Konseling Dan Informasi Obat 1

26
MAKALAH KONSELING DAN INFORMASI OBAT Disusun oleh : Lailul hidayati 14334704 Alvin khairunnisa 14334707 Ririn wahyuni 14334714 A c i h 14334719 Aris munandar 14334722 Abdul manaf 14334723 Septiyani Monalisa 14334733 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2014

description

Konseling

Transcript of Konseling Dan Informasi Obat 1

Page 1: Konseling Dan Informasi Obat 1

MAKALAH

KONSELING DAN INFORMASI OBAT

Disusun oleh :

Lailul hidayati 14334704

Alvin khairunnisa 14334707

Ririn wahyuni 14334714

A c i h 14334719

Aris munandar 14334722

Abdul manaf 14334723

Septiyani Monalisa 14334733

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2014

Page 2: Konseling Dan Informasi Obat 1

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul “Konseling dan Informasi Obat”. Makalah

ini disusun dan dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Sosial, program studi

Farmasi, Institut Sains dan Tekhnologi Nasional.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses

penyelsain makalah ini.

Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna, segala kritik dan saran sangat penulis

harapkan demi kebaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, November 2014

Penyusun

Page 3: Konseling Dan Informasi Obat 1

ii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................1

1.2 Tujuan .........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

2.1 Konseling ....................................................................................................2

2.1.1 Pengertian Konseling .......................................................................2

2.1.2 Manfaat dan Tujuan Konseling........................................................3

2.1.3 Prinsip Konseling.............................................................................3

2.1.4 Sasaran Konseling............................................................................4

2.1.5 Kegiatan Konseling..........................................................................8

2.1.6 Hal-hal yang harus disiapkan dalam konseling ...............................8

2.1.7 Kendala dalam pemberian obat dan Konseling ...............................9

2.1.8 Modal Untuk Melaksanakan Konseling bagi Pasien .......................9

2.1.9 Metode Konseling............................................................................10

2.1.10 Tahapan Proses Konseling...............................................................10

2.2 Pelayanan Informasi Obat...........................................................................12

2.2.1 Definisi...............................................................................................12

2.2.2 Tujuan ................................................................................................13

2.2.3 Sasaran Informasi Obat......................................................................13

2.2.4 Kegiatan Pelayanan Informasi Obat ..................................................15

2.2.5 Sumber Informasi Obat......................................................................16

2.2.6 Dokumentasi ......................................................................................17

2.2.7 Evaluasi Kegiatan ..............................................................................18

Page 4: Konseling Dan Informasi Obat 1

iii

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................19

3.1 Pelayanan Konseling Obat ..........................................................................19

3.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO).................................................................20

BAB III PENUTUP............................................................................................................21

3.1 Kesimpulan .................................................................................................21

3.2 Saran ...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................22

Page 5: Konseling Dan Informasi Obat 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dalam elemen kunci dari

pelayanan kefarmasian, Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbatas hanya

pada penyiapan obat dan penyerahan obat pada pasien, tetapi perlu melakukan interaksi

dengan pasien dan professional kesehatan lainnya dengan melaksanakan pelayanan

Pharmaceutical care secara menyeluruh oleh tenaga farmasi.

Konseling farmasi merupakan tugas wajib dari apoteker untuk membantu masyarakat

guna menyelesaikan masalah kesehatan yang umumnya terkait dengan sediaan farmasi agar

dapat meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut sehingga pasien dapat menyelesaikan

masalahnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi masyarakat itu sendiri. Konseling

kefarmasian bukan hanya sekedar pemberian informasi obat (PIO), namun dapat

menambahkan pengetahuan pasien tentang kondisi dan informasi tentang hal – hal apa saja

yang dapat dilakukan pasien agar tercapainya tujuan terapi yang maksimal. Berhasilnya suatu

terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh

kepatuhan (compliance) pasien untuk mengikuti terapi yang telah ditentukan.

Pelaksanaan pelayanan informasi obat merupakan kewajiban farmasis komunitas yang

diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor: 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 11,

dimana pelayanan ini wajib didasarkan pada kepentingan masyarakat. Dengan melaksanakan

kewajiban ini, farmasis komunitas mendapatkan legal protection, selain keuntungan lainnya

seperti membangun kepercayaan pasien terhadap tenaga farmasi komunitas dan peningkatan

pemasukan, baik moral maupun material. Pasien pun mendapatkan keuntungan berupa

penggunaan obat yang rasional, biaya yang terjangkau, dan edukasi tentang kesehatan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah, sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan hasil terapi obat dan tercapainya tujuan medis dari terapi obat dapat

tercapai.

2. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan

di lingkungan rumah sakit.

3. Membina hubungan dengan pasien dan menimbulkan kepercayaan pasien

Page 6: Konseling Dan Informasi Obat 1

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konseling

2.1.1 Pengertian dan Konsep Dasar Konseling

Konseling berasal dari kata counsel yang artinya saran, melakukan diskusi dan

pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya

seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor)

dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan

kemampuannya dalam pemecahan masalah. Konseling pasien merupakan bagian tidak

terpisahkan dalam elemen kunci dari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker

sekarang ini tidak hanya melakukan kegiatan compounding dan dispensing aja, tetapi

juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dimana dijelaskan

dalam konsep Pharmaceutical Care.

Konsep dasar konseling adalah konsultasi dan edukasi :

1. Konsultasi merupakan kegitann pemberian motivasi dan mendorong

perubahanprilaku.

2. Edukasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman.

Dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan

kefarmasian yang mempunyai tanggung jawab etika serta medikasi legal untuk

memberikan motivasi, mendorong perubahan perilaku serta memberikan informasi dan

edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat. Kegiatan konseling dapat

diberikan atas inisiatif langsung dari Apoteker mengingat perlunya pemberian konseling

karena pemakaian obat-obat dengan cara penanganan khusus, obat-obat yang

membutuhkan terapi jangka panjang sehingga perlu memastikan untuk kepatuhan

pasien meminum obat. Konseling yang diberikan atas inisiatif langsung dari Apoteker

disebut konseling aktif. Selain konseling aktif dapat juga konseling terjadi jika pasien

datang untuk berkonsultasi pada apoteker untuk mendapatkan penjelasan tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan obat dan pengobatan, bentuk konseling seperti ini

disebut konseling pasif.

Konseling obat adalah suatu proses yang memberikan kesempatan kepada pasien

untuk mengeksplorasikan diri yang dapat mengarah pada peningkatan pengetahuan,

pemahaman dan kesadaran tentang penggunaan obat yang benar.

Page 7: Konseling Dan Informasi Obat 1

3

2.1.2 Manfaat dan Tujuan Konseling

1. Manfaat dari Konseling yaitu :

Bagi Pasien :

1) Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan

2) Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya.

3) Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri.

4) Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu

5) Menurunkan kesalahan penggunaan obat

6) Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terpai.

7) Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan

8) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya kesehatan

Bagi Farmasis :

1) Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan.

2) Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung

jawab profesi Farmasis.

3) Menghindari Farmasis dari tuntutan karena kesalahan penggunaan obat

(Medication Error).

4) Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi

upaya dalam memasarkan jasa pelayanan.

2. Tujuan dari konseling pada pelayanan farmasi adalah :

1) Membina hubungan/komunikai farmasis dengan pasien dan

membangun kepercayaan pasien kepada farmasis.

2) Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.

3) Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan

memberikan cara/metode yang memudahkan pasien menggunakan obat

dengan benar.

2.1.3 Prinsip Konseling

Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien

dengan Apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan

Farmasis dalam pelayanan konseling mengalami perubahan modela pendekatan

"Medical Model" menjadi pendekatan "Helping Model".Hal-Hal yang perlu diperhatikan

oleh seorang farmasis adalah "Mengerti kebutuhan, keinginan, dan pilihan dari pasien"

Page 8: Konseling Dan Informasi Obat 1

4

1. Menentukan Kebutuhan

Konseling tidak terjadi bila pasien datang tanpa ia sadari apa yang

dibutuhkannya. Seringkali pasien datang tanpa dapat mengungkapkan

kebutuhannya, walaupun sebetulnya ada sesuatu yang dibutuhkan. Oleh karena

itu dilakukan pendekatan awal dengan mengemukakan pertanyaan terbuka dan

mendengar dengan baik dan hati-hati.

2. Perasaan

Farmasis harus dapat mengerti dan menerima perasaan pasien (berempati).

Farmasis harus mengetahui dan mengerti perasaan pasien (bagaimana perasaan

menjadi orang sakit) sehingga dapat berinteraksi dan menolong dengan lebih

efektif.Beberapa bentuk perasaan atau emosi pasien dan cara penanganannya

adalah sebagai berikut :

a. Frustasi yaitu membantu menumbuhkan rasa keberanian pasien untuk

mencari alternatif jalan lain yang lebih tepat dan meminimalkan rasa

ketidaknyamanan dari aktifitas hariannya yang tertunda.

b. Takut dan cemas yaitu membantu menjernihkan situasi apa yang

sebenarnya ditakutinya dan membuat pasien menerima keadaan dengan

keberanian yang ada dalam dirinya.

c. Marah yaitu mencoba ikut terbawa suasana marahnya, dan jangan juga begitu

saja menerima kemarahannya tetapi mencari tahu kenapa pasien marah

dengan jalan mendengarkan dan berempati.

d. Depresi yaitu Usahakan membiarkan pasien mengekspresikan

penderitaannya, membiarkan privasinya, tetapi dengarkan jika pasien ingin

bicara.

e. Hilang kepercayaan diri

f. Merasa bersalah

2.1.4 Sasaran Konseling

Pemberian konseling ditujukan untuk :

1. Konseling Pasien Rawat Jalan

Pemberian konseling untuk pasien rawat jalan dapat diberikan pada pasien

yang mengambil obat di apotek, puskemas, dan sarana kesehatan lainya. Kegiatan

ini bisa dilakukan di counter pada saat penyerahan obat, tetapi lebih efektif bila

di lakukan di ruang khusus yang di sediakan untuk konseling.

Page 9: Konseling Dan Informasi Obat 1

5

Konseling pada pasien rawat jalan lebih diutamakan pada pasien yang :

1) Menjalani terapi penyakit kronis dan pengobatan jangka

panjang(Long Life Terapy) seperti diabetes,TBC, hipertensi dan antung.

