Komunitas tumbuhan
-
Upload
jessy-damayanti -
Category
Science
-
view
49 -
download
1
Transcript of Komunitas tumbuhan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dalam kesempatan yang berbahagia ini penyusun masih diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah Ekologi Tumbuhan “Komunitas
Tumbuhan”.
Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, penyusun menggunakan buku
panduan dan internet. Penyusun makalah bermaksud untuk memperdalam
pemahaman sebagai seorang mahasiswa dan melatih kemandirian agar tidak
hanya menerima dari dosen, tetapi harus mengembangkan sendiri dengan cara
mencari informasi yang bersangkutan.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, untuk itu diharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa
saja yang membaca dan memerlukannya.
Samarinda, 25 Ferbuari 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Komunitas Tumbuhan ................................................................ 3
B. Struktur dan Sifat-sifat Komunitas Tumbuhan ............................................ 5
C. Keanekaragaman atau Diversitas Jenis ........................................................ 9
D. Karakteristik Komunitas Tumbuhan .......................................................... 10
E. Interaksi antar Spesies ................................................................................ 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi tumbuhan berusaha menerangkan rahasia kehidupan pada
tahapan individu, populasi dan komunitas. Ketiga tingkatan utama itu
membentuk sistem ekologi yang dikaji dalam ekologi tumbuhan. Komunitas
ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu
tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan
pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu
komunitas. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah
diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas
tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya,
tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang
khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh sistem organ maupun
organisasi hidup lainnya.
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang
terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas
padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan baru akan kecil sekali
kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu terjadi.
Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya,
jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya
dalam kelimpahan relative spesies. Beberapa komunitasv terdiri dari beberapa
spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya
mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang semuanya umum
ditemukan. Kelimpahan relative spesies di dalam suatu komunitas mempunyai
dampak yang sangat besar pada ciri umumnya.
Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu ekosistem, di
dalam ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan
2
lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu
lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan merupakan suatu sistem yang
kompleks, dimana berbagai faktor saling beinteraksi dan saling berpengatuh
terhadap masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan suatu respon tumbuhan terhadap faktor lingkungan dimana
tumbuhan tersebut akan memberikan respon menurut batas toleransi yang
dimiliki oleh tumbuhan tersebut terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan komunitas?
2. Bagaimana struktur dan sifat-sifat komunitas?
3. Bagaimana karakteristik komunitas tumbuhan?
4. Bagaimana keanekaragaman jenis dalam komunitas?
5. Bagaimana interaksi antar spesies anggota populasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan komunitas.
2. Untuk mengetahui struktur dan sifat-sifat komunitas.
3. Untuk mengetahui karakteristik komunitas tumbuhan.
4. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dalam komunitas.
5. Untuk mengetahui interaksi antar spesies anggota populasi.
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan komunitas.
2. Mahasiswa dapat mengetahui struktur dan sifat-sifat komunitas.
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik komunitas tumbuhan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman jenis dalam komunitas.
5. Mahasiswa dapat mengetahui interaksi antar spesies anggota populasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunitas Tumbuhan
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi.
Komunitas tumbuhan adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup
bersama pada suatu daerah. Populasi tumbuhan ini secara genetik terdiri dari
individu-individu spesies tumbuhan dan secara ekologi mereka adalah anggota
dari ekosistem. Ekosistem tumbuhan terdiri dari kumpulan spesies tumbuhan
yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan yang disebut
komunitas.
Suatu komunitas dapat dicirikan dengan adanya suatu unit lingkungan
yang memiliki kondisi habitat utama yang seraga. Unit lingkungan seperti ini
disebut Biotop. Contohnya seperti hamparan lumpur, pantai pasir, dan unit
lautan. Biologi ini ditntukan oleh sifat-sifat fisik, sedangkan yang dicirikan
oleh unsur organisme, contohnya adalah padang alang-alang, hutan pinus,
hutan mangrove, dll.
Gambar 1. Komunitas Tumbuhan
4
Berdasarkan pandangan individualistik, komunitas tumbuhan terdiri dari
kelompok tumbuhan yang masing-masing mempertahankan individualitasnya.
