Konseling Terminal

download Konseling Terminal

of 3

description

KDM II "Konseling dengan Pasien Terminal"

Transcript of Konseling Terminal

Perawat : Selamat pagi.. (sambil berjalan menuju ke tempat tidur, lalu duduk di kursi berhadapan dengan pasien ). Saya dengan perawat Nissa yang akan melaksanakan konseling hari in dengan mbak, maaf ini dengan mbak siapa namanya ?Pasien: Pagi suster.. saya Mia Perawat: mbak Mia umurnya berapa ?Pasien: 20 tahun, suster. Ini dengan suster yang kemarin itu to ?Perawat: Baiklah, berarti cocok dengan data ini ya mbak. Iya,. Sebelumnya kita sudah membuat perjanjian untuk melakukan konseling di rumahmu kemarin kan. Kita bisa melakukan percakapan ini sekitar 15 menit ya. Apa mbak bersedia ?Pasien: Ya, susterPerawat: Apa kamu sudah merasa nyaman dan aman dengan posisimu ini ?Pasien: Ya saya sudah nyaman dengan posisi ini.Perawat: Untuk melakukan konseling ini, bolehkan saya menggunakan alat perekam untuk merekam pembicaraan kita selama melakukan konseling ?Pasien: Tidak usah suster, karena ini akan menjadi privasi saya sendiri.Perawat: Baiklah kalau begitu, bisa saya mulai konselingnya sekarang ?Pasien: Ya, bisaPerawat: Sebelumnya saya mau bertanya dahulu bagaimana kabarmu ? Tapi ini bukan basa-basi ya (sambil tersenyum bergurau)Pasien: Iya, saya tahu (sambil tertawa). Kabar saya baik-baik saja, sama seperti hari-hari sebelumnya.Perawat: Baguslah kalau begitu. Sekarang ceritakanlah sedikit kepada saya tentang bagaimana keadaan kesehatanmu?Pasien: Dari kemarin saya nggak nafsu makan suster, dan tidak mau minum. Hari-hari inginnya marah terus.Perawat: Kamu katakan sedikit pada saya, apakah ini ada hubungannya dengan sakitmu?Pasien: (mengangguk)Perawat: Saya bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Memang tidak mudah menerima kenyataan sakit seperti yang kamu alami. Tetapi kamu juga harus semangat untuk membantu proses penyembuhan penyakitmu.Pasien: (sambil tetap cemerut). Suster sih ngomong aja gampang. Coba kalau suster mengalami seperti saya. Suster pasti juga berbuat yang sama seperti apa yang saya lakukan.Perawat: (terdiam) Memang tidak mudah mengalami hal seperti kamu. Tapi kamu tidak boleh putus asa.Pasien: Kenapa harus saya yang mengalami ini? Kenapa harus saya yang menderita seperti ini. Kenapa bukan orang lain? Apa salah saya?Perawat: (sambil memegang tangan pasien) Tidak ada yang salah dengan dirimu. Semua yang ada pada dirimu baik-baik saja kok. Tuhan memberikan anugerah ini bukan karena Tuhan membenci kamu, tapi ini merupakan anugerah yang harus disyukuri. Katanya kamu selalu bersyukur pada Tuhan.Pasien: Saya selalu bersyukur! Tapi menerima cobaan seperti ini saya juga harus bersyukur? Kapan dong penyakitnya pergi, kalau saya syukuri?Perawat: Rejeki, jodoh, maut, semua Tuhan yang atur. Jadi bersyukur tidak hanya pada saat senang saja, tetapi pada saat dianugerahi cobaan, kita juga harus bersyukur. Kita tinggal berdoa saja, memohon pada Tuhan supaya kita kuat menghadapi cobaan ini.Pasien: Tapi saat ini saya kan lagi sibuk ujian. Gimana saya bisa konsentrasi belajar, kalau kondisi saya seperti ini. Sementara yang lain bisa bermain, jalan-jalan dengan teman-temannya, bisa tertawa lepas. Sedangkan aku, bisanya cuma terbaring di tempat tidur, tidak berdaya.Perawat: Saya yakin, pasti kamu tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi sakit ini. Kamu orangnya baik, mudah bergaul dan pandai. Pasti nanti banyak teman-temanmu yang mau membantu kamu.Pasien: Membantu? Itu kan pada saat saya sehat. Pada saat saya juga bisa sedikit membantu mereka? Tapi, sekarang? Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah teman-teman masih ada yang mau membantu saya?Perawat: Loh, jangan salah. Teman-temanmu sangat baik sama kamu lho. Buktinya kemarin mereka ada yang datang meminjamkan catatannya untuk kamu. Itu sudah merupakan bukti baha teman-temanmu baik dan kamu sangat disayang oleh teman-temanmu.Pasien: Ya, terimakasih. Saya pasti akan sangat membutuhkan bantuan dari teman-teman semua.Perawat: Sekarang kamu terlihat begitu bersemangat. Bagaimana dengan program terapi selanjutnya?Pasien: Saya tadinya takut dengan semua program terapi yang ditawarkan dokter. Masak saya masih muda harus menjalani kemoterapi dengan efeksamping dan risiko yang mengerikan. Terus, bagaiman nanti saya harus menghadapi perjumpaan dengan teman-teman? Mereka pasti mentertawakan saya, karena saya kurus, wajahnya jelek, rambutnya gundul. Wah, pasti semua orang senang mengejek saya.Perawat: Lho, kenapa pikiranmu begitu? Kamu sudah mendapat bukti kan, kalau teman-temanmu baik? Mereka mau meminjamkan buku catatan, itu saja sudah merupakan bukti bahwa teman-temanmu baik. Saya yakin pasti teman-temanmu akan selalu membantu kamu di kampus, baik dalam perkuliahan maupun dalam penampilanmu.Pasien: Bagaimana dengan rambutku yang gundul?Perawat: Kamu muslim kan ? kamu bisa memakai jilbab tentunya dengan niat mencari pahala juga. Apalagi masalahnya?Pasien: Baik, saya pasti akan sangat membutuhkan bantuan suster. Saya akan menjalani terapi yang diprogramkan oleh dokter.Perawat: Saya kagum dengan semangat yang kamu miliki. Pasti semangat itu yang mendorong kamu untuk tetap bersemangat menghadapi penyakitmu.Pasien: Ya, kamu memang benar. Semangat itu mendorong saya juga untuk menghadapi masa-masa sulit yang saya alami.Perawat: Kamu katakana tadi, masa-masa sulit. Memangnya apa yang terjadi?Pasien: Saya masih muda, masih semangat untuk menggapai cita-cita. Saya merasa selalu hidup sehat, rajin ke beribadah, rajin ikut kegiatan di kampung, berusaha bersikap baik kepada siapapun. Tapi saya harus mendengar berita bahwa saya menderita kanker darah. Padahal saya tahu, penyakit ini belum ada obatnya. Saya merasa Tuhan tidak adil. Saya merasa Tuhan tidak mendengarkan saya, saya merasa Tuhan itu tidak ada. Tapi keluarga sangat baik dengan saya. Mereka selalu mendampingi saya setiap saya. Mereka selalu mendoakan saya dan membesarkan hati saya. Itu yang membuat saya bersemangat.Perawat: Syukurlah, kalau kamu sadar dengan peristiwa ini. Pasti hal ini tidak lepas dari dukungan orang tua dan keluargamu juga kan?Pasien: Ya, mereka sangat mendukung saya. Sejak kecil mereka sangat mendukung saya. Saya yakin ini adalah rencana Tuhan. Sulit bagi saya sebelumnya untuk mengerti kenapa saya dianugerahi penyakit seperti ini. Tetapi kemudian saya sadar bahwa sesungguhnya Tuhan mempunyai rencana yang indah untuk saya.Perawat: saya senang karena kamu mampu menilai setiap hal dan menarik pelajaran positif dari dalamnya.Pasien: (konseli tersenyum)Perawat: Dari keseluruhan percakapan ini saya senang karena kamu mampu menilai segala sesuatu secara positif dan tidak menyerah, meskipun kamu menghadapi permasalahan. Dan sekarang saya ingin bertanya kepadamu, apakah kamu mendapat manfaat dari percakapan ini?Pasien: Ya, saya senang dengan percakapan ini, karena suster sudah bersedia mendengar semua cerita saya. Selain itu saya juga termotivasi dari percakapan ini untuk terus maju dan tidak menyerah dalam menjalankan hidup ini. Saya mendapat pelajaran yang berharga untuk saya lakukan dalam kehidupan saya.Perawat: Itulah yang saya harapkan terjadi dalam percakapan ini. Apa ada yang mau diceritakan lagi ?Pasien: Tidak suster. Terimakasih sebelumya.Perawat; Untuk jadwal besok kamu akan melakukan kemoterapi, kita akan bertemu lagi di sana.Pasien: ( mengangguk )Perawat: Baiklah kalau begitu. Saya akhiri konseling hari ini. Kalau kamu mau bercerita lagi mengenai keadaan kesehatanmu kamu bisa menghubungi saya lagi.Pasien: Ya, sus ( tersenyum )Perawat: Selamat pagi dan selamat beristirahat ya