KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf ·...

50
117 LIMA KONFLIK DAYAK VS TAMBANG Pengantar Sepanjang pemerintahan Orde Baru, hasil sumber daya alam di Kalimantan Tengah tidak habis-habisnya dieksploitasi, sehingga ada banyak kelompok-kelompok masyarakat asli atau masyarakat adat Dayak Kalimantan Tengah “harus” bangkit melakukan perlawanan terhadap para pengusaha tambang karena hutan, tanah dan air yang menjadi identitasnya terus diambil alih. Karenanya benar apabila Usop (2008) menyatakan bahwa orang Dayak memiliki sejarah panjang tentang berbagai konflik dengan para investor yang datang untuk mengambil keuntungan. Pada awalnya konflik yang terjadi di Kalimantan merupakan konflik antar suku di mana orang Dayak harus menjalankan ritual adat habunu (bunuh-membunuh), dan hajipen (saling memperbudak). Dari konflik antar suku kemudian berkembang menjadi konflik antar etnis seiring dengan masuknya para transmigrasi dan puncaknya terjadi pada tahun 1991 yang kemudian dikenal dengan peristiwa “sampit berdarah” (Usop, Sidik, 2011). Konflik yang sekarang berkembang adalah konflik dengan para pengusaha yang datang untuk mengambil alih tanah-tanah yang diklaim orang Dayak sebagai tanah adatnya atau sebagai tempat mempertahankan hidupnya untuk berkebun dan berladang. Konflik ini terjadi karena orang Dayak tidak ingin hidupnya terus tersingkir dari ruang kehidupannya yang kemudian dalam bahasa Dayak disebut sebagai Ji Tempun Petak Manana Sare.

Transcript of KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf ·...

Page 1: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

117

LIMA

KONFLIK DAYAK VS TAMBANG

Pengantar

Sepanjang pemerintahan Orde Baru, hasil sumber daya alam di

Kalimantan Tengah tidak habis-habisnya dieksploitasi, sehingga ada

banyak kelompok-kelompok masyarakat asli atau masyarakat adat

Dayak Kalimantan Tengah “harus” bangkit melakukan perlawanan

terhadap para pengusaha tambang karena hutan, tanah dan air yang

menjadi identitasnya terus diambil alih. Karenanya benar apabila Usop

(2008) menyatakan bahwa orang Dayak memiliki sejarah panjang

tentang berbagai konflik dengan para investor yang datang untuk

mengambil keuntungan.

Pada awalnya konflik yang terjadi di Kalimantan merupakan

konflik antar suku di mana orang Dayak harus menjalankan ritual adat

habunu (bunuh-membunuh), dan hajipen (saling memperbudak). Dari

konflik antar suku kemudian berkembang menjadi konflik antar etnis

seiring dengan masuknya para transmigrasi dan puncaknya terjadi pada

tahun 1991 yang kemudian dikenal dengan peristiwa “sampit

berdarah” (Usop, Sidik, 2011). Konflik yang sekarang berkembang

adalah konflik dengan para pengusaha yang datang untuk mengambil

alih tanah-tanah yang diklaim orang Dayak sebagai tanah adatnya atau

sebagai tempat mempertahankan hidupnya untuk berkebun dan

berladang. Konflik ini terjadi karena orang Dayak tidak ingin hidupnya

terus tersingkir dari ruang kehidupannya yang kemudian dalam bahasa

Dayak disebut sebagai Ji Tempun Petak Manana Sare.

Page 2: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

118

Bagaimana situasi konflik berikut peran dan kepentingan dari para

aktor di dalamnya serta isu-isu yang menjadi pemicu konflik menjadi

pokok bahasan dalam bab ini. Dimulai dengan penggambaran sumber

konflik antara orang Dayak vs PT IMK, kemudian diteruskan dengan

menjelaskan peran aktor dengan berbagai kepentingan sebagai pemicu

munculnya konflik antara orang Dayak dengan PT IMK.

PT Indo Muro Kencana sebagai Sumber Konflik

Perlawanan terhadap kegiatan usaha penambangan di Indonesia

terus menguat, seperti perlawanan terhadap PT Newmont Minahasa

Raya (NMR), anak perusahaan Newmont Mining Corp yang berbasis di

Denver, AS, di Sulawesi Utara; dan PT Kelian Equatorial Mining

dimana 90 persen sahamnya dimiliki Rio Tinto, adalah pemegang

Kontrak Karya penambangan emas terbesar di Kalimantan Timur.

Rio Tinto, merupakan perusahaan tambang raksasa yang

berkantor pusat di London dan Melbourne, memiliki saham di Freeport McMoran, pemilik mayoritas saham PT Freeport Indonesia.

Perlawanan ini terjadi karena ada kesadaran masyarakat bahwa

hadirnya perusahaan pertambangan ternyata tidak membawa berkah

tetapi membawa bencana. Hal ini ditunjukkan dari sejumlah seruan

yang disampaikan oleh kelompok masyarakat termasuk LSM untuk

menghentikan sementara seluruh kegiatan pertambangan mengingat

banyak permasalahan yang muncul dan tidak terselesaikan. Tuare

Natkime tetua adat Amungme menyesalkan adanya tambang di

wilayah adatnya: “sungguh, saya benar-benar marah kepada Tuhan.

Mengapa Dia harus menempatkan segala gunung-gunung yang indah

dan barang tambang itu di sini" (Paharizal dan Yuwono, 2016).

Catatan yang sama juga dialami masyarakat Oreng Kambang

ketika mereka harus berhadapan dengan Perusahaan Tambang Asing

dari Australia (PT IMK) yang telah memperoleh Kontrak Karya

Penambangan Emas sejak tahun 1985. Ungkapan salah seorang warga

Oreng Kambang; “Dua Puluh Enam Tahun, kami mengharap kehadiran

perusahaan mineral pertambangan emas PT IMK di desa kami bisa

Page 3: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

119

memberikan kesejahteraan dan memakmurkan masyarakat kami

khususnya desa-desa di Tanah Siang di mana tempat perusahaan yang

memiliki izin Kontrak Karya Generasi III Bahan Galian Emas.

Kenyataan yang terjadi justru bukan memberikan kedamaian malah

melecehkan warga. 15

Masyarakat Oreng Kambang kemudian bertekad untuk terus

melakukan perlawanan terhadap PT IMK guna mencari keadilan

terutama pengakuan terhadap hak-hak komunalnya yang selama ini

telah dirampas tanah, sungai-sungai dipenuhi limbah beracun, tempat-

tempat berusaha dirobahkan menjadi lobang-lobang mematikan, situs

budaya juga dijarah, kepercayaan kepada leluhur dan keyakinan

kepada Tuhan Yang Maha Esa dinodai oleh PT IMK yang hanya

bermodalkan selembar kertas yang bernama izin kontrak karya.

Awal konflik, ketika PT IMK datang ke Oreng Kambang dengan

membawa Kontrak Karya yang diberikan pemerintah langsung

menggeser dan mengambil alih seluruh tambang milik masyarakat

Oreng Kambang dan masyarakat sekitarnya. Dengan dukungan aparat

negara dalam hal aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Dati II Barito

Utara (sekarang menjadi Kabupaten Murung Raya) dan pihak

kepolisian (pasukan Brimob), datang ke tambang milik masyarakat

Oreng Kambang menggusur dan mengusir mereka. Kekejian ini terus

berlangsung dari tahun 1987, di mana dalam proses penggusuran semua

sisa-sisa lobang mesin tumbuk batu, rumah-rumah penduduk diratakan

dengan traktor dan alat chainsaw. Lebih menyakitkan lagi bahwa

dalam proses penggusuran; “tidak ada ganti rugi dengan jalan apapun”

tertanda Bupati seperti tertulis di papan setelah proses penggusuran. 16

Selain melakukan penggusuran terhadap tambang rakyat milik

masyarakat Oreng Kambang, dalam rangka perluasan wilayah

tambangnya, PT IMK juga melakukan eksploitasi di Kaki Gunung

Puruk Kambang yang bagi orang Dayak Siang Murung dan umat agama 15 Megapos. 31 Januari 2013, Permasalahan Puruk Kambang, Tokoh Desa Adukan PT IMK ke LMMDDKT. 16 Dokumen yang dipersiapkan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) untuk memberikan advokasi kepada masyarakat Adat Dayak dengan judul IMK Merampas, Dayak Terhempas (1999).

Page 4: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

120

Kaharingan merupakan kawasan yang sangat suci dan sakral. Kawasan

Gunung Puruk Kambang sejak tahun 1990 diberi status oleh negara 17

sebagai Situs Budaya yang keberadaaanya harus dilindungi. Walaupun

kawasan ini sudah dilindungi, namun pihak PT IMK tetap

menginginkan untuk mengeksploitasi kawasan ini.

Selain kedua permasalahan di atas, dampak negatif akibat

hadirnya PT IMK juga menjadi salah sumber konfik, seperti

pencemaran lingkungan yang dilaporkan oleh Tim Ekpedisi

Kathulistiwa (2012) di mana ada banyak sungai telah tercemar (sungai

Pute, Manawing, dan Mangkahui); juga ada penghilangan sungai di pit

Sarujan (sungai Sarujan, sungai Salampong, sungai Lahing, sungai

Kalang Tantatarai, sungai Takukui, sungai Sangiran Lika, Sangiran

Ma‟lu, sungai Tino, sungai Hanjung, sungai Mahaloe, dan sungai

Nangor) yang juga digunakan sebagai tempat pembuangan limbah

pembangkit listrik dari pabrik dan reklaming tambang, ada sekitar 33

lobang tambang yang tidak ditutup. Disamping itu ada 3 (tiga) sungai

yang sudah tercemari zat asam tambang (sianida) dan juga mercury,

yaitu; sungai Mangkahui, sungai Manawing dan sungai Babuat.

Jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.1. di bawah ini.

Dampak yang lain adalah terjadinya perubahan bentang lahan

yang diakibatkan pola penambangan ovenvit area, dan gejolak sosial.

Sebelum masuknya PT IMK, di beberapa kawasan terutama yang

menuju ke Situs Puruk Kambang masih hutan dan menjadi

supermarket dan apotik hidup bagi masyarakat Oreng Kambang.

Kawasan tersebut sudah hancur, ikan dan binatang buruan, burung-

burung, sayur-sayuran serta obat-obatan (fauna dan flora) sampai

untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga serta

perlengkapan ritual adat sudah punah. Hal ini menambah panjang

17 Situs Budaya Puruk Kambang terdaftar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah dengan nomor daftar Inventarisasi 301 tahun 1993 sebagai benda Cagar Budaya; Surat Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah kepada Bupati KDH Tk II Barito Utara bernomor 522.5/1916/Ek, tertanggal 7 November 1994 juga surat Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi kepada direksi PT Indo Muro Kencana bernomor 1809 A/20/DJP/1994 tertanggal 30 September 1994 perihal Pelestarian Puruk Kambang.

Page 5: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

121

permasalah terkait dengan hilangnya memori sosial masyarakat atau

perampasan nilai-nilai sosial budaya masyarakat yang hidup dan

berkembang sejak zaman dahulu sebelum masuknya kolonialisasi dan

imperialisasi baru berbentuk penguasaan invetasi (PT IMK) untuk

pengerukan sumber daya alam di bumi Kalimantan. 18

Sumber : Hasil Penelitian, 2013

Gambar 5.1. Pembuangan Tailing, Lobang Penampungan Tailing,

Sungai yang Dialiri Mercuri, dan Penambangan di Kaki Puruk Kambang

Gambaran Konflik Masyarakat Oreng Kambang vs PT IMK

Di Indonesia, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam

seperti dimandatkan dalam UUD 1945 versi amandemen, digunakan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat terutama di pasal 33.19

18 Memori social yang dirasakan sudah tidak ada lagi adalah aturan pemamfaatan terbatas yang penuh dengan kearifan dan kebijaksanaan dalam memanfaatkan sumber daya alam. (Wawancara dengan warga masyarakat, Palangkaraya, 2012) 19 Pasal 33 UUH 1945 menegaskan bahwa: ”cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Kemudian dikatakan pula bahwa: ”bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara”.

Page 6: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

122

Sesuai dengan isi dari pasal 33, maka dapat dimaknai bahwa konsep

kemakmuran rakyat hanya bersifat populis di mana masyarakat

ditempatkan sebagai kelompok utama dan diajak untuk terlibat baik

pada saat pengambilan keputusan hingga dapat menikmati hasil

pengolahan sumber-sumber tersebut itu.

Keterlibatan masyarakat mutlak diperlukan dalam setiap

pemanfaatan sumber daya alam, tidak saja bagi penentuan arah tujuan

suatu kegiatan tetapi juga sebagai sarana pengawasan terhadap kegiatan

pengolahan sumberdaya alam tersebut. Peran serta rakyat penting

terutama menjaga keseimbangan hak negara yang dimandatkan pasal

33 UUD 1945 untuk mengatur, menyelenggarakan, menggunakan,

persediaan dan pemeliharaan sumberdaya alam serta pengaturan

hukumnya dengan hak rakyat untuk mendapatkan keuntungan

sebanyak-banyaknya dari pengolahan sumberdaya alam. Tidak hanya

itu, masyarakat juga diberikan kesempatan untuk mengelola sendiri

sumber daya alam yang dimilikinya.

Di pihak lain, dikatakan bahwa pertambangan itu sendiri tidak

diperkenankan beroperasi di tempat-tempat umum, seperti tempat-

tempat suci, perkuburan, pekerjaan-pekerjaan umum (jalan, saluran

air, listrik dan lain-lain), pemukiman, tanah-tanah pekarangan serta

tempat-tempat pekerjaan usaha pertambangan yang lain (pasal 16 ayat

2 UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pertambangan). Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa

kepentingan umum atau bersama adalah yang utama dan merupakan

kewajiban dari setiap pengelola pertambangan. Makna yang bisa

dijelaskan dari pasal ini adalah penghormatan terhadap tradisi dan

kehidupan masyarakat lokal (adat) yang tinggal di wilayah dan sekitar

pertambangan sudah diperkenankan.

