KONSEP, Bab 1-3

130
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Gaya Hidup Memelihara Hewan Meningkatnya taraf hidup perekonomian masyarakat mendorong berkembangnya budaya konsumsi. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut telah melanda sebagian besar wilayah didunia yang saat ini juga sudah terjadi pada masyarakat Indonesia, utamanya pada masyarakat perkotaan. Budaya konsumsi tersebut dapat ditandai dengan berkembangnya gaya hidup. Berbagai gaya hidup yang terlahir dari kegiatan konsumsi semakin beragam pada masyarakat perkotaan Indonesia, terutama pada kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Malang. Shopping di mall, clubbing, fitness, minum wine, hang out di cafe adalah beberapa contoh gaya hidup yang nampak menonjol saat ini. Semua aktifitas tersebut merupakan perwujudan hingar bingar konsumsi Selain gaya hidup yang disebutkan di atas, Memelihara hewan menjadi salah satu gaya hidup beberapa individu. Keinginan untuk memiliki hewan peliharaan (pet) menjadi salah satu prioritas untuk mendapatkan hiburan tersendiri di dalam rumah. Bagi para pecinta hewan, memiliki hewan peliharaan yang sehat merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Seperti halnya manusia, hewan juga merupakan makhluk yang atraktif dan dinamis. Hal ini menyebabkan setiap hewan memiliki karakteristik yang berbeda – beda. Untuk tetap bisa merawat hewan kesayangannya dengan baik, para pecinta hewan peliharaan akan selalu mencari tahu segala sesuatu mengenai hal yang berhubungan dengan peliharaan mereka. PERANCANGAN MALANG PET CENTRE tema: arsitektur ekologis

description

arsitektur

Transcript of KONSEP, Bab 1-3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1. Gaya Hidup Memelihara Hewan

Meningkatnya taraf hidup perekonomian masyarakat mendorong

berkembangnya budaya konsumsi. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut

telah melanda sebagian besar wilayah didunia yang saat ini juga sudah terjadi

pada masyarakat Indonesia, utamanya pada masyarakat perkotaan. Budaya

konsumsi tersebut dapat ditandai dengan berkembangnya gaya hidup.

Berbagai gaya hidup yang terlahir dari kegiatan konsumsi semakin

beragam pada masyarakat perkotaan Indonesia, terutama pada kota-kota

besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Malang. Shopping di

mall, clubbing, fitness, minum wine, hang out di cafe adalah beberapa contoh

gaya hidup yang nampak menonjol saat ini. Semua aktifitas tersebut

merupakan perwujudan hingar bingar konsumsi

Selain gaya hidup yang disebutkan di atas, Memelihara hewan

menjadi salah satu gaya hidup beberapa individu. Keinginan untuk memiliki

hewan peliharaan (pet) menjadi salah satu prioritas untuk mendapatkan

hiburan tersendiri di dalam rumah. Bagi para pecinta hewan, memiliki hewan

peliharaan yang sehat merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Seperti

halnya manusia, hewan juga merupakan makhluk yang atraktif dan dinamis.

Hal ini menyebabkan setiap hewan memiliki karakteristik yang berbeda –

beda. Untuk tetap bisa merawat hewan kesayangannya dengan baik, para

pecinta hewan peliharaan akan selalu mencari tahu segala sesuatu mengenai

hal yang berhubungan dengan peliharaan mereka.

Dalam memelihara hewan peliharaan disamping sebagai hobi dan

gaya hidup, memelihara hewan dapat memberikan berbagai manfaat

kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Hewan peliharaan memang

memiliki efek terapi yang cukup kuat, mereka dapat mengurangi stress, rasa

kesepian, bahkan bisa memberikan kegiatan olahraga bagi pemiliknya.

Menurut penelitian, memelihara hewan bisa memperpanjang usia. Menurut

Latif dalam blognya https://mollyverse.wordpress.com/tag/memelihara-

hewan/). American Heart Association menemukan bahwa kepemilikan hewan

peliharaan berhubungan dengan penurunan resiko penyakit jantung dan usia

yang lebih panjang. Penelitian juga menunjukkan bahwa :

PERANCANGAN E

s

2

1. Pemilik hewan peliharaan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah

dibandingkan dengan yang tidak memiliki.

2. Pemilik hewan memiliki tekanan darah lebih rendah pada situasi yang

penuh tekanan.

3. Bermain dengan hewan dapat meningkatkan level hormon serotonin

dan dopamin yang berfungsi menenangkan seseorang.

4. Pemilik hewan memiliki kadar trigliserid dan kolesterol yang lebih

rendah (keduanya merupakan indikator penyakit jantung).

5. Pasien jantung yang memiliki hewan peliharaan dapat bertahan lebih

baik.

6. Pemilik hewan yang berusia diatas 65 tahun 30% lebih jarang

mengunjungi dokter dibandingkan dg yang tidak memiliki hewan.

Dengan demikian, hewan Peliharaan memiliki banyak manfaat – mulai

dari menemani keseharian pemilik hingga membantu menjaganya agar tetap

aktif. Sebaliknya disamping hewan peliharaan itu memberi kesehatan bagi

pemilik, pemilik juga harus memperhatikan kesehatan, suasana, dan kondisi

dari pada hewan itu sendiri agar tetap baik. Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut perlu adanya suatu wadah yang menampung segala kegiatan yang

berhubungan dengan hewan peliharaan, wadah tersebut adalah pusat

peliharaan hewan.

1.1.2. Minat Masyarakat Kota Malang Terhadap Hewan Peliharaan

Perkembangan aktifitas masyarakat kota salah satunya tentang

memelihara hewan merupakan salah satu perkembangan wujud dari gaya

hidup perkembangan itu sendiri. Kota Malang yang merupakan salah satu kota

besar yang ada di Indonesia saat ini juga telah berkembang tentang kegiatan

memelihara hewan sebagai gaya hidup ataupun sebagai hobi terhadap hewan

yang mereka pelihara. Dengan perkembangan ini maka akan timbulah macam

– macam jenis kesukaan terhadap hewan yang dimiliki setiap masyarakat

khususnya masyarakat di Kota Malang sendiri. Bermacam – macam jenis

hewan peliharaan yang dimiliki oleh masyarakat menjadi salah satu

keseragaman baru khususnya dalam lingkup kegiatan interaksi sosial.

Tingkat kepemilikan akan hewan peliharaan sendiri pun semakin

meningkat dilihat dari munculnya komunitas‐komunitas pecinta hewan seperti

komunitas pecinta kucing (Malang Cat Lovers), komunitas pecinta anjing,

komunitas pecinta burung dan ayam dan lain‐lain yang setiap tahunnya

mengadakan pameran ataupun perlombaan serta gathering‐gathering

bersama yang diadakan di beberapa lokasi di Malang. Namun hal ini tidak di

PERANCANGAN E

s

3

imbangi dengan tumbuhnya klinik hewan di Kota Malang, klinik‐klinik yang

tumbuh hanya memiliki fasilitas‐fasilitas yang kurang menunjang.

Melihat beberapa fakta di atas, maka kota Malang membutuhkan

wadah untuk menampung berbagai hal tentang hewan, mulai dari perawatan,

keaktifan, kemahiran dan terutama pada aspek kesehatannya. Suatu

bangunan yang dapat menampung semua hal tersebut yaitu Klinik Hewan

Peliharaan yang bersifat aktraktif dan dinamis. Pet shop – pet shop kecil pun

mulai bermunculan seiring dengan meningkatnya permintaan para pecinta

hewan ini, tetapi sebagian pet shop yang berlokasi di Kota Malang tidak

memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung semua kebutuhan hewan

ini, dibeberapa petshop contohnya hanya memiliki fasilitas jual beli hewan

peliharaan, atau hanya memiliki fasilitas grooming, dalam arti kata lain tidak

ada bangunan yang memfasilitasi segala macam kebutuhan hewan

peliharaan yang lengkap dan kompleks yang terpusat dalam satu wadah.

Melihat potensi serta permasalahan tersebut, Kota Malang dipilih

sebagai lokasi yang tepat sehingga mendorong penulis untuk menawarkan

suatu bangunan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan yang meliputi fasilitas‐

fasilitas di atas namun tidak terlepas dari konteks lingkungannya.

1.1.3. Pendekatan Arsitektur Ekologis Dalam Perancangan

Menurunnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui serta

menurunnya kualitas lingkungan menuntut digunakannya penerapan eco-

architecture (arsitektur ekologis), dengan penerapan ini dapat

meminimalisir dampak negatif dan mempunyai dampak berkelanjutan serta

ramah lingkungan dalam perancangan bangunan nantinya.

Konsep Eco pada perancangan ini juga memerankan arsitektur hijau

dalam membangun dan menjawab tantangan isu yang terjadi seperti

pemanasan global di kota yang mengakibatkan suhu udara naik. Supaya

ekosistem tetap terjaga keseimbangannya tanpa merusak keadaan sekitar

lingkungan maka arsitektur hijau berperan untuk membantu menjaga

keseimbangan tersebut. Arsitektur hijau merupakan bagian dari suatu sistem

ekologi yang terkait di antara organisme-organisme dengan lingkungan-

lingkungannya, baik lingkungan inorganik (abiotik) maupun lingkungan

organik (biotik).

Arsitektur hijau dapat didefinisikan suatu kombinasi antara arsitektur

dan bentang alam (landscape). Arsitektur hijau (green architecture) secara

umum memiliki pengertian mengenai suatu konsep terapan dalam bidang

arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam (energi, air,

PERANCANGAN E

s

4

material dan minim menimbulkan dampak lingkungan), mempertahankan

eksistensi di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan

lingkungan, serta konsep arsitektur hijau ini merupakan langkah untuk

meralisasikan kehidupan manusia yang lebih baik. Arsitektur hijau

merupakan konsekuensi dari konsep arsitektur berkelanjutan. Arsitektur

yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang

konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energy

(energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik

(holistic approach). (Energy-effiency Architecture, dalam Ridhati Ummi

Waskitarini, 2014).

1.2. TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. Tujuan

Tujuan dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota

Malang ini adalah

1. Menjadikan Rancangan Malang Pet Centre sebagai tujuan pelayanan

hewan peliharaan yang kompleks dan edukatif.

2. Menerapkan rancangan permainan tradisional anak yang

menerapkan arsitektur ekologis dengan menggunakan prinsip peduli

lingkungan dan alam.

1.2.2. Sasaran

Sasaran dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota

Malang ini adalah:

1. Sarana terpusat yang menyediakan dan melayani kebutuhan bagi

pecinta hewan peliharaan.

2. Sarana untuk memperkenalkan hewan peliharaan seperti anjing

dan kucing sebagai hewan yang layak untuk dilindungi dan

memperkenalkan sejak dini pada anak-anak tentang kerusakan

ekosistem hewan dan populasi hewan yang semakin menurun

diikuti dengan adanya issue pemanasan global.

3. Pengaplikasian arsitektur ekologis pada perancangan Pusat

Pelayanan Hewan Peliharaan agar ekosistem tetap terjaga

keseimbangannya tanpa merusak keadaan sekitar lingkungan.

1.3. PERMASALAHAN

PERANCANGAN E

s

5

1.3.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada dan tujuan yang hendak

dicapai, maka permasalahan urgensi Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di

Kota Malang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Memelihara hewan sudah menjadi hobi dan gaya hidup bagi

beberapa individu, sehingga sarana terpusat yang menyediakan dan

melayani kebutuhan (meliputi perawatan, klinik pengobatan,

perdagangan dan pengadopsian, dan penitipan hewan) sangat

dibutuhkan untuk memenuhi segala macam kebutuhan bagi pecinta

hewan peliharaan.

2. Banyaknya minat masyarakat Kota Malang terhadap hewan

peliharaan serta Banyaknya tempat menunjang kebutuhan hewan

peliharaan seperti Pet Shop, Pet Salon (grooming), Pet Hotel maupun

Pet Klinik yang lokasinya tidak berada dalam satu tempat, sehingga

Kota Malang memiliki potensi untuk dibangunnya Pusat Pelayanan

Hewan Peliharaan.

3. Pengaplikasian Arsitektur ekologis diharapkan dapat menjaga

keseimbangkan dan mensinergikan antara ekosistem hewan

peliharaan dan lingkungan sekitar pada Perancangan Pusat Hewan

Peliharaan.

1.3.2. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan dari rancangan pusat permainan tradisional

anak di Batu adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana rancangan Malang Pet Centre dapat menjadi tujuan

pelayanan hewan peliharaan yang kompleks dan edukatif ?

2. Bagaimana menerapkan rancangan Malang Pet Centre bertemakan

arsitektur ekologis dengan menggunakan prinsip peduli lingkungan

dan alam ?

1.3.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perancangan Pusat Pelayanan Hewan

Peliharaan di Kota Malang ini adalah:

a. Batasan pelayanan

1. Batasan skala wilayah pelayanan pada perancangan Malang Pet

Centre di Kota Malang mencakup wilayah Jawa, Indonesia.

b. Batasan objek

PERANCANGAN E

s

6

1. Mempunyai fungsi utama sebagai wadah perawatan dan kesehatan,

penyedia sarana dan kebutuhan yang lengkap bagi hewan peliharaan

di Kota Malang dan sekitarnya.

2. Fungsi sekunder bangunan sebagai sarana rekreasi dan edukasi bagi

pengunjung Pusat Hewan Peliharaan.

3. Hewan peliharaan yang di tampung dalam perancangan Pusat

Pelayanan Hewan Peliharaanhanya kucing dan anjing.

c. Batasan lokasi

1. Rancangan pusat permainan tradisional anak ini mengambil lokasi di

Kota Malang. Karena menurut analisis sederhana Kota Malang

merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik yang cukup

besar. Perancangan ini bertempat di tengah-tengah kota yaitu di

jalan…. Kelurahan… kecamatan…

d. Batasan Tema

1. Perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan dilakukan dengan

pendekatan arsitektur ekologis atau Eco – Architecture yang akan

diolah sebagai penekanan study adalah suprasegmen arsitektur yang

akan mencakup bentuk, jenis bahan, warna,tekstur dan ukuran, skala

dan proposisi pada elemen-elemen arsitekturalpembatas, pengisi dan

pelengkap ruang.

PERANCANGAN E

s

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pet Centre

2.1.1. Pengertian Pet

Pengertian Pet (Hewan peliharaan atau hewan timangan) adalah

hewan yang dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia. Hewan timangan

berbeda dari hewan ternak, hewan percobaan, hewan pekerja, atau hewan

tunggangan yang dipelihara untuk kepentingan ekonomi atau untuk

melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan yang populer biasanya adalah

hewan yang memiliki karakter setia pada majikannya atau memiliki

penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik tertentu seperti

mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang dapat

memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya

hanya spesies-spesies tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan

kecil (anjing, kucing, dan kelinci), burung, dan ikan (Wikipedia Indonesia,

2015).

2.1.2. Pengertian Centre

Centre menurut Oxford Dictionary diartikan sebagai titik tengah dari

tempat atau sekelompok bangunan sehingga membentuk poin inti dari

sebuah jalan atau area; bagian inti untuk beraktifitas; pusat konsentrasi atau

titik dari penyebaran, (Oxford Learner’s Dictionary, 1991).

2.1.3. Kesimpulan Judul

Berdasarkan penjelasan di atas, kata pet dapat diartikan sebagai

hewan yang dipelihara oleh manusia untuk kesenangan dan persahabatan.

Jadi pet centre adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan

pelayanan kesehatan bagi hewan peliharaan. Selain itu juga berfungsi sebagai

pusat informasi, tempat rekreasi, penyedia kebutuhan hewan peliharaan, dan

juga sebagai tempat berinteraksi antara sesama pecinta hewan.

