KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

77
KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA DENGAN PENANGGULANGAN UJARAN KEBENCIAN Disertasi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor (S-3) Oleh: Sulastri NIM. 316440023 Pembimbing Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya, L.M.L., M.M Dr. H.M. Azizan Fitriana, M.A PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM DOKTOR (S3) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1442 H/2021 M

Transcript of KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

Page 1: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

1

KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA DENGAN PENANGGULANGAN UJARAN KEBENCIAN

Disertasi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Doktor (S-3)

Oleh: Sulastri

NIM. 316440023

Pembimbing Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya, L.M.L., M.M

Dr. H.M. Azizan Fitriana, M.A

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM DOKTOR (S3) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 2: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

2

Page 3: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

3

Page 4: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

4

Page 5: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah

melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dan penyusunan disertasi ini sebagai karya ilmiah akhir

dalam menempuh studi di Program Doktor (S3) Konsentrasi Ilmu Al-Qur’an

dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

Selanjutnya, pengantar ini akan banyak didominasi oleh ungkapan:

apologia pro libiro suo (permohonan maaf disertai pernyataan terima kasih),

atas keberhasilan penulis merampungkan studi doktoral di Program Doktor

(S3) Konsentrasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)

Jakarta. Permohonan maaf, karena apa yang disajikan ---mungkin--- tidaklah

secemerlang judul yang diajukan. Hal ini disadari karena kurangnya

kemampuan penulis. Sungguhpun demikian, keadaan tersebut tentunya tidak

mengecilkan hati, dan ---atas bantuan dan dorongan berbagai pihak,

walaupun agak tersendat-sendat--- akhirnya studi dan penyusunan karya ini

dapat terselesaikan. Sedangkan ucapan terima kasih yang tulus, penulis

sampaikan kepada mereka yang telah mendorong, membantu dan

memotivasi penulis dalam penyelesaian studi maupun penyusunan karya ini.

Banyak sekali orang-orang yang “berbaik hati serta berluhur jiwa” yang telah

penulis libatkan serta sekaligus juga susahkan di dalamnya. Karenanya,

bersama ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya

diiringi permohonan maaf, kepada:

1. Ibu Rektor dan seluruh pimpinan IIQ Jakarta, Direktur dan Ketua

Program Studi Program Doktor (S3) Konsentrasi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir IIQ Jakarta, para dosen dan seluruh karyawan, ditambah

pustakawan IIQ Jakarta; yang telah memberikan kesempatan thalab al-

ìlm, serta memberikan kemudahan dalam layanan dengan ramah-

Page 6: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

v

bersahabat, yang sangat berarti bagi penulis dalam menempuh

pendidikan di Program Doktor (S3) Konsentrasi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir IIQ Jakarta. Perlu penulis sampaikan bahwa, kebijakan-kebijakan

“eksplisit-keras” (agar buruan selesai), tetapi secara “implisit-sayang”

(kalau ngga selesai) yang diambil oleh Direktur dan Kaprodi belakangan

ini dengan memberi limit waktu kepada mahasiswa, membuat penulis

harap-harap cemas dan atau cemas-cemas harap. Pada akhirnya,

kebijakan tersebut harus penulis syukuri, kalau tidak, penulis masih dan

semakin terlena menyandang status mahasiswa Program Doktor (S3).

Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih atas segalanya.

2. Bapak Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya, L.M.L., M.M. dan bapak Dr. H.M.

Azizan Fitriyana, M.A., yang sangat berbaik hati mempromotori, ikhlas

dan sabar di sela-sela kesibukan dan waktu istirahatnya rela diganggu,

disita waktu dan perhatiannya untuk memberi petunjuk, membimbing,

dan memeriksa baik berkaitan dengan studi maupun berkaitan dengan

disertasi ini sehingga menjadi lengkap dan sistematis serta menjadikan

karya ilmiah ini menjadi lebih layak. Untuk itu, dengan segala hormat

dan rendah hati terimalah ungkapan terima kasih dan permohonan maaf

penulis atas sikap dan kekurangan penulis selama ini.

3. Pimpinan dan civitas akademika Institut Agama Islam Banten (IAIB)

Serang, terkhusus kepada abah Prof. Dr. K.H.A. Wahab Afif, M.A.

(Rektor IAIB Serang, saat itu) dan bapak Prof. Dr. H. Suparman Usman,

S.H. (Rektor IAIB Serang, 2021-2025), yang telah memberikan

rekomendasi, izin dan restunya kepada penulis untuk menimba ilmu

lanjutan di Almamater penulis, serta memberikan “pemakluman” kepada

penulis ---yang seringkali--- meninggalkan tugas dan tanggung jawab

dalam berkhidmat sebagai tenaga pengajar ataupun staf, sekaligus juga

selalu mendorong agar cepat selesai dan “menagih” agar cepat pulang

Page 7: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

vi

“kandang”. Dengan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan

permohonan maaf.

4. Ibu Hj. Ratu Tatu Chasanah, S.E., M.Ak., Bupati Kabupaten Serang

(2017-2021, 2021-2025), yang telah memberikan bantuan dana

pendidikan yang cukup signifikan. Besar-kecil secara nominal tersebut

sangat berarti dan terasa berkah bagi penulis, sebab tulus ikhlash dalam

memberi dengan dilatarbelakangi pemahaman makna tentang

pentingnya peningkatan kualitas pendidikan dan SDM. Terima kasih

atas bantuannya, dan mohon maaf tidak dapat membalas jasa baik

tersebut.

5. Keluarga besar (almarhum) H. Sidijanto Setrodikromo, terkhusus ibunda

Hj. Kalijem, yang dengan sabar, ikhlas, dan tawakal memberikan

dorongan moril-materil serta doa agar putrinya diberikan kemudahan

serta kemampuan menyelesaikan studi, bermanfaat buat sesama, dan

sakinah, mawaddah wa rahmah rumahtangganya. Doa-doa pada malam-

malam mereka mempunyai andil besar demi terselesaikannya studi ini.

Kepada merekalah semoga rahmat dan taufik-Nya selalu dilimpahkan.

6. Keluarga besar (almarhum) mama Prof. K.H.M. Syadeli Hasan dan

keluarga besar abah Prof. Dr. K.H.A. Wahab Afif, M.A., yang telah

memberikan motivasi dan dorongan moril-materil untuk dapat

melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Terkhusus (almarhumah)

mamah Hj. Sri Anisah S. Hasan, yang telah mendorong dan memotivasi

penulis sehingga menjadi seperti ini. Terima kasih atas semuanya dan

mohon maaf tidak dapat membalas jasa-jasa yang telah diberikan kepada

penulis.

7. Pimpinan, para guru, ustadz/ustadzah, dan teman-teman di LPTQ

Provinsi Banten, MUI Provinsi Banten, LPTQ Kota Serang, dan MUI

Kota Serang; yang telah memberikan kesempatan penulis berkhidmat,

Page 8: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

vii

sebagai tempat belajar, sharing, serta diskusi tentang ilmu keagamaan

(Islam) khususnya bidang ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Terima kasih dan

mohon maaf bila terdapat banyak kekhilafan.

8. Teman-teman di IIQ Jakarta, mulai Program S1, S2, dan terkhusus

teman-teman Program Doktor (S3) Konsentrasi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir, yang telah banyak juga memberikan sumbangsih ilmu

pengetahuannya sehingga penulis menjadi lebih terbuka dan menambah

wawasan.

9. Teman-teman di IAIB Serang, khususnya di lingkup Fakultas

Ushuluddin, yang menambah ceria setiap harinya dengan berbagai

candanya. Terkhusus teman setia, Iis Faridah, S.Pd.I., M.Pd., yang selalu

siap membantu segala aktifitas yang penulis lakukan.

10. Achmad Beby Saeful, yang telah berkenan diajak berdiskusi,

disusahkan, serta membantu dalam beberapa hal sehingga karya ini

menjadi enak dan layak dibaca.

11. The last but not the least, suami tercinta, H. Muhamad Arif Iqbal, yang

telah memberikan perhatian besar --mendorong, membantu, dan

memberikan motivasi kepada penulis serta berkenan dengan ikhlash

“disalip” untuk segera menyelesaikan studi doktoral. Anak-anak

tersayang, Salma Nur Amalia, S. Ked. dan Syifa Rahmatul Ummah Arif,

yang selalu menjadi motivasi dan membantu setiap kesulitan khsususnya

dalam hal teknis per-IT-an. Untuk itu semua, penulis persembahkan

disertasi ini, sebagai pemicu bagi masa depan.

Untuk itu semua, tanpa bantuan dan pertolongan pihak-pihak tersebut

di atas atau siapapun yang tidak sempat/dapat disebutkan di sini, pasti studi

dan penyusunan karya ini tidak menemukan penyelesaian dengan seksama.

Kendatipun demikian, penulis sendiri yang sepenuhnya bertanggungjawab

atas isi kandungan kajian ini. Menyadari hal ini, maka kritik dan saran demi

Page 9: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

viii

penyempurnaan karya ini akan penulis terima dengan hanifah al-samhah,

berjiwa besar dan berlapang dada. Penulis akan memandang setiap kritik dan

saran sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang juga tambahan pengetahuan

yang pasti akan berguna bagi penyempurnaan karya ini ke depan.

Sebagaimana ungkapan penyair Arab, Abu al-`Ala al-Ma‘arry: “wa idza

ataka mathammah bi al-naqas fa hiya syahadatu bi anni kamil” (apabila

sampai kepadamu tentang ketidaksempurnaanku, itu adalah bukti

kesempurnaan kemanusiaanku). Jadi, penulis harus mampu menerima

kekurangan dan bahkan harus sanggup melihatnya sebagai bukti

“kesempurnaan” kemanusiaan penulis.

Akhirnya, kepada Allah jualah penulis bertawakkal dan berserah diri.

Kepada-Nya penulis berasal dan kepada-Nya pulalah penulis akan kembali

dengan ---semoga--- jiwa yang tenang (nafs al-muthmainnah). Insya Allah.

Amin.

Serang, Maret 2021

Sya’ban 1442

SULASTRI

Page 10: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

ix

KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN

DAN KORELASINYA DENGAN PENANGGULANGAN

UJARAN KEBENCIAN

PERSETUJUAN PROMOTOR i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ii

PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI ix

PEDOMAN TRANSLITERASI xi

ABSTRAK xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Permasalahan 16

1. Identifikasi Masalah 16

2. Pembatasan Masalah 17

3. Perumusan Masalah 18

C. Tujuan Penelitian 18

D. Kegunaan Penelitian 19

E. Kajian Pustaka 19

F. Metodologi Penelitian 29

1. Jenis Penelitian 29

2. Sumber Data 29

3. Teknik Pengumpulan Data 30

4. Metode Analisis Data 30

G. Teknik dan Sistematika Penulisan 32

BAB II DISKURSUS TENTANG KOMUNIKASI 35

A. Pengertian Komunikasi 35

B. Jenis-jenis Komunikasi 40

1. Komunikasi Verbal 40

2. Komunikasi Non Verbal 51

3. Komunikasi intrapersonal 57

4. Komunikasi interpersonal 63

C. Peran Komunikasi dalam Kehidupan 69

BAB III KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’ÂN 79

A. Komunikasi Verbal Baik/Positif dalam Al-Qur’ân 79

B. Komunikasi Verbal Tidak Baik/Negatif dalam Al-Qur’ân 111

C. Model Komunikasi Verbal Interpersonal dalam Al-Qur’ân 137

D. Tujuan Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’ân 201

Page 11: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

x

BAB IV KOMUNIKASI VERBAL DAN PENANGGULANGAN

UJARAN KEBENCIAN DALAM AL-QUR’ÂN DAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 214

A. Komunikasi Verbal dalam Masyarakat Multikultural 214

B. Hasad dan Ujaran Kebencian 226

C. Larangan dan Anjuran Al-Qur’ân Menanggulangi Ujaran Kebencian 234

D. Komunikasi Verbal dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016

tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 250

E. Sanksi Al-Qur’an dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016

tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap Ujaran

Kebencian 259

F. Dampak Sosial Komunikasi Verbal Bersifat Ujaran Kebencian Bagi

Masyarakat Indonesia

BAB V PENUTUP 277

A. Kesimpulan 277

B. Rekomendasi 278

DAFTAR PUSTAKA 280

LAMPIRAN-LAMPIRAN 303

267

Page 12: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu

ke abjad yang lain. Dalam penulisan Disertasi di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)

Jakarta, transliterasi Arab-Indonesia mengacu pada ketentuan berikut ini:

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

th ط a ا

zh ظ b ب

‘ ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dz ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

’: ء sy ش

y ي sh ص

- - dh ض

Page 13: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

xii

2. Vokal

Tanda Baca Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah a أ : â ي... : ai

Kasrah i ي : î و... : au

Dhammah u و : û :

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya. Contoh: البقرة (al-Baqarah) atau المدينة (al-

Madînah)

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya. Contoh: الرجل (ar-rajul), السيدة (as-

Sayyidah), الشمس (asy-syams) dan الدارمي (ad-Dârimî)

c. Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ),

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir

kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh

huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

لل ا ب ن أم • : Âmannâ billâhi

اء ه ف الس ن م أ • : Âmana as-Sufahâ’u

ن ي ذ ال ن إ • : inna al-ladzîna

Page 14: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

xiii

ع ك الر و • : wa ar-rukka’i

d. Ta Marbuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

ة د ئ ف ل ا • : al-Af’idah

ة ي م ل س ل ا ة ع ام ل ا • : al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

Sedangkan ta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf

“t”. Contoh:

صب ة • ع امل ة ن : ‘Âmilatun Nâshibah

الي ة ال ك ب ى • : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf kapital. Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf

kapital, akan tetapi apabila telah dialihaksakan maka berlaku ketentuan

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-

lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara

ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,

maka huruf yang ditulis adalah awal nama diri, bukan kata

sandangnya. Contoh: ‘Alî Hasan al-‘Âridh, al-‘Asqallânî, al-Farmawî

dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur’an dan nama-nama

surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’ân, Al-

Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 15: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

xiv

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan tentang komunikasi verbal dalam Al-

Qur’an dan korelasinya dengan penanggulangan ujaran kebencian. Dalam

penelitian ini dijelaskan bahwa komunikasi verbal memiliki peran penting

bagi kehidupan dan dapat dikatakan sebagai komunikasi utama bagi manusia.

Karena itu dalam menyampaikan komunikasi verbal setiap orang mesti

berhati-hati dalam menyampaikannya. Komunikasi verbal yang disampaikan

secara hati-hati dapat menghindarkan diri dari berbagai bentuk ujaran

kebencian.

Penelitian ini senada dengan pendapat yang dikatakan Rachmat

Kriyantono, bahwa komunikasi verbal berguna tidak hanya sekedar untuk

berbagi informasi, tetapi juga memiliki peran signifikan dalam membangun

hubungan kemanusiaan. Agar hubungan ini senantiasa terjaga, maka

komunikasi verbal yang patut disampaikan dalam keseharian mesti

mengandung unsur kebaikan, menghormati dan menghargai perasaan orang

lain/sesama serta menegasikan ujaran kebencian. Sebab komunikasi yang

mengandung unsur ujaran kebencian tidak hanya dilarang oleh Al-Qur’an

tetapi juga oleh Undang-Undang.

Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Stephen W. Littlejohn dan

Karen A. Foss yang menegaskan bahwa posisi komunikasi nonverbal lebih

signifikan daripada komunikasi verbal. Menurut mereka, komunikasi

nonverbal lebih lengkap daripada komunikasi verbal karena mencakup

perasaan, sikap, serta pikiran yang dipraktikkan melalui gestur, postur,

ekspresi wajah, dan sebagainya. Meskipun komunikasi nonverbal memiliki

peran penting, tetapi hemat penulis dari sisi pemahaman pesan komunikasi,

komunikasi verbal lebih mudah dipahami daripada komunikasi nonverbal.

Tidak semua model komunikasi nonverbal dapat dengan mudah dipahami oleh

setiap orang, melainkan hanya oleh orang-orang tertentu saja.

Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik

library research (studi pustaka), di mana dilakukan dengan menginventarisasi

data-data yang berkorelasi dengan masalah yang dibahas, baik yang

bersumber dari buku maupun sumber tertulis lainnya, seperti jurnal ilmiah

makalah, prosiding ataupun laporan penelitian. Sedangkan metode analisis

data menggunakan metode tekstual interpretatif dan deskriftif Inferensial.

Metode ini adalah metode yang digunakan untuk melihat Al-Qur’an apa

adanya, sesuai dengan teks yang ada di dalamnya. Metode deskriftif

Inferensial digunakan untuk mendiskripsikan/menjelaskan tentang segala hal

yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas, dalam hal ini

dengan kajian ayat-ayat komunikasi verbal yang diteliti pada penelitian ini.

