeksi HIV, dia dapat dites dengan tes antibodi pada usia di atas sembilan bulan. Kebanyakan bayi yang tidak terinfeksi HIV menunjukkan hasil tesnon-reaktifpada usia 12 bulan.

Protokol Tes yang DiusulkanPenyakit yang diakibatkan HIV dapat berlanjut secara cepat pada bayi: angka kematian mendekati 50% pada anak terinfeksi HIV di bawah dua tahun bila HIV-nya tidak diobati. Jadi dengan semakin luasnya ketersediaan terapiantiretroviral(ART) untuk bayi dan anak, tujuan kita untuk menentukan apakah bayi terinfeksi secara dini terutama untuk bertemu bayi terinfeksi HIV yang membutuhkan perawatan dan pengobatan daripada sekadar untuk konfirmasi ketiadaan infeksi HIV.

A. KESIMPULANBanyak kendala yang masih sering kita temukan dalam pelaksanaan VCT CST, kendala kendala tersebut antara lain :

1. Ketidaksiapan klien dalam menerima hasil2. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan klien tentang manfaat dari VCT- CST sehingga belum semua kelompok resiko tinggi yang terjangkau oleh program ini3. Ketidaknyamanan tempat pre konseling yang dilakukan oleh petugas lapangan.4. Jauhnya jarak pengambilan obat dengan tempat tinggal klien5. Kurangnya kemampuan ekonomi klien untuk pengobatan6. Masih besarnya stigma negatif masyarakat tentang ODHA