Dalam banyak hal interpretasi pasal 16 ayat 2 UU No. 11 Tahun

1967 lebih menguntungkan perusahaan pertambang dalam skala besar

karena dapat masuk ke areal pertambangan rakyat. Pertambangan

rakyat yang sudah eksis sebelumnya digusur oleh pemegang kuasa

pertambangan (pengusaha nasional) dan pemegang kontrak karya

(pengusaha multinasional). Penggusuran tersebut terjadi karena para

Page 7: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

123

ahli profesional pemerintah dan pihak swasta selalu menilai bahwa

proses usaha pertambangan rakyat tidak diciptakan melalui prosedur

perijinan sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah dan kemudian

mereka dikategorikan sebagai Pertambangan Emas yang Tidak

Memiliki Ijin atau disingkat PETI. 20 Dampaknya pertambangan rakyat

mudah digusur seperti yang dilakukan PT IMK terhadap penambang

rakyat di Oreng Kambang.

Atas dasar interpretasi terhadap pasal 16 ayat 2 UU No. 11 Tahun

1967 tersebut, setelah PT IMK resmi mengantongi ijin Kontrak Karya

dari pemerintah pada tahun 1985, di mana lokasi penambangan emas

berada di 3 (tiga) Kecamatan di Kabupaten Murung Raya, yaitu;

Kecamatan Permata Intan, Kecamatan Murung dan Kecamatan Tanah

Dayak, tentunya akan berdampak pada penggusuran aktifitas tambang

rakyat yang selama ini sudah ada dan dikelola oleh masyarakat Oreng

Kambang serta masyarakat sekitarnya. Sampai pertengahan tahun

1987, PT IMK masih memberikan kesempatan kepada para penambang

untuk tetap menambang.

Walaupun diberi keseempatan namun para penambang tetap

resah terutama para penambang di desa tetangga Oreng Kambang yaitu

desa Marindu di mana wilayah desa ini menjadi salah satu areal paling

awal yang dijadikan sebagai wilayah penambangan PT IMK (Haridison,

2006). Meskipun menghadapi kekecewaan, mereka tidak putus asa

tetapi terus melakukan upaya untuk memperoleh ijin sehingga dapat

memperoleh kekuatan secara hukum untuk terus menambang.

Didampingi LSM Yayasan Bina Sumber Daya atau disingkat YBSD,

mereka kemudian mengajukan perijinan dengan cara melayangkan

berbagai surat permohonan ijin 21 kepada pemerintah Desa, Kabupaten

20 Hasil wawancara dengan Prof Usop, 23 Nopember 2013 di Palangkaraya 21 Surat pemohonan yang dimaksud antara lain; 1) Surat permohonan masyarakat Desa Konut kepada Gubernur KDH TK. I Propinsi Kalimantan Tengah nomor: 72/Urpem/DK/KTS/1987, tanggal 15 Oktober 1987; (2) Surat permohonan/lanjutan dari Camat Tanah Siang, nomor: 166/RM/Bang/KTS/1987, tanggal 30 Oktober 1987; (3) Surat permohonan masyarakat Desa Konut tanggal 1 November 1987 yang kemudian direkomendasi oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Daerah TK. II Kabupaten Barito Utara tanggal 5 Desember 1987; (4) Surat Rekomendasi Bupati KDH. Tingkat II Barito Utara nomor: 540/10/BK, tanggal 27 Januari 1988 kepada Gubernur KDH TK. I

Page 8: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

124

hingga Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kementerian

terkait (Haridison, 2006). Upaya yang dilakukan para penambang

untuk memperoleh ijin nampaknya gagal karena tidak mendapat

tanggapan serius dari pihak pemerintah. Dengan kata lain, para

penambang siap untuk digusur karena dikategorikan sebagai

penambang ilegal atau PETI.

Tepatnya bulan September 1987 ujar seorang warga masyarakat 22,

PT IMK didukung aparat satuan tugas Pemerintah Daerah Tingkat II

Barito Utara dan pihak keamanan (Brimob) melakukan pengusuran dan

penutupan tambang emas milik rakyat dengan dalih bahwa aktivitas

tambang rakyat tidak sah secara hukum karena tidak memiliki ijin

(Peti). Wilayah penambangan yang sudah diserahkan pemerintah hak

pengelolaannya kepada PT IMK adalah seluas 47.962 hektar, maka

proses penggusuran dan penutupan tambang rakyat mulai dilakukan

tepatnya di wilayah kirikil I, kirikil II, dan kirikil III wilayah

Kecamatan Siang. Kegiatan pengusuran dan penutupan ini kemudian

dilanjutkan pada bulan Oktober 1987 dengan melibatkan tidak saja

personil kepolisian tetapi personil dari Angkatan Darat (YBSD, 1998).

Puncak penggusuran dan penutupan tambang rakyat terjadi pada

bulan Januari 1988 terutama di Luit Raya di pit tambang Serujan.

Petugas dari Pemerintah Daerah Tingkat II didukung aparat keamanan

menggusur semua sisa-sisa lobang mesin tumbuk batu, rumah-rumah

penduduk dengan traktor dan alat chainsaw sehingga rata dengan

tanah. 23 Selain itu mereka juga menyita dan merampas barang-barang

milik masyarakat serta melakukan penangkapan terhadap 5 (lima)

orang warga masyarakat Oreng Kambang. Meskipun terjadi

Propinsi Kalimantan Tengah; dan (5) Surat permohonan masyarakat Desa Konut kepada nomor: 01/Urpem/DK/KTS/1991, kepada Gubernur KDH TK. I Propinsi Kalimantan Tengah, Menteri Pertambangan dan Energi, Menteri Dalam Negeri. 22 Wawancara dilakukan dengan seorang warga masyarakat Dayak Siang yang sedang melakukan pembicaraan dengan LMDDKT di Palangkaraya pada tanggal 14 Maret 2013. 23 Hasil wawancara dengan seorang warga yang juga penambang menceritakan bahwa pada saat terjadinya penggusuran dan penutupan tambang miliknya mesin tumbuk untuk pemurnian emas miliknya diporak-porandakan dan dipotong dengan chainsaw oleh aparat Brimob (Palangkaraya, Maret 2012).

Page 9: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

125

penggusuran, tetapi masih ada sekelompok penambang (rakyat) yang

terus melakukan aktifitas penambangannya hingga akhir tahun 1990.

Dampak dari penggusuran adalah terjadinya penghentian dan

pengungsian seluruh aktifitas pertambangan yang dikelola oleh rakyat.

Mengenai peta konflik dapat dilihat pada gambar 5.2. dan 5.3 di bawah

ini.

Sumber : GIS LMMDD-KT, 2017

Gambar 5.2.

Peta Desa Oreng Kambang Menjadi Daerah Konflik

Page 10: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

126

Sumber : ASX Release, 2012

Gambar 5.3.

Peta Konflik PT IMK dan Para Penambang

Disamping melakukan penggusuran terhadap tambang rakyat di

lokasi penambangan, kegiatan lain yang dilakukan PT IMK adalah

melakukan eksplorasi areal dengan cara mengebor tanah hingga

mencapai lapisan bebatuan untuk melihat dan meneliti seberapa besar

kandungan emas di dalamnya. Hasilnya disimpulkan bahwa tidak

semua wilayah Kontrak Karya Tambang yang diberikan pemerintah

(secara administrasi berada di wilayah di Kecamatan Siang, Kecamatan

Permata Intan, dan Kecamatan Murung) mempunyai kandungan

deposit emas yang menurut ukuran PT IMK apabila ditambang akan

habis dalam jangka pendek. Wilayah yang mempunyai kandungan

deposit emas yang tidak memenuhi syarat untuk ditambang adalah

tambang emas di Marindu yang berada di wilayah DAS Desa Konut,

kecamatan Siang. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh

beberapa penambang emas di Marindu meskipun secara diam-diam

karena kuatir akan digusur lain. 24

24 Hasil wawancara dengan dengan tokoh masyarakat Oreng Kambang di Palangkara, 20 Desember 2015.

Page 11: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

127

Aktivitas penambangan dan pengolahan emas oleh PT IMK terus

berjalan meskipun pada tahun 1993 terjadi pengambilalihan

pengelolaan PT IMK dari Duval Cooperation of Indonesia (Amerika),

Pelsart Muro Pty Limited (Australia) dan Jason Mining (Australia) ke

perusahaan Aurora Gold Limeted dari Autralia. Pergantian pengelola

PT IMK pada dasarnya bertujuan menata kembali sistem manajemen

menuju ke arah yang lebih baik. 25 Bersamaan dengan pengambil-alihan

pengelolaan oleh perusahaan Aurora Gold Limited, masyarakat Oreng

Kambang bersama dengan para tokoh adat mendiskusikan kembali

upaya-upaya untuk tetap mempertahankan Gunung Kambang atau

Puruk Kambang yang berada di wilayah penambangan PT IMK

sebagai situs budaya yang sudah mereka rintis sejak tahun 1990.

Mereka kemudian membuat surat dan memohon kepada pemerintah

dan pemerintah daerah agar Gunung Kambang atau Puruk Kambang

tetap diakui sebagai situs budaya. Surat ini mendapatkan tanggapan

positif baik dari pemerintah maupun dari pemerintah daerah. 26

Pengakuan pertama datang dari Kantor Wilayah Departeman

Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Tengah yang kemudian

dikuatkan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Kalimantan Tengah bahwa Puruk Kambang beserta

lingkungan di sekitarnya harus dilindungi dan dipertahankan

kelestariannya demi kepentingan masyarakat, ilmu pengetahuan,

bangsa dan negara. 27 Menindak lanjuti pengakuan tersebut, Direktor

Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi

Republik Indonesia mengeluarkan surat kepada PT IMK yang

menyatakan bahwa Puruk Kambang adalah bukit yang diyakini sebagai

25 Hasil wawancara dengan dengan mantan pegawai PT IMK di Oreng Kambang, 13 Juli 2016. 26 Hasil wawancara dengan dengan Ketua Adat Oreng Kambang di Oreng Kambang, 12 Juli 2016. 27 Surat dari Kantor Wilayah Departeman Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Tengah tertanggal 09 Juni 1994 No. 146/0057/PKY/1994 tentang Kelestarian Puruk Kambang. Untuk surat Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah tertanggal 27 Juni 1994 No. 2647/125.D2/J/1994 tentang Status Puruk Kambang di desa Orang, Kecamatan Tanah Siang, Kabupaten Barito Utara.

Page 12: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

128

tempat suci oleh masyarakat setempat. 28 Selanjutnya Gubernur

Kalimantan Tengah mengeluarkan surat kepada Bupati Kepala Daerah

Tingkat II Barito Utara memerintahkan mengambil langkah-langkah

yang diperlukan dalam rangka pengamanan, pembinaan, dan

pelestarian Puruk Kambang di Kawasan Desa Oreng Kambang,

Kecamatan Tanah Siang yang oleh masyarakat setempat diyakini

sebagai tempat suci atau keramat dan sebagai Situs Cagar Budaya.

Adanya surat tersebut menjadikan Puruk Kambang sebagai situs

budaya yang harus dipelihara dan dilestarikan keberadaaanya. Lebih

jelasnya lihat gambar 5.4. di bawah ini.

Meskipun penambangan dan pengolahan emas terus dilakukan

oleh PT IMK, masalah demi masalah kembali muncul terkait dengan

munculnya dampak negatif yang dirasakan oleh 15 desa yang berada di

sekitar tambang, 29 seperti yang ditunjukkan dari berbagai pelaporan

hasil pendampingan oleh YBSD Murung Raya, Walhi, dan Jatam.

Permasalahan yang dimaksud selain terjadinya penggusuran tambang

rakyat, khususnya wilayah perkampungan, di desa-desa resmi yang

diakui pemerintah; penggusuran tanah adat masyarakat berupa wilayah

perkebunan, perumahan, pertanian, ladang, tanah keramat, tanah

perkuburan tanpa ganti rugi, masalah lainnya terkait dengan

terjadinya pencemaran lingkungan akibat tailing (limbah) perusahaan,

yaitu di DAS Muro Menawing, DAS Mangkahui, DAS Konut.

28 Surat dari Departeman Pertambangan dan Energi Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum tertanggal 30 September 1994 kepada PT IMK No. 1809.A/20/DJP/1994 tentang Pelestarian Puruk Kambang dan Surat Guburner Propinsi Kalimantan Tengah tertanggal 07 Nopember 1994 kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat II Barito Utara No. 522.5/1916/Ek. Tentang Pelestarian Puruk Kambang. 29 Catatan Walhi (2000), ada 15 Desa di 3 Kecamatan yang terkena dampak langsung terkait dengan Kehadiran PT IMK, yaitu; Desa Malasan (270 KK); (2) Desa Dirung Lingkin (60 KK); (3) Desa Hanangan (100 KK); (4) Desa Oreng Kambang (100 KK); (5) Desa Balawan (75 KK); (6) Desa Mongkulisoi (50 KK); (7) Desa Kahujan Unto (92 KK); (8) Desa Kerali (100 KK); (9) Desa Konut (100 KK); (10) Desa Datah Kuto (94 KK); (11) Desa Dirung (122 KK); (12) Desa Tumbang Bantian (83 KK); (13) Desa Muro (83 KK); (14) Desa Kambelum (86 KK), dan (15) Desa Batu Mirau (94 KK).

Page 13: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

129

Sumber : LMMDDKT, 2014

Gambar 5.4.