Page 16: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

xv

ABSTRACT

This study explains the verbal communication of the Qur'an's

perspective and its correlation with the countermeasures of hate speech. In this

study it is explained that verbal communication has an important role for life

and can be said to be the main communication for humans. Therefore in

conveying verbal communication everyone must be careful in conveying it.

Carefully communicated verbal communication can avoid various forms of

hate speech.

This research is similar to the opinion said by Rachmat Kriyantono,

that verbal communication is useful not only for sharing information, but also

has a significant role in building humanitarian relations. In order for this

relationship to be maintained, verbal communication that should be conveyed

in daily life must contain elements of kindness, respect and respect the feelings

of others / others and affirm hate speech. Because communication containing

elements of hate speech is not only prohibited by the Qur'an but also by the

Law.

This study is not in line with the opinion of Stephen W. Littlejohn and

Karen A. Foss who assert that the position of nonverbal communication is

more significant than verbal communication. According to them, nonverbal

communication is more complete than verbal communication because it

includes feelings, attitudes, and thoughts practiced through gestures, postures,

facial expressions, and so on. Although nonverbal communication has an

important role, but frugal writers in terms of understanding communication

messages, verbal communication is easier to understand than nonverbal

communication. Not all models of nonverbal communication can be easily

understood by everyone, but only by certain people. This research method is qualitative by using library research

techniques, which are conducted by inventorying data that correlates with the

problems discussed, both sourced from books and other written sources, such

as scientific journal papers, proceedings or research reports. While the data

analysis method uses interpretive textual and inferential descriptive methods.

This method is a method used to see the Qur'an as it is, according to the text

contained in it. Inferential descriptive methods are used to describe / explain

everything related to the subject matter discussed, in this case with the study

of verbal communication verses studied in this study.

Page 17: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

xvi

مجرده

. في خطاب الكراهية التدابير المضاده تشرح هذه الدراسة التواصل اللفظي لمنظور القرآن و

أن التواصل اللفظي له دور مهم للحياة ويمكن القول أنه الاتصال الرئيسي للبشر. هذه الدراسة يتم شرح

لذلك في نقل الاتصال اللفظي يجب على الجميع توخي الحذر في نقله. يمكن التواصل اللفظي عن كثب تجنب

.أشكال مختلفة من خطاب الكراهية

كريانتونو، بأن التواصل اللفظي مفيد ليس فقط هذا البحث مشابه للرأي الذي قاله رشمات

لتبادل المعلومات، ولكن له أيضا دور كبير في بناء العلاقات الإنسانية. ولكي يتم الحفاظ على هذه العلاقة،

يجب أن يحتوي التواصل اللفظي الذي ينبغي نقله في الحياة اليومية على عناصر من اللطف والاحترام

/ الآخرين وتأكيد خطاب الكراهية. لأن التواصل الذي يحتوي على عناصر واحترام مشاعر الآخرين

. خطاب الكراهية ليس محظورا بالقرآن فحسب، بل بالقانون أيضا

هذه الدراسة لا تتماشى مع رأي ستيفن دبليو ليتلجون وكارين أ. فوس الذين يؤكدون أن موقف

ظي. وفقا لهم، التواصل غير اللفظي هو أكثر اكتمالا الاتصال غير اللفظي هو أكثر أهمية من التواصل اللف

الإيماءات، خلال من تمارس التي والأفكار والمواقف المشاعر يتضمن لأنه اللفظي التواصل من

ولكن ، مهم دور له اللفظي غير الاتصال أن الرغم من على وهلم جرا. الوجه، وتعبيرات والمواقف،

تصال ، والتواصل اللفظي هو أسهل لفهم من الاتصالات غير الكتاب مقتصد من حيث فهم رسائل الا

اللفظية. ليس كل نماذج الاتصال غير اللفظي يمكن فهمها بسهولة من قبل الجميع ، ولكن فقط من قبل

. بعض الناس

وطريقة البحث هذه نوعية باستخدام تقنيات بحوث المكتبات، التي تجرى عن طريق جرد

بالمشاكل التي نوقشت، سواء من الكتب أو من مصادر مكتوبة أخرى، مثل أوراق البيانات التي ترتبط

أساليب البيانات تحليل طريقة تستخدم بينما البحثية. التقارير أو الإجراءات أو العلمية المجلات

تفسيرية وصفية نصية واستدلالية. هذه الطريقة هي طريقة تستخدم لرؤية القرآن كما هو، وفقا للنص

د فيه. تستخدم طرق وصفية تفسيرية لوصف / شرح كل ما يتعلق بالموضوع الذي تمت مناقشته ، الوار

.في هذه الحالة مع دراسة آيات التواصل اللفظي التي تمت دراستها في هذه الدراسة

Page 18: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara sosial komunikasi verbal berperan signifikan dalam

menciptakan hubungan baik dalam wilayah kemanusiaan. Komunikasi

verbal pun dapat dikatakan sebagai komunikasi yang paling mudah yang

digunakan individu dan masyarakat dalam menyampaikan pesan

komunikasi kepada setiap lawan bicaranya atau si penerima pesan

komunikasi.1 Kunci utama agar komunikasi verbal dapat membangun

hubungan kemanusiaan adalah ketika komunikasi itu disampaikan dengan

perkataan/ucapan yang baik, tidak menyinggung lawan bicara, terlebih

mengandung unsur kebencian yang di dalamnya berisi unsur kebohongan,

ghibah dan caci maki.2

Tidak dapat dipungkiri lahirnya pertikaian yang timbul antara

seseorang dengan yang lainnya atau antara satu masyarakat dengan

masyarakat lainnya seringkali dipicu oleh komunikasi verbal yang

mengandung unsur kebencian. Konflik akan lebih besar terjadi jika

komunikasi verbal yang mengandung unsur kebencian tidak mampu

dikendalikan oleh setiap lapisan masyarakat.3

1Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, terj. Agus Maulana (Tangerang

Selatan: Karisma Publishing, t.th), Edisi, 5, h. 171. 2Onong Uchjana Efendy, Dimensi-dimensi Komunikasi (Bandung: Alumni, 1986),

Cet. 2, h. 5. 3Salah satu konflik besar yang disebabkan dari ujaran kebencian yang pernah

terjadi di tanah air adalah konflik SARA yang terjadi pada etnis Tionghoa pada tahun 1998.

Bahkan, bentuk ujaran kebencian pada tahun itu terhadap etnis tersebut menjadi berita

harian yang kerap ditemukan, seperti Cina maling, penjajah dan sebagainya. Selain itu kasus

SARA yang cukup menggemparkan publik pada kurun waktu beberapa tahun ini adalah

dikuaknya kasus sindikat penebar ujaran kebencian bernama Saracen. Polisi membongkar

sindikat penebar ujaran kebencian bernama Saracen ini pada pertengahan 2017 lalu.

Dipimpin oleh Jasriadi, jaringan ini ternyata telah memproduksi dan menyebarkan konten

kebencian bernada SARA sejak November 2015. Polisi mengungkapkan, Saracen sebagai

Page 19: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

2

Komunikasi verbal berkaitan pula dengan peradaban manusia.

Artinya, komunikasi jenis ini akan selalu hadir dalam setiap

peradaban/kehidupan manusia.4 Di sisi lain, dapat dikatakan manusia

yang terbiasa menyampaikan komunikasi verbal secara baik bisa

dianggap sebagai manusia yang berperadaban, yaitu manusia yang

mengedepankan aspek kesopanan dan kesantunan dalam berkomunikasi.

Begitu pun sebaliknya., manusia yang tidak mampu menyampaikan

komunikasi verbal secara baik dapat dikatakan sebagai manusia yang

tidak berperadaban.

Apabila ditinjau secara antropologi, komunikasi verbal merupakan

komunikasi yang menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Sebab,

setiap manusia pasti menyampaikan pesan kepada yang lain melalui

komunikasi verbal. Dalam lingkup antropologi, komunikasi verbal yang

patut disampaikan adalah komunikasi verbal yang baik atau berisikan

pesan-pesan komunikasi yang mengandung penghormatan dan

penghargaan. Pesan-pesan komunikasi semacam ini dapat menjadikan

manusia antarsatu dan lainnya menjalin hubungan baik dalam

kehidupannya.5

Sejatinya, manusia merupakan yang senang ketika diberikan

penghargaan dan penghormatan. Maka, setiap komunikasi verbal yang

hendak disampaikan kepadanya mesti mengandung kedua unsur tersebut.

Sebagai bagian penting dari kemanusiaan, komunikasi verbal yang

disampaikan tidak boleh mengandung pesan-pesan yang bersifat negatif,

salah satu jaringan penebar kebencian melalui media sosial (medsos).

http://www.transaction-2007.com/konflik-konflik-sara-yang-ada-di-indonesia/, diakses 11

September 2020. 4Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (Jakarta: Kencana, 2014),

Cet. 2, h. 3. 5MC Ninik Sri Rejeki, “Perspektif Antropologi dan Teori Komunikasi: Penelusuran

Teori-teori Komunikasi dari Disiplin Antropologi”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 7, No. 1,

Juni, 2010, h. 45.

Page 20: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

3

seperti menyampaikan pesan komunikasi bersifat hoax, caci maki dan

ujaran kebencian. Bila hal ini yang terjadi, sangat mungkin manusia dapat

terjebak pada permusuhan dan perpecahan.6

Pesan-pesan komunikasi verbal yang disampaikan dengan baik,

secara psikologis dapat berpengaruh pada kondisi kejiwaan seseorang.

Misalnya, ketika seorang komunikator menyampaikan pesan komunikasi

verbal yang berisi motivasi untuk melakukan kebaikan kepada

komunikan, pesan komunikasi itu pasti akan mempengaruhi kondisi

kejiwaan komunikan.7 Semakin sering pesan-pesan komunikasi kebaikan

disampaikan, semakin melahirkan kesadaran kepada komunikan untuk

melakukan tindakan-tindakan.

Seorang komunikator pun dapat diidentifikasi kejiwaannya dari

komunikasi verbal yang sering disampaikannya. Jika komunikasi yang

disampaikan sering mengandung pesan-pesan kebaikan, maka kondisi

kejiwaan seorang komunikator dapat dikatakan baik.8 Begitu pun

sebaliknya, bila seorang dalam kesehariannya, lebih banyak

menyampaikan pesan-pesan komunikasi verbal berupa kata-kata yang

buruk, maka dikatakan kondisi kejiwaannya pun buruk.9

Karena, komunikasi verbal memiliki keterkaitan dengan kondisi

kejiwaan manusia, maka menjadi tidak keliru jika komunikasi-

komunikasi verbal yang hendak disampaikan dan sering didengarkan oleh

manusia adalah komunikasi verbal yang mengandung pesan-pesan

6Carol R. Ember and Melvin Ember, Anthropology (New Jersey: Prentice Hall,

1990), h. 9. 7Niluh Wiwik Eka Putri, “Peran Komunikasi dalam Mengatasi Permasalahan

Peserta Didik: Studi Kasus Proses Bimbingan Konseling di SMK Kesehatan Widya Dharma

Bali”, Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 1, Februari 2019, h. 58. 8Niluh Wiwik Eka Putri, “Peran Komunikasi..., h. 59. 9Zulkarnain, “Psikologi dan Komunikasi Massa”, dalam Jurnal Tasamuh, Vol. 13,

No. 1, Desember 2015, h. 53.

Page 21: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

4

kebaikan. Dapat dikatakan perkembangan kejiwaan manusia dipengaruhi

oleh pesan-pesan komunikasi verbal yang sering diterima olehnya.

Islam sebagai ajaran yang universal memberikan acuan kepada

manusia untuk senantiasa menyampaikan komunikasi verbal secara baik,

dalam arti sopan dan tidak menyakiti hati lawan bicara. Dengan demikian,

seseorang, khususnya umat Islam, yang melakukan komunikasi verbal

dengan tidak menjaga unsur kesopanan dan menyakiti lawan bicara dapat

dikatakan telah mencedarai ajaran Islam.10 Anehnya yang terjadi justru

demikian, karena tidak sedikit dari umat Islam yang justru sering terjebak

pada model komunikasi yang dilarang oleh ajarannya, seperti komunikasi

verbal mengandung unsur kebohongan (hoax), ghibah dan caci maki.

Komunikasi verbal yang mengandung unsur kebohongan tidak lagi

menjadi sesuatu yang asing dalam pola komunikasi verbal yang

berkembang saat ini. Komunikasi ini nampaknya banyak digemari, mulai

dari masyarakat bawah sampai masyarakat atas, dari keluarga sederhana

sampai keluarga berada. Tidak sedikit pula komunikasi model ini banyak

dilakukan oleh para pejabat dan para politisi di negeri ini.11 Janji yang

sering diutarakan dan tidak ditepati oleh para pejabat dan politisi negeri

ini merupakan bagian dari model komunikasi verbal berbasis

kebohongan.12

Selain itu, komunikasi model ini pun sering muncul dalam

pemberitaan-pemberitaan di berbagai media, terutama media sosial,

pelakunya berasal dari berbagai kalangan. Mirisnya, ada pelaku yang

justru beragama Islam. Padahal, secara jelas Islam melalui ajaran Al-

10A. Muis, Komunikasi Islami (Bandung: Remaja Rosyda Karya, 2001), h. 41 11Muhammad E. Fuady, “Dilema Moral: Kepalsuan dan Keteladan Komunikasi

Politik di Indonesia”, dalam Jurnal Mediator, Vol. 7, No. 2, Desember 2006, h. 197 12Muhammad E. Fuady, “Dilema Moral: Kepalsuan dan Keteladan Komunikasi

Politik di Indonesia..., h. 198.

Page 22: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

5

Qur’ân melarang melakukan komunikasi verbal yang mengandung unsur

kebohongan:

ذبون كىك هم ال ول

يت الل وا

ا يؤمنون با

ذين ل

ذب ال

كانما يفترى ال

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang

yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah

pembohong”. (QS. al-Nahl [16]: 105)

Dalam pandangan Sayyid Qutb (1386 H/1966 M), ayat ini

mengecam komunikasi verbal yang bersifat kebohongan. Ia mengatakan,

kebohongan merupakan tindak kejahatan keji yang tidak mungkin/boleh

dilakukan oleh seorang mukmin. Seorang mukmin yang berbohong berarti

telah mendustakan ayat-ayat Allah.13 Setiap orang, baik masyarakat biasa,

pejabat sampai politisi, yang melakukan komunikasi verbal dengan jalan

kebohongan berarti telah keluar dari koridor ketuhanan yang bersumber

dari ayat-ayat-Nya.

Ketidakmampuan seseorang dalam membentengi diri dari

komunikasi verbal yang mengandung kebohongan disebabkan

ketidakmampuan dalam memahami unsur moral dari ajaran agama, tak

terkecuali unsur moral yang terkandung dalam Islam. Secara moral tidak

ada agama yang mengajarkan untuk berkomunikasi dengan menggunakan

unsur kebohongan. Karena, komunikasi verbal dengan unsur kebohongan

dapat menyebabkan ketidakpercayaan orang lain terhadap yang

melakukan komunikasi tersebut. Unsur ketidakpercayaan ini yang pada

akhirnya melahirkan hubungan buruk pada wilayah kemanusiaan.

Komunikasi verbal yang mengandung kebohongan merupakan

masalah serius yang kerap terjadi dalam kehidupan saat ini. Padahal,

setiap orang yang melakukan komunikasi verbal semacam ini akan

13Sayyid Qutb, Tafsir fî Zilâlil Qur’ân, terj. As’ad Yasin dan Abdul Aziz, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2008), h. 215.

Page 23: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

6

diberikan siksaan yang tidak ringan oleh Allah SWT.14 Bahkan,

komunikasi verbal yang mengandung unsur kebohongan dapat dikatakan

sebagai komunikasi yang mengandung unsur dosa dan menjadikan orang

yang melakukannya mendapat kemurkaan (siksa) dari Allah, bentuknya

bisa hukuman dunia ataupun kehidupan di masa mendatang, seperti

ditegaskan QS. al-Nûr [24]: 14-15:

فيه فضتم ا ما في م

ك مس

ل خرة

اوال نيا الد فى ورحمته م

يك

عل الل

فضل ا

ولول

به م كل يس

ل ا م م

فواهك

با ون

وتقول م

سنتك

لبا ونه ق

تل اذ عظيم م عذاب

عل

هو عند الل عظيم نا و سبونه هي ح

ت و

“Dan seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu

di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar,

disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang hal itu (berita bohong itu).

(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut

dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit

pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah

itu soal besar”. (QS. al-Nûr [24]: 14-15)

Dalam QS. al-Nûr [24]: 14-15 ini ditegaskan Allah SWT pasti

melaknat/memberikan hukuman atas pribadi yang secara sengaja

melakukan komunikasi verbal bersifat kebohongan. Pemberian hukuman

itu akan didapat tidak hanya di dunia melainkan pula pada kehidupan

berikutnya (akhirat). Bagi Quraish Shihab, perihal kebohongan adalah

perihal yang melampaui batas.15 Segala perihal yang melampaui batas dan

dilakukan oleh manusia, maka hal itu termasuk bagian dari dosa besar, tak

terkecuali komunikasi verbal yang mengandung unsur kebohongan.

