Konferensi Infrastruktur 2012 - research.ui.ac.id 2012... · Senada dengan apa yang disampaikan...
Transcript of Konferensi Infrastruktur 2012 - research.ui.ac.id 2012... · Senada dengan apa yang disampaikan...
vol. 05 No. 03 juli 12 i drpm gazette i 5
Pemerintah Indonesia telah
menetapkan 6 koridor
ekonomi untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang tercantum dalam
Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). Salah satu bentuk percepatan
pengembangan ekonomi koridor Jawa-
Sumatera adalah dengan menghubungkan
keduanya melalui jembatan yang dikenal
sebagai Jembatan Selat Sunda (JSS).
Pertanyaan yang mengemuka kemudian
adalah apakah pembangunan JSS
memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut
(Banten dan Lampung) dan koridor
Jawa Sumatera pada umumnya? Apakah
pemerintah telah melakukan studi
kelayakan pembangunan JSS dari berbagai
aspek?
Untuk membantu pemerintah
mendapatkan gambaran luas tentang
pembangaunan JSS, UI, ITB dan UGM
sebagai tiga universitas utama di
Indonesia terpanggil untuk melakukan
kajian dan menuangkannya dalam
konferensi tentang pembangunan JSS.
Konferensi berskala nasional dengan tema
Dampak Pembangunan Kawasan Strategis
Dan Infrastruktur Bagi Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Menyongsong
Pembangunan Selat Sunda telah
diselenggarakan di Universitas Indonesia.
UI, ITB dan UGM rutin menyelenggarakan
Konferensi Infrastruktur 2012:Kajian Kritis tentang Pembangunan Jembatan Selat Sunda
Topik Utama
Ilustrasi
oleh Putri Permata Hati
Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met., Wakil Rektor UI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, memberikan sambutan sekaligus membuka konferensi
6 i drpm gazette i vol. 05 No. 03 juli 12
konferensi tahunan dalam bidang
infrastruktur sebagai wujud dari kerjasama
tri partit yang telah disepakati pada tahun
2007.
Konferensi tahun ini diselenggarakan
pada tanggal 9 Mei 2012 bertempat
di Auditorium lantai 6 Perpustakaan
Universitas Indonesia -The Crystal
of Knowledge, Kampus UI Depok.
Sebanyak 16 (enam belas) makalah dari
beberapa instansi dan perguruan tinggi
telah diterima untuk dipresentasikan
pada konferensi ini. Makalah yang
dipresentasikan mencakup berbagai
aspek, antara lain Aspek Ekonomi dalam
Pengembangan Kawasan Strategis,
Aspek Sosial, Politik, dan Budaya dalam
Pengembangan Kawasan Strategis, Aspek
Lingkungan Pengembangan Kawasan
Strategis, Aspek Hukum dan Agraria
dalam Pengembangan Kawasan Strategis
dan Aspek Pengembangan Kawasan dan
Infrastruktur.
Konferensi dibuka oleh Wakil Rektor UI
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,
Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met mewakili
Rektor UI yang berhalangan hadir. Dalam
sambutannya, Beliau menyampaikan
bahwa kegiatan ini ditujukan untuk
menyongsong pembangunan JSS yang
direncanakan akan dimulai pada tahun
2014. Lebih lanjut disampaikan bahwa
setiap tahunnya Indonesia mengalami
6,5% pertumbuhan ekonomi namun
tidak diimbangi dengan pembangunan
infrastruktur sehingga pemerintah
memandang perlu untuk meningkatkan
infrastruktur yang dibutuhkan bagi
masyarakat. Selain itu, pembangunan
JSS memiliki dasar hukum yang kuat
berdasarkan UU No. 86 tahun 2011
tentang Pembangunan Strategis
Pembangunan JSS.