Lokasi Puruk Kambang, Penjaga Puruk Kambang, Lobang Suci dan

Sakral, Kubur Para Leluhur

Menghadapi berbagai dampak yang muncul, akhirnya masyarakat

Oreng Kambang memutuskan untuk melakukan perlawanan kepada

PT IMK di wilayah mereka melalui berbagai aksi protes dan

melaporkan berbagai permasalahan kepada instansi pemerintah, militer

maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dimulai dengan

menayangkan surat kepada Camat, Bupati, Gubernur, hingga Pangdam

VI Tanjung Pura. Dalam perkembangannya, surat yang ditayangkan

tidak mendapatkan respon. Aksi selanjutnya adalah mengutus delegasi

ke Jakarta bertemu dengan Kementerian Dalam Negeri; Kementerian

Lungkungan Hidup; Kedutaan Australia di Jakarta; DPR RI khususnya

komisi VIII dan Komisi HAM. Kemudian pada tahun 1998 dengan

difasilitasi oleh koalisi ornop yang ada di Jakarta (Jatam, Walhi, dan

Elsam) mereka mendatangi secara khusus kantor pusat Aurora Gold Limited di Perth, Australia untuk menyampaikan aspirasi.

Misi delegasi masyarakat Oreng Kambang didampingi para ornop

untuk bertemu secara langsung dengan para pengambil keputusan di

tingkat pusat hingga di Australia nampaknya belum membuahkan

Page 14: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

130

hasil. Untuk itu mereka bersepakat untuk mengajukan gugatan PT

IMK secara hukum ke pengadikan negeri Jakarta. Menindak-lanjuti

kesepakatan ini dibentuklah Tim Advokasi Tambang Rakyat (TATR)

yang anggotanya terdiri dari perwakilan Walhi, Jatam, Alperudi,

YLBHI, PBHI, Elsam, dan LBH Jakarta) dan dari kelompok penambang

diwakili Anderas Udang. 30 Selain mempersiapkan gugutan hukum,

TATR juga diberi tugas untuk; (1) mengirimkan surat protes keras

kepada PT IMK dan Kapolri; (2) melakukan konferensi pers untuk

pernyataan sikap; (3) investigasi langsung ke lokasi; (4) dialog/hearing

dengan DPR RI Komisi VIII untuk mendesakkan agar memanggil

pimpinan PT IMK; dan (5) melakukan audiensi dengan Menteri

Pertambangan dan Energi untuk meminta penjelasan atas kasus ini.

Di tingkat lokal, juga dilakukan aksi damai dengan cara menutup

areal desa mereka yang digunakan sebagai jalan dari lokasi tambang

menuju pabrik. Aksi lain melakukan pendudukan lobang-lobang

tambang di lokasi penambangan PT IMK hingga melakukan pencurian

batu emas hasil pengembonan yang dilakukan PT IMK yang belum

sempat diambil untuk diolah. Dampak dari adanya gerakan perlawanan

masyarakat Oreng Kambang “memaksa” pihak PT IMK kembali duduk

bersama dengan masyarakat walaupun pada akhirnya juga tidak

menemukan kesepakatan untuk menyelesaikan permasalahan di atas.

Hal yang kemudian dilakukan masyarakat adalah tetap melakukan

pendudukan kembali (reklaiming) wilayah pertambangan yang telah

diambil alih oleh PT IMK tepatnya pada akhirnya pada tahun 1999.

Perlawanan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Oreng

Kambang kemudian mendapat tanggapan dari PT IMK dengan

membentuk Pam Swakarsa di mana anggotanya direkrut dari warga

masing-masing desa sebanyak 10 orang. Kemudian pada bulan Maret

2000, PT IMK dengan didukung pasukan Brimob (30 orang) dan Pam

Swakarsa kembali melakukan sweeping untuk memaksa penduduk

yang menguasai tambang untuk meninggalkan lokasi tambang. Dengan

todongan senjata laras panjang yang dilakukan pasukan Brimob serta

melakukan penangkapan terhadap 9 (sembilan) orang termasuk

30 Hasil wawancara dengan Anderas Udang di Murung Raya, 13 Juli 2016.

Page 15: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

131

perempuan yang dianggap sebagai “provokator” yang berasal dari

masyarakat Oreng Kambang. 31 Akibat penangkapan ini, muncul

kegelisahan dan putusnya tali darah keluarga antara yang pro dan

kontra terhadap kehadiran PT IMK. Beberapa kasus diangkat oleh

Peneliti Jatam (2002), salah satunya kasus Pak Bia yang sangat anti

dengan hadirnya PT IMK. Sikap permusuhan muncul karena adik

kandungnya sendiri sangat berpihak dengan PT IMK. Akhirnya

hubungan persaudaran menjadi terputus. Hal yang sama juga terjadi

dengan Ibu Setiawati harus putus hubungan dengan anaknya walaupun

dia bekerja sebagai potong rumput di PT IMK. Kasus Ibu Rustiyati

(dikenal dengan Itar), merupakan salah seorang dari sembilan orang

yang ditangkap Brimob di mana keluarganya merupakan barisan yang

kuat melawan kehadiran PT IMK selalu berhadapan dengan keluarga

dekatnya yang lain pendukung PT IMK. Pada akhirnya tindakan yang

dilakukan PT IMK mendapat tanggapan keras dari TATR dan

mendesak Kapolri untuk menarik pasukan Brimob dari lokasi serta

membebaskan masyarakat yang ditangkap.

Kutukan keras ini nampaknya tidak mendapatkan respon dari

pihak kepolisian menyebabkan kelompok masyarakat Oreng Kambang

bersama dengan Walhi kembali mempersiapkan demontrasi tepatnya

tanggal 13 April 2000 bertemu Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda)

untuk menyampaikan surat protes atas tindakan anggotanya di

lapangan. Hasil yang sama juga terjadi karena demontrasi yang

dirancang justru tidak berjalan karena tidak memperoleh ijin dari

pihak kepolisian.

Di sisi lain, upaya PT IMK untuk terus menggusur para

penambang juga belum berakhir. Seiring dengan keluarnya Intruksi

Presiden No. 3 Tahun 2000 tentang Penambangan Liar, PT IMK

didukung aparat Pemerintah Daerah dan pihak keamanan serta Pam

Swakarsa memperoleh legitimasi untuk kembali melakukan

penggusuran terhadap para penambang tradisional yang sejak lama

31 Hasil wawancara dengan Mira aktifitas gerakan perlawanan kelompok Oreng Kambang di Oreng Kambang, 13 Juli 2016.

Page 16: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

132

melawan PT IMK. Walhi dan Jatam kembali mengeluarkan protes yang

pada akhirnya juga tidak memperoleh tanggapan.

Aksi teror, intimidasi, dan rekayasa terus terjadi dikarenakan PT

IMK tidak mau bertanggungjawab atas tuntutan masyarakat, serta

selalu melibatkan aparat keamanan dalam menyelesaikan sengketa

perusahaan dengan masyarakat. Disamping itu juga bukan rahasia

umum bahwa PT IMK dalam menjalankan praktek-praktek negatif

untuk mengelola konflik dengan masyarakat juga menggunakan politik

uang di mana warga lokal dijadikan sebagai petugas keamanan serta

membentuk kelompok masyarakat lokal (Pam Swakarsa) yang

mendapat imbalan untuk merendam perlawanan rakyat yang pada

akhirnya melahirkan berbagai kekecewaan dan kemarahan serta

konflik horisontalnya. Puncaknya pada akhir bulan Juni 2000,

masyarakat kembali melakukan aksi turun kejalan dengan cara

melakukan aksi pemblokiran kegiatan PT IMK terutama pada pabrik

pengolahan dan jalan-jalan yang menuju lokasi tambang PT IMK.

Dalam aksi tersebut, masyarakat mengeluarkan 5 (lima) tuntutan

kepada PT IMK, yaitu: (1) Meminta pihak PT IMK untuk

menyelesaikan serta bertanggungjawab atas segala permasalahan

dengan masyarakat yang menjadi korban akibat terjadinya

penembakan oleh aparat keamanan dalam hal ini oleh Brimob. Untuk

itu PT IMK harus menghentikan aktifitasnya sampai permasalahan

tuntas; (2) Meminta kepada petugas (Brimob) supaya tidak lagi berada

di areal tambang PT IMK karena dianggap bertindak brutal; (3) Petugas

polisi (Brimob) harus bertanggungjawab atas terjadinya penembakan

tersebut dan diproses secara hukum; (4) Menuntut agar PT IMK tidak

lagi melakukan operasi di wilayah Murung Raya; dan (5) Meminta

aparat penegak hukum atau yang berwenang untuk membongkar

kasus-kasus kekerasan dari awal beroperasinya PT IMK dan

keterlibatan Brimob sebagai petugas keamanannya hingga terjadinya

penembakan berulangkali menyebabkan jatuhnya korban bahkan

meninggal dunia.

Menanggapi aksi pemblokiran, maka pada tanggal 05 Juni 2001,

sebanyak 17 orang dari Oreng Kambang yang bekerja di bekas areal

Page 17: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

133

tambang yang diakui punya IMK, dikejar pihak keamanan PT IMK dan

Brimob. 6 (enam) orang diantara mereka dipaksa meninggalkan

wilayah tambang dengan kekerasan. Mereka terpaksa lari ke lubang

tambang (pit) yang cukup dalam, kemudian aparat melempari mereka

dengan batu-batu dari atas lubang tambang. 32 Satu orang diantara

mereka mati tertembak, dan satu lagi mati karena menderita luka-luka

yang diduga karena kena lemparan atau terbentur benda keras saat lari

menghindar serbuan aparat. Peristiwa pengejaran dan penembakan

tersebut merupakan bukti nyata bahwa pelanggaran yang dilakukan

oleh PT IMK dengan menggunakan aparat keamanan terjadi setiap

saat. Alat negara (Brimob) yang seharusnya menjadi pelayan

masyarakat malah menjadi alat yang efektif bagi perusahaan untuk

melakukan pelanggaran HAM di wilayah kontrak karya mereka

sendiri. Mengapa demikian karena aparat Brimob telah nyata-nyata

telah melanggar Resolusi Majelis Umum 34/169 tanggal 1979 pasal 1

dan pasal 3 serta amademen UUD Republik Indonesia Tahun 2000.

Bagi Walhi dan Jatam, tindakan yang dilakukan aparat keamanan

merupakan pelanggaran HAM karena instrumen-instrumen hukum

nasional maupun internasional telah dilanggar, seperti pada pasal 1

Resolusi Majelis Umum 34/169 tanggal 1979 menyebutkan "Aparatur

penegak hukum setiap waktu memenuhi tugas yang ditetapkan kepada

mereka oleh hukum, dengan melayani masyarakat dan melindungi

semua orang terhadap tindakan-tindakan tidak sah, sesuai dengan

tingkat tanggung jawab tinggi yang dituntut oleh profesi mereka".

Selain itu, pasal 2 Resolusi PBB di atas menyebutkan "Dalam

melaksanakan tugasnya, para pejabat penegak hukum akan

menghormati dan melindungi martabat manusia dan mempertahankan

serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dari semua orang." Pasal 3

Deklarasi Universal HAM menyebutkan "Setiap orang berhak atas

kehidupan, kebebasan dankeselamatan sebagai Individu" dan pasal 5

menyatakan: "Tidak seorangpun boleh disiksa atau diperlakukan secara

kejam, diperlakukan atau dihukum secara tidak manusiawi.” Bahkan

dalam Amandemen kedua UUD Republik Indonesia Tahun 2000,

32 Cerita ini diungkapkan Ipong pada tanggal 11 Juli 2016 di Murung Raya.

Page 18: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

134

secara tegas menyebutkan (pasal 28G ayat 1) bahwa: "Setiap orang

berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,

dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa

aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau

tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

Setelah mengalami dinamika yang berkepanjangan dan banyaknya

tuntutan dan perlawanan dari masyarakat Oreng Kambang, memaksa

Aurora Gold Limited sebagai pemilik saham PT IMK ingin menjual

sahamnya kepada investor lain. Berdasarkan hasil analisis potensi

tambang diketahui bahwa sisa cadangan yang dihitung hanya 1,482

juta ton terdiri dari 3,74 gram per ton Au dan 99 gram per ton Ag dan

diperkirkan akan habis sampai September 2002. 33 Rencana penjualan

saham ini tentunya mendapatkan protes keras dari Walhi karena

Aurora Gold Limited; (1) belum melakukan restorasi areal-areal bekas

tambang; karena dengan sistem tambang “strip mining” (pengikisan

muka bumi), maka harus dikembalikan sebagian lapisan pucuk (top soil) sehingga sebagian tanaman/tumbuhan dapat hidup kembali; dan

(2) Membayar ganti rugi atau rekognisi secara rasional atas hancurnya

lahan usaha, tempat keramat dan tanah adat suku-suku Dayak di mana

mereka beroperasi. Pernyataan sikap ini dikeluarkan Walhi pada

tangga 13 April 2000.

Terkait dengan belum terselesaikan persoalan ganti rugi tanah

termasuk kasus kelompok Ipong L. Pambuk dengan kelompok Herry S.

Penyang dikarenakan tiga hal: (1) Besarnya jumlah nilai uang yang

diminta oleh masyarakat tidak rasional. Sebaliknya nilai yang

diberikan oleh PT IMK sangat kecil atau sangat murah; dan (2) Data

penyelesaian ganti rugi tanah dalam dokumen PT IMK tidak sesuai

dengan kenyataan lapangan, akibatnya ada beberapa nama warga

“pemilik tanah” tidak masuk dalam daftar tersebut; dan (3) ketidak

sepakatan terkait dengan luas tanah yang hendak diganti rugikan

(Dokumen LMMDDKT, 2013). Bagi PT IMK persoalan ganti rugi tanah

33 Sisa cadangan yang dihitung hanya 1,482 juta ton terdiri dari 3,74 gram per ton Au dan 99 gram per ton Ag dapat diartikan bahwa dalam 1,482 juta ton biji terdapat 3,74 gram per ton Au (emas) dan 99 gram per ton Ag (perak). Biji yang dimaksudkan adalah batuan yang mengandung logam dan bernilai ekonomis.