Konseling pada pengobatan Longlife meliputi :

a) Memberikan informasi yang tepat mengenai obat meliputi kebenaran,

instruksi yang lengkap termasuk berapa banyak, kapan, berapa lama

penggunaan dan bagaimana jika obat lupa diminum; informasi tentang

penyakit, kapan dan bagaimana pemakaian obat akan berguna untuk

penyembuhan; Informasi tentang efek samping.

b) Mencegah ketidakpatuhan, dengan cara bekerjasama dengan medis

untuk mempermudah jadwal pengobatan dengan menurunkan jumlah

obat, menurunkan interval dosis perhari dan penyesuaian regimen dosis

untuk penggunaan terbaik pasien sehari-hari.

c) Menyediakan alat bantu pengingat dan pengaturan penggunaan obat,

misal alarm di handphone, chart, pemberian label instruksi pengobatan

pada obatnya,pil dispenser(wadah untuk persediaan harian maupun

mingguan), kemasan penggunaan obat per dosis unit.

d) Mengembangkan pengertian dan sikap mendukung di pihak keluarga

pasien dalam mengingatkan penggunaan obat.

e) Memberikan motivasi dalam menangani ketidakpatuhan dengan

menjelaskan keuntungan dari penggunaan obat.

f) Tingkatkan kewaspadaan pasien dari gejala penyakit yang diperlihatkan

dan membutuhkan pengobatan.

g) Jelaskan bahwa pasien harus dapat mengevaluasi dirinya sendiri,

meliputi membantu pasien untuk mengembangkan kepercayaan dirinya,

memastikan pasien/klien telah memahami informasi yang diperoleh

dan memastikan apakah informasi yang diberikan konseling dapat

dipahami dengan baik oleh pasien dengan cara meminta kembali pasien

untuk mengulang informasi yang sudah disampaikan. Dengan cara ini

pula dapat diidentifikasikan adanya penerimaan informasi yang salah

sehingga dapat dilakukan pembetulan.

2) Mendapat obat dengan cara penyimpanan khusus seperti insulin

3) Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah, misalnya : geriatrik dan

pediatrik.

Page 10: Konseling Dan Informasi Obat 1

6

Menghitung jumlah sisa tablet secara langsung dan menghitung tingkat

kepatuhan pasien dengan menggunakan rumus :

ℎ = ℎ − ℎℎ 100%a. Penyuluhan dan kepatuhan anak (Pediatrik)

Kepatuhan anak terhadap pengobatan sangat tergantung pada orang tua,

atau pengasuh. Penyuluhan dengan melibatkan pasien anak dapat dilakukan

pada pasien usia 8-10 tahun.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan :

1. Formulasi (rasa) Penampilan obat

2. Kemudahan cara penggunaan

3. Waktu pemberian obat (berhubungan dengan waktu tidur, waktu

sekolah)

4. Efek samping pada anak

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menghindari kemungkinan

terjadinya efek samping :

a) Informasikan jika anak sedang minum obat bebas, suplemen makanan

b) Tanyakan efek samping dari obat

c) Amati apakah terjadi perubahan pada anak

d) Ikuti petunjuk dosis dan cara pakai

e) Untuk obat jangka panjang, jangan dihentikan mendadak

f) Penggunaan obat pada lansia

g) Masalah pada pemberian obat pada pasien usia lanjut

b. Penyuluhan dan kepatuhan lansia

Hanya 60 % yang patuh sedangkan 40 % pasien lansia meminum obat

kurang dari yang diberikan dokter.

4) Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu dan dengan cara

pemakaian yang khusus misalnya: supossitoria, enema, inhaler, injeksi

insulin.

5) Mendapatkan obat dengan pemakaian rumit misalnya pemakaian

kortikosteroid dengan tapering down.

6) Mendapat obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, phenytoin dll)

Page 11: Konseling Dan Informasi Obat 1

7

7) Mendapatkan terapi obat – obatan dengan kombinasi yang banyak

( Polifarmasi)

2. Konseling Pasien Rawat Inap

Konseling pada pasien rawat inap, diberikan pada saat pasien akan

melanjutkan terapi di rumah dan pada pasien rawat inap pada kondisi sebagai

berikut :

1) Pasien dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat yang rendah.

2) Adanya perubahan terapi yang berupa penambahan terapi.

2.1.5 Kegiatan Konseling

Kegiatan konseling meliputi beberapa hal yaitu :

1. Persiapan dalam melakukan konseling

2. Tahap konseling, terdiri dari beberapa tahap:

a) Pembukaan

b) Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah.

c) Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya

d) Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh

e) Menutup diskusi

f) Follow up diskusi

3. Aspek konseling yang harus disampaikan :

a) Deskripsi dan kekuatan obat

1) Memberikan informasi mengenai :

2) Bentuk sediaan dan cara pemakaiannya

3) Nama dan zat aktif yang terkandung didalamnya

4) Kekuatan obat (mg/g)

b) Jadwal dan cara penggunaan obat, penekanan dilakukan untuk obat dengan

instruksi khusus, seperti : “minumobat sebelum makan’, “jangan minum obat

bersama susu”.

c) Dampak gaya hidupd) Mekanisme kerja obat, menjelaskan mekanisme obat sesuai penyakit yang

diobati.

e) Efek potensial yang tidak diinginkan, penekanan penjelasan terutama untuk

obat yang menyebabkan perubahan warna urine, menyebabkan kekeringan

pada mukosa.

Page 12: Konseling Dan Informasi Obat 1

8

f) Penyimpanan, memberitahu cara penyimpanan obat terutama obat – obat

yang harus disimpan pada suhu kamar

2.1.6 Hal-hal yang Harus Disiapkan Dalam Memberikan Pelayanan Konseling

PadaPasien

Sebelum memberikan konseling ada beberap hal yang harus diketahui oleh

seorang farmasis agar tujuan konseling tercapai. Hal yang perlu diperhatikan adalah latar

belakang pasien (data base pasien) seperti biodata, riwayat penyakit, riwayat pengobatan,

alergi, riwayat keluarga, sosial dan ekonomi. Hal kedua yang pelu diperhatikan adalah

membuat daftar masalah yang dihadapi pasien ( terutama masalah yang berkaitan dengan

obat). Setelah kedua hal tersebut dilakukan barudapat memberikan konseling

berdasarkan masalah yang sudah di susun kemudian dapat dilihatdari perubahan sikap

pasien apakah konseling yang telah diberikan sudah tepat atau belum.

