KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN...

94
KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN CORRUPTION WATCH (ICW) DALAM MEREDUKSI PEMBERITAAN NEGATIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Inna Usholihah NIM:109051000091 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN...

Page 1: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN CORRUPTION WATCH (ICW)

DALAM MEREDUKSI PEMBERITAAN NEGATIF

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Inna Usholihah

NIM:109051000091

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...
Page 3: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...
Page 4: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 Agustus 2014

Inna Usholihah

Page 5: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

i

ABSTRAK

Inna Usholihah

“Komunikasi Organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam

Mereduksi Pemberitaan Negatif”

Pemberitaan negatif merupakan pemberitaan yang selalu ada dalam suatu

organisasi. Untuk mewujudkan sebuah penguatan organisasi, dalam pemberitaan

negatif suatu organisasi harus mampu berkomunikasi dan mampu mereduksi

pemberitaan negatif. Komunikasi yang efektif antar anggota dalam organisasi

dapat terwujud jika ada kerjasama yang baik, keterbukaan, dan kepercayaan.

Penerapan komunikasi yang efektif dapat melalui beberapa tahapan dalam proses

komunikasi organisasi. Pemberitaan negatif direduksi dengan menciptakan iklim

komunikasi organisasi yang baik. ICW (Indonesia Corruption Watch) merupakan

salah satu lembaga resmi di Indonesia dalam program memberantas korupsi.

Melihat konteks di atas maka pertanyaan penelitian yaitu, Bagaimana

komunikasi organisasi di ICW dalam mereduksi pemberitaan negatif?

ICW memiliki beberapa program dalam memberantas korupsi untuk mencapai

tujuan organisasi. Tujuan dalam organisasi ini adalah mampu memberantas

korupsi dan membersihkan para koruptor di Indonesia. ICW selalu mendapatkan

pemberitaan negatif dari pihak yang diragukan anti korupsinya. ICW mencoba

mereduksi pemberitaan negatif melalui tahap-tahap proses komunikasi organisasi.

Pada tahap-tahap proses komunikasi, peneliti menggunakan teori Weick mengenai

tiga tahap-tahap proses komunikasi. Weick memandang organisasi sebagai sebuah

proses, sebagai sebuah pembentukan dimana manusia mengkreasi lingkungannya

untuk melakukan sinkronisasi nilai, ide, pemikiran, sampai dengan nilai dengan

aturan-aturan yang dibuat sesuai.

Metode yang digunakan dalam menganalisis pesan pada penelitian ini adalah

metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data yang

aktual. Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan

menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam organisasi tersebut.

Keadaan yang penulis gambarkan disesuaikan dengan judul yang diangkat.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan data bahwa tahap-tahap

proses komunikasi dalam mereduksi pemberitaan negatif di ICW dapat terlihat

dari tiga penjabaran tahap-tahap proses komunikasi organisasi. Mereduksi

pemberitaan negatif mampu menciptakan iklim organisasi yang baik. Dengan

membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan

masyarakat.

Page 6: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, serta memberikan daya dan

kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjunan kita Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Dalam Penyusunan skripsi ini, tidak sedikit rintangan yang penulis hadapi,

namun penulis tetap semangat dan tidak putus asa. Karena yakin dan

percaya bahwa Allah SWT akan memudahkan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dan Alhamdulillah skripsi ini selesai dengan baik.

Terima kasih yang tulus, penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah

membantu, membimbing dan memotivasi penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu KomunikasiPenyiaran Islam Universitas Islam Jakarta, Bapak Dr.

Suparto, PHd. M.Ed selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. H.

Sunandar, M.A Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, dan Bapak

Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.

2. Bapak Rachmat Baihaky M.A, Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam, Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam. Dan Ibu Rini Laili Prihatini, Dra. M.Si selaku Dosen

Pembimbing Akademik.

Page 7: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

iii

3. Siti Nurbaya, M.Si, Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar

membimbing, mengarahkan, memotivasi serta memberikan masukan

kepada penulisdalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staff fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, yang telah

memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis selama penulis menuntut

ilmu di UIN. Serta Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah menyediakan literatur yang penulis butuhkan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Orang Tua Tercinta Ayahku Drs.H.M Ali Jaya yang telah memberikan

dorongan moral, spiritual serta perhatian yang tiada putus sehingga ananda

dapat menyelesaikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Dan tak lupa

Ibuku Hj Legi Hastuti yang tiada pernah lelah mendoakan, memberikan

dorongan, memberikan kasih sayang, perhatian dan motivasi yang luar

biasa.

6. Kepada Koordinator ICW Bapak Ade Irawan dan Bapak Chirstian Evert

Tutoroong selaku divisi investigasi dan publikasi dan Teman-teman badan

pekerja ICW, yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

Penelitian.

7. Kakakku Birrul Muqtadir (Ace), adikku tercinta Aas Rohadatul Aisy

(kodel), Paman-pamanku Kamal Haris, Om Oji, Om Ambeng dan Tante-

tanteku Kusrini (ede), Yeyen Herawati, Susilawati, Sutinah, tante edah,

sepupuku Qiqi, Maya yang telah memberikan semangat dan motivasi yang

tak terputus.

Page 8: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

iv

8. Teman-Teman KPI C angkatan 2009 dan teman-teman sefakultas Fidkom

2009 khususnya Resyana, Siti Rahma, Raditya, Jojo Septianto, yang tidak

pernah lelah memberikan semangat dan dukungan tiada henti.

9. Sahabat-sahabat dirumah tercinta, Prima, Mas Jack, Deny, Dicky, Robby,

Bowo yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam

menyelesaikan penelitian ini.

10. Special Thanks untuk sahabat tercinta Fresly Silaban yang tidak pernah

bosan memberikan dukungan yang luar biasa, tempat berbagi, memberikan

motivasi, dan inspirasi. Sendy Darlis Alditya yang selalu mendukung,

selalu mendorong, dan mendoakan dalam menyelesaikan penelitian ini.

Demikianlah ucapan terimakasih yang tulus dari penulis, semoga Allah

SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah mendukung penulis,

sampai skripsi ini tuntas dengan baik. Penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Namun penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan pembaca,

serta bisa menjadi referensi bagi dunia akademik khususnya di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Jakarta, 12 Agustus 2014

Penulis

Page 9: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan RumusanMasalah ........................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6

D. Metodologi Penelitian .......................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 10

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Komunikasi Organisasi ........................................................ 11

1. Pengertian Komunikasi Organisasi ................................... 11

2. Tujuan Komunikasi Organisasi ......................................... 12

3. Arus Informasi dalam Organisasi ...................................... 14

4. Iklim Komunikasi Organisasi ............................................ 18

5. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ............................... 22

6. Dinamika Komunikasi Organisasi ..................................... 24

7. Proses Komunikasi Organisasi .......................................... 25

B. Berita dalam Kategori ............................................................. 26

1. Pengertian Berita ................................................................ 26

2. Unsur-unsur Berita ............................................................. 27

3. Jenis-jenis Berita ................................................................ 29

4. Media dalam Berita ............................................................ 31

5. Batasan Berita .................................................................... 32

Page 10: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

vi

6. Sumber Berita .................................................................... 32

7. Berita Negatif ..................................................................... 32

C. Reduksi ................................................................................... 33

BAB III GAMBARAN UMUM INDONESIAN CORRUPTION WATCH

A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat ICW .............................. 36

B. Visi Misi ICW ........................................................................ 38

C. Posisi ICW .............................................................................. 40

D. Prinsip ICW ............................................................................ 40

E. Struktur Organisasi ICW ........................................................ 42

F. Divisi-divisi ICW ................................................................... 42

G. Uraian Jabatan di Lingkungan Badan Pekerja ICW ............... 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Proses Komunikasi Organisasi dalam Mereduksi Pemberitaan

Negatif dalam Teori Weick ................................................... 48

B. Mereduksi Pemberitaan Negatif Melalui Iklim Organisasi... 57

C. Bentuk Komunikasi Organisai dalam ICW .......................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 67

B. Saran ...................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69

Page 11: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mereduksi pemberitaan negatif merupakan bagian dari organisasi.

Organisasi menyimpan berbagai informasi. Informasi yang ada dalam

organisasi ada yang mengenai program kinerja organisasi bahkan pemberitaan

negatif. Pemberitaan negatif yang masuk bermacam-macam, ada yang sekedar

menjelek-jelekkan lewat sosial media, menyebar fitnah, membuat kampanye

negatif, bahkan menjatuhkan.

Reduksi secara harfiah merupakan pengurangan, penyempitan sebuah

proses kembali (re-ducere). Kata sifat dari reduksi adalah reduksionis.

Reduksi bisa dikatakan pula menyaring. Menyaring sebuah peristiwa atau

fenomena tersebut.1

Menyaring pemberitaan negatif dalam organisasi sangatlah perlu.

Pemberitaan negatif yang masuk setiap harinya berpengaruh kepada

organisasi. Setiap anggota mengkomunikasikan pemberitaan negatif yang

masuk. Agar lebih efektif, pemberitaan negatif dikomunikasikan dengan baik

dan disaring dengan baik.

Komunikasi organisasi merupakan penafsiran pesan di antara unit-unit

komunikasi yang bagian suatu organisasi tertentu. Dalam suatu organisasi,

unit-unit komunikasi dalam hubungan organisasi berfungsi dalam suatu

lingkungan. Lingkungan mempunyai pengaruh penting dalam organisasi.

Organisasi mempunyai aspek penting dimana dalam suatu organisasi

1 Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), h.118

Page 12: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

2

mempunyai sebuah program dengan tujuan tertentu. Komunikasi organisasi

adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berada di dalam

organisasi itu sendiri, juga antara orang-orang yang berada di dalam organisasi

dengan publik luar, dengan maksud mencapai suatu tujuan.2

Organisasi sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-

objek, orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama.

Bila organisasi sehat, para divisi-divisi bekerja dengan cara yang sistematik

untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Organisasi meliputi pengenalan

akan struktur atau rancangan apa menghasilkan apa. Lingkungan menentukan

prinsip-prinsip pengorganisasian. Organisasi merupakan sekumpulan orang-

orang yang disusun dalam kelompok-kelompok yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, organisasi bisa disebut juga sistem kerjasama antara

dua orang atau lebih, organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk

pencapaian tujuan bersama.3 Organisasi mempelajari perilaku

pengorganisasian, dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi. Organisasi

berbicara agar menjadi tahu, pembicaraan merupakan kemampuan

penyesuaian organisasi. Untuk mengetahui apa yang dipikirkan organisasi,

penting sekali memeriksa perilaku-perilaku yang bertautan atau saling

berinteraksi antara para anggota organisasi tersebut. Apa yang dipercakapkan

orang-orang diantara sesama mereka menghasilkan suatu lingkungan yang

mengorganisasikan aktivitas mereka, terutama pikiran mereka.4

2 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.1.3 3Dido, Pengertian, Definisi, Arti Organisasi dan Unsur-Unsurnya, Artikel ini diakses

pada tanggal 8 Juli 2014 dari dhiedotorg.wordpress.com 4 R.Wayne Pace & Don F.Faules,Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.85

Page 13: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

3

Suatu organisasi dapat juga didekati sebagai suatu objek studi.

Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu subjek yang

menyenangkan dan menarik. Tujuannya untuk memahami organisasi dengan

mendeskripsikan komunikasi organisasinya, memahami kehidupan organisasi,

dan menemukan bagaimana kehidupan terwujud lewat komunikasi.

Tekanannya adalah pada bagaimana suatu organisasi dipelihara lewat proses

komunikasi pendekatan, menekankan apa yang sebenarnya terjadi dalam

organisasi dan memberikan suatu penjelasan yang jarang ditemukan dalam

pendekatan-pendekatan lain.5 Selain itu organisasi telah dibentuk sejak

manusia berada dimuka bumi, di dorong oleh tiga motif unsur dasar yaitu

orang-orang (sekelompok orang), kerjasama dan tujuan yang akan dicapai.6

Komunikasi organisasi dapat dilakukan secara formal maupun non formal.

Secara formal misalnya dengan diadakan rapat antara atasan dan bawahan,

surat memo, dan lain-lain.

Indonesia Corruption Watch (ICW) sebuah organisasi independen.

Untuk menjaga independensi sekaligus meningkatkan rasa kepemilikan publik

dan menjaga keberlangsungan program, sejak maret 2010 lalu ICW membuka

peluang donasi publik. Dengan memberi bantuan financial kepada lembaga

ini, masyarakat dapat turut serta dalam kerja-kerja pemberantasan korupsi.

Donasi yang dikumpulkan dari publik dimanfaatkan untuk menjalankan

sejumlah program ICW, diantaranya: investigasi kasus, pemantauan anggaran

sekolah, advokasi layanan kesehatan, membangun generasi pemuda melawan

korupsi, serta menyelenggarakan pendidikan antikorupsi disekolah dan

5 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.1.5 6 Yayat hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi, (Bandung: ALfabeta,2005).Cet ke-4,hal. 2

Page 14: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

4

kampus. ICW lembaga dari sekumpulan orang yg memiliki komitmen untuk

memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk

terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi.

ICW mengambil posisi untuk bersama-sama rakyat membangun gerakan

sosial memberantas korupsi dan berupaya mengimbangi persengkongkolaan

kekuatan birokrasi pemerintah dan bisnis. Dengan demikian reformasi di

bidang hukum, politik, ekonomi dan sosial untuk menciptakan tata kelola

pemerintahan yang demokratis dan berkeadilan sosial dapat diwujudkan.7

Hukum yang seharusnya memberikan jaminan terwujudnya keadilan

dan penegakan aturan juga tak luput dari ganasnya korupsi. Mafia peradilan

merajalela, keadilan digadaikan oleh praktek suap menyuap. Dengan

kekuasaan uang dan perlindungan politik, koruptor dapat menghirup udara

bebas tanpa perlu takut dijerat hukum. Dengan menikmati hasil dari suap

menyuap koruptor merasa mempunyai kepuasan individualis tanpa

memikirkan rakyat-rakyat jelata yang seharusnya menjadi tanggung jawab

besar oleh mereka. Sektor pemerintahan sudah tidak menjadi jaminan bagi

masyarakat. Istilah pemerintah yang “mensejahterkan masyarakat” hanya

sebuah istilah usang tanpa bukti nyata. Janji-janji yang diberikan, pembedahan

wilayah, blusukan wilayah hanya sebuah pencitraan. Tanpa disadari rakyat

dibodohi dan diberdayakan. ICW percaya bahwa pemberantasan korupsi akan

berjalan efektif jika ada perlibatan yang luas dari rakyat sebagai korbannya.

Berita negatif merupakan berita ingkar yang didalamnya berisikan

peristiwa-peristiwa yang menunjukan suatu pengingkaran. Dalam berita

7Ade Irawan, Manifesto Gerakan Anti Korupsi ICW, Artikel ini diakses pada tanggal 8

november 2013 dari www.antikorupsi.org

Page 15: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

5

negatif menyatakan suatu maksud yang berlainan dengan pernyataan yang

sebenarnya. Berita negatif sebagian ada yang berisikan sebuah dugaan dan

juga sebuah penyangkalan dalam suatu peristiwa.8 Banyak bermacam-macam

pemberitaan negatif di ICW yang masuk. ICW organisasi yang setiap harinya

mendapat pemberitaan negatif. Beberapa contohnya seperti, ICW diduga

menerima dana asing, ICW dituding melakukan kampanye negatif terhadap

SBY ditahun 2004, dan ICW merilis 36 nama calon legislatif yang

bermasalah. Pemberitaan yang masuk pernyataannya berisikan kecaman atau

hal-hal yang mempertentangkan tentang ICW, merupakan ulah pihak-pihak

yang tidak menyukai dengan adanya ICW. Oleh karena itu, pihak-pihak yang

non pro membuat informasi yang negatif, baik non fakta atau ancaman-

ancaman.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, penelitian ini diberi judul

“Komunikasi Organisasi Pada ICW (Indonesia Corruption Watch)

dalam Mereduksi Pemberitaan Negatif”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah hanya

pada komunikasi organisasi dalam mereduksi pemberitaan negatif yang ada

di ICW (Indonesia Corruption Watch). Maka komunikasi organisasinya

pada pemberitaan negatif melalui rapat organisasi dan milis internal.

