KONSENTRASI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjambi.ac.id/1170/1/(EES150739_M....
Transcript of KONSENTRASI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjambi.ac.id/1170/1/(EES150739_M....
STRATEGI PEMBANGUNAN DALAM MENGATASI KEMISKINAN
(STUDI KASUS PADA DESA NAPAL MELINTANG)
SKRIPSI
Oleh:
M. TONI
NIM: EES 150739
PEMBIMBING:
PROF.DR. SUBHAN, M.Ag
REFKY FIELNANDA, S.E Sy M.E.I
KONSENTRASI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019 M/1441 H
iii
Pembimbing I : Prof. Dr. Subhan, M.Ag
Pembimbing II : Refky Fielnanda, S.E Sy,M.E.I
Alamat : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam
negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Arif Rahman
Hakim No. 1 Telanai Pura Jambi 36122 Telp./Fax :
(07741) 65600- Website: Febi-iainstsjambi.ac.id
Jambi, 30 Juli 2019
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu‟alaikum WR. WB
Setelah mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara M. TONI,
NIM. 150739 yang berjudul “Strategi Pembangunan Dalam Mengatasi
Kemiskinan Studi kasus Pada Desa Napal Melintang’’. Telah disetujui dan
dapat di ajukan untuk dimunaqasahlkan guna memperlengkapi syarat-syarat
memperoleh Gelar Strata Satu (S1) dalam Ekonomi Syariah pada Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah, saya ucapkan terimahkasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Pembimbing I
Prof. Dr. Subhan, M.Ag
NIP. 196409271993021001
Pembimbing II
Refky Fielnanda, S.E Sy,M.E.I
NIP. 2031079201
iv
v
MOTTO
Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung. (Q.S. Al- Jumu'ah (62) : 10).
vi
PERSEMBAHAN
Sujud syukurku kusembahkan kepada Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil dan Maha
Penyanyang. Atas takdirMu telah kau jadikan saya manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman
dan bersabat dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi salah satu langkah awal
bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Lantunan al-fatihah beriringkan shalawat dalam silaku merintih, mendah doa dan syukur yang tiada
terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecilku ini untuk ayahanda (Abastiar)
dan ibunda(Rossidah) tercintaku, yang tiada pernah terhenti selama ini memberiku semangat, doa,
dorongan, nasihat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat
menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.,,, Ayah...Ibu terimalah bukti kecil ini sebagai kado
keseriusanku untuk membalas pengorbanan mu.... dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas
mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga
segalanya... maafkan anakmu Ayah...Ibu... masih saja ananda menyusahkanmu....
Dalam silah di lima waktu mulai terbit pajar hingga terbenam matahari... saraya tanganku mendah ‘’ya
Allah ya Rahman ya Rahim,... terimahkasih telah Kau tempatkanmu yang setiap waktu ikhlas
menjagaku,..mendidikku,.. membimbingku dengan baik,.. ya Allah jauhkanlah mereka dari panasnya sengat
hawa api nerakamu...
Untukmu Ayah (Abastiar),..Ibu (Rossidah)... terimahkasih....We Alwayss love you...(M. Toni Anakmu)
Dalam setiap langkahku aku akan berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku,
meski belum semua itu kuraih’ Insya allah atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu kan terjawab di
masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu aku persembahkan ungkapan terimakasihku kepada:
Kepada kakakku (Arel, Rindu) adekmu yang merantau menuntut ilmu ini bisa wisuda juga kan, makasih
yaa buat segala dukungan doa dan khususnya masih buat sering-sering tranferan gaibnya...
Spesial buat adek-adekku (Lestari, Siti Hadia), terimakasih atas segalah bantuan dan motivasinya, kalian
adalah obat pelipur lara hatiku yang selalu menghiburku dalam keadaan terjatuh , spesial doa buat kalian
semua semoga selalu dalam naungan lindungan Allah SWT. AMIIIN YA ROBB
buat sosok spesial, Orang selalu memotivasi dan penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
.
.... I love you all...
‘’ hidupku terlalu berat mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan allah dan orang lain. Tak ada
tempat yang terbaik untuk keluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik’’ Terimakasih kuucapkan
kepada teman sajawat saudara seperjuangan Khusus nya program studi Ekononi Syariah.
‘’ tanpa kalian akau tak pernah berarti,, tanpamu teman aku bukan siapa-siapa yang tak jadi apa-apa’’
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah harapan,
agar hidup jauh lebih bermakna , hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah
belajar , berusaha, dan berdoa untuk mengapainya.
Jambi, 30 Juli 2019
M. TONI
vii
ABSTRAK
M. TONI: Strategi Pembangunan Dalam Mengatasi Kemiskinan Studi Kasus
Pada Desa Napal Melintang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Pembangunan dalam mengatasi
kemiskinan pada Desa Napal Melintang. persoal kemiskinan masih menjadi
faktor-faktor yang menghalangi proses pembangunan desa. Untuk upaya
mengatasi kemiskinan diadakan beberapa program yaitu aspek pembangunan
insfrastruktur, pendidikan, kesehatan, SDM, pekerjaan serta perekonomian
perdesaan. Di Desa Napal Melintang Kec. Limun Kab. Sarolangun perekonomian
masih taraf rendah dalam penghasilan penduduknya rata-rata pekerjaan adalah
bertani. Penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif.
Data primer di peroleh secara langsung dari kepala desa, prangkat-rangkat desa,
serta masyarakat setempat di Desa Napal Melintang. Data skunder adalah data
buku-buku referensi, dokumen, dan internet yang telah ada. Metode pengumpulan
data adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis Data yaitu,
reduksi data, penyajian Data, dan kesimpulan verifikasi. analisis yang digunakan
adalah analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan analisis
trianggulasi untuk mengecek keabsahan data penelitian. Pada penelitian ini
mengunakan alat ukur teori yang di tarik menjadi beberapa aspek. Diantaranya,
aspek insfrastruktur, pendidikan, SDM, pekerjaan serta perkonomian. Hasil
penelitian ini dapat dijelaskan bahwa strategi pembangunan dalam mengatasi
kemiskinan disebabkan oleh berbagai aspek-aspek. Hal ini disebabkan
keterbatasan isfrastruktur, keterbatasan pendidikan, keterbatasan kesehatan,
keterbatasan pekerjaan, dan keterbatasan perekonomian.
Kata Kunci: strategi, pembangunan, mengatasi kemiskinan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaikan skripsi ini penulis selalu di berikan kesehatan kesehatan dan
kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu,
tidak lupa iringin sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “Strategi Pembangunan Dalam Mengatasi
Kemiskinan (Studi Kasus Pada Desa Napal Melintang )’’. disusun untuk
memenuhi persyaratan penyelesaikan program sarjan Ekonomi Syariah Strata
Satu Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan dari pembimbing I Yaitu Prof. Dr. Subhan,
M.Ag dan pembimbing II Refky Fielnanda, S.E Sy,M.E.I maka skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis menngucapkan ribuan
terimakasih yang sedalam-dalamnya. Maksud dan tujuan penulisan ini adalah
mendeskripsikan disamping itu guna skripsi ini sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Ekonomi Syariah di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. tak luput pula rasa terimakasih yang
sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada yang terhormat:
1. Terimakasih kepada orang tuaku tercinta, Ibu Tercinta (Rossidah), Ayah
terhebatku (Abastiar), kakak Tersayang (Arel, Rindu), dan adikku
tercinta (Lesteri, Siti Hadia), yang telah memberi Semangat, Doa,
Motivasi, Cinta, dan Kasih Sayang kepada Penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Rafidah, SE,. M,EI, selaku wakil Dekan I Bidang akademik
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE,. ME. Selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Ibu Dr. Halimah Djafar, M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama Luar Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Dr. Sucipto,S,Ag.,MA dan Ibu GWI Awal Habibah, M.E.Sy
Selaku Ketua dan Sekretaris jurusan prodi Ekonomi syariah pada Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen dan kalangan civitas Akademik Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Terimakasih kepada kepala Desa Napal Melintang Fahruddin yang telah
membantu Menerima penulis mulai dari awal sampai akhir penelitian dan
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Seseorang yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini, terimakasih untuk Sosok Spesial yang sangat baik dan selalu
ada untuk penulis baik itu dalam susah maupun dalam keadaan senang
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
12. Sahabatku tim tiga serangkai yakni, Herianto Sihombing, Fiqih
Alghifari yang selalu bersama dan memberi kegembiraan di setiap
aktivitas kepada penulis.
vii
13. Teman-teman seperjuangan fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Jambi
khususnya Kelas Ekonomi Syariah Lokal I yang selama masa perkuliahan
dan berbagi ilmu dan motivasi.
Disamping itu disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari segi
kesempurnaan. Oleh karenanya di harapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan masukan pemikiran demi perbaikan skripsi ini kesempurnaan
hanyalah milik allah SWT dan kekurangannya dari penulis sendiri.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membaca. Semoga allah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan kepada penulis.
Jambi,
Penulis
M. TONI
NIM.EES 150739
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERNYATAAN ..................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ........................................................... 4
1.3 Batasan Masalah Penelitian .............................................................. 5
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian........................................................ 5
1.5 Kerangka Teori ................................................................................. 6
1.6 Tinjauan Pustaka .............................................................................. 25
1.7 Kerangka Pikir.................................................................................. 26
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan Penelitian .................................................................... 28
2.2 Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 29
2.3 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 31
2.4 Unit Analisis .................................................................................. 32
2.5 Teknik Analisis Data ...................................................................... 33
ix
2.6 Sistematika Penulisan..................................................................... 33
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
3.1 Sejarah ............................................................................................ 35
3.2 Kondisi Geografis Desa Napal Melintang ..................................... 39
3.3 Struktur organisasi pemerintahan Desa Napal Melintang .............. 46
3.4 Visi Dan Misi ................................................................................. 47
3.5 Kependudukan ................................................................................ 48
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1 Strategi Pembangunan Dalam Mengatasi Kemiskinan pada Desa Napal
Melintang ....................................................................................... 50
4.2 Kendala-Kendala Pembangunan Dalam Mengatasi Kemiskinan Pada
Desa Napal Melintang .................................................................... 61
BAB PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 67
5.2 Saran ............................................................................................... 67
5.3 Penutup ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... lxx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. lxxii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Jumlah penduduk Desa Napal Melintang ............................... 45
Tabel 3.2 : Jumlah penduduk berdasarkan umur ...................................... 45
Tabel 3.3 : Pekerjaan penduduk Desa Napal Melintang .......................... 48
Tabel 3.5 : Jumlah penduduk miskin ........................................................ 52
Tabel 3.6 : Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendididkan ......... 53
Tabel 4.1 : Ringkasan ............................................................................... 60
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai kekayaan
terbanyak, namun memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran yang
besar pula. BAPPENAS juga mengatakan “Upaya menanggulangi kemiskinan
dilakukan proses penguat penduduk miskin, yang mencakup lima aspek yaitu,
pengembangan sumberdaya manusia, penyedian modal kerja, penciptaan
peluang dan kesempatan berusaha, pengembangan kelembagaan penduduk
miskin, dan penciptaan sistem pelayanan kepada penduduk miskin yang
sederhana dan efisien. Melalui jalur pendekatan tersebut, penduduk miskin
diharapkan mampu, dengan kekuatan sendiri, menanggulangi kemiskinannya
serta meningkatkan kesejahteraannya secara memadai dan berkelanjutan.1.
Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di
Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan
ekonomi tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia, ini
dibuktikan dengan tingginya disparitas pendapatan antar daerah. Selain
itu kemiskinan juga merupakan sebuah hubungan sebab akibat
(kausalitas melingkar) artinya tingkat kemiskinan yang tinggi terjadi
karena rendahnya pendapatan perkapita, pendapatan perkapita yang rendah
terjadi karena investasi perkapita yang juga rendah.
Pada akhirnya, tingkat pembentukan modal juga rendah. Efek dari
pembentukan modal rendah adalah negara menghadapi kekurangan barang
modal, implikasinya tingkat produktivitas tetap rendah. Kedua, permintaan
modal. Di negara miskin keinginan untuk menanamkan modal rendah. Hal ini
lebih disebabkan luas pasar untuk berbagai jenis barang terbatas. Di samping
1 Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
233
2
itu, pendapatan masyarakat juga rendah yang diakibatkan produktivitas mereka
rendah.
Namun pada kehidupan nyata, masalah-masalah sosial terus menjadi
bahan perbincangan dan bahkan menjadi agenda pembahasan negara yang
sampai sekarang belum selesai pemecahannya. Salah satu masalah sosial
tersebut adalah tentang mengatasi kemiskinan khususnya di negara Indonesia
ini, sehingga banyak dari kalangan masyarakat yang mencoba memberikan
solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan ini.2
Pemberdayaan masyarakat pada prisipnya merupakan konsep
mengaktualisasikan potensi yang sebenarnya sudah di miliki individu dalam
masyarakat untuk mengorganisir diri mereka sendiri. Dengan demikian,
pemberdayaan masyarakat mereupakan upaya mendorong untuk mengambil
perannya sebagai individu, bukan sebagai objek, melainkan sebagai subyek
atau pelaku yang menetukan kehidupan dan masa depanya sendiri.
Pembangunan yang ada khususnya pembangunan di Desa Napal
Melintang, mencakup pembangunan disegala bidang kehidupan. Melalui
pembangunan Desa Napal Melintang di usahakan agar masyarakat memiliki
kualitas dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengatasi
segala tantangan maupun hambatan dalam rangka rehabilitas, dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat, pemerintahan Desa Napal Melintang
perlu merencanakan dan melaksanakan program-program pembangunan Desa
Napal Melintang. Namun, tidak dapat di pungkiri bahwa kenyataan dilapangan,
masyarakat yang ada di Desa Napal Melintang belum mempunyai kemauan
dan kemampuan untuk turut serta dalam proses perencanaan pembangunan.
Potensi yang dapat digali dan lebih diberdayakan pada masyarakat di Desa
Napal Melintang yang berada di wilayah Desa Napal Melintang banyak
2 Soetomo, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
hlm. 5
3
penduduk yang bermata pencarian sebagai petani.3 Dalam hal ini didukung
dengan hasil wawacara dengan bapak kades mengatakan:
„‟Dalam pembangunan banyak lah kendalanyo, yang pertamo keterbatasan
infrastruktur disebabkan oleh desa yang sangat jauh dari perkotaan, yang keduo
keterbatasan pendidikan dimana orang desa napal melintang ko pendidikan nya
rata-rata rendah kerena banyak mereka yang tidak sekolah kerena keterbatasan
sarana pendidikan dan juga keterbatasan biaya untuk melnjutkan
pendidikannya. Bisa di katokan di siko banyak yang buta huruf apa lagi yang
tuo-tuo yang umur 80 kebawah tidak pernah yang namanya sekolah.
Selanjutnyo dalam hal yang berhubungan pembangunan masyarakat belum
ada kemauan dan kemampuan untuk turut serta dalam proses perencanaan
pembangunan harus diberi pengarahan terlebih dahulu atau biso dikatakan
tidak ada punyo inisiatif dalam sistem pembangunan. Tetapi dalam hal
mengerjakan seperti proyek masyarakat ikut serta dan kerja sama‟‟.4
Namun, realitanya dilapangan pemberdayaan masyarakat di Desa Napal
Melintang belum bisa di optimalkan sepenuhnya, khususnya oleh pemerintahan
Desa Napal Melintang. Di satu sisi, program-program pemerintahan pusat dan
pemrintahan sarolangun sudah cukup banyak mengulirkan Dana guna
mengurangi kemiskinan, diantara nya melalui Program Pembangunan
Infrastruktur, pembangunan sarana kesahatan, pembanganan wisata,
pembangunan pertanian, pembangunan perikanan, pembangunan air bersih,
pembangunan listrik, keamanan, pembinaan SDM Dan Lain-Lain Sebagainya.
Desa Napal Melintang adalah desa bagian dari desa terpencil yang
berjarak 56 km dari pusat pemerintahan kecamatan limun, 80 km dari ibu kota
kabupaten Sarolngun atau 260 km dari ibu kota provinsi Jambi. Termasuk
dalam kawasan karst yang dibentuk oleh bukit-bukit gamping yang berbentuk
kerucut dengan relatif sedang serta ketinggian berkisar 270-330 M di atas
permukaan laut dengan kemiringan lereng kurang lebih 36o. Desa Napal
Melintang terletak di bukit bulan Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi.
3 Observasi di Lapangan Tanggal 30 Juli 2019
4 Sumber Data: Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Fahruddin Selaku Kepala Desa
Napal Melintang 30 Juli 2019
4
Isu-isu kemiskinan pun senantiasa cocok diselesaikan akar masalahnya
melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, PNPM
(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri perdesaan hadir untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara
mandiri sebagai priotas mendesak, khususnya terhadap masyarakat perdesaan.
PNPM-MD sebagai program penanggulangan kemiskinan di pedesaan lebih
mengutamakan pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya
dengan mendudukkan masyarakat sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi
aktif.5
Tujuan diadakan program tersebut adalah untuk memberi ketrampilan,
dan kerajinan dalam membentuk perekonomian perdesaan. Di daerah tersebut
masih sulit pembangunan sarana dan prasarana pembangunan desa. Di daerah
Desa Napal Melintang perekonomiannya masih taraf rendah dalam penghasilan
penduduknya, rata-rata pekerjaan masyarakatnya adalah bertani, beternak, dan
ada juga yang bekerja di daerah perkotaan.
Oleh karena itu, ini di sebabkan masih banyak masyarakat yang masih
rendah tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Akibat dari
tertinggalnya perekonomian perdesaan maka pemerintah mengadakan
pelatihan, dengan tujuan membentuk karakter setiap pemuda dalam
membangun perekonomian Desa. Contohnya keterampilan dalam membuat
anyaman seperti membuat tikar dari daun pandan, membuat bakul dari batang
bambu, membuat ambung dari rotan, dan lain-lain sebagainya. Di daerah
tersebut masih kurang banyak fasilitas dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Jumlah penduduk miskin Desa Napal Melintang sebanyak 137 KK
ini menunjukan bahwah masalah kesejahteraan sosial penduduk di Desa Napal
Melintang merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian dari
5Angga Harahap, Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriptif di Kelurahan Aek Simotung,
Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara), Medan: Tesis
Universitas Sumatera Utara, 2010.