2.1.7 Kendala dalam pemberian obat dan konseling

Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada proses

pengobatan dan pemberian konseling. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kendala yang berasal dari pasien antara lain:

1) Perasaan marah, malu, sedih, takut, ragu-ragu.Hal ini dapat diatasi dengan

bersikap empathy,mencari sumber timbulnya masalah tersebut, tetap

bersikap terbuka dan siap membantu.

2) Latar belakang pendidikan, budaya dan bahasa. Kendala dapat diatasi

dengan Menggunakan istilah sederhana dan dapat dipahami, Berhati-hati

dalam menyampaikan hal yang sensitif, atau Menggunakan penterjemah.

3) Fisik dan mental pasien. Dapat diatasi dengan upaya menggunakanalat

bantu yang sesuai atau melibatkan orang yang merawatnya.

2. Kendala yang berasal dari tenaga farmasi

Mendominasi percakapan.

1) Menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian dan tidak

mendengarkan apa yang pasien sampaikan.

2) Cara berbicara yang tidak sesuai (terlalu keras,sering mengulang suatu kata)

3) Menggunakan istilah yang terlalu teknis yang tidak dipahami pasien.

4) Sikap dan gerakanbadan yang tidak sesuai yang dapat mengganggu

konsentrasi pasien.

Page 13: Konseling Dan Informasi Obat 1

9

5) Sedikit atau terlalu banyak melakukan kontak mata dengan pasien. Bila ini

terjadi pada upaya mengatasinya adalah:

1) Memberikan pasien kesempatanuntuk menyampaikan masalahnya

dengan bebas.

2) Menunjukan kepada pasien bahwa apa yangdisampaikannya

didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala.

3) Kata ya dansikap badan yang cenderung ke arah pasien. d)

Menyesuaikan volume suara.

4) Mengurangikebiasaan mengeluarkan kata-kata yang mengesankan

gugup dan tidak siap.

5) Menghindaripemakaian istilah yang tidak dipahami oleh pasien.

6) Tidak menyilangkan kedua tangan dan menghindari gerakan yang

tidak pada tempatnya.

7) Menjaga kontak mata dengan pasien.

3. Kendala Lingkungan

1) Tempat yang terbuka.

2) Suasana yang bising.

3) Sering adanya interupsi.

4) Adanya partisi (kaca counter) dapat mempengaruhi pasien dalam menerima

konseling.

Hal ini harus diperhatikan oleh tenaga farmasi dalam memberikan konseling.

a) Adanya tempat khusus.

b) Tidak menerima telepon atau tamu lain dapat memberikan rasa privasi dan

nyaman kepada pasien.

2.1.8 Modal Untuk Melaksanakan Konseling Bagi Pasien

1. Menguasai Ilmu

Kalau kita menguasai ilmu yang akn kita sampaikan, maka kita akan dapat

berbicara lancar, meyakinkn sehingga pasien akan puas dan percaya,

ini meupakan kunci utama. Kalau psien sudah percaya maka mereka akan

patuh.

2. Kemampuan Berkomunikasi

Ini penting, karena teknik berbicara akan sangat berpengaruh pada

keberhasilan komunikasi.

Page 14: Konseling Dan Informasi Obat 1

10

2.1.9 Metode Konseling

Beberapa metode Konseling yaitu :

1. Three Prime Questions

a) Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Obat Anda ?

b) Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Cara Pakai Obat Anda ?

c) Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Harapan setelah minum/memakai

ObatAnda ?

2. Final Verification

a) Meminta pasien untuk mengulang instruksi

b) Yakin bahwa pesan tidak terlewat

c) Koreksi bila ada Salah Informasi

3. Show and Tell

a) Melakukan Cerita

b) Melakukan Peragaan

c) Melalui Gambar atau Tayangan

2.1.10 Tahapan Proses Konseling

Tahapan-tahapan proses konseling meliputi yaitu :

1. Pengenalan/ pembuka

Tujuan : pendekatan dan membangun kepercayaan

Teknik :

a) Memperkenalkan diri

b) Menjelaskan tujuan konseling, mengapa dan berapa lama ?

Contoh Pengenalan/ pembukaan :

a) Sapa pasien dengan ramah

b) Perkenal diri anda

c) Jelaskan tujuan konseling

d) Informasikan lama waktu yang dibutuhkan

Contoh

“Selamat pagi, saya Tanti, Apoteker disini ( perkenalkan diri ). Saya ingin

menanyakan beberapa pertanyaan singkat tentang obat-obatan yang baru

anda peroleh (subjyek yang akan ditanyakan ). Hanya butuh waktu beberapa

menit saja (waktu yang dibutuhkan ). Informasi yang anda berikan nanti akan

Page 15: Konseling Dan Informasi Obat 1

11

sangat membantu kita untuk mengenali masalah yang mungkin timbul dari

obat-oabt yang baru anda terima ini. (tujuan/iuran)

2. Penilaian Awal/Identifikasi

Tujuan : menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi yang

harus dipenuhi.Perhatikan apakah pasien baru/lama dan peresepan

baru/lama/OTC Teknik :Three Prime Questions

Contoh:

Pasien mendapat obat antihipertensi

Ny. Jamilah : “Dokter bilang, saya memerlukan obat ini tapi saya merasa

baik- baik saja, mungkin saya benar-benar tidak

membutuhkannya?”