Page 19: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

135

dilihat sebagai uang sewa sehingga harga sewanya sangat murah. Hal

ini ditunjukan dari hasil perjanjian PT IMK dengan Purkan, pemilik

tanah seluas 70.497 meter (7,497 Ha) yang tinggal di desa Juking Sopan.

PT IMK hanya menawarkan uang sewa sebesar Rp. 3.947.854,- diluar

pembebasan terhadap tanam tumbuh atau bangunan yang ada di atas

tanah. Nilai ini sangat kecil (Mengacu pada Surat Kesepakatan dan

Syarat-syarat dalam Perjanjian Sewa Tanah PT Indo Muro Kencana).

Menjawab belum terselesaikannya persoalan ganti rugi tanah,

memaksa pihak pemerintah daerah untuk turun tangan

Dari berbagai aksi yang sudah dilakukan nampaknya belum juga

membawa hasil sehingga masyarakat Oreng Kambang menjadi kecewa

terhadap koalisi LSM (TATR) ternyata belum mampu memperjuangkan

hak-hak mereka. Karenanya pada proses negosiasi selanjutnya dengan

PT IMK mereka tidak lagi dilibatkan.

Di kelompok masyarakat yang lain seperti kelompok masyarakat

Marindu, desa Konut, Kecamatan Tanah Siang juga muncul aksi

perlawanan dengan bentuk yang berbeda. Berdasarkan pemahaman

bahwa para penambang khususnya tambang rakyat, hak wilayah dan

hak tanah muncul di luar perhitungan karena posisi mereka lemah

yaitu hanya sebagai pemakai atau pengguna lokasi penambangan.

Munculnya hak-hak ini juga ketika lubang kena atau boom emas,

akibatnya sejumlah aparat desa, tokoh-tokoh adat, unsur Musyawarah

Pemerintah Kecamatan (Muspika), polisi berdatangan untuk meminta

jatah kepada para penambang dan pemilik mesin. Hasil wawancara

Haridison (2006) terhadap seorang penambang senior menyatakan

bahwa: “Saya pernah memberikan jatah sebesar Rp. 15.000.000,- (lima

belas juta rupiah) kepada aparat desa dan kecamatan. Memberi jatah ini

sudah menjadi semacam tradisi bagi penambang rakyat. Untuk

membantah dan menolak juga tidak mungkin karena suatu saat kami

membutuhkan mereka sebagai jaminan melangsungkan usaha. Kami

tidak mau dipersulit ketika nanti kami berurusan dengan pihak

mereka.

Selain memberi jatah kepada para penguasa wilayah, masyarakat

di Marindu juga berusaha untuk mendirikan koperasi (Haridison,

Page 20: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

136

2006). Mendirikan lembaga koperasi tercetus pada saat para penam-

bang di Marindu sudah memiliki Surat Izin Pertambangan Rakyat

Daerah (SIPRD). Realisasi dari ide tersebut baru terbentuk pada tahun

2004 dengan nama Koperasi “Harapan Bersama” dengan ijin No.

412.32/BH/178/2004 tanggal 5 Januari 2004. Sebagaimana tujuan

koperasi pada umumnya, tujuan didirikannya Koperasi Harapan

Bersama adalah: (1) Melegalkan usaha; (2) Mempermudah masuknya

investor. Hal ini dikarenakan para investor tidak mau berspekulasi

mendukung Koperasi di Marindu bila tidak ada satu lembaga yang

menangani atau memiliki sistem yang jelas dan dapat menjamin

investasinya; (3) Mensejahterakan anggota; (4) Membina masyarakat

penambang, khususnya dari segi peraturan, hukum dan aturan main;

dan (5) Meminimalisir PETI yang cukup banyak di Kabupaten Murung

Raya.

Awalnya, untuk terlaksananya pendirian koperasi ini, masyarakat

diminta mengumpulkan uang sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu

rupiah). Uang hasil kumpulan tersebut dipergunakan untuk

pengurusan dan biaya administrasi. Jumlah anggota masyarakat yang

ikut serta dalam pengumpulan uang tersebut berjumlah 70 orang, yang

otomatis menjadi anggota koperasi. Pengurus koperasi ini juga

merupakan warga masyarakat setempat yang sekaligus sebagai

pemegang izin dari SIPRD.

Patut disayangkan bahwa Koperasi Harapan Bersama ini tidak

berjalan sebagaimana yang diharapkan semula. Semangat masyarakat

dalam mendukung pendirian koperasi ini tidak dibarengi dengan

komitmen dan keseriusan para pengurus untuk mengelolanya. Alasan

para pengurus Koperasi adalah belum ada investor yang berani

menanamkan modalnya kepada koperasi. Di satu sisi, pengurus

beranggapan bahwa masyarakat memiliki persepsi yang salah tentang

modal. Masyarakat penambang menginginkan modal atau hibah dari

pengusaha kepada pribadi saja untuk kemudian oknum ini juga yang

mengelolanya. Di sisi yang lain, masyarakat masih mempertahankan

sistem bagi hasil yang bersifat tradisional sehingga apabila ini

diterapkan ke koperasi maka tidak akan terjadi peningkatan usaha.

Page 21: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

137

Faktor-faktor inilah yang ditakuti oleh para investor untuk

berspekulasi bekerjasama dengan koperasi. Pada dasarnya harapan

semua investor dalam suatu usaha adalah memperoleh keuntungan

maksimal dari investasi yang dilakukannya. 34

Tidak berjalannya fungsi lembaga koperasi membuat pengelolaan

tambang emas rakyat tidak mengalami peningkatan yang berarti

terutama dalam konteks pengembangan inovasi teknologi yang

digunakan dalam usaha penambangan dan profesionalitas dalam

mengusahakan tambang. Padahal dengan koperasi, masyarakat akan

dipermudah dalam memperoleh modal: alat, bahan dan perlengkapan

dasar yang dibutuhkan dalam proses pengelolaan serta kemudahan

dalam penjualan yang tidak perlu jauh-jauh ke Puruk Cahu atau

Mangkahui karena sudah ada koperasi yang menampung emasnya.

Bentuk perlawanan dengan mendirikan koperasi mengalami kegagalan

dan masyarakat kembali kecewa.

Meskipun ada banyak persoalan yang belum disesaikan, tetapi PT

IMK terus memperluas wilayah penambangannya. Masalah kemudian

muncul, wilayah-wilayah tambang baru PT IMK kebanyakan belum

memenuhi Izin Pelepasan Kawasan Hutan (IPPKH) yang dikeluarkan

oleh Menteri Kehutanan. Sejumlah LSM terutama Walhi melontarkan

protes kepada pemerintah, karena PT IMK melakukan penambangan

khususnya di lokasi Tasat, Desa Junking Sopan, Kabupaten Murung

Raya. Hal yang sama juga diprotes oleh anggota DPR-RI (Andi Hasyim,

SH) yang dimuat di Koran Pelita tertanggal 25 April 2007 dengan judul

Komisi III Tanggapi Tambang Emas PT IMK Tanpa Izin. PT IMK

seharusnya tidak dapat membuka hutan untuk penambangan sebelum

dikeluarkannya IPPKH dari Menteri Kehutanan. Nampaknya

persyaratan ini tidak dipatuhi karena mulai awal tahun 2004 PT IMK

terus memperluas wilayah tambangnya dengan membabat hutan.

Tanah-tanah masyarakat yang tidak mau dijual atau disewa juga turut

dibabat habis oleh PT IMK, seperti tanah milik Ipong tanpa ijin dan

34 Hasil wawancara dengan salah seorang pengusaha tambang pada tanggal 22 Nopember 2015 di Palangkaraya.

Page 22: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

138

musyawarah. 35 Ipong kemudian melawan menggunakan pendekatan

adat melalui ritual hinting pali. Tujuannya adalah agar tanah yang

dimilikinya dapat dijaga dan dipertahankan. Mengenai gambaran

upacara ritual hinting pali diperlihatkan oleh gambar 5.5. di bawah ini.

Sumber : Hasil Penelitian, 2013

Gambar 5.5.

Masyarakat Adat Dayak Saat Melakukan Ritual Hinting Pali,

Palang Adat Melarang Pihak Perusahaan Membuka Hutan Lahan Warga

Terkait dengan pelaksanaan ritual hinting pali adalah memasang

tanda larangan atau melarang masuk di areal tanahnya. PT IMK

kemudian melaporkan Ipong ke pihak Polres Murung Raya dengan

sangkaan terkait dengan pemasangan plang larangan memasuki tanah

yang menjadi miliknya, dan diputuskan bersalah dengan hukuman

penjara selama 4 bulan 15 hari. Ipong dan keluarga merasa tidak puas

dengan perlakuan pihak Kepolisian dan mengadukan kasus ini kepada

Kepala Adat Oreng Kambang yang kemudian mendukung Ipong untuk

kembali melakukan ritual adat Dayak, hinting pali.

Pemasangan tanda yang dimaksud adalah tali rotan dan daun

sawang yang dipercaya bisa menolak roh jahat yang membawa petaka

(bala) bagi warga dayak. Pemasangan ini dilakukan dengan; (1) upacara

35 Wawancara dengan Ipong tertanggal 13 Januari 2013 di Palangkaraya.

Page 23: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

139

pesta adat potong hewan besar (babi, sapi atau kerbau) dihadapan

orang banyak; (2) melalui behas tawur, mengundang unsur taloh/roh

gaib, dan liau tertentu, diundang atau dijemput pula unsur ilah-ilah

penguasa lingkungan langit, bumi dan air, diminta ikut serta

menghakimi atau menyaksikan sumpah/janji; (3) dalam pesta adat

makan bersama ini dilaksanakan acara khusus yang disebut sapa sumpah pasak teguh malentup awang baluh, hatatek uei, malabuh batu, marapak ijang pahera, hatawur uyah kawu, hatindik sawang-bungai, mamapak baji/paku hai intu batang kayu bagita hai dengan hakekat

bersama pihak yang pernah bermusuhan saling tidak akan dendam,

saling berbasuh rasa bermusuhan; (4) dari pihak-pihak yang berani

melanggar sumpah atau janji ini, pihaknya akan dimakan atau terjadi

sasaran oleh sumpah sebanyak tersebut di atas.

Aksi perlawanan dengan menggunakan simbol ritual adat hinting pali nampaknya dapat menjadi alternatif untuk menetralkan suatu

wilayah atau kawasan yang sedang berkonflik antara dua belah pihak,

dalam hal ini antara kelompok Ipong L. Pambuk dengan PT IMK.

Melalui cara ini Ipong mengajak PT IMK yang sedang bersengketa

untuk mencari jalan damai guna mencapai kesepatan. Apabila ada yang

melanggar/melintasi dan atau melanggar hinting pali akan kena singer

atau sanksi adat berupa denda, seperti yang diatur dalam perjanjian

Tumbang Anoi, terutama Pasal 27 tentang Singer Tetes Hinting Bunu

(Denda adat menghentikan permusuhan) dan pasal 58 tentang Singer Pali Karusak Hinting (denda adat kerusakan hinting pali).

Masalah Ipong kemudiaan diselesaikan melalui pertemuan yang

difasilitasi oleh pihak Kepolisian dan dihadiri para wakil adat

tertanggal 03 Februari 2007 di Kantor Kepolisian Resort Kabupaten

Murung Raya. Kesepakatan yang kemudian diambil adalah PT IMK

bersedia membayar denda adat (“Muntam Hinting Tali Tana Danum”

atau memasuki tanah larangan pada Tahun 2004) dan terikat pada

keputusan Damang Kepada Adat tertanggal 15 Maret 2005. Denda adat

yang dimaksud adalah membayar dendanya sebesar Rp. 13.000.000,-

berikut dengan “Saki atau Palas” (membersihkan tanah/tempat

suci/sakral) tambahan sebesar Rp. 50.000.000,- dan ditanda tangani

Page 24: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

140

oleh Ipong L. Pambuk kemudian pihak PT IMK, Allen Silvester serta

para saksi; Kapores, Dinas Kehutanan, Sekretaris Daerah, Para Damang

Kepala Adat, Camat dan Kepala Desa Junking Sopan.

Kasus yang lain adalah konflik antara Herly dan keluarganya

dengan PT IMK terkait dengan penggusuran juga belum terselesaikan.

Atas dasar pengalaman penangani kasus Ipong dan keluarga,

Pemerintah Daerah melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Murung

Raya turun tangan untuk memfasilitasi penyelesaian kasus ini. Pada

tanggal 14 April 2009 di Kantor Sekretaris Daerah diadakan pertemuan

dengan pihak Herly dan keluarganya guna melakukan pembahasan

terkait dengan sengketa tanah dengan PT IMK. Hasil pembahasan

disimpulkan bahwa pihak perusahaan (PT IMK) merasa telah

membayar biaya tali asih atas tanah kepada Herly dan keluarganya.

Namun dari pihak Herly dan keluarga merasa tidak pernah menerima

kompensasi. Karena tidak ada titik temu, maka pihak pemerintah

daerah yang memfasilitasi pertemuan mencari jalan tengah di mana

pihak Herly dan keluarganya dapat kembali mengajukan permintaan

pembayaran tali asih yang rasional kepada PT IMK. Penyelesaian kasus

ini selanjutnya tidak diketahui karena tidak diperoleh data.

Perluasan wilayah penambangan yang belum memperoleh IPPHK

dari Kementerian Kehutanan tentunya tidak dapat membuat Analisis

Dampak Lingkungan (Amdal) seperti yang diisyaratkan untuk

memperoleh Ijin Usaha Pertambangan (IUP). Khusus untuk Benda

Cagar Budaya Gunung Puruk Kambang yang teregistrasi dengan nomer

urut 301 tentunya tidak bisa ditambang tetapi dijaga kelesariannya.