Pembatasan ini dilakukan untuk lebih fokus dan mempermudah dalam

penelitian, selain itu untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak

ada dengan masalah yang akan di teliti. Agar penelitian ini berjalan dengan

8Bingkai Bahasa, Kalimat Berita Negatif, Artikel ini diakses pada tanggal 8 Juli 2014 dari

bingkaibahasa.wordpress.com

Page 16: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

6

sistematis, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana komunikasi

organisasi pada ICW (Indonesia Corruption Watch) dalam mereduksi

pemberitaan negatif?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkenaan dengan pokok pemasalahan di atas, maka tujuan

penelitian adalah ingin mengetahui komunikasi organisasi di ICW dalam

mereduksi pemberitaan negatif.

2. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat

dari segi akademisi dan praktisi, yaitu :

Secara akademis yaitu: Untuk pengembangan Ilmu komunikasi,

diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi, dan

peningkatan wawasan akademis dalam bidang komunikasi organisasi

khususnya yang terkait dengan pemberitaan negatif didalam maupun luar

organisasi.

Secara praktis yaitu: memberikan informasi bagi akademisi

dan masyarakat luas mengenai komunikasi organisasi di ICW, bagaimana

komunikasi organisasi di ICW baik secara bentuk komunikasi

organisasinya maupun iklim komunikasi organisasi yang berada di ICW.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif, yakni penelitian yang dilalui dengan proses observasi,

Page 17: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

7

pengumpulan data yang akurat berdasarkan fakta di lapangan disertai

wawancara dengan narasumber. “Penelitian kualitatif dilakukan dalam

situasi yang wajar (natural setting) dan data yang di kumpulkan

umumnya bersifat kualitatif.”9Alasan penulis menggunakan pendekatan

kualitatif untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi organisasi yang

terjadi di ICW (Indonesia Corruption Watch). Dengan metode ini

penulis akan mendapatkan hasil yang lebih mendalam karena dilakukan

dengan wawancara dan observasi.

2. Subjek dan Objek

Subjek penelitian disini adalah Koordinator ICW dan Divisi

Investigasi dan Publikasi karena berperan penting dalam memantau

pemberitaan-pemberitaan terbaru dalam menangani kasus korupsi baik

pemberitaan negatif maupun positif. Sedangkan objek penelitian disini

adalah proses komunikasi organisasi secara Internal dan Eksternal yang

terjadi di ICW.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini

penulis melakukan pengamatan secara langsung ke ICW di

Jl.Kalibata Timur IV/D No.6 Jakarta Selatan. ICW mereduksi

pemberitaan negatif melalui Divisi Investigasi dan Publikasi.

9Jumroni, Metode-metode Peneltian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006),

h. 41

Page 18: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

8

Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkecil kemungkinan

yang dapat menghambat dalam pelaksanaan penelitian. Dengan

melakukan observasi, memudahkan penulis mendeskripsikan

komunikasi organisasi di ICW dalam mereduksi pemberitaan negatif.

b. Wawancara (Interview)

Dalam wawancara, penulis memilih narasumber bapak Ade

Irawan selaku Koordinator ICW. Selain wawancara dengan

koordinator, penulis juga mewawancarai Christian Evert Tuturoong di

Divisi Investigasi dan Publikasi. Dalam proses wawancara, penulis

menggunakan beberapa media pendukung yaitu handphone, alat

tulis, foto digital, dan lain-lain.

c. Dokumentasi

Pada tahap dokumentasi, penulis mengumpulkan buku-

buku, koran, artikel, artikel dari internet yang berkaitan dengan

komunikasi organisasi dan pemberitaan negatif. Dokumentasi

memudahkan penulis dalam mencari teori-teori yang berkaitan

dengan judul skripsi.

d. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif

kualitatif, yaitu setelah data diklasifikasikan sesuai aspek data yang

terkumpul lalu diinterpretasikan secara logis. Dengan demikian akan

tergambar sejauh mana komunikasi dalam mereduksi pemberitaan

negatif, dengan melihat data-data yang diperoleh penulis melalui

observasi, dan wawancara, setelah itu dianalisis yang kemudian

disusun dalam laporan penelitian.

Page 19: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

9

E. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti selain mengadakan kajian

pustaka dengan mengambil sumber dari buku-buku panduan yang terdapat di

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku-buku lain yang

mendukung penelitian ini penelitian ini juga membandingkan dengan

penelitian terlebih dahulu yang memiliki kemiripan dengan penelitian ini

sebagai pembanding. Seperti beberapa skripsi yang berjudul sebagai berikut:

Muhammad Siddiq menulis skripsinya tentang Pola Komunikasi Pada

SUB Dinas Pembinaan Mental Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Prajurit

Di Markas Komando Korps Marinir. Secara garis besar persamaannya adalah

membahas tentang komunikasi organisasi. Sedangkan perbedaannya adalah

skripsi yang ditulis Muhammad siddiq lebih membahas tentang upaya

meningkatkan disiplin prajurit marinir melalui pembinaan rohani sedangkan

skripsi penulis membahas tentang bagaimana mereduksi pemberitaan negatif

di ICW.

Siti Latifah menulis skripsinya tentang Komunikasi Organisasi

Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) Dalam Kaderisasi. Persamaan

skripsi ini dengan skripsi yang ditulis oleh Siti Latifah adalah sama-sama

membahas tentang komunikasi organisasi disebuah organisasi formal atau

badan lembaga. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada objek

penelitian yang akan dibahas.

Fitri Susilawati menulis skripsinya tentang Komunikasi Organisasi

dalam Kepemimpinan Pada Tempo Inti Media. Persamaan skripsi ini dengan

skripsi yang ditulis oleh Fitri Susilawati adalah sama-sama membahas tentang

komunikasi organisasi dalam koordinasi dan informasi antar divisi. Sedangkan

Page 20: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

10

perbedaannya adalah skripsi yang ditulis Fitri Susilawati membahas tentang

kepemimpinan dan komunikasi organisasinya secara vertikal dari atasan ke

bawahan dari bawahan ke atasan sedangkan penulis dalam mereduksi

pemberitaan negatif di ICW komunikasi organisasinya secara internal maupun

eksternal.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini sistematis, maka penulis membaginya

menjadi 5 (lima) bab, yang tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub. Adapun

sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan yang di dalamnya menguraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian, analisis data,

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Kajian Teori, yang di dalamnya menguraikan tentang

komunikasi organisasi dan berita negatif.

BAB III: Gambaran Umum ICW (Indonesia Corruption Watch),

membahas mengenai sejarah berdirinya, visi dan misi, Tujuan

didirikannya ICW, Program kegiatan dan struktur organisasi.

BAB IV: Temuan dan Analisa Data Lapangan, membahas tentang

komunikasi organisasi di ICW , mereduksi pemberitaan

negatif.

BAB V: Penutup, berisikan kesimpulan dan saran

Page 21: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

11

BAB II

KAJIAN TEORI TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI

A. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Dalam buku Komunikasi Organisasi Karya R. Wayne Pace dan

Don F. Faules menjabarkan bahwa definisi komunikasi organisasi dapat

dilihat dari dua sudut pandang yaitu definisi subjektif dan definisi objektif.

Keduanya memiliki ciri khas masing-masing.

Komunikasi organisasi dalam presfektif subjektif adalah perilaku

pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam

proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi. Pada

presfektif ini yang ditekankan adalah proses penciptaan makna atas

interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.

Sedangkan dalam definisi objektif adalah kegiatan penangan pesan yang

terkandung dalam suatu batas organisasi. Pada prespektif ini yang lebih

ditekankan adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang

memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka.1

Redding dan Sanborn, Joseph Devito yang dikutip oleh Soleh

Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi Organisasional menyatakan bahwa

“komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan baik

dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal

organisasi.”2

1 R.Wayne Pace & Don F.Faules,Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.33 2 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka)

Page 22: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

12

Komunikasi organisasi dapat juga didefinisikan sebagai proses

aliran (pengiriman dan penerimaan) pesan-pesan yang berorientasikan

tujuan di antara sumber-sumber komunikasi, dalam suatu pola, dan

melalui suatu medium atau media. Suatu unsur tambahan dalam definisi

ini ialah pola aliran pesan. Jadi ada 7 unsur dalam komunikasi

keorganisasian: sumber pengirim; sumber penerima (sasaran); pesan yang

dikirimkan; pesan yang diterima; tujuan pesan; medium atau media; dan

pola arus (yang disebut jaringan). Sumber pengirim dan sumber penerima

adalah orang-orang yang mengirim dan menerima pesan itu.3

2. Tujuan Komunikasi Organisasi

Adapun Tujuan Komunikasi Organisasi adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi: mengirimkan informasi dari suatu sumber

kepada orang-orangatau kelompok-kelompok alamat komunikasi.

Berbagai jenis informasi dikirimkan dalam kebijakan organisasi,

peraturan-peraturan, perubahan-perubahan serta perkembangan dalam

organisasi dan diperlukan penyebaran yang cepat dari suatu informasi

dalam organisasi, misalnya hadiah-hadiah dan ganjaran-ganjaran

khusus yang diberikan, penyelesaian dengan serikat buruh, perubahan

besar dalam organisasi, dan sebagainya hal ini mungkin memakan

waktu lama jika organisasinya besar.

b. Umpan balik: diperlukan adanya umpan balik bagi para karyawan

tentang prestasi mereka dan bagi manajemen yang lebih tinggi tentang

pencapaian tujuan kesulitan yang dijumpai. Komunikasi umpan balik

3 Udai Pareek,Perilaku Organisasi , (Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 1996) h.97

Page 23: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

13

membantu usaha mengambil langkah-langkah perbaikan dan

penyesuaian yang diperlukan, dan memberikan motovasi kepada

orang-orang untuk mengembangkan rencana-rencana yang menantang

dan realistis.4

c. Pengendalian: sistem informasi manajemen dikenal sebagai suatu

mekanisme pengendalian. Informasi diberikan untuk menjamin

pelaksanaan rencana-rencana sesuai dengan maksud semula.

Komunikasi membantu terlaksananya pengendalian seperti itu suatu

mekanisme monitor.

d. Pengaruh: informasi merupakan kekuasaan. Satu tujuan komunikasi

ialah mempengaruhi orang.

e. Memecahkan persoalan: dalam banyak hal komunikasi bertujuan

memecahkan persoalan. Komunikasi antara manajemen dan serikat

buruh tentang beberapa hal (perundingan) bertujuan menemukan suatu

penyelesaian.

f. Pengambil putusan: untuk mencapai suatu putusan diperlukan

beberapa macam komunikasi, misalnya pertukaran informasi,

pendapat, alternatif-alternatif yang ada, segi-segi menguntungkan atau

tidak menguntungkan dari tiap alternatif.

g. Mempermudah perubahan: efektivitas suatu perubahan yang diadakan

dalam suatu organisasi sebagian besar tergantung pada kejernihan dan

spontanitas komunikasi.

h. Pembentukan Kelompok: Komunikasi membantu pembangunan

hubungan. Bahkan dalam perselisihan yang berat, hubungan baik

4 Udai Pareek,Perilaku Organisasi , (Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 1996) h.97

Page 24: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

14

hanya dapat dikembalikan jika proses komunikasi terus dilanjutkan.

Jika komunikasi terputus, kelompok bisa hancur.

i. Menjaga pintu: komunikasi membantu membangun hubungan

organisasi dengan luar. Organisasi dapat menggunakan lingkungannya

untuk meningkatkan efektivitasnya.

3. Arus Informasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu perusahaan adalah unsur terpenting.

Karena dalam komunikasi adalah interaksi sosial yang ditandai adanya

pertukaran makna untuk menyatukan perilaku atau tindakan setiap

individu. Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu

diperhatikan, untuk itu akan dibahas berdasarkan tempat dimana khalayak

sasaran berada, yaitu komunikasi internal, komunikasi diagonal,

komunikasi eksternal.

a. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam

organisasi atau perusahaan. Dalam penerapan komunikasi beragam

karena sesuai dengan struktur organisasi. Komunikasi dalam organisasi

bisa terjadi diantara orang yang memiliki level kepangkatan yang

sama, diantara pimpinan dan bawahan, dan lain-lain.5

Berdasarkan alur komunikasi yang terjadi di dalam organisasi,

maka internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertikal, horizontal,

diagonal, dan grapvine.

5 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.2.12

Page 25: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

15

1) Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang

terjadi dari atas kebawah (downward communication) dan dari

bawah ke atas (upward communication). Pada downward

communication, pimpinan menyampaikan pesan kepada bawahan.

Alur ini memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Pemberian atau penyampaian intruksi kerja, bentuknya

perintah, arahan penerangan, manual kerja, uraian tugas.

b) Penjelasan dari pimpinan mengenai mengapa suatu tugas perlu

dilaksanakan. Hal ini ditunjukan agar pekerja mengetahui

bagaimana tugas-tugas berkaitan dengan tugas dan posisi yang

lain di organisasi dan mengapa mereka mengerjakan tugas

tersebut.

c) Penyampaiannya informasi mengenai peraturan-peraturan yang

berlaku seperti bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji,

asuransi kesehatan dan lain-lain.

d) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang

berlaku seperti bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji,

asuransi kesehatan, dan lain-lain.

e) Pemberi informasi bagaimana mengembangkan misi

perusahaan.6

Komunikasi juga mengalir dari bawahan ke atasan atau

upward communication. Metode yang digunakan dalam

6 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.2.14

Page 26: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

16

penyampaian informasi bisa dengan lisan, tulisan, gambar, skema,

atau kombinasi diantara semuanya. Metode upward

communication memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a) Penyampaian informasi mengenai pekerjaan yang sudah dan

yang belum selesai dilaksanakan.

b) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.

c) Membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan.

2) Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal yaitu arus informasi yang terjadi

secara mendatar atau sejajar di antara para pekerja dalam satu unit,

menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam buku

Komunikasi Organisasional, tujuan dari arus informasi antara lain:

a) Mengkoordinasikan pengerjaan tugas

b) Bertukar informasi dalam rencana dan kegiatan

c) Mengatasi masalah

d) Mendapatkan pemahaman bersama

e) Memusyawarahkan, negosiasi dan menengahi perbedaan

f) Membangun dukungan interpersonal.7

3) Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang terjadi di

dalam sebuah organisasi diantara seseorang dengan orang lain yang

satu sama lain berbeda dalam kedudukannya dan bagian. Dalam

komunikasi ini tidak ada perintah maupun pertanggung jawaban,

biasanya hanya menyampaikan ide.