Tn.Jamil : “Saya tahu TD saya tinggi dan harus minum obat secara

teratur,tapi jadwal saya sibuk dan sering lupa…?”

3. Pemberian Informasi

Tujuan: Mendorong perubahan sikap/prilaku agar memahami dan

mengikuti regimen terapi.

Tehnik : Show & Tell

Contoh pemberian informasi obat inhaler

a) Berikan informasi pokok tentang nama obat dan bentuk sediaan,

kegunaan inhaler, cara menggunakan inhaler dan cara penyimpanan.

b) Gunakan sarana: Poster, contoh inhaler

Contoh : Cara Penggunaan Inhaler

Information Sheet ?

1) Mengeluarkan dahak / lendir(bila ada)

2) Latihan nafas

3) Periksa alat / wadah

4) Tahap penggunaan:

a) Kocok dulu dan buka penutup.

b) Tarik dan keluarkan nafas.

c) Pasang alat dimulut.

d) Ambil nafas pelan-dalam dan tekan alat

e) Tutup mulut,tahan nafas 5-10 detik,alat dilepas.

Page 16: Konseling Dan Informasi Obat 1

12

f) Keluarkan nafas lewat hidung, bila ada dosis ke-2, beri jarak 5

menit.

g) Cuci mulut atau berkumur.

4. Verifikasi

Tujuan :

a) Untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang

sudah disampaikan.

b) Mengulang hal-hal penting.

Tehnik : fill in the gaps

Contoh Penilaian akhir/ Verifikasi yaitu:

a) Bertanya tentang pemahaman informasi yang disampaikan.

b) Meminta pasien untuk menceritakan dan memperagakan ulang cara

penggunaan.

5. Tindak lanjut (Feedback) :

Tahapan ini merupakan hal yang paling penting untuk memastikan bahwa

konseling yang kita lakukan efektif. Feedback yang kita harapkan dari

konseling adalah kepatuhan pasien dalam minum obat dan keberhasilan

pengobatan.

Tujuan : Mengikuti perkembangan dan monitoring kepatuhan pasien

dalam minum obat dan memastikan keberhasilan pengobatan.

Tehnik :

a) Membuat patient medication record(PMR)

b) Komunikasi melalui telepon.

c) Tanyakan kembali apakah ada informasi lain yang ingin di tanyakan.

Contoh Penutup / Tindak lanjut:

a) Ingatkan waktu untuk kontrol

b) Berikan salam dan ucapkan “semoga lekas sembuh”

c) Lakukan pencatatan pada kartu konseling

2.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

2.2.1 Definisi PIO

Menurut keputusan Menkes RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004 PIO merupakan

kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberi informasi secara

Page 17: Konseling Dan Informasi Obat 1

13

akurat, tidak bisa dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan

lainnya dan pasien.

Ada berbagai macam definisi dari informasi obat, tetapi pada umumnya maksud

dan intinya sama saja. Salah satu definisinya adalah, informasi obat adalah setiap data

atau pengetahuan objektif, diuraikan secara ilmiah dan terdokumentasi mencangkup

farmakologi, toksikologi, dan farmakoterapi obat. Informasi obat mencangkup, tetapi

tidak terbatas pada pengetahuan seperti nama kimia, struktur dan sifat-sifat,

identifikasi, indikasi diagnostik atau indikasi terapi, mekanisme kerja, waktu mulai kerja

dan durasi kerja, dosis dan jadwal pemberian, dosis yang direkomendasikan, absorpsi,

metabolisme detoksifikasi, ekskresi, efek samping danreaksi merugikan, kontraindikasi,

interaksi, harga, keuntungan, tanda, gejala dan pengobatan toksisitas, efikasi klinik, data

komparatif, data klinik, data penggunaan obat, dan setiap informasi lainnyayang berguna

dalam diagnosis dan pengobatan pasien (Siregar, 2004).

Definisi pelayanan informasi obat adalah; pengumpulan, pengkajian,

pengevaluasian, pengindeksan, pengorganisasian, penyimpanan, peringkasan,

pendistribusia, penyebaran serta penyampaian informasi tentang obat dalam berbagai

bentuk dan berbagai metode kepada pengguna nyata dan yang mungkin (Siregar,2004)

2.2.2 Tujuan PIO

1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan

di lingkungan rumah sakit.

2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang

berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi.

3. Meningkatkan profesionalisme apoteker.

4. Menunjang terapi obat yang rasional.

5. Meningkatkan keberhasilan pengobatan

2.2.3 Sasaran PelayananInformasi Obat

Yang dimaksud dengan sasaran informasi obat adalah orang, lembaga, kelompok

orang, kepanitiaan, penerima informasi obat, seperti yang tertera dibawah ini;

1. Dokter

Dalam proses penggunaan obat, pada tahap penetapan pilihan obat serta

regimennya untuk seorang pasien tertentu, dokter memerlukan informasi dari

Page 18: Konseling Dan Informasi Obat 1

14

apoteker agar ia dapat membuat keputusan yang rasional. Informasi obat

diberikan langsung oleh apoteker, menjawab pertanyaan dokter melalui telepon

atau sewaktu apoteker menyertai tim medis dalam kunjungan ke ruang perawatan

pasiean atau dalam konferensi staf medis (Siregar, 2004).

