KONSEP, Bab 1-3
description
Transcript of KONSEP, Bab 1-3
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.1.1. Gaya Hidup Memelihara Hewan
Meningkatnya taraf hidup perekonomian masyarakat mendorong
berkembangnya budaya konsumsi. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut
telah melanda sebagian besar wilayah didunia yang saat ini juga sudah terjadi
pada masyarakat Indonesia, utamanya pada masyarakat perkotaan. Budaya
konsumsi tersebut dapat ditandai dengan berkembangnya gaya hidup.
Berbagai gaya hidup yang terlahir dari kegiatan konsumsi semakin
beragam pada masyarakat perkotaan Indonesia, terutama pada kota-kota
besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Malang. Shopping di
mall, clubbing, fitness, minum wine, hang out di cafe adalah beberapa contoh
gaya hidup yang nampak menonjol saat ini. Semua aktifitas tersebut
merupakan perwujudan hingar bingar konsumsi
Selain gaya hidup yang disebutkan di atas, Memelihara hewan
menjadi salah satu gaya hidup beberapa individu. Keinginan untuk memiliki
hewan peliharaan (pet) menjadi salah satu prioritas untuk mendapatkan
hiburan tersendiri di dalam rumah. Bagi para pecinta hewan, memiliki hewan
peliharaan yang sehat merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Seperti
halnya manusia, hewan juga merupakan makhluk yang atraktif dan dinamis.
Hal ini menyebabkan setiap hewan memiliki karakteristik yang berbeda –
beda. Untuk tetap bisa merawat hewan kesayangannya dengan baik, para
pecinta hewan peliharaan akan selalu mencari tahu segala sesuatu mengenai
hal yang berhubungan dengan peliharaan mereka.
Dalam memelihara hewan peliharaan disamping sebagai hobi dan
gaya hidup, memelihara hewan dapat memberikan berbagai manfaat
kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Hewan peliharaan memang
memiliki efek terapi yang cukup kuat, mereka dapat mengurangi stress, rasa
kesepian, bahkan bisa memberikan kegiatan olahraga bagi pemiliknya.
Menurut penelitian, memelihara hewan bisa memperpanjang usia. Menurut
Latif dalam blognya https://mollyverse.wordpress.com/tag/memelihara-
hewan/). American Heart Association menemukan bahwa kepemilikan hewan
peliharaan berhubungan dengan penurunan resiko penyakit jantung dan usia
yang lebih panjang. Penelitian juga menunjukkan bahwa :
PERANCANGAN E
s
2
1. Pemilik hewan peliharaan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang tidak memiliki.
2. Pemilik hewan memiliki tekanan darah lebih rendah pada situasi yang
penuh tekanan.
3. Bermain dengan hewan dapat meningkatkan level hormon serotonin
dan dopamin yang berfungsi menenangkan seseorang.
4. Pemilik hewan memiliki kadar trigliserid dan kolesterol yang lebih
rendah (keduanya merupakan indikator penyakit jantung).
5. Pasien jantung yang memiliki hewan peliharaan dapat bertahan lebih
baik.
6. Pemilik hewan yang berusia diatas 65 tahun 30% lebih jarang
mengunjungi dokter dibandingkan dg yang tidak memiliki hewan.
Dengan demikian, hewan Peliharaan memiliki banyak manfaat – mulai
dari menemani keseharian pemilik hingga membantu menjaganya agar tetap
aktif. Sebaliknya disamping hewan peliharaan itu memberi kesehatan bagi
pemilik, pemilik juga harus memperhatikan kesehatan, suasana, dan kondisi
dari pada hewan itu sendiri agar tetap baik. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut perlu adanya suatu wadah yang menampung segala kegiatan yang
berhubungan dengan hewan peliharaan, wadah tersebut adalah pusat
peliharaan hewan.
1.1.2. Minat Masyarakat Kota Malang Terhadap Hewan Peliharaan
Perkembangan aktifitas masyarakat kota salah satunya tentang
memelihara hewan merupakan salah satu perkembangan wujud dari gaya
hidup perkembangan itu sendiri. Kota Malang yang merupakan salah satu kota
besar yang ada di Indonesia saat ini juga telah berkembang tentang kegiatan
memelihara hewan sebagai gaya hidup ataupun sebagai hobi terhadap hewan
yang mereka pelihara. Dengan perkembangan ini maka akan timbulah macam
– macam jenis kesukaan terhadap hewan yang dimiliki setiap masyarakat
khususnya masyarakat di Kota Malang sendiri. Bermacam – macam jenis
hewan peliharaan yang dimiliki oleh masyarakat menjadi salah satu
keseragaman baru khususnya dalam lingkup kegiatan interaksi sosial.
Tingkat kepemilikan akan hewan peliharaan sendiri pun semakin
meningkat dilihat dari munculnya komunitas‐komunitas pecinta hewan seperti
komunitas pecinta kucing (Malang Cat Lovers), komunitas pecinta anjing,
komunitas pecinta burung dan ayam dan lain‐lain yang setiap tahunnya
mengadakan pameran ataupun perlombaan serta gathering‐gathering
bersama yang diadakan di beberapa lokasi di Malang. Namun hal ini tidak di
PERANCANGAN E
s
3
imbangi dengan tumbuhnya klinik hewan di Kota Malang, klinik‐klinik yang
tumbuh hanya memiliki fasilitas‐fasilitas yang kurang menunjang.
Melihat beberapa fakta di atas, maka kota Malang membutuhkan
wadah untuk menampung berbagai hal tentang hewan, mulai dari perawatan,
keaktifan, kemahiran dan terutama pada aspek kesehatannya. Suatu
bangunan yang dapat menampung semua hal tersebut yaitu Klinik Hewan
Peliharaan yang bersifat aktraktif dan dinamis. Pet shop – pet shop kecil pun
mulai bermunculan seiring dengan meningkatnya permintaan para pecinta
hewan ini, tetapi sebagian pet shop yang berlokasi di Kota Malang tidak
memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung semua kebutuhan hewan
ini, dibeberapa petshop contohnya hanya memiliki fasilitas jual beli hewan
peliharaan, atau hanya memiliki fasilitas grooming, dalam arti kata lain tidak
ada bangunan yang memfasilitasi segala macam kebutuhan hewan
peliharaan yang lengkap dan kompleks yang terpusat dalam satu wadah.
Melihat potensi serta permasalahan tersebut, Kota Malang dipilih
sebagai lokasi yang tepat sehingga mendorong penulis untuk menawarkan
suatu bangunan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan yang meliputi fasilitas‐
fasilitas di atas namun tidak terlepas dari konteks lingkungannya.
1.1.3. Pendekatan Arsitektur Ekologis Dalam Perancangan
Menurunnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui serta
menurunnya kualitas lingkungan menuntut digunakannya penerapan eco-
architecture (arsitektur ekologis), dengan penerapan ini dapat
meminimalisir dampak negatif dan mempunyai dampak berkelanjutan serta
ramah lingkungan dalam perancangan bangunan nantinya.
Konsep Eco pada perancangan ini juga memerankan arsitektur hijau
dalam membangun dan menjawab tantangan isu yang terjadi seperti
pemanasan global di kota yang mengakibatkan suhu udara naik. Supaya
ekosistem tetap terjaga keseimbangannya tanpa merusak keadaan sekitar
lingkungan maka arsitektur hijau berperan untuk membantu menjaga
keseimbangan tersebut. Arsitektur hijau merupakan bagian dari suatu sistem
ekologi yang terkait di antara organisme-organisme dengan lingkungan-
lingkungannya, baik lingkungan inorganik (abiotik) maupun lingkungan
organik (biotik).
Arsitektur hijau dapat didefinisikan suatu kombinasi antara arsitektur
dan bentang alam (landscape). Arsitektur hijau (green architecture) secara
umum memiliki pengertian mengenai suatu konsep terapan dalam bidang
arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam (energi, air,
PERANCANGAN E
s
4
material dan minim menimbulkan dampak lingkungan), mempertahankan
eksistensi di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan
lingkungan, serta konsep arsitektur hijau ini merupakan langkah untuk
meralisasikan kehidupan manusia yang lebih baik. Arsitektur hijau
merupakan konsekuensi dari konsep arsitektur berkelanjutan. Arsitektur
yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang
konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energy
(energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik
(holistic approach). (Energy-effiency Architecture, dalam Ridhati Ummi
Waskitarini, 2014).
1.2. TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1. Tujuan
Tujuan dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota
Malang ini adalah
1. Menjadikan Rancangan Malang Pet Centre sebagai tujuan pelayanan
hewan peliharaan yang kompleks dan edukatif.
2. Menerapkan rancangan permainan tradisional anak yang
menerapkan arsitektur ekologis dengan menggunakan prinsip peduli
lingkungan dan alam.
1.2.2. Sasaran
Sasaran dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota
Malang ini adalah:
1. Sarana terpusat yang menyediakan dan melayani kebutuhan bagi
pecinta hewan peliharaan.
2. Sarana untuk memperkenalkan hewan peliharaan seperti anjing
dan kucing sebagai hewan yang layak untuk dilindungi dan
memperkenalkan sejak dini pada anak-anak tentang kerusakan
ekosistem hewan dan populasi hewan yang semakin menurun
diikuti dengan adanya issue pemanasan global.
3. Pengaplikasian arsitektur ekologis pada perancangan Pusat
Pelayanan Hewan Peliharaan agar ekosistem tetap terjaga
keseimbangannya tanpa merusak keadaan sekitar lingkungan.
1.3. PERMASALAHAN
PERANCANGAN E
s
5
1.3.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada dan tujuan yang hendak
dicapai, maka permasalahan urgensi Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di
Kota Malang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Memelihara hewan sudah menjadi hobi dan gaya hidup bagi
beberapa individu, sehingga sarana terpusat yang menyediakan dan
melayani kebutuhan (meliputi perawatan, klinik pengobatan,
perdagangan dan pengadopsian, dan penitipan hewan) sangat
dibutuhkan untuk memenuhi segala macam kebutuhan bagi pecinta
hewan peliharaan.
2. Banyaknya minat masyarakat Kota Malang terhadap hewan
peliharaan serta Banyaknya tempat menunjang kebutuhan hewan
peliharaan seperti Pet Shop, Pet Salon (grooming), Pet Hotel maupun
Pet Klinik yang lokasinya tidak berada dalam satu tempat, sehingga
Kota Malang memiliki potensi untuk dibangunnya Pusat Pelayanan
Hewan Peliharaan.
3. Pengaplikasian Arsitektur ekologis diharapkan dapat menjaga
keseimbangkan dan mensinergikan antara ekosistem hewan
peliharaan dan lingkungan sekitar pada Perancangan Pusat Hewan
Peliharaan.
1.3.2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dari rancangan pusat permainan tradisional
anak di Batu adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan Malang Pet Centre dapat menjadi tujuan
pelayanan hewan peliharaan yang kompleks dan edukatif ?
2. Bagaimana menerapkan rancangan Malang Pet Centre bertemakan
arsitektur ekologis dengan menggunakan prinsip peduli lingkungan
dan alam ?
1.3.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan Pusat Pelayanan Hewan
Peliharaan di Kota Malang ini adalah:
a. Batasan pelayanan
1. Batasan skala wilayah pelayanan pada perancangan Malang Pet
Centre di Kota Malang mencakup wilayah Jawa, Indonesia.
b. Batasan objek
PERANCANGAN E
s
6
1. Mempunyai fungsi utama sebagai wadah perawatan dan kesehatan,
penyedia sarana dan kebutuhan yang lengkap bagi hewan peliharaan
di Kota Malang dan sekitarnya.
2. Fungsi sekunder bangunan sebagai sarana rekreasi dan edukasi bagi
pengunjung Pusat Hewan Peliharaan.
3. Hewan peliharaan yang di tampung dalam perancangan Pusat
Pelayanan Hewan Peliharaanhanya kucing dan anjing.
c. Batasan lokasi
1. Rancangan pusat permainan tradisional anak ini mengambil lokasi di
Kota Malang. Karena menurut analisis sederhana Kota Malang
merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik yang cukup
besar. Perancangan ini bertempat di tengah-tengah kota yaitu di
jalan…. Kelurahan… kecamatan…
d. Batasan Tema
1. Perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan dilakukan dengan
pendekatan arsitektur ekologis atau Eco – Architecture yang akan
diolah sebagai penekanan study adalah suprasegmen arsitektur yang
akan mencakup bentuk, jenis bahan, warna,tekstur dan ukuran, skala
dan proposisi pada elemen-elemen arsitekturalpembatas, pengisi dan
pelengkap ruang.
PERANCANGAN E
s
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pet Centre
2.1.1. Pengertian Pet
Pengertian Pet (Hewan peliharaan atau hewan timangan) adalah
hewan yang dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia. Hewan timangan
berbeda dari hewan ternak, hewan percobaan, hewan pekerja, atau hewan
tunggangan yang dipelihara untuk kepentingan ekonomi atau untuk
melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan yang populer biasanya adalah
hewan yang memiliki karakter setia pada majikannya atau memiliki
penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik tertentu seperti
mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang dapat
memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya
hanya spesies-spesies tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan
kecil (anjing, kucing, dan kelinci), burung, dan ikan (Wikipedia Indonesia,
2015).
2.1.2. Pengertian Centre
Centre menurut Oxford Dictionary diartikan sebagai titik tengah dari
tempat atau sekelompok bangunan sehingga membentuk poin inti dari
sebuah jalan atau area; bagian inti untuk beraktifitas; pusat konsentrasi atau
titik dari penyebaran, (Oxford Learner’s Dictionary, 1991).
2.1.3. Kesimpulan Judul
Berdasarkan penjelasan di atas, kata pet dapat diartikan sebagai
hewan yang dipelihara oleh manusia untuk kesenangan dan persahabatan.
Jadi pet centre adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
pelayanan kesehatan bagi hewan peliharaan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pusat informasi, tempat rekreasi, penyedia kebutuhan hewan peliharaan, dan
juga sebagai tempat berinteraksi antara sesama pecinta hewan.
2.1.4. Jenis-jenis Pet Center
Menurut Muchsin Latif (2014), Dari beberapa Pet Centre terdapat beberapa
jenis yang yang membedakan Pet Centre satu dengan Pet Centre lainnya
PERANCANGAN E
s
8
terutama pada perbedaan jenis di pelayanan yang secara khusus dan umum,
yaitu :
a. Pet Centre yang secara khusus pada pelayanan-pelayanan tertentu
seperti pelayanan hanya khusus anjing dan kucing.
b. Pet Centre yang secara umum melayani segala perawatan untuk
segala jenis hewan peliharatan
2.1.4. Tujuan Dan Fungsi Pet Centre
Menurut Fransisca amalia (2011) Tujuan Pet Centre adalah
menyediakan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan hewan
peliharaan kepada masyarakat umum baik secara komersial (jual-beli)
maupun secara pendidikan-rekreasi. Malang Pet Centre tidak hanya mengacu
pada kegiatan perdagangan saja, namun akan dikembangkan sebagai fasilitas
rekreasi-edukasi yang memberikan pengalaman dan pemahaman mengenai
hewan peliharaan pada para pengunjung. Adapun fungsi pet centre adalah
sebagai berikut :
1. Tempat perawatan hewan peliharaan beserta kelengkapannya
2. Wadah berkumpulnya para pecinta hewan peliharaan di Kota
Malang.
3. Tempat sosialisasi segala hal tentang hewan peliharaan.
4. Tempat pendidikan yang meliputi keanekaragaman fauna terutama
yang berhubungan dengan hewan peliharaan melalui display panel,
replika, audio visual dan tutorial.