Selain komunikasi verbal yang mengandung unsur kebohongan,

komunikasi verbal bersifat ghibah pun marak terjadi dalam kehidupan

14Nurla Isna Aunillah, Membaca Tanda-Tanda Orang Berbohong (Yogyakarta:

Laksana, 2011), h. 27. 15M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’ân(Jakarta: Lentera Hati, 2012), Vol. 8, Cet. V, h. 498-499.

Page 24: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

7

masyarakat saat ini. Sama seperti komunikasi verbal yang mengandung

unsur kebohongan, komunikasi verbal bersifat ghibah pun merupakan

komunikasi yang dilarang dalam Al-Qur’ân. Namun komunikasi ini

sepertinya telah menjadi budaya masyarakat Indonesia diberbagai lapisan.

Siaran-siaran TV yang muncul saat ini pun sulit untuk dilepaskan dari

komunikasi berbasis ghibah, justru keberadaannya sangat difasilitasi.

Bentuk yang paling jelas terlihat dari tayangan-tayangan gosip yang ada

di berbagai acara stasiun TV.16

Al-Qur’ân sangat menentang bentuk komunikasi verbal bersifat

ghibah, karena komunikasi model ini memiliki kecenderungan mengolok-

olok seseorang atau kelompok masyarakat lain dari belakang. Larangan

tentang komunikasi verbal berbasis ghibah terdapat dalam QS. al-Hujurât

[49]: 12:

سوا س ج

ا تل اثم و

ن ن ان بعض الظ ن الظ ثيرا م منوا اجتنبوا ك

ذين ا

يها ال

يا

يغت ا رهتموه ول

ميتا فك خيه

ا حم

ل

لكن يأ

ا م

حدك

ا ب يح

ا بعضا م

ب بعضك

حيم اب ر ان الل تو واتقوا الل“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan

janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan

satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan

daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik

kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha

Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Hujurât [49]: 12)

16Gosip dapat menjerumuskan pada ketidakbaikan. Karena di dalamnya terdapat

unsur-unsur komunikasi untuk menjelekkan lawan bicara. Menurut Quraish Shihab, jika

dalam kehidupan seseorang tidak bisa memuji lawan bicara, minimal ia tidak boleh untuk

mencelanya, termasuk dengan menjelek-jelekannya. Lih. M. Quraish Shihab, Menabur

Pesan Ilahi (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 78.

Page 25: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

8

Al-Qur’ân mengumpamakan orang yang melakukan ghibah seperti

orang yang memakan bangkai saudaranya yang telah mati.17

Perumpamaan ini merupakan perumpamaan yang sangat menjijikan. Jika

ada orang yang ditanya akankah ingin memakan bangkai manusia yang

telah mati, terlebih saudaranya sendiri? Pasti jawabannya adalah tidak

ingin. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya komunikasi verbal bersifat

ghibah saat ini menjadi bagian yang sulit dihindari dari kehidupan

masyarakat dan dianggap sebagai sesuatu yang biasa.

Di samping komunikasi verbal yang mengandung unsur

kebohongan dan ghibah, komunikasi verbal bersifat caci maki pun

merupakan komunikasi yang marak dilakukan oleh masyarakat pada masa

ini. Sifatnya lebih dahsyat daripada ghibah. Jika ghibah dilakukan di

belakang, komunikasi verbal bersifat caci maki justru dilakukan secara

terang-terangan. Sasarannya pun langsung ditujukan kepada lawan

bicaranya.

Komunikasi verbal bersifat caci maki, umumnya dilakukan dengan

kalimat-kalimat kotor dan tidak etis, bentuknya bisa berupa umpatan

dengan menggunakan nama-nama hewan. Tentu saja model komunikasi

seperti ini sangat tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur’ân. Jika komunikasi

verbal dengan kebohongan dan ghibah saja dilarang, maka komunikasi

verbal bersifat caki maki pun sangat dilarang oleh ajaran Al-Qur’ân.

Dalam konteks kekinian nampaknya komunikasi verbal dengan

caci maki digemari oleh sebagian orang. Hal yang paling jelas terlihat

komunikasi ini sering muncul disebabkan faktor perbedaan pilihan, tak

terkecuali perbedaan dalam pilihan politik. Pada perpolitikan tanah air

komunikasi verbal bersifat caci maki mudah untuk dijumpai. Umpatan

17M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Persfektif Al-Qur’ân (Jakarta: Amzah,

2007), h. 71.

Page 26: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

9

dengan menggunakan sebutan cebong dan kampret yang pernah

menghiasi media sosial di tanah air adalah salah satu bentuk komunikasi

verbal dengan menggunakan caci maki.18

Model komunikasi ini mendapat larangan keras dalam QS. al-

Hujurât [49]: 11:

ا نساء نهم ول ونوا خيرا م

ن يك

ى ا ن قوم عس ا يسخر قوم م

منوا ل

ذين ا

يها ال

يا

ا م ول

نفسك

ا ا مزو

ا تل

ول نهن ن خيرا م

ن يك

ى ا ن نساء عس قاب م

لاتنابزوا بال

ىك هم الظلمون ولم يتب فا

ايمان ومن ل

فسوق بعد ال

بئس الاسم ال

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih

baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan

kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan

janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan

gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah

(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak

bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. al-Hujurât

[49]: 11)

Dalam ayat tersebut Allah SWT. sangat melarang setiap

kelompok, laki-laki maupun perempuan menghina/merendah kelompok

laki-laki maupun perempuan yang lain, karena boleh jadi kelompok (laki-

laki dan perempuan) yang dihina/direndahkan lebih baik daripada yang

menghina/merendahkan. Larangan dalam ayat ini pun tidak berhenti

sampai disitu, tetapi Allah pun melarang untuk jangan mencela diri sendiri

(wa lâ talmizû anfusakum). Maksudnya dari pelarangan ini adalah bahwa

setiap/sesama manusia merupakan saudara, sehingga apa yang diderita

18 Komunikasi verbal dalam bentuk umpatan cebong dan kampret marak menghiasi

model komunikasi masyarakat Indonesia pada musim politik di tahun 2019. Lahirnya

komunikasi bernada umpatan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam konteks politik kala itu.

Di mana julukan kampret diberikan kepada pendukung Calon Presiden dengan nomor urut

01 (Prabowo-Sandi) dan cebong julukan yang diberikan kepada pendukung Calon Presiden

02 (Jokowi-Ma’ruf). Bahkan, sampai detik ini komunikasi verbal semacam itu masih kerap

dijumpai/didengar oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Page 27: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

10

oleh manusia lain yang sejatinya adalah penderitaan kita. Sehingga, ketika

ada seseorang yang menghina orang lain dan membuatnya menderita,

sesungguhnya hal semacam itu akan Kembali kepada dirinya. Bahkan,

tidak mustahil suatu saat orang yang mengejek sesamanya akan

memperoleh ejekan yang lebih buruk daripada yang diejek itu. Bisa juga

larangan ini menunjukkan kepada setiap orang untuk tidak melakukan

aktivitas yang mengundang hinaan dan ejekan, karena seseorang yang

melakukan demikian sesungguhnya bagaikan mengejek diri sendiri.19

Dalam hubungan sosial, seseorang yang merendahkan/menghina

orang lain dapat dikatakan telah menganggap dirinya lebih baik dari yang

direndahkan/dihina, sehingga orang semacam ini dapat dikatakan sebagai

pribadi yang sombong. Padahal, kesombongan merupakan

perbuatan/tindakan yang tidak disukai oleh Tuhan.20 Dari keterangan

tersebut, menjadi jelas bahwa bentuk komunikasi verbal bersifat caci maki

yang berisi pesan menghina/merendahkan orang lain sangat tidak

dianjurkan oleh Al-Qur’ân. Seseorang yang melakukan komunikasi ini

dalam kesehariannya, berarti telah melanggar salah satu perintah Tuhan.

Model komunikasi ini jika terus dipelihara dalam kehidupan dapat

melahirkan sikap saling benci dan permusuhan. Padahal, salah satu tujuan

Allah SWT memerintahkan manusia adalah untuk berkomunikasi

menciptakan tatanan kehidupan yang penuh cinta dan kasih sayang atau

dalam bahasa agama diistilahkan dengan rahman dan rahim.21

19M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’ân(Jakarta: Lentera Hati, 2012), Vol. 12, h. 606. 20Kesombongan atau sifat sombong merupakan dosa pertama yang dilakukan oleh

makhluk, yaitu Iblis yang menyatakan dirinya lebih mulia dari Adam AS. karena merasa

dirinya terbuat dari unsur yang lebih mulia dari Adam AS., Iblis terbuat dari api dan Adam

AS. terbuat dari tanah. Dalam bahasa Cak Nur dosa pertama ini disebut dengan istilah

rasialisme. Lihat Nurcholish Madjid, Pesan-pesan Taqwa (Jakarta: Paramadina, 2005), Cet.

IV, h. 72. 21M. Amin Aziz, The Power of al-Fâtihah (Jakarta: Yayasan DFQ, 2003), h. 7.

Page 28: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

11

Sejatinya, setiap bentuk komunikasi verbal yang berisi pesan-

pesan kebaikan, penuh cinta dan kasih saying dapat dijadikan pedoman

bagi setiap manusia, khususnya umat Islam, untuk keluar dari berbagai

bentuk ujaran kebencian. Karena, ujaran tersebut hanya akan melahirkan

permusuhan pada wilayah kemanusiaan. Kajian ini menjadi penting untuk

dilakukan, sebab komunikasi verbal dengan ujaran kebencian masih

marak terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Bahkan, komunikasi

ini sangat mudah ditemukan diberbagai media, baik media sosial, cetak

maupun elektronik. Pelakunya pun terdiri dari masyarakat berbagai

kalangan, mulai dari pejabat, politisi sampai pada masyarakat biasa.

Muslimah dalam karya berjudul Etika Komunikasi dalam

Perspektif Islam menegaskan, komunikasi yang diajarkan Al-Qur’ân

mengandung pesan-pesan kebaikan. Sehingga, setiap muslim yang hendak

menyampaikan pesan-pesan komunikasi kepada lawan bicara patut

disampaikan secara baik, yaitu dengan menggunakan bahasa santun dan

disesuaikan dengan kondisi norma sosial yang berlaku pada setiap

masyarakat. Model komunikasi semacam ini dapat menghindarkan

seseorang dari model komunikasi verbal yang mengandung ujaran

kebencian.22

Pendapat Muslimah dipertegas oleh Kusnadi dalam karya berjudul

komunikasi dalam Al-Qur’ân: Studi Analisis Komunikasi Interpersonal

pada kisah Ibrahim, bahwa komunikasi, termasuk verbal, dibutuhkan oleh

manusia untuk menjalin hubungan harmonis antarsesama.23 Dengan

demikian setiap komunikasi verbal yang disampaikan kepada lawan bicara

tidak boleh mengandung unsur yang menyinggung perasaan lawan bicara

22Muslimah, “Etika Komunikasi dalam Persfektif Islam”, dalam Jurnal Sosial

Budaya (e-ISSN 2407-1684/p-ISSN 1979-2603), Vol. 13, No. 2, Desember 2016, h. 115 23Kusnadi, “Komunikasi dalam Al-Qur’an: Studi Analisis Komunikasi

Interpersonal pada Kisah Ibrahim”, dalam Jurnal Intizar, Vol. 20, No. 2, 2014, h. 267.

Page 29: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

12

itu, terlebih mengandung ujaran kebencian. Segala bentuk komunikasi

yang disampaikan dengan tujuan menyakiti lawan bicara sangat tidak

sesuai dengan Al-Qur’ân.

Selain dilarang oleh Al-Qur’ân komunikasi verbal yang

mengandung ujaran kebencian dilarang pula dalam UU, seperti yang

ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 45 B. Sanksi

bagi para pelanggarnya pun tidaklah ringan, pada pasal 45 ayat A ayat 1

dan 2 misalnya, seseorang yang dengan sengaja menyebarkan berita

bohong dan melakukan ujaran kebencian akan mendapatkan sanksi pidana

penjara selama enam tahun dan denda sebesar satu milyar rupiah.24

Dengan adanya UU semacam ini, Negara secara tegas melarang

seluruh masyarakat tanah air untuk menyampaikan komunikasi yang

bersifat hoax juga mengandung ujaran kebencian. Dua komunikasi verbal

semacam ini tentu dapat mencedarai kehidupan masyarakat bangsa yang

bercorak multikultural, seperti Indonesia, dan sangat tidak cocok

digunakan dalam kehidupan sehari-hari.25

Komunikasi verbal yang mengandung ujaran kebencian hanya

akan menjadikan masyarakat bangsa bercerai berai, dan saling

bermusuhan. Tentu menjadi sebuah kerugian besar, bangsa yang dibangun

atas dasar kebersamaan dan semangat gotong royong, menjadi rusak

karena ujaran kebencian. Dengan kata lain, setiap komunikasi verbal yang

mengandung ujaran kebencian dapat melahirkan disintegrasi sosial dalam

kehidupan masyarakat bangsa.

24Lihat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 45 B. 25Ismail Nawawi Uha, Komunikasi Lintas Budaya: Teori, Aplikasi dan Kasus Sosial

Bisnis dan Pembangunan (Jakarta Barat: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), h. 11.

Page 30: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

13

Larangan yang disampaikan Al-Qur’ân dan Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, terhadap ujaran

kebencian merupakan dasar penting bagi setiap masyarakat tanah air

untuk tidak melakukan komunikasi verbal mengandung ujaran kebencian,

karena ketika masyarakat terjebak dalam komunikasi semacam ini ada

hukum yang telah menantinya. Meskipun dalam Al-Qur’ân hukumannya

tidak diberikan secara langsung, tetapi UU menegaskan akan memberikan

hukuman secara langsung bila seseorang terbukti bersalah dalam

melakukan komunikasi verbal yang mengandung ujaran kebencian.26

Keberadaan UU yang melarang melakukan ujaran kebencian,

menunjukkan jika Al-Qur’ân tidak keliru dalam melarang umat Islam

untuk tidak melakukan ujaran kebencian. Dan kecaman UU kepada setiap

masyarakat yang melakukan ujaran kebencian sangat sejalan dengan

larangan Al-Qur’an. Maka, dengan adanya larangan-larangan ini

masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, mesti berhati-hati dalam

melakukan komunikasi verbal kepada sesama.27 Artinya, setiap jenis

komunikasi verbal yang hendak disampaikan kepada lawan bicara patut

untuk dipikirkan terlebih dulu.

Komunikasi verbal yang mengandung ujaran kebencian tentu

sangat tidak sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi verbal yang

diajarkan Al-Qur’ân dan yang ditetapkan oleh UU. Karena seluruh

komunikasi verbal yang ada dalam Al-Qur’ân dan UU mengarahkan

setiap orang untuk tidak melakukan ujaran kebencian. Komunikasi verbal

yang mengandung ujaran kebencian hanya akan menjadikan relasi sosial

26Lihat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 45 B. 27Hermana Soemantrie, “Konflik dalam Perspektif Pendidikan Multikultural”,

dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayan, Vol. 17, No. 16, November 2011, h. 662.

Page 31: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

14

antarsesama menjadi tidak baik, karena dapat mengakibatkan lahirnya

permusuhan. Para komunikator perlu sadar jika komunikasi verbal

dilakukan tidak sekedar untuk menyampaikan pesan, tetapi berguna pula

dalam menciptakan kerukunan antarsesama.

Penelitian ini senada dengan pendapat yang dikatakan Rachmat

Kriyantono, bahwa komunikasi verbal berguna tidak hanya sekedar untuk

berbagi informasi, tetapi juga memiliki peran signifikan dalam

membangun hubungan kemanusiaan. Agar hubungan ini senantiasa

terjaga, maka komunikasi verbal yang patut disampaikan dalam

keseharian mesti mengandung unsur kebaikan, menghormati dan

menghargai perasaan orang lain/sesama serta menegasikan ujaran

kebencian.28

Pendapat Kriyantono menunjukkan jika komunikasi verbal

memiliki pengaruh penting dalam kehidupan manusia. Berhasil atau

tidaknya hubungan baik yang dijalin oleh manusia tidak dapat dilepaskan

dari sisi komunikasi verbal. Semakin baik komunikasi verbal yang

disampaikan oleh manusia dalam membangun hubungan kemanusiaan,

akan semakin baik pula relasi sosial yang dibangunnya. Dan sebaliknya,

semakin buruk komunikasi verbal yang disampaikan dalam wilayah

kemanusiaan, akan semakin sulit bagi manusia untuk membangun relasi

sosial kepada sesamanya.