7 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.2.17

Page 27: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

17

Komunikasi diagonal diperlukan khususnya bagi para

pekerja pada level bawah guna menghemat waktu. Dalam

penggunaan alur ini diperlukan dua syarat yakni:

a) Setiap pekerjaan melakukan komunikasi secara diagonal harus

memperoleh izin dari atasnya langsung.

b) Setiap pekerjaan yang melakukan komunikasi diagonal harus

menginformasikan hasil yang dicapai kepada atasan langsung.8

4) Grapvine

Grapvine adalah perkataan Inggris untuk tanaman anggur

dan karena tanaman ini menjalar tanpa arah dan bentuk tertentu,

kadang-kadang seperti spiral dan lingkaran yang kait mengait maka

perkataan inilah yang dipilih untuk sistem komunikasi informal.9

Komunikasi ini bebas hambatan karena berlangsung dari mulut ke

mulut, selain itu informasi yang disampaikan sering kali tidak

lengkap yang memungkinkan disalahartikan, namun begitu

umumnya 75% sampai 90% pesan grapvine akurat yang berkaitan

dengan situasi kerja.

b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara orang-orang

yang berada didalam dengan khalayak di luar organisasi. Adapun

tujuan utama dilaksanakan komunikasi eksternal oleh sebuah

organisasi adalah:

8 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.2.20 9 Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Binacipta,

1986), Cet.Ke-4, hal.89

Page 28: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

18

1) Untuk membina dan memelihara hubungan yang baik

2) Untuk menciptakan opini public yang menguntungkan

3) Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif 10

4. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim organisasi dalam suatu perusahaan sangat menentukan

kinerja karyawan, maka dari itu pemimpin harus jeli dalam menangkap

situasi dan kondisi iklim komunikasi di perusahaan tersebut. Istilah

“iklim” disini merupakan kiasan. Iklim komunikasi organisasi

menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik. Iklim disini seperti

membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap

suatu aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik

terdiri dari kondisi-kondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah.11

a. Iklim Komunikasi

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi

suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku

manusia, respon terhadap pegawai lainnya, harapam-harapan, konflik-

konflik antarpersonal dan kesempatan bagi pertumbuhan dan

organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi

dalam arti iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai

pesan-pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang

terjadi dalam organisasi.12

10

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.2.21 11

R.Wayne Pace & Don F.Faules,Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.146-147 12

R.Wayne Pace & Don F.Faules,Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja) h.147

Page 29: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

19

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulakn bahwa iklim

komunikasi berhubungan dengan persepsi-persepsi anggota perusahaan

terhadap informasi dan peristiwa yang terjadi. Dengan begitu jika

komunikasi berjalan positif diantara anggota, maka akan timbul

suasana kerja yang penuh dengan persaudaraan, para anggota

perusahaan berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah, dengan

anggota lain. Hal ini dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja

mereka. Sedangkan iklim komunikasi yang negative dapat

menyebabkan saling curiga dan tertutup antar karyawan.

b. Iklim Organisasi

Kreeps (1986), dalam Curtis (1992) yang dikutip oleh Soleh

Soemirat, Elvinaro Ardianto dan Yenny Ratna Suminar dalam buku

Komunikasi Organisasional Menyatakan bahwa:

Iklim Organisasi adalah sifat emosional intern organisasi yang

didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi

terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep tersebut

dibuat atas dasar analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi

cuaca. Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila

orang-orang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan

sesuai dengan martabatnya.13

Sebenarnya pengertian iklim organisasi belum ada kesepakatan

yang sama dari para ilmuwan. Menurut hemat penulis hal ini

dikarenakan iklim organisasi sangat kompleks cakupan

13

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.7.5

Page 30: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

20

pembahasannya, karena mencakup semua unsure dasar organisasi yaitu

anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang berhubungan dengan

pengelolaan, struktur dan pedoman. Namun dari pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah suatu situasi dan

kondisi yang terjadi di dalam organisasi yang terbentuk dari perpaduan

unsur-unsur organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja anggota

organisasi.

Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas,

ditemukan kesamaan diantara keduanya, yaitu sama-sama dapat

mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Setelah kita menelaah iklim

komunikasi dan iklim organisasi, maka kita akan membahas secara

keselurahan yaitu iklim komunikasi organisasi. Menurut Falcinone

yang dikutip oleh Wayne Pace dan Don F.Faules dalam buku

Komunikasi Organisasi menjelaskan bahwa:

Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak

dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi

organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari

interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas

sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman

subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relative

langgeng pada organisasi.14

Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dapat mengkaji

teori Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku

14

R.Wayne Pace & Don F.Faules,Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.149

Page 31: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

21

Komunikasi Organisasi yang mengemukakan lima dimensi penting

dari iklim organisasi yaitu:

1) Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan

komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun,

dan menjaga perasaan diri berharga, dan penting.

2) Pastisipasi membuat keputusan

3) Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia

4) Keterbukaan dan keterusterangan

5) Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja

dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.15

Supportiveness dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori,

menurut Gibb yang dikutip oleh Soleh Soemirat dkk, dalam buku

Komunikasi Organisasional bahwa tingkah laku komunikasi tertentu

dari anggota organisasi mengarahkan kepada iklim supportiveness.

Diantara tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

1) Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada

kejadian yang dapat diamati dari pada evaluasi secara subjektif

atau emosional.

2) Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi

mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.

3) Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan

dalam merespons situasi yang terjadi.

4) Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan

pengertian terhadap anggota lainnya.

15

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Budi Aksara, 2007), Cet,Ke-8,

hal.85

Page 32: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

22

5) Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain

sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan

kekuasaan.

6) Provisionalism, anggota organisasi bersifat fleksibel dan

menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda.16

Indikator di atas dapat dijadikan masukan bagi organisasi untuk

mengetahui apakah iklim komunikasinya positif atau negatif. Iklim

komunikasi organisasi berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan

karena iklim komunikasi organisasi juga memberikan pedoman bagi

keputusan dan perilaku individu. Hal ini ditegaskan dengan pendapat

Guzley yang dikutip oleh Akhi. Muwafik Saleh dalam buku Fungsi

Komunikasi dalam Organisasi bahwa:

Keputusan dan perilaku individu berupa keputusan-keputusan

yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan

mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan

organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih

kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung

para rekan secara dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan

tugas secara kreatif, untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi

penyempurnaan organisasi dan operasinya.17

5. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Dalam suatu organisasi, baik yang berorientasi untuk menarik

keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi

16

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.6.9 17

Akhi. Muwafik Saleh, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Artikel ini diakses pada

tanggal 8 november 2013 dari www.muwafikcenter.blogspot.com

Page 33: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

23

organisasi, yaitu: fungsi informative, regulative, persuasif dan intergratif.

Keempat fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses

informasi. Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi

berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik,

dan tepat waktu.18

b. Fungsi Regulatif

Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku

dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh pada fungsi

regulatif ini. Pertama, atasan tau orang-orang yang berada dalam

tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki wewenang untuk

mengendalikan informasi dan memberikan instruksi atau perintah.

Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya

berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian

peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.19

c. Fungsi Persuasif

Fungsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak pimpinan

dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan

dari karyawan. Fungsi persuasif adalah penyeimbang dari pemberian

intruski. Seorang atasan harus pintar-pintar mendapatkan hati para

karyawannya maka persuasif inilah caranya. Atasan dalam

memberikan instruksi pekerjaan juga harus dibarengi dengan sikap

18

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2007),

hal.274 19

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.2.5

Page 34: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

24

mengajak yang santun dan bijak. Sebab pekerjaan yang dilakukan

secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang

lebih besar dibanding jika pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan

dan kewenangannya.

d. Fungsi Intergratif

Setiap organisai berusaha untuk menyediakan saluran yang

memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan

dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yaitu, formal, seperti

penerbitan khusus dalam organisasi (newsletter) dan laporan kemajuan

organisasi; juga saluran informal, seperti perbincangan antarpribadi

dalam masa istirahat kerja, pertandingan, olahraga dan lain-lain.20

6. Dinamika Komunikasi Organisasi

Gagasan komunikasi yang lebih tradisional terpusat pada konsep

“transmisi” dan “alat”. Carey mengingatkan definisi komunikasi menitik

beratkan gagasan pengiriman, penyebaran, dan pemberian informasi

kepada orang lain untuk tujuan pengendalian. Kemudian ia

mengembangkan suatu pandangan “ritual” mengenai komunikasi yang

mengaitkan istilah tersebut dengan pembagian, partisipasi, dan asosiasi.

Gagasan serupa di kemukakan oleh Pearce yang menunjukan bahwa

komunikasi dipandang sebagai instrument yang dipakai manusia untuk

mencapai maksud-maksud tertentu. Dalam hal ini komunikasi adalah suatu

sarana pikiran, suatu alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu.21

20

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2007),

hal.276 21

R.Wayne Pace & Don F.Faules,Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosda

karya, 2010), h.257

Page 35: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

25

7. Proses Komunikasi Organisasi

Ada tiga tahap utama dalam proses komunikasi organisasi.

Weickmenyebutkan ketiga tahap ini secara khusus sebagai berikut:

a. Tahap Pemeran

Secara sederhana berarti bahwa para anggota organisasi menciptakan

ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan

makna khusus bagi suatu peristiwa.

b. Tahap Seleksi

Aturan-aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk menentukan

pengurangan yang sesuai dalam ketidakjelasan.

c. Tahap Retensi

Memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara

organisasi itu memberi respons atas berbagai situasi.

Strategi-strategi yang berhasil menjadi peraturan yang dapat

diterapkan pada masa mendatang. Berbagai tahap tersebut saling

mempengaruhi satu sama lainnya. Weick secara khusus menyimpulkan

bahwa semua tahap-tahap sebagai “pemeranan (menghimpun sesuatu

bagian dari sejumlah pengalaman untuk diperhatikan lebih lanjut), seleksi

(memasukkan seperangkat penafsiran ke dalam bagian yang dihimpun)

dan retensi (penyimpanan segmen-segmen yang sudah diinterpretasikan

untuk pemakaian pada masa mendatang)”. Aturan-aturan dan siklus

komunikasi diterapkan pada setiap tahap bila para anggota organisasi

memproses informasi.22

22

R.Wayne Pace & Don F.Faules,Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.81

Page 36: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

26

B. Berita Dalam Kategori

1. Pengertian Berita

Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa atau kejadian.

MenurutMichael V. Charnieymengemukakan bahwa berita adalah laporan

tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang factual, penting, dan

menarik bagi sebagian pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.

Sedangkan Wiliard C. Bleyer mengemukakan berita adalah sesuatu yang

yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat

kabar sehingga menarik minat bagi pembaca.23

Berita merupakan suatu penuturan secara benar dan tidak memihak

dari fakta yang punya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik

perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut. Berita juga

laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik perhatian umum.

Suatu peristiwa bisa disebut berita apabila sudah disiarkan, dilaporkan,

atau diinformasikan. Berita dalam media cetak dapat dilihat pada surat

kabar,tabloid, atau majalah. Di dalam berita, selalu terdapat informasi.

Berita bisa didefinisikan juga sebagai cerita atau keterangan mengenai

kejadian atau peristiwa yang hangat. Cerita mengenai peristiwa yang

masih hangat merupakan hal yang sangat dinanti-nantikan oleh semua

khalayak. Oleh karena itu berita dapat membantu untuk mengetahui

banyak hal yang terjadi. Dengan kata lain berita juga dapat diartikan

sebagai suatu fakta yang menarik atau sesuatu hal penting untuk diketahui

yang biasa disampaikan pada khalayak melalui sebuah media. Namun,

tidak semua fakta bisa diangkat menjadi sebuah berita oleh media, karena

23

Romli, Berita dan unsur-unsur berita, Artikel ini diakses pada tanggal 21 april 2014

dari planetxperia.blogspot.com

Page 37: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

27

setiap fakta akan dipilah dan dipilih antara yang pantas disampaikan ke

khalayak umum.

2. Unsur-unsur Berita

Adapun unsur-unsur dalam berita tergolong dalam 5W+1H adalah

sebagai berikut:24

a. What

Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur what,yaitu

berisi pernyataan yang dapat menjawab pertanyaan apa.

b. Who

Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur who, yaitu

disertai keterangan tentang orang-orang yang terlibat dalam peristiwa.

c. When

Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsurwhen, yaitu

menyebutkan waktu kejadian peristiwa.

d. Where

Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur where, yaitu

berisi deskripsi lengkap tentang tempat kejadian.

e. Why

Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsurwhy, yaitu

disertai alasan atau latar belakang terjadinya peristiwa.

f. How

Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur how, yaitu

dapat dijelaskan proses kejadian suatu peristiwa dan akibat yang

ditimbulkan.

24

Romli, Berita dan unsur-unsur berita, Artikel ini diakses pada tanggal 21 april 2014

dari planetxperia.blogspot.com

Page 38: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

28

Selain itu peristiwa yang layak diberitakan harus mempunyai

unsur-unsur yang dikategorikan sebagai berikut:25

a. Unsur Kepentingan

Unsur kepentingan dalam berita maksudnya pemberita

mempunyai kepentingan terhadap pembaca atau pendengar atas

peristiwa itu.

b. Unsur Perhatian Masyarakat

Unsur disini maksudnya adalah sebelum memberitakan

peristiwa harus berpikir adanya unsur perhatian masyarakat terhadap

peristiwa.

c. Unsur Emosi

Unsur Emosi maksudnya adalah ketika masyarakat setelah

membaca atau mendengar berita atau peristiwa, dampak dari berita

ituterhadap masyarakat secara psikologis.

d. Unsur Jarak Peristiwa dan Pembaca

Unsur kedekatan antara tempat dengan pembaca. Dilihat dari

unsur kepentingan, emosi dan perhatian masyarakat pun tidak ada yang

dapat diharapkan dari pembacanya. Karena dilihat dari sebuah jarak.

Akan tetapi bila jarak peristiwanya itu dekat antara tempat dengan

pembaca makan unsur kedekatan itupun dapat dipertimbangkan.

e. Unsur Keluarbiasaan

Unsur keluarbiasaan maksudnya apakah peristiwa itu di luar

kebiasaan. Peristiwa yang dapat menjadi berita ialah yang tidak biasa,

maka karena tidak biasa itulah akan menarik perhatian para pembaca

25

Heri Jauhari,Terampil Mengarang, (Bandung: Nuansa Cendikia, 2013), h.193-196

Page 39: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

29

atau pendengar. Bila peristiwa itu sudah biasa terjadi di masyarakat,

bahkan telah menjadi rutinitas, mubazir diberitakan. Hal itu tidak akan

menambah pengetahuan dan tidak akan menarik untuk dibaca. Suatau

hal yang luar biasa itu selalu dicari orang, terutama oleh para kuli tinta

(wartawan) baik untuk sensasi maupun berita.

f. Unsur Kemanusiaan

Peristiwa yang diberitakan harus tidak bertentangan dengan

etika, norma dan moral. Selain itu, penulisan berita juga berhubungan

dengan perasaan, baik terhadap objek berita maupun terhadap

pembaca. Dengan rasa kemanusiaan, berarti kita menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia. Sejelek dan sejahat apa pun, karena

objek beritanya manusia, beritanya harus dengan batas-batas

kemanusiaan menyangkut etika, norma dan moral.

g. Unsur Kekhasan

Masalah kekhasan bergantung pada tingkat media massa

tersebut. Ada media massa tingkat nasional, provinsi dan kabupaten

atau lokal. Selain itu, disesuaikan dengan pangsa pasar atau target

pembacanya. Dengan demikian, ada koran yang mempunyai kekhasan

berita, ada yang mengutamakan berita-berita daerah, kriminal,

ekonomi, politik, dan lain-lain.

3. Jenis-Jenis Berita

Berikut ada jenis berita yang terdiri atas berita elementary, berita

intermediate, dan berita advance.26

26

Romli, Berita dan unsur-unsur berita, Artikel ini diakses pada tanggal 21 april 2014

dari planetxperia.blogspot.com

Page 40: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

30

a. Berita Elementary

1) Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu

peristiwa.

2) Depth news report adalah reporter menghimpun informasi dengan

fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi

tambahan untuk peristiwa tersebut.

3) Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang

bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.

b. Berita Intermediate

1) Interpretative report lebih dari sekedar straight news dan depth

news. Berita interpretatifbiasanya memfokuskan sebuah isu,

masalah, atau peristiwa-peristiwa controversial.Namun demikian,

fokus beritanya masih berbicara mengenaifakta yang terbuktibukan

opini.

2) Feature story. Penulis mencari fakta untuk menarik perhatian

pembacanya. Penulis feature menyajikan suatu pengalaman

pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor

daripada pentingnya informasi yang disajikan.

c. Berita Advance

1) Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat

mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa

fenomenal atau actual.

2) Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda

dengan laporan interpretative. Berita jenis ini biasanya

Page 41: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

31

memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun

demikian, dalam laporan investigative, para wartawan melakukan

penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi

tujuan. Pelaksanaannya sering illegal atau tidak etis.

3) Editoral writing adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan

berita-berita yang penting dan memengaruhi pendapat umum.

4. Media Dalam Berita

Media-media yang biasa menyampaikan berita antara lain:27

a. Media Cetak

Media ini sangat baik digunakan oleh pembaca yang ingin

mengetahui peristiwa secara detail dapat didokumentasikan melalui

media cetak bila sesuatu saat ingin mengingat peristiwa. Contohnya,

Koran, majalah, tabloid dan lain-lain.

b. Media Elektronik

Media ini sangat efektif dalam menyebarkan sebuah berita,

dikarenakan banyak orang yang tidak senang membaca dan bisa

melihat sumber peristiwa. Berita jika disiarkan melalui media ini,

memang banyak yang menyenangi. Contoh media elektronik adalah

televisi, radio dan lain-lain.

c. Media Online

Media ini kecepatan informasinya yang lebih ditekankan.

Dengan media ini mempermudah mencari atau menyebarkan berita

dengan mengakses melalui internet.

27

Anne, Pengertian dan Jenis-Jenis Berita, artikel ini diakses pada tanggal 19 april 2014

dari www.anneahira.com

Page 42: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

32

5. Batasan Berita

Menurut Dean M.Lyle Sprencer mengatakan bahwa batasan berita

adalah kenyataan atau tulisan yang memuat ide yang benar terjadi

dilapangan dan dapat menarik perhatian para pembacanya.

6. Sumber Berita

Sumber berita selain sebagai objek yang diberitakan juga sebagai

media untuk mengumpulkan informasi. Menurut Eugene J. WebbdanJerry

R Salancik, ada empat jenis sumber berita yaitu:

a. Observasi secara langsung terhadap situasi berita yang akan ditulis.

b. Menggunakan proses wawancara.

c. Pencarian dengan melakukan penelitian bahan-bahan dengan dokumen

(riset data).

d. Dengan menjadi pelaku atau saksi dalam peristiwa tersebut (sekarang

sering disebut dengan citizen journalism.28

7. Berita Negatif

Berita negatif adalah berita yang isinya mempertentangkan atau

bertolak belakang dari suatu kepastian. Berita negatif biasanya berisikan

sebuah informasi yang negatif, yang pada intinya memberikan semacam

informasi kecaman dan menunjukan suatu pengingkaran. Berita negatif juga

bisa dinyatakan sebagai suatu berita yang berlainan dengan pernyataannya

yang sebenaranya (dipakai untuk menyangkal).29

Selain ada berita negatif, berita positif juga selalu menjadi sebuah

pemberitaan yang ada diberbagai media. Berita positif adalah berita yang

28

Bimba,Teori, batasan, sumber dalam berita, Artikel ini diakses pada tanggal 21 april

2014 dari bimbingan.org 29

Harry, Bingkai Bahasa, Artikel ini diakses pada tanggal 10 november 2013 dari

bingkaibahasa.wordpress.com

Page 43: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

33

isinya tidak mengandung kata ingkar. Berita positif merupakan berita yang

mengandung unsur peristiwa yang positif.

1. Perbandingan Berita Negatif dan Berita Positif

Setiap berita mempunyai unsur yang negatif maupun positif. Oleh

karena itu jika pembaca tidak pintar memilah mana berita negatif dan

mana berita positif maka akan menjadi salah menafsirkan pada berita

tersebut.

Berita negatif mempunyai unsur yang negatif, pada berita tersebut

selalu menginfomasikan berita yang bertolak belakang atas peristiwa yang

ada. Berita negatif bertentangan, sangat berbeda dengan berita positif yang

selalu menginformasikan hal-hal atau fakta-fakta yang positif. Berita

positif mempunyai unsur yang baik. Bila dibandingkan berita positif dan

negatif mempunyai unsur yang berbeda. Berita negatif menginformasikan

peristiwa yang negatif sedangkan berita positif menginformasikan berita

yang positif.

C. Reduksi

Reduksi menurut secara harfiah merupakan pengurangan,

penyempitan, sebuah proses mengambil kembali (re-ducere). Kata sifat dari

reduksi adalah reduksionis. Reduksi bisa dikatakan pula yakni menyaring.

Menyaring sebuah peristiwa/fenomena untuk disampaikan kepada inti dari

peristiwa/fenomena tersebut.30

Ada tiga tahap dalam aktivitas reduksi menurut Husserl, yaitu:31

30

Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), h.118 31

Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), h.119

Page 44: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

34

1. Reduksi Fenomenologis

Reduksi fenomenologis ditempuh dengan menyisihkan atau

menyaring pengalaman pengamatan pertama yang terarah pada eksistensi

fenomena. Pengalaman inderawi itu tidak, tetapi perlu disisihkan dan

disaring lebih dahulu sehingga tersingkirlah segala prasangka,

praanggapan maupun prateori, baik yang berdasarkan keyakinan

tradisional, maupun yang berdasarkan keyakinan agamis, bahkan seluruh

keyakinan dan pandangan yang telah dimiliki sebelumnya. Segala sesuatu

yang diketahui dan dipahami, lewat pengamatan biasa terhadap fenomena

itu, harus diuji sedemikian rupa dan tidak boleh diterima begitu saja.

Fenomena itu diamati dalam hubungannya dengan kesadaran tanpa

melakukan refleksi terhadap fakta-fakta yang ditemukan lewat pengamatan

itu karena yang utama dalam hidup ini ialah menemukan dan

menyingkirkan subjektivitas-subjektivitas yang merupakan penghambat

bagi fenomena itu dalam mengungkapkan hakikat dirinya.

2. Reduksi Eidetis

Reduksi eidetis adalah upaya untuk menemukan eidos atau hakikat

fenomena tersembunyi. Pada tahap ini segala sesuatu yang dianggap

sebagai hakikat fenomena yang diamati harus disaring untuk menemukan

hakikat yang sesungguhnya dari fenomena itu. Itu berarti segala sesuatu

yang dilihat harus dianalisis secara cermat dan lengkap agar tidak ada yang

terlupakan. Dalam upaya menganalisis fenomena yang diamati dengan

cermat dan lengkap, perhatian pengamat harus senantiasa terarah kepada

isi yang paling fundamental dan segala sesuatu yang bersifat paling hakiki.

Page 45: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

35

3. Reduksi Transendental

Reduksi transendental berarti menyisihkan dan menyaring semua

hubungan antara fenomena yang diamati dan fenomena lainnya. Misalnya

saja fenomena yang diamati itu adalah diri kita sendiri, kita harus

menyadari bahwa diri kita sendiri senantiasa memiliki hubungan dengan

fenomena lainnya, yang berada diluar diri kita. Keterhubungan yang

demikian itu membuat kita senantiasa berada dalam suatu situasi yang

tertentu, seperti kita sedang makan, sedang menulis, sedang mandi, dan

sebagainya. Pengalaman-pengalaman yang demikian itu jelas merupakan

hal-hal yang harus disisihkan karena merupakan bagian dari kesadaran

empiris. Reduksi transendental harus menemukan kesadaran murni dengan

menyisihkan kesadaran empiris sehingga kesadaran diri sendiri tidak lagi

berlandaskan pada keterhubungan dengan fenomena lainnya. Kesadaran

diri yang telah bebas dari kesadaran empiris itu mengatasi pengalaman,

maka bersifat transcendental.

Page 46: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

36

BAB III

GAMBARAN UMUM INDONESIA CORRUPTION WATCH

A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat ICW

Korupsi kian mencemaskan setelah implementasi Otonomi Daerah.

Arah desentralisasi yang membawa semangat keadilan distributif sumber-

sumber negara yang selama 32 tahun dikuasai secara otoriter oleh pemerintah

pusat kini justru menjadi ajang distribusi korupsi dimana aktor dan areal

korupsi kian meluas. Praktek korupsi tidak lagi terorganisir dan terpusat, tetapi

sudah terfragmentasi seiring dengan munculnya pusat-pusat kekuasaan baru.

Hukum yang seharusnya memberikan jaminan terwujudnya keadilan

dan penegakan aturan juga tak luput dari ganasnya korupsi. Mafia peradilan

kian merajalela dan lembaga peradilan tak ubah laksana lembaga lelang

perkara yang membuat buncit perut aparat penegak hukum busuk. Rasa

keadilan digadaikan oleh praktek suap menyuap. Intervensi politik terhadap

proses hukum menyebabkan lembaga peradilan hanya menjadi komoditas

politik kekuasaan. Tidak ada kasus korupsi yang benar-benar divonis setimpal

dengan perbuatannya. Dengan kekuasaan uang dan perlindungan politik,

koruptor dapat menghirup udara bebas tanpa perlu takut dijerat hukum.

Tidak sedikitpun terlihat ada kemauan politik (will) dari pemerintah

untuk memberantas praktek mega korupsi. Krisis ekonomi yang dituding

banyak pihak merupakan akibat dari praktek korupsi tidak dijadikan pelajaran.

Konglomerat akbar yang melakukan kejahatan ekonomi justru diproteksi.

Utang bernilai triliunan yang seharusnya mereka bayar dibebankan kepada

Page 47: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

37

pemerintah yang memicu hilangnya mekanisme jaring pengaman sosial seperti

penghapusan subsidi pendidikan, kesehatan, pupuk dan BBM. Korupsi telah

menyebabkan kemiskinan struktural yang kronis.

Korupsi membuat mekanisme pasar tidak berjalan. Proteksi, monopoli

dan oligopoli menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan distorsi pada distribusi

barang/jasa, dimana pengusaha yang mampu berkolaborasi dengan elit politik

mendapat akses, konsesi dan kontrak-kontrak ekonomi dengan keuntungan

besar. Persaingan usaha yang harus dimenangkan dengan praktek suap

menyuap mengakibatkan biaya produksi membengkak. Ongkos buruh ditekan

serendah mungkin sebagai kompensasi biaya korupsi yang sudah dikeluarkan

pelaku ekonomi.

Busuknya sektor pemerintah dan sektor swasta karena korupsi hanya

melahirkan kemiskinan, kebodohan dan ketidakberdayaan rakyat banyak.

Korupsi yang terjadi karena perselingkuhan kekuasaan politik dan kekuatan

ekonomi membuat semakin lebarnya jurang kesejahteraan. Karena itulah ICW

percaya bahwa pemberantasan korupsi akan berjalan efektif jika ada pelibatan

yang luas dari rakyat sebagai korbannya. ICW mengambil posisi untuk

bersama-sama rakyat membangun gerakan sosial memberantas korupsi dan

berupaya mengimbangi persekongkolan kekuatan birokrasi pemerintah dan

bisnis. Dengan demikian reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi dan

sosial untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang demokratis dan

berkeadilan sosial dapat diwujudkan.

ICW adalah lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang yang

memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha

Page 48: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

38

pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan

terhadap praktek korupsi. ICW lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di

tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki pemerintahan pasca

Soeharto yang demokratis, bersih dan bebas korupsi. ICW awalnya merupakan

lembaga swadaya masyarakat (LSM) berawal dari sebuah yayasan berubah

menjadi suatu perkumpulan. Perkumpulan tersebut karena ada dasar yuridis,

politik, maupun sosiologis. Dasar hokum dan politik ini hanya ingin

mensiasati UUD ormas atau UUD yayasan untuk membuat ruang gerak bagi

ICW agak sempit terutama memudahkan pihak pemerintah bisa melakukan

interfensi. Secara politik ICW merupakan suatu perkumpulan yang

memudahkan pendekatan dengan masyarakat. Dengan perkumpulan semua

masyarakat jadi terbuka bisa bergabung dan berkontribusi langsung dalam

melawan korupsi. ICW memperkuat kelompok warga agar terlibat langsung

dalam melawan korupsi. ICW sebagai fasilitator untuk mendorong adanya

gerakan masyarakat untuk melawan korupsi, apa yang dilakukan ICW lebih

banyak upaya penguatan-penguatan kepada masyarakat. Misalnya, seperti

pengorganisasian, membentuk jaringan, menyediakan alat yang bisa di pake

kelompok masyarakat dalam memberantas korupsi.

B. Visi dan Misi ICW

1. Visi ICW

ICW merupakan bentuk lembaga yang mempunyai visi yang

berbeda. Kasus korupsi untuk memberantas para koruptor. Mengontrol

segala tata negara dengan mewujudkan negara yang bebas korupsi, aman

dan memberdayakan segala aspek dari berbagai kasus pemerintah.

Page 49: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

39

2. Misi ICW

Misi ICW adalah memberdayakan rakyat dalam:

a. Memperjuangkan terwujudnya sistem politik, hukum, ekonomi dan

birokrasi yang bersih dari korupsi dan berlandaskan keadilan sosial

dan jender.

b. Memperkuat partisipasi rakyat dalam proses pengambilan dan

pengawasan kebijakan publik.

Dalam menjalankan misi tersebut, ICW mengambil peran sebagai

berikut:

a. Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian rakyat dibidang hak-

hak warganegara dan pelayanan publik.

b. Memfasilitasi penguatan kapasitas rakyat dalam proses pengambilan

dan pengawasan kebijakan publik.

c. Mendorong inisiatif rakyat untuk membongkar kasus-kasus korupsi

yang terjadi dan melaporkan pelakunya kepada penegak hukum serta

ke masyarakat luas untuk diadili dan mendapatkan sanksi sosial.

d. Memfasilitasi peningkatan kapasitas rakyat dalam penyelidikan dan

pengawasan korupsi.

e. Menggalang kampanye publik guna mendesakkan reformasi hukum,

politik dan birokrasi yang kondusif bagi pemberantasan korupsi.

f. Memfasilitasi penguatan good governance di masyarakat sipil dan

penegakan standar etika di kalangan profesi.

Page 50: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

40

C. Posisi ICW

Berpihak kepada masyarakat yang miskin secara ekonomi politik dan

budaya.

Nilai:

1. Keadilan sosial dan keseteraan jender

Setiap laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan peluang

yang sama untuk berperan aktif dalam pemberantasan korupsi, memiliki

hak dan peluang yang sama didalam lembaga maupun dalam kaitannya

dengan kesempatan yang sama untuk mengakses dan mengontrol sumber

daya lembaga.

2. Demokratis

Setiap individu baik laki-laki maupun perempuan dalam setiap

pengambilan keputusan, perilaku dan pikiran, wajib menjunjung nilai

demokrasi.

3. Kejujuran

Setiap individu baik laki-laki maupun perempuan wajib

membeberkan setiap kepentingan pribadi yang berhubungan dengan

kewajibannya serta mengambil langkah-langkah untuk mengatasi benturan

kepentingannya yang mungkin timbul.

D. Prinsip ICW

1. Integritas

a. Setiap individu tidak pernah melakukan kejahatan pidana, politik,

ekonomi dan hak asasi manusia.

b. Setiap individu tidak pernah membela atau melindungi koruptor.

Page 51: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

41

c. Setiap individu tidak boleh menempatkan dirinya di bawah

kepentingan finansial atau kewajiban lainnya dari pihak luar, baik

individu maupun organisasi yang dapat mempengaruhinya dalam

menjalankan tugas-tugas dan misi ICW.

2. Akuntabilitas

Setiap individu harus bertanggungjawab atas keputusan dan

tindakan-tindakannya kepada rakyat dan harus tunduk pada pemeriksaan

publik terhadap seluruh aktivitas di ICW.

3. Independen

a. Setiap individu tidak menjadi anggota ataupun pengurus salah satu

partai politik.

b. Setiap individu bertindak objektif dalam menghadapi pejabat negara

ataupun kelompok kepentingan tertentu.

c. Setiap individu tidak boleh membuat keputusan dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan finansial atau materi bagi dirinya sendiri,

keluarga dan konco.