5. Merupakan tempat pendidikan bagi penggemar hewan peliharaan
sekaligus tempat rekreasi melalui teknik pamer yang atraktif dan
tidak membosankan di mana pengunjung diajak untuk berinteraksi
langsung dengan hewan peliharaan yang terdapat di situ.
2.2. Tinjauan Arsitektur
Fungsi utama dari Malang Pet Centre ini adalah untuk
menyelenggarakan pelayanan perawatan dan kesehatan hewan peliharaan,
pelayanan perawatan dan kesehatan hewan peliharaan tersebut yaitu rumah
sakit hewan dan pet hotel. Kemudian selanjutnya dilengkapi dengan
pelayanan penunjang, tempat pendidikan, dan edukasi bagi pengunjung
(manusia). Sedangkan pelayanan penunjang sendiri meliputi pelayanan pet
shop, pelayanan laboratorium, dan sarana rekreasi dan edukasi.
PERANCANGAN E
s
9
Untuk mendukung adanya tempat tersebut, maka terdapat
penambahan sarana yang ada ditempat tersebut diantaranya; adanya fasilitas
ruang bersama berupa auditorium yang mewadahi kegiatan yang bersifat
komunal, arena pertunjukan sebagai sarana rekreasi, restoran, pet shop, serta
museum anjing dan kucing sebagai sarana edukasi. Secara umum dapat di
sebutkan fasilitasnya sebagai berikut:
A. Fasilitas Primer
Rumah sakit hewan
Pet Hotel
B. Fasilitas Sekunder
Sarana edukasi, yaitu museum hewan (anjing dan kucing) dan
perpustakaan
C. Fasilitas Penunjang
Pet shop
Auditorium
Arena pertunjukan
Restoran
Kantor pengelola
2.2.1. Rumah Sakit Hewan
2.2.1.1 Peraturan Rumah Sakit Hewan
Menurut peraturan menteri Nomor : 02/Permentan/OT.140/1/2010
rumah sakit hewan hendaknya memiliki tempat praktik yang sekurang-
kurangnya harus dilengkapi dengan:
a. papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa
medik
b. veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai
c. tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai
d. ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana,
peralatan medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk
administrasi dan rekam medik, serta peralatan untuk menangani
limbah pelayanan kesehatan hewan;
e. sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai
kapasitas
f. sistem komunikasi.
PERANCANGAN E
s
10
Kemudian memiliki fasilitas pelayanan yang harus terdiri dari :
a. peralatan untuk mengendalikan hewan,
b. peralatan untuk mendiagnosa secara klinis,
c. peralatan penunjang diagnosa laboratorium (secara sederhana),
d. peralatan pengobatan dan penyimpanan obat,
e. peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis,
f. paralatan untuk keselamatan petugas, serta
g. peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan.
2.2.1.2 Persyaratan Umum Rumah Sakit Hewan
Persyaratan minimal untuk fasilitas Pelayanan jasa medik veteriner kategori
praktik transaksi terapetik antara lain,
a. Alat Medis : Alat Penunjang Praktik : Layanan Jasa Laboratorium :
Parasitologi, Haematologi, Kimia darah, Urinalisis, Citologi*)**,
Pathologi*)**.
b. Obat Wajib Ada : Antibiotika, Analgesik, Antihistamin, Anthelminticum,
Adrenalin/Epinephrin, Atropin sulfas, Corticosteroid, Sedativa,
Anastethicum, Cairan Infus, Alkohol, Antiseptika, Vaksin, Obat Oral.
c. Jasa Pelayanan : Konsultasi dan Terapi, Vaksinasi, Operasi minor,
Operasi major, Rawat inap, Pemeriksaan laboratorium, USG, X-Ray,
Gawat darurat, Rawat inap penyakit menular, Endoscopi*.
Jenis ruang Nama ruang Standart prelatan yang dibutuhkan
Ruang Pelayanan
Ruang tunggu
Ruang periksa
Meja konsultasi, Meja Periksa, Lemari
Obat dan alat,Timbangan bayi,
Timbangan digital,
Ruang Tindakan
Ruang apresiasi
Cooler box/lemari es, Meja Operasi,
Rekaman Medis, Lampu operasi,
XRay Viewer.
Ruang operasi Thermometer, Stetoscope, Gunting
PERANCANGAN E
s
11
bengkok dan lurus, Disposable
Syringe, Disposable Needle, Urin
Catheter, IV Catheter, Infusion set,
Benang Operasi,Nailclipper,
Doppler, USG,
Nebulizer ,Opthalmoscope, Otoscope,
Pinset bayonet, Arteri Klem lurus 12 –
14 cm,Scaller/Kompresor,
Microscope, Alat Operasi Minor, Alat
Operasi Major, Mesin Anasthesi Gas,
Elektro cardiografi (EKG), Alat XRay ,
Endoscopy, Tabung Oksigen lengkap.
Ruang rawat inap
Tiang infus, Baskom stainless ,
Container stainless, Kidney Tray,
Papan nama.
Ruang observasi
Peralatan bedah orthopedi,
Autoclave/steem, Kain operasi S dan
L, Baju Bedah S,M,L, Monitor
respirasi, Meja alat bedah, Meja beda
electric, Meja Anastesi, Tromol besar
Tromol kecil.
Ruang isolasi
Ruang X-Ray
berlapis Pd
Meja X-ray, Kaset ukuran S, M, L, Alat
Pelindung (Apron, sarung tangan,
pelindung leher), IR Lamp dan
Exhaust fan.
Ruang
laboratorium Mikroskop binoculer, Alat periksa
darah, Alat Alat urinalisis, Mesin
PERANCANGAN E
s
12
kimia darah, Centrifuge, Lemari es
untuk reagent.
Ruang
Penunjang
Ruang cuci alat
dan kain oprasi
Ruang rapat
dokter
Ruang obat
Tabel 2.2 Persyaratan Minimal Kebutuhan fasilitas kesehatan hewan pada bangunan pet center
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian No.: 02/Permentan/OT.140/1/2010
Keterangan:* = sebaiknya ada*)** = sebaiknya ada dan mempunyai laboratorium rujukan
2.2.1.3 Tata Ruang Rumah Sakit Hewan
Hal mendasar yang membedakan rumah sakit hewan dengan bangunan
lainnya adalah (4) :
Higienis, memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk menjaga
kebersihan ruang dan lingkungan, pemisahan hewan berpenyakit
menular serta pemisahan antara hewan sakit dan sehat.
Memperhatiakan perilaku hewan, baik sakit maupun sehat. Untuk
memenuhi kebutuhan sesuai perilaku, misalnya ketenangan,
dibutuhkan pemisahan hewan-hewan tertentu dan kebutuhan harian
hewan.
Untuk hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, ruangan di desain secara
khusus. Setiap kamar di berikan ruangan khusus untuk penjaga serta
diberikan pintu yang langsung mengarah pada halaman luar, seperti gambar
di bawah ini:
PERANCANGAN E
s
13
Gambar : 2.1. gambar ruang hewan dan anjing
Sumber : Planning and Designing Research Animal Facilities
• Mempunyai pengaturan sirkulasi yang baik. Rumah Sakit hewan
hendaknya membagi sirkulasi berdasarkan penggunanya. Untuk staff
rumah sakit dapat menjangkau semua areaarea penting di Rumah
sakit, namun untuk pengunjung dibuat alur sirkulasi khusus yang
membuat mereka tidak bisa memasuki zona-zona privat.
• Kenyamanan dan keamanan hewan yang dititipkan
Ruang-ruang utama yang ada di rumah sakit hewan adalah
ruang tindakan medis
Untuk meminimalkan lalu lintas hewan, ruang tindakan medis dianjurkan
berada berdekatan dengan ruang isolasi, dan harus terpisah dari ruang
tindakan medis untuk koloni lainnya (penangkaran, pemeliharaan/ holding,
penelitian, dan lain-lain). Dengan tujuan menghindari atau meminimalkan
penyebaran penyakit, ruang tindakan medis hewan karantina
direkomendasikan merupakan fasilitas dalam ruang (indoor). Apabila
ruang tindakan medis untuk hewan karantina berada dalam fasilitas yang
juga melakukan kegiatan hewan lainnya (penangkaran, holding, penelitian,
dan lain-lain), maka ruang tindakan medis hewan direkomendasikan
berada dalam koridor yang terpisah dari ruang lainnya, dan pembatasan
lalu lintas
a. kegiatan dibatasi secara fisik, maupun diatur oleh Standard Operating
Procedure (SOP) (Kep. BKP No. 501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008).
PERANCANGAN E
s
14
Gambar 2.2. Rencana ruang bedah, ruang pengobatan dan ruang dinas(Sumber: Neufert, 2002: p116, p122)
Syarat ruang tindakan medis:
1) Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan air, tidak mengandung
komponen beracun (non-toxic), kuat dan mudah dibersihkan. Sudut
dan permukaan yang dapat menjadi tempat penimbunan debu dan
kotoran harus dihindarkan atau diminimalkan. Ruang dibuat dari bahan
material yang tahan lama, tidak mudah korosi, tidak mudah belah,
tidak mudah retak, dan tidak mudah berkarat.
2) Apabila ruang hewan terdiri dari bahan yang diketahui tidak tahan
lama dan dapat lapuk (kayu), maka pemeriksaan kondisi harian dan
berkala, serta rencana penggantian/ perbaikan perlu dilakukan secara
terjadwal dengan bukti rekam yang tersimpan baik.
PERANCANGAN E
s
15
Gambar 2.3. Nilai standar sebuah rumah sakit normal/biasa(Sumber: Neufert, 2002: p211)
Laboratorium
Fungsi laboratorium disini tidak hanya sebagai penunjang dari rumah sakit
hewan, namun juga sebagai tempat untuk melakukan riset dan penelitian
pada anjing dan kucing.
Gambar 2.4. Luas minimum untuk jalan pada laboratorium(Sumber: Neufert, 1996: p271)
Gambar 2.5. Standar laboratorium penelitian(Sumber: Neufert, 1996: p271)
PERANCANGAN E
s
16
Gambar 2.6. Besar ruangan bergantung pada besar perabot(Sumber: Neufert, 1996: p272)
Koleksi obat
Produksi obat untuk bahan yang harus mendapat izin di gedung tanpa
apotek penuh dilakukan di dispensarium. lnstitusi ini terdiri dari ruang
kerja dan ruang produksi (25 m2) dengan pintu masuk langsung dari
koridor. Perlengkapannya adalah tempat menulis, tempat mencuci, tempat
membilas, tempat penyimpanan troli dan lemari-lemari yang dapat
dikunci. Selanjutnya terdapat gudang kering dan khusus (15 m2), sebuah
ruang pendingin (10 m2) untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang
berbahaya sepertijuga sebuah ruang penyimpan bahan-bahan pembalut
dan gudang basah untuk keadaan darurat (kebakaran). Untuk suatu
perencanaan bangunan baru dianjurkan pengadaan sebuah apotek penuh
(tidak sementara) (Sumber: Neufert, 2002: p228).
Gambar 2.7. Contoh dimensi apotek(Sumber: Neufert, 2002: p222)
• Koridor
PERANCANGAN E
s
17
Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50 meter, yang harus juga
disesuaikan dengan lalu lintas yang ada. Jendela untuk penerangan dan
ventilasi udara antara satu sama lain sebaiknya tidak melebihi 25 m. Lebar
lorong tersebut tidak boleh dipersempit dengan penyangga-penyangga
gedung, atau bagian bangunan lain.
Gambar 2.8. Pintu pegawai (Sumber: Neufert, 2002: p217)
Gambar 2.9. Beberapa model alur dari pintu(Sumber: Neufert, 2002: p217)
2.2.1.4 Studi Kasus Obyek
a) Animal Care Hospital & Pet Cetera
Gambar : 2.10. Animal Care HospitalSumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
PERANCANGAN E
s
18
Animal Care Hospital & Pet Cetera adalah rumah sakit hewan yang kecil
namun modern yang didedikasikan untuk kesejahteraan hewan peliharaan
serta pemiliknya. (5)
Rumah sakit ini terletak di Jl.St.John Ave, Dyersburg, TN 38024 dan
telah merawat ribuan hewan peliharaan sejak tahun 1989. Rumah sakit ini
menyediakan layanan medis, kesehatan mulut, bedah dan nutrisi lengkap
untuk anjing, kucing dan hewan peliharaan lainnya. Pet Cetera adalah toko
hewan peliharaan yang juga meneyediakan layanan profesional perawatan
dan asrama untuk hewan peliharaan. Tujuan dari rumah sakit ini adalah
melayani hewan peliharaan dengan kualitas perawatan luar biasa melalui
kasih sayang, keramahan dan sensitivitas.
Rumah sakit ini memiliki 3 orang dokter, seorang manager, 3 orang
pada bagian receptionist untuk membantu melayani kebutuhan pengunjung, 3
orang asisten dokter, 3 orang untuk menangani hewan yang dirawat inap, 1
orang penanggung jawab untuk obat-obatan medis, dan 3 orang
penananggung kecantika hewan peliharaan.
Gambar : 2.11. Peta Animal Care HospitalSumber : http://anc.animalcarehospital.com/
PERANCANGAN E
s
19
Gambar : 2.12. Denah Animal Care HospitalSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Ruangan-ruangan yang terdapat pada Animal Care Hospital
Room Name m2 Room Name m2
Retail “Pet Cetera”Retail StorageSuitesBoardingGroomingPlayLobbyFiles and Tele/ReceptionLocked StorageClosetsElect.Associate OfficeLoungeBusiness OfficeDoctor’s OfficeJanitorConsultation
324,313248331,2389,719,5318,699,329,76,621,947,457,948,644,47,235,7
Pack RoomExam & FutureExamTreatmentDog WardCat WardIntensive CareIsolationRun AreaReceivingFood PrepX-rayProcessSurgeryStairwellRestroomsCorridors
324,3174409,537,524,661,859,1214,849,869,330,611,446,824,370,5360,3
Total 3.638,7
PERANCANGAN E
s
20
Tabel 2.2 Ruang serta Besaran Ruang pada Animal Care HospitalSumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Peralatan X-ray yang terdiri dari mesin radiografi dan prosesor rumah.
Prosesor otomatis memungkinkan untuk mengembangkan x-ray dengan cepat
untuk evaluasi segera.(10)
Gambar 2.13 Alat X-ray pada Animal Care HospitalSumber :http://anc.animalcarehospital.com/
Animal Care Hosptal menyediakan perawatan 24 jam bagi pasien. Hospital
Care Animal menyediakan layanan periksa dan pencabutan gigi dan mulut
untuk membantu mengurangi kerusakan dan bau mulut hewan. (5)
Gambar 2.14. Peralatan Kesehatan Gigi pada Animal Care HospitalSumber :http://anc.animalcarehospital.com/
Untuk memeriksa hewan peliharaan lebih teliti, Animal Care Hospital
menggunakan Videoscope untuk melihat ke dalam saluran telinga dan mulut.