2. Perawat

Dalam tahap penyampaian atau distribusi oabt kepada PRT dalam

rangkaian proses penggunaan obat, apoteker memberikan informasi obat tentang

berbagai aspek oabt pasien, terutama tentang pemberian obat. Perawat adalah

profesional kesehatan yaang paling banyak berhubungan dengan pasien karena

itu, perawatlah yang pada umumnya yang pertama mengamati reaksi obat

merugikan atau mendengar keluhan mereka. Apoteker adalah yang paling siap,

berfungsi sebai sumber informasi bagi perawat. Informasi yang dibutuhkan

perawat pada umumnya harus praktis, seera, dan ringkas, misalnya frekuensi

pemberian dosis, metode pemberian obat, efek samping yang mungkin,

penyimpanan obat, inkompatibilitas campuran sediaan intravena, dll (Siregar,

2004).

3. Pasien / Keluarga Pasien

Informasi yang dibutuhkan pasien/keluarga pasien, pada umumnya adalah

informasi praktis dan kurang ilmiah dibandingkan dengan informasi yang

dibutuhkan profesional kesehatan. Informasi obat untuk PRT diberikan apoteker

sewaktu menyertai kunjungan tim medik ke ruang pasien; sedangkan untuk

pasien rawat jalan, informasi diberikan sewaktu penyerahan obatnya. Informasi

obat untuk pasien/keluarga pasein pada umumya mencangkup cara penggunaan

obat, jangka waktu penggunaan, pengaruh makanan pada obat, penggunaan obat

bebas dikaitkan dengan resep obat, dan sebagainya (Siregar, 2004).

4. Apoteker

Setiap apoteker suatu rumah sakit masing-msaing mempunyai tugas atau

fungsi tertentu, sesuai dengan pendalaman pengetahuan pada bidang tertentu.

Apoteker yang langsung berinteraksi dengan profesional kesehatan dan pasien,

seing menerima pertanyaan mengenai informasi obat dan pertanyaan yang tidak

dapat dijawabnya dengan segera, diajukan kepada sejawat apoteker yang lebih

mendalami pengetahuan informasi obat. Apoteker apotek dapat meminta bantuan

informasi obat dari sejawat di rumah sakit (Siregar, 2004).

Page 19: Konseling Dan Informasi Obat 1

15

5. Kelompok, Tim, Kepanitiaan, dan Peneliti

Selain kepada perorangan, apoteker juga memberikan informasi obat

kepada kelompok profesional kesehatan, misalnya mahasiswa, masyarakat,

peneliti, dan kepanitiaan yang berhubungan dengan obat. Kepanitiaan di rumah

sakit yang memerlukan informasi obat antara lain, panitia farmasi dan terapi,

panitia evaluasi penggunaan obat, panitia sistem pemantauan kesalahan obat,

panitia sistem pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan, tim pengkaji

penggunaan oabt retrospektif, tim program pendidikan “in-service” dan

sebagainya (Siregar, 2004)

2.2.4 Kegiatan Pelayanan Informasi Obat

Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat

aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan informasi obat

memberika informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan secara aktif

memberikan informasi obat, misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan

sebagainya. Pelayanan bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat

memberikan informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima.

Menjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan kegiatan

rutin suatu pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk dapat disampaikan

secara verbal (melalui telepon, tatap muka) atau tertulis (surat melalui pos, faksimili atau

e-mail). Pertanyaan mengenai obat dapat bervariasi dari yang sederhana sampai yang

bersifat urgen dan kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta evaluai

secara seksama .

Langkah – Langkah Sitematis Pemberian Informasi Obat

1. Penerimaan permintaan Informasi Obat, mencatat data permintaan informasi dan

mengkategorikan permasalahan; aspek farmasetik (identifikasi obat,

perhitungan farmasi, stabilitas dan toksisitas obat), ketersediaan obat, harga

obat,efek samping obat, dosis obat, interaksi obat, farmakokinetik,

farmakodinamik, aspek farmakoterapi, keracunan, perundang-undangan.

2. Mengumpulkan latar belakang masalah yang ditanyakan, menanyakan lebih

dalam tentang karakteristik pasien dan menanyakan apakah sudah

diusahakan mencari informasi sebelumnya

3. Penelusuran sumber data : rujukan umum, rujukan sekunder dan bila perlu

rujukan primer.

Page 20: Konseling Dan Informasi Obat 1

16

4. Formulasikan jawaban sesuai dengan permintaan : jawaban jelas, lengkap dan

benar, jawaban dapat dicari kembali pada rujukan asal dan tidak

bolehmemasukkan pendapat pribadi.

5. Pemantauan dan Tindak Lanjut : menanyakan kembali kepada penanya

manfaat informasi yang telah diberikan baik lisan maupun tertulis.

Contoh alur menjawab pertanyaan dalam pelayanan informasi obat; petugas

mengisi formulir mengenai klasifikasi, nama penanya dan pertanyaan yang ditanyakan,

setelah itu petugas menanyakan tentang informasi latar belakang penyakit mulai muncul,

petugas melakukan penelusuran sumber data dengan mengumpulkan data yang ada

kemudian data dievaluasi. Formulir jawaban didokumentasikan oleh petugas baru

kemudian dikomunikasikan kepada penanya. Informasi yang dikomunikasikan petugas

apotek kepada penanya akan menimbulkan umpan balik atau respon penanya.

2.2.5 Sumber Informasi Obat

Sumber informasi obat meliputi :

1. Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker, dokter gigi, perawat, tenaga kesehatan

lain merupakan sumber informasi obat.

