Konflik Lini
-
Upload
mega-putri -
Category
Documents
-
view
369 -
download
48
Transcript of Konflik Lini
Konflik Lini – Staff
Definisi Konflik
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses
interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang
berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan
yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah
konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan
permusuhan. Jadi konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang,
kelompok atau organisasi, mengingat adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan
dalam bidang manajemen, maka adalah rasional untuk menduga akan timbulnya perbedaan-
perbedaan pendapat keyakinan-keyakinan serta ide-ide. Terlepas dari faktor-faktor yang
melatarbelakanginya,
Organisasi Lini
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara
pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua
kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah
wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-
institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan
keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-
lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap
melaksanakan perintah.
Organisasi Staff
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran
staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu
pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah
Mega Septyaputri
AN ’09 / 070911089
organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan
bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran
terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang pertama
karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang keputusan-keputusan
tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-
kadang melelahkan.
Organisasi Lini dan Staff
Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line dan
staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang
untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak
sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau
nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang diambil oleh
pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan
berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf.
Dalam kehidupan sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya) akan
melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru.
Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung permanen,
lebih-lebih struktur organisasi departemen. Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan
kedalam unit-unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini
mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat, bidang, seksi, devisi, dan
sebagainya). Masing-masing unit kerja tersebut sudah barang tentu akan menyusun perencanaan
dan kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada sehingga tidak
perlu menyusun organisasi baru. Apabila rencana atau kegiatan tersebut tidak dapat ditangani
oleh struktur organisasi yang telah ada biasanya dibentuk, misalnya panitia tim kerja (kelompok
kerja), komisi dan sebagainya.
Konflik Lini Staff
Bentuk umum konflik organisasi yang sering terjadi adalah konflik antara anggota – anggota lini
dan staf . Perbedaan pandangan para anggota lini dan staf yang dapat menimbulkan konflik di
antara mereka, walaupun perbedaan–perbedaan tersebuta juga dapat meningkatkan efektifitas
pelaksanaan tugas–tugas mereka :
1. Pandangan Lini
Para anggota lini sering memandang para anggota staf dalam hal :
1. Staf melangkahi wewenangnya, karena manajer garis merupakan pemegang tanggung jawab
atas hasil akhir, mereka cenderung menolak rorongan staf dan wewenangnya.
2. Staf tidak memberi nasehat yang bermanfaat, para anggota staf sering tidak terlibat dalam
kegiatan operasional harian yang di hadapi oleh para anggota lini, sehingga saran–sarannya
sering tidak terap.
3. Staf menumpang keberhasilan lini, para anggota staf sering lebih dekat dengan manajer
puncak dibanding orang–orang lini, sehingga dapat mengambil keuntungan atas posisi mereka.
4. Staf memiliki pandangan sempit, sehingga mempunyai pandangan terbatas dan kurang dapat
merumuskan sarannya atas kebutuhan dan tujuan organisasi keseluruhan.
2. Pandangan Staf
Para anggota staf mempunyai keluhan–keluhan yang berlawanan tentang para anggota lini :
1. Lini kurang memanfaatkan staf. Manajer lini menolak bantuan staf ahli, karena mereka ingin
mempertahankan wewenangnya atas bawahan atau karena mereka tidak berani secara terbuka
mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan. Sebagai akibatnya staf hanya diminta
bantuannya bila situasi benar–benar sudah kritis.
2. Lini menolak gagasan – gagasan baru, anggota staf biasanya yang pertama berkepentingan
dengan menggunakan inovasi dalam bidang keahlian mereka. Manajer garis mungkin menolak
perubahan–perubahan tersebut.
3. Lini memberi wewenang terlalu kecil kepada staf. Anggota staf sering merasa bahwa mereka
mempunyai penyelesaian masalah–masalah yang paling baik dalam spesialisasinya. Oleh sebab
itu mereka kecewa bila saran – sarannya tidak didukung dan di implementasikan oleh manajer
lini.
Beberapa faktor dapat menimbulkan berbagai konflik diantara departemen dan orang –
orang lini dan staf. Faktor–faktor tersebut meliputi :
1. Perbedaan umur dan pendidikan, orang – orang staf biasanya lebih muda dan lebih
berpendidikan daripada orang–orang staf sehingga menimbulkan “generation gap “.