Sebuah probe kecil dengan kamera yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan
dapat terlihat di layar TV. (5)
PERANCANGAN E
s
21
Gambar 2.15. Peralatan Videoscope pada Animal Care HospitalSumber :http://anc.animalcarehospital.com/
b) Animal Care Hospital & Pet Cetera
Gambar 2.16. Irion Animal HospitalSumber :http://www.uniqpost.com
Bangunan yang terletak di distrik Gangnam, Seoul, Korea Selatan ini lebih
tampak seperti gedung perkantoran jika dilihat dari luar dan tidak
menampakkan fasade bangunan rumah sakit hewan Irion Animal Hospital
diresmikan pada bulan Februari 2011, sebagai tempat one stop perawatan
hewan. Irion Animal Hospital juga memiliki fasilitas salon, toko makanan
bahkan hotel yang kesemuanya diperuntukkan bagi hewan, khususnya kucing
dan anjing. Irion menyediakan 36 kamar berbagai ukuran serta peralatan
medis high-end. Untuk menginapkan hewan disini, pengunjung harus
membayar biaya yang cukup besar, berkisar antara 300 ribu hingga 1,5 juta
rupiah per malam tergantung kamar dan fasilitas apa saja yang ingin
didapatkan.(7)
PERANCANGAN E
s
22
Gambar 2.17. Perawatan Kecantikan (Kiri) dan Ruang Penginapan Hewan (Kanan)Sumber :http://www.uniqpost.com
Menurut statistik, hampir 20 persen rumah tangga di Korea Selatan memiliki
hewan peliharaan, 95 persen diantaranya adalah anjing. Namun hal tersebut
dinilai masih lambat dalam perkembangan industri pet shop, dikarenakan
tradisi orang Korea yang kerap membiarkan hewan peliharaannya keluar
rumah, selain mengonsumsi daging anjing. Namun dewasa ini, mengonsumsi
daging anjing sudah mulai ditinggalkan karena kesadaran masyarakat yang
menganggapnya sebagai aib internasional. Bulan Juni lalu, Korea Dog Farmer
Association bahkan membatalkan festival dogmeat karena protes dari aktivis
hak binatang.(7)
Gambar 2.18. Ruang Bermain Hewan di Rumah Sakit Hewan IrionSumber : http://www.koreatimes.co.kr
2.2.2. Pet Hotel
Menurut keputusan Kepala Bidang pertanian nomor:
501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008 tentang instalasi karantina hewan.
1) Sarana Utama Instalasi Karantina
a) Fasilitas karantina merupakan kompleks bangunan permanen
yang dibuat dari material yang kuat, tahan lama, tidak mudah
rusak dan tidak mudah berkarat.
b) Apabila unsur fasilitas terdiri dari bahan yang diketahui tidak
tahan lama dan dapat lapuk (kayu), dan berkarat (besi), maka
pemeriksaan kondisi harian dan berkala, serta rencana
penggantian/ perbaikan perlu dilakukan secara terjadwal dengan
bukti rekam yang tersimpan baik.
c) Seluruh fasilitas terutama area yang akan dilalui hewan dan
ruang hewan harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan,
berpermukaan rata, tidak berpori, tahan air, tidak mengandung
PERANCANGAN E
s
23
komponen beracun (non-toxic), kuat dan tidak mudah rusak.
Sudut dan permukaan yang dapat menjadi tempat penimbunan
debu dan kotoran harus dihindarkan atau diminimalkan.
d) Institusi/pemilik bertanggung jawab melakukan program
pemeliharaan fasilitas sehingga fasilitas selalu berada dalam
kondisi yang aman bagi hewan dan personil, tidak ada bagian
yang tajam yang dapat melukai hewan dan personil, bebas dari
hama, dan bebas dari bahan yang dapat membahayakan
kesehatan hewan dan personil.
e) Personil yang keluar masuk fasilitas harus dibatasi, hanya
personil yang berkepentingan (seizin dan sepengetahuan dokter
hewan karantina) yang diperbolehkan masuk, terutama sekurang-
kurangnya yang telah bebas tuberkulosis berdasarkan uji
penapisan (rontgen paru yang tidak melebihi 6 bulan).
f) Pintu masuk menuju fasilitas karantina dilengkapi dengan tanda
”Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan”.
g) Setiap pintu masuk menuju ruang karantina di mana hewan
dikandangkan dilengkapi dengan tanda tanda sbb:
o Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan.
o Dilarang makan, minum, merokok, memasang lensa kontak
dan mengaplikasikan alat make-up di ruang hewan.
o Wajib memakai alat pelindung diri (PPE= Personal Protective
Equipment) yang telah ditentukan (misalnya: jas lab, masker,
sarung tangan, dll.)
2) Sarana utama fasilitas karantina terdiri dari:
a) Loading dock
o Loading dock sebaiknya tidak menggunakan pintu yang
digunakan untuk lalu lintas personil.
o Jarak antara loading dock dengan ruang karantina hewan
sebaiknya tidak terlalu jauh.
b) Ruang karantina/ Isolasi
o Ruang karantina/ isolasi hewan sebaiknya merupakan fasilitas
dalam ruangan tertutup/ indoor.
o Ruang karantina/ isolasi hewan harus dipisahkan dari ruang
pengobatan/ tindakan/ bedah/ nekropsi, ruang penyimpanan
pakan jangka panjang, ruang penyimpanan alat dan logistik,
serta ruang penanganan limbah.
PERANCANGAN E
s
24
o Ruang karantina/ isolasi hewan harus terpisah dari ruang
hewan untuk kegiatan koloni lainnya (penangkaran,
pemeliharaan/ holding, penelitian, dan lain-lain).
o Hanya hewan dengan spesies yang sama, sebaiknya sumber
yang sama, dan hari kedatangan/ batch yang sama yang
dapat dikandangkan dalam ruang yang sama.
o Hewan direkomendasikan dikandangkan dalam kandang
individu, sesuai dengan kapasitas penampungan jumlah
kandang individu dalam setiap ruang. Pengecualian
pengandangan individu dapat dilakukan untuk anakan yang
dikandangkan bersama induknya, dan anakan yang lebih
muda dari usia sapih dapat dikandangkan dengan hewan
sejenis dengan usia dan ukuran setara. Pengecualian lainnya
hanya dapat dilakukan dengan pertimbangan profesional
dokter hewan.
o Ruang hewan dilengkapi dengan ante-room di mana
disediakan alat pelindung diri yang harus dipakai sebelum
masuk ke dalam ruang hewan. Alat pelindung diri harus
dilepas setelah keluar dari ruang hewan sebelum keluar dari
ante-room.
o Disediakan tempat untuk menggantung/menyimpan alat
pelindung diri yang akan dipakai lagi.
o Disediakan tempat sampah untuk membuang alat pelindung
diri yang hanya bisa dipakai satu kali.
c) Syarat ruang hewan:
o Koridor
b. Koridor dibuat cukup lebar agar aktifitas personel dan
pemindahan alat alat bisa berlangsung dengan leluasa. Lebar
antara 180 cm – 250 cm biasanya sudah memenuhi syarat.
PERANCANGAN E
s
25
c.
d. Gambar 2.19. Koridor klinike. (Sumber: Neufert, 2002: p212)
o Dinding, lantai dan langit langit:
- Dibuat dari bahan material yang tahan lama, tidak mudah
korosi, tidak mudah belah, tidak mudah retak, dan tidak
mudah berkarat.
- Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan air, tidak
berpori, tidak mengandung komponen beracun (non-toxic),
kuat dan mudah dibersihkan. Pertemuan antara lantai dan
dinding dibuat melengkung untuk memudahkan proses
pembersihan.
o Apabila ruang hewan terdiri dari bahan yang diketahui tidak
tahan lama dan dapat lapuk (kayu), maka pemeriksaan
kondisi harian dan berkala, serta rencana penggantian/
perbaikan perlu dilakukan secara terjadwal dengan bukti
rekam yang tersimpan baik.
o Apabila proses pembersihan ruangan memakai air dalam
jumlah banyak, lantai perlu dilengkapi dengan sistim
pembuangan air yang baik, dengan kemiringan lantai yang
memadai ke arah saluran pembuangan untuk mencegah
genangan air di lantai.
2.2.2.1. Pet Hotel Kucing
Kucing dapat mudah sekali terkena jamur. Hal ini mengharuskan
ruangan tempat tinggal kucing tidak lembab dan mendapatkan sinar matahari
yang cukup. Idealnya, kelembababn udara di dalam ruangan 40-60%. Kucing
PERANCANGAN E
s
26
juga harus dijemur guna memperbaiki metabolisme tubuh, khususnya untuk
kucing indoor yang jarang terkena sinar matahari langsung.
Menjemur dapat dilakukan sejak pukul 07.00-09.00 selama 25 menit.
Kandang kucing umumnya berbentuk persegi panjang dan terbuat dari
stainless steel atau aluminium. Seekor induk atau kucing dewasa
membutuhkan kandang berukuran 100cmx70cmx70cm. Anak kucing
ditempatkan di kandang yang berukuran 100cmx85cmx70cm dengan berdaya
tampung 4 ekor. (12)
Gambar 2.20. Kandang Kucing dari Stainless SteelSumber :www. goldenpetshop.com
Fasilitas kandang yang harus ada guna memenuhi kenyamanan kucing(12) :
1. Tempat tidur
Anak kucing yang tidur di kandang juga dapat dipasangi alas yang
hangat. Induk tidak perlu tempat tidur, cukup diberi alas kain yang
bersih dan hangat untuk menyusui dan merawat anak-anaknya hingga
siap disapih. Wadah pakan dan minum
2. Wadah pakan berbentuk mangkuk yang terbuat dari stainless steel.
Tempat minum untuk kucing perisa berbentuk dangkal sehingga
mudah dijangkau mulut yang rata dengan hidungnya yang pesek.
3. Mainan kucing
Kucing adalah binatang aktif dan gemar bermain-main. Mainan yang
menjadi kegemaran kucing adalah yang berbentuk bulat, seperti bola
atau mainan menyerupai tikus. Minan dengan bentuk bola dapat
meragsang kucing untuk bergerak leluasa. Pada saat kucing menggigit
mainan, memburu dan mengambilnya kembali sangat membantu
pembentukan fisik dan mentalnya.
4. Tempat garukan
PERANCANGAN E
s
27
Kebiasaan kucing mengasah kukunya dapat disalurkan pada mainan
dari kayu
dengan bantalan bersarung ijuk atau karpet untuk sasaran kukunya.
5. Wadah untuk “toilet” (cat litter)
Kucing merupakan binatang yang mampu menjaga kebersihan dengan
baik. Oleh
karenanya perlu disediakan kotak/nampan yang berisi pasir kasar
untuk “toilet”.
6. Lampu Kandang
Adanya lampu dapat mempermudah penanganan di kandang seperti
pada saat
kucing melahirkan dan sakit tiba-tiba.
2.2.2.2. Pet Hotel Anjing
PERANCANGAN E
s
28
Gambar : 2.21. gambar ruang hewan kucing dan anjing
Sumber : Planning and Designing Research Animal Facilities
Sifat Hewan Kebutuhan Bentuk Ruang
Anjing trah kecil dan besar berbulupanjang.
Memerlukan ruangan ber-AC
Anjing trah besar berbulu pendek. Terdapat Halaman bermain di
kandang
.
Sifat anjing yang sering menandaidaerah kekuasaannya dengan
berurine.
Ruang periksa dibagi menjadi 2, saat 15menit anjing diperiksa di ruang pertama, kemudian anjing segera di bawa ke ruang periksa kedua agar tidak sempat memberikan tanda kekuasaannya didalam ruang periksa.
Sifat alami anjing yang sering
bermain.
Ruang nap berhubungan langsungdengan taman bermain.
Sifat alami anjing untuk menggali. Di dalam kandang anjing trah
besar, terdapat tanah yang tidak
diperkeras.
PERANCANGAN E
s
29
Tabel 2.3. Pemetaan Sifat Alami Hewan
Sumber : Permatasari, 2013
2.2.3. Sarana edukasi
Perancangan kebun binatang dalam fungsinya sebagai pusat
pengenalan aneka ragam satwa liar bagi masyarakat (fungsi edukatif)
memiliki beberapa fasilitas diantaranya:
a. Museum
Fasilitas museum memiliki peran yang penting di dalam yaitu
fungsinya yang sebagai sarana edukasi. Museum berfungsi sebagai
tempat dokumentasi hewan yang telah diawetkan (diorama), foto
hewan, video animasi tentang anjing dan kucing, sebagai sumber
informasi edukasi tentang hewan.
Yang perlu diperhatikan dalam museum adalah dalam hal pengaturan
pencahayaan serta penempatan koleksi pada jarak pandang yang
nyaman bagi pengunjung. Pencahayaan serta pengaturan yang baik,
pengunjung yang ada di dalam ruangan akan merasa nyaman.
Gambar 2.22. Pengaturan sudut pandang yang nyaman bagi pengunjung museum
(Sumber: Neufert, 2002: p250)
PERANCANGAN E
s
30
Gambar 2.23. Skema pembagian ruang serta pencahayaan di ruang museum(Sumber: Neufert, 2002: p250)
b. PerpustakaanMemiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan data informasi tertulis tentang satwa, tumbuhan dan alam berupa buku-buku, ensiklopedia dan lain lain. Perpustakaan mempunyai beberapa standar tertentu yang berguna agar pengunjung merasa nyaman.
Gambar 2.24. Ruang gerak pada perpustakaan(Sumber: Neufert, 2002: p3)
PERANCANGAN E
s
31
Gambar 2.25. Dimensi rak buku(Neufert 2002: p3)
Gambar 2.26. Jarak lorong perpustakaan(Neufert 2002: p4)
2.2.4. Pet Shop
Pet shop adalah tempat penjualan kebutuhan bagi hewan, merchandise dan
perlengkapan hewan lainnya. Dimensi ruang toko tergantung dari proporsi
yang di butuhkan nantinya dan sesuai dengan standar-standar berikut ;
PERANCANGAN E
s
32
Gambar 2.27. Lebar minimum toko(Sumber: Neufert, 2002: p37)
Gambar 2.28. Display barang yang dijual(Neufert 2002: p4)
Gambar 2.29. Jendela display (Sumber: Neufert, 2002: p37)
Gambar 2.30. Troli belanja (Sumber: Neufert, 2002: p37)
PERANCANGAN E
s
33
Gambar 2.31. Troli belanja (Sumber: Neufert, 2002: p37)
Gambar 2.32. Alur sirkulasi pembeli(Sumber: Neufert, 2002: p37)
PERANCANGAN E
s
34
Gambar 2.33. Ukuran meja penjualan dengan bilik-bilik dan rak-rak pendukung(Sumber: Neufert, 2002: p41
2.2.5. Arena pertunjukan dan auditorium
Berupa arena atau teater pertunjukan satwa terlatih yang bersifat rekreatif
bagi pengunjung kebun binatang. Proporsi ruang penonton yang baik
dihasilkan dari sudut persepsi psikologi dan sudut pandang penonton sendiri,
atau dari tuntutan pandangan yang baik dari semua tempat duduk (Sumber:
Neufert, 2002: 138). Pandangan yang baik di bagi menjadi dua cara yaitu:
Pandangan yang baik dengan tanpa gerakan kepala tetapi mudah
menggerakkan mata kira-kira 30º.
Pandangan yang baik dengan sedikit gerakan kepala dan mudah
menggerakkan mata kira-kira 60º.
Gambar 2.34. Tempat duduk bertingkat pada gedung pertunjukan(Sumber: Neufert, 2002: p139)
Tempat duduk bertingkat pada gedung pertunjukan mempertegas
garis pandangan penonton. Orang yang meninggalkan tempat duduk
pada gedung pertunjukan maka penonton di belakangnya tidak
membutuhkan sudut pandangan secara penuh.
PERANCANGAN E
s
35
Gambar 2.35. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)
Gambar 2.36. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)
Gambar 2.37. Jenis tempat duduk yang digunakakan pada tribun(Sumber: Neufert, 2002: p150)
2.2.6. Restoran
Restoran merupakan salah satu fasilitas yang mendukung kenyamanan
para pengunjung untuk mendapatkan makanaan serta minuman dimana PERANCANGAN E
s
36
tempat ini bersifat komersial. Seringkali Restoran juga dimanfaatkan sebagai
tempat istirahat bagi para pengunjung, maka dari itu diperlukanya tempat
yang nyaman serta aman bagi pengunjung. Adapun ketentuan tempat duduk
yang baik untuk restoran.
