KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

121
RANCANG BANGUN VIRTUAL TOURISM KAWASAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG DESIGN OF VIRTUAL TOURISM IN CIWIDEY AREA, BANDUNG DISTRICT TESIS Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Magister Manajemen Pariwisata pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Disusun oleh: R. Fajar Widiarrachman NIM: 201823148 KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2021

Transcript of KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

Page 1: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

RANCANG BANGUN VIRTUAL TOURISM KAWASAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG

DESIGN OF VIRTUAL TOURISM IN CIWIDEY AREA,

BANDUNG DISTRICT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar

Magister Manajemen Pariwisata pada Program Pascasarjana

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Disusun oleh:

R. Fajar Widiarrachman

NIM: 201823148

KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

2021

Page 2: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

RANCANG BANGUN VIRTUAL TOURISM KAWASAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG

DESIGN OF VIRTUAL TOURISM IN CIWIDEY AREA,

BANDUNG DISTRICT

TESIS Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar

Magister Manajemen Pariwisata pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Oleh: R. Fajar Widiarrachman

201823148

Menyetujui,

Bandung, Maret 2021 Bandung, Maret 2021 Pembimbing II Pembimbing I Dr. Ing Yuliadi Erdani, M.Sc.,Dipl.EI.Ing.HTL Nono Wibisono, SE.,M.Sc.,Ph.D NIP. 196780702 199702 1 001 NIP. 19591016 198910 1 001

Bandung, Maret 2021 Mengetahui,

Sekretaris Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Dr. Atang Sabur Safari, M.Sc. NIP. 19600105 199203 1 001

Page 3: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …
Page 4: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan:

1. Karya tulis saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat pelar

akademik, baik di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung maupun di perguruan

tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah

dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian han

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya

bersedia mendapat sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya tulis ini. Serta sanksi lainnya dengan norma yang berlaku

di perguruan tinggi ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Maret 2021

Yang Membuat Pernyataan

R. Fajar Widiarrachman

201823148

Page 5: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala

karunia, izin, dan rahmat-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan

Tesis dengan judul “Rancang Bangun Virtual Tourism Kawasan Ciwidey,

Kabupaten Bandung”.

Tujuan dari penulisan Tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Magister Manajemen

pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Penulis menyadari banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi dalam

penyusunan Tesis ini. Akan tetapi, berkat bimbingan, dukungan, dan bantuan serta

dorongan secara moril dan materiil dari semua pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Moch. Liga Suryadana, M.Si. selaku Direktur Program

Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Bapak Dr. Atang Sabur Safari, S.Sos., M.Sc. selaku Sekretaris Program

Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

3. Bapak Nono Wibisono, SE., M.Sc., Ph.D selaku dosen Pembimbing I

yang telah berkenan meluangkan waktu, ide, motivasi , serta saran dalam

membantu penulis hingga selesainya Tesis ini.

4. Bapak Dr. Ing Yuliadi Erdani, M.Sc., Dipl.EI.Ing.HTL selaku dosen

Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, ide, motivasi ,

serta saran dalam membantu penulis hingga selesainya Tesis ini.

5. Ibunda Esin Kuraesin dan Ibu Mertua Neneng, atas doa dan dukungannya

baik moril dan materiil.

6. Istri tercinta Devi Cindi Novita yang selalu memberi dukungan penuh.

7. Ananda Dzakiandra Arfan Makarim yang menjadi sumber kekuatan dan

inspirasi dalam hidup penulis.

Page 6: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

iii

8. Rekan sejawat Budi Prasetya, Fakih Zulfa, Teddy Septian, Ferry

Nursandria yang selalu memberikan bantuan moral dan materiil.

9. Seluruh rekan-rekan kerja yang berada di lingkungan Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung terkhusus pada unit PTI.

10. Last but not least, seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Angkatan

XXI yang selalu memberikan dorongan dan dukungan bagi penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Tesis ini masih

banyak kekurangan dan kelemahannya. Kritik dan saran untuk perbaikan akan penulis

terima dengan senang hati.

Bandung, Maret 2021

Penulis

Page 7: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

iv

ABSTRACT

Since the beginning of 2020, the world has been shocked by the Covid 19 pandemic which has caused a decrease in the number of tourists visits and has an impact on decreasing people's income. The decline in potential income from tourism has an impact on the tourism industry in Bandung Regency. Losses do not only have an impact on the implementation of tourism directly, but also on the supporting industries for tourism activities such as hotels, travel, spas and so on. The focus of this research is divided into two, namely the focus of the substance and the focus of the research location. In substance, the authors use a discussion that focuses on the potential of virtual tourism using the concept of a Multimedia Development Life Cycle in the Ciwidey area, Bandung Regency. In preparing the Multimedia Life Cycle, the author discusses aspects of (1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing and (6) Distribution. In the aspect of location, the authors has a limitation that match the characteristics of virtual tourism in the Greater Bandung Area, namely the Ciwidey Area. In practice, the authors conducted research in (1) the White Crater Tourist Destination Area, (2) Situ Patengan and (3) Glamping Lakesite Rancabali. The results showed that the Tourist Destination Area in the Ciwidey area, Bandung Regency is unique in the form of a landscape and is supported by qualified facilities and infrastructure in supporting tourist attractions. Ease of achievement is also a factor in adding value to an area as a tourist destination. The output of this research is to prepare of virtual tourism products in the Ciwidey Area, Bandung Regency by placing them on a website platform in the hope that it can be an alternative for traveling and become a marketplace for local communities to market local products. Keywords: Covid-19, Potential Tourism, Multimedia, Virtual Reality, Website

Page 8: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

v

ABSTRAK

Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya pandemi Virus

Covid 19 yang menyebabkan turunnya angka kunjungan wisatawan dan berdampak pada turunnya pendapatan masyarakat. Turunnya potensi pendapatan dari pariwisata berdampak pada industri pariwisata di Kabupaten Bandung. Kerugian tidak hanya berdampak pada penyelenggaraan pariwisata secara langsung, tetapi juga pada industri penunjang kegiatan pariwisata seperti hotel, travel, spa dan lain sebagainya. Fokus pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu fokus substansi dan fokus lokasi penelitian. Pada substansi, penulis menggunakan bahasan yang memfokuskan pada potensi virtual tourism dengan menggunakan konsep Multimedia Development Life Cycle di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Dalam penyusunan Multimedia Life Cycle, penulis membahas aspek (1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing dan (6) Distribution. Pada aspek lokasi, penulis membatasi lokus yang cocok dengan karaktrer virtual tourism di Kawasan Bandung Raya yaitu Kawasan Ciwidey. Dalam parktiknya penulis melaksanakan penelitian di (1) Daerah Tujuan Wisata Kawah Putih, (2) Situ Patengan dan (3) Glamping Lakesite Rancabali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Daerah Tujuan Wisata di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung mempunyai keunikan berupa bentang alam serta didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang mumpuni dalam menunjang atraksi wisata. Kemudahan pencapaian juga menjadi faktor menambah nilai sebuah daerah menjadi destinasi wisata. Output penelitian ini adalah penyusunan produk virtual tourism di Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung dengan ditempatkan pada platform website dengan harapan bisa menjadi alternatif untuk berwisata dan menjadi marketplace untuk masyarakat sekitar untuk memasarkan produk lokal. (Kata Kunci: Virus Covid-19, Potensi Pendapatan Pariwisata, Multimedia, Virtual Reality, Website)

Page 9: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9

D. Pembatasan Penelitian ....................................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 11

A. Kajian Teori .................................................................................................... 11

1. Potensi Wisata ............................................................................................. 13

2. Penerapan Multimedia Development Life Cycle (MDLC) ......................... 17

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 47

C. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 50

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 52

A. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 52

Page 10: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

vii

B. Partisipan dan Tempat Penelitian .................................................................... 54

C. Pengumpulan Data .......................................................................................... 56

D. Analisis Data ................................................................................................... 57

E. Pengujian Keabsahan Data .............................................................................. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 59

A. Hasil ................................................................................................................ 59

1. Potensi Wisata Dalam Menunjang Virtual Tourism Kawasan Ciwidey ..... 59

2. Penerapan Multimedia Development Life Cycle pada Kawasan Ciwidey . 73

B. Pembahasan ..................................................................................................... 88

1. Potensi Wisata Dalam Menunjang Virtual Tourism Kawasan Ciwidey ..... 88

2. Penerapan Multimedia Development Lifecycle Pada Kawasan Ciwidey ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................... 96

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 96

B. Rekomendasi ................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 103

Page 11: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pernyataan Pendekatan Virtual Tourism ......................................................... 5

Tabel 2 Simbol Flowchart .......................................................................................... 21

Tabel 3 Jenis Teks Dalam Multimedia....................................................................... 24

Tabel 4 Jenis Gambar Dalam Multimedia ................................................................. 25

Tabel 5 Jenis Suara Dalam Multimedia ..................................................................... 26

Tabel 6 Jenis Animasi Dalam Multimedia ................................................................. 27

Tabel 7 Jenis Video Dalam Multimedia..................................................................... 28

Tabel 8 Assembly Dalam Multimedia ....................................................................... 32

Tabel 9 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 48

Tabel 10 Informan Penelitian ..................................................................................... 55

Tabel 11 Sarana DTW Kawah Putih .......................................................................... 64

Tabel 12 Sarana DTW Situ Patengan......................................................................... 64

Tabel 13 Sarana DTW Glamping Lakeside Rancabali .............................................. 65

Tabel 14 Prasarana DTW Kawah Putih ..................................................................... 66

Tabel 15 Prasarana DTW Situ Patengan .................................................................... 67

Tabel 16 Prasarana DTW Glamping Lakeside Rancabali.......................................... 67

Tabel 17 Testing ......................................................................................................... 86

Page 12: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Flowchart .................................................................................... 22

Gambar 2 Template .................................................................................................... 23

Gambar 3 Model Waterfall ......................................................................................... 42

Gambar 4 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 50

Gambar 5 DTW Kawah Putih .................................................................................... 59

Gambar 6 DTW Kawah Putih Untuk Prewedding ..................................................... 60

Gambar 7 DTW Situ Patengan ................................................................................... 61

Gambar 8 Scene Film Heart Series Pada DTW Situ Patengan .................................. 62

Gambar 9 DTW Glamping Lakeside Rancabali ........................................................ 63

Gambar 10 Desain Layout Homepage ....................................................................... 76

Gambar 11 Desain Layout Sub Page ......................................................................... 78

Gambar 12 Desain Homepage ................................................................................... 83

Gambar 13 Desain Layout Sub Page About Us ......................................................... 84

Gambar 14 Desain Layout Sub Page Video 360 ........................................................ 84

Gambar 15 Desain Layout Sub Page Foto 360 .......................................................... 85

Gambar 16 Desain Layout Sub Page Drone View ..................................................... 85

Gambar 17 Navigasi ................................................................................................... 98

Gambar 18 Header ..................................................................................................... 98

Gambar 19 Informasi Umum ..................................................................................... 99

Gambar 20 Informasi Singkat DTW ........................................................................ 100

Gambar 21 Footer .................................................................................................... 100

Page 13: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

x

Gambar 22 Informasi Umum DTW ......................................................................... 101

Gambar 23 Informasi Detil DTW ............................................................................ 102

Gambar 24 Media Virtual Tourism .......................................................................... 102

Page 14: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era revolusi 4.0 di bidang industri ditandai dengan terjadinya

perkembangan pesat dalam bidang teknologi pada seluruh daerah di dunia,

termasuk Indonesia (Prasetyo, 2018). Sekarang ini, terdapat kecanggihan

teknologi secara masif dalam menunjang sektor informasi. Perkembangan

teknologi jejaring komputer mendorong perkembangan pesat sektor

telekomunikasi dengan hadirnya internet (Prasetyo, 2018). Data dari Kementerian

Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia menyatakan bahwa jumlah

pengguna internet meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, pengguna

internet di Indonesia tercatat sejumlah 171,17 juta pengguna, naik 10,12 % dari

tahun 2017 yang mempunyai besaran 143,26% (APJII, 2020)

Kemudahan memanfaatkan internet memberikan dampak pada segala sisi

aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah gaya hidup manusia yang semakin

praktis dalam bertransaksi serta mencari informasi lebih dalam kegiatan pariwisata

(Ansari, 2018). Informasi pariwisata juga mempunyai keterjangkauan yang lebih

luas (Santos, 2020). Kehadiran internet juga menggeser kemasan produk wisata.

Sehingga media stimulus dalam mendorong orang untuk berpergian juga

berkembang (Benyon, 2013).

Page 15: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

2

Virtual tourism merupakan media interpretasi non personal serta menjadi

stimulus dalam mendorong orang berpergian. Virtual tourism sekaligus menjadi

media simulasi dalam melakukan perjalanan yang terdiri dari unsur video, gambar

dan geographical information system atau popluler disingkat dengan GIS (Jan,

2009). Beberapa Daya Tarik Wisata telah menggunakan pendekatan virtual

tourism yang berbentuk virtual tour yaitu Museum Louvre, Museum of Naples,

Museum of Canada (Djindjian, 2015), Roman Museum Rome (Pescarin, 2014)

dan Macchu Picchu (Zan, 2011). Dengan adanya virtual tourism pada tempat

tersebut maka kegiatan pariwisata bertambah nilai, khususnya pada nilai edukasi,

nilai pengalaman dan nilai pelestarian / heritage preservation (Guttentag, 2010).

Selain itu, sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya

pandemi Virus Covid 19 yang menyebabkan turunnya angka kunjungan wisatawan

dan berdampak pada turunnya pendapatan masyarakat. Hal ini didukung dengan

jumlah kunjungan wisatawan China ke Bali mengalami penurunan. Pada Januari

sampai pertengahan Februari 2020 tercatat 22.000 wisatawan China Batal ke Bali

(Budiyanti, 2020).

Pariwisata bali sangat beresiko mengingat tingkat ketergantungan

terhadap wisatawan asal Tiongkok yang tinggi. Perusahaan daya tarik wisata di

bali banyak yang tutup dikarenakan 100% tamu adalah wisatawan asal Tiongkok.

Wisatawan non Tiongkok juga membatalkan niatnya berkunjung ke Destinasi Bali

dikarenakan tingkat relasi Tiongkok dan Indonesia yang tinggi. Jadi secara umum

Page 16: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

3

dapat disimpulkan, secara umum wisatawan di bali menurun sebesar 50 % dari

jumlah yang diperkirakan (Budiyanti, 2020).

Kota Bandung dan sekitarnya merupakan titik kedatangan wisatawan

menuju Kabupaten Bandung, memiliki kasus infeksi Covid 19 terbanyak di

Provinsi Jawa Barat menerapkan berbagai pendekatan dan kebijakan dalam upaya

menanggulangi penyebaran virus Covid 19 agar tidak meluas dan menginfeksi

banyak masyarakat. Salah satu kebijakan yang berdampak langsung kepada sektor

pariwisata yaitu adanya surat edaran Walikota Bandung Tanggal 31 Maret 2020

Mengenai Himbauan untuk sementara tidak melaksanakan kegiatan operasional

jasa usaha pariwisata dalam upaya kewaspaan terhadap penularan Covid 19

(Herdiana, 2020).

Pemberhentian kegiatan operasional jasa wisata berdampak langsung

kepada industri pariwisata di Kabupaten Bandung, mengingat Kabupaten Bandung

sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Kondisi tersebut berlanjut

Ketika Kabupaten Bandung dan sekitarnya ditetapkan sebagai daerah

pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana segala jenis

aktivitas pariwisata secara tegas dilarang sebagaimana diatur dalam Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/259/2020 (Herdiana,

2020). Hal ini sangat berdampak kepada jumlah kunjungan yang turun drastis

sampai dengan 90%. Dampak tidak hanya dirasakan industri destinasi namun

masyarakat sekitar DTW pun yang menggantungkan hidupnya pada pariwisata

Page 17: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

4

ikut terdampak yang berakibat rendahnya angka beli kerajinan dan makanan yang

diproduksi masayarakat lokal.

TAHUN BULAN Wisatawan Nusantara

Wisatawan Mancanegara

2019 Januari-Desember 3.010.571 157.883

2019 Januari-Juli 2.480.000 87.994

2020 Januari-Juli 164.920 30.270

Penurunan (%) 93,35% 65,60%

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020.

Wisatawan mancanegara Kabupaten Bandung juga mengalami

penurunan tajam selama penanganan pandemi Covid 19. Pada periode bulan

Januari – Juli 2020 terdapat kunjungan sebesar 30.270 wisatawan dan menurun

sebesar 65,60 % dari periode yang sama pada tahun 2019. Apabila dilihat dari data

BPS pada Tahun 2019, pengeluaran wisatawan rata-rata pada tahun 2020 adalah

sebesar 1.201 USD atau sekitar 17 juta rupiah (Kemenparekraf, 2020). Sehingga

dapat diakumulasikan bahwa terdapat potensi wisatawan mancanegara Kota

Bandung dengan nilai ekonomis 1,2 Triliun batal melakukan perjalanannya.