2.1.4. Jenis-jenis Pet Center

Menurut Muchsin Latif (2014), Dari beberapa Pet Centre terdapat beberapa

jenis yang yang membedakan Pet Centre satu dengan Pet Centre lainnya

PERANCANGAN E

s

8

terutama pada perbedaan jenis di pelayanan yang secara khusus dan umum,

yaitu :

a. Pet Centre yang secara khusus pada pelayanan-pelayanan tertentu

seperti pelayanan hanya khusus anjing dan kucing.

b. Pet Centre yang secara umum melayani segala perawatan untuk

segala jenis hewan peliharatan

2.1.4. Tujuan Dan Fungsi Pet Centre

Menurut Fransisca amalia (2011) Tujuan Pet Centre adalah

menyediakan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan hewan

peliharaan kepada masyarakat umum baik secara komersial (jual-beli)

maupun secara pendidikan-rekreasi. Malang Pet Centre tidak hanya mengacu

pada kegiatan perdagangan saja, namun akan dikembangkan sebagai fasilitas

rekreasi-edukasi yang memberikan pengalaman dan pemahaman mengenai

hewan peliharaan pada para pengunjung. Adapun fungsi pet centre adalah

sebagai berikut :

1. Tempat perawatan hewan peliharaan beserta kelengkapannya

2. Wadah berkumpulnya para pecinta hewan peliharaan di Kota

Malang.

3. Tempat sosialisasi segala hal tentang hewan peliharaan.

4. Tempat pendidikan yang meliputi keanekaragaman fauna terutama

yang berhubungan dengan hewan peliharaan melalui display panel,

replika, audio visual dan tutorial.

5. Merupakan tempat pendidikan bagi penggemar hewan peliharaan

sekaligus tempat rekreasi melalui teknik pamer yang atraktif dan

tidak membosankan di mana pengunjung diajak untuk berinteraksi

langsung dengan hewan peliharaan yang terdapat di situ.

2.2. Tinjauan Arsitektur

Fungsi utama dari Malang Pet Centre ini adalah untuk

menyelenggarakan pelayanan perawatan dan kesehatan hewan peliharaan,

pelayanan perawatan dan kesehatan hewan peliharaan tersebut yaitu rumah

sakit hewan dan pet hotel. Kemudian selanjutnya dilengkapi dengan

pelayanan penunjang, tempat pendidikan, dan edukasi bagi pengunjung

(manusia). Sedangkan pelayanan penunjang sendiri meliputi pelayanan pet

shop, pelayanan laboratorium, dan sarana rekreasi dan edukasi.

PERANCANGAN E

s

9

Untuk mendukung adanya tempat tersebut, maka terdapat

penambahan sarana yang ada ditempat tersebut diantaranya; adanya fasilitas

ruang bersama berupa auditorium yang mewadahi kegiatan yang bersifat

komunal, arena pertunjukan sebagai sarana rekreasi, restoran, pet shop, serta

museum anjing dan kucing sebagai sarana edukasi. Secara umum dapat di

sebutkan fasilitasnya sebagai berikut:

A. Fasilitas Primer

Rumah sakit hewan

Pet Hotel

B. Fasilitas Sekunder

Sarana edukasi, yaitu museum hewan (anjing dan kucing) dan

perpustakaan

C. Fasilitas Penunjang

Pet shop

Auditorium

Arena pertunjukan

Restoran

Kantor pengelola

2.2.1. Rumah Sakit Hewan

2.2.1.1 Peraturan Rumah Sakit Hewan

Menurut peraturan menteri Nomor : 02/Permentan/OT.140/1/2010

rumah sakit hewan hendaknya memiliki tempat praktik yang sekurang-

kurangnya harus dilengkapi dengan:

a. papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa

medik

b. veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai

c. tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai

d. ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana,

peralatan medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk

administrasi dan rekam medik, serta peralatan untuk menangani

limbah pelayanan kesehatan hewan;

e. sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai

kapasitas

f. sistem komunikasi.

PERANCANGAN E

s

10

Kemudian memiliki fasilitas pelayanan yang harus terdiri dari :

a. peralatan untuk mengendalikan hewan,

b. peralatan untuk mendiagnosa secara klinis,

c. peralatan penunjang diagnosa laboratorium (secara sederhana),

d. peralatan pengobatan dan penyimpanan obat,

e. peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis,

f. paralatan untuk keselamatan petugas, serta

g. peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan.

2.2.1.2 Persyaratan Umum Rumah Sakit Hewan

Persyaratan minimal untuk fasilitas Pelayanan jasa medik veteriner kategori

praktik transaksi terapetik antara lain,

a. Alat Medis : Alat Penunjang Praktik : Layanan Jasa Laboratorium :

Parasitologi, Haematologi, Kimia darah, Urinalisis, Citologi*)**,

Pathologi*)**.

b. Obat Wajib Ada : Antibiotika, Analgesik, Antihistamin, Anthelminticum,

Adrenalin/Epinephrin, Atropin sulfas, Corticosteroid, Sedativa,

Anastethicum, Cairan Infus, Alkohol, Antiseptika, Vaksin, Obat Oral.

c. Jasa Pelayanan : Konsultasi dan Terapi, Vaksinasi, Operasi minor,

Operasi major, Rawat inap, Pemeriksaan laboratorium, USG, X-Ray,

Gawat darurat, Rawat inap penyakit menular, Endoscopi*.

Jenis ruang Nama ruang Standart prelatan yang dibutuhkan

Ruang Pelayanan

Ruang tunggu

Ruang periksa

Meja konsultasi, Meja Periksa, Lemari

Obat dan alat,Timbangan bayi,

Timbangan digital,

Ruang Tindakan

Ruang apresiasi

Cooler box/lemari es, Meja Operasi,

Rekaman Medis, Lampu operasi,

XRay Viewer.

Ruang operasi Thermometer, Stetoscope, Gunting

PERANCANGAN E

s

11

bengkok dan lurus, Disposable

Syringe, Disposable Needle, Urin

Catheter, IV Catheter, Infusion set,

Benang Operasi,Nailclipper,

Doppler, USG,

Nebulizer ,Opthalmoscope, Otoscope,

Pinset bayonet, Arteri Klem lurus 12 –

14 cm,Scaller/Kompresor,

Microscope, Alat Operasi Minor, Alat

Operasi Major, Mesin Anasthesi Gas,

Elektro cardiografi (EKG), Alat XRay ,

Endoscopy, Tabung Oksigen lengkap.

Ruang rawat inap

Tiang infus, Baskom stainless ,

Container stainless, Kidney Tray,

Papan nama.

Ruang observasi

Peralatan bedah orthopedi,

Autoclave/steem, Kain operasi S dan

L, Baju Bedah S,M,L, Monitor

respirasi, Meja alat bedah, Meja beda

electric, Meja Anastesi, Tromol besar

Tromol kecil.

Ruang isolasi

Ruang X-Ray

berlapis Pd

Meja X-ray, Kaset ukuran S, M, L, Alat

Pelindung (Apron, sarung tangan,

pelindung leher), IR Lamp dan

Exhaust fan.

Ruang

laboratorium Mikroskop binoculer, Alat periksa

darah, Alat Alat urinalisis, Mesin

PERANCANGAN E

s

12

kimia darah, Centrifuge, Lemari es

untuk reagent.

Ruang

Penunjang

Ruang cuci alat

dan kain oprasi

Ruang rapat

dokter

Ruang obat

Tabel 2.2 Persyaratan Minimal Kebutuhan fasilitas kesehatan hewan pada bangunan pet center

Sumber: Peraturan Menteri Pertanian No.: 02/Permentan/OT.140/1/2010

Keterangan:* = sebaiknya ada*)** = sebaiknya ada dan mempunyai laboratorium rujukan

2.2.1.3 Tata Ruang Rumah Sakit Hewan

Hal mendasar yang membedakan rumah sakit hewan dengan bangunan

lainnya adalah (4) :

Higienis, memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk menjaga

kebersihan ruang dan lingkungan, pemisahan hewan berpenyakit

menular serta pemisahan antara hewan sakit dan sehat.

Memperhatiakan perilaku hewan, baik sakit maupun sehat. Untuk

memenuhi kebutuhan sesuai perilaku, misalnya ketenangan,

dibutuhkan pemisahan hewan-hewan tertentu dan kebutuhan harian

hewan.

Untuk hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, ruangan di desain secara

khusus. Setiap kamar di berikan ruangan khusus untuk penjaga serta

diberikan pintu yang langsung mengarah pada halaman luar, seperti gambar

di bawah ini:

PERANCANGAN E

s

13

Gambar : 2.1. gambar ruang hewan dan anjing

Sumber : Planning and Designing Research Animal Facilities

• Mempunyai pengaturan sirkulasi yang baik. Rumah Sakit hewan

hendaknya membagi sirkulasi berdasarkan penggunanya. Untuk staff

rumah sakit dapat menjangkau semua areaarea penting di Rumah

sakit, namun untuk pengunjung dibuat alur sirkulasi khusus yang

membuat mereka tidak bisa memasuki zona-zona privat.

• Kenyamanan dan keamanan hewan yang dititipkan

Ruang-ruang utama yang ada di rumah sakit hewan adalah

ruang tindakan medis

Untuk meminimalkan lalu lintas hewan, ruang tindakan medis dianjurkan

berada berdekatan dengan ruang isolasi, dan harus terpisah dari ruang

tindakan medis untuk koloni lainnya (penangkaran, pemeliharaan/ holding,

penelitian, dan lain-lain). Dengan tujuan menghindari atau meminimalkan

penyebaran penyakit, ruang tindakan medis hewan karantina

direkomendasikan merupakan fasilitas dalam ruang (indoor). Apabila

ruang tindakan medis untuk hewan karantina berada dalam fasilitas yang

juga melakukan kegiatan hewan lainnya (penangkaran, holding, penelitian,

dan lain-lain), maka ruang tindakan medis hewan direkomendasikan

berada dalam koridor yang terpisah dari ruang lainnya, dan pembatasan

lalu lintas

a. kegiatan dibatasi secara fisik, maupun diatur oleh Standard Operating

Procedure (SOP) (Kep. BKP No. 501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008).

PERANCANGAN E

s

14

Gambar 2.2. Rencana ruang bedah, ruang pengobatan dan ruang dinas(Sumber: Neufert, 2002: p116, p122)

Syarat ruang tindakan medis:

1) Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan air, tidak mengandung

komponen beracun (non-toxic), kuat dan mudah dibersihkan. Sudut

dan permukaan yang dapat menjadi tempat penimbunan debu dan

kotoran harus dihindarkan atau diminimalkan. Ruang dibuat dari bahan

material yang tahan lama, tidak mudah korosi, tidak mudah belah,

tidak mudah retak, dan tidak mudah berkarat.

2) Apabila ruang hewan terdiri dari bahan yang diketahui tidak tahan

lama dan dapat lapuk (kayu), maka pemeriksaan kondisi harian dan

berkala, serta rencana penggantian/ perbaikan perlu dilakukan secara

terjadwal dengan bukti rekam yang tersimpan baik.

PERANCANGAN E

s

15

Gambar 2.3. Nilai standar sebuah rumah sakit normal/biasa(Sumber: Neufert, 2002: p211)

Laboratorium

Fungsi laboratorium disini tidak hanya sebagai penunjang dari rumah sakit

hewan, namun juga sebagai tempat untuk melakukan riset dan penelitian

pada anjing dan kucing.

Gambar 2.4. Luas minimum untuk jalan pada laboratorium(Sumber: Neufert, 1996: p271)

Gambar 2.5. Standar laboratorium penelitian(Sumber: Neufert, 1996: p271)

PERANCANGAN E

s

16

Gambar 2.6. Besar ruangan bergantung pada besar perabot(Sumber: Neufert, 1996: p272)

Koleksi obat

Produksi obat untuk bahan yang harus mendapat izin di gedung tanpa

apotek penuh dilakukan di dispensarium. lnstitusi ini terdiri dari ruang

kerja dan ruang produksi (25 m2) dengan pintu masuk langsung dari

koridor. Perlengkapannya adalah tempat menulis, tempat mencuci, tempat

membilas, tempat penyimpanan troli dan lemari-lemari yang dapat

dikunci. Selanjutnya terdapat gudang kering dan khusus (15 m2), sebuah

ruang pendingin (10 m2) untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang

berbahaya sepertijuga sebuah ruang penyimpan bahan-bahan pembalut

dan gudang basah untuk keadaan darurat (kebakaran). Untuk suatu

perencanaan bangunan baru dianjurkan pengadaan sebuah apotek penuh

(tidak sementara) (Sumber: Neufert, 2002: p228).

Gambar 2.7. Contoh dimensi apotek(Sumber: Neufert, 2002: p222)

• Koridor

PERANCANGAN E

s

17

Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50 meter, yang harus juga

disesuaikan dengan lalu lintas yang ada. Jendela untuk penerangan dan

ventilasi udara antara satu sama lain sebaiknya tidak melebihi 25 m. Lebar

lorong tersebut tidak boleh dipersempit dengan penyangga-penyangga

gedung, atau bagian bangunan lain.

Gambar 2.8. Pintu pegawai (Sumber: Neufert, 2002: p217)

Gambar 2.9. Beberapa model alur dari pintu(Sumber: Neufert, 2002: p217)

2.2.1.4 Studi Kasus Obyek

a) Animal Care Hospital & Pet Cetera

Gambar : 2.10. Animal Care HospitalSumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

PERANCANGAN E

s

18

Animal Care Hospital & Pet Cetera adalah rumah sakit hewan yang kecil

namun modern yang didedikasikan untuk kesejahteraan hewan peliharaan

serta pemiliknya. (5)

Rumah sakit ini terletak di Jl.St.John Ave, Dyersburg, TN 38024 dan

telah merawat ribuan hewan peliharaan sejak tahun 1989. Rumah sakit ini

menyediakan layanan medis, kesehatan mulut, bedah dan nutrisi lengkap

untuk anjing, kucing dan hewan peliharaan lainnya. Pet Cetera adalah toko

hewan peliharaan yang juga meneyediakan layanan profesional perawatan

dan asrama untuk hewan peliharaan. Tujuan dari rumah sakit ini adalah

melayani hewan peliharaan dengan kualitas perawatan luar biasa melalui

kasih sayang, keramahan dan sensitivitas.

Rumah sakit ini memiliki 3 orang dokter, seorang manager, 3 orang

pada bagian receptionist untuk membantu melayani kebutuhan pengunjung, 3

orang asisten dokter, 3 orang untuk menangani hewan yang dirawat inap, 1

orang penanggung jawab untuk obat-obatan medis, dan 3 orang

penananggung kecantika hewan peliharaan.

Gambar : 2.11. Peta Animal Care HospitalSumber : http://anc.animalcarehospital.com/

PERANCANGAN E

s

19

Gambar : 2.12. Denah Animal Care HospitalSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruangan-ruangan yang terdapat pada Animal Care Hospital

Room Name m2 Room Name m2

Retail “Pet Cetera”Retail StorageSuitesBoardingGroomingPlayLobbyFiles and Tele/ReceptionLocked StorageClosetsElect.Associate OfficeLoungeBusiness OfficeDoctor’s OfficeJanitorConsultation

324,313248331,2389,719,5318,699,329,76,621,947,457,948,644,47,235,7

Pack RoomExam & FutureExamTreatmentDog WardCat WardIntensive CareIsolationRun AreaReceivingFood PrepX-rayProcessSurgeryStairwellRestroomsCorridors

324,3174409,537,524,661,859,1214,849,869,330,611,446,824,370,5360,3

Total 3.638,7

PERANCANGAN E

s

20

Tabel 2.2 Ruang serta Besaran Ruang pada Animal Care HospitalSumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Peralatan X-ray yang terdiri dari mesin radiografi dan prosesor rumah.

Prosesor otomatis memungkinkan untuk mengembangkan x-ray dengan cepat

untuk evaluasi segera.(10)

Gambar 2.13 Alat X-ray pada Animal Care HospitalSumber :http://anc.animalcarehospital.com/

Animal Care Hosptal menyediakan perawatan 24 jam bagi pasien. Hospital

Care Animal menyediakan layanan periksa dan pencabutan gigi dan mulut

untuk membantu mengurangi kerusakan dan bau mulut hewan. (5)

Gambar 2.14. Peralatan Kesehatan Gigi pada Animal Care HospitalSumber :http://anc.animalcarehospital.com/

Untuk memeriksa hewan peliharaan lebih teliti, Animal Care Hospital

menggunakan Videoscope untuk melihat ke dalam saluran telinga dan mulut.