2. Pustaka

Pustaka sebagai sumber informasi obat, digolongkan dalam 3 (tiga) kategori :

a. Pustaka primer

Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti, informasi yang

terdapat didalamnya berupa hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal

ilmiah. Contoh pustaka primer; laporan hasil penelitian, laporan kasus, studi

evaluatif dan laporan deskriptif.

b. Pustaka sekunder

Berupa sistem indeks yang umumnya berisi kumpulan abstrak dari

berbagai kumpulan artikel jurnal. Sumber informasi sekunder sangat

membantu dalam proses pencarian informasi yang terdapat dalam sumber

informasi primer. Sumber informasi ini dibuat dalam berbagai data base,

contoh : medline yang berisi abstrak-abstrak tentang terapi obat, International

Pharmaceutikal Abstract yang berisi abstrak penelitian kefarmasian.

Page 21: Konseling Dan Informasi Obat 1

17

c. Pustaka tersier

Berupa buku teks atau data base, kajian artikel, kompendia dan pedoman

praktis. Pustaka tersier umumnya berupa buku referensi yang berisi materi

yang umum, lengkap dan mudah dipahami. Menurut undang-undang No.23

tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 53 ayat 2 menyatakan bahwa Standar

profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam

menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan

pasien seperti dokter dan perawat, dalam melaksanakan tugasnya harus

menghormati hak pasien. Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain ialah

hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia

kedokteran, dan hak atas pendapat kedua.

3. Sarana

Fasilitas ruangan, peralatan, komputer, internet, dan perpustakaan.

4. Prasarana

Industri farmasi, Badan POM, Pusat informasi obat, Pendidikan tinggi farmasi,

Organisasi profesi (dokter, apoteker, dan lain-lain).

5. Sumber Informasi Lainnya

Selain sumber informasi yang sudah disebutkan diatas, masih terdapat beberapa

sumber informasi obat lainnya. Diantaranya informasi obat dari media masssa,

leaflet, brosur, etiket dan informasi obat yang berasal di seorang Medical

Representative.

2.2.6 Dokumentasi

Setelah terjadi interaksi antara penanya dan pemberi jawaban, maka kegiatan

tersebut harus didokumentasikan. Manfaat dokumentasi adalah :

1. Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam

menjawab pertanyaan dengan lengkap.

2. Sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa

3. Catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.

4. Media pelatihan tenaga farmasi

5. Basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan perencanaan layanan.

6. Bahan audit dalam melaksanakan Quality Assurance dari pelayanan informasi

obat.

Page 22: Konseling Dan Informasi Obat 1

18

2.2.7 Evaluasi kegiatan

Evaluasi ini digunakan untuk menilai atau mengukur keberhasilan pelayanan

informasi obat itu sendiri dengan cara membandingkan tingkatkeberhasilan sebelum dan

sesudah dilaksanakan pelayanan informasi obat.Untuk mengukur tingkat keberhasilan

penerapan pelayanan informasi obat, indikator yang dapat digunakan antara lain :

1 Meningkatkan jumlah pertanyaan yang diajukan.

2 Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab.

3 Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan.

4 Meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan (leflet, buletin,ceramah).

5 Meningkatnya pertanyaan berdasarkan jenis pertanyaan dan tingkatkesulitan.

6 Menurunnya keluhan atas pelayanan.

Page 23: Konseling Dan Informasi Obat 1

19

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pelayanan konseling obat

Konseling obat adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik

antaraApoteker/farmasis dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan

yang berkaitan dengan obat. Apoteker perlu memberikan konseling mengenai sediaan farmasi,

pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga yang bersangkutan terhindar dari

bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah, terutama untuk penderita penyakit

kronis seperti kardiovaskular,diabetes, tuberkulosis dan asma.

Pendahuluan

1 Perkenalan pasien

1 Pasien dipersilakan masuk ke ruang konseling

2 Beri salam disertai senyum & jabat tangan pasien

3 Tanyakan identitas pasien

4 Perkenalkan nama & profesi anda pada pasien

5 Jika yang menerima konseling bukan pasien, yang bersangkutan Tanyahubungan kekerabatan dengan pasien dan siapa yang bertanggungjawab dalam mengonsumsikan obat pada pasien

2Penjelasan maksuddan pentingnyakonseling

1 Pastikan pasien memiliki waktu cukup untuk diberi konseling

2 Jelaskan maksud, manfaat dan pentingnya konseling bagi pasien

Proses konseling

1

Identifikasi tentang pengetahuan pasien (3 prime questions) :

Tentang obat danmaksud daripemberian obat

1 Tanyakan apa saja yang sudah pasien ketahui tentang obatnya

2Jika jawaban pasien sudah benar, tegaskan kembali jawaban tersebutagar lebih diingat oleh pasien

3Perbaiki kesalahan persepsi pasien (jika ada) dan lengkapi informasiyang belum diketahuinya

4Tunjukkan obat-obat yang akan dikonsumsi pasien sekaligusmenjelaskan informasi obat dan manfaat yang akan diterima pasien

Tentang carapenggunaan obat

1 Tanya pasien tentang bagaimana caranya mengonsumsi obat tersebut

2

Berikan pertanyaan lebih lanjut yang lebih spesifik, seperti :

Pada jam berapa obat dikonsumsi

Bagaimana cara pasien mengingat jadwal penggunaan obat tersebutBagaimana rencana pasien untuk mengonsumsi obat yang harusdiminum pada saat dia bekerjaBagaimana cara pasien menyimpan obat di rumah/saat sedangbepergian

3 Konfirmasikan jawaban yang benar

4Koreksi jawaban ang tidak tepat dan lengkapi dengan informasi yangbelum diketahui