Gambar 2.38.. Jarak dan dimensi perabot kantin(Sumber: Neufert, 2002: p119)
Gambar diatas menunjukan bahwa jarak ideal yang dipergunakan
untuk ukuran kursi yang sering di pergunakan pada restoran-restoran.
Disamping itu gambar di atas menunjukan bahwa ukuran meja yang perlu du
sesuaikan bagi para pengunjung ataupun para pelayan yang melayani para
pengunjung.
Selain itu ukuran meja juga menjadi poin yang dapat menambah
kenyamanan dalam aktifitas makan. Kebutuhan para pengunjung dalam hal
meja makan. hal yang mendasar untuk mendukung aktifitas makan, seperti
ruang untuk menaruh peralatan makan dimana jika meja makan tersebut
tidak menyediakan meja yang sesuai dengan kebutuhan akan terjadi rasa
stress pada pengunjung. Adapun standar ukuran meja sesuai dengan
ketentuan yang sering dipergunakan dalam restoran beserta pola
peletakannya adalah sebagai berikut :
PERANCANGAN E
s
37
Gambar 2.39. Pengaturan meja dengan pola diagonal(Sumber: Neufert, 2002: p119)
Pada gambar 2.31 menunjukan dahwa posisi meja restoran yang di
peruntukan bagi pengunjung dinana pada gambar tersebut menepakan posisi
diagonal ( miring ) dalam penataan meja. Volume yang di butuhkan untuk
perletakan meja dengan panjang 120cm x 120cm dam memiliki panjang
sirkulasi antar meja 100cm-80cm.
PERANCANGAN E
s
38
Gambar 2.40. Pengaturan meja dengan pola diagonal(Sumber: Neufert, 2002: p119)
Pada gambar 2.31 menunjukan bahwa posisi meja pengunjung yang ditata
secara paralel dimana pada penataan ini meja ditata rapi dan sejajar dengan
meja lain. memiliki luas meja 85cm x 85 cm pada setiap meja,memilki
volume untuk bergeser mencapai 175cm x 175 cm serta memiliki sirkulasi
90cm yang di peruntukan bagi pengunjung lain yang hendak lewat dan bagi
pelayan yang hendak mengantarakan makanan.
2.2.7. Kantor Pengelola
• Ruang pengelola
Merupakan ruangan yang diperuntukkan bagi pegawai atau pengelola pada
bagian administrasi kebun binatang, termasuk di dalamnya terdapat ruang
meeting atau ruang rapat.
PERANCANGAN E
s
39
Gambar 2.41 Dimensi jarak perabot pada ruang kerja(Sumber: Neufert, 2002: p16)
Standar perkantoran dengan ruangan-ruangan sempit dengan lajur modul
1,25 m terkecuali 3 ruangan poros. Perkantoran dengan ruangan-ruangan
sempit yang lebih menyenangkan, dengan lajur modul 1,50 m, bentang
ruangan dapat bervariasi. Perkantoran dengan ruangan-ruangan luas
kedalaman bentang ruangan 20-30 m, luas ruangan hingga 1000 m2.
Ruangan berkelompok 15 - 20 orang, ruang kerja berjarak maksimum 7,5 m
dari tampak luar, kantor kombinasi terkecuali ruangan-ruangan kecil dengan
ukuran masing-masing kurang lebih 10 m2, dilengkapi dengan suatu ruangan
bersama dari kedalaman 6 - 8 m.
• Ruang pekerja dan animal keeper
Terdiri dari beberapa ruang pekerja yang bekerja di luar administrasi seperti
pada bagian pakan satwa, membersihkan kandang, petugas kebersihan dan
pelatih satwa. Pekerja dan animal keeper harus mengikuti intruksi ketat untuk
kebersihan diri masing masing, dan harus mengikuti praktek hygiene
(kebersihan) dalam mempersiapkan makanan satwa, untuk menghindari cross
contamination (penjangkitan atau penyebaran kuman) dari alat-alat yang
digunakan dan tempat mempersiapkan makanan tersebut sehingga beberapa
pekerja memerlukan ruang sebagai tempat mempersiapkan diri (sterilisasi)
dan untuk beristirahat.
Gambar 2.42 Ruang istirahat untuk pekerja(Sumber: Neufert, 1996: p219)
PERANCANGAN E
s
40
Gambar 2.43 Macam-macam perangkat ganti pakaian(Sumber: Neufert, 2002: p70)
Gambar 2.44 Dimensi lemari ruang pekerja(Sumber: Neufert, 2002: p70)
Kebutuhan ruang yang disebut di atas memiliki besaran ruang masing-masing
sesuai dengan besaran yang ditentukan dan di perlukan, dari kebutuhan
ruang yang disebutkan juga memerlukan ruang-ruang lainnya terkait dengan
ruang yang dapat menunjang keberlangsungan kegiatan, diantaranya
meliputi:
1) Ruang duduk
Tempat duduk disini difungsikan sebagai tempat untuk beristirahat atau
berteduh.
2) Kamar mandi
PERANCANGAN E
s
41
Gambar 2.45. Ukuran wastafel dan kamar mandi(Sumber: NDA jilid 2)
3) Parkir Kendaraan
Gambar 2.46. Ukuran parkir kendaraan(Sumber: NDA jilid 2)
Gambar 2.47. Ukuran parkir mobil sedan(Sumber: NDA jilid 2)
Gambar 2.48. Ukuran parkir mobil sedan(Sumber: NDA jilid 2)
4) Mushola
PERANCANGAN E
s
42
Gambar 2.48. Ukuran dimensi ruang gerak sholat(Sumber: NDA jilid 2)
5) Pencahayaan
Pada perancangan ini memerlukan ruang dalam yang dapat
memanfaatkan secara optimal dalam pencahayaannya siang, maka dari
itu perlu menerapkan bukaan yang sesuai dengan standar bukaan:
Gambar 2.49. Prinsip Pemantulan Cahaya
(Sumber: NAD jilid 2, 2002)
Gambar 2.50. Bentuk Ventilasi ujung dinding dan sistem pemantulan cahaya alami
(Sumber: NAD jilid 2, 2002)
PERANCANGAN E
s
43
Gambar 2.51. Bentuk Shading, dan sistem pemantulan cahaya alami
(Sumber: NAD jilid 2, 2002)
6) Koridor
Gambar 2.52. Jenis-jenis koridor yang dapat digunakan dengan tipe yang berbeda-beda.
a). Bentuk pelana, b). Bentuk kubah, c). Bentuk Prisma, d). Atap mimbar.
(Sumber: NDA, 2002)
Gambar 2.53. Dimensi pedestrian(Sumber: Neufert, 1996: p27)
PERANCANGAN E
s
b.a.
c. d.
44
Gambar 2.54. Berbagai macam model lantai(Sumber: Neufert, 1996: p92)
Gambar 2.55. Jenis-jenis tanaman rambat(Sumber: Neufert, 1996: p204)
2.3. KATEGORISASI, KARAKTER, DAN PERILAKU PET
2.3.2. Kategorisasi Pet
Pet dapat digolongkan menjadi 5 kategori (Fransisca Amalia,
2011), namun dalam batasan masalah perancangan ini telah
disebutkan diantara 5 kategori hanya 2 yang diambil penulis. Antara
lain :
a. Kucing Dan Jenis-Jenisnya
Kucing telah dipelihara manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Kucing merupakan hewan karnivora berdarah panas yang dapat
melihat dengan baik pada malam hari karena memiliki biji mata
yang terbuka lebar yang dapat menangkap cahaya sebanyak-
banyaknya. Aneka macam kucing peliharaan merupakan keturunan
PERANCANGAN E
s
45
dari kucing liar di Afrika (Our World Encyclopedia, 1983:64, dalam
Fransisca Amalia, 2011).
Kucing memiliki banyak warna dan macam pola. Ciri fisik ini
tidak bergantung pada rasnya. Kucing rumahan dikelompokkan ke
dalam jenis berikut berdasar penampakan fisiknya :
1. bulu pendek
2. bulu panjang
3. oriental (bukan ras khusus, semua kucing yang bertubuh
langsing, mata berbentuk almond, daun telinga lebar, dan
rambut tubuh halus yang pendek), diantaranya :
Telon atau Calico
putih dengan sedikit bercak warna hitam atau oranye
(atau biru atau krem). Orang Jepang sering menyebut pola
ini sebagai mi-ke. Karena gen warna bulu bertaut dengan
kelamin, kucing Calico yang beraneka warna ini umumnya
betina.
Tortoiseshell
hitam dengan warna oranye dan putih tersebar di seluruh
tubuhnya. Kucing yang memiliki warna hitam, oranye
terang, dan oranye gelap disebut sebagai Calimanco atau
Clouded Tiger.
Tabby
bergaris dengan bermacam pola. Pola klasik pada kucing
ini berbentuk bulatan-bulatan atau lingkaran. Tabby jenis
mackerel mempunyai tiga garis yang tampak di samping
tubuhnya, membuat kucing ini seperti ikan mackerel.
Maltese
nama lama dari kucing biru (abu-abu).
Bicolor (dua warna)
disebut juga Tuxedo cat atau Jellicle cat karena memiliki
bulu berwarna hitam dengan sedikit warna putih pada
bagian kaki, perut, dada, dan mungkin pula di bagian
wajah.
Sedangkan untuk kucing ras dikelompokkan ke dalam jenis
berikut:
Kucing ras Jenis Gambar
PERANCANGAN E
s
46
Maine Coon
British Short Hair
Siamase
Abyssinian
American Bobtail
PERANCANGAN E
s
47
American Short Hair
Bengal Cat
breed
Birman Cat
Ragdoll Cat
PERANCANGAN E
s
Kucing ras
48
Himalayan Cat
Turkish Angora Cat
Persian Cat
Tabel 2.4. Jenis-jenis kucing rasSumber :http://Kucingkita.com
b. Anjing Dan Jenis-Jenisnya
Anjing menjadi kawan manusia sejak kira-kira 10.000 tahun
yang lalu, pada jaman batu. Banyak orang berpendapat bahwa
anjing keturunan serigala. Yang lain berpendapat bahwa mungkin
asalnya dari suatu jenis anjing buas lain yang sekarang sudah
punah (Our World Encyclopedia, 1983:79, dalam Fransisca Amalia,
2011).
Kelompok Anjing Berdasarkan Ukuran(8)
1. Kelompok Small
Semua anjing dengan berat badan 1-10kg. Contohnya cihuhua,
teckel, dan mini pincher.
PERANCANGAN E
s
Kucing ras
49
2. Kelompok Medium
Kelompok medium adalah anjing-anjing dengan berat badan 10-
25kg. Contohnya, anjing kintamani.
3. Kelompok Large
Kelompok anjing yang memiliki berat badan 25-50kg. Contohnya
adalah ajing gembala jerman (herder) dan doberman.
4. Kelompok Giant
Kelompok giant adalah anjing-anjing dengan berat badan 50-75kg.
Contohnya adalah St.Bernard.
Kelompok Anjing Berdasarkan Fungsinya
1. Toy
Kelompok anjing ini berfungsi sebagai sahabat manusia dan
berukuran kecil dengan berat kurang dari 10kg. Contohnya,
chihuahua, pug, mini pincher, pomerianian, dan poodle.
2. Companion Dog
Anjing kelompok ini merupakan sahabat keluarga namun berukuran
lebih besar dibanding dengan kelompok toy dan bersifat tidak
manja namun tetap bersahabat. Contohnya, golden retriever,
labrador, dan amarican cocker spaniel.
3. Hound
Kelompok anjing ini dimanfaatkan sebagai pemburu binatang.
Umumnya bertubuh ramping, berbulu pendek, dan kepala
meruncing. Contohnya, beagle, basenji, dan basset hound.
4. Guard Dog
Anjing kelompok ini bertugas sebagai penjaga rumah dan memiliki
sifat galak, tampang seram dan hanya bersahabat dengan
pemiliknya saja. Contohnya, rottwailer, herder, doberman dan
boxer.
5. Terrier
Kelompok ini memiliki tugas sebagai anjing pemuru hewan kecil
seperti bajing tanah, kelinci dan berag-berang. Contohnya,
staffodshire bull terrier.
6. Gundog
PERANCANGAN E
s
50
Anjing kelompok ini dimanfaatkan untuk berburu dan sebagai
anjing pelacak di kepolisian. Contohnya, retriever, pointer, spaniel,
dan setter.
7. Utility
Kelompok anjing ini merupakan anjing dengan kecrdasan relative
tinggi sehingga mudah dilatih untuk berbagai keperluan.
Contohnya dalmation dan chow-chow.
Umur Anjing
Pengelompokkan anjing berdasarkan usia: (9)
1. Anjing berumur 3 minggu
Anaka anjing masih tergantung dengan induknya. Anak anjing
tersebut masih membutuhkan kehangata, perhatian, dan
pemberian makan secara intensif.
2. Anjing berumur 4-7 minggu
Mulai pelakukan pengembaraan, berjalan kesana ke mari
menyelidiki keadaan sekeliling.
3. Anjing berumur 12 minggu
Anak anjing sudah mandiri dan terpisah dari induknya.
Anjing juga memiliki banyak warna dan macam pola. Berdasarkan ras
nya anjing memiliki berbagai macam jenis, diantaranya:
Anjing ras
Jenis Gambar
Alaskan Malamute
PERANCANGAN E
s
54
Shih Tzu
Shiba Inu
Pekingese
Mini Pinscher
Siberian
German shepherd
PERANCANGAN E
s
Anjing ras
Anjing ras
55
Tabel 2.5. Jenis-jenis anjing rasSumber :http://Anjing-anjing.com
2.2.2. Karakter Dan Perilaku Pet
Untuk menopang hidupnya, hewan hewan memiliki empat
kebiasaan (Annisa B., 2010), yaitu:
1. Perilaku Makan, yaitu untuk mendapatkan energi.
2. Perilaku Mempertahankan dir i, yaitu ber kisar dari
melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan
menggunakan senjata bertahan dan penggunaan
kamuflase dan mimikri (meniru).
3. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam
kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan
sebagainya.
4. Berperilaku reproduktif
2.2.3. Karakter Dan Perilaku Kucing
A. Sifat Alami Kucing
Menurut Susetyo (2004), Jenis kucing yang banyak dipelihara
dewasa ini adalah jenis kucing persia, anggora dan mainecoon.
Kesemua jenis hewan ini memiliki jenis bulu yang lebat dan panjang.
Kucing ras ini berasal dari negara 4 musim, sehingga diperlukan suhu
yang cukup yaitu antara 21-240C untuk menjaga kualitas bulu.
Untuk menandai “wilayah kekuasaannya”, kucing akan
memanfaatkan air seninya atau dikenal dengan istilah spraying.
Kebiasaan spraying ini umumnya dilakukan oleh kucing jantan yang
menuju dewasa akibat mulai matangnya fungsi seksual yang dipicu
oleh perubahan fungsi hormon.
B. Bahasa Tubuh Kucing
PERANCANGAN E
s
56
Kucing Memiliki bahasa tubuh yang berbeda-beda berdasarkan
perasaannya(11), yaitu :
1. Mendongakkan dan menggerakkan kepala belakang, berarti ada
orang yang mendekatinya.