5
pemerintah dan masyarakat. Dari penjelasan tersebut data dapat didukung oleh
hasil wawancara dengan bapak Pratis, Rinduan, Abu Kasim dan ibu Sa‟ada
mengatakan jawaban pada titik jawaban yang sama:
„‟kalau masyarakat disini sih yang lahir 80an tidak pernah merasakan
pendidikan sekolah, yang umur 80-90 hanya sebatas SD lah adalah bebrapa
orang yang melanjutkan SMP bagi yang punya biaya bagi yang tidak punya
biaya iya nganggur. tidak pernah sekolah toni soalnya dulu dakdo guru disini
ton. Pengen lah ndak sekolah gurunyo dakdo. Iya gawe nya kalau dak sekolah
langsung dijodohin orang tua jadi langsung nikah untuk menyambung hidup
ton‟‟.6
Dari penjelasan di atas bisa dikatakan kenapa kemiskinan itu bisa terjadi
di Desa Napal Melintang, Karena yang menyebabkan kemiskin di Desa Napal
Melintang yaitu beberapa faktor-faktor utama kurang nya mata pencarian, jauh
nya akses/jangkauan dari perkotaan, kurang nya pengetahuan itu disebabkan
karena rendahnya tingkat pendidikan bahkan ada juga orang yang tidak
sekolah, dan ada juga menikah diusia dini disebabkan kurang biaya untuk
melanjutkan pendidikan.7
Maka dari itu Desa Napal Melintang memerlukan strategi pembangunan
untuk mengatasi kemiskinan itu sendiri. Untuk menjadikan Desa Napal
Melintang bertahan dan berkembang dalam tuntunan zaman kedepannya, maka
penulis tertarik untuk mengambil dan mengkaji lebih dalam mengenai”
Strategi Pembangunan Dalam Mengatasi Kemiskinan(Studi Kasus Pada
Desa Napal Melintang)
6 Sumber Data: Hasil Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Pratis, Rinduan, Abu Kasim
Dan Ibu Sa‟ada 30 Juli 2019 7 Hasil Observasi Oleh Peneliti Dengan Masyarakat Desa Napal Melintang 30 Juli 2019
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya pada latar
belakang masalah, maka masalah yang akan diteliti adalah:
a. Bagaimana strategi pembangunan desa dalam Mengatasi kemiskinan di
Desa Napal Melintang?
b. Apa kendala-kendala pembangunan dalam mengatasi kemiskinan di Desa
Napal Melintang?
1.3 Batasan masalah
Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka bahasan yang menjadi
tumpuan utama dari pembahasan serta tidak menyalahi sistematika penulisan
skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas, sehingga
tidak keluar dari topik pembahasan, baik terhadap penulis maupun pembaca,
maka penulisan ini hanya memfokuskan kepada Strategi pembangunan dalam
mengatasi kemiskinan studi kasus pada Desa Napal Melintang.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berawal dari pokok permasalahan diatas, maka suatu penelitian harus
mempunyai tujuan dan kegunaan yang jelas sehingga dapat memberikan arah
dalam pelaksanaan penelitian tersebut.
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Pembangunan Desa dalam Mengatasi kemiskinan
pada Desa Napal Melintang.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala pembangunan dalam mengatasi
kemiskinan pada Desa Napal Melintang.
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan maka penulis berharap semoga penelitian ini
dapat memberikan manfaat yang berarti:
7
a. Manfaat Secara Teoritis
Pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan sebagaimana yang
telah diuraikan di atas, diharapkan akan memberikan pemahaman bagi
pembaca mengenai strategi program pembangunan desa dalam
pengentasan kemiskinan. Secara teoritis manfaat penulis akan membawa
perkembangan terhadap ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai
pertimbangan sekaligus rujukan terutama dalam studi pada Desa Napal
Melintang.
c. Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan
mahasiswa dan lapisan masyarakat luas terutama setiap orang yang ingin
memperdalam ilmu ekonomi di setiap perguruan tinggi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam serta menjadi kontribusi pemikiran ilmiah
bagi yang berkaitan dengan ilmu ekonomi.
1.5 Kerangka teori
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Dalam kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa istilah strategi
adalah suatu ilmu untuk menggunakan sumber daya untuk melaksanakan
kebijakan tertentu. Strategi berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti “seni
berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk
mencapai sasaran yang dituju. Pada dasarnya strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan.8
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, dan
pendayagunaan, serta alokasi semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan tertentu. Adapun pengertian lain strategi adalah ilmu dan
seni menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara
efektif yang terbaik. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi,
yaitu : kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur
8 Kamus besar bahasa Indonesia, (Dekdipdub, Jakarta: Balai Pustaka: 1998)
8
tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga
muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil
yang terbaik.9
Dari pengertian diatas dapat di jelaskan bahwa mengunakan alat ukur
teori yang di tarik menjadi beberapa aspek. Diantaranya, aspek infrastruktur,
pendidikan, sumber daya manusia, pekerjaan serta perekonomian.
2. Dasar-Dasar Strategi
manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang
mengarah pada perkembangan suatu strategi. Strategi yang efektif membantu
tercapainya sasaran perusahaan. Proses menejemen strategi adalah cara
dengan jalan mana perencanaan strategi merupakan sarana untuk mencapai
tujuan akhir. Keputusan ini mencakup fungsi yang harus dilaksanakan dan
kebijaksanaan utama yang diperulukan untuk mengatur dalam melaksanakan
keputusan ini demi mencapai tujuan.
Seiring dengan perkembagan zaman pada pola pikir manusia, strategi
militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit dan non-
profit. Banyak terdapat kesamaan antara strategi bisnis non profit maupun
militer, berusaha untuk menggunakan keuatan-keuatan mereka sendiri dalam
menggempur kelemahan lawan.10
3. Tahapan Strategi
Strategi juga melalui berbagai tahapan dalam prosesnya, secara garis
besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu:11
a. Formulasi/Perumusan Strategi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan startegi yang
akan dilakukan. Sudah termaksud didalamnya adalah pengembangan
tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan
dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas,
9 Setiawan Hari Purnomo dan Zulki flimansyah, Menejemen Strategi sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), hlm. 20. 10
Imam Mulyana, “Menghapus Konsep Strategi”, Artikel diakses pada 1 Juli 2019 dari
www.id.shvoong.com
11 Fred R. David, Menejemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), hlm.30.
9
menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk
dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap
untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu
keputasan dalam proses kegiatan.
b. Implementasi Strategi
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan tersebut.
Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan
komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat, dan anggota
organisasi.
c. Pengendalian Strategi
Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi implementasi strategi.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat
diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi
tolak ukur strategi untuk strategi yang akan dihasilkan kembali oleh suatu
organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran
yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk
mengavaluasi strategi, yakni:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi. Adanya perubahan yang akan menjadi suatu hambatan
dalam mencapai tujuan
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Proses dapat dilakukan dengan menyelidiki
penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan
menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang
dinyatakan.
B. Pembangunan Desa
1. Pengertian Desa
Istilah desa berasal dari bahasa India swadesi yang berarti tempat asal,
tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merajuk pada suatu
kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas. Istilah
10
desa dan pedesaan sering dikaitkan dengan pengertian rural dan village yang
dibandingkan dengan kota dan perkotaan. Beberapa para ahli atau pakar
mengemukakan pendapatnya dari tinjauannya masing-masing.12
Menurut Zakaria dalam Wahjudin Sumpeno dalam Candra Kusuma
menyatakan bahwa desa adalah sekumpulan yang hidup bersama atau suatu
wilayah, yang memiliki suatu serangkaian peraturan-peraturan yang ditetapkan
sendiri, serta berada di wilayah pimpinan yang dipilih dan ditetapkan sendiri.13
Menurut R.Bintarto yang memandang desa dari aspek geografis
mendifinisikan desa sebagai “suatu hasil perwujudan antara kegiatan
sekelompok orang manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu
ialah satu wujud atau penampakan dimuka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-
unsur fisiografi, sosial ekonomi, politisi, dan kultural yang saling berinteraksi
antar unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah lain.”14
Kuntjaraningrat mendefinisikan desa sebagai komunitas kecil yang
menetap disuatu daerah, sedangkan Bargel mendifinisikan desa sebagai setiap
pemukiman para petani. Landis menguraikan pengertian desa dalam tiga aspek,
yaitu:
a. Analisis statistik, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan dengan
penduduk kurang dari 2.500.
b. Analisis sosial psikologis, desa merupakan suatu lingkungan yang
penduduknya memiliki hubungan akrab dan bersifat informal diantara
sesama warganya.
c. Analisis ekonomi, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan dengan
penduduknya tergantung kepada pertanian.
Sorokoin dan Zimerman mengemukakan sejumlah faktor yang menjadi
12
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
226 13
Candra Kusuma Putra et al, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Jurnal Administrasi Publik, vol I, No. 6. 14
Bintarto, Dalam Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1989
11
dasar dalam menentukan karakteristik kota dan desa yaitu: mata pencaharian,
ukuran komunitas, tingkat kepadatan penduduk, lingkungan diferensiasi sosial,
stratifikasi sosial, interaksi sosial dan kondisi geografis wilayahnya, seperti
usaha tani, usaha nelayan, ternak, kerajinan tangan dan pedagang kecil. Ciri
lainnya yang nyata terlihat, produksi pertanian yang ditekuni masyarakat
terutama untuk memenuhi keperluan sendiri.15
Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya yang berjudul “Otonomi
Desa” menyatakan bahwa: Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai susunan asli berdasarkasan hak asal usul yang bersifat
istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat.16
Dalam pengaturan mengenai pemerintahan desa telah terjadi pergeseran
kewenangan sehingga pemerintah pusat dan pemerintah desa tidak lagi campur
tangan secara langsung tetapi bersifat fasilitator yaitu memberikan pedoman,
arahan, bimbingan, pelatihan, termasuk pengawasan pepresentatif terhadap
peraturan desa.17
a. Karakteristik Pedesaan
Dalam beberapa kajian dibedakan antara masyarakat kota dan desa
berdasarkan letak geografis kebiasaan dan karakteristik keduanya.
Menurut Roucek dan Warren, masyarakat desa memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Peranan kelompok primer sangat besar.
b. Faktor geografis sangat menentukan pembentukan kelompok
masyarakat.
c. Hubungan lebih bersifat homogen.
d. Struktur masyarakat bersifat homogen.
15
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
226-228 16
Widjaja, Pemerintahan Desa/Marga, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.3. 17
Jayadinata, et al. Pembangunan Desa dalam Perencanaan, Bandung: ITB, 2006, hlm.
262.
12
e. Tingkat mobilitas sosial rendah.
f. Keluarga lebih ditekankan kepada fungsi sebagai unit ekonomi.
g. Proporsi jumlah anak cukup besar dalam struktur kependudukan.
Sorokoin dan Zimerman mengemukakan sejumlah faktor yang
menjadi dasar dalam menentukan karakteristik kota dan desa yaitu: mata
pencaharian, ukuran komunitas, tingkat kepadatan penduduk, lingkungan
diferensiasi sosial, stratifikasi sosial, interaksi sosial dan kondisi
geografis wilayahnya, seperti usaha tani, usaha nelayan, ternak, kerajinan
tangan dan pedagang kecil. Ciri lain yang nyata terlihat yaitu produksi
pertanian yang ditekuni masyarakat terutama untuk memenuhi keperluan
sendiri.18
Secara psikologis masyarakat desa cenderung suka curiga terhadap
orang luar. Namun demikian, masyarakat desa dapat bersifat hemat,
cermat, dan menghormati oranglain yang terkadang sulit ditemukan di
perkotaan.
b. Tipologi Desa
Tipologi desa dapat dilihat dari beberapa aspek dominan seperti mata
pencaharian dan pola interaksi sosial yang terbangun. Dari mata pencaharian
pokok dapat ditentukan tipe desa beserta karakteristik dasarnya.19
Berdasarkan intruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor 11 Tahun 1972
tentang Pelaksanaan Klarifikasi dan Tipologi Desa di Indonesia digolongkan
dalam tiga tingkatan yakni:
1) Desa Swadaya (Tradisional)
Desa swadaya merupakan desa yang peling terbelakang dengan
budaya kehidupan tradisional dan sangat terikat dengan adat istiadat. Desa
ini biasanya memiliki tingkat kesejahteraan yang sangat rendah, sarana dan
prasarana minim serta sangat tergantung pada alam. Secara umum ciri- ciri
desa swadaya sebagai berikut:
a) penduduk bermata pencaharian di sektor primer (bertani, menangkap
18
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
228. 19
Ibid, hlm. 230.
13
ikan dan bercocok tanam secara tradisional).
b) Produksi desa sangat rendah di bawah 50 juta rupiah pertahun.
c) Adat istiadat masih mengikat kuat.
d) Pendidikan dan keterampilan yang sangat rendah di sekolah dasar.
e) Prasarana masih sangat kurang.
f) Kelembagaan formal dan informal kurang berfungsi dengan baik.
g) Swadaya masyarakat masih sangat rendah sehingga kerapkali
pembangunan desa menunggu intruksi dari atas.
2) Desa Swakarya (Transisi)
Desa swakarsa merupakan desa yang mengalami perkembangan lebih
maju dibandingkan desa swadaya. Desa ini telah memiliki landasan lebih
kuat dan berkembang lebih baik serta lebih kosmopolit. Desa swakarsa
penduduknya mulai melakukan peralihan mata pencaharian dari sektor
primer ke sektor lain. Secara umum ciri-ciri desa swakarsa sebagai berikut:
a) Mata pencaharian penduduk mulai desa mulai melupakan teknologi
pada usaha taninya, kerajinan dan sektor sekunder mulai berkembang.
b) Produksi desa masih pada tingkat sedang yaitu 50-100 juta rupiah
setiap tahun.
c) Kelembagaan formal dan informal mulai berkembang, adat 4-6
lembaga yang hidup.
d) Keterampilan masyarakat dan pendidikannya masih rendah.
e) Fasilitas dan prasarana mulai ada meski tidak lengkap, paling tidak
ada 4-6 sarana umum yang tersedia di mayarakat.
f) Swadaya masyarakat dan gotong-royong dalam pembangunan desa
mulai tampak meski tidak sepenuhnya.20
3) Desa Swasembada (Maju/Berkembang)
Desa swasembada merupakan desa yang memiliki kemandirian lebih
tinggi dalam segala bidang terkait dengan aspek sosial dan ekonomi. Desa
swasembada mulai berkembang dan maju dengan petani yang tidak terikat
dengan adat istiadat atau pola tradisional. Sarana dan prasarana lengkap
20
Jayadinata, et al., Pembangunan Desa dalam Perencanaan, Bandung: ITB, 2006, hlm. 90
14
dengan perekonomian lebih mengarah pada industri barang dan jasa. Sektor
primer dan sekunder lebih berkembang. Ciri-ciri desa swasembada sebagai
berikut:
a) Mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor jasa dan
perdagangan.
b) Produksi desa tinggi dengan penghasilan usaha diatas 100 juta rupiah
pertahun.
c) Adat istiadat tidak mengikat lagi meskipun sebagian masyarakat
masih menggunakannya.
d) Kelembagaan formal dan informal telah berjalan sesuai dengan
fungsinya dan telah hidup.
e) Keterampilan masyarakat dan pendidikannya pada tingka lulus SD
sekolah lanjutan bahkan ada beberapa yang telah lulus perguruan
tinggi.
f) Fasilitas dan prasarana seadahnya saja.
g) Penduduk sudah memiliki inisiatif sendiri melalui swadaya dan
gotong-royong dalam pembangunan desa.21
Kemajuan desa berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat.
Desa yang dekat dengan kota akan memiliki kebiasaan, gaya hidup, tata
nilai dan percepatan pembangunan yang berbeda dari desa yang jaraknya
jauh dari kota.
c. Pemerintah Desa
Dalam UU RI Nomor 22 Tahun 1999, desa sebagai suatu kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
daerah kabupaten.22
Pengertian ini mengandung makna dan konsekuensi logis
21
Ibid. hlm. 91.
22 Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015. hlm.
233
15
dala penataan sistem pemerintahan dan birokrasi. Hal-hal yang mendasari
penyelenggaraan pemerintahan dan birokrasi desa sebagai berikut:
a) Landasan pemikiran dalam pengaturan tentang pemerintahan desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan
pemberdayaan masyarakat.
b) Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan bagian atau subsistem dari
sistem penyelenggaraan pemerintahan sehingga desa memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat.
Kepala desa bertanggungjawab pada Badan Perwakilan Desa (BPD) dan
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas itu ke Bupati.
c) Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun
hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda, dan bangunan serta
dapat dituntut dan menuntut di pengadilan. Oleh karena itu, kepala desa
mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum dan
mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan.
d) Sebagai perwujudan demokrasi, di desa dibentuk BPD yang berfungsi
sebagai lembaga legalitas dan pengawasan dalam hal pelaksanaan
peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan keputusan
kepala desa.
e) Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan desa lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Lembaga ini bertujuan sebagai mitra pemerintahan desa
dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.
f) Desa memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan
pemerintah dan pemerintah daerah, pendapatan lainnya yang sah,
sumbangan pihak ketiga dan pinjaman desa.
g) Berdasarkan hak asal-usul desa yang bersangkutan, kepala desa
mempunyai wewenang untuk mendamaikan perkara atau sengketa dari
para warganya.23
23
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2015. hlm. 234
16
Pemerintah desa merupakan subsistem dalam sistem pemerintahan
nasional. Keberadaan pasal yang mengatur pembentukan pemerintah dan
perangkat desa akan menghasilkan kepala desa sebagai pemimpin
pemerintah desa dan BPD yang akan membatasi peran pemimpin desa atau
perwakilan lain yang bersifat asli yang ada di desa yang bersangkutan.24
Susunan pemerintahan desa terdiri dari Pemerintah Desa (Pemdes)
dan Badan Perwakilan Desa (BPD). Pemdes dipimpin oleh Kepala Desa dan
dibantu Perangkat Desa yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala
Desa. BPD adalah badan perwakilan yang terdiri dari pemuka masyarakat
yang ada di desa dan berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan
desa (Perdes), menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta
melakukan pengwasan terhadap penyelenggara pemerintahan desa.25
2. Dasar-Dasar Pembangunan
Desa Pembangunan desa dan pembangunan masyarakat desa telah
menjadi dua istilah yang sering dicampuradukan pengertiannya. Padahal
secara definisi keduanya memiliki pengertian yang sedikit berbeda.