Dari sisi wisatawan nusantara, Pada periode bulan Januari – Juli 2020

terdapat kunjungan sebesar 164.920 wisatawan dan menurun sebesar 93,35 % dari

periode yang sama pada tahun 2019. Apabila dilihat dari data BPS pada Tahun

2019, pengeluaran wisatawan nusantara rata-rata adalah sebesar sekitar 959,2 ribu

rupiah (Kemenparekraf, 2020). Sehingga dapat diakumulasikan bahwa terdapat

Page 18: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

5

potensi wisatawan nusantara Kabupaten Bandung dengan nilai ekonomis 2,6

Triliun batal melakukan perjalanannya.

Turunnya potensi pendapatan dari pariwisata berdampak pada industri

pariwisata di Kabupaten Bandung. Kerugian tidak hanya berdampak pada

penyelenggaraan pariwisata secara langsung, tetapi juga pada industri penunjang

kegiatan pariwisata seperti hotel, travel, spa dan lain sebagainya (Sugihamretha,

2020). Saat ini terdapat 108 Hotel di Kabupaten Bandung dan Sekitarnya yang

tutup sementara akibat wabah Covid 19 (Widyawati, 2020).

Untuk itu pada sektor pariwisata dibutuhkan pendekatan virtual tourism.

Pernyataan tersebut didukung dengan beberapa ulasan berikut :

Tabel 1 Pernyataan Pendekatan Virtual Tourism

No Nama Deskripsi 1 Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia

Pariwisata akan bergeser kepada kegiatan yang tidak melibatkan banyak orang, referensi hiburan akan bergeser pada solo travel tour, wellness tour, virtual tourism dan staycation. (Rahmanidya, 2020)

2 Agustini Rahayu Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf RI

Pengembangan Wisata virtual menjadi titik awal pembangunan pariwisata di era New Normal setelah merugi selama pandemi Covid 19 (Rahayu, 2020)

Page 19: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

6

No Nama Deskripsi 3 Theresia Magdalena

Vice President Blibli Tour and Travel

Peluang baru dalam melayani pelanggan di bidang pariwisata adalah dengan mengadopsi teknologi melalui virtual tourism (Andriani, 2020)

4 Erda Rindarsih, M.U.R.P, Ph.D Bagian Pengembangan Program Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana, UGM, pendiri Indonesia Tourism Watch (ITW)

Untuk dapat bangkit Kembali, Indonesia memerlukan berbagai strategi. Salah satu strategi dalam membangkitkan pariwisata Indonesia adalah perlunya strategi keragaman produk pariwisata dan memastikan produk dan layanan pariwisata yang memenuhi standar protokol kesehatan. Untuk itu perlu adanya kolaborasi dengan teknologi dan informasi dalam mengembangkan virtual tourism (Rindarsih, 2020)

5 I Gusti Bagus Rai Utama, Dr. Rektor Universitas Udayana

Dalam mengembalikan pariwisata Bali pada era New Normal, Virtual Tourism dapat dijadikan pendekatan dalam strategi memulihkan pariwisata di Bali (Utama, 2020)

Sumber : Dari Berbagai Sumber, 2020

Kawasan Ciwidey merupakan salah satu kawasan wisata yang terdapat di

Kabupaten Bandung. Kawasan Ciwidey merupakan pilihan untuk wisatawan yang

menginginkan destinasi yang beriklim sejuk, dan bersuasana alam dengan

ditunjang dengan bentang alam perkebunan, sawah dan pegunungan,

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung yang

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2018-2025

menyatakan bahwa Kawasan Ciwidey merupakan salah satu kawasan yang

memiliki fungsi kegiatan khusus pariwisata.

Page 20: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

7

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola DTW Kawah Putih,

disebutkan bahwa DTW Kawah Putih memiliki keunikan yang bertema rekreasi

dan edukasi. Dalam penemuhan pengalaman edukasi, pengelola DTW Kawah

Putih menyiapkan interpreter yang berkompeten di bidang flora dan fauna. Akan

tetapi, program wisata edukasi belum berjalan maksimal dikarenakan sarana dan

prasarana dalam menunjang wisata edukasi belum memadai. Dengan demikian,

DTW kawah putih memerlukan program interpretasi non personal.

Kemudian dari pengelola DTW Situ Patengan dikemukakan bahwa

keindahan bentang alam yang dimiliki Situ Patengan akan lebih maksimal apabila

terdapat media yang mampu memotret bentang alam dari sudut pandang yang

beragam. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh pengelola DTW Glamping

Lakesite Rancabali.

Dengan demikian, dalam upaya menanggulangi dampak ekonomi dari

pandemi Covid 19 serta mengikuti perkembangan teknologi, maka dibutuhkan

pengembangan wisata pada kawasan wisata dengan pendekatan virtual tourism.

Pendekatan rancang bangun virtual tourism dalam penelitian ini menggunakan

konsep Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang dikembangkan oleh

Riyanto. MDLC dalam pendekatan penelitian ini terdiri dari (1) concept, (2)

design, (3) material collecting, (4) assembly, (5) testing dan (6) distribution

(Riyanto, 2015).

Rancang bangun virtual tourism mempunyai berbagai manfaat, yaitu (1)

sebagai media promosi online, (2) menjadi inspirator dalam proses membangun

Page 21: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

8

sebuah usaha / bisnis dan (3) tercipanya sebuah konsep produk dan jasa yang dapat

menjembatani kebutuhan informasi serta promosi ditengah kemajuan teknologi

yang semakin pesat (Thomas, 2018). Selain itu juga bermanfaat untuk (4)

memberikan pengalaman lebih baik dengan menampilkan beragam material

seperti video, teks dan gambar diam dalam sebuah konten web interaktif (Natsir,

2019). Berdasarkan pada uraian diatas, maka penulis mengambil judul penelitian

“Rancang Bangun Virtual Tourism Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung”.

B. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu fokus substansi dan

fokus lokasi penelitian. Pada substansi, penulis menggunakan bahasan yang

memfokuskan pada potensi virtual tourism dan penyusunan MDLC di kawasan

Ciwidey, Kabupaten Bandung. Dalam penyusunan MDLC, penulis membahas

aspek (1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing

dan (6) Distribution (Natsir, 2019).

Pada aspek lokasi, penulis membatasi lokus yang cocok dengan karaktrer

virtual tourism di Kawasan Bandung Raya yaitu Kawasan Ciwidey. Dalam

parktiknya penulis melaksanakan penelitian di (1) DTW Kawah Putih, (2) Situ

Patengan dan (3) Glamping Lakesite Rancabali karena merepresentasikan karakter

virtual tourism. Dengan demikian pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi wisata pada kawasan Ciwidey dalam menunjang virtual

tourism?

Page 22: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

9

2. Bagaimana penerapan MDLC pada wisata di kawasan Ciwidey ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi potensi wisata kawasan Ciwidey dalam menunjang

virtual tourism.

2. Melakukan pengembangan produk virtual tourism pada DTW di kawasan

Ciwidey.

D. Pembatasan Penelitian

Penelitian ini diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki kterbatasan, yaitu :

1. Faktor lokasi yang dipilih berdasarkan kekuatan infrastruktur yang memadai

untuk dijadikan lokus virtual tourism seperti sinyal handphone, aksesibilitas

terhadap alat – alat yang digunakan seperti drone dan kamera 360

2. Bahasan yang mencakup pada potensi wisata yang terdiri dari 3A yaitu atraksi

wisata, amenitas dan aksesiblitas serta bahasan MDLC yang terdiri dari (1)

Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing dan (6)

Distribution (Natsir, 2019) namun memungkinkan adanya aspek bahasan lain

yang perlu dibahas.

Page 23: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

10

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah pemanfaatan pendekatan

Multimedia Development Life Cycle (MDLC) di bidang pariwisata. Selain itu

mengembangkan teori digitalisasi di bidang pariwisata yang saat ini terbatas

pada virtual tur.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini adalah pemanfaatan aplikasi virtual

tourism yang dapat digunakan oleh stakeholder, khususnya Dinas Pariwisata

atau dinas terkait dalam mempromosikan destinasi pariwisata. Kemudian dari

sisi ekonomi masyarakat dapat menggunakan virtual tourism sebagai

marketplace seperti memperjualbelikan merchandise asli daerah setempat

melalui platform webite yang di integrasikan.

Page 24: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Perancangan termasuk dalam komponen penting dalam pembuatan

aplikasi/program. Sementara itu, tujuan dari perancangan adalah memberi alur

yang detil kepada pemrogram dan teknisi yang terlibat. Perancangan

merupakan rangkaian prosedur untuk menterjemahkan hasil analisis kedalam

Bahasa pemrograman untuk mendekspripsikan secara detil pola setiap

komponen yang dibutuhkan untuk diimplementasikan (Pressman, 2015).

Kemudian, pembangunan atau bangun merupakan kegiatan

menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang

telah tercipta secara menyeluruh (Pressman, 2015). Sehingga dapat

didefinisikan bahwa rancang bangun merupakan pemggambaran,

pengorganisasian, serta pengilustrasian beberapa komponen yang parsial atau

terpisah menjadi satu kesatuan fungsi (Pressman, 2015).

Pada aspek teknologi, dunia virtual telah dibahas oleh beberapa ahli

salah satunya adalah Buhalis yang menyatakan bahwa

“a computer-generated display that allows or compels the user (or users) to have a sense of being present in an environment other than the one they are actually in, and to interact with that environment” (Buhalis, Marketing the competitive destination of the future, 2000)

Teori diatas menjelaskan bahwa dunia virtual merupakan tampilan yang

dihasilkan computer yang memungkinkan atau memaksa pengguna untuk

Page 25: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

12

merasakan kehadiran lingkungan baru (selain lingkungan mereka) untuk

berinteraksi dengan lingkungan tersebut.

Kemudian seiring dengan berkembangnya teknologi yang

menggunakan prinsip web based maka pengertian dunia virtual adalah sebagai

berikut :

“a computer-based, simulated multi-media environment, usually running over the Web, and designed so that users can inhabit and interact via their own graphical self representations known as avatars” (Buhalis, Evaluating the effectiveness of tourist advertising to improve the competitiveness of destination, 2020)

Teori diatas menjelaskan bahwa dunia virtual merupakan interaksi manusia

dalam lingkungan multimedia yang bebasis komputer dalam bentuk web dan

dirancang setiap pengguna untuk merepresentasi diri.

Terkait dengan pariwisata, pengalaman wisatawan merupakan kunci

utama dalam pengelolaan daya tarik wisata (Mendes, 2010). Virtual tourism

dihadirkan dalam pariwisata untuk menambah nilai aktivitas wisata untuk

menunjang pengalaman wisatawan serta kegiatan promosi wisatawan (Bhowal,

2017).

Pendekatan rancang bangun virtual tourism telah dilakukan oleh

beberapa ahli. Dusan Jan mengungkapkan bahwa dalam rancang bangun virtual

tourism dibutuhkan (1) Agent Architecture, (2) Navigation, (3) Visitor

Management dan (4) Conversation Management. (Jan, 2009). Sementara itu,

Mustika mengungkapkan dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif

berbasis web/aplikasi pada STIMIK Palcomtech Palembang menggunakan

Page 26: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

13

pendekatan Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari (1)

Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing dan (6)

Distribution (Mustika, 2017). Selanjutnya, dalam membangun aplikasi virtual

tourism pada lokasi rekreasi dan hiburan keluarga Kota Pontianak dilakukan

dengan pendekatan Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari

(1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing dan (6)

Distribution (Natsir, 2019). Begitu juga dengan Kawasan Bunaken (Thomas,

2018), aplikasi virtual tourism Kabupaten Kampar (Widiyarna, 2020) dan aplikasi

virtual tourism Kota Manado (Umafagur, 2016).

Fokus pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu fokus substansi dan

fokus lokasi penelitian. Pada substansi, peneliti menggunakan bahasan yang

memfokuskan pada (1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4)

Assembly, (5) Testing dan (6) Distribution (Natsir, 2019).

1. Potensi Wisata

Potensi wisata pada virtual tourism mengacu pada komposisi produk

pariwisata pada suatu wilayah. Perpaduan antara teknologi dan pariwisata

dalam virtual tourism dapat dikembangkan menjadi entitas digital economy

(Voronkova, 2018). Produk wisata menurut sudut pandang pemasaran adalah

“A product is anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want or need. It includes physical objects, services, places, organizations, and ideas.” (Kotler, 2014)

Teori tersebut menjelaskan bahwa produk baik berupa barang maupun jasa

diciptakan untuk memenuhi kepuasan konsumen di pasar. Dalam lingkup

Page 27: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

14

pariwisata, produk wisata dicitakan melalui serangkaian jasa yang bersifat

ekonomis, sosial, psikologis serta alam.

Pengertian produk wisata yang populer dikemukakan oleh Middleton

yang menyatakan

“The tourist products to be considered as an amalgam of three main components of attraction, facilities at the destination and accessibility of the destination” (Middleton, 2005)

Pengertian tesebut menjeaskan bahwa produk pariwisata merupakan kombinasi

dari tiga variabel utama yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas.

Sehingga dari kedua pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa produk

pariwisata merupakan gabungan produk yang terdiri dari serangkaian jasa

untuk memenuhi kepuasan wisatawan. Kepuasan berwisata yang dimaksud

adalah pengalaman wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata.

a. Daya Tarik Wisata (Atraksi)

Atraksi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat pada wilayah tujuan

wisata sebagai keunikan untuk menarik bagi orang – orang untuk

berkunjung. Jenis daya tarik wisata dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu

(1) daya tarik wisata alam, (2) daya tarik wisata budaya dan (3) daya tarik

wisata buatan (Middleton, 2005).

1) Daya tarik wisata alam

Merupakan keunikan wisata yang dihasilkan dari bentukan alam

misalnya bentang alam, flora dan fauna, iklim dan cuaca, pemandangan

Page 28: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

15

alam, pantai, laut, taman konservasi. Bentukan alam tersbeut

mempunyai nilai keunikan sehingga dimanfaatkan sebagai tempat

wisata (Leask, 2008)

2) Daya tarik wisata budaya

Merupakan keunikan wisata yang dihasilkan dari cipta, rasa dan karsa

manusia. Suatu tempat yang bukan disengaja untuk dibangun sebagai

tempat wisata mempunyai nilai keunikan yang khas dan tidak terdapat

di tempat lain. Karena keunikannya, tempat tersebut dijadikan tempat

wisata. Contoh DTW budaya adalah candi, museum, pasar dan

monumen bersejarah (Middleton, 2005).

3) Daya tarik wisata buatan

Merupakan keunikan wisata yang dihasilkan oleh manusia yang secara

sengaja membangun suatu tempat untuk kegiatan wisata (Vengesayi,

2009). Contoh DTW Buatan adalah Taman Impian Jaya Ancol,

b. Amenitas

Amenitas merupakan fasilitas dalam menunjang daya tarik wisata.

Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas umum (prasarana) dan fasilitas khusus

(sarana). Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan baik

untuk wisatawan dan masyarakat umum. Fasilitas umum di Indonesia

biasanya dibangun oleh Pemerintah untuk menunjang ketersediaan layanan

pada suatu daerah misalnya listrik, air, dan saluran telekomunikasi.

Sementara itu fasilitas khusus adalah fasilitas yang dibangun untuk

Page 29: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

16

kepentingan kegiatan wisata seperti penyewaan sepeda, boat di pantai,

menara pandang dan lain sebagainya (Middleton, 2005).

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan kemudahan pencapaian dari titik

kedatangan wisatawan pada suatu daerah menuju destinasi wisata.

Kemudahan pencapaian tersebut dapat dilihat dari kualitas jalan, jembatan,

terminal, stasiun dan transportasi umum (Middleton, 2005).

Sementara itu terdapat tambahan satu komponen pariwisata yang

menurut penulis menjadi komponen penting dalam mendeskripsikan potensi

wisata yaitu stakeholder pariwisata.

d. Stakeholder pariwisata

Stakeholder pariwisata dalam penelitian ini mengacu pada konsep

ABCGM milik Kementerian Pariwisata yang terdiri dari Akademisi,

Business (Industri), Community (Lembaga Swadaya Masyarakat),

Government (Pemerintah) dan media. Penjelasan per komponen

stakeholder pariwisata diuraikan dalam variabel penerapan MDLC dalam

sub bahasan concept. ABCGM menciptakan orkestrasi dan pemenuhan

kualitas aktivitas dan keseluruhan pengalaman wisatawan serta memastikan

nilai keuntungan dan manfaat penyelenggaraan sampai kepada masyarakat

(Vani, 2020).

Page 30: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

17

2. Penerapan Multimedia Development Life Cycle (MDLC)

a. Concept

1) Pengertian Concept

Concept merupakan fase dalam menggambarkan tujuan

secara detil dan mengidentifikasi pengguna aplikasi. Pada tahap ini

merupakan tahap untuk menentukan tujuan dan mengidentifikasi

pengguna. Selain itu komponen dalam concept antara lain (1) jenis

aplikasi dan (2) pengguna aplikasi (Riyanto, 2015).

2) Aspek bahasan dalam sub variabel concept

a) Jenis Aplikasi

Aplikasi merupakan software yang diciptakan dalam

mengerjakan tugas tertentu. Aplikasi adalah penyimpanan dan

pengimplementasian permasalahan pekerjaan kedalam stau wadah

atau media yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan

tanpa menghilangkan dasar dan sifat data. Aplikasi memiliki

beberapa jenis dan karakteristik. Salahsatunya adalah aplikasi

desktop dan aplikasi web.

