KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE

7
KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE – BOYONG – OPAK MORFOLOGI & FISIOGRAFI Termasuk dalam fisiografi regional Jawa Tengah (van Bemmelen, 1949) termasuk pada bagian barat Zona Pegunungan Selatan dan Depresi Tengah Jawa Bagian Selatan. ZOna Pegunungan Selatan Jawa Tengah dibagi menjadi 3 wilayah geologi, yaitu : 1) Baturagung range ; 2) Panggung Masif ; 3) Kambengan range. Berdasarkan hasil penelitian anomaly Bouguer tahun 1982-1983 di lintasan Sentolo-Yogyakarta-Bantul-Playen-Wonosari (lintasan barat-timur), batuan gunung api yang berumur Miosen Awal (Baturagung Range) dan batugamping Miosen Tengah (Wonosari Basin) mempunyai kemiringan landai kearah selatan. Bagian yang paling dalam dari Wonosari Basin ini terletak di depresi Playen. Sedangkan bagian barat Baturagung Range dan Wonosari Basin hingga dataran rendah Yogyakarta mempunyai gravitasi yang rendah Geomorfologi daerah ini (Kali Code) terbagi menjadi 7 satuan morfologi, yakni: 1. Satuan Puncak Gunungapi Terdapat di timur laut yang merupakan daerah puncak Gunung Merapi. Bentuknya berupa kerucut gunungapi membentuk lembah-lembah sempit memanjang menyerupai huruf V. 2. Satuan lereng gunungapi Merupakan bagian lereng Gunung Merapi dengan kemiringan lereng melandai ke arah selatan. Pola aliran parallel,

Transcript of KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE

Page 1: KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE

KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE – BOYONG – OPAK

MORFOLOGI & FISIOGRAFI

Termasuk dalam fisiografi regional Jawa Tengah (van Bemmelen, 1949) termasuk

pada bagian barat Zona Pegunungan Selatan dan Depresi Tengah Jawa Bagian Selatan. ZOna

Pegunungan Selatan Jawa Tengah dibagi menjadi 3 wilayah geologi, yaitu : 1) Baturagung

range ; 2) Panggung Masif ; 3) Kambengan range.

Berdasarkan hasil penelitian anomaly Bouguer tahun 1982-1983 di lintasan Sentolo-

Yogyakarta-Bantul-Playen-Wonosari (lintasan barat-timur), batuan gunung api yang berumur

Miosen Awal (Baturagung Range) dan batugamping Miosen Tengah (Wonosari Basin)

mempunyai kemiringan landai kearah selatan. Bagian yang paling dalam dari Wonosari Basin

ini terletak di depresi Playen. Sedangkan bagian barat Baturagung Range dan Wonosari Basin

hingga dataran rendah Yogyakarta mempunyai gravitasi yang rendah

Geomorfologi daerah ini (Kali Code) terbagi menjadi 7 satuan morfologi, yakni:

1. Satuan Puncak Gunungapi

Terdapat di timur laut yang merupakan daerah puncak Gunung Merapi.

Bentuknya berupa kerucut gunungapi membentuk lembah-lembah sempit

memanjang menyerupai huruf V.

2. Satuan lereng gunungapi

Merupakan bagian lereng Gunung Merapi dengan kemiringan lereng melandai ke

arah selatan. Pola aliran parallel, litologi berupa endapan dan rombakan

gunungapi Merapi Muda yang terdiri dari tuf, breksi aliran lava, kerikil, pasir dan

aglomerat.

3. Satuan kaki gunungapi

Merupakan daerah kaki Gunung Merapi bagian selatan yang mencakup suatu

lembah memanjang yang dinamakan Graben Bantul. Di bagian barat dan timur

berbatasan dengan satuan morfologi perbukitan melandai sampai terjal, sedang

diselatan berbatasan dengan satuan morfologi dataran.