Sumarja, menyebut bahwa pembangunan masyarakat desa (community
development) adalah usaha pembangunannya hanya diarahkan pada kualitas
manusianya, sedangkan pembangunan desa (rural development)
mengusahakan pembangunan masyarakat yang dibarengi lingkungan
hidupnya.26
Secara rinci Djiwadono menyebutkan bahwa tujuan pembangunan desa
meliputi:
a) Tujuan ekonomi meningkatkan produktivitas da daerah pedesaan dalam
rangka mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan.
b) Tujuan sosial diarahkan kepada pemerataan kesejahteraan penduduk
desa.
c) Tujuan kultural dalam arti meningkatkan kualitas hidup pada umumnya
24
Ibid, hlm. 235 25
Ibid, hlm. 237 26
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
240
17
dari masyarakat pedesaan.
d) Tujuan kebijakan menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi
masyarakat desa secara maksimal dalam menunjang usaha-usaha
pembangunan serta dalam memanfaatkan dan mengembangkan hasil-
hasil pembangunan.27
Dari uraian tersebut jelas terlihat bahwa usaha untuk mencapai tujuan
tersebut sangat erat kaitannya dengan masalah kemampuan sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Menurut Napitupulu
bahwa sumber daya manusia merupakan masalah yang paling penting
terutama dalam hal partisipasi masyarakat secara maksimal dalam usaha-
usaha pembangunan, pemanfaatan dan pengembangan hasil
pembangunan.28
3. Otonomi Desa
Pelaksanaan desentralisasi akan memebawa efektivitas dalam
pemerintahan dan pembangunan, sebab wilayah negara itu pada umumnya
terdiri dari berbagai satuan daerah yang masing-masing memiliki sifat
khusus seperti keadaan tanah, iklim, flora, fauna, adat istiadat, kehidupan
ekonomi, dialek bahasa, tingkat pendidikan dan lainnya.
Otonomi desa dalam UU RI Nomor 22 Tahun 1999 sebagai daerah
yang bersifat istimewa dan mandiri, memiliki identitas sendiri. Desa bukan
merupakan unsur pelaksana administratif kabupaten dan kecamatan.
Penyelenggara pemerintah desa dijelaskan merupakan subsistem
penyelenggaraan pemerintah, sehingga desa memiliki kewenangan untuk
mengatur kepentingan masyarakatnya. Gagasan otonomi desa berpijak pada
semangat good governance dengan berpedoman pada efesiensi, efektivitas,
transparansi, akuntabilitas dan pemerintahan. Pada sisi mekanisme
pendanaan pemerintah desa, proses yang dikerjakan adalah bagaimana desa
27
Ibid, hlm. 242. 28
Rosfa Nur Azizah, Strategi Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Desa Melalui
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Desa Candimas
Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara), Lampung: Skripsi UIN Raden Intan,
2017, hlm. 30
18
mengelola aset sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan.29
Prinsip utama otonomi desa adalah kewenangan membuat keputusan
sendiri melalui semangat keswadayaan yang telah lama dimiliki oleh desa,
dalam satu kesatuan wilayah pedesaan. Selayaknya desa dipercaya untuk
mengurus dirinya dalam unit wilayah kelola desa melalui aturan yang dibuat
secara mandiri. Ciri paling kuat pemerintah desa tradisional di Indonesia
adalah adanya peranan dana swadaya dan gotong-royong. Dua ciri tersebut
merupakan modal sosial yang jauh lebih penting dan potensial ketimbang
modal keuangan. Modal sosial sebagai potensi kemandirian dan sumberdaya
alam sebagai sumber pendapatan merupakan landasan berkembangnya
ekonomi rakyat dan kemandirian desa guna mencapai otonomi.
Mengkerucutnya kebijakan otonomidaerah menuju desa seharusnya diikuti
dengan pengembangan ekonomi rakyat dan pengelolaan sumberdaya alam
berkelanjutan untuk mencukupi pendapatan asli desa. hal ini merupakan
kewajiban untuk meyakinkan pemerintah agar memberi otonomi murni agar
desa dapat mengurus dirinya sendiri. Sebagai bukti keberhasilan praktik
pengelolaan sumber daya hutan memberi bukti otonomi desa dapat di proses
melalui kehandalan sosial dan peningkatan ekonomi rumah tangga.30
4. Perencanaan Pembangunan Desa
Pembangunan pedesaan adalah menghilangkan atau mengurangi
berbagai hambatan dalam kehidupan sosial-ekonomi, seperti kurang
pengetahuan dan keterampilan, kurang kesempatan kerja, dan sebagainya.
Akibat berbagai hambatan tersebut, penduduk wilayah pedesaan umumnya
miskin.
a. Perencanaan pembagunan desa merupakan suatu panduan atau model
penggalian potensi dan gagasan pembangunan desa yang menitikberatkan
pada peran serta masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan.
29
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
260. 30
Ibid, hlm.260.
19
b. Perencanaan sebagai serangkaian kegiatan analisis mulai dari identifikasi
kebutuhan masyarakat hingga penetapan program pembangunan.
c. Perencanaan pembangunan lingkungan, semua program peningkatan
kesejahteraan, ketentraman, kemakmuran dan perdamaian masyarakat di
lingkungan pemukiman dari tingkat rt/rw, dusun, dan desa.
d. Perencanaan pembangunan bertumpu pada masalah, kebutuhan, aspirasi,
dan sumber daya masyarakat setempat.
e. Perencanaan desa menjadi wujud nyata peran masyarakat dalam
membangun masa depan.31
Kebijaksanaan pembangunan wilayah perdesaan secara umum dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:32
1) Kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah kepada tercapainya
suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi. Dalam hal ini
termasuk pula penciptaan kondisi yang menjamin keberlangsungan setiap
upaya peningkatan pemerataan pembangunan dan penanggulangan
kemiskinan, penyediaan sarana dan prasarana, penciptaan iklim usaha
dan stabilitas ekonomi melalui pengelolaan ekonomi makro secara
sistematik, dan pelestarian lingkungan hidup.
2) Kebijaksanaan yang secara langsung mengarah kepada peningkatan
kegiatan ekonomi kelompok sasaran. Dalam hal ini pengembangan
ekonomi rakyat paling tepat adalah melalui bentuk usaha bersama dalam
wadah lembaga ekonomi (misalnya melalui kelompok tani). Harus
dilakukan terhadap:
1. Akses terhadap sumberdaya
2. Akses terhadap teknologi (menggunakan cara dan alat yang lebih
baik dan lebih efisien)
3. Akses terhadap pasar, dimana produk yang dihasilkan dapat dijual
31
Ibid. hlm. 263. 32
Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Perdesaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, hlm. 19.
20
untuk mendapatkan nilai tambah dan harga jual yang lebih tinggi.
4. Akses terhadap sumber pembiayaan dan informasi.
3) Kebijaksaan khusus yang menjangkau masyarakat miskin melalui upaya
khusus. Kebijaksaan ini misalnya: jaminan pengaman sosial (JPS) yang
memberikan bantuan uang kepada orang miskin, peraturan yang
melindungi terhadap kegiatan usaha penduduk miskin berupa jaminan
kepastian usaha dan kemudahan akses, serta pembentukan lembaga yang
memberi pelayanan kepada penduduk miskin.33
Perencanaan pembangunan perdesaan disuatu daerah (kabupaten)
dilakukan untuk mengatasi masalah yang berdasarkan urutannya adalah
sebagai berikut:
1) Kualitas sumberdaya manusia pertanian yang belum optimal
2) Pembinaan petani oleh instansi teknis yang belum optimal
3) Produktivitas lahan rendah
4) Kesuburan tanah semakin berkurang
5) Kerusakan lingkungan.34
a. Strategi dan arah pembangunan desa di Indonesia. Dapat
diterangkan bahwa strategi pembangunan masyarakat desa adalah:
b. Sesuai dengan strategi pembangunan nasional.
c. Dilakukan secara bertahap.
d. Tercapainya landasan yang kuat bagi masyarakat desa untuk
tumbuh dan berkembang atas kemampuan sendiri.
e. Dalam pelaksanaannya, stadibilitas nasional yang sehat dan
dinamis harus dapat terbina dan terpelihara.
f. Mampu mengubah struktur perekonomian desa
g. Dapat menumbuhkan lapangan kerja bagi masyarakat.
h. Dapat mengatur dan mengendalikan penyebaran dan pertumbuhan
penduduk.
33
Ibid, hlm.20. 34
Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Perdesaan, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013. hlm.43
21
i. Dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi menurut
beberapa prinsip yang telah ditetapkan.
j. Masyarakat desa harus memegang peranan aktif dalam kegiatan
pembangunan.
k. Dapat memanfaatkan potensi desa secara rasional dan optimal
tanpa mengganggu keseimbangan dan kelestarian alam Dilakukan
melalui tahapan desa swadaya, desa swakarya, dan desa
swasembada dengan pelaksanaan secara komprehensif
(menyeluruh) dan koordinatif.35
Untuk itu perencanaan pembangunan agar diarahkan untuk
mengembangkan potensi dasar (basic potential) unggulan melalui
pengembangan potensi turunan (derived potentials) yang relevan.
Perdesaan mempunyai banyak potensi dasar yang perlu
dikembangkan melalui pengembangan potensi turunan utamanya
adalah:
1. Pengembangan komoditas pertanian unggulan terpadu
2. Pemberdayaan masyarakat
3. Peningkatan partisipasi masyarakat
4. Pelestarian lingkungan dan konservasi alam
5. Pengembangan agro
6. Pengembangan industri kecil dan kerajianan.36
Dari hasil analisis keadaan desa diperoleh petunjuk tentang:
1) Masalah yang dihadapi.
2) Potensi yang dapat digali dan dikembangkan.
3) Perkembangan desa yang bersangkutan.37
5. Pembangunan Desa dalam Manajemen Pembangunan Daerah
35
Jayadinata, et al., Pembangunan Desa dalam Perencanaan, Bandung: ITB, 2006. hlm.89 36
Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Perdesaan, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013. hlm. 44 37
Jayadinata, et al. Pembangunan Desa dalam Perencanaan, Bandung: ITB, 2006. hlm 92.
22
Pembangunan desa tidak terlepas dari konteks manajemen
pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi
karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas (sosial, ekonomi,
akses pasar dan politik) harus melihat keterkaitan antar desa, desa dalam
kecamatan, antar kecamatan dan antar kabupaten. Oleh karena itu,
pembangunan desa harus dilihat dalam konteks pembangunan daerah. Hal
itu tidak berarti menggugat atau memperlemah upaya otonomi desa tetapi
justru memperkuat pembangunan di desa yang bersangkutan. Manajemen
pembangunan daerah di tingkat kabuten dan provinsi merupakan
serangkaian kegiatan penyusunan dan penetapan kebijakan program
pembangunan daerah di segala bidang baik sosial, ekonomi, politik,
pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana, budaya, agama dan keamanan.
Hasilnya berupa dokumen rencana jangka pendek (1 tahun) dituang dalam
dokumen Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) yang terkait
langsung dengan APBD, rencana jangka menengah (5 tahun) dituangkan
dalam dokumen Program Pembangunan Daerah (Properda), dan rencana
jangka panjang (10-25 tahun) dituangkan dalam dokumen Pola Dasar
Pembangunan Daerah (Poldas).38
Rencana pembangunan daerah dapat mengakomodasikan kepentingan
desa ke depan yang berada dalam koordinasinya, sehingga dapat
mengakomodasikan kepentingan desa ke depan yang berbeda dalam
koordinasinya, sehingga apapun yang tertuang dalam dokumen tersebut
mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat lapisan bawah, aspiratif
serta memperkuat institusi lokal terutama di tingkat desa. Perencanaan
pembangunan desa menghasilkan suatu dokumen RPJMDes yang logis
dengan mempertemukan kebutuhan di tingkat daerah atau kabupaten,
provinsi dan skala nasional dengan kebutuhan berskala lingkungan
38
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015. hlm.
267.
23
RT/RW/dusun dan desa.39
rangkaian perencanaan pembangunan daerah
dalam setiap tahun anggaran pelaksanaan dalm mekanisme sebagai berikut:
1. Di tingkat masyarakat dilakukakn identifikasi dan perumusan masalah
dan kebutuhan, analisis potensi, penentuan prioritas, dan
penyepakatan program swadaya, melalui forum warga RT/RW/dusun.
2. Di tingkat desa dilakukan pembahasan dan penyepakatan daftar
prioritas usulan masyarakat yang akan di biayai APBDesa atau APBD
melalui forum Musbangdes.
3. Di tingkat kecamatan dilakukan pembahasan dan penyepakatan daftar
prioritas usulan masyarakat yang telah disepakati dalam musyawarah
desa dan akan dibiayai APBD melalui forum Musrenbang.
4. Di prioritas usulan kecamatan yang akan dibiayai APBD melalui
forum Rakorbang.
Perencanaan pembangunan desa dilaksanakan melibatkan berbagai
unsur pelaku dan kelembagaan yang ada di tingkat desa, baik lembaga
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Lembaga tersebut diantaranya,
pemerintah desa, BPD, pengurus RT/RW, paguyuban atau kelompok
swadaya masyarakat, kelompok perempuan, tim teknis, pemerintah
daerah (kabupaten/kota), DPRD, forum perkotaan, LPMD, atau lembaga
potensial lainnya.40
Pembangunan desa tidak terlepas dari konteks manajemen
pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat
provinsi karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas harus
melihat keterkaitan antardesa, desa dalam kecamatan, antarkecamatan
dan antarkabupaten.
39
Rosfa Nur Azizah, Strategi Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Desa Melalui
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Desa Candimas
Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara), Lampung: Skripsi UIN Raden Intan,
2017, hlm. 40. 40
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015. hlm.
269.
24
C. Mengatasi Kemiskinan
Masalah kemiskinan banyak dikaji oleh para ahli dari berbagai aspek
dan dari berbagai disiplin ilmu dengan menggunakan bermacam-macam
ukuran dan konsep. Para ekonom membahas kemiskinan dengan
menggunakan istilah standar hidup
, pendapatan, dan distribusi pendapatan. Para
sosiolog mengkajinya dengan menggunakan istilah kelas, stratifikasi, dan
marjinalitas. Sedangkan, para pemerhati masalah-masalah social lebih
memperhatikan konsep tingkat hidup yakni melihat tingkat pendapatan,
masalah pendidikan, kesehatan, perumahan, dan kondisi sosial masyarakat
secara umum.41
Menurut Levitan mendifinisikan kemiskinan sebagai kekurangan
barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu standar hidup yang layak. Sedangkan menurut Schiller, kemiskinan
adalah ketidaksanggupan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas.
Para ekonom berpandangan bahwa kemiskinan didefinisikan semata hanya
sebagai fenomena ekonomi, dalam arti rendahnya penghasilan atau tidak
dimilikinya mata pencaharian yang cukup mapan untuk tempat bergantung
hidup.42
Secara teoritis kemiskinan dibedakan menjadi dua kategori yaitu:
a. Kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan yang timbul sebagai akibat
sumber daya yang langka jumlahnya atau karena tingkat perkembangan
teknologi yang sangat rendah.
b. Kemiskinan buatan, yakni kemiskinan yang terjadi karena struktur sosial
yang ada membuat anggota atau kelompok masyarakat tidak menguasai
sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata.43
Selama ini berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
41
Dede Rodin, “Pemberdayaan Ekonomi Fakir Miskin dalam Perspektif Al-Qur‟an”,
Jurnal Economica UIN Walisongo Vol. VI Edisi 1 Mei 2015, hlm. 71 42
Nur Khoirin, et al. Pemberdayaan Petani Kebun Pisang di Lahan Kosong Sekitar
Bandara Ahmad Yani Semarang, Semarang: Laporan Karya Pengabdian Dosen UIN Walisongo
Semarang, 2014, hlm. 20. 43Ibid. hlm. 23-24.
25
menanggulangi dan menghapus kemiskinan, antaralain merumuskan
standargaris kemiskinan dan menyusun peta kantong-kantong kemiskinan.
Diluar itu, tak sedikit program telah disusun dan dilaksanakan di lapangan,
seperti terus memacu pertumbuhan ekonomi nasional, menyediakan fasilitas
kredit bagi masyarakat miskin antara lain melalui pemberian dana bantuan,
membangun infrastruktur di pedesaan, mengembangkan model pembangunan
kawasan terpadu, termasuk melaksanakan dan meningkatkan kualitas
program pembangunan dan lain-lain.
Untuk sebagian, berbagai bantuan dan program yang telah diupayakaan
oleh pemerintah memang cukup bermanfaat. Namun, harus diakui bahwa
upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukn hingga kini masih belum
membuahkan hasil yang memuaskan. Masih banyak penduduk di Indonesia
baik di desa maupun di kota yang hidup dibelit kemiskinan. Di samping itu,
faktor lain yang menyebabkan berbagai program pengentasan kemiskinan
menjadi kurang efektif tampaknya adalah berkaitan dengan kurangnya
dibangun ruang gerak yang memadai bagi masyarakat miskin itu sendiri
untuk memberdayakan dirinya.44
1.6 Tinjauan Pustaka
Dalam proses pembuatan skripsi ini, tinjauan pustaka sangat
dubutuhkan dalam rangka menambah wawasan terhadap masalah yang akan
diteliti. Oleh karena itu maka sebelum meneliti, peneliti melakukan tinjauan
pustaka mengenai penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan judul
strategi pembangunan dalam mengatasi kemiskinan studi kasus pada Desa
Napal Melintang.
Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya
menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang bahasannya mungkin
hampir sama dengan yang akan peneliti teliti. Penelitian-penelitian tersebut
antara lain:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani Kusumastuti 2018
44 Ibid, hlm.43
26
yang berjudul”Transpormasi Pembangunan Menuju Desa Mandiri Studi di
Desa Kemadang, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Gunung kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.45
dalam skripsi tersebut berisi kesuksesan desa
kemadang menjadi desa mandiri tidak terlepas campur tangan pemerintah itu
sendiri. Pemerintah desa kemadang melakukan strategi dalam pembangunan
yang tepat penelitian tersebut hanya di kemadang saja.