(1) Aplikasi Desktop

Aplikasi desktop merupakan aplikasi yang mampu

berjalan secara otonom dengan menggunakan koneksi internet

(Omen, 2013). Aplikasi desktop dijalankan dengan menginstal

dahulu pada masing-masing computer kemudian dapat

Page 31: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

18

dijalankan Ketika kode program selesai dibangun (Bassil,

2012).

(2) Aplikasi Web

Merupakan sebuah program yang ditransfer kedalam

wadah (server) dan dapat diakses ke dalam masing-masing

browser melalui internet (Rusli, 2017). Aplikasi web dapat

digunakan setelah pengkodean dalam Bahasa pemrograman

berbasis web selesai dibangun. Jenis aplikasi web dapat dilihat

pada berikut ini (Rusli, 2017):

(a) Website Statis

Merupakan jenis website dimana konten website secara

langsung tidak dapat dirubah oleh end user. Konten website

dapat dirubah oleh programmer.

(b) Website Dinamis

Website dengan konten yang sudah disiapkan sehingga end

user dapat merubah konten sewaktu-waktu tanpa perlu

Bahasa pemrograman. Adapun media yang disiapkan berupa

content management system.

Jenis aplikasi dalam hal ini merujuk pada jenis

multimedia. Multimedia adalah alat yang menciptakan presentasi

yang bersifat dinamis dan interaktif dalam mengkombinasikan

Page 32: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

19

grafik, teks, animasi, video dan audio. (Armansyah, 2019). Berikut

ini merupakan jenis – jenis aplikasi/multimedia (Wati, 2016):

(1) Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif merupakan jenis multimedia yang dapat

menggabungkan atau mensinergikan unsur media seperti audio,

teks dan grafis serta rancangan.

(2) Multimedia Hiperaktif

Media yang mempunyai struktur dan komponen terkait dengan

pengguna yang mampu dijalankan. Secara sederhana,

multimedia ini mempunyai berbagai jumlah tautan link yang

disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

(3) Multimedia Linier

Merupakan jenis multimedia yang tidak memakai alat kontrol

pengoperasian pengguna.

b) Pengguna

Pengguna dalam hal ini adalah para pelaku wisata. Pendekatan

mengenai pengguna aplikasi ini adalah elemen dalam Penta Helix yang

terdiri dari akademisi, komunitas, bisnis, pemerintah dan media.

(1) Akademisi

Akademisi merupakan perwakilan dari sumber daya pengetahuan.

Mereka memiliki konsep, teori dalam mengembangkan pariwisata

untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Page 33: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

20

(2) Bisnis

Bisnis dalam hal ini merupakan entitas yang memiliki aktivitas

dalam mengolah barang/jasa untuk menjadi berharga.

(3) Komunitas

Komunitas merupakan orang-orang yang memiliki niat serta

minat yang sama dengan permasalahan tertentu.

(4) Pemerintah

Pemerintah merupakan stakeholder yang mempunyai otoritas

dalam regulasi dan responsibility dan mengembangkan pariwisata

(5) Media

Media merupakan stakeholder yang memiliki informasi lebih

untuk mengembangkan pariwisata dan memainkan peran yang

kuat dalam mempromosikan pariwisata.

b. Design

1) Pengertian design

Pengertian design dalam hal ini adalah tahapan perancangan

spesifikasi aplikasi mengenai tampilan serta spesifikasi material untuk

kebutuhan pembuatan aplikasi. Tingkat kejelasan dan kedetailan pada

fase ini menjadi kunci untuk mendeskripsikan fase material collecting

dan assembly (Riyanto, 2015).

Page 34: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

21

2) Aspek bahasan dalam sub variabel design

Dalam bahasan ini, maka penulis melakukan perancangan berbasis

instruksi, flowchart, pembuatan screen dan dan pembuatan storyboard.

Output dari tahap ini adalah dokumentasi rancangan yang terdiri dari

outline, flowcharet, screen design dan storyboard.

Dari aspek concept, penulis mendapatkan outline aplikasi berupa

GBIM atau Garis Besar Isi Multimedia. Berisi komponen pengguna

dan interaksinya dalam aplikasi.

a) Flowchart

Setelah tahap itu, penulis membuat kerangka materi secara

keseluruhan dalam bentuk flowchart sehingga bisa dilihat

keterkaitan antar komponen dari aplikasi.

Tabel 2 Simbol Flowchart

Simbol Nama Fungsi

Terminator Permulaan/akhir program

Garis Alir (Flow Line)

Arah Aliran Program

Preparation Proses inisiasi

Proses Proses Perhitungan

Input/Output Data Proses Input/Output

Predefined Process Permulaan sub program

Page 35: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

22

Simbol Nama Fungsi

Decision Perbandingan pernyataan, penyeleksian data

Sumber : (Surjono, 2017)

Selain itu terdapat juga struktur flow chart seperti pada gambar

berikut ini :

Gambar 1 Struktur Flowchart

Sumber : (Surjono, 2017)

b) Template/Layout

Setelah tersedianya flowchart, penulis merancang tampilan layar

berupa template dalam tampilan halaman judul, menu, dan

Page 36: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

23

komponen yang dibutuhkan lainnya pada aplikasi. Pembuatan

template digunakan untuk prinsip konsistensi pada setiap tampilan.

Gambar 2 Template

Sumber : (Surjono, 2017)

c) Storyboard

Langkah terakhir dari rancangan ini adalah membuat storyboard.

Storyboard merupakan desain rancangan berupa skenario dalam

bentuk visual. Metode ini di digunakan untuk mengilustrasikan

ide dan menginterpretasikan presentasi multimedia.

(1) Manfaat storyboard dapat dilihat pada berikut ini :

(2) Memberikan garis besar alur aplikasi

Page 37: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

24

(3) Memperlihatkan fungsi setiap komponen storyboard

(4) Dapat dievaluasi oleh user

c. Material Collecting

1) Pengertian material collecting

Material collecting merupakan tahap pengumpulan bahan

yang disesuaikan dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan tersbeut

antara lain seperti clip-art, animasi, graphic video dan audio. Tahap

ini dikerjakan secara parallel dengan tahap assembly (Riyanto, 2015).

2) Aspek bahasan dalam sub variabel material collecting

Terdapat beberapa aspek bahasan dalam material

collecting :

a) Teks

Teks merupakan komponen multimedia paling dasar. Teks terdiri

dari gabungan kata yang digunakan dalam menyampaikan pesan/

informasi. Pilihan kata yang tepat akan memudahkan

mengekspresikan pesan kepada pengguna. Teks disahikan dalam

isi, penjelasan, menu, caption, label dan lain-lain. Komponen

yang terkait dengan teks adalah jenis dan ukuran font.

Tabel 3 Jenis Teks Dalam Multimedia

No Jenis Keterangan 1 Printed Text Teks yang tercetak dalam

kertas

Page 38: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

25

No Jenis Keterangan 2 Scanned Text Dikonversi melalui mesin

pembaca 3 Elektronic Text Teks yang dibaca melalui

komputer 4 Hypertext Teks yang menghubungkan

objek satu dengan objek lainnya

Sumber : (Surjono, 2017)

b) Gambar

Gambar merupakan sketsa dua dimensi yang dapat dimodifikasi

oleh computer berupa ilustrasi foto diagram dan grafik serta

format lainnya.

Secara teknis, gambar terbagi menjadi dua karakteristik, yaitu

raster/bitmap images dan grafis vector. Raster merupakan media

yang tersusun oleh beberapa elemen gambar yang disebut pixel.

Raster didapat dari foto yang dihasilkan oleh kamera digital atau

scanner. Vector graphic merupakan gambar yang disajikan di

layar computer melalui tahapan viasualisasi persamaan

matematis penyusunan pixel.

Tabel 4 Jenis Gambar Dalam Multimedia

No Jenis Keterangan 1 Bitmaps Adalah gambar yang dapat

disimpan sebagai satu set pixel yang sesuai dengan titik garis layar komputer

Page 39: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

26

No Jenis Keterangan 2 Vector Images Gambar vector yang disimpan

sebagai satu set perumusan matematika (agloritma) mengenai definisi kurva, garis dan bentuk gambar

3 Clipart Gambar yang telah tersedia dalam aplikasi

4 Digitized Pictures

Gambar yang diambil dari beberapa frame dan dikonversikan dalam bitmap

5 Hyperpictures Merupakan gambar pemicu dalam multimedia.

Sumber : (Surjono, 2017)

c) Suara

Suara merupakan gelombang yang dibangkitkan sebagai akibat

benda bergetar seperti udara. Benda yang bergetar

menyembabkan molekul udara merenggang dan merapat ke

segala arah dan menjadi frekuensi sampai ke telinga manusia.

Agar menjadi komponen multimedia, suara harus diolah dalam

bentuk atau format digital dengan proses digitalisasi suara.

Dalam proses tersebut, suara analog dipecah berdasarkan

indikator sampling rate dan resolusi.

Tabel 5 Jenis Suara Dalam Multimedia

No Jenis Keterangan 1 Waveform Audio Suara hasil perekaman

Page 40: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

27

No Jenis Keterangan 2 MIDI (Musical

Instrument Digital Interface)

Suara yang diolah dari template pada chip suara komputer

3 Audio CD Merupakan format suara rekaman dengan sampling rate 44.100 sample per detik

4 MP3 Adalah file format audio yang menggunakan MPEG Audio Codec untuk mengolah suara yang direkam

Sumber : (Surjono, 2017)

d) Animasi

Animasi merupakan serangkaian gambar yang bergerak secara

urutan untuk menyajikan proses dengan tujuan tertentu. Animasi

bertujuan memvisualisasikan topik atau permasalahan yang

rumit menjadi poin per poin.

Tabel 6 Jenis Animasi Dalam Multimedia

No Jenis Keterangan 1 Frame Animation Kumpulan urutan frame yang

menampilkan objek lokasi yang berbeda pada layar

2 Vector Animation Objek bergerak berdasarkan tiga macam parameter

3 Computational Animation

Frame yang mempunyai koordinat x dan y

Page 41: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

28

No Jenis Keterangan 4 Morphing Merupakan urutan frame yang

mengkonversikan satu bentuk ke bentuk lain

Sumber : (Surjono, 2017)

e) Video

Video adalah rekaman peristiwa atau proses berupa urutan

gambar bergerak disertai suara. Video membutuhkan ruang

penyimpanan yang lebih besar daripada media lainnya. Video

juga mudah diolah oleh computer.

Tabel 7 Jenis Video Dalam Multimedia

No Jenis Keterangan 1 Live video feeds Memotret obyek secara real

time 2 Videotape Video yang menggunakan

komponen multimedia seperti play stop, fast forward dan rewind

3 Video Disc Video yang mempunyai 54.000 frame per detik

4 Digital Video Video yang dijalankan lelalui jaringan komputer

Sumber : (Surjono, 2017)

3) Material Collecting dalam lingkup pariwisata

Mengacu kepada Law dan Chung dalam bukunya Website

Performance (2003) bahwa terdapat lima dimensi yang dapat

Page 42: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

29

dijadikan dasar untuk menentukan performa dari sebuah website

destination, yaitu:

a) Facility Information

Menjelaskan mengenai informasi umum seputar properti

destination serta informasi mengenai fasilitas dan pelayanan bagi

kostumer yang terdiri dari:

(1) Photo of destination features

(2) Destination description

(3) Destination facilities

(4) Destination location maps

(5) Destination promotion

(6) Restaurant

(7) Frequent guest program

(8) Meeting planner

b) Customer’s contact Information

Customer’s contact merupakan media yang digunakan untuk

melakukan komunikasi langsung antara tamu dan destination

yang bersangkutan. Customer’s contact information meliputi:

(1) E-mail address

(2) Telephone number

(3) Destination address

(4) Facsimile number

Page 43: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

30

(5) Online forum

(6) Feedback form

(7) Frequently ask question

(8) What’s new/press release

c) Reservation Information

Reservasi merupakan pemesanan kamar yang dilakukan oleh

tamu, yang di dalamnya berisi informasi mengenai tipe yang di

pesan, jumlah tamu, dan waktu.

d) Surrounding Area Information

Informasi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, kondisi

cuaca, serta panduan menuju lokasi destination. Hal – hal yang

terkandung di dalamnya mencakup:

(1) Transportation

(2) Airport information

(3) Main attraction in the city

(4) General information

(5) Public holiday

e) Management of Website

Website manajemen merupakan pelayanan yang ditujukan

kepada konsumer untuk memudahkan mereka mengakses

informasi yang relevan dan up to date. Atribut yang tertera

didalam website manajemen yaitu:

Page 44: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

31

(1) Up to date information on the site

(2) Multilingual site

(3) Site map

(4) Search function

(5) Link to partners

Mengacu kepada Law dan Chung (2004), “a destination’s

website may not only be used to display information of it’s products

and services, bat it also have to posses some commercial value to

create profits for the destination”. Bahwa sebuah website

destination tidak hanya menampilkan informasi mengenai produk

dan jasa saja tetapi mencakup nilai komersial untuk membuat profit

bagi destination. Website menjadi salah satu media alternatif yang

efektif dalam dunia pemasaran.

d. Assembly

1) Pengertian assembly

Assembly merupakan fase penyusunan media yang telah didapat

dalam sebuah wadah. Pembuatan proyek didasarkan pada

sepesifikasi aspek design (Riyanto, 2015).

2) Aspek bahasan dalam sub variable assembly

a) Penyusunan Linier

Merupakan program multimedia yang disusun secara urut mulai

awal hingga akhir, pengguna dapat mengontrol jalannya program

Page 45: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

32

dengan menghentikan dan menjalankan untuk melanjutkan.

Navigasi yang umum adalah play stop dan pause.

b) Penyusunan Non Linier

Penyusunan komponen media yang telah dikumpulkan secara

non linier untuk mencapai aktivitas dimana pengguna secara

interktif dapat berinteraksi dengan program.

Tabel 8 Assembly Dalam Multimedia

No Jenis Keterangan 1 Authoring Tools Difungsikan untuk

menggabungkan dan mengorganisasi elemen multimedia sehingga menjadi paket multimedia. Adapun fitur untuk authoriting tools adalah : a) Editing b) Programming c) Interactivity d) Tuning dan Playback e) Delivery, Cross Platform f) Elemen Multimedia

2 Creating Editing Tools

Mengedit elemen multimedia. Lingkup creating editing adalah : a) Pengolah gambar bitmap b) Pengolah gambar vector c) Pengolah suara d) Pengolah video

Sumber : (Surjono, 2017)

Page 46: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

33

e. Testing

1) Pengertian testing

Testing merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap assembly

dengan menjalankan proyek dengan mempertimbangkan potensi

kesalahan (Riyanto, 2015).

2) Aspek bahasan dalam sub variabel testing

Suatu media interaktif yang dikembangkan harus memenuhi kriteria

multimedia yang digunakan antara lain (Juleon, 2018):

a) Kemudahan Navigasi. kemudahan aksesibilitas pengguna serta

penggunaan produk yang mudah dan dapat dipelajari tanpa

harus dengan kemampuan yang sangat kompleks tentang media.

b) Kandungan Kognisi, memiliki informasi yang jelas serta sesuai

dengan tema presentasi.

c) Presentasi Informasi yang digunakan untuk menilai kualitas isi

dan kesesuaian materi yang disajikan.

d) Integrasi Media, media dapat mengintegrasikan aspek

pengetahuan dan keterampilan

e) Artistik dan Estetika, merupakan aspek daya tarik suatu program

dari sudut pandang tampilan

f) Fungsi Keseluruhan, fungsi dari program dapat dikembangkan

dan memberikan informasi dan pengalaman yang menarik

Page 47: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

34

f. Distribution

1) Pengertian distribution

Pada tahap ini, proyek akan disimpan dalam suatu media

penyimpanan dengan mempertimbangkan kapasitas penyimpanan.

Tahap ini juga dapat dijadikan evaluasi terhadap produk yang akan

dihasilkan (Rindarsih, 2020).

2) Aspek bahasan dalam sub variable distribution

Aspek bahasan pada variable ini antara lain :

a) Internet

Pengguna mampu menggunakan multimedia dari internet secara

streaming atau download. Kekuatan koneksi internet pengguna

menjadi faktor kunci kecepatan koneksi internet. Sehingga

model aplikasi yang dijalankan disesuaikan dengan perkiraan

kecepatan internet pengguna.

b) Handphone

Pengguna saat ini mayoritas telah menggunakan handphone

sehingga pemrogram seharusnya menyesuaikan dengan

perangkat terkini para calon pengguna. Baik dari ukuran file

maupun layar yang disajikan.

Page 48: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

35

3) Distribution dalam lingkup pariwisata

a) Perspektif Pengguna

Website dirancang dengan minimal dengan dua bahasa,

yaitu bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan bahasa

Indonesia sebagai bahasa asli dari instansi tersebut berasal.

Website dirancang dengan dilengkapi sitemap. Sitemap

berisi peta situs yang mewakili keseluruhan isi pada website

instansi sehingga memudahkan para user dalam pencarian

informasi dan memahami isi seluruh konten pada website

instansi tersebut.