4. Satuan perbukitan melandai sampai terjal

Page 2: KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE

Melampar dibagian barat dan timur. Pola aliran dendritik dan memiliki litologi

berupa batuan gunungapi tua berumur Tersier seperti breksi, tuf, dan aglomerat

namun ada juga konglomerat, batunapal tufan, batugamping, dan batupasir.

5. Satuan karst

Melampar dibagian tenggara hingga tepi laut. Memiliki litologi berupa

batugamping terumbu berumur Miosen yang telah mengalami karstifikasi dan

sebagian lainnya berupa kalkarenit tufan,

6. Satuan dataran

Melampar dibagian selatan dan barat. Memiliki pola aliran anastomitik. Litologi

berupa kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung.

7. Satuan gumuk pasir

Melampar di bagian selatan hingga garis pantai Selatan. Litologi didominasi oleh

pasir lepas yang berukuran halus sampai kasar.

Pada umumnya ketiga sungai menunjukkan kenampakan morfologi vulkanik.

STATIGRAFI

Pada Kali Opak, formasi batuan yang tersingkap adalah Formasi Semilir, Formasi

Nglanggran, Formasi Wonosari sebagai produk geologi zaman Tersier, endapan Merapi muda

Serta Endapan Aluvial sungai dan pantai sebagai produk geologi zaman Kuarter.

Formasi Semilir tersusun atas litologi berupa perselingan antara breksi tuf, breksi

batu apung, serta batulempung tufan.

Formasi Nglanggaran tersusun atas breksi gunung api andesitan, lava intrusi andesit,

batupasir tufan, serta aglomerat.

Formasi Wonosari tersusun atas material karbonatan yang berupa batugamping

berlapis, napal dan batugamping terumbu.

Endapan Merapi muda tersusun atas endapan alluvial sungai dan pantai (Rahardjo,

dkk, 1995) yang menenmpati sebagian besar Depresi Yogyakarta dan wilayah pesisir

rendahan sekitar aliran Sungai Opak.

Page 3: KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE

Pada Kali Boyong, terdapat 3 satuan. Satuan vulkanik merapi tua tersusun atas

breksi laharik, aglomerat dan leleran lava termasuk andesit dan basalt (Bemmelen, 1949),

endapan ini tersebar di daerah Turgo, Plawangan, dan sekitar Kinahrejo.

Satuan vulkanik merapi muda terbentuk setelah terjadi pengendapan satuan

vulkanik merapi tua, tersusun atas breksi laharik.

Satuan vulkanik merapi terbaru merupakan endapan termuda, satuan ini terdiri dari

material-material gunungapi lepas yang tersusun dari campuran abu, pasir, dan fragmen-

fragmen andesit berukuran kerikil hingga bongkah, dengan penyusun utama berupa abu dan

pasir gunugnapi, berasal dari hasil kegiatan Gunung Merapi yang paling akhir ditambah hasil

erosi dari batuan-batuan yang dilalui lahar hujan. Tersebar pada hulu Kali Boyong dan Kali

Krasak.

Kali Code termasuk kedalam Cekungan Yogyakarta, yakni Formasi Sleman dan

Formasi Yogyakarta .

Formasi Sleman merupakan kenampakan bagian bawah dari unit volkanik klastik

hasil Merapi Muda dengan dominasi litologi berupa kerikil-bongkah yang terdiri dari tuf,

lanau, pasir, kerikil dan breksi. Formasi ini melampar dari lereng gunungapi ke selatan sampai

disekitar Bantul, ketebalannya dari utara ke selatan semakin tipis.

Formasi Yogyakarta merupakan kenampakan bagian atas dari inti volanik klastik

Merapi Muda yang didominasi litologi pasir-kerikilan dan terdiri dari perselang-selingan

pasir, kerikil, tuf, lanau dan lempung. Formasi ini melampar dari morfologi lereng gunungapi

ke selatan.