2. Setengah mata tertutup dan memutar sedikit telinga ke samping,
berarti kucing sedang merasa nyaman dengan dirinya
3. Mengarahkan telinga ke depan, lalu memutarnya ke belakang,
disusul mengecilkan pupil mat, berarti peringatan bahwa kita harus
segera meninggalkannya sedindirian karena ia sedang marah
4. Pupil mata membesar meskipun saat diterpa cahaya terang, berarti
kucing sedang terkejut
5. Mengarahkan telinga ke depan dan membuka mata lebar-lebar,
berarti kucing sedang ingin bermain, diajak bemai atatu diberi
mainan
6. Mencondongkan teling ke belakang, menutup mata, dan sedikit
menengok ke kiri atau ke kanan, berarti ia sedang mengajak
berdamai.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing
biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam
kelompok seperti singa. Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri
(jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah terbesar, sedang
jantan steril memiliki daerah paling kecil) dan selalu terdapat daerah
"netral" dimana para kucing dapat saling mengawasi atau bertemu
tanpa adanya konflik teritorial atau agresi. Di luar daerah netral ini,
penguasa daerah biasanya akan mengejar kucing asing, diawali
dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing
itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian singkat (wikipedia,
2010).
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang
merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi
pada iklim gurun. Kucing senang dengan suasana hangat dan sering
tidur di bawah hangatnya sinar matahari. Kotorannya biasanya kering
dan kucing lebih suka menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat
mematung, tidak bergerak cukup lama terutama ketika sedang
mengintai mangsa atau bersiap untuk "pounce". mempertahankan
suhu tubuh normalnya, yaitu 39°C, dalam keadaan basah.
Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air. Kucing peliharaan
yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak kotoran yang berisi PERANCANGAN E
s
57
pasir atau bahan khusus yang dijual di toko hewan peliharaan. Perlu
juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk mencakar. Hal ini
penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini untuk
menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap
tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak adanya tempat khusus ini akan
menyebabkan kucing banyak merusak perabotan.
2.2.4. Karakter Dan Perilaku Anjing
Menurut Budiana (2008), Anjing memiliki kebiasaan mencium
untuk saling berkomunikasi. Anjing jantan mampu mencium zat atau
hormon feromon yang dikeluarka anjing betina yang sedang subur.
Cara anjing mengenali majikannya juga melalu mencium bau yang
spesifik dari pemiliknya. Ketajaman pendengaran anjing 4 kali lipat
pendengaran manusia. Seekor anjing mampu menerima suara 20-
80.000 Hz. Sudut penglihatan anjing lebih besar dibanding kucing dan
manusia. Sudut penglihatan anjing sebesar 2500-2900 sedangkan
manusia hanya 1450 dan kucing 2750. (10)
Di samping penglihatan anjing yang tajam ada juga Kebiasaan
yang sering dilakukan oleh anjing(10) :
1. Berurine
Anjing berurine 3-4 kali sehari. Urin anjing beraroma khas sehingga
menjadi media komunikasi antar anjing. Anjing serimg membuang urin
di suatu benda, baik di pohon, tembok atau batu dengan cara
mengangkat salah satu kaki belakang.
2. Mengunyah
Perilaku mengunyah apa saja yang menjadi incarannya muncul ketika
gigi tumbuh sehingga merasa gatal dan melampiaskannya dengan
menggigit benda.
3. Menggali
Kebiasaan menggali tanah yang dilakukan hewan anjing setelah
membuang urin adalah agar aroma urine menyebar merata sehingga
wilayah teritorialnya semakin luas. Namun alasan lain mereka
menggali tanah adalah untuk pergi dari rumah lewat bawah pagar
yang telah mereka gali.
PERANCANGAN E
s
58
4. Menggongong
Menggonggong adalah sifat naluri yang diwariskan sejak kecil. Hal
tersebut sebagai reaksi terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
Anjing yang kesepian terdengar salakan yang memilukan telinga
sehingga seolah ingin ditemani.
5. Manja
Anjing selalu minta perhatian, disayang dan dielus. Bahkan anjing
tiduran dipangkuan pemiliknya dengan nyaman.
6. Pergi dari tempat tinggal
Anjing mempunyai kebiasaan pergi dari rumah sebagai proses dari
petualangan. Anjing ingin melihat dan mengetahui suasana lingkungan
di luar rumah, mencari teman sesama anjing, dan berjalan-jalan
selama beberapa hari. Anjing pergi saat suasana sepi, pada pagi atau
malam hari ketika penghuni rumah pergi atau tidur nyenyak. Begitu ia
merasa puas, anjing akan pulang dengan sendirinya.
2.3. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN PET
Berinteraksi dengan hewan peliharaan adalah merupakan hal
yang paling menyenangkan. Pet adalah guru dan penyembuh dengan
bakat yang luar bisaa. Banyak cara dilakukan untuk menjelaskan cara
hewan membantu manusia. Hal ini termasuk “pet theraphy”, “pet
facilitated theraphy”, atau “animal-assisted theraphy”. Pet dapat
membantu manusia baik manusia normal atau manusia dengan
kekurangan fisik, mental dan emosi.
Menurut Jack Canfield dkk. Dalam bukunya “Chicken Soup For
The Cat And Dog Lovers Soul” ada beberapa kualitas yang dimiliki
hewan yang membuat manusia menyukainya, yaitu:
Hangat dan berbulu halus
Kehangatan dan bulu yang halus merupakan kelebihan dari hewan.
Mereka lebih mudah untuk dicintai dan dapat memberikan
kenyamanan.
Pelawak
Pet selalu saja dapat bertingkah sangat lucu. Hal ini menyebabkan
manusia akan terbawa kedalam suasana yang menyegarkan
karena selalu tertawa melihat tingkah dari pet.
Tidak menghakimi
PERANCANGAN E
s
59
Pet tidak pernah menghakimi manusia. Mereka menerima manusia
apa adanya.
Pendengar yang baik
Jika kita berbicara dengan pet, maka dia akan mendengarkan tanpa
menginterupsi apa yang kita bicarakan.
Cinta tanpa syarat
Pet tidak menuntut manusia untuk melakukan apa yang diminta,
dengan kata lain sangat perhatian.
Membantu orang yang memiliki cacat fisik
Pet sangat berguna bagi orang cacat fisik dalam berbagai cara.
Contohnya berkuda dapat membantu mereka yang memiliki
kelainan pada otot dan kontrol motoriknya. Berkuda membantu
meningkatkan kesembuhan pada postur, keseimbangan,
pergerakan dan fungsi tubuh.
Membantu orang merasa penting dan dibutuhkan
Manusia selalu merasakan kebutuhan untuk merasa penting dan
dibutuhkan. Dengan merawat pet membuat kita merasa selalu
dibutuhkan.
2.3.1. Keuntungan Memelihara Pet bagi Kesehatan Manusia
Menurut Foster and Smith (1997) , terdapat keuntungan-
keuntungan dalam memelihara pet bagi kesehatan manusia, yaitu:
1) Manfaat Secara Fisik Dan Kesehatan Fisik
Mengurangi kadar kolesterol.
Orang yang memelihara hewan kesayangan ditemukan memiliki
kadar kolesterol yang lebih rendah dibanding orang yang
tidak memilikinya.
Mengurangi tekanan darah dan stres.
Penelitian pada wanita pemilik anjing yang menjalani tes
stres membuktikan bahwa kehadiran anjing mempunyai efek
menurunkan tekanan darah disbanding kehadiran teman.
Meningkatkan harapan hidup penderita penyakit jantung
Kepemilikan anjing dapat meningkatkan daya tahan
penderita serangan jantung.
Meningkatkan aktivitas fisik dan fungsi kesehatan.
PERANCANGAN E
s
60
Kebutuhan akan merawat hewan menyebabkan pemilik
mempunyai aktivitas yang dapat disamakan dengan latihan
olahraga.
Mengontrol “freezing” pada penderita Parkinson.
Selain merasa kaku, penderita Parkinson juga mengalami
yang disebut “freezing”. Kaki mereka menjadi beku
sementara bagian tubuh yang lainnya tetap bergerak. Hal ini
menyebabkan orang tersebut jatuh. Hasilnya, beberapa orang
penderita Parkinson lebih suka duduk terus-menerus dan
enggan untuk berpindah.
Anjing terlatih membantu untuk mengidentifikasi adanya
“freezing” pada penderita. Apabila anjing menyentuh kaki
yang mengalami “freezing”, maka kebekuan tadi akan
hilang dan penderita Parkinson akan mampu melanjutkan
berjalan.
2) Manfaat Secara Psikologis, Emosional Dan Sosial
Membantu merasa rileks dan nyaman.
Mengurangi stres.
Kebutuhan akan disentuh.
Kemampuan untuk memiliki sesuatu yang dapat disentuh
membuat keberadaan pet sangat penting. Serangkaian
penelitian menunjukkan bagaimana pentingnya sentuhan
untuk kesehatan fis ik dan emosi kita.
Menghilangkan kesepian
Setiap orang membutuhkan teman dalam hidup sehari-hari.
Memiliki pet juga bisa disamakan dengan teman hidup yang
setia.
Memperbaiki mood.
Setiap orang membutuhkan perasaan dibutuhkan dan
memiliki sesuatu yang dirawat. Banyak lansia dan orang
yang hidup sendiri mengatakan bahwa pet memberikan
mereka alas an untuk hidup.
Memiliki rutinitas.
2.4. PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS DAN PENDUKUNGNYA
2.4.1. Pengertian Arsitektur Ekologis
a) Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang
PERANCANGAN E
s
61
dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari
level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain
bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut
(Wikipedia Indonesia, 2015).
Menurut Francis DK Ching (2008) Arsitektur umumnya
dibayangkan-didesaln-dan direalisasikan-dibangun-dalam upaya
merespon seperangkat kondisi yang ada.
b) Ekologi sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk
hidup dan lingkungannya. Berasal dari bahasa Yunani oikos
rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos bersifat
ilmu atau ilmiah. Sehingga ekologi dapat di definisikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dan lingkungannya. (Ernst Haeckel,1869)
Jadi, Arsitektur ekologis merupakan seluruh proses perancangan
dan pembangunan bangunan yang berwawasan lingkungan, dimana
memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin.
2.4.2. Ekologi dan Eko-Arsitektur
Atas dasar pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah
diuraikan, maka perhatian pada arsitektur sebagai ilmu teknik
dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga
keselarasan dengan alam dan kepentinagn manusia penghuninya.
Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan
kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan
alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur. (Krusche,
Per et sl. Oekologisches Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982. Hlm.7 )
PERANCANGAN E
s
Gambar 2.33. Konsep eko-arsitektur yang holistis (sistem keseluruhan)(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 39)
Eko-Arsitektur
Arsitektur alternatif
Bionik-struktur alamiah
Arsitektur surya
Arsitektur biologis
Bahan dan konstruksi yang ekologis
62
Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-
bagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang
memperhatikan kesehatan), arsitektur alternative, arsitektur matahari
(dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionic (teknik sipil
dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi
pembangunan.Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya
terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat
sebagai standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup
keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
1. Penyelidikan kualitas
Tujuan setiap perencanaan eko-arsitektur yang memperhatikan
cipta dan rasa adalah kenyamanan penghuni. Sayangnya,
kenyamanan tidak dapat diukur dengan alat sederhana seperti
lebar dan panjang ruang dengan meter, melainkan seperti yang
telah diuraikan tentang kualitas , penilaian kenyamanan selalu
sangat subjektif dan tergantung pada berbagai faktor. Kenyamanan
dalam suatu ruang tergantung secara immaterial dari kebudayaan
dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara material
terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan pencemaran udara.
2. Bentuk dan struktur bangunan
Bentuk dan struktur bangunan merupakan masalah kualitas dalam
perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah
kualitas yang lain yang berhubungan, terutama kualitas bentuk
yang tidak dapat diukur maupun diberi standar.
3. Pencahayaan dan warna
Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang melalui
mata dalam hubungannya dengan pengalaman perasaan.
Pencahayaan (penerangan alami maupun buatan) dan
pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang.
PERANCANGAN E
s
63
Pada gambar nomor 2.Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam
keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan
dengan ruang (misalnya dengan perabot, lukisan, dan hiasan
lainnya). Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang,
terutama jika cahaya tersebut masuk dari jendela yang
orientasinya ke timur
Oleh karena itu pencahayaan matahari di daerah tropis mengandung
gejala sampingan dengan sinar panas, maka di daerah tropis tersebut
PERANCANGAN E
s
Pencahayaan lewat lubang-lubang jendela di tengah dinding
Pencahayaan lewat lubang-lubang jendela di tengah dinding
Pencahayaan lewat lubang-lubang jendela di tengah dinding
Gambar 2.55. Pencahayaan dan bayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang
(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 47)
Gambar 2.56. Gedung perkantoran atau industri bertingkat yang menggunakan pencahayaan alam tanpa sinar panas dan tanpa penyilauan
(Sumber : Kiss, Miklos. Neue Erkenntnisse zum Thema Tageslichtnutzung. Di dalam : Majalah SI+A, No.50. Zȕrich 1996. Hlm.1127-1129)
64
manusia sering menganggap ruang yang agak gelap sebagai sejuk dan
nyaman. Akan tetapi, untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan
kebutuhan cahaya untuk mata manusia. Karena pencahayaan buatan
dengan lampu dan sebagainya mempengaruhi kesehatan manusia,
maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa kesilauan dan
tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini,
maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima secara langsung,
melainkan dicerminkan/dipantulkan sinar tersebut dalam air kolam
(kehilangan panasnya) dan lewat langit-langit putih berkilap yang
menghindari penyilauan orang yang bekerja di dalam ruang.
Kenyamanan dan kreativitas dapat juga dipengaruhi oleh warna seperti
dapat dipelajari pada alam sekitar dengan warna bunga. Oleh karena
itu, warna adalah salah satu cara untuk mempengaruhi ciri khas suatu
ruang atau gedung. Masing-masing warna memiliki tiga ciri khusus,
yaitu sifat warna, sifat cahaya (intensitas cahaya yang direfleksi), dan
kejenuhan warna (intensitas sifat warna). Makin jenuh dan kurang
bercahayanya suatu warna, akan makin bergairah. Sebaliknya, hawa
nafsu dapat diingatkan dengan penambahan cahaya.
Pada praktek pengetahuan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk
mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi
peningkatan kenyamanan. Misalnya :
( Tomm, Arwed. Oekologisch Planen und Bauen. Braunschweig 1992.
Hlm.23 )
Langit-langit yang terlalu tinggi dapat ‘diturunkan’ dengan warna
yang hangat dan agak gelap
Langit-langit yang agak rendah diberiwarna putih atau cerah, yang
diikuti oleh 20 cm dari dinding bagian paling atas juga diberi warna
putih, yang memberi kesan langit-langit seakan melayang dengan
suasana yang sejuk.
Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada bidang
yang luas memberi kesan memperkecil ruang.
Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan
memberi kesan memperkecil ruang.
Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan
memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedangkan
dapat berkesan panjang dengan menggunakan warna dingin.
Dinding samping yang putih memberi kesan luas ruang tersebut.
PERANCANGAN E
s
65
Dinding tidak seharusnya dari lantai sampai langit-langit diberi
warna yang sama. Jikalau dinding bergaris horizontal ruang
berkesan terlindung, sedangkan yang bergaris vertical berkesan
lebih tinggi.
4. Angin dan pengudaraan ruangan
Pada gambar nomor 2.57 Angin dan pengudaraan ruangan secara
terus-menerus mempersejuk iklim ruangan. Udara yang bergerak
menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut
terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia.
Dengan demikian juga dapat digunakan angin untuk mengatur udara
didalam ruang. (Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot
Humid Weather. Texas 1953 )
5. Alam dan iklim tropis
Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus
diperhatikan terutama berhubungan dengan ruang dalam. Masalah
tersebut mendapat pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di
lingkungan sekitarnya, yaitu sinar matahari dan orientasi bangunan,
angin, dan pengudaraan ruangan, suhu dan perlindungan terhadap
panas, curah hujan dan kelembapan udara.