Namun adanya individualitas tumbuhan bukan berarti menghambat adanya
hubungan tertentu diantara tumbuhan dalam komunitas. Hubungan ini
menurut Walter digolongkan dalam tiga kelas yaitu :
1. Pesaing Langsung (Direct Competitors), terjadi persaingan terhadap sumber
daya lingkungan yang sama karena menempati strata atas maupun bawah
dalam suatu lahan yang sama.
2. Spesies Dependen (Dependent Species), spesies yang hanya dapat hidup
pada niche tertentu hanya dengan hadirnya tumbuhan lain. Sebagai contoh
tumbuhan lumut yang hanya dapat tumbuh pada kondisi mikroklimat
tertentu yang dihasilkan oleh tegakan pohon.
3. Spesies Komplementer (Compementary Species), spesies yang tidak saling
bersaing dengan spesies lain karena persyaratan hidup cukup berhasil/ puas
dengan menempati strata yang berbeda atau dengan ritme musiman yang
berbeda.
Pemberian nama dalam komunitas dapat berdasarkan pada, yaitu :
1. Bentuk atau struktur utama jenis dominan, bentuk-bentuk hidup atau
individulainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau
hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan
dominan seperti hutan sklerofil.
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas tumbuhan, seperti komunitas
hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas larutan, dll.
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe
metabolisme komunitas.
4. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun,
maka disebut hutan hujan tropik. (Rahardjanto.2001)
Konsep dasar dalam komunitas tumbuhan, dimana istilah tumbuhan
dapat didefinisikan sebagai suatu organisme hidup yang mempunyai
5
kemampuan menangkap energi sinar matahari dan mengubahnya menjadi
energi kimia dalam bentuk senyawa-senyawa organik.
Istilah tumbuhan itu ditujukan terhadap semua makhluk hidup, baik
mereka itu bersel satu ataupun bersel banyak, asalkan mereka itu memiliki
butiran-butiran hijau daun (kloroplas) yang didalamnya terdapat zat hijau daun
(klorofil). Jadi, suatu tumbuhan dapat berkisar mulai dari bentuk bakteri hingga
organisme-organisme yang nampak sebagai pohon-pohon raksasa
misalnya Rasamala (Syamsurizal,2000).
Dalam analisa komunitas, dikenal istilah keanekaragaman spesies. Dalam
menentukan indeks keragaman tersebut, ada beberapa metode analisa yang
dapat digunakan, antara lain Indeks Margalelef, Indeks Simpson, Indeks
Menhenick, Indeks Brillouin, dan Indeks Shanon. Sedangkan indeks
similiaritas biasanya dianalisa dengan indeks equitabilitas (e) dengan nilai
kisaran antara 0-1.
Mangrove merupakan komunitas tumbuhan berkayu yang khas terdapat
di sepanjang pantai terlindung atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang
surut air laut. Hutan mangrove sering pula disebut sebagai hutan pantai, hutan
pasang surut, hutan payau atau hutan bakau.
Mangrove berfungsi menjebak dan menahan sedimen, merendam badai
pantai dan energy gelombang, memberi perlindungan bagi juvenile ikan dan
biota avertebrata dan mengasimilasi nutrient untuk dikonversi menjadi jaringan
tumbuhan, control terhadap erosi, menetralisasi limbah cair dan sebagai
sanctuary kehidupan liar
B. Struktur dan Sifat-sifat Komunitas Tumbuhan
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan
interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola. Analisis komunitas
tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan
bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang
dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi
konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Hasil
6
analisis komunitas tumbuhan diajikan secara deskripsi mengenai komposisi
spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak hanya
dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari
setiap spesies organisme. Hal yang demikian itu menyebabkan kelimpahan
relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, bahkan dapat
memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh
pada stabilitas komunitas itu sendiri (Heddy, dkk., 1986).