Sebuah probe kecil dengan kamera yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan

dapat terlihat di layar TV. (5)

PERANCANGAN E

s

21

Gambar 2.15. Peralatan Videoscope pada Animal Care HospitalSumber :http://anc.animalcarehospital.com/

b) Animal Care Hospital & Pet Cetera

Gambar 2.16. Irion Animal HospitalSumber :http://www.uniqpost.com

Bangunan yang terletak di distrik Gangnam, Seoul, Korea Selatan ini lebih

tampak seperti gedung perkantoran jika dilihat dari luar dan tidak

menampakkan fasade bangunan rumah sakit hewan Irion Animal Hospital

diresmikan pada bulan Februari 2011, sebagai tempat one stop perawatan

hewan. Irion Animal Hospital juga memiliki fasilitas salon, toko makanan

bahkan hotel yang kesemuanya diperuntukkan bagi hewan, khususnya kucing

dan anjing. Irion menyediakan 36 kamar berbagai ukuran serta peralatan

medis high-end. Untuk menginapkan hewan disini, pengunjung harus

membayar biaya yang cukup besar, berkisar antara 300 ribu hingga 1,5 juta

rupiah per malam tergantung kamar dan fasilitas apa saja yang ingin

didapatkan.(7)

PERANCANGAN E

s

22

Gambar 2.17. Perawatan Kecantikan (Kiri) dan Ruang Penginapan Hewan (Kanan)Sumber :http://www.uniqpost.com

Menurut statistik, hampir 20 persen rumah tangga di Korea Selatan memiliki

hewan peliharaan, 95 persen diantaranya adalah anjing. Namun hal tersebut

dinilai masih lambat dalam perkembangan industri pet shop, dikarenakan

tradisi orang Korea yang kerap membiarkan hewan peliharaannya keluar

rumah, selain mengonsumsi daging anjing. Namun dewasa ini, mengonsumsi

daging anjing sudah mulai ditinggalkan karena kesadaran masyarakat yang

menganggapnya sebagai aib internasional. Bulan Juni lalu, Korea Dog Farmer

Association bahkan membatalkan festival dogmeat karena protes dari aktivis

hak binatang.(7)

Gambar 2.18. Ruang Bermain Hewan di Rumah Sakit Hewan IrionSumber : http://www.koreatimes.co.kr

2.2.2. Pet Hotel

Menurut keputusan Kepala Bidang pertanian nomor:

501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008 tentang instalasi karantina hewan.

1) Sarana Utama Instalasi Karantina

a) Fasilitas karantina merupakan kompleks bangunan permanen

yang dibuat dari material yang kuat, tahan lama, tidak mudah

rusak dan tidak mudah berkarat.

b) Apabila unsur fasilitas terdiri dari bahan yang diketahui tidak

tahan lama dan dapat lapuk (kayu), dan berkarat (besi), maka

pemeriksaan kondisi harian dan berkala, serta rencana

penggantian/ perbaikan perlu dilakukan secara terjadwal dengan

bukti rekam yang tersimpan baik.

c) Seluruh fasilitas terutama area yang akan dilalui hewan dan

ruang hewan harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan,

berpermukaan rata, tidak berpori, tahan air, tidak mengandung

PERANCANGAN E

s

23

komponen beracun (non-toxic), kuat dan tidak mudah rusak.

Sudut dan permukaan yang dapat menjadi tempat penimbunan

debu dan kotoran harus dihindarkan atau diminimalkan.

d) Institusi/pemilik bertanggung jawab melakukan program

pemeliharaan fasilitas sehingga fasilitas selalu berada dalam

kondisi yang aman bagi hewan dan personil, tidak ada bagian

yang tajam yang dapat melukai hewan dan personil, bebas dari

hama, dan bebas dari bahan yang dapat membahayakan

kesehatan hewan dan personil.

e) Personil yang keluar masuk fasilitas harus dibatasi, hanya

personil yang berkepentingan (seizin dan sepengetahuan dokter

hewan karantina) yang diperbolehkan masuk, terutama sekurang-

kurangnya yang telah bebas tuberkulosis berdasarkan uji

penapisan (rontgen paru yang tidak melebihi 6 bulan).

f) Pintu masuk menuju fasilitas karantina dilengkapi dengan tanda

”Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan”.

g) Setiap pintu masuk menuju ruang karantina di mana hewan

dikandangkan dilengkapi dengan tanda tanda sbb:

o Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan.

o Dilarang makan, minum, merokok, memasang lensa kontak

dan mengaplikasikan alat make-up di ruang hewan.

o Wajib memakai alat pelindung diri (PPE= Personal Protective

Equipment) yang telah ditentukan (misalnya: jas lab, masker,

sarung tangan, dll.)

2) Sarana utama fasilitas karantina terdiri dari:

a) Loading dock

o Loading dock sebaiknya tidak menggunakan pintu yang

digunakan untuk lalu lintas personil.

o Jarak antara loading dock dengan ruang karantina hewan

sebaiknya tidak terlalu jauh.

b) Ruang karantina/ Isolasi

o Ruang karantina/ isolasi hewan sebaiknya merupakan fasilitas

dalam ruangan tertutup/ indoor.

o Ruang karantina/ isolasi hewan harus dipisahkan dari ruang

pengobatan/ tindakan/ bedah/ nekropsi, ruang penyimpanan

pakan jangka panjang, ruang penyimpanan alat dan logistik,

serta ruang penanganan limbah.

PERANCANGAN E

s

24

o Ruang karantina/ isolasi hewan harus terpisah dari ruang

hewan untuk kegiatan koloni lainnya (penangkaran,

pemeliharaan/ holding, penelitian, dan lain-lain).

o Hanya hewan dengan spesies yang sama, sebaiknya sumber

yang sama, dan hari kedatangan/ batch yang sama yang

dapat dikandangkan dalam ruang yang sama.

o Hewan direkomendasikan dikandangkan dalam kandang

individu, sesuai dengan kapasitas penampungan jumlah

kandang individu dalam setiap ruang. Pengecualian

pengandangan individu dapat dilakukan untuk anakan yang

dikandangkan bersama induknya, dan anakan yang lebih

muda dari usia sapih dapat dikandangkan dengan hewan

sejenis dengan usia dan ukuran setara. Pengecualian lainnya

hanya dapat dilakukan dengan pertimbangan profesional

dokter hewan.

o Ruang hewan dilengkapi dengan ante-room di mana

disediakan alat pelindung diri yang harus dipakai sebelum

masuk ke dalam ruang hewan. Alat pelindung diri harus

dilepas setelah keluar dari ruang hewan sebelum keluar dari

ante-room.

o Disediakan tempat untuk menggantung/menyimpan alat

pelindung diri yang akan dipakai lagi.

o Disediakan tempat sampah untuk membuang alat pelindung

diri yang hanya bisa dipakai satu kali.

c) Syarat ruang hewan:

o Koridor

b. Koridor dibuat cukup lebar agar aktifitas personel dan

pemindahan alat alat bisa berlangsung dengan leluasa. Lebar

antara 180 cm – 250 cm biasanya sudah memenuhi syarat.

PERANCANGAN E

s

25

c.

d. Gambar 2.19. Koridor klinike. (Sumber: Neufert, 2002: p212)

o Dinding, lantai dan langit langit:

- Dibuat dari bahan material yang tahan lama, tidak mudah

korosi, tidak mudah belah, tidak mudah retak, dan tidak

mudah berkarat.

- Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan air, tidak

berpori, tidak mengandung komponen beracun (non-toxic),

kuat dan mudah dibersihkan. Pertemuan antara lantai dan

dinding dibuat melengkung untuk memudahkan proses

pembersihan.

o Apabila ruang hewan terdiri dari bahan yang diketahui tidak

tahan lama dan dapat lapuk (kayu), maka pemeriksaan

kondisi harian dan berkala, serta rencana penggantian/

perbaikan perlu dilakukan secara terjadwal dengan bukti

rekam yang tersimpan baik.

o Apabila proses pembersihan ruangan memakai air dalam

jumlah banyak, lantai perlu dilengkapi dengan sistim

pembuangan air yang baik, dengan kemiringan lantai yang

memadai ke arah saluran pembuangan untuk mencegah

genangan air di lantai.

2.2.2.1. Pet Hotel Kucing

Kucing dapat mudah sekali terkena jamur. Hal ini mengharuskan

ruangan tempat tinggal kucing tidak lembab dan mendapatkan sinar matahari

yang cukup. Idealnya, kelembababn udara di dalam ruangan 40-60%. Kucing

PERANCANGAN E

s

26

juga harus dijemur guna memperbaiki metabolisme tubuh, khususnya untuk

kucing indoor yang jarang terkena sinar matahari langsung.

Menjemur dapat dilakukan sejak pukul 07.00-09.00 selama 25 menit.

Kandang kucing umumnya berbentuk persegi panjang dan terbuat dari

stainless steel atau aluminium. Seekor induk atau kucing dewasa

membutuhkan kandang berukuran 100cmx70cmx70cm. Anak kucing

ditempatkan di kandang yang berukuran 100cmx85cmx70cm dengan berdaya

tampung 4 ekor. (12)

Gambar 2.20. Kandang Kucing dari Stainless SteelSumber :www. goldenpetshop.com

Fasilitas kandang yang harus ada guna memenuhi kenyamanan kucing(12) :

1. Tempat tidur

Anak kucing yang tidur di kandang juga dapat dipasangi alas yang

hangat. Induk tidak perlu tempat tidur, cukup diberi alas kain yang

bersih dan hangat untuk menyusui dan merawat anak-anaknya hingga

siap disapih. Wadah pakan dan minum

2. Wadah pakan berbentuk mangkuk yang terbuat dari stainless steel.

Tempat minum untuk kucing perisa berbentuk dangkal sehingga

mudah dijangkau mulut yang rata dengan hidungnya yang pesek.

3. Mainan kucing

Kucing adalah binatang aktif dan gemar bermain-main. Mainan yang

menjadi kegemaran kucing adalah yang berbentuk bulat, seperti bola

atau mainan menyerupai tikus. Minan dengan bentuk bola dapat

meragsang kucing untuk bergerak leluasa. Pada saat kucing menggigit

mainan, memburu dan mengambilnya kembali sangat membantu

pembentukan fisik dan mentalnya.

4. Tempat garukan

PERANCANGAN E

s

27

Kebiasaan kucing mengasah kukunya dapat disalurkan pada mainan

dari kayu

dengan bantalan bersarung ijuk atau karpet untuk sasaran kukunya.

5. Wadah untuk “toilet” (cat litter)

Kucing merupakan binatang yang mampu menjaga kebersihan dengan

baik. Oleh

karenanya perlu disediakan kotak/nampan yang berisi pasir kasar

untuk “toilet”.

6. Lampu Kandang

Adanya lampu dapat mempermudah penanganan di kandang seperti

pada saat

kucing melahirkan dan sakit tiba-tiba.

2.2.2.2. Pet Hotel Anjing

PERANCANGAN E

s

28

Gambar : 2.21. gambar ruang hewan kucing dan anjing

Sumber : Planning and Designing Research Animal Facilities

Sifat Hewan Kebutuhan Bentuk Ruang

Anjing trah kecil dan besar berbulupanjang.

Memerlukan ruangan ber-AC

Anjing trah besar berbulu pendek. Terdapat Halaman bermain di

kandang

.

Sifat anjing yang sering menandaidaerah kekuasaannya dengan

berurine.

Ruang periksa dibagi menjadi 2, saat 15menit anjing diperiksa di ruang pertama, kemudian anjing segera di bawa ke ruang periksa kedua agar tidak sempat memberikan tanda kekuasaannya didalam ruang periksa.

Sifat alami anjing yang sering

bermain.

Ruang nap berhubungan langsungdengan taman bermain.

Sifat alami anjing untuk menggali. Di dalam kandang anjing trah

besar, terdapat tanah yang tidak

diperkeras.

PERANCANGAN E

s

29

Tabel 2.3. Pemetaan Sifat Alami Hewan

Sumber : Permatasari, 2013

2.2.3. Sarana edukasi

Perancangan kebun binatang dalam fungsinya sebagai pusat

pengenalan aneka ragam satwa liar bagi masyarakat (fungsi edukatif)

memiliki beberapa fasilitas diantaranya:

a. Museum

Fasilitas museum memiliki peran yang penting di dalam yaitu

fungsinya yang sebagai sarana edukasi. Museum berfungsi sebagai

tempat dokumentasi hewan yang telah diawetkan (diorama), foto

hewan, video animasi tentang anjing dan kucing, sebagai sumber

informasi edukasi tentang hewan.

Yang perlu diperhatikan dalam museum adalah dalam hal pengaturan

pencahayaan serta penempatan koleksi pada jarak pandang yang

nyaman bagi pengunjung. Pencahayaan serta pengaturan yang baik,

pengunjung yang ada di dalam ruangan akan merasa nyaman.

Gambar 2.22. Pengaturan sudut pandang yang nyaman bagi pengunjung museum

(Sumber: Neufert, 2002: p250)

PERANCANGAN E

s

30

Gambar 2.23. Skema pembagian ruang serta pencahayaan di ruang museum(Sumber: Neufert, 2002: p250)

b. PerpustakaanMemiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan data informasi tertulis tentang satwa, tumbuhan dan alam berupa buku-buku, ensiklopedia dan lain lain. Perpustakaan mempunyai beberapa standar tertentu yang berguna agar pengunjung merasa nyaman.

Gambar 2.24. Ruang gerak pada perpustakaan(Sumber: Neufert, 2002: p3)

PERANCANGAN E

s

31

Gambar 2.25. Dimensi rak buku(Neufert 2002: p3)

Gambar 2.26. Jarak lorong perpustakaan(Neufert 2002: p4)

2.2.4. Pet Shop

Pet shop adalah tempat penjualan kebutuhan bagi hewan, merchandise dan

perlengkapan hewan lainnya. Dimensi ruang toko tergantung dari proporsi

yang di butuhkan nantinya dan sesuai dengan standar-standar berikut ;

PERANCANGAN E

s

32

Gambar 2.27. Lebar minimum toko(Sumber: Neufert, 2002: p37)

Gambar 2.28. Display barang yang dijual(Neufert 2002: p4)

Gambar 2.29. Jendela display (Sumber: Neufert, 2002: p37)

Gambar 2.30. Troli belanja (Sumber: Neufert, 2002: p37)

PERANCANGAN E

s

33

Gambar 2.31. Troli belanja (Sumber: Neufert, 2002: p37)

Gambar 2.32. Alur sirkulasi pembeli(Sumber: Neufert, 2002: p37)

PERANCANGAN E

s

34

Gambar 2.33. Ukuran meja penjualan dengan bilik-bilik dan rak-rak pendukung(Sumber: Neufert, 2002: p41

2.2.5. Arena pertunjukan dan auditorium

Berupa arena atau teater pertunjukan satwa terlatih yang bersifat rekreatif

bagi pengunjung kebun binatang. Proporsi ruang penonton yang baik

dihasilkan dari sudut persepsi psikologi dan sudut pandang penonton sendiri,

atau dari tuntutan pandangan yang baik dari semua tempat duduk (Sumber:

Neufert, 2002: 138). Pandangan yang baik di bagi menjadi dua cara yaitu:

Pandangan yang baik dengan tanpa gerakan kepala tetapi mudah

menggerakkan mata kira-kira 30º.

Pandangan yang baik dengan sedikit gerakan kepala dan mudah

menggerakkan mata kira-kira 60º.