Untuk mempermudah pengunjung mencari informasi

pada website dan dapat langsung masuk ke informasi yang

ingin dituju, maka website dirancang dengan menambahkan

fasilitas search engine internal untuk mencari informasi lebih

cepat dengan cara pengunjung cukup mengisi key word yang

ingin dicari dan website langsung menuju keinformasi yang

dituju.

Untuk menampung pertanyaan, feedback, atau saran

dari pengguna tentang isi website, maka website akan

ditambahkan dengan fasilitas forum untuk diskusi antar user

yang sudah login agar terlibat langsung dengan diskusi, fasilitas

Page 49: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

36

contact us untuk langsung bertanya dengan email,

testimonialuntuk memberikan pendapat terhadap website.

Website akan dirancang dengan menempatkan navigasi

atau menu ditempat yang mudah dilihat oleh pengguna, selain

itu alur data informasi pada konten website juga akan sesuai

dengan menu dan konten.

Website dirancang dengan memperhatikan typography

yang baik seperti memperhatikan ukuran huruf, jenis huruf, dan

warna huruf agar mudah dibaca dan dimengerti oleh

pengunjung dan tidak terlalu banyak variasi dengan tidak lebih

dari tiga jenis huruf dan warna huruf yang sesuai

Tampilan website dirancang tidak lebih dari tiga warna

dan mengkombinasikan warna yang serasi satu sama lain dan

memilih warna yang tidak terlalu mencolok agar menghasilkan

tampilan website yang elegan dan menarik

Website akan dilengkapi dengan umpan balik atau

peringatan kesalahan kepada pengguna misalnya dengan dialog

box dan dilengkapi dengan solusi praktis untuk memperbaiki

kesalahan pengguna agar pengguna mengetahui kesalahannya

dan dapat memperbaikinya.

Karena informasi yang disediakan berjumlah cukup

banyak, maka website akan dilengkapi dengan shortcut atau

Page 50: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

37

jalan pintas sehingga pengunjung tidak perlu masuk ke menu

yang terlalu dalam untuk melihat konten yang diinginkan.

Selain itu, website akan menyediakan alur informasi yang

dilalui pengunjung untuk mempermudah tindakan pembalikan

pengunjung ke informasi sebelum – sebelumnya.

b) Perspektif Pemasaran

Produk wisata yang akan ditampilkan dibuat secara per

kategori dan per daerah sehingga produk wisata yang

ditampilkan terdata secara lengkap dan lebih jelas untuk dilihat

oleh pengunjung dalam mencari informasi tentang produk

wisata di daerah tersebut.

Website yang dirancang akan menyediakan wadah

khusus untuk promosi dan iklan para pelaku usaha di halaman

depan yang mudah dilihat pengguna, selain itu website juga

perlu menyediakan link terkait yang dapat langsung terhubung

ke situs para pelaku usaha sehingga Dinas Pariwisata ikut

mempromosikan pelaku usaha tersebut

Informasi produk wisata yang ditampilkan di website

akan memberikan penjelasan detail per produk wisata seperti

menambahkan foto atau gambar dan video selain deskripsi

tentang produk wisata tersebut. Website perlu menampilkan

informasi yang terkait atau tempat yang bisa dikunjungi

Page 51: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

38

terdekat dan berhubungan dengan produk wisata tersebut

sebagai daya tarik wisatawan

Menyediakan informasi tentang eventyang sedang atau

yang akan dilaksanakan, selain itu event juga dapat ditampilkan

pada slider halaman depan website untuk menarik minat

pengunjung tentang event tersebut.

Website perlu dilengkapi dengan fasilitas currency

untuk wisatawan asing yang ingin berkunjung untuk

mengetahui nilai tukar mata uang asing saat itu sehingga bisa

memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan.

Website dirancang dengan dilengkapi dengan informasi

social media, selain itu pengunjung juga dapat membantu

menyebarkan informasi yang disukainya lewat website Dinas

Pariwisata secara otomatis sehingga terjadi kolaborasi yang

baik.

Website dirancang akan menginformasikan produk

wisata yang saling terkait dan lokasi nya yang paling dekat

dengan tempat wisata lainnya sehingga informasi yang

didapatkan pengguna menjadi lebih lengkap.

c) Perspektif Fungsi dan Informasi Dinas Pariwisata

Untuk dapat memandu pengunjung yang baru

berkunjung, website menyediakan fasilitas peta dengan point

Page 52: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

39

lokasi dimana pengunjung dapat mengisi lokasi ia berada dan

tempat yang ingin ia kunjungi dan peta akan menampilkan alur

dan arah untuk menuju ke tempat tujuan tersebut.

Website akan memberikan informasi tentang souvenir

yang khas pada daerah tersebut, kuliner yang dapat dicoba oleh

pengunjung, serta sejarah dan budaya berdasarkan per daerah

yang dapat dilihat oleh pengguna sebagai salah satu daya tarik

wisatawan untuk berkunjung.

Menyediakan fitur Plan Your Trip dimana akan

berfungsi menampilkan daftar tempat yang ingin ditambahkan

pengunjung dan website akan otomatis menampilkan rencana

perjalanan pengunjung dan dapat dicetak pengunjung.

Menyediakan informasi tentang pelaku usaha dan

kolaborasi dengan baik dengan para pelaku usaha pariwisata

dengan menyimpan data dari pelaku usaha dan diupdate secara

berkala serta menyediakan link untuk langsung dapat

terhubung dengan website pelaku usaha pariwisata tersebut

Menyediakan informasi tentang visa on travel untuk

calon wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Indonesia

sehingga mereka memiliki pengetahuan tentang visa dan surat

– surat yang dibutuhkan.

Page 53: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

40

Menyediakan wadah untuk menampung berita yang

dapat diupdate sesuai kebutuhan dan akan ditampilkan di

halaman utama untuk berita yang terbaru sehingga pengunjung

dapat langsung masuk ke halaman berita

d) Perspektif Teknis

Untuk membuat website agar mudah ditemukan oleh

pengunjung maka website perlu untuk ditambahkan dengan

SEO ke Website Dinas Pariwisata agar mudah ditemukan oleh

Search Engine Contoh: Yahoo, Google, Bing, dll. Untuk

memastikan website bebas dari broken link, tentunya website

akan dikembangkan secara maksimal agar tidak terdapat error

dan sebagai hasil akhirnya.

Website dirancang dengan menyediakan fasilitas link

website untuk dapat terhubung dengan website lain seperti

pelaku usaha pariwisata agar dapat berkolaborasi dengan baik

dan memudahkan pengujung yang ingin langsung berkunjung

ke website pelaku usaha pariwisata tersebut

Website menyediakan slider yang berisi informasi

yang paling up-to-date tentang berita, event, atau iklan promosi

dan informasi tersebut dapat langsung terintegrasi ke halaman

website yang bersangkutan dengan informasi slider tersebut

sehingga membantu dalam mempromosikan pariwisata yang

Page 54: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

41

mencolok untuk menarik perhatian pengguna. Selain itu

dengan adanya slider akan membuat website menjadi lebih

hidup dan tidak membuat pengguna menjadi jenuh

Website dirancang dengan tidak hanya menambahkan

fasilitas perhitungan kunjungan pengunjung website atau

fasilitas statistic kunjungan yang akan ditampilkan di halaman

depan tetapi website berisi total kunjungan ke website

mengenai daerah asal wisatawan

Website dilengkapi dengan fasilitas yang

memungkinkan pengunjung untuk download konten yang

mungkin saja dibutuhkan untuk beberapa informasi yang

dianggap penting akan disediakan fasilitas untuk download.

Website memanfaatkan animasi dan multimedia untuk

memperindah tampilan website dan membuat tampilan website

lebih hidup dengan menyediakan foto, gambar, video, slider,

dan suara tetapi tetap memperhatikan kebutuhan multimedia

agar tidak terlalu banyak dan terlalu ramai di tampilan website

Website Dinas Pariwisata selain memperhatikan

tampilan yang menarik dengan menambahkan animasi dan

multimedia, juga memperhatikan ukuran website agar tidak

terlalu berat sehingga melambatkan loading time, dan

mengurangi gambar atau video yang memiliki ukuran yang

Page 55: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

42

berat. Website juga diusahakan untuk dirancang dengan

sederhana namun elegan.

4) Pengembangan Virtual Tourism

Pengembangan virtual tourism menggunakan metode

waterfall. Model waterfall merupakan model klasik dari sistem dan

urutan dalam perangkat lunak bangunan. Nama model sebenarnya

adalah "Linear Sequential Model". Model tersebut sering disebut

dengan “classic life cycle” atau metode waterfall. Model ini

termasuk dalam model umum rekayasa perangkat lunak, pertama

kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970-an,

sehingga secara umum dianggap sudah usang, tetapi merupakan

model yang paling banyak digunakan dalam rekayasa perangkat

lunak (SE). Model tersebut menggunakan pendekatan sekuensial

sistematis. Sehingga pemrogram harus menunggu selesainya

langkah sebelumnya selangkah demi selangkah dan

menjalankannya secara berurutan.

Gambar 3 Model Waterfall

Sumber : (Pressman, 2015)

Page 56: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

43

a) Communication (Project Initiation & Requirements Gathering)

Sebelum memulai pekerjaan teknis, perlu adanya komunikasi

dengan pelanggan untuk memahami dan mencapai tujuan yang

ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi

proyek, seperti menganalisis masalah yang dihadapi dan

mengumpulkan data yang diperlukan, serta membantu

mendefinisikan fungsi perangkat lunak. Data lain juga dapat

dikumpulkan dari jurnal, artikel, dan internet.

b) Planning (Estimating, Schedulling, Tracking)

Tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan yang menjelaskan

tentang estimasi tugas teknis yang akan dilakukan, risiko yang

mungkin terjadi, sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat

sistem, produk kerja yang akan dihasilkan, rencana kerja yang

akan dijalankan, dan penelusuran proses kerja sistem.

c) Modeling (Analysis and Design)

Tahapan ini merupakan tahap perancangan dan pemodelan

arsitektur sistem, dengan fokus pada perancangan struktur data,

arsitektur perangkat lunak, tampilan antarmuka dan algoritma

program. Tujuannya adalah untuk lebih memahami gambaran

keseluruhan tentang apa yang akan dilakukan.

Page 57: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

44

d) Construction (Code & Test)

Tahap konstruksi ini adalah proses mengubah bentuk desain

menjadi kode atau bentuk / bahasa yang dapat dibaca mesin.

Setelah pengkodean selesai, maka akan dilakukan pengujian

pada sistem dan kode yang dibuat. Tujuannya untuk

menemukan kesalahan yang mungkin bisa diperbaiki nanti.

e) Deployment (Delivery, Support, Feedback)

Fase deployment mengacu pada fase implementasi perangkat

lunak kepada pelanggan berdasarkan umpan balik, dan secara

rutin melakukan pemeliharaan perangkat lunak, perbaikan

perangkat lunak, evaluasi perangkat lunak, dan pengembangan

perangkat lunak agar sistem dapat terus beroperasi dan

berkembang sesuai fungsinya.

Pemrogram dapat menggunakan metode waterfall pada

kondisi sebagai berikut :

a) Memahami sepenuhnya semua persyaratan yang diajukan di

awal pengembangan program

b) Definisi produk stabil dan tidak akan diubah dengan alasan

apapun selama proses pengembangan. Oleh karena itu,

teknologi yang digunakan juga harus dipahami dengan baik

c) Menghasilkan produk atau produk baru dengan versi baru.

Apabila pengkonsep menghasilkan versi baru dari suatu produk,

Page 58: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

45

itu termasuk pengembangan tambahan, di mana setiap tahapan

sama dengan metode waterfall, dan kemudian diulang.

d) Porting produk yang ada ke bentuk platform baru

Dengan demikian, metode waterfall dianggap sebagai

metode yang lebih cocok untuk proyek pembuatan sistem baru dan

pengembangan perangkat lunak dengan risiko rendah dan waktu

pengembangan yang lama. Tetapi salah satu kekurangan yang

paling mendasar adalah bahwa metode tersebut setara dengan

pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras dan

menghilangkan perubahan dalam proses pengembangan. Di sisi

lain, kesalahan dapat terdeteksi saat perangkat lunak berjalan, serta

berpotensi sering terjadi perubahan.

Keuntungan menggunakan metode waterfall adalah

prosesnya lebih terstruktur, yang membuat perangkat lunak

berkualitas dan dapat dipelihara. Dari sudut pandang pengguna, ini

juga lebih menguntungkan karena dapat merencanakan dan

menyiapkan data yang dibutuhkan dan persyaratan proses dari awal.

Penjadwalan juga menjadi lebih deterministik, karena penjadwalan

setiap proses dapat ditentukan. Jadi pemrogram dapata melihat

dengan jelas tujuan menyelesaikan pengembangan program.

Diberikan urutan tertentu, pemrogram juga dapat melihat

perkembangan yang tepat dari setiap tahap. Di sisi lain, model ini

Page 59: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

46

adalah model dokumen yang lengkap, sehingga proses

perawatannya mudah.

Kerugian menggunakan metode waterfall adalah terlalu

kaku dan sulit untuk diubah di tengah proses. Jika proses / prosedur

tidak ada pada tahap sebelumnya, maka tahap pengembangan harus

dimulai ulang dan akan memakan waktu lebih lama. Karena jika

proses sebelumnya belum selesai maka proses selanjutnya tidak

akan berjalan. Oleh karena itu, jika permintaan pengguna tidak

mencukupi, proses pengembangan harus dimulai ulang dari awal.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa proses pembangunan

perangkat lunak dengan metode waterfall sangat lambat.

Kerugian lain dari penggunaan metode waterfall adalah

daftar persyaratan yang lengkap diperlukan sejak awal. Namun,

biasanya hanya sedikit pelanggan yang dapat melakukannya. Untuk

menghindari pengulangan langkah-langkah ini dari awal, pengguna

harus menyediakan semua proses, data, dan laporan yang mereka

inginkan dari awal pengembangan. Namun dalam banyak kasus,

pengguna sering membuat permintaan di tahap menengah

pengembangan sistem. Dengan metode ini, pengembangan harus

dimulai kembali dari tahap awal. Karena pada tahap awal

pengembangan, hasil pengembangan disesuaikan dengan desain

pengguna. Di sisi lain, pengguna tidak dapat menguji sistem hingga

Page 60: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

47

sistem selesai sepenuhnya. Selain itu, karena ada proses menunggu

untuk menyelesaikan satu tahapan terlebih dahulu, kinerja personel

menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, biasanya dibutuhkan

orang dengan "multi skill" agar paling tidak mereka bisa

memberikan bantuan untuk tahap pekerjaan selanjutnya.

B. Penelitian Terdahulu

Dusan Jan mengungkapkan bahwa dalam rancang bangun virtual

tourism dibutuhkan (1) Agent Architecture, (2) Navigation, (3) Visitor

Management dan (4) Conversation Management. (Jan, 2009).

Sementara itu, Mustika mengungkapkan dalam mengembangkan

media pembelajaran interaktif berbasis web/aplikasi pada STIMIK Palcomtech

Palembang menggunakan pendekatan Multimedia Development Life Cycle

(MDLC) yang terdiri dari (1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4)

Assembly, (5) Testing dan (6) Distribution (Mustika, 2017).

Selanjutnya, dalam membangun aplikasi virtual tourism pada lokasi

rekreasi dan hiburan keluarga Kota Pontianak dilakukan dengan pendekatan

Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari (1) Concept, (2)

Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing dan (6) Distribution

(Natsir, 2019). Begitu juga dengan Kawasan Bunaken (Thomas, 2018), aplikasi

virtual tourism Kabupaten Kampar (Widiyarna, 2020) dan aplikasi virtual

tourism Kota Manado (Umafagur, 2016).

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah :

Page 61: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

48

Tabel 9 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Voronkova,

2018 Virtual Tourism: on the Way To the Digital Economy

Dengan perkembangan ekonomi digital, penelitian tentang virtual reality semakin banyak berorientasi pada praktik, baik dalam peningkatan teknologi TI dan platform digital industri dan, yang paling penting, studi tentang konsekuensinya bagi seseorang yang terjun ke dunia virtual. Penting untuk memperhitungkan dampak virtual pariwisata pada orang nyata, untuk membentuk budaya pariwisata virtual, yang akan membantu membuat industri pariwisata merupakan sektor ekonomi digital yang berorientasi pada masyarakat

2 Shahnoor Rahman,2017

Virtual Tourism and Its Prospects for Assam

Manfaat dan kegunaan alat berbasis TIK dan Internet untuk komunikasi pelanggan yang efektif dari destinasi wisata pantat Assam belum terwujud. Otoritas terkait dan DMO di Assam harus memahami potensi yang luar biasa yang dipegang oleh pariwisata virtual, dan mencoba menambahkan ini ke strategi komunikasi pelanggan yang ada. Contoh harus dicari dari tempat lain seperti Meksiko, Skotlandia, Las Vegas, dll yang telah menuai manfaat pariwisata virtual dalam bentuk arus masuk turis yang meningkat dan popularitas yang jauh lebih banyak daripada Assam di kalangan calon wisatawan

3 Dio, 2019 Rancang Bangun Aplikasi Virtual Tour Lokasi Rekreasi dan Hiburan Keluarga di Pontianak

Aplikasi virtual tour berbasis website berhasil dibangun dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang lokasi rekreasi dan hiburan keluarga yang ada di Kota Pontianak

Page 62: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

49

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 4 Mega Orina Ftri,

2016 Rancang Bangun Aplikasi Virtual Tour Monumen Mandala Berbasis Android

Hasil pengujian fungsional aplikasi dimana hasil pengujian semua fitur pada menu utama, dan fungsi pada Virtual Tour sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini juga dibuktikan dari hasil kuisioner dimana 53,33% responden menyatakan aplikasi ini membuat pengguna mendapat pengetahuan tentang Monumen Mandala Makassar

5 Harianto, 2016 Rancang Bangun Aplikasi Virtual Tour Museum Provinsi Kalimantan Barat Untuk Edukasi Sejarah

aplikasi virtual tour dalam penyampaian edukasi sejarah terhadap koleksi bersejarah pada Museum Provinsi Kalimantan Barat termasuk dalam kategori dapat diterima oleh siswa. Berdasarkan seluruh hasil pengujian, maka dapat di simpulkan bahwa aplikasi virtual tour layak untuk diimplementasikan.