6. Sinar matahari dan orientasi bangunan
PERANCANGAN E
s
Gambar 2.57. Pergerakan angin dalam sebuah ruang(Sumber : Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot Humid Weather. Texas 1953)
66
Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat
diantara lintasan matahari dan angin, serta bentuk denah yang
terlindung adalah titik utama dalam peningkatan mutu iklim-mikro
yang sudah ada. Dalam hal ini tidak hanya perlu diperhatikan sinar
matahari yang mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah angin
yang memberi kesejukan. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari
yang paling cocok dan menguntungkan terdapat sebagai kompromi
antara letak gedung berarah dari timur ke barat dan yang terletak
tegak lurus terhadap arah angin seperti gambar berikut.
7. Keseimbangan dengan alam
Pada penentuan lokasi gedung tersebut diperhatikan fungsi dan
hubungannya dengan alam, seperti matahari, arah angina, aliran air
dibawah tanah, dan sebagainya. Setiap serangan terhadap alam
mengakibatkan suatu luka yang mengganggu keseimbangannya. Oleh
karena setiap benda memiliki hubungan langsung dengan benda-
benda lainnya, maka masuk akal apabila setiap perubahan pada suatu
titik tertentu membutuhkan penyelesaian masalah yang harus
dilakukan didalam batas ruangan. Dengan sadar atau tidak sadar
manusia telah menghancurkan keseimbangan dengan alamnya
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara makrokosmos dan
mikrokosmos. Seperti manusia dalam lingkungan ilmiah, sebenarnya
PERANCANGAN E
s
Letak gedung terhadap sinar matahari yang paling menguntungkan bila memilihi arah dari timur ke barat.
Gambar 2.58. Gambar 4 Orientasi bangunan terhadap sinar matahari(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 56)
Letak gedung terhadap arah angin yang paling menguntungkan bila memilihi arah tegak lurus terhadap arah angin itu.
67
menjadi spesialis hanya dalam aspek keahliannya tetapi tetap bersatu
didalam wadah kemanusiaan. Maka pengertian keseimbangan dengan
alam mengandung kesatuan makhluk hidup (termasuk manusia)
dengan alam sekitarnya secara holistis
2.4.3. Pengertian Arsitektur Ekologis Menurut Heinz Frick
Heinz Frick (1998) berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak
menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur, karena
tidakada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku.
Namun mencakup keselarasan antara manusia dan alam. Eko-
arsitektur mengandung juga dimensi waktu, alam, sosio-kultural, ruang
dan teknik bangunan. Oleh karena itu eko arsitektur adalah istilah
holistik yang sangat luas dan mengandung semua bidang.
Heinz Frick memiliki beberapa prinsip bangunan ekologis yang
antara lain seperti :
1. Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat.
2. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat
diperbaharui dan menghemat penggunaan energi,
memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air),
Memelihara dan
3. memperbaiki peredaraan alam,
4. Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi
(listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah),
5. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya
seharihari.
6. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan
perencanaan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan
dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan
(sumber energi, penyediaan air).
2.4.4. Kriteria –Kriteria Bangunan Sehat dan Ekologis
Berikut ini adalah kriteria banguanan sehat dan ekologis
berdasarkan buku arsitektur ekologis versi Heinz Frick,antara lain :
1. Menciptakan kawasan hijau diantara kawasan bangunan
2. Memilih tapak bangunana yang sesuai
3. Menggunakan bahan bangunan buatan lokal
PERANCANGAN E
s
68
4. Menggunakan ventilasi alam dalam bangunan
5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang
mampu mengalirkan uap air.
6. Menjamin bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahan
lingkungan
7. Menggunakan energi terbarukan
8. Menciptakan bangunan bebas hamtan (dapat digunakan semua
umur)
A. Menciptakan kawasan hijau di antara kawasan bangunan
Tujuan dari diciptakannya kawasan hijau adalah sebagai salah satu
upaya untuk mencegah global warming . Berikut adalah contoh sebagai
bentuk menciptakan kawasan hijau disekitar kawasan pembangunan :
menciptakan taman ekologis disekitar bangunan. Taman ekologis
berfungsi sebagai salah satu pencegahan global warming dan juga
sebagai view yang menarik bagi siapa saja yang melihat.
Prinsip- prinsip-prinsip pembangunan taman ekologis yang dapat
diterapkan :
1. Pembentukan jalan setapak dengan bentuk yang beraneka
ragam
2. Penciptaan sudut yang nyaman, sejuk serta teduh
3. Menggunakan penghijauan pada pagar atau dinding taman
4. Pemilihan tanaman tertentu
5. Pemilihan tanaman yang sesuai dengan tempat dan mudah
dalam perawatannya.
Urban Farming ( urban agriculture)
Urban farming merupakan cara untuk penghiajuan sekitar bangunan
fungsi dari urban farming yaitu untuk :
1. mengurangi pemansan global.
2. menciptakan view yang menarik.
3. memperbaiki kesuburan tanah.
4. penghematan karena bahan makanan nabati dapat dihaslkan
sendiri.
B. Memilih tapak bangunan yang sesuai dengan perencanaan
yang berkarakter ekologis
PERANCANGAN E
s
69
Tapak yang digunakan sesuai dengan proyek yang dihasilkan ,
tetapi tetap dengan melihat kesinambungan antara lingkungan dan
gedung. Pada lahan yang akan digunakan untuk membangun sebuah
gedung. Berikut adalah hal – hal yang sebaiknya diperhatikan dalam
membangun sebuah bangunan :
1. hal pertama yang seharusnya dipertimbangkan adalah apakah
kesuburan tanah itu dapat dibuat tandus oleh gedung. Tannah
yang sangat subur sebaiknya dipertahankan sebagai lahan
tanaman dan bukan digunakan sebagai tempat parkir, lahan
bangunana ataupun jalan kedua.
2. hal kedua kedahan lahan yang ditumbuhi oleh tanaman yang
sudah ada misalnya pohon peneduh, semak, dan bunga,
sebaiknya tanaman tersebut dipertahankan sebanyak mungkin.
3. Hal ketiga adalah pertimbangkan tanaman yang akan
direalisasikan.
C. Menggunakan bahan bangunan buatan lokal
Sekarang ini mulai banyak perkembangan bahan bangunan,
munculnya pekembangan bahan bangunan dikarenakan adanya
kesadaran masyarakat terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan.
Bahan bangunan yang alami tidak mengandung zat yang dapat merusak
kesehatan manusiamaka berikut ini merupakan penggolongan bahan
bangunan menurut bahan mentah dan tingkat transformasinya :
Tabel 2.1. penggolongan bahan bangunan menurut bahan mentah
dan tingkat transformasinya
Penggolongan ekologis Contoh Bahan bangunan
Bahan bangunan yang regneratifKayu, bambu, rotan, rumbia,
alang-ang, serabut kepa, kulit
kayu, kapas ,kapuk, kulit
binatang dan wol
Bahan bangunan yang dapat
digunakan kembali
Tanah, tanah liat, lempung, tras,
kapur, batukali, batu alam.
Bahan bangunan recycling Limbah, potongan, sampah,
ampas, bahan kemasan, serbuk
kayu, potongan kaca.
Bahan bangunan alam yang Batumerah, genting tanah liat,
PERANCANGAN E
s
70
mengalami tranformasis
sederhana
batako, conblok, logam, kaca ,
semen
Bahan bangunan alam alam yang
mengalami beberapa tingkat
perubahan transformasi
Plastik, bahan sintesis, epoksi
Bahan banguann komposit Beton bertulang, pelat serat
semen, beton komposit, cat
kimia, perekat.
Bahan banguan yang ekologis seharusnya memenuhi syarat-syarat
berikut :
1. Produksi bahan banguanan menggunakan energis esedikit
mungkin.
2. Tidak mengalami perubahan bahan yang dapat dikembalikan ke
alam.
3. Eksploitasi , pembuatan (produksi), penggunaan bahan
bangunan sesedikit mungkin mencemari lingkungan.
4. Bahan bangunan berasal dari sumber lokal.
D. Menggunakan ventilasi alam dalam bangunan
Ventilasi berfungsi untuk pertukaran udara. Dua hal yang
berkaiatan dengan arsitektur ekologis tentunya yang berkaiatan dengan
unsur alam salah satunya yaitu penggunaan ventilasi dari alam. ventilasi
berkaitan dengan kualitas di dalam ruangan. 2 hal yang berkaitan dengan
kualitas udara yaitu penghawaan dan pencahayaan. penghawaan oleh
angin dan pencahayaan oleh sinar matahari. berikut ini adalah penjelasan
tentang kualitas dalam ruangan yang baik dan benar beradsaarkan buku
arsitektur ekologis versi heinz frick :
1. Penghawaan
Pada daerah yang beriklim tropis kelembapan udara dan suhu juga
tinggi. angin sedikit bertiup dengan arah yang berlawanan pada musim
hujan dan musim kemarau..pengaruh angin dan lintasan matahari
terhadap bangunan dapat dimanfaatkan dengan ;
PERANCANGAN E
s
Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
71
a) gedung yang dibuat secraa terbuka dengan jarak yang cukup
diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin.
b) orientasi banguanan ditempatkan diantara lintasan matahari
dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah
dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap
arah angin.
c) gedung yang baik sebaiknya berbentuk persegi panjang yang
nantinya berguna untuk ventilasi silang.
d) ruang disekitar bngunan sebaiknya dilengkapi pohon
peneduh.
e) menyiasaka minimal 30% lahan banguanan terbuka untuk
penghijauan dan tanaman.
2. Pencahayaan
Cahaya sangat penting bagi makhluk hidup , terutama untuk manusia ,
cahaya digunakan untuk megenali lingkungan sekitar dan juga untuk
menjalankan aktivitas.
a. Cahaya dari permukaaan atap dan dinding
Cahaya berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam
ruangan melalui lubang atap dan / atau lubang dinding.
Berbagai macam variasi bentuk tergantung dari bentuk dan
arah matahari terhadap bangunan itu sendiri . pelubangan
bangunan untuk cahaya alam berdampak pada kesilauan bila
bentuk dan arah lubang tidak tepat dalam pengguanaanya.
b. Perlindungan terhadap silau matahari
Intensitas matahari terkadang juga berlebihan , cahaya yang
berlebihan menyaebabkan silau . silau akibat sinar matahari
yang berlebihan akan menyebakan ketidaknyamanan visual dan
dapat melelahkan mata . Untuk mengatasi hal tersebut
berbagai macam cara untuk menghindari atau mengurangi silau
tersebut menurut buku dasar-dasar arsitektur ekologis heinz
frick adalah:
1) Penyediaan selasar disamping bangunan
2) Pembuatan atap tritisan atau pemberian sirip/kanopi pada
jendela
E. Menggunakan Energi Terbarukan
PERANCANGAN E
s
72
Energi terbarukan merupakan energi yang dapat dihasilkan sendiri.
berikut ini adalah beberapa macam alat yang adapa t digunakan untuk
meciptakan energy snediri yang diambil dari buku arsitektur ekologis jilid 2
heinz frick hal 142.
1. Energi surya
Tabel 3.2. Tabel Energi Kolektor Surya
No.Kolektor surya
Daya kerja Penyimpanan
1 Menghasilkan uap (untuk mesin uap, yang membangkitkan listrik),memasak, air panas untuk mencuci, mesin pendingin absorbsi.
Dengan menggunakanalat penyimpananpanas, dengan bahanpelarut (air)ataumassa(batu-batuan)
2 Menghasilkan air panas untuk mandi dan mencuci, menghasilkan udara panas.
Dengan menggunakanalat penyimpan panas,dengan bahan pelarut(air) atau massa (batubatuan)
3 Membangkitkan listrik 12 V arus searah (dengan mengguanakan perata arus dan transformer terdapat 220 V arus bolak balik)
Tenaga listrik sulit disimpan, kecualidengan mengisis aki(biasanya 12 V arussearah.
2. Energi air
Energi air secara tradisional digunakan kincir air :
a) Dengan pukulan ke atas
b) Dengan pukulan bawah
c. Untuk membangkitakan listrik iguanaakn turbin
3. Energi angin
PERANCANGAN E
s
Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
73
Energi angin dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kincir
angin sesuai kebutuhan tenaga. Energi geotermal memanfaatkan
panas bumi untuk menghasilkan uap yang dapat digunakan untuk
membangkitkan tenaga . pembangkit listrik dengan menggunakab
panas (uap)merupakan sistem yang kurang efisien (faktor
efisiensi< 27%).
F. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang
yang mampu mengalirkan uap air.
Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang
mampu mengalirkan uap air.
Permukaan dinding dan lapisan langit – langit ruang termasuk
dalam upaya penghijauan rumah . upaya untuk penghijauan dilakukan
untuk mengatur tata air, suhu, pencemaran udara dan juga unntuk
perlindungan terhadap lingkungan sekitar. Menurut buku eckb ,1964 dan
fakuaea,1987 yang ditulis dalam buku arsitektur ekologis hal 108 fungsi
penghijauan pada dinding dan atap rumah adalah sebagai
berikut :
1. Tanaman sebagai penghijauan rumah dalam pertumbuhannya
menghasilkan O2 yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk
bernapas.
2. Sebagai pengtaur lingkungan (mikro), vegetasi akan
menimbulkan hawa lingkungan setempat sejuk,nyaman dan
segar.
3. Pencipta lingkungan hidup (ekologis). Penghijauan dapat
menciptakan ruang hidup bagi makhluk hidup di alam.
4. Penyeimbangan alam (adaptis) merupakan pembentukan
tempat tempat hidup bagi stawa yang hidup disekitarnya
5. Perlindungan (protektif) terhadap kondisi fisik alami sekitarnya
(air hujan, angin kencang dan terik matahari )
6. Kesehatan (hygiene), untuk terapi mata karena penghijauan
mengikat gas dan debu.
7. Mengurangi kebisisngan di dalam gedung, terutamam pada
atap bertanam yang menambah bobot (massa) sebagai
penanggulangna suara/bising.
8. Rekreasi dan pendididkan (edukatif). Jalur hijau dengan aneka
vegetasi mengandung nilai-nilai ilmiah
9. Sosial politik ekonomiPERANCANGAN E
s
74
G. bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahn lingkungan
Bangunan yang baik adalah bangunan yang tidak merugikan
lingkungan. Memang saat banguanan tersebut dibangun sudah
mengurangi komunitas hewan yang sebelumnya ada dilahan tersebut,
tetapi kita sebagai manusia yang bijak adan peduli akan lingkungan
seharusnya mengganti lahan yang menjadi komunitas mereka dengan
cara melakukan penghijauan disekitar bangunan. Berbagai macam cara
yang digunakan yaitu:
1. Melakuakan penghijauana pada bangunana
2. Mendesain taman
H. Menciptakan bangunan bebas hambatan (dapat digunakan
semua umur)
Bangunan yang baik merupakan bangunan yang dapat digunakan
disegala usia baik anak-anak mauapun orang tua, selain itu diguanakan
juga bagi orang yang cacat tubuh,orang sakit, maupun orang dewasa yang
sehat misalnya diberikan jalur bagi mereka yang menggunakan kursi
roda .banyak hambatan bagi bangunan saat ini yang tidak memperhatikan
hal – hal tersebut antara lain perbedaan tinggi lantai yang mnyusahkan
orang yang sangat tua maupun anakanak, taanda orientasi ruang kurang
jelas, tidak ada kursi untuk beristiarhat, dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalaha prinsip –prinsip banguanan diambil dari frick,
heinz/widmer, petra. Membangun, membentuk, menghuni. Yogyakarta:
kanisius, 2006.halaman 51-53 :
1. Pilihlah perlengkapan yang bebas hambatan jika biaya tidak lebih
mahal daripada pelrengkapan yang tidak bebeas hambatan .