Serupa dengan hal tersebut, Wakil
Direktur DRPM UI Prof. Dr. Ir. Budiarso,
M.Eng. dalam uraian sambutannya
menjelaskan bahwa UI telah melakukan
5 kajian bersama ITB dan UGM dan
ada 11 kajian lainnya yang berasal dari
luar UI untuk mengkritisi mengenai
pembangunan Jembatan Selat Sunda
tersebut.
Jembatan Selat Sunda: Connectivity & Pembangunan Ekonomi Nasional. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana
Bappenas Bapak Deddy S. Priatna,
Ph.D. selaku keynote speaker dalam
acara konferensi tersebut menegaskan
bahwa UI, ITB, dan UGM dapat
menginstitusionalkan pembangunan
JSS dan dianjurkan berperan sebagai
sekretaris konsorsium dalam
pembangunan tersebut. Beliau
menyatakan bahwa JSS yang merupakan
bagian dari ASEAN connectivity dengan
adanya Peraturan Pemerintah RI No. 26
tahun 2008 tentang Tata Ruang Wilayah
Nasional. Kegiatan pembangunan ini
akan dimulai tahun 2014 dan pemerintah
harus menyiapkan kesiapan dampak dan
juga pendanaannya.
Rencana pembiayaan
proyek ini sendiri akan
dilakukan oleh swasta
dan dibantu pemerintah.
Dukungan pemerintah
yang diharapkan adalah
jika ada viability gap
found, yang terdiri atas
subsidi investasi dan
subsidi operasional
setiap tahun. Beliau
menegaskan bahwa
konsep pembangunan
JSS ini adalah
menghubungkan
Banten dan Lampung.
Struktur pengembangan
Kawasan Strategis dan
Infrastruktur Selat Sunda
sendiri ada pada Perpres No. 86 tahun
2011.
Senada dengan apa yang disampaikan
oleh keynote speaker pertama, Wakil
Menteri Pekerjaan Umum Dr. Ir.
Achmad Hermanto Dardak, M.Eng.Sc.
menyampaikan bahwa Pembangunan
Kawasan Strategis dan Infrastruktur
Selat Sunda, merupakan skala besar
dan kompleks yang membutuhkan
penanganan yang menyeluruh dan
terpadu. Sebab itu, diperlukan transfer
teknologi dan learn know how dari
international expert. Selain itu Industri
dalam negeri diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang maksimal
dalam pembangunan Kawasan Strategis
Infrastruktur Selat Sunda terutama dalam
hal pasokan material, dan peralatan.
Beliau menegaskan bahwa Pembangunan
Kawasan Strategis Infrastruktur Selat
Sunda diharapakan akan menggerakkan
pembangunan ekonomi nasional sehingga
memerlukan dukungan investasi,
peraturan perundangan, political will dan
penguatan kelembagaan.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum RI, Dr. Ir. Achmad Hermanto Dardak, M.Eng.Sc. sebagai keynote speaker tengah menyampaikan presentasinya.
vol. 05 No. 03 juli 12 i drpm gazette i 7
Lima bidang di Konferensi Infrastruktur 2012. Acara
konferensi yang diawali dengan diskusi panel dilanjutkan
dengan presentasi paper dari setiap tim kajian UI maupun
luar UI. Presentasi dibagi menjadi 5 bidang, yaitu sosial dan
politik, hukum, ekonomi, budaya serta pengembangan kawasan
lingkungan dan infrastruktur.
Sosial, politik & hukum. Berdasarkan kajian bidang sosial
dan politik oleh Dr. Iwan Gardono Sudjatmiko penting untuk
mengetahui kemungkinan adanya political risk di daerah
pembangunan JSS. Kalaupun memang benar terjadi, harus ada
pihak yang bertanggung jawab dan kejadian-kejadian lokal harus
menjadi menjadi perhatian pemerintah daerah. Sedangkan
kajian hukum yang dipaparkan oleh Suparjo, S.H., M.H. baru
menyentuh hukum di tingkat ranah perubahan peruntukan
tanah itu sendiri namun belum sampai ke tahap hukum kontrak.