Meskipun komunikasi verbal sebatas komunikasi yang bersumber

dari lisan, namun pengaruhnya sangat signifikan dalam kehidupan.

Ketentraman dan kerukunan dapat terjalin, manakala komunikasi verbal

yang bersumber dari lisan mampu dikendalikan dari komunikasi yang

mengandung ujaran kebencian. Sulit untuk dimungkiri bila perpecahan

28Rachmat Kriyanto, Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi: Filsafat Etika Ilmunya

Serta Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2019), h. 171.

Page 32: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

15

yang terjadi dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat bermula

dari lisan yang tidak dapat dijaga dengan baik. Menjadi tidak keliru jika

komunikasi verbal mesti diarahkan pada pesan-pesan komunikasi yang

mengandung kebaikan.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Stephen W. Littlejohn dan

Karen A. Foss yang menegaskan bahwa posisi komunikasi nonverbal

lebih signifikan daripada komunikasi verbal. Dalam keterangannya

mereka menegaskan bahwa komunikasi nonverbal adalah bagian

terpenting dalam komunikasi. Karena, komunikasi verbal tidak akan

efektif tanpa dibarengi dengan komunikasi nonverbal. Dalam ungkapan

lain, keberadaan komunikasi nonverbal memiliki peran vital dalam

komunikasi. Lebih lanjut mereka menerangkan, komunikasi nonverbal

lebih lengkap dari komunikasi verbal karena mencakup perasaan, sikap,

serta pikiran yang dipraktikkan melalui gestur, postur, ekspresi wajah, dan

sebagainya.29 Sementara itu komunikasi verbal hanya terbatas pada lisan

semata. Komunikasi verbal memang banyak digunakan oleh hamper

seluruh umat manusia, tetapi komunikasi jenis ini bukan komunikasi yang

bersifat segalanya, karena dibalik komunikasi verbal pasti dibutuhkan

komunikasi nonverbal.

Pendapat-pendapat di atas sejatinya dapat dibenarkan, namun

hemat penulis komunikasi verbal dan nonverbal adalah dua jenis

komunikasi yang saling melengkapi. Tetapi dalam sisi pemahaman pesan

komunikasi, nampaknya komunikasi verbal lebih mudah dipahami

daripada komunikasi nonverbal. Bagi orang yang tidak begitu perhatian

atau teliti dengan komunikasi nonverbal akan sulit baginya untuk

memahami komunikasi tersebut. Hal inilah yang menjadikan kitab suci

29Stephen W. Littlejohn & Karen A. Foss, Encyclopedia Communication Theory

(New Delhi: SAGE Publication, 2009), h. 690.

Page 33: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

16

yang diberikan kepada para utusan Allah disampaikan menggunakan

komunikasi verbal, tak terkecuali kitab suci Al-Qur’ân.30

Tidak hanya sampai di situ, UU pun memberikan arahan dan

aturan tentang komunikasi verbal, bukan komunikasi nonverbal. Maka,

dengan memahami pesan-pesan komunikasi verbal di dalam Al-Qur’ân

dan UU, setidaknya pemahaman masyarakat bangsa, terlebih umat Islam

akan menjadi lebih baik. Tertarik dengan model komunikasi verbal yang

dibahas dalam Al-Qur’ân dan anjuran yang disampaikan dalam Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal

45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 45 B, penulis mencoba menelaah lebih dalam

dengan melakukan penelitian berjudul; Komunikasi Verbal dalam Al-

Qur’ân dan Korelasinya dengan Penanggulangan Ujaran

Kebencian”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan,

maka identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi kurangnya

pemahaman masyarakat tentang komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân

dan larangan tentang ujaran kebencian yang terdapat dalam Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 45 B. Kondisi ini

menjadikan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, sering

terjebak pada komunikasi verbal bersifat ujaran kebencian. Adapun

30Mohammed Arkoun, Berbagai pembacaan al-Qur’ân (Jakarta: INIS, 1997), h. 9;

Nor Ichwan, Memahami Bahasa al-Qur’ân (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h. 252.

Page 34: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

17

bentuk-bentuk komunikasi verbal yang marak digunakan masyarakat

Indonesia yang memiliki unsur ujaran kebencian, meliputi komunikasi

verbal bersifat kebohongan, ghîbah dan caci maki.

Di sisi lain, komunikasi verbal dalam bentuk umpatan/hinaan

pun tidak jarang banyak dilakukan masyarakat saat ini. Praktiknya pun

dilakukan secara terang-terangan. Tidak jarang pula komunikasi verbal

dalam bentuk ini terjadi dalam konteks bertetangga yang berakhir pada

munculnya sikap permusuhan. Dalam konteks lebih global pola

komunikasi ini pun banyak terjadi pada masyarakat secara luas.

Padahal, komunikasi verbal semacam ini adalah akar bagi lahirnya

sikap saling membenci antarsatu dengan yang lain. Untuk menjaga

keharmonisan, kerukunan antaranak bangsa, maka komunikasi verbal

yang berbasis pada Al-Qur’ân penting untuk diteliti, sehingga dapat

melahirkan produk penelitian yang dapat mengatasi persoalan-

persoalan tersebut.

Setidaknya terdapat tiga masalah besar yang teridentifikasi

dalam penelitian ini; i) kurangnya pemahaman masyarakat tentang

komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân dan larangan tentang ujaran

kebencian yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2

dan Pasal 45 B; ii) komunikasi verbal yang mengandung unsur

kebohongan, ghîbah dan caci maki, masih marak terjadi dalam

kehidupan ini; iii) masyarakat tidak menyadari bahwa tujuan utama

dari komunikasi verbal adalah menciptakan keharmonisan dan

kerukunan dalam pergaulan antarsesama.

Page 35: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

18

2. Pembatasan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah, terlihat masalah-masalah

yang akan diteliti memiliki cakupan yang cukup luas. Untuk itu, agar

masalah yang dikaji tidak meluas, maka batasan masalah dalam

penelitian ini mengkaji tentang komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân

dan ujaran kebencian, baik ujaran kebencian itu yang dijelaskan oleh

Al-Qur’ân maupun Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal

45 B. Dijadikannya perihal di atas sebagai batasan masalah, karena

sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian ini.

3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

gambaran komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân dan relevansinya

terhadap ujaran kebencian? Sedangkan pertanyaan turunan dari

rumusan masalah ini adalah:

1. Bagaimana sanksi yang diberikan Al-Qur’ân dan Undang-Undang

Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan

Pasal 45 B mengatasi pelaku komunikasi verbal yang bersifat

ujaran kebencian?

2. Bagaimana dampak komunikasi verbal yang bersifat ujaran

kebencian bagi kehidupan sosial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian/penulisan ini adalah:

1. Menjelaskan komunikasi verbal menurut Al-Qur’ân.

2. Menjelaskan sanksi Al-Qur’ân dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 45 A ayat 1

Page 36: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

19

dan 2 dan Pasal 45 B dalam mengatasi komunikasi verbal bersifat

ujaran kebencian

3. Menganalisis dampak sosial komunikasi verbal bersifat ujaran

kebencian yang dijelaskan Al-Qur’ân dan Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal

45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 45 B.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penilitian ini terdiri dari dua, yaitu kegunaan

secara teoritis dan kegunaan secara praktis. Secara teoritis untuk

memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi tentang komunikasi

verbal dalam Al-Qur’ân dan korelasinya dengan penanggulangan ujaran

kebencian. Sedangkan secara praktis penelitian ini dapat dijadikan solusi

bagi para pembaca untuk mengatasi komunikasi verbal bersifat

kebohongan (hoax), ghîbah, caci maki serta ujaran kebencian.

E. Kajian Pustaka

Dari beberapa penelusuran yang penulis lakukan, penelitian

ilmiah berkaitan dengan komunikasi Islam atau komunikasi yang sesuai

dengan prinsip-prinsip Al-Qur’ân banyak dikaji oleh para peneliti-peneliti

sebelumnya. Tetapi yang mengkaji mengenai prinsip-prinsip komunikasi

verbal dalam Al-Qur’ân dengan mengkaji secara mendalam ayat-ayat

qaulan dan korelasinya terhadap ujaran kebencian secara khusus tidak

ditemukan oleh penulis. Di antara berbagai penelitian yang membahas

persoalan komunikasi dalam Al-Qur’ân baik yang tersebar dari jurnal

maupun disertasi adalah:

Pertama, Sumarjo dalam penelitian berjudul ilmu komunikasi

dalam perspektif Al-Qur’an.31 Penelitian ini hendak mengungkapkan

31Sumarjo, “Ilmu Komunikasi dalam Perpektif Al-Qur’an”, Jurnal Inovasi, Vol. 8,

No. 1, Maret 2011, h. 113-124.

Page 37: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

20

bahwa ilmu komunikasi memiliki landasan yang kuat dalam Al-Qur’ân.

Melalui Al-Qur’ân sejatinya manusia diajak untuk berkomunikasi.

Sebagai makhluk sosial manusia memiliki peran strategis dalam

kehidupan sosial. Kehidupan sosial adalah bagian dari fitrah kemanusiaan.

Dalam membangun fitrah Al-Qur’ânmemberikan tuntunan kepada

manusia tentang komunikasi. Adapun gaya komunikasi Al-Qur’ân yang

ditemukan oleh Sumarjo dalam penelitian ini meliputi enam gaya

komunikasi, di antaranya (1) Qaulan Sadidan, (2) Qaulan Balighan, (3)

Qaulan Ma’rufan, (4) Qaulan Kariman, (5) Qaulan Layinan, dan (6)

Qaulan Maysura.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumarjo nampak sama dengan

penelitian yang penulis lakukan pada sisi komunikasinya, tetapi jika

ditelaah secara dalam sangat jauh berbeda, karena fokus kajian yang

dilakukan oleh Sumarjo lebih pada gaya komunikasi yang terdapat pada

ayat-ayat qaulan, sementara yang penulis lakukan pada sisi komunikasi

verbal dalam Al-Qur’ân dan korelasinya dengan pencegahan ujaran

kebencian.

Meskipun demikian, Penelitian yang disampaikan oleh Sumarjo

memberikan kontribusi kepada para pembaca agar berhati-hati dalam

menyampaikan pesan-pesan komunikasi dalam kehidupan sosial, seperti

tidak melakukan perkataan bohong dan menyakiti perasaan orang lain. Di

sisi lain Sumarjo ingin menegaskan, enam gaya komunikasi yang ada di

dalam Al-Qur’ân patut dijadikan pegangan oleh umat Islam dalam

melakukan pergaulan/komunikasi sehari-hari kepada setiap lawan bicara.

Kedua, Kusnadi dalam karya yang berjudul Komunikasi dalam

Al-Qur’ân: Studi Analisis Komunikasi Interpersonal pada Kisah

Page 38: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

21

Ibrahim.32 Pada karya ini Kusnadi menjelaskan bahwa komunikasi

dibutuhkan untuk menjalin hubungan harmonis antarmanusia. Tanpanya,

kerentanan dalam berinteraksi antarindividu akan mudah muncul.

Sehingga konflik akibat komunikasi menjadi tidak terhindari yang

mengakibatkan keretakan hubungan antarindividu dengan individu yang

lain.

Menurut Kusnadi Komunikasi dalam Al-Qur’ân dapat dilihat

dari penyajiannya tentang kisah-kisah, salah satunya adalah pada kisah

Ibrahim as. Penyajian kisah-kisah dalam Al-Qur’ân dimaksudkan agar

manusia belajar dan mengambil petunjuk darinya, sehingga dari petunjuk

itu manusia dapat menjadi terarah untuk patuh kepada aturan-aturan yang

disampaikan dalam Al-Qur’an. Di sisi lain, setiap kisah-kisah yang

terdapat dalam Al-Qur’ân dimaksudkan agar manusia bisa mengambil

hikmah darinya, sehingga Al-Qur’ân benar-benar menjadi petunjuk dalam

kehidupan.

Di sisi lain Kusnadi mengatakan, meskipun Al-Qur’ân tidak

spesifik membahas masalah komunikasi, namun terdapat beberapa ayat

yang mengulas secara umum tentang prinsip-prinsip komunikasi. Menurut

penulis, ada kata-kata dalam Al-Qur’ân yang diasumsikan sebagai

penjelasan mengenai komunikasi, yaitu bayân (QS. al-Rahman [55]: 1-4),

dan al-qaul, seperti Qaulan sadīdan yang artinya komunikasi yang tegas

(QS. al-Nisā’ [4]: 9, 70), Qaulan bālighan yang artinya komunikasi yang

penuh makna (QS. an-Nisa [4]: 63), Qaulan mansyūran yang artinya

komunikasi yang mudah (QS. al-Isrā’ [17]: 28), Qaulan Layyinan yang

artinya komunikasi yang lemah lembut (QS. Tāha [20]: 44), Qaulan

Karīman yang artinya komunikasi yang mulia (QS. al-Isrā’ [17]: 23),

32Kusnadi, “Komunikasi dalam Al-Qur’an: Studi Analisis Komunikasi

Interpersonal pada Kisah Ibrahim”…, h. 267-284.

Page 39: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

22

Qaulan Tsaqiila yang artinya komunikasi yang berpengaruh (QS. Al-

Muzammil [73]: 5), dan Qaulan Ma’rūfan yang artinya komunikasi yang

penuh dengan nilai kebaikan (QS. al-Nisā’ [4]: 5).

Kajian komunikasi interpersonal yang diulas pada kisah Ibrahim

as. yang telaah oleh Kusnadi memberi kontribusi dalam membangun

paradigma pembaca tentang pentingnya sebuah komunikasi interpersonal

pada kisah dalam Al-Qur’ân (Ibrahim as.). Di mana dalam komunikasi

semacam ini Ibrahim as. melakukan dialog kepada Ismail as. (anaknya)

perihal mimpi yang datang kepadanya, yaitu berupa perintah Allah untuk

menyembelih anaknya. Artinya, setiap orang tua yang hendak melakukan

sesuatu kepada anak mesti didialogkan terlebih dulu. Sehingga

melahirkan pemahaman yang sama.

Penelitian yang Kusnadi lakukan terlihat nampak sama seperti

yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama mengkaji dan menelaah

komunikasi dalam Al-Qur’ân, namun berbeda dalam sisi kajiannya.

Kajian yang Kusnadi lakukan lebih difokuskan kepada komukasi Al-

Qur’ân dalam kisah Ibrahim as. dengan mengedepankan sisi komunikasi

interpersonal. Sementara penelitian yang penulis lakukan lebih mengkaji

secara dalam prinsip-prinsip komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân dan

korelasinya dengan pencegahan ujaran kebencian.

Ketiga, Ali Nurdin dalam penelitian berjudul, Akar Komunikasi

dalam Al-Qur’an: Studi Tematik Dimensi Komunikasi dalam Al-Qur’an.33

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa akar komunikasi intrapersonal

dalam Al-Qur’ân menempatkan pikiran sebagai pusat kontrol bagi jiwa

untuk memberikan rangsangan kepada indera penglihatan dan

pendengaran sehingga melahirkan pikiran. Sementara itu, akar

33 Ali Nurdin, “Akar Komunikasi dalam Al-Qur’ân: Studi Tematik Dimensi

Komunikasi dalam Al-Qur’an”, dalam Jurnal Kajian Komunikasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2014,

h. 12-26.

Page 40: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

23

komunikasi interpersonal di dalam Al-Qur’ân lebih didasarkan pada etika

komunikasi atau bagaimana berbicara dengan orang lain secara bijaksana.

Ini didasarkan pada prinsip qaulan sadidan, qaulan balighan, qaulan

maysuran, qaulan layyinan, qaulan Kariman, qaulan ma’rufan.

Ali Nurdin pun menemukan, akar komunikasi massa di Al-

Qur’ân menempatkan dirinya sebagai pusat informasi/berita yang

memiliki kebenaran mutlak. Al-Qur’ân memberikan pedoman bagi

manusia dalam memberikan informasi/berita kepada orang lain yang

disertai dengan kejujuran, keadilan, akurasi, dan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam konteks ini, Al-Qur’ân memberikan

himbauan agar masyarakat berhati-hati (tidak mudah percaya) dalam

menerima informasi atau berita yang kebenarannya masih belum jelas dan

tidak dapat dipertanggungjawabkan. Akar komunikasi antarbudaya dalam

Al-Qur’ân dimulai dari sifat manusia diciptakan di dunia untuk mengenal

satu sama lain (komunikasi) dengan keragaman latar belakang agama,

etnis, bangsa, jenis kelamin dan sebagainya. Sedangkan, Akar komunikasi

organisasi dalam Al-Qur’ân memerintahkan beberapa orang untuk

membentuk suatu organisasi atau lembaga untuk mengoptimalkan upaya

amar ma’ruf dan nahi munkar, memerintahkan kebaikan dan mencegah

keburukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ali Nurdin, setidaknya dapat

memberikan gambaran tentang berbagai akar komunikasi dalam Al-

Qur’an, meliputi komunikasi intrapersonal, interpersonal, massa,

antarbudaya dan komunikasi dalam membentuk organisasi. Gambaran

komunikasi-komunikasi tersebut dapat dijadikan pedoman bagi siapa pun

yang ingin mempraktikkan komunikasi dalam kehidupan. Jika menelaah

penelitian yang dilakukan Ali Nurdin persamaan dengan penelitian yang

penulis lakukan terletak pada kajiannya dalam menelaah komunikasi

Page 41: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

24

dalam Al-Qur’an, tetapi berbeda pada jenis komunikasinya, di mana

penulis lebih menitikberatkan pada kajian komunikasi dengan merujuk

ayat-ayat komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân dan korelasinya dengan

pencegahan ujaran kebencian.