Pada kenyataannya PT IMK justru melakukan penambangan di

kawasan tersebut. Masyarakat Oreng Kambang bersama Kepala Adat

kemudian mengenakan sangsi adat kepada PT IMK. Selanjutnya dari

pihak pemerintah membentuk Tim Pengukuran Batas Buffer Zone

Puruk Cahu atau Puruk Kambang dengan pihak PT IMK tertanggal 25

Mei 2010. Sedangkan dari pihak PT IMK juga berusaha melakukan aksi

melalui suratnya ke Kementrian Pendidikan Nasional tertanggal 26

Mei 2010 tentang pencabutan status Puruk Kambang sebagai Situs

Budaya.

Page 25: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

141

Terkait dengan pelanggaran adat, Damang Tanah Adat Siang

mengeluarkan keputusan adat tertanggal 16 Juli 2010 karena PT IMK

bersalah memasuki kawasan Buffer Zone Puruk Kambang yang

disakralkan. Oleh karenanya sidang adat memutuskan dan

menjatuhkan hukuman “Kaouh Dusa Muntam Tana Pali” (tanah

larangan) dan hukuman “Kouh Dusa Nyongkohaan” (menghina)

kepada PT IMK. Hukuman adat yang diberikan adalah; (1)

menyediakan 2 (dua) ekor kerbau jantan dan 2 ekor kerbau betina

sebagai “Saki Palas” untuk “Nyarongin Tana Danum” (membersihkan

tanah/tempat suci/sakral); (2) membayar denda adat berupa 10 ekor

babi ukuran 50 kg/ekor sebagai “Saki Palas” untuk “Nyarongin Tana

Danum”; (3) membuat pagar sekeliling Puruk Kambang dalam batas

minimal 100 meter dari kaki bukit; (4) membuat 1 (satu) buah rumah

Betang ukuran 8 x 15 meter di sekitar wilayah Puruk Kambang sebagai

tanda peringatan bagi semua orang agar tidak lagi merusak wilayah

tersebut; (5) membuat jalan menuju situs Cagar Budaya Puruk

Kambang dengan lebar 3 meter sebagai jalan bagi kegiatan pariwisata

dan budaya bagi masyarakat dan turis mancanegara; (6) membayar

denda Kouh Dusa Nyongkohaan” (menghina) dengan nilai Rp.

100.000.000,- sebagai denda inmaterial; (7) Tidak lagi menambah

luasan kegiatan kearah kaki Puruk Kambang dan terkecuali melakukan

kegiatan kearah perluasan wilayah yang sudah sudah dieksploitasi (Pit Serujan East) serta merehabilitasi atau mereklamasi kawasan yang

sudah dieksploitasi setelah kegiatan dinyatakan selesai (lihat gambar

5.5. dan gambar 5.6.); dan (8) menyampaikan permohonan maaf

kepada masyarakat adat atas pelanggaran tersebut.

Menindak-lanjuti sangsi adat tersebut, maka tanggal 19 Mei 2011,

Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) yang juga Bupati Murung Raya

membuat Nota Kesepahaman dengan PT IMK – Strait Resources

tentang Pembangunan di Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya dan

Pariwisata, Pendidikan, Lingkungan Hidup, Penegakan Hukum Positif

dan Hukum Adat dalam peran serta semua pihak untuk ikut

membangun Kabupaten Murung Raya. Dalam nota kesepahaman ini,

PT IMK akan membantu Rp. 50.000.000,- per bulan sesuai dengan

Page 26: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

142

periode waktu nota kesepahaman ini guna mendukung DAD

melaksanakan pembangunan dibidang yang dimaksudkan di atas.

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Gambar 5.6.

Lokasi Penambangan PT IMK di Serujan Pit

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Gambar 5.7.

Tailing Dam di lokasi Penambangan Serujan Pit PT IMK

Meskipun sudah diberikan sangsi adat serta penentuan batas

Kawasan Situs Cagar Budaya Puruk Kambang yang dilakukan Damang

Kepala Adat Siang didukung dengan nota kesepahaman antara PT IMK

Page 27: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

143

dengan ketua Dewan Adat Dayak Murung Raya, namun bagi

masyarakat Oreng Kambang apa yang dilakukan oleh Damang Kepala

Adat Siang dengan DAD patut dipertanyakan. Didukung dengan

seluruh warga masyarakat, kemudian Kepala Adat Oreng Kambang

mengadukan kasus ini kepada Lembaga Musyawarah Masyarakat

Dayak Daerah Kalimantan Tengah atau disingkat LMMDDKT, seperti

yang diberitakan harian Megapos (Kamis, 31 Januari 2013) dan surat

tanpa nomer yang dikirimkan oleh masyarakat wilayah Desa Oreng

Kambang tertanggal 29 Januari 2013 kepada LMMDDKT. Dalam

pernyataannya, Diter Dua, perwakilan tokoh dan adat bahwa; “kami

masyarakat Desa Oreng Kambang memohon LMMDDKT untuk

mendampingi kami dalam menghadapi PT IMK yang telah melakukan

pelanggaran”, salah satunya adalah mengancam kelestarian situs

budaya Puruk Kambang.

Menurut Diter Dua; “selama ini perusahaan tersebut (maksudnya

PT IMK) dalam kegiatan tambangnya tidak mampu menciptakan

sistem pertambangan pengelolaan alam secara arif dan benar serta tidak

dapat memberikan kesejahteraan”. “Bahkan perusahaan itu tidak

mampu melindungi dan mempertahankan eksistensi budaya lokal,

termasuk sistem hukum yang hidup dan berkembang dalam

masyarakat adat”. Selanjutnya perusahaan tersebut juga telah

melecehkan warga sekitar dengan menjadikan warga sebagai korban

pidana sehingga tidak pernah memberikan kedamaian, malahan

perusahaan melecehkan warga yang memasang “hinting pali” dituntut

30 milyar. Perusahaan tidak menghargai makna “hinting pali” yang

sebenarnya. Karena dengan menggandeng LMMDDKT untuk

mendampingi mereka agar dapat menghentikan seluruh kegiatan

penambangan PT IMK di wilayah Situs Puruk Kambang.

Sebagai lembaga yang tumbuh dari masyarakat adat Dayak dan

didirikan pada saat memperingati 10 tahun perjanjian Tumbang Anoi

tepatnya pada tahun 1994, maka keberadaan LMDDKT tentunya harus

membela dan mendukung upaya-upaya untuk mempertahankan dan

memperjuangkan kembali hak-hak masyarakat adat Dayak. Dalam

perjalanannya LMMDDK telah banyak mendampingi kelompok

masyarakat adat Dayak. Puncaknya ketika konflik antar etnis tahun

Page 28: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

144

1991, LMMDDKT mampu memfasilitasi penyelesaiannya dengan baik

meskipun dalam banyak hal keberadaannya mendapat kritik. 36 Sebagai

wadah bagi orang Dayak, LMMDDKT memfasilitasi dengan

menyelenggarakan Kongres Rakyat Kalimantan Tengah (KRKT).

Hingga tahun 2014, LMMDDKT telah menyelenggarakan 5 (lima) kali

KRKT yang secara khusus diselenggarakan untuk menjawab berbagai

permasalahan yang dihadapi orang Dayak di Kalimantan Tengah.

Hingga akhir tahun 2013, LMMDDKT telah banyak mendampingi

kelompok masyarakat adat Dayak yang ruang kehidupan terancam

karena hutan, tanah dan air diambil alih seiring dengan banyaknya

serangan investor yang masuk di Kalimantan Tengah (Diambil dari

berbagai dokumen pelaporan kegiatan pendampingan LMMDDKT dari

tahun 2005 sampai 2013). Orang Dayak umumnya menjadi “terkejut”

terutama bagi mereka yang tinggal di desa-desa di daerah pedalaman

yang menjadi sasaran proyek investasi. LMMDDKT melakukan

pendampingan agar orang Dayak dapat mempertahankan wilayah-

wilayah adatnya yang diambil alih negara untuk kepentingan para

investor. Beberapa model perlawanan yang didampingi LMMDDKT,

seperti: melakukan demontrasi, melakukan pola ancaman, pelaporan

terkait dengan konflik antara masyarakat adat dengan perusahaan

kepada Pemerintah Daerah, Polisi, Pengadilan dan NGO-NGO lokal,

regional dan internasional, judicial review ke Mahkamah Konstitusi

terhadap UU Perkebunan dan UU Pertambangan yang dirasa

merugikan orang Dayak. Model perlawanan terakhir yang didampingi

adalah dengan menggunakan cara adat, melalui pemasangan “hinting

pali” (police line secara adat). 37

Menanggapi permintaan pendampingan dari masyarakat Desa

Oreng Kambang, maka pihak LMMDDKT bersepakat untuk

mendukung gerakan perlawanan mereka. Dimulai dengan pertemuan-

pertemuan yang dilakukan antara pihak LMMDDKT dengan warga

36 Kritik terkait dengan keterlibatan LMMDDKT dalam konflik etnis (Dayak vs Madura) oleh Van Klinken (2007). Menurut Klinken, posisi LMMDDKT terutama para tokohnya lebih kepada kepentigan politik semata (pemilihan Gubernur). 37 Hasil wawancara dengan tokoh pemuda penggerak dan ketua LMMDDKT Tabela, Palangkaraya, 15 Juli 2016.

Page 29: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

145

masyarakat adat Puruk Kambang baik di Kota Palangkarya maupun di

Puruk Kambang. Dari hasil wawancara diketahui ada beberapa kali

pertemuan tetapi yang utama pertemuan pada tanggal 03 Februari 2013

di kantor LMMDDKT di Palangkaraya. Dalam pertemuan ini dilakukan

pemetaan terkait dengan klaim tanah Situs Puruk Kambang dan data-

data administrasi terkait dengan pengakuan pemerintah dan

pemerintah daerah untuk menjadikan Puruk Kambang sebagai situs

budaya. Kesesokan harinya tanggal 04 Februari 2013. Tim LMMDD-KT

melakukan kunjungan lapangan ke Puruk Kambang. Pertemuan

penting yang kedua terjadi pada tanggal 05 Februari 2013

membicarakan rencana pemasangan patok batas tanah adat 1000 meter

dari Puruk Kambang dengan memasang “hinting pali”.

Menindak lanjuti pertemuan tersebut, LMMDD-KT mendampingi

warga masyarakat Oreng Kambang untuk mengirim surat kepada PT

IMK guna melakukan konfirmasi penyelesaian permasalahan mereka.

Surat yang dikeluarkan kepada PT IMK mempunyai No.

018/P/LMMDD-KT/II/2013 tertanggal 27 Februari 2013 perihal

konfirmasi dan penyelesaian permasalahan Masyarakat Oreng

Kambang. Dalam surat tersebut dinyatakan apabila PT IMK tidak

menanggapi secara serius maka dengan ini LMMMDD-KT akan

mengambil sikap dan hak sesuai dengan Undang-undang Nomor 9

Tahun 1998 tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka

umum dengan sikap sebagai berikut: (1) akan melakukan

pemberitahuan kepada media masa baik nasional dan intemasional

berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia; (2) akan melakukan

upaya petisi kepada PT. IMK melalui Kedutaan besar Australia atas

fakta-fakta hukum yang ada untuk menyampaikan bukti-bukti atas

persoalan yang tidak pernah diselesaikan. Juga meminta bantuan

terhadap Kedutaan Republik lndonesia di Australia untuk dapat

memberikan bantuan hukum sebagai upaya gugatan di wilayah Negara

Australia; (3) Menyampaikan surat kepada Pemerintah Republik

lndonesia Up. Presiden Rl, Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM) Republik lndonesia, Kementrian Hukum dan HAM,

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Kebudayaan; (4) membuat pelaporan kepada pihak Kepolisian Republik

Page 30: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

146

lndonesia; (5) membuat pelaporan kepada Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) Republik lndonesia; (6) mengirimkan Surat Kepada

NGO Nasional dan lnternasional mohon dukungan dalam

memperjuangkan hak-hak asasi; (7) meminta kepada DPR-RI untuk

dapat memanggil PT lMK untuk dapat mengklarifikasi persoalan yang

menyangkut hak-hak masyarakat adat sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku di Republik lndonesia; (8) akan melakukan demonstrasi

di setiap kantor Perwakilan PT. IMK di Balikpapan, Murung Raya,

Jakarta dan juga gedung bursa efek Jakarta sebagai bentuk kampanye

negatif (black compain) terhadap PT IMK yang diduga melakukan

tindakan manipulasi sehingga merugikan negara Republik lndonesia;

(9) membuat laporan bukti data-data dan data tentang kolong lubang

bekas galian oleh PT. IMK tahun 2007-2013 tidak pernah di reklamasi;

(10) memberitahukan kepada pihak Auditors Pricewaterhouse Coopers Chartered Accountants QVr, 250 St George's Terrace PERTH WA 6000. Berkaitan dengan kejadian yang telah terkumpul, dan dapat

diduga PT. IMK telah melakukan kegiatan yang merugikan Negara

Republik lndonesia dengan lampiran-lampiran bukti yang ada; dan (11)

upaya terakhir adalah akan melakukan gugatan kepada Mahkamah

Konstitusi (MK) untuk mengajukan gugatan pencabutan Kontrak Karya

PT. IMK dengan Negara Republik lndonesia sama seperti kasus BPH

Migas.

Meskipun ada ancaman yang dinyatakan melalui surat tersebut,

namun PT IMK tidak merespon karena mereka sudah mengantongi

surat dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat

Jenderal Kebudayaan kepada PT IMK No.

247/srt/Dir.PCBM/bud/I/2013 tentang informasi tentang Situs Gunung

Kambang tertanggal 29 Januari 2013 yang menyatakan bahwa sesuai

dengan kesepakatan masyarakat adat 38, maka untuk zone penyangga

yaitu dalam radius 100 meter dari Kaki Gunung Kambang.

38 Kesepakatan masyarakat adat yang dimaksud dibuat dalam bentuk surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai oleh Damang Kepada Adat Kabupaten Murung Raya; Damang Kepala Adat Kecamatan Siang Selatan, Kerukunan Keluarga Pulo Basan Kabupaten Murung Raya dan Dewan Adat Dayak Kabupaten Murung Raya tertanggal 27 Agustus 2012.