Kedua, jurnal karya Andi Asnudin yang berjudul”Pembangunan
Insfrastruktur Perdesaan Dengan Perlibatkan Masyarakat.46
jurnal ini
berisi mengenai keterlibatan masyarakat, dampak yang ditimbulkan, serta data
dan informasi dalam proses program pembangunan infrastruktur. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur perdesaan
tersebut.
ketiga, Jurnal administrasi publik yang dilakukan oleh Chandra Kusuma
Putra, Ratih Nur pratiwi, Suwondo yang berjudul “Pengelolaan Alokasi Dana
Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa(Studi pada Desa Wonorejo
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang)”.47
Dalam deskripsi tersebut
penulis menganalisis tentang program alokasi dana desa yang berdampak
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Way Kanan dalam
perspektif Islam.
Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Rosfa Nur Azizah pada tahun
2017 yang berjudul “Strategi Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur
Desa melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Ekonomi Islam (Studi Pada Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan
Kabupaten Lampung Utara)”.48
Dalam deskripsi tersebut penulis membahas
45
Nugrahani Kusumastuti, Transpormasi Pembangunan Menuju Desa Mandiri Studi Di
Desa Kemadang, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Program Studi Pembangunan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018 46 Andi Asnudin, Pembangunan Insfrastruktur Perdesaan Dengan Perlibatkan Masyarakat,
Jurnal Smartek, vol.7, No.4 : 292-300 47 Chandra Kusuma Putra, Ratih Nur Pratiwi , Suwondo, Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi pada Desa Wonorejo Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik JAP, Vol.1, No. 6. Hal. 1203-1212 48
Rosfa Nur Azizah, Strategi Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Desa Melalui
Program Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Desa Candimas Kabupaten Lampung Utara)
27
mengenai strategi optimalisasi pembangunan infrastruktur desa melalui
program pemberdayaan masyarakat yang tidak melibatkan masyarakat
didalamnya, dan menganalisis alokasi dana desa.
Kelima, Penelitian yang dilakukan oleh Titis Istikomah pada tahun 2015
yang berjudul “Analisisi Program Pemberdayaan Masyarakat dalam
Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang (Kasus Implementasi
Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan
Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2008-
2010)”.49
Dalam deskripsi tersebut penulis menganalisis tentang program
pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kemijen Kecamatan
Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2008 – 2010 ditinjau dari persepsi
anggota KSM terhadap program serta perbedaan pendapatan usaha, tabungan,
dan investasi usaha anggota KSM sebelum dan sesudah program pinjaman
bergulir hanya di semarang.
1.7 Kerangka pikir
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa ditengah
masyarakat. Kemiskinan sebagai fenomena sosial yang telah lama ada,
berkembang sejalan dengan zaman. Masyarakat miskin umunnya lemah
dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi
sehingga sering kali makin tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki
potensi tinggi.
Sebagian besar penduduk miskin ini tertinggal diperdesaan dangan mata
pencarian pokok di bidang pertanian dan kegiatan-kegiatan lainnya yang erat
hubungan dengan sektor ekonomi tradisional tersebut. Kehidupan mereka
bergantung pada pola pertanian. Baik petani yang berpenghasilan rendah dan
sebagainya.
49
Liyana Aprianti, Analisis Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan
Kemiskinan Kota Semarang(Kasus Implementasi Program Pinjaman Bergulir Pnpm Mandiri
Perkotaan Kelurahan Kemijen Kecematan Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2008-2010)
28
Gambar.1.1
Kerangka pikir penelitian
Pembangunan
kesehatan Pendidikan Sumber Daya
Manusia
Ekonomi
teori
kemiskinan
Strategi pembangunan
dalam mengatasi
kemiskinan
Infrastruktur
29
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. Metodelogi kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Pentingannya jenis jenis data karena diperolehnya temuan
dilapangan mengenai kaitan masalah yang diangkat oleh penulis dalam
judul ini. Pendekatan ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang
berdasarkan pada instrumen pengumpulan data.
Penelitian ini bersifat kualitatif, metode ini adalah metode yang
mengambarkan suatu data yang akan dibuat, baik oleh penulis maupun
secara kelompak. Ciri-ciri metode kualitatif adalah memusatkan diri pada
masa sekarang dan masalah yang aktual, dan kemudian data yang
dikumpulkan disusun, dijelaskan, dan dianalisis.50
Menurut pendapat lain dalam penelitian ini penulis mengunakan
pendekatan kualitatif yaitu untuk mengetahui atau mengambarkan
kenyataan dari kejadian yang diteliti.51
Sehingga memudahkan penulis
untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui strategi
pembangunan dalam mengatasi kemiskinan di Desa Napal Melintang.
50
Tim penyusun, pedoman penulisan skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah
press,2012),hlm.251 51
Umar, metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, ( Jakarta: PT Raja Grefindo
peserda, 2011), hlm.22
30
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “ metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti
adalah sebagai istrumen kunci.52
2.2 Jenis dan sumber data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulakn oleh peneliti (petugas-
petugasnya) dari sumber pertamanya.53
Dalam penelitian ini sumber data
diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala Desa,
pejabat-pejabat desa seperti BPD, Kadus, Kaur Umum dan RT dan
masyarakat yang dianggap penting yaitu Kadus, RT, Imam Masjid, Ibu
Rumah Tangga, dan honor. Data primer disini merupakan data pokok yang
diperoleh melalui hasil wawancara yang dilakukan penulis dilapangan.
2. Data Skunder
Data skunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen.54
Sumber yang didapat dari referensi-referensi buku,
internet, dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi dokumen. Dalam
penelitian ini data skunder berupa arsip dan dokumentasi yang dimiliki oleh
52
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D, ( bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 9 53
Surmadi Suryabrata,metodologi penelitian, cet-22(jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,
2011),hlm. 39 54
Ibid.
31
Desa Napal Melintang atau buku-buku yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa
bemberikan data melalui wawancara. Sumber data tersebut merupakan
objek yang akan diobservasi. Adapun sumber data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Peristiwa atau kejadian
Dalam penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah fenomena
yang di lihat oleh penulis baik yang bersifat tertulis, lisan, dan alamiah
yang di alami peneliti.
2) Pelaksana pemberi kewenangan
Dalam hal ini kepala Desa Napal Melintang yang dapat memberi
informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya.
3) Dokumentasi
Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk
laporan, catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan serta
keuntungan dan lain sebagainya.
Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek dari mana data
dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah orang
atau narasumber. Posisi narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar
memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Jadi sumber
data dalam penelitian adalah kepala Desa, pejabat-pejabat Desa, dan
32
masyarakat yang dianggap penting yang berada di desa napal melintang itu
sendiri.
2.3 Instrumen pengumpulan data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, peneliti mengunakan
penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian keperpustakaan(ribrary research)
Adanya penelitian pustaka yang penulis maksud adalah mengumpulakan
data yang diambil dari buku-buku, jurnal, artikel, dan internet yang
memdukung penelitian ini.
Sementara penulis mengumpulakan data langsung ketempat objek
penelitian. Dalam hal ini menjadi objek penelitian adalah data yang
diperoleh dari Desa Napal Melintang.
2. Observasi
Metode dengan mendatangi tempat penelitian lapangan langsung guna
mendapatkan data yang valid bagi penelitian, dan penelitian ini
observasinya dilakukan secara langsung di Desa Napal Melintang, dengan
mengamati suatu objek dengan maksud merasakan dan kemudian peniliti
memahami pengetahuan dari sebuah fenonomena berdasarkan pengetahuan
dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan
informasi-informasi yang dibutukan untuk melanjutkan penelitian.
33
3. Wawancara
Metode dengan tanya jawab langsung kepada pihak yang terlibat dalam
penelitian ini. Wawancara ini dilakukan dengan kepala desa, perangkat-
perangkat Desa, dan masyarakat yang dianggap penting bagi peneliti.
4. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam
bentuk-bentuk dokumen. Dokumen yang diperoleh dari Desa Napal
Melintang, akan dikelola untuk melengkapi penelitian yang berupa
dokumen.
2.4 Unit Analisis Data
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan
sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah
maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.55
Dalam skripsi ini penulis tidak mengunakan unit analisis populasi dan
sampel, Namun hanya mengunakan analisis wawancara, observasi, dokumen-
dokumen dari Desa Napal Melintang. dan informasi-informasi yang berasal
dari perangkat-perangkat Desa nya saja. Maka yang menjadi informasinya
adalah: 1 (satu) Kepala Desa Napal Melintang, 2 (dua) Perangkat-Perangkat
Desa, 3 (tiga) Masyarakat yang berada di Desa Napal Melintang.
55
Sayuti Una (ed), pedoman penulisan skripsi,(jambi: Fakultas Syariah IAIN STS
Jambi,(2012), hlm. 62.
34
2.5 Teknik analisis data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
akan di pelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diberitakan kepada
orang lain. Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan
mengambil kesimpulan lalu di verifikasi data. Setelah data di kumpulkan
dengan melalui kegiatan pengumpulan data akan diproses melalui pengolahan
data yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis domain,
analisis taksonomi, analisis konponensial, dan analisis trianggulasi, data
kualitatif, yakni analisis data yang digunakan untuk aspek-aspek yang bersifat
deskriptif analisis, yaitu menguraikan gambaran dari data yang diperoleh dan
menghubungkannya satu sama lain untuk mendapatkan suatu kejelasan
terhadap suatu kebenaran, sehingga memperoleh gambaran yang baru.56
Model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley, Glaser dan Strauss
ada empat analisis yaitu:57
1. Analisis Domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh
gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Hasil
yang diperoleh merupakan kumpulan dan jenis domain atau atau ketagori
konseptual beserta simbol yang di rangkumnya. Domain merupakan
ketagori atau simbolis dari ketagori yang di sebut Desa Napal Melintang.
Dimana kita menemukan adanya domain jenis perdesaan.
56
H. Ishaq, Metode Penelitian Hukum & Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,
(Bandung : Alfabeta, 2017). hlm 51. 57
https://google.comamp/s/tepenr06.wordpress.com
35
2. Analisis Taksonomi adalah analisis tidak hanya penjelajahan umum,
melainkan yangt memusatkan perhatian pada domain tertentu yang sangat
berguna untuk mengambarkan fenomena atau masalah yang terjadi sasaran
penelitian. yaitu pengumpulan data dilakukan secara terus menerus melalui
pengamatan, wawancara, mendalam dan dokumentasi sehingga data yang
dikumpul menjadi banyak.
3. Analisis Komponensial, yang diorganisasikan bukalah‟‟kesamaan
elemen‟‟ dalam domain, melainkan kontras antar elemen dalam domain
yeng diperoleh melalui observasi atau wawancara terseleksi.
Adapun cara berfikir dengan menggunakan berfikir secara analisis
yakni berfikir dari hal-hal yang umum kemudian menarik kesimpulan yang
bersifat khusus, induktif, yakni berfikir dari hal-hal yang khusus kemudian
menarik kesimpulan yang bersifat umum.
a. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis dilapangan. Reduksi di lakukan sejak pengumpualan data
dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat
gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan
data atau informasi yang tidak relevan. Dalam penelitian ini, data diperoleh
melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut
dirangkum dan diseleksi sehingga memberikan gambaran yang jelas kepada
penulis.
36
b. Penyajian data
Penyajian data merupakan penyususnan sekumpulan informasi dari
reduksi data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan
mudah dipahami. Penyajian data kualitataif disajikan dalam bentuk teks
naratif. Penyajidan nya juga dapatb dalam bentuk matrik, diagram, tabel dan
bagan. Penyajian data juga dapat disajikan dalam bentuk uraian siangkat,
bagan antara kategori dan sejenisnya. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab nya masing-masing. Data
yang telah didapatkan dari hasil wawancara dari sumber tulisan maupun
sumber pustaka dalam penelitian penulis menggunakan teks yang bersifat
naratif.
c. Kesimpulan verifikasi
Langkah yang terakhir di lakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada sehingga temuan dapat berupa deksripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas
setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data diatas penulis menyimpukan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan
akan penulis lakukan setelah semua data diperoleh melalui wawancara, catatan
37
lapangan dan juga memudahklan penulis dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan tentang bagaimana strategi pembangunan dalam mengatasi
kemiskinan studi kasus pada Desa Napal Melintang.
2.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang manfaatkan penggunaan dalam
penelitian ini. Dapat dicapai dengan jalan sebagai berikut:
b. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
yang dikatakannya secara pribadi.
d. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
e. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.58
2.7 Sistematika penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan
skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:
BAB I: Bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan
pustaka, kerangka pikiran.
58 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (bandung: Remaja Rosdakarya) hlm, 330
38
BAB II: metode penelitian yang mencakup pendekatan penelitian, jenis dan
sumber data, instrumen pengumupulan data, analisis keabsahan data, unit
analisis, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan dan
operasionalisasi konsep.
BAB III: menjelaskan tentang kondisi dan gambaran umum Desa Napal
Melintang serta kondisi masyarakat Desa Napal Melintang. Sejarah
berdirinya, visi dan misi, struktur organisai, kependudukan.
BAB IV: menjelaskan tentang hasil dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V: merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran serta
dilengkapi dengan daftar pustaka, daftar informan, lampiran
wawancara, lampiran domkumentasi serta biodata peneliti.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
3.1 Sejarah Desa Napal Melintang
Seperti daerah pada umumnya. Kehidupan yang muncul saat ini tidak
serta merta muncul begitu saja. Ada kisah masa lalu yang memulainya hingga
hadir sapai saat ini.‟‟begitu kira nya pengertian sejarah menurut penuturan
pak Abdullah seorang nara sumber yang menjabat sebagai ketua lembaga adat
Dusun Napal Melintang saat ini.
Bagi para orang tua yang mengerti, membahas Napal Melintang tidak
akan lepas dari sejarah kawasan bukit bulan dalam cerita nya, di Bukit Bulan
pada masa pendudukan belanda telah dibentuk satu pemerintahan lokal yang
di sebut dengan marga yang dipimpin oleh seseorang pasirah(kepala
pemerintahan tertinggi di tingkat marga). Pemerintahan bukit bulan pada saat
itu yang membawahi delapan kampung, terbagi atas tiga kampung
batin(komunitas masyarakat adat yang menetap di kawasan marga bukit
bulan, yang mengakui asal usul nenek moyangnya berasal dari
jawa(mataram) hyang menetap di penegah dan menyusuri sungai ke arah hulu
hingga sampai dibukit bulan ) dari lima kampung marga bukit bulan pada
masa lalu merupakan bagian dari kerajaan pagaruyung(minang kabau).
Dalam perkembangannya ke-8 (delapan) kampung ini berubah menjadi
5 desa yaitu Desa Berkun, Desa Marsip, Desa Meribung, Dan Desa Napal
Melintang. Terdapat satu(1) Desa lagi sebelum memasuki lembah tersebut
yakni Desa Lubuk Bedorong. Kini bertambah satu lagi desa yaitu Desa
Temalang yang merupakan pemekaran dari Desa Lubuk Berdorong.59
Berdasarkan cerita rakyat yang disebut oleh warga desa napal melintang
lainnya bahwa pada masa lalu berjalanlah menyusuri sungai kearah hulu dari
kawasan penegah 9 (sembilan) orang yang datang dari minangkabau dengan
meminta izin untuk menetap dikawasan hulu sungai limun kepada raja batin
penegah. Tujuannya adalah berkeinginan untuk mencari daerah yang di sebut
59 https://mapalasiginjai.unja.ac.id diakses pada tanggal 30 Juli 2019
40
dengan bukit bulan. Dalam amanatnya, Rajo Manggalo Api (raja penegah
pada masa itu) menyebutkan bahwa jika telah sampai dan bertemu dengan
kawasan yang di sebut dengan Bukit Bulan maka tanamlah keris di tempat
tersebut.
Bagai persi menyebutkan tentang tujuan mereka merantau ke daerah ini,
beberapa masyarakat menyebutkan bahwa mereka mengikuti sinar yang
memancar pada bukit bulan. Sementara menurut yudha, dari penelusuran
dangan beberapa tokoh adat, ada yang menyebutkan tujuan mereka datang
untuk menyebarkan agama islam ke daerah ini dan ada juga yang menyebut
untuk mencari kehidupan karena didaerah ini banyak mengandung emas dan
subur untuk bercocok tanam.
Dari 9 (sembilan) orang perantau tadi ada satu orang yang meninggal
dalam perjalanan dan dua orang meninggal setelah mengambil keris pusaka,
jadi yang tinggal dan sampai kekawasan bukit bulan hanya 6 orang saja.
Singkat cerita sampai lah mereka ke sala satu bukit yang jauh terlihat
sinarnya berkilau saat diterpa sinar matahari, kini bukit tersebut di kenal
dengan Bukit Bulan yang berada tepat di sekitar pemukiman dusun napal
melintang. Setelah mereka sampai, ditanamlah keris tersebut di kaki bukit
bulan sebagai tanda bahwa mereka telah menginjakkan kaki di sana dan
meletakan benda pusakanya ditempat tersebut sebagaimana yang diamanakan
oleh Sang Raja.60
Lalu, dengan kesepakatan bersama, keenam orang tadi kembali ke
pengah untuk melaporkan perihal keberhasilan mereka dan meminta izin
untuk bertempat tinggal dan mencari hidup disana. Setelah mendapatkan izin
untuk menetap dan membina rumah tangganya keenam orang yang berasal
dari minangkabau ini mulai mempersiapkan kehidupan mereka di sana dan
membangun kehidupan mereka dengan sebaik-baiknya.
Adapun beberapa nama yang merantau tersebut di antaranya adalah
Datuk Mangkuto Alam menetap di Dusun Tamalang, Datuk Mangkuto Sati
menetap di Dusun Sungai Berduri, Penghulu Batuah menetap di Dusun
60
Ibid.
41
Meribung, Datuk Rajo Nan Sati menetap di Dusun Mersip, Bagindo Suman
menetap di Lubuk Berdorong, Dan Singo Marajo Menetap di Dusun Napal
Melintang.