4. Obyektivitas dan kerahasiaan

a. Setiap individu dalam mengambil keputusan dan tindakan harus

semata-mata berdasarkan pertimbangan kebenaran dan keadilan.

b. Setiap individu wajib merahasiakan para identitas saksi dan pelapor

kasus korupsi yang melaporkan kasus korupsi ke ICW.

5. Anti-Diskriminasi

Dalam melaksanakan tugas pemberantasan korupsi, hak dan

kewajiban di lembaga, setiap individu tidak melakukan diskriminasi baik

berdasarkan agama, ras atau golongan.

Page 52: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

42

E. Struktur Organisasi ICW

F. Divisi – Divisi ICW

1. Divisi Penggalangan Dana dan Kampanye Publik

Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah sebuah organisasi

independen. Untuk menjaga independensi sekaligus meningkatkan rasa

kepemilikan publik dan menjaga keberlangsungan program, sejak Maret

2010 lalu ICW membuka peluang donasi publik. Dengan memberi bantuan

finansial kepada lembaga ini, masyarakat dapat turut serta dalam kerja-

kerja pemberantasan korupsi.

Donasi yang dikumpulkan dari publik dimanfaatkan untuk

menjalankan sejumlah program ICW, diantaranya; investigasi kasus,

pemantauan anggaran sekolah, advokasi layanan kesehatan, membangun

Page 53: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

43

generasi pemuda melawan korupsi, serta menyelenggarakan pendidikan

antikorupsi di sekolah dan kampus.

Transparansi dan akuntabilitas menjadi pilar utama gerakan

antikorupsi. Untuk menjamin transparansi, setiap bulan ICW

mempublikasikan hasil perolehan donasi di website www.antikorupsi.org

Setiap tahun, laporan keuangan secara menyeluruh akan diaudit oleh

auditor independen dan diunggah ke website.

2. Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan

Pemberantasan korupsi di Indonesia, dengan segala

ketidakmaksimalannya sesungguhnya sudah mulai tumbuh sejak tahun

2004 hingga saat ini. lembaga penegak hukum konvensional seperti

Kepolisian dan Kejaksaan masih belum bisa maksimal memberantas

korupsi. alin-alih bekerjasama, yang teradi justru konflik antara penegak

hukum, seperti kasus Cicak vs Buaya beberapa waktu lalu. sementara para

mafia hukum dan peradilan semakin menjadi-jadi. disisi yang sama,

Oligarki semakin kuat menyandera berbagai lini strategis penegakan

hukum dan pemberantasan korupsi.

Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW menjalankan tugas

pengawasan terhadap berbagai lembaga penegak hukum, hingga mengawal

berbagai produk hukum yang relevan dengan pemberantasan korupsi.

Beberapa program yang dijalankan diantaranya; menginisiasi gerakan

penyelamatan institusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui

kampanye “Cicak Vs Buaya”, monitoring pemilihan pimpinan KPK serta

mengawal proses revisi UU Tindak Pidana Korupsi, UU KPK dan UU

Pencucian uang.

Page 54: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

44

3. Divisi Monitoring Pelayanan Publik

Salah satu indikator sukses upaya pemberantasan korupsi andalah

meningkatnya kualitas pelayanan publik. Oleh karena itu, pengawasan

terhadap sektor pelayanan publik ini mutlak diperlukan untuk menjamin

rakyat benar-benar mendapatkan haknya. ICW tak pernah berhenti

mengawasi pemerintah sebagai penyedia layanan publik. Agar gaung dan

manfaatnya lebih besar, lembaga ini mengajak masyarakat untuk turut

berpartisipasi. Mereka, para pengguna layanan publik, diajak untuk

memonitor kulitas pelayanan dan manajemen dana untuk mencegah

terjadinya penyelewengan.Pemantauan kualitas pelayanan publik berbasis

masyarakat terorganisir bertujuan mewujudkan keadilan sosial dalam

pelayanan publik.Selama beberapa waktu terakhir ini, ICW fokus terhadap

pelayaan publik di sektor kesehatan, pendidikan, dan pelaksanaan ibadah

haji.

4. Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran

Negara sering kecolongan akibat kekurangan penerimaan negara

dari pajak dan bukan pajak. Membahas penerimaan negara, saat ini Divisi

Monitoring dan Analisisis Anggaran ICW fokus terhadap dua sektor

utama; penerimaan dari sumber daya alam khususnya sektor pertambangan

(industri ekstraktif) serta penerimaan negara dari pajak.

Disamping itu, Divisi MAA juga rutin melakukan pemantauan dan

advokasi terkait belanja negara dan subsidi energi. Pemantauan terhadap

industri ekstraktif, ICW mendorong renegosiasi kontrak sejumlah

perusahaan ekstraksi yang beroperasi di Indonesia agar memberikan

manfaat lebih banyak kepada negara.

Page 55: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

45

5. Divisi Korupsi Politik

Patronase bisnis dan politik merupakan pangkal pokok terjadinya

korupsi. Cara untuk memangkasnya dengan mengimplementasikan nilai-

nilai transparansi dan mendorong keterlibatan rakyat dalam pembuatan

kebijakan.

Fokus utama kerja Divisi Korupsi Politik lebih kepada upaya

mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam sektor politik melalui

berbagai metode. Divisi ini melakukan riset dan studi mengenai patronase

politik bisnis di level lokal hingga nasional.

Divisi Korupsi Politik juga melakukan advokasi terkait isu-isu

aktual mengenai anggaran, korupsi di parlemen dan lingkungan

pemerintahan daerah.

6. Divisi Investigasi

Indonesia Corruption Watch (ICW) menginvestigasi sejumlah

kasus dugaan korupsi sekaligus menerima laporan masyarakat mengenai

kasus-kasus korupsi. Tugas Divisi Investigasi adalah melakukan review

secara mendalam sebelum melaporkan kasus-kasus tersebut kepada aparat

penegak hukum.

Hingga akhir Oktober 2011, ICW telah menerima 370 laporan dari

masyarakat. Dari jumlah itu 149 diantaranya memiliki unsur dugaan

korupsi, sedangkan sisanya adalah kasus bukan korupsi. 15 diantaranya

telah dilaporkan kepada aparat. Selain menangani investigasi kasus, divisi

ini juga melakukan advokasi terhadap implementasi Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). ICW mendukung implementasi

Page 56: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

46

berlakunya undang-undang ini dengan mendorong terbentuknya Komisi

Informasi Daerah (KID) di 6 provinsi; Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan dan Bali. Selain itu ICW juga

sedang mendorong dilakukannya audit sosial oleh masyarakat terhadap

proyek-proyek pemerintah terutama di bidang layanan publik di

beberapadaerah.

G. Uraian Jabatan di Lingkungan Badan Pekerja ICW

1. Koordinator

Koordinator bertanggung jawab terhadap semua aktivitas badan

pekerja. Fungsi koordinator menjalankan kegiatan organisasi dalam rangka

melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan oleh RUA (Rapat

Umum Anggota). Koordinator juga berperan sebagai representasi lembaga

dalam hubungan dengan pihak luar, melakukan perencanaan monitoring

dan evaluasi terhadap program, anggaran dan kinerja personel. Tugas

pokok koordinator mengkoordinir seluruh personel dibantu oleh dua orang

wakil koordinator. Menjalankan kegiatan organisasi secara terbuka.

Menyelenggarakan dan memimpin rapat pleno badan pekerja. Mengangkat

dan menghentikan anggota badan pekerja dan bertanggungjawab atas

penyusunan rencana, pelaksanaan dan evaluasi program kerja yang

meliputi kebijakan manajemen, anggaran dan program.

2. Wakil Koordinator

Wakil koordinator bertanggung jawab terhadap aktivitas sesuai

bidang dibawah tanggung jawabnya. Membantu koordinator dalam

menjalankan kegiatan lembaga yang telah ditetapkan. Tugas pokok wakil

Page 57: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

47

koordinator adalah membantu koordinator dalam menjalankan kegiatan

organisasi secara terbuka, membantu koordinator dalam menyusun

rencana manajemen organisasi dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaannya.

3. Program Officer

Program Officer melaksanakan segala aktivitas yang berhubungan

dengan pelaksanaan program dibidang korupsi politik. Tugas pokok

program officer melaksanakan monitoring dibidang korupsi politik

terutama dalam hubungannya dengan proses-proses politik ditingkat pusat

maupun daerah. Melakukan program kerja sesuai dengan ketetapan rapat

badan pekerja dalam hubungannya dengan korupsi politik. Melakukan

advokasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan korupsi politik.

Melakukan riset dan analisis mengenai hal-hal yang terkait dengan bidang

korupsi politik dan menindaklajuti laporan masyarakat dibidang korupsi

politik yang telah ditetapkan dalam rapat badan pekerja.

Page 58: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

48

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

ICW mencoba menguatkan organisasi dengan memberantas korupsi baik

dari bidang politik, keuangan, air, listrik dan pendidikan. ICW menggunakan

kekuatannya melalui data yang akurat bukan hanya sekedar data asal-asalan.

Melalui data yang sudah di investigasi melalui tim investigasi ICW, ICW yakin

dengan penguatan data dapat memberantas para koruptor yang kian marak di

negara Indonesia.

A. Proses Komunikasi Organisasi Dalam Mereduksi Pemberitaan Negatif

berdasarkan Teori Weick

Pemberitaan negatif dari luar di ICW sudah menjadi hal biasa bagi

lembaga tersebut. Semua staff ICW sudah dihimbau bahwa untuk tidak

berbicara diruang publik bila tidak mempunyai data dan tidak mempunyai

riset semua pihak yang diragukan oleh ICW pasti mudah di tuding hal yang

negatif. Dengan data yang sudah di investigasi oleh ICW itulah cara ICW

untuk menangkal pemberitaan negatif. Berikut beberapa contoh yang menjadi

pemberitaan negatif di ICW:

1. ICW di Tuding Menerima Dana Asing

ICW dituding mendapatkan dana asing. Negara Indonesia tidak

lepas dari dana asing akan tetapi ICW menegaskan dana Asing yang ICW

terima merupakan sumbangan dari lembaga asing. ICW tidak menerima

dana APBN, APBD, IMF dan Bank dunia bila dapat dana dari lembaga

tersebut itu akan menimbulkan konflik kepentingan. ICW mempunyai

lembaga uang masyarakat dan lembaga donor asing. Meskipun berasal dari

Page 59: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

49

donor asing ICW memastikan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.

ICW telah secara transparan melaporkan kepada publik mengenai audit

keuangannya. Tidak ada yang salah dengan menerima sumbangan dana

dari pihak asing, pemerintahpun menerima sumbangan dana dari pihak

asing dan hampir semua pemerintah menerima hibah asing.

Saat ini pendanaan ICW dari dua jalur. Dari publik melalui

penggalangan dana publik, kedua dari lembaga donor yang itu jelas tanpa

ikatakan dan tidak ada intervensi apapun. semua Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Ormas), jika ingin

menerima bantuan asing harus sepengetahuan dan seizin Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Ada penyaringan di

negara bila setuju masuk harus ada sharing contract dari pemerintah.

Dalam rancangan Undang-Undang Ormas mengatur transparansi dan

akubilitas. Bahkan, jauh sebelum Undang-Undang Keterbukaan informasi

Publik ada, ICW sudah di publish.

2. ICW Dituding Lakukan Kampanye Negatif Terhadap SBY di tahun

2004

ICW membantah melakukan kampanye negatif atau black

campaign terhadap calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pihak

ICW menerima pengiriman setumpuk berkas berisi selembaran kampanye

negatif terhadap SBY ke kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM),

tokoh masyarakat serta cendikiawan. Berkas tersebut berkepala surat

National Democratic Institute (NDI), akan tetapi anehnya beralamat

sekretariat Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan

Sosial (LP3ES), yakni di Jl S Parman No 81, Slipi, Jakarta 11420. Dalam

Page 60: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

50

pengantar berkas berjudul Masih Ingat Suharto Muda? itu disebutkan,

NDI bekerja sama dengan berbagai narasumber di Indonesia mencoba

menelusuri jejak langkah Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang

Yudhoyono. Lewat rangkaian peristiwa itu SBY dicitrakan antara lain

sebagai petinggi militer antidemokrasi dan harus bertanggung jawab atas

berbagai pelanggaran HAM berat di Tanah Air. Yudhoyono disebut-sebut

menentang reformasi, mengusulkan kudeta kepada Jenderal Wiranto,

menolak partai Islam, serta mengusulkan pengampunan atas Soeharto.

ICW membantah berkas itu adalah berkas yang ICW buat dan

kirim ke kalangan LSM, tokoh masyarakat serta cendekiawan. ICW tak

ingin menduga-duga siapa yang membuat berkas itu dan siapa yang

diuntungkan dengan beredarnya berkas tersebut. Pada saat itu, ICW tidak

ingin namanya dibawa-bawa dalam persaingan elite kedua kubu dalam

pencalonan Presiden pada tahun 2004. ICW juga tidak ingin mengomentari

tentang black campaign itu karena ICW tidak memiliki kepentingan apa-

apa. ICW dan lembaga-lembaga lain sepakat melaporkan kepanitian

pengawas pemilu 2004.

3. ICW merilis 36 nama calon anggota legislatif bermasalah

ICW merilis 36 calon anggota legislatif yang diragukan anti

koruspsinya. Beberapa nama yang tercantum membantah dan menuding

ICW telah melemparkan fitnah. Pada saat itu, ada pihak yang berencana

menggugat ICW secara hukum. Berikut ini daftar 36 caleg bermasalah

versi ICW:

Page 61: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

51

No Nama Calon

Legislatif Partai Kasus

1. Azis Syamsudin Golkar Menerima uang untuk

memperlancar proyek simulator

SIM

2. Bambang Soesatyo Golkar Menerima uang untuk

memperlancar proyek simulator

SIM

3. Idris Laena Golkar Melakukan pelanggran etika

permintaan barang atau upeti

kepada BUMN.

4. Nurdiman Munir Golkar Mendukung upaya revisi UU KPK

yang berpotensi melemahkan

kewenangan lembaga tersebut

5. Setya Novanto Golkar mengaku menyerahkan uang

1.050.000 dollar AS (sekitar Rp 9

miliar) kepada Kahar Muzakir

setelah pertemuan dengan Setya

Novanto.

6. Kahar Muzakir Golkar menerimauang 1.050.000 dollar AS

(sekitar Rp 9 miliar) setelah

pertemuan dengan Setya Novanto.

7. Melchias Markus

Mekeng

Golkar Disebut sebagai "Ketua Besar"

dalam BBM antara Mindo Rosalina

Manulang dan Angelina Sondakh

dalam kasus wisma atlet

8. Priyo Budi Santoso Golkar Nama Priyo Budi S masuk dalam

tuntutan JPU atas kasus pengadaan

Al Quran dan laboratorium yang

menyeret Dendi Prasetya dan

Zulkarnain Djabar

9. Charles Jonas

Mesang

Golkar menerima uang dari proyek

pengadaan alkes di Kemenkes

sebesar Rp 90 juta.

Page 62: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

52

10. Edhie Baskoro

Yudhoyono

Demokrat Laporan dugaan pencemaran nama

baik oleh Ibas kepada Yulianis

dinilai oleh LPSK menghambat

pemberantasan korupsi.

11. Mirwan Amir Demokrat Saksi Mindo Rosalina M dalam

persidangan menyebutkan peran

yang bersangkutan sebagai "Ketua

Besar" yang menerima uang dari

proyek wisma atlet.

12. Jhonny Alle

Marbun

Demokrat Disebut oleh Abdul Hadi Jamal

(tersangka kasus korupsi

pembangunan dermaga dan bandara

Indonesia timur) menerima uang Rp

1 miliar dalam proyek yang sama.