Gambar 2.34. Tempat duduk bertingkat pada gedung pertunjukan(Sumber: Neufert, 2002: p139)

Tempat duduk bertingkat pada gedung pertunjukan mempertegas

garis pandangan penonton. Orang yang meninggalkan tempat duduk

pada gedung pertunjukan maka penonton di belakangnya tidak

membutuhkan sudut pandangan secara penuh.

PERANCANGAN E

s

35

Gambar 2.35. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)

Gambar 2.36. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)

Gambar 2.37. Jenis tempat duduk yang digunakakan pada tribun(Sumber: Neufert, 2002: p150)

2.2.6. Restoran

Restoran merupakan salah satu fasilitas yang mendukung kenyamanan

para pengunjung untuk mendapatkan makanaan serta minuman dimana PERANCANGAN E

s

36

tempat ini bersifat komersial. Seringkali Restoran juga dimanfaatkan sebagai

tempat istirahat bagi para pengunjung, maka dari itu diperlukanya tempat

yang nyaman serta aman bagi pengunjung. Adapun ketentuan tempat duduk

yang baik untuk restoran.

Gambar 2.38.. Jarak dan dimensi perabot kantin(Sumber: Neufert, 2002: p119)

Gambar diatas menunjukan bahwa jarak ideal yang dipergunakan

untuk ukuran kursi yang sering di pergunakan pada restoran-restoran.

Disamping itu gambar di atas menunjukan bahwa ukuran meja yang perlu du

sesuaikan bagi para pengunjung ataupun para pelayan yang melayani para

pengunjung.

Selain itu ukuran meja juga menjadi poin yang dapat menambah

kenyamanan dalam aktifitas makan. Kebutuhan para pengunjung dalam hal

meja makan. hal yang mendasar untuk mendukung aktifitas makan, seperti

ruang untuk menaruh peralatan makan dimana jika meja makan tersebut

tidak menyediakan meja yang sesuai dengan kebutuhan akan terjadi rasa

stress pada pengunjung. Adapun standar ukuran meja sesuai dengan

ketentuan yang sering dipergunakan dalam restoran beserta pola

peletakannya adalah sebagai berikut :

PERANCANGAN E

s

37

Gambar 2.39. Pengaturan meja dengan pola diagonal(Sumber: Neufert, 2002: p119)

Pada gambar 2.31 menunjukan dahwa posisi meja restoran yang di

peruntukan bagi pengunjung dinana pada gambar tersebut menepakan posisi

diagonal ( miring ) dalam penataan meja. Volume yang di butuhkan untuk

perletakan meja dengan panjang 120cm x 120cm dam memiliki panjang

sirkulasi antar meja 100cm-80cm.

PERANCANGAN E

s

38

Gambar 2.40. Pengaturan meja dengan pola diagonal(Sumber: Neufert, 2002: p119)

Pada gambar 2.31 menunjukan bahwa posisi meja pengunjung yang ditata

secara paralel dimana pada penataan ini meja ditata rapi dan sejajar dengan

meja lain. memiliki luas meja 85cm x 85 cm pada setiap meja,memilki

volume untuk bergeser mencapai 175cm x 175 cm serta memiliki sirkulasi

90cm yang di peruntukan bagi pengunjung lain yang hendak lewat dan bagi

pelayan yang hendak mengantarakan makanan.

2.2.7. Kantor Pengelola

• Ruang pengelola

Merupakan ruangan yang diperuntukkan bagi pegawai atau pengelola pada

bagian administrasi kebun binatang, termasuk di dalamnya terdapat ruang

meeting atau ruang rapat.

PERANCANGAN E

s

39

Gambar 2.41 Dimensi jarak perabot pada ruang kerja(Sumber: Neufert, 2002: p16)

Standar perkantoran dengan ruangan-ruangan sempit dengan lajur modul

1,25 m terkecuali 3 ruangan poros. Perkantoran dengan ruangan-ruangan

sempit yang lebih menyenangkan, dengan lajur modul 1,50 m, bentang

ruangan dapat bervariasi. Perkantoran dengan ruangan-ruangan luas

kedalaman bentang ruangan 20-30 m, luas ruangan hingga 1000 m2.

Ruangan berkelompok 15 - 20 orang, ruang kerja berjarak maksimum 7,5 m

dari tampak luar, kantor kombinasi terkecuali ruangan-ruangan kecil dengan

ukuran masing-masing kurang lebih 10 m2, dilengkapi dengan suatu ruangan

bersama dari kedalaman 6 - 8 m.

• Ruang pekerja dan animal keeper

Terdiri dari beberapa ruang pekerja yang bekerja di luar administrasi seperti

pada bagian pakan satwa, membersihkan kandang, petugas kebersihan dan

pelatih satwa. Pekerja dan animal keeper harus mengikuti intruksi ketat untuk

kebersihan diri masing masing, dan harus mengikuti praktek hygiene

(kebersihan) dalam mempersiapkan makanan satwa, untuk menghindari cross

contamination (penjangkitan atau penyebaran kuman) dari alat-alat yang

digunakan dan tempat mempersiapkan makanan tersebut sehingga beberapa

pekerja memerlukan ruang sebagai tempat mempersiapkan diri (sterilisasi)

dan untuk beristirahat.

Gambar 2.42 Ruang istirahat untuk pekerja(Sumber: Neufert, 1996: p219)

PERANCANGAN E

s

40

Gambar 2.43 Macam-macam perangkat ganti pakaian(Sumber: Neufert, 2002: p70)

Gambar 2.44 Dimensi lemari ruang pekerja(Sumber: Neufert, 2002: p70)

Kebutuhan ruang yang disebut di atas memiliki besaran ruang masing-masing

sesuai dengan besaran yang ditentukan dan di perlukan, dari kebutuhan

ruang yang disebutkan juga memerlukan ruang-ruang lainnya terkait dengan

ruang yang dapat menunjang keberlangsungan kegiatan, diantaranya

meliputi:

1) Ruang duduk

Tempat duduk disini difungsikan sebagai tempat untuk beristirahat atau

berteduh.

2) Kamar mandi

PERANCANGAN E

s

41

Gambar 2.45. Ukuran wastafel dan kamar mandi(Sumber: NDA jilid 2)

3) Parkir Kendaraan

Gambar 2.46. Ukuran parkir kendaraan(Sumber: NDA jilid 2)

Gambar 2.47. Ukuran parkir mobil sedan(Sumber: NDA jilid 2)

Gambar 2.48. Ukuran parkir mobil sedan(Sumber: NDA jilid 2)

4) Mushola

PERANCANGAN E

s

42

Gambar 2.48. Ukuran dimensi ruang gerak sholat(Sumber: NDA jilid 2)

5) Pencahayaan

Pada perancangan ini memerlukan ruang dalam yang dapat

memanfaatkan secara optimal dalam pencahayaannya siang, maka dari

itu perlu menerapkan bukaan yang sesuai dengan standar bukaan:

Gambar 2.49. Prinsip Pemantulan Cahaya

(Sumber: NAD jilid 2, 2002)

Gambar 2.50. Bentuk Ventilasi ujung dinding dan sistem pemantulan cahaya alami

(Sumber: NAD jilid 2, 2002)

PERANCANGAN E

s

43

Gambar 2.51. Bentuk Shading, dan sistem pemantulan cahaya alami

(Sumber: NAD jilid 2, 2002)

6) Koridor

Gambar 2.52. Jenis-jenis koridor yang dapat digunakan dengan tipe yang berbeda-beda.

a). Bentuk pelana, b). Bentuk kubah, c). Bentuk Prisma, d). Atap mimbar.

(Sumber: NDA, 2002)

Gambar 2.53. Dimensi pedestrian(Sumber: Neufert, 1996: p27)

PERANCANGAN E

s

b.a.

c. d.

44

Gambar 2.54. Berbagai macam model lantai(Sumber: Neufert, 1996: p92)

Gambar 2.55. Jenis-jenis tanaman rambat(Sumber: Neufert, 1996: p204)

2.3. KATEGORISASI, KARAKTER, DAN PERILAKU PET

2.3.2. Kategorisasi Pet

Pet dapat digolongkan menjadi 5 kategori (Fransisca Amalia,

2011), namun dalam batasan masalah perancangan ini telah

disebutkan diantara 5 kategori hanya 2 yang diambil penulis. Antara

lain :

a. Kucing Dan Jenis-Jenisnya

Kucing telah dipelihara manusia sejak ribuan tahun yang lalu.

Kucing merupakan hewan karnivora berdarah panas yang dapat

melihat dengan baik pada malam hari karena memiliki biji mata

yang terbuka lebar yang dapat menangkap cahaya sebanyak-

banyaknya. Aneka macam kucing peliharaan merupakan keturunan

PERANCANGAN E

s

45

dari kucing liar di Afrika (Our World Encyclopedia, 1983:64, dalam

Fransisca Amalia, 2011).

Kucing memiliki banyak warna dan macam pola. Ciri fisik ini

tidak bergantung pada rasnya. Kucing rumahan dikelompokkan ke

dalam jenis berikut berdasar penampakan fisiknya :

1. bulu pendek

2. bulu panjang

3. oriental (bukan ras khusus, semua kucing yang bertubuh

langsing, mata berbentuk almond, daun telinga lebar, dan

rambut tubuh halus yang pendek), diantaranya :

Telon atau Calico 

putih dengan sedikit bercak warna hitam atau oranye

(atau biru atau krem). Orang Jepang sering menyebut pola

ini sebagai mi-ke. Karena gen warna bulu bertaut dengan

kelamin, kucing Calico yang beraneka warna ini umumnya

betina.

Tortoiseshell 

hitam dengan warna oranye dan putih tersebar di seluruh

tubuhnya. Kucing yang memiliki warna hitam, oranye

terang, dan oranye gelap disebut sebagai Calimanco atau

Clouded Tiger.

Tabby 

bergaris dengan bermacam pola. Pola klasik pada kucing

ini berbentuk bulatan-bulatan atau lingkaran. Tabby jenis

mackerel mempunyai tiga garis yang tampak di samping

tubuhnya, membuat kucing ini seperti ikan mackerel.

Maltese 

nama lama dari kucing biru (abu-abu).

Bicolor (dua warna) 

disebut juga Tuxedo cat atau Jellicle cat karena memiliki

bulu berwarna hitam dengan sedikit warna putih pada

bagian kaki, perut, dada, dan mungkin pula di bagian

wajah.

Sedangkan untuk kucing ras dikelompokkan ke dalam jenis

berikut:

Kucing ras Jenis Gambar

PERANCANGAN E

s

48

Himalayan Cat

Turkish Angora Cat

Persian Cat

Tabel 2.4. Jenis-jenis kucing rasSumber :http://Kucingkita.com

b. Anjing Dan Jenis-Jenisnya

Anjing menjadi kawan manusia sejak kira-kira 10.000 tahun

yang lalu, pada jaman batu. Banyak orang berpendapat bahwa

anjing keturunan serigala. Yang lain berpendapat bahwa mungkin

asalnya dari suatu jenis anjing buas lain yang sekarang sudah

punah (Our World Encyclopedia, 1983:79, dalam Fransisca Amalia,

2011).

Kelompok Anjing Berdasarkan Ukuran(8)

1. Kelompok Small

Semua anjing dengan berat badan 1-10kg. Contohnya cihuhua,

teckel, dan mini pincher.

PERANCANGAN E

s

Kucing ras

49

2. Kelompok Medium

Kelompok medium adalah anjing-anjing dengan berat badan 10-

25kg. Contohnya, anjing kintamani.

3. Kelompok Large

Kelompok anjing yang memiliki berat badan 25-50kg. Contohnya

adalah ajing gembala jerman (herder) dan doberman.

4. Kelompok Giant

Kelompok giant adalah anjing-anjing dengan berat badan 50-75kg.

Contohnya adalah St.Bernard.

Kelompok Anjing Berdasarkan Fungsinya

1. Toy

Kelompok anjing ini berfungsi sebagai sahabat manusia dan

berukuran kecil dengan berat kurang dari 10kg. Contohnya,

chihuahua, pug, mini pincher, pomerianian, dan poodle.

2. Companion Dog

Anjing kelompok ini merupakan sahabat keluarga namun berukuran

lebih besar dibanding dengan kelompok toy dan bersifat tidak

manja namun tetap bersahabat. Contohnya, golden retriever,

labrador, dan amarican cocker spaniel.

3. Hound

Kelompok anjing ini dimanfaatkan sebagai pemburu binatang.

Umumnya bertubuh ramping, berbulu pendek, dan kepala

meruncing. Contohnya, beagle, basenji, dan basset hound.

4. Guard Dog

Anjing kelompok ini bertugas sebagai penjaga rumah dan memiliki

sifat galak, tampang seram dan hanya bersahabat dengan

pemiliknya saja. Contohnya, rottwailer, herder, doberman dan

boxer.

5. Terrier

Kelompok ini memiliki tugas sebagai anjing pemuru hewan kecil

seperti bajing tanah, kelinci dan berag-berang. Contohnya,

staffodshire bull terrier.

6. Gundog

PERANCANGAN E

s

50

Anjing kelompok ini dimanfaatkan untuk berburu dan sebagai

anjing pelacak di kepolisian. Contohnya, retriever, pointer, spaniel,

dan setter.

7. Utility

Kelompok anjing ini merupakan anjing dengan kecrdasan relative

tinggi sehingga mudah dilatih untuk berbagai keperluan.

Contohnya dalmation dan chow-chow.

Umur Anjing

Pengelompokkan anjing berdasarkan usia: (9)

1. Anjing berumur 3 minggu

Anaka anjing masih tergantung dengan induknya. Anak anjing

tersebut masih membutuhkan kehangata, perhatian, dan

pemberian makan secara intensif.

2. Anjing berumur 4-7 minggu

Mulai pelakukan pengembaraan, berjalan kesana ke mari

menyelidiki keadaan sekeliling.

3. Anjing berumur 12 minggu

Anak anjing sudah mandiri dan terpisah dari induknya.

Anjing juga memiliki banyak warna dan macam pola. Berdasarkan ras

nya anjing memiliki berbagai macam jenis, diantaranya:

Anjing ras

Jenis Gambar

Alaskan Malamute

PERANCANGAN E

s

51

Akita

Beagle

Boxer

Chihuahua

PERANCANGAN E

s

52

Jindo

Dachshund

English Bulldog

Doberman

PERANCANGAN E

s

Anjing ras

53

Labrador Retriever

Rottweiler

Yorkshire Terrier

Maltese

Pomeranian

PERANCANGAN E

s

Anjing ras

54

Shih Tzu

Shiba Inu

Pekingese

Mini Pinscher

Siberian

German shepherd

PERANCANGAN E

s

Anjing ras

Anjing ras

55

Tabel 2.5. Jenis-jenis anjing rasSumber :http://Anjing-anjing.com

2.2.2. Karakter Dan Perilaku Pet

Untuk menopang hidupnya, hewan hewan memiliki empat

kebiasaan (Annisa B., 2010), yaitu:

1. Perilaku Makan, yaitu untuk mendapatkan energi.

2. Perilaku Mempertahankan dir i, yaitu ber kisar dari

melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan

menggunakan senjata bertahan dan penggunaan

kamuflase dan mimikri (meniru).

3. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik

Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam

kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan

sebagainya.

4. Berperilaku reproduktif

2.2.3. Karakter Dan Perilaku Kucing

A. Sifat Alami Kucing

Menurut Susetyo (2004), Jenis kucing yang banyak dipelihara

dewasa ini adalah jenis kucing persia, anggora dan mainecoon.

Kesemua jenis hewan ini memiliki jenis bulu yang lebat dan panjang.

Kucing ras ini berasal dari negara 4 musim, sehingga diperlukan suhu

yang cukup yaitu antara 21-240C untuk menjaga kualitas bulu.

Untuk menandai “wilayah kekuasaannya”, kucing akan

memanfaatkan air seninya atau dikenal dengan istilah spraying.

Kebiasaan spraying ini umumnya dilakukan oleh kucing jantan yang

menuju dewasa akibat mulai matangnya fungsi seksual yang dipicu

oleh perubahan fungsi hormon.