Komunitas dapat dicatat dengan kategori utama dari bentuk-bentuk
pertumbuhan pertumbuhan (pohon, semak, belikar, lumut dan alga) yang
menyusun struktur komunitas hewan dan tumbuhan secara fisik. Menurut
Setiadi (1983), untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan diperlukan
parameter kualitatif. Adapun beberapa parameter kualitatif komunitas
tumbuhan antara lain fisiognomi, fenologi, periodisitas, stratifikasi,
kelimpahan, penyebaran, daya hidup, dan bentuk pertumbuhan. Sedangkan
parameter kuantitatif dalam analisis komunitas tumbuhan adalah densitas,
frekuensi, luas penutupan,indeks nilai penting (INP), perbandingan nilai
penting (summed dominance ratio), indeks dominansi, indeks keanekaragaman,
indeks kesamaan, dan homogenitas suatu komunitas. Berikut adalah struktur
komunitas dan karakter komunitas :
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi
kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies
di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau
biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan
penangkapan.
Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung
menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan
dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini
7
berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam
tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis.
Berdasarkan perilaku fisiologi dan keturunan, sesuatu jenis tumbuhan
dapat memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Evapotranspirator, adalah kemampuan tumbuhan menguapkan air ke udara
lingkungannya
2. Pengumpul unsur-unsur hara tertentu yang potensial bersifat racun bagi
pertumbuhan jenis suatu tumbuhan lain.
3. Pengahasil senyawa allelokimia
4. Penyelenggara berbagai relung ekologi (Ecological niches).
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan
interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola (Hutchinson, 1953).
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Berdasarkan pembentukannya struktur komunitas dibagi menjadi:
1. Struktur fisik
Struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut
diamatimeliputi:
Stratifikasi vertikal
Stratifikasi merupakan lapisan-lapisan secara vertikal yang di
bentuk oleh keadaan bentuk atau (life from) angota-angota komonitas
tersebut, yang di pakai sebagai dasar biasanya ketinggian dari pohon
tersebut.
Gambar 2. Stratifikasi vertikal
8
Horisontal heterogenitas
Hasil dari sebuah susunan dari pengaruh lingkungan dan biologis.
2. Struktur biologi
Struktur biologi komunitas meliputi :
Dominasi spesies
Dikawasan tropika jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai
oleh hanya satu jenis, dan bila ada biasanya komunitas tersebut
mempunyai habitat yang ekstrim yang hanya jenis-jenis tertentu saja
yang dapat toleran dan mampu hidup pada habitat tersebut. Sebagai
contoh dapay kita ambil hutan manggrove ( hutan payau atau hutan
bakau ) yang dirajai oleh beberapa jenis saja dan masing-masing jenis
menjadi dominan pada kondisi habitat tertentu. Pada umumnya
dikawasan tropik dalam suatu komunitas setiap jenis mempunyai
kedudukan yang hampir sama, tidak ada yang menjadi ” raja ” atau ”
dominan”. Karekteristik komunitas dikawasan tropis adalah
keanekaragaman jenis tinggi. Indeks dominansi (index of
dominance) adalah parameter yang menyatakan tingkat terpusatnya
dominansi (penguasaan) spesies dalam suatu komunitas.
Keanekaragaman spesies merupakan cirri tingkatan komunitas
berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman spesies dapat
digunakan untuk menyatakan struktur komunitas dan mengukur stabilitas
komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya
tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya
(Soegianto, 1994).Dominansi merupakan sifat komunitas yang
memperlihatkan jumlah jenis organisme yang melimpah di suatu daerah.
Keanekaragaman jenis
Keragaman jenis adalah suatu sifat komunitas yang
memperlihatkan tingkat-tingkat keragaman jenis organisme yang
dinyatakan dengan indeks keragaman. Indeks keragaman adalah jumlah
9
kelimpahan jenis yang dihitung secara matematik dan dapat digunakan
untuk mengetahui baik buruknya kualitas suatu wilayah tertentu. Suatu
komunitas yang mempunyai keragaman jenis yang tinggi akan terjadi
interaksi jenis yang melibatkan transfer energi (jaring makanan), predasi,
kompetisi, dan bagian relung yang lebih kompleks.
Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang
tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan
kelimpahan spesies sama dan hampir sama. Sebaliknya jka suatu
komunitas disusun oleh sedikit spesies dan jika hanya sedikit spesies
yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah.Keanekaragaman (
diversity ) adalah jumlah jenis tumbuhan atau hewan yang hidup pada
suatu tempat tertentu. Dihutan Kalimantan misalnya dalam satu hektar
teradapat pohon (dengan diameter lebih dari 10 cm ) sebanyak kurang
lebih 400-500 yang tergolong dalam 150-200 jenis, sehingga rata
setiap jenis hanya mempunyai kurang lebih 2 pohon perhektar.
C. Keanekaragaman atau Diversitas Jenis
Soetjipta, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyebutkan ada lima ciri
komunitas yang telah diukur dan dikaji adalah:
1. Keragaman spesies, dapat dipermasalahkan spesies hewan dan tumbuhan
yang manakah yang hidup dalam suatu komunitas tertentu. Deskripsi
spesies semacam ini merupakan ukuran sederhana bagi kekayaan spesies
atau keragaman spesies/ diversitas spesies.
2. Bentuk dan struktur pertumbuhan. Tipe komunitas dapat diberikan dengan
kategori utama bentuk pertumbuhan: pohon, perdu atau lumut selanjutnya
ciri ini dapat di rinci ke dalam kategori bentuk pertumbuhan lebih kecil
misalnya pohon yang berdaun lebar dan pohon berdaun jarum. Bentuk
pertumbuhan ini dapat menentukan stratifikasi.
3. Dominansi, dapat diamati bahwa tidak semua spesies dalam komunitas
sama penting menentukan sifat komunitas. Dari beratus spesies yang
mungkin ada di dalam suatu komunitas, secara nisbi hanya beberapa saja
10
yang berpengaruh mampu mengendalikan komunitas tersebut. Spesies
dominan adalah spesies yang secara ekologik sangat berhasil dan yang
mampu menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
4. Kelimpahan nisbi. Proporsi spesies yang berbeda dalam spesies dapat
ditentukan.
5. Struktur tropik. Hubungan makanan spesies dalam komunitas akan
menentukan arus energi dan bahan dari tumbuhan ke herbivora ke
karnivora.
D. Karakteristik Komunitas Tumbuhan
Barbour et al, 1987 (dalam Ngurah Rai, 1999) menyebutkan ada delapan
sifat atau atribut komunitas tumbuhan seperti tampak pada tabel di bawah ini.
1. Fisiognom
- Arsitek
- Life form
- Cover, leaf area index (LAI)
- Fenologi
5. Daur nutrient
- Kebutuhan nutrien
- Kapasitas penyimpanan
- Laju kembalinya nutrien
ke tanah
- Efisiensi penahanan
nutrien pada daur
nutrien.
2. Komposisi spesies
- Spesies karakteristik
- Spesies umum dan kebetulan
- Arti penting relatif (cover,
densitas dll)
6. Perubahan atau
perkembangan
- Menurut waktu
- Suksesi
- Stabilitas
- Tanggapan terhadap
perubahan klimatik
- Evolusi
11
3. Pola spesies
- Spatial atau ruang
- Luas niche dan tumpang tindih
7. Produktivitas
- Biomassa
- Produktivitas bersih
tahunan
- Efesiensi produktivitas
bersih
- Alokasi produksi bersih
4. Diversitas spesies
- Kekayaan
- Kerataan
- Diversitas (dalam stand dan
diantara stand)
8. Kreasi dan
pengendalian
lingkungan mikro
(Syafei. 1990)
1. Fisiognomi, Komposisi Spesies, dan Pola Ruang atau Spatial
a. Fisiognomi
Fisiognomi adalah kenampakan eksternal vegetasi, struktur
vertikal(arsitektur atau struktur biomas), dan bentuk pertumbuhan
(growth form) taksa dominan. Fisiognomi merupakan sifat yang muncul
pada komunitas. Struktur vertikal mengacu pada tinggi dan penutupan
kanopi tiap lapisan dalam komunitas.
Penutupan kanopi dinyatakan sebagai persentase tanah yang
ditutupi oleh kanopi bila kanopi diproyeksikan kebawah. Penutupan
dapat juga dinyatakan sebagai leaf area index (LAI).
b. Komposisi spesies
Komposisi spesies suatu komunitas juga sangat penting, karena
komunitas ditentukan atas dasar floristik. Kelimpahan(abundance), arti
penting (importance), atau dominasi tiap spesies dapat dinyatakan secara
numerical, sehingga komunitas dapat dibandingkan atas dasar kesamaan
dan perbedaan spesies.