Keempat, Muslimah dalam karyanya, Etika Komunikasi dalam

Perspektif Islam.34 Dalam karya ini Muslimah menyampaikan bahwa

komunikasi Islam merupakan komunikasi yang berisi pesan-pesan dari

ajaran Islam. Pesan-pesan itu dibalut dalam bentuk penyampaian nilai-

nilai keislaman, sehingga orang-orang yang mendengar pesan-pesan

berupa nilai-nilai keislaman dapat tergugah untuk mengikuti ajaran Islam.

Agar pesan-pesan dalam komunikasi Islam dapat menggugah para

pendengarnya, maka setiap komunikasi yang disampaikan mesti

diutarakan secara jelas, tidak mengandung ancaman, tetapi mesti

disampaikan secara etis, yaitu dengan menggunakan bahasa yang sopan,

tidak marah-marah dan disesuaikan dengan norma atau kondisi

masyarakat.

Lebih lanjut Muslimah mengatakan komunikasi yang memiliki

nilai etis dan memiliki nilai-nilai islami dapat mudah diterima oleh

masyarakat daripada yang mengesampingkan nilai etis. Dengan demikian,

setiap komunikasi yang disampaikan kepada masyarakat hendaknya selalu

mengedepankan etika. Karena komunikasi tanpa landasan etika akan

membuat pendengarnya menjaga jarak dari komunikasi yang disampaikan

oleh komunikator. Tanpa adanya etika komunikasi yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan akan menjadi tidak etis.

Penelitian yang dilakukan Muslimah memberikan solusi bagi

setiap orang yang hendak melakukan komunikasi kepada khalayak agar

dalam melakukannya selalu mengedepankan etika. Siapa pun orang yang

34Muslimah, “Etika Komunikasi dalam Perspektif Islam”…, h. 115-125.

Page 42: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

25

mengedepankan etika dalam berkomunikasi akan dapat menjaga diri dari

berbagai perkataan-perkataan tidak baik atau tidak sopan kepada lawan

bicara. Di lain pihak, seseorang yang mengedepankan etika dalam

berkomunikasi memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga perasaan

lawan bicara.

Bila dilihat persamaan penelitian Muslimah dengan penelitian

yang penulis lakukan terletak pada kajian tentang komunikasinya.

Meskipun, bahasa judul yang digunakannya etika komunikasi dalam

perspektif Islam, tetapi memiliki arah yang sama dengan yang penulis

lakukan. Walaupun demikian, penelitian yang penulis lakukan berbeda

jauh dengan penelitian yang pernah dikaji oleh Muslimah. Karena

penelitian yang penulis lakukan tidak hanya memfokuskan pada etika

komunikasi tetapi mengkaitkannya pula dengan ujaran kebencian.

Kelima, Yan Hendra dalam karya berjudul Pengaruh

Komunikasi Keluarga, Guru Pendidikan Agama Islam dan Teman Sebaya

terhadap Etika Komunikasi Islam Siswa Sekolah Menengah Pertama di

Kota Medan.35 Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji masalah etika

komuniasi dalam Islam dan berpusat pada model komunikasi anak di

dalam keseharian. Dalam penelitian ini ditegaskan bahwa komunikasi

anak sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dibangun dalam keluarga,

lembaga pendidikan/sekolah dan masyarakat ataupun teman sebaya. Jika

komunikasi dalam lingkungan itu baik, maka komunikasi anak akan

menjadi baik.

Penelitian yang dilakukan Yan Hendra menunjukkan jika

komunikasi dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (teman

sebaya) sangat berpengaruh bagi pola dan perkembangan komunikasi bagi

35Yan Hendra, “Pengaruh Komunikasi Keluarga Guru Pendidikan Agama Islam dan

Teman Sebaya terhadap Etika Komunikasi Islam Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota

Medan”, Disertasi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2017).

Page 43: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

26

setiap anak. Adapun porsi pengaruhnya di antara lingkungan-lingkungan

itu menempatkan komunikasi dalam keluarga memiliki peran yang besar,

setelahnya adalah komunikasi dalam lingkungan pendidikan dan terakhir

barulah komunikasi dengan teman sebaya. Tentu saja hal ini patut

diperhatikan oleh setiap keluarga muslim, karena ketika komunikasi

dalam keluarga tidak baik, maka out put komunikasi yang disampaikan

anak pun tidak baik. Begitu pun dengan lembaga pendidikan sekolah.

Penelitian yang dilakukan Yan Hendra sekilas sama dengan

penelitian yang penulis lakukan, karena sama-sama mengkaji konsep

komunikasi dalam Islam. Namun jika ditelisik secara dalam terlihat sangat

berbeda. Perbedaannya terletak pada fokus komunikasinya. Penelitian

yang dilakukan Yan Hendra terfokus pada komunikasi keluarga, guru

pendidikan agama Islam dan teman sebaya. Sementara penelitian yang

penulis lakukan lebih terfokus pada komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân

dengan menghubungkannya pencegahan ujaran kebencian yang sampai

saat ini ujaran tersebut masih sering terjadi dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Keenam, Syukur Kholil, Zainal Arifin dan Yasirul Amri dengan

judul penelitian Etika Komunikasi dalam Pengasuhan Santri Perspektif

Al-Qur’ân Surat Luqman Ayat 12-19: Studi di Pondok Pesantren Al-

Husna Deli Serdang.36 Penelitian mengkaji tentang etika komunikasi

dalam QS. Luqman ayat 12-19 dalam pengasuhan santri di Pondok

Pesantren al-Husna Deli Serdang. Dalam penelitian ini ditegaskan bahwa

etika komunikasi memiliki peran penting dalam mendidik santri untuk

berkata sopan kepada setiap santri lainnya dan para guru di Pesantren.

36Syukur Kholil, Zainal Arifin dan Yasirul Amri, “Etika Komunikasi dalam

Pengasuhan Santri Perspektif Al-Qur’ânSurat Luqman Ayat 12-19”, dalam Jurnal al-

Balagh, Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2017, h. 159-174.

Page 44: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

27

Tonggak penerapan etika komunikasi yang terdapat dalam QS.

Luqman ayat 12-19, terletak pada para pengajar di pondok pesantren.

Ternyata dalam penelitian ini ditemukan keteladanan untuk

berkomunikasi secara sopan, masih belum diaktualisasikan secara baik

oleh seluruh guru di pesantren. Yang menjadi penyebab hal ini terletak

pada kualitas SDM yang mengajar di pesantren tersebut, tidak semuanya

memiliki kemampuan komunikasi secara baik atau secara islami.

Meskipun demikian SDM yang semacam ini hanya sebagian kecil saja.

Artinya, hampir seluruh para pengajar di pesantren mampu menerapkan

etika komunikasi sesuai dengan QS. Luqman ayat 12-19.

Penelitian ini sangat berguna untuk menjadi pijakan bagi para

akademisi yang hendak mengkaji model komunikasi yang diajarkan di

pesantren. Karena, dalam penelitian ini ditemukan tidak selamanya etika

komunikasi islami yang diajarkan di pesantren mampu dipraktikkan

secara baik oleh para santri dan para pengajar di dalamnya. Dengan

melakukan penelitian lanjutan berkaitan dengan masalah etika komunikasi

di pesantren pasti akan lahir khazanah pemikiran yang lebih luas dari

kajian etika komunikasi di pesantren.

Ketujuh, Siti Zainab dalam karya berjudul Komunikasi Orangtua

Anak dalam Al-Qur’an: Studi terhadap QS. Ash-Shaffat ayat 100-102.37

Pada penelitian ini ditemukan dua hal; pertama, kandungan QS. ash-

Shaffat ayat 100-102 mengemukakan betapa pentingnya sebuah do‘a

dipanjatkan secara sungguh-sungguh oleh orangtua agar diberi anak yang

shaleh. Ketika dianugerahi seorang anak hendaklah dididik dengan baik

agar tumbuh menjadi anak yang shaleh. Dalam mendidik anak tentunya

banyak terdapat cobaan, masalah dan hambatan, selain penanaman agama

37Siti Zainab, “Komunikasi Orangtua Anak dalam Al-Qur’an: Studi terhadap QS.

Ash-Shaffat ayat 100-102”, dalam Jurnal Nalar, Vol. 1, No. 1, Juni 2017, h. 48-58.

Page 45: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

28

sejak dini kepada anak, cara lainnya dilakukan dengan menjalin

komunikasi yang baik antara orangtua dan anak.

Kedua, komunikasi orangtua dan anak yang dibangun antara

Nabi Ibrahim as. dengan Nabi Ismail as.pada QS. ash-Shaffat ayat 100-

102, berisi tentang membangun kebersamaan dan kepercayaan; menjalin

komunikasi yang baik melalui cara saling terbuka, melakukan

dialog/diskusi dengan rasa saling menghargai dan menghormati;

berempati dan saling mendukung, sehingga adanya kesamaan visi dalam

melihat persoalan yang pada akhirnya tercipta komunikasi yang efektif.

Kesamaan visi tersebut bersumber dari pemahaman agama yang benar

dan sama-sama berusaha melaksanakan dan mengikhlashkannya.

Pada penelitian ini Zainab menegaskan, komunikasi yang terjalin

baik antara orangtua dan anak, karena keduanya (baik sebagai

komunikator maupun komunikan) memiliki karakter yang kuat (iman

yang kuat, ilmu yang tinggi serta perilaku yang baik). Selain itu dalam

berkomunikasi dilakukan dengan pemilihan bahasa/ kata yang baik dan

menerapkan teknik komunikasi yang tepat dan benar. Sehingga pesan-

pesan dari komunikasi yang disampaikan tidak melukai perasaan

keduanya.

Penelitian yang dilakukan Siti Zainab, setidaknya dapat

memberikan arahan kepada orangtua untuk senantiasa berkomunikasi

secara baik kepada anak-anaknya, tidak memaksakan kehendak dan

melukai perasaannya. Pola hubungan orangtua dan anak sangat tergantung

dari komunikasi yang dibangun oleh keduanya. Jika komunikasi yang

dibangun baik, maka hubungannya akan baik, begitu pun sebaliknya.

Penelitian-penelitian di atas yang penulisan sajikan dalam

pembahasan penelitian terdahulu yang relevan, secara keseluruhan

mengkaji tentang komusikasi dalam Islam atau dalam Al-Qur’ân. Namun

Page 46: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

29

kajian-kajian tersebut tidak difokuskan pada pembahasan mengenai

komunikasi verbal dan korelasinya dengan pencegahan ujaran kebencian.

Dengan demikian, penelitian yang penulis lakukan dapat dikatakan bukan

sebuah pengulangan, justru keberadaannya bisa dikatakan sebagai kajian

lanjutan yang dapat memperkaya dan memperkuat khazanah keislaman,

khususnya dalam kajian komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân dan

korelasinya dengan pencegahan ujaran kebencian.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Disertasi ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu jenis

penelitian yang datanya digali secara mendalam dan telah disediakan

atau ditemukan oleh peneliti.38 Jenis penelitian ini menitikberatkan

pada kajian kepustakaan (library research), di mana dilakukan

dengan menginventarisasi data-data yang berkorelasi dengan masalah

yang dibahas, baik yang bersumber dari buku maupun sumber tertulis

lainnya, seperti makalah, artikel, jurnal ataupun laporan penelitian.39

2. Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data utama yang

dijadikan rujukan dari penulisan penelitian ini, karya Muhammad

Asad yang berjudul The Massage of Qur’ân, karya Wahbah Zuhaili,

Tafsir al-Wajîz dan karya M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah:

Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’ân serta Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 45 B. Dijadikannya karya-karya

38Nurul Zuriyah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Bandung: Bumi

Aksara, 2006), h. 107. 39Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Pustaka Setia, 2009), h. 140-141.

Page 47: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

30

tersebut sebagai sumber primer, karena karya-karya itu membahas,

mengkaji dan menafsirkan ayat-ayat komunikasi verbal dalam Al-

Qur’ân dan ujaran kebencian. Di sisi lain, karya-karya tersebut adalah

karya otoritatif yang pantas dijadikan bahan primer, sebab ditulis oleh

orang-orang yang ahli dibidang ilmu tafsir. Sementara itu,

dijadikannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 45 A ayat 1 dan 2 dan

Pasal 45 B sebagai bahan primer, karena di dalamnya terdapat aturan

hukum bagi para pelaku ujaran kebencian. Sedangkan data sekunder

adalah data-data pendukung atau data pelengkap yang dipakai untuk

mendukung data primer, baik berupa buku-buku, tulisan dalam jurnal

yang berbicara atau mengkaji tentang komunikasi dalam Al-Qur’ân.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan teknik dokumentatif yang dilakukan dengan cara:

a. Menginventarisasi permasalahan yang berkaitan dengan

komunikasi dalam Al-Qur’ân dan melakukan telaah atasnya serta

menyajikan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang berhubungan

dengan berbagai yang diteliti.

b. Menganalisis dan menelaah secara dalam data-data yang

dikumpulkan, dibaca dan diamati dengan menggunakan teknik

induktif. Digunakannya teknik induktif karena data-data

dijadikan pijakan awal dalam melakukan penelitian ini. Dalam

teknik ini data merupakan segalanya dalam melakukan

penelitian.40

40M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), h. 27.

Page 48: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

31

4. Metode Analisis Data

Metode analisis yang dipakai dalam penulisan disertasi ini,

meliputi:

a. Metode Tekstual Interpretatif. Metode ini adalah metode yang

digunakan untuk melihat Al-Qur’ân apa adanya, sesuai dengan

teks yang ada di dalamnya. Meskipun demikian interpretasi

terhadap teks tetap digunakan, karena berguna untuk membangun

dan mendialogkan konsep-konsep komunikasi yang ada dalam

Al-Qur’an. Untuk menelaah secara dalam metode ini, penulis

menekankan pada beberapa pola: pertama, Etik-Transendental

(Pemaknaan). Di sini, penulis mencoba menemukan makna yang

tersurat di dalam Al-Qur’ân, dan menelaah makna tersiratnya.

Dalam mencari makna yang tersirat, peneliti tidak melakukan

pemaksaan, tetapi melakukan upaya dalam mendekati ayat-ayat

Al-Qur’ân yang hendak dikaji, yaitu ayat-ayat yang membahas

komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân. Kedua, Reflektif-

Kontekstual. Dalam konteks ini peneliti berupaya untuk melihat

makna ayat secara dalam dan melakukan refleksi terhadap ayat

itu dan menghubungkan dengan ayat-ayat lainnya. Karena, setiap

ayat Al-Qur’ân pasti memiliki keterhubungan dengan ayat-ayat

lainnya, baik pada ayat sebelumnya maupun pada ayat

sesudahnya. Kemudian ayat-ayat yang dibahas dan ditelaah

tersebut dikontekstualisasikan dengan kondisi saat ini, sehingga

bahasan atau kajian ayat-ayat itu menjadi relevan dengan konteks

kekinian.41 Mengkontekstualisasikan ayat dengan kondisi saat ini

menjadi kunci dari pola reflektif-kontekstual dalam menelaah

41Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajahmada

University Press, 1985), h. 65.

Page 49: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

32

ayat-ayat Al-Qur’ân, dalam hal ini tentu ayat-ayat yang berbicara

tentang komunikasi verbal.

b. Metode deskriftif Inferensial. Metode ini digunakan untuk

mendiskripsikan/menjelaskan tentang segala hal yang berkaitan

dengan pokok permasalahan yang dibahas, dalam hal ini dengan

kajian ayat-ayat komunikasi verbal yang diteliti pada penelitian

ini.42 Artinya, metode ini tidak sekedar diperuntukan untuk

memberikan deskripsi atau gambaran tentang berbagai prinsip

komukasi verbal dalam Al-Qur’ân, namun memberikan pula jalan

keluar bagi permasalahan atau problematika komunikasi verbal

yang terjadi pada konteks saat ini sesuai dengan corak

perkembangannya. Dengan demikian, diharapkan kajian tentang

ayat-ayat komunikasi verbal dalam penelitian ini tergambar

dengan jelas dan merupakan jawaban atas problematika

komunikasi verbal yang terjadi dewasa ini.