B. Bahasa Tubuh Kucing

PERANCANGAN E

s

56

Kucing Memiliki bahasa tubuh yang berbeda-beda berdasarkan

perasaannya(11), yaitu :

1. Mendongakkan dan menggerakkan kepala belakang, berarti ada

orang yang mendekatinya.

2. Setengah mata tertutup dan memutar sedikit telinga ke samping,

berarti kucing sedang merasa nyaman dengan dirinya

3. Mengarahkan telinga ke depan, lalu memutarnya ke belakang,

disusul mengecilkan pupil mat, berarti peringatan bahwa kita harus

segera meninggalkannya sedindirian karena ia sedang marah

4. Pupil mata membesar meskipun saat diterpa cahaya terang, berarti

kucing sedang terkejut

5. Mengarahkan telinga ke depan dan membuka mata lebar-lebar,

berarti kucing sedang ingin bermain, diajak bemai atatu diberi

mainan

6. Mencondongkan teling ke belakang, menutup mata, dan sedikit

menengok ke kiri atau ke kanan, berarti ia sedang mengajak

berdamai.

Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing

biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam

kelompok seperti singa. Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri

(jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah terbesar, sedang

jantan steril memiliki daerah paling kecil) dan selalu terdapat daerah

"netral" dimana para kucing dapat saling mengawasi atau bertemu

tanpa adanya konflik teritorial atau agresi. Di luar daerah netral ini,

penguasa daerah biasanya akan mengejar kucing asing, diawali

dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing

itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian singkat (wikipedia,

2010).

Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang

merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi

pada iklim gurun. Kucing senang dengan suasana hangat dan sering

tidur di bawah hangatnya sinar matahari. Kotorannya biasanya kering

dan kucing lebih suka menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat

mematung, tidak bergerak cukup lama terutama ketika sedang

mengintai mangsa atau bersiap untuk "pounce". mempertahankan

suhu tubuh normalnya, yaitu 39°C, dalam keadaan basah.

Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air. Kucing peliharaan

yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak kotoran yang berisi PERANCANGAN E

s

57

pasir atau bahan khusus yang dijual di toko hewan peliharaan. Perlu

juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk mencakar. Hal ini

penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini untuk

menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap

tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak adanya tempat khusus ini akan

menyebabkan kucing banyak merusak perabotan.

2.2.4. Karakter Dan Perilaku Anjing

Menurut Budiana (2008), Anjing memiliki kebiasaan mencium

untuk saling berkomunikasi. Anjing jantan mampu mencium zat atau

hormon feromon yang dikeluarka anjing betina yang sedang subur.

Cara anjing mengenali majikannya juga melalu mencium bau yang

spesifik dari pemiliknya. Ketajaman pendengaran anjing 4 kali lipat

pendengaran manusia. Seekor anjing mampu menerima suara 20-

80.000 Hz. Sudut penglihatan anjing lebih besar dibanding kucing dan

manusia. Sudut penglihatan anjing sebesar 2500-2900 sedangkan

manusia hanya 1450 dan kucing 2750. (10)

Di samping penglihatan anjing yang tajam ada juga Kebiasaan

yang sering dilakukan oleh anjing(10) :

1. Berurine

Anjing berurine 3-4 kali sehari. Urin anjing beraroma khas sehingga

menjadi media komunikasi antar anjing. Anjing serimg membuang urin

di suatu benda, baik di pohon, tembok atau batu dengan cara

mengangkat salah satu kaki belakang.

2. Mengunyah

Perilaku mengunyah apa saja yang menjadi incarannya muncul ketika

gigi tumbuh sehingga merasa gatal dan melampiaskannya dengan

menggigit benda.

3. Menggali

Kebiasaan menggali tanah yang dilakukan hewan anjing setelah

membuang urin adalah agar aroma urine menyebar merata sehingga

wilayah teritorialnya semakin luas. Namun alasan lain mereka

menggali tanah adalah untuk pergi dari rumah lewat bawah pagar

yang telah mereka gali.

PERANCANGAN E

s

58

4. Menggongong

Menggonggong adalah sifat naluri yang diwariskan sejak kecil. Hal

tersebut sebagai reaksi terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

Anjing yang kesepian terdengar salakan yang memilukan telinga

sehingga seolah ingin ditemani.

5. Manja

Anjing selalu minta perhatian, disayang dan dielus. Bahkan anjing

tiduran dipangkuan pemiliknya dengan nyaman.

6. Pergi dari tempat tinggal

Anjing mempunyai kebiasaan pergi dari rumah sebagai proses dari

petualangan. Anjing ingin melihat dan mengetahui suasana lingkungan

di luar rumah, mencari teman sesama anjing, dan berjalan-jalan

selama beberapa hari. Anjing pergi saat suasana sepi, pada pagi atau

malam hari ketika penghuni rumah pergi atau tidur nyenyak. Begitu ia

merasa puas, anjing akan pulang dengan sendirinya.

2.3. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN PET

Berinteraksi dengan hewan peliharaan adalah merupakan hal

yang paling menyenangkan. Pet adalah guru dan penyembuh dengan

bakat yang luar bisaa. Banyak cara dilakukan untuk menjelaskan cara

hewan membantu manusia. Hal ini termasuk “pet theraphy”, “pet

facilitated theraphy”, atau “animal-assisted theraphy”. Pet dapat

membantu manusia baik manusia normal atau manusia dengan

kekurangan fisik, mental dan emosi.

Menurut Jack Canfield dkk. Dalam bukunya “Chicken Soup For

The Cat And Dog Lovers Soul” ada beberapa kualitas yang dimiliki

hewan yang membuat manusia menyukainya, yaitu:

Hangat dan berbulu halus

Kehangatan dan bulu yang halus merupakan kelebihan dari hewan.

Mereka lebih mudah untuk dicintai dan dapat memberikan

kenyamanan.

Pelawak

Pet selalu saja dapat bertingkah sangat lucu. Hal ini menyebabkan

manusia akan terbawa kedalam suasana yang menyegarkan

karena selalu tertawa melihat tingkah dari pet.

Tidak menghakimi

PERANCANGAN E

s

59

Pet tidak pernah menghakimi manusia. Mereka menerima manusia

apa adanya.

Pendengar yang baik

Jika kita berbicara dengan pet, maka dia akan mendengarkan tanpa

menginterupsi apa yang kita bicarakan.

Cinta tanpa syarat

Pet tidak menuntut manusia untuk melakukan apa yang diminta,

dengan kata lain sangat perhatian.

Membantu orang yang memiliki cacat fisik

Pet sangat berguna bagi orang cacat fisik dalam berbagai cara.

Contohnya berkuda dapat membantu mereka yang memiliki

kelainan pada otot dan kontrol motoriknya. Berkuda membantu

meningkatkan kesembuhan pada postur, keseimbangan,

pergerakan dan fungsi tubuh.

Membantu orang merasa penting dan dibutuhkan

Manusia selalu merasakan kebutuhan untuk merasa penting dan

dibutuhkan. Dengan merawat pet membuat kita merasa selalu

dibutuhkan.

2.3.1. Keuntungan Memelihara Pet bagi Kesehatan Manusia

Menurut Foster and Smith (1997) , terdapat keuntungan-

keuntungan dalam memelihara pet bagi kesehatan manusia, yaitu:

1) Manfaat Secara Fisik Dan Kesehatan Fisik

Mengurangi kadar kolesterol.

Orang yang memelihara hewan kesayangan ditemukan memiliki

kadar kolesterol yang lebih rendah dibanding orang yang

tidak memilikinya.

Mengurangi tekanan darah dan stres.

Penelitian pada wanita pemilik anjing yang menjalani tes

stres membuktikan bahwa kehadiran anjing mempunyai efek

menurunkan tekanan darah disbanding kehadiran teman.

Meningkatkan harapan hidup penderita penyakit jantung

Kepemilikan anjing dapat meningkatkan daya tahan

penderita serangan jantung.

Meningkatkan aktivitas fisik dan fungsi kesehatan.

PERANCANGAN E

s

60

Kebutuhan akan merawat hewan menyebabkan pemilik

mempunyai aktivitas yang dapat disamakan dengan latihan

olahraga.

Mengontrol “freezing” pada penderita Parkinson.

Selain merasa kaku, penderita Parkinson juga mengalami

yang disebut “freezing”. Kaki mereka menjadi beku

sementara bagian tubuh yang lainnya tetap bergerak. Hal ini

menyebabkan orang tersebut jatuh. Hasilnya, beberapa orang

penderita Parkinson lebih suka duduk terus-menerus dan

enggan untuk berpindah.

Anjing terlatih membantu untuk mengidentifikasi adanya

“freezing” pada penderita. Apabila anjing menyentuh kaki

yang mengalami “freezing”, maka kebekuan tadi akan

hilang dan penderita Parkinson akan mampu melanjutkan

berjalan.

2) Manfaat Secara Psikologis, Emosional Dan Sosial

Membantu merasa rileks dan nyaman.

Mengurangi stres.

Kebutuhan akan disentuh.

Kemampuan untuk memiliki sesuatu yang dapat disentuh

membuat keberadaan pet sangat penting. Serangkaian

penelitian menunjukkan bagaimana pentingnya sentuhan

untuk kesehatan fis ik dan emosi kita.

Menghilangkan kesepian

Setiap orang membutuhkan teman dalam hidup sehari-hari.

Memiliki pet juga bisa disamakan dengan teman hidup yang

setia.

Memperbaiki mood.

Setiap orang membutuhkan perasaan dibutuhkan dan

memiliki sesuatu yang dirawat. Banyak lansia dan orang

yang hidup sendiri mengatakan bahwa pet memberikan

mereka alas an untuk hidup.

Memiliki rutinitas.

2.4. PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS DAN PENDUKUNGNYA

2.4.1. Pengertian Arsitektur Ekologis

a) Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.

Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang

PERANCANGAN E

s

61

dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari

level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,

arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain

bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga

merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut

(Wikipedia Indonesia, 2015).

Menurut Francis DK Ching (2008) Arsitektur umumnya

dibayangkan-didesaln-dan direalisasikan-dibangun-dalam upaya

merespon seperangkat kondisi yang ada.

b) Ekologi sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk

hidup dan lingkungannya. Berasal dari bahasa Yunani oikos

rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos bersifat

ilmu atau ilmiah. Sehingga ekologi dapat di definisikan sebagai

ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk

hidup dan lingkungannya. (Ernst Haeckel,1869)

Jadi, Arsitektur ekologis merupakan seluruh proses perancangan

dan pembangunan bangunan yang berwawasan lingkungan, dimana

memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin.

2.4.2. Ekologi dan Eko-Arsitektur

Atas dasar pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah

diuraikan, maka perhatian pada arsitektur sebagai ilmu teknik

dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga

keselarasan dengan alam dan kepentinagn manusia penghuninya.

Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan

kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan

alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur. (Krusche,

Per et sl. Oekologisches Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982. Hlm.7 )

PERANCANGAN E

s

Gambar 2.33. Konsep eko-arsitektur yang holistis (sistem keseluruhan)(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 39)

Eko-Arsitektur

Arsitektur alternatif

Bionik-struktur alamiah

Arsitektur surya

Arsitektur biologis

Bahan dan konstruksi yang ekologis

62

Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-

bagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang

memperhatikan kesehatan), arsitektur alternative, arsitektur matahari

(dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionic (teknik sipil

dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi

pembangunan.Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya

terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat

sebagai standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup

keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.

1. Penyelidikan kualitas

Tujuan setiap perencanaan eko-arsitektur yang memperhatikan

cipta dan rasa adalah kenyamanan penghuni. Sayangnya,

kenyamanan tidak dapat diukur dengan alat sederhana seperti

lebar dan panjang ruang dengan meter, melainkan seperti yang

telah diuraikan tentang kualitas , penilaian kenyamanan selalu

sangat subjektif dan tergantung pada berbagai faktor. Kenyamanan

dalam suatu ruang tergantung secara immaterial dari kebudayaan

dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara material

terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan pencemaran udara.

2. Bentuk dan struktur bangunan

Bentuk dan struktur bangunan merupakan masalah kualitas dalam

perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah

kualitas yang lain yang berhubungan, terutama kualitas bentuk

yang tidak dapat diukur maupun diberi standar.

3. Pencahayaan dan warna

Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang melalui

mata dalam hubungannya dengan pengalaman perasaan.

Pencahayaan (penerangan alami maupun buatan) dan

pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang.

PERANCANGAN E

s

63

Pada gambar nomor 2.Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam

keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan

dengan ruang (misalnya dengan perabot, lukisan, dan hiasan

lainnya). Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang,

terutama jika cahaya tersebut masuk dari jendela yang

orientasinya ke timur

Oleh karena itu pencahayaan matahari di daerah tropis mengandung

gejala sampingan dengan sinar panas, maka di daerah tropis tersebut

PERANCANGAN E

s

Pencahayaan lewat lubang-lubang jendela di tengah dinding

Pencahayaan lewat lubang-lubang jendela di tengah dinding

Pencahayaan lewat lubang-lubang jendela di tengah dinding

Gambar 2.55. Pencahayaan dan bayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang

(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 47)

Gambar 2.56. Gedung perkantoran atau industri bertingkat yang menggunakan pencahayaan alam tanpa sinar panas dan tanpa penyilauan

(Sumber : Kiss, Miklos. Neue Erkenntnisse zum Thema Tageslichtnutzung. Di dalam : Majalah SI+A, No.50. Zȕrich 1996. Hlm.1127-1129)

64

manusia sering menganggap ruang yang agak gelap sebagai sejuk dan

nyaman. Akan tetapi, untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan

kebutuhan cahaya untuk mata manusia. Karena pencahayaan buatan

dengan lampu dan sebagainya mempengaruhi kesehatan manusia,

maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa kesilauan dan

tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini,

maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima secara langsung,

melainkan dicerminkan/dipantulkan sinar tersebut dalam air kolam

(kehilangan panasnya) dan lewat langit-langit putih berkilap yang

menghindari penyilauan orang yang bekerja di dalam ruang.

Kenyamanan dan kreativitas dapat juga dipengaruhi oleh warna seperti

dapat dipelajari pada alam sekitar dengan warna bunga. Oleh karena

itu, warna adalah salah satu cara untuk mempengaruhi ciri khas suatu

ruang atau gedung. Masing-masing warna memiliki tiga ciri khusus,

yaitu sifat warna, sifat cahaya (intensitas cahaya yang direfleksi), dan

kejenuhan warna (intensitas sifat warna). Makin jenuh dan kurang

bercahayanya suatu warna, akan makin bergairah. Sebaliknya, hawa

nafsu dapat diingatkan dengan penambahan cahaya.

Pada praktek pengetahuan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk

mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi

peningkatan kenyamanan. Misalnya :

( Tomm, Arwed. Oekologisch Planen und Bauen. Braunschweig 1992.

Hlm.23 )

Langit-langit yang terlalu tinggi dapat ‘diturunkan’ dengan warna

yang hangat dan agak gelap

Langit-langit yang agak rendah diberiwarna putih atau cerah, yang

diikuti oleh 20 cm dari dinding bagian paling atas juga diberi warna

putih, yang memberi kesan langit-langit seakan melayang dengan

suasana yang sejuk.

Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada bidang

yang luas memberi kesan memperkecil ruang.

Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan

memberi kesan memperkecil ruang.

Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan

memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedangkan

dapat berkesan panjang dengan menggunakan warna dingin.

Dinding samping yang putih memberi kesan luas ruang tersebut.

PERANCANGAN E

s

65

Dinding tidak seharusnya dari lantai sampai langit-langit diberi

warna yang sama. Jikalau dinding bergaris horizontal ruang

berkesan terlindung, sedangkan yang bergaris vertical berkesan

lebih tinggi.

4. Angin dan pengudaraan ruangan

Pada gambar nomor 2.57 Angin dan pengudaraan ruangan secara

terus-menerus mempersejuk iklim ruangan. Udara yang bergerak

menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut

terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia.