Nama terakhir di yakini merupakan salah seorang menantu dari
Bangsawan Bugis yang telah lama menetap di kawasan ini, konon di sebutkan
sebagai Induk Somang di Kawasan Bukit Bulan, akan tetapi silsilah
keturunan dari Bugis tersebut tidak lagi di temukan di daerah ini. Datuk Sati
Mangku Rajo ini juga lah Yang di Yakini oleh Masyarakat Desa Napal
Melintang sebagai Nenek Moyang Mereka.
Melihat sejarah yang berkembang di Bukit Bulan, dikenal lah salah satu
bentuk sistem kekerabatan yang dalam bahasa lokal masyarakat tersebut
Dengan kalbu yang cukup berperen dalam berbagai hal yang menyangkut
kemaslahatan warga di daerah ini. Kalbu adalah gabungan warga masyarakat
yang merasa sebagai satu kesatuan ketrurunan atau berasal dari Nenek
Moyang yang sama. Biasanya dari seseorang Nenek Moyang bisa menurukan
beberapa kalbu, sesuai dengan jumlah anaknya, dalam satu keluarga bisa
terdapat sekitar 30 Kepala Keluarga inti, sampai saat ini masih jelas
keberadaan kalbu yang ada di wilayah marga Bukit Bulan ini. Dari
penelusuran di Dusun Napal Melintang sampai saat ini masih anut sistem
kalbu, adapun kalbu yang ad di dusun Napal Melintang adalah kalbu
kampung Benao, kalbu kampung tengah, kalbu Napal Melintang, dan kalbu
kampung Bukit.61
Keberadaan kalbu ini sangat penting. Hal ini dapat terlihat pada acara-
acara tertentu minsalkan pada acara pernikahan, sunatan anak, pembangun
rumah, penyambutan pada tamu Istimewa, dan cukuran anak. Yang mana
pada acara tersebut adanya aturan kehadiran ditengah masyarakat Napal
Melintang dan masyarakat lainnya di Bukit Bulan, yang berpusat pada
keharusan dengan adanya Bungo Kelapo, bunga kelapo ini bukan lah hanya
sebuah hiasan akan tetapi sebagai hantaran dari keluarga yang melaksanakan
repsesi upacara tersebut. Bungo kelapo yang telah dirangkai, selanjutnya akan
61
Ibid.
42
dibawah kelokasi repsesi. Pembuat dan pembawa bungo kelapo itu adalah
Induk Bako (saudara perempuan dari Ayah, Istri Saudara Laki-laki Ibu).
Bila mana semua anggota keluarga luas dari pihak keluarga yang
melaksanakan resepsi dianggap telah lengkap dan mengantar semua bungo
kalapo nya maka salah seorang tuo tenganai dari pihak keluarga besarnya
menyampaikan kata hantaran bagi semua pihak yang hadir. Biasanya
ungkapan adat yang di sampaikan menyangkut sistem kekerabatan dan
pentingnya kesatuan dari keluarga mereka.
Jika seorang saudara perempuan Ayah atau Istri saudara laki-laki ibu
disebut dengan Induk Bako, maka saudara laki-laki ibu disebut dengan
tenganai. Yakni salah seorang yang dituakan/ditokohkan dalam satu
kampung. Kalbu, atau pun rumah. Peran tenganai adalah yang menentukan
tengah dan tepi, ujung ataupun batas.
„‟anak barajo ka bapak, kepenakan barajo kamamak, umah sekato
tenganai, luak bak pengulu, kampung ba tuo, alam barajo‟‟
Demikianlah pepatah adat yang dikutip oleh Pak Abdullah kepada kami
perihal kekerabatan tau garis keturunan.62
Salah satu bentuk pemanfaatan alam tapi tetap mempertimbangkan
pelestariannya yang terakhir kali yang dilakukan oleh masyarakat Napal
Melintang adalah pengesahaan lubuk larang sungai limun yang dikelola
langsung oleh masyarakat. Lubuk larang lebih mirip seperti tempat penakaran
ikan secara alami yang biasanya mengunakan media sungai. Tidak ada
perlakuan spesial seperti halnya dalam budidaya ikan. Hanya saja masyarakat
tidak diperbolehkan untuk mengambil ikan-ikan yang ada di wilayah lubuk
larang yang sudah ditentukan sampaia pada waktunya tiba/panen. Tempat dan
masa lubuk larang sesuai kesepakatan. Jika masa panen telah tiba ikan-ikan
hasil panen akan dibagi-bagikan secara merata kemasyarakat. Cara panen pun
di atur , minsalnya tidak boleh menggunakan bahan kimia, atau mengambil
ikan-ikan tertentu. Jika melanggar masyarakat akan didenda berupa kambing
62
Sumber Data: Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Abdullah Selaku Tuo Kepala
Adat Desa Napal Melintang 30 Juli 2019
43
atau uang sekitar 5 juta Rupiah. Inilah bentuk sederhana masyarakat desa napal
melintang dalam memanfaatkan hasil alam tanpa harus merusaknya.
Dihal lain, desa ini memiki makanan khas seperti singgang/pepes,
kerajinan tangan berupa tikar , bakul, tudung saji, dan kiding. Serta alat musik
yang disebut oguang, yang terbuat dari kuningan dan dipukul sebagai gemelan
di jawa barat.
Budaya menarik lainnya adalah sistem musyawarah yang selalu melekat
dalam pengambilan keputusan yang dianggap penting. Seperti hal yang
diungkapkan oleh pak fahruddin bahwa ada tradisi yang biasa dilakukan
penduduk dusun, dimana pihak lelaki menjemput pihak perempuan untuk
dibawa kerumah dan tinggal di rumah pihak laki-laki sementara waktu, saat itu
pihak laki-laki dan keluarga melakukan musyawarah dirumah pihak
perempuan. Musyawarah tersebut menentukan tanggal-tanggal repsesi
pernikahan.63
3.2 Kondisi geografis Desa Napal Melintang
1. Koordinat Desa
X : 48 M 0214739
Y : UTM 9705621
2. Batas-batas Desa :
Utara : Kec. Batang Asai
Selatan : Prov. Sumsel
Timur : Desa Meribung
Barat : Kec. Batang Asai
3. Pejabat Pemerintah Desa :
Kepala Desa : Fahruddin
Sekretaris Desa : Robisatiawan
Kaur Pemerintahan : Sudarto
Kaur keuangan : Candra
63
https://mapalasiginjai.unja.ac.id(diakses pada tanggal 30 Juli 2019
44
Kaur Umum : Ansori
Ketua BPD : Firdaus
Ketua Lembaga Adat : Abdulah
Tokoh Masyarakat : Ahmad. M
4. Kepala Dusun
- Dusun Napal Melintang : Abdullah
- Dusun Dalam : Abas Tiar
- Dusun Manggis : Arwis
Desa Napal Melintang terbentuk pada tahun 1978. adapun asal usul
masyarakat desa Napal Melintang umumnya berasal dari Minang, sumatra barat.
Desa Napal Melintang memiliki luasan 92 kilometer persegi (m²) dengan jumlah
dusunnya 3 buah, yang berada pada koordinat.64
diantaranya :
1. Dusun Napal Melintang
X : 48 M 0214739
Y : UTM 9705621
2. Dusun Dalam
X : 48 M 0216258
Y : UTM 9705611
3. Dusun Manggis
X :-
Y :-
Jarak dari desa napal melintang menuju pusat – pusat pemerintahan, yaitu :
1. ke Kecamatan
a. Akses Jalur darat
b. Jarak 56 KM
c. Waktu 180 Menit
d. Ongkos Rp. 50.000
2. Ke Kabupaten
a. Akses Jalur darat
64
Ibid.
45
b. Jarak 80 KM
c. Waktu 240 Menit
d. Ongkos Rp. 60.000
3. Provinsi
a. Akses Jalur darat
b. Jarak 260 Km
c. Waktu 600 Menit
d. Ongkos Rp. 185.000
Tabel.3.1
Jumlah penduduk Desa Napal Melintang (Data Tahun 2019)65
No Penduduk Jumlah
1 Laki-laki 428 Jiwa
2 Perempuan 443 Jiwa
871 Jiwa
Sumber Data: Dokumen desa Napal Melintang
Dari tabel diatas jumlah penduduk laki-laki sebanyak 428 jiwa
sedangkan penduduk perempuan sebanyak 443 jiwa dengan Pertambahan
penduduk desa Napal Melintang dalam satu tahun terakhir, untuk jumlah bayi
yang lahir berjumlah 15 orang, sedangkan yang datang menetap sebanyak 5
orang, dengan alasan menikah dengan penduduk setempat.
Untuk pengurangan jumlah penduduk (yang meninggal dunia) dalam satu
tahun terakhir sebanyak 3 orang, sedangkan penduduk yang pindah keluar
dari desa hanya 1 orang, dengan alasan menikah dengan penduduk luar desa.
Tabel. 3.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
No Kelompok Umur
(tahun)
Jumlah
Penduduk
1 0-5 124 Jiwa
2 6-12 162 Jiwa
65 Dokumen Desa Napal Melintang
46
3 13-50 486 Jiwa
4 51-60 75 Jiwa
5 >60 24 Jiwa
Jumlah 871 Jiwa
Sumber Data: Dokumen Desa Napal Melintang
Dari tabel diatas dapat disimpulkan Komposisi penduduk berdasarkan
etnis/ suku di Desa Napal Melintang yaitu suku melayu dengan jumlah kepala
keluarga 222 orang dengan jumlah jiwa 856 jiwa, sumatra selaatan 13 jiwa, aceh
1 jiwa dan jawa 1 jiwa. Agama dan bahasa daerah, Untuk kelompok atau
golongan keagamaan, desa Napal Melintang keseluruhan memeluk agama Islam
yaitu berjumlah 222 Kepala keluarga atau 871 jiwa. Bahasa daerah yang
digunakan adalah bahasa Melayu Jambi.
Penggunaan lahan :
- Persawahan : 160 hektar
- Pemukiman penduduk : 150 hektar
Distribusi hak atas tanah di desa (Data desa):
1. Tidak memiliki lahan : 47 hektar
2. 0 s/d 1 ha : 142 hektar
3. > 1 s/d ha : 33 hektar
4. > 2 s/d 5 ha : - hektar
5. > 5 sd 10 ha : - hektar
6. > 10 ha : - hektar
Fasilitas pendidikan:
1. PAUD
- Gedung : -
- Guru : -
- Murid : -
2. SD
- Gedung : 3 Unit
- Guru : 18 orang
47
- Murid : 131 orang
3. SMP
- Gedung : 1 Unit
- Guru : 6 orang
- Murid : 85 orang
Jumlah rumah di desa dan pembagian jenisnya:
1. Bangunan permanen : 5 buah
2. Bangunan semi permanen / panggung bagus : 189 buah
3. Bangunan gubuk / pondok tanah / pondok panggung : 28 buah
Jumlah : 222 buah
Tenaga medis di desa :
Tenaga medis atau tenaga kesehatan yang ada di Desa Napal Melintang
berjumlah 1 orang bidan yang ada sejak tahun 2011.
1. Jenis prasarana kesehatan : Rumah bidan desa
2. Penyakit yang paling menonjol : ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
3. Jumlah dukun bayi : 7 orang
Jumlah dukun lainnya : 3 orang
Jenis komoditi penting dilahan pertanian :
Komoditi untuk kategori tanaman keras (kebun) yaitu tanaman karet, jenis
karet lokal sejak tahun 2005, dengan jumlah luasan yaitu 150 hektar.
Dan untuk kategori tanaman muda (ladang) yaitu tanaman padi jenis padi lokal,
yaitu sejak tahun 1978, dengan jumlah luasan 80 hektar.
Hasil pertanian dan penjualan produk pertanian :
1. Padi
- Umumnya konsumsi sendiri.
2. Karet
- Harga Tahun Lalu: Rp. 7.000
- Harga Tahun ini : Rp 5.000
Aktifitas Masyarakat:
Kelompok Tani :
1. Bukit Bulan
48
2. Ketari Indah
3. Lubuk Kasai
4. Air Lului
5. Colau Petak
6. Sungai Pendek
7. Induk Somang
8. Harapan Jaya
9. Ulu Sulung
10. Sungai Sunsang
11. Sungat Tompat
12. Sungai Serik66
Kalender kegiatan :
- Mulai bersawah : Februari – maret
- Panen padi sawah : Juli
- Panceklik : Mei – juni
- Musik kenduri/ hajatan : Umumnya usai hari raya besar islam (idul fitri/
idul adha) Kegiatan ekonomi rumah tangga sebagai sumber penghidupan :
Tabel 3.3
Pekerjaan penduduk Desa Napal Melintang
No Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Status Pendapatan
1 Persawahan 15 Tidak tetap
2 Perladangan 51 Tidak tetap
3 Perdagangan 40 Tetap
4 Perkebunan 26 Tidak tetap
5 Pegawai
(negeri/swasta)
7 Tetap
6 Tukang 5 Tidak tetap
7 Mengambil hasil hutan
non kayu dan sejenis
nya
8 Musimam
66
Sumber Data : Wawancara peneliti dengan Bapak fahruddin kepala Desa Napal
Melintang Selaku Responden Penelitian, 29 Juli 2019
49
Sumber Data : Kepala Desa Napal Melintang
Dari penjelasan tabel diatas bahwa menurut penulis dari sekian penduduk
laki-laki 428 Jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 443 jiwa, kurang
seimbang dengan penduduk yang bekerja sejumlah 152 orang. Hal ini
disebabkan karena oleh keterbatasan data yang ada didesa Napal Melintang.
Namun di sisi lain ini bisa jadi disebabkan dengan ketertinggalnya perdesaan,
jauhnya askses keperkotaan, kurang nya mata pencarian yang hanya
mengandalkan bertani saja. Serta banyak orang yang putus sekolah disebabkan
tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan.
Kelembagaan Desa:
1. Lembaga formal yang ada di desa
- LPM : Jumlah anggota 17 orang, Terbentuk tahun 2003 (Aktif)
- BPD : Jumlah anggota 5 orang, Terbentuk tahun 2000 (Aktif)
2. Lembaga non formal yang ada di desa
- Karang Taruna : Jumlah anggota 15 orang, Terbentuk tahun 2003 (Aktif)
- Majelis Taklim : Jumlah anggota 30 orang, Terbentuk tahun 1995 (Aktif)
Gender:
Kegiatan perempuan berupa pekerjaan ringan diladang pada saat panen
dan kegiatan perempuan lainnya, seprti yasinan Ibu-ibu dengan Jumlah anggota
20 orang yang terbentuk sejak tahun 2011 dan hingga saat ini masih aktif/ rutin
dilaksanakan.
3.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Napal Melintang
50
Gambar. 3.4
Struktur Pemerintahan Desa Napal Melintang67
3.4 VISI Dan MISI
1. Visi adalah sebuah cita-cita atau angan-angan luhur sebagai arah atau tujuan
bersama yang berlandaskan pada kondisi dan potensi serta tantangan
kedepan yang akan dihadapi oleh masyarakat desa, maka visi pembangunan
Desa Napal Melintang adalah “Desa Napal Melintang Maju, Mandiri dan
Sejahtera”.
2. Desa Napal Melintang yang maju memliki arti bahwa tingkat kemakmuran
masyarakat desa relative labih baik dari desa lain yang tercermin dari
tingkat pendapatan rata-rata masyarakat, pembangunan yang merata,
perkembangan lembaga pranata social yang ditandai oleh peran serta
masyarakat secara nyata dalam segala aspek kehidupan baik ekonomi,
sosial, politik, keamanan dan ketertiban.
67
Sumber Data, wawancara oleh peneliti dengan Bapak Fahruddin Selaku selaku responden
penelitian, 30 Juli 2019.
SEKRETARIS DESA
ROBISATIAWAN
KEPALA DESA
FAHRUDDIN
K. KEUANAGAN
CANDRA
K. UMUM
ANSORI
KEP. SEKSI
KESRA
SUDARTO
KADUS 2
ABASTIAR
K. PERENCANAAN
M. ILHAM
KEP.SEKSI
PELAYANAN
KADUS 3
ARWIS
KADUS 1
ABDULLAH
BPD FIRDAUS
RT
01. DAHRIF
02. SUKARNO
03. DINAN
04. KASIR
05. SYAHRIAL
06. ISKANDAR
07. ARAFIK
51
3. Desa yang mandiri memiliki arti bahwa ketersediaan sumber daya manusia
yang berkualitas, kemampuan aparatur Desa yang baik dan
bertanggungjawab terhadap tugas dan fungsinya masing-masing
berkembangnya sumber daya desa yang ada dengan tidak bergantung
kepada kerjasama dengan pemerintah daerah dan swasta untuk peningkatan
kemampuan desa.
4. Desa Napal Melintang yang sejahtera memiliki arti bahwa prinsip
kesejahteraan harus menjadi landasan sekaligus tujuan utama dari
pelaksanaan pembangunan di Desa, sehingga setiap kegiatan dan output dari
pelaksanaan pembangunan harus dapat menciptakan masyarakat DesaNapal
Melintang yang sejahtera yang ditandai dengan peningkatan pendapatan
sehingga terlihat pada tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi,
kesehatan semakin membaik dan semakin baik pula kualitas masyarakat
dalam menunaikan ibadah dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
2. Misi
Misi yang diemban oleh Desa untuk mewujudkan Visi atau kehendak luhur
dari seluruh Masyarakat Desa Napal Melintang Sempurna sebagai
implementasi dari yang penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pemerataan pembangunan Desa Napal Melintang disemua
segi.
2. Mewujudkan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pendidikan dan
pelatihan keterampilan agar sumber daya manusia lebih meningkat supaya
dapat memanfaatkan SDA lebih maksimal.
3. Mewujudkan pembangunan sarana prasarana maupun modal usaha dan
keterampilan.
4.
3.5 Kependudukan
1. Jumlah penduduk
52
Jumlah penduduk Desa Napal Melintang terdiri dari 428 jiwa laki-laki, 443
jiwa perempuan , dan jumlah kepala keluarga 222 KK.
Dari keterangan diatas terlihat bahwa jumlah penduduk di Desa napal
Melintang berjumlah 871 jiwa. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin
laki-laki dan hampir setara meskinpun lebih banyak penduduk yang berjenis
kelamin perempuan dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin laki-
laki.