Dr. Harsanto Nursadi, S.H., M.Si. selaku moderator pada sesi
satu menekankan bahwa: “Pembangunan JSS merupakan hal
yang penting, namun kesiapan semua bidang dalam penyiapan
pembangunan tersebut akan menjadi lebih penting.”
Ekonomi. Dr. Nuzul Achjar, pembicara sesi dua menyatakan pembangunan ekonomi adalah
mengenai pertumbuhan yang bermuara kepada masyarakat. Pembangunan Jembatan
Selat Sunda diharapkan sebagai pembangunan kesejahteraan masyarakat. Dampak besar
terhadap sektor ekonomi terutama investasi baru dalam pengadaan barang, baik itu industri
maupun jasa. Namun dengan pembangunan tersebut dikhawatirkan dominasi pulau Jawa
sangat siginifikan. Kekhawatiran disparitas antara lain pulau adalah adanya kesenjangan
ekonomi. Dampak ke depannya adalah ketimpangan kesejahteraan besar di lain pulau. Beliau
menekankan bahwa pemerintah harus menyiapkan cara berpikir masyarakat melalui edukasi
dan sosialisasi. Nantinya, JSS membutuhkan support growth dari berbagai sektor yang harus
mendapat dukungan semua pihak.
Senada dengan Dr. Nuzul Achjar, Dr. Ibnu Syabri yang merupakan staf pengajar program
studi doktor Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung menegaskan bahwa
dampak input maupun output dalam proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda ini adalah
dampak sektoral investasi. Dampak terbesar adalah sektor-sektor perdangan, jasa, konstruksi
dan lain-lain, tetapi sektor perekonomian sangat kecil ter-cover di dalamnya. Sebab itu,
pemerintah harus berhati-hati dalam investasi yang hanya bersifat sektoral. Jika pemerintah
hanya mengharapkan perpindahan barang Jawa dan Sumatra, maka investasi tidak akan
ter-cover. Dr. Harun Al Rasyid, pengajar Teknik Sipil ITB, menambahkan bahwa nantinya pola
dalam lalu lintas arus barang akan terpengaruh dalam JSS. Pengaruhnya bisa lebih kecil atau
malah lebih besar. Perlu melakukan perhitungan yang cermat dalam cost dan overhead yang
akan timbul pra dan pasca pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Budaya. Dr. Cecep Eka Permana mewakili tim kajian budaya menekankan bahwa perlu
diwaspadai munculnya kembali permasalahan lama yang semula dianggap selesai, jangan
sampai mengganggu tradisi dan kehidupan masyarakat Banten yang sudah ajeg (sudah lama
Suasana konferensi saat sesi diskusi dan tanya jawab.
8 i drpm gazette i vol. 05 No. 03 juli 12
bertahan) dan menghormati dan memahami falsafah budaya
masyarakat pribumi Lampung. Selain itu beliau menegaskan
masyarakat Banten dan Lampung pada hakikatnya menerima
dengan senang hati rencana pembangunan JSS, meskipun
menurut masyarakat lokal sosialisasi yang mereka dapatkan
masih terbatas. Di lain hal masyarakat Banten dan Lampung
berharap sebelum, ketika dan setelah pembangunan JSS
kepercayaan dan adat istiadat setempat dapat tetap dijaga dan
dihormati.
Prof. Agus Aris Munandar menambahkan, secara budaya wilayah
Lampung dan Banten berkembang pada tataran yang sama.
Beliau menegaskan bahwa ada kerisauan di Lampung karena
banyaknya pendatang (60% dari total penduduk). Selain itu,
masyarakat Sebatin dan Kepadun sangat menjunjung adanya
falsafah lama, “tetap bergaul tapi tidak bisa mengganggu
harga diri mereka”. Dalam hal ini, Banten lebih terbuka (pusat
kesultanan) dibandingkan Lampung (wilayah yang dipengaruhi).