Dengan demikian juga dapat digunakan angin untuk mengatur udara

didalam ruang. (Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot

Humid Weather. Texas 1953 )

5. Alam dan iklim tropis

Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus

diperhatikan terutama berhubungan dengan ruang dalam. Masalah

tersebut mendapat pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di

lingkungan sekitarnya, yaitu sinar matahari dan orientasi bangunan,

angin, dan pengudaraan ruangan, suhu dan perlindungan terhadap

panas, curah hujan dan kelembapan udara.

6. Sinar matahari dan orientasi bangunan

PERANCANGAN E

s

Gambar 2.57. Pergerakan angin dalam sebuah ruang(Sumber : Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot Humid Weather. Texas 1953)

66

Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat

diantara lintasan matahari dan angin, serta bentuk denah yang

terlindung adalah titik utama dalam peningkatan mutu iklim-mikro

yang sudah ada. Dalam hal ini tidak hanya perlu diperhatikan sinar

matahari yang mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah angin

yang memberi kesejukan. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari

yang paling cocok dan menguntungkan terdapat sebagai kompromi

antara letak gedung berarah dari timur ke barat dan yang terletak

tegak lurus terhadap arah angin seperti gambar berikut.

7. Keseimbangan dengan alam

Pada penentuan lokasi gedung tersebut diperhatikan fungsi dan

hubungannya dengan alam, seperti matahari, arah angina, aliran air

dibawah tanah, dan sebagainya. Setiap serangan terhadap alam

mengakibatkan suatu luka yang mengganggu keseimbangannya. Oleh

karena setiap benda memiliki hubungan langsung dengan benda-

benda lainnya, maka masuk akal apabila setiap perubahan pada suatu

titik tertentu membutuhkan penyelesaian masalah yang harus

dilakukan didalam batas ruangan. Dengan sadar atau tidak sadar

manusia telah menghancurkan keseimbangan dengan alamnya

sehingga terjadi ketidakseimbangan antara makrokosmos dan

mikrokosmos. Seperti manusia dalam lingkungan ilmiah, sebenarnya

PERANCANGAN E

s

Letak gedung terhadap sinar matahari yang paling menguntungkan bila memilihi arah dari timur ke barat.

Gambar 2.58. Gambar 4 Orientasi bangunan terhadap sinar matahari(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 56)

Letak gedung terhadap arah angin yang paling menguntungkan bila memilihi arah tegak lurus terhadap arah angin itu.

67

menjadi spesialis hanya dalam aspek keahliannya tetapi tetap bersatu

didalam wadah kemanusiaan. Maka pengertian keseimbangan dengan

alam mengandung kesatuan makhluk hidup (termasuk manusia)

dengan alam sekitarnya secara holistis

2.4.3. Pengertian Arsitektur Ekologis Menurut Heinz Frick

Heinz Frick (1998) berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak

menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur, karena

tidakada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku.

Namun mencakup keselarasan antara manusia dan alam. Eko-

arsitektur mengandung juga dimensi waktu, alam, sosio-kultural, ruang

dan teknik bangunan. Oleh karena itu eko arsitektur adalah istilah

holistik yang sangat luas dan mengandung semua bidang.

Heinz Frick memiliki beberapa prinsip bangunan ekologis yang

antara lain seperti :

1. Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat.

2. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat

diperbaharui dan menghemat penggunaan energi,

memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air),

Memelihara dan

3. memperbaiki peredaraan alam,

4. Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi

(listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah),

5. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya

seharihari.

6. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan

perencanaan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan

dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan

(sumber energi, penyediaan air).

2.4.4. Kriteria –Kriteria Bangunan Sehat dan Ekologis

Berikut ini adalah kriteria banguanan sehat dan ekologis

berdasarkan buku arsitektur ekologis versi Heinz Frick,antara lain :

1. Menciptakan kawasan hijau diantara kawasan bangunan

2. Memilih tapak bangunana yang sesuai

3. Menggunakan bahan bangunan buatan lokal

PERANCANGAN E

s

68

4. Menggunakan ventilasi alam dalam bangunan

5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang

mampu mengalirkan uap air.

6. Menjamin bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahan

lingkungan

7. Menggunakan energi terbarukan

8. Menciptakan bangunan bebas hamtan (dapat digunakan semua

umur)

A. Menciptakan kawasan hijau di antara kawasan bangunan

Tujuan dari diciptakannya kawasan hijau adalah sebagai salah satu

upaya untuk mencegah global warming . Berikut adalah contoh sebagai

bentuk menciptakan kawasan hijau disekitar kawasan pembangunan :

menciptakan taman ekologis disekitar bangunan. Taman ekologis

berfungsi sebagai salah satu pencegahan global warming dan juga

sebagai view yang menarik bagi siapa saja yang melihat.

Prinsip- prinsip-prinsip pembangunan taman ekologis yang dapat

diterapkan :

1. Pembentukan jalan setapak dengan bentuk yang beraneka

ragam

2. Penciptaan sudut yang nyaman, sejuk serta teduh

3. Menggunakan penghijauan pada pagar atau dinding taman

4. Pemilihan tanaman tertentu

5. Pemilihan tanaman yang sesuai dengan tempat dan mudah

dalam perawatannya.

Urban Farming ( urban agriculture)

Urban farming merupakan cara untuk penghiajuan sekitar bangunan

fungsi dari urban farming yaitu untuk :

1. mengurangi pemansan global.

2. menciptakan view yang menarik.

3. memperbaiki kesuburan tanah.

4. penghematan karena bahan makanan nabati dapat dihaslkan

sendiri.

B. Memilih tapak bangunan yang sesuai dengan perencanaan

yang berkarakter ekologis

PERANCANGAN E

s

69

Tapak yang digunakan sesuai dengan proyek yang dihasilkan ,

tetapi tetap dengan melihat kesinambungan antara lingkungan dan

gedung. Pada lahan yang akan digunakan untuk membangun sebuah

gedung. Berikut adalah hal – hal yang sebaiknya diperhatikan dalam

membangun sebuah bangunan :

1. hal pertama yang seharusnya dipertimbangkan adalah apakah

kesuburan tanah itu dapat dibuat tandus oleh gedung. Tannah

yang sangat subur sebaiknya dipertahankan sebagai lahan

tanaman dan bukan digunakan sebagai tempat parkir, lahan

bangunana ataupun jalan kedua.

2. hal kedua kedahan lahan yang ditumbuhi oleh tanaman yang

sudah ada misalnya pohon peneduh, semak, dan bunga,

sebaiknya tanaman tersebut dipertahankan sebanyak mungkin.

3. Hal ketiga adalah pertimbangkan tanaman yang akan

direalisasikan.

C. Menggunakan bahan bangunan buatan lokal

Sekarang ini mulai banyak perkembangan bahan bangunan,

munculnya pekembangan bahan bangunan dikarenakan adanya

kesadaran masyarakat terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan.

Bahan bangunan yang alami tidak mengandung zat yang dapat merusak

kesehatan manusiamaka berikut ini merupakan penggolongan bahan

bangunan menurut bahan mentah dan tingkat transformasinya :

Tabel 2.1. penggolongan bahan bangunan menurut bahan mentah

dan tingkat transformasinya

Penggolongan ekologis Contoh Bahan bangunan

Bahan bangunan yang regneratifKayu, bambu, rotan, rumbia,

alang-ang, serabut kepa, kulit

kayu, kapas ,kapuk, kulit

binatang dan wol

Bahan bangunan yang dapat

digunakan kembali

Tanah, tanah liat, lempung, tras,

kapur, batukali, batu alam.

Bahan bangunan recycling Limbah, potongan, sampah,

ampas, bahan kemasan, serbuk

kayu, potongan kaca.

Bahan bangunan alam yang Batumerah, genting tanah liat,

PERANCANGAN E

s

70

mengalami tranformasis

sederhana

batako, conblok, logam, kaca ,

semen

Bahan bangunan alam alam yang

mengalami beberapa tingkat

perubahan transformasi

Plastik, bahan sintesis, epoksi

Bahan banguann komposit Beton bertulang, pelat serat

semen, beton komposit, cat

kimia, perekat.

Bahan banguan yang ekologis seharusnya memenuhi syarat-syarat

berikut :

1. Produksi bahan banguanan menggunakan energis esedikit

mungkin.

2. Tidak mengalami perubahan bahan yang dapat dikembalikan ke

alam.

3. Eksploitasi , pembuatan (produksi), penggunaan bahan

bangunan sesedikit mungkin mencemari lingkungan.

4. Bahan bangunan berasal dari sumber lokal.

D. Menggunakan ventilasi alam dalam bangunan

Ventilasi berfungsi untuk pertukaran udara. Dua hal yang

berkaiatan dengan arsitektur ekologis tentunya yang berkaiatan dengan

unsur alam salah satunya yaitu penggunaan ventilasi dari alam. ventilasi

berkaitan dengan kualitas di dalam ruangan. 2 hal yang berkaitan dengan

kualitas udara yaitu penghawaan dan pencahayaan. penghawaan oleh

angin dan pencahayaan oleh sinar matahari. berikut ini adalah penjelasan

tentang kualitas dalam ruangan yang baik dan benar beradsaarkan buku

arsitektur ekologis versi heinz frick :

1. Penghawaan

Pada daerah yang beriklim tropis kelembapan udara dan suhu juga

tinggi. angin sedikit bertiup dengan arah yang berlawanan pada musim

hujan dan musim kemarau..pengaruh angin dan lintasan matahari

terhadap bangunan dapat dimanfaatkan dengan ;

PERANCANGAN E

s

Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta

71

a) gedung yang dibuat secraa terbuka dengan jarak yang cukup

diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin.

b) orientasi banguanan ditempatkan diantara lintasan matahari

dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah

dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap

arah angin.

c) gedung yang baik sebaiknya berbentuk persegi panjang yang

nantinya berguna untuk ventilasi silang.

d) ruang disekitar bngunan sebaiknya dilengkapi pohon

peneduh.

e) menyiasaka minimal 30% lahan banguanan terbuka untuk

penghijauan dan tanaman.

2. Pencahayaan

Cahaya sangat penting bagi makhluk hidup , terutama untuk manusia ,

cahaya digunakan untuk megenali lingkungan sekitar dan juga untuk

menjalankan aktivitas.

a. Cahaya dari permukaaan atap dan dinding

Cahaya berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam

ruangan melalui lubang atap dan / atau lubang dinding.

Berbagai macam variasi bentuk tergantung dari bentuk dan

arah matahari terhadap bangunan itu sendiri . pelubangan

bangunan untuk cahaya alam berdampak pada kesilauan bila

bentuk dan arah lubang tidak tepat dalam pengguanaanya.

b. Perlindungan terhadap silau matahari

Intensitas matahari terkadang juga berlebihan , cahaya yang

berlebihan menyaebabkan silau . silau akibat sinar matahari

yang berlebihan akan menyebakan ketidaknyamanan visual dan

dapat melelahkan mata . Untuk mengatasi hal tersebut

berbagai macam cara untuk menghindari atau mengurangi silau

tersebut menurut buku dasar-dasar arsitektur ekologis heinz

frick adalah:

1) Penyediaan selasar disamping bangunan

2) Pembuatan atap tritisan atau pemberian sirip/kanopi pada

jendela

E. Menggunakan Energi Terbarukan

PERANCANGAN E

s

72

Energi terbarukan merupakan energi yang dapat dihasilkan sendiri.

berikut ini adalah beberapa macam alat yang adapa t digunakan untuk

meciptakan energy snediri yang diambil dari buku arsitektur ekologis jilid 2

heinz frick hal 142.

1. Energi surya

Tabel 3.2. Tabel Energi Kolektor Surya

No.Kolektor surya

Daya kerja Penyimpanan

1 Menghasilkan uap (untuk mesin uap, yang membangkitkan listrik),memasak, air panas untuk mencuci, mesin pendingin absorbsi.

Dengan menggunakanalat penyimpananpanas, dengan bahanpelarut (air)ataumassa(batu-batuan)

2 Menghasilkan air panas untuk mandi dan mencuci, menghasilkan udara panas.

Dengan menggunakanalat penyimpan panas,dengan bahan pelarut(air) atau massa (batubatuan)

3 Membangkitkan listrik 12 V arus searah (dengan mengguanakan perata arus dan transformer terdapat 220 V arus bolak balik)

Tenaga listrik sulit disimpan, kecualidengan mengisis aki(biasanya 12 V arussearah.

2. Energi air

Energi air secara tradisional digunakan kincir air :

a) Dengan pukulan ke atas

b) Dengan pukulan bawah

c. Untuk membangkitakan listrik iguanaakn turbin

3. Energi angin

PERANCANGAN E

s

Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta

73

Energi angin dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kincir

angin sesuai kebutuhan tenaga. Energi geotermal memanfaatkan

panas bumi untuk menghasilkan uap yang dapat digunakan untuk

membangkitkan tenaga . pembangkit listrik dengan menggunakab

panas (uap)merupakan sistem yang kurang efisien (faktor

efisiensi< 27%).

F. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang

yang mampu mengalirkan uap air.

Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang

mampu mengalirkan uap air.

Permukaan dinding dan lapisan langit – langit ruang termasuk

dalam upaya penghijauan rumah . upaya untuk penghijauan dilakukan

untuk mengatur tata air, suhu, pencemaran udara dan juga unntuk

perlindungan terhadap lingkungan sekitar. Menurut buku eckb ,1964 dan

fakuaea,1987 yang ditulis dalam buku arsitektur ekologis hal 108 fungsi

penghijauan pada dinding dan atap rumah adalah sebagai

berikut :

1. Tanaman sebagai penghijauan rumah dalam pertumbuhannya

menghasilkan O2 yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk

bernapas.

2. Sebagai pengtaur lingkungan (mikro), vegetasi akan

menimbulkan hawa lingkungan setempat sejuk,nyaman dan

segar.

3. Pencipta lingkungan hidup (ekologis). Penghijauan dapat

menciptakan ruang hidup bagi makhluk hidup di alam.

4. Penyeimbangan alam (adaptis) merupakan pembentukan

tempat tempat hidup bagi stawa yang hidup disekitarnya

5. Perlindungan (protektif) terhadap kondisi fisik alami sekitarnya

(air hujan, angin kencang dan terik matahari )

6. Kesehatan (hygiene), untuk terapi mata karena penghijauan

mengikat gas dan debu.

7. Mengurangi kebisisngan di dalam gedung, terutamam pada

atap bertanam yang menambah bobot (massa) sebagai

penanggulangna suara/bising.

8. Rekreasi dan pendididkan (edukatif). Jalur hijau dengan aneka

vegetasi mengandung nilai-nilai ilmiah

9. Sosial politik ekonomiPERANCANGAN E

s

74

G. bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahn lingkungan

Bangunan yang baik adalah bangunan yang tidak merugikan

lingkungan. Memang saat banguanan tersebut dibangun sudah

mengurangi komunitas hewan yang sebelumnya ada dilahan tersebut,

tetapi kita sebagai manusia yang bijak adan peduli akan lingkungan

seharusnya mengganti lahan yang menjadi komunitas mereka dengan

cara melakukan penghijauan disekitar bangunan. Berbagai macam cara

yang digunakan yaitu:

1. Melakuakan penghijauana pada bangunana

2. Mendesain taman

H. Menciptakan bangunan bebas hambatan (dapat digunakan

semua umur)

Bangunan yang baik merupakan bangunan yang dapat digunakan

disegala usia baik anak-anak mauapun orang tua, selain itu diguanakan

juga bagi orang yang cacat tubuh,orang sakit, maupun orang dewasa yang

sehat misalnya diberikan jalur bagi mereka yang menggunakan kursi

roda .banyak hambatan bagi bangunan saat ini yang tidak memperhatikan

hal – hal tersebut antara lain perbedaan tinggi lantai yang mnyusahkan

orang yang sangat tua maupun anakanak, taanda orientasi ruang kurang

jelas, tidak ada kursi untuk beristiarhat, dan masih banyak lagi.