12
c. Susunan ruang
Susunan ruang spesies adalah sifat lain komunitas. Individu dalam
suatu spesies dapat tertagih(distribute) secara acak atau
mengelompok atau clumped (interaksi positif atau netral ), atau terlalu
memancar atau overdispered (interaksi negatif).
Arti penting interaksi spesies dan interdependensi terhadap
komunitas memperkirakan bahwa komunitas stabil, memperlihatkan
lebih banyak terjadinya interaksi spesies pada komunitas
transient/sementara.
Pemberian komunitas berdasarkan pada fisiognomi, life form,
tumpang tindih niche, adalah berguna karena kemungkinana
perbandingan stand yang terpisah jauh yang mempunyai persamaan
floristik atau tidak.
2. Kekayaan spesies, kemerataan/enenness, dan keanekaragaman/ Diversitas
a. Kekayaan spesies
Kekayaan spesies adalah jumlah spesies dalam area pada suatu
komunitas, tiap spesies nampaknya tidak mempunyai jumlah individu
sama.
b. Kemerataan
Kemerataan menjadi maksimum jika semua spesies mempunyai
jumlah individu yang sama.
c. Diversitas spesies
Diversitas spesies adalah gabungan kekayaan dan kemerataan.
Diversitas spesies adalah kekayaan spesies yang di bobotkan leh
kemerataan spesies, dan terdapat rumus untuk menyatakan bilangan
indeks tunggal. Secara biologis, diversitas adalah heterogenitas populasi
suatu omunitas.
3. Daur dan pola alokasi
13
Enam belas elemen telah dikenal sebagai persyaratan untuk
pertumbuhan normal dan perkembangan tumbuhan tinggi: karbon, hidrogen,
fosfor, oksigen, manganese, tembaga, potassium, sulfur, magnesium, besi,
boron, seng, chlorine dan molybdenum.
Komunitas membutuhkan nutrien essensial yan tidak sama dari tamah.
Komunitas memiliki laju/rate pengambilan nutrien ke tanah yang efisiensi
daur tumbuhan-tanah-tumbuhan yanh berbeda. Nutrien dikembalikan ke
tanah dalam bentuk jatuhkan serasah.
Komunitas suksesional awal memerlukan sedikit nitrogen tanah yang
mengakumulasi sangat sedikit nutrien di dalam jaringannya dan
mengembalikan nutrien dengan cepat ke tanah.
4. Stabilitas
Stabilitas adalah term yang kompleks dan mencakup beberapa kualitas
objek. Komponen stabilitas yang pertama adalah resistensi, yaitu
kemampuan komunitas untuk tetap tak berubah selama periode stres. Yang
kedua adalah daya lenting/Resilience adalah kemampuan komunitas untuk
kembali kebentuk normal setelah terjadi proses gangguan atau stres. Yang
ketiga adalah tinggal-perbedaan/variance maksudnya kemampuan
komunitas untuk memperlihatkan kelimpahan yang tinggi pada beberapa
spesies. Yang ke empat adalah kegigihan/persintenc yaitu kemampuan
untuk relatif tak berubah sepanjang waktu.
E. Interaksi antar Spesies
Dalam ekosistem, sesama vegetasi saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya. Interaksi yang terjadi antara lain:
1. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme
tumbuihan dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan
14
dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya: pohon
pinus dengan pohon jati
2. Kompetisi
Merupakan interaksi bersaing antara individu tumbuhan dengan
individu tumbuhan lainnya dalam hal penggunaan sumber daya alam dan
pemenuhan kebutuhan, seperti nutrisi, air, cahaya, ruang, dsb. Jadi
kompetisi akan timbul jika individu tumbuhan mempunyai daur hidup dan
keperluan lingkungan yang sama dengan individu tumbuhan lainnya, baik
untuk jenis tumbuhan yang sama maupun yang berbeda jenis. Tumbuhan
yang lebih efisien memamfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan yang
lainya tersingkir. Contoh : pergantian jenis-jenis tumbuhan selama suksesi
dalam bentuk seral-seralnya, yaitu dari jenis oportunis sampai ke jenis
keseimbangan.