2. Tingkat kemiskinan
Kemiskinan sebagai suatu kondisi serba kurang dalam pemenuhan
kebutuhan ekonomi suatu masyarakat dianggap gangguan terwujudnya
kesejahteraan sosial, jumlah paenduduk miskin diberjumlah 135 KK
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Miskin
No Tahun Jumlah
1 2018 198 Jiwa
2 2019 137 Jiwa
Sumber Data: kepala Desa Napal Melintang
Tabel di atas merupakan hasil wawancara dari bapak fahruddin selaku
kepala desa Napal Melintang jumlah penduduk miskin Desa Napal
Melintang pada tahun 2018 angka kemiskinan mencapai sebanyak 198
kepala keluarga sedangkan 2019 angka kemiskinan sebanyak 137 kepala
keluarga. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa angka kemiskinan
mengalami penurunan dari pada 2018. karena orang-orang yang ini lah yang
menerima bantuan raskin apabila bantuan tersebut telah keluar dari
pemerintahan daerah.
3. Kondisi Ekonomi Desa
mata pencaharian dapat dikatakan sebagai sebuah aktifitas manusia
untuk memperoleh taraf hidup yang layak, dimana antara satu daerha
dengan daerah yang lainnya selalu berbeda yang bedanya menyesuaikan
dengan taraf kemampuan penduduk. Mata pencaharian sebagian besar warga
Desa Napal Melintang adalah petani. Mereka mengelola lahan pertanian
53
yang masih mendominasi area wilayah mereka, selain itu juga
memanfaatkan lahan untuk budidaya pembibitan ikan. Kehidupan warga
Desa Napal Melintang sebagian besar didominasi dengan pola kehidupan
masyarakat padi (pertanian) sebagai potensi besar Desa Napal Melintang.
4. Kondisi pendidikan
Meskipun kekayaan alam Desa Napal Melintang sangat beragam dan
mempunyai potensi untuk dikembangkan, Namun, penduduknya masih
tergolong kurang dalam perekonomian. Banyak anak-anak dan remaja yang
hanya bisa sekolah sampai SMP saja dikarenakan himpitan biaya untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi cukup besar sehingga banyak
yang memilih untuk berhenti sekolah bahkan memilih untuk menikah
Diusia Dini, ada juga merantau ke luar kota dan tidak melanjutkan ke
SMA. Ada pun komposisi pendidikan sebagai berikut:
Tabel. 3.6
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan68
No Keterangan Jumlah (orang)
1 Buta Huruf 652 orang
2 Tamatan SD 93 orang
3 Tamatan SMP/MTS 70 orang
4 Tamatan SMU/MAN Sederajat 40 orang
5 Tamatan D3 5 orang
6 Tamatan Perguruan Tinggi 11 orang
Sumber Data: Dokumen Desa Napal Melintang
Dari uraian tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar penduduk
desa Napal Melintang buta huruf sebanyak 652, tamatan SD sebanyak 93
orang, tamatan SMP/MTS sebanyak 70 orang, diikuti dengat tamatan
68
Ibid
54
SMU/MAN sederajat sebanyak 40 orang, Sedangkan lulus D3 5 0rang,
lulusan Perguruan tinggi sebanyak 11 orang, serta banyak yang putus
sekolah, ini menunjukan masih rendah kesadaran masyarakat di bidang
pendidikan.
5. Tipologi Desa
Desa Napal melintang termasuk kedalam tipe tipologi Desa Swadaya
(Tradisional) Desa swadaya merupakan desa yang peling terbelakang
dengan budaya kehidupan tradisional dan sangat terikat dengan adat istiadat.
Desa ini biasanya memiliki tingkat kesejahteraan yang sangat rendah, sarana
dan prasarana minim serta sangat tergantung pada alam.69
Secara umum
ciri- ciri desa swadaya sebagai berikut:
a. penduduk bermata pencaharian di sektor primer (bertani, menangkap
ikan dan bercocok tanam secara tradisional).
b. Produksi desa sangat rendah di bawah 50 juta rupiah pertahun.
c. Adat istiadat masih mengikat kuat.
d. Pendidikan dan keterampilan yang sangat rendah di sekolah dasar.
e. Prasarana masih sangat kurang.
f. Kelembagaan formal dan informal kurang berfungsi dengan baik.
g. Swadaya masyarakat masih sangat rendah sehingga kerapkali
pembangunan desa menunggu intruksi dari atas.
69
Ibid
55
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Strategi Pembangunan Desa dalam mengatasi Kemiskinan Pada Desa
Napal Melintang
Kemiskinan di Desa Napal Melintang di pengaruhi oleh bebara hal,
penyebab daerah yang masih terisolir atau tertinggal masih minimnya
transportasi yang membuka akses daerah dengan daerah yang lainnya sehingga
dapat menyebabkan kontribusi kurang terhadap perekonomian yang berdampak
dari pada lajunya akses perekonomian perdesaan. sarana pendidikan
masyarakat didesa cenderung rendah hal ini disebabkan kerena masyarakat
desa Napal melintang belum mengetahui berapa pentingnya pendidikan untuk
dirinya. Apabila setelah menyelesaikan pendidikan hingga SMA masih ada
pemikiran untuk maju, tapi disayangkan bagi masyarakat yang tidak
menduduki bangku pendidikan ini yang jadi memperihatinkan. Bahkan ada
juga selesai anaknya tamatan sekolah langsung dinikahkan anak-anaknya
sehingga masa depan pendidikan generasi penerus menjadi terputus dan hal ini
menyebabkan mereka hanya bergelut dilingkar kemiskinan karena minimnya
pengetahuan masyarakat dibidang pendidikan. rendahnya sarana kesehatan bisa
menyebabkan masyarakat lemah kekebalan tubuh terhadap penyakit dalam hal
menjaga kesehatan tubuh sehingga masyarakat menjadi kurang, apalagi anak-
anak belita yang masih bayi sudah mengalami kekurangan gizi. Dari penjelasan
diatas didukung oleh hasil wawancara dengan bapak Pratis, Rinduan, Abu
Kasim dan Ibu Sa‟ada mengatakan jawaban pada titik jawaban yang sama:
„‟kalau masyarakat disini sih yang lahir 80an tidak pernah merasakan
pendidikan sekolah, yang umur 80-90 hanya sebatas SD lah adalah bebrapa
orang yang melanjutkan SMP bagi yang punya biaya bagi yang tidak punya
biaya iya nganggur. tidak pernah sekolah toni soalnya dulu dakdo guru disini
ton. Pengen lah ndak sekolah gurunyo dakdo. Iya gawe nya kalau dak sekolah
langsung dijodohin orang tua jadi langsung nikah untuk menyambung hidup
ton‟‟.70
70
Sumber Data: Hasil Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Pratis, Rinduan, Abu Kasim Dan
Ibu Sa‟ada 30 Juli 2019
57
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpukan bahwa masyarakat yang
lahir 80-90an hanya sebatas SD saja bahkan ada juga yang tidak menduduki
bangku pendidikan ini disebabkan kurang biaya untuk melanjutkan pendidikan
bahkan ada juga yang dijodohin langsung dinikahkan dengan pilihan orang
tuanya ini bisa dikata kemiskin bisa di sebabkan oleh diri sendiri.
Pembangunan desa merupakan suatu model penggalian potensi dan
gagasan pembangunan desa yang menitik beratkan pada peran masyarakat
dalam keseluruhan proses pembangunan. Partisipasi aktif masyarakat dalam
segala bentuk kegiatan pembangunan diwilayahnya masing-masing sangatlah
diperlukan, hal ini dikarenakan agar dari setiap program yang dilaksanakan,
memang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat, dan sikap masyarakat
setempat, serta menuntut masyarakat agar lebih memiliki rasa tanggung jawab,
terutama terhadap program yang mereka inginkan sendiri.
Dari teori tersebut menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan desa
dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang menjadi wujud nyata
peran masyarakat dalam membangun masa depan desa. Peran masyarakat
dalam hal ini adalah analisa mengenai apa saja kebutuhan yang harus
terpenuhi, serta menuntut masyarakat agar lebih memiliki rasa tanggungjawab.
Salah satu aspek pertama, dalam mengukur dalam melihat Strategi
pembangunan dalam mengatasi kemiskin yaitu melalui pembangunan, baik
mulai dari proses perencanaan, sampai pelaksanaannya. Hasil Wawancara
dengan informan yaitu, Bapak Fahruddin selaku kepala Desa Napal Melintang
menunjukan hasil bahwa mulai dari dari proses perecanaan pembangunan
sampai peklasanaan nya selalu melibatkan masyarakat ikut serta dalam
pembangunan yang ada di Desa Napal Melintang. Analisa ini didukung dengan
data.
hasil wawancara dengan Bapak Fahruddin selaku kepala Desa Napal Melintang
mengatakan bahwa:
“Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan atau pembangunan cukup baik. Hal ini terlihat dari awal proses perencanaannyo sampai
pelaksanaannyo, seperti ketika misalkan pemerintah desa mengadakan
musyawarah dusun, masyarakat hadir dengan mengeluarkan pendapat dan
58
idenyo, terus ketika pelaksanaan atau realisasi terhadap kebutuhan, mereka
hadir ikut serta dalam proses pelaksanaan pembangunan, pembangunan jalan
dan pembangunan madrasah diniyah misalkan, pembangunan infrastruktur
jalan, pembanguan air bersih, pembangunan beronjong, pembangunan listrik
agro migro, pembangunan sarana kesehatan(posyandu), pembangunan kolam
untuk budidaya ikan dan sebagainyo. semuo masyarakat hadir dan ikut serta
dalam kegiatan tuh.”71
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan bapak Fahruddin dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan yang berlangsung di Desa Napal Melintang.
Tujuan dari pemberdayaan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat
mulai mengena pada masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan kemampuan
masyarakat dalam menganalisis kebutuhan masyarakat sendiri untuk bersama
disepakati dalam Musdus dan Musdes sehingga pembangunan dapat terlaksana
dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Menurut Arwis Pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan sebagai
kerjasama dengan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Pemberdayaan semakin popular dalam konteks pembangunan dan mengatasi
kemiskinan yang terjadi pada saat ini. konsep pemberdayaan yang diusung
adalah untuk melihat yang tidak berdaya atau lemah.
Pelaksanaan program pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
yang lainnya di pedesaan, kerap kali kurang berjalan dengan baik, dan
fenomena seperti ini berlangsung beberapa tahun kebelakang. Hal ini disebut-
sebut diakibatkan karena terbatasnya anggaran yang terdapat di setiap
pemerintahan desa, yang pada akibatnya program- program yang dilaksanakan
di desa-desa tidak berjalan secara signifikan.
Alasan-alasan seperti itulah yang pada akhirnya pemerintah pusat mulai
mengucurkan dana untuk setiap desa di Indonesia, yang disebut dengan Dana
Desa (DD). Dana yang dikucurkan tersebut dalam pelaksanaannya melihat
pada keadaan desa itu sendiri, yang pada hal ini juga akan memengaruhi pada
besaran dana yang akan diterima oleh desa tersebut. Misalnya melihat pada
luas wilayah, jumlah penduduk, dan yang lainnya. Dana desa ini diperuntukkan
71
Sumber Data, Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Fahruddin Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019.
59
salah satunya untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Dengan adanya kebijakan seperti ini, maka sekarang adalah waktu yang tepat
bagi setiap desa termasuk Desa Napal Melintang untuk berbenah diri.
Hasil wawancara dengan bapak iskandar selaku ke ketua RT mengatakan
bahwa:
„‟Program yang dilakukan pemerintah disi mulai dari program ketertiban dalam
dusun supayo dusun aman dari oknum yang tidak bertanggung jawab, salah
satu contoh nyo keamanan yang dilakukan oleh masyarakat untuk menjago
ketertiban dusun ini, dan ada juga program keluarga harapan(PKH) yaitu
berupo uang yang diberikan pemerintah desa kepada masyarakat miskin,
program dalam melestarikan lingkungan supaya masyarakat mengenal apo itu
hidup bersih ini merupakan usaho pemerintah untuk menghidari masyarakat
dari penyakit, program berupa bantuan kepado masyarakat miskin yang
disebutkan orang Raskin untuk masyarakat miskin.‟‟72
Sesuai dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, kini program
pembangunan di Desa Napal Melintang mulai dilaksanakan. Perubahan-
perubahan dalam berbagai aspek mulai terlihat. Dalam pelaksanaan
pembangunan khususnya, Pemerintah Desa Napal Melintang sendiri
menyesuaikan dengan apa yang menjadi keinginan masyarakat, dan yang
menjadi kebutuhan bagi masyarakat Desa Napal Melintang itu sendiri. Dalam
hal ini pihak Pemerintah Desa Napal Melintang melibatkan masyarakat dalam
proses penyusunan agenda kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan.
Pemerintah Desa Napal Melintang terutama setelah adanya dana desa ini
secara perlahan telah melaksanakan aktifitas dan perbaikan desa. Berbagai
responpun muncul dari masyarakat, terutama terhadap aktifitas program-
program yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Napal Melintang.
Hasil wawancara dengan bapak Abastiar, maridin dan sa‟ada mengatakan
jawaban yang sama tentang pembangunan mereka mengatakan bahwa:
„‟ kalau tuh ya yang bapak tau sih hanyo bantuan beras, buat jalan setapak,
sama buat beronjong, dan listrik. kalau masalah pembangunan yang sudah
dilakukan pemerintah desa yo seperti pembuatan posyandu yang digunakan
kata orang untuk kegunaan buat ibu hamil katanyo, pembangunan saluran
listrik buat masyarakat dusun ini, kemudian pembangunan sarana air bersih
72
Sumber Data: wawancara oleh peneliti dengan bapak Iskandar selaku responden
penelitian, 30 Juli 2019
60
seperti waduk tempat air yang biso digunakan masyarakat dusun ko.‟‟73
Hasil wawancara dengan bapak Abastiar, Maridin, Dan Sa‟ada dapat
disimpulkan Berbagai upaya memang telah coba dilakukan oleh Pemerintah
Desa Napal Melintang guna meningkatkan kualitas desa agar menjadi lebih
baik lagi, terutama dalam hal pembangunan. Selain itu, dalam pembangunan di
Desa Napal Melintang hanya baru sebatas pada ranah pembangunan fisik atau
infrastruktur saja. Dan kedepannya dana desa ini diharapkan betul-betul
digunakan untuk program-program pembangunan tidak hanya pembangunan
fisik atau infrastruktur saja, serta tepat dana desa ini tepat guna, dan tepat
sasaran.
Tabel. 4.1
Ringkasan
No Program/Strategi Efektivitas
(tepat guna/tepat sasar) keterangan
1 Pembangunan
Infrastruktur
Tepat sasaran Pemangku
kewenangan adalah
pemerintah daerah
2 Pembangunan sarana
kesehatan
Tepat sasaran Pemerintah daerah
3 Menciptakan
kelompok tani
Tepat sasaran Kewenangan
pemerintah pusat
4 Menjadikan
Desa Wisata
Belum terlaksana -
5 Perekonomian
Perdesaan
Belum terlaksana -
6 Pembangunan SDM Belum terlaksana -
Menurut Yanto Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten atau Kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan dari dana desa pada dasarnya adalah mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dengan lebih memeratakan pendapatan. Alokasi Dana
Desa dimaksudkan untuk membiayai program pemerinah desa dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan
73
Sumber Data, wawancara hasil oleh peneliti dengan bapak Abastiar, Maridin, Dan ibu
Sa‟ada selaku responden penelitian, 30 Juli 2019
61
masyarakat desa. Tujuan Alokasi Dana Desa adalah:
1) Mengatasi kemiskinan dan mengurangi kesenjagan.
2) Meningkatkan perencanaa dan penganggaran pembangunan ditingkat
desa dan pemberdayaan masyarakat.
3) Meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan.
4) Meningkatkan pengamanan nilai-nilai keagamaan, sosial, budaya dalam
rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan sosial.
5) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa.
6) Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat.
7) Meningkatakan pedapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes).
Beberapa strategi pembangunan desa dalam pengentasan kemiskinan
yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Napal melintang dalam meningkatkan
kualitas desa sebagai berikut:
1. Perbaikan akses jalan, jembatan, bronjong, waduk air bersih, listrik dan lain-
lain Pembangunan infrastruktur merupakan hal yang sangat vital dan
penting untuk mempercepat proses pembangunan berskala Nasional. Tidak
hanya itu, dengan berjalannya pembangunan infrastruktur, akan sangat
menunjang bagi masyarakat dalam menjalankan segala aktifitasnya, serta
dengan pembangunan infrastruktur ini akan berpengaruh pula dalam
berbagai sektor.
Kondisi pembangunan di Desa Napal Melintang saat ini memang
belumlah berjalan secara pesat, hal ini salah satunya dapat dilihat dari
perspektif pembangunan desa yang dapat dikatakan belumlah sepenuhnya
memadai, salah satu contohnya yaitu pembangunan infrastruktur jalan desa.
Sesuai dengan salah satu misi dari Desa Napal Melintang yakni
mengoptimalkan sarana dan prasarana desa, maka dalam proses optimalisasi
ini diawali dengan pembangunan yang salah satunya adalah pembangunan
infrastruktur.
62
Pemerintah Desa Napal Melintang melakukan suatu proses
perencanaan pembangunan desa yang bersumber dari Program Dana
Desa(DD) dan Anggaran Dana Desa ADD. Pemerintah Desa Napal
Melintang dalam pemanfaatan dana desanya, secara umum memang
diprioritaskan dalam upaya peningkatan pembangunan infrastruktur dan
pemberdayaan masyarakat.
Dana desa yang digunakan oleh Pemerintah Desa Napal Melintang
dalam rangkan untuk memberdayakan masyarakat desa, lebih diarahkan
pada perbaikan atau pembangunan sarana dan prasarana fisik desa, yang
meliputi perbaikan atau pembangunan sarana publik dalam skala kecil
seperti jalan desa, perbaiki sumber air bersih, dan perbaikan jalan ke tempat
pemakaman.