13. Achsanul Qosasi Demokrat Melakukan pelanggaran etika

ringan dalam kasus permintaan

barang atau upeti kepada BUMN

14. Ignatius Mulyono Demokrat Membantu pengurusan

sertifikatHambalang atas

permintaan Anas Urbaningrum

15. Muhammad Nasir Demokrat Audit BPK menyebut nama

Muhammad Nasir termaktub dalam

akta kepemilikan PT Anugerah

Nusantara.

16. Sutan Batoeghana Demokrat Disebut oleh JPU menerima uang

dalam kasus solar home system

(SHS) dan hal tersebut juga diakui

oleh terdakwa Kosasih Abas.

17. Marzuki Ali Demokrat Pernah menyampaikan wacana

pembubaran KPK.

18. Max Sopacua Demokrat menerima uang dari proyek

pengadaan alkes di Kemenkes

sebesar 45 juta.

Page 63: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

53

19. Mahyudin Demokrat Disebut oleh saksi Mindo Rosalina

M dalam persidangan (16/1/2012)

sebagai "Pak Ketua" yang

menerima sejumlah uang dari

pembahasan wisma atlet.

20. Herman Herry PDIP Disebut oleh saksi (AKBP Thedy

Rusmawan) dalam persidangan

kasus simulator (28/5/2013)

menerima uang untuk

memperlancar proyek simulator

SIM.

21. IWayan Koster PDIP Disebut oleh saksi Lutfi Ardiansyah

dalam persidangan tipikor

(27/1/2012) menerima uang sebesar

Rp 5 miliar dari Grup Permai

22. Said Abdullah PDIP Disebut oleh Yulianis dalam

persidangan tipikor (4/10/2012)

turut serta dalam menggiring

sejumlah proyek bersama Grup

Permai.

23. Olly Dondo

Kambey

PDIP Disebut oleh Yulianis dalam

persidangan tipikor (4/10/2012)

turut serta dalam menggiring

sejumlah proyek bersama Grup

Permai.

24. Ribka Tjiptaning PDIP Dijatuhi sanksi oleh Badan

Kehormatan DPR berupa larangan

memimpin rapat panitia khusus atau

panitia kerja di DPR terkait kasus

ayat tembakau yang hilang dalam

UU Kesehatan

25. Zulkie Firmansyah PKS Melakukan pelanggaran etika

ringan dalam kasus permintaan

barang atau upeti kepada BUMN

Page 64: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

54

26. Adang Darajatun PKS Tidak bersedia menyampaikan

informasi keberadaan istrinya

(Nunun Nurbaeti) kepada KPK saat

Nunun menjadi buronan kasus

travel cheque.

27. Fahrie Hamzah PKS Mendorong pembubaran KPK

28. Nasir Djamil PKS Mendukung upaya revisi UU KPK

yang berpotensi melemahkan

kewenangan lembaga tersebut

29. Desmond J Mahesa Gerindra Disebut oleh saksi (AKBP Thedy

Rusmawan) dalam persidangan

kasus simulator (28/5/2013)

menerima uang untuk

memperlancar proyek simulator

SIM

30. Vonny Aneke

Panambunan

Gerindra Mantan terpidana kasus korupsi

Bandara Loa Kulu di Kutai

Kartanegara. Vonny divonis 1,5

tahun penjara (Mei 2008).

31. Pius Lustrilanang Gerindra Disebut ngotot mendukung

perencanaan gedung baru Parlemen

32. Ahmad Yani PPP Mendukung upaya revisi UU

KPKyang berpotensi melemahkan

kewenangan lembaga tersebut.

33. M Achmad Farial PPP Disebut oleh JPU menerima uang

dalam kasus solar home system

(SHS) dan hal tersebut juga diakui

oleh terdakwa Kosasih Abas.

34. Syarifudin Suding Hanura Mendukung upaya revisi UU KPK

yang berpotensi melemahkan

kewenangan lembaga tersebut.

35. Abdul Kadir Kading PKB Disebut oleh Yulianis dalam

persidangan tipikor (4/10/2012)

turut serta dalam menggiring

Page 65: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

55

sejumlah proyek bersama Grup

Permai

36. Nazarudin

Sjamsudin

PBB Terpidana kasus dana taktis KPU

dan asuransi.

Ada tiga tahap utama dalam proses komunikasi organisasi.

Weickmenyebutkan ketiga tahap ini secara khusus sebagai berikut:

a. Tahap Pemeran

Secara sederhana berarti bahwa para anggota organisasi

menciptakan ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan

merundingkan makna khusus bagi suatu peristiwa. ICW berperan

penting dalam memecahkan kasus korupsi melalui tahap pemeran.

“ya pasti tentunya ada ya, dalam ICW setiap anggota berperan

dalam setiap pemberitaan negatif yang masuk, setiap anggota bebas

memecahkan setiap pemberitaan negatif, semua staff/antar divisi

dihimbau untuk tidak berbicara sembarangan tanpa data, setiap

pemberitaan yang masuk tentunya mempunyai unsur yang berbeda

walaupun kita tahu dari pihak yang membuat berita tersebut itu negatif

dan berusaha menjatuhkan ICW melalui berita negatif. Jadi dari

langkah ini lah peran anggota dan antar divisi lainnya di ICW

mempunyai peran penting, dan kita tentunya semua anggota di ICW

bertanggung jawab atas pemberitaan negatif yang ada.”1

Dalam tahap ini, peran para anggota atau badan pengurus ICW

dihimbau dari awal untuk tidak menjudge suatu peristiwa tanpa

menggunakan data. Peran semua staff ICW sangat penting, bila ada

pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta yang ada, ICW mampu

menentukan dan merundingkan bahwa berita tersebut layak atau tidak

untuk diladeni, sebab sebagian besar pemberitaan yang masuk dalam

ICW khususnya pemberitaan negatif tentang ICW hanya kecaman dari

berbagai pihak-pihak yang mencoba menjatuhkan ICW.

1 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret

2014, Pukul 20.00, Indonesia Corruption Watch

Page 66: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

56

b. Tahap Seleksi

Aturan-aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk

menentukan pengurangan yang sesuai dalam ketidakjelasan. ICW

mempunyai aturan main dalam menghadapi pemberitaan negatif.

“Nah setelah itu kita coba seleksi nih, ya seleksi dalam artian

kita berusaha buat menentukan mana pemberitaan negatif yang layak

kita saring atau tidak, ditanggapi atau tidak, dalam artian ada

pemberitaan negatif yang tidak jelas (hanya sekedar mencaci maki

biasa tidak jelas) ada pemberitaan negatif yang ada hubungannya

dengan kasus yang ada. istilahnya greget lah ingin diladeni, rata-rata

kita jarang meladeninya paling tidak ada lah beberapa pemberitaan

negatif ya… yang saya bilang tadi sesuai atau ada hubungannya

dengan kasus korupsi. Kita juga menyikapinya dengan santai nanti

juga ilang sendiri. Kita mecahin kasus berdasarkan data.”2

Banyak berbagai pihak yang menjudge ICW yang tidak

berhubungan dengan kasus-kasus korupsi. Mereka menjatuhkan ICW

dengan berbagai macam cara, dengan cara membuat pemberitaan

negatif. Berita negatif tersebut ada yang layak untuk disaring dan ada

yang tidak. Melalui tahap seleksi, ICW menseleksi berbagai

pemberitaan negatif melalui data atau hasil riset yang sudah

diinvestigasi oleh ICW. ICW juga punya aturan main dan menentukan

mana pemberitaan negatif harus disaring atau yang tidak jelas melalui

data tersebut. Lalu ICW mencoba mengatur siklus komunikasi kepada

pihak-pihak yang membuat pemberitaan negatif. Kapan ICW

meladeninya, semua tergantung pemberitaan tersebut seperti apa,

apakah sesuai dengan kasus yang ada atau hanya menjudge dengan

omong kosong.

2 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret

2014, Pukul 20.00, Indonesia Corruption Watch

Page 67: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

57

c. Tahap Retensi

Memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai

cara organisasi itu memberi respons atas berbagai situasi. ICW

menyimpan banyak informasi baik kegiatan maupun informasi

mengenai kasus korupsi dan menuding ICW melalui pemberitaan

negatif.

“ya… merespon yaa, respon kita selama ini soal pemberitaan

negatif ya.. cukup baik ya.. dalam artian kita tetap menyikapinya

dengan baik, walaupun memang ada pemberitaan negatif yang masuk

hanya sekedar menghina atau menjelek-jelekkan dan kebanyakan

terjadi di sosial media seperti twitter, facebook, kita tetap merespon

dengan baik dengan cara kita sendiri, melalui data itu tadi. Kita juga

banyak simpan informasi ya.. informasi dari berbagai pihak-pihak

mengenai kasus korupsi, apalagi soal yang negatif-negatif tentang ICW

banyak, bahkan anggota diluar ICW atau masyarakat yang pro dengan

kita, dengan sungkannya memberikan informasi-informasi mengenai

hal tersebut. Selain itu ya.. kita juga menyimpan informasi baik

kegiatan kita dan kasus korupsi lainnya.”3

Para anggota ICW memberi respons atas pemberitaan negatif

yang ada. Melalui tahap ini ICW menyikapi segala pemberitaan negatif

dengan baik dengan melalui cara ICW sendiri dan data. Dengan

merespon pemberitaan negatif dan berbagai informasi pemberitaan

negatif yang masuk di social media ICW, merupakan sebuah

penguatan organisasi.

B. Mereduksi Pemberitaan Negatif Melalui Iklim Organisasi

Iklim Organisasi adalah sifat emosional intern organisasi yang

didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi terhadap satu

sama lain dan terhadap organisasi. Konsep tersebut dibuat atas dasar analogi

3 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret

2014, Pukul 19.00, Indonesia Corruption Watch

Page 68: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

58

antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca. Beberapa iklim kerja

dikategorikan hangat dan gembira bila orang-orang yang terlibat didalamnya

diperhatikan dan diperlakukan sesuai dengan martabatnya.4

.Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dikemukakan lima

dimensi penting dari iklim organisasi yaitu:

1. Supportivennes

Dalam bidang informasi publik mereka membantu dan

mempertanggungjawabkan laporan seluruh program dan kegiatan

informasi Publik kepada koordinator/wakil koordinator. membangun

kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan masyarakat.

Serta menjaga kredibilitas ICW dari segala pemberitaan negatif dengan

cara sebuah penguatan data dan informasi yang telah di analisis dari

berbagai investigasi-investigasi yang telah dilakukan. ICW mempunyai

beberapa progam yang mendukung kegiatan ICW dalam membasmi kasus

korupsi.

“Program kegiatan di ICW ada Riset, Kampanye dana advokasi, investigasi, kegiatan-kegiatan yang terkait dengan letigasi seperti Judicial review,eksaminasi, lalu kemudian gugatan-gugatan seperti citizen law swift, jadi secara umum begitu ada empat. Jadi riset, banyak riset yang dilakukan tiap divisi punya riset politik punya terkait riset-riset misalnya terkait dengan partai, DPR, pemilu kada atau pelayanan public riset-riset yang berkaitan dengan pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, bos, atau hukum, riset-riset terkait kehutanan, analisis anggaran riset-riset terkait dengan APBN, APBD. Investigasi ya investigasi, Lalu Kampanye, kampanye seperti apa? Kampanye melalui banyak media, media internal ICW, ICW punya banyak website antikorupsi.org , beranijujurhebat, politik uang, pantau cpns, itu juga dipakai, kampanye lewat media masa itujuga dilakukan oleh ICW lalu kemudian kerjasama dengan KPK, membuat film. Lalu Investigasi biasanya menulusuri laporan-laporan dari masyarakat ICW juga terima ratusan laporan dari masyarakat. sebenarnya satu lagi yaitu Training, terutama kelompok-kelompok masyarakat

4 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), Modul Kuliah, hal.7.5

Page 69: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

59

,jaringan, traning banyak ICW punya banyak tools mulai dari training guru kritis, citizen postcard, investigasi, training monitoring pengadaan barang dan jasa, lalu kemudian penyusunan anggaran sekolah yang parsitisipasif, cara mengkritisi dana APBN dan APBD, lalu juga training soal tekhnik pemantauan kehutanan, jadi banyak training. Lalu yang lain, Oh iya yang dilakukan lain itu analisis pengumpulan dana dari publik itu juga dilakukan oleh ICW, ya paling itu yang dilakukan oleh ICW.”

5

Supportiveness dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori, bahwa

tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan

kepada iklim supportiveness untuk sebuah penguatan organisasi.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi

Setiap anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada kejadian

yang dapat diamati dari pada evaluasi secara subjektif atau emosional.

Dengan cara mendeskripsikan pesan-pesan negatif yang ada, anggota

ICW mencoba mengamati melalui data yang ada dan mengevalusi

secara subjektif dan dibantu oleh koordinator yang fungsinya

mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas kejadian yang ada.

b. Orientasi masalah

anggota organisasi memfokuskan komunikasi mereka kepada

pemecahan kesulitan mereka secara bersama. ICW selalu memecahkan

sebuah masalah dengan cara mengkomunikasikannya secara

kekeluargaan dan bekerja sama untuk mereduksi pemberitaan negatif.

c. Empati

Anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian terhadap

anggota lainnya. Setiap divisi ICW selalu memperhatikan kinerja dan

program yang sudah di buat oleh setiap divisi masing-masing.

Pemberitaan negatif yang datang setiap hari mampu menguatkan ICW

5 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret

2014, Pukul 20.00, Indonesia Corruption Watch

Page 70: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

60

dengan cara perhatian dan pengertian dengan cara masing-masing

setiap anggota.

d. Kesamaan

Anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain sebagai teman

dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan. ICW

menjalin kekeluargaan dengan baik, dengan kegiatan dan program

yang ada di ICW setiap divisi memperlakukan anggota sebagai teman

dan keluarga. Tidak memandang dia koordinator atau program

manager.

e. Provisionalism

Anggota organisasi bersifat fleksibel dan menyesuaikan diri pada

situasi komunikasi yang berbeda. Profesionalisme kerja tentunya

sangat dibutuhkan disetiap organisasi ICW membuktikan bahwa setiap

situasi yang berbeda membuat setiap anggota mampu menyesuaikan

diri terhadap program kerjanya masing-masing.

2. Partisipasi membuat keputusan

Keputusan dan perilaku individu berupa keputusan-keputusan yang

diambil oelh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka

secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk

bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi

secara bersemangat, untuk mendukung para rekan secara dan anggota

organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, untuk

menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi

dan operasinya.6

6 Akhi. Muwafik Saleh, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Artikel ini diakses pada

tanggal 8 november 2013 dari www.muwafikcenter.blogspot.com

Page 71: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

61

Setiap divisi ICW pastinya berpartisipasi dalam membuat

keputusan. Dari setiap rapat yang rutin dilakukan di ICW tentunya para

anggota membuat keputusan sesuai dengan kapabilitas masing-masing.

Memang pada dasarnya koordinator yang mempunyai kuasa tinggi dalam

membuat keputusan. Akan tetapi setiap solusi-solusi yang ada dari tiap

divisi tentunya disaring sehingga diputuskan sesuai keputusan koordinator.

Pemberitaan negatif yang ada ICW juga harus bisa mengantisipasi dengan

cara membuat sebuah keputusan dengan cara menyaring pemberitaan

tersebut dengan sebuah penguatan data dan investigasi.

3. Kepercayaan

Setiap anggota di ICW selalu di himbau dari awal untuk bisa

percaya satu sama lain baik dari coordinator, wakil coordinator, program

manager serta seluruh jajaran staff yang ada di ICW. Selain itu menjaga

kepercayaan satu sama lain dalam menghadapi pemberitaan negatif yang

ada selalu percaya bahwa ICW akan selalu menjadi organisasi yang utuh

dan kuat dalam menghadapi pemberitaan negatif yang ada. Tidak saling

menjatuhkan sesama divisi, tetap selalu kerjasama walaupun pemberitaan

negatif itu datang setiap harinya dari pihak-pihak yang diragukan dan anti

korupsinya.