G. Teknik dan Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dimulai dari Bab I yang menguraikan tentang

pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, permasalah terdiri

dari; identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah.

Kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan kegunaan penelitian, kajian

pustaka, metodologi penelitian, meliputi jenis penelitian, sumber data,

metode pengumpulan data, metode analisis data dan sistematika

penulisan.

Bab II dalam penelitian ini akan membahas mengenai diskursus

tentang komunikasi. Bagian ini terdiri atas penjabaran tentang pengertian

komunikasi, jenis-jenis komunikasi yang terdiri dari komunikasi verbal,

42Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1 (Yogyakarta: Fak Psikologi UGM, 1897),

h. 3.

Page 50: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

33

komunikasi non-verbal, komunikasi intrapersonal dan komunikasi

interpersonal. Pada bab ini dibahas pula peran komunikasi dalam

kehidupan. Diskursus komunikasi yang didiskusikan pada Bab II

merupakan jembatan awal sebelum mengkaji komunikasi verbal dalam

Al-Qur’ân, karena itu pembahasan yang disajikan berupa konsep-konsep

umum yang berkaitan dengan komunikasi. Dalam sebuah penelitian

konsep umum menjadi bagian penting untuk dibahas sebelum mengkaji

judul yang disajikan dalam penelitian secara dalam, termasuk dalam

mengkaji penelitian ini. Dengan membahas konsep umum mengenai

komunikasi dapat memudahkan pemahaman seseorang ketika membaca

konsep komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân yang ditelaah secara dalam

pada penelitian ini.

Pada Bab III penelitian ini akan dibahas tentang komunikasi verbal

dalam Al-Qur’ân. Pembahasan ini terdiri dari komunikasi verbal

baik/positif dalam Al-Qur’ân, komunikasi verbal tidak baik/Negatif

dalam Al-Qur’ân, model komunikasi verbal interpersonal dalam Al-

Qur’ân dan tujuan komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân. Bab ini dapat

dikatakan sebagai salah satu pembahasan inti dari penelitian ini, karena

pada bab ini gambaran tentang komunikasi verbal yang terdapat di dalam

Al-Qur’ân diuraikan secara seksama dengan memberikan penjelasan

menggunakan kerangka ilmu tafsir kepada ayat-ayat komunikasi verbal

yang dikaji pada pembahasan Bab ini, sehingga pemahaman akan ayat-

ayat yang dibahas/dikaji pada Bab ini menjadi lebih komprehensif.

Bab IV pun merupakan bab inti dari penelitian ini. Jika pada Bab III

pembahasannya difokuskan pada komunikasi verbal dalam Al-Qur’ân, di

Bab IV pembahasannya dihubungkan dengan kajian terhadap ujaran

kebencian dengan merujuk kepada Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Page 51: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

34

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Pembahasan pada Bab ini

meliputi, komunikasi verbal dalam masyarakat multikultural, hasad dan

ujaran kebencian, larangan dan anjuran Al-Qur’ân menanggulangi ujaran

kebencian, komunikasi Verbal dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Sanksi Al-Qur’ân dan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik terhadap Ujaran Kebencian, dan dampak sosial komunikasi

verbal bersifat ujaran kebencian bagi masyarakat Indonesia.

Bab V dari penelitian ini merupakan bab penutup yang berisi

kesimpulan dan saran-saran.

Page 52: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

277

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kajian tentang komunikasi verbal dan korelasinya dengan

penanggulangan ujaran kebencian dalam penelitian ini memberikan

gambaran tentang pentingnya komunikasi verbal yang disampaikan

secara baik dalam kehidupan. Komunikasi verbal semacam ini dapat

menjauhkan seseorang/individu dari berbagai ujaran kebencian. Dari

kajian penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran Al-Qur’an tentang komunikasi verbal terbagi menjadi

dua, yaitu komunikasi verbal bersifat baik/positif dan komunikasi

verbal bersifat tidak baik/negatif. Yang dimaksudkan dengan

komunikasi verbal bersifat tidak baik/negatif dalam Al-Qur’an

adalah berupa kata-kata hinaan yang ditujukan kepada para utusan

Allah SWT, meliputi majnûn, sahîrun, kâhin, dan ifkun.

2. Sanksi yang diberikan Al-Qur’an kepada orang/kelompok yang

melakukan ujaran kebencian tidak diberikan secara langsung di

dunia, tetapi Al-Qur’an sangat mengecam setiap komunikasi

verbal mengandung ujaran kebencian. Sedangkan dalam Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, sanksinya ada pada Pasal 45 A Ayat 1 dan 2 dan Pasal

45 B. Pada Pasal 45 A Ayat (1) disebutkan setiap Orang yang

dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan

menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam

Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat

(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun

Page 53: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

278

dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah). Sedangkan di Pasal 45 A Ayat (2) ditegaskan setiap orang

yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang

ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan

individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas

suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara

paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Adapun pasa Pasal 45 B

disebutkan setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak

mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang

ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29

dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima

puluh juta rupiah).

3. Dampak sosial dari komunikasi bersifat ujaran kebencian adalah

permusuhan, hilangnya kegotongroyongan dan perpecahan.

B. Rekomendasi

Adapun saran-saran yang dapat direkomendasikan dari penelitian ini

adalah:

1. Komunikasi verbal yang mengandung ujaran kebencian adalah

komunikasi yang dilarang oleh Al-Qur’an. Karena itu, setiap

orang/kelompok dilarang untuk melakukan komunikasi tersebut.

Maka, sudah semestinya setiap muslim yang hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meninggalkan

komunikasi verbal yang mengandung ujaran kebencian.

Page 54: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

279

2. Kajian tentang komunikasi verbal dan korelasinya dengan

penanggulangan ujaran kebencian merupakan kajian yang

menarik untuk ditindaklanjuti bagi para peneliti-peneliti

berikutnya dengan memberikan sudut pandang yang berbeda,

karena kajian mengenai hal ini dapat memberikan kontribusi

positif bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan adanya kajian lanjutan yang ditelaah oleh peneliti lainnya

dari sudut pandang yang berbeda, penelitian mengenai hal ini

dapat menjadi lebih kaya dan bermanfaat bagi banyak orang.

Page 55: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

280

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Majiduddin Abu Tahir Muhammad bin Ya‘qub al-Fairuz, al-Qamus

al-Muhit, Libanon: Mu’assasah al-Risalah, 2005.

Abdullah, “Multikulturalisme”, Kompas, 16 Maret 2006.

Abdullah, M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Persfektif Al-Qur’ân, Jakarta:

Amzah, 2007.

Abidin, Djamalul, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Jakarta: Gema Insani

Press, 1996.

Abidin, Zainal, dan Khairudin, Fiddian, “Penafsiran Ayat-ayat Amanah dalam

Al-Qur’ân”, dalam Jurnal Syahadah, Vol. V, No. 5, Oktober 2017.

Abu al-Fidâ, Ismail bin Amr bin Katsir al-Dimasyqi, Tafsir Al-Qur’ân al-

Azhîm, Beirut: Dar al-Fikr, 1412/1992.

Abu Ja’far Bin Jarir at-Thabari, Jamî’ al-Bayan fî Ta’wîli Ayyil Qur’ân,

Beirut: Darul Fikr, 1988.

Abu Ja’far, Muhammad bin Yazid bin Jarir bin Khalid at-Thabari, Tafsir al-

Qurtubî, Beirut: Dar al-Fikr, 1984.

al-Adawi, Abu Abdullah Mushthafa, Bahaya Dengki, terj. Kamran As’ad

Irsyadi, Jakarta: Amzah, 2013.

Afifudin dan Saebani, Beni Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Ahmad, M. M., Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian, Jakarta:

Neratjapress, 2012.

Amin, M. Ali Syamsudin, “Komunikasi Sebagai Penyebab dan Solusi Konflik

Sosial”, Jurnal Common, Vol. 1, No. 2, Desember 2017.

Aminullah, Akhirul, dkk, “Model Komunikasi, Sifat Arogansi dan Etika

Komunikasi Pemerintah Menuju Pelayanan Publik Prima”, Jurnal

Ilmu Komunikasi, Vol. 12, No. 2, Mei-Agustus 2014.

Page 56: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

281

al-Ammazi, Abû Saud, Irsyâd al-‘Aql as-Salîm ilâ Mazâya al-Kitâb al-Karîm,

Beirut: Dâr alTurats al-Islamî, t.th.

Anam, M. Choirul, dan Hafiz, Muhammad, “Surat Edaran Kapolri tentang

Penanganan Ujaran Kebencian dalam Kerangka Hak Asasi Manusia”,

dalam Jurnal Keamanan Nasional, Vol. 1, No. 3, 2015.

Andi Abdul Muis, Komunikasi Islami, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya,

2001.

Arafah, Kurnia, “Rhetorical Analysis of Hate Speech: Case Study of Hate

Speech Related to Ahok’s Religion Blasphemy Case”, Jurnal

Komunikasi, Vol. 11 (1), Juni 2018.

Arifin, Bey, Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’ân, Bandung: Al-Ma’arif, 1996.

Arkoun, Mohammed, Berbagai pembacaan al-Qur’ân, Jakarta: INIS, 1997.

Arnold, T. W., The Preiching of Islam, Lahore: Ashraf Printing Press, 1979.

Haikal, Muhammad Husen, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: PT.

Pustaka Litera Antar Nusa, 2000.

Asad, Muhammad, The Massage of the Quran, Bandung: Mizan, 2017.

Asfahani, al-Ragib, al-Mufradât fi Gharîb Al-Qur’ân, Beirut: Dar al-Qalam,

1991. al-

Asphianto, Aan, “Ujaran Kebencian dalam Sudut Pandang Hukum Positif dan

Islam”, dalam Ar-Risalah: Forum Kajian Hukum dan Sosial

Kemasyarakatan, Vol. 17, No. 1, Juni 2017.

Asqalani, Ibn Hajar Fath al-Barî, Beirut: Dar al-Fikr, 1444 H. al-

Asur, Muhammad Thohir bin, al-Tahrîr wa al-Tanwîr min al-Tafsîr,

Maktabah Syamilah: Mauqi al-Tafasir, t.th.

Asy’arie, M., Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’ân,

Yogyakarta: LSIF, 1992.

al-Attas, M. al-Naquib Konsep Pendidikan dalam Islam, Bandung: Mizan,

1996.

Page 57: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

282

Aunillah, Nurla Isna, Membaca Tanda-Tanda Orang Berbohong, Yogyakarta:

Laksana, 2011.

AW., Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Azhar, Muhammad, “Epistemologi Islam Kontemporer Sebagai Basis Fikih

Kebinekaan”, Fikih Kebinekaan, Bandung: Mizan Pustaka, 2015.

Aziz, Abdul, “Tindak Pidana Penyebaran Informasi Yang Menimbulkan Rasa

Kebencian atau Permusuhan Melalui Internet di Indonesia: Kajian

Terhadap Pasal 28 Ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 2008 Juncto Pasal

45 (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik”, dalam Jurnal Pakuan Law Review, Vol. 1, No. 2, Juli-

Desember 2015.

Aziz, Amin dan Saeful, Achmad, Istighfar Transformatif, Jakarta: Pinbuk

Press, 2008.

Aziz, M. Amin, Kedahsyatan al-Fatihah, Semarang: Pustaka Nuun, 2008.

____________, The Power of al-Fâtihah, Jakarta: Yayasan DFQ, 2003.

Aziz, Moh Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media Group, 2012.

al-Baghâwi, Ibn al-Farra’, Tafsîr Ma’âlim at-Tanzîl fî Tafsîr Al-Qur’ân,

Beirut: Dâr Ihyâ’ atTurâts al-‘Arabiy, 2000.

Bakir, Moh., “Solusi Al-Qur’an Terhadap Ujaran Kebencian: Pendekatan

Maṣhlaḥah Najmuddin al-Ṭufi, al-Fanar: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir, Vol. 2, No. 1, 2019.

Bali, Wahid Abdus Salam, 40 Dosa Lisan Perusak Iman, Solo: al-Qowan,

2005.

al-Bâqiy, Muhammad Fu’ad Abd, Mu’jam al-Mufahras li Alfâzi al-Qur’ân al-

Karîm, Beirut: Dâr al-Hadits, 2007.

Biqa’i, Ibrahim bin ‘Umar, Nazmu al-Durâr fî Tanâsubi al-Âyât wa al-Suwâr,

t.tp: Mawqi’u al-Tafasir, t.th.

Budiharjo, “Konsep Dakwah dalam Islam” dalam Jurnal Suhuf, Vol. 19, No.

2, Nopember 2007.

Page 58: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

283

Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2010.

Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan, Sirah Nabawiyah, Jakarta: Robbani

Press, 2008. al-

al-Buruswi, Ismail H., Terjemah Tafsir Ruhul Bayan, Bandung: Diponegoro,

1996.

Buya Hamka, Tafsir al-Azhâr, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

Carter, A. S., Gowman, M. J. Briggs and Ornstein, N., “Assessment of Young

Children’s Social Emotional Development and Psychopathology:

Recent Advances and Recom Mendations for Practice”, Journal of

Child Psychology and Psychiatry, 45 (1), 2004.

Chaney, Lillian H., and Martin, Jeanette S., Intercultural Business

Communication, New Jersey: Pearson Education, Inc, Upper Saddle

River, 2014.

Chaudhry, Rashid Ahmas,”Hazrat Nuh: Peace Be Upon Him,” UK: Islam

International Publications Limited, 2005.

D., Matsumoto, “Mental Disorder” dalam The Cambridge Dictionary of

Psychology, London: Cambridge University Press, 2009.

Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 2003.

Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta: PT

Indeks, 2008.

Darajat, Zakiyah Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1999.

Daryanto, Mamahami Kerja Internet, Bandung: Rama Widya, 2004.

Delgado, Richard, and Stefancic, Jean, Critical Race Theory: An Introduction,

New York: NYU Press, 2001.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

Page 59: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

284

Devito, Joseph A., Humam Communication The Basic Course, New York:

Pearson Education Limited, 2015.

_______________, Komunikasi Antarmanusia, Yogyakarta: Karisma

Publishing, 2011.

_______________, The Interpersonal Communication Book, 13th Edition,

NYC: Longman, 2012.

al-Din, Muhammad al-Razi Fakhr, Tafsir Al-Fakhr Al-Râzî, Beirut: Dar al-

Fikr, 1981.

Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orangtua dan Anak dalam

Keluarga, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Ducharme, J., Doyle, A.B, and Markiewicz, D., “Attachment Security with

Mother and Father: Association with Adolescents’ Reports of

Interpersonal Behavior with Parents and Peers”, Journal of Social and

Personal Relationships, 19, 2002.

Efendi, “Historisitas Kisah Fir’aun dalam Al-Qur’ân”, Jurnal Adyan, Vol. 13,

No. 1, Januari-Juni 2018.

Efendi, Onong Uchyana, Dinamika Komunikasi, Bandung :Rosda Karya,

2004.

____________________, Dimensi-dimensi Komunikasi, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004.

____________________, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 1993.

____________________, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT

Rosdakarya, 2002.

Elfanany, Burhan, Rahasia Dahsyat di Balik Keajaiban Sabar, Syukur dan

Shalat, Yogyakarta: Pinang Merah Publisher, 2013.

Ember, Carol R., and Ember, Melvin, Anthropology, New Jersey: Prentice

Hall, 1990.

Page 60: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

285

Engineer, Asghar Ali, Islam dan Theologi Pembebasan, terj. Agung

Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.

Fadjar, A. Malik, Holistika Pemikiran Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2005.

Fairclough, Norman, Critical Discourse Analysis: The Critical Study of

Language, Harlow Essex: Longman Group Limited, 1995.

al-Fairuzzabadi, Majd al-Din Muhammad, Bashar Zawi al-Tamyiz fi Lataif al-

Kitab al-Aziz, Kairo: al-Majlis al-Majlis al-‘Ala li Syu’un al-

Islamiyyah, 2000.

al-Fâkihi, Akhbâr Makkat fî Qadîm ad-Dahr wa Hadîts, Beirut: Dâr Hudhar,

1414 H.

Faris, al-Husayn Ahmad ibn, Mu’jam al-Maqayis fi al-Lughah, Beirut: Dar al-

Fikr li al-Thiba’ah wa al-Nasyr wa al-Tawzi’, 1994.

al-Faruqi, Isma`il Raji, Tauhid, terj. Rahmani Astuti, Bandung: Pustaka, 1995.

Fauzan, Salih Bin, I’ânah al-Mustafid bi Syarhi Kitâb al-Tauhîd, Beirut:

Mu’assasah al-Risalah, 2002.

Flouri, E., Fathering and Child Outcomes, West Sussex, England: John Wiley

& Sons Ltd, 2005.

Fowler, Roger, "Power", dalam Teun A. Van Dijk, T. (ed.), Handbook of

Discourse Analysis: Discourse Analysis in Society (London: Academic

Press, 1985.