Dalam pelaksanaan pembangunan desa pada tahun 2019, Pemerintah
Desa Napal Melintang telah melaksanakan beberapa kegiatan pembangunan,
seperti perbaikan pembangunan jembatan, perbaikan pembangunan jalan di
dalam dusun-dusun, pembangunan Beronjong, pembangunan sumber air
bersih, dan pembangunan posyandu Dari hasil wawancara dengan Bapak
Firdaus selaku BPD mengatakan bahwa:
“Dengan adonyo pembangunan jembatan dan jalan, pembangunan
beronjong untuk menahan tebing di sekeliling dusun, pembangunan sarana
air bersih, pembangunan posyandu yang mano ini digunakan untuk ibu
hamil. yang dilakukan Pemerintah Desa Napal Melintang di dusun-dusun
diharapkan dapat mempermudah jalannya perekonomian/kesehatan
masyarakat di Desa Napal Melintang ko.”74
Hasil dari wawancara dengan bapak Firdaus selaku BPD Desa Napal
Melintang Dapat disimpulkan yaitu Pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah Desa Napal Melintang, pastinya berdasarkan apa yang menjadi
usulan dari setiap masyarakat, hal ini dimaksud agar pembangunan atau
pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Napal Melintang
benar-benar terasa manfaatnya.
74
Sumber Data, Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Firdaus Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019
63
2. Pembangunan sarana kesehatan
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk
bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan memberi kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Maka dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat,
pemerintah Desa Napal Melintang menyelenggarakan pemberdayaan
kesehatan masyarakat. Pembuatan posyandu di Desa Napal Melintang
menjadi program pemberdayaan dalam bidang kesehatan. Selain itu menjadi
nilai tambah dalam pemberdayaan kesehatan ini.
Selain itu, pembangunan posyandu setiap dusun , serta dibarengi
dengan pemberdayaan para kader-kader posyandu, pemerintah Desa Napal
Melintang sendiri berharap masyarakat Desa Napal Melintang terutama para
ibu hamil dan bayi, mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal, yang
pada hakikatnya sangat lah penting mereka dapatkan terutama pada ibu
hamil dan bayinya. Data ini didukung dengan Hasil wawancara dengan
bapak Sanduan selaku masyarakat mengatakan bahwa:
„‟ kalau di sini yang sudah dibangun cuman Pasyandu aja toni. Yang mana ini digunakan ibu hamil, untuk memeriksa kesehatanyo. Tapi sekarang
rumah kesehatan ini belum ditunggu ton. Selain itu, pembangunan posyandu
setiap dusun , serta dibarengi dengan pemberdayaan para kader-kader
posyandu, pemerintah Desa Napal Melintang sendiri berharap masyarakat
Desa Napal Melintang terutamo para ibu hamil dan bayi, mendapatkan
layanan kesehatan yang maksimal, yang pada hakikatnyo sangat lah penting
kami dapatkan terutama pada ibu hamil dan bayinyo‟‟.75
Hasil wawancara dengan bapak Sanduan selaku petani didesa Napal
Melintang dapat disimpulkan bahwa dengan ada nya pembangunan
posyandu ini dapat meningkatkan kejahteraan masyarakat di bidang
kesehatan terutama ibu hamil dan bayinya. Walaupun dengan sarana dan
75
Sumber Data: Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Sanduan Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019
64
prasarana yang ada yang masih dikatakan masih memadai.
3. Menciptakan kelompok tani desa Napal Melintang
Pemerintah Desa Napal Melintang Juga menciptakan beberapa
kelompok tani yang bertunjuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dibidang petanim. Salah satu programnya adalah memberikan
pelatihan yaitu cara menanam dan memupukan tanaman, serta memberikan
fasilitas alat-alat bertani.
Hasil wawacara dengan bapak Fahruddin selaku kepala Desa Napal
Melintang mengatakan bahwa:
„‟ kami selaku kepalo desa telah telah membetuk kelompok tani menjadi 12 kelompok, pertamo, kelompok tani bulan, yang kaa duo kelompok tani
ketari indah, yang ketigo kelompok tani lubuk kasai, yang ka empat
kelompok tani air lului, yang kalimo, kelompok tani colau petak, yang ka
enam kelompok tani sungai pendek, kelompok tani induk somang,
kelompok tani harapan jaya, kelompok tani ulu sulung, kelompok tani
sungain sunsang, kelompok tani sungai tompat, kelompok tani sungai serik,
yang semua yang disebut tadi itu adalah usaha kami untuk mengatasi
kemiskinan di desa napal melintang ini, ini mereupakan kebijakan dari kami
untuk mensejahterakan masyarakat yang ado pada desa Napal Melintang
iko.‟‟76
Hasil wawancara dengan bapak Fahruddin selaku kepala desa Napal
melintang dapat disimpulkan Bahwa Pemberdayaan yang dilakukan
pemerintah desa yaitu dengan membetuk kelompok tani yang mana untuk
bertujuan tercapainya sejahterakan masyarakat dibidang petani.
4. Menjadikan Desa Napal Melintang sebagai desa Wisata
Desa Napal Melintang Adalah Desa yang berpotensi wisata yang
berada pada Desa Napal Melintang. Keindahan panorama didalam goa colau
petak yang dikelilingi oleh persawahan, perbukitan, dan hutan yang
menghijau. Namun belom banyak pengunjungnya karena di kendalakan
dengan askes infrastruktur nya belum memungkinkan.
Oleh karena itu, pemerintah Desa Napal Melintang ingin
76
Sumber Data, Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Fahruddin Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019
65
mengembangkan potensi desa untuk dijadikan Desa Wisata. Yang bertujuan
untuk salah satu pemberdayaan masyarakat mengatasi kemiskin yang
dilakukan oleh pemerintah Desa Napal Melintang. Berdasarkan hasil
wawancara dengan bapak Ansori selaku kaur umum Didesa Napal
Melintang mengatakan:
„‟sejauh iko, pihak desa mempersiapkan konsep desa wisata yang namo nyo
guo culau petak dengan membentuk kelompok pengurus di bidang
lingkungan. Meski membutuhkan peningkatan infrastruktur, namun pihak
nyo telah berkomitmen mengalokasikan sejumlah anggaran guno
memberikan kenyaman bagi para pengunjung. Sementara itu untuk wisata
belom di pungut biayanyo. Kedepan, konsep pengelolaan wisata beserta
hutan iko akan diarahkan dengan membentuk Badan Usaha Milik
Desa(BUMDES) dan setiap dari pado setahun sekali akan diada syukuran di
goa celau petak tersebut. Selain menambah pendapatan bagi Desa, tentu
pembangunan ini bisa dapat meningkat perekonomian masyarakat sekitar”.77
Dari hasil wawancara dengan bapak Ansori selaku kaur umum diatas
dapat di simpulkan bahwa potensi di Desa Napal Melintang sangat menarik
perhatian pengujung dengan panorama alam sekitar dan didalam goa celau
petak tersebut banyak ornamen yang di indah didalamnya, sehingga bisa
menarik simpati para pengujung untuk selalu berwisata di goa celau petak
ini, dengan demikian ada nya pembangunan ini bisa mengatasi kemiskin
yang terjadi di Desa Napal Melintang ini.
5. Pembangunan perekonomian memiliki dampak yang positif dalam segi
ekonomi maupun sosial yang berdampak pada perekonomian masyarakat
Desa yang baik dalam segi melakukan pekerjaan dapat meningkat
pendapatan masyarakat.
Apabila masyarakat merasakan dampak dari pembangunan yang
membuat perekonomian menjadi meningkat, artinya pembangunan tersebut
mengalami dampak yang positif serta menjadikan masyarakat sejahtera.
Berdasarkan analisa diatas, pembangunan yang dilakukan pemerintah
desa bersama masyarakat merupakan wujud keinginan masyarakat Desa
77
Sumber Data, Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Ansori Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019
66
Napal Melintang untuk lebih maju dan berkembang. Partisipasi masyarakat
meningkat dengan adanya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Hasil
wawancara dengan bapak pratis selaku honor desa Napal Melintang
mengatakan bahwa:
„‟pembangunan yang sudah dilakukan oleh pemerintah desa yang sudah
tampak sih seperti pembuatan geronjong gunanya untuk menahan ditepih
sungai, pembangunan jalan setapak yang diperuntukan hanya dalam dusun
saja, pembangunan posyandu, pembangunan PLTD, pembangunan sarana
pendidikan, pembangunan tempat air bersih dan lain-lain sebagainyo‟‟.78
Hasil wawancara dengan bapak pratis dapat disimpulkan bahwa
Pemerintah Desa Napal Melintang telah melakukan pembangunan
beronjong, jalan setapak, PLTD, renovasi sarana pendidikan, dan air bersih.
Pembangunan bertujuan supaya meningkat kesejahteraan masyarakat dalam
mengatasi kemiskinan.
Dengan adanya pembangunan mengunakan dana desa dalam
pembangunan sarana dan prasarana desa serta berjalannya program
pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini didukung dengan wawancara
dengan bapak Suwan dan Arwis mereka memiliki jawaban yang sama dalam
bidang pembangunan ini mereka mengatakan:
„‟Dengan adonyo pembangunan desa mengunakan dana desa dalam
mengatasi kemiskinan, pemerintah desa mengajak dan merangkul semua
masyarakat yang berado pado Desa Napal Melintang untuk ikut serto dalam
pembangunan ko. Agar biso ditingkatkan dari berbagai aspek pembangunan,
baik itu pemberdayaan kependudukannyo, kesejahteraannyo, dan
masyarakatnyo. Sedikit demi sedikit kito tingkatkan, contonhyo adolah
peningkatan sarana transportasi, peningkatan sarana pendidikan,
peningkatan sarana kesehatan (posyandu), peningkatan sarana
keamanan(poskambling), memperbaiki sarana ibadah, serta memberi
penyuluhan dan mengoptimalkan kelompok tani yang berado pado dusun
ko.‟‟79
78
Sumber Data, Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Pratis Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019. 79
Sumber Data, Wawancara Oleh Peneliti Dangan Bapak Suwan Dan Arwis Selaku
Responden Penelitian, 30 Juli 2019.
67
Hasil wawancara dengan bapak Suwan dan Arwis dapat disimpulkan
mengatakan pada titik jawaban yang sama tentang pembangunan, dari hasil
wawancara diatas bahwa pemerintah Desa Napal Melintang berupaya
mempertangungjawabkan apa yang menjadi amah bagi pemerintah desa
yang mengelola dana desa dengan merangkul semua pihak dalam
pemberdayaan dan pembangunan.dalam pembangunan sarana dan prasarana
Desa dibangun bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat dari aspek
kesehatan, pendidikan, keamanan, serta perekonomian masyarakat.
6. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam Desa , oleh karena itu, SDM harus di kelola dengan
baik untuk meningkatkan efektivitas kualitas manusianya. Dimana
perdesaan merupakan penopang ekonomi perkotaan, jika SDM diperdesaan
dibangun serta diberikan pendidikan dan pelatihan yang baik, bukan tidak
mungkin akan berkembang seperti SDM di perkotaan dimana mereka dapat
menguasai teknologi. Sehingga diharapkan jika SDM baik diperkotaan
maupun perdesaan dapat berkembang dan baik, maka dengan adanya
pembangunan SDM ini diharapan bisa menciptakan SDM yang berkualitas
dibidang nya masing-masing.
Hasil wawacara dengan bapak Fahruddin selaku kepala Desa Napal
Melintang mengatakan bahwa:
„‟Untuk meningkatkan sumber daya manusio kami selaku kepalo desa ko hanyo memberikan pelatihan-pelatihan atau penyuluhan baik itu dari segi
pelatihan untuk bertani, perikanan, kerajinan seperti anyaman tikar,
membuat bakul, membuat rambung, cara membudidayo dalam merawat
ikan, cara merawat kebun dengan pupuk dan lain-lain sebagainyo‟‟.80
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan
pelatihan/penyuluhan kepada masyarakat itu bisa mengatasi kemiskin
didesa Napal Melintang dengan cara memerikan pelatihan khusus di bidang
80
Sumber Data, Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Fahruddin Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019.
68
pertanian, perikan, kerajinan tangan seperti membuat anyaman tikar,
membuat bakul, membuat rambung dan sebagainya.
4.2 Kendala-kendala pembangunan dalam mengatasi kemiskinan di Desa
Napal Melintang.
Pembangunan masyarakat desa pada hakekatnya bertujuan meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara keseluruhan agar lebih baik, lebih
menyenangkan dan mengenakkan warga masyarakat dari keadaan sebelumnya.
Mencapai kesejahteraan, itu lah yang menjadi tujuannya.
Pembangunan masyarakat desa dan tujuannya selalu dikaitkan dengan
masalah‟‟kemiskinan‟‟yang dialami sebagian ‟‟masyarakat‟‟ dalam
kategori‟‟masyarakat desa‟‟, dan lebih khusus lagi‟‟masyarakat‟‟petani
kecil.‟‟hambatan dalam pelaksanaan‟‟ pembangunan masyarakat desa‟‟, antara
lain adalah keadaan penduduk yang sangat „‟miskin‟‟, kebodohan dan
pengalaman-pengalaman mereka yang serba menyusahkan dan menyedihkan
pada masa lampai nantinya, menyebabkan para petani pada umunnya dicekam
rasa takut, menjadi apatis, berserah diri pada nasib (yang jelek), tidak ada
keberanian untuk mencapai prestasi secara individu, tidak ada keberanian
menanggung risiko untuk merubah nasib mereka yang bagaikan berada
didalam rawa-rawa yang memerlukan pertolongan dari luar untuk menariknya.
Masalah yang dihadapi dalam meningkatkatkan kesejahteraan
masyarakat perdesaan dapat dimasukan kebeberapa masalah utama, ada
beberapa kendala yang utama sebagai berikut:
1. keterbatasan pembangunan infrastruktur pada prinsipnya adalah suatu proses
dan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk
mencapai situasi atau kondisi yang lebih baik dari saat ini. Dilaksanannya
proses pembangunan ini tidak lain karena masyarakat merasa tidak puas
dengan keadaanya saat ini yang dirasa kurang ideal. Namun demikian perlu
disadari bahwa pembangunan adalah sebuah proses evolusi, sehingga
masyarakat yang perlu melakukan secara bertahap sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki dan masalah utama yang sedang dihadapi. Hasil wawancara
69
dengan bapak Fahruddin selaku kepala desa Napal Melintang mengatakan
bahwa:
„‟ kendala dalam pembangunan banyak lah kendalanya, yang pertamo
keterbatasan infrastruktur, yang keduo keterbatasan pendidikan dimana orang
desa Napal Melintang ko pendidikan nya rata-rata rendah kerena banyak
mereka yang tidak sekolah kerena keterbatasan sarana pendidikan dan juga
keterbatasan biaya untuk melnjutkan pendidikannya. Bisa di katokan di siko
banyak yang buta huruf apa lagi yang tuo-tou yang umur 80 kebawah tidak
pernah yang namanya sekolah itu.‟‟81
Hasil wawancara dengan bapak Fahruddin dapat disimpulkan bahwa
dengan rendah nya pendidikan masyarakat akan mempengaruhi pembangunan
akibat rendah tingkat pendidikan masyarakat desa Napal Melintang. Maka ini
akan menjadi kendala dalam proses pembangunan.
2. Keterbatasan kemampuan, masih kurang berkembang kehidupan masyarakat
perdesaan karena terbatasnya akses masyarakat perdesaan yang hanya
beradaptasi didesa saja, terutama kaum perempuan, kesumber daya produktif,
seperti lahan, permodalan, infrastruktur, dan teknologi serta akses terhadap
pelayanan publik dan pasar. Dan data ini didukungan dengan hasil wawancara
dengan bapak Abu Kasim, Arel, dan Rinduan jawaban yang sama dengan
mengatakan bahwa:
„‟kendalanyo kurangnya pengalaman masyarakat dalam bidang pendidikan,
jauhnya akses masyarakat dari perkotaan. yang kedua keterbatasan
kemampuan penduduk dalam memenuhi ekonomi, yang ketiga ada bantuan
yang dapat hanya yang mampu jugo mendapatkan dari bantuan tersebut,
contohnyo bantuan Raskin yang mampu juga mendapatnya.‟‟82
Hasil wawancara dengan bapak Abu Kasim, Arel Dan Rinduan dapat
disimpulkan bahwa kurangnya pengalaman masyarakat dibidang pendidikan,
jauh akses masyarakat dari perkotaan, keterbatasan kemampuan masyarakat,
ketidak tepat sasaran bantuan itu akan berdampak kepada pembangunan.
3. keterbatasan pendidikan masih terbatasnya kapasitas kelembagaan
81
Sumber Data, Wawancara Dengan Bapak Fahruddin Selaku Responden Penelitian, 30
Juli 2019. 82
Sumber Data, Hasil Wawancara oleh peneliti Dengan Bapak Abu Kasim, Arel Dan
Rinduan Selaku Responden Penelitian, 30 Juli 2019.
70
pemerintahan ditingkat lokal dan kelembagaan sosial ekonomi untuk
mendukung peningkatan sumberdaya pembangunan perdesaan. Dalam hal ini
berkaitan dengan pendidikan sebagai suatu sistem dalam membangungun
kualitas pengetahuan masyarakat dibidang pendidikan, maka masalah
pendidikan yang saat ini, permasalahan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan salah satu faktor penting utama yang mempengaruhi
penyelanggaraan pendidikan. Dan juga kekurangan jumlah tenaga guru dalam
hal mengajarkan tenaga didik.
Hasil wawancara dengan bapak ansori selaku kaur umum mengatakan bawah:
„‟kalau masyarakat disini banyak yang buta huruf. Masih syukur
alhamdulillah cuman tamat sebatas Smp karena itu lah yang di capai oleh
biayanya.kalau masyarakat banyak yang tidak menduduki pendidikan dulu
semua serba susah masih mending kamu kini masih bisa sekolah syukur
alhamdulillah‟‟.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan masih
minim karena yang butah huruf saja sangat banyak itu artinya tingkat
pendidikan di perdesaan khusus di napal melintang ini masih
memprihatinkan.
4. keterbatasan ekonomi masih kurangnya keterkaitan antara kegiatan ekonomi
perkotaan dan perekonomian perdesaan yang mengakibatkan makin
meningkatnya kesenjangan ekonomi dan kesenjangan pelayanan infrastruktur
antar wilayah. Makna dari konsep pembangunan infrastruktur bukan hanya
mendirikan monumen mati. Membangun infrastruktur adalah membangun
jiwa dan badan indonesia membangun kebangsaan indonesia itu sendiri.