Berikut ini adalaha prinsip –prinsip banguanan diambil dari frick,

heinz/widmer, petra. Membangun, membentuk, menghuni. Yogyakarta:

kanisius, 2006.halaman 51-53 :

1. Pilihlah perlengkapan yang bebas hambatan jika biaya tidak lebih

mahal daripada pelrengkapan yang tidak bebeas hambatan .

2. Dalam gedung umum, hindarilah konstruksi tangga. Jika harus

dibuat tangga, pilih tangga yang lurus dilengkapi dengan jalan

landai <8% atau lift.

3. Lebar semua pintu harus memadai kebutuhan kursi roda (>80 cm)

4. Sediakan cukup banyak tempat yang ebbas hambatan sehingga

kursi roda dapat dikemudikan dan dilangsir dengan mudah.

5. Ukuran huruf pada tulisan informasi harus jelas dibaca,

pemasangannya setinggi mata manusia , dengan penerangan

yangs esuai dengan kemampuan orang yang melihatnya (juga yang

kemah penglihatannya)

6. Semua leemn pelayanan pada telepon umum,lift dan

sebagainyaharus dipasang pada tinggi yang optimal.

PERANCANGAN E

s

75

7. Kamar mandi/ wc dibentuk sedemikian rupasehingga dapat

digunakan sendiri oleh pengguna kursi roda tanpa bantuan orang

lain.

8. Pintu sorong dapat dibuka lebih mudah oleh pengguan kursi roda

dibandingkan dengan pintu sayap biasa.

2.5. TINJAUAN UMUM KOTA MALANG

2.5.1. Gambaran Umu Kota Malang

2.5.2. Letak Dan Kondisi geografis

Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter

diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada

ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak

112,06° – 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan

batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso

Kabupaten Malang

2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang

Kabupaten Malang

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji

Kabupaten Malang

PERANCANGAN E

s

Gambar 2.59. Peta Kota Malang(Sumber : google.co.id)

76

4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten

Malang

serta dikelilingi gunung-gunung :

1. Gunung Arjuno di sebelah Utara

2. Gunung Semeru di sebelah Timur

3. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat

4. Gunung Kelud di sebelah Selatan

A. Iklim

Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata

suhu udara berkisar antara 22,7°C – 25,1°C. Sedangkan suhu maksimum

mencapai 32,7°C dan suhu minimum 18,4°C . Rata kelembaban udara

berkisar 79% – 86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum

mencapai 40%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia,

Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan,

dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi

Karangploso Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari,

Nopember, Desember. Sedangkan pada bulan Juni dan September Curah

hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei,

September, dan Juli.

B. Keadaan Geologi

Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :

1. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk

industry

2. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian

3. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang

subur

4. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah

pendidikan

C. Jenis Tanah

Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :

1. Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.

2. Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.

3. Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.

4. Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha.

PERANCANGAN E

s

77

Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu

mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang

memiliki sifat peka erosi. Jenis

tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif

kemiringan sekitar 15

2.5.3. Rencana Detail Tata Ruang Kota

Rencana Detail Tata Ruang Kota yang selanjutnya disingkat RDTRK,

adalah penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ke dalam

rencana pemamfataan ruang kawasan dengan menetapkan blok-blok

peruntukan pada kawasan fungsional dimuat dalam peta rencana berskala 1 :

5000 atau lebih (RDTR Kota Malang Tengah Bab 1, Pasal 1, poin 5).

Selanjutnya dibagi dalam sub Kota Malang yaitu :

• Kota Malang Timur

• Kota Malang Utara

• Kota Malang Barat

• Kota Malang Selatan

• Kota Malang Tengah

2.5.4. Gambaran Khusus RDTR Kota Malang Tengah

Batas-batas Rencana Dasar Tata Ruang Kota (RDTRK) Malang Tengah

adalah sebagai berikut berdasarkan RDTR Kota Malang Tengah (Bab 2, Pasal

4, Poin 3) :

• Sebelah Utara : Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Lowokwaru

• Sebelah Timur : Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan

Blimbing

• Sebelah Selatan : Kecamatan Sukun

• Sebelah Barat : Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Sukun

Malang Tengah memiliki luas wilayah ± 883 Ha (8.830.000 m2)

A. Rencana Struktur Ruang

Keterangan :

: Pusat Kota

PERANCANGAN E

s

78

: Pusat Blok

: Pusat Sub Blok

Gambar 2.60. Peta Struktur Ruang Malang Tengah

Sumber : RDTRK Malang Tengah

B. Rencana Tata Guna Lahan

Keterangan :

: Fasilitas Umum

: Industri dan Pergudangan

: Perdagangan dan Jasa

: Permukiman

: RTH

: Militer

PERANCANGAN E

s

79

Gambar 2.61. Rencana Tata Guna Lahan Malang Tengah

Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN E

s

80

C. Rencana Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Keterangan :

: Kemunduran 5 – 10 m

: Kemunduran 2 – 9 m

: Kemunduran 4 – 13 m

: Kemunduran 1 – 5 m

Gambar 2.62. Rencana Garis Sempadan Bangunan Malang Tengah

Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN E

s

81

D. Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Keterangan :

: KDB 30% - 50%

: KDB 70% - 80%

: KDB 80% - 90%

Gambar 2.63. Rencana Koefisien Dasar Bangunan Malang Tengah

Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN E

s

82

E. Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Keterangan :

: KLB 1 – 2 Lantai

: KLB 1 – 3 Lantai

: KLB 2 – 4 Lantai

: KLB > 4 Lantai

Gambar 2.64. Rencana Koefisien Lantai Bangunan Malang Tengah

Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN E

s

83

2.6. STUDI BANDING

2.6.1. Studi Banding Obyek

2.6.1.1. Red Bank Veterinary Hospital, Amerika Serikat

A. Gambaran Umum

Red Bank Veterinary Hospital adalah sebuah bangunan perawatan &

rujukan layanan yang kritis untuk hewan peliharaan. Berlokasi di Tinton Falls,

NJ 07724, Amerika Serikat. Luas area 8000 m2

Gambar 2.65. Site Red Bank Veterinary Hospital

Sumber : maps.google.com

B. Konsep Bangunan

Gambar 2.66. Site Red Bank Veterinary Hospital

Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Bangunan ini didesain dengan konsep bangunan yang berwawasan

lingkungan. Sejalan dengan ini, untuk mencapai tujuan konsep bangunan

yang berwawasan lingkungan, beberapa tim konsultan diperkerjakan. Seperti

konsultan eco building, Arsitek landscape, konsultan constructed wetland,

PERANCANGAN E

s

SIT

84

konsultan pencahayaan serta insinyur mekanikal elektrikal dan pemipaan

(MEP).

C. Denah Bangunan

Gambar 2.67. Denah Bangunan Red Bank Veterinary Hospital

Sumber : google.com

D. Ruang-Ruang Utama

Lobby

PERANCANGAN E

s

85

Gambar 2.68. Ruang LobbySumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Periksa

Gambar 2.69. Ruang Periksa

Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Tindakan Medis

Gambar 2.70. Ruang Tindakan MedisSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Auditorium

PERANCANGAN E

s

86

Gambar 2.71. Ruang AuditoriumSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

2.6.1.2. Pet Care Centre, Metairie, LA

A. Gambaran Umum

Pet Care Center adalah sebuah bangunan Rumah Sakit Hewan , Pet

Resort & Spa yang didedikasi untuk memberikan perawatan medis yang

berkualitas tertinggi yang tersedia sehingga hewan peliharaan Anda mungkin

mengalami lebih lama , hidup sehat .

Gambar 2.72. Site Pet Care CenterSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

B. Denah Bangunan

PERANCANGAN E

s

SITE

87

Gambar 2.73. Denah Lantai 1-2 Pet Care CenterSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

C. Ruan-Ruang Utama

Ruang Lobby

Gambar 2.74. Ruang LobbySumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Periksa

Gambar 2.75. Ruang PeriksaSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

PERANCANGAN E

s

88

Koridor

Gambar 2.76. KoridorSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

2.6.2. STUDI BANDING TEMA

2.6.2.1. Perpustakaan Universitas Indonesia

Perancangan Malang Pet Centre menggunakan bangunan

perpustakaan Universitas Indonesia Depok sebagai studi banding tema

ekologi arsitektur. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai. perpustakaan

Universitas Indonesia Depok.

A. Gambaran Umum

Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang

dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri

dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun di area seluas 3 hektar

dengan 8 lantai yang dirancang berdiri di atas lansekap bukit buatan dan

terletak di depan Danau Kenanga kampus UI.

PERANCANGAN E

s

89

Gambar 2.77. Perspektif mata manusia perpustakaan kampus UI(belajarsitektur.blogspot.com, 2012)

Bangunan perpustakaan mempunyai konsep ramah lingkungan (eco

friendly) yang merupakan turunan dari ekologi arsitektur yang

menyatakan bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi

terbarukan, yakni energi matahari (solar energy). maka di dalam

gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa

pun. sebab semua kebutuhan plastik dapat diganti dengan kertas atau

bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik,

air dan kertas. Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000

orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang

per hari dengan koleksi buku di dalamnya dapat menampung 3-5 juta

judul buku (rumahpengetahuan.web.id, 2012).

2.5.2.2 Tinjauan Prinsip Tema Ekologi pada Bangunan

Perpustakaan kampus UI ini menerapkan tema Eco-Friendly yang

merupakan turunan dari arsitektur ekologi yang mengedepankan alam dan

lingkungan sekitar. Berikut ini penjelasan mengenai penerapan prinsip

ecology architecture pada bangunan perpustakaan ini yang mengambil prinsip

atau kaidah dasar dalam hubungan arsitektur dengan alam menurut Vale,

Robert & Brenda (1991: 69-168). Berikut tabel penyajian:

Tabel 2.7 Penerapan prinsip ekologi pada perpustakaan UI

No Prinsip

ekologi

Aspek Kaitan dengan objek kesimpulan

1. Respek

kepada

alam

- Tata

letak

- Model bangunan

menghadirkan

bangunan masa depan

dengan mengambil sisi

danau sebagai orientasi

perancangan.

-

- View

bangunan

menghadap

danau

menimbulkan

kesan sejuk

dan dekat

PERANCANGAN E

s

90

dengan alam.

- Alam sebagai

unsur penting

dalam desain.

- Struktur

atap

- Penggunaan bukit

buatan sebagai potensi

pemanfaatan atap untuk

fungsi penghijauan.

2. Memberi

respek

pada

penggun

a

Struktur

bangunan

Di punggung bukit

bangunan di timbun tanah

dan ditanami rerumputan

yang berguna sebagai

pendingin suhu ruangan

yang ada didalamnya,

hingga dapat mereduksi

fungsi alat pendingin udara

sampai 15 persen.

- Adanya

pendingin

suhu ruangan

yang alami,

yang timbul

dari,

punggung

bukit

bangunan di

timbun tanah

dan ditanami

rerumputan.

- Materia batu

dapat

mengurangi

dampak

buruk cat

yang kurang

ramah bagi

manusia.

Material

dinding

Bahan bangunan dari

batuan ini (batu alam

andesit untuk eksterior dan

batu paliman palemo untuk

interior) bersifat bebas

pemeliharaan (maintenance

free) dan tidak perlu dicat.

3 Memelih

ara

Interior Interior bangunannya

didesain terbuka dan

- penggunaan

sirkulasi

PERANCANGAN E

s

91

sumber

daya

(energi)

menyambung antara satu

ruang dan ruang yang lain

melalui sistem void.

Penggunaan sirkulasi udara

alam menjadi maksimal.

udara alam

maksimal,

karena

interior

bangunannya

didesain

terbuka dan

menyambung

antara satu

ruang dan

ruang yang

lain melalui

sistem void.

- Terdapat

system

penerangan

alami dari

cahaya

matari yang

di dapat dari

tembusan

cahaya yg

datang

menembus

kaca yang

terletak di

antara

punggung

rerumputan.

Pencahayaa

n

pencahayaan alami

dilakukan melalui beberapa

skylight.

utilitas Di antara punggung

rerumputan itu terdapat

jaringan-jaringan selokan

yang di sampingnya

terdapat kaca tebal bening

selebar 50 sentimeter.

Selokan itu untuk

mengalirkan air hujan ke

tanah resapan, sedangkan

fungsi kaca sebagai sistem

pencahayaan.

PERANCANGAN E

s

92

- tidak

memerlukan

lagi pendingin

buatan (ac

atau kipas

angin) dan

cahaya

penerangan

yang cukup.Material

atap

Penggunaan energi

matahari dilakukan melalui

solar cell yang dipasang di

atap bangunan.

4 Memper

kecil

sumber

daya

baru

Utilitas Guna memenuhi standar

ramah lingkungan,

bangunan juga dilengkapi

sistem pengolahan limbah.

Karena itu, air buangan

toilet dapat digunakan

untuk menyiram di

punggung bangunan.

Dengan diproses terlebih

dahulu melalui pengolahan

limbah atau sewage

treatment plant (STP).

- memenuhi

standar

ramah

lingkungan,

limbah air

buangan

toilet dapat

digunakan

untuk

menyiram di

punggung

bangunan,

dengan

diproses

terlebih

dahulu

melalui

pengolahan.

5. Prinsip

bekerja

Material

atap

Gedung menggunakan

panel surya sebagai sumber

- Dapat

memberikan

PERANCANGAN E

s

93

bersama

iklim

energinya sesuai dengan

kondisi iklim tropis yang

terik.

dampak atau

pengaruh

baik yang

cukup besar

pada

lingkungan.

- Bekerja

dengan iklim

tropis yang

cenderung

basah.

- Mengurangi

dampak

negatif yang

ditimbulkan

dari energi

yang

terbuang.

Pencahayaa

n

pencahayaan alami

dilakukan melalui beberapa

skylight.

Interior Interior bangunannya

didesain terbuka dan

menyambung antara satu

ruang dan ruang yang lain

melalui sistem void.

Penggunaan sirkulasi udara

alam menjadi maksimal.

Penghawaa

n

penggunaan sirkulasi udara

alam maksimal, karena

interior bangunannya

didesain terbuka dan

menyambung antara satu

ruang dan ruang yang lain

melalui sistem void.

(rumahpengetahuan.web.id, 2012; Hasil analisis, 2015)

PERANCANGAN E

s

94

BAB III

METODOLOGI

3.1. Metode Umum

Proses kajian yang digunakan dalam merancang Pet Centre di Kota

Malang dilakukan melalui metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-

korelatif, yaitu mencari serta menetapkan adanya keeratan/korelasi antara

variable-variabel penelitian. Metode ini berupa paparan deskripsi atas

fenomena yang terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang

mendukung teori yang dipakai.

Secara kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang

membahas teknik-teknik pengumpulan, pengolahan, atau analisa dan

penyajian terhadap sekelompok data. Analisis data secara kualitatif atau

korelatif dengan melakukan beberapa tahapan meliputi survey lokasi dan

obyek-obyek komparasi untuk memperoleh data-data dan komparasi yang

berhubungan dengan obyek perancangan nantinya.

3.2. Perumusan Gagasan

Dalam penentuan judul objek rancangan, terlebih dahulu dilakukan

pengamatan

mengenai permasalahan yang sedang terjadi baik dalam skala global maupun

skala lokal, baik aspek secara umum maupun arsitektural. Aspek umum yang

diamati adalah

permasalahan gaya hidup masyarakat untuk memelihara hewan peliharaan

dewasa ini. Terkait dengan pemasalahan gaya hidup yang ada, diperlukan

wadah untuk menampung segala macam yang berbau hewan peliharaan

mulai dari penitipan, perawatan, hingga pelatihan hewan peliharaan sehingga

masyarakat dapat menyalurkan hasrat dan keinginannya dengan penuh

terhadap hewan. Kota Malang berpotensi untuk dijadikan sebagai lokasi

perancangan mengingat kota ini telah dikenal sebagai kota pelajar, baik

pelajar yang berasal dari Kota Malang itu sendiri maupun dari luar kota

sehingga semakin banyak pelajar yang dating semakin banyak pula penduduk

di Kota Malang. Selain potensi tersebut, Kota Malang juga tidak terlepas dari

permasalahan lingkungan seperti peningkatan suhu udara Kota Malang yang

semakin hari kian semakin panas, polusi di jalanan kota, dan lain-lain.