6 Yulia Fatma, 2019

Rancang Bangun Virtual Tour Reality Sebagai Media Promosi Pariwisata Di Propinsi Riau

Aplikasi Virtual Reality (VR) yang dirancang digunakan sebagai media informasi dan promosi pariwisata provinsi Riau. Kesan virtual tour reality menggunakan foto 360° derajat membuat pengguna dapat merasa seolah-olah berada di dalam lingkungan tersebut.

7 Nofan Widyarna, 2016

Rancang Bangun Aplikasi Kampar Tourism Sebagai Pengenalan Landmark Pariwisata Kabupaten Kampar

Dengan aplikasi dengan cara mengimplementasikan informasi dalam visualisasi panorama 360 membuat pengguna untuk melihat informasi wisata secara visual di Kabupaten Kampar. Kata Kunci: Android, Kabupaten Kampar, MDLC, Virtual Reality, Virtual Tour.

8 Wira Shilviana Hanum, 2019

Rancang Bangun Aplikasi Panduan Pariwisata Di Kabupaten Banyuwangi Mobile Berbasis Android

Dengan adanya aplikasi panduan Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi memudahkan masyarat dan wisatawan dalam mendapatkan pengetahuan tentang informasi Pariwisata di Banyuwangi yang lebih cepat dengan media smartphone android dan

Page 63: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

50

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian informasi pariwisata yang tidak hanya sebatas wisata popular di Banyuwangi

9 Gia Anggraini, 2017

Rancang Bangun Aplikasi Pengenalan Pariwisata Sumatera Selatan berbasis Sistem Operasi Android

Aplikasi dapat memenuhi tujuan awal pembuatan aplikasi yaitu dapat mempermudah proses pengenalan dan mempersingkat waktu proses pencarian informasi mengenai pariwisata provinsi Sumatera Selatan kepada masyarakatnya sendiri maupun pendatang

10 Erik Kurniadi, 2018

Rancang Bangun Aplikasi Wisata Kabupaten Kuningan Berbasis Android Menggunakan Metode Location Based Service (LBS)

Aplikasi wisata di kabupaten Kuningan berbasis android dengan menggunakan metode LBS telah dibangun dengan baik. Menu obyek wisata yang tersedia berfokus pada wisata alam, wisata kuliner dan sejarah.

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 4 Kerangka Pemikiran

Sumber : Data Olahan Peneliti, 2020

Page 64: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

51

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari

tiga tahapan besar, yaitu input proses dan output dengan hasil produk rancang

bangun virtual tourism Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Pada tahap input, penulis memberikan gambaran mengenai fenomena

dan bahan virtual tourism serta teori yang menjadi penunjang dalam merancang

produk virtual tourism. Penulis menggunakan pendekatan bahasan penelitian

pada potensi wisata serta MDLC yang terdiri dari (1) Concept, (2) Design, (3)

Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing dan (6) Distribution (Natsir,

2019). Pada aspek lokasi, penulis membatasi lokus yang cocok dengan

karaktrer virtual tourism di Kawasan Bandung Raya yaitu Kawasan Ciwidey.

Dalam parktiknya penulis melaksanakan penelitian di (1) DTW Kawah Putih

dan (2) Glamping Lakesite Rancabali karena merepresentasikan karakter

virtual tourism.

Pada tahap process, penulis melakukan pengambilan data serta

melakukan analisis dan perancangan mengenai (1) Concept, (2) Design, (3)

Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing dan (6) Distribution.

Setelah tahap merancang produk virtual tourism, penulis melakukan

uji kesiapgunaan produk kepada pihak yang dipilih oleh penulis. Setelah

monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut, penulis memutakhirkan produk

virtual tourism untuk disajikan dalam sidang tesis.

Page 65: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. penelitian ini

terdiri dari tiga tahapan besar, yaitu input proses dan output dengan hasil produk

rancang bangun virtual tourism Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Penelitian ini mengandung masalah yang bersifat sosial dan dinamis.

Proses penelitian dan pemahaman mengenai permasalahan penelitian diselidiki

dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif serta bersifat

penelitian lapangan (Moleong, 2012, hal. 6). Data deskriptif tersebut menghasilkan

temuan pola – pola virtual tourism di Kota Bandung. Dari hasil data deskriptif,

peneliti berupaya untuk menggambarkan hasil penelitian atau temuan - temuan

yang diteliti yang kemudian digambarkan ke dalam bentuk produk virtual tourism.

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model

waterfall yang mempunyai beberapa tahap yaitu komunikasi, perencanaan,

pemodelan, kontruksi dan penyerahan kepada pengguna

1. Komunikasi

Berkomunikasi dengan Dinas Operasional BKSDA dan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan

adalah metode wawancara dan observasi. Setelah memperoleh informasi yang

Page 66: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

53

cukup, langkah selanjutnya adalah analisis kebutuhan untuk menentukan

kebutuhan khusus untuk pengembangan perangkat lunak.

2. Perencanaan

Selama tahap perencanaan, pengembang dapat lebih mudah menyusun

jadwal kerja. Rencana kerja yang harus disiapkan meliputi waktu yang

dibutuhkan untuk menyusun dan menganalisis kebutuhan, mengembangkan

produk dan menguji produk. Jadwal pengembangan menggunakan tabel yang

berisi kemajuan proyek dan durasi proyek.

3. Pemodelan

Langkah pertama dalam fase pemodelan adalah membuat desain User

Experience (UX) dan User Interface (UI). Untuk perancangan UI dapat

diselesaikan dengan membuat prototipe tampilan perangkat lunak dan menu

pada perangkat lunak sesuai analisis permintaan. Pada saat yang sama,

digunakan diagram UML untuk mendesain UX, yang bertujuan untuk

mendeskripsikan alur dari sistem yang akan dikembangkan

4. Konstruksi

Kegiatan ini merupakan inti dari tahap pengembangan perangkat

lunak. Tahap ini menggunakan bahasa pemrograman untuk mengatur semua

logika dan arsitektur sistem. Perintah akan diprogram dan digabungkan sesuai

dengan fungsinya masing-masing. Pada tahap ini, standar internasional ISO /

IEC 25010 akan digunakan untuk pengujian. Pengujian bertujuan untuk

Page 67: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

54

menemukan kesalahan pada perangkat lunak. Oleh karena itu pada tahap ini

dilakukan dua kegiatan yaitu membangun perangkat lunak dan pengujian.

5. Penyerahan kepada pengguna

Produk akhir berupa sistem informasi daya tarik wisata. Produk akan

diimplementasikan dan ditampilkan kepada pengguna / pelanggan. Setelah

presentasi, pengguna / pelanggan akan mengevaluasi perangkat lunak yang

dihasilkan dan akan memberikan tanggapan atas hasil evaluasi tersebut.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

primer dan sekunder. Data primer digunakan untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data – data yang diperoleh dari

pihak lain yang mendukung informasi dari data primer (Rusady, 2008, p. 133).

Sumber informasi untuk data primer yang dipilih oleh peneliti

merupakan responden – responden yang mempunyai pengetahuan lebih

mengenai wisata di Kota Bandung. Jenis informan dibagi menjadi tiga golongan

yaitu responden yang mewakili Pemerintah, Industri dan Akademisi. Rincian

informan dapat dilihat pada tabel berikut

Page 68: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

55

Tabel 10 Informan Penelitian

No Jenis Kriteria Nama Dan Jabatan 1 Industri a. Berdomisili di Kota Bandung

b. Pengelola DTW di Kawasan Ciwidey

c. Mempunyai pengaruh dalam organisasi kemasyarakatan atau industri yang mempunyai pengaruh dalam organisasi pariwisata

a. Fadil, BKSDA Pengelola Situ Patengan

b. Trisna Mulyana , BKSDA manajer wilayah Ciwidey

2 Akademisi a. Warga masyarakat yang tinggal di Kabupaten Bandung

b. Berprofesi sebagai dosen di Perguruan Tinggi Pariwisata atau menguasai teknologi informasi di bidang pariwisata.

a. Dendy Sundayana, Dosen

b. Julian Chandra Wibawa, Dosen

3 Pemerintah a. Bekerja Instansi Pemerintahan yang mengurusi wilayah Kabupaten Bandung

b. Mengetahui spesifikasi teknis perencanaan pariwisata Kabupaten Bandung yang tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Bandung.

a. Yosep Nugraha, Disparbud Kab. Bandung

b. Harmanto, Asdep Pemasaran Nusantara Regional 1 Kemenparekraf RI

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

2. Tempat Penelitian

Penulis membatasi lokus yang cocok dengan karaktrer virtual tourism di

Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Dalam parktiknya penulis

melaksanakan penelitian di (1) DTW Kawah Putih, (2) Situ Patengan dan (3)

Glamping Lakesite Rancabali.

Page 69: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

56

C. Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif sehingga

informasi yang di harapkan adalah informasi yang mampu memotret respon

masyarakat terhadap perencanaan pariwisata terpadu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, studi dokumentasi, dan pengumpulan data melalui data sekunder.

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan

permasalahan secara mendalam dari responden (Maryadi, 2010, p. 44).

Wawancara yang dilaksanakan dalam penelitian ini dilakukan kepada

responden warga masyarakat, akademisi dan pemerintah daerah dengan

pertanyaan yang terstruktur. Instrumen yang digunakan dalam metode

wawancara adalah pedoman wawancara dan alat rekam wawancara. Tempat

wawancara ditentukan oleh informan.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan dalam

penelitian kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen – dokumen

yang dibuat dalam mendeskripsikan sebuah subjek (Herdiansyah, 2011, p.

143). Studi dokumentasi pada penelitian dilakukan untuk mendukung data –

data dari informan. Dokumentasi tersebut berupa foto, video, buletin, majalah

dan lain sebagainya terkait pariwisata khususnya terkait lokus penelitian.

Page 70: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

57

D. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data.

Data yang dihimpun dari berbagai sumber termasuk informan. Berikut adalah

langkah langkah dalam menganalisis data penelitian

1. Reduksi Data

Reduksi data dalam kegiatan ini merupakan kegiatan merangkum, memilih

dan memilah hal – hal yang pokok terkait tema penelitian serta mencari pola

sesuai dengan kepentingan penelitian. Data yang direduksi mampu

memberikan uraian detil dan jelas serta memudahkan peneliti dalam tahap

mengumpulkan data serta mencari fakta di lapangan.

2. Display data

Disajikan dalam bentuk penjelasan, bagan, grafik serta evidence lain yang

menunjukkan hubungan antar kategori atau sejenisnya. Menjadikan data pada

metode tersebut diharapkan mempermudah peneliti dalam merencanakan

kegiatan selanjutnya.

3. Kesimpulan / Verifikasi

Setelah dilakukan penyajian data akan menghasilkan kesimpulan sementara

yang menjawab pertanyaan penelitian. Kesimpulan awal akan didukung oleh

bukti – bukti yang valid dan konsisten di saat peneliti mendapat revisi dari

pembimbing dan informan. Maka penarikan kesimpulan diharapkan

menghasilkan tulisan atau bagan yang kredibel.

Page 71: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

58

E. Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan penelitian ini ditentukan dengan pengecekan atau membandingkan

dengan pola yang sama. Pengecekan data triangulasi data terdiri dari triangulasi

sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu (Hamidi, 2008).

1. Trianggulasi Sumber

Triangulasi sumber merupakan pengujian kredibilitas data dengan cara

membandingkan data atau hasil jawaban dengan pertanyaan yang sama kepada

sumber lain.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik merupakan pengujian terhadap hasil atau data yang

diperoleh pada informan dengan membandingkan pada teknik yang berbeda.

3. Trianggulasi Waktu

Triangulasi teknik merupakan pengujian terhadap hasil atau data yang

diperoleh pada informan dengan membandingkan pada waktu yang berbeda.

Page 72: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Potensi Wisata Dalam Menunjang Virtual Tourism Kawasan Ciwidey

a. Atraksi

1) Kawah Putih

Kawah Putih merupakan DTW yang populer di Kawasan

Ciwidey, Kabupaten Bandung. DTW Kawah Putih mempunyai

keunikan berupa bentang alam yang terdiri dari kawah bekas letusan

Gunung Patuha. Kawah Putih terletak di 45 km selatan Kota Bandung

dan berada pada ketinggian 2197 mdpl membuat suhu pada DTW

Kawah Putih mempunyai rata-rata tahunan 120C. Kondisi tersebut

menyebabkan wisatawan merasakan iklim yang sejuk.

Gambar 5 DTW Kawah Putih

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Page 73: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

60

Aktivitas yang tersedia di DTW Kawah Putih meliputi

sightseeing dan berfoto. Kondisi bentang alam dan lokasi yang mudah

dijangkau masyarakat membuat DTW Kawah Putih juga dapat

dimanfaatkan sebagai tempat berfoto prewedding dan foto yang

bersifat komersial.

Gambar 6 DTW Kawah Putih Untuk Prewedding

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Keunikan yang dimiliki DTW Kawah Putih juga ditunjang

dengan aktivitas penunjang seperti mobil ontang anting, pertunjukan

event pada waktu tertentu serta suasana pegunungan yang khas untuk

wisatawan dapat melakukan escaping.

2) Situ Patengan

Situ Patengan merupakan salah satu DTW yang populer di

Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung. DTW ini terletak 47 km

sebelah selatan Kota Bandung dan berada pada ketinggian 1600 mdpl

Page 74: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

61

sehingga membuat rata – rata suhu tahunan DTW Situ Patengan adalah

160C. Kondisi tersebut menyebabkan wisatawan merasakan iklim yang

sejuk.

Gambar 7 DTW Situ Patengan

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Kemudian, keunikan DTW Situ Patengan adalah pada bentang

alam yang terdiri dari danau seluas 450 km2 yang dikelilingi kebun teh

dan pinus sehingga membuat pengalaman wisata alam yang menarik

bagi wisatawan. Sementara itu, aktivitas yang dapat dilakukan

wisatawan pada DTW Situ Patengan adalah sightseeing dan berfoto.

Area foto yang paling populer pada DTW ini adalah pada kapal pinisi,

jembatan gantung, dan batu cinta. Aktivitas penunjang lainnya terdapat

pada aktivitas berperahu dalam kawasan DTW.

Page 75: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

62

Gambar 8 Scene Film Heart Series Pada DTW Situ Patengan

Sumber : Streaming Heart Episode 3 |Vidio.com, 2020

Bentang alam yang unik dan luasnya lahan juga dimanfaatkan

untuk event tematik seperti pembuatan film, pernikahan dan foto

prewedding. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati suasana

dengan aktivitas yang dibuat sendiri seperti piknik, outbound dan

gathering.

3) Glamping Lakeside Rancabali

Glamping merupakan singkatan dari glamorous camping atau

berkemah dengan cara yang mewah. Pengelola telah menyediakan

keperluan saat berkemah seperti sleeping bag, tenda dan peralatan

masak.

DTW Glamping Lakeside Rancabali berlokasi di dalam DTW

Situ Patengan sehingga suasana dan bentang alam sama dengan DTW

Page 76: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

63

Situ Patengan. Perbedaan DTW Glamping Lakeside terletak pada

aktivitas yang terorganisir oleh swasta.