Infrastrur menyentuh semua orang, semua aspek yang kita pedulikan harga
pekerjaaan, kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, keadilan
sosial, kesehatan, pendidikan, hingga nilai-nilai kekeluargaan dan persatuan.83
Hasil wawancara dengan Bapak Bukri, Sanduan, Rinduan, mengatakan
pada titik jawaban yang sama dalam bidang pendidikan dan pendapatan yang
mana mengatakan bahwa:
83
https://m.wartaekonomi .co.id/berita229278/desa di akses 30 Juli 2019
71
“kendalo nyo ambo lihat disini ko minimnyo tentang pendidikan masyarakat
desa ini apo lagi yang umur 80an kebawah tidak pernah sekolah mereka,
mungkin diakibatkan keterbatas akses pendidikan maupun akses
inprastruktur dari dulu sampai sekarang belom ada infrastruktur yang masuk
kedesa ini ton, pendapatan masyarakat juga tidak menetu, jauhnya akses dari
perkotaan.‟‟84
Hasil wawancara dengan bapak bukri, rinduan, dan sanduan dapat
disimpulkan bahwa minimnya pendidkin disebabkan karena tidak sekolah,
pendapatan tidak menentu, jauhnya akses dari perkotaan, maka dapat
dikatakan bahwa ini menjadi salah satu aspek kendala pembangunan dalam
mengatasi kemiskinan didesa Napal Melintang.
5. Keterbatasan Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting
dalam membangun didesa. bagaimana masyarakat bisa mengelola kekayaan
alam, kalau tingkat pendidikan masih rendah. Pengelolaan sumber daya alam
memerlukan pengetahuan dan keterampilan. Sayangnya itu belum di miliki
oleh masyarakat desa. Peningkatan sumber daya manusia tidak harus di
tempuh dari pendidikan formal, seperti sekolah melainkan bisa dilakukan
dengan berbagai pelatihan-pelatihan.
Hasil wawancara dengan bapak Ansori selaku kaur umun di desa Napal
Melintang mengatakan Bahwa:
„‟pelatihatan tersebut hendaknya dilakukan pada masyarakat yang tertinggal
di perdesaan. Materi sesuai dengan kekayaan alam yang ada dilingkungan
mereka. Seperti hal nya di Desa Napal Melintang yang kekayaannya dibidang
wisata, maka masyarakat desa Napal Melintang haruslah diberi latihan
bagaimana cara mengelola wisata tersebut dengan baik, jangan sampai
pengelolaan tersebut jatuh kepada pihak luar.‟‟85
Hasil wawancara dengan bapak ansori selaku kaur umum dapat
disimpulkan bahwa keterbatasan sumber daya manusia, maka perlu di berikan
pelatihan-pelatian khusus di bidang nya masing-masing terutama di bidang
wisata dimana potensi wisata, perekonomian, pendidikan, tetapi belom bisa
di manfaatkan dengan baik.
84
Sumber Data, Hasil Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Bukri, Rinduan, Dan
Sanduan, Selaku Responden Penelitian, 30 Juli 2019 85
Sumber Data, Hasil Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Ansori Selaku Responden
Penelitian, 30 Juli 2019.
72
6. Kerterbatasan sarana dan prasarana kesehatan merupakan faktor penting
dalam pembangunan serana dan prasarana kesehatan masyarakat di
perdesaan. Sperti halnya di desa Napal Melintang desa yang hanya memiliki
penduduk 871 KK. Tetapi dengan jangkauan yang terlalu jauh dari perkotaan,
ada salah satu dusun di desa Napal Melintang yang nama nya Dusun Manggis
hanya mengunakan kretek dan berjalan kaki menuju ke kecamatan hal ini di
sangat di perihatinkan. Dalam hal ini dapat dapat didukung dengan data yang
bersumber dari masyarakat.
Hasil wawancara dengan bapak Abu Kasim, Pratis, Abastiar
mengatakan pada titik jawaban yang sama tentang keterbatasan sarana
kesehatan mengatakan bahwa:
“kendala nya jauh dari perkotaan, transportasi mengunakan kretek untuk ke
kecamatan, kalu di sini yang sudah dibangun cuman Pasyandu aja toni. Yang
mana ini digunakan ibu hamil, untuk memeriksa kesehatanya. Tapi sekarang
rumah kesehatan ini belum ditunggu ton. Selain itu, pembangunan posyandu
setiap dusun , pemerintah Desa Napal Melintang sendiri berharap masyarakat
Desa Napal Melintang terutama para ibu hamil dan bayi, mendapatkan
layanan kesehatan yang maksimal, yang pada hakikatnya sangat lah penting
mereka dapatkan terutama pada ibu hamil dan bayinya‟‟.86
Hasil wawancara dengan bapak wawancara dengan bapak Abu Kasim,
Pratis Dan Abastiar dapat disimpulkan bahwa keterbatasan pelayanan
kesehatan ini bisa juga mempengaruhi aspek pembangunan kesehatan dalam
mengatasi kemiskinan pada desa Napal Melintang.
Tabel. 4.2
Daftar informan yang di Wawancara
No Nama Umur Alamat Pekerjaan Pendidikan
1 Fahruddin 52 Dusun Dalam Kepala
Desa
SMA
2 Firdaus 34 Dusun Manggis BPD SD
3 Ansori 48 Dusun Dalam Kaur
Umum
MTS
4 Suwan 51 Dusun Napal Melintang Imam MTS
86
Sumber Data, Hasil Wawancara Oleh Peneliti Dengan Bapak Abu Kasim, Pratis, Dan
Abastiar Selaku Responden Penelitian, 30 Juli 2019.
73
Masjid
5 Arwis 33 Dusun Manggis Kadus SMP
6 Iskandar 39 Dusun Manggis RT -
7 Abastiar 53 Dusun Manggis Tani -
8 Maridin 59 Dusun Napal Melintang Tani -
9 Sa‟ada 53 Dusun Manggis IRT -
10 Bukri 34 Dusun Napal Melintang Tani -
11 Abu Kasim 59 Dusn Manggis Tani -
12 Arel 32 Dusun Manggis Tani -
13 Rinduan 30 Dusun Manggis Tani SD
14 Sanduan 34 Dusun Manggis Tani SD
15 Pratis 29 Dusun Manggis Honor SMA
Sumber Data: wawancara yang menjadi informan dalam penelitian
Tabel diatas merupakan jumlah masyarakat yang menjadi informan yang
telah di wawancarai, informan tersebut merupakan masyarakat yang notabene nya
yang berada pada Desa Napal Melintang, sehingga dapat memberikan informasi
secara akurat. dan Informan yang diambil dari beberapa orang yang dianggap
penting. Sehingga dapat memberikan informasi yang berabeka ragam.
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan dilakukannya pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya. maka sebagai penutup penulis akan
memberikan kesimpulan terhadap penelitian yang telah dilakukan dan dapat
menarik kesimpulkan sebagai berikut:
1. Program-program Pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah desa
Napal Melintang yaitu pembangunan infrastruktur, pembangunan sarana
kesehatan, menciptakan kelompok tani, pembangunan desa wisata,
pembangunan perekonomian desa memberikan dampak yang positif karena
memberikan kemaslahatan bagi masyarakat setempat dengan tujuan untuk
mengatasi kemiskinan. walaupun ada beberapa yang belum terlaksana
namun perlu diperbaikan lagi dari setiap segi pembangunan yang ada.
Konsep pembangunan desa memahami cara pelaksanaannya dengan
memberdayakan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan, sarana
dan prasarana maupun pembangunan perekonomian lewat kegiatan
pembangunan saranan dan prasarana, pelatihan-pelatihan kreativitas seperti
pelatihan mengembangkan bakat-bakat masyarakat yang ada. Rangkaian
kegiatan pembangunan perdasaan terdiri dari sosialisasi, musyawarah
program, pelaksanaan kegiatan dan pelatihan di desa Napal Melintang telah
berjalan dengan baik dan lancar meskipun ada beberapa kendala-kendala
yang terjadi. Adanya peranan kebijakan pemerintah yang bisa
menyelesaikan masalah tersebut dengan baik tentang Pembangunan Desa
dan Kemiskinan karena ini adalah salah satu kebijakan pemerintah itu
tersendiri.
2. Kondisi kemiskinan di desa napal melintang memprihatikan, hal ini ditandai
denga keterbatasan infrastruktur, keterbatasan pengetahuan dan
pendidikannya, keterbatasan pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber
daya manusianya, maupun keterbatasan aspek sosial lainnya. Faktor
75
penyebab kemiskinan ada dua, yaitu faktor alami dan faktor buatan. Selain
kedua faktor tersebut ada faktor lain yang menimbulkan kemiskinan yaitu
itu: kurang tersedia sarana dan prasarana, kurangnya dukungan dari
pemerintah sehingga masyarakat yang miskin tidak mendapatkan hak atas
pendidikan dan kesehatan yang layak, rendanya minat masyarakat miskin
untuk mencapai haknya. Sedangkan untuk masyarakat yang memiliki
potensi dan kemampuan dalam bidangnya di asakan terus supaya menjadi
meningkatkan tarap hidup khususnya pembangunan harus bekerjasama
antara pemerintah dan masyarakat.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat di usulkan saran
yang dapat di harapkan akan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang
berkaitan dengan pembangunan dalam mengatasi kemiskinan di Desa.
Ada pun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Masyarakat
Hasil peneliti ini di harapkan menjadi pengetahuan untuk masyarakat agar
dapat mengetahui strategi pembangunan dalam mengatasi kemiskinan di
Desa agar para masyarakat lebih meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, pendidikan, meningkatkan pengetahuan Masyarakat,
Meningkatkan pendapat dibidang usaha dan lain-lain sebagainya.
2. Untuk pemerintah
Hasil penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi pemerintah
sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan
bertanggungjawab agar dapat mengatasi masalah kemiskinan khusus nya
pada desa Napal Melintang. karena masyarakat sangat membutuhkan
perhatian dari pemerintah untuk mengubah kehidupan di perdesaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya di harapkan terus dapat mencari permasalahan
yang ada didesa dan mencari solusi bagi permasalahan tersebut sehingga
dapat berguna di Masyarakat atas penelitian tersebut.
76
5.3 Penutup
Berkat rahmat allah SWT maka sampailah penulis pada akhir dari
penulisan skripsi ini. Perlu kiranya penulis kemukakan segenap daya telah
penulis curahkan secara maksimal dalam skripsi ini. Apabila dalam
pembahasannya dapat hal-hal yang bermanfaat, maka bersyukur kepada allah
SWT, karena berkat petunjuk dan hidayah-NYA. Sebaliknya jika dapat
kekurangan maka hal itu adalah kesalahan dari penulis itu sendiri, Oleh sebab
itu, penulis akan menerima segala kritikan dan saran yang bersifatnya
membangun dalam menyempurnakan skripsi ini.
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi robbil „alamiiin penulis
bersyukur kehadirat Allah SWT, dan selalu berdoa semoga tulisan ini dapat
memberi manfaat bagi penulis dan pembaca yang terhormat. Dan semoga
taufik dan hidayah-NYA selalu menyertai kita semua, amiiiin yaa robb
Jambi, 2019
Penulis
M. TONI EES150739
DAFTAR PUSTAKA
77
Literatur
Anonim, Al Quran Dan Terjemahannya.
Angga Harahap, Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat PNPM Mandiri
Bintarto, Dalam Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1989
Dede Rodin, “Pemberdayaan Ekonomi Fakir Miskin dalam Perspektif Al-
Qur‟an”, Jurnal Economica UIN Walisongo Vol. VI Edisi 1 Mei 2015.
Fred R. David, Menejemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002.
Husain Usman Purnomo Setiady Akbar, Metodelogi Sosial, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Ishaq, Metode Penelitian Hukum & Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,
Bandung : Alfabeta, 2017.
Jayadinata, et al. Pembangunan Desa dalam Perencanaan, Bandung: ITB, 2006..
Muhammad Tholhah, Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, Jakarta:
Lantabora Press, 2005.
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2015.
Nur Khoirin, et al. Pemberdayaan Petani Kebun Pisang di Lahan Kosong Sekitar
Bandara Ahmad Yani Semarang, Semarang: Laporan Karya Pengabdian
Dosen UIN Walisongo Semarang, 2014.
Rosfa Nur Azizah, Strategi Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Desa
Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi
Islam Studi pada Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten
Lampung Utara, Lampung: Skripsi UIN Raden Intan, 2017.
Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Perdesaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Setiawan Hari Purnomo dan Zulki flimansyah, Menejemen Strategi sebuah
Konsep Pengantar, Jakarta: lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1999.
78
Sayuti Una ed, pedoman penulisan skripsi, jambi: Fakultas Syariah IAIN STS
Jambi,2012.
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D, bandung: Alfabeta,
2009.
Surmadi Suryabrata,metodologi penelitian, cet-22 jakarta: PT. Raja Grapindo
Persada, 2011.
Tim penyusun, pedoman penulisan skripsi Edisi Revisi, Jambi: Syariah
press,2012.
Umar, metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Jakarta: PT Raja Grefindo
peserda, 2011.
Widjaja, Pemerintahan Desa/Marga, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003.
Lain-lain
Chandra Kusuma Putra, Ratih Nur Pratiwi , Suwondo, Pengelolaan Alokasi Dana
Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Studi Pada Desa Wonorejo
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Publik JAP,
Vol.1, No. 6. Hal. 1203-1212
Imam Mulyana, “Menghapus Konsep Strategi”, Artikel diakses pada 1 Juli 2019
dari www.id.shvoong.com
Kamus besar bahasa Indonesia, Dekdipdub, Jakarta: Balai Pustaka: 1998.
https://mapalasiginjai.unja.ac.id diakses pada tanggal 30 Juli 2019.
https://google.comamp/s/tepenr06.wordpress.com diakses pada tanggal 30 Juli
2019.
DOKUMENTASI SKRIPSI
Lampiran 1
Sumber Data: dokumentasi hasil wawancara dengan bapak Fahruddin selaku
kepala Desa Napal Melintang.
Lampiran 2
Sumber Data: Dokumentasi hasil wawancara dengan bapak Firdaus selaku BPD
Desa Napal Melintang.
Lampiran 3
Sumber Data: Dokumentasi hasil wawancara dengan Bapak Ansori selaku kaur
Umum Desa Napal Melintang
Lampiran 4
Sumber Data: Dokumentasi hasil wawancara Dengan Bapak Suwan selaku Iman
Masjid Desa Napal Melintang.
Lampiran 5
Sumber Data: Dokumentasi hasil Wawancara dengan Bapak Arwis selaku Kadus
Desa Napal Melintang
Lampiran 6
Sumber Data: Dokumentasi Hasil Wawancara Dengan Bapak Bujang Itam Selaku
Ketua RT Desa Napal Melintang.
Lampiran 7
Sumber Data: Dokumentasi Hasil Wawancara Dengan Bapak Abastiar selaku
Masyarakat Desa Napal Melintang.
Lampiran 8
Sumber Data: Dokumentasi Hasil Wawancara Dengan Bapak Maridin Selaku
Masyarakat Desa Napal Melintang.
Lampiran 9
Sumber Data: Dokumentasi Hasil Wawancara dengan ibu Sa‟ada selaku
masyarakat Desa Napal Melintang.
Lampiran 10
Sumber Data: Dokumentasi hasil wawancara Dengan Bapak Bukri selaku
Masyarakat Desa Napal Melintang.
Dokumentasi kondisi Desa Napal Melintang
Sumber Data: Dokumentasi kondisi rumah penduduk Miskin di Desa Napal
Melintang
Dokumentasi Kegiatan Masyarakat
Sumber Data: Dokumentasi Musyawarah dalam masyarakat dalam melaksanakan
suatu kegiatan
Sumber Data: Dokumentasi Masyarakat menabur bibit Ikan dalam sungai didesa
Napal Melintang.
Sumber Data : Pelatihan Masyarakat desa Napal Melintang dalam Kegiatan di
bidang pertanian dalam merawat maupun memupuk tananam berbagai jenis.
Sumber Data : Dokumentasi Masyarakat dalam Gotong Royong Membangun
Dam untuk pengairan persawahan.
Dokumentasi Hasil Panen
Sumber Data: dokumentasi hasil panen ikan sekali setahun, yang mana ikan-ikan
ini di bagikan sama rata dengan masyarakat tersebut sesuai dengan jumlah kepala
keluarga di desa Napal Melintang. ini merupakan salah satu potensi desa yang
berada di Desa napal Melintang.
Dokumentasi transportasi salah dusun di Napal Melintang
Dokumentasi Sumber Air Minum
Sumber Data : Dokumentasi sumber mata air yang di gunakan masyarakat desa
Napal Melintang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk minum,
masak, mencuci, mandi dan sebagainya.
Dokumentasi Sumber Listrik
Sumber Data: Dokumentasi sumber tenaga listrik diesel (PLTD) yang digunakan
masyarakat salah satu dusun di Napal Melintang.
Dokumentasi Posyandu
Sumber Data: sarana kesehatan Masyarakat desa Napal Melintang.
CURRICULUM VITAE
A. DATA PRIBADI
Nama : M. TONI
Tempat tanggal lahir : Manggis, 19 September 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Dusun manggis RT 07 Napal melintang
Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun
No.Handphone : 085357740420
Email : [email protected]
B. DATA PENDIDIKAN
a. FORMAL
SD NEGERI 146/VII NAPAL MELINTANG II (2003-2009 )
SMP NEGERI 26 SAROLANGUN (2009-2012 )
MAS MAHDALIYAH KOTA JAMBI (2012-2015 )
UIN STS JAMBI (2015-2019 )
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Organisasi Himpunan Mahasiswa Sarolangun (HIMSAR)
2. Organisasi Muhammadiyah Kota Jambi
3. Organisasi OSIS di MAS. MAHDALIYAH KOTA JAMBI
4. Organisasi GENBI
5. Organisasi Ekstra
D. PENGALAMAN KERJA
1. Pernah PPl di bank mandiri syariah
2. Pernah bekerja Di Cattring Cinta Arizona Jambi
3. Pernah berkerja di Hotel Aston Kota Jambi
Jambi, 30 Juli 2019
M. TONI
NIM: EES150739
3x4