4. Keterbukaan

Pemberitaan negatif yang ada di ICW adalah salah satu wadah

untuk membangun sebuah keterbukaan satu sama lain. ICW merupakan

lembaga atau organisai yang menjalin kekeluragaan yang sangat tinggi

sehingga setiap anggota selalu terbuka dalam masalah pemberitaan negatif.

Selalu menjaga sifat keterbukaan karena dengan menjaga sifat keterbukaan

Page 72: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

62

setiap anggota tentunya tidak ragu untuk memberikan uneg-uneg nya

masing-masing. Pemberitaan negatif yang ada di ICW adalah salah satu

wadah untuk membangun sebuah keterbukaan satu sama lain.

5. Tujuan kinerja yang tinggi

ICW mempunyai tingkat kinerja yang tinggi. Tujuan kinerja ICW

ialah untuk membasmi para koruptor baik di bidang politik, air, listrik,

pendidikan. ICW mempunyai jelas mengkomunikasikan kesetiap anggota

untuk bekerjasama membantas korupsi. ICW melakukan berbagai riset,

investigasi dan publikasi.

C. Bentuk Komunikasi Organisai Dalam ICW (Indonesia Corrouption

Watch)

ICW adalah lembaga organisai yang mempunyai komitmen

memberantas korupsi. Banyak pihak-pihak yang anti pro korupsi tersudutkan

sehingga banyak yang mendeskriminasi ICW melalui pemberitaan negatif.

Korupsi telah menyebabkan kemiskinan struktural. Banyak konglomerat yang

melakukan kejahatan ekonomi bahkan badan pemerintahan. Krisis ekonomi di

Indonesia selalu menjadi permasalahan umum tidak asing bagi masyarakat

banyak yang menyalahgunakan ekonomi, banyak yang menggunakan praktek

ekonomi sebagai fasilitas pribadi dan menghiraukan kebutuhan masyarakat

dan negara yang tidak stabil. Banyak pengusaha yang mampu berkolaborasi

dengan berbagai elit politik sehingga mendapatkan akses dan kontrak-kontrak

ekonomi dengan keuntungan besar. Persaingan usaha yang harus dimenangkan

dengan praktek suap menyuap mengakibatkan biaya produksi membengkak.

Ongkos buruh ditekan serendah mungkin sebagai kompensasi biaya korupsi

yang sudah dikeluarkan pelaku ekonomi.

Page 73: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

63

Dari hasil temuan peneliti ada beberapa bentuk komunikasi

organisasi yang terjalin di ICW yaitu terdiri dari:

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal yaitu penyampaian pesan dari komunikator

kepada komunikan yang terjadi dalam suatu lingkup komunikasi

organisasi.

Berdasarkan hasil temuan peneliti komunikasi internal terdapat di

ICW yaitu ICW menstransmisikan komunikasi internalnya lewat milis.

Dengan milis ICW dapat menginformasikan berita penting berupa

pengumuman dan informasi tentang ICW.

“Milis sebenarnya di ICW ada dua yaitu milis internal dan supporter. Milis internal fungsinya untuk koordinasi dan konsolidasi didalam ICW sendiri. Milis supporter yaitu anggota supporter ICW yang terdaftar emailnya dan kita beri informasi-informasi soal kegiatan ICW akan tetapi sifat milis supporter ini bukan public discussion forum jadi hanya untuk announcement, pengiriman berita. Kinerja milis internal otomatis hanya staff saja anggotanya sedikit diskusinya hanya berjalan di media tsb. Sedangkan milis supporter yang hanya untuk announcement saja itu kita mempunyai sekitar 3000 member yang terdaftar emailnya dan ini biasanya mereka pernah mengisi formulir sebagai supporter ICW atau pernah mengirimkan donasi public dan kita pernah melakukan penggalangan donasi public itu biasanya mereka otomatis terdaftar ke milis supporter ini. Sampai saat ini anggota milis supporter 3000 yang aktif dan frekuensi emailnya mungkin sehari 1 atau 2 announcement tentang kegiatan kita.”

7

a. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara

orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya didalam organisasi.

Berdasarkan temuan peneliti dan analisis biasanya diantara per-

divisi dan badan pengurus ICW komunikasi horizontal ini akan

terjalin, seperti halnya dalam merumuskan konseptualisasi program

dan investigasi kasus korupsi kemudian di implementasikan

membentuk tim dan memilih instruktur yang berkualifikasi.

7 Wawancara pribadi dengan Christian Evert, Investigasi dan Publikasi, Jakarta, Kamis 6

Maret 2014, Pukul 19.00, Indonesia Corruption Watch

Page 74: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

64

b. Komunikasi Vertikal

Komunikasi Vertikal terdiri dari downward communication

dan upward communication.Downward communication adalah

komunikasi dari atas kebawah. Berdasarkan apa yang saya

temukan di organisasi ICW dalam bentuk komunikasinya yaitu, dari

atas ke bawah. Adapun contohnya adalah melalui penyampaian

informasi dari Koordinator dan pengurus-pengurus antar divisi agar

turun langsung ke bawah. koordinator ICW biasanya mengkoordinir

seluruh personel dibantu oleh dua orang wakil koordinator. koordinator

juga biasa menyelenggarakan dan memimpin rapat lalu

menginformasikannya melalui wakil koordinator lalu disampaikan

kepada badan pengurus antar divisi.

Upward communication adalah komunikasi dari bawah

keatas. Biasanya bentuk komunikasi organisasi di ICW dari bawah

keatas terbentuk antara pengurus-pengurus per-divisi dan koordinator.

Contohnya seperti dalam bidang informasi publik (pelaksana program)

yang bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas informasi publik.

Pelaksana program selalu mengkomunikasikan dan memberikan

layanan informasi yang dibutuhkan oleh koordinator. Menyusun dan

mempertanggungjawabkan laporan seluruh program dan kegiatan

informasi publik kepada koordinator/wakil koordinator.

c. Komunikasi Diagonal

Komunikasi Diagonal adalah komunikasi silang melintasi

fungsi dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi

dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran keatas,

Page 75: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

65

kebawah, ataupun horizontal. Berdasarkan apa yang saya temukan

di tubuh Koordinator ICW komunikasi diagonal ini terjadi ketika

diadakannya rapat.

“Di ICW jenis-jenis rapat ada banyak, ada rapat divisi

biasanya jadi sumber masalah pembagian pekerjaan dan jadwal

kegiatan. Lalu, ada rapat kasus, soal pelapor yang latar belakangnya

banyak karena sakit hati karena kalah tender dll, ini membuat

perdebatan apakah pelapor perlu diajak advokasi atau tidak. Ada juga

rapat koordinasi, sepertinya gak ada masalah karena tujuannya

meredam konflik supaya semua terbuka. Rapat management biasanya

dalam pemberian sangsi kepada anggota badan pekerja yang

bermasalah. Masalah lain soal pasal berapa yang bisa diapaki untuk

menjerat kasus korupsi yang dilaporkan. Lalu masalah lain cara

mendapatkan data2 pendukung laporan. Tapi, memang kerap dalam

beberapa rapat, tensi menjadi tinggi ketika ada yang mengevaluasi

yang lainnya”.8

Biasanya satu sama lain seperti koordinator

mengkoordinasikan, memberikan masukan dan kritikan terhadap

program atau kasus yang dirapatkan. Karena fungsi koordinator

menyelenggarakan dan mempimpin rapat badan pekerja. Koordinator

memberikan arahan dan menghimbau para anggota untuk mereduksi

pemberitaan negatif walaupun yang ditunjuk dan mempunyai

wewenang lebih adalah kepada Divisi Investigasi dan Publikasi.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara Koordinator

organisasi dengan organisasi lainnya. Komunikasi eksternal di ICW

biasanya Koordinator berperan sebagai representasi lembaga dalam

hubungan dengan pihak luar, komunikasi dengan pemerintah, pemerintah

asing, dan pihak lain dibidang anti korupsi.

8 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret

2014, Pukul 20.10, Indonesia Corruption Watch

Page 76: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

66

“Kinerja para anggota ICW sekarang masih sedang di evaluasi oleh

evaluator eksternal. Evaluator eksternal adalah orang yang disewa oleh

ICW untuk mengevaluasi kinerja seluruh staff ICW dalam menjalankan

program dan advokasi. Dari sisi Eksternal ICW banyak pendukung umum,

volunteer biasa, volunteer ahli, hampir semua ahli ikut membantu ICW,

mulai dari keuangan, audit dsb. ICW juga dekat dengan media masa jadi

banyak dukungan media juga dengan aparat seperti KPK, jadi itu

merupakan faktor-faktor pendukung kinerja di ICW.”9

9Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret

2014, Pukul 20.30, Indonesia Corruption Watch

Page 77: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

ICW lembaga yang setiap harinya mendapatkan pemberitaan negatif.

Oleh karena itu ICW mampu menangkal pemberitaan negatif melalui data-

data yang sudah diinvestigasi. Dengan data yang ada ICW mampu

memecahkan pihak yang diragukan anti korupsinya baik dalam bidang politik,

air, listrik kehutanan dan pendidikan. Pihak yang diragukan anti korupsinya

geram tak terima mereka di tuding melakukan tindak korupsi akan tetapi ICW

tak lengah dengan kecaman dan geraman dari pihak tersebut. ICW hanya

berasumsi pihak tersebut diragukan anti korupsinya bukan menuding secara

sengaja. Para anggota ICW atau badan investigasi ICW sudah dihimbau dari

awal bahwa ICW tidak boleh asal menuding atau menunjuk siapa yang

melakukan tindak korupsi tanpa data yang ada. ICW mempunyai prosedur

tersendiri dalam menangani kasus korupsi.

Dana asing menjadi salah satu contoh kasus dari ICW. ICW

diberitakan memakai dana dari pihak lembaga asing untuk kepentingan ICW

akan tetapi dana tersebut sebenarnya di donorkan kepada KPK. Dana asing

tidak mengucur langsung begitu saja kepada ICW akan tetapi diproses melalui

Bappenas lalu didonorkan ke KPK.

Pemberitaan negatif bukan menjadi hal yang asing lagi bagi ICW. Oleh

karena itu pemberitaan negatif yang datang silih berganti menjadikan ICW

sebagai organisasi atau lembaga yang tidak diragukan oleh masyarakat dan

Page 78: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

68

pemerintahan. Pemberitaan negatif juga dijadikan ICW sebagai suatu kekuatan

untuk memperkuat organisasi mereka. Melalui pemecahan kasus korupsi, ICW

yakin dengan program dan data yang sudah diinvestigasi mampu

mensejahterkan rakyat dan membersihkan para koruptor.

B. Saran

ICW mempunyai beberapa program yang berkaitan dengan kasus

korupsi. Program tersebut dijadikan suatu senjata untuk menginvestigasi para

koruptor. Komunikasi di ICW amat baik akan tetapi solidaritas tetap

ditumbuhkan. Para anggota antar divisi ikut memberikan nasihat atau

masukan. Koordinator dan wakil koordinator selalu memberikan pengarahan

yang baik. Dewan etik yang mengawasi jalannya program ICW seharusnya

bisa hadir setiap hari dan memberikan arahan dan lebih memperhatikan para

badan pekerja agar tidak ada yang molor dalam melaksankan tugasnya

masing-masing.

Page 79: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

69

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Djamaludin Ass. Komunikasi dan Bahasa Dakwah. Jakarta: Gema Insani

Press, 1996

Bungin, H. M. Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, 2006.

Cohen. Allan R. Effective Behavior in Organization. USA: The McGraw-Hill,

2001

Djatmiko, Yayat Hayati. Prilaku Organisasi. Bandung: Alfa Beta, 2005.

Effendi, Onong Uchyana.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007

Effendy, Onong Ucjhana, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT . Remaja Rosda

Effendy. Kepemimpinan dan Komunikasi. Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996

Faules,R.Wayne Pace Don f, Komunikasi Organisasi Strategi

MeningkatkanKinerja Perusahaan Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,2010.

Gunadi, YS. Himpunan Istillah Komunikasi. Jakarta:Grasindo, 1998.

Jauhari, Heri. Terampil Mengarang dari Persiapan Hingga Prestasi. Bandung:

Nuansa cendikia, 2013

Jumroni, Suhaimi.Metode-metode Peneltian Komunikasi, Ciputat:UIN Jakarta

Press, 2006

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Pareek, Udai. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 1996

Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Binacipta,

1986

Pohan,Rusdin. Metodologi penelitian pendidikan, Yogyakarta : Lanarka, 2007

Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya, 2003

Rapar, Jan Hendrik, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996

Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Raja

Grafindo persada 2006

Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Press, 2007

Page 80: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

70

Soemirat, Soleh dkk. Komunikasi Organisasional. Jakarta: Universitas Terbuka,

2000

Suprapto, Tommy. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo,

2006

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2002.

www.anneahira.com

planetxperia.blogspot.com

bimbingan.org

antikorupsi.org

Page 81: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...
Page 82: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...
Page 83: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...
Page 84: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Wawancara

Komunikasi Organisasi Pada ICW (Indonesia Corruption Watch) dalam

Mereduksi Pemberitaan Negatif

Responden : Christian Evert Tutoroong

Jabatan : IT ICW/Divisi Publikasi dan Investigasi ICW

Korespoden : Inna Usholihah

Waktu Wawancara : Kamis, 6 Maret 2014

Saya : Bagaimana Komunikasi yang terjalin di ICW?

Narasumber : Komunikasi yang dipakai di ICW yaitu milis internal, chat forum,

chat group internal karena biasanya harus ada koordinasi isu-isu yang paling

hangat perhari isu yang paling efektif di chat group. Selama ini lancar-lancar saja

biarpun berbeda divisi selalu sharing perkembangan divisi masing-masing

kesemua staff. Biarpun saya di divisi lain tapi bila saya ditanyakan tentang

program yang ditangani di divisi hukum paling tidak orang yang diluar/public

bertanya saya mengerti biarpun saya menjawab sedikit tidak secara mendalam.

Selain itu komunikasi di kantor juga lancar jadi kita diwajibkan setiap hari rabu

kumpul membicarakan kegiatan masing-masing itu apa saja lalu kedepannya

bagaimana, fungsi koordinasinya di situ. Diluar itu yang setiap hari rabu untuk

semua staff masing-masing divisi juga punya pertemuan-pertemuan sendiri

dengan programnya sendiri. Selama ini saya lihat cukup bagus dibandingkan

organisasi-organisasi lain yang forum koordinasinya kurang lancar itu bisa

menimbulkan intrik atau apapun itu, kalau di ICW saya lihat tidak ada yang

seperti itu mungkin karena sudah dibiasakan dari awal bahwa koordinasi

melibatkan semuanya.

Saya : Sejauh ini bagaimana kinerja milis di ICW?

Narasumber : Milis sebenernya di ICW ada dua yaitu milis internal dan

supporter. Milis internal fungsinya untuk koordinasi dan konsolidasi didalam ICW

sendiri. Milis supporter yaitu anggota supporter ICW yang terdaftar emailnya dan

kita beri informasi-informasi soal kegiatan ICW akan tetapi sifat milis supporter

ini bukan public discussion forum jadi hanya untuk announcement, pengiriman

berita. Kinerja milis internal otomatis hanya staff saja anggotanya sedikit

diskusinya hanya berjalan di media tsb. Sedangkan milis supporter yang hanya

untuk announcement saja itu kita mempunyai sekitar 3000 member yang terdaftar

emailnya dan ini biasanya mereka pernah mengisi formulir sebagai supporter ICW

atau pernah mengirimkan donasi public dan kita pernah melakukan penggalangan

donasi public itu biasanya mereka otomatis terdaftar ke milis supporter ini.