Page 31: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

147

Atas dasar surat tersebut, pihak PT IMK tidak memiliki persoalan

lagi dengan masyarakat adat Dayak Oreng Kambang sehingga tidak

perlu ditanggapi. Dengan kata lain, gerakan yang dilakukan pada aras

lokal dianggap gagal mengingat zone batas Puruk Kambang sudah

diputuskan sebelumnya. Tindak lanjutnya adalah LMMDD-KT kembali

memfasilitasi pertemuan-pertemuan dengan masyarakat Oreng

Kambang. Hasil pertemuan memutuskan akan melakukan aksi ke pusat

kekuasaan di Jakarta untuk menemui DPR RI, Kemetrian Energi dan

Sumber Daya Alam (ESDM), Kementrian Lingkungan Hidup, dan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini didasarkan pada

kesimpulan bahwa gerakan perlawanan di aras lokal dianggap gagal

dan tidak membuahkan hasil sehingga harus dibawa ke aras yang lebih

tinggi lagi yaitu ke pemerintah pusat di Jakarta.

Di Jakarta, aksi dimulai dengan melakukan audiensi dengan PT

IMK dan langsung diterima perwakilan PT IMK di gedung Menara

Sampoerna Strategic Square Jakarta, tertanggal 25 Februari 2013. Hasil

audiensi disepakati bahwa PT IMK bersedia melakukan pertemuan

dengan masyarakat Oreng Kambang tetapi tempat pertemuannya di

lokasi tambang (SITE) dalam hal ini di Puruk Kambang. Tawaran

tempat pertemuan ditolak karena delegasi dari masyarakat Oreng

Kambang justru berada di Jakarta.39 Melalui surat No.

018/P/LMMDDKT/II/2013, yang ditanda tangani oleh Sekretaris

Jenderal LMMDDKT, Kepala Adat dan perwakilan masyarakat Oreng

Kambang perihal konfirmasi dan penolakan masyarakat Desa Oreng

Kambang pertemuan di Puruk Kambang. Melalui surat tersebut juga

diusulkan agar pertemuan dilakukan di Jakarta mengingat utusan

sedang berada di Jakarta.

Pertemuan kedua dengan PT IMK gagal karena PT IMK di Jakarta

tetap menghendaki penyelesaian masalah di lokasi tambang Puruk

Kambang. Dengan gagalnya pertemuan ini, tindakan selanjutnya yang

dilakukan oleh utusan adalah bertemu dengan DPR RI, Badan

Pemeriksaaan Keuangan (BPK) RI, Kedutaan Besar Australia di Jakarta,

39 Delegasi dari masyarakat Oreng berjumlah 8 orang, terdiri dari; wakil dari LMMDDKT (Sekretaris Jenderal), Kepada Adat Oreng orang, dan 6 (enam) orang perwakilan masyarakat adat Oreng Kambang.

Page 32: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

148

Media Elektronik (TV One, dan Metro TV) dan Cetak (Kompas dan

Jakarta Pos di Jakarta), serta ke Komnas HAM.

Audiensi dimulai dengan Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan khususnya Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tanggal

28 Februari 2013. Harapan hasil audiensi adalah Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan dapat mencabut Surat dengan No.

247/srt/Dir.PCBM/bud/I/2013 tentang Situs Gunung Kambang

tertanggal 29 Januari 2013 kepada PT IMK. Pencabutan yang dimaksud

adalah tentang kesepakatan penentuan zone penyangga dalam radius

100 meter dari Kaki Gunung Kambang. Menurut utusan, seharusnya

bukan pada radius 100 meter tetapi 1000 meter dari kaki bukit

sekeliling Puruk Kambang mengacu pada batas kawasan cagar budaya

Puruk Kambang seperti yang tertuang dalam dokumen surat pernyatan

sikap Kerukunan Pulau Basan tanggal 27 Desember 1993. Dokumen

lainnya yang mempertegas adalah surat pernyataan Yohanes Atak Lidi

selaku Damang Kepala Adat Tanah Siang Selatan tertanggal 27 Agustus

2010 yang mana dalam surat pernyataan itu juga di tanda tangani oleh

Odong Klerek selaku Damang Kepala Adat Kordinator Kabupaten

Murung Raya dan Drs Herianson D. Silam, MT yang juga wakil ketua

Dewan Adat Dayak Kabupaten Murung Raya

Permintaan ini kemudian diterima oleh Direktorat Jenderal

Kebudayaan untuk ditindak-lanjuti. Pada tanggal yang sama, utusan

kembali membuat surat kepada Kemetrian Pendidikan dan

Kebudayaan up. Direktorat Jenderal Kebudayaan No. 03/II/2013

perihal Mohon Pencabutan Surat No. 247/srt/Dir.PCBM/bud/I/2013.

Sambil menunggu jawaban dari Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, utusan kembali melakukan audiensi ke DPR RI. Di DPR

RI, tim bertemu dengan salah satu anggota DPR dari fraksi Demokrat.

Dalam pertemuan ini utusan melaporkan bahwa PT IMK dalam

menjalankan usaha tambangnya justru memunculkan berbagai

permasalahan terkait dengan aspek lingkungan, sosial ekonomi dan

sosial budaya secara khusus penodaan terhadap Situs Budaya Orang

Dayak Siang. Dalam pertemuan, pihak anggota DPR RI hanya

mendengarkan saja, dan akan menyampaikannya melalui fraksi. Bagi

Page 33: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

149

utusan pertemuan dengan anggota DPR RI dianggap gagal karena

mereka tidak memberikan respon yang positif dan mengusahakan jalan

ke luar atas penyelesaian permasalahan (seluruh proses pertemuan

yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 5.8. di bawah ini).

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Gambar 5.8.

Dari Pertemuan Kampung, Palangkara Raya hingga Pertemuan dengan

Wakil Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta

Selanjutnya, pada tanggal 01 Maret 2013, utusan melayangkan

surat ke Kementrian ESDM khususnya Direktur Jenderal Mineral dan

Batu Bara perihal pengaduan dan minta audiensi sehubungan dengan

kegiatan operasi penambangan PT IMK di areal situs cagar budaya

Puruk Kambang. Surat ini tidak mendapat tanggapan dari pihak

kementrian seperti yang diharapkan. Kemudian pada tanggal 07 Maret

2013, utusan melayangkan surat kepada Kementrian Lingkungan

Hidup RI up. Seluruh Deputi Lingkungan Hidup dan Biro juga Staf

Ahli. Dengan No. 05/II/MLH/2013 tertanggal 07 Maret 2013, utusan

menyampaikan pelaporan dampak lingkungan hidup di Desa Oreng

Kambang di areal Kontrak Karya PT IMK.

Sulitnya untuk bertemu dengan berbagai lembaga negara baik

dengan eksekutif maupun dengan legislatif termasuk dengan media

massa menjadi kendala utama utusan dalam upaya memperjuangkan

pengakuan dan batas zona adat 1000 meter dari situs Puruk Kambang.

Page 34: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

150

Utusan membuat press release untuk disampaikan ke berbagai media.

Isi dari press release terkait dengan kegiatan penambangan yang

dilakukan PT IMK yang dinilai; (1) melakukan penambangan secara

ilegal serta kejahatan terhadap lingkungan (enviroment crime). Mitra

Lingkungan Hidup (LH) Kalimantan Tengah dalam siaran pressnya

(Tambangnews.com, Selasa 5 Februari 2012) menyatakan : PT. Indo

Muro Kencana telah melakukan exploitasi Tambang Emas 2 (dua)

tahun belum memiliki dokumen Lingkungan, (pembahasan dokumen

Amdal di lakukan pada bulan Desember 2012). Hal ini melanggar UU

32 Tahun 2009 dan PP 27 Tahun 2012, dan diketahui oleh semua unsur

pemerintah setempat akan tetapi tidak ada tindakan konkrit, dapat di

katagorikan sebagai upaya pembiaran; (2) PT IMK mengingkari

tanggungjawab sosial yang harus dijalankannya; (3) PT IMK

melakukan penjarahan dan penodaan terhadap situs budaya suku

Dayak dan Agama Umat Keharingan yang dlindungi oleh negara

melalui UU No. 5 Tahun 1995 yang di perbaharui dengan UU No. 11

Tahun 2011 tentang Cagar Budaya khususnya penjelasannya Bab X

(pengawasan dan Penyidikan) – Bab XI (Ketentuan Pidana); dan (4)

PT IMK Menambang Tanpa Izin Lingkungan.

Keseluruhan kerja utusan dianggap tidak membuahkan hasil yang

memuaskan. Hanya satu yang dikatakan berhasil adalah kesediaan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan cq Direktur Jenderal

Kebudayaan mencabut suratnya No. 247/srt/Dir.PCBM/bud/I/2012

tentang Situs Gunung Kambang tertanggal 29 Januari 2013 kepada PT

IMK. Selanjutnya Direktur Jenderal Kebudayaan mengeluarkan surat

kepada PT IMK tembusan masyarakat Adat Desa Oreng Kambang

bahwa; (1) Penentuan radius 100 meter adalah untuk zona penyangga

yang dibutuhkan untuk melindungi Gunung Kambang sebagai kawasan

yang didaftar sebagai cagar budaya; dan (2) Untuk penentuan batas

Adat Gunung Puruk Kambang tetap mengacu pada kesepakatan

masyarat adat sebagai pemilik kawasan.

Bersamaan dengan gerakan yang dilakukan dari masyarakat Oreng

Kambang di Jakarta, di Puruk Kambang terjadi serangan dari para

“berunak” ke lokasi tambang PT IMK dan aksi brutal di lokasi

Page 35: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

151

pertambangan, tepatnya pada tanggal 24 Februari 2013. 40 Peristiwanya

berawal ketika 17 orang berunak meminta menggunakan areal

tambang blok Serujan agar mereka dapat menambang. Namun

permintaan ini justru dihadapkan pada pihak keamanan dalam hal ini

pasukan Brimob yang diperbantukan menjadi tenaga keamananan di

PT IMK dengan cara mengamankan mereka. Kontan ketika terjadi

penangkapan, datanglah ratusan berunak menyerbu dan menuntut 17

orang teman mereka dilepaskan. Karena emosi yang tidak terkontrol,

kantor PBU (Pramanindo Boga Utama, kontraktor penyedia makan dan

minum karyawan) yang berlokasi di kawasan pemukiman karyawan

PT IMK –biasanya digunakan sebagai tempat makan dan minum

karyawan- porak-poranda, bahkan pos jaga Mura-3 tidak luput dari

sasaran amuk massa yang kemudian diangkat dan dibakar. Karyawan

PT IMK dibuat kocar-kacir, termasuk aparat keamanan yang

jumlahnya lebih sedikit dari pada kelompok massa.

Serangan berunak ke PT IMK kurang mendapatkan respon yang

berarti dari pihak pemerintah daerah khusus pemerintah daerah

Kabupaten Murung Raya, salah satunya dikarenakan Ketua Dewan

Adat Dayak (DAD) yang juga Bupati Kabupaten Murung Raya telah

menanda-tangani Nota Kesepahaman dengan PT IMK untuk saling

membantu dalam hal pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya,

dan pariwisata, pendidikan, lingkungan hidup, penegakkan hukum

positif dan hukum adat dalam peran serta semua pihak untuk ikut

membangun Kabupaten Murung Raya.

Belajar dari pengalaman Jakarta dan kasus yang terjadi di

lapangan, masyarakat Oreng Kambang didampingi LMMDKT mulai

menyusun formasi baru untuk melawan pihak PT IMK dengan cara

membangun konflik dengan pihak masyarakat. Mereka kemudian

mengundang masyarakat dari berbagai desa di sekitar wilayah tambang

40 Lebih jelasnya dapat dibaca dari media Tambengan, Minggu 24 Februari 2013 dengan judul Aksi Brutal di PT IMK, Jadi Presiden Buruk Dunia Usaha, dan juga di media Kalteng Pos, 24 Februari 2013 dengan judul IMK Diserang Berunak. Media lain adalah Radar Sampit tertanggal 29 Juni 2013 dengan tema: Rusuh di Tambang Emas Puruk Cahu, Kalimantan Tengah 6 Anggota Brimob Tewas, 5 Warga Tertembak Ribuan Berunak Mengamuk Serang Markas PT Indomuro Kencana.

Page 36: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

152

PT IMK untuk berkumpul di Desa Oreng Kambang pada tanggal 23

Mei 2013. Dalam pertemuan tersebut ditegaskan bahwa masyarakat

adat Oreng Kambang berhak mengambil buangan blasting (buangan

hasil ledakan) yang dilakukan IMK di lahan dari Situs Puruk Kambang

yang merupakan milik masyarakat Adat Oreng Kambang.

Saran aksi ini mendapat dukungan dari hampir semua masyarakat

untuk mengambil buangan blasting yang kemudian dikenal dengan

aksi para “berunak”, yang pada saat itu kembali berlomba untuk

mengambil hasil blasting. Aksi ini dirancang dan terus mengundang

ribuan “berunak” untuk terus mengambil hasil blasting (lihat gambar

5.8. di bawah ini). Menanggapi aksi ini, akhir pihak PT IMK

menyetujui pihak masyarakat mengambil buangan blasting tersebut

pada jam yang telah ditentukan. Meskipun demikian, persetujuan yang

diberikan PT IMK kepada para berunak bukan tanpa batas.

Puncaknya terjadi pada tanggal 29 Juni 2013 ketika PT IMK

didukung pasukan Brimob ingin mengambil-alih kembali wilayah

tambang mereka terjadilah bentrokan secara fisik antara pasukan

Brimob dengan para berunak di sekitar Desa Derung Linkin,

Kecamatan Tanah Siang Selatan di kawasan Cagar Budaya Puruk

Kambang yang menjadi tempat sakral bagi masyarakat Adat Dayak

Siang. Dalam bentrokan ini terdapat 11 (enam) orang korban, yaitu

dari pasukan Brimob 6 (enam) orang dan 5 (lima) orang dari “berunak”.