2. Perbedaan tugas, dimana orang ini lebih teknis dan generalis, sedang staf spesialis. Hal ini
dapat menimbulkan kejadian–kejadian sebagai berikut : (1). Karena staf sangat spesialis,
mungkin menggunakan istilah–istilah dan bahasa yang tidak dipahami orang lini. (2).Orang lini
mungkin merasa bahwa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti masalah–masalah lini dan
mengganggap mereka tidak dapat diteraplan atau dikerjakan.
3. Perbedaan sikap, ini tercermin pada : (1). Orang staf cenderung memperluas wewenangnya
dan cenderung memberikan perintah–perintah kepada orang lini untuk membuktikan
eksistensinya. (2). Orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan–gagasan
yang diimplementasikan oleh lini, sebaliknya orang lini mungkin tidak menghargai peranan staf
dalam membantu pemecahan masalah – masalahnya. (3).Orang staf selalu merasa dibawah
perintah orang lini, dilain pihak orang lini selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas
kekuasaannya.
4. Perbedaan posisi. Manajemen puncak mungkin tidak mengkomunikasikan secara jelas
luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Padahal organisasi departemen staf
ditempatnya relatif pada posisi tinggi dekat menajemen puncak. Depertemen lini dengan
tingkatan lebih rendah cenderung tidak suka dengan hal tersebut.
Untuk menghapuskan konflik–konflik tersebut, manajemen puncak harus secara jelas
menyampaikan delegasi departemen–departemen staf. Lebih dari itu, supaya efektif,
departemen–departemen staf harus menyadari bahwa pekerjaan mereka adalah “to sell, not to
tell“ artinya “menjual“ kepada departemen–departemen lini gagasan–gagasan mereka, bukan
“memberitahu” mereka bagaimana menjalankan fungsi. Bagaimanapun juga staf spesialis perlu
ditambahkan dalam organisasi untuk membantu kerja lini agar lebih efektif. Disamping itu dunia
bisnis modern berkembang semakin kompleks, dan semua manajer tidak akan menguasai semua
kecakapan, pengetahuan maupun ketrampilan. Kegiatan–kegiatan tertentu mungkin tidak efisien
bila dikerjakan oleh orang lini, dan sebagainya.
Penanggulangan Konflik Lini dan Staf
Para penulis manajemen telah menyarankan berbagai cara dengan mana aspek–aspek peran-salah
konflik lini dan staf dapat dikurangi :
1. Tanggung jawab lini dan staf harus ditegaskan.
Secara umum, para anggota lini bertanggung jawab atas keputusan–keputusan operasional
organisasi, atau dengan kata lain, mereka harus bisa menerima, mengubah, atau menolak saran–
saran ahli. Dilain pihak, para anggota staf harus bebas untuk memberikan saran bila mereka
merasa hal itu diperlukan tidak hanya bila anggota lini memintanya.
2. Mengintegrasikan kegiatan–kegiatan lini dan staf.
Saran–saran staf akan lebih realistik bila berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggota lini dalam
proses penyusunan saran – saran mereka. Konsultasi staf – lini ini juga akan membuat para
anggota lini bersedia mengimplementasikan gagasan–gagasan staf.
3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf
Manajer lini akan lebih efektif memanfaatkan keahlian staf bila mereka mengetahui kegunaan
staf spesialis bagi mereka di perusahaan.
4. Mendapatkan pertanggung-jawaban staf atas hasil –hasil
Para anggota lini akan lebih bersedia melaksanakan saran–saran staf bila para anggota staf ikut
bertanggung jawab atas kegagalan yang terjadi. Pertanggungjawaban ini juga akan membuat para
anggota staf lebih berhati–hati dalam menyusun saran–saran mereka.
Referensi :
http://amel-ameliaagustina.blogspot.com/2010/01/makalah-wewenang-lini-dan-staff.html
diakses pada 15 Oktober 2011
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-juanita3.pdf diakses pada 15 Oktober 2011
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/03/konflik-kerja-definisi-jenis-dan_10.html diakses
pada 15 oktober 2011
http://www.masbied.com/2010/06/04/metode-pengelolaan-pengurangan-dan-penyelesaian-
konflik/ diakses pada 15 Oktober 2011