Kondisi Oseanografi Perairan Pulau Bintan Kepulauan Riau

1
KONDISI OSEANOGRAFI PERAIRAN PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU W. S. Pranowo dan S. Husrin Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati - Badan Riset Kelautan dan Perikanan Jl. MT. Haryono Kav. 52-53 Jakarta 12770, Indonesia , e-mail: [email protected] ABSTRAK 1. Survey dan Pengukuran Lapangan 2. Simulasi Model Hidrodinamika Penelitian kondisi oseanografi perairan Pulau Bintan bagian timur ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik perairan Bintan bagian timur dalam kaitannya dengan kegiatan penambangan pasir laut. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2003. Data lapangan yang berhasil dikumpulkan antara lain: Arus, salinitas, sedimentasi, pH, turbiditas, suhu, dan angin. Data-data tersebut merupakan hasil observasi lapangan secara langsung, sementara untuk mensimulasikan kondisi arus di daerah studi dilakukan dengan menggunakan pendekatan model numerik. Hasil Simulasi arus pasut secara umum menunjukkan bahwa arus di sebelah selatan dari perairan Bintan Timur lebih dinamis dibanding arus di sebelah utara. Hal ini terjadi karena perbedaan elevasi muka laut di sebelah selatan dari Bintan Timur cukup besar. Kata kunci: Karakteristik fisik perairan, arus pasut, penambangan pasir laut Prediksi pola pasang surut di beberapa titik calon stasiun survey dan pengukuran dilakukan terlebih dahulu agar pelaksanaan riset dapat berjalan lebih terarah dan efisien. Prediksi pola pasang surut dalam hal ini mengunakan Oritide Global Tide Model yang dibangun oleh Ocean Research Institute, University of Tokyo. Pengukuran dilakukan pada 23 Juli 6 Agustus 2003. ·Kajian kondisi arus di daerah studi dilakukan dengan menggunakan pendekatan model numerik 3DD Suite Model Software dari ASR Ltd (Black, 2001). Dimana model ini menggunakan persamaan pembangun (Persamaan Momentum dan Konservasi Massa) yang menyatakan gerak horisontal suatu fluida inkompresibel yang berada di permukaan bumi yang berotasi dalam koordinat kartesian (arah atas menunjukkan positif). diselesaikan dengan Skema Beda Hingga (Finite Difference) Eksplisit (Black, 2001). ·Simulasi model hidrodinamika dijalankan selama 15 hari dari 23 Juli hingga 6 Agustus 2003 berdasarkan lama waktu pengukuran dan pengambilan sampel di perairan Bintan Timur. Data batimetri yang digunakan adalah Peta Batimetri Alur Pelayaran di Pantai Timur Bintan (Lembar No.65), Skala 1:100 000, Koreksi 2003, Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL, Jakarta. Batas daerah model adalah 10434' - 10459' BT dan 033' - 115' LU. ·Input yang digunakan di batas terbuka adalah elevasi pasang surut yang merupakan hasil prediksi mengunakan Oritide Global Tide Model (ORI.96) yang dibangun oleh Ocean Research Institute, University of Tokyo, menggunakan 8 Komponen pasut utama: M2, S2, N2, K2, K1, O1, P1, dan Q1. Pola arus dan elevasi muka air keseluruhan Perairan Bintan Timur saat kondisi purnama pada: (1) Menjelang surut, (2) Surut, (3) Menjelang pasang, (4) Pasang Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan 2003

description

Pranowo, W. S. and S. Husrin: Kondisi Oseanografi Perairan Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Presented on Poster Session at Pertemuan Ilmiah Tahunan – Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (PIT - ISOI). Jakarta, 10 – 11 Desember 2003.

Transcript of Kondisi Oseanografi Perairan Pulau Bintan Kepulauan Riau

Page 1: Kondisi Oseanografi Perairan Pulau Bintan Kepulauan Riau

KONDISI OSEANOGRAFI PERAIRAN PULAU BINTANKEPULAUAN RIAUW. S. Pranowo dan S. HusrinPusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati - Badan Riset Kelautan dan PerikananJl. MT. Haryono Kav. 52-53 Jakarta 12770, Indonesia , e-mail: [email protected]

ABSTRAK

1. Survey dan Pengukuran Lapangan

2. Simulasi Model Hidrodinamika

Penelitian kondisi oseanografi perairan Pulau Bintan bagian timur ini bertujuan untuk mengetahuikarakteristik fisik perairan Bintan bagian timur dalam kaitannya dengan kegiatan penambanganpasir laut. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2003. Datalapangan yang berhasil dikumpulkan antara lain: Arus, salinitas, sedimentasi, pH, turbiditas,suhu, dan angin. Data-data tersebut merupakan hasil observasi lapangan secara langsung,sementara untuk mensimulasikan kondisi arus di daerah studi dilakukan dengan menggunakanpendekatan model numerik. Hasil Simulasi arus pasut secara umum menunjukkan bahwa arus disebelah selatan dari perairan Bintan Timur lebih dinamis dibanding arus di sebelah utara. Hal initerjadi karena perbedaan elevasi muka laut di sebelah selatan dari Bintan Timur cukup besar.

Kata kunci: Karakteristik fisik perairan, arus pasut, penambangan pasir laut

Prediksi pola pasang surut di beberapa titik calon stasiun survey dan pengukuran dilakukanterlebih dahulu agar pelaksanaan riset dapat berjalan lebih terarah dan efisien. Prediksi polapasang surut dalam hal ini mengunakan Oritide Global Tide Model yang dibangun oleh OceanResearch Institute, University of Tokyo. Pengukuran dilakukan pada 23 Juli 6 Agustus 2003.

·Kajian kondisi arus di daerah studi dilakukan dengan menggunakan pendekatan modelnumerik 3DD Suite Model Software dari ASR Ltd (Black, 2001). Dimana model inimenggunakan persamaan pembangun (Persamaan Momentum dan Konservasi Massa)yang menyatakan gerak horisontal suatu fluida inkompresibel yang berada di permukaanbumi yang berotasi dalam koordinat kartesian (arah atas menunjukkan positif).diselesaikan dengan Skema Beda Hingga (Finite Difference) Eksplisit (Black, 2001).

·Simulasi model hidrodinamika dijalankan selama 15 hari dari 23 Juli hingga 6 Agustus2003 berdasarkan lama waktu pengukuran dan pengambilan sampel di perairan BintanTimur. Data batimetri yang digunakan adalah Peta Batimetri Alur Pelayaran di PantaiTimur Bintan (Lembar No.65), Skala 1:100 000, Koreksi 2003, Dinas Hidro-OseanografiTNI-AL, Jakarta. Batas daerah model adalah 10434' - 10459' BT dan 033' - 115' LU.

·Input yang digunakan di batas terbuka adalah elevasi pasang surut yang merupakan hasilprediksi mengunakan Oritide Global Tide Model (ORI.96) yang dibangun oleh OceanResearch Institute, University of Tokyo, menggunakan 8 Komponen pasut utama: M2, S2,N2, K2, K1, O1, P1, dan Q1.

Pola arus dan elevasi muka air keseluruhan Perairan Bintan Timursaat kondisi purnama pada: (1) Menjelang surut, (2) Surut,

(3) Menjelang pasang, (4) Pasang

Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-HayatiBadan Riset Kelautan dan PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan

2003