3. Amensalisme
Hubungan antara individu- individu populasi tumbuhan yang satu
merasa dirugikan (tetapi sesaat) sedangkan populasi yang lain tidak di
rugikan(netral). Contoh : Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila
populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang
bersifat toksik.
4. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme tumbuhan
yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi
sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
15
5. Simbiosis Mutualisme
Disebut juga simbiosis yang merupakan interaksi obligatori(wajib)
yang di perlukan oleh kedua belah pihak yang berinteraksi karena keduanya
saling memerlukan.Contoh: Contohnya: Hubungan antara mikoriza dan akar
tanaman
Gambar 3. Hubungan antara mikoriza dan akar tanaman
6. Komensalisme
Komensalisme merupakan yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies
yang salah satu pihaknya beruntung, sedangkan pihaknya lainnya tidak
terpengaruh oleh adanya asosiasi. Contohnya anggrek (epifit) dengan pohon
yang ditumpanginya.
Gambar 4. Anggrek dengan pohon yang ditumpanginya
16
7. Parasitisme
Hubungan antar organisme yang berbeda spesies, bila salah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh: benalu
dengan pohon inang.
Gambar 5. Benalu dengan pohon inangnya
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunitas tumbuhan adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup
bersama pada suatu daerah. Populasi tumbuhan ini secara genetik terdiri dari
individu-individu spesies tumbuhan dan secara ekologi mereka adalah
anggota dari ekosistem.
2. Struktur komunitas dan karakter komunitas :
a. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
b. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
3. Berdasarkan perilaku fisiologi dan keturunan, sesuatu jenis tumbuhan dapat
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Evapotranspirator, adalah kemampuan tumbuhan menguapkan air ke
udara lingkungannya
b. Pengumpul unsur-unsur hara tertentu yang potensial bersifat racun bagi
pertumbuhan jenis suatu tumbuhan lain.
c. Pengahasil senyawa allelokimia
d. Penyelenggara berbagai relung ekologi
4. Karakteristik komunitas tumbuhan
a. Fisiognomi, Komposisi Spesies, dan Pola Ruang atau Spatial
b. Kekayaan spesies, kemerataan/enenness, dan keanekaragaman/
Diversitas
c. Daur dan pola alokasi
d. Stabilitas
5. Dalam ekosistem, sesama vegetasi saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya. Interaksi yang terjadi antara lain:
a. Netral, hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme
tumbuihan dalam habitat yang sama.
18
b. Kompetisi, merupakan interaksi bersaing antara individu tumbuhan
dengan individu tumbuhan lainnya dalam hal penggunaan sumber daya
alam dan pemenuhan kebutuhan.
c. Amensalisme, hubungan antara individu- individu populasi tumbuhan
yang satu merasa dirugikan (tetapi sesaat) sedangkan populasi yang lain
tidak dirugikan.
d. Komensalisme, merupakan hubungan antara dua organisme tumbuhan
yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi
sumber makanan.
e. Mutualisme, merupakan interaksi obligatori(wajib) yang di perlukan oleh
kedua belah pihak yang berinteraksi karena keduanya saling
memerlukan.
f. Parasitisme, hubungan antar organisme yang berbeda spesies, bila salah
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
B. Saran
Dengan adanya pemaparan mengenai komunitas tumbuhan yang telah
diuraikan, diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan mengenai mata
kuliah Ekologi Tumbuhan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Cartono. 2008. Ekologi Tumbuhan. Prisma Press. Bandung.
Kartawinata, Kuswata. 2013. Diversitas Ekosistem Alami Indonesia. LIPI Press.
Jakarta.
Sugioto, Yugi. 2011. Ekologi Tanaman. UB Press. Malang.
http://rahmatanjung.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://irmaprihartina09.wordpress.com/2015/03/09/ekologi-tumbuhan-komunitas/
https://www.academia.edu/9230464/MAKALAH_EKOLOGI_TUMBUHAN_ko
munitas_1