2. Dalam gedung umum, hindarilah konstruksi tangga. Jika harus
dibuat tangga, pilih tangga yang lurus dilengkapi dengan jalan
landai <8% atau lift.
3. Lebar semua pintu harus memadai kebutuhan kursi roda (>80 cm)
4. Sediakan cukup banyak tempat yang ebbas hambatan sehingga
kursi roda dapat dikemudikan dan dilangsir dengan mudah.
5. Ukuran huruf pada tulisan informasi harus jelas dibaca,
pemasangannya setinggi mata manusia , dengan penerangan
yangs esuai dengan kemampuan orang yang melihatnya (juga yang
kemah penglihatannya)
6. Semua leemn pelayanan pada telepon umum,lift dan
sebagainyaharus dipasang pada tinggi yang optimal.
PERANCANGAN E
s
75
7. Kamar mandi/ wc dibentuk sedemikian rupasehingga dapat
digunakan sendiri oleh pengguna kursi roda tanpa bantuan orang
lain.
8. Pintu sorong dapat dibuka lebih mudah oleh pengguan kursi roda
dibandingkan dengan pintu sayap biasa.
2.5. TINJAUAN UMUM KOTA MALANG
2.5.1. Gambaran Umu Kota Malang
2.5.2. Letak Dan Kondisi geografis
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter
diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa
Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada
ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak
112,06° – 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan
batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso
Kabupaten Malang
2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang
Kabupaten Malang
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang
PERANCANGAN E
s
Gambar 2.59. Peta Kota Malang(Sumber : google.co.id)
76
4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten
Malang
serta dikelilingi gunung-gunung :
1. Gunung Arjuno di sebelah Utara
2. Gunung Semeru di sebelah Timur
3. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
4. Gunung Kelud di sebelah Selatan
A. Iklim
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata
suhu udara berkisar antara 22,7°C – 25,1°C. Sedangkan suhu maksimum
mencapai 32,7°C dan suhu minimum 18,4°C . Rata kelembaban udara
berkisar 79% – 86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum
mencapai 40%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia,
Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan,
dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi
Karangploso Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari,
Nopember, Desember. Sedangkan pada bulan Juni dan September Curah
hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei,
September, dan Juli.
B. Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
1. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk
industry
2. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
3. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang
subur
4. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah
pendidikan
C. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
1. Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.
2. Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.
3. Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.
4. Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha.
PERANCANGAN E
s
77
Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu
mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang
memiliki sifat peka erosi. Jenis
tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif
kemiringan sekitar 15
2.5.3. Rencana Detail Tata Ruang Kota
Rencana Detail Tata Ruang Kota yang selanjutnya disingkat RDTRK,
adalah penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ke dalam
rencana pemamfataan ruang kawasan dengan menetapkan blok-blok
peruntukan pada kawasan fungsional dimuat dalam peta rencana berskala 1 :
5000 atau lebih (RDTR Kota Malang Tengah Bab 1, Pasal 1, poin 5).
Selanjutnya dibagi dalam sub Kota Malang yaitu :
• Kota Malang Timur
• Kota Malang Utara
• Kota Malang Barat
• Kota Malang Selatan
• Kota Malang Tengah
2.5.4. Gambaran Khusus RDTR Kota Malang Tengah
Batas-batas Rencana Dasar Tata Ruang Kota (RDTRK) Malang Tengah
adalah sebagai berikut berdasarkan RDTR Kota Malang Tengah (Bab 2, Pasal
4, Poin 3) :
• Sebelah Utara : Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Lowokwaru
• Sebelah Timur : Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan
Blimbing
• Sebelah Selatan : Kecamatan Sukun
• Sebelah Barat : Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Sukun
Malang Tengah memiliki luas wilayah ± 883 Ha (8.830.000 m2)
A. Rencana Struktur Ruang
Keterangan :
: Pusat Kota
PERANCANGAN E
s
78
: Pusat Blok
: Pusat Sub Blok
Gambar 2.60. Peta Struktur Ruang Malang Tengah
Sumber : RDTRK Malang Tengah
B. Rencana Tata Guna Lahan
Keterangan :
: Fasilitas Umum
: Industri dan Pergudangan
: Perdagangan dan Jasa
: Permukiman
: RTH
: Militer
PERANCANGAN E
s
80
C. Rencana Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Keterangan :
: Kemunduran 5 – 10 m
: Kemunduran 2 – 9 m
: Kemunduran 4 – 13 m
: Kemunduran 1 – 5 m
Gambar 2.62. Rencana Garis Sempadan Bangunan Malang Tengah
Sumber : RDTRK Malang Tengah
PERANCANGAN E
s
81
D. Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Keterangan :
: KDB 30% - 50%
: KDB 70% - 80%
: KDB 80% - 90%
Gambar 2.63. Rencana Koefisien Dasar Bangunan Malang Tengah
Sumber : RDTRK Malang Tengah
PERANCANGAN E
s
82
E. Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Keterangan :
: KLB 1 – 2 Lantai
: KLB 1 – 3 Lantai
: KLB 2 – 4 Lantai
: KLB > 4 Lantai
Gambar 2.64. Rencana Koefisien Lantai Bangunan Malang Tengah
Sumber : RDTRK Malang Tengah
PERANCANGAN E
s
83
2.6. STUDI BANDING
2.6.1. Studi Banding Obyek
2.6.1.1. Red Bank Veterinary Hospital, Amerika Serikat
A. Gambaran Umum
Red Bank Veterinary Hospital adalah sebuah bangunan perawatan &
rujukan layanan yang kritis untuk hewan peliharaan. Berlokasi di Tinton Falls,
NJ 07724, Amerika Serikat. Luas area 8000 m2
Gambar 2.65. Site Red Bank Veterinary Hospital
Sumber : maps.google.com
B. Konsep Bangunan
Gambar 2.66. Site Red Bank Veterinary Hospital
Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Bangunan ini didesain dengan konsep bangunan yang berwawasan
lingkungan. Sejalan dengan ini, untuk mencapai tujuan konsep bangunan
yang berwawasan lingkungan, beberapa tim konsultan diperkerjakan. Seperti
konsultan eco building, Arsitek landscape, konsultan constructed wetland,
PERANCANGAN E
s
SIT
84
konsultan pencahayaan serta insinyur mekanikal elektrikal dan pemipaan
(MEP).
C. Denah Bangunan
Gambar 2.67. Denah Bangunan Red Bank Veterinary Hospital
Sumber : google.com
D. Ruang-Ruang Utama
Lobby
PERANCANGAN E
s
85
Gambar 2.68. Ruang LobbySumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Ruang Periksa
Gambar 2.69. Ruang Periksa
Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Ruang Tindakan Medis
Gambar 2.70. Ruang Tindakan MedisSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Ruang Auditorium
PERANCANGAN E
s
86
Gambar 2.71. Ruang AuditoriumSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
2.6.1.2. Pet Care Centre, Metairie, LA
A. Gambaran Umum
Pet Care Center adalah sebuah bangunan Rumah Sakit Hewan , Pet
Resort & Spa yang didedikasi untuk memberikan perawatan medis yang
berkualitas tertinggi yang tersedia sehingga hewan peliharaan Anda mungkin
mengalami lebih lama , hidup sehat .
Gambar 2.72. Site Pet Care CenterSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
B. Denah Bangunan
PERANCANGAN E
s
SITE
87
Gambar 2.73. Denah Lantai 1-2 Pet Care CenterSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
C. Ruan-Ruang Utama
Ruang Lobby
Gambar 2.74. Ruang LobbySumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Ruang Periksa
Gambar 2.75. Ruang PeriksaSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
PERANCANGAN E
s
88
Koridor
Gambar 2.76. KoridorSumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
2.6.2. STUDI BANDING TEMA
2.6.2.1. Perpustakaan Universitas Indonesia
Perancangan Malang Pet Centre menggunakan bangunan
perpustakaan Universitas Indonesia Depok sebagai studi banding tema
ekologi arsitektur. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai. perpustakaan
Universitas Indonesia Depok.
A. Gambaran Umum
Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang
dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri
dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun di area seluas 3 hektar
dengan 8 lantai yang dirancang berdiri di atas lansekap bukit buatan dan
terletak di depan Danau Kenanga kampus UI.
PERANCANGAN E
s
89
Gambar 2.77. Perspektif mata manusia perpustakaan kampus UI(belajarsitektur.blogspot.com, 2012)
Bangunan perpustakaan mempunyai konsep ramah lingkungan (eco
friendly) yang merupakan turunan dari ekologi arsitektur yang
menyatakan bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi
terbarukan, yakni energi matahari (solar energy). maka di dalam
gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa
pun. sebab semua kebutuhan plastik dapat diganti dengan kertas atau
bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik,
air dan kertas. Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000
orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang
per hari dengan koleksi buku di dalamnya dapat menampung 3-5 juta
judul buku (rumahpengetahuan.web.id, 2012).
2.5.2.2 Tinjauan Prinsip Tema Ekologi pada Bangunan
Perpustakaan kampus UI ini menerapkan tema Eco-Friendly yang
merupakan turunan dari arsitektur ekologi yang mengedepankan alam dan
lingkungan sekitar. Berikut ini penjelasan mengenai penerapan prinsip
ecology architecture pada bangunan perpustakaan ini yang mengambil prinsip
atau kaidah dasar dalam hubungan arsitektur dengan alam menurut Vale,
Robert & Brenda (1991: 69-168). Berikut tabel penyajian:
Tabel 2.7 Penerapan prinsip ekologi pada perpustakaan UI
No Prinsip
ekologi
Aspek Kaitan dengan objek kesimpulan
1. Respek
kepada
alam
- Tata
letak
- Model bangunan
menghadirkan
bangunan masa depan
dengan mengambil sisi
danau sebagai orientasi
perancangan.
-
- View
bangunan
menghadap
danau
menimbulkan
kesan sejuk
dan dekat
PERANCANGAN E
s
90
dengan alam.
- Alam sebagai
unsur penting
dalam desain.
- Struktur
atap
- Penggunaan bukit
buatan sebagai potensi
pemanfaatan atap untuk
fungsi penghijauan.
2. Memberi
respek
pada
penggun
a
Struktur
bangunan
Di punggung bukit
bangunan di timbun tanah
dan ditanami rerumputan
yang berguna sebagai
pendingin suhu ruangan
yang ada didalamnya,
hingga dapat mereduksi
fungsi alat pendingin udara
sampai 15 persen.
- Adanya
pendingin
suhu ruangan
yang alami,
yang timbul
dari,
punggung
bukit
bangunan di
timbun tanah
dan ditanami
rerumputan.
- Materia batu
dapat
mengurangi
dampak
buruk cat
yang kurang
ramah bagi
manusia.
Material
dinding
Bahan bangunan dari
batuan ini (batu alam
andesit untuk eksterior dan
batu paliman palemo untuk
interior) bersifat bebas
pemeliharaan (maintenance
free) dan tidak perlu dicat.
3 Memelih
ara
Interior Interior bangunannya
didesain terbuka dan
- penggunaan
sirkulasi
PERANCANGAN E
s
91
sumber
daya
(energi)
menyambung antara satu
ruang dan ruang yang lain
melalui sistem void.
Penggunaan sirkulasi udara
alam menjadi maksimal.
udara alam
maksimal,
karena
interior
bangunannya
didesain
terbuka dan
menyambung
antara satu
ruang dan
ruang yang
lain melalui
sistem void.
- Terdapat
system
penerangan
alami dari
cahaya
matari yang
di dapat dari
tembusan
cahaya yg
datang
menembus
kaca yang
terletak di
antara
punggung
rerumputan.
Pencahayaa
n
pencahayaan alami
dilakukan melalui beberapa
skylight.
utilitas Di antara punggung
rerumputan itu terdapat
jaringan-jaringan selokan
yang di sampingnya
terdapat kaca tebal bening
selebar 50 sentimeter.
Selokan itu untuk
mengalirkan air hujan ke
tanah resapan, sedangkan
fungsi kaca sebagai sistem
pencahayaan.
PERANCANGAN E
s
92
- tidak
memerlukan
lagi pendingin
buatan (ac
atau kipas
angin) dan
cahaya
penerangan
yang cukup.Material
atap
Penggunaan energi
matahari dilakukan melalui
solar cell yang dipasang di
atap bangunan.
4 Memper
kecil
sumber
daya
baru
Utilitas Guna memenuhi standar
ramah lingkungan,
bangunan juga dilengkapi
sistem pengolahan limbah.
Karena itu, air buangan
toilet dapat digunakan
untuk menyiram di
punggung bangunan.
Dengan diproses terlebih
dahulu melalui pengolahan
limbah atau sewage
treatment plant (STP).
- memenuhi
standar
ramah
lingkungan,
limbah air
buangan
toilet dapat
digunakan
untuk
menyiram di
punggung
bangunan,
dengan
diproses
terlebih
dahulu
melalui
pengolahan.
5. Prinsip
bekerja
Material
atap
Gedung menggunakan
panel surya sebagai sumber
- Dapat
memberikan
PERANCANGAN E
s
93
bersama
iklim
energinya sesuai dengan
kondisi iklim tropis yang
terik.
dampak atau
pengaruh
baik yang
cukup besar
pada
lingkungan.
- Bekerja
dengan iklim
tropis yang
cenderung
basah.
- Mengurangi
dampak
negatif yang
ditimbulkan
dari energi
yang
terbuang.
Pencahayaa
n
pencahayaan alami
dilakukan melalui beberapa
skylight.
Interior Interior bangunannya
didesain terbuka dan
menyambung antara satu
ruang dan ruang yang lain
melalui sistem void.
Penggunaan sirkulasi udara
alam menjadi maksimal.
Penghawaa
n
penggunaan sirkulasi udara
alam maksimal, karena
interior bangunannya
didesain terbuka dan
menyambung antara satu
ruang dan ruang yang lain
melalui sistem void.
(rumahpengetahuan.web.id, 2012; Hasil analisis, 2015)
PERANCANGAN E
s
94
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode Umum
Proses kajian yang digunakan dalam merancang Pet Centre di Kota
Malang dilakukan melalui metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-
korelatif, yaitu mencari serta menetapkan adanya keeratan/korelasi antara
variable-variabel penelitian. Metode ini berupa paparan deskripsi atas
fenomena yang terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang
mendukung teori yang dipakai.
Secara kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang
membahas teknik-teknik pengumpulan, pengolahan, atau analisa dan
penyajian terhadap sekelompok data. Analisis data secara kualitatif atau
korelatif dengan melakukan beberapa tahapan meliputi survey lokasi dan
obyek-obyek komparasi untuk memperoleh data-data dan komparasi yang
berhubungan dengan obyek perancangan nantinya.
3.2. Perumusan Gagasan
Dalam penentuan judul objek rancangan, terlebih dahulu dilakukan
pengamatan
mengenai permasalahan yang sedang terjadi baik dalam skala global maupun
skala lokal, baik aspek secara umum maupun arsitektural. Aspek umum yang
diamati adalah
permasalahan gaya hidup masyarakat untuk memelihara hewan peliharaan
dewasa ini. Terkait dengan pemasalahan gaya hidup yang ada, diperlukan
wadah untuk menampung segala macam yang berbau hewan peliharaan
mulai dari penitipan, perawatan, hingga pelatihan hewan peliharaan sehingga
masyarakat dapat menyalurkan hasrat dan keinginannya dengan penuh
terhadap hewan. Kota Malang berpotensi untuk dijadikan sebagai lokasi
perancangan mengingat kota ini telah dikenal sebagai kota pelajar, baik
pelajar yang berasal dari Kota Malang itu sendiri maupun dari luar kota
sehingga semakin banyak pelajar yang dating semakin banyak pula penduduk
di Kota Malang. Selain potensi tersebut, Kota Malang juga tidak terlepas dari
permasalahan lingkungan seperti peningkatan suhu udara Kota Malang yang
semakin hari kian semakin panas, polusi di jalanan kota, dan lain-lain.