Sampai saat ini anggota milis supporter 3000 yang aktif dan frekuensi emailnya

mungkin sehari 1 atau 2 announcement tentang kegiatan kita.

Page 85: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Saya : Apakah selama ini milis ada hambatan?

Narasumber : Milis di ICW selama ini tidak ada hambatan karena fungsi milis

itu tadi hanya satu arah saja seperti pengumuman, berita-berita tentang kegiatan.

Milis yang forum hanya di internal anggotanya hanya sekitar 20 orang.

Saya : Apa saja yang sering dikomunikasikan antara dewan etik dan

pengurus IT?

Narasumber : Kalau kepada dewan etik memang komunikasinya tidak perhari

lebih banyak kalau misalnya ada isu isu yang lebih sensitive kita biasanya

konsultasi langsung kepada beliau. Akan tetapi sebenarnya fungsi dewan etik itu

tidak mempunyai fungsi koordinasi atau fungsi supervisi di ICW dengan badan

pengurus jadi sebenernya fungsi koordinasi ada tapi fungsi supervisi tidak ada jadi

kita biasanya konsultasi sifat komunikasinya itu dan itu tidak intens dan mereka

tidak meminta tiap apa harus ada namun biasanya sesuai kebutuhan saja.

Saya : Media apa yang paling dominan di ICW?

Narasumber : yang dominan kita memakai social media, kalau milis fungsinya

hanya untuk pengumuman akan tetapi intensitasnya tidak setinggi kita

menggunakan social media. Social media kita gunakan untuk setiap kegiatan

karena sangat efektif untuk mengangkat isu-isu yang kita bawa dalam kampanye

untuk melakukan penyadaran masyarakat kira-kira contohnya seperti itu.

Saya : Sejauh ini ada tidak pemberitaan negatif di ICW?

Narasumber : Kalau pemberitaan negatif setiap hari tentunya ada, tapi

pemberitaan negatif yang masuk disini tidak berkembang di milis karena fungsi

milis disini bukan untuk forum diskusi karena kalau kami buat milis jadi forum

diskusi frekuensi emailnya pasti terlalu banyak. Server kita nanti penuh dengan

email-email aja. Pemberitaan negatif itu muncul di media social bisa di facebook

atau yang paling banyak twitter. Karena biasanya orang yang tiba-tiba jadi

tersangka korupsi biasanya pendukung-pendukung mereka melakukan pembelaan

selain di tv kalau tidak di twitter.

Saya : Bagaimana sikap antara dewan etik kepada badan pengurus/badan

pengurus IT?

Narasumber : Kita biasa menyebut dewan etik itu “board” biasanya kita

koordinasi atau pemberitahuan. Kalau di ICW semua kegiatan eksekusi, pemilihan

program semuanya itu jadi otoritas prerogatif (hak yang berwenang) coordinator

(ade irawan) tapi itu melalui mekanisme rapat. Biasanya kita merapatkan seperti

kita ingin membuat program dan semuanya di putuskan dirapat tersebut.

Sementara “board” biasanya mereka membebaskan kita untuk membuat program

apa saja kita hanya mengundang kegiatan dan member pemberitahuan lalu ada

laporan pertanggung jawaban atau pemberitaan-pemberitaan seperti itu. Jadi

“board” disini tidak mengontrol kegiatan hari per hari dilepas saja, bila ada isu isu

hangat paling tidak coordinator di panggil supaya mereka lebih mengerti isunya,

bila di media perlu penjelasan langsung bicara langsung kepada mereka dan

mereka langsung bisa menjawab. Hubungan selama ini dengan dewan etik baik-

Page 86: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

baik saja tidak ada masalah karena “board” jarang sekali dating ke ICW mungkin

karena mempunyai kesibukan masing-masing, kita membuat strategi planning

yang dibuat 5 tahun sekali dan mereka datang memberikan masukan, dan

program-progran yang akan kita buat 5 tahun kedepan mereka selalu siap untuk

membantu dan diminta datang.

Pewawancara Narasumber

Inna Usholihah Christian Evert

Page 87: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Wawancara

Komunikasi Organisasi Pada ICW (Indonesia Corruption Watch) dalam

Mereduksi Pemberitaan Negatif

Responden : Ade irawan

Jabatan : Koordinator ICW

Korespoden : Inna Usholihah

Waktu Wawancara : Kamis, 6 Maret 2014

Saya : Selama ini selalu ada pemberitaan negatif dari ICW, bagaimana

caranya ICW menyaring atau mereduksi pemberitaan tersebut?

Narasumber : Kalau ada fitnah-fitnah yang terlalu kita tidak perlu menanggapi

biar saja menghilang sendiri dan publik pun tahu kalau itu fitnah. Biasanya bila

koruptor yang tersudut bicaranya asal dan hal yang seperti itu kita tidak perlu

menanggapi. Tapi secara umum semua staff icw dari awal pertama masuk sudah

diajarkan supaya kita tidak boleh bicara diluar di ruang publik kalau kita tidak

mempunyai data karena bila kita tidak mempunyai data kalau kita tidak

mempunyai hasil riset tidak mempunyai data yang mendukung omongan kita, kita

pasti tentunya mudah di bilang macam-macam atau hal yang negatif-negatif, akan

tetapi bila kita mempunyai data hasil risetnya sekian angka-angkanya pun

ada,biarpun mereka menjudge kita seperti apa kita bicara berdasarkan data itulah

cara yang paling efektif dari kami untuk menangkal pemberitaan negative.

Misalnya siapa yang paling korup lembaga mana yang paling korup jangan hanya

menilai dengan omong kosong belaka “oh semua juga tahu kalau DPR paling

korup” tidak bisa kita bicara seperti itu apa dasarnya kita bicara seperti itu sudah

ada penelitan atau tidak?

Saya : Adakah tahap-tahap atau langka-langkah dalam mereduksi

pemberitaan negatif di ICW?

Narasumber : ya pasti tentunya ada ya, dalam ICW setiap anggota berperan

dalam setiap pemberitaan negatif yang masuk, setiap anggota bebas memecahkan

setiap pemberitaan negatif, semua staff/antar divisi dihimbau untuk tidak

berbicara sembarangan tanpa data, setiap pemberitaan yang masuk tentunya

mempunyai unsur yang berbeda walaupun kita tahu dari pihak yang membuat

berita tersebut itu negatif dan berusaha menjatuhkan ICW melalui berita negatif.

Jadi dari langkah ini lah peran anggota dan antar divisi lainnya di ICW

mempunyai peran penting, dan kita tentunya semua anggota di ICW bertanggung

jawab atas pemberitaan negatif yang ada. Nah setelah itu kita coba seleksi nih, ya

seleksi dalam artian kita berusaha buat menentukan mana pemberitaan negatif

yang layak kita saring atau tidak, ditanggapi atau tidak, dalam artian ada

pemberitaan negatif yang tidak jelas (hanya sekedar mencaci maki biasa tidak

Page 88: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

jelas) ada pemberitaan negatif yang ada hubungannya dengan kasus yang ada.

istilahnya greget lah ingin diladeni, rata-rata kita jarang meladeninya paling tidak

ada lah beberapa pemberitaan negatif ya… yang saya bilang tadi sesuai atau ada

hubungannya dengan kasus korupsi. Kita juga menyikapinya dengan santai nanti

juga ilang sendiri. Kita mecahin kasus berdasarkan data. Ya… merespon yaa,

respon kita selama ini soal pemberitaan negatif ya.. cukup baik ya.. dalam artian

kita tetap menyikapinya dengan baik, walaupun memang ada pemberitaan negatif

yang masuk hanya sekedar menghina atau menjelek-jelekkan dan kebanyakan

terjadi di sosial media seperti twitter, facebook, kita tetap merespon dengan baik

dengan cara kita sendiri, melalui data itu tadi. Kita juga banyak simpan informasi

ya.. informasi dari berbagai pihak-pihak mengenai kasus korupsi, apalagi soal

yang negatif-negatif tentang ICW banyak, bahkan anggota diluar ICW atau

masyarakat yang pro dengan kita, dengan sungkannya memberikan informasi-

informasi mengenai hal tersebut. Selain itu ya.. kita juga mengkeep informasi baik

kegiatan kita dan kasus korupsi lainnya.

Saya : Apa contoh kasus atau pemberitaan negatif yang masuk di ICW?

Narasumber : Pemberitaan negatif yang masuk di ICW banyak, pemberitaan

negatif biasanya dibuat oleh lawan politik dan umumnya gossip dan gak ada

faktanya. Contohnya dana asing di tahun 2013 kemarin. Pokonya banyak, setiap

haripun selalu ada pemberitaan negatif tentang ICW. Kalau dana asing, kita sama

sekali tidak mendapatkan uang dari negara, karena yang kita kritik

penyalahgunaan uang negara, dan kita tidak menerima dana swasta juga dana dari

perusahaan kita tidak menerima juga karena itu sponsor bukan independen. Yang

disebut dana asing itu ialah dana-dana dari lembaga-lembaga pembangunan dunia

atau lembaga-lembaga asing seperti PBB, Uni Eropa,dari beberapa kedutaan yang

mempunyai program-program pembangunan di asia akan tetapi semua yang

disebut dana asing itu, sebelum kita bisa meminta kita bisa mengajukan suatu

program kepada lembaga tersebut lalu apakah mereka tertarik untuk membiayai

program ini dan biasanya beberapa ada yang tertarik. Sebelum mereka masuk ke

indonesia biasanya mereka di atur di Bappenas jadi semua itu sudah di setujui di

pemerintah dan sudah terdaftar barulah mereka bisa masuk ke lsm lsm, karena lsm

tidak mungkin meminta ke swasta dan tidak mungkin meminta ke pemerintah

karena haram. Pemberitaan negatif selain dana asing, terkadang kita dipakai untuk

menyerang salah satu lawan politik mereka, bila kita berbicara dan menyudutkan

salah satu partai lalu partai itu bilang mereka pro dengan partai X. lalu ada juga

ICW dituding buat kampanye negatif tentang SBY itu di tahun 2005, ICW merilis

36 nama caleg yang diragukan anti korupsinya.

Saya : Sejauh ini adakah pihak yang mendiskriminasi terhadap ICW?

Narasumber : Pihak-pihak yang tidak menyukai ICW banyak, biasanya terkait

orang-orang yang di duga sebagai koruptor, kita pernah terbitkan 36 nama daftar

calon legislatif yang diragukan komitmen anti korupsinya. Semua marah-marah

36 orang itu, beberapa diantaranya melaporkan teman-teman kita kepolda dituntut.

Salah satunya teman kita yakni peneliti ICW Donald Fariz yang dilaporkan dalam

Page 89: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

pencemaran nama baik. Tapi itu sudah menjadi hal biasa di ICW sejak dulu sudah

ganti-gantian teman kita yang dilaporkan ke polisi. Kebanyak dianggap

pencemaran nama baik. Selain itu membuat isu.

Saya : Bagaimana cara mendapatkan data-data mengenai laporan-

laporan kasus korupsi?

Narasumber : Dengan cara metoda investigasi, ICW mempunyai tim investigasi,

apakah mau menyamar, curi data dan lain sebagainya.

Saya : Sejauh ini apakah ada masalah internal antar divisi?

Narasumber : Sejauh ini tidak ada, kami baik-baik saja. Paling permasalahan

internal antar divisi muncul dalam rapat. Di ICW jenis-jenis rapat ada banyak, ada

rapat divisi biasanya jadi sumber masalah pembagian pekerjaan dan jadwal

kegiatan. Lalu, ada rapat kasus, soal pelapor yang latar belakangnya banyak

karena sakit hati karena kalah tender dll, ini membuat perdebatan apakah pelapor

perlu diajak advokasi atau tidak. Ada juga rapat koordinasi, sepertinya gak ada

masalah karena tujuannya meredam konflik supaya semua terbuka. Rapat

management biasanya dalam pemberian sangsi kepada anggota badan pekerja

yang bermasalah. Masalah lain soal pasal berapa yang bisa diapaki untuk menjerat

kasus korupsi yang dilaporkan. Lalu masalah lain cara mendapatkan data2

pendukung laporan. Tapi, memang kerap dalam beberapa rapat, tensi menjadi

tinggi ketika ada yang mengevaluasi yang lainnya. Dan paling waktu rapat yang

kadang suka molor.

Saya : Bagaimana komunikasi yang terjalin antar divisi dan anggota

lainnya? Apa ada masalah?

Narasumber : Biasanya lancar, di ICW komunikasi aman-aman saja. Kalau ada

masalah langsung dibicarakan langsung terutama menyangkut personal.

Perdebatan biasanya muncul menyangkut strategi.

Saya : Bagaimana dengan dewan etik? Apakah dewan etik selalu

mengikuti rules yang ada atau berbeda juga?

Narasumber : Dewan etik itu mengawasi anak-anak ICW seperti tidak

melanggar etik. Sejauh ini belum ada yang kena hukuman dari dewan etik karena

memang belum ada yang melanggar dewan etik.

Saya : Sejauh ini bagaimana kinerja para anggota ICW?

Narasumber : Cukup bagus, sekarang masih sedang di evaluasi oleh evaluator

eksternal.

Saya : Apa itu evaluator eksternal?

Narasumber : Orang yang disewa oleh ICW untuk mengevaluasi kinerja seluruh

staff ICW dalam menjalankan program dan advokasi.

Page 90: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Saya : Apa saja program kegiatan di ICW

Narasumber : Program kegiatan di ICW ada Riset, Kampanye dana advokasi,

investigasi, kegiatan-kegiatan yang terkait dengan letigasi seperti Judicial

review,eksaminasi, lalu kemudian gugatan-gugatan seperti citizen law swift, jadi

secara umum begitu ada empat. Jadi riset, banyak riset yang dilakukan tiap divisi

punya riset politik punya terkait riset-riset misalnya terkait dengan partai, DPR,

pemilu kada atau pelayanan public riset-riset yang berkaitan dengan pelayanan

publik, pendidikan, kesehatan, bos, atau hukum, riset-riset terkait kehutanan,

analisis anggaran riset-riset terkait dengan APBN, APBD. Investigasi ya

investigasi, Lalu Kampanye, kampanye seperti apa? Kampanye melalui banyak

media, media internal ICW, ICW punya banyak website antikorupsi.org ,

beranijujurhebat, politik uang, pantau cpns, itu juga dipakai, kampanye lewat

media masa itujuga dilakukan oleh ICW lalu kemudian kerjasama dengan KPK,

membuat film. Lalu Investigasi biasanya menulusuri laporan-laporan dari

masyarakat ICW juga terima ratusan laporan dari masyarakat. sebenarnya satu

lagi yaitu Training, terutama kelompok-kelompok masyarakat ,jaringan, traning

banyak ICW punya banyak tools mulai dari training guru kritis, citizen postcard,

investigasi, training monitoring pengadaan barang dan jasa, lalu kemudian

penyusunan anggaran sekolah yang parsitisipasif, cara mengkritisi dana APBN

dan APBD, lalu juga training soal tekhnik pemantauan kehutanan, jadi banyak

training. Lalu yang lain, Oh iya yang dilakukan lain itu analisis pengumpulan

dana dari publik itu juga dilakukan oleh ICW, ya paling itu yang dilakukan oleh

ICW.

Pewawancara Narasumber

Inna Usholihah Ade Irawan

Page 91: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Foto Bersama Koordinator ICW

Ade Irawan setelah wawancara

Page 92: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Sesi wawancara bersama badan pengurus

divisi Investigasi dan publikasi ICW

Page 93: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Kantor ICW di Kalibata – Jakarta Selatan

Page 94: KOMUNIKASI ORGANISASI INDONESIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26865/1/INNA... · membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan ...

Foto ICW penggalangan dana dan

dukungan ICW di Mall