5 Pastikan obat digunakan pasien dalam jadwal aktivitas dan gaya

Page 24: Konseling Dan Informasi Obat 1

20

hidup sehari-harinya

6Diskusikan alternatif solusi untuk membantu pasien dalam manjagakepatuhannya terhadap penggunaan obat

Tentang hasil akhirterapi, ES yangmungkin timbul

1 Menjelaskan tentang hasil terapi yang diharapkan

2 Mendiskusikan tentang solusi bila hasil terapi tidak tercapai

3Tanyakan apakah ada efek lain yang timbul setelah mengonsumsiobat

4Pastikan pasien mengerti tentang ES yang akan ditimbulkan obat,berapa lama ES akan dialami dan cara penanggulangannya

5Tawarkan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitandengan obat tersebut

2 Melengkapi P3Tanyakan informasi dari pasien yang meliputi1 Status alergi2 Penghentian obat resep oleh pasien

3Penggunaan obat lain yang tidak diresepkan (suplemen, produkherbal, dll)

3 Mendiskusikaninformasi tambahanyang diperlukan

1 Contoh informasi tambahan :

Interaksi obat dengan obat, makanan dllPenanggulangan jika dosis terlupaInformasi pemantauan pasien : bagaimana cara pasien mengetahuiobat bekerja, uji-uji yang harus dilakukan untuk pemantauan, kapanharus konsultasi lagi dengan dokter/apotekerInformasi untuk menebus ulang obatInformasi cara penyimpanan obatPerubahan gaya hidup yang berpengaruh terhadap obat : pola makan,olah raga, merokok, dll

2Pastikan pasien tidak mengalami masalah dengan banyaknyainformasi

3 Berikan waktu sejenak pasien untuk mencerna informasi

4

Menanyakaninformasi lain yangingin diketahuipasien

Tanyakan apakah ada informasi lain yang diperlukan/ingin diketahuipasien

5Feedback (TindakLanjut)

Menanyakan kembali kepada pasien/keluarga pasien tentang konselingyang telah dilakukan apakan pasien sudah benar-benar mengerti tentangpenggunaan obat. Memastikan pasien yang mendapatkan obat long lifeterapy untuk datang pada saat konseling atau pengambilan obatselanjutnya. Serta memastikan pasien patuh dalam minum obat dengancara menanyakan melalui telepon.

3.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas,mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,

bijaksanadan terkini diperlukan dalam upaya penggunaanobat yang rasional oleh pasien.

Informasi yangperlu diberikan kepada pasien adalah kapan obat digunakan dan berapa banyak;

lama pemakaian obatyang dianjurkan; cara penggunaan obat; dosis obat;efek samping obat;

interaksi obat; dan cara menyimpan obat.

Page 25: Konseling Dan Informasi Obat 1

21

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbatas hanya pada penyiapan obat

dan penyerahan obat pada pasien , tetapi perlu melakukan interaksi dengan pasien dan

profesional kesehatan lainnya , dengan melaksanakan pelayanan "Pharmaceutical care" secara

meneyeluruh oleh tenaga farmasi.

Konseling pasien merupakan salah satu bagian dari pelayanan farmasi , karena baik

tenaga farmasi maupun pasien memperoleh keuntungan dari kegiatan konseling. Merupakan

suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang

berkaitan dengan pengambilan keputusan penggunaan obat.

Walaupun banyak kendala yang dihadapi dalam memeberikan konseling kepada pasien,

sebagai seorang farmasis kita warus tetap memberikan konseling seefektif mungkin, agar

pengunaan obat dapat dilakukan secara rasional optimal.

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak bisa dan terkini kepada dokter, apoteker,

perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

Menjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan kegiatan rutin

suatu pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk dapat disampaikan secara verbal

(melalui telepon, tatap muka) atau tertulis (surat melalui pos, faksimili atau e-mail).

Pertanyaan mengenai obat dapat bervariasi dari yang sederhana sampai yang bersifat urgen dan

kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta evaluai secara seksama.

5.2 Saran

Konseling dan Pelayanan Informasi Obat sangat disarankan dan sangat penting dilakukan

di Pusat Pelayanan Kesehatan baik itu Rumah Sakit, Puskesmas, Apotek maupun pelayan

kesehatan lainnya untuk membantu masyarakat guna menyelesaikan masalah kesehatan agar

dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Manfaat dari Konseling dan Pelayanan Informasi

Obat adalah pengobatan menjadi lebih rasional dan optimal dan dapat meningkatkan tingkat

kepatuhan pasien dalam menggunakan obat.

Page 26: Konseling Dan Informasi Obat 1

22

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadi.2010.Ruang Lingkup Bimbingan Konseling. Tersedia dalam: http://bpi-

uinsuskariau3.blogsport.com/2010/10ruang-lingkup-bimbingan-konseling.html

Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1197/Menkes/Sk/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.

Jakarta: Kemenkes RI

Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang

Ketentuan

Dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kemenkes RI Siregar, Charles. 2006. Farmasi

Klinik, Teori dan Penerapan. Jakarta: ECG

Ikhwan Nurhakim.2011.Kesalahpahaman Tentang Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Tersedia dalam : http://precounselor.wordpress.com/2011/03/13/15 kesalah-

pahaman-tentang-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah

Mugiarso,Heru.2007Bimbingan dan Konseling.Semarang:UPTMKK Universitas Negeri

Semarang.

Murad Lesmana, Jeaneff. 2006. Dasar-dasar Konseling. Jakarta : UI Press

Prayitno & Amti,Erman.2004.Dasar-Dasar Bimbingan Konseling.Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Salahuddin,Anas.2010.Bimbingan dan Konseling.Bandung:Pustaka Setia.