Gambar 9 DTW Glamping Lakeside Rancabali

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Aktivitas yang ditawarkan pada DTW Glamping Lakeside

adalah berkemah, paint ball, rafting, fun offroad, sepeda gunung,

memancing, petik buah strawberry dan tea walk pada pabrik teh di

perkebunan teh Rancabali.

b. Amenitas

1) Sarana

a) DTW Kawah Putih

Berikut merupakan hasil observasi penelitian terhadap

sarana pada DTW :

Page 77: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

64

Tabel 11 Sarana DTW Kawah Putih

No Jenis Sarana Ketersediaan Kualitas 1 Tempat parkir Ada Baik 2 Tempat makan dan minum Ada Baik 3 Toko cinderamata Ada Baik 4 Pusat Informasi Ada Baik 5 Loket Ada Baik 6 Pos Keamanan Ada Baik 7 Fasilitas Kebersihan Ada Baik 8 Toilet Ada Baik 9 Loker/penitipan barang Ada Baik 10 Signage Ada Baik 11 Fasilitas Wifi Tidak Ada -

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana DTW

Kawah Putih yang terdiri dari tempat parkir, tempat makanan dan

minuman, toko cinderamata, pusata informasi, loket, pos

keamanan, fasilitas kebersihan, toilet, loker penitipan barang dan

signage tersedia dengan kualitas yang baik.

b) DTW Situ Patengan

Berikut merupakan hasil observasi penelitian terhadap

sarana pada DTW :

Tabel 12 Sarana DTW Situ Patengan

No Jenis Sarana Ketersediaan Kualitas 1 Tempat parkir Ada Baik 2 Tempat makan dan minum Ada Baik 3 Toko cinderamata Ada Baik 4 Pusat Informasi Ada Baik 5 Loket Ada Baik 6 Pos Keamanan Ada Baik 7 Fasilitas Kebersihan Ada Baik 8 Toilet Ada Baik 9 Loker/penitipan barang Ada Baik

Page 78: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

65

No Jenis Sarana Ketersediaan Kualitas 10 Signage Ada Baik 11 Fasilitas Wifi Tidak Ada -

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana DTW

Situ Patengan yang terdiri dari tempat parkir, tempat makanan dan

minuman, toko cinderamata, pusata informasi, loket, pos

keamanan, fasilitas kebersihan, toilet, loker penitipan barang dan

signage tersedia dengan kualitas yang baik.

c) DTW Glamping Lakeside Rancabali

Berikut merupakan hasil observasi penelitian terhadap

sarana pada DTW :

Tabel 13 Sarana DTW Glamping Lakeside Rancabali

No Jenis Sarana Ketersediaan Kualitas 1 Tempat parkir Ada Baik 2 Tempat makan dan minum Ada Baik 3 Toko cinderamata Ada Baik 4 Pusat Informasi Ada Baik 5 Loket Ada Baik 6 Pos Keamanan Ada Baik 7 Fasilitas Kebersihan Ada Baik 8 Toilet Ada Baik 9 Loker/penitipan barang Ada Baik 10 Signage Ada Baik 11 Fasilitas Wifi Tidak Ada -

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana DTW

Glamping Lakeside Rancabali yang terdiri dari tempat parkir,

tempat makanan dan minuman, toko cinderamata, pusata

Page 79: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

66

informasi, loket, pos keamanan, fasilitas kebersihan, toilet, loker

penitipan barang dan signage tersedia dengan kualitas yang baik.

2) Prasarana

a) DTW Kawah Putih

Berikut merupakan hasil observasi penelitian terhadap

prsarana pada DTW :

Tabel 14 Prasarana DTW Kawah Putih

No Jenis Prasarana Ketersediaan Kualitas 1 Fasilitas Air Bersih Ada Baik 2 Jaringan Listrik Ada Baik 3 Jaringan Komunikasi Seluler Ada Baik 4 Sistem Pembuangan Limbah Ada Baik

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa prasarana di lingkungan

DTW Kawah Putih yang terdiri dari fasilitas air bersih, jaringan

listrik, jaringan komunikasi seluler serta sistem pembuangan

limbah tersedia dengan kualitas baik. Dengan demikian, prasarana

yang terdapat di lingkungan DTW tersebut dapat menunjang

operasional DTW.

b) DTW Situ Patengan

Berikut merupakan hasil observasi penelitian terhadap

prsarana pada DTW :

Page 80: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

67

Tabel 15 Prasarana DTW Situ Patengan

No Jenis Prasarana Ketersediaan Kualitas 1 Fasilitas Air Bersih Ada Baik 2 Jaringan Listrik Ada Baik 3 Jaringan Komunikasi Seluler Ada Baik 4 Sistem Pembuangan Limbah Ada Baik

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa prasarana di lingkungan

DTW Situ Patengan yang terdiri dari fasilitas air bersih, jaringan

listrik, jaringan komunikasi seluler serta sistem pembuangan

limbah tersedia dengan kualitas baik. Dengan demikian, prasarana

yang terdapat di lingkungan DTW tersebut dapat menunjang

operasional DTW.

c) DTW Glamping Lakeside

Berikut merupakan hasil observasi penelitian terhadap

prsarana pada DTW :

Tabel 16 Prasarana DTW Glamping Lakeside Rancabali

No Jenis Prasarana Ketersediaan Kualitas 1 Fasilitas Air Bersih Ada Baik 2 Jaringan Listrik Ada Baik 3 Jaringan Komunikasi Seluler Ada Baik 4 Sistem Pembuangan Limbah Ada Baik

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa prasarana di lingkungan

DTW Glamping Lakeside Rancabali yang terdiri dari fasilitas air

bersih, jaringan listrik, jaringan komunikasi seluler serta sistem

Page 81: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

68

pembuangan limbah tersedia dengan kualitas baik. Dengan

demikian, prasarana yang terdapat di lingkungan DTW tersebut

dapat menunjang operasional DTW.

3) Akomodasi

Berikut merupakan hasil perolehan data untuk sub aspek akomodasi

a) Homestay Pondok Kindie

Pondok kindie merupakan jenis usaha akomodasi homestay

milik pribadi yang dikelola oleh Bapak cecep selaku pemilik

homestay. Homestay pondok kindie masih dalam tahap

pembangunan namun sudah mulai beroperasi dalam beberapa

bulan terakhir. Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami

lakukan, kebutuhan dalam usaha akomodasi yang sangat

diperlukan oleh pondok kindi yaitu mengenai dukungan promosi

dalam usaha, perbaikan infrastruktur dan bantuan modal dari

pemerintah dengan bunga rendah. Selain itu, homestay pondok

kindi juga memerlukan adanya pelatihan bagi tenaga kerja atau

karyawan dalam hal pelatihan bahasa asing dan juga pelatihan

pelayanan bagi tamu. Menurut bapak Cecep koordinasi antara

pemilik homestay yang seharusnya menjadi peran kompepar dan

koordinasi antara stakeholder dalam pemerintah juga sangatlah

dibutuhkan dalam kemajuan usaha homestay tersebut.

Page 82: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

69

b) eMTe Resort

eMTe Resort berdiri tahun 2008 yang merupakan usaha

milk pribadi yang dididirkan oleh bapak H.Mamat. Konsep yang

digunakan yaitu wisata buatan dengan beberapa atraksi wisata

seperti camping ground, tirta, dan play ground. Resort ini

menyediakan 99 unit kamar dengan jumlah tenaga kerja sebanyak

75 orang. Dalam kepengelolaannya, eMTe resort bekerjasama

dengan Dinas Perhutani dengan bentuk usaha PT.

Kebutuhan utama eMTe resort dalam pengembangan

usahanya yaitu mengenai kondisi infrastruktur dan jaringan

telekomunikasi operasional resort yang baik serta kemudahan

proses perijinan maupun lainnya dari pihak pemerintah yang

berhubungan dengan eMTe resort. Menurutnya, perbaikan kondisi

jalan juga diperlukan untuk kemudahan akses wisatawan yang akan

berkunjung ke resort tersebut. Untuk meningkatkan kualitas

pelayanan, eMTe resort juga membutuhkan adanya pelatihan bagi

karyawan yang berhubungan dengan komunikasi dan juga

ketrampilan mengenai perhotelan seperti teknik dasar menghadapi

tamu serta pelayanan terhadap tamu. Dalam hal promosi, eMTe

resort membutuhkan pusat informasi secara umum sehingga dapat

menjadi media informasi yang komunal bagi wisatawan.

Page 83: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

70

c) MS Hotel

MS hotel merupakan bentuk usaha CV yang dikelola

secara pribadi dan dibuka pada tahun 2013. Konsep yang

ditawarkan yaitu konsep familiar dengan jumlah kamar sebanyak

13 unit dan tenaga kerja sebanyak 7 orang. Permodalan dalam

mendirikan usaha ini, MS hotel menggunakan dana pribadi tanpa

bantuan dari pemerintah. Kebutuhan utama MS hotel dalam

mengembangkan usaha akomodasi ini yaitu mengenai legalitas

usaha dari pemerintah dan pusat informasi guna mempromosikan

keberadaan MS hotel kepada wisatawan. Selain itu, untuk

meningkatkan kualitas dan standart pelayanan bagi tamu hotel, MS

hotel membutuhkan adanya pelatihan kerja dan pelatihan bahasa

asing bagi karyawan.

d) Pondok Gembyang

Pondok Gembyang merupakan usaha jasa akomodasi

penginapan yang dikelola secara pribadi. Kebutuhan utama usasa

tersebut dalam mengembangkan usahanya menjadi lebih baik lagi

yaitu membutuhkan adanya legalitas atau kemudahan dalam

perijinan usaha. Selain itu, pengelola pondok gembyang mengaku

membutuhkan adanya dukungan bntuan keamanan dari pemerintah

dan pelatihan dalam hal pelayanan bagi tenaga kerja atau pegawai

pondok gembyang. Dalam hal ini, pihak pondok gembyang

Page 84: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

71

mengaku tidak membutuhkan adanya perbaikan jalan karena

menurutnya kondisi jalan yang samakin baik akan mempengaruhi

jumlah kunjungan tamu yang menginap ke penginapan tersebut.

4) Rumah Makan

a) Restoran Bebek Kunti

Restoran bebek kunti merupakan usaha jasa makanan yang dikelola

secara pribadi daritahun 2009 dengan luas lahan ±2ha, memiliki

jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang. Usaha ini sudah memiliki

perijinan dan serifikasi mengenai sanitasi kebersihan. Menurut

pengelola restoran, peran pemerintah sangat penting dalam hal

pemenuhuan kebutuhan eksternal seperti perbaikan jalan,

kemudahan akses dan fasilitas jaringan telekomunikasi yang baik

bagi wisatawan serta keamanan.

b) Luwak Careh Coffe

Cafe luwak careh dikelola secara pribadi oleh kang Obey selaku

pemilik usaha. Dalam usaha ini, café luwak bekerjasama dengan

HPI dan travel serta telah mendapatkan ijin usaha dari dinas

kesehatan dan MUI. Kebutuhan utama café luwak untuk

mengembangkan usaha tersebut yaitu adanya bantuan modal dari

pemerintah dan juga bantuan peralatan pengolahan kopi seperti

mesin kopi untuk mempermudah berjalannya usaha. Selain itu,

bantuan dukungan promosi untuk dapat mengenalkan café kepada

Page 85: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

72

wisatawan juga diperlukan dalam usaha ini. kebutuhan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan, saat ini luwak café

membutuhkan bantuan pelatihan bahasa asing bagi karyawan.

c) Warung Nasi Bu Tini

Warung nasi bu tini merupakan usaha yang dikelola secara pribadi.

Kebutuhan utama warung nasi bu tini untuk dapat berkembang

lebih baik lagi yaitu membutuhkan bantuan dalam segi permodalan

dari pemerintah dengan bunga rendah. Dalam melayani wisatawan,

bu tini membutuhkan pelatihan bahasa asing untuk mempermudah

komunikasi dengan wisatawan. Selain itu, usaha ini juga

memerlukan adanya koordinasi antar pedagang dan wadah atau

asosiasi perdaganagn untuk menampung segala keluhan dan

pendapat bagi kemajuan usaha sehingga seluruh keluhan, saran

maupun pendapat pedagang kecil dapat tersampaikan dengan baik.

Bantuan promosi melalui pusat informasi akan sangat mendukung

usaha warung nasi ini dalam memperkenalkan produk usahanya

kepada wisatawan.

d) Rumah Makan Hj. Mimin

Usaha rumah makan Hj mimin merupakan usaha keluarga yang

dikelola secara pribadi. Kebutuhan utama yang diperlukan oleh

usaha rumah makan ini yaitu mengenai bantuan permodalan dan

dukungan promosi dari pemerintah. Dukungan promosi tersebut

Page 86: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

73

membutuhkan pusat informasi yang dapat memperkenalkan

seluruh produk usaha yang ditawarkan kepada wisatawan

mengenai rumah makan Hj mimin. Selain itu,kebutuhan dari segi

tenaga kerja membutuhkan pelatihan bahasa asing untuk

mempermudah berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara.

c. Aksesibilitas

DTW Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping Lakeside

Rancabali terletak di Kecamatan Rancabali, Kawasan Wisata di Ciwidey

Kabupaten Bandung. Titik kedatangan wisatawan yang menggunakan

kendaraan pribadi adalah (1) Tol Seroja, (2) Jalan Raya Kopo Soreang dan

(3) Jalan Raya Buah Batu-Dayeuh Kolot-Soreang. Kualitas jalan dari titik

kedatangan menuju DTW berada pada kondisi yang sangat baik. Terdapat

jalan negara, provinsi dan kabupaten yang mempunyai kualitas baik

Sementara itu, titik kedatangan wisatawna yang menggunakan

kendaraan umum adalah Bandara Husein Sastranegara (40 km), Stasiun

Bandung (40 km) dan Terminal Leuwi Panjang (19 Km). Ketersediaan

angkutan umum dari titik kedatangan pada kondisi yang baik dan kualitas

yang baik juga.

2. Penerapan Multimedia Development Life Cycle pada Kawasan Ciwidey

a. Concept

Ide pembuatan website ini adalah untuk menyusun aplikasi yang

mampu memberikan informasi mengenai spesifikasi keunikan daya tarik

Page 87: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

74

wisata. Dalam teknis penyampaian informasi, penulis menggunakan

gabungan antara media video, teks, foto dan suara. Penulis memilih web

sebagai media perantara dalam menyimpan video, teks, foto dan suara.

Penulis memberikan nilai lebih pada kualitas video dan foto yang

mempunyai spesifikasi 360 ° x 180 ° serta dilengkapi dengan drone view.

Dalam menyusun informasi destinasi wisata, penulis menetapkan

Balai Konservasi Dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Barat

dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung sebagai

pengelola website. Penetapan tersebut berdasarkan (1) Pengelola

operasional DTW pada lokus Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping

Lakeside Rancabali serta (2) Pengelola teknis kepariwisataan pada daerah

Kabupaten Bandung. Harapan penulis mengenai penetapan tersebut adalah

kontribusi konten dan pengembangan program pemasaran pada daerah.

BKSDA bertindak sebagai pengelola area atau kawasan DTW

Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping Lakeside Rancabali. Sementara

itu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung bertindak

sebagai pengelola kepariwisataan di Kabupaten Bandung.

Sasaran pembuatan aplikasi ini adalah calon wisatawan atau

masyarakat yang ingin mengetahui informasi wisata di Kawasan Ciwidey.

Penulis mempertimbangkan beberapa faktor dalam proses penyampaian

informasi keunikan wisata melalui web yaitu (1) desain dan estetika (2)

kemudahan penggunaan serta (3) faktor ekonomis.

Page 88: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

75

Pada faktor desain dan estetika, website disusun semenarik

mungkin dengan melihat resolusi gambar dan pemilihan tema serta warna.

Resolusi video dibuat High Definition (spesifikasi :4K) untuk menjangkau

ketajaman video. Kemudian video dibuat dengan pandangan 3600 untuk

menjangkau padangan yang luas apda detil-detil kawasan. Pemilihan tema

chromatic digunakan untk mendapatkan sensasi cinematic dan panel

warna hijau digunakan untuk menyesuaikan dengan warna video dan logo

yang mayoritas menggunakan warna hijau. Pertimbangan tersebut dipilih

berdasarkan karakteristik calon wisatawan yang mempunyai keinginan

untuk meng-eksplore suatu DTW.

Kemudian pada faktor kemudahan penggunaan. Penulis

menggunakan layout simpel dan mudah digunakan dalam berbagai

platform. Layout simpel yang dimaksud adalah menggunakan one page

layout untuk mendukung kesan simpel dan mewah. One page layout juga

dimaksudkan untuk seluruh informasi penting (headline) dapat ditemukan

pada satu halaman. Penulis juga menyusun website secara responsive

sehingga dapat digunakan pada PC/Komputer, handphone, tablet dan

perangkat sejenis lainnya.

Kemudian pada faktor ekonomis. Penulis menggunakan video dan

foto dengan pandangan 3600 untuk menunjang detil dan pengalaman yang

berbeda dalam pencarian informasi wisata. Dengan perangkat yang

tersedia pada umumnya, masyarakat dapat menikmati fitur 3600 pada

Page 89: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

76

perangkat masing – masing. Akan tetapi, dalam mendapatkan fitur 3600

yang maksimal, maka disarankan menggunakan VR Box.

b. Design

Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan layout berdasarkan

konsep yang telah diuraikan sebelumnya. Penulis menggunakan layout

yang terdiri dari homepage dan sub page. Homepage pada website yang

disusun terdiri dari enam bagian yaitu (1) logo, (2) menu, (3) header, (4)

intro area, (5) box dan (6) footer. Secara ringkas penempatan layout

website dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 10 Desain Layout Homepage

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Page 90: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

77

Berikut uraian tiap bagian dalam layout pada homepage :

1) Bagian 1, bagian ini akan diisi dengan logo

2) Bagian 2, bagian ini akan diisi dengan navigasi yang terdiri dari panel

Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping Lakeside Rancabali yang

akan mengarahkan pada sub site pada website.

3) Bagian 3, bagian ini diisi dengan image slider atau kumpulan foto

untuk memberikan informasi DTW dalam bentuk gambar

4) Bagian 4, bagian ini akan diisi dengan informasi umum mengenai

virtual tourism dan link youtube.