Menghadirkan Pet Centre yang menggunakan pendekatan pada Eco-Design di

Kota Malang diharapkan dapat menjadi wadah yang tepat untuk menyalurkan

PERANCANGAN E

s

95

dan memenuhi segala kebutuhan hewan peliharaan yang ramah terhadap

lingkungan dan kondisi Kota Malang. Aspek arsitektural yang perlu diamati

adalah mengenai pengolahan lahan dan bangunan terhadap lingkungan.

Pengolahan lahan dan bangunan yang disinkronkan dengan lingkungan dan

penghijauan diharapkan dapat mengurangi dampak buruk terhadap

lingkungan dalam hal eksploitasi, produksi, distribusi, penggunaan maupun

perawatannya. Selain itu, keeratan hubungan bangunan dan lingkungan

sekitarnya penggunaan juga dapat memberikan kesan bangunan yang

menyatu dengan alam. Berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhi

perancangan kemudian dilakukan identifikasi masalah dan difokuskan ke

dalam rumusan masalah.

Dalam proses kajian ini ide perancangan yang didapat kemudian

ditransformasikan ke dalam bentuk yang tertulis. Transformasi tersebut dapat

digambarkan melalui usulan kajian dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah

Adapun proses tahapan kajian ini merupakan tindakan yang

diperlukan untuk mengetahui inti dari problem atau persoalan, penyebab

permaslahan, sekaligus solusi yang tepat untuk memperbaiki atau

menyelesaikan permasalahan tersebut.

2. Pengumpulan data

Data-data yang ada di lapangan sangat penting untuk digali dan didata

secara sistematis, baik berupa data primer maupun sekunder. Hal ini

dilakukan baik untuk perkembangan desain maupun demi memperkaya

alternative penyelesaian permasalahan. Data primer diperoleh dari hasil

survey langsung di lapangan dengan mencari, melihat, dan mendengarkan

informasi yang dibutuhkan mengenai kondisi yang sebenarnya pada obyek

yang akan direncanakan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui

pengamatan secara tidak langsung tetapi tetap menunjang proses kajian

terhadap permasalahan yanga ada.

3. Analisa

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap

selanjutnya yang dilakukan adalah mengelola data dan menganalisa dalam

suatu pemrograman sampai didapatkan beberapa alternatif konsep

penyelesaian masalah yang terangkai dalam proses sintesa. Hasil dari analisa

berbagai masukan yang masih acak tersebut harus dikelompokkan terlebih

PERANCANGAN E

s

96

dahulu sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan agar dapat menunjang

keputusan desain.

4. Sintesa

Tahapan ini merupakan tahapan penyimpulan dari berbagai alternatif

pemecahan masalah yang telah dianalisa pada tahap sebelumnya.

Pemecahan masalah ini ditejemahkan kedalam bentuk kosep-konsep dalam

bentuk verbal dan grafis. Dari konsep ini diharapkan kedepannya kedepannya

dapat ditransformasikan kedalam bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang

dilanjutkan dengan gambar-gambaran kerja berupa denah, tampak, potongan,

siteplan, layout, perspektif situasi, dan detail arsitektural.

5. Perancangan

Setelah melalui tahap sintesa, akan dihasilkan berbagai macam

alternatif yang selanjutnya akan dipilih salah satu alternatif yang paling utama

dalam penyelesaian permasalahan. Selanjutnya konsep penyelesaian

permasalahan ini diterjemahkan dalam bentuk sketsa-sketsa ide awal

perancangan untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk gambar kerja yang

berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout, perspektif situasi, dan

detail arsitektural.

Pada proses aktifitas perancangan, setiap tahapannya akan selalu

mengalami perubahan-perubahan baik penambahan maupun pengurangan.

Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, maka diperlukan umpan balik (feed

back) pada setiap loncatan tahapan, sehingga hasil rancangan yang didapat

akan lebih optimal.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

A. Survei Tapak

Survei tapak dilakukan pada lokasi tapak yang dipilih berdasarkan kriteria

daerah tujuan Pet Centre. Survei tapak dilakukan untuk mengetahui kondisi

tapak dan lingkungan sekitarnya sehingga menjadikan pertimbangan-

pertimbangan di dalam mendesain. Metode yang digunakan dalam survei

tapak ini adalah metode observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung di

PERANCANGAN E

s

97

lokasi tapak dan sekitar tapak. Survei pada lokasi tapak ini dilakukan dengan

langsung merekam fakta-fakta di lapangan untuk mendapatkan data berupa:

1. Kondisi eksisting lingkungan berhubungan dengan topografi dan

iklim.

2. Batas-batas wilayah perencanaan.

3. Peluang potensi pada tapak yang nantinya dapat dikembangkan.

4. Potensi lingkungan sekitar yang berinteraksi dengan tapak

5. Pencapaian menuju tapak

B. Survei Objek Komparasi

Survei objek komparasi dilakukan pada objek sejenis, yaitu Las Gaviotas Pet

Hotel, USA, Bothell Pet Hospital, Washington dan Sidwell Friends Middle

School, Washington. Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai:

1. Aktivitas-aktivitas dan program kegiatan yang dilakukan di area pet

hotel dan pet hospital.

2. Kebutuhan ruang dan fasilitas yang harus disediakan.

3. Material yang digunakan pada bangunan yang ada.

4. Penerapan eco-architecture terhadap desain bangunan.

C. Wawancara

Wawancara dengan narasumber atau responden sesuai dengan objek

perancangan. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai pengelola Pet

Shop, Pet Hotel yang ada di Kota Malang untuk mendapatkan informasi-

informasi penting yang berguna dalam perancangan.

3.3.2 Data Sekunder

A. Studi Pustaka

Data yang digunakan dari studi pustaka ini dapat berupa teori, pendapat ahli,

peraturan pemerintah, serta data lain yang bisa dikembangkan dan dapat

menjadi dasar perencanaan, sehingga dapat memperdalam analisis. Pustaka

yang digunakan adalah yang berhubungan dengan wisata edukasi, unsur-

unsur pokok kepariwisataan, serta teori-teori mengenai bahan bangunan

alami.

B. Studi Banding

PERANCANGAN E

s

98

Pengumpulan data studi komparasi diperoleh melalui internet dan buku.

Pemilihan objek untuk studi komparasi adalah berdasarkan pada fungsi objek

yang sejenis (Pet Centre). Objek studi banding yang digunakan adalah:

1. Las Gaviotas Pet Hotel, USA. Objek ini merupakan tempat untuk

memenuhi segala macam kebutuhan hewan peliharaan khususnya

penginapan.

2. Bothell Pet Hospital, Washington. Objek ini merupakan tempat

untuk memenuhi segala macam kebutuhan hewan peliharaan

khususnya untuk perawatan dan kesehatan

3. Sidwell Friends Middle School, Washington. Objek ini merupakan

sekolah yang berwawasan hemat energy, selaras dengan alam

serta hampir seluruh bangunannya memanfaatkan energi alam.

3.4 Metode Analisis dan Sintesa Data

Tahap analisis merupakan tahap untuk menganalisis data-data

yang telah terkumpul, baik data primer maupun sekunder. Analisis ini

digunakan untuk mendapatkan sintesa berupa konsep perancangan yang

dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai. Analisa-analisa yang dilakukan terdiri dari:

3.4.1. Analisa

1. Analisia pelaku, aktifitas, dan ruang

Manusia sebagai pelaku utama yang beraktifitas di dalamnya.

Metode yang dilakukan adalah dengan metode analisa fungsional dengan

menentukan kebutuhan ruang yang mempertimbangkan fungsi. Dari

analisa pelaku dan aktifitas nantinya akan didapat besaran ruang yang

dibutuhkan. Ruang adalah elemen penting dalam bangunan, di dalam

perancangan Malang Pet Centre kali ini dilakukan pendekatan-pendekatan

tertentu dalam menganalisa ruang. Pendekatan-pendekatan tersebut

meliputi:

a. Pendekatan standar; diperoleh dari studi literatur mengenai standar-

standar tertentu dalam sebuah ruang

b. Pendekatan komparasi; yaitu pendekatan yang diperoleh dari obyek

komparasi yang telah dilakukan. Alat yang dipakai adalah konsep-

konsep programatik ruang berupa diagram-diagram dan sketsa.

c. Pendekatan asumsi; Alat yang dipakai adalah diagram-diagram alur

kegiatan, diagram fungsi dan sketsa-sketsa awal hubungan ruang.

PERANCANGAN E

s

99

2. Analisa bangunan

Aspek bangunan merupakan obyek utama sebagai wadah aktifitas

pelaku dan menjadi unsur fisik utama. Untuk memunculkan identitas

bangunan yang mendukung perwujudan bangunan diperlakukan analisis

terhadap faktor-faktor fisiknya dengan mengacu pada kegiatan dan fungsi

bangunan dan bentukan-bentukan yang mengadopsi gaya bangunan yang

ramah lingkungan atau bangunan yang eco.

Metode yang dipakai adalah metode analogi dan tipologi yang

digunakan untuk mengkaji bentuk dan tampilan Pet Centre yang

direncanakan berada di Kota Malang yang berfungsi sebagai kawasan

wisata dan pendidikan. Metode pendekatan kepada penerapan prinsip-

prinsip perancangan bentuk dan tampilan serta studi bentuk dari

bangunan-bangunan Pet Centre hasil komparasi untuk selanjutnya

ditelaah untuk membantu desain Pet Centre di Kota Malang. Selain itu

menggunakan metode konstektual untuk menyesuaikan bentuk bangunan

dan elemen-elemen di sekitarnya. Alat yang dipakai adalah dengan

menggunakan sketsa.

3. Analisa tapak dan lingkungan

Analisis terhadap potensi dan permasalahan yang ada di lokasi

Kota Malang dan tapak perancangan secara khusus, yaitu site

perancangan. Aspek yang dianalisis berupa kondisi iklim, sirkulasi dan

aksesibilitas/pencapaian, vegetasi, topografi, view, dan utilitas pada tapak.

Analisis yang dilakukan disajikan dalam bentuk gambar dan foto secara

verbal. Dari konsep ini diharapkan kedepannya dapat ditransformasikan

kedalam bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang dilanjutkan dengan

gambar-gambar kerja berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout,

perspektif situasi, dan detail arsitektural.

4. Analisa ekologi

Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi perancangan yang

kemudian disesuaikan dan memanfaatkan alam sebaik-baiknya agar

selaras dan berhubungan erat dengan pembangunan perancangan ini

sebagaimana menurut prinsip-prinsip ekologi. Langkah berikutnya

mengidentifikasikan material-material bangunan yang tersedia di Kota

Malang dan sekitarnya, yaitu material alami dan pendukungnya. Kemudian

PERANCANGAN E

s

100

mencari ciri-ciri/sifat-sifatnya serta kelebihan dan kekurangannya.

menentukan pada bagian mana sajakah dalam bangunan material-

material tersebut dapat digunakan. Dari hasil analisis tersebut, dapat

diketahui bahan apa saja yang dapat digunakan dalam perancangan.

Kemudian, konsep eco-design pada bangunan ditentukan berdasarkan

persyaratan ruang serta hasil analisis prinsip ekologi dan pemilihan

material yang telah dilakukan.

3.4.2. Sintesa

Sintesa merupakan kesimpulan dari analisis yang menghasilkan

konsep programatik dan konsep desain yang dijadikan acuan atau

pedoman pada proses perencanaan dan perancangan. Konsep yang

dihasilkan meliputi konsep ruang (pola tata ruang), konsep tapak (pola

tata massa dan ruang luar), dan konsep bangunan (bentuk dan tampilan

bangunan).

3.5 Metode Perancangan

Metode perancangan dilakukan setelah dilakukan proses pra

perancangan yang meliputi perumusan gagasan, pengumpulan data,

analisis dan menghasilkan sintesa. Berbagai informasi dari hasil analisis

dan sintesa data sebagai acuan awal dituangkan dalam sketsa-sketsa ide

yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk arsitektural. Langkah

berikutnya adalah menyajikan hasil penyusunan analisis dan konsep

perancangan dalam sebuah laporan yang berupa Konsep Desain.

PERANCANGAN E

s

101

3.6Kerangka Metode Perancangan

PERANCANGAN E

s

LATAR BELAKANG

1. Gaya hidup memelihara hewan 2. Minat masyarakat Kota Malang

terhadap hewan pelharaan3. Pendekatan arsitektur ekologi

dalam perancangan dapat menjadi konsep wadah yang tepat untuk para pecinta hewan peliharaan

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Memelihara hewan sudah menjadi hobi dan gaya hidup bagi beberapa individu,

2. Banyaknya minat masyarakat Kota Malang terhadap hewan peliharaan serta Banyaknya tempat menunjang kebutuhan hewan peliharaan

3. Pengaplikasian Arsitektur ekologis diharapkan dapat menjaga keseimbangkan dan mensinergikan antara ekosistem hewan peliharaan dan lingkungan sekitar pada Perancangan Pusat Hewan Peliharaan.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana wujud rancangan tata ruang luar dan ruang dalam Pusat Pemeliharaan, dan Perawatan di Kota Malang dengan pendekatan Eco-Arsitektur.

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS

Data primer− survei lapangan− wawancara

Data sekunder− Studi pustaka− Studi komparasi

Analisis Fungsional/Ruang

- Karakteristik fungsi.- Pelaku, aktivitas, fasilitas, kapasitas- Besaran ruang- Organisasi ruang- Persyaratan ruang- Spasial dan suasana

Analisis bangunan

- Olah bentuk- Sistem struktur- Sistem utilitas

Analisis tapak

- Unsur iklim setempat

- Vegetasi- Topografi- Aksesibilitas/- pencapaian- View- Infrastruktur tapak

Analisis ekologi- Ciri/sifat- Penggunaan dalam Bangunan- Material alami dan pendukungnya

Konsep ruang Konsep bangunan Konsep tapak Konsep ekologi

KONSEP PERANCANGAN MALANG PET CENTRE DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI

Feed

back

Feed back

Gambar 3.1.Diagram Kerangka Metodologi

102

2.6. PENDEKATAN LOKASI

2.6.1. Tinjauan Kota Malang

D. Letak Dan Kondisi geografis

Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter

diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di

Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang

berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis

terletak 112,06° – 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan,

dengan batas wilayah sebagai berikut :

5. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso

Kabupaten Malang

6. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang

Kabupaten Malang

7. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji

Kabupaten Malang

8. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten

Malang

serta dikelilingi gunung-gunung :

5. Gunung Arjuno di sebelah Utara

6. Gunung Semeru di sebelah Timur

PERANCANGAN E

s

Gambar 2.23.Peta Kota Malang

Sumber : Google.co.id

103

7. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat

8. Gunung Kelud di sebelah Selatan

E. Iklim

Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata

suhu udara berkisar antara 22,7°C – 25,1°C. Sedangkan suhu maksimum

mencapai 32,7°C dan suhu minimum 18,4°C . Rata kelembaban udara

berkisar 79% – 86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum

mencapai 40%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia,

Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan,

dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi

Karangploso Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari,

Nopember, Desember. Sedangkan pada bulan Juni dan September Curah

hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei,

September, dan Juli.

F. Keadaan Geologi

Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :

5. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok

untuk industry

6. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk

pertanian

7. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang

kurang subur

8. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi

daerah pendidikan

G. Jenis Tanah

Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :

5. Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.6. Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.7. Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas

1.942.160 Ha.8. Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160

Ha.

Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu

mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang

memiliki sifat peka erosi. Jenis

PERANCANGAN E

s

104

tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif

kemiringan sekitar 15 %

PERANCANGAN E

s