Fuady, Muhammad E., “Dilema Moral: Kepalsuan dan Keteladan Komunikasi

Politik di Indonesia”, dalam Jurnal Mediator, Vol. 7, No. 2, Desember

2006.

Fuady, Munir, Sosiologi Hukum Kontemporer, Interaksi Kekeuasaan, Hukum,

dan Masyarakat, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2007.

Gelber, Katharine, Speaking Back, Free Speak versus Hate Speech Debat,

Amsterdam: John Benjamins Publishing Company, 2002.

Page 61: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

286

Ghafur, Wahono Abdul, Menyikap Rahasia Al-Qur’an, Yogyakarta: eLSAQ

Press, 2009.

Ghazali, Abu Hamid, Ihyâ’ Ulûmuddîn, Beirut: Dar al-Ma’rifah, t.th. al-

Ghazali, Muhammad, Berdialog Dengan Al-Quran: Memahami Pesan Suci

dalam Kehidupan Masa Kini, Bandung: Mizan, 1999. al-

Gudykunst and Kim, Communicating with Strangers, Canada: Beverly

Hill:Sage Publications, 1994.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 1, Yogyakarta: Fak Psikologi UGM,

1897.

Hafidhuddin, Didin, Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press, 2003.

Hafiz, Afareez Abd. Razal, Misteri Fir’aun Musuh Para Nabi, Jakarta:

Zaytuna, 2012. al-

Hafiz, Afareez Abdul Razak, Misteri Fir’aun Musuh Para Nabi, Jakarta:

Zaytuna, 2012. al-

Hamka, Buya, Tafsir al-Azhâr, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000.

Hamka, Prinsip dan Kebijakan Dakwah Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas,

1981.

Hardiana, Dadan, Hadi, Abdul, dan Arifai, Mukhamad Khotib, “Sosialisasi

UU ITE dalam Mempersiapkan Siswa SMK Cyber Media Memasuki

Lingkungan Kampus”, Journal of Community Services in Humanities

and Social Sciences, Vol. 1, No. 2 September 2019.

Hardiyanti, Fitri, dkk, “Nilai-nilai Akhlak dalam Komunikasi Edukatif Ayah

Anak Di dalam Al-Qur’ân”, dalam Jurnal Tarbawy, Vol. 2, No. 2,

2015.

Hardjana, Agus M., Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal,

Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Harmaini, “Keberadaan Orangtua Bersama Anak”, dalam Jurnal Psikologi,

Vol. 9, No. 2, Desember 2013.

Page 62: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

287

Haryadi, Hedi dan Silvana, Hana, “Komunikasi Antarbudaya dalam

Masyarakat Multikultural: Studi Tentang Adaptasi Masyarakat Migran

Sunda di Desa Imigrasi Permu Kecamatan Kepahiang Provinsi

Bengkulu”, dalam Jurnal Kajian Komunikasi, Vol. 1, No. 1, Juni 2013.

Hasan, Ghalib, Madâkhil Jadîdah li al-Tafsîr, Beirut: Dâr al-Hâadî, 2003.

Hayyan, Muhammad ibn Yusuf ibn Ali Imam, Min al-Tafsir Kabîr al-

Musammâ bil Bahrul Muhît, Beirut: Dâr Ihya‟ al Turats al Arabi, 1411

H.

Hendra, Yan, “Pengaruh Komunikasi Keluarga Guru Pendidikan Agama

Islam dan Teman Sebaya terhadap Etika Komunikasi Islam Siswa

Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan”, Disertasi, Medan: UIN

Sumatera Utara, 2017.

al-Hilali, Salim Bin ‘Ied, Ensiklopedia Larangan Menurut Al-Qur’ân dan

Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari, Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2005.

Hindess, Barry, Discourses of Power: From Hobbes to Foucault, Oxford:

Blackwell Publishers Ltd, 1996.

Horby, AS., Oxford Advanced Leaners Dictionary of Current English,

Oxford: Oxford University, 1987.

HS., Fachrudin, Ensiklopedia al-Qur`an, Jakarta: PT. Melton Putra, 1992.

Shihab, Muhammad Quraish, Ensiklopedia al-Qur`an Kajian

Kosakata, Jakarta: Lentera Hati, 2007.

http://quran.bblm.go.id, diakses 13 September 2020.

http://www.transaction-2007.com/konflik-konflik-sara-yang-ada-di-

indonesia/, diakses 11 September 2020.

https://news.detik.com/berita/d-3496149/hakim-ahok-merendahkan-surat-al-

maidah-51, diakses 19 September 2020.

https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/لسان/, diakses 25 November 2020.

Humaid, Shalih bin Abdullah bin, al-Mukhtashâr fi al-Tafsîr, Saudi Arabia:

Markaz Tafsir fi al-Dirasah Al-Qur’ân, 2014.

Page 63: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

288

Hybels, Saudra, & Weaver, Richard, Communicating Effectively, America:

McGraw-Hill, 2007.

Ichwan, Nor, Memahami Bahasa al-Qur’ân, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002.

Ikhsan, M. Alifudin, “Nilai-nilai Cinta Tanah Air dalam Perspektif Al-

Qur’an”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Vol. 2, No. 2, Desember 2017.

Imani, Allamah Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur’an: Sebuah Tafsir Sederhana

Menuju Cahaya Al-Qur’ân, Jakarta: al-Huda, 2003.

Irfan, M. Nurul, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Amzah, 2016.

Iryani, Eva, dan Tersta, Friscilla Wulan, “Ukhuwah Islamiyah dan Perananan

Masyarakat Islam dalam Mewujudkan Perdamaian: Studi Literatur”,

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19, (2), Juli 2019.

al-Ishfahani, al-Raghib, Mu’jam Mufradat al-Fâzh al-Qur`an, Beirut: Dar al-

Fikr, t.th.

Iskandari, Ibn ‘Ata‘illah, Miftah al-Fallâh wa al-Mishbah al-Arwâh, Mesir:

Matba‘ah Mustafa al-Babiy al-Halabi, 1381 H. al-

Ismail, Faisal, Republik Bhineka Tunggal Ika: Mengurai Isu-Isu Konflik,

Multikulturalisme, Agama dan Sosial Budaya, Jakarta: Puslitbang

Kehidupan Beragama, 2012.

al-Ja‘fi, Muhammad bin Isma‘il Abu ‘Abdillah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,

Beirut: Dâr Ibnu Kastir, 1407/1987.

Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Saleh, Jakarta: Srigunting, 2002.

Jamarah, Suryan A., “Ikhtilaf dan Etika Perbedaan dalam Islam” dalam Jurnal

Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama, Vol. 6, No. 2, Juli-

Desember 2014.

James L., Garnet, “Effective Communications in Government”, dalam James

L. Perry (ed.), Handbook of Public Administration (San Francisco:

Jossey-Bass Publishers, 1989.

Page 64: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

289

al-Jauzi, Ibnu Qoyyim, Madârij as-Sâlikîn Baina Manâzil Iyyâka Na’budu wa

Iyyâka Nasta’în, Kairo: Maktabah as-Salafiyah, 1972.

__________________, Badâi’ al-Fawâid, Beirut: Dār al-Kutub al-Arabi, t.th.

Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, Syarah 'Aqîdah Ahlus Sunnah wal Jamâ'ah,

Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi'i, 2006.

Juditha, Cristiany, “Interaksi Komunikasi Hoak di Media Sosial serta

Antisipasinya”, Jurnal Pekommas, Vol. 3, No. 1, April 2018, h. 32.

Jurdi, Syarifuddin, Islam dan Ilmu Sosial Indonesia, Yogyakarta: LABSOS

UIN Sunan Kalijaga, 2011.

Kartanegara, Mulyadi, Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta: Erlangga, 2006.

Karzon, Anas Ahmad, Tazkiyatun Nafs, Jakarta Timur: Akbar Media Eka

Sarana, 2010.

Kato, K., Kuntz, M. Ishii, Makino, K., and Tsuchiya, M., “The Impact of

Paternal Involvement and Maternal Childcare Anxiety on Sociability

of Three Year Olds: Two Cohort Comparisons”, Japanese Journal of

Developmental Psychology, 13 (1), 2002.

Katsir, Ibn, Tafsir al-Qur`ân al-‘Azîm, t.tp: Muassasah Qurtubah, 2000.

Kementrian Agama RI, Al-Qur’ân dan Tafsirnya, PT.Sitra Effhar; Semarang,

1993.

Khalim, Samidi, Tauhid Benteng Moral Umat Beriman, Semarang: Robar

Bersama, 2011.

Khasanah, N., “Pengejawantahan Nilai-nilai dalam Pengembangan Budaya

Gotong Royong Di Era Digital, Jurnal Edukasi, Vol. 1, No. 1, 2013.

Khasinah, Siti, “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat”,

Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. 13, No. 2, Februari 2019.

Kholil, Syukur, “Komunikasi dalam Perspektif Islam” dalam Hasan Asari &

Amroeni Drajat (ed), Antologi Kajian Islam, Bandung: CitaPustaka

Media, 2004.

Page 65: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

290

Kholil, Syukur, Arifin, Zainal, dan Amri, Yasirul, “Etika Komunikasi dalam

Pengasuhan Santri Perspektif Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 12-19”,

dalam Jurnal al-Balagh, Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2017.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Buku Saku Penanganan Ujaran

Kebencian (Hate Speech), Jakarta: Komnas HAM, 2015.

Kriyanto, Rachmat, Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi: Filsafat Etika

Ilmunya Serta Persfektif Islam, Jakarta: Kencana, 2019.

Kumais, Muhammad bin ‘Abd al-Rahman, Zikir Bersama: Bid’ah atau

Sunnah, terj. Abu Harkan, Solo: al-Tibyan, t.th. al-

Kurniawan, Dian Cahyo, Nababan, Mangatur Rudolf, dan Santosa, Riyadi,

“Karakter Persona dalam Surat Thaha tentang Kisah Nabi Musa AS.

dengan Pendekatan Endofora”, dalam Kembara: Jurnal Keilmuan

Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, Vol. 4, No. 2, 2018.

Kusnadi, “Komunikasi dalam Al-Qur’an: Studi Analisis Komunikasi

Interpersonal pada Kisah Ibrahim”, dalam Jurnal Intizar, Vol. 20, No.

2, 2014.

_______, “Komunikasi Interpersonal pada Kisah Ibrahim: Studi Analisis

Kisah dalam Alquran”, Jurnal Istinbâth, No 15, Th, XIV, Juni 2015.

Lisnawati, Yeni, dkk, “Konsep Khalifah dalam Al-Qur’ân dan Implikasinya

terhadap Tujuan Pendidikan Islam: Studi Maudu’i terhadap Konsep

Khalifah dalam Tafsir al-Mishbah”, Jurnal Tarbawy, Vol. 2, No. 1,

2015.

Littlejohn, Stephen W., and Foss, Karen A., Encyclopedia Communication

Theory, New Delhi: SAGE Publication, 2009.

Lucas, Louise, “Google to Tighten Indonesia YouTube Monitoring”, FT.com;

London, 4 August, 2017; Communication Ministry, “Social Media

Platforms Eradicate Contents with Hate Speeches”, Indonesia

Government News, New Delhi, 16 May 2018.

Luwîs Ma'lûf, Al-Munjīd fī al-Lughah, Bairut: Dār al-Masyrīq, 1977.

M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, Jakarta: Lentera Hati, 2006.

Page 66: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

291

_______________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2012.

Madjid, Nurcholish, “Etika Beragama dari Perbedaan Menuju Persamaan”,

dalam Nur Achmad (ed), Pluralitas Agama: Kerukunan dalam

Keragaman, Jakarta: Kompas 2001.

________________, Islam Agama Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, 2010.

________________, Pesan-pesan Taqwa, Jakarta: Paramadina, 2005.

Mahali, Jalaluddin Muhammad Bin Ahmad, dan al-Suyuthi, Jalaluddin

Abdurrahman Bin Abi Bakar, Tafsir Al-Qur’ân al-‘Adzîm lil Imâmi al-

Jalâlain, Surabaya: Syirkah Bungkul Indah, t.th.

Mahali, Mudjab, Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al-Qur’ân Surat al-

Baqarah Sampai al-Nas, Jakarta: Raja Grafindo, 2002.

Mahalli, A. Muhjab, Dosa-dosa Besar dalam Al-Qur’ân dan Hadits,

Yogyakarta: Mitra Pusaka, 2001.

Mahliatussikah, Hanik, “Analisis Kisah Yusuf dalam Al-Qur’ân Melalui

Pendekatan Interdisipliner Psikologi Sastra”, dalam Arabi: Jurnal of

Arabic Studies, Vol. 1, No. 2, 2016.

Maksum, Ali, Pluralisme dan Multikulturalisme: Paradigma Baru

Pendidikan AgamaIslam di Indonesia, Malang: Aditya Publishing,

2011.

Manzur, Ibn, Lisân al-‘Arâb, Kairo: Maktabah Taufiqiyah, 1997.

al-Maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir al-Marâghî, Beirut: Dâr al-Fikr: Beirut,

1971.

Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2001.

Mardan, Wawasan al-Qur’an Tentang Malapetaka, Jakarta: Pustaka Arif,

2009.

Page 67: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

292

Mas’udi, M. Maulana, “Studi Komparasi: Kisah Ibrahim dalam Persfektif

Islam dan Kristen”, Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-agama, Vol. 5,

No. 2, 2019.

Masroom, Mohd Nasir, Muhamad, Siti Norlina, dan Rahman, Siti Aisyah Abd,

“Al-Majnun: Satu Analisis Kandungan Berdasarkan al-Quran”, dalam

Jurnal Sains Humanika, Vol. 5, No. 3, 2015.

Masy'ari, Anwar, Butir-butir Problematika Dakwah Islamiyah, Surabaya:

Bina llmu, 1993.

Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.

________, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bumi Aksara, Jakarta,

2007.

Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Jakarta: Kencana, 2014.

Muhammad al-‘Adzhîm az-Zarqâni, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm Al-Qur’ân,

Kairo: Matba’ah Isa al-Bâbi al-Halabî wa Syirkât, t.th.

Muhammad Fû‘ad Abd. al-Bâqiy, al-Mu’jâm al-Mufahras Li al-Fâdz al-

Qur’ân al-Karîm, Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th.

Muhammad, Ahsin Sakho, “Menjalin Ukhuwah Islamiyah dalam Perspektif

Al-Qur’ân,” dalam http://majalahgontor.net/menjalin-ukhuwah-

islamiyah-dalam-perspektif-al-quran/, diakses tanggal 1 September

2020.

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Mulyana, Deddy, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Remaja Rosda Karya,

2003.

Muhammad, Hussen, “Pluralisme Sebagai Keniscayaan Teologis” dalam

Abdul Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama: Membangun

Toleransi Berbasis al-Qur’an, Depok: Kata Kita, 2009.

Muis dan Andi, Abdul, Komunikasi Islami, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001.

Muis, A., Komunikasi Islam, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011.

Page 68: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

293

Mullen, Brian and Smyth, Joshua M., ‘Immigrant Suicide Rates as a Function

of Ethnophaulisms: Hate Speech Predicts Death’, Psychosomatic

Medicine, Vol. 66, No. 3 2004.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia

Terlengkap, Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997.

Murtadha Muthaharri, Perspektif Al-Qur’ân tentang Manusia dan Agama,

Jakarta: Mizan, 1995.

Muslimah, “Etika Komunikasi dalam Persfektif Islam”, dalam Jurnal Sosial

Budaya (e-ISSN 2407-1684/p-ISSN 1979-2603), Vol. 13, No. 2,

Desember 2016.

Muslimah, “Etika Komunikasi dalam Perspektif Islam”, dalam Jurnal Sosial

Budaya, Vol. 13, No. 2, Desember 2016.

Muslimah, “Etika Komunikasi dalam Perspektif Islam”, Jurnal Sosial

Budaya, Vol. 13, No. 2, Desember 2012.

Musthawi, Abdurrahman, Diwân al-Imâm asy-Syâfi’i Beirut: Daar al-

Ma’rifah, 2005. al-

Mustofa, Idam, “Komitmen Orangtua dalam Pendidikan Anak: Refleksi Kisah

Nabi Nuh AS. dan Kan’an”, dalam Intizam: Jurnal Manajemen

Pendiddikan Islam, Vol. 2, No. 1, Oktober 2018.

Muzaffar, Hasan, Al-Junûn: Qirâatu Awaliyyah Li Dilâlatihi Fi Al-Mujtamâ’

Al-Islâmiyyah, http://www.elazayem.com/a%2829%29.htm, diakses

29 Mei 2020.

Na’imah, Tri dan Septiningsih, Dyah Siti, “Komunikasi Interpersonal dalam

Kajian Islam”, Prosiding Seminar Nasional, Program Studi PAI UMP,

2019.

Nasr, Sayyed Hossein, Science and Civilization in Islam, Pakistan: Suhail

Academy Lahore, 1968.