5) Bagian 5, bagian ini akan diisi bagian ini akan diisi informasi singkat

mengenai Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping Lakeside

Rancabali

6) Bagian 6, bagian ini akan diisi dengan informasi mengenai alamat,

kontak dan tautan.

Kemudian pada sub page, disusun menjadi lima bagian yaitu (1)

logo, (2) menu, (3) header, (4) content dan (5) footer. Secara ringkas

penempatan layout sub page dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 91: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

78

Gambar 11 Desain Layout Sub Page

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Berikut uraian tiap bagian dalam layout pada homepage :

1) Bagian 1, bagian ini akan diisi dengan logo

2) Bagian 2, bagian ini akan diisi dengan navigasi yang terdiri dari panel

Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping Lakeside Rancabali yang

akan mengarahkan pada sub site pada website.

3) Bagian 3, bagian ini diisi dengan informasi DTW dalam bentuk

gambar dan uraian singkat.

4) Bagian 4, bagian ini akan diisi dengan informasi DTW dan video

dalam berbagai jenis.

Page 92: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

79

5) Bagian 5, bagian ini akan diisi dengan informasi mengenai alamat,

kontak dan tautan.

c. Material Collecting

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam

pembuatan virtual tourism. Data tersebut terdiri dari video dan foto pada

kawasan :

1) DTW Kawah Putih

a) Video 360

Penulis mengambil video 360 pada DTW Kawah Putih

dengan spot (1) perjalanan masuk dari Kawasan Ciwidey ke arah

pintu gerbang Kawah Putih. Pada spot tersebut penulis mengambil

sisi suasana jalan Ciwidey. Adapun penulis mendapatkan suasana

jalanan di pegunungan yang dikelilingi tanaman.

Kemudian penulis mengambil video pada spot (2)

pengalaman menggunakan wahana ontang anting. Penulis

mendapatkan pemandangan khas pegunungan dengan karakter

jalan yang menanjak dan dikelilingi tanaman. Wahana ontang

anting sendiri merupakan sarana transportasi yang terbuat dari

mobil bak yang dimodifikasi. Melewati jalan menanjak, dikelilingi

tanaman, dan suasana pegunungan menjadi pengalaman tersendiri

bagi wisatawan.

Page 93: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

80

Kemudian penulis mengambil video pada spot (3) Area

Kawah Putih. Penulis menemukan bentang alam yang unik

sehingga penulis mengambil video untuk disajikan kepada

pengguna aplikasi.

b) Foto 360

Penulis mengambil foto 360 DTW Kawah Putih pada area

kawah putih. Area tersbeut dipilih berdasarkan main attraction

DTW kawah putih adalah bentang alam pada area kawah putih.

Foto diambil untuk melengkapi pengalaman pada virtual tourism.

c) Drone View

Drone view DTW Kawah putih diambil dari sudut

ketinggian untuk menjangkau bentang alam kawah putih. Dalam

drone view penulis menemukan video yang terdiri dari kawah,

pasir putih, uap dari kawah, sampel aktivitas wisatawan serta

bentang alam pegunungan.

2) DTW Situ Patengan

a) Video 360

Penulis mengambil video 360 pada DTW Stu Patengan

dengan spot (1) perjalanan masuk dari Kawasan Ciwidey ke arah

pintu gerbang Situ Patengan. Pada spot tersebut penulis mengambil

Page 94: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

81

sisi suasana jalan Ciwidey. Adapun penulis mendapatkan suasana

jalanan di pegunungan yang dikelilingi tanaman.

Kemudian penulis mengambil video pada spot (2)

pengalaman menggunakan wahana perahu. Penulis mendapatkan

pemandangan khas pegunungan yang dipadukan dengan

keberadaan danau.

Kemudian penulis mengambil video pada spot (3) Area

Sekitar Danau. Area sekitar danau diambil penulis untuk

mendapatkan pemandangan yang menarik dari kombinasi danau,

gunung dan tepi danau.

b) Foto 360

Penulis mengambil foto 360 DTW Situ Patengan pada

area danau. Area tersbeut dipilih berdasarkan main attraction DTW

situ patengan adalah bentang alam pada area danau. Foto diambil

untuk melengkapi pengalaman pada virtual tourism.

c) Drone View

Drone view DTW Situ Patengan diambil dari sudut

ketinggian untuk menjangkau bentang alam Situ Patengan. Dalam

drone view penulis menemukan video yang terdiri dari danau, tepi

danau, perahu dan sampel aktivitas wisatawan serta bentang alam

pegunungan.

Page 95: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

82

3) DTW Glamping Lakeside Rancabali

a) Video 360

Penulis mengambil video 360 pada DTW Glamping

Lakeside Rancabali dengan spot (1) perahu pinisi. Perahu pinisi

tersebut menjadi ikon bagi DTW Glamping Lakeside. Penulis

mengambil video dari sisi perahu dan dalam perahu.

Kemudian penulis mengambil video pada spot (2) Bukit

Bintang. Sport Bukit bintang dipilih karena terdapat panorama

pegunungan dan danau dari sudut ketinggian.

b) Foto 360

Penulis mengambil foto 360 DTW Glaping Lakeside

Rancabali pada area bukit bintang. Area tersbeut dipilih

berdasarkan main attraction DTW Galmping Lakeside Rancabali

adalah bentang alam pada area danau. Foto diambil untuk

melengkapi pengalaman pada virtual tourism.

c) Drone View

Drone view DTW Glamping Lakeside Rancabali diambil

dari sudut ketinggian untuk menjangkau bentang alam Glamping

Lakeside Rancabali. Dalam drone view penulis menemukan video

yang terdiri dari bukit bintang, perahu pinisi dan sampel aktivitas

wisatawan serta bentang alam pegunungan.

Page 96: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

83

d. Assembly

Pada tahap assembly, penulis menyusun bahan yang didapat dari proses

material collecting pada layout yang telah direncanakan sebelumnya.

Secara garis besar layout website terdiri dari dua bagian besar yaitu

homepage dan subpage.

1) Homepage

Gambar 12 Desain Homepage

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Page 97: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

84

2) Subpage

a) About Us

Gambar 13 Desain Layout Sub Page About Us

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

b) Video 360

Gambar 14 Desain Layout Sub Page Video 360

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Page 98: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

85

c) Foto 360

Gambar 15 Desain Layout Sub Page Foto 360

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

d) Drone View

Gambar 16 Desain Layout Sub Page Drone View

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Page 99: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

86

e. Testing

Pada tahap ini penulis melakukan testing kepada informan

mengenai desain keseluruhan website untuk menunjang virtual tourism

Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Metode testing menggunakan

beberapa browser dan perangkat seperti pada laptop, PC, handphone dan

tablet. Berikut merupakan hasil testing kepada informan :

Tabel 17 Testing

No Komponen Penilaian R1 R2 R3 1 Kemudahan Navigasi Mudah Mudah Mudah 2 Kandungan Kognisi Baik Cukup Cukup 3 Presentasi Informasi Baik Baik Baik 4 Integrasi Media Cukup Baik Baik 5 Artistik dan Estetika Baik Baik Baik 6 Fungsi Keseluruhan Cukup Baik Baik

(R: Informan), Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Pada komponen kemudahan navigasi, responden menilai

navigasi pada tingkat user friendly, mudah dijalankan serta cepat dalam

menerima perintah dari user.

Kemudian pada komponen kandungan kognisi, responden

meyakini bahwa kandungan kognisi pada website cukup baik, untuk

konten video perlu dikemas dan digali lagi agar mendapatkan spot menarik

serta mendorong pilihan yang lebih banyak bagi pengguna.

Selanjutnya pada komponen presentasi informasi, responden

merasakan bahwa presentasi informasi berada pada kondisi baik. Fitur 360

Page 100: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

87

menjadi pembeda pada video dan foto yang dipresentasikan serta fitur

tersebut dapat diakses secara mudah.

Kemudian pada komponen integrasi media, responden

menyatakan bahwa integrasi media pada kondisi yang cukup baik. Fitur

360 dapat dinikmati dengan baik, namun kualitas HD pada video masih

membutuhkan bandwith yang tinggi daripada HD pada umumnya.

Selanjutnya pada komponen artistik dan estetika, repsonden

merasakan bahwa komponen asrtistik dan estetika pada kondisi yang

menarik. Pemilihan tema konsisten dari satu halaman dan ke halaman

lainnya. Pemilihan warna juga sesuai dengan konten sehingga

menimbulkan kesan eye catching.

Kemudian responden menilai fungsi keseluruhan berada pada

kondisi berfungsi baik. Navigasi dan kesesuaian konten dengan menu

dapat digunakan oleh pengguna. Pemutaran video dan foto dengan fitur

360 berfungsi dengan baik serta konten yang simpel memberikan kesan

menarik dan menjadi faktor pembeda dari website sejenis.

f. Distribution

Website ini disimpan dalam hosting agar dapat diakses oleh

seluruh pengguna internet dengan format world wide web (WWW). Fitur

responsive pada website juga diaktifkan sehingga pengguna dapat

menikmati konten website melalui perangkat laptop.

Page 101: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

88

B. Pembahasan

1. Potensi Wisata Dalam Menunjang Virtual Tourism Kawasan Ciwidey

DTW Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping Lakeside Rancabali

mempunyai keunikan yang dapat menunjang virtual tourism. DTW tersebut

termasuk dalam DTW alam yang mempunyai keindahan pemandangan

keseluruhan alam suatu daerah.

Aktivitas yang tersedia pada ketiga DTW tersebut adalah sightseeing

dan berfoto. Kondisi bentang alam dan lokasi yang mudah dijangkau

masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai tempat berfoto prewedding dan foto

yang bersifat komersial. Dapat dikatakan bahwa virtual tourism yang

digunakan dalam produk ini adalah aktivitas sightseeing yang menawarkan

perbedaan pengalaman wisatawan.

Pada aspek sarana DTW Kawah Putih, Situ Patengan dan Glamping

Lakeside Rancabali mempunyai penilaian yang baik. Dari sub penilaian

ketersediaan, aspek sarana dalam kondisi lengkap mulai dari Tempat parkir,

Tempat makan dan minum, Toko cinderamata, Pusat Informasi, Loket, Pos

Keamanan, Fasilitas Kebersihan, Toilet, Loker/penitipan barang dan Signage.

Sementara itu untuk Fasilitas Wifi belum tersedia. Sementara itu pada sub

penilaian kualitas juga pada penilaian yang baik.

Pada aspek prasarana DTW Kawah Putih, Situ Patengan dan

Glamping Lakeside Rancabali mempunyai penilaian yang baik. Dari sub

penilaian ketersediaan, aspek prasarana dalam kondisi lengkap mulai dari

Page 102: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

89

Fasilitas Air Bersih, Jaringan Listrik, Jaringan Komunikasi Seluler dan Sistem

Pembuangan Limbah. Sementara itu pada sub penilaian kualitas juga pada

penilaian yang baik.

Pada ketersediaan rumah makan dan akomodasi, di kawasan Ciwidey

termasuk lengkap dan tersedia berbagai jenis. Hal ini menandakan bahwa pada

kawasan Ciwidey merupakan kawasan destinasi pariwisata di Kabupaten

Bandung.

Dari sisi akomodasi, Kualitas jalan dari titik kedatangan menuju DTW

berada pada kondisi yang sangat baik. Terdapat jalan negara, provinsi dan

kabupaten yang mempunyai kualitas baik. Titik kedatangan wisatawna yang

menggunakan kendaraan umum adalah Bandara Husein Sastranegara (40 km),

Stasiun Bandung (40 km) dan Terminal Leuwi Panjang (19 Km). Ketersediaan

angkutan umum dari titik kedatangan pada kondisi yang baik dan kualitas yang

baik juga.

Potensi wisata pada virtual tourism mengacu pada komposisi produk

pariwisata pada suatu wilayah. Perpaduan antara teknologi dan pariwisata

dalam virtual tourism dapat dikembangkan menjadi entitas digital economy

(Voronkova, 2018). Produk wisata menurut sudut pandang pemasaran adalah

“A product is anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want or need. It includes physical objects, services, places, organizations, and ideas.” (Kotler, 2014)

Page 103: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

90

Teori tersebut menjelaskan bahwa produk baik berupa barang maupun jasa

diciptakan untuk memenuhi kepuasan konsumen di pasar. Dalam lingkup

pariwisata, produk wisata dicitakan melalui serangkaian jasa yang bersifat

ekonomis, sosial, psikologis serta alam.

Pengertian produk wisata yang populer dikemukakan oleh Middleton

yang menyatakan

“The tourist products to be considered as an amalgam of three main components of attraction, facilities at the destination and accessibility of the destination” (Middleton, 2005)

Pengertian tesebut menjeaskan bahwa produk pariwisata merupakan kombinasi

dari tiga variabel utama yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas.

Sehingga dari kedua pernyataan tersebut penulis menyimpulkan

bahwa produk pariwisata merupakan gabungan produk yang terdiri dari

serangkaian jasa untuk memenuhi kepuasan wisatawan. Kepuasan berwisata

yang dimaksud adalah pengalaman wisatawan dalam melakukan perjalanan

wisata

Keunikan pada ketiga DTW tersbeut dapat menjadi motivasi besar

untuk berkunjung ke sana, terutama jika tindakan konservasi telah diterapkan

untuk menjaga kebersihan dan karakter alami dari lingkungan. Virtual tourism

dapat dilakukan pada DTW tersebut mengingat pada DTW tersbeut sudah

populer dan pengelola mempunyai kewajiban dalam konservasi pada daerah

Page 104: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

91

tersebut. Terlebih saat pandemi Virus Covid 19, virtual tourism dapat

diaplikasikan sebagai alat pemasaran modern dan menunjang new normal.

2. Penerapan Multimedia Development Lifecycle Pada Kawasan Ciwidey

Ide pembuatan website ini adalah untuk menyusun aplikasi yang

mampu memberikan informasi mengenai spesifikasi keunikan daya tarik

wisata. Dalam teknis penyampaian informasi, penulis menggunakan gabungan

antara media video, teks, foto dan suara. Penulis memilih web sebagai media

perantara dalam menyimpan video, teks, foto dan suara. Penulis memberikan

nilai lebih pada kualitas video dan foto yang mempunyai spesifikasi 360 ° x

180 ° serta dilengkapi dengan drone view. Penulis menggunakan pendekatan

multimedia interaktif yang dapat menggabungkan atau mensinergikan unsur

media seperti audio, teks dan grafis serta rancangan.

Pada tahap concept, penulis menggunakan pendekatan aplikasi web

Merupakan sebuah program yang ditransfer kedalam wadah (server) dan dapat

diakses ke dalam masing-masing browser melalui internet (Rusli, 2017).

Aplikasi web dapat digunakan setelah pengkodean dalam Bahasa pemrograman

berbasis web selesai dibangun. Adapun pengguna dalam program ini adalah

a. Akademisi

Akademisi merupakan perwakilan dari sumber daya

pengetahuan. Mereka memiliki konsep, teori dalam mengembangkan

pariwisata untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Page 105: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

92

Akademisi dapat menggunakan program ini dalam lingkup akademis yang

berkaitan dengan pariwisata dan teknologi

b. Bisnis

Bisnis dalam hal ini merupakan entitas yang memiliki aktivitas

dalam mengolah barang/jasa untuk menjadi berharga. Bisnis/ Industri

dapat memanfaatkan program ini untuk pengembangan yang bersifat

moneytize baik fitur yang lebih lengkap maupun penyediaan teknologi

yang lebih spesifik.

c. Komunitas

Komunitas merupakan orang-orang yang memiliki niat serta

minat yang sama dengan permasalahan tertentu. Komunitas menggunakan

media ini untuk kontributor konten daya tarik wisata

d. Pemerintah

Pemerintah merupakan stakeholder yang mempunyai otoritas

dalam regulasi dan responsibility dan mengembangkan pariwisata.

Pemerintah dapat menggunakan media ini untuk kepentingan promosi

daerah dan regulasi wisata

e. Media

Media merupakan stakeholder yang memiliki informasi lebih

untuk mengembangkan pariwisata dan memainkan peran yang kuat dalam

mempromosikan pariwisata. Media dapat menggunakan program ini untuk

kepentingan konten dalam penyebarluasan informasi kepada masyarakat

Page 106: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

93

Setelah tahap konsep, penulis merancang tampilan layar berupa

template dalam tampilan halaman judul, menu, dan komponen yang dibutuhkan

lainnya pada aplikasi. Pembuatan template digunakan untuk prinsip konsistensi

pada setiap tampilan. Penulis menggunakan layout 5 bagian yang merupakan

modifikasi dari template yang sudah disusun oleh programmer.

Kemudian penulis melakukan pengumpulan bahan yang disesuaikan

dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan tersbeut antara lain seperti clip-art,

animasi, graphic video dan audio. Pengumpuulan bahan dilakuka sesuai

prosedur serta alat- alat yang sudah ditentukan.

Bahan yang telah dikumpulkan kemudian disusun secara urut mulai

awal hingga akhir, pengguna dapat mengontrol jalannya program dengan

menghentikan dan menjalankan untuk melanjutkan. Navigasi yang umum

adalah play stop dan pause.