Menghadirkan Pet Centre yang menggunakan pendekatan pada Eco-Design di
Kota Malang diharapkan dapat menjadi wadah yang tepat untuk menyalurkan
PERANCANGAN E
s
95
dan memenuhi segala kebutuhan hewan peliharaan yang ramah terhadap
lingkungan dan kondisi Kota Malang. Aspek arsitektural yang perlu diamati
adalah mengenai pengolahan lahan dan bangunan terhadap lingkungan.
Pengolahan lahan dan bangunan yang disinkronkan dengan lingkungan dan
penghijauan diharapkan dapat mengurangi dampak buruk terhadap
lingkungan dalam hal eksploitasi, produksi, distribusi, penggunaan maupun
perawatannya. Selain itu, keeratan hubungan bangunan dan lingkungan
sekitarnya penggunaan juga dapat memberikan kesan bangunan yang
menyatu dengan alam. Berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhi
perancangan kemudian dilakukan identifikasi masalah dan difokuskan ke
dalam rumusan masalah.
Dalam proses kajian ini ide perancangan yang didapat kemudian
ditransformasikan ke dalam bentuk yang tertulis. Transformasi tersebut dapat
digambarkan melalui usulan kajian dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Adapun proses tahapan kajian ini merupakan tindakan yang
diperlukan untuk mengetahui inti dari problem atau persoalan, penyebab
permaslahan, sekaligus solusi yang tepat untuk memperbaiki atau
menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Pengumpulan data
Data-data yang ada di lapangan sangat penting untuk digali dan didata
secara sistematis, baik berupa data primer maupun sekunder. Hal ini
dilakukan baik untuk perkembangan desain maupun demi memperkaya
alternative penyelesaian permasalahan. Data primer diperoleh dari hasil
survey langsung di lapangan dengan mencari, melihat, dan mendengarkan
informasi yang dibutuhkan mengenai kondisi yang sebenarnya pada obyek
yang akan direncanakan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
pengamatan secara tidak langsung tetapi tetap menunjang proses kajian
terhadap permasalahan yanga ada.
3. Analisa
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah mengelola data dan menganalisa dalam
suatu pemrograman sampai didapatkan beberapa alternatif konsep
penyelesaian masalah yang terangkai dalam proses sintesa. Hasil dari analisa
berbagai masukan yang masih acak tersebut harus dikelompokkan terlebih
PERANCANGAN E
s
96
dahulu sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan agar dapat menunjang
keputusan desain.
4. Sintesa
Tahapan ini merupakan tahapan penyimpulan dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang telah dianalisa pada tahap sebelumnya.
Pemecahan masalah ini ditejemahkan kedalam bentuk kosep-konsep dalam
bentuk verbal dan grafis. Dari konsep ini diharapkan kedepannya kedepannya
dapat ditransformasikan kedalam bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang
dilanjutkan dengan gambar-gambaran kerja berupa denah, tampak, potongan,
siteplan, layout, perspektif situasi, dan detail arsitektural.
5. Perancangan
Setelah melalui tahap sintesa, akan dihasilkan berbagai macam
alternatif yang selanjutnya akan dipilih salah satu alternatif yang paling utama
dalam penyelesaian permasalahan. Selanjutnya konsep penyelesaian
permasalahan ini diterjemahkan dalam bentuk sketsa-sketsa ide awal
perancangan untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk gambar kerja yang
berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout, perspektif situasi, dan
detail arsitektural.
Pada proses aktifitas perancangan, setiap tahapannya akan selalu
mengalami perubahan-perubahan baik penambahan maupun pengurangan.
Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, maka diperlukan umpan balik (feed
back) pada setiap loncatan tahapan, sehingga hasil rancangan yang didapat
akan lebih optimal.
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer
A. Survei Tapak
Survei tapak dilakukan pada lokasi tapak yang dipilih berdasarkan kriteria
daerah tujuan Pet Centre. Survei tapak dilakukan untuk mengetahui kondisi
tapak dan lingkungan sekitarnya sehingga menjadikan pertimbangan-
pertimbangan di dalam mendesain. Metode yang digunakan dalam survei
tapak ini adalah metode observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung di
PERANCANGAN E
s
97
lokasi tapak dan sekitar tapak. Survei pada lokasi tapak ini dilakukan dengan
langsung merekam fakta-fakta di lapangan untuk mendapatkan data berupa:
1. Kondisi eksisting lingkungan berhubungan dengan topografi dan
iklim.
2. Batas-batas wilayah perencanaan.
3. Peluang potensi pada tapak yang nantinya dapat dikembangkan.
4. Potensi lingkungan sekitar yang berinteraksi dengan tapak
5. Pencapaian menuju tapak
B. Survei Objek Komparasi
Survei objek komparasi dilakukan pada objek sejenis, yaitu Las Gaviotas Pet
Hotel, USA, Bothell Pet Hospital, Washington dan Sidwell Friends Middle
School, Washington. Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai:
1. Aktivitas-aktivitas dan program kegiatan yang dilakukan di area pet
hotel dan pet hospital.
2. Kebutuhan ruang dan fasilitas yang harus disediakan.
3. Material yang digunakan pada bangunan yang ada.
4. Penerapan eco-architecture terhadap desain bangunan.
C. Wawancara
Wawancara dengan narasumber atau responden sesuai dengan objek
perancangan. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai pengelola Pet
Shop, Pet Hotel yang ada di Kota Malang untuk mendapatkan informasi-
informasi penting yang berguna dalam perancangan.
3.3.2 Data Sekunder
A. Studi Pustaka
Data yang digunakan dari studi pustaka ini dapat berupa teori, pendapat ahli,
peraturan pemerintah, serta data lain yang bisa dikembangkan dan dapat
menjadi dasar perencanaan, sehingga dapat memperdalam analisis. Pustaka
yang digunakan adalah yang berhubungan dengan wisata edukasi, unsur-
unsur pokok kepariwisataan, serta teori-teori mengenai bahan bangunan
alami.
B. Studi Banding
PERANCANGAN E
s
98
Pengumpulan data studi komparasi diperoleh melalui internet dan buku.
Pemilihan objek untuk studi komparasi adalah berdasarkan pada fungsi objek
yang sejenis (Pet Centre). Objek studi banding yang digunakan adalah:
1. Las Gaviotas Pet Hotel, USA. Objek ini merupakan tempat untuk
memenuhi segala macam kebutuhan hewan peliharaan khususnya
penginapan.
2. Bothell Pet Hospital, Washington. Objek ini merupakan tempat
untuk memenuhi segala macam kebutuhan hewan peliharaan
khususnya untuk perawatan dan kesehatan
3. Sidwell Friends Middle School, Washington. Objek ini merupakan
sekolah yang berwawasan hemat energy, selaras dengan alam
serta hampir seluruh bangunannya memanfaatkan energi alam.
3.4 Metode Analisis dan Sintesa Data
Tahap analisis merupakan tahap untuk menganalisis data-data
yang telah terkumpul, baik data primer maupun sekunder. Analisis ini
digunakan untuk mendapatkan sintesa berupa konsep perancangan yang
dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Analisa-analisa yang dilakukan terdiri dari:
3.4.1. Analisa
1. Analisia pelaku, aktifitas, dan ruang
Manusia sebagai pelaku utama yang beraktifitas di dalamnya.
Metode yang dilakukan adalah dengan metode analisa fungsional dengan
menentukan kebutuhan ruang yang mempertimbangkan fungsi. Dari
analisa pelaku dan aktifitas nantinya akan didapat besaran ruang yang
dibutuhkan. Ruang adalah elemen penting dalam bangunan, di dalam
perancangan Malang Pet Centre kali ini dilakukan pendekatan-pendekatan
tertentu dalam menganalisa ruang. Pendekatan-pendekatan tersebut
meliputi:
a. Pendekatan standar; diperoleh dari studi literatur mengenai standar-
standar tertentu dalam sebuah ruang
b. Pendekatan komparasi; yaitu pendekatan yang diperoleh dari obyek
komparasi yang telah dilakukan. Alat yang dipakai adalah konsep-
konsep programatik ruang berupa diagram-diagram dan sketsa.
c. Pendekatan asumsi; Alat yang dipakai adalah diagram-diagram alur
kegiatan, diagram fungsi dan sketsa-sketsa awal hubungan ruang.
PERANCANGAN E
s
99
2. Analisa bangunan
Aspek bangunan merupakan obyek utama sebagai wadah aktifitas
pelaku dan menjadi unsur fisik utama. Untuk memunculkan identitas
bangunan yang mendukung perwujudan bangunan diperlakukan analisis
terhadap faktor-faktor fisiknya dengan mengacu pada kegiatan dan fungsi
bangunan dan bentukan-bentukan yang mengadopsi gaya bangunan yang
ramah lingkungan atau bangunan yang eco.
Metode yang dipakai adalah metode analogi dan tipologi yang
digunakan untuk mengkaji bentuk dan tampilan Pet Centre yang
direncanakan berada di Kota Malang yang berfungsi sebagai kawasan
wisata dan pendidikan. Metode pendekatan kepada penerapan prinsip-
prinsip perancangan bentuk dan tampilan serta studi bentuk dari
bangunan-bangunan Pet Centre hasil komparasi untuk selanjutnya
ditelaah untuk membantu desain Pet Centre di Kota Malang. Selain itu
menggunakan metode konstektual untuk menyesuaikan bentuk bangunan
dan elemen-elemen di sekitarnya. Alat yang dipakai adalah dengan
menggunakan sketsa.
3. Analisa tapak dan lingkungan
Analisis terhadap potensi dan permasalahan yang ada di lokasi
Kota Malang dan tapak perancangan secara khusus, yaitu site
perancangan. Aspek yang dianalisis berupa kondisi iklim, sirkulasi dan
aksesibilitas/pencapaian, vegetasi, topografi, view, dan utilitas pada tapak.
Analisis yang dilakukan disajikan dalam bentuk gambar dan foto secara
verbal. Dari konsep ini diharapkan kedepannya dapat ditransformasikan
kedalam bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang dilanjutkan dengan
gambar-gambar kerja berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout,
perspektif situasi, dan detail arsitektural.
4. Analisa ekologi
Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi perancangan yang
kemudian disesuaikan dan memanfaatkan alam sebaik-baiknya agar
selaras dan berhubungan erat dengan pembangunan perancangan ini
sebagaimana menurut prinsip-prinsip ekologi. Langkah berikutnya
mengidentifikasikan material-material bangunan yang tersedia di Kota
Malang dan sekitarnya, yaitu material alami dan pendukungnya. Kemudian
PERANCANGAN E
s
100
mencari ciri-ciri/sifat-sifatnya serta kelebihan dan kekurangannya.
menentukan pada bagian mana sajakah dalam bangunan material-
material tersebut dapat digunakan. Dari hasil analisis tersebut, dapat
diketahui bahan apa saja yang dapat digunakan dalam perancangan.
Kemudian, konsep eco-design pada bangunan ditentukan berdasarkan
persyaratan ruang serta hasil analisis prinsip ekologi dan pemilihan
material yang telah dilakukan.
3.4.2. Sintesa
Sintesa merupakan kesimpulan dari analisis yang menghasilkan
konsep programatik dan konsep desain yang dijadikan acuan atau
pedoman pada proses perencanaan dan perancangan. Konsep yang
dihasilkan meliputi konsep ruang (pola tata ruang), konsep tapak (pola
tata massa dan ruang luar), dan konsep bangunan (bentuk dan tampilan
bangunan).
3.5 Metode Perancangan
Metode perancangan dilakukan setelah dilakukan proses pra
perancangan yang meliputi perumusan gagasan, pengumpulan data,
analisis dan menghasilkan sintesa. Berbagai informasi dari hasil analisis
dan sintesa data sebagai acuan awal dituangkan dalam sketsa-sketsa ide
yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk arsitektural. Langkah
berikutnya adalah menyajikan hasil penyusunan analisis dan konsep
perancangan dalam sebuah laporan yang berupa Konsep Desain.
PERANCANGAN E
s
101
3.6Kerangka Metode Perancangan
PERANCANGAN E
s
LATAR BELAKANG
1. Gaya hidup memelihara hewan 2. Minat masyarakat Kota Malang
terhadap hewan pelharaan3. Pendekatan arsitektur ekologi
dalam perancangan dapat menjadi konsep wadah yang tepat untuk para pecinta hewan peliharaan
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Memelihara hewan sudah menjadi hobi dan gaya hidup bagi beberapa individu,
2. Banyaknya minat masyarakat Kota Malang terhadap hewan peliharaan serta Banyaknya tempat menunjang kebutuhan hewan peliharaan
3. Pengaplikasian Arsitektur ekologis diharapkan dapat menjaga keseimbangkan dan mensinergikan antara ekosistem hewan peliharaan dan lingkungan sekitar pada Perancangan Pusat Hewan Peliharaan.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana wujud rancangan tata ruang luar dan ruang dalam Pusat Pemeliharaan, dan Perawatan di Kota Malang dengan pendekatan Eco-Arsitektur.
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS
Data primer− survei lapangan− wawancara
Data sekunder− Studi pustaka− Studi komparasi
Analisis Fungsional/Ruang
- Karakteristik fungsi.- Pelaku, aktivitas, fasilitas, kapasitas- Besaran ruang- Organisasi ruang- Persyaratan ruang- Spasial dan suasana
Analisis bangunan
- Olah bentuk- Sistem struktur- Sistem utilitas
Analisis tapak
- Unsur iklim setempat
- Vegetasi- Topografi- Aksesibilitas/- pencapaian- View- Infrastruktur tapak
Analisis ekologi- Ciri/sifat- Penggunaan dalam Bangunan- Material alami dan pendukungnya
Konsep ruang Konsep bangunan Konsep tapak Konsep ekologi
KONSEP PERANCANGAN MALANG PET CENTRE DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI
Feed
back
Feed back
Gambar 3.1.Diagram Kerangka Metodologi
102
2.6. PENDEKATAN LOKASI
2.6.1. Tinjauan Kota Malang
D. Letak Dan Kondisi geografis
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter
diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di
Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang
berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis
terletak 112,06° – 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan,
dengan batas wilayah sebagai berikut :
5. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso
Kabupaten Malang
6. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang
Kabupaten Malang
7. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang
8. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten
Malang
serta dikelilingi gunung-gunung :
5. Gunung Arjuno di sebelah Utara
6. Gunung Semeru di sebelah Timur
PERANCANGAN E
s
Gambar 2.23.Peta Kota Malang
Sumber : Google.co.id
103
7. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
8. Gunung Kelud di sebelah Selatan
E. Iklim
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata
suhu udara berkisar antara 22,7°C – 25,1°C. Sedangkan suhu maksimum
mencapai 32,7°C dan suhu minimum 18,4°C . Rata kelembaban udara
berkisar 79% – 86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum
mencapai 40%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia,
Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan,
dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi
Karangploso Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari,
Nopember, Desember. Sedangkan pada bulan Juni dan September Curah
hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei,
September, dan Juli.
F. Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
5. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok
untuk industry
6. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk
pertanian
7. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang
kurang subur
8. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi
daerah pendidikan
G. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
5. Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.6. Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.7. Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas
1.942.160 Ha.8. Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160
Ha.
Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu
mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang
memiliki sifat peka erosi. Jenis
PERANCANGAN E
s