Secara umum Formasi Sleman mempunyai ukuran butir yang lebih kasar daripada

Formasi Yogyakarta.

PROVENANCE

Kondisi aktual sekarang menunjukkan bahwa Gunung Merapi dan Pegunungan

Selatan terletak dalam suatu lingkungan tektonik Busur Magmatik dari suatu Busur

Kepulauan Oseanik (Wilson, 1989 dan Soeria-Atmac(ja et al., 1991). Keduanya menjadi

sumber bagi material endapan pasir moderen yang terdapat di lingkungan fluviatil, pantai

pasir dan eolian di Yogyakarta. Ketiga lingkungen tersebut berada dalam posisi yang benar

sedemikian sehingga material sedimen dari kedua sumber tersebut dapat melaluinya secara

berurutan.

Page 4: KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE

Sistem aliran Kali Opak adalah sistem aliran sungai utama di kawasan tersebut.

Sungai tersebut menampung sedimen dari aliran sungai-sungai dari kedua daerah sumber di

atas, dan kemudian menyalurkannya ke Samudera Hindia.

Komposisi detrital sedimen dicirikan oleh persentase fragmen batuan volkanik,

dengan massa dasar mikroilit atau plagioklas, atau vitrik, dan plagioidas yang tinggi.

Kemudian terdapat piroksin clan mineral opak dalam persentase lebih rendah. Hornblende

dan kuarsa sedikit.

Menurut konsep sampling scale dari Inge, soil (vile Ingersoll, 1990 dan Ingersoll et al,

1993), endapan pasir di aliran sungai di lereng Gunung Merapi (antara lain Kali Boyong-Code)

adalah pasir orde satu; di Kali Opak, pasir orde dua; di Pantai Pasir, pasir orde tiga; di Bukit

Pasir.

Analisis tekstur yang dilakukan terhadap contoh-contoh pasir moderen dari jalur

Kali Boyong, Kali Opak, Portal Pasir, sampai Bukit Pasir menunjukkan, persentase kehadiran

fraksi pasir halus makin banyak, dan sortasi makin baik.

Analisis komposisi detrital dan geokimia terhadap contoh-contoh yang terpilih, dari

yang digunakan untuk analisis tekstur di atas, menunjukkan: (1) persentase kehadiran

fragmen batuan dan plagioklas turun, piroksin den mineral opak naik, dan (2) pensentase

Al203, MnO, CaO, Na20 dan K20 tunm, TiO2, Fe203 dan MgO naik.

Perubahan tekstur dan komposisi tersebut berkesesuaian satu lama lain

Meskipun terjadi perubahan pada bahan tekstur dan komposisi, analisis provenance terhadap

pasir-pasir dari berbagai skala orde tersebut menunjukkan hasil yang konsisten satu sama

lain dan dengan kondisi aktual.

Page 5: KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE

DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, Van R. W. 1970. The Geology of Indonesia, Vol I A, General Geology of Indonesia and

Adjencent Archipelago. 2nd E. Matinus Nijhoff, The Haque.

Rahardjo, W., Srijono, S. Pramumijoyo, 1998, Buku Panduan Ekskursi Geologi Regional, Jurusan

Teknik Geologi FT UGM, Yogyakarta

Setiawan, Wahyu Budi. 2008. Pasir Modern Dari Lingkungan Fluviatil, Pantai Pasir dan Eolian

di Yogyakarta Jawa Tengah Bagian Selatan. Bandung

Sitinjak, Ricky Christian. 2008. Karakteristik Mineral pada Sedimen Di Sepanjang Sungai Opak,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan Teknik Geologi, Yogyakarta

Taufik,Achmad.1997.Studi Mekanisme Pergerakan Lahar Gunung Merapi Ditinjau Dari

Parameter-Parameter Yang Mempengaruhinya Pada DAS Kali Boyong. Jurusan Teknik

Geologi,FT-UGM,Yogyakarta.