Penulis juga sudah melakukan proses testing yang terdiri dari

komponen kemudahan navigasi, kandungan kognisi, presentasi informasi,

integrasi media, artistik dan estetika serta fungsi keseluruhan. Website ini

disimpan dalam hosting agar dapat diakses oleh seluruh pengguna internet

dengan format world wide web (WWW). Fitur responsive pada website juga

diaktifkan sehingga pengguna dapat menikmati konten website melalui

perangkat laptop.

Page 107: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

94

Program ini dirancang dengan minimal dengan dua bahasa, yaitu

bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan bahasa Indonesia sebagai

bahasa asli dari instansi tersebut berasal.

Program ini dirancang dengan dilengkapi sitemap. Sitemap berisi peta

situs yang mewakili keseluruhan isi pada website instansi sehingga

memudahkan para user dalam pencarian informasi dan memahami isi seluruh

konten pada website instansi tersebut.

Untuk mempermudah pengunjung mencari informasi pada website

dan dapat langsung masuk ke informasi yang ingin dituju, maka program ini

dirancang dengan menambahkan fasilitas search engine internal untuk mencari

informasi lebih cepat dengan cara pengunjung cukup mengisi key word yang

ingin dicari dan website langsung menuju keinformasi yang dituju.

Untuk menampung pertanyaan, feedback, atau saran dari pengguna

tentang isi website, maka website akan ditambahkan dengan fasilitas forum

untuk diskusi antar user yang sudah login agar terlibat langsung dengan diskusi,

fasilitas contact us untuk langsung bertanya dengan email, testimonialuntuk

memberikan pendapat terhadap website.

Program ini dirancang dengan menempatkan navigasi atau menu

ditempat yang mudah dilihat oleh pengguna, selain itu alur data informasi pada

konten website juga akan sesuai dengan menu dan konten.

Kemudian program ini dirancang dengan memperhatikan typography

yang baik seperti memperhatikan ukuran huruf, jenis huruf, dan warna huruf

Page 108: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

95

agar mudah dibaca dan dimengerti oleh pengunjung dan tidak terlalu banyak

variasi dengan tidak lebih dari tiga jenis huruf dan warna huruf yang sesuai

Tampilan dirancang tidak lebih dari tiga warna dan

mengkombinasikan warna yang serasi satu sama lain dan memilih warna yang

tidak terlalu mencolok agar menghasilkan tampilan website yang elegan dan

menarik serta dilengkapi dengan umpan balik atau peringatan kesalahan kepada

pengguna misalnya dengan dialog box dan dilengkapi dengan solusi praktis

untuk memperbaiki kesalahan pengguna agar pengguna mengetahui

kesalahannya dan dapat memperbaikinya.

Dengan demikian perancangan website ini diharapkan mampu

mengakomodasi (1) sebagai media promosi online, (2) menjadi inspirator

dalam proses membangun sebuah usaha / bisnis dan (3) tercipanya sebuah

konsep produk dan jasa yang dapat menjembatani kebutuhan informasi serta

promosi ditengah kemajuan teknologi yang semakin pesat (Thomas, 2018).

Selain itu juga untuk (4) memberikan pengalaman lebih baik dengan

menampilkan beragam material seperti video, teks dan gambar diam dalam

sebuah konten

Page 109: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

96

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

DTW di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung mempunyai keunikan

berupa bentang alam serta didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang

mumpuni dalam menunjang atraksi wisata. Kemudahan pencapaian juga menjadi

faktor menambah nilai sebuah daerah menjadi destinasi wisata.

Keunikan pada kawasan Ciwidey dikonversikan penulis menjadi bahan

dalam penyusunan virtual tourism. . Dalam teknis penyampaian informasi, penulis

menggunakan gabungan antara media video, teks, foto dan suara. Penulis memilih

web sebagai media perantara dalam menyimpan video, teks, foto dan suara. Penulis

memberikan nilai lebih pada kualitas video dan foto yang mempunyai spesifikasi

360 ° x 180 ° serta dilengkapi dengan drone view. Penulis menggunakan

pendekatan multimedia interaktif yang dapat menggabungkan atau mensinergikan

unsur media seperti audio, teks dan grafis serta rancangan. Penulis juga sudah

melakukan proses testing yang terdiri dari komponen kemudahan navigasi,

kandungan kognisi, presentasi informasi, integrasi media, artistik dan estetika serta

fungsi keseluruhan. Website ini disimpan dalam hosting agar dapat diakses oleh

seluruh pengguna internet dengan format world wide web (WWW). Fitur

responsive pada website juga diaktifkan sehingga pengguna dapat menikmati

konten website melalui perangkat laptop.

Page 110: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

97

B. Rekomendasi

Rekomendasi pada penelitian ini terdiri dari dua poin. Yang pertama

berkaitan dengan potensi wisata dan yang kedua berkaitan dengan penyusunan

virtual tourism Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

1. Potensi Wisata

Perlu disusun kelompok kerja yang terdiri dari Balai Konservasi dan

Sumber Daya Alam (BKSDA), Perhutani, Dinas Pariwisata, Kelompok Sadar

Wisata (Pokdarwis) dari Masyarakat Setempat, Gabungan Industri Pariwisata,

Paguyuban/perkumpulan akademisi di bidang pariwisata dan Media. Sehingga

dalam pemanfaatan virtual tourism mengakomodasi kepentingan dari

stakeholder pariwisata yang terdiri dari akademisi, business, community,

government dan media. Kelompok kerja tersebut bertugas dalam perencanaan,

implementasi, evaluasi dan tindak lanjut program virtual tourism.

2. Penyusunan virtual tourism Kawasan Ciwidey Kabupaten Bandung

a. Halaman Muka

Pada halaman muka akan disajikan 5 bagian dalam satu halaman

yang terdiri dari (1) navigasi, (2) header, (3) informasi umum mengenai

virtual tourism, (4) informasi singkat DTW dan (5) footer.

1) Navigasi

Navigasi yang direkomendasikan pada penelitian ini adalah navigation

pane atau navigation bar. Fitur navigasi ini terdiri dari logo pada sisi

Page 111: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

98

kiri atas dan menu yang menunjukkan DTW. Font yang dipakai adalah

jenis rubik.

Gambar 17 Navigasi

Sumber : Data Olah Penelitian, 2020

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa menu yang disajikan adalah

pilihan lokasi DTW yang terdiri dari (1) situ patengan, (2) glamping

lakeside dan (3) kawah putih. Apabila cursor diarahkan kesana maka

akan muncul bar berisi profil, foto 360, video 360 dan drone view.

2) Header

Gambar 18 Header

Sumber : Data Olah Penelitian, 2020

Penulis memanfaatkan bagian header untuk menampilkan foto yang

merepresentasikan (1) virtual tourism, (2) DTW Kawah Putih, (3)

Page 112: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

99

DTW Situ Patengan dan (4) DTW Glamping Lakeside Rancabali.

Huruf yang digunakan sama dengan sebelumnya.

3) Informasi Umum

Gambar 19 Informasi Umum

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Penulis menggunakan bagian informasi umum untuk meletakan

gambar/foto yang apabila di-klik akan menuju halaman penjelasan

umum mengenai virtual tourism. Kemudian apabila di-klik bagian logo

maka pengguna akan disajikan media youtube mengenai virtual

tourism.

4) Informasi Singkat DTW

Penulis menggunakan bagian informasi singkat DTW dengan

menyajikan gambar/foto dan tulisan yang merepresentasikan DTW.

Pada bagian tersebut terdapat tiga DTW yaitu Kawah Putih, Situ

Patengan dan Glamping Lakeside Rancabali.

Dalam bagian tersebut juga terdapat menu explore yang apabila

pengguna men-klik tersebut akan menuju halaman media video, foto

dan drone view setiap DTW.

Page 113: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

100

Gambar 20 Informasi Singkat DTW

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

5) Footer

Gambar 21 Footer

Sumber : Data Olahan Penelitian 2020

Pada bagian footer penulis menggunakannya untuk memberikan

keterangan mengenai pembuat website yang terdiri dari address,

contact dan links.

b. Halaman DTW

Pada halaman DTW terdapat 5 bagian yaitu (1) navigasi, (2) informasi

umum, (3) informasi detil, (4) tempat media virtual tourism dan (5) footer.

Pada umumnya bagian navigasi dan footer adalah bagian yang sama

Page 114: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

101

dengan halaman muka. Berikut merupakan penjelasan diluar bagian

navigasi dan footer.

1) Informasi Umum DTW

Penulis menggunakan bagian informasi umum DTW untuk

mendeskripsikan gambaran DTW dari sudut pandang pengelola.

Komponen dalam deskripsi DTW meliputi gambaran bentang alam,

mitos yang berkembang dan sejarah singkat DTW.

Gambar 22 Informasi Umum DTW

Sumber : Data Olah Penelitian 2020

2) Informasi Detil DTW

Penulis menggunakan bagian informasi detil DTW untuk memberikan

informasi detil setiap DTW dari sudut pandang pengelola. Komponen

informasi DTW terdiri dari lokasi, peta google, jam operasional,

aktivitas wisata, dan fasilitas.

Page 115: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

102

Gambar 23 Informasi Detil DTW

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

3) Tempat Media Virtual Tourism

Penulis menggunakan bagian tempat media virtual tourism untuk

meletakkan shapes sesuai kegunaannya. Terdapat empat shapes untuk

merepresentasikan halaman yang dituju yaitu home, video 360, foto

360 dan drone view. Shapes home digunakan untuk kembali pada

halaman muka begitu juga dengan video 360, foto 360 dan drone view.

Gambar 24 Media Virtual Tourism

Sumber : Data Olahan Penelitian, 2020

Page 116: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

103

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. (2020, Juni 05). Virtual Tour, Jadi Pilihan Wisata di Era New Normal.

Retrieved from travelling.bisnis.com:

https://traveling.bisnis.com/read/20200605/361/1249166/virtual-tour-jadi-

pilihan-wisata-di-era-new-normal

Ansari, D. (2018). Perilaku Belanja Online Di Indonesia. Jurnal Riset Manajemen

Sains Indonesia (JRMSI), 193-213.

APJII. (2020). Penetrasi Internet dan Bisnis Anggota Jadi Prioritas APJII di 2020.

Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.

Armansyah, F. (2019). Multimedia Interaktif Sebagai Media Visualisasi Dasar-Dasar

Animasi. JKTP Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 224-229.

Bassil, Y. (2012). A Simulation Model for the Waterfall Software Development Life

Cycle. Internaional J. Eng. Technol, 2-12.

Benyon, D. (2013). Presence and digital tourism. AI & Soc, 1-5.

Bhowal, A. (2017). Virtual Tourism and Its Prospects for Assam. Journal Of

Humanities And Social Science, 91-97.

Budiyanti, E. (2020). Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Perdagangan dan

Pariwisata Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

Buhalis, D. (2000). Marketing the competitive destination of the future. Tourism

Management, 97-116.

Page 117: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

104

Buhalis, D. (2020). Evaluating the effectiveness of tourist advertising to improve the

competitiveness of destination. Tourism Economics, 1001-1020.

Djindjian, F. (2015). Introduction, The Virtual Museum : An. Archeologia e

Calcolatori Supplemento, 9-14.

Guttentag, D. (2010). Virtual reality: Applications and implications for tourism.

Waterloo: Elsevier.

Hamidi. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Herdiana, D. (2020). Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Pariwisata Pasca Wabah

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Bandung. JUMPA Volume 7,

Nomor 1, 1-30.

Herdiansyah, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu - Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Jan, D. (2009). A Virtual Tour Guide for Virtual Worlds. Journal of Institute for

Creative Technologies, 1-8.

Juleon. (2018). Perancangan Media Pembelajaran Videoscribe Sastra Indonesia

Dengan Menggunakan Metode MDLC. Jurnal UIB, 1-17.

Kemenparekraf. (2020). Statistik Laporan Bulanan Wisman. Jakarta: Direktorat

Jenderal Imigrasi.

Kotler, P. (2014). Marketing For Hospitality And Tourism. New York: Pearson.

Leask, A. (2008). The Nature and Role Of Visitor Attractions. Edinburgh: Napier

University.

Page 118: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

105

Maryadi, d. (2010). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Mendes, J. D. (2010). e tourist experience: Exploring the relationship between tourist

satisfaction and destination loyalty. Tourism, 111-126.

Middleton, V. (2005). Marketing Management For Travel And Tourism. California:

Sage Publications.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

remaja Rosdakarya.

Mustika. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif dengan Menggunakan

Metode Multimedia Development Life Cycle. Jurnal Online Informatika, 121-

126.

Natsir, D. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Virtual Tour Lokasi Rekreasi dan Hiburan

Keluarga di Pontianak. JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi), 1-6.

Omen, D. (2013, 09 01). Pengertian Aplikasi Desktop. Retrieved from

ommentprakerin: http://omenntprakerin.blogspot.com/2013/02/pengertian-

desktop-adalah-dari-dua-kata.html

Pescarin, S. (2014). Keys To Rome. Rome: CNR ITABC.

Prasetyo, H. (2018). Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan

Riset. Jurnal Teknik Industri, 17-26.

Pressman, R. (2015). Rekayasa Perangkat Lunak, Pendakatan Praktisi Buku I.

Yogyakarta: Andi.

Page 119: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

106

Rahayu, A. (2020, Mei 09). Virtual Tour, Peluang Baru Pariwisata di Era New Normal

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virtual Tour, Peluang

Baru Pariwisata di Era New Normal", Klik untuk baca:

https://travel.kompas.com/read/2020/05/09/210800427/virtual-tour-pelua.

Retrieved from travel.kompas.com:

https://travel.kompas.com/read/2020/05/09/210800427/virtual-tour-peluang-

baru-pariwisata-di-era-new-normal?page=all

Rahmanidya, I. (2020, September 01). Halo, Beginilah Pariwisata di Era New Normal.

Retrieved from indonesiaterhubung.id:

https://www.indonesiaterhubung.id/artikel/524/halo-beginilah-pariwisata-di-

era-new-normal

Rindarsih, E. (2020, Juni 25). Mencitrakan Kembali Pariwisata Indonesia. Retrieved

from news.detik.com: https://news.detik.com/kolom/d-5067517/mencitrakan-

kembali-pariwisata-indonesia

Riyanto, A. (2015). Pemanfaatan Augmented Reality pada Media. Juita, 187-192.

Rusady, R. (2008). Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Rusli, M. (2017). Multimedia Pembelajaran yang Inovatif. Yogyakarta: Andi.

Santos, J. D. (2020). Digital Marketing Strategies for Tourism, Hospitality, and Airline

Industries. Advances in Marketing, Customer Relationship Management, and

E-Services (pp. 1-22). Hershey PA: IGI Global.

Page 120: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

107

Sugihamretha, I. D. (2020). Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-19

Pada Sektor Pariwisata. The Indonesian Journal of Development Planning ,

191-206.

Surjono, H. D. (2017). Multimedia Pembelajaran Interaktif, Konsep dan

Pengembangan. Yogyakarta: UNY Press.

Thomas, D. G. (2018). Virtual Tour Sebagai Media Promosi Interaktif Penginapan Di

Kepulauan Bunaken . E-Journal Teknik Informatika , 14-22.

Umafagur, F. (2016). Implementasi Virtual Tour Sebagai Media Informasi Daerah. E-

journal Teknik Informatika, 1-8.

Utama, I. G. (2020, Mei 17). Virtual Tourism: Strategi Recovery Pariwisata Bali Pasca

COVID-19? Retrieved from travelifeindonesia.com:

https://www.travelifeindonesia.com/virtual-tourism-strategi-recovery-

pariwisata-bali-pasca-covid-19/

Vani, R. V. (2020). Model Pentahelix Dalam Mengembangkan Potensi Wisata DI Kota

Pekanbaru. Publikauma Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 63-70.

Vengesayi, S. (2009). Tourism Destination Attractiveness: Attractions, Facilities, and

People as Predictors. Tourism Analysis, 621-636.

Voronkova. (2018). Virtual Tourism: on the Way To the Digital Economy.

International Multi-Conference on Industrial Engineering and Modern

technologies, 1-5.

Wati, E. R. (2016). Ragam Media Pembelajaran. Surabaya: Kata Pena.

Page 121: KONSENTRASI ADMINISTRASI PARIWISATA PROGRAM …

108

Widiyarna, N. (2020). Ranang Bangun Aplikasi Kampar Tourism Sebagai Pengenalan

Landmark Pariwisata Kabupaten Kampar. Jurnal Sains dan Teknologi, 1-14.

Widyawati, R. (2020, September 15). Daftar 108 Hotel di Bandung Jawa Barat Tutup

Sementara Gara-gara Badai Virus Corona Artikel ini telah tayang di

tribunjabar.id dengan judul Daftar 108 Hotel di Bandung Jawa Barat Tutup

Sementara Gara-gara Badai Virus Corona, https://jabar.tribunnews.com.

Retrieved from jabar.tribunnews.com:

https://jabar.tribunnews.com/2020/04/16/daftar-108-hotel-di-bandung-jawa-

barat-tutup-sementara-gara-gara-badai-virus-corona

Zan, L. (2011). Managing Change and Master Plans: Machu Picchu Between

Conservation and Exploitation. Journal of the World Archaeological Congress,

329-371.