Page 37: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

153

Sumber : LMMDDKT, 2014

Gambar 5.9.

Aksi Ribuan Berunak Mengambil blasting di Lokasi Tambang PT IMK

Ujung dari konflik antara para “berunak” dengan PT IMK adalah

lokasi tambang kembali dikuasai para penambang khusus di lokasi pit

Serujan. Skenario ini memang dirancang agar terjadi “bom ledakan”

bagi PT IMK yang beritanya kemudian akan dibingkai dan disebarkan

keseluruh media cetak dan maupun media elektronik. Hal ini bisa

dilakukan karena LMMDDKT selaku pendamping masyarakat Oreng

Kambang memiliki kemampuan dalam membangun jaringan

komunikasi dan informasi dengan memanfaatkan teknologi internet

dan media sosial. Selain itu, dengan adanya internet dan media

sosialnya akan mempermudah memobilisasi massa serta menghindari

pengawasan dari pihak keamanan yang rawan penangkapan serta tanpa

harus melakukan perjuangan keras. Upaya kemudian yang dilakukan

adalah membuat website atau World Wide Web (www). 41 Dengan

kata lain dengan adanya webside tentunya akan mempermudah

LMMDD-KT melakukan pembingkaian dan penyebaran informasi

mengingat webside atau www. adalah suatu ruang informasi yang

41 Hasil wawancara dengan pembuat webside LMMDDKT di Palangkaraya 23 Desember 2015.

Page 38: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

154

dipakai oleh pengenal global yang disebut sebagai pengidentifikasi

sumber seragam untuk mengenal pasti sumber daya berguna.

Upaya penyebaran informasi dengan mengemas berita di seluruh

media massa dan media elektronik terkait dengan konflik antara para

“berunak” dan PT IMK dengan dukungan aparat keamanan ternyata

mendapatkan respon yang “luar biasa” dari berbagai kalangan. Salah

satunya dari Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah (Agustin Teras

Narang). Setelah melakukan kunjungan ke perusahaan tambang emas

Indo Muro Kencana (IMK) meminta menghentikan sementara kegiatan

operasional pertambangan hingga tercapai kesepakatan batas dengan

masyarakat terkait dengan keberadaan Situs Budaya Puruk Kambang

dengan PT IMK. Himbawan Teras: "Dari beberapa masukan, saya

minta perhatian kepada perusahaan untuk menghentikan sementara

kegiatan di sini yakni menyangkut lokasi di Puruk Kambang. Karena

kami akan segera menentukan tata batas,". Selain Gubernur juga

dihadiri Ketua Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (GPDI), Barisan

Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad), Ketua Dewan Adat

Dayak).

Melihat perkembangan konflik dengan masyarakat, pada akhirnya

PT IMK di mana 100% sahamnya dikuasai oleh Straits Resources Limited yang berbasis di Perth, Australia menyatakan dirinya “Pailit”

karena tidak mampu lagi memenuhi biaya operasional apalagi

merestrukturisasi utang-utangnya (media Kontan.co.id Rabu, 26

Februari 2014). Menindak lanjuti kondisi ini, PT IMK mengisyaratkan

akan angkat tangan dan menyerahkan kewajiban pembayaran sejumlah

utang atas krediturnya kepada calon investor yang bersedia

menyuntikkan modal (media Bisnis.com, Jakarta, 26 Agustus 2014).

Kasus PT IMK agak unik, aset yang dimiliki perusahaan sangat kecil

apabila dibandingkan dengan jumlah tagihan, tetapi masih memiliki

cadangan emas. Investor yang berminat pada tambang IMK dapat

melakukan eksploirasi dan mengolahnya untuk membayar kembali

utang. Dari data diketahui bahwa cadangan emas yang masih dimiliki

PT IMK di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah baru

dieksplorasi sekitar 3 pit dan baru jalan 1 pit. Hasil produksi dari 1 pit

Page 39: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

155

bisa menghasilkan 2,5 juta ounce emas dan sudah cukup untuk

melunasi utang kepada kreditur dengan biaya operasional awal

investor untuk menambang emas sekitar US$20 juta-US$30 juta.

Walaupun PT IMK “angkat kaki” dari Kabupaten Murung Raya

tidak berarti bahwa kedepan perusahaan ini akan tutup total

mengingat masih ada beban wajib kepada kreditur yang harus dilunasi.

Dengan kata lain, kemungkinan PT IMK akan kembali beroperasi

dengan wajah yang lain mengingat cadangan potensi emasnya masih

tersedia sangat dimungkinkan dengan cara melakukan negosiasi ulang

dengan pemerintah Indonesia. Pertanyaannya adalah bagaimanakah

gerakan perlawanan orang Dayak selanjutnya?

Aktor-aktor Terlibat dalam Konflik

Munculnya gerakan perlawanan adalah sebuah kekuatan untuk

tetap dan/atau melakukan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Di

dalamnya tentu tidak lepas dari posisi strategis dari sekelompok

kekuatan sosial yang menjadi pioner atau katalisator dari sebuah

gerakan tersebut yang kemudian sering disebut sebagai aktor atau

agent gerakan. Mengacu apa yang diungkapkan oleh Budiman dan

Tornquist (2001) dan Wahyudi (2005) bahwa gerakan perlawanan yang

muncul di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Desa Orang

Kambang selalu dimotori oleh para aktor-aktor agen gerakan yang

selanjutnya dapat menumbuhkan demokratisasi serta membuka ruang

publik kepada masyarakat luas. Hal ini senada dengan pemikirang Van

Klinken (2007) tentang pentingnya aktor dalam setiap aktifitas gerakan

baik sebagai orang atau sekelompok orang maupun perangkat

pendukung untuk memainkan peran penting (utama) dalam sebuah

„panggung‟ ataupun insiden tersebut.

Selanjutnya, mengacu teori jaringan aktor atau yang dikenal

dengan Actor Networ Theory (ANT) dipelopori oleh Latour (2005)

aktor tidak berdiri sendiri tetapi akan masuk ke dalam jaringan aktor

itu sendiri untuk melakukan translasi, dan intermediasi. Karena aktor

dalam konsep jaringan tidak hanya berfokus pada hubungan sosial

Page 40: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

156

aktor manusia, tetapi mencakup aktor-aktor non manusia-yaitu sebuah

jaringan beragam (heterogen). Oleh karenanya ada banyak predikat

tentang aktor, seperti; “aktor adat”, “aktor kerusuhan”, “aktor politik”,

“aktor intelektual”, sampai “aktor teknologi” dan lain sebagainya.

Dalam konteks aktor human dan di luar ranah non-elektoral,

biasanya wadah yang digunakan para aktor adalah berbentuk LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat) yang didirikan atas dasar tujuan

tertentu. Kehadiran LSM dalam sebuah masyarakat merupakan

kenyataan yang tidak dapat dinafikan. Hal ini dimungkinkan

dikarenakan keterbatasan negara dalam memenuhi semua kebutuhan

warga masyarakat dan/atau keterbatasan masyarakat dalam memenuhi

tuntutannya kepada negara. Keterbatasan inilah yang perannya

kemudian diambil-alih oleh kelompok LSM untuk menjadi aktor. Di

sisi lain fenomena pembentukan norma dan tatanan sosial yang

dilakukan oleh negara selalu menciptakan ketegangan dengan

masyarakat sehingga peran-peran dari aktor akan sering terlihat untuk

memfasilitasi kepentingan antar negara dengan masyarakat yang

kemudian disebut sebagai aktor perantara (intermediary).

Penelitian tentang peran aktor di Indonesia akhir-akhir ini

semakin berkembang. Hadir dan banyaknya aktor-aktor yang secara

terbuka memposisikan dirinya sebagai aktor untuk menjembatani atau

sebagai penghubung antara masyarakat dan negara. Dalam hal

bagaimana peran dan strategi mereka dalam memperjuangkan hak-hak

masyarakat semakin menambah daya tarik terkait dengan gerakan

perlawanan masyarakat Oreng Kambang melawan PT IMK. Untuk itu,

paling tidak ada tiga jenis peranan yang dapat dimainkan oleh berbagai

aktor, yaitu: (1) mendukung dan memberdayakan masyarakat pada

tingkat grassroots, yang sangat esensial dalam rangka menciptakan

pembangunan yang berkelanjutan; (2) meningkatkan pengaruh politik

secara meluas, melalui jaringan kerjasama, baik dalam suatu negara

ataupun dengan lembaga-lembaga internasional lainnya; dan (3) ikut

mengambil bagian dalam menentukan arah dan agenda pembangunan

(Gaffar, 2006).

Page 41: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

157

Mengacu pada pembahasan konflik Masyarakat Dayak vs PT IMK

serta pembahasan tentang aktor di atas, maka dapat dipetakan bahwa

aktor-aktor yang terlibat tersebar di berbagai wilayah penambangan

PT IMK dan yang menjadi pusatnya adalah aktor-aktor yang ada di

dalam dan di luar wilayah tambang PT IMK . Adapun aktor-aktor yang

dimaksud terlibat dalam konflik tersebut adalah :

1. Aktor dari Masyarakat Di sekitar Tambang

Paling tidak ada 5 (lima) aktor masyarakat di sekitar tambang

PT IMK yang selalu aktif melakukan perlawanan terhadap

keberadaan PTM IMK; (1) kelompok sdr.. Ipong I Pambuk

yang berasal dari masyarakat desa Jukingsuan; (2) kelompok

sdr.. Herly S. Penyang yang berasal dari masyarakat desa

Persiapan Luit Raya; dan (3) kelompok penambang Merindu;

dan (4) kelompok masyarakat desa Oreng Kambang yang

berada di inti wilayah tambang PT IMK. Selain aktor yang

berasal dari masyarakat di sekitar tambang, ada satu kelompok

masyarakat di Serujan yang aktornya berasal dari Puruk Cahu,

yaitu sdr.. Anderas Udang.

Kelompok-kelompok ini mempunyai peran dalam mendukung

gerakan perlawanan terkait dengan keberadaan PT IMK,

dengan bentuk dan jenis perlawannya berbeda. Kelompok sdr.

Anderas Udang adalah kelompok awal yang melakukan

mobilisasi masyarakat untuk melakukan demontrasi terkait

dengan keberadaan PT IMK. Demontrasi tidak hanya

dilakukan pada tingkat lokal tetapi juga tingkat nasional

bahkan internasional. Untuk mendukung gerakannya,

kelompok sdr. Andreas membangun jaringan dengan para aktor

dari berbagai ornop di tingkat nasional, seperti Jatam, Alperudi,

YLBHI, PBHI, Elsam, dan LBH Jakarta. Isu yang dibawa

kelompok ini adalah menghentikan seluruh operasi dari PT

IMK.

Kelompok Andreas melakukan aksi perlawanan sejak tahun

1995 seiring dengan semakin masif kerusakan lingkungan yang

disebabkan oleh pembuangan limbah atau tailing ke sungai dari

Page 42: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

158

PT IMK karena tanggulnya “jebol”. Pada tahun 1994 pernah

terjadi banjir bandang mengakibatkan ikan-ikan mati luar biasa

terutama yang dipelihara masyarakat di karamba-karamba.

Kejadian seperti ini yang kemudian mendorong sdr. Andreas

terlibat dalam gerakan perlawanan kehadiran PT IMK. 42

Kelompok sdr. Andreas juga menjadi pelopor agar kasus PT

IMK dibawa ke ranah hukum dengan mendorong ornop-ornop

di tingkat nasional Jatam, Alperudi, YLBHI, PBHI, Elsam, dan

LBH Jakarta berkoalisi membentuk Tim Advokasi Tambang

Rakyat atau disingkat TATR. Sdr. Andreas juga pernah diajak

ke Australia untuk mewakili masyarakat bertemu langsung

dengan pimpinan PT IMK guna menegosiasikan kepentingan

masyarakat yang pada akhirnya negosiasi ini “gagal”. Pada

Akhirnya kelompok sdr. Andreas tidak lagi terlibat lagi dalam

perjuangan melawan PT IMK seiring dengan berbagai tekanan

sejak masa pemerintahan Orde Baru sampai pemerintah SBY.

Berbeda dengan kelompok sdr. Andreas, kelompok sdr. Ipong

dan sdr. Henry mempunyai latar belakang karena tanah

keluarga besarnya tidak ingin dijual dan/atau disewakan kepada

PT IMK. Meskipun mendapat tekanan dan masuk penjara,

kelompok sdr. Ipong dan sdr. Andreas tetap bertahan, karena

ada keinginan untuk mengambil alih kembali wilayah yang

diambil PT IMK untuk dijadikan hutan cagar budaya.

Kelompok penambang Merindu lebih mementingkan isu untuk

mengambil alih kembali lobang-lobang tambang yang diambil

alih PT IMK baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara

terbuka melalui aksi reklaiming (Haridison, 2006). Bentuk aksi

yang lain adalah membentuk koperasi agar usaha

pertambangan memperoleh ijin resmi dari pemerintah. Namun

dalam perjalanannya kelompok ini tidak berjalan lagi karena

pengurus yang diharapkan dapat mengelola koperasi dengan

baik justru “macet” ditengah jalan.

42 Hasil wawancara dengan sdr. Andreas pada tanggal 11 Juli 2016 di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah.

Page 43: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

159

Kelompok terakhir adalah kelompok masyarakat desa Oreng

Kambang yang sejak awal bergabung dengan kelompok sdr.

Andreas. Namun dalam perkembangannya, kelompok desa

Oreng Kambang yang berada dipusat kekuasaan PT IMK justru

melepaskan diri dan berjuang sendiri dengan menggandeng

pendamping dari LMMDDKT.