Nasution, Harun, dkk, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan,

1992.

Page 69: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

294

Nasution, M.Yunan, Pegangan Hidup, Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia 1978.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajahmada

University Press, 1985.

al-Nawawi, Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf, Sahih Muslim bi

Syarh al-Nawawî, Mesir: al-Misriyyah, 1349 H.

Newberry, J., “Rituals of Rule in the Administered Community: The Javanese

Slametan Reconsidered”, Modern Asian Studies, Vol. 41, No. 6,

Cambridge University Press 2007.

Ningrum, Dian Junita, dkk, “Kajian Ujaran Kebencian di Media Sosial”,

Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 2, No. 2, Desember 2018.

Nova, Siti Fatimatuzzahro, dkk, “Implikasi Pendidikan QS. Ash-Shaffat 102

terhadap Pola Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak”,

Prosiding Pendidikan Agama Islam, Vol. 4, No. 2, 2018.

Nurdin, Ali, “Akar Komunikasi dalam Al-Qur’an: Studi Tematik Dimensi

Komunikasi dalam Al-Qur’an”, dalam Jurnal Kajian Komunikasi, Vol.

2, No. 1, Juni 2014.

Nurhadi, Zikri Fachrul, dan Kurniawan, Achmad Wildan, “Kajian Tentang

Efektivitas Pesan dalam Komunikasi”, Jurnal Komunikasi, Vol. 3, No.

1, April 2017.

Nurhadiyanto, Lucky, “Strategi Pencegahan Kejahatan dengan Kebencian

(Hate Crime) Melalui Media Mural di Kelurahan Kedoya Utara,

Jakarta Barat” dalam Ikraith-Abdimas, Vol. 2, No. 1, Maret 2019.

Osman, Mohamed Fathi, Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan:

Pandangan al-Qur’an Kemanusiaan, Sejarah dan Peradaban, Jakarta:

PSIK Indonesia, 2006.

Panjaitan, Hondi, “Pentingnya Menghargai Orang lain”, dalam Humaniora,

Vol. 5, No. 1 April 2014.

Panjaitan, M., Dari Gotong Royong Ke Pancasila, Jakarta: Jala Permata

Aksara, 2013.

Page 70: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

295

Pinandito, Satrio, Husnuzan dan Sabar Kunci Sukses Meraih Kebahagiaan

Hidup Kiat-kiat Praktis Berpikir Positif Menyiasati Persoalan Hidup,

Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011.

Prakoso, Abintoro, Kriminologi dan Hukum Pidana, Yogyakarta: Laksbang

Grafika, 2013.

Prasetyaningrum, Juliani, “Pola Asuh dan Karakter Anak dalam Islam”,

Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami, 2012.

Purwosusanto, Hery, Komunikasi Pemasaran Politik Partai Islam; Studi

Kritis Strategi PKS dalam Pemilu Legislatif, Jakarta: Zaman, 2011.

Putri, Niluh Wiwik Eka, “Peran Komunikasi dalam Mengatasi Permasalahan

Peserta Didik: Studi Kasus Proses Bimbingan Konseling di SMK

Kesehatan Widya Dharma Bali”, Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi,

Vol. 1, No. 1, Februari 2019.

Qardhawi, Yusuf, Al-Qur’ân Menyuruh Kita Sabar, terj. H. A. Aziz Salim

Basyarahil, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Qardhawi, Yusuf, Halâl wa Harâm fi Islâm, Beirut: Al-Maktabah al-Islami,

1980.

al-Qarni, ‘A’id ‘Abdullah, Al-Quran Berjalan: Potret Keagungan Manusia

Agung, Jakarta: Sahara publisher, 2005.

al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farh al-

Anshari Khazraji, al-Jâmi‘ li Ahkâmi Al-Qur’ân, Kairo: Dâr al-Kitab

al-Mishriyah, 1384 H.

al-Qusyairi, Abdul Karîm bin Hawâzin Abdul Mâlik, Lathâif al-Isyârât, Dâr

al-Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kitâb, t.th.

Quthub, Sayyid, Tafsir fî al-Zilâl Al-Qur’ân, Beirut: Dar al-Syuruq, 1992.

R. S., Bonnie, The Gale Encyclopedia of Psychology: 2nd ed, Farmington

Hills: Gale Group, 2001.

ar-Raghib al-Isfahani, al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur’ân, t.tp: Maktabah

Nazaru Musthafa al-bazi, t.th.

Page 71: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

296

Raharjo, Mulyo, dan Daryanto, Teori Komunikasi, Yogyakarta: Gava Media,

2016.

Rahmah, Mariyatul Norhadiyati, “Model Komunikasi Interpersonal dalam

Kisah Nabi Yusuf AS.” dalam Alhiwar: Jurnal Ilmu dan Teknik

Dakwah, Vol. 04, No. 07, Januari-Juni 2016.

Rahman, Fazlur, Tema Pokok Al-Qur’ân, terj. Anas Mahyuddin, Bandung:

Pustaka, 1996.

Rahman, Masykur Arif, Misteri Sobeknya Baju Nabi Yūsuf AS., Yogyakarta:

Diva press, 2012.

Rahmat, Jalaluddin, Islam Aktual, Bandung: Mizan, 1992.

Rahmat, Munawar, “Implementasi Metode Tematik Al-Qur’ân Untuk

Memahami Makna Beriman Kepada Malaikat”, Jurnal Pendidikan

Agama Islam: Ta’lim, Vol. 13, No. 1, 2015.

Rahmi, “Tokoh Ayah dalam Al-Qur’ân dan Keterlibatannya dalam Pembinaan

Anaknya”, dalam Jurnal Ilmiah Kajian Gender, Vol. 2, 2015.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Rand, Ayn, Introduction to Objectivist Epistemology, New York: The New

American Library, 1979.

al-Rasyid, Harun, dkk, Pedoman Dakwah Bil-Hâl, Jakarta: Depag RI, 1989.

ar-Razi, M. Fakhrudddin, Tafsir al-Kabîr wa Mafâtih al-Ghaib, t.tp: Darul

Fikr, 1981.

Rejeki, MC Ninik Sri, “Perspektif Antropologi dan Teori Komunikasi:

Penelusuran Teori-teori Komunikasi dari Disiplin Antropologi”,

Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 7, No. 1, Juni, 2010.

Rida, Muhammad Rasyid, Tafsir Al-Qur’ân al-Hakîm, Beirut: Dar al-Ma’arif,

t.th.

Riswandi, Komunikasi Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Page 72: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

297

Rohman, Roli Abdul, Menjaga Akidah dan Akhlak, Solo: PT Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri, 2009.

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Ruman, Yustinus Suhardi, “Keadilan Hukum dan Penerapannya dalam

Pengadilan”, Humaniora, Vol. 3, No. 2, Oktober 2012,

Ruslani, Masyarakat Kitab dan Dialog Antaragama: Studi Atas Pemikiran

Muhammad Arkoun, Yogyakarta: Bentang, 2000.

Saeful, Achmad, Pluralisme Agama dalam Pendidikan Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2019.

Saefullah, Ujang, Kapita Selekta Komunikasi: Pendekatan Agama dan

Budaya, Bandung: Simbiosa Rekatama, 2007.

Samover, Larry A., Potter, Richard E., Jain, Nemi C., Understanding

Intercultural Communication, California: Wodsworth Publishing

Company, t.th.

Santoso, Anang, “Pilihan Bahasa dalam Wacana Politik”, Disertasi, Malang:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2001.

Santoso, Edi, “Pengendalian Pesan Kebencian (Hate Speech) di Media Baru

Melalui Peningkatan Literasi Media”, dalam Prosiding Seminar

Nasional Komunikasi, 2016.

Saunders, Kevin W., Degradation: What the History of Obscenity Tells Us

About Hate Speech, New York: NYU Press, 2011.

ash-Shabuni, M. Ali, Kenabian dan Riwayat Para Nabi, Jakarta: PT Lentera

Basritama, 2001.

al-Sheikh, Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq, h. 520;

Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawî, Tafsir asy-Sya’râwî, Beirut:

Maktabah Akhbâr al-Yaum, 1997.

ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Tafsir Al-Qur’ân al-Majîd An

Nûr, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000.

Page 73: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

298

ash-Shidieqy, Tengku Muhammad Hasbi, al-Bayan: Tafsir Penjelas Al-

Qur’ân al-Karim, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002.

___________, Tafsir al-Bayân, Bandung: PT Al-Ma’arif, 1966.

Shihab, Alwi, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama,

Bandung: Mizan, 1997.

Shihab, M. Quraish, dkk, Ensiklopedia Al-Qur’ân: Kajian Kosakata, Jakarta:

Lentera Hati, 2007.

Shihab, M. Quraish, Malaikat dalam Al-Qur’ân: Yang Halus dan Tak Terlihat,

Ciputat: Lentera Hati, 2013.

________________, Membaca Shirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan

Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih, Jakarta: Lentera Hati, 2011.

________________, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’ân, Jakarta: Lentera Hati, 2011.

Simarmata, Nicholas, dkk, “The Decadence of Gotong Royong”, Atlantis

Press: Advances in Sosial Science, Education and Humanities

Research, Vol. 370, 2019.

Soekanto, Soejono, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Jakarta:

Rajawali, 1982.

Soemantrie, Hermana, “Konflik dalam Perspektif Pendidikan Multikultural”,

dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayan, Vol. 17, No. 16, November

2011.

Stein, Steven J., and Book, Howard E, Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar

Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, terj. Trinanda Rainy Januarsari

dan Yudhi Murtanto, Bandung: Kaifa, 2003.

Sulaiman, Muhammad, ‘Abdullah al-Asyqar, Zubdatut Tafsîr Min Fathil

Qadîr, Ardan: Daar an-Nafais, 2012.

Sumantri, D. A., “Tentang Kebijaksanaan Pemerintah”, Jurnal Hukum dan

Pembangunan, No. 1, 2000.

Page 74: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

299

Sumarjo, “Ilmu Komunikasi dalam Perpektif Al-Qur’an”, Jurnal Inovasi, Vol.

8, No. 1, Maret 2011.

Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

______, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta: Ghraha Ilmu, 2010.

Syahrur, Muhammad, Tirani Islam: Genealogi Masyarakat dan Negara, terj.

Saifuddin Qudsy dan Badrus Syamsul Fata, Yogyakarta: LkiS, 2003.

Syaikh, Shalih Alu, Tafsir al-Muyassar, Saudi Arabia: al-Mamlakah al-

‘Arabiyah al-Su’udiyyah, 2012.

asy-Syaqawi, Syaikh Amin Bin Abdullah, Optimisme dan Berbaik Sangka

Kepada Allah, terj. Abu Umamah Arif Hidayatullah, (t.tp: Islamic

House, 1435 H/2013.

Tabataba’i, Muhammad Husen, al-Mîzân fi Tafsir Al-Qur’ân, Beirut:

Muassasah al-A’lamiy, 1991.

Taryono, Berbicara dan Komponen-komponennya, Bandung; Angkasa, 1999.

Tasmora, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaga Media Pratama, 1997.

Taufiq, I., Al-Qur’an Bukan Kitab Teror, Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2016.

Teja, Mohammad, “Media Sosial: Ujaran Kebencian dan Persekusi”, Majalah

Kesejahteraan Sosial, Vol. 9, No. 11, Pusat Penelitian Badan Keahlian

DPR RI, 2017.

Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Tafsir al-Thabâri Jâmi’ul Bayân,

Beirut: Dar al-Fikr, 1978. al-

al-Thahir, Hamid Ahmad, Kisah Orang-Orang Zalim, Jakarta: Darus Sunnah,

2012.

Tike, Arifuddin, “Pola Komunikasi dalam Penanggulangan Konflik”, dalam

Jurnal Tabligh, Edisi Khusus, Desember 2017.

al-Tirmidzi, Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dhahak, al-Jami’

al-Kabîr Sunan al-Tirmîdzî, Beirut: Dâr al-Gharb al-Islami, 1998.

Page 75: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

300

al-Tunisi, Muhammad ath-Thahir ibn ‘Asyûr, at-Tahwîr wa at-Tanwîr, Tahrîr

al-Makna al-Sadîd wa Tanwîr al-‘Aql al-Jadîd min Tafsîr Al-Qur’ân

al-Majîd, Tunis: Dâr at-Tunisiyah li an-Nashr, 1984.

Uha, Ismail Nawawi, Komunikasi Lintas Budaya: Teori, Aplikasi dan Kasus

Sosial Bisnis dan Pembangunan, Jakarta Barat: Dwiputra Pustaka

Jaya, 2012.

Ulwan, Abdullah Nasikh, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka

Amani, 2002.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

Wahab, Imam Muhammad Bin Abdul, Tauhid, Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2004.

Wahyuti, Tri, dan Syarief, Leonita K., “Korelasi antara Keakraban Anak dan

Orangtua dengan Hubungan Sosial Asosiatif Melalui Komunikasi

Antarpribadi” dalam Jurnal Visi Komunikasi, Vol. 15, No. 1, Mei

2016.

Waldron, Jeremy, The Harm in Hate Speech, Cambridge: Harvard University

Press, 2014.

Watt, W. Montgomery, Islamic Political Thought, Edinburg: Edinburgh

University Press, 1990.

Wibowo, Tanggung Okta, “Konstruksi Ujaran Kebencian Melalui Status

Media Sosial, Channel Jurnal Komunikasi, Vol. 6, No. 2, Oktober

2018.

Widjaja, H.A.W, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2000.

______________, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi

Aksara, 2002.

Wijaya, Cuk Ananta, “Teori Pembentukan Konsep Menurut Filsafat

Objektivisme Ayn Rand”, Jurnal Filsafat, Seri 31, Agustus 2000.

Page 76: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

301

Windiani, Reni, “Peran Indonesia dalam Memerangi Terorisme”, Jurnal Ilmu

Sosial, Vol. 16, No. 2, Juli-Desember 2017.

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta. Gramedia, 2005.

Yahya, Abi Zakariya bin Syaraf al-Nawawi, Riyadu al-Salihin, Mesir: Daru

al-Rayyan li al-Turas, 1987.

Yahya, Yuangga Kurnia, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan

Afrika Utara: Studi Geobudaya dan Geopolitik”, dalam al-Tsaqafa:

Jurnal Peradaban Islam, Vol. 16, No. 1, Juni 2019.

Yaqin, M. Ainul, Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding

untuk Demokrasi dan Keadilan, Yogyakarta: Pilar Media, 2005.

Yasin, Fatihuddin Abul, Terapi Rohani: Pengobatan Penyakit Hati, Surabaya:

Terbit Terang, 2002.

Zahra, Roswiyani P., “Lingkungan Keluarga dan Peluang Munculnya Masalah

Keluarga”, dalam Jurnal Provitae, Vol. 1. No 2, 2005.

Zahrani, Syaik Khalid bin Ahmad, Keutamaan Dakwah Kepada Allah SWT.,

terj. Muhammad Iqbal A. Gazali, t.tp: Islam House, 2013. az-

Zain, Arifin, Identifikasi Ayat-ayat Dakwah dalam Al-Qur’ân, dalam al-

Idârah: Jurnal Manejemen dan Administrasi Islam, Vol. 1, No. 2, Juli-

Desember 2017.

Zainab, Siti, “Komunikasi Orangtua Anak dalam Al-Qur’an: Studi terhadap

QS. Ash-Shaffat ayat 100-102”, dalam Jurnal Nalar, Vol. 1, No. 1,

Juni 2017.

Zakariya, Abu al-Ḥusain Aḥmad ibn Faris ibn, Mu'jam Maqyis al-Lughah,

Mesir: Musthafa al-Bab al-Halabi wa Awladuh, 1971.

Zamakhsyari, Al-Kasysyaf, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th. al-

Zein, Syaikh Ahmad Al-Qathan Muhammad, Thâghût, Yogyakarta: Al-

Kautsar, 1989.

Page 77: KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL-QUR’AN DAN KORELASINYA …

302

Ziyad, Ibrahim Toha, Nitaq al-Masuliyyah al-Jazâiyyah ‘an Jarâ’imi al-

Dammi wa al-Qâdhi wa al-Tahqîri, Turki: Middle East University,

2011.

Zuhaili, Wahbah, Ensiklopedia Al-Qur’ân, Jakarta: Gema Insani, 2007.

______________, Tafsir al-Wajîz, Damaskus: Daar al-Fikr, t.th.

______________, Tafsîr al-Munîr: fî al-`Aqîdah wa al-Syarî`ah wa al-

Manhâj, Damaskus: Dâr al-Fikr, 2005.

Zuhdi, Razaq, Sinar Kisah 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Karya Ilmu, 1990.

Zulkarnain, “Psikologi dan Komunikasi Massa”, dalam Jurnal Tasamuh, Vol.

13, No. 1, Desember 2015.

Zuriyah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Bandung:

Bumi Aksara, 2006.