Dr. Donny Gahral sebagai moderator pada sesi ini menyimpulkan
bahwa bahwa pada hakikatnya masyarakat kedua daerah
tersebut dengan senang hati menerima pembangunan Jembatan
Selat Sunda namun jangan mengganggu hal-hal yang menjadi
warisan ratusan tahun yang harus kita hargai.
Pengembangan kawasan lingkungan dan infrastruktur. Dr.
Bagus Takwin menegaskan bahwa adanya keberadaan Jembatan
Selat Sunda tentunya akan mengubah perilaku berkendara
setiap pengguna kendaraan karena perjalanan yang ditempuh
akan lebih panjang. Selain itu, jalanan akan semakin sibuk karena
jumlah armada truk bertambah. Dengan peningkatan arus lalu
lintas truk yang merupakan pengendara baru di lokasi tersebut,
kemungkinan jumlah kecelakaan dapat meningkat.
Dr. Ir. Tri Tjahjono, M.Sc menegaskan bahwa dari aspek spasial
dan transportasi, pusat perkembangan ekonomi bertambah di
Lampung dan Kabupaten Serang. Dengan demikian, konektivitas
di daerah tersebut sudah harus ada sebelum dan sesudah
dibangunnya JSS. Sayangnya, sampai saat ini belum ada rel
Trans Jawa. Beliau juga menegaskan bahwa Provinsi Banten
mendukung pembangunan JSS, namun di mana letak kawasan
strategisnya sampai saat ini belum terlihat jelas. Pada dasarnya,
kawasan utara Banten saat ini merupakan kawasan yang sibuk
sehingga dengan sendirinya, tanpa adanya JSS pun kawasan
tersebut sudah sibuk. Akan menjadi tidak efektif jika mendirikan
kawasan strategis seluas 8000 Ha. Lebih baik meneruskan jalan
tol dari BSD menuju Lebak untuk mempromosikan pariwisata
Banten.
Dr. Ir. Achmad Helmi pemakalah dari Balitbang Sosial dan
Lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum memaparkan bahwa
selama ini pembahasan mengenai JSS berfokus pada masalah
teknis sedangkan masalah sosial cenderung diabaikan. Maka
dari itu, beliau mencoba melakukan penelitian tentang kesiapan
masyarakat terhadap pembangunan JSSdi Banten dan Lampung.
Beliau menegaskan bahwa kajian ini nantinya akan berpengaruh
terhadap kebijakan Pemda.
Wulfram I. Ervianto, pemakalah dari ITB, memaparkan bahwa
penggabungan dua lokasi besar Jawa (manufaktur) dan Sumatera
(sumber daya alam) merupakan hal yang pertama kali dilakukan
di Indonesia dengan bentang panjang yang belum pernah ada
sebelumnya. Proyek sektor konstruksi tersebut diharapakan
merupakan proyek yang ramah lingkungan. Dua aspek yang
harus diperhatikan adalah menghemat bahan dan mengurangi
limbah dengan demikian dapat menghasilkan manfaat
diantaranya: hemat energi, air dan pengendalian buangan
limbah.
Dr.rer.nat. Yasman menutup acara dengan menegaskan bahwa
pada intinya kita sebagai bagaian dari Pergururan Tinggi bukan
pada posisi menerima atau menolak pembangunan Jembatan
Selat Sunda, tetapi tujuan dari diadakannya Konferensi Nasional
infrastruktur 2012 ini yaitu merupakan sumbangsih dari segi
akademis untuk topik tersebut dari bidang ilmu masing-masing
periset.
_
Putri Permata Hati adalah staf urusan riset internal Subdit Riset
dan Inkubator Industri DRPM UI dan wakil ketua panitia Konferensi
Nasional Infrastruktur 2012 hasil kerjasama tripartit UI-ITB-UGM.