Bentuk perlawanan yang dilakukan adalah untuk melakukan

pengorganisasian demontrasi di lapangan dengan memobilisasi

para penambang, kelompok desa Oreng Kambang juga

melakukan aksi-aksi perlawanan ke Jakarta untuk bertemu

langsung dengan para pengambil keputusan di pusat kekuasaan.

Selain itu, kelompok ini juga memanfaatkan teknologi internet

untuk melakukan perlawanan dengan PT IMK. Meskipun

usaha mereka belum sepenuhnya berhasil sebagaimana

diharapkan, tetapi paling tidak usaha menegaskan kembali

Gunung Puruk Kambang sebagai situs budaya dan melakukan

pemetaan geokultural adalah sebagai sebuah hasil.

Dari keempat kelompok masyarakat tersebut, dapat dipetik

pengalaman bahwa bentuk-bentuk perlawanan bervariasi,

mulai dari pola yang bersifat prosedural sampai pada aksi di

lapangan, berupa: tuntutan dan protes yang diproses dari aras

desa, kecamatan, kebupaten, propinsi sampai pada aras pusat,

aksi damai, pendudukan lokasi penambangan, dan yang

terakhir perjuangan memperoleh legalitas dari negara dan

membuat pemetaan geokultural.

2. Kelompok Organisasi Non Pemeritah (Ornop)

Ornop pertama kali yang terlibat dan mendukung gerakan

perlawanan masyarakat sekitar tambang PT IMK adalah

Yayasan Bina Sumber Daya atau disingkat YBSD. YBSD

mendampingi para penambang secara kolektif melakukan

gerakan perlawanan. Dalam perjalanan pendampingan YBSD

belum dapat membuahkan hasilnya, dikarenakan adanya

persaingan dengan kelompok masyarakat lainnya terutama

kelompok sdr. Andreas yang mampu memobilisasi masyarakat

Page 44: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

160

dengan didukung oleh ornop-ornop secara khusus Walhi.

Namun YBSD berhasil membuka akses bagi masyarakat untuk

membangun jaringan perlawanan selanjutnya.

Untuk jaringan ornop yang dibentuk oleh sdr. Andreas dengan

dukungan Walhi adalah Jatam, Alperudi, YLBHI, PBHI, Elsam,

dan LBH Jakarta. Ornop-ornop ini kemudian bersepakat

berkoalisi membentuk Tim Advokasi Tambang Rakyat (TATR)

agar dapat memenangkan gugatan ke pengadilan tinggi Jakarta

Utara. Isu yang kemudian diperjuangkan terkait dengan

dampak kehadiran PT IMK yang menyebabkan kerusakan

lingkungan, hancurnya ekonomi masyarakat serta dampak

sosial terkait dengan terjadinya konflik horisontal.

Dalam perjalanannya, TATR juga belum mampu

menyelesaikan masalah konflik yang dihadapi antara

masyarakat adat Dayak dengan PT IMK, karena ada banyak

kepentingan yang dibawa oleh koalisi ornop ini yang tentunya

patut dipertanyakan. Realitas ini memerlukan kajian tersendiri.

Selanjutnya adalah Lembaga Musyarawah Masyarakat Adat

Dayak Daerah Kalimantan Tengah (LMMDD-KT) yang secara

digandeng oleh kelompok masyarakat desa Oreng Kambang

untuk mendampingi aksi perlawanan mempertahankan

kelestarian dari Situs Budaya Puruk Kambang sebagai simbol

atau identitas dari orang Dayak khusus Dayak Siang Murung.

Sebagai lembaga yang selama ini memperjuangkan hak-hak

masyarakat, LMDD-KT kemudian melakukan berbagai

kegiatan pendampingan, diantaranya melakukan

pengerangkaan wacana negatif terhadap dampak kehadiran PT

IMK melalui penyampaian informasi baik melalui internet dan

media sosialnya.

Kelompok NGO lainnya adalah Kelembagaan Adat Dayak yang

dibentuk sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi

Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang

Kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah dari tingkat

Page 45: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

161

Nasional berbentuk Majelis Adat Dayak Nasional (MADN),

Provinsi sampai tingkat desa/kelurahan yang berbentuk Dewan

Adat Dayak (DAD) sesuai dengan tingkatannya. Di tingkat

Kecamatan dan Desa/Kelurahan selain dibentuk DAD juga

dibentuk Kerapatan Mantir/Let Perdamaian Adat sebagai

wadah gabungan pada Mantir/Let Adat Kecamatan maupun

Desa/Kelurahan.

Selama ini peran kelembagaan adat Dayak adalah menjadi

perwakilan atau reprentatif orang Dayak untuk mengatur,

mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan

kehidupan dengan mengacu kepada adat-istiadat, kebiasaan-

kebiasaan dan hukum adat Dayak. Namun dalam kenyataannya

peran kelembagaan adat tidak berjalan sebagaimana mestinya.

3. Kelompok Pemerintah

Seharusnya peran pemerintah dan pemerintah daerah adalah

menjadi katalisator sekaligus fasilitator untuk menangani

konflik antara PT IMK dengan masyarakat yang tinggal di

sekitar tambang. Namun dalam perjalannya peran ini tidak bisa

diharapkan karena pemerintah dan pemerintah daerah berikut

perangkatnya justru menjadi pendukung utama kelompok yang

pro dengan PT IMK. Harapan-harapan pemerintah untuk

membangun prinsip-prinsip penerapan pertambangan

terlanjutkan yang diinginkan tidak pernah tercapai.

Selain pemerintah dan pemerintah daerah, keterlibatan

Kepolisian yang biasanya juga didukung dengan TNI yang

diturunkan apabila ada konflik. Sayangnya keberadaan

Kepolisian dan/atau TNI justeru tidak menjadi penengah untuk

mengatasi konflik antara PT IMK dan kelompok masyarakat.

4. Kelompok Media

Peran media sangat stragis karena dapat mempengaruhi para

pemilik pemodal dalam menyalurkan pendanaan dan juga

fungsi kontrol yang indepedent. Media cetak maupun media

televisi menjadi dua hal yang berbeda dalam meredam

Page 46: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

162

beberapa fakta-fakta terhadap dampak hadirnya PT IMK.

Media sangat mampu memainkan peran dalam membentuk

agenda setting terhadap pihak pemodal. Di pihak lain pemilik

media juga mempunyai kepentingan untuk menentukan

agenda setting seperti yang dikehendakinya.

5. Bursa Saham

Bursa saham adalah wadah untuk memberikan informasi dan

mempengaruhi para pemegang saham PT IMK. Karenanya

bursa saham menjadi patakon dalam mempengaruhi para

pemodal menghubungkannya dengan media melalui

pembuatan website yang berisikan data-data perusahaan yang

telah mereka beli saham-sahamnya. Bagaimana gerakan saham

dalam bursa saham yang pada akhirnya menentukan apakah

gerakan perlawanan yang dilakukan berhasil atau tidak.

6. PT Indo Muro Kencana

Sebagai perusahaan yang sudah go publik karena sahamnya

100% dikuasai oleh Strait Resources Limited dan terdaftar di

bursa saham Australia, maka pihak manajemen PT IMK di

Indonesia harus mampu menunjukkan kinerja yang baik

terutama dalam mengelola usaha pertambangan yang

berkelanjutan. Salah satunya yang nampaknya menjadi utama

adalah jaminan untuk memperoleh keuntungan yang lebih

besar kepada pemilik modal melalui Strait Resources Limited.

Guna menjamin proses operasi penambangan, hal yang utama

dilakukan PT IMK adalah menguasai wilayah-wilayah atau

lobang-lobang tambang yang dinilai memiliki kandungan emas

yang tinggi terutama di Pit Serujan yang juga menjadi wilayah

sakral atau suci bagi penganut agama Keharingan. Untuk

menguasai wilayah atau lokasi penambangan ini berbagai

upaya yang dilakukan oleh PT IMK, dari membentuk Pam

Swakarsa untuk mengadu-domba antar masyarakat, membayar

aparat keamanan negara (Brimob) untuk menjaga perusahaan;

membayar kepada pihak berwenang baik yang ada

Page 47: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

163

diperintahan pusat sampai ke daerah termasuk kecamatan;

memberikan dana sosial kepada Dewan Adat Dayak khususnya

di Murung Raya dan lain sebagainya. Dampaknya perlawanan

masyarakat adat Dayak terhadap PT IMK bukan semakin

mereda justru semakin meningkat, seperti yang sudah

dijelaskan di atas.

7. Tekonologi Intenet

Teknologi internet menjadi aktor penentu berkembang

tidaknya gerakan perlawanan yang dilakukan kelompok

masyarakat Oreng Kambang. Sebagai penentu karena teknologi

internet digunakan sebagai aksi on-line, melakukan koordinasi

off-line, menjadi saluran media untuk mengangkat isu-isu yang

terabaikan sehingga mendapatkan perhatian. Selain itu, melalui

teknologi dapat meminta informasi yang dibutuhkan untuk

mengembangkan aksi, serta dapat menjadi reportasi

menyampaikan segala peristiwa yang dilakukan oleh PT IMK

khususnya yang memberi dampak pada kehidupan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipetakan hubungan

antar aktor yang kemudian membentuk jaringan aktor seperti yang

ditunjukkan pada gambar 5.10. di bawah ini.

Mengacu gambar 5.10. tersebut dapat dijelaskan bahwa kehadiran

PT IMK menimbulkan perpecahan dalam masyarakat; ada kelompok

masyarakat yang mendukung hadirnya PT IMK dan ada masyarakat

yang menolak. Kelompok masyarakat penerima tambang tentunya

akan menerima berbagai fasilitas selain menjadi karyawan PT IMK juga

menerima berbagai bantuan sosial melalui program CSR. Pada

akhirnya mereka digunakan oleh PT IMK sebagai garda terdepan

membela PT IMK melawan masyarakat menolak tambang dengan

membentuk Pam Swakarsa sebagai tenaga keamanan mendukung

aparat keamanan yang disediakan oleh negara (Brimob).

Page 48: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

164

Gambar 5.10.

Pemetaan Aktor-aktor Yang Terlibat Dalam Konflik

Antara Masyarakat Adat Dayak dengan PT IMK

Hal ini berbeda dengan kelompok masyarakat penolak tambang

yang justru menghadapi berbagai tekanan tidak hanya oleh PT IMK

tetapi juga melalui aparat pemerintah daerah dan pihak keamanan.

Kelompok masyarakat penolak tambang sendiri ada 4 (empat) kategori;

yaitu; (1) kelompok masyarakat yang ingin mempertahankan tanahnya,

seperti kelompok Ipong I Pambuk di Jukingsuan; dan kelompok

Kelompok Herly S. Penyang Masyarakat desa Persiapan Luit Raya; (2)

kelompok masyarakat penambang terutama dari desa Marindu; dan (3)

Kelompok Anderas Udang Serujan dengan mengundang LSM-LSM

nasional dan internasional untuk menempuh jakur hukum; dan (4)

kelompok masyarakat adat Dayak desa Oreng Kambang yang

memperjuangkan hak-hak adat atas Situs Puruk Kambang.

Awalnya kelompok masyarakat menolak tambang dengan

didukung dan didampingi Yayasan Bina Sumber Daya atau disingkat

Page 49: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

Konflik Dayak vs Tambang

165

dengan YBSD melakukan demonstrasi menolak kehadiran PT IMK dan

menduduki lobang-lobang tambang yang diambil alih PT IMK.

Selanjutnya kelompok Anderas Udang Serujan mengundang LSM-LSM

nasional dan internasional yang tergabung dalam TATR untuk

membantu mereka menempuh jalur hukum. Hasilnya tidak seperti

yang diharapkan.

Berbeda dengan posisi Kelompok Damang Kepala Adat Siang,

Murung dan Bakumpai yang pada awalnya memperjuangkan hak-hak

adatnya terkait dengan keberadaan Puruk Kambang sebagai wilayah

sakral dan suci sebagai tempat bersembahyang bagi pemeluk agama

Kaharingan. Kelompok ini berhasil menjadikan Puruk Kambang

sebagai Situs Budaya oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Namun

posisi ini semakin pudar karena secara administrasi di bawah langsung

Dewan Adat Daerah (DAD) Murung Raya yang dalam hal ini sebagai

ketua adalah pejabat Bupati Kepala Daerah Kabupaten Murung Raya

dan masuk kedalam ranah politik kekuasaan.

Tumpulnya kekuasaan yang dimiliki oleh Damang Kepala Adat

mendorong kelompok masyarakat adat Dayak di Oreng Kambang

melakukan perjuangan sendiri. Sebagai kelompok yang bertempat

tinggal di pusat penambangan PT IMK dan menjadi pemilik atas Puruk

Kambang serta merasakan besarnya dampak kerusakan lingkungan

karena dampak eksploitasi tambang yang dilakukan PT IMK. Selain

merasa kecewa dengan sepak terjang dari DAD dan kelompok Damang

Kepala Adat Dayak kelompok ini tampil memperjuangkan hak-hak

adatnya atas situs Puruk Kambang, seperti yang terlihat pada gambar

5.11. di bawah ini.

Kelompok masyarakat Dayak Oreng Kambang yang pada awalnya

tergantung dengan kelompok Andreas Udang Serujan akhirnya

memisahkan diri melakukan perlawanan dengan membangun jaringan

dengan LMMDDKT. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi melakukan perlawanan melalui pembingkaian berbagai isu

terkait dengan dampak negatif hadirnya PT IMK di Oreng Kambang.

Page 50: KONFLIK DAYAK VS TAMBANGrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/6/D_902006007_BAB V.pdf · Denver, AS, di Sulawesi Utara; ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

166

Sumber : LMMDDKT, 2014

Gambar 5.11.

Penentuan Batas Situs Puruk Kambang, Pembuangan Tailing dan Dam

Yang Dipersengketakan antara PT IMK dan Kelompok Masyarakat Adat

